• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penentuan Jumlah Pekerja Berdasarkan Analisis Beban Kerja Dengan Metode Work Sampling Dan Workload Analysis Pada Bagian Packing PT Aroma Mega Sari Chapter III VII

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penentuan Jumlah Pekerja Berdasarkan Analisis Beban Kerja Dengan Metode Work Sampling Dan Workload Analysis Pada Bagian Packing PT Aroma Mega Sari Chapter III VII"

Copied!
63
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

3.1. Ergonomi

Ergonomi atau ergonomics sebenarnya berasal dari kata Yunani yaitu Ergo yang berarti kerja dan Nomos yang berarti hukum. Dengan demikian ergonomi dimaksudkan sebagai disiplin keilmuan yang mempelajari manusia dalam kaitannya dengan pekerjaannya.1

Sumber Daya Manusia (SDM) di dalam organisasi perusahaan merupakan kunci keberhasilan perusahaan, karena pada dasarnya sumber daya manusia

Disiplin ergonomi secara khusus akan mempelajari keterbatasan dan kemampuan manusia dalam berinteraksi dengan teknologi dan produk-produk buatannya. Disiplin ini berangkat dari kenyataan bahwa manusia memiliki batas-batas kemampuan baik jangka pendek maupun jangka panjang pada saat berhadapan dengan keadaan lingkungan sistem kerjanya yang berupa perangkat keras (mesin, peralatan kerja) dan/ atau perangkat lunak (metode kerja, sistem dan prosedur). Dengan demikian, terlihat jelas bahwa ergonomi adalah suatu keilmuan yang multidisiplin karena mempelajari pengetahuan-pengetahuan dari ilmu kehayatan (kedokteran, biologi), ilmu kejiwaan (psikologi) dan kemasyarakatan (sosiologi).

3.2. Tenaga Kerja / Sumber Daya Manusia

1

(2)

yang merancang, memasang, mengoperasikan dan memelihara sistem integral dari perusahaan. Kepentingan sumber daya manusia terhadap organisasi tidak dapat diabaikan, mutlak diperlukan karena manusialah yang mengelola sumber daya yang ada.2

Beban kerja adalah banyaknya pekerjaan yang harus dilakukan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Secara fisiologis dalam ergonomi ada 3 jenis beban kerja, yaitu beban kerja fisik energetis yaitu beban kerja yang ditimbulkan oleh kerja fisik atau otot, beban kerja fisik energetis dibedakan menjadi beban kerja statisdan beban kerja dinamis. Kedua, beban kerja perseptif yaitu beban kerja yang ditimbulkan oleh kerja mental (otak) dan kerja panca indera terutama penglihatan dan pendengaran, keterlibatan kontraksi otot dan dengan sendirinya sumber energi atau kalor yang mendukungnya relatif kecil. Ketiga, beban kerja biomekanik yaitu beban kerja yang disebabkan terutama oleh kerja statis dan Agar daur hidup organisasi dapat tumbuh dan berkembang secara berkelanjutan, maka salah satu fokus utama di dalam organisasi adalah bagaimana mengelola SDM mulai dari tahapan rekrutmen, seleksi, penempatan, pengembangan, sampai dengan tahapan pensiun. Dapat diasumsikan pengelolaan sumberdaya manusia di dalam organisasi tak ubahnya seperti mengelola industri dimana bahan baku diterima, kemudian diproses sampai kepada produk di tangan konsumen.

3.3. Beban Kerja

2

(3)

kerja dinamis yang berhubungan dengan sikap tubuh atau bagian tubuh serta berat badan pada waktu kerja yang kurang tepat.3

Work sampling merupakan suatu alat untuk mengetahui kegiatan-kegiatan kerja yang dibutuhkan untuk mendapatkan informasi tentang interaksi antara manusia dan mesin dengan waktu yang lebih sedikit dan meminimalkan biaya produksi.

Menurut Permendagri No. 12/2008, beban kerja adalah besaran pekerjaan yang harus dipikul oleh suatu jabatan/unit organisasi dan merupakan hasil kali antara volume kerja dan norma waktu. Jika kemampuan pekerja lebih tinggi daripada tuntutan pekerjaan, akan muncul perasaan bosan. Namun sebaliknya, jika kemampuan pekerja lebih rendah daripada tuntutan pekerjaan, maka akan muncul kelelahan yang lebih. Beban kerja yang dibebankan kepada karyawan dapat dikategorikan kedalam tiga kondisi, yaitu beban kerja yang sesuai standar, beban kerja yang terlalu tinggi (over capacity) dan beban kerja yang terlalu rendah (under capacity).

3.4. Work Sampling

4

1. Mendefenisikan masalah.

Work sampling dilakukan berdasarkan hukum probabilitas. Sampel yang diambil dari kelompok data cenderung memiliki pola distribusi yang sama dari pola distribusi populasinya. Untuk mengambil sampel maka dilakukan sampling. Langkah-langkah work sampling adalah sebagai berikut:

3

Radhy Anggarak. Pengukuran Produktivitas Berdasarkan Beban Kerja. (Bogor, 2012)

4

(4)

2. Menetapkan tingkat kepercayaan dan tingkat ketelitian. 3. Menetapkan jenis pekerjaan yang termasuk work dan idle. 4. Penentuan waktu pengamatan.

5. Kegiatan pengamatan work sampling dilakukan dengan menggunakan worksheet dan alat tulis untuk mengamati aktivitas operator, serta jam henti untuk melihat waktu yang telah disesuaikan pada worksheet. Selama pengamatan dicatat apapun aktivitas yang dilakukan operator.

6. Menghitung waktu kerja produktif dilakukan untuk mengetahui persentase produktivitas operator selama jam kerja berlangsung.

7. Perhitungan akurasi dilakukan untuk membandingkannya dengan tingkat ketelitian yang telah ditentukan terlebih dahulu agar dapat diketahui apakah data akurat atau tidak.

3.4.1. Sampling Pendahuluan

Cara melakukan sampling pengamatan dengan sampling pekerjaan juga tidak berbeda dengan dilakukan untuk cara jam henti yaitu yang terdiri dari tiga langkah yaitu melakukan sampling pendahuluan, menguji keseragaman data, dan menghitung jumlah kunjungan yang diperlukan. Langkah-langkah ini dilakukan terus sampai jumlah kunjungan mencukupi yang diperlukan untuk tingkat ketelitian dan tingkat keyakinan yang ditetapkan.5

5

(5)

Pengambilan sampel harus melebihi banyaknya variabel yang akan diukur pada populasi tersebut. Menurut Slovin, ukuran sampel yang dapat diambil adalah:

e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir.6

Banyaknya pengamatan yang harus dilakukan dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu tingkat ketelitian dan tingkat keyakinan dari hasil pengamatan. Dengan asumsi bahwa terjadinya kejadian seorang operator akan bekerja ataumenganggur mengikuti pola distribusi normal, maka untuk mendapatkan jumlah pengamatan yang harus dilakukan dapat dicari berdasarkan rumus

Persentase produktif dari kejadian yang diamati biasanya dinyatakan dalam bentuk desimal. Rumus persentase produktif dirumuskan dengan:

%P = JumlahWork

Jumlah pengamatan x 100%

3.4.2. Uji Kecukupan Data

7

Rosnani Ginting. Perancangan Produk. (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009). h. 79-80.

7

(6)

Dimana:

N = jumlah pengamatan yang perlu dilakukan P = persentase produktif

s = tingkat ketelitian

k = harga indeks dari tingkat kepercayaan yang diambil

3.4.3. Uji Keseragaman Data

Peta kontrol atau control chart yang secara umum telah banyak digunakan dalam Statistical Quality Control dapat pula dipergunakan dalam pelaksanaan sampling kerja8

n

. Dengan menggunakan peta kontrol ini maka secara tegas akan dapat melihat dengan segera kondisi-kondisi kerja yang terasa tidak wajar, misalnya kondisi disaat mana baru saja terjadi kecelakaan pada lokasi yang berdekatan yang mana secara psikologis hal ini akan dapat mempengaruhi aktivitas kerja dari operator yang sedang diamati. Data yang diperoleh untuk kondisi yang dianggap tidak wajar ini seharusnya tidak usah dimasukkan dalam proses analisa nantinya.

