• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINGKAT PEMAHAMAN SISWA KELAS XI SMA PANGUDI LUHUR YOGYAKARTA TERHADAP KEGUNAAN KEGIATAN BIMBINGAN DAN KONSELING TAHUN AJARAN 20072008 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konsel

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "TINGKAT PEMAHAMAN SISWA KELAS XI SMA PANGUDI LUHUR YOGYAKARTA TERHADAP KEGUNAAN KEGIATAN BIMBINGAN DAN KONSELING TAHUN AJARAN 20072008 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konsel"

Copied!
174
0
0

Teks penuh

(1)

TINGKAT PEMAHAMAN SISWA KELAS XI SMA PANGUDI LUHUR

YOGYAKARTA TERHADAP KEGUNAAN KEGIATAN

BIMBINGAN DAN KONSELING TAHUN AJARAN 2007/2008

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh:

Maria Flora Arestinatha

NIM: 021114004

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)

TINGKAT PEMAHAMAN SISWA KELAS XI SMA PANGUDI LUHUR

YOGYAKARTA TERHADAP KEGUNAAN KEGIATAN

BIMBINGAN DAN KONSELING TAHUN AJARAN 2007/2008

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh:

Maria Flora Arestinatha

NIM: 021114004

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(3)

SKRIPSI

TINGKAT PEMAHAMAN SISWA KELAS XI SMA PANGUDI LUHUR

YOGYAKARTA TERHADAP KEGUNAAN KEGIATAN BIMBINGAN

DAN KONSELING TAHUN AJARAN 2007/2008

Oleh:

Maria Flora Arestinatha

NIM: 021114004

Telah disetujui oleh:

Pembimbing I

Drs. Puji Purnomo, M.Si Tanggal 30 Mei 2008

Pembimbing II

Drs. A. Samana, M.Pd Tanggal 30 Mei 2008

(4)

SKRIPSI

TINGKAT PEMAHAMAN SISWA KELAS XI SMA PANGUDI LUHUR

YOGYAKARTA TERHADAP KEGUNAAN KEGIATAN BIMBINGAN

DAN KONSELING TAHUN AJARAN 2007/2008

Dipersiapkan dan disusun oleh:

Maria Flora Arestinatha

NIM: 021114004

Telah dipertahankan di depan panitia penguji

Pada tanggal 10 Juni 2008

Dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Panitia Penguji

Nama Lengkap Tanda Tangan

Ketua : Dr. M.M. Sri Hastuti, M.Si. ………

Sekretaris : Fajar Santoadi, S.Pd. ………

Anggota : Drs. Puji Purnomo, M.Si. ………

Anggota : Drs. A. Samana, M.Pd. ………

Anggota : Dr. M.M. Sri Hastuti, M.Si. ………

Yogyakarta,10 Juni 2008

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma

Dekan

Drs. T. Sarkim, M.Ed, Ph. D

(5)

MOTTO

“Tidak ada sesuatu yang berharga yang dicapai tanpa kesabaran, kerja keras,

dan kekecewaan…”

“Jika kamu berpikir kamu lelah, ya kamu lelah

Jika kamu berpikir kamu tidak berani, ya kamu tidak berani

Jika kamu berpikir kamu akan kalah, kamu sudah kalah”

“Kamu harus yakin dengan dirimu sebelum kamu bisa memenangkan

penghargaan. Pergulatan hidup tidak selalu berjalan kearah orang yang lebih

kuat atau lebih cepat, namun cepat atau lambat orang yang menang adalah

orang yang berpikir DIA BISA….!!!!”

Penulis

(6)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan untuk:

ƒ Kedua orangtuaku yang telah mendukung dan memberi motivasi kepadaku.

ƒ Semua tenaga pengajar (dosen) prodi BK USD, khususnya dosen yang telah membimbingku dalam penyusunan skripsi ini.

ƒ Prodi BK USD yang telah menjadi tempat belajarku untuk menjadi manusia dewasa yang bertanggung jawab.

(7)

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang telah saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 30 Mei 2008

Penulis

Maria Flora Arestinatha

(8)

ABSTRAK

TINGKAT PEMAHAMAN SISWA KELAS XI SMA PANGUDI LUHUR YOGYAKARTA TERHADAP KEGUNAAN KEGIATAN

BIMBINGAN DAN KONSELING TAHUN AJARAN 2007/2008

Maria Flora Arestinatha Universitas Sanata Dharma

2008

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tentang tingkat pemahaman siswa kelas XI SMA Pangudi Luhur Yogyakarta terhadap kegunaan kegiatan bimbingan dan konseling tahun ajaran 2007/2008. Masalah yang menjadi dasar penelitian ini adalah “sejauhmanakah tingkat pemahaman siswa kelas XI SMA Pangudi Luhur Yogyakarta terhadap kegunaan kegiatan bimbingan dan konseling tahun ajaran 2007/2008?”

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Subjek uji coba adalah siswa kelas XI IPS2 SMA Pangudi Luhur Sedayu yang berjumlah 32 siswa, sedangkan untuk subjek penelitian adalah siswa kelas XI IA1, XI IA2, XI IS1, XI IS2, dan XI IS3 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta yang berjumlah 175 siswa.

Instrumen penelitian yang digunakan adalah Kuesioner Tingkat Kegunaan Bimbingan dan Konseling yang disusun sendiri oleh peneliti. Kuesioner tersebut terdiri dari pernyataan-pernyataan yang memuat 4 bidang bimbingan dan konseling, yaitu bidang pribadi, sosial, belajar, dan karier. Total item berjumlah 72 butir.

Teknik analisis data yang digunakan adalah perhitungan persentase dan peringkat berdasarkan rumus PAP II. Tingkat pemahaman siswa kelas XI SMA Pangudi Luhur Yogyakarta terhadap kegunaan kegiatan bimbingan dan konseling tahun ajaran 2007/2008 digolongkan menjadi 5, yaitu sangat tinggi, tinggi, cukup, rendah, dan sangat rendah.

Hasil penelitian ini adalah tingkat pemahaman siswa kelas XI SMA Pangudi Luhur Yogyakarta terhadap kegunaan kegiatan bimbingan dan konseling tahun ajaran 2007/2008 yang termasuk dalam kualifikasi “sangat tinggi” ada 83 orang (47,43%), yang termasuk dalam kualifikasi “tinggi” ada 89 orang (50,86%), yang termasuk dalam kualifikasi “sedang” ada 3 orang (1,71%), dan tidak ada subjek penelitian (0%) yang termasuk dalam kualifikasi “rendah” dan “sangat rendah”. Ini menunjukkan bahwa tingkat pemahaman siswa kelas XI SMA Pangudi Luhur Yogyakarta terhadap kegunaan kegiatan bimbingan dan konseling tahun ajaran 2007/2008 tergolong tinggi.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka diusulkan agar kegiatan bimbingan dan konseling dapat lebih ditingkatkan lagi kualitas pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling dengan sasaran yang jelas misalnya dengan mengadakan survey kebutuhan agar sasaran yang diberikan tepat sesuai dengan kebutuhan siswa sehingga siswa lebih memahami kegunaan kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah yang berguna demi perkembangan pribadi para siswa.

(9)

ABSTRACT

THE ACKNOWLEDGEMENT LEVEL OF THE XI GRADE STUDENTS OF SMA PANGUDI LUHUR

YOGYAKARTA ON THE BENEFITS OF GUIDANCE AND COUNSELING ACTIVITY

IN 2007/2008

Maria Flora Arestinatha Sanata Dharma University

2008

This research aimed to figure out the acknowledgement level of the XI grade students of SMA Pangudi Luhur Yogyakarta on the benefits of guidance and counseling activity in 2007/2008. The problem formulation of the research was ‘to what extent the acknowledgment level of the XI grade students of SMA Pangudi Luhur Yogyakarta on the benefits of guidance and counseling activity in 2007/2008?’

The research was a descriptive research. The subject of the experiment were the 32 students of XI IPS2 class SMA Pangudi Luhur Sedayu, while the subject of the research was all students of XI IA1, XI IA2, XI IS1, XI IS2, and XI IS3 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta numbered 175 people.

The research instrument used in this research was the usefulness level of guidance and counseling questionnaire individually designed by the researcher. The questionnaire consisted of questions which involve 4 subjects of guidance and counseling, i.e. personality, social, study, and career. There were 72 items.

The technique applied to analyze the data is the measurement of the percentage and the degree based on PAP II formula. The acknowledgment level of the XI grade students of SMA Pangudi Luhur Yogyakarta on the benefits of guidance and counseling activity in 2007/2008 was classified into 5, very high, high, average, low, and very low.

The result of the research showed that there were 83 students (47,43%) classified as ‘very high’ in the acknowledgement level of the XI grade students of SMA Pangudi Luhur Yogyakarta on the benefits of guidance and counseling activity in 2007/2008. While, there were 89 students (50,86%) classified into ‘high’, 3 students (1,71%) classified as ‘average’, and there was no student (0%) classified as ‘low’ and ‘very low’. This shows that the acknowledgement level of the XI grade students of SMA Pangudi Luhur Yogyakarta on benefits of guidance and counseling activity in 2007/2008 is high.

Based on the result of the research, therefore, it can be suggested that the guidance and counseling activity needs to be improved in the quality of the service with more accurate and clear aim in 4 subjects; personality, social, study and career so that the students will understand and acknowledge more about the benefits of guidance and counseling at school which is useful for their personal development.

