• Tidak ada hasil yang ditemukan

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Letak Geografis dan Potensi Kota Batu

Kota batu merupakan salah satu kota di provinsi Jawa Timur yang terbentuk tahun 2001 sebagai pecahan dari Kabupaten Malang. Sebelumnya wilayah Kota Batu merupakan bagian dari sub satuan wilayah pengembangan Malang Utara. Secara geografis Kota Batu terletak pada terletak pada posisi antara 7°44 55,11" LS - 8°26 35,45" LS dan 122°17 10,90" BT - 122°57 00,00" BT 1.

Kota ini terletak 15 km sebelah barat Kota Malang, dan berada di jalur Malang, Kediri, dan Jombang dan memiliki luas sebesar 202,800 km2 atau setara dengan 20,280 ha 2. Kota Batu berbatasan dengan beberapa kabupaten di Jawa Timur antara lain:

• Sebelah Selatan : Kecamatan Blitar dan Kabupaten Malang • Sebelah Barat : Kabupaten Malang

• Sebelah Timur : Kabupaten Malang

• Sebelah Utara : Kabupaten Mojokerto dan Kabupaten Pasuruan

Wilayah Kota Batu terbagi menjadi tiga kecamatan dan 23 desa atau kelurahan. Ketiga kecamatan tersebut antara lain : Kecamatan Batu dengan luas 46,377 km2, Kecamatan Bumiaji dengan wilayah yang paling luas, yaitu sekitar 130,189 km2, dan Kecamatan Junrejo dengan luas 26,234 km2 3.

Keadaan topografi Kota Batu memiliki dua karakteristik yang berbeda. Karakteristik pertama yaitu bagian sebelah utara dan barat yang merupakan daerah berbukit. Sedangkan karakteristik kedua, yaitu daerah timur dan selatan merupakan daerah yang relatif datar meskipun berada pada ketinggian 800 – 3000 m dari permukaan laut. Struktur tanah di Batu sangat cocok untuk pengembangan sektor pertanian, hal tersebut disebabkan jenis tanahnya merupakan endapan dari sederetan gunung yang mengelilingi Kota Batu. Selain itu ketersediaan air sangat baik, karena terdapat sumber-sumber air yang cukup potensial dan terdapat lima sungai yang keseluruhanya bermuara pada Sungai Brantas4.

      

1 NN. 2009.Sejarah pemerintahan Kota Batu. http:// www.kotabatu.com. [Diakses 4 Okt 2010] 2 Loc.cit

3 Loc.cit 4 Loc.cit 

(2)

Keadaan klimotologi Kota Batu memiliki suhu minimum 24° - 18° C dan suhu maksimum 32° - 28°C dengan kelembaban udara sekitar 75 – 98 persen dan curah hujan rata-rata 875 - 3000 mm per tahun. Sebagian besar lahan di Kota batu dimanfaatkan sebagai lahan perkebunan yaitu sebesar 34 persen. Rincian pemanfaatan lahan di Kota Batu antara lain pemukiman 1.568,757 ha, sawah irigasi 2.525,351 ha, sawah tadah hujan 92,009 ha, Tegal/Pekarangan 5.378,324 ha, kebun 6.576,459 ha, semak/belukar, 2.930,547 ha, dan pemanfaatan lainnya 181,166 ha atau dapat dilihat pada Gambar 9 5.

Gambar 8. Persentase Pemanfaatan Lahan di Kota Batu Sumber : Publikasi Kota Batu 2010 (www.batukota.go.id)

Karena keadaan tersebut, Kota Batu sangat cocok untuk pengembangan berbagai komoditas tanaman pangan, hortikultura dan ternak sehingga Kota Batu mendapat sebutan sebagai Kota Agropolitan. Secara umum kontribusi sektor pertanian kota batu dalam menyusun Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) tidak sebesar sektor perdagangan, hotel, dan restoran namun besarnya tenaga kerja yang bekerja pada sektor ini serta besarnya sumber daya yang dapat dimanfaatkan untuk menyokong pembangunan menyebabkan sektor pertanian merupakan sektor

       5

 NN. 2009.Sejarah pemerintahan Kota Batu. http:// www.kotabatu.com. [Diakses 4 Okt 2010]

(3)

penting bagi Kota Batu. Kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB Kota Batu pada tahun 2008 yaitu sebesar 19,58 persen (BPS Kota Batu 2010).

Komoditas hortikultura yang berhasil dikembangkan di Kota Batu dan menjadi ikon dari kota ini adalah buah apel. Namun dalam perkembangannya produktivitas tanaman batu semakin menurun seperti yang terlihat pada Tabel 6 berikut.

Tabel 6. Jumlah, Produksi, dan Produktivitas Tanaman Apel di Kota Batu Tahun 2005-2009 Tahun Jumlah Tanaman (Juta Pohon) % Jumlah Tanaman Produktif (Juta Pohon) % Produksi

(Ton) % Produktivitas (Kg/ Pohon)

2005 2,60 - 2,20 - 123.556 - 28,00

2006 2,52 (3,12) 2,10 (4,66) 125.545 1,61 29,70 2007 2,53 0,12 2,40 14,23 142.511 13,51 29,70 2008 2,69 6,48 1,59 (33,55) 86.809 (39,08) 27,20 2009 2,64 (2,03) 2,39 49,58 81.415 (6,21) 17,05 Sumber : Dinas Pertanian Kota Batu 2010

Pada tahun 2005 produktivitas apel sebesar 28 kg/pohon dan meningkat menjadi 29,70 kg/pohon pada tahun 2006 atau meningkat sebesar 6,07 persen. Namun mengalami penurunan pada tahun 2008 yaitu menjadi 27,20 kg/pohon dan menurun kembali pada tahun 2009 menjadi 17,05 kg/pohon. Penurunan produktivitas apel Batu disebabkan para petani enggan melakukan peremajaan terhadap tanaman apel, sehingga tanaman apel yang berusia tua masih tetap dipaksa untuk berproduksi. Selain itu zat-zat kimia dari pupuk maupun pestisida yang terkandung di dalam tanah semakin tinggi, hal ini menyebabkan tanah menjadi tidak subur sehingga produktifitas tanaman apel juga ikut menurun 6.

Selain sebagai kota agropolitan, Kota Batu juga terkenal sebagai kota wisata. Kota Batu merupakan salah satu daerah yang dikelilingi oleh pengunungan yang ada di wilayah Jawa Timur, yang secara geografis merupakan daerah tropis. Kota Batu memiliki beberapa daerah wisata pegunungan atau wisata alam seperti air panas, air terjun, bumi perkemahan dan lain-lain. Selain itu Kota Batu juga banyak terdapat wisata buatan. Kota Batu merupakan tujuan

      

6 Rakhmad P.2009. Waduh! Lahan Apel Batu Mulai Menyusut. http://www.beritajatim.com.

(4)

utama wisatawan baik manca maupun domestik di daerah Jawa Timur. Akibat keindahan alamnya, Kota Batu mendapat julukan "Kota Sejuta Pesona Keindahan" Kota Batu juga pernah dujuluki " De Kleine Switzerland" atau Swiss kecil di pulau Jawa. Kota Batu mempunyai banyak potensi wisata menawan, antara lain seperti lembah songgoriti, Wisata Wana, Selecta, Wisata Desa Bunga, Jawa Timur Park, Wisata Bangunan Kuno, Wisata Agro dan wisata lainnya. 5.2 Sejarah PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya

PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya merupakan salah satu bentuk usaha agribisnis yang secara harfiah dapat diartikan sebagai salah satu bentuk usaha yang menonjolkan usaha pertanian sebagai ciri khas yang kuat sekaligus mendukung fungsinya sebagai tempat wisata. Perusahaan ini mulai berdiri pada tahun 1989 dengan nama PT Panderman Indera Jaya, yang kemudian pada tanggal 21 Mei 1990 berganti nama menjadi PT Kusuma Satria Dinasari Wisata Jaya.

Perusahaan ini merupakan perusahaan keluarga yang berdasarkan akta notaris No. 50 berbentuk Perseroan Terbatas dengan SIUP : 91-92/13-24/PM/VII/97/P.I. Perusahaan ini dimiliki oleh Ir. Edy Antoro, seorang sarjana Agronomi, Universitas Negeri Jember. Beliau pernah bekerja sebagai sinder di Perkebunan Kopi PT Perkebunan XXVI ( sekarang PTPN XII di daerah Ijen, Bondowoso) sebelum akhirnya mendirikan PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya.

Berawal dari kebun apel seluas empat hektar, pada tahun 1989, Edy Antoro mengawali usahanya dibidang Agrowisata. Waktu itu tidak terpikirkan akan membuka usaha semacam itu, yang terpikirkan hanyalah bagaimana menanam apel agar hasilnya baik didasarkan pada pengalaman bekerja di perkebunan kopi PT Perkebunan XXVI di daerah Ijen, Bondowoso. Beliau sangat menguasai hal-hal yang berkaitan dengan masalah budidaya tanaman, meskipun jenis tanamannya berbeda.

Hasil dari panen pertama buah apel ternyata sangat baik, namun pada saat itu harga buah apel di pasaran sangat rendah akibat adanya panen raya. Oleh karena itu hasil panen pertama tersebut dibawa ke Surabaya dengan harapan harga yang diperoleh jauh lebih baik. Apel tersebut dia tawarkan ke kios-kios mewah, pedagang apel, dan juga pengepul yang ada di Surabaya. Namun buah apel

(5)

tersebut ditawar atau dihargai lebih rendah dari pada harga apel di tingkat pengepul di Batu, padahal kualitas buah apel hasil panen tersebut jauh lebih baik dari buah apel yang dijual oleh pedagang di Batu sendiri. Pedagang di Surabaya tersebut lebih memilih menjual buah-buahanimpor, termasuk apel.

Kendala-kendala yang terjadi di bidang pemasaran tersebut yang mencetuskan ide untuk mendirikan sebuah Agrowisata. Pada saat itu pengunjung hanya dibebani biaya sebesar 2.500 rupiah per orang untuk dapat memetik buah apel sendiri dan memakan buah tersebut sepuasnya. Menurut keterangan pemilik perusahaan dengan harga tersebut, beliau sudah mendapatkan keuntungan sebesar 600 rupiah per kilogram karena harga apel di pasaran 1.900 rupiah. Sementara itu apabila pengunjung memetik dam memakan apel sepuasnya dapat diperkirakan setiap orangnya hanya akan mampu menghabiskan lima buah apel yang setara dengan satu kilogram buah apel. Apabila pengunjung ingin membawa pulang buah apel, maka buah tersebut harus ditimbang terlebih dahulu dan dikenakan harga sebesar 2.500 rupiah per kilogramnya.