Dalam penggunaan peta kontrol ini data yang diharapkan dari hasil pengamatan akan ditetapkan dalam sebuah peta kontrol yang mempunyai batas-batas kontrol sebagai berikut:

dimana:

P = persentase produktif

n = jumlah pengamatan yang dilaksanakan per siklus waktu kerja k = harga indeks besarnya tergantung pada tingkat kepercayaan k = 1,96 (tingkat keyakinan 95%)

8

(7)

3.4.4. Pengukuran Akurasi Work Sampling

Banyaknya pengamatan yang harus dilakukan dalam sampling kerja akan dipengaruhi oleh dua faktor utama, yaitu tingkat ketelitian (akurasi) dan tingkat kepercayaan dari pengamatan.9

N

Rumus yang digunakan untuk menghitung akurasi dari observasi work sampling adalah sebagai berikut:

dimana:

S= tingkat akurasi

k = harga indeks yang besarnya tergantung dari tingkat kepercayaan yang diambil

N = jumlah pengamatan

p = proporsi aktivitas (work atau idle) sebagai persentase N

3.4.5. Rating Factor dan Allowance

Rating factor (faktor penyesuaian)merupakan perbandingan performansi seorang operator dengan konsep normalnya. Bila pengukur berpendapat bahwa operator bekerja di atas normal (terlalu cepat) maka harga rating factor-nya akan lebih besar dari satu (rf>1), sebaliknya jika operator dipandang bekerja dibawah normal maka harga rating factor-nya akan lebih kecil dari satu (rf<1). Seandainya pengukur berpendapat bahwa operator bekerja dengan wajar maka harga rating factor-nya sama dengan satu (rf=1).10

Cara menentukan rating factordengan Westinghousemengarahkan penilaian pada empat faktor yang dianggap menentukan kewajaran atau ketidakwajaran dalam bekerja yaitu keterampilan (skill), usaha (effort), kondisi

9

SritomoWignjosoebroto., op.cit, h. 210

10

(8)

kerja dan konsistensi atau disebut juga westinghouse factor. Setiap faktor terbagi kedalam kelas-kelas dengan nilainya masing. Skill dan effort masing-masing terbagi ke dalam 6 kelas dengan kriteria tiap kelas bebeda-beda seperti ditunjukkan pada Lampiran 2.

Angka-angka yang diberikan bagi setiap kelas dari faktor-faktor di atas disebut westinghousefaktor, yang nilainya tertera pada Tabel 3.1

Tabel 3.1. Nilai WestinghouseFactor

Faktor Kelas Lambang Penyesuaian

Keterampilan Kondisi Kerja Ideal

(9)

Tabel 3.1. Nilai WestinghouseFactor(Lanjutan)

Faktor Kelas Lambang Penyesuaian

Konsistensi Perfect Excellent

Good Average

Fair Poor

A B C D E F

+ 0,04 + 0,03 + 0,01 + 0,00 − 0,02 − 0,04

Sebagai contoh, dari hasil pengamatan yang dilakukan, diperoleh nilai westinghouse factor adalah sebagai berikut:

-Exellent Skill (B2) : + 0,08 -Good Effort (C2) : + 0,02 -Good Condition (C) : + 0,02 -Good Consistency (C) : + 0,01

Total : + 0,13

Maka rating factor-nya dapat ditentukan sebagai berikut: Rating Factor = 1 + Westinghouse Factor Rating Factor = 1 + 0,13 = 1,13

Allowance (kelonggaran) diberikan untuk tiga hal yaitu untuk kebutuhan pribadi, menghilangkan rasa fatique, dan hambatan-hambatan yang tidak terhindarkan.

(10)

1. Kelonggaran untuk kebutuhan pribadi

Kebutuhan pribadi yang dimaksud di sini adalah hal-hal seperti minum sekadarnya untuk menghilangkan rasa haus, ke kamar kecil, bercakap-cakap dengan teman sekerja sekadar untuk menghilangkan ketegangan dalam kerja. Besarnya kelonggaran yang diberikan untuk kebutuhan pribadi seperti itu berbeda-beda dari satu pekerjaan ke pekerjaan lainnya karena setiap pekerjaan mempunyai karakteristik sendiri-sendiri dengan tuntutan yang berbeda-beda. Berdasarkan penelitian ternyata besarnya kelonggaran ini bagi pekerja pria berbeda dengan pekerja wanita, misalnya untuk pekerjaan-pekerjaan ringan pada kondisi-kondisi kerja normal, pria membutuhkan 2-2.5%dan wanita 5% untuk kebutuhan pribasi (persentase ini adalah dari waktu normal).

2. Kelonggaran untuk menghilangkan fatique

(11)

lelah adalah melakukan peregangan otot, pergi keluar ruangan untuk menghilangkan lelah, dan lain sebagainya.

3. Kelonggaran untuk hambatan-hambatan yang tak terhindarkan

Dalam melaksanakan pekerjaannya, pekerja tidak akan lepas dari hambatan. Ada hambatan yang dapat dihindarkan seperti mengobrol yang berlebihan dan menganggur dengan sengaja. Adapula hambatan yang tak dapat dihindarkan karena berada diluar kekuasaan pekerja untuk mengendalikannya.Perhitungan kelonggaran untuk hambatan-hambatan yang tak terhindarkan dilakukan dengan suatu teknik samplingtersendiri karena besarnya hambatan untuk kejadian semacam ini sangat bervariasi dari suatu pekerjaan ke pekerjaan lain bahkan satu stasiun kerja ke stasiun kerja lain karena banyaknya penyebab seperti mesin, kondisi mesin, prosedur kerja, ketelitian suplai alat, bahan, dan sebagainya.11

Tingkat ketelitian biasanya dinyatakan dalam persen. Sedangkan tingkat keyakinan menunjukkan besarnya keyakinan pengukur bahwa hasil yang

Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya kelonggaran untuk ketiga hal tersebut kedalam angka adalah seperti pada Tabel 3.2.

3.5. Tingkat Ketelitian dan Tingkat Keyakinan

Tingkat ketelitian dan tingkat keyakinan adalah pencerminan tingkat kepastian yang diinginkan oleh pengukur setelah memutuskan tidak akan melakukan pengukuran yang sangat banyak. Tingkat ketelitian menunjukkan penyimpangan maksimum hasil pengukuran dari waktu penyelesaian sebenarnya.

11

(12)

diperoleh memenuhi syarat ketelitian yang juga dinyatakan dalam persen. Jika tingkat ketelitian 10% dan tingkat keyakinan 95% memberi arti bahwa pengukur membolehkan rata hasil pengukurannya menyimpang sejauh 10% dari rata-rata sebenarnya, dan kemungkinan berhasil mendapatkan hal ini adalah 95%.12

12

(13)

Tabel 3.2. Tabel Nilai Allowance

Faktor Contoh pekerjaan Kelonggaran (%) A. Tempat yang

dikeluarkan Ekivalen beban Pria Wanita

1. Dapat diabaikan Bekerja dimeja, duduk

tanpa beban 0,00 – 6,0 0,00 – 6,0 2. Sangat ringan Bekerja dimeja,

berdiri

5. Berat Mengayun palu

yang berat

19,00 – 27,00 19,0 – 30,0 6. Sangat berat

Memanggul beban 27,00 – 50,00 30,0 – 50,0 7. Luar biasa berat Memanggul kalung

berat

diatas 50 kg B. Sikap kerja

1. Duduk Bekerja duduk, ringan

0,00 – 1,0 2. Berdiri diatas dua

Kaki

Badan tegak, ditumpu dua kaki

1,0 – 2,5 3. Berdiri diatas satu

Kaki

Satu kaki mengerjakan alat kontrol

2,5 – 4,0

4. Berbaring Pada bagian sisi, belakang atau depan badan

2,5 – 4,0

5. Membungkuk Badan dibungkukkan

bertumpu pada kedua kaki

4,0 – 10

C. Gerakan kerja

1. Normal Ayunan bebas dari palu

0 2. Agak terbatas Ayunan terbatas

dari palu

0 – 5 3. Sulit Membawa beban

berat dengan satu tangan tangan diatas kepala

5 – 10

(14)