(10)

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama: Maria Flora Arestinatha

Nomor Mahasiswa: 021114004

Demi perkembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Uiversitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul “Tingkat Pemahaman Siswa kelas XI SMA Pangudi Luhur Yogyakarta Terhadap Kegunaan Kegiatan Bimbingan dan Konseling tahun ajaran 2007/2008” beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis, tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta Pada Tanggal 01 Juli 2008 Yang menyatakan

(Maria Flora Arestinatha)

(11)

KATA PENGANTAR

Syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas perhatian dan perlindungan-Nya, sehingga Program penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai tugas akhir yang menjadi syarat kelulusan dan memperoleh gelar sarjana. Peneliti juga tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung keberhasilan dan kelancaran penyusunan skripsi ini, khususnya kepada:

1. Bpk Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma yang telah mengesahkan skripsi ini. 2. Ibu Dr. M.M Sri Hastuti,M.Si., Ketua Program Studi Bimbingan dan

Konseling dan juga sebagai dosen penguji yang telah memberikan koreksi dan masukan yang sangat berharga demi perbaikan skripsi ini.

3. Bapak Drs. Puji Purnomo, M.Si., Dosen Pembimbing I yang telah membimbing dan mendampingi peneliti dengan penuh kesabaran serta selalu memberikan masukan-masukan yang bermanfaat dan memotivasi peneliti untuk segera menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Drs. A. Samana, M.Pd., Dosen Pembimbing II yang tidak segan-segan memberikan masukan-masukan yang sangat berguna kepada peneliti terutama dalam penyusunan kalimat.

5. Segenap tenaga pengajar (dosen) dan karyawan Program Studi Bimbingan dan Konseling yang telah banyak mendukung studi peneliti sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi.

6. Bpk Fajar Santoadi, S.Pd., Wakil Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma yang telah membantu dalam proses administrasi ujian pendadaran.

7. Bapak Drs. Markus Padmonegoro sebagai kepala sekolah SMA Pangudi Luhur Sedayu Yogyakarta yang telah mempermudah pelaksanaan penelitian. 8. Ibu Peni dan Ibu Susi sebagai Koordinator BK SMA Pangudi Luhur

Yogyakarta, yang selalu mendukung peneliti dalam penyelesaian skripsi.

(12)

9. Tenaga pengajar dan karyawan SMA Pangudi Luhur Yogyakarta yang menerima peneliti dengan tangan terbuka.

10.Siswa-siswi kelas XI IS2 SMA Pangudi Luhur sedayu dan seluruh siswa-siswi kelas XI SMA Pangudi Luhur Yogyakarta yang sudi bekerja sama dengan peneliti pada waktu pelaksanaan uji coba penelitian.

11.Orangtuaku atas semua bimbingan dan dukungannya baik secara material maupun spiritual.

12.Om Didik yang telah membantuku memberi semangat dalam menyelesaikan skripsi dan memberikan jalan keluar terhadap masalah yang kuhadapi, dan menyediakan sarana untuk menyelesaikan skripsiku, “…Lunas ya Om…^_^”. 13.Teman-teman satu angkatan 2002 yang selama ini memberikan keceriaan dan

kekompakan kalian selama kuliah, “Uning, Sari, Dina, Ula, Suster Vero, Suster Noren, Frater Paul, Eka, Eni, Tuti, Siska, Nana, Riris, Ola, dan semuanya….Miss u all….”

14.Nena yang telah memberikan bantuannya dalam menyemangati dan memberikan masukan yang berguna bagi peneliti.

15.Ina dan Nadia teman seperjuanganku selama mengerjakan skripsi, dan juga pemberi semangat buatku di saat aku jatuh. “friieenndd…..Finished.. makasiiihhh… banget bwt dorongan kalian selama ini….”

16.Mas Gugun yang telah sabar mengajariku program SPSS.

17.Andreas Setyo Nugroho yang dengan sabar menuggu peneliti untuk menyelesaikan skripsinya dan memberi semangat di saat-saat terakhir.

18.Semua pihak yang telah membantu praktikan dalam melaksanakan PPL dan dalam menyusun laporan ini.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, karena itu peneliti mohon maaf yang sebesar-besarnya atas segala kekurangan dalam penyusunan skripsi ini. semoga skripsi ini dapat berguna bagi semua pihak.

(13)

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN

JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN MOTTO...iv

HALAMAN PERSEMBAHAN...v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA...vi

ABSTRAK...vii

ABSTRACT... viii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI...ix

KATA PENGANTAR... x

DAFTAR ISI... .xii

DAFTAR TABEL...xiv

DAFTAR LAMPIRAN... xv

BAB I: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah...3

C. Tujuan Penelitian...4

D. Manfaat Penelitian...4

E. Definisi Operasional...5

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA/KAJIAN TEORI A. Pengertian Bimbingan dan Konseling... 7

1. Pengertian Bimbingan...7

2. Pengertian Konseling...9

(14)

4. Tujuan Bimbingan dan Konseling...10

B. Kegiatan Bimbingan dan Konseling di Sekolah...13

1. Program Bimbingan dan Konseling...13

2. Bidang Kegiatan Bimbingan dan Konseling ... 15

C. Pemahaman Kegunaan Kegiatan Bimbingan dan Konseling oleh para Siswa...18

BAB III: METODOLOGI PENELITIAN... 23

A. Jenis Penelitian... 23

B. Subjek Penelitian... 23

C. Instrumen Penelitian... 24

D. Pengumpulan Data... 35

E. Teknik Analisis Data... 37

BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANNYA...39

A. Hasil Penelitian...39

B. Pembahasan... 41

BAB V: RINGKASAN, KESIMPULAN DAN SARAN... 47

A. Ringkasan... 47

B. Kesimpulan... 49

C. Saran-saran... 50

DAFTAR PUSTAKA...51

LAMPIRAN... 53

(15)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1 : Skoring... 26 Tabel 2 : Indikator-indikator penyusunan kuesioner kegunaan kegiatan

bimbingan dan konseling menurut sukardi... 27 Tabel 3 : Validitas item hasil uji coba... 32 Tabel 4 : Koefisien korelasi dan kualifikasi reliabilitas... 36 Tabel 5 : Kualifikasi tingkat kegunaan kegiatan bimbingan dan konseling

menurut PAP II... 38 Tabel 6 : Hasil penelitian tingkat kegunaan kegiatan bimbingan dan

konseling... ...40

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Kuesioner tingkat kegunaan kegiatan bimbingan dan konseling... 53

2. Tabulasi data uji coba kuesioner tingkat kegunaan kegiatan bimbingan dan konseling... ...58

3. Validitas dan reliabilitas uji coba kuesioner tingkat kegunaan kegiatan bimbingan dan konseling...65

4. Kuesioner tingkat kegunaan kegiatan bimbingan dan konseling... 78

5. Tabulasi data penelitian tingkat kegunaan kegiatan bimbingan dan konseling... 83

6. Perhitungan gambaran tingkat kegunaan kegiatan bimbingan dan konseling... 102

7. Kualifikasi tingkat kegunaan kegiatan bimbingan dan konseling... 106

8. Total skor setiap sub bidang kegiatan bimbingan dan konseling... 111

9. Surat permohonan ijin penelitian... 155

10.Surat pernyataan melakukan penelitian... 159

(17)

1

A. Latar Belakang Masalah

Layanan bimbingan dan konseling dewasa ini sudah cukup berkembang di sekolah-sekolah, terutama di SMA, SMK, SMP, bahkan SD. Sekolah yang ingin agar perkembangan diri muridnya optimal, umumnya memberikan pelayanan bimbingan dan konseling dengan serius. Agar pelayanan bimbingan dan konseling dapat terencana dengan baik, maka perlu disusun program bimbingan dan konseling.

Sekolah yang memberikan pelayanan bimbingan dan konseling tanpa membuat program bimbingan dan konseling terlebih dahulu kurang berdampak positif karena bimbingan dan konseling yang paling berhasil bila dilaksanakan dalam tim yang terdiri dari guru pembimbing dan guru bidang studi. (Sukardi,1983:155)

Program bimbingan dan konseling adalah suatu rangkaian kegiatan bimbingan yang terencana, terorganisasi, dan terkoordinasi selama periode waktu tertentu. Kegiatan bimbingan dan konseling yang direncanakan dan dilaksanakan akan membawa hasil yang diharapkan.

(18)

pelayanan bimbingan dan konseling menurut Achmad Juntika dan Akur Sudianto (2005:15), adalah sebagai berikut:

a. Fungsi pemahaman, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan pemahaman tentang sesuatu oleh pihak-pihak tertentu sesuai dengan kepentingan pengembangan peserta didik.

b. Fungsi penyaluran, yaitu membantu peserta didik dalam memilih jurusan sekolah, jenis sekolah, dan lapangan pekerjaan yang sesuai dengan minat, bakat, dan ciri-ciri kepribadian lainnya. Kegiatan fungsi penyaluran ini meliputi bantuan untuk memantapkan kegiatan belajar di sekolah. Dalam melaksanakan fungsi, guru pembimbing perlu bekerja sama dengan pendidik lainnya di sekolah maupun di luar sekolah.

c. Fungsi adaptasi, yaitu membantu petugas-petugas di sekolah, khususnya guru untuk mengadaptasikan program pendidikan terhadap minat, kemampuan, dan kebutuhan peserta didik. Dengan menggunakan informasi yang memadai mengenai para peserta didik, guru pembimbing dapat membantu guru untuk memperlakukan peserta didik secara tepat, baik dalam mengelola memilih materi pelajaran yang tepat maupun dalam mengadaptasikan bahan pelajaran pada kecepatan dan kemampuan peserta didik.

d. Fungsi penyesuaian, yaitu membantu peserta didik untuk memperoleh penyesuaian pribadi dan memperoleh kemajuan dalam perkembangannya secara optimal. Fungsi ini dilaksanakan dalam rangka mengidentifikasi, memahami, dan memecahkan masalah. Prayitno (1987:12) mengatakan bahwa masih ada kesalahpahaman peran bimbingan dan konseling di sekolah. Guru pembimbing dianggap sebagai polisi sekolah, bimbingan dan konseling diperuntukkan bagi siswa tertentu saja, bimbingan dan konseling dinilai memakai cara yang sama untuk memecahkan semua masalah, selain itu bimbingan dan konseling dianggap sebagai pemberian nasehat. Hal ini mengakibatkan siswa enggan berkonsultasi dan kurang memanfaatkan fasilitas layanan bimbingan dan konseling yang diberikan oleh sekolah.

(19)

dengan teman di sekolah, masalah cara mengatur belajar yang efisien, dan masalah pemilihan jurusan. Ada siswa yang mengalami masalah tetapi ia dapat menyelesaikan masalahnya, tetapi ada juga siswa yang mengalami masalah tetapi ia tidak dapat menyelesaikan masalahnya, maka siswa itu berada dalam keadaan bingung, dan ia membutuhkan bantuan orang lain untuk dapat menyelesaikan masalahnya itu. Berkaitan dengan ini Gunarsa (1984: 19) menyatakan bahwa: “Para remaja, pada umumnya merasa kebingungan untuk menyelesaikan masalah itu sendiri, maka dari itu remaja banyak memerlukan uluran tangan dari pihak lain untuk dapat membantu menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi”.

Bimbingan dan konseling dilaksanakan secara teratur setiap minggunya. Kegiatan bimbingan klasikal dilaksanakan pada jam khusus dan terjadwal, sedangkan kegiatan konseling tersedia selama jam sekolah.

Berkaitan dengan hal di atas, maka timbul pertanyaan apakah siswa selama ini memahami dan merasakan manfaat dalam menggunakan kegiatan layanan bimbingan dan konseling tersebut demi mencapai perkembangan dirinya?

B. Rumusan Masalah

(20)

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa kelas XI SMA Pangudi Luhur Yogyakarta terhadap kegunaan kegiatan bimbingan dan konseling tahun ajaran 2007/2008.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi peneliti.

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bekal di kemudian hari untuk mendampingi dan memberikan pelayanan melalui bidang-bidang bimbingan dan konseling.

2. Bagi guru pembimbing SMA Pangudi Luhur Yogyakarta.

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai informasi bagi guru pembimbing untuk dapat meningkatkan program kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah sesuai dengan bidang-bidang bimbingan dan konseling.

3. Bagi peneliti lain.

(21)

E. Definisi Operasional Variabel

1. Pemahaman

Pemahaman adalah kemampuan untuk menangkap sifat, arti, dan mampu menerangkan hal tersebut secara lengkap dan jelas dengan bahasanya sendiri.

2. Kegunaan.

Kegunaan adalah manfaat yang diperoleh setelah melakukan sesuatu kegiatan

3. Bimbingan.

Bimbingan adalah proses pemberian bantuan kepada individu secara terus-menerus dan sistematik oleh guru pembimbing agar individu atau sekelompok individu menjadi pribadi yang mandiri. (Sukardi 2002: 20) 4. Konseling.

Konseling adalah pemberian bantuan yang dilakukan secara tatap muka antara konselor dan klien yang berisi usaha yang laras, unik, dan manusiawi, yang dilakukan dalam suasana keahlian dan yang didasarkan atas norma-norma yang berlaku, agar klien memperoleh konsep diri dan kepercayaan diri sendiri dalam memperbaiki tingkah lakunya pada saat ini dan mungkin di masa yang akan datang (Sukardi 2002: 22).

5. Tingkat pemahaman kegunaan kegiatan bimbingan dan konseling.

(22)

perkembangan dirinya, yang mencakup empat bidang, yaitu pribadi, sosial, belajar, dan karier.

6. Siswa kelas XI SMA.

Adalah siswa yang berusia sekitar 16-19 tahun. 7. SMA Pangudi luhur Yogyakarta.

(23)

7 penelitian, yaitu:

A. Pengertian Bimbingan dan Konseling

B. Kegiatan Bimbingan dan Konseling di Sekolah

C. Pemahaman Kegunaan Kegiatan Bimbingan dan Konseling bagi para Siswa

A. Pengertian Bimbingan dan Konseling

Dalam rangka lebih memahami pengertian bimbingan dan konseling, di bawah ini akan diuraikan dan dibatasi secara lebih jelas.

1. Pengertian Bimbingan

Menurut Sastrapradja (1981), bimbingan diartikan sebagai pemberian bantuan kepada individu dalam memecahkan masalah yang dihadapi agar tercapai pemahaman diri, penerimaan diri, realisasi diri sesuai dengan potensi yang dimilikinya dalam mencapai perkembangan yang optimal dan penyesuaian diri yang lebih baik dengan lingkungan. Pada intinya, bimbingan memang bertujuan untuk membantu siswa agar mampu berkembang secara optimal, sesuai dengan keadaan dirinya.

Pengertian bimbingan menurut Stoops (Djumhur dan M.Surya dalam Syahril, 1986: 41):

(24)

kemampuan secara maksimal dalam mengarahkan manfaat yang sebesar-besarnya bagi dirinya maupun bagi masyarakatnya.

Menurut Moegiadi (dalam Winkel, 1997: 66), bimbingan adalah usaha untuk melengkapi siswa dengan pengetahuan, pengalaman, dan informasi tentang dirinya sendiri; cara pemberian pertolongan kepada siswa untuk memahami dan mempergunakan secara efektif dan efisien segala kesempatan yang dimiliki untuk perkembangan pribadinya; sejenis pelayanan-pelayanan kepada siswa agar mereka dapat menentukan pilihan, menetapkan tujuan dengan tepat dan menyusun rencana yang realistis, sehingga mereka dapat menyesuaikan diri dengan memuaskan di dalam lingkungan di mana mereka hidup; proses pemberian bantuan atau pertolongan kepada siswa dalam hal: memahami diri sendiri, menghubungkan pemahaman dirinya sendiri dan lingkungan, memilih, menentukan, dan menyusun rencana sesuai dengan konsep dirinya sendiri dan tuntutan dari lingkungan. Sama dengan pendapat dari Stoops (1986), Moegiandi juga menekankan bimbingan pada suatu proses, karena proses dalam suatu kegiatan bimbingan merupakan hal yang penting

(25)

2. Pengertian Konseling

Konseling adalah suatu hubungan timbal balik, antara dua orang individu, dimana yang seorang konselor membantu yang lain (konseli) agar dapat lebih baik memahami dirinya dalam hubungannya dengan masalah-masalah hidup yang dihadapinya pada waktu itu dan pada waktu yang akan datang (Djumhur dalam Syahril,1986:43).

Konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara perorangan maupun kelompok, agar mampu mandiri dan berkembang secara optimal, dalam bidang pengembangan kehidupan pribadi, kehidupan sosial, kemampuan belajar, dan perencanaan karir (http://mgmpips.wordpress.com).

Prayitno (2004: 105) juga mempunyai pendapat tentang pengertian konseling, yaitu proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh seorang konselor kepada individu yang sedang mengalami sesuatu masalah yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi individu tersebut.

(26)

hubungan antara konselor dan konseli memegang peranan penting bagi keberhasilan konseling. Dalam proses konseling, pada akhirnya konseli sendirilah yang mampu memecahkan masalahnya dengan kemampuan sendiri.

3. Hubungan Bimbingan dan Konseling

Dari pengertian di atas mengenai bimbingan dan konseling dapat dilihat bahwa bimbingan dan konseling memiliki hubungan yang sangat erat. Dilihat dari satu sisi, kedua-duanya memiliki arti yang sama yaitu proses pemberian bantuan kepada siswa atau sekelompok siswa. Sedangkan jika dilihat dari sisi lain konseling merupakan alat yang utama dalam pemberian bimbingan. Itu artinya konseling merupakan alat yang paling utama dalam keseluruhan program bimbingan. Namun ada perbedaan antara bimbingan dan konseling, yaitu bimbingan bisa berangkat dari kebutuhan dan masalah siswa, sedangkan konseling hanya berangkat dari masalah yang dialami siswa aja.

4. Tujuan Bimbingan dan Konseling

Menurut Syahril (1986:46), ada lima tujuan yang akan dicapai dengan layanan bimbingan dan konseling di sekolah, yaitu agar siswa: a. Mengenal diri sendiri dan lingkungan, artinya siswa diharapkan dapat

(27)

memperkirakan apa yang dapat mereka capai sesuai dengan kemampuannya sendiri.

b. Menerima diri sendiri dan lingkungan secara positif dan dinamik, artinya siswa selain mengenal kelebihan dan kekurangannya juga mampu menerima diri dan lingkungan apa adanya, baik atau buruk sehingga pada akhirnya siswa dapat menerima diri sendiri sesuai dengan apa yang ada dalam diri mereka tanpa ada rasa malu atau minder.

c. Mengambil keputusan sendiri tentang berbagai hal, artinya siswa diharapkan mampu membuat keputusan yang mendasari suatu tindakan yang akan dilakukan sesuai dengan keadaan apa adanya, sehingga pada akhirnya siswa akan memperoleh kepuasan dalam dirinya. Misalnya memilih perguruan tinggi yang akan mereka masuki setelah lulus SMA.

d. Mengarahkan diri sendiri, artinya setelah mengambil keputusan diharapkan siswa mampu mengarahkan dirinya berdasarkan pada keputusan yang telah diambil. Misalnya dia ingin mengembangkan bakatnya, maka siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler tertentu yang ada di sekolahnya.

(28)

untuk mengembangkan diri menjadi pribadi yang berguna yang sesuai dengan keadaan dirinya.

Sejalan dengan analisis di atas, Yusuf (1992: 41-42) juga mempunyai pendapat yang hampir sama tentang tujuan bimbingan dan konseling, yaitu:

a. Mengenal diri dan lingkungannya, mengenal diri artinya siswa dapat mengenal kemampuan, bakat, minat, cita-cita, dan nilai hidup yang dimilikinya demi mencapai perkembangan dirinya. Sedangkan mengenal lingkungan, berarti siswa dapat mengenal lingkungan baik secara fisik, sosial, maupun budaya.

b. Mampu memilih, memutuskan, dan merencanakan hidupnya secara bijaksana, baik dalam bidang akademik, karier, sosial, dan pribadi. c. Mengembangkan kemampuannya dan kesanggupannya secara

maksimal.

d. Memecahkan masalah yang dihadapi secara bijaksana, dalam artian memberikan bantuan untuk menghilangkan kebiasaan atau sikap yang buruk atau sikap hidup yang menjadi sumber timbulnya masalah. e. Mengelola aktivitas kehidupannya, mengembangkan sudut

pandang-nya, dan mengambil keputusan serta mempertanggungjawabkannya. f. Memahami dan mengarahkan diri dalam bertindak serta bersikap

(29)

B. Kegiatan Bimbingan dan Konseling di Sekolah

Kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah meliputi penyusunan program kegiatan bimbingan dan konseling, bidang kegiatan bimbingan dan konseling, serta pelayanan bimbingan dan konseling. Berikut ini akan dibahas lebih lanjut.

1. Program Kegiatan Bimbingan dan Konseling.

Pelayanan kegiatan bimbingan dilaksanakan dengan mengadakan sejumlah kegiatan bimbingan. Kegiatan bimbingan dilaksanakan secara terprogram, teratur, dan berkelanjutan. Agar kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah dapat berjalan dengan baik, maka hendaknya program kegiatan bimbingan dan konseling disusun secara matang, sesuai dengan tujuan yang akan dicapai di sekolah yang bersangkutan.

Dalam menyusun program kegiatan bimbingan harus berdasar pada kebutuhan dan permasalahan siswa. Guru pembimbing yang menyusun program baru dalam suatu lembaga, harus lebih dulu memperluas wawasannya tentang bidang bimbingan dan mempelajari segala sesuatu yang berhubungan dengan lembaga yang akan mempergunakan program tersebut.

(30)

tujuan kegiatan bimbingan yang ingin dicapai; menganalisis situasi dan kondisi sekolah; menentukan jenis-jenis kegiatan yang akan dilakukan; menetapkan metode dan teknik yang akan digunakan dalam kegiatan; menetapkan orang-orang yang akan melaksanakan kegiatan yang telah ditetapkan; mempersiapkan fasilitas dan biaya pelaksanaan kegiatan bimbingan yang direncanakan; dan yang terakhir memperkirakan tentang hambatan apa saja yang akan ditemui dan usaha-usaha apa yang akan dilakukan dalam mengatasi hambatan tersebut.

Langkah-langkah di atas harus diperhatikan apabila guru pembimbing akan menyusun program bimbingan yang sesuai dengan kebutuhan dan permasalahan siswa. Secara umum waktu yang direncanakan untuk memberikan bimbingan pada siswa yaitu satu kali pertemuan setiap minggunya untuk masing-masing kelas. Waktu untuk setiap satu kali pertemuan yaitu 45 menit.

Kegiatan yang akan dilakukan sebelum melaksanakan kegiatan bimbingan adalah melakukan survai kebutuhan. Ini merupakan unsur pokok yang harus dilakukan oleh guru pembimbing dalam rangka mengidentifikasi kebutuhan siswa.

2. Bidang Kegiatan Bimbingan dan Konseling

(31)

a. Bimbingan dan konseling pribadi sebagai upaya memantapkan kepribadian dan mengembangkan kemampuan peserta didik dalam mengatasi masalah-masalah pribadi. Pelayanan bimbingan pribadi mengarah pada pencapaian pribadi yang mantap dengan memperhatikan keunikan diri dan bidang-bidang permasalahan yang dialami peserta didik (Juntika, 2005:12-13). Menurut Sukardi, (2002:39) kegiatan dalam bimbingan dan konseling pribadi meliputi:

1) Pemantapan sikap dan kebiasaan serta pengembangan wawasan dalam beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

2) Pemantapan pemahaman tentang kekuatan diri dan pengembangannya untuk kegiatan yang kreatif dan produktif.

3) Pemantapan pemahaman tentang bakat dan minat pribadi serta dalam penyaluran dan pengembangannya.

4) Pemantapan pemahaman tentang kelemahan diri dan usaha-usaha penanggulangannya.

5) Pemantapan kemampuan dalam mengambil keputusan.

6) Pengembangan kemampuan mengarahkan diri sesuai dengan keputusan yang telah diambilnya.

7) Pemantapan dalam perencanaan dan penyelenggaraan hidup sehat, baik secara rohaniah maupun jasmaniah.

(32)

dalam lingkungan sosialnya (Ahmadi,1977: 21). Menurut Sukardi, (2002:39-40) kegiatan dalam bimbingan sosial meliputi:

1) Pemantapan kemampuan berkomunikasi, baik lisan maupun tulisan secara efektif.

2) Pemantapan kemampuan menerima dan mengemukakan pendapat serta berargumentasi secara dinamik, kreatif, dan produktif.

3) Pemantapan kemampuan bersikap dalam berhubungan sosial, baik di rumah, sekolah, tempat bekerja maupun dalam masyarakat.

4) Pemantapan kemampuan pengembangan kecerdasan emosi dalam hubungan yang dinamik, harmonik dan produktif dengan teman sebaya baik di lingkungan sekolah yang sama maupun di luar sekolah.

5) Pemantapan pemahaman tentang peraturan, kondisi sekolah dan upaya pelaksanaanya secara dinamik serta bertanggung jawab.

6) Orientasi tentang hidup berkeluarga.

c. Bimbingan dan konseling belajar menurut Sukardi (2002: 40) merupakan upaya pemberian bantuan dalam hal menemukan cara belajar yang tepat, mengatasi kesukaran-kesukaran yang timbul berkaitan dengan tuntutan belajar di sekolah. Kegiatan dalam bimbingan belajar meliputi:

(33)

2) Pemantapan disiplin belajar dan berlatih, baik secara mandiri maupun kelompok.

3) Pemantapan penguasaan materi program belajar di sekolah lanjutan tingkat atas sesuai dengan perkembangan ilmu, teknologi dan kesenian.

4) Pemahaman dan pemanfaatan kondisi fisik, sosial dan budaya yang ada di sekolah, lingkungan sekitar dan masyarakat secara luas.

5) Orientasi belajar untuk pendidikan tambahan dan pendidikan yang lebih tinggi.

d. Bimbingan dan konseling karier menurut Winkel (1991: 124) adalah bimbingan dalam mempersiapkan diri siswa menghadapi dunia pekerjaan, dalam memilih lapangan pekerjaan (jabatan/profesi tertentu) serta membekali diri dengan tuntutan-tuntutan dari lapangan pekerjaan yang akan dimasukinya. Menurut Sukardi (2002: 41-42) kegiatan dalam bimbingan karier meliputi:

1) Pemantapan pemahaman diri berkaitan dengan kecenderungan karir yang hendak dipilihnya.

2) Pemantapan orientasi dan informasi karir pada umumnya, khususnya karir yang hendak dimasukinya.

(34)

4) Orientasi dan informasi terhadap dunia kerja dan usaha memperoleh penghasilan untuk memenuhi kepentingan hidup.

5) Orientasi dan informasi terhadap pendidikan yang lebih tinggi, khususnya sesuai dengan karir yang hendak dimasukinya.

C. Pemahaman Kegunaan Kegiatan Bimbingan dan Konseling oleh para

Siswa

Pemahaman adalah kemampuan untuk menangkap sifat, arti, dan mampu menerangkan hal tersebut secara lengkap dan jelas dengan bahasanya sendiri (Encorta, Dictionary, 2005).

Pemahaman yang dimaksud disini adalah segala sesuatu yang dipahami siswa berkaitan dengan kegunaan kegiatan bimbingan dan konseling itu sendiri yang sesuai dalam bidang-bidangnya yaitu pribadi, sosial, belajar, dan karier

Dalam www.farhanzen.wordpress.com, manfaat kegiatan bimbingan dan konseling bagi siswa antara lain sebagai berikut:

1. Memperoleh pemahaman bahwa dirinya memiliki potensi yang dapat dikembangkan.

(35)

3. Memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan atau menetapkan suatu pilihan dari berbagai kemungkinan berdasarkan pertimbangan yang matang.

4. Memiliki kemampuan untuk mewujudkan diri sesuai bakat, minat, dan harapan yang dicita-citakan.

Para siswa perlu memahami kegunaan kegiatan bimbingan dan konseling yang selama ini mereka ikuti di sekolah, karena dengan memahami kegunaan bimbingan dan konseling, nantinya mereka dapat mengerti dan bertanggung jawab terhadap persoalan yang mereka hadapi dan nantinya mereka akan menjadi pribadi yang dewasa dan bertanggung jawab

Setelah para siswa mendapatkan layanan bimbingan dan konseling, diharapkan mereka dapat mencapat tujuan yang bermanfaat setelah mereka mengikuti kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah, seperti yang dikemukakan oleh Sukardi (1983:173), yaitu agar:

1. siswa memiliki kemampuan untuk mengatasi kesulitan dalam memahami dirinya sendiri.

2. siswa memiliki kemampuan untuk mengatasi kesulitan dalam memahami lingkungannya, termasuk lingkungan sekolah, keluarga, dan kehidupan masyarakat yang lebih luas.

3. siswa memiliki kemampuan dalam mengatasi kesulitan dalam mengidentifikasikan dan memecahkan masalah yang dihadapinya. 4. siswa memiliki kemampuan untuk mengatasi dan menyalurkan

potensi-potensi yang dimilikinya dalam pendidikan dan dalam lapangan kerjanya secara nyata.

(36)

bimbingan dan konseling baik dalam bidang pribadi, sosial, belajar, maupun dalam bidang karier.

Namun seringkali kegiatan bimbingan dan konseling yang diadakan di sekolah bagi siswa menimbulkan berbagai respon atau tanggapan. Ada yang menyetujui dan menganggap bimbingan diperlukan, namun ada pula yang beranggapan bahwa bimbingan hanya dibutuhkan oleh siswa tertentu saja (yang bermasalah) serta ada pula yang menganggap bimbingan itu tidak perlu ada. Tanggapan-tanggapan tersebut berdasar pada pengalaman siswa sendiri terhadap pemanfaatan pelayanan bimbingan dan konseling.

Adanya berbagai respon dari siswa tersebut tidak dapat menghapus kenyataan bahwa pelayanan bimbingan dapat membantu siswa untuk menghadapi berbagai kesulitan yang ada. Di samping itu, pelayanan bimbingan juga dapat mencegah timbulnya ketidakpuasan terhadap diri siswa sendiri.

Melihat berbagai respon dan kesulitan-kesulitan yang dihadapi para siswa, maka pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah tetap diperlukan siswa untuk menyelesaikan masalah-masalah yang ada.

(37)

menghadapi masalah-masalah seperti: memilih mata pelajaran yang sesuai, memilih kegiatan ekstrakurikuler dan memilih jurusan yang cocok (Djumhur,1975:17-24).

(38)

22

Dalam bab ini akan dibahas jenis penelitian, populasi penelitian, alat pengumpul data, prosedur pengumpulan data, dan teknik analisis data.

D. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang dirancang untuk memperoleh informasi tentang status gejala pada saat penelitian dilakukan (Furchan, 1982:412). Untuk mendapatkan data yang lengkap, maka metode yang digunakan adalah metode survei. Survei bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai pemahaman kegunaan kegiatan bimbingan dan konseling siswa kelas XI SMA Pangudi Luhur Yogyakarta tahun ajaran 2007/2008.

Subjek Penelitian

(39)

dari masa SMP menjadi SMA. Sedangkan untuk kelas XII, mereka sedang dipersiapkan untuk menghadapi masa ujian dan peneliti tidak ingin mengganggu konsentrasi mereka.

Untuk subjek uji coba kuesioner, peneliti menggunakan siswa kelas XI IPS2 SMA Pangudi Luhur Sedayu yang berjumlah 32 orang. Jumlah pengambilan subjek ditetapkan berdasarkan dua pertimbangan, yaitu jumlah sampel (n) minimal 30 orang dan jumlah jumlah anggota sampel yang representatif dalam penelitian deskriptif untuk mewakili anggota populasi minimal 10%-20% dari jumlah anggota populasi (Furchan, 1982: 198).

Sedangkan untuk subjek penelitian, adalah siswa kelas XI SMA Pangudi Luhur Yogyakarta yang berjumlah 191 siswa terdiri dari 36 siswa kelas XI IPA1, 33 siswa kelas IPA2, 40 siswa kelas XI IPS1, 42 kelas XI IPS2, dan 40 siswa kelas XI IPS3. Namun pada kenyataannya, kuesioner yang kembali hanya sebanyak 175 eksemplar. Hal itu dikarenakan ada beberapa siswa yang pada saat penelitian dilakukan tidak hadir di kelas, sehingga pada akhirnya data yang dapat diolah hanya berjumlah 175 eksemplar.

Instrumen Penelitian

(40)

Kuesioner disusun berdasarkan empat bidang kegiatan bimbingan dan konseling yang diutarakan oleh Sukardi (2002: 39-42), yaitu:

a. Bidang bimbingan dan konseling pribadi. b. Bidang bimbingan dan konseling sosial. c. Bidang bimbingan dan konseling belajar. d. Bidang bimbingan dan konseling karier.

Kuesioner ini memuat pernyataan-pernyataan yang meng-ungkapkan tentang pemahaman siswa terhadap kegunaan kegiatan bimbingan dan konseling. Dari segi cara menjawab, peneliti menggunakan kuesioner yang bersifat tertutup. Kuesioner tersebut berisi pernyataan dengan alternatif jawaban, sehingga responden tinggal memilih jawaban yang tersedia sesuai dengan dirinya. Pilihan jawaban berbentuk skala bertingkat yang terdiri dari empat alternatif jawaban yaitu: “sangat setuju”, “setuju”, “tidak setuju”, “sangat tidak setuju”.

Tabel 1. Skoring

Alternatif Jawaban Skor

Sangat setuju 4

Setuju 3

Tidak setuju 2

Sangat tidak setuju 1

(41)

pernyataan-pernyataan dalam kuesioner tersebut disusun secara positif dan negatif, maka dapat menyebabkan suatu pernyataan menjadi ambigu yaitu suatu kata yang mempunyai pengertian lebih dari satu atau banyak.

Tabel 2. Indikator-indikator Penyusunan Kuesioner Kegunaan Kegiatan Bimbingan dan Konseling menurut Sukardi

No VARIABEL SUB VARIABEL No.

Item

Jumlah Item 1. Bidang bimbingan

dan konseling pribadi

a. Siswa memiliki sikap dan kebiasaan dalam beriman dan bertakwa terhadap Tuhan YME.

b. Siswa memahami tentang kekuatan diri dan pengem-bangannya untuk kegiatan yang kreatif dan produktif. c. Siswa memahami tentang

bakat dan minat pribadi serta dalam penyaluran dan pengembangannya.

d. Siswa memahami tentang kelemahan diri dan usaha-usaha penanggulangannya. e. Siswa mampu dalam

meng-ambil keputusan.

f. Siswa mampu mengarahkan diri sesuai dengan keputusan yang telah diambilnya. g. Siswa memiliki kemantapan

dalam merencanakan dan menyelenggarakan hidup se-hat, baik secara rohaniah maupun jasmaniah.

1-19 19

2. Bidang bimbingan dan konseling sosial

a. Siswa mampu berkomuni-kasi baik secara lisan mau-pun tulisan secara efektif. b. Siswa mampu menerima dan

mengemukakan pendapat se-rta berargumentasi secara di-namik kreatif dan produktif. c. Siswa mampu bersikap

(42)

lam berhubungan sosial baik di rumah, sekolah, tempat bekerja, maupun dalam mas-yarakat.

d. Siswa mampu mengembang-kan kecerdasan emosi dalam hubungan yang dinamik, harmonik, dan produktif dengan teman sebaya baik di lingkungan sekolah yang sama maupun di luar lingkungan sekolah.

e. Siswa memahami tentang peraturan, kondisi sekolah dan upaya pelaksanaannya secara dinamik dan bertang-gung jawab

f. Siswa memiliki orientasi tentang hidup berkeluarga. 3. Bidang bimbingan

dan konseling belajar

a. Siswa memiliki sikap dan kebiasaan dan keterampilan belajar yang efektif, efisien serta produktif, dengan sumber belajar yang lebih bervariasi.

b. Siswa mempunyai disiplin belajar dan berlatih, baik secara mandiri maupun kelompok.

c. Siswa dapat menguasai materi program belajar di sekolah lanjutan tingkat atas sesuai dengan perkembangan ilmu,teknologi dan kesenian. d. Siswa dapat memahami dan

memanfaatkan kondisi fisik, sosial dan budaya yang ada di sekolah, lingkungan seki-tar, keluarga dan masyarakat secara luas.

e. Siswa memiliki orientasi belajar untuk pendidikan tambahan dan pendidikan yang lebih tinggi.

(43)

4. Bidang bimbingan dan konseling karier

a. Siswa dapat mengenal dirinya berkaitan dengan kecenderungan karir yang hendak dipilihnya.

b. Siswa memiliki orientasi dan informasi karir pada umum-nya, khususnya karir yang hendak dimasukinya.

c. Siswa dapat memantapkan dan mengembangkan diri berdasar-kan IQ dan EQ untuk pengambilan keputus-an pemilihkeputus-an karir sesuai dengan potensi yang di-milikinya.

d. Siswa mempunyai orientasi dan informasi terhadap dunia kerja dan usaha memperoleh penghasilan untuk memenuhi kepentingan hidup.

e. Siswa memiliki orientasi dan informasi terhadap pendidi-kan yang lebih tinggi, khu-susnya sesuai dengan karir yang hendak dimasukinya.

57-72 16

Jumlah total item 72

2. Uji coba kuesioner pemahaman kegunaan kegiatan bimbingan dan konseling.

Sebelum kuesioner digunakan untuk penelitian yang sesungguhnya, kuesioner ini harus diujicobakan dahulu sehingga kualitas dari kuesioner tersebut dapat diandalkan. Kualitas yang dimaksud adalah tingkat validitas dan reabilitas dari kuesioner tersebut. Langkah-langkah dalam melaksanakan uji coba sebagai berikut:

(44)

b. Peneliti menemui Kepala Sekolah SMA Pangudi Luhur Sedayu untuk meminta ijin melakukan uji coba penelitian di sekolah yang bersangkutan. Kemudian Kepala Sekolah menyarankan untuk melakukan uji coba pada tanggal 7 Januari 2008 setelah libur natal.

c. Peneliti meminta surat ijin resmi dari pihak Universitas Sanata Dharma (Prodi BK) untuk melakukan uji coba kuesioner di SMA Pangudi Luhur Sedayu, kemudian menyerahkannya kepada Kepala Sekolah.

d. Pada hari yang ditentukan, peneliti melakukan uji coba di kelas XI IPS 2 pada pukul 10.00 setelah istirahat.

e. Setelah selesai, peneliti mengumpulkan kuesioner yang telah diisi oleh para siswa.

Uji coba kuesioner dilaksanakan pada tanggal 7 januari 2008 dengan jumlah responden 32 siswa.

(45)

a) Validitas

Validitas adalah taraf sampai dimana suatu alat ukur mampu mengukur apa yang seharusnya diukur (Masidjo, 1995:242). Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi, yaitu suatu validitas yang menunjukkan sampai sejauh mana instrumen atau kuesioner tersebut mencerminkan hal-hal yang mau diukur atau diteskan.

Metode yang digunakan untuk penghitungan korelasi adalah dengan menggunakan teknik korelasi Product-Moment dari Pearson dengan rumus:

(

)(

)

Χ −

Χ

Ν

Υ − Υ Ν

Υ Χ − ΧΥ Ν =

Γ

} ) ( }{

) (

{ 2 2 2 2

χγ

Keterangan:

Γxy= koefisien korelasi Χ = skor item

Υ = skor total item per unit Ν = jumlah siswa

(46)

korelasinya kurang dari 0,349 dinyatakan tidak valid. Sebaliknya, jika item memiliki koefisien korelasi sama atau lebih dari 0,349 item tersebut dinyatakan valid. Pengolahan data melalui perhitungan yang dilakukan oleh peneliti menghasilkan item valid dan tidak valid sebagaimana tertera dalam tabel berikut ini.

Tabel 3.

Validitas item hasil uji coba VARIABEL SUB VARIABEL No. Item yang

di uji cobakan

No. Item yang valid No. item yang tidak valid No. Item yang digunakan untuk penelitian Bidang bimbingan dan konseling pribadi

a. Siswa memiliki sikap dan kebiasaan dalam

beriman dan bertakwa terhadap Tuhan YME.

1 0 1 1

b. Siswa memahami

tentang kekuatan diri dan pengem-bangannya untuk kegiatan yang kreatif dan produktif.

2,3,4,5,10 5 2,3,4,10 2,3,4,5

c. Siswa memahami

tentang bakat dan minat pribadi serta dalam penyaluran dan

pengembangannya.

15,16,17 15,16 17 15,16

d. Siswa memahami

tentang kelemahan diri dan usaha-usaha penanggulangannya.

6,7,9,18 6,18 7,9 6,18

e. Siswa mampu dalam meng-ambil

keputusan.

(47)

f. Siswa mampu mengarahkan diri sesuai dengan keputusan yang telah

diambilnya.

11,14 11,14 0 11,14

g. Siswa memiliki

kemantapan dalam merencanakan dan menyelenggarakan hidup se-hat, baik secara rohaniah maupun jasmaniah.

8,13,19 13,19 8 8,13,19

Bidang bimbingan dan konseling sosial

a. Siswa mampu berkomuni-kasi

baik secara lisan mau-pun tulisan secara efektif.

20,31,33 20,31,33 0 20,31,33

b. Siswa mampu

menerima dan mengemukakan pendapat serta berargumentasi secara dinamik kreatif dan produktif.

21,22,23,32 22,23,32 21 21,22,23,32

c. Siswa mampu

bersikap da-lam berhubungan sosial baik di rumah, sekolah, tempat bekerja, maupun dalam mas-yarakat. 24,25, 36, 37,38,27,28 24,36 28,38 25,37,27 24,25,36,37, 38,27,28

d. Siswa mampu

mengembang-kan kecerdasan emosi dalam hubungan yang dinamik, harmonik, dan produktif dengan teman sebaya baik di lingkungan sekolah yang sama maupun di luar lingkungan sekolah.

(48)

e. Siswa memahami tentang peraturan, kondisi sekolah dan upaya

pelaksanaannya

secara dinamik dan bertang-gung jawab

26,34 26 34 26,34

f. Siswa memiliki

orientasi tentang hidup berkeluarga.

29 29 0 29

Bidang bimbingan dan konseling belajar

a. Siswa memiliki sikap dan kebiasaan dan keterampilan belajar yang efektif, efisien serta produktif, dengan sumber belajar yang lebih bervariasi.

39,45,46,48,53 39,45,46 53

48 39,45,46, 48,53

b. Siswa mempunyai disiplin belajar dan berlatih, baik secara mandiri maupun kelompok.

42,47, 55,56

47,55,56 42 42,47,55,56

c. Siswa dapat

menguasai materi program belajar di sekolah lanjutan tingkat atas sesuai dengan

perkembangan

ilmu,teknologi dan kesenian

50,54 ,51, 50,54,51 50,54,51

d. Siswa dapat

memahami dan memanfaatkan

kondisi fisik, sosial dan budaya yang ada

di sekolah, lingkungan seki-tar,

keluarga dan masyarakat secara luas.

(49)

e. Siswa memiliki orientasi belajar untuk pendidikan tambahan dan pendidikan yang lebih tinggi.

49,52 49,52 0 52

Bidang bimbingan dan konseling karier

a. Siswa dapat

mengenal dirinya berkaitan dengan kecenderungan karir yang hendak dipilihnya.

57,58,64,69 57,58, 64,69

0 57,58,64,69

b. Siswa memiliki orientasi dan informasi karir pada

umum-nya,

khususnya karir yang hendak dimasukinya.

62,63,67 62,63,67 0 62,63,67

c. Siswa dapat

memantapkan dan mengembangkan diri berdasarkan IQ dan EQ untuk pengambilan

keputusan pemi-lihan karir sesuai dengan po-tensi yang dimilikinya.

59,68,66 59,68 66,68 59,68

d. Siswa mempunyai orientasi dan informasi terhadap dunia kerja dan usaha memperoleh

penghasilan untuk meme-nuhi

kepentingan hidup.

72 72 0 72

e. Siswa memiliki

orientasi dan informasi terhadap pendidi-kan yang lebih tinggi, khu-susnya sesuai dengan karir yang hendak dimasukinya.

65,60,61 70,71

(50)

Jumlah total item

72 65

Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa total keseluruhan item untuk penelitian adalah 65 item. Dari tabel itu juga terlihat ada beberapa item yang tidak valid tetapi tetap dipertahankan sebagai item dalam penelitian, karena item-item tersebut sangat relevan dengan pengalaman siswa terhadap kegunaan kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah. Selain itu item-item tersebut juga sangat mewakili bidang-bidang kegiatan bimbingan dan konseling dan temuan indeks korelasi uji coba mendekati 0,30. Item yang tidak valid telah direvisi oleh peneliti agar nantinya menjadi lebih jelas bagi siswa.

b) Reliabilitas

Reliabilitas adalah taraf sampai dimana suatu alat ukur menunjukkan konsistensi hasil pengukurannya yang diperlihatkan dalam taraf ketepatan dan ketelitian hasil (Masidjo, 1995: 209). Metode yang digunakan untuk mencari taraf realibilitas adalah dengan menggunakan metode belah dua (Split-half method). Metode ini mempergunakan satu kali pengetesan (satu kali pengukuran).

(51)

koreksi dari Spearman-Brown. Untuk lebih jelasnya kedua rumus tersebut dapat dilihat di bawah ini:

Rumus korelasi Product-Moment (Pearson):

(

)(

)

Χ −

Χ

Ν

Υ − Υ Ν

Υ Χ − ΧΥ Ν =

Γ

} ) ( }{

) (

{ 2 2 2 2

χγ

Keterangan:

Γxy= koefisienkorelasi Χ = belahan gasal Υ = belahan genap Ν = jumlah siswa

Rumus formula koreksi (Spearman-Brown)

gg gg tt

Γ +

Γ × = Γ

1 2

Keterangan: =

Γtt koefisien reliabilitas =

Γgg koefisien gasal-genap

Untuk penggolongan koefisien korelasi reliabilitas dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 4.

Kualifikasi Tingkat Kegunaan Kegiatan Bimbingan dan Konseling

Koefisien korelasi Kualifikasi

0,91-1,00 Sangat tinggi

0,71-0,90 Tinggi

0,41-0,70 Cukup tinggi

0,21-0,40 Rendah

Negatif-0,20 Sangat rendah

(52)

Dalam penelitian ini, perhitungan korelasi belahan ganjil-genap uji coba kuesioner tingkat kegunaan kegiatan bimbingan dan konseling siswa atas dasar signifikansi 5% untuk N= 32 dituntut Γxy =0,349. Koefisien reliabilitas yang diperoleh Γtt =0,95. Dengan demikian taraf reliabilitas uji coba kuesioner pemahaman kegunaan kegiatan bimbingan dan konseling pada siswa signifikan pada taraf signifikansi 5% (Γιι=0,95>0,349) dan termasuk dalam kualifikasi “sangat tinggi” (0,91-1,00). Untuk selengkapnya, perhitungan reliabilitas dan validitas dapat dilihat dalam lampiran 3.

Pengumpulan Data

1. Tahap Persiapan

(53)

oleh Sukardi. Poin-poin yang telah diungkapkan oleh Sukardi, dijabarkan serta dikembangkan oleh peneliti menjadi pernyataan-pernyataan sebagai item kuesioner. Kegiatan ketiga adalah uji coba kuesioner. Setelah menyusun kuesioner dan juga melalui koreksi oleh dosen pembimbing, peneliti melakukan uji coba kuesioner. Uji coba dilakukan di SMA Pangudi Luhur Sedayu. Uji coba ini dilakukan untuk memperoleh taraf reliabilitas dan validitas alat ukur atau kuesioner.

2. Tahap Pelaksanaan Pengumpulan Data Penelitian

Sebelum melaksanakan pengumpulan data, terlebih dahulu peneliti menghubungi pihak SMA Pangudi Luhur Sedayu untuk memperoleh ijin uji coba kuesioner dan menghubungi pihak SMA Pangudi Luhur Yogyakarta untuk memperoleh ijin penelitian dan mengatur waktu yang tepat untuk pelaksanaan pengumpulan data. Setelah terjadi kesepakatan waktu dengan pihak-pihak sekolah baik SMA Pangudi Luhur Sedayu maupun SMA Pangudi Luhur Yogyakarta maka pengumpulan data dapat dilaksanakan.

(54)

Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dilakukan berdasarkan Penilaian Acuan Patokan (PAP) dengan passing score tipe II, yaitu acuan penilaian di mana tingkat penguasaan kompetensi atau kemampuan untuk melaksanakan atau melakukan suatu tugas yang dilandasi atas keterampilan, dan pengetahuan tersebut minimal ada di persentil 56 (persentil minimal) dari total jumlah skor. Dengan demikian, penggolongan tingkat pemahaman kegunaan bimbingan dan konseling dibagi sebagai berikut:

Tabel 5.

Kualifikasi Tingkat Pemahaman Kegunaan Kegiatan Bimbingan dan Konseling menurut PAP II

Skor Kualifikasi 81% - 100% Sangat tinggi

66% - 80% Tinggi

56% - 65% Cukup

46% - 55% Rendah

< 46% Sangat rendah

(Masidjo, 1995: 157)

Tahap-tahap analisis data adalah sebagai berikut: 1. Peneliti memberi skor jawaban berdasarkan sifat item.

2. Peneliti memasukkan skor jawaban ke dalam tabel (tabulasi data skor) dan menghitung skor masing-masing responden. Tabulasi data dapat dilihat dalam lampiran.

(55)
(56)

40

Pada bab ini akan diuraikan jawaban atas rumusan masalah yang terdapat pada bab I, yaitu “Sejauhmanakah tingkat pemahaman siswa kelas XI SMA Pangudi Luhur Yogyakarta terhadap kegunaan kegiatan bimbingan dan konseling tahun ajaran 2007/2008?”. Untuk menjawab rumusan masalah tersebut, peneliti akan menyajikan hasil penelitian disertai dengan pembahasan secukupnya.

A. Hasil Penelitian

Tingkat pemahaman siswa kelas XI SMA Pangudi Luhur Yogyakarta terhadap kegunaan kegiatan bimbingan dan konseling tahun ajaran 2007/2008 dihitung dengan menggunakan Penilaian Acuan Patokan (PAP) dengan passing score tipe II. Setelah peneliti melakukan perhitungan dengan metode tersebut, hasilnya dapat dilihat dalam tabel 6 berikut:

Tabel 6.

Hasil Penelitian Tingkat Pemahaman Siswa kelas XI SMA Pangudi Luhur Yogyakarta terhadap Kegunaan Kegiatan Bimbingan dan Konseling Tahun ajaran

2007/2008 Rumus PAP

tipe II

Rentang skor Frekuensi Persentase (%)

Kualifikasi 81%-100% 210,6 – 260 83 47,43 Sangat tinggi

66%-80% 171,6 – 210,6 89 50,86 Tinggi

56%-65% 145,6 – 171,6 3 1,71 Cukup

46%-55% 119,6 – 145,6 0 0 Rendah

(57)

Tabel 6 menunjukkan bahwa terdapat 83 siswa (47.83%) yang memiliki kualifikasi “sangat tinggi” dalam memahami kegunaan kegiatan bimbingan dan konseling, 89 siswa (50.86%) memiliki kualifikasi “tinggi” dalam memahami kegunaan kegiatan bimbingan dan konseling, 3 siswa (1.71%) memiliki kualifikasi “cukup” dalam memahami kegunaan kegiatan bimbingan dan konseling. Tidak terdapat siswa yang memiliki kualifikasi “rendah” dan “sangat rendah” dalam memahami kegunaan kegiatan bimbingan dan konseling yang selama ini mereka laksanakan di sekolah. Untuk lebih jelasnya, kualifikasi tingkat kegunaan kegiatan bimbingan dan konseling tiap siswa kelas XI SMA Pangudi Luhur Yogyakarta tahun ajaran 2007/2008 dapat dilihat dalam lampiran 7.

(58)

Tabel 7.

Presentase dan Kualifikasi Kegunaan Kegiatan Bimbingan dan Konseling Berdasarkan Bidang-bidang Bimbingan dan Konseling No. Bidang Bimbingan

dan Konseling

Presentase Skor

Kategori Presentase

Kualifikasi 1 Pribadi 83,31% 81%-100% Sangat Tinggi

2 Sosial 79,19% 55%-80% Tinggi

3 Belajar 76,92% 55%-80% Tinggi

4 Karier 81,77% 81%-100% Sangat Tinggi Tabel diatas menunjukkan bahwa terdapat 83,31% siswa memiliki pemahaman tentang bimbingan dan konseling di bidang pribadi, dan 81,77% memiliki pemahaman tentang bimbingan dan konseling di bidang karier. Sedangkan di bidang belajar dan sosial skor yang didapat juga tinggi yaitu 76,92% untuk kegiatan bimbingan dan konseling di bidang belajar dan 79,19% untuk bimbingan dan konseling di bidang sosial. Dalam hal ini siswa kelas XI SMA pangudi Luhur Yogyakarta tahun ajaran 2007/2008 sangat memahami dan merasakan manfaat dari kegiatan bimbingan dan konseling berdasarkan setiap bidang bimbingan dan konseling yang dilaksanakan di sekolah mereka.

B. Pembahasan

(59)

Dari hasil penelitian yang telah dipaparkan di atas, peneliti menemukan bahwa pemahaman tingkat kegunaan kegiatan bimbingan dan konseling siswa SMA Pangudi Luhur Yogyakarta tidak menunjukkan kualifikasi “rendah” dan “sangat rendah” dan presentase skor yang termasuk dalam kualifikasi “tinggi” dan “sangat tinggi” cukup besar. Tentu saja hal ini merupakan hal baik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemahaman siswa terhadap kegunaan kegiatan bimbingan dan konseling tinggi, itu artinya mayoritas siswa dapat memanfaatkan jasa layanan bimbingan dan konseling dengan baik. Dengan adanya hasil penelitian tersebut, maka tugas para siswa selanjutnya adalah bagaimana siswa dapat terus meningkatkan pemahaman mereka terhadap kegunaan kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah dalam kehidupan mereka selanjutnya. Cara yang efektif agar siswa dapat terus meningkatkan pemahaman mereka terhadap kegunaan kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah tersebut adalah dengan cara selalu aktif dan antusias dalam mengikuti setiap program kegiatan bimbingan dan konseling yang diberikan oleh guru pembimbing di sekolah.

(60)

dapat merasakan kegunaan dari kegiatan bimbingan dan konseling yang diberikan oleh guru pembimbing untuk mengembangkan dirinya menjadi pribadi yang berguna sesuai dengan tujuan bimbingan dan konseling, yaitu siswa mengenal dan memahami diri dan lingkungan, mampu untuk bisa mengambil keputusan sendiri dalam berbagai hal, bisa mengarahkan dirinya berdasarkan setiap keputusan yang telah diambil, dan pada akhirnya siswa tersebut bisa mewujudkan dirinya untuk menjadi pribadi yang berguna yang sesuai dengan keadaan dirinya (Syahril, 1986: 46).

Para siswa siswa yang memiliki kualifikasi tingkat kegunaan bimbingan dan konseling “cukup tinggi” ini diduga bisa terjadi karena siswa tersebut belum memahami kegunaan kegiatan bimbingan dan konseling bagi dirinya. Hal ini bisa saja disebabkan oleh kurangnya peran aktif guru pembimbing dan pihak-pihak yang terkait dalam menyampaikan informasi bagi siswa, bahwa kegiatan bimbingan dan konseling yang ditujukan bagi para siswa sangat berguna untuk memberikan pertolongan kepada siswa baik di bidang pribadi, sosial, belajar, dan karier.

(61)

berpartisipasi aktif dalam mengikuti kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah bersama dengan guru pembimbing. Namun seringkali mereka kurang memahami materi yang diberikan untuk digunakan dalam kehidupan sehari-hari mereka.

Walaupun di dalam keseluruhan bidang bimbingan dan konseling para siswa memiliki prosentase skor sangat tinggi dan tinggi, namun jika dilihat secara terpisah, maka dapat terlihat bahwa sebagian besar siswa merasakan mereka selama menjalani kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah semenjak kelas X, para siswa sangat merasakan manfaat kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah dalam bidang pribadi dan karier. Ini terbukti dari kualifikasi dalam bidang bimbingan dan konseling yang terlihat dari hasil penelitian pada tabel 7.

(62)

Seperti yang telah dikemukakan diatas dan berdasarkan pembahasan di atas, maka timbul pertanyaan: Bagaimanakah cara meningkatkan pemahaman mereka terhadap kegunaan kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah?

Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk meningkatkan pemahaman mereka terhadap kegunaan kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah, yaitu:

1. Dari guru pembimbing, setidaknya mengetahui kebutuhan apa saja yang diperlukan oleh siswa melalui suvei kebutuhan, dari situ akan didapat hasil yang kemudian bisa diolah oleh guru pembimbing untuk dijadikan materi bimbingan di kelas.

2. Untuk para siswa, hendaknya lebih terbuka terhadap guru pembimbing di sekolah, karena dengan keterbukaan, maka maslah yang kalian hadapi di sekolah terutama masalah belajar dapat terselesaikan dengan baik dan nantinya akan membuat para siswa dapat lebih serius dalam menentukan karier yang akan dipilihnya kelas nanti, sehingga pada akhirnya keterbukaan siswa dapat semakin membantu para siswa untuk membentuk diri menjadi pribadi yang dewasa dan bertanggung jawab. 3. Bagi siswa, agar dapat semakin memahami pentingnya bimbingan dan

(63)

4. Untuk bimbingan di kelas, diharapkan siswa bisa mengikuti kegiatan bimbingan dengan aktif mendalami materi bimbingan yang diberikan oleh guru pembimbing di kelas. Karena melalui bimbingan di dalam kelas siswa dapat terbantu dalam mengatasi masalah yang timbul baik dalam bidang pribadi, sosial, belajar, maupun karier.

5. Untuk bimbingan di luar kelas (konseling) siswa tidak perlu merasa ragu untuk berbicara ataupun mencurahkan sesuatu kepada guru pembimbing, Karena kegiatan konseling jika dipergunakan dengan baik oleh siswa, siswa dapat merasakan manfaatnya, yaitu mereka diajak untuk bisa menemukan cara sendiri untuk menyelesaikan masalah mereka dan pada akhirnya mereka sendiri mampu untuk menyelesaikan masalahnya tanpa bergantung pada orang lain.

(64)

48

Pada bab ini akan diuraikan ringkasan, kesimpulan dan saran-saran. Bagian ringkasan memuat latar belakang masalah, landasan teori, rumusan masalah, metodologi penelitian dan hasil penelitian. Pada bagian kesimpulan, peneliti menyimpulkan hasil penelitian yang telah diperoleh. Selanjutnya peneliti memberikan saran-saran untuk sekolah SMA Pangudi Luhur Yogyakarta dan peneliti lain.

A. Ringkasan

Kegiatan bimbingan dan konseling apabila dilaksanakan dengan baik tentu akan memberikan manfaat yang sangat berguna bagi siswa untuk perkembangan dirinya. Bimbingan dan konseling di sekolah perlu dilaksanakan secara teratur (terprogram) setiap minggunya dengan berbagai macam materi yang terpilih, baik dalam bidang pribadi, sosial, belajar, maupun karier agar nantinya para siswa dapat memahami kegunaan kegiatan bimbingan dan konseling untuk kehidupan mereka.

(65)

Subjek untuk uji coba kuesioner adalah siswa kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu dan mengambil satu kelas yaitu kelas XI IPS 2. Untuk penelitian, peneliti mengambil kelas XI SMA Pangudi Luhur Yogyakarta sebanyak 5 kelas yaitu XI IPA1, XI IPA 2, XI IPS1, XI IPS2, dan XI IPS 3. Dalam mengumpulkan data, penelitian ini menggunakan “kuesioner tingkat kegunaan bimbingan dan konseling” yang disusun oleh peneliti sendiri. Item kuesioner tersebut berjumlah 72 item dan terdiri atas 4 bidang bimbingan dan konseling, yaitu pribadi, sosial, belajar, dan karier.

Prosedur pengumpulan data terdiri dari dua tahap, yaitu: (1) tahap persiapan, di mana peneliti menemui koordinator guru BK SMA Pangudi Luhur Yogyakarta untuk membahas kapan penelitian dapat dilakukan dan hal-hal yang berkaitan dengan penelitian, dan (2) tahap pelaksanaan penelitian.

Langkah-langkah dalam teknis analisis data mencakup scoring jawaban sesuai item, tabulasi skor, menjumlahkan keseluruhan skor dari tiap subjek, membuat kualifikasi skor tingkat kegunaan kegiatan bimbingan dan konseling dengan menggunakan PAP tipe II, dan menghitung presentase keseluruhan bidang kegiatan bimbingan dan konseling.

(66)

bimbingan dan konseling “tinggi”, 3 siswa (1.71%) memiliki kualifikasi tingkat kegunaan kegiatan bimbingan dan konseling “cukup”. Tidak terdapat siswa yang memiliki kualifikasi tingkat kegunaan kegiatan bimbingan dan konseling “rendah” dan “sangat rendah”.

Hal ini membuktikan bahwa para siswa kelas XI SMA Pangudi Lur Yogyakarta tahun ajaran 2007/2008 sangat memahami kegunaan kegiatan bimbingan dan konseling bagi kehidupan mereka.

Dengan adanya hasil penelitian ini, diharapkan para siswa dapat semakin mengembangkan dan melestarikan manfaat kegiatan bimbingan dan konseling bagi diri mereka baik di lingkungan sekolah, maupun di lingkungan masyarakat sekitar.

B. Kesimpulan

(67)

C. Saran-saran

Penulis mengajukan saran untuk beberapa pihak, yaitu: 1. Bagi guru pembimbing di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta

Kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah sangat dibutuhkan oleh para siswa, maka guru pembimbing dapat lebih meningkatkan lagi kualitas pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling, baik melalui bimbingan dan konseling kelompok maupun bimbingan dan konseling individual dengan sasaran yang jelas di bidang pribadi, sosial, belajar, dan karier. Oleh karena itu, hasil penelitian ini dapat menjadi bahan masukan bagi guru pembimbing dalam merencanakan program kegiatan bimbingan dan konseling.

2. Bagi peneliti lain

(68)

52 Grasindo.

Ahmadi, Abu. 1977. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. Semarang: Cv Toha Putra.

Azwar, Saifuddin. 1997. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Djumhur dan Surya. 1975. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. Bandung: CV

Ilmu.

Furchan, Arief. 1982. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.

Harjanto,Guntar. 2005. Tingkat Penggunaan Kegiatan Bimbingan dan Konseling oleh Para siswa kelas II SMA Pengudi Luhur Sedayu Yogyakarta Tahun

ajaran 2004/2005. Skripsi Sarjana. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma (Tidak Diterbitkan).

Hesti, Bernadina. 2007. Pola Pengasuhan Orangtua Menurut Para siswa Kelas VIII SMP Pangudi Luhur Yogyakarta tahun ajaran 2007/2008. Skripsi Sarjana. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma (Tidak Diterbitkan). Loekman Lobby.1991. Tantangan Konseling. Semarang: Satya Wacana.

Masidjo, Ign.1995. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah. Yogyakarta: Kanisius.

(69)

terhadap Usulan Topik-topik Bimbingan Klasikal. Skripsi Sarjana. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma (Tidak Diterbitkan).

Mulyatiningsih, Rudi.dkk. 2004. Bimbingan Pribadi-Sosial, Belajar, dan Karier. Jakarta: Grasindo.

Prayitno dan Erman Amti. 2004. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Edisi revisi. Jakarta: Rineka Cipta.

Prayitno.1975. Pelayanan Bimbingan di Sekolah. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Sastrapradja, M. 1981. Kamus Istilah Pendidikan dan Umum. Surabaya: Usaha Nasional.

Soewandi, Slamet. Metodologi Penulisan Karya Ilmiah. Yogyakarta: USD

Sukardi, Dewa Ketut. 1983. Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. Surabaya: Usaha Nasional.

Sukardi, Dewa Ketut. 1988. Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Bina Aksara. Sukardi, Dewa Ketut. 2002. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan

Konseling di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

Syahril dan Riska Ahmad. 1986. Pengantar Bimbingan dan Konseling. Angkasa Raya.

Winkel, W.S. 1984. Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah. Jakarta: PT Gramedia.

(70)

Internet:

http://mgmpips.wordpress.com

www.pikiran-rakyat.com

(71)

55

bimbingan dan konseling yang Anda alami di sekolah selama ini. Anda semua diminta untuk mengisi kuesioner tersebut. Jawaban yang Anda berikan tidak ada yang salah; semua benar karena sesuai dengan pengalaman Anda. Untuk itu, peneliti memohon kejujuran dan keterbukaan Anda dalam mengisi kuesioner ini. Atas keterlibatan Anda, peneliti ucapkan banyak terima kasih!

IDENTITAS RESPONDEN:

Kelas : ... Jenis kelamin : ... Umur : ...

PETUNJUK PENGISIAN:

Bacalah pernyataan-pernyataan di bawah ini dengan teliti, kemudian berilah tanda centang () pada jawaban yang sesuai dengan pengalaman Anda dari empat kemungkinan jawaban yang telah disedia

Gambar

Tabel 1. Skoring
Tabel 3. Validitas item hasil uji coba
Tabel 4. Kualifikasi Tingkat Kegunaan Kegiatan Bimbingan dan Konseling
Tabel 5. Kualifikasi Tingkat Pemahaman Kegunaan Kegiatan
+4

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan penjelasan diatas hubungan loyalitas pada teman sebaya akan sangat berperan penting jika tidak seimbang dengan kontrol diri yang baik maka dari itu untuk

Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma dapat memberi pendekatan dan ruang yang lebih kepada mahasiswa untuk menjaga serta

Efikasi diri merupakan keyakinan akan kemampuan diri dalam konteks belajar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat efikasi diri siswa SMP kelas IX dan yang

Pernyataan “Dalam berkomunikasi, saya termasuk orang yang sulit dalam merangkai kata” menunjukkan bahwa kemampuan komunikasi interpersonal mahasiswa Bimbingan dan

Seluruh guru BK SMA di Sleman sudah sepakat menggunakan Panduan Operasional Pelaksanaan BK (POP BK) sebagai arah penyelenggaraan layanan Bimbingan dan Konseling di

Untuk itu diharapkan orang tua dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, dimana orang tua diharapkan melakukan diskusi dengan anak, memberikan kasih sayang dan kehangatan

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa mahasiswa angkatan 2016 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta memiliki tingkat kecenderungan

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa (1) Peranan guru bimbingan dan konseling dalam meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IX yang pernah memiliki motivasi