Pada tahun 1992 perusahaan mulai membangun cottage sebanyak 16

kamar dan memperluas arealnya menjadi delapan hektar untuk ditanami apel dan selebihnya ditanami jeruk. PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya mulai diresmikan dan dioperasikan sebagai kawasan wisata untuk umum dan fasilitas bagi tamu cottage PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya pada tanggal 21 Mei

1992. Tahun berikutnya perusahaan menambah kamar cottage menjadi 66 buah

dan fasilitas lainnya yaitu kolam renang, restoran, dan ruang pertemuan. Kemudian pada tahun 1994 jumlah kamar bertambah menjadi 84 buah dan pada tahun 1995 dibangun hotel berlantai tiga sehingga total kamar menjadi 152 kamar. Selain itu, fasilitas lai juga ditambah separti lobi, tiga buah restoran, delapan buah ruang pertemuan, dan dua lapangan tenis.

Untuk menambah fasilitas objek agrowisata, tahun 1996 dibangun rumah kaca untuk tanaman hias dan kebun kopi jenis Arabika Kate yang genjah seluas sembilan hektar. Selanjutnya tahun 1997 perusahaan juga melebarkan usaha ke bidang estate dan travel. Periode tahun 1998-2000 perusahaan menambah jenis tanaman untuk agrowisata yaitu strawberi dan menambah jumlah green house

(6)

perkembangannya pada tahun yang sama dibangun home industry pengolahan

buah apel. Tujuan didirikannya industri pengolahan ini adalah untuk menutupi tingginya biaya produksi serta memanfaatkan dan mengefisienkan buah apel kualitas rendah atau buah apel yang rusak. Tahun 2002, peralatan yang digunakan dalam industri pengolahan tersebut telah semi modern yaitu menggunakan boiler. Produk yang dihasilkan pada industri pengolahan tersebut telah menjangkau daerah Jawa Timur, Jawa Tengah, Jakarta, dan Bali.

Pada tahun yang sama PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya juga mendirikan Klinik Agribisnis sebagai pusat kajian agribisnis yang memiliki tujuan memberdayakan khususnya petani Indonesia dan dunia agribisnis di tanah air pada umumnya. Program-program dari Klinik Agribisnis antara lain mengadakan pelatiahan-pelatihan (training), studi banding, seminar, kajian-kajian dan

memasyarakatkan agrowisata di masyarakat dengan membuat paket-paket wisata bekerjasama dengan biro-biro perjalanan dan travel. Pada tahun 2002 inilah Klinik Agribisnis mulai mengembangkan pertanian organik. Dan saat ini selain buah apel dan strawberi, perusahaan juga membudidayakan komoitas buah jeruk, jambu dan buah naga (Lampiran 33).

Semua usaha dan aktivitas yang dirintis tersebut, diwadahi dalam sebuah badan hukum legal yaitu PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya yang saat ini merupakan holding dari beberapa perusahaan antara lain hotel, estate, travel, dan

agrowisata. Total luas lahan yang dimiliki adalah 60 hektar, dengan jumlah karyawan tetap sebanyak 400 orang dan total seluruh karyawan termasuk karyawan harian lepas mencapai lebih dari 800 orang.

5.2.1 Visi, Misi, dan Tujuan Perusahaan

PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya telah memiliki suatu visi atau suatu pandangan ke depan yang hendak dicapai perusahaan. Visi yang dimiliki PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya yaitu “Mewujudkan perusahaan sebagai objek agrowisata yang bertumpu kepada agribisnis dan pariwisata dengan tetap melestarikan nilai-nilai budaya dan lingkungan hidup”. Sedangkan misi yang merupakan deklarasi alasan keberadaan perusahaan yang membedakannya dengan perusahaan lain adalah :

(7)

1. Menciptakan iklim usaha yang mendukung kepada pemenuhan kebutuhan konsumen dalam pelayanan, fasilitas, sarana dan prasarana.

2. Menciptakan produk dan jasa yang inovatif secara kontinyu sesuai dengan perubahan pasar lokal dan pasar global.

3. Mengembangkan dan melestarikan citra produk perkebunan sebagai salah satu diferensiasi dominasi.

4. menciptakan dan mengembangkan produk-produk industri pengolahan hasil perkebunan sebagai pendukung perolehan pendapatan bagi perusahaan.

PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya memiliki dua tujuan yang ingin dicapai yaitu :

1. Tujuan Umum

Tujuan Agrowisata adalah ikut menyumbang devisa negara dari sektor non migas, membuka kesempatan berusaha dan lapangan kerja melalui pemanfaatan yang optimal potensi agrowisata sebagai salah satu tempat tujuan wisata. Selain itu agar pembangunan pertanian di masa yang akan datang sesuai dengan yang digariskan dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara Tahun 1993, dengan mengacu hal tersebut maka tujuan umum dari PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya adalah sebagai berikut :

a. Meningkatkan pendapatan dan taraf hidup petani b. Memperluas lapangan kerja dan kesempatan berusaha

c. Mengisi dan memperluas pasar, baik pasar dalam negeri maupun pasar luar negeri.

d. Menunjang perkembangan wilayah 2. Tujuan Khusus

a. Memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada wisatawan untuk berkunjung ke objek wisata

b. Menciptakan iklim usaha yang baik pada pengusaha di bidang agro dan pariwisata di dalam menyelenggarakan dan pelayanan wisata

c. Menciptakan pemasaran terpadu

d. Mengamankan dan melestarikan citra produk perkebunan sebagai salah satu diversifikasi produk wisata.

(8)

e. Menciptakan lapangan kerja dan kesempatan berusaha di kawasan usaha pertanian lainnya berupa akomodasi, pertokoan, souvenir, pemandu dan

lain-lain

f. Memberikan nilai tambah bagi usaha pertanian berupa tambahan pendapatan dari adanya paket-paket wisata khusus, seperti jasa pelayanan akomodasi, makan dan minum

Motto PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya adalah “We Serve Better

Than The Other” yaitu dengan menganjurkan para karyawan tiap divisi untuk

bersikap ramah, berpakaina rapi, dan bertanggung jawab dengan tugas yang diembannya.

5.2.2 Sumber Daya Manusia (SDM)

Tenaga kerja yang ada pada PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya tidak mengalami banyak perubahan tiap tahunnya. Tenaga kerja sebagian besar berasal dari daerah sekitar Batu. Hal tersebut tidak terlepas dari tujuan PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya yang ingin memberdayakan masyarakat sekitar perusahaan guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dalam merekrut tenaga kerja, ada dua sistem yang digunakan yaitu

1. Atas dasar kebutuhan tenaga kerja

2. Gethok Tular, sistem bawaan dari pekerja yang terlebih dahulu bekerja di PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya

Kedua sistem perekrutan tenaga kerja tersebut diterapkan pada pekerja di dalam kebun pada Departemen Teknik Budidaya. Selain itu saat ini telah dilaksanakan pembagian tenaga kerja yaitu tenaga kerja harian, bulanan, kontrak, dan musiman. Tenaga kerja harian terdiri dari tenga kerja harian tetap dan harian lepas. Tenaga kerja bulanan adalah tenaga kerja yang sudah diangkat menjadi karyawan dan mendapatkan gaji bulanan. Tenaga kerja kontrak adalah tenaga kerja yang dikontrak untuk pekerjaan tertentu dalam jangka waktu minimal satu tahun. Tenaga kerja musiman adalah tenaga kerja yang dibutuhkan hanya pada waktu tertentu saja, misalnya pemandu wisata dan budidaya tanaman.

(9)

5.3 Gambaran Budidaya Apel PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya

Total Luas lahan yang dimiliki PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya adalah 60 Ha. Luas kebun untuk kebun apel adalah 13,21 Ha, sisanya untuk kebun jeruk, jambu, strawbery, kopi dan buah naga. Pengelolaan kebun apel berada dibawah Divisi Budidaya Tanaman Tahunan.

5.3.1 Penyediaan Bibit

Kualitas bibit yang baik merupakan harapan masa depan, artinya jika bibit apel berkualitas baik, pembudidaya dapat mengharapkan keuntungan usahatani apel tersebut pada masa depan (produktivitas tinggi dalam waktu yang cukup panjang, sekitar 35 tahun). Perbanyakan tanaman apel yang baik adalah secara vegetatif karena perbanyakan secara generatif selain banyak memkan waktu, sifatnya sering kali menyimpang dari induknya.

Teknik perbanyakan vegetatif yang biasa digunakan adalah penempelan (okulasi) dan sambungan (grafting). Untuk bibit buah apel yang digunakan PT

Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya adalah bibit dari hasil perbanyakan vegetatif dari batang tanaman apel liar. Bibit tersebut diperoleh dari Balai Penelitian Jeruk Dan Tanaman Subtropik (BALITJESTRO) Tlekung Batu dengan harga satu buah bibit sekitar Rp. 12.500. Varietas yang ditanam di PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya ada empat jenis yaitu Manalagi, Anna, Rome Beauty, dan Wanglin. 5.3.2 Persiapan Lahan dan Penanaman

Persiapan lahan perlu dilakukan dalam rangka memenuhi kebutuhan tanaman akan zat-zat yang diperlukan seperti air, udara, dan hara lainnya guna mendapatkan produksi dan kualitas buah yang baik. Tanaman apel sendiri dapat dibudidayakan baik di tanah sawah maupun tanah tegal. PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya membudidayakan tanaman apel di lahan tegal hal tersebut didasarkan pada tujuan utama pembudidayan tersebut untuk diusahakan menjadi tempat wisata petik.

Jarak tanam disarankan tidak terlalu rapat, karena pertanaman akan menjadi sangat rimbun. Apabila tajuk saling bersentuhan akan menyebabkan kelembaban tinggi, sirkulasi udara kurang, sinar matahari terhambat, dan perkembangan penyakit cepat. Demikian juga untuk kegiatan wisata akan

(10)

terhambat karena para wisatawan kesulitan untuk melakukan kegiatan pemetikan apel. Disamping itu jarak tanam yang cukup dekat akan menyulitkan pemeliharaan (misalnya : penyemprotan). PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya menetapkan jarak tanaman apel yang dibudidayakannya yaitu 3 x 2,5 meter, dengan pertimbangan jarak tersebut cukup ideal dalam pembudidayaan apel dengan tetap memaksimalkan lahan yang dimiliki.

5.3.3 Pengelolaan Tanaman Apel

Di Indonesia, tanaman apel dapat dibuahkan dua kali dalam setahun. Pengelolaan tanaman apel dalam satu periode panen adalah sebagai berikut.

                         

Gambar 9. Diagram Alur pemeliharaan Tanaman Apel Setiap Periode Panen.

Pengelolaan tanaman yang baik pada satu periode panen akan berpengaruh baik pula pada periode panen berikutnya. Demikian juga sebaliknya, pengelolaan tanaman yang buruk akan menurunkan produktivitas tanaman pada panen berikutnya. Panen Perompesan Daun Pemangkasan Pelengkungan Cabang Pecah Kuncup/Knop Bunga-Fruit set Buah - panen

(11)

5.3.4 Perompesan atau Pengguguran Daun

Perompesan daun dilakukan untuk mematahkan masa dorman di daerah beriklim sedang. Perompesan ini dapat menstimulasi membukanya kuncup terminal dan lateral, kemudian diikuti dengan pembungaan sekitar satu bulan berikutnya. Di luar negeri seperti di Australia, Amerika, New Zealand dan Eropa teknik perompesan daun tidak dilakukan, karena di negara tersebut memiliki musum gugur. Pada musim gugur ini, daun apel akan berguguran secara alami, dan pada musim semi tunas-tunas akan tumbuh dan selanjutnya akan terjadi pembungaan.

Indonesia yang beriklim tropis tidak mengenal adanya musim gugur, sehingga untuk memeahkan masa dormansi ditempuh cara pengguguran atau perompesan daun secara buatan. Perompesan ini dapat dilakukan dengan tangan atau dengan bahan kimia. Perompesan manual dengan menggunakan tangan dapat mengakibatkan meningkatnya biaya tenaga kerja dan juga dapat mengakibatkan luka yang memungkinkan tanaman menjadi peka terhadap serangan hama dan penyakit. Apabila dilakukan perompesan dengan bantuan bahan kimia, dosis yang digunakan harus tepat, karena konsentrasi yang tinggi dapat menyebabkan efek samping yang merugikan seperti tanaman menjadi kering. Zat kimia yang digunakan yaitu kombinasi antara UREA 10 persen dan Ethrel 5000 ppm yang diberikan satu minggu setelah panen sebanyak dua kali dengan selang waktu seminggu.

Dengan perompesan daun ini, tanaman apel di Indonesia dapat dibuahkan dua kali dalam satu tahun, namun produktivitasnya tidak sama. Pada saat pembungaan terjadi pada musim penghujan, dapat dipastikan produktivitasnya menurun (banyak bunga yang gugur/persarian terganggu). Perompesan yang dilakukan pada bulan Juni sampai denga September dapat dipastikan hasilnya cukup baik karena pada saat pembungaan bertepatan dengan musim kemarau, seperti dapat dijelaskan pada gambar berikut.

(12)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 Keterangan :

Pn : Panen : Musim Penghujan Rp : Rompes : Musim Kemarau Bng : Bunga

Gambar 10. Pola Pengaturan Pemeliharaan Tanaman Apel

Perompesan daun yang dilakukan sebelum waktunya, yaitu pada saat tunas-tunasnya belum padat dan daun-daun di bawahnya belum tua benar, menyebabkan kebanyakan tunas tersebut akan tumbuh menjadi tunas vegetatif. Jika waktu perompesan daun tepat, sekitar satu bulan sesudahnya tunas-tunas padat akan berkembang menjadi tunas-tunas daun yang kemudian disusul dengan rangkaian bunga.

Tanaman apel umur satu tahun sebenarnya sudah dapat dibuahkan hanya saja kualitasnya kurang baik. Oleh sebab itu, bunga yang timbul akibat perompesan daun sebaiknya dibuang, dan pengelolaan tanaman diarahkan pada dpembentukan percabangan. Tanaman Apel di PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya biasanya akan dibuahkan apabila umur tanaman sudah mencapai 3,5 tahun dan akan memebrikan hasil yang baik ketika umur pohon telah lima tahun. 5.3.5 Pelengkungan Cabang

Setelah dilakukan perompesan daun dan pemangkasan tunas, kegiatan selanjutnya adalah meratakan letak ketinggian tunas – tunas lateral dengan cara melengkungkan cabang. Jika letak mata tunas lateral sama tingginya, maka tunas tersebut akan dapat tumbuh merata sepanjang cabang. Oleh karena itu, bentuk pelengkungan cabang harus mendatar/horizontal dan arahnya keluar tajuk sesuai dengan arah cabang tersebut.

Cara melengkungkan cabang dengan tali (tali rafia atau tali karung) yang diikatkan longgar di tengah cabang kemudian ditarik dan diikatkan pada batang utama. Pada tanaman apel muda (umur ± 2 tahun), pelengkungan (setelah

(13)

dilakukan perompesana) tetap dilakukan tetapi tidak untuk dibuahkan. Tujuan pelengkungan cabang tersebut untuk mempercepat tumbuhnys tunas-tunas lateral baru. Tunas-tunas baru tersebut ± enam bulan berikutnya dirompes dan dilengkungkan kembali, demikian seterusnya sampai saatnya dibuahkan yaitu sekitar umur empat tahun.

5.3.6 Pemangkasan

Pemeliharaan selanjutnya yaitu melakukan pemangkasan pada tanaman apel. Pemangkasan ini dibedakan menjadi dua yaitu pemangkasan bentuk dan pemangkasan pemeliharaan. Pemangkasan bentuk dilakukan secara bertahap, dimulai dengan pemotongan bibit yang baru ditanam setinggi ± 80 cm dari tanah, yakni memotong cabang-cabang yang tumbuh di bawah ketinggian 60 cm dari permukaan tanah. Sasaran pemangkasan bentuk ini adalah untuk memperoleh bentuk pohon yang rendah atau perdu.

Sedangkan pemangkasan pemeliharaan merupakan kelanjutan dari pemangkasan bentuk yang dilakukan secara tetap atau continue dan teratur, yang merupakan salah satu bagian dari usaha membuahkan apel.

Fungsi gunting tunas atau pemangkasan pada tanaman apel adalah 1. Memudahkan pemeliharaan karena tanaman berbentuk perdu

2. Mendapatkan sinar matahari yang lebih banyak dan merata

3. Mempercepat berbuah karena adanya penekanan pertumbuhan vegetatif 4. Membentuk cabang yang efisien, karena buah berasal dari tunas – tunas lateral 5. Menjaga keseimbangan antara akar dan bagian atas

6. Menjamin stabilitas hasil dari musim ke musim Bagian-bagian yang perlu di pangkas yaitu 1. Bibit yang baru ditanam setinggi ± 80 cm dari tanah

2. Tunas-tunas yang tumbuh di bawah ± 60 cm dari permukaan tanah 3. Tunas-tunas ujung/beberapa ruas dari pucuk, empat-enam mata

4. Bekas tangkai buah, knop yang tidak subur, cabang yang berpenyakit (misalnya terserang kanker) dan tidak produktif, cabang yang saling bergeser menyulitkan pelengkungan, dan ranting-ranting kecil/ daun-daun yang menutupi buah sehingga kurang mendapat sinar matahari.

(14)

Waktu pemangkasan tergantung pada tujuan pemangkasan. Pemangkasan bentuk dilakukan mulai dari bibit atau poada umur ± tiga bulan setelah penanaman (bibit sudah tumbuh baik) sampai bentuk yang diharapkan. Bentuk tanaman yang diharapkan biasanya akan terbentuk saat tanaman berumur empat sampai lima tahun. Sedangkan pemangkasan pemeliharaan dapat dilakukan setiap saat bila diperlukan, misalnya untuk keperluan pembuahan mencegah menjalarnya penyakit dan sebagainya.

5.3.7 Pemeliharaan Tanaman

Pemeliharaan tanaman apel harusn dilakukan secara intensif, karena tanaman apel di Indonesia dibuahkan sebanyak dua kali. Kondisi tanaman harus selalu subur dan sehat untuk menunjang pertumbuhan generatif dan vegetatif. Pemeliharaan tanaman apel dibagi menjadi dua yaitu pemupukan, pemeliharaan tanah dan pengendalian hama dan penyakit tanaman.

5.3.8 Pemupukan

Jenis pupuk yang digunakan pada tanaman apel adalah pupuk organik (pupuk kandang) dan pupuk anorganik (NPK majemuk maupun tunggal). Pupuk kandang berfungsi untuk memperbaiki struktur tanah, sedangkan unsur N untuk meningkatkan kesuburan tanah dan menentukan produksi. Unsur P dibutuhkan untuk mendorong pertumbuhan bagian-bagian muda dari tanaman selain itu juga mendorong pertumbuhan bunga dan buah. Unsur K berguna untuk memperbaiki mutu buah.

Cara pemupukan tanaman apel dengan menempatkan pupuk di sekeliling tanaman sedalam ± 20 cm pada jarak selebar tajuk daun. Karena pupuk mudah menguap dan mudah tercuci oleh air maka perlu ditutup tanah, kemudian diairi ( bila ada pengairan). Pada musim kemarau pertumbuhan awal setelah rompes apel memperoleh makanan dari sisa hara musim yang lalu. Pupuk kandang cukup diberikan satu kali dalam setahun ( dua kali panen) dan diberikan setelah panen pada musim kemarau, dengan dosis 40 kg untuk setiap pohon, tergantung besarnya pohon.

(15)

Untuk menunjang pertumbuhan baik vegetatif dan generatif, berdasarkan wawancara dengan Manager Budidaya Tanaman Tahunan maka perlu diberikan pupuk daun dan ZPT dengan aturan sebagai berikut :

1. Lima hingga tujuh hari sekali, sampai menjelang berbunga setelah rompes dapat diberi pupuk Gandasil B (1 gram/liter) + Atonik/Cepha ( 1cc/liter).

2. lima hingga tujuh hari sekali sampai menjelang panen setelah 2,5 bulan dari rompes diberi pupuk Gandasil D (1gram/liter).

PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya melakukan penyemprotan ini setiap satu minggu sekali untuk setiap bloknya. Penyemprotan pupuk daun dan ZPT sekaligus dilakukan bersamaan pengendalian hama dan penyakit.

5.3.9 Pengendalian Hama dan Penyakit

Di samping faktor iklim dan cuaca, hama dan penyakit merupakan faktor penting yang membatasi produksi apel. Oleh karena itu pengelolaan tanaman apel, terutama tindakan preventif pengendalian hama dan penyakit perlu sekali mendapat perhatian. Beberapa hama penyakit yang sering menyerang tanaman apel di PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya antara lain :

1. Tungau, Spider Mite, Cabuk Merah (Panonychus Ulmi)

a. Gejala Serangan

Tungau menyerang daun muda, daun tua dengan menghisap cairan sel-sel daun. Pada serangga yang hebat mengakibatkan daun-daun berbercak kuning, buram, cokelat, dan mengering. Pada buah menyebabkan bercak keperak-perakan atau cokelat.

Musuh alami : coccinellidae lyccosa.

b. Pengendalian

Penyemprotan dengan pestisida pada awal peningkatan populasi, efektif menekan populasi tungau. Pestisida dan takarannya adalah Akarsida Omite 570 EC dosis 2 cc/liter air atau 1 liter Omite 570 EC dalam 500 liter air perhektar dengan interval 2 minggu.

2. Ulat Daun (Spodoptera Litura)

(16)

Ulat yang baru menetas secara bersamaan atau berkelompok menggerek daun, mengakibatkan daun berlubang-lubang tidak teratur hingga tinggal tulang-tulang daunnya saja.

b. Pengendalian

Secara mekanis dapat dilakukan dengan cara membuang telur-telur pada daun. Sedangkan secara kimiawi dilakukan penyemprotan dengan insektisida antara lain Tamaron 200 LC dan Nuvacron 20 SCW.

3. Penyakit Kanker (Botryosphaeria Sp.)

a. Gejala Serangan

Jamur ini menyerang batang, cabang dan daun. Batang atau cabang menjadi busuk, berwarna cokelat kehitam-hitaman, kadang-kadang mengeluarkan cairan. Penyerangan pada buah dapat terjadi di kebun maupun dalam penyimpanan. Pada awalnya tampak gejala bercak kecil berwarna cokelat muda, busuk, meluas hingga seluruh buah menjadi busuk, menggembung, berair dan warna buah menjadi pucat. Biasanya infeksi di mulai di dalam buah atau sekitar ruang biji.

b. Pengendalian

1) Diusahakan untuk tidak memetik atau memanen buah terlalu masak.

2) Mengurangi kelembapan kebun dengan pengaturan jarak tanam, jangan terlalu rapat, dan membersihkan rumput-rumput di sekitar tanaman.

3) Memotong bagian-bagian tanaman yang sakit, dikumpulkan, dan dibakar. 4) Pengerokan batang atau cabang yang sakit, kemudian diolesi dengan fungsida

antara lain Difolatan 4 F konsentrasi 100 cc/10 liter air, Antracol 70 WP 2 gr/liter air.

5.4 Perkembangan Produksi dan Harga Apel

Kebun apel perusahaan dibagi menjadi dua yaitu kebun apel di Ngaglik yang dibudidayakan untuk memenuhi permintaan wisata dan kebun apel Junggo yang merupakan kebun produksi untuk memenuhi kebutuhan apel selain wisata. Besarnya produksi apel di PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya dapat dilihat pada Gambar 11.

(17)

Gambar 11. Perkembangan Produksi Apel Per Bulan PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya Tahun 2006 – 2010

Sumber : Laporan Manajemen, PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya 2006-2010

Berdasarkan Gambar 11 dapat disimpulkan bahwa produksi apel PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya mengalami fluktuasi setiap bulannya. Selain itu menurut keterangan Manager Trading, perusahaan juga belum mampu sepenuhnya memenuhi permintaan buah apel, terlebih permintaan apel di Divisi Trading. Hal tersebut disebabkan sebagian tanaman di kebun produksi masih berumur dibawah lima tahun sehingga hasil yang diberikan juga belum maksimal. Untuk mengatasi masalah tersebut PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya mendatangkan pasokan buah apel dari luar. Pasokan tersebut berasal dari kebun mitra tani dan mitra beli PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya.

Perkembangan harga jual apel setiap bulannya juga mengalami fluktuasi seperti yang terlihat pada Gambar 12. Fluktuasi harga tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti harga pasar dan jumlah penawaran apel. Namun PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya memiliki standar harga tersendiri yang lebih tinggi dari harga pasar, yakni Rp. 10.000, 00 per kg. Hal tersebut disebabkan

brand image buah apel yang dihasilkan PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya

memiliki kualitas yang baik sehingga perusahaan ini berani menetapkan harga buah apel yang dihasilkan relatif tinggi dibandingkan dengan harga pasar.

(18)

Gambar 12. Perkembangan Harga Buah Apel Per Bulan PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya Tahun 2006 – 2010

Sumber : Laporan Manajemen, PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya 2006-2010

Dalam usaha pembudidayaan apel besarnya investasi perlu didasarkan pada perhitungan ekonomi yang cermat. Hal tersebut dikarenakan usahatani apel memerlukan modal yang cukup besar, khususnya pada tahun-tahun awal karena risiko usahatani apel cukup tinggi (Soelarso 1997). Biaya produksi usahatani apel cenderung meningkat dari tahun ke tahun, namun diimbangi produktivitasnya yang meningkat seiring dengan semakin besarnya tanaman.

Berdasarkan wawancara dengan Manager Budidaya Tanaman Tahunan, kemampuan produksi rata-rata tanaman apel untuk tanaman menghasilkan di PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya dapat mencapai 30 kg/pohon/tahun atau setara dengan 36 ton/ha/tahun. Dengan produksi tertinggi mampu menghasilkan 40 kg/pohon/tahun. Rincian pendapatan serta biaya-biaya yang dikeluarkan untuk membudidayakan tanaman apel PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya dalam setahun dengan luasan satu hektar dapat dilihat pada Tabel 7.

(19)

Tabel 7. Analisis Pendapatan Usahatani Apel Ha/ Tahun PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya Tahun 2009-2010

No. Keterangan Jumlah Satuan Harga

(Rp) Nilai (Rp) A. Penerimaan 20 Kg (Penghujan) 24.000 Kg 11.000 264.000.000 30 Kg (Kemarau) 36.000 Kg 11.000 396.000.000 Total penerimaan 660.000.000 B. Biaya Tunai NPK (Kg) 1.200 Kg 11.000 13.200.000 Organik (Kg) 60.000 Kg 325 19.500.000 Obat-obatan (ltr) 22.483.570 Stick 8 Unit 35.000 280.000

Gunting Pangkas 6 Unit 67.500 405.000

Selang 6 Unit 950.000 5.700.000

Kuas 20 Unit 7.500 150.000

Gergaji 2 Unit 25.000 50.000

Biaya tenaga kerja tetap 2 Orang 1.120.000 26.880.000

Biaya tenaga kerja harian 21.048.750

Biaya air 2.400.000

Total Biaya Tunai 112.097.320

C. Biaya Diperhitungkan

Bibit 1.200 Unit 12.500 15.000.000

Penyusutan Alat

Mesin PHPT 2 Unit 3.465.000 1.386.000

Mesin Potong 2 Unit 1.300.000 866.667

Tong 4 Unit 300.000 240.000

Timbangan 1 Unit 800.000 400.000

Mobil Pick Up 1 Unit 70.000.000 7.000.000

Motor 2 Unit 11.000.000 2.200.000

Sewa lahan (Biaya imbangan Penggunaan Lahan) 1 Ha 4.000.000 4.000.000

Total Biaya Diperhitungkan 31.092.667

D. Pendapatan Total 516.810.013

E. Pendapatan per Bulan 43.067.501

F. Pendapatan per Hari 1.435.583

Tabel 7 menjelaskan mengenai pendapatan yang akan diperoleh perusahaan dalam mengusahakan tanaman apel kurun waktu satu tahun. Dalam waktu satu tahun perusahaan memanen apel sebanyak dua kali. Panenan tersebut

(20)

dibagi menjadi dua yaitu panen pada waktu musim penghujan dan musim kemarau. Pada waktu musim penghujan tanaman apel akan memproduksi apel rata-rata sebanyak 20 kg per pohon dan 30 kg per pohon pada musim kemarau. Pada tabel 6 didapatkan pendapatan perusahaan dalam mengusahakan tanaman apel kurun waktu satu tahun yaitu sebesar Rp 516.810.013, 00. Sedangkan rata-rata pendapatan yang diperoleh perusahaan pada lahan satu hektar kurun waktu satu bulan adalah sebesar Rp 43.067.501, 00 dan pendapatan rata-rata per hari sebesar Rp. 1.435.583, 00. Aspek pemasaran merupakan aspek yang sangat penting bagi berlangsungnya suatu usaha. Pemasaran buah apel yang dihasilkan PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya dilakukan dengan dua cara yaitu melalui wisata petik yang menjadi tanggung jawab Divisi Marketing Wisata dan penjualan melalui Divisi Trading.

Gambar

Gambar 8.  Persentase Pemanfaatan Lahan di Kota Batu
Tabel 6.  Jumlah, Produksi, dan Produktivitas Tanaman Apel di Kota Batu Tahun  2005-2009  Tahun Jumlah  Tanaman  (Juta  Pohon)  % Jumlah Tanaman Produktif (Juta Pohon)   %  Produksi (Ton)  %  Produktivitas (Kg/ Pohon)  2005 2,60  -  2,20 -  123.556 -  28,0
Gambar 10.  Pola Pengaturan Pemeliharaan Tanaman Apel
Gambar 11.   Perkembangan  Produksi Apel Per Bulan PT Kusuma Satria  Dinasasri Wisatajaya Tahun 2006 – 2010
+3

Referensi

Dokumen terkait

Menggunakan teknologi dan hasil pemuliaan untuk mengatasi sensitifitas tanaman terhadap cuaca (terutama curah hujan); menerapkan teknologi produksi yang efisien dengan

baiknya dan seluas-luasnya tanpa gangguan rasa takut. Karena semua kebutuhannya telah dipenuhi orang tuanya. Anak lahir dalam keadaan keadaan fitrah. Keluarga dan

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas berkat dan limpahan rahmat dan karunia Nya yang telah memberikan kesehatan dan kesabaran sehingga dapat menyelesaikan skripsi

Penyelengaraan Ibadah Haji (PIH) meliputi unsur kebijakan, pelaksanaan dan pengawasan. Kebijakan dan pelaksanaan dalam penyelenggaraan ibadah haji merupakan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan media VW + air kelapa 15% + gula pasir 20 g/l + pisang 75 g/l + charcoal 2 g/l + BAP 1 ppm + NAA 1 ppm + 2.4-D 0,1 ppm memberikan

SHOUTcast adalah suatu freeware yang biasa digunakan pada teknologi radio streaming. SHOUTcast membantu user menyediakan suatu Internet Radio Server pribadi dengan

Hasil evaluasi juga bisa digunakan untuk mengetahui apakah materi yang diajarkan telah tepat bagi siswa atau tidak, sehingga bisa dijadikan pedoman pada