Tahap-tahap pengembangan kurikulum
2.1 Tahapan Pengembangan Kurikulum
A. Menurut Hamalik
Menurut Hamalik, tahapan pengembangan kurikulum dibagi menjadi 7 tahapan yaitu:
(1) Studi kelayakan dan kebutuhan, (2) penyusunan konsep awal perencanaan kurikulum, (3)
pengembangan rencana untuk melaksanakan kurikulum, (4) pelaksanaaan uji coba kurikulum
di lapangan, (5) pelaksaan kurikulum, (6) pelaksaan penilaian dan pemantauan kurikulum, (7)
pelaksanaan perbaikan dan penyesuaian.1[1]
Dari ketujuh tahapan ini ada beberapa tahapan yang memiliki kelemahan yaitu:
tahap keempat pelakasaan uji coba kurikulum dilapangan
Pelaksanaan uji cobanya tidak merata pada seluruh sekolah yang lokasinya sulit
dijangkau, memerlukan biaya yang sangat banyak,dan juga keterbatasan tenaga kerja dan
keterbatasan fasilitas.
Tahap kelima pelaksanaan kurikulum
Dalam pelaksanaannya kadangkala tidak sesuai antara teori dan praktek dilapangan.
Contoh: dalam pelaksanaan RPP dimungkinkan dalam penyampaian materi atau pelaksanaan
pembelajaran tidak sesuai dengan RPP yang telah dirancang, hal ini bisa disebabkan karena
faktor waktu, guru, siswa, maupun lingkungan, dan kebanyakan guru membuat RPP itu hanya
sekedar formalitas (untuk melunasi kewajibannya sebagai guru yang akan diserahkan kepada
kepala sekolah untuk mendapatkan tunjangan.
Tahap ketujuh pelaksanaan perbaikan dan penyesuaian
Kebanyakan pengembang kurikulum setelah mengevaluasi kurikulum tidak merevisi
kurikulum tersebut melainkan membuat kurikulum yang baru, hal inilah yang membuat
kurikulum itu tidak semakin baik melainkan menimbulkan permasalahan baru.
B. Menurut Harie
Dalam sebuah blog yang ditulis oleh Harie, mengemukakan tahapan pengembangan
kurikulum dibagi menjadi 4 tahapan yaitu: (1) merumuskan tujuan pembelajaran
(instructional objective), (2) menyeleksi pengalaman-pengalaman belajar (selection of
learning experiences), (3) mengorganisasi pengalaman-pegalaman belajar (organization of
learning experiences), dan (4) mengevaluasi (evaluating).2[2]
1. Merumuskan tujuan pembelajaran (instructional objective)
Terdapat tiga tahap dalam merumuskan tujuan pembelajaran. Tahap yang pertama
yang harus diperhatikan dalam merumuskan tujuan adalah memahami tiga sumber, yaitu
siswa (source of student), masyarakat (source of society), dan konten (source of content).
Tahap kedua adalah merumuskan tentative general objective atau standar kompetensi (SK)
dengan memperhatikan landasan sosiologi (sociology), kemudian di-screen melalui dua
landasan lain dalam pengembangan kurikulum yaitu landasan filsofi pendidikan (philosophy
of learning) dan psikologi belajar (psychology of learning), dan tahap terakhir adalah
merumuskan precise education atau kompetensi dasar (KD).
2. Merumuskan dan Menyeleksi Pengalaman-Pengalaman Belajar (selection of learning
experiences)
Dalam merumuskan dan menyeleksi pengalaman-pengalaman belajar dalam
pengembangan kurikulum harus memahami definisi pengalaman belajar dan landasan
psikologi belajar (psychology of learning). Pengalaman belajar merupakan bentuk interaksi
yang dialami atau dilakukan oleh siswa yang dirancang oleh guru untuk memperoleh
pengetahuan dan ketrampilan. Pengalaman belajar yang harus dialami siswa sebagai learning
activity menggambarkan interaksi siswa dengan objek belajar. Belajar berlangsung melalui
perilaku aktif siswa; apa yang ia kerjakan adalah apa yang ia pelajari, bukan apa yang
dilakukan oleh guru. Dalam merancang dan menyeleksi pengalaman-pengalaman belajar juga
memperhatikan psikologi belajar.
3. Mengorganisasi Pengalaman Pengalaman Belajar (organization of learning experiences)
Pengorganisasi atau disain kurikulum diperlukan untuk memudahkan anak didik untuk
belajar. Dalam pengorganisasian kurikulum tidak lepas dari beberapa hal penting yang
mendukung, yakni: tentang teori, konsep, pandangan tentang pendidikan, perkembangan anak
didik, dan kebutuhan masyarakat. Pengorganisasian kurikulum bertalian erat dengan tujuan
pendidikan yang ingin dicapai. Oleh karena itu kurikulum menentukan apa yang akan
dipelajari, kapan waktu yang tepat untuk mempelajari, keseimbangan bahan pelajaran, dan
keseimbangan antara aspek-aspek pendidikan yang akan disampaikan.
4. Mengevaluasi (evaluating) Kurikulum
Langkah terakhir dalam pengembangan kurikulum adalah evaluasi. Evaluasi adalah
proses yang berkelanjutan di mana data yang terkumpul dan dibuat pertimbangan untuk
tujuan memperbaiki sistem. Evaluasi yang seksama adalah sangat esensial dalam
pengembangan kurikulum. Evaluasi dirasa sebagai suatu proses membuat keputusan,
sedangkan riset sebagai proses pengumpulan data sebagai dasar pengambilan keputusan.
Perencanaan kurikulum menggunakan berbagai tipe evaluasi dan riset. Tipe-tipe
evaluasi adalah konteks, input, proses, dan produk. Sedagkan tipe-tipe riset adalah aksi,
deskripsi, historikal, dan eksperimental. Di sisi lain perencana kurikulum menggunakan
evaluasi formatif (proses atau progres) dan evaluasi sumatif (outcome atau produk).
Hafni Ladjid dalam bukunya Pengembangan Kurikulum mengemukakan bahwa
kegiatan pengembangan kurikulum tingkat lembaga dibagi menjadi 3 tahapan yaitu: (1)
perumusan tujuan isntitusional, (2) tahapan pengembangan setiap bidang studi, (3)
pengembangan program pengajaran dikelas.3[3]
1. Perumusan tujuan isntitusional
Dalam tujuan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang sesuai dengan suatu lembaga
pendidikan tertentu, misalnya SMP, SMU dan lain-lainnya, adalah hal-hal yattg harus
diperhatikan bagi para fungsi lembaga pendidikan itu? Artinya, apakah sekolah tersebut
berfungsi mempersiapkan para lulusannya untuk melanjutkan ke .ienjang sekolah yang lebih
tinggi ataukah untuk mempersiapkan para lulusannya terjun ke masyarakat dunia kerja, atau
mungkin kedua-duanya dan dalam bidang apa saja.
Berdasarkan pada jawaban pertanyaan fungsi sekolah tersebut, baru dapat dirumuskan
tujuan institusional yang terarah dan terpadu. Sekarang tentunya timbul pertanyaan
sumber-sumber manakah yang dapat dimanfaatkan untuk merumuskan tujuan institusioanl itu? Dan
bagaiamana ciri-ciri tujuan itu disebut tujuan institusional?
Sunmber-sumber yang dapat dimanfaatkan dalam merumuskan tujuan institusional
sekurang-kurangnya ada tiga sumber yang penting, yaitu tujuan pendidikan nasional yang
tercantum dalam Undang-undang sistem pendidikan Nasional, pandangan atau harapan
masyarakat dan dunia pekerjaan, harapan lembaga pendidikan yang lebih tinggi.
2. Tahapan pengembangan setiap bidang studi
Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam mengembangkan setiap program studi
ini meliputi: (1) merumuskan tujuan kurikuler, (2) merumuskan tujuan pengajaran, (3)
menetaokan pokok bahasan/sub pokok bahasan, (4) menyusun garis-garis besar program
pengajaran, (5) menyusun pedoman khusus.
3. Pengembangan program pengajaran dikelas
Pengembangan program pengajaran dikelas khususnya di indonesia bertolak dengan
suatu dasar konsep sistem. Secara sederhana sistem itu mempunyai komponen-komponen
sebagai berikut: (1) tujuan, (2) bahan/isi, (3) metode, (4) alat, (5) evaluasi dan (6) proses.
D. Menurut Asep Hermawan
Menurut asep hermawan dalam blognya mengemukakan bahwa, langkah-langkah
pengembangan kurikulum dibagi menjadi: (1) diagnosis kebutuhan, (2) perumusan tujuan,
(2)pemilihan dan pengorganisasian materi, (3) pemilihan dan pengorganisasian pengalaman
belajar, (4) pengembangan alat evaluasi.4[4]
E. Kurikulum 2013
Kurikulum baru pendidikan di indonesia seperti dikutip dari situs uji publik kurikulum
2013 Kemdikbud, perubahan kurikulum baru pendidikan ini direncanakan akan mulai
diterapkan di sekolah yang ada di Indonesia pada tahun ajaran 2013/2014. Namun sebelum
ditetapkan akan dilakukan penyempurnaan untuk selanjutnya ditetapkan menjadi Kurikulum
2013. Berikut empat tahap pengembangan kurikulum 2013:
1. Penyusunan
Penyusunan kurikulum di lingkungan internal Kemdikbud dengan melibatkan
sejumlah pakar dari berbagai disiplin ilmu dan praktisi pendidikan.
2. Pemaparan desain kurikulum 2013
Pemaparan desain Kurikulum 2013 di depan Wakil Presiden selaku Ketua Komite
Pendidikan yang telah dilaksanakan pada tanggal 13 Nopember 2012 serta di depan Komisi X
DPR RI pada tanggal 22 Nopember 2012.
3. Pelaksanaan Uji publik
Pelaksanaan uji publik guna mendapatkan tanggapan dari berbagai elemen
masyarakat.
4. Penyempurnaan
Penyempurnaan dilakukan untuk selanjutnya ditetapkan menjadi Kurikulum 2013.
Pada tahap ketiga yaitu pelaksanaan uji publik kurikulum 2013 yang juga dibuka
melalui saluran daring (on-line), masyarakat dapat memberikan saran atau tanggapan terhadap
rencana perubahan kurikulum 2013 ini dengan mengunjungi situs uji kurikulum 2013
Kemdikbud.