• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

2.1 Wilayah Administrasi Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan

Secara geografis wilayah Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan, meliputi seluruh wilayah administratif Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan. Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan memiliki luas wilayah 12.362,29 km2, luas wilayah tersebut meliputi : daratan seluas 898,29 km2 dan laut 4 mil seluas 11.464 km2. Luas wilayah tersebut merupakan penetapan dari dua Kementerian Lembaga Negara, yaitu masing-masing : luas darat menurut Permendagri No. 66 tahun 2011 dan luas laut menurut Bakosurtanal (2011) dalam buku cakupan dan luas wilayah daerah otonom seluruh Indonesia. Dimana Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan terdiri dari 13 kecamatan dengan 103 Kelurahan/Desa, kecamatan-kecamatan yang terdapat di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan yaitu :

1. Kecamatan Liukang Tangaya 2. Kecamatan Liukang Kalmas 3. Kecamatan Liukang Tupabbiring 4. Kecamatan Liukang Tupabbiring Utara 5. Kecamatan Pangkajene

6. Kecamatan Minasa Te’ne 7. Kecamatan Balocci

8. Kecamatan Tondong Tallasa 9. Kecamatan Bungoro

(2)

12. Kecamatan Segeri 13. Kecamatan Mandalle

Dengan batas wilayah administratif Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan adalah sebagai berikut :

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Barru 2. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Bone 3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Maros

4. Sebelah Barat berbatasan dengan Pulau Kalimantan, Pulau Jawa dan Madura, Pulau Nusa Tenggara dan Pulau Bali. Diperlihatkan Pada Gambar 2.1.

Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan merupakan kabupaten yang struktur wilayahnya secara geografis terdiri atas 2 (dua) bagian utama yang membentuk kabupaten ini, yaitu :

1. Wilayah Daratan

Secara garis besar wilayah daratan Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan ditandai dengan bentang alam wilayah dari daerah dataran rendah sampai pegunungan, dimana potensi cukup besar juga terdapat pada wilayah daratan Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan yaitu ditandai dengan terdapatnya Sumber daya alam berupa hasil tambang, seperti batu bara, marmer, dan semen. Disamping itu potensi pariwisata alam yang`mampu menambah pendapatan daerah.

Kecamatan yang terletak pada wilayah daratan Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan yaitu terdiri dari : Kecamatan Pangkajene, Kecamatan Balocci, Kecamatan Bungoro, Kecamatan Labakkang, Kecamatan Ma’rang, Kecamatan Segeri, Kecamatan Minasate’ne, Kecamatan Tondong Tallasa, dan Kecamatan Mandalle. Diperlihatkan Pada Gambar 2.2.

2. Wilayah Kepulauan

(3)
(4)
(5)
(6)

Gambar 2.3 : Peta Administrasi Wilayah Kepulauan Kab. Pangkajene dan Kepulauan

2.2.

Potensi Wilayah Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan

Potensi wilayah Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan yang memerlukan dukungan pembangunan infrastruktur permukiman yaitu potensi ekonomi kreatif dan pariwisata, kedua potensi termuat dalam dokumen Rencana Tata Ruang Wilayah RTRW Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan.

Adapun Potensi Ekonomi Kreatif Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan yang memerlukan dukungan infrastruktur Bidang Cipta Karya diantaranya :

1. Kawasan Perdagangan di Kota Pangkajene di Kec. Pangkajene; 2. Kawasan Industri Kabupaten Pangkep (KIPA) di Kec. Bungoro; 3. Kawsan Terminal Type B di Kota Pangkajene Kec. Bungoro;

Untuk Potensi Pariwisata di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan yang memerlukan dukungan infrasturktur Bidang Cipta Karya diantaranya :

1. Kawasan Pariwisata Budaya Arajang (Bissu) di Kec. Segeri;

2. Kawasan Pariwisata Alam Mattampa di Kec. Bungoro, kawasan ini merupakan Salah satu Kawasan Strategis Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan dari segi sudut kepentingan ekonomi;

3. Kawasan Pariwisata Permandian Alam Amputtang di Kec. Segeri;

4. Kawasan Pariwisata Suaka Alam, Pelestarian Alam dan Cagar Budaya yaitu Taman Purbakala Sumpang Bita, Gua Bulu Sumi di Kec. Balocci;

5. Kawasan Taman Purbakala Cagar Budaya Makam Somba Labakkang di Kec. Labakkang;

2.3 Demografi dan Urbanisasi

(7)

miskin dan persebaran penduduk; Proyeksi pertumbuhan penduduk lima tahun kedepan; dan Jumlah penduduk perkotaan dan proyeksi urbanisasi.