Tabel 3.2. Tabel Nilai Allowance (Lanjutan)

Faktor Contoh pekerjaan Kelonggaran (%)

D. Kelelahan mata *) Pencahayaan baik Buruk 1. Pandangan yang terputus-

Putus

Membawa alat ukur 0,0 – 6,0 0,0 – 6,0 2. Pandangan yang hampir

terus menerus

Pekerjaan-pekerjaan yang teliti

6,0 – 7,5 6,0 – 7,5 3. Pandangan terus menerus

dengan fokusberubah-ubah

Memeriksa cacat-cacat pada kain

7,5 – 12,0 7,5 – 16,0 Pemeriksaan yang sangat

teliti

12,0 – 19,0 16,0 – 30,0 4. Pandangan terus menerus

dengan fokus tetap

30,0 – 50,0 E. Keadaan temperatur

tempat kerja **)

Temperatur (°C)

Kelemahan normal Berlebihan

1. Beku Dibawah 0 Diatas 10 Diatas 12 F. Keadaan atmosfer ***)

1. Baik Ruang yang berventilasi baik, udara segar 0 2. Cukup

Ventilasi kurang baik, ada bau-bauan (tidak

berbahaya) 0 – 5

3. Kurang baik

Adanya debu-debu beracun, atau tidak beracun

tetapi banyak 5 – 10

4. Buruk

Adanya bau-bauan berbahaya yang mengharuskan menggunakan alat-alat

pernapasan 10 – 20

G. Keadaan lingkungan yang baik 1. Bersih, sehat, cerah dengan kebisingan

Rendah 0

2. Siklus kerja berulang-ulang antara 5 –

10 detik 0 – 1

3. Siklus kerja berulanh-ulang antara 0 - 5

Detik 1 – 3

4. Sangat bising 0 – 5

5. Jika faktor-faktor yang berpengaruh

dapat menurunkan kwalitas 0 – 5

6. Terasa adanya getaran lantai 5 – 10

7. Keadaan-keadaan yang luar biasa

(bunyi, kebersihan, dll.) 5 – 15

(15)

Contoh dari penentuanAllowanceuntuk pekerja sebesardapat dilihat pada Tabel 3.3.

Tabel 3.3. ContohPerhitungan Allowance

Allowance % Allowance

Kebutuhan Pribadi (Pria) 2

Kelonggaran untuk menghilangkan rasa fatique

a. Tenaga yang dikeluarkan (Sangat Ringan) 6 b. Sikap kerja (berdiri di atas 2 kaki) 1

c. Gerakan kerja (normal) 0

d. Kelelahan mata pandangan yang terputus-putus 3 e. Keadaan temperatur tempat kerja (tinggi) 5

f. Keadaan atmosfer (kurang baik) 5

g. Keadaan lingkungan (sangat bising) 1

Total 23

3.6. Waktu Standar

Penentuan waktu baku dengan sampling kerja dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain periode waktu kerja, persentase kerja, rating factor, jumlah produk yang dihasilkan dalam periode waktu kerja dan kelonggaran. Penentuan waktu baku dengan sampling kerja dihitung dengan menggunakan rumus berikut (Barnes, 1968) :

Waktu Siklus

=

Total Waktu x Waktu Produktif

Jumlah Produk yang Dihasilkan

Waktu Normal

=

Waktu Siklus x Rating Factor

Waktu Standar

=Waktu Normal x

100%

(16)

3.7. Metode Work Load Analysis (WLA)

Work Load Analysis adalah suatu analisis mengenai banyaknya pekerja yang harus dipekerjakan untuk menyelesaikan sesuatu pekerjaan tertentu. Dengan diketahuinya beban kerja maka akan dapat diketahui seberapa besar beban yang harus ditanggung oleh pekerja, dan apakah terjadi kelebihan tenaga kerja atau sebaliknya adanya kekurangan tenaga kerja. Data rata-rata waktu operasi yang diperoleh dari pengukuran waktu kerja pada setiap stasiun kerja untuk operator yang di cermati digunakan sebagai data untuk menentukan waktu baku per unit output dari tiap tahapan proses.13

a. Mengetahui struktur organisasi dan job description tiap jabatan

Menurut Arif (2014) Metode Work Load Analysis (WLA) dilakukan untuk mengetahui tingkat efisiensi kerja berdasarkan total persentase beban kerja yang diberikan untuk menyelesaikan pekerjaannya. Metode WLA dapat menentukan jumlah karyawan yang sebenarnya diperlukan dalam bagian produksi, dengan langkah-langkah sebagai berikut :

b. Menentukan aktivitas dan waktu penyelesaian aktivitas tiap posisi jabatan. Aktivitas-aktivitas tersebut dikelompokkan pada job description yang dilakukan oleh aktivitas terkait

c. Melakukan pengamatan untuk menghitung besarnya prosentase produktif dan non produktif

d. Menentukan jumlah menit pengamatan

e. Penentuan Allowance dan Performance Rating

13

(17)

f. Perhitungan besarnya beban kerja

g. Penentuan jumlah pegawai yang optimal tiap posisi jabatan, diperoleh dengan pembulatan keatas dari hasil perhitungan besarnya beban kerja

h. Melakukan perbandingan jumlah pegawai awal dan jumlah pegawai rekomendasi.

Perhitungan jumlah karyawan dapat dilakukan setelah mengetahui beban kerja karyawan melalui waktu produktif karyawan. Adapun rumus untuk menilai beban kerja melalui persen produktif adalah sebagai berikut.14

Jumlah tenaga kerja didapat dari total beban kerja yang diperoleh. Penentuan jumlah tenaga kerja dapat dicari dari rumus:

Perhitungan beban kerja merupakan rasio antara Total Waktu Pengerjaan (TWP) dengan Total Waktu

Tersedia (TWT) yang dirumuskan sebagai berikut:

Beban Kerja = TWP /TWT

Tiga kondisi beban kerja yang terjadi yaitu beban kerja diatas normal jika beban kerja >1, normal jika beban

kerja = 1 dan beban kerja dibawah normal jika beban kerja < 1.

15

14

Hari Purnomo. Penentuan Beban Kerja pada Front Office Dan Back Office Perusahaan Perbankan Menggunakan Uji Petik Pekerjaan. (Universitas Islam Indonesia: Yogyakarta, 2015)

15

Raisa Putri.Analisis Beban Kerja Dengan Metode Workload Analysis Sebagai Pertimbangan Pemberian Insentif Pekerja. (Universitas Brawijaya: Malang, 2014)

Total beban kerja = Beban Kerja Pekerja A + Beban Kerja Pekerja B Rata-rata beban kerja = Total beban kerja

Jumlah Pekerja

(18)

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT. Aroma Mega Sari yang berlokasi di Jl. Sei Belumai Hilir KM 3, Dusun II Desa Dalu X.A, Kec. Tanjung Morawa, Sumatera Utara. Penelitian dilakukan pada bulan Desember 2016–April 2017. Alasan melakukan penelitian di pabrik ini karena ditemukan masalah ketidakseimbangan beban kerja yang dialami pekerja pada bagian packing.

4.2. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian analisis kerja dan aktivitas yang merupakan bagian dari penelitian deskriptif yaitu penelitian yang bertujuan menyelidiki secara terperinci aktivitas dan pekerjaan seseorang atau sekelompok orang agar mendapat rekomendasi untuk berbagai keperluan.16

4.3. Objek Penelitian

Objek penelitian yang diamati adalah job descpekerja, work atau idle pekerja, selama bekerjapada stasiun packing.

16

(19)

4.4. Variabel Penelitian

Variabel-variabel yang akan diamati dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel Independen

Variabel independen dalam penelitian ini adalah:

a. WorkPekerja, yaitu aktivitas kerja dari seorang pekerja dalam rentang waktu kerjanya yang diamati secara langsung dengan metode work sampling.

b. Jam Kerja, yaitu batas waktu pekerja untuk melakukan pekerjaan.

c. Elemen Kegiatan, yaitu aktivitas yang dilakukan pekerja dalam melaksanakan pekerjaannya.

d. Rating Factor, yaitu perbandingan performansi seorang pekerja dengan konsep normalnya.

e. Allowance,yaitu kelonggaran waktu yang diberikan untuk tiga hal yaitu untuk kebutuhan pribadi, melepaskan kelelahan dan hambatan-hambatan yang tidak dapat dihindarkan.

f. Jumlah Produksi, yaitu banyaknya produk yang dihasilkan pekerja dalam waktu tertentu.

2. Variabel Dependen

(20)

a. Persentase Produktif, yaitupersentase waktu kerja yang digunakan pekerja untuk hal-hal produktif sesuai jobdesc-nya.

b. Waktu Standar, yaitu waktu yang dibutuhkan pekerja dalam menyelesaikan aktivitasnya oleh pekerja yang wajar pada situasi dan kondisi normal.

c. Beban Kerja, yaitu besarnya beban yang dialami oleh masing-masing pekerja sebagai dasar untuk perhitungan jumlah tenaga kerja optimal. d. Jumlah Pekerja, yaitu jumlah pekerja yang seharusnya bekerja pada stasiun

kerja bagian packing supaya proses packing dapat diselesaikan sesuai target.

4.5. Kerangka Konseptual Penelitian

(21)

Work Pekerja

Rating Factor

Allowance

Beban Kerja Jumlah Pekerja Persentase

Produktif Elemen

Kegiatan Jam Kerja

Jumlah Produksi

Waktu Standar

Gambar 4.1. Kerangka Konseptual Penelitian

4.6. Instrumen Penelitian

Instrument penelitian yang digunakan antara lain:

1. Stopwatch,untuk pengukuran waktu siklus elemen kegiatan pekerja pada masing-masing bagian kerja.

(22)

2. Alat ukur 4 in 1 Multi Environmental Meter, untuk mengukur temperatur ruangan sebagai pertimbangan dalam penentuan allowance.

Gambar 4.3. 4 in 1 Multi Environmental Meter

3. Lembar Pengamatan danAlat Tulis, untuk mencatat work atau idle pekerja melalui pengamatanwork sampling.

4. Penunjuk Waktu Digital, untuk melihat menit waktu saat pengumpulan data work dan idle dengan work sampling.

(23)

4.7. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data diperoleh observasi langsung di lapangan dan atau informasi dari atasan. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu:

1. Mendefenisikan work dan idle setiap pekerja berdasarkanjob description.Work dikatakan apabila pekerja melakukan pekerjaan sesuai dengan elemen tugasnya, selain dari itu disebut idle.

2. Menentukan populasi dan sampel pengamatan dan membagi waktu pengamatan ke dalam interval waktu, dengan rumus sebagai berikut:

Jumlah sampel: 1 Ne2 N n

+ ≥

Populasi Pengamatan = ��������� 60

∆t

∆t pada penelitian ini adalah 1 menit.

3. Menentukan rating factor pekerja dengan menggunakan metode Westinghouse, digunakan sebagai data untuk menentukan waktu standar.

4. Menentukan allowance pekerja sesuai keadaan di lantai produksi yaitu untuk kebutuhan pribadi, melepas lelah, dan kelonggaran untuk fatigue, digunakan sebagai data untuk menghitung waktu standar.

4.8. Metode Pengolahan Data

1. Menghitung waktu produktif dari masing-masing pekerja dari data work dan idle, dengan rumus:

%P = JumlahWork

(24)

2. Pengujian keseragaman data yaitu untuk mengetahui apakah data yang dikumpulkan sudah seragam atau tidak, dengan rumus:

N

3. Pengujian kecukupan data yaitu untuk mengetahui apakah data yang dikumpulkan sudah memenuhi syarat ketelitian yang ditetapkan, dengan rumus:

4. Perhitungan tingkat akurasi yaitu untuk mengetahui tingkat ketelitian yang diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan, dengan rumus:

N

5. Perhitungan waktu standar berdasarkan total waktu pengamatan, waktu produktif, jumlah produk, nilai rating factor, dan allowance, dengan rumus:

Waktu Siklus

=

Total Waktu x Waktu Produktif

Jumlah Produk yang Dihasilkan

Waktu Normal

=

Waktu Siklus x Rating Factor

Waktu Standar

=Waktu Normal x

100%

100% - Allowance (%)

6. Perhitungan total waktu pengerjaan dengan rumus:

Total Waktu Pengerjaan = Waktu Standar x Jumlah Produk

(25)

Beban kerja = Total Waktu Pengerjaan

Total Waktu Tersedia

8. Penentuan jumlah tenaga kerja berdasarkan beban kerja dan rata-rata beban kerja, dengan rumus:

Total beban kerja = Beban Kerja Pekerja A + Beban Kerja Pekerja B Rata-rata beban kerja = Total beban kerja

Jumlah Pekerja

4.9. AnalisisPemecahan Masalah

Analisispemecahan masalah dilakukan terhadap hubungan antara waktu produktif dengan beban kerja,penentuanjumlah pekerja yang optimal, pengalokasian pekerja di setiap bagian kerja, serta membandingkan kondisi aktual dengan hasil penelitian.

(26)

Perumusan Masalah 3. Hasil Penelitian Terkait

Identifikasi Masalah Awal

Beban kerja dan jumlah pekerja

Pengumpulan Data

Data Primer

1. Jam kerja dan elemen kegiatan 2. Data work dan idle

3. Rating factor dan allowance

4. Jumlah hasil produksi

Data Sekunder

1. Gambaran Umum Perusahaan - Struktur Organisasi - Sejarah Perusahaan

Pengolahan Data

1. Menentukan persen produktif dan nonproduktif

2. Pengujian keseragaman data 3. Pengujian kecukupan data 4. Perhitungan tingkat akurasi 5. Perhitungan waktu standar 6. Perhitungan beban kerja 7. Perhitungan jumlah pekerja

Analisis Pemecahan Masalah

Analisis waktu produktif, beban kerja, dan hasil perhitungan

jumlah pekerja

Kesimpulan dan Saran

(27)

BAB V

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

5.1. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan pengamatan secara langsung menggunakan metode work sampling terhadap pekerja stasiun packing di PT. Aroma Mega Sari. Pengamatan work sampling dilakukan selama 5 hari kerja. Pengamatan dimulai pada hari Senin, 30 Januari 2017 sampai dengan hari Jumat 3 Februari 2017. Pengamatan dimulai pada pukul 08.00 WIB sampai dengan pukul 16.00 WIB (istirahat pukul 12.00-13.00 WIB) dengan mengamati dan menentukan allowance dan rating factor setiap pekerja.Pengumpulan data juga dilakukan dengan memperoleh informasi dari atasan dan wawancara langsung dengan pekerja mengenai jumlah pekerja dan uraian elemen kerja setiap pekerja. Alokasi pekerja pada bagian packing dapat dilihat pada Tabel 5.1.

Tabel 5.1. Jumlah Pekerja pada Stasiun Packing

No Bagian Kerja Jumlah

Pekerja(Orang) Jenis Produk

1 Bagian Pemeriksaan Hasil Kemasan

2 Kemasan tepung

dalam plastik 2 Bagian Pembentukan

Kotak Kardus

2 Kotak kardus 3 Bagian Pemuatan

Kemasan ke dalam Kardus

3 Kardus berisi

kemasan 4 Bagian Isolasi Tutup

Kardus

2 Kardus hasil

isolasi

Jumlah 9

(28)

Penelitian ini menggunakan tingkat ketelitian 8% dan tingkat keyakinan 95%. Artinya bahwa selama pengamatan, dibolehkan rata-rata hasil pengukuran menyimpang sejauh maksimal 8% dari yang seharusnya, dan kemungkinan berhasil mendapatkannya adalah 95% (Sutalaksana, 1979).

5.1.1. Defenisi Work dan Idle Pekerja

Defenisi dari kegiatan workdi stasiun packingdiketahui melaluijob description, pengamatan langsung, dan melalui wawancara dengan pekerja dan atasannya. Elemen kegiatan setiap pekerja dan waktu kerjanya adalah sebagai berikut:

1. Pekerja pemeriksaan hasil pengemasan tepung a. Menghidupkan mesin packing(5 detik) b. Memeriksa plastik bahan kemasan (2 detik) c. Memasang plastik pengemasan (10 detik) d. Memeriksa hasil kemasan (3 detik) e. Membuang kemasan yang rusak (5 detik) f. Membersihkan area kerja (5 detik) g. Mematikan mesin (5 detik)

2. Pekerja pembentuk kotak kardus

(29)

d. Mengisolasi kardus (1 detik) e. Meletakkan kardus (1 detik)

3. Pekerja pemuatan tepung kemasan plastik ke dalam kotak kardus a. Mengambil kardus (2 detik)

b. Memasukkan tepung dalam kemasan plastik ke kotak kardus (13 detik) c. Memindahkan kardus yang berisi tepung kemasan plastik (2 detik) 4. Pekerja isolasi penutup kardus dengan mesin isolasi

a. Set up mesin isolasi (2 menit)

b. Mengangkat kardus berisi tepung kemasan plastik (1 detik) c. Mengarahkan ke mulut mesin isolasi (2 detik)

d. Mengambil kardus dari mesin isolasi (2 detik) e. Menyusun kardus hasil isolasi (1 detik) f. Mengganti isolasi pada mesin (2 menit)

Kedua pekerja yang mengisolasi tutup kardus menggunakan mesin isolasi merupakan pekerjaan beregu, dimana pekerja 1 mengerjakan elemen kegiatan a, b, c dan pekerja 2 mengerjakan elemen kegiatan d, e, f dan kedua pekerja dapat melakukan elemen kegiatan secara bergantian (bertukar elemen kerja).

(30)

5.1.2. Penentuan Waktu Pengamatan

Waktu pengamatan ditetapkan setiap selang 1 menit, dengan teknik pengambilan sampel adalahsystematic random sampling. Waktu-waktu pengamatan dilakukan selama 7 jam secara random yaitu mulai pukul 08.00WIB sampai dengan pukul 16.00 WIB (istirahat pukul 12.00-13.00 WIB).

Untuk menentukan banyaknya bilangan random yang diperlukan selama total waktu kerja dapat dilihat dari perhitungan berikut ini:

Banyaknya Populasi Pengamatan = Total Waktu kerja x 60 Menit

∆t

= 7 x 60 Menit

1 = 420 Bilangan Random

(31)

Tabel 5.2. Waktu Pengamatan Work Sampling

(32)

Tabel 5.2. Waktu Pengamatan Work Sampling(Lanjutan)

(33)

5.1.3. Penentuan Jumlah Sampel

Jumlah sampel dari waktu kerja yang diperlukan dapat dihitung dengan menggunakan metode Slovin.

� = � 1 +��2

Diketahui:

n = ukuran sampel N = ukuran populasi

e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir

� = 420

1 + 420(0,08)2= 113,88 ≅ 114

(34)

Tabel 5.3. Waktu Pengamatan Terpilih dalam Satu Hari Kerja

(35)

Tabel 5.3. Waktu Pengamatan Terpilih dalam Satu Hari Kerja (Lanjutan)

(36)

5.1.4. Kegiatan WorkSampling

Pada waktu-waktu terpilih seperti yang tertera pada Tabel 5.3. dilakukan pengamatan aktivitas pekerja yang rekapitulasi hasilnya (work dan idle) selama 5 hari pengamatan dapat dilihat pada Tabel 5.4.

Tabel 5.4. Rekapitulasi Pengamatan Work Sampling

No. Bagian Kerja

(Pekerja Ke-) Aktivitas

Pengamatan Hari Ke-

1 2 3 4 5

1 Pemeriksaan hasil

pengemasan tepung (Pekerja 1)

Work 157 158 157 154 158 Idle 43 42 43 46 42 Total 200 200 200 200 200

2 Pemeriksaan hasil

pengemasan tepung (Pekerja 2)

Work 152 150 151 155 153 Idle 48 50 49 45 47 Total 200 200 200 200 200 3

Pembentukan kotak kardus (Pekerja 3)

Work 86 87 88 86 85 Idle 114 113 112 114 115 Total 200 200 200 200 200 4

Pembentukan kotak kardus (Pekerja 4)

Work 83 82 81 82 81 Idle 117 118 119 118 119 Total 200 200 200 200 200 5 Pemuatan kemasan tepung ke

dalam kotak kardus (Pekerja 5)

Work 154 152 153 152 153 Idle 46 48 47 48 47 Total 200 200 200 200 200 6 Pemuatan kemasan tepung ke

dalam kotak kardus (Pekerja 6)

Work 156 155 158 159 160 Idle 44 45 42 41 40 Total 200 200 200 200 200 7 Pemuatan kemasan tepung ke

dalam kotak kardus (Pekerja 7)

Work 151 155 152 156 157 Idle 49 45 48 44 43 Total 200 200 200 200 200 8 Isolasi penutup kardus

dengan mesin isolasi elemen kegiatan a,b,c (Pekerja 8)

Work 171 172 172 170 173 Idle 29 28 28 30 27 Total 200 200 200 200 200 9 Isolasi penutup kardus

dengan mesin isolasi elemen kegiatan d,e,f (Pekerja 9)

Work 171 172 172 170 173 Idle 29 28 28 30 27 Total 200 200 200 200 200

(37)

5.1.5. Rating Factor

Penentuan rating factor menggunakan metode westinghouseyang mengarahkan penilaian pada empat faktor yang dianggap menentukan kewajaran atau ketidakwajaran dalam bekerja. Hal tersebut meliputi: keterampilan, usaha, kondisi kerja dan konsistensi. Setiap faktor terbagi kedalam kelas-kelas dengan nilainya masing-masing. Rekapitulasi penentuan westinghouse factormasing-masing pekerja dapat dilihat pada Tabel 5.5.

Tabel 5.5. Westinghouse FactorMasing-masing Pekerja

Pekerja Ke-

Nilai Westinghouse Factor

Total Skill Effort Kondisi

Kerja Konsistensi

1 +0,00 +0,00 +0,00 +0,01 +0,01

2 +0,00 +0,00 +0,00 +0,00 +0,00

3 +0,06 +0,02 +0,00 +0,01 +0,09

4 +0,03 +0,02 +0,00 +0,00 +0,05

5 +0,06 +0,02 +0,00 +0,01 +0,09

6 +0,03 +0,02 +0,00 +0,01 +0,06

7 +0,06 +0,02 +0,00 +0,00 +0,08

8 +0,00 +0,05 +0,00 +0,01 +0,06

9 +0,00 +0,05 +0,00 +0,01 +0,06

Sumber : Pengumpulan Data

(38)

Tabel 5.6. Rekapitulasi Rating FactorMasing-masing Pekerja

Sumber : Pengumpulan Data

5.1.6. Allowance

Nilai allowance untuk masing-masing bagian adalah sebagai berikut: 1. Bagian Pemeriksaan Hasil Pengemasan Tepung

Tabel 5.7. Nilai AllowancePekerja Bagian Pemeriksaan Hasil Pengemasan Tepung

No. Allowance Keadaan %

1 Tenaga yang dikeluarkan Berdiri (tanpa beban) 1,0

2 Sikap kerja Ditumpu dua kaki 2,0

3 Gerakan kerja Normal 0,0

4 Kelelahan mata Pandangan yang terputus-putus 1,0

5 Keadaan temperatur

tempat kerja

Normal

1,0

6 Keadaan atmosfer Adanya debu-debu 2,0

7 Keadaan lingkungan Normal 0,0

8 Kebutuhan pribadi Pria 2,0

Total 9,0

(39)

2. Bagian Pembentukan Kotak Kardus

Tabel 5.8. Nilai AllowancePekerja Bagian Pembentukan Kotak Kardus

No. Allowance Keadaan %

1 Tenaga yang dikeluarkan Duduk 0,5

2 Sikap kerja Bekerja Duduk 0,5

3 Gerakan kerja Normal 0,0

4 Kelelahan mata Pandangan yang terputus-putus 1,0

5 Keadaan temperatur

tempat kerja

Normal

1,0

6 Keadaan atmosfer Adanya debu-debu 2,0

7 Keadaan lingkungan Normal 0,0

8 Kebutuhan pribadi Wanita 2,0

Total 7,0

Sumber : Pengumpulan Data

3. Bagian Pemuatan Kemasan Tepung ke dalam Kotak Kardus

Tabel 5.9. Nilai AllowancePekerja Bagian Pemuatan Kemasan Tepung ke dalam Kotak Kardus

No. Allowance Keadaan %

1 Tenaga yang dikeluarkan Berdiri (beban 0,5 kg) 2,0

2 Sikap kerja Berdiri diatas dua kaki 2,0

3 Gerakan kerja Normal 0,0

4 Kelelahan mata Pandangan yang terputus-putus 1,0

5 Keadaan temperatur

tempat kerja

Normal

1,0

6 Keadaan atmosfer Adanya debu-debu 2,0

7 Keadaan lingkungan Normal 0,0

8 Kebutuhan pribadi Pria 2,0

Total 10,0

(40)

4. Bagian Isolasi Penutup Kardus Menggunakan Mesin Isolasi

Tabel 5.10. Nilai AllowancePekerja Bagian Isolasi Penutup Kardus dengan Mesin Isolasi

No. Allowance Keadaan %

1 Tenaga yang dikeluarkan Berdiri (beban 10 kg) 12,0

2 Sikap kerja Berdiri diatas dua kaki 2,0

3 Gerakan kerja Normal 0,0

4 Kelelahan mata Pandangan yang terputus-putus 1,0

5 Keadaan temperatur

tempat kerja

Normal

1,0

6 Keadaan atmosfer Adanya debu-debu 2,0

7 Keadaan lingkungan Normal 0,0

8 Kebutuhan pribadi Pria 2,0

Total 20,0

Sumber : Pengumpulan Data

Rekapitulasi hasil penilaian allowance masing-masing pekerja dapat dilihat pada Tabel 5.11.

Tabel 5.11. Rekapitulasi Allowance Masing-masing Pekerja

Bagian Kerja Allowance

Bagian Pemeriksaan Hasil Kemasan 9,0 Bagian Pembentukan Kotak Kardus 7,0 Bagian Pemuatan Kemasan ke

dalam Kardus 10,0

Bagian Isolasi Tutup Kardus 20,0

Sumber : Pengumpulan Data

5.1.7. Jumlah Produk

(41)

Tabel 5.12. Jumlah Produk Masing-masing Pekerja

No Bagian Kerja Jenis Produk Pekerja

Jumlah Produk 1 Bagian Pemeriksaan

Hasil Kemasan

3 Bagian Pemuatan Kemasan ke dalam Kardus

Sumber : Pengumpulan Data

5.2. Pengolahan Data

5.2.1. Perhitungan Persentase Produktif

Persentase waktu produktif pekerja dapatdiketahui menggunakan rumus sebagaiberikut:

%Produktif = Jumlah Work

Jumlah pengamatan x 100%

Berdasarkan rumus di atas, perhitungan persentase waktu produktif pekerja 1 pada hari 1 adalah:

%Produktif =157

200 x 100% = 78,50% dalam angka desimal menjadi 0,7850

(42)

Tabel 5.13. Rekapitulasi Waktu Produktif Masing-masing Pekerja

Rata-rata 0,4090

(43)

Tabel 5.13. Rekapitulasi Waktu Produktif Masing-masing Pekerja (Lanjutan)

Pekerja Aktivitas Hari 1 Hari 2 Hari 3 Hari 4 Hari 5 Rata-rata

Bagian Isolasi Tutup Kardus

Bagian Isolasi Tutup Kardus

Sumber : Pengolahan Data

5.2.2. Uji Keseragaman Data

Uji keseragaman data dilakukan untuk mengetahui apakah data yang dikumpulkan sudah seragam sesuai tingkat keyakinan pengamatan, ditandai dengan tidak adanya data yang out of control. Uji keseragaman data dilakukan dengan terlebih dahulu menentukan BKA dan BKB. Perhitungan BKA dan BKB dapat dilakukan dengan rumus sebagai berikut:

BKA = P�+ k �P�(1-P�)

n = Jumlah pengamatan yang dilaksanakan per siklus waktu kerja k = Harga indeks besarnya tergantung pada tingkat kepercayaan k = 1,96 (tingkat keyakinan 95%)

Contoh perhitungan BKA dan BKB pekerja 1 adalah:

P

� = 0,7850 + 0,7900 + 0,7850 + 0,7700 + 0,7900

5 = 0,7840

BKA = 0,7840+ 1,96

0,7840(1-0,7840)

(44)

BKB = 0,7840 -1,96

0,7840(1-0,7840)

1000 = 0,7585

Berdasarkan perhitungan diatas dapat disimpulkan bahwa data proporsi aktivitas bagian pemeriksa hasil kemasan tepung berada diantara BKA dan BKB yaitu 0,7585 ≤ 0,7840 ≤ 0,8095maka data dikatakan seragam. Contoh peta kontrol uji keseragaman data pekerja 1 dapat dilihat pada Gambar 5.1.

Gambar 5.1. Peta Kontrol Uji Keseragaman data Pekerja 1

Rekapitulasi uji keseragaman data proporsi aktivitas masing-masing pekerja pada setiap bagian dapat dilihat pada Tabel 5.14.

0,75 0,76 0,77 0,78 0,79 0,80 0,81 0,82

1 2 3 4 5

Hari Pengamatan

Peta Kontrol

Uji Keseragaman Data Pekerja 1 Bagian Pemeriksaan Hasil Kemasan

BKA

BKB

(45)

Tabel 5.14. Rekapitulasi Uji Keseragaman Data Pekerja

Ke-

% Produktif

Rata-rata BKA BKB Keterangan

1 0,7840 0,8095 0,7585 Seragam

Sumber : Pengolahan Data

5.2.3. Uji Kecukupan Data

Uji kecukupan data untuk mengetahui apakah data yang dikumpulkan telah mencukupi atau belum memenuhi syarat ketelitian yang ditetapkan. Jika data yang dikumpulkan belum mencukupi, maka perlu dilakukan penambahan jumlah data. Uji kecukupan data dilakukan dengan nilai S adalah 8%, rumus perhitungan dapat dilihat sebagai berikut:

N' = k

2

(1-p) S2p

Dimana:

N’ = jumlah pengamatan yang perlu dilakukan p = persentase produktif

S = tingkat ketelitian

k = harga indeks dari tingkat kepercayaan yang diambil (1,96) Jika N’ ≤ N, data dikatakan cukup.

Contoh perhitungan uji kecukupan data untuk pekerja 1 adalah sebagai berikut:

N'

=

1.96

2

�1-0.7840�

(46)

Jumlah pengamatan (N) adalah 1000 dan hasil perhitungan (N’) adalah 166, dapat dilihat bahwa N’<N, maka data dikatakan cukup. Rekapitulasi pengujian kecukupan data dapat dilihat pada Tabel 5.15.

Tabel 5.15. Rekapitulasi Uji Kecukupan Data

Pekerja Ke- N %P N' Keterangan

Sumber : Pengolahan Data

5.2.4. Perhitungan Tingkat Akurasi

Pengukuran tingkat akurasi dilakukan untuk mengetahui seberapa teliti pengamatan yang telah dilakukan. Rumus yang digunakan yaitu:

N

S =tingkat akurasi

k = harga indeks yang besarnya tergantung dari tingkat kepercayaan yang diambil

N = jumlah pengamatan

p = persentase waktu produktif (work atau idle) sebagai persentase N

(47)

7138

Perhitungan tingkat akurasi dapat dilihat sebagai berikut:

N

Nilai S = ± 3,9% atau lebih kecil dari 8% (tingkat ketelitian yang ditetapkan), maka penelitian yang dilakukan jauh lebih teliti dari yang dipersyaratkan diawal penelititan.

5.2.5. Perhitungan Waktu Standar

Perhitungan waktu standar dilakukan untuk mengetahui seberapa besar waktu yang dibutuhkan pekerja dalam mengerjakan satu unit produk. Rumus yang digunakan untuk menghitung waktu standar adalah sebagai berikut.

Waktu Siklus

=

Total Waktu x Waktu Produktif

Jumlah Produk yang Dihasilkan

Waktu Normal

=

Waktu Siklus x Rating Factor

Waktu Standar

=Waktu Normal x

100%

100% - Allowance (%)

(48)

Tabel 5.16. Pekerja Normal dan Jumlah Produksi Selama Pengamatan

No Bagian Kerja Pekerja

Normal

Rating Factor

Jumlah Produksi

1 Bagian Pemeriksaan

Hasil Kemasan 2 1,00 246604

2 Bagian Pembentukan

Kotak Kardus 4 1,05 12713

3 Bagian Pemuatan Kemasan ke dalam Kardus

6 1,06 8271

4 Bagian Isolasi Tutup

Kardus 8 1,06 12582

Sumber : Pengolahan Data

Pada pekerjaan pemeriksaan hasil pengemasan, pekerja normalnya adalah pekerja 2 dimana total produk yang dihasilkan selama pengamatan adalah 246604 unit. Contoh perhitungan waktu standar bagian pemeriksaan adalah sebagai berikut:

Waktu Standar =2100 x 0,7610 x1,00

246604 x

100% 100%-9% Waktu Standar = 0,0071menit

Setelah diperoleh waktu standar maka dilakukan perhitungan total waktu pengerjaan masing-masing pekerja. Contoh perhitungan total waktu pengerjaan untuk pekerja 1sebagai berikut:

Total Waktu Pengerjaan = Waktu Standar x Jumlah Produk

= 0,0071x 256676

= 1827,8801menit

(49)

Tabel 5.17.Rekapitulasi Waktu Standar dan Total Waktu Pengerjaan Setiap Pekerja

Pekerja

Jumlah Produk (unit)

Waktu Standar

(menit)

Total Waktu Pengerjaan

(menit)

1 256676 0,0071 1827,8801

2 246604 1756,1538

3 13284 0,0763 1013,2807

4 12713 969,7258

5 8552 0,2356 2015,2018

6 8271 1948,9867

7 8341 1965,4815

8 12582 0,1897 2387,3850

9 12582 2387,3850

Sumber : Pengolahan Data

5.2.6. Perhitungan Beban Kerja

Perhitungan beban kerja merupakan rasio antara Total Waktu Pengerjaan (TWP) dengan Total Waktu Tersedia (TWT) yang dirumuskan sebagai berikut:

Beban kerja = Total Waktu Pengerjaan

Total Waktu Tersedia

Beban kerja yang baik sebaiknya mendekati 100% atau dalam kondisi normal. Contoh perhitungan beban kerja padapekerja 1 adalah sebagai berikut:

Beban kerja =1827 ,8801

2100 = 0,8704

(50)

Tabel 5.18.Rekapitulasi Beban Kerja

Bagian Kerja Pekerja ke- ke dalam Kardus

5 2015,2018 2100 0,9596

6 1948,9867 2100 0,9281

7 1965,4815 2100 0,9359

Bagian Isolasi Tutup Kardus

8 2387,3850 2100 1,1369

9 2387,3850 2100 1,1369

Sumber : Pengolahan Data

5.2.7. Perhitungan Jumlah Pekerja dengan Work Load Analysis

Perhitungan jumlah pekerja yang dibutuhkan berdasarkan beban kerja dari pekerja stasiun packing dapat dilihat sebagai berikut:

1. Bagian pemeriksaan hasil pengemasan tepung

Total beban kerja = Beban Kerja Pekerja 1 + Beban Kerja Pekerja 2 = 0,8704+ 0,8363

= 1,7067 Rata-rata beban kerja = 1,7067 / 2

= 0,8533

(51)

2. Bagianpembentukan kotak kardus

Total beban kerja = Beban Kerja Pekerja 1 + Beban Kerja Pekerja 2 Total beban kerja = 0,4825+ 0,4618

= 0,9443 Rata-rata beban kerja = 0,9443 / 2

= 0,4721

Total beban kerja kedua pekerja tidak lebih dari 1, sehingga cukup 1 orang pekerja saja yang berada di bagian ini.

3. Bagianpemuatan tepungdalam kemasan plastik ke dalam kardus

Total beban kerja = Beban Kerja Pekerja 1 + Beban Kerja Pekerja 2 + Beban Kerja Pekerja 3

Total beban kerja = 0,9596+ 0,9281+ 0,9359 = 2,8237

Rata-rata beban kerja = 2,8237 / 3 = 0,9412

Rata-rata beban kerja pada bagian memasukkan kemasan ke dalam kardus tidak lebih dari 1, sehingga jumlah pekerja di bagian ini tetap 3 orang.

4. Bagian isolasitutup kardus

Total beban kerja = Beban Kerja Pekerja 1 + Beban Kerja Pekerja 2 Total beban kerja = 1,1369+ 1,1369

(52)

Rata-rata beban kerja = 2,2737 / 2 = 1,1369

(53)

BAB VI

ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

6.1 AnalisisHasilWork Sampling

Pengamatan work sampling dilakukan selama 5 hari pengamatan berturut-turut dengan 200 kali pengamatan per hari untuk setiap pekerja. Hasil pengolahan data (Tabel 5.13.) menunjukkan bahwa persentase waktu produktif yang paling besar dimiliki oleh pekerja 8 dan pekerja 9 (bagian isolasi tutup kardus) yaitu sebesar 85,80%, dan yang paling rendah yaitu pekerja 4 (bagian pembentukan kotak kardus) dengan persentase waktu produktif sebesar 40,90%. Artinya pekerja 8 dan pekerja 9 menggunakan waktu kerjanya lebih maksimal dibandingkan dengan pekerja 4 dan pekerja yang lainnya.

Banyaknya waktu menganggur (idle) dan besarnya toleransi kelonggaran yang diberikan (allowance) pekerja berbeda-beda sesuai dengan bagian kerjanya. Rekapitulasi perbandingan nilai idle dan allowance dapat dilihat pada Tabel 6.1.

Tabel 6.1. Perbandingan Waktu Idle, dan Allowance Bagian Kerja Pekerja

ke- % Idle Allowance Kemasan ke dalam Kardus

5 23,6% 10% 13,6%

6 21,2% 10% 11,2%

7 22,9% 10% 12,9%

Bagian Isolasi Tutup Kardus

8 14,2% 20% -5,8%

9 14,2% 20% -5,8%

(54)

Tabel 6.1. menunjukkan bahwa sebagian pekerja tidak memanfaatkan waktu kerjanya secara maksimal, terlihat banyak waktu kerja terbuang (selisih idledan allowance positif) tetapi ada juga yang memanfaatkan waktu kerjanya dengan sangat baik karena sebagian allowance yang diberikan digunakan untuk bekerja. Beban kerja paling berat adalah pada pekerja 8 dan 9 bagian isolasi tutup kardus dimana allowance yang diberikan 20%, tetapi pekerja tersebut hanya memanfaatkan 14,2% waktu kerjanya untuk hal tidak produktif, termasuk allowance. Berbeda dengan pekerja 3 dan 4 bagian pembentukan kotak kardus, dimana kelonggaran yang diberikan yaitu 7% tetapi waktu yang terbuang cukup besar yaitu mencapai 49,8% dan 52,1% dari waktu kerja yang diberikan.

6.2 AnalisisBeban Kerja

Nilai beban kerja diperoleh setelah melakukan perhitungan waktu standar. Beban kerja masing-masing pekerja berbeda-beda, beban kerja paling besar yaitu pekerja 8 dan 9 sebesar 113,69% dan beban kerja yang paling kecil yaitu pekerja 4 bagian membentuk kotak kardus sebesar 46,18%.

(55)

Gambar 6.1. Ilustrasi Pekerja Aktual pada Stasiun Packing

6.3 AnalisisJumlah Pekerja

Jumlah pekerja diperoleh dari hasil workloadanalysis yaitu dengan membagi total beban kerja terhadap jumlah pekerja, yang hasilnya tertera pada Tabel 6.2.

Tabel 6.2. Rata-rata Beban Kerja

Bagian Kerja Beban

Kerja

Aktual Jumlah

Pekerja

Rata-rata Beban Kerja

Bagian Pemeriksaan Hasil

Kemasan 1,7067 2 0,8533

Bagian Pembentukan Kotak

Kardus 0,9443 2 0,4721

Pemuatan Kemasan ke

dalam Kardus 2,8237 3 0,9412

Bagian Isolasi Tutup

Kardus 2,2737 2 1,1369

Total 9

(56)

Dari Tabel 6.2. terlihat adanya beban kerja yaang tidak sesuai dengan jumlah pekerja pada masing-masing bagian kerja, seperti:

1. Rata-rata beban kerja untuk 2 orang pekerja pada bagian pemeriksaan hasil pengemasan adalah 0,8533. Rata-rata beban kerja tidak melebihi 1, sehingga tidak perlu melakukan penambahan atau pengurangan jumlah pekerja.

2. Rata-rata beban kerja dari pekerja bagian pembentukan kotak kardus adalah 0,4721. Karena beban kerja yang dialami kedua pekerja masing-masing sangat ringan yaitu tidak sampai 50% maka pekerjaancukup dikerjakan oleh 1 orang pekerja dengan beban 0,9443.

3. Rata-rata beban kerja dari 3 orang pekerja pada bagian pemuatantepung dalam kemasan plastik ke dalam kardus adalah 0,9412 sehingga tidak perlu melakukan penambahan atau pengurangan jumlah pekerja.

4. Total beban kerja untuk 2 orang pekerja pada bagian isolasi tutup kardus adalah 2,2737dan rata-rata beban kerjanya adalah 1,1369. Karena beban kerja yang dialami masing-masing pekerja lebih dari 100%, maka bagian kerja tersebut perlu penambahan tenaga kerja. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan yaitu 1 orang, tetapi karena pekerjaan ini merupakan pekerjaan regu kerja, dimana sepasang pekerja harus bekerja secara bersamaan maka dibutuhkan 2 orang pekerja sekaligus. Jadi dengan penambahan 2 orang pekerja dapat mengurangi beban kerja masing-masing pekerja dari 1,1369 menjadi 0,5684.

(57)

Tabel 6.3. Rekapitulasi Jumlah Pekerja

Bagian Kerja Beban Kerja

Aktual Usulan

Jumlah Pekerja

Rata-rata Beban Kerja

Jumlah Pekerja

Rata-rata Beban Kerja

Bagian Pemeriksaan

Hasil Kemasan 1,7067 2 0,8533 2 0,8533

Bagian

Pembentukan Kotak Kardus

0,9443 2 0,4721 1 0, 9443

Pemuatan Kemasan

ke dalam Kardus 2,8237 3 0,9412 3 0,9412

Bagian Isolasi Tutup

Kardus 2,2737 2 1,1369 4 0,5684

Total 9 10

Sumber : Pengolahan Data

Dari Tabel 6.3. terlihat bahwa jumlah pekerja di stasiun packing membutuhkan pengurangan 1 orang pekerja pada bagian pembentukan kotak kardus, dan penambahan 2 orang pekerja pada bagian isolasi tutup kardus, sehingga total pekerja berubah yaitu dari 9 orang menjadi 10 orang.

(58)

Gambar 6.2. Ilustrasi Perubahan Jumlah Pekerja pada Stasiun Packing

Hasil perhitungan menunjukkan bahwa penambahan jumlah pekerja sudah tepat, tetapi tidak optimum karena beban kerja pekerja pada bagian isolasi tutup kardus terlalu rendah yaitu 0,5684. Selain beban kerja yang terlalu ringan, 2 orang pekerja yang membentuk regu kerja juga membutuhkan 1 mesin isolasi. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengalokasian ulang pekerja supaya beban kerja setiap pekerja merata dan perusahaan tidak perlu menambah mesin isolasi.

(59)

Tabel 6.4. Pengalokasian Pekerja Optimum

Bagian Pemeriksaan Hasil

Kemasan 1,70 2

Pekerja 1 : 1,00 Pekerja 2 : 0,70 Bagian Pembentukan Kotak

Kardus 0,94 2

Pekerja 3 : 0,94 Pekerja 4 : 0,00 Pemuatan Kemasan ke dalam

Kardus 2,82 3

Sumber : Pengolahan Data

Terdapat 4 orang pekerja yang memiliki beban kerja dibawah 100% yaitu 1 orang pekerja bagian pemeriksaan kemasan, 2 orang bagian membentuk kotak, dan 1 orang bagian memasukkan kemasan ke dalam kardus. Alokasi pekerja untuk setiap bagian kerja masih dapat diatur ulang agar beban kerja masing-masing pekerja mendekati atau sama dengan 100%. Berdasarkan Tabel 6.4., tugas-tugas pekerja dapat dialokasikan dengan cara berikut:

1. Pekerja bagian pembentukan kotak kardus dikurangi 1 orang (pekerja 4 dengan beban kerja 0,00)

(60)

Jumlah pekerja berdasarkan alokasi ulang beban kerja masing-masing pekerja dapat dilihat pada Tabel 6.5.

Tabel 6.5. Pembagian Tugas Setelah Alokasi

Bagian hasil kemasan

100% •Memeriksa hasil kemasan 2 83,3% •Memeriksa

Jumlah Pekerja 9 Pekerja 8 Pekerja

Keterangan: *) Beban Kerja yang terpakai di bagian Isolasi Tutup Kardus

(61)

Gambar 6.3. Ilustrasi Pengalokasian Pekerja pada Stasiun Packing

(62)

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan

Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian di stasiun packing PT. Aroma Mega Sari adalah sebagai berikut:

1. Hasil work sampling menunjukkan bahwa pekerja di bagian isolasi lebih produktif dari seluruh pekerja lainnya dengan waktu produktif sebesar 85,80%; sedangkan yang paling rendah adalah pekerja bagian pembentukan kotak kardus dengan waktu produktif sebesar 40,90%.

2. Hasil perhitungan menunjukkanbeban kerja yang dialami pekerja bagian pemeriksaan hasil pengemasan tepung ke dalam kantong plastik sebesar 86,78% dan 83,38%; bagian pembentukan lipatan kardus menjadi kotak kardus sebesar 48,27% dan 46,19%; bagian pemuatan kemasan tepung ke dalam kotak kardus sebesar 95,95%, 92,79% dan 93,58%; dan bagian isolasi penutup kardus sebesar 113,69%.

3. Alokasi ulang pekerja sesuai beban kerjanya, merekomendasikan jumlah pekerja di stasiun packing berubah, dari 9 orang menjadi 8 orang.

(63)

7.2. Saran

Saran untuk yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:

1. Pihak perusahaan sebaiknya memperhatikan besarnya waktu pekerja yang menganggur agar waktu kerja dapat digunakan secara optimal.

Gambar

Tabel 3.1. Nilai WestinghouseFactor
Tabel 3.2. Tabel Nilai Allowance
Gambar 4.3. 4 in 1 Multi Environmental Meter
Gambar 4.5. Langkah-langkah Proses Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian akan membandingkan beban kerja mental dari aktivitas pekerja dengan pendekatan metode Subjective Workload Assesment Technique (SWAT) dan Work Load Analysis agar

Penelitian menggunakan metode Subjective Workload Assesment Technique (SWAT) dan Work Load Analysis agar didapatkan jumlah pekerja yang optimal. SWAT digunakan untuk

Jumlah pekerja pada tiap stasiun yang berubah adalah stasiun parutan dari 3 orang bertambah menjadi 4 orang dan stasiun extractor dari 2 orang bertambah menjadi 3 orang,

2011.    Analisis Beban Kerja Fisik dan Mental pada Pengemudi. Bus Damri di Perusahaan Umum Damri Ubk Surakarta

Dari adanya perasaan lelah, bingung dan tertekan, terganggu karena kebisingan, getaran, maupun kenyamanan, maka saya akan memberikan skala sebesar.

Jumlah pekerja pada setiap stasiun yang berubah adalah stasiun pembelahan kelapa dari 3 orang bertambah menjadi 4 orang, stasiun pemarutan kelapa dari 4 orang bertambah menjadi