• Tidak ada hasil yang ditemukan

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

SALINAN P U T U S A N

Nomor : 160/Pdt.G/2009/PTA.Sby.

BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Pengadilan Tinggi Agama Surabaya yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara tertentu pada tingkat banding, telah menjatuhkan putusan dalam perkara antara pihak-pihak sebagai berikut :

TERMOHON ASLI, umur 28 tahun, agama Islam, pekerjaan Swasta, bertempat tinggal di KABUPATEN KEDIRI, dalam hal ini berdasarkan Surat Kuasa Khusus tertanggal 18 April 2009 diwakili oleh kuasa hukumnya : BAGUS ASMARAYUDA, S.H. Advokat pada Lembaga Bantuan Pengembangan Hukum HAKTI PUTRA NUSANTARA KEDIRI_, berkantor di Jalan Raya Kediri-Wates No. 40, Desa Sumberagung, Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri, semula Termohon sekarang Pembanding ;

MELAWAN

PEMOHON ASLI, umur 38 tahun, agama Islam, pekerjaan Swasta, bertempat tinggal di KABUPATEN KEDIRI, semula Pemohon sekarang Terbanding ; Pengadilan Tinggi Agama tersebut ;

Telah membaca berkas perkara dan semua surat – surat yang berhubungan dengan perkara ini ;

TENTANG DUDUK PERKARANYA

Memperhatikan dan menerima keadaan-keadaan mengenai duduknya perkara ini seperti tertera dalam putusan Pengadilan Agama Kabupaten Kediri tanggal 31 Maret 2009 Masehi bertepatan dengan tanggal 4 Rabiul Tsani 1430 Hijriyah Nomor : 310/Pdt.G/2009/PA.Kab.Kdr. yang amarnya berbunyi sebagai berikut :

1. Mengabulkan permohonan Pemohon ;

2. Memberi ijin Pemohon ( PEMOHON ASLI ) untuk mengucapkan ikrar talak terhadap Termohon ( TERMOHON ASLI ) di hadapan sidang Pengadilan Agama Kab. Kediri ; 3. Membebankan kepada Pemohon untuk membayar biaya perkara yang hingga kini dihitung

sebesar Rp. 341.000,00 (tiga ratus empat puluh satu ribu rupiah) ;

Menimbang, bahwa berdasarkan Akta Permohonan Banding Nomor :

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(2)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

310/Pdt.G/2009/PA.Kab.Kdr. tanggal 13 April 2009 yang dibuat oleh Panitera Pengadilan

Agama Kabupaten Kediri, Pemohon pada tanggal 13 April 2009 mengajukan permohonan banding terhadap putusan Pengadilan Agama Kabupaten Kediri tanggal 31 Maret 2009 Masehi bertepatan dengan tanggal 4 Rabiul Tsani 1430 Hijriyah Nomor : 310/Pdt.G/2009/PA.Kab.Kdr. Permohonan banding tersebut telah diberitahukan kepada Terbanding pada tanggal 17 April 2009 ;

Menimbang, bahwa Pembanding telah menyerahkan Memori Banding tertanggal 20 Mei 2009, sedangkan Terbanding berdasarkan Surat Keterangan Tidak Menyerahkan Kontra Memori Banding Nomor : 310/Pdt.G/2009/PA.Kab.Kdr. tanggal 26 Mei 2009 yang dibuat oleh Panitera Pengadilan Agama Kabupaten Kediri, sampai dengan dibuatnya surat tersebut tidak menyerahkan kontra memori banding melalui Kepaniteraan Pengadilan Agama Kabupaten Kediri ;

Menimbang, bahwa Pembanding telah memeriksa Berkas Perkara Banding (inzage) pada tanggal 20 Mei 2009, sedangkan Terbanding berdasarkan Surat Keterangan Tidak Memeriksa Berkas Perkara Banding (Inzage) Nomor : 310/Pdt.G/2009/PA.Kab.Kdr. yang dibuat oleh Panitera Pengadilan Agama Kabupaten Kediri tanggal 26 Mei 2009 tidak memeriksa berkas banding (Inzage), meskipun kepadanya oleh Jurusita Pengganti Pengadilan Agama Kabupaten Kediri telah diberitahukan untuk memeriksa berkas perkara banding ;