Kondisi dan perkembangan penduduk berperan penting dalam perencanaan pembangunan. Penduduk merupakan modal dasar keberhasilan pembangunan suatu wilayah. Besaran, komposisi, dan distribusi penduduk akan mempengaruhi struktur ruang dan kegiatan sosial dan ekonomi masyarakat. Seluruh aspek pembangunan memiliki korelasi dan interaksi dengan kondisi kependudukan yang ada, sehingga informasi tentang demografi memiliki posisi strategis dalam penentuan kebijakan.

Berdasarkan angka proyeksi Badan Pusat Statistik, perkembangan penduduk di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan periode tahun 2010-2014 mengalami peningkatan sebanyak 4,40%. Tahun 2010 total jumlah penduduk Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan sebanyak 306.717 jiwa dengan jumlah KK 61.343, meningkat menjadi 320.293 jiwa pada tahun 2014, dengan jumlah KK 64.058.

Komposisi penduduk Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan menurut jenis kelamin relatif seimbang selama periode 2010-2014, dimana persentase peningkatan jumlah penduduk pria periode 2010-2014 sebesar 3,72%, yakni pada tahun 2010 jumlah penduduk pria sebanyak 147.423 jiwa meningkat menjadi 154.608 jiwa pada tahun 2014. Sedangkan persentase penduduk perempuan pada periode 2010-2014 meningkat sebanyak 4,01%. Jumlah penduduk perempuan pada tahun 2010 sebanyak 159.294 jiwa meningkat menjadi 165.685 jiwa pada tahun 2014.

Berdasarkan data dari BPS Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan jumlah penduduk cenderung mengalami peningkatan. Tingkat pertumbuhan penduduk per tahun sebanyak 0,99%. Dengan pertumbuhan linier, maka diperkirakan penduduk Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan tahun 2020 mencapai 345.812 jiwa.

(8)

Sumber : BPS Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan Tahun 2015

Persentase penduduk diatas garis kemiskinan dihitung dengan menggunakan formula (100 – angka kemiskinan). Angka kemiskinan adalah persentase penduduk yang masuk kategori miskin terhadap jumlah penduduk. Penduduk miskin dihitung berdasarkan garis kemiskinan. Garis kemiskinan adalah nilai rupiah pengeluaran per kapita setiap bulan untuk memenuhi standar minimum kebutuhan-kebutuhan konsumsi pangan dan non pangan yang dibutuhkan oleh individu untuk hidup layak.

Data kemiskinan yang baik dapat digunakan untuk :

1. Mengevaluasi kebijakan pemerintah terhadap kemiskinan; 2. Membandingkan kemiskinan antar waktu, antar daerah;

3. Menentukan target penduduk miskin dengan tujuan untuk memperbaiki posisi mereka.

Tabel 2.1 : Persentase Kemiskinan tahun 2011 s/d 2014 Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan

Tahun Jumlah Penduduk Miskin Persentase Tingkat Kemiskinan

2011 53.733 17,36%

2012 52.300 16,62%

2013 56.400 17,75%

2014 52.600 16,38%

2015 - -

(9)

Perkembangan Persentase kemiskinan di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan selama kurun waktu 5 tahun terakhir berfluktuatif. Pada tahun 2011 persentase tingkat kemiskinan sebesar 17,36 %, tahun 2012 persentase kemiskinan menurun sebesar 16,62%, namun pada tahun 2013 persentase kemiskinan kembali meningkat menjadi 17,75% dan tahun berikutnya kembali menurun sebesar 16,38%, sementara ditahun 2015 data persentase kemiskinan di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan belum tersedia.

Untuk data tingkat kepadatan penduduk Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan periode tahun 2010-2014 juga mengalami peningkatan sebesar 4,40%. Pada tahun 2010 rata-rata kepadatan penduduk (jiwa/km2) mencapai 275,75 jiwa per km2. Sedangkan pada tahun 2014 kepadatan penduduk meningkat menjadi 288 jiwa per km2. Kepadatan penduduk tertinggi tahun 2014 di Kecamatan Pangkajene dan Kepulauan mencapai 927,81 jiwa per km2 dan kepadatan penduduk terendah di Kecamatan Tondong Tallasa sebesar 79,89 jiwa per km2.

Gambar 2.5 : Grafik

(10)

Secara umum pada tahun 2014, distribusi penduduk dan tingkat kepadatannya semakin merata di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan bila dibandingkan dengan tahun 2010, terlihat dari koefisien variasi yang semakin kecil. Dibeberapa kecamatan distribusinya meningkat dan adapula yang menurun, demikian pula dengan kepadatan penduduk. Secara rinci mengenai persentase distribusi penduduk dan kepadatan penduduk tahun 2014 dibandingkan tahun 2010, tampak pada Tabel 2.2 berikut ini.

Tabel 2.2 : Distribusi Penduduk dan Kepadatan Penduduk Per Kecamatan Tahun 2014

Serta Persentase Pertumbuhannya dari Tahun 2010

No Kecamatan Kepadatan

8 Tondong Tallasa 80 -20 1,83 -98

9 Bungoro 464 364 10,63 -89

10 Labakkang 461 361 10,57 -89

11 Ma'rang 406 306 9,30 -91

12 Segeri 254 152 5,77 -94

13 Mandalle 360 305 9,28 -91

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan

Kawasan perkotaan di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan meliputi tiga kecamatan yaitu

Kecamatan Pangkajene, Minasate’ne dan Bungoro. Jumlah penduduk ketiga kecamatan ini pada

(11)

Perpindahan penduduk dari Desa ke Kota yang biasa disebut Urbanisasi, di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan tidak begitu signifikan. Berdasarkan data Tahun 2014, distribusi penduduk dan tingkat kepadatannya semakin merata di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan hal ini dikarenakan kurangnya lapangan pekerjaan di kawasan perkotaan Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan, serta pertumbuhan ekonomi antara desa dan kota cenderung sama.

2.4 Isu Strategis Sosial Ekonomi dan Lingkungan

Pada Bagian ini Isu Strategis Sosial, Ekonomi dan Lingkungan diantara : Data Perkembangan PDRB dan Potensi Ekonomi; Data Pendapatan Per Kapita dan Proporsi Penduduk Miskin; Data Kondisi Lingkungan Strategis (Topografi, Geologi, Klimatologi, Dll); Data resiko Bencana Alam; dan Isu-Isu Strategis terkait pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya (antara lain capaian pelayanan dan kualitas)

Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan pada Tahun 2011-2014 berkisar 9,39 persen dan bersifat fluktuatif. Pada tahun 2011 pertumbuhan ekonomi sebesar 9,84 persen dan 8,26 persen pada tahun 2012. Pada tahun 2013 dan tahun 2014 pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan meningkat menjadi 9,33 persen dan 10,16 persen.

Tabel 2.3 : Perkembangan Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan Tahun 2016

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah seluruh Nilai Tambah Bruto barang dan jasa yang ditimbulkan oleh faktor-faktor produksi yang dihasilkan di suatu wilayah tertentu dalam wilayah waktu tertentu (biasanya dalam tahun tertentu), tanpa memperhatikan kepemilikan faktor-faktor produksinya. PDRB merupakan salah satu indikator yang digunakan untuk melihat kinerja makro perekonomian daerah yang mampu menggambarkan pendapatan per kapita, struktur ekonomi dan laju pertumbuhan ekonomi di suatu daerah. Hasil analisis pertumbuhan PDRB, selanjutnya disajikan dalam tabel sebagai berikut :

(12)

Kategori Uraian 2011 2012 2013 2014 2015

A Pertanian, Kehutanan, dan

Perikanan 1,620,763.1 1,648,160.1 1,714,847.0 1,859,978.6 -

B Pertambangan dan Penggalian 851,428.4 897,458.5 919,560.8 993,446.6 -

C Industri Pengolahan 4,659,342.3 5,107,100.1 5,771,541.2 6,522,200.7 -

D Pengadaan Listrik dan Gas 6,226.7 7,257.0 7,833.7 8,656.9 -

E Pengadaan Air, Pengelolaan

Sampah, Limbah dan Daur Ulang 4,228.7 4,463.5 4,729.1 4,746.4 -

F Konstruksi 458,296.6 488,141.5 527,196.8 540,861.4 -

G Perdagangan Besar dan Eceran;

Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 495,677.8 559,498.1 622,042.1 667,434.9 -

H Transportasi dan Pergudangan 376,847.0 414,143.0 440,364.3 503,837.7 -

I Penyediaan Akomodasi dan Makan

Minum 40,134.6 44,648.0 47,963.7 51,181.1 -

J Informasi dan Komunikasi 144,585.2 177,478.7 204,187.9 204,631.7 -

K Jasa Keuangan dan Asuransi 83,391.2 93,489.3 104,338.6 109,362.9 -

Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 94,586.5 116,342.2 125,880.3 137,195.7 -

R,S,T,U Jasa lainnya 2,948.1 3,514.5 3,582.1 3,687.2 -

PRODUK DOMESTIK REGIONAL

BRUTO 9,503,814.5 10,288,642.3 11,248,989.2 12,391,765.3 -

PRODUK DOMESTIK REGIONAL

BRUTO TANPA MIGAS 9,503,814.5 10,288,642.3 11,248,989.2 12,391,765.3 -

Sumber : Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan Dalam Angka Tahun 2016

Tabel 2.5 : Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRBTahun 2011 s.d 2014 Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan

Kategori Uraian 2011 2012 2013 2014 2015

A Pertanian, Kehutanan, dan

Perikanan 1,709,946.1 1,872,055.2 2,034,241.5 2,381,443.2 -

B Pertambangan dan Penggalian 932,393.4 1,016,357.5 1,169,593.0 1,417,424.4 -

C Industri Pengolahan 4,840,158.6 5,985,555.3 7,097,211.2 8,561,768.5 -

(13)

E Pengadaan Air, Pengelolaan

Sampah, Limbah dan Daur Ulang 4,293.9 4,595.3 4,981.6 5,109.0 -

F Konstruksi 490,704.7 542,174.8 607,633.4 662,564.3 -

G Perdagangan Besar dan Eceran;

Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 531,686.0 624,969.1 698,205.5 755,866.8 -

H Transportasi dan Pergudangan 381,433.3 425,825.4 457,681.9 556,279.1 -

I Penyediaan Akomodasi dan Makan

Minum 41,293.9 47,457.8 52,491.5 59,423.1 -

J Informasi dan Komunikasi 145,682.2 180,850.3 208,729.2 209,941.8 -

K Jasa Keuangan dan Asuransi 86,725.6 110,151.9 127,732.5 140,913.9 -

L Real Estate 152,990.2 176,896.1 209,164.9 241,787.4 -

Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 99,997.2 126,508.0 143,803.0 170,394.6 -

R,S,T,U Jasa lainnya 3,103.8 3,778.2 4,003.0 4,444.7 -

PRODUK DOMESTIK REGIONAL

BRUTO 9,997,617.6 11,766,205.3 13,508,094.8 15,921,625.3 -

PRODUK DOMESTIK REGIONAL

BRUTO TANPA MIGAS 9,997,617.6 11,766,205.3 13,508,094.8 15,921,625.3 -

Sumber : Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan Dalam Angka Tahun 2016

Tabel 2.6 : Perkembangan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2011 s.d 2014 Atas Dasar Harga Berlaku (Hb) dan Harga Konstan (Hk)

Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan

Kategori Uraian 2011 2012 2013 2014 2015

A Pertanian, Kehutanan, dan

Perikanan 17.10 15.91 15.06 14.96 -

B Pertambangan dan Penggalian 9.33 8.64 8.66 8.90 -

C Industri Pengolahan 48.41 50.87 52.54 53.77 -

D Pengadaan Listrik dan Gas 0.06 0.06 0.05 0.05 -

1 Ketenagalistrikan 0.06 0.06 0.05 0.04 -

2 Pengadaan Gas dan Produksi

Es 0.00 0.00 0.00 0.00 -

E Pengadaan Air, Pengelolaan

(14)

F Konstruksi 4.91 4.61 4.50 4.16 -

G Perdagangan Besar dan Eceran;

Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 5.32 5.31 5.17 4.75 -

H Transportasi dan Pergudangan 3.82 3.62 3.39 3.49 -

I Penyediaan Akomodasi dan Makan

Minum 0.41 0.40 0.39 0.37 -

PRODUK DOMESTIK REGIONAL

BRUTO 100.00 100.00 100.00 100.00 -

PRODUK DOMESTIK REGIONAL

BRUTO TANPA MIGAS 100.00 100.00 100.00 100.00 -

Sumber : Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan Dalam Angka Tahun 2016

Tabel 2.7 : Pertumbuhan Kontribusi Sektor dan PDRB atas Dasar Harga Berlaku (Hb) dan Harga Konstan (Hk) Tahun 2010 sampai dengan Tahun 2014

Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan

A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 58.490 23.786 49.013 22.065

B Pertambangan dan Penggalian 82.971 28.241 65.631 25.812

C Industri Pengolahan 104.256 55.599 78.343 46.783

D Pengadaan Listrik dan Gas 30.389 47.630 27.792 41.189

E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 31.239 21.925 28.284 20.495

F Konstruksi 58.428 29.327 48.937 26.690

G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda

Motor 63.256 44.156 52.358 38.411

(15)

I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 56.148 34.490 47.248 30.843

J Informasi dan Komunikasi 56.418 52.461 48.678 45.740

K Jasa Keuangan dan Asuransi 88.290 46.132 69.175 39.958

L Real Estate 81.930 44.210 64.579 38.440

M,N Jasa Perusahaan 53.579 25.766 45.323 23.737

O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 44.044 12.351 38.489 11.885

P Jasa Pendidikan 78.824 47.445 63.166 41.826

Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 91.646 54.307 71.143 46.571

R,S,T,U Jasa lainnya 81.062 50.204 65.150 44.165

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 84.009 43.214 65.906 37.588

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO TANPA MIGAS 84.009 43.214 65.906 37.588

Sumber : Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan Dalam Angka Tahun 2016

Tabel 2.8 : Laju Pertumbuhan PDRB Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan Tahun 2011 – 2014

No Uraian Tahun

E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan

Daur Ulang 8.63 5.55 5.95 0.37 -

F Konstruksi 9.58 6.51 8.00 2.59 -

G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil

(16)

O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan

Jaminan Sosial Wajib 5.62 3.83 1.35 1.09 -

P Jasa Pendidikan 13.78 21.40 4.45 2.20 -

Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 6.38 23.00 8.20 8.99 -

R,S,T,U Jasa lainnya 20.10 19.21 1.92 2.93 -

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 9.84 8.26 9.33 10.16 -

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO TANPA

MIGAS 9.84 8.26 9.33 10.16 -

Sumber : Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan Dalam Angka Tahun 2016

PDRB per kapita atas harga berlaku berguna untuk menunjukkan nilai PDRB per-kepala atau satu orang penduduk. Sedangkan PDRB per kapita atas harga konstan berguna untuk mengetahui pertumbuhan nyata ekonomi perkapita penduduk suatu daerah. PDRB per kapita dihitung berdasarkan pendapatan regional netto atas dasar biaya faktor dibagi dengan jumlah penduduk regional pertengahan tahun. Data hasil penghitungan PDRB perkapita dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 2.9 : PDRB Perkapita Tahun 2011 s.d 2014 Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan

Uraian 2011 2012 2013 2014 2015

Nilai PDRB (Rp) 32.230.000,00 37.500.000,00 42.600.000,00 49.710.000,00 -

Jumlah Penduduk (jiwa) 326.357 325.239 301,464 320,293 -

PDRB perkapita (Rp/jiwa) 98,757 115,299 141,310 155,201 -

Sumber : Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan Dalam Angka Tahun 2016

Untuk data kondisi lingkungan Strategis Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan selanjutnya dijelaskan sebagai berikut :

1. Gambaran Topografi

(17)

a. Dataran rendah