• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Pertambangan - Analisis Dampak Keberadaan PT. Agincourt Resources Terhadap Tingkat Kesejahteraan Masyarakat Batang Toru Kabupaten Tapanuli Selatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Pertambangan - Analisis Dampak Keberadaan PT. Agincourt Resources Terhadap Tingkat Kesejahteraan Masyarakat Batang Toru Kabupaten Tapanuli Selatan"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Pertambangan

Pertambangan adalah suatu industri dimana bahan galian mineral diproses dan dipisahkan dari material pengikut yang tidak diperlukan. Dalam industri mineral, proses untuk mendapatkan mineral-mineral yang ekonomis biasanya menggunakan metode ekstraksi, yaitu proses pemisahan mineral-mineral dari batuan terhadap mineral pengikut yang tidak diperlukan. Mineral-mineral yang tidak diperlukan akan menjadi limbah industri pertambangan dan mempunyai kontribusi yang cukup signifikan pada pencemaran dan degradasi lingkungan. Industri pertambangan sebagai industri hulu yang menghasilkan sumberdaya mineral dan merupakan sumber bahan baku bagi industri hilir yang diperlukan oleh umat manusia diseluruh dunia (Noor dalam Sulto 2011). Sementara sumber daya mineral itu sendiri dapat diartikan sebagai sumberdaya yang diperoleh dari hasil ekstraksi batuan-batuan yang ada di bumi.

(2)

2.1.1 Tahapan Penambangan

Salim (dalam Sulto 2011) menyatakan bahwa dalam usaha pertambangan ada beberapa tahap yang harus dilaluli terlebih dahaulu sebelum menuai hasil ekonomis dari kegiatan penambangan yaitu;

1. Penyelidikan umum merupakan usaha untuk menyelidiki secara geologi umum atau fisika, di daratan perairan dan dari udara, segala sesuatu dengan maksud untuk membuat peta geologi umum atau untuk menetapkan tanda-tanda adanya bahan galian pada umumnya.

2. Usaha eksplorasi adalah segala penyelidikan geologi pertambangan untuk menetapkan lebih teliti/seksama adanya sifat letakan bahan galian.

3. Usaha eksploitasi adalah usaha pertambangan dengan maksud untuk menghasilkan bahan galian dan memanfaatkannya.

4. Usaha pengolahan dan pemurnian adalah pengerjaan untuk mempertinggi mutu bahan galian serta untuk memanfaatkan dan memperoleh unsur-unsur yang terdapat pada bahan galian.

5. Usaha pengangkutan adalah segala usaha pemindahan bahan galian dan hasil pengolahan serta pemurnian bahan galian dari daerah eksplorasi atau tempat pengolahan/pemurnian.

(3)

2.1.2. Penggolongan Hasil Tambang

Dalam penggolongan hasil tambang, Ngadiran dalam Sulto (2011) menjelaskan bahwa izin usaha pertambangan meliputi izin untuk memanfaatkan bahan galian tambang yang bersifat ekstraktif seperti bahan galian tambang golongan A, golongan B, maupun golongan C. Ada banyak jenis sumberdaya alam bahan tambang yang terdapat di bumi indonesia. Dari sekian jenis bahan tambang yang ada itu di bagi menjadi tiga golongan, yaitu:

1. Bahan galian strategis golongan A, terdiri atas: minyak bumi, aspal, antrasit, batu bara, batu bara muda, batu bara tua, bitumen, bitumen cair, bitumen padat, gas alam, lilin bumi, radium, thorium, uranium, dan bahanbahan galian radio aktif lainnya (antara lain kobalt, nikel dan timah);

2. Bahan galian vital golongan B, terdiri atas: air raksa, antimon, aklor, arsin, bauksit, besi, bismut, cerium, emas, intan, khrom, mangan, perak, plastik, rhutenium, seng, tembaga, timbal, titan/titanium, vanadium, wolfram, dan bahan-bahan logam langka lainnya (antara lain barit, belerang, berrilium, fluorspar, brom, koundum, kriolit, kreolin, kristal, kwarsa, yodium, dan zirkom); dan

(4)

Berdasarkan jenis pengelolaannya, kegiatan penambangan terdiri atas dua macam yaitu kegiatan penambangan yang dilakukan oleh badan usaha yang ditunjuk secara langsung oleh negara melalui Kuasa Pertambangan (KP) maupun Kontrak Karya (KK), dan penambangan yang dilakukan oleh rakyat secara manual. Kegiatan penambangan oleh badan usaha biasanya dilakukan dengan menggunakan teknologi yang lebih canggih sehingga hasil yang diharapkan lebih banyak dengan alokasi waktu yang lebih efisien, sedangkan penambangan rakyat merupakan aktivitas penambangan dengan menggunakan alat-alat sederhana. Emas sebagai salah satu sumberdaya yang tidak dapat diperbaharui (non renewable resources) seperti mineral disebut juga sumberdaya terhabiskan

(depletable) adalah sumberdaya alam yang tidak memiliki kemampuan regenerasi secara biologis maka suatu saat akan habis.

(5)

Jadi sebagai pengambil kebijakan peran negara sangat menentukan terhadap eksploitasi sumberdaya mineral yang tidak semata-mata berorientasi ekonomi (economic oriented) tetapi juga harus mempertimbangkan secara cermat dampak lingkungan, social, kesiapan kelembagaan baik pemerintah maupun masyarakat.

2.3 Keberadaan Pertambangan (Eksistensi Pertambangan)

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Purwo Darminto (2002: 357) eksistensi adalah keberadaan, kehadiran yang mengandung unsur bertahan. Abidin (2007) sebagai mana yang dikutip yusuf (2011) mengemukakan bahwa eksistensi adalah proses yang dinamis, suatu menjadi atau mengada, ini sesuai dengan asal kata eksistensi itu sendiri, yakni existere yang artinya keluar dari, melampaui atau mengatasi. Jadi eksistensi tidak bersifat kaku dan terhenti, melainkan lentur atau kenyal dan mengalami perkembangan atau sebaliknya kemunduran, tergantung pada kemampuan dalam mengaktualisasikan potensipotensinya. Lebih jelas Graham dalam yusuf (2011) mengemukakan bahwa eksistensi merupakan istilah yang diturunkan dari kosakata latin existere yang berarti lebih menonjol daripada (stand out), muncul, atau menjadi. Eksistensi dengan demikian berarti

(6)

Di Indonesia tambang emas sangat banyak yakni Jawa, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi dan Irian Jaya. Tetapi sebagian besar tambang yang ada di Indonesia diolah perusahaan luar asing, hal ini tentu tidak terlepas dari pengetahuan masyarakat yang rendah mengenai cara-cara pengolahan bahan-bahan galian yang ada, khususnya emas. Keberadaan suatu pertambangan bisa berdampak negatif dan positif, yaitu;

a. Segi Negatif dari Dampak Keberadaan Tambang Emas

Dengan adanya tambang khususnya tambang emas dapat menimbulkan sering menimbulkan beberapa masalah. Salah satu dampak yang sangat serius yakni terkait masalah lingkungan. Tambang emas baik yang dikelola oleh pemerintah dan perusahaan asing mapun yang yang ditambang secara liar oleh masyarakat selalu menggunakan bahan-bahan kimia berbahaya. Bahan yang digunakan selain menggangu dan merusak ekosistem dapat pula menggangu kesehatan manusia sendiri.

Salah satu bahan yang digunakan adalah raksa. Raksa yang digunakan pada saat pengolan bijih emas dapat terlepas ke lingkungan sekitar. Untuk perusahaan pengolahan bijih emas hal ini tidak begitu dikawatirkan jika ada pengawasan dari pihak Pemerintah, yang perlu dikawatirkan tambang-tambang emas yang dilakukan secara liar oleh masyarakat.

(7)

sehingga ikut terbawa arus. Raksa yang terbawa arus sukar terurai sehingga dapat membentuk senyawaan baru. Senyawa yang terbentuk dari raksa baik berupa senyawa organik maupun anorganik yang dapat diserap oleh mikroorganisme-mikroorganisme yang ada di dalam air. Senyawaan raksa yang diserap oleh mikroorganisme ini tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme sehingga dalam tubuhnya tetap sebagai senyawaan raksa. Akibatnya senyawaan ini dapat masuk ke dalam rantai makanan, jika mikroorganisme ini dimakan oleh ikan maka senyawaan ini akan masuk pula ke dalam tubuhnya. Masuknya senyawaan ini akhirnya akan masuk kemudian mengendap di dalam tubuh, jika manusia mengkonsumsi ikan yang telah dikontaminasi oleh senyawaan raksa ini.

Untuk perusahaan-perusahaan bijih emas baik yang dikelola oleh perusahaan dalam negeri maupun luar negeri limbah yang dihasilkan terkadang sangat berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan. Hal ini disebabkan, limbah yang hasilkan baik dari pengolahan bijih maupun dari pemurnian bijih emas langsung dibuang ke saluran pembuangan tanpa diolah terlebih dahulu. Limbah ini sangat berbahaya, karena selain raksa masih mengandung logam-logam lain yang bersifat toksit. Misalnya tembaga, arsen dan kobalt dan limbah-limbah ini memiliki pH yang sangat asam sehingga dapat pula mengganggu kehidupan biota air.

(8)

dilakukan secara liar anak-anak lebih memilih untuk menambang emas daripada harus melangkah ke sekolah.

b. Segi Positif dari Dampak Keberadaan Tambang Emas

Selain segi negatif keberadaan tambang terdapat pula sisi positifnya yakni dapat menciptakan lapangan kerja dan dapat menambah devisa Negara. Dengan adanya tambang emas maka dipelukan pekerja dalam jumlah banyak, hal ini tentu sangat membantu masyarakat sekitar untuk menambah penghasilan. Hal ini tentu berlaku juga untuk penambangan emas yang dilakukan secara liar. Selain dapat memberikan lapangan keja dapat pula menambah devisa negara. Karena dengan adanya tambang maka pajak yang diberikanpun makin besar.

2.4 Kesejahteraan Masyarakat

Kesejahteraan kalau diartikan secara harfiah mengandung makna yang luas dan mencakup berbagai segi pandangan atau ukuran-ukuran tertentu tentang suatu hal yang menjadi ciri utama dari pengertian tersebut. Kesejahteraan bermula dari kata sejahtera, berawalan kata -ke dan berakhiran kata -an. Sejahtera berarti aman sentosa, makmur, atau selamat, artinya terlepas dari segala macam gangguan dan kesukaran. Pengertian kata ‘sosial’ mungkin dilandasi oleh kenyataan bahwa kesemuanya bersangkutan dengan orang dalam masyarakat yang menekankan bahwa orang adalah makhluk sosial dan ekonomi atau lainnya.

(9)

keseluruhan. Dapat juga mencakup upaya dan kegiatan-kegiatan secara langsung ditujukan untuk pencegahan masalah-masalah sosial, misalnya: masalah kemiskinan dan pengembangan sumber-sumber manusia. Sekarang ini kesejahteraan sosial lebih ditujukan guna mencapai produktivitas yang maksimum, setiap masyarakat perlu pengembangan cara-cara meningkatkan kemampuan, melindungi masyarakat dari gangguan dan masalah yang dapat mengurangi kemampuan yang telah dimiliki. Melihat konsepsi kesejahteraan sosial, ternyata masalah-masalah sosial mengganggu perkembangan masyarakat, sehingga diperlukan sistem pelayanan sosial yang lebih teratur. Dalam hal ini berarti bahwa tanggung jawab pemerintah semakin perlu ditingkatkan bagi kesejahteraan warga masyarakatnya.

Sudah sejak semula cita-cita Bangsa Indonesia adalah mencapai masyarakat yang adil dan makmur, baik materil maupun spiritual, dengan menjunjung tinggi martabat dan hak-hak asasi serta kewajiban manusia sesuai dengan Pancasila.Pusat segala kegiatan pembangunan adalah manusia dan segala segi kehidupan manusia sebagai perorangan maupun manusia sebagai insane sosial, perlu dikembangkankan seluas-luasnya.

(10)

Apabila ingin dibina masyarakat atas dasar kemanusiaan yang adil dan beradab dan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat, sebagaimana dalam pembukaan Undang-undang Dasar 1945, maka jelaslah bahwa perlu dibangun suatu strategi pembangunan dengan pengembangan kesejahteraan sosial.

2.4.1 Pengembangan Lingkungan Hidup

Pembangunan adalah proses jangka panjang. Beberapa repelita diperlukan untuk mencapai perombakan struktur ekonomi dan struktur sosial ini. Dalam mengusahakan pembangunan dan perombakan ini ikut terganggu keseimbangan lingkungan hidup sosial dan lingkungan hiduo alam.

Proses pembangunan menimbulkan gerak mobilitas sehingga kelompok msyarakat satu berhubungan, bahkan kadang-kadang bisa bertabrakan dengan kelompok masyarakat lain, sehingga berlangsung bertabrakan pula antara nilai-nilai sosial satu dengan yang lain. Keadaan seperti ini menimbulkan ketidakseimbangan (disequilibrium) dalam system nilai sosial. Dan ini pada dirinya mengganggu kemampuan perorangan untuk melangsungkan hidupnya ditengah-tengah masyarakat.

(11)

Baik pembangunan dengan lompatan besar maupun pembangunan proyek besar sama-sama mempengaruhi lingkungan hidup sosial. Ketidakseimbangan yang dapat di sini bisa menimbulkan pengaruh sosial berupa timbulnya kelompok masyarakat yang terganggu dalam kemampuannya untuk melangsungkan hidup ditengah masyarakat yang berubah cepat itu. Gejala kegoncangan lingkungan hidup sosial dapat tumbuh pada masyrarakat yang menerima atau yang mengalami pembangunan proyek besara yang mampu menimbulkan kejutan sosial yang besar pula.

Apabila proses pembangunan tanpa lompatan proyek besar tidak dapat dihindari maka jelaslah bahwa pembangunan proyek ini harus direncanakan secara terpadu mencakupi segi fisik dan segi sosial. Dan berbagai langkah menampun akibat kejutan atau ikhtiar memperlunak pengaruh kejutan sosial yang ditimbulkan proyek besar kepada lingkungan hidup sosial perlu direncanakan.

Lingkaran antara alam, sumber hayati dan manusia yang terdapat dalam ekosistem itu akan terganggu dengan segala akibat buruknya. Apabila sebelumnya alam memiliki sumber nabati, sumber hewani, hayati, air, lahan dan lain-lain unsure alam beraneka ragam, maka keseimbangan ekologi yang ada adalah stabil dan sinabung.

(12)

didaerah, maka putuslah keseimbangan lingkungan hidup dan dalam waktu tidak lama akan berlangsung proses pemiskinan lingkungan dan akhirnya pemusnahan lingkunan alam.

Unsur alam yang tadinya beragam berangsur-angsur menjurus kearah unsure alam tunggal dengan hanya satu dua tanaman sepanjang tahun dan keseimbangan lingkungan hidup alam yang labil. Untuk menghadapi ini diperlukan pendekatan terpadu dalam perencanaan pembangunan yang mencakupi segi perencanaan fisik dan segi perencanaan sosial untuk menampung akibat dari kejutan sosial dan ikhtiar memperlunak pengaruh sosial yang ditimbulkan proyek atau pembangunan itu. Tetapi pegaruh pembangunan tidak berhenti pada tumbuhnya ketidakseimbangan dalam lingkungan hidup sosial, tak kurang pentingnnya adalah pengaruh pembangunan pada pengelolaan sumber alam sehingga terbuka kemungkinan bagi terganggunya keseimbangan dalam lingkungan hidup alam.

(13)

Alam sumber hayati dan manusia sesungguhnya hidup dalam hubungan saling kait mengkait dalam suatu ekosistem yang terpadu. Dalam mengelolah sumber alam bagi pembangunan perlu dijaga bahwa mutu dan kelestarian sumber alam dan lingkungan alam dapat dipertahankan. Sehingga sumber alam yang dapat dipulihkan kembali (renewable resources) akan secara terus menerus ikut berkembang untuk dimanfaatkan bagi pembangunan. Untuk memantapka kembali lingkungan hidup ala mini dibutuhkan injeksi investasi beruba pupuk alam, rabuk, tanaman beragam sehingga mematahkan sifat tunggal tadi.

Berdasarkan pengalaman di bidang lingkungan hidup ini maka pola pembangunan jangka panjang harus mengindahkan keseimbangan lingkungan hidup sosial dan lingkungan hidup alam, untuk memungkinkan pengolahan sumber alam secara sinambung.

2.4.2 Pengembangan Kesejahteraan Sosial

(14)

Kepada diri manusia ini harus dibangkitkan kesadaran bahwa kepadanya diberi kesempatan yang adil dan serupa untuk mengolah sumber alam memperoleh hidup yang bermartabat, kebutuhan fisik pokoknya dapat dipenuhi, kebutuhan sosial pokoknya dapat dikembangkan dan dirinya menjadi unsur penting dalam pengembangan lingkungan hidup yang berimbang.

Ini bisa dicapai apabila mereka disertakan dalam program yang membuka kesempatan kerja dan sekaligus mengembangkan lingkungan hidup. Pada dasarnya diperlukan kelompok penduduk yang relatif mampu untuk dibina sebagai pendukung dari pengembangan kesejahteraan sosial agar kelompok masyarakat yang terganggu kemampuannya dapat hidup wajar ditengah-tengah masyarakat, melalui penyelenggaraan pembangunan yang sekaligus juga mengembangkan lingkungan hidup sebagai langkah usaha jangka panjang dalam membina masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan kemanusiaan yang adil, beradab, dan berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat.

2.5 Masyarakat Sekitar Pengelolaan Sumberdaya Alam

(15)

Didalam suatu kehidupan bermasyarakat terdapat berbagai macam aspek yang dapat mempengaruhi pola kehidupan sehingga membentuk kondisi social yang berbeda dari desa satu dan desa yang lainnya. Untuk memahami memahami mengenai kondisi sosial, terlebih dahulu kita harus tahu apa pengertian sosial itu sendiri, dimulai dari pengertian sosial dalam ilmu sosial menunjuk pada objeknya yaitu masyarakat.

Sedangkan pada departemen sosial menunjukkan pada kegiatan yang ditunjukkan untuk mengatasi persoalan yang dihadapi oleh masyarakat dalam bidang kesejahteraan yang ruang lingkup pekerjaan dan kesejahteraan sosial. Selain itu untuk dapat mengetahui atau memahami tentang kondisi social yang tidak dapat dipisahkan dengan masalah- masalah social, pertama kita harus mengetahui keadaan dari msalah social dalam berinteraksi.

Berdasarkan pendapat menurut soekanto (1982), interaksi sosial dikategorikan ke dalam dua bentuk, yaitu asosiatif dan disosiatif dimana Interaksi asosiatif, akan diuraikan sebagaiberikut:

1. Interaksi sosial yang bersifat asosiatif, merupakan bentuk interaksi social yang menguatkan ikatan sosial, jadi bersifat mendekatkan atau positif yang mengarah kepada bentuk-bentuk asosiasi (hubungan atau gabungan) seperti :

(16)

b. Akomodasi adalah suatu proses penyesuaian sosial dalam interaksi antara pribadi dan kelompok-kelompok manusia untuk meredakan pertentangan.

c. Asimilasi adalah proses sosial yang timbul bila ada kelompok masyarakat dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda, saling bergaul secara intensif dalam jangka waktu lama, sehingga lambat laun kebudayaan asli mereka akan berubah sifat dan wujudnya membentuk kebudayaan baru sebagai kebudayaan campuran.

d. Akulturasi adalah proses sosial yang timbul, apabila suatu kelompok masyarakat manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur- unsur dari suatu kebudayaan asing sedemikian rupa sehingga lambat laun unsur- unsur kebudayaan asing itu diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri, tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian dari kebudayaan itu sendiri.

2. Interaksi sosial yang bersifat disosiatif, merupakan bentuk interaksi yang

merusak ikatan sosial, bersifat menjauhkan atau negatif dan yang mengarah

kepada bentuk - bentuk pertentangan atau konflik,seperti :

a. Persaingan adalah suatu perjuangan yang dilakukan perorangan atau kelompok social tertentu, agar memperoleh kemenangan atau hasil secara kompetitif, tanpa menimbulkan ancaman atau benturan fisik dipihak lawannya.

(17)

lain sikap tidak senang, baik secara tersembunyi maupun secara terang-terangan yang ditujukan terhadap perorangan atau kelompok atau terhadap unsur - unsur kebudayaan golongan tertentu. Sikap tersebut dapat berubah menjadi kebencian akan tetapi tidak sampai menjadi pertentangan atau konflik.

c. Konflik adalah proses sosial antar perorangan atau kelompok masyarakat tertentu, akibat adanya perbedaan paham dan kepentingan yang sangat mendasar, sehingga menimbulkan adanya semacam gap atau jurang pemisah yang mengganjal interaksi sosial di antara mereka yang bertikai tersebut.

2.6. Penelitian Terdahulu

(18)

terlibat secara aktif (diskusi, kampanye dan aksi), sebagian pula menolak (resistensi) namun dalam posisi passif dengan diam (menolak berkomentar karena takut) dan selebihnya (aparat Desa dan keluarga dekatnya) yang mendukung

(persistensi) perencanaan pertambangan emas di Desa Bonto Katute.

Soleman (2010) melakukan penelitian dengan judul: Analisis Dampak PIR Kelapa Sawit Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Sekitar di Kabupaten Manokwari. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode acak sederhana (simple random sampling).

Data yang diambil dikumpulkam dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan sekunder. Penelitian ini menggunakan analisis tabulasi dan deskriptif untuk mengetahui dampak proyek perkebunan kelapa sawit, PTPN II Prafi terhadap tingkat kesejahteraan petani PIR suku Arfak di Distrik Prafi Kabupaten Manokwari. Penelitian ini ditentukan jumlah sampel sebanyak 55 rumahtangga petani. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Proyek PIR Kelapa Sawit di Distrik Prafi setelah 25 tahun beroperasi masih memiliki dampak langsung dan positif terhadap penambahan pendapatan tunai petani peserta plasma asal suku Arfak dari lahan kelapa sawit, walaupun pendapatan yang diperoleh saat ini relatif kecil. Selain itu proyek PIR kelapa sawit saat ini memiliki dampak langsung dan negatif terhadap semakin berkurang dan terbatasnya lahan usaha tani untuk berkebun dan perladangan berpindah.

(19)

dengan metode deskriptif, pada tingkat persepsi menggunakan skala likert dan untuk melihat hubungan sosio-ekonomi terhadap persepsi masyarakat setempat tentang pembukaan pertambangan emas di Kawasan Hutan Batang Toru dengan menggunakan korelasi Spearman Rank. Jumlah sampel sebanyak 80 KK. Pengumpulan data dengan menggunakan kuisioner, wawancara, observasi dan studi literatur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat Desa Aek Pining dan Desa Napa belum memiliki pengetahuan yang cukup baik tentang pertambangan dan hutan.

Masyarakat juga memandang positif keberadaan pertambangan di Kecamatan Batang Toru karena mampu meningkatkan pendapatan masyarakat, mengurangi pengangguran meskipun hal tersebut baru dirasakan sebagian masyarakat.

2.7 Kerangka Konseptual

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

PT. Agincourt Resources 

 Pendapatan Masyarakat

 Penyerapan Tenaga

 Kemiskinan

 Pendidikan

(20)

2.8Hipotesis

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Referensi

Dokumen terkait

Salah satu SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) yang ada di Wonogiri adalah SMK Sudirman 1 Wonogiri yang membutuhkan aplikasi pendaftaran dan pemilihan pengurus OSIS

In short, based on the result of the research it can be concluded that, teaching writing by using guided writing strategy gives significant effect toward students‟

Government Regulation Number 43 of 2015 concerning Reporting Party in the Prevention and Eradication of Money Laundering has been enacted to implement the Article 17 of

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh lokasi dan pengetahuan tentang produk terhadap keberhasilan pada usaha mobil kuota seluler di sepanjang jalan

Di waktu- waktu tertentu, malah diperlukan izin masuk atau keluar dari pecinan (Passenstelsel) semisal di pecinan Batavia. Faktor sosial berupa keinginan sendiri

perbuatan yang dilakukan oleh HP perihal penyimpanan bahan bakar minyak jenis pertamax, dapat dikenakan pertanggungjawaban pidana berdasarkan Pasal 53 huruf c Undang-Undang Nomor

Fuzzy performance of alternatives for sandy loam soil using weights and balancing factors as shown in Table

dengan jenis kelamin jantan, umur 2 bulan sebanyak 25 ekor dibagi secara acak dalam lima kelompok. Masing-masing kelompok terdiri atas 5 ekor dan dikandangkan secara individu.