TENTANG HUKUMNYA

Menimbang, bahwa permohonan banding yang diajukan oleh Pembanding masih dalam tenggang waktu dan menurut tatacara serta memenuhi syarat-syarat yang ditentukan undang-undang. Karena itu permohonan banding tersebut harus dinyatakan dapat diterima ;

Menimbang, bahwa Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Agama Surabaya setelah membaca, meneliti dan mempelajari dengan seksama berkas permohonan banding yang terdiri dari salinan resmi putusan Pengadilan Agama Kabupaten Kediri tanggal 31 Maret 2009 Masehi bertepatan dengan tanggal 4 Rabiul Tsani 1430 Hijriyah Nomor : 310/Pdt.G/2009/PA.Kab.Kdr. Berita Acara Persidangan, surat-surat bukti, Memori Banding dan surat-surat lainnya yang berhubungan dengan perkara ini, akan memberikan pertimbangan sebagai berikut :

Menimbang, bahwa Majelis sependapat dengan pertimbangan-pertimbangan dan putusan Majelis Hakim tingkat pertama yang telah mengabulkan permohonan cerai talak

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(3)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

yang diajukan oleh Terbanding karena telah tepat dan benar. Karena itu diambil alih menjadi

pertimbangan dan pendapatnya sendiri dalam mengadili dan memutus perkara ini ;

Menimbang, bahwa akan tetapi Majelis perlu mempertimbangkan keberatan Pembanding berkenaan dengan hak-hak Pembanding akibat dari cerai talak berupa mut’ah dan nafkah iddah yang seharusnya secara ex officio dipertimbangkan, akan tetapi ternyata oleh Majelis Hakim tingkat pertama tidak dipertimbangkan ;

Menimbang, bahwa menurut Hukum Islam dengan mempedomani Pasal 149 Kompilasi Hukum Islam yang menyatakan bahwa, 揃ilamana perkawinan putus karena talak, maka bekas suami wajib :

a. Memberi mut’ah yang layak kepada isterinya, baik berupa uang atau benda, kecuali bekas isteri tersebut qobla al dukkul ;

b. Memberi nafkah, maskan, dan kiswah kepada bekas isterinya, baik berupa uang atau benda, kecuali bekas isteri dijatuhi talak bain atau nusyuz dan dalam keadaan tidak hamil _ ;

Menimbang, bahwa sebelum mempertimbangkan apakah Pembanding berhak mendapatkan mut’ah dan nafkah iddah atau tidak, Majelis akan mempertimbangkan lebih dahulu tentang apakah Majelis Hakim tingkat banding dapat dibenarkan mempertimbangkan dan mengadili hal itu yang diajukan pada tingkat banding ;

Menimbang, bahwa pasal 41c Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 menyatakan, Pengadilan dapat mewajibkan kepada bekas suami untuk memberikan biaya penghidupan dan/atau menentukan sesuatu kewajiban bagi bekas istri. Menurut Yurisprudensi Nomor : 608K/AG/2003 tanggal 23 Maret 2005 sebatas mengenai akibat perceraian dapat dikabulkan secara ex officio. Ex officio di sini tidak dibatasi hanya untuk peradilan tingkat pertama saja, sehaingga peradilan pada semua tingkatan dapat dibenarkan menjatuhkan putusan mengenai hal itu secara ex officio ;

Menimbang, bahwa Pembanding dalam perkawinannya dengan Terbanding telah ba’da al dukhul karena telah punya dua orang anak, dengan demikian menurut ketentuan Pasal 149 a Kompilasi Hukum Islam berhak mendapatkan mut’ah dari Terbanding ;

Menimbang, bahwa syarat untuk mendapatkan nafkah iddah menurut ketentuan Pasal 149 b Kompilasi Hukum Islam adalah : talak yang dijatuhkan kepada isteri bukan talak bain atau nusyuz dan dalam keadaan tidak hamil. Syarat pertama dapat dipenuhi oleh Pembanding

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(4)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

karena talak Terbanding yang akan dijatuhkan nanti adalah talak raj’i karena tidak ada alasan

hukum yang mengakibatkan talak bain, berarti syarat pertama dapat dipenuhi oleh Pembanding. Syarat kedua tidak nusyuz. Tentang syarat yang kedua ini Majelis memberikan pertimbangan sebagai berikut :

- Bahwa sesuai Berita Acara Persidangan tanggal 10 Maret 2009 Pembanding mengakui kebenaran telah berselingkuh dengan LAKI – LAKI LAIN meskipun dalam hubungan badan itu kelamin LAKI-LAKI LAIN belum masuk ke vagina Pembanding karena ketahuan Terbanding. Atas perbuatan tersebut berarti Pembanding telah terbukti nusyuz. Atas perselingkuhan itu Pembanding dalam persidangan tersebut telah minta maaf, akan tetapi Terbanding bersikukuh ;

- Bahwa Pembanding tetap berada di tempat tinggal bersama, sedangkan Terbanding pergi dari tempat tinggal bersama ;

- Bahwa iddah belum dijalani oleh Pembanding karena talak belum dijatuhkan. Menurut logika tidak mungkin menghukumi sesuatu yang belum terjadi. Karena dalam hal ini talak belum dijatuhkan, iddah belum dijalani, maka tidak mungkin menghukumi Pembanding nusyuz selama iddah ;

- Bahwa oleh karena Pembanding telah meminta maaf dan tetap berada di rumah tempat tinggal bersama, berarti sejak itu Pembanding sudah tidak nusyuz lagi meskipun Terbanding sudah tidak mau ;

Disamping itu talak belum terjadi dan iddah belum dijalani sehingga Pembanding belum dapat dihukumi apakah nanti pada waktu menjalani iddah nusyuz atau tidak. Karena dalam praktek peradilan sudah menjadi yurisprudensi tetap bahwa nafkah iddah dapat ditetapkan terlebih dahulu sebelum talak diikrarkan, maka tidak mungkin mempertimbangkan nusyuznya isteri selama iddah. Kalaupun Pembanding selama iddah berbuat nusyuz, maka nafkah iddah yang telah diterima selama nusyuz dapat dituntut pengembalinnya. Dalam hal ini sesui doktrin hukum Islam sebagaimana tersebut dalam Kitab Fiqhu Al Sunnah Jilid II halaman 157 sampai 158 yang menyatakan :

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(5)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Artinya :Jika suami membayar nafkah kepada isterinya lebih dahulu untuk sebulan atau

setahun yang akan datang, kemudian di tengah waktu-waktu itu terjadi pelanggaran yang menyebabkan gugurnya hak nafkah, seperti salah seorang suami isteri meninggal atau isteri nusyuz, maka suami berhak meminta kembali sisa nafkah yang tidak berhak diterimanya. Sebab nafkah diterima sebagai imbalan terikatnya isteri di tangan suami. Jika faktor terikat di tangan suami gugur, seperti karena kematian atau nusyuz, maka isteri wajib mengembalikan nafkah dari sisa waktu yang telah diterimanya sebelum itu.Demikianlah pendapat Imam Syafi’i dan Muhammad bin Al Hasan._

• Bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas Pembanding berhak mendapatkan mut’ah dan nafkah iddah. Karena itu secara ex officio Majelis dapat menetapkan kewajiban tersebut ;

Menimbang, bahwa tidak dapat diketahui berapa penghasilan Terbanding setiap bulan sehingga dalam menentukan besarnya mut’ah dan nafkah iddah diukur menurut perkiraan besarnya keperluan hidup minimal sehari-hari di desa yang paling primer, yaitu makan yang untuk sekali makan berkisar Rp. 5.000,00. Karena pada umumnya keperluan makan sehari tiga kali, maka keperluan hidup setiap hari sebesar Rp. 15.000,00. Kewajiban Pembanding menjalani iddah adalah tiga bulan atau 90 hari. Karena itu nafkah iddah yang harus dibayar oleh Terbanding kepada Pembanding sebesar 90 X Rp. 15.000,00 = Rp. 1.350.000,00 (satu juta tiga ratus lima puluh ribu rupiah) ;

Menimbang, bahwa besarnya mut’ah tidak ada ukuran secara pasti. Dalam Pasal 160 Kompilasi Hukum Islam disebutkan bahwa, Besarnya mut’ah disesuaikan dengan kepatutan dan kemampuan suami. Untuk itu menurut Majelis, patut dan dalam batas jangkauan kemampuannya jika Terbanding dibebani kewajiban membayar mut’ah sebesar dua kali nafkah iddah sehingga kewajiban Terbanding untuk membayar mut’ah kepada Pembanding sebesar Rp. 2.700.000,00 (dua juta tujuh ratus ribu rupiah) ;

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas putusan Pengadilan Agama Kabupaten Kediri dapat dipertahankan dengan perbaikan amar putusan pembebanan kewajiban kepada Terbanding untuk membayar mut’ah dan nafkah iddah kepada Pembanding sehingga bunyi putusan selengkapnya sebagaimana akan

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(6)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

disebutkan nanti dalam amar putusan ;

Menimbang, bahwa mengenai biaya perkara, sesuai ketentuan Pasal 89 ayat (1) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006, semua biaya yang timbul dalam perkara ini pada tingkat banding harus dibebankan kepada Pembanding ;

Mengingat Pasal 7 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1947 dan ketentuan – ketentuan hukum lainnya yang bersangkutan ;

M E N G A D I L I Menerima permohonan banding dari Pembanding ;

Menguatkan putusan Pengadilan Agama Kabupaten Kediri tanggal 31 Maret 2009 Masehi bertepatan dengan tanggal 4 Rabiul Tsani 1430 Hijriyah Nomor : 310/Pdt.G/2009/PA.Kab.Kdr. dengan perbaikan amar putusan sehingga selengkapnya berbunyi sebagai berikut :

1. Mengabulkan permohonan Pemohon ;

2. Memberi ijin kepada Pemohon ( PEMOHON ASLI ) untuk mengucapkan ikrar talak terhadap Termohon ( TERMOHON ASLI ) di hadapan sidang Pengadilan Agama Kabupaten Kediri ;

3. Menghukum Pemohon untuk membayar kepada Termohon :

3.1. Mut’ah sebesar Rp. 2.700.000,00 (dua juta tujuh ratus ribu rupiah) ;

3.1. Nafkah iddah sebesar Rp. 1.350.000,00 (satu juta tiga ratus lima puluh ribu rupiah) ; 4. Membebankan kepada Pemohon untuk membayar biaya perkara pada tingkat pertama

sebesar Rp. 341.000,00 (tiga ratus empat puluh satu ribu rupiah) ;

5. Membebankan kepada Pembanding untuk membayar biaya perkara pada tingkat banding sebesar Rp. 61.000,00 (enam puluh satu ribu rupiah) ;

Demikian putusan ini dijatuhkan di Surabaya pada hari Selasa tanggal 23 Juni 2009 M. bertepatan dengan tanggal 29 Jumadil Akhir 1430 H. dalam sidang Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Agama Surabaya yang dipimpin oleh Drs. H. MUHTADIN, S.H. selaku Ketua Majelis, Drs. H. MUHAMMAD SHALEH, S.H., M. Hum. dan H. MUNARDI, S.H., M.H. masing-masing sebagai Hakim Anggota, putusan tersebut pada hari itu juga diucapkan dalam sidang yang dinyatakan terbuka untuk umum oleh Ketua Majelis dengan

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(7)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

didampingi para Hakim Anggota dan dibantu Drs. IMAM SHOFWAN sebagai Panitera

Pengganti dengan tidak dihadiri pihak-pihak yang berperkara . HAKIM ANGGOTA,

ttd

Drs. H. MUHAMMAD SHALEH, S.H., M. Hum.

KETUA MAJELIS, ttd Drs. H. MUHTADIN, S.H. HAKIM ANGGOTA, ttd H. MUNARDI, S.H., M.H. PANITERA PENGGANTI, ttd Drs. IMAM SHOFWAN Rincian Biaya Perkara :

1. Meterai : Rp. 6.000,00 2. Redaksi : Rp. 5.000,00 3. Pemberkasan : Rp. 50.000,00 Jumlah : Rp. 61.000,00 ( enam puluh satu ribu rupiah).

Untuk salinan yang sama bunyinya Oleh :

PANITERA PENGADILAN TINGGI AGAMA SURABAYA,

H. TRI HARYONO, S.H.

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

Referensi

Dokumen terkait

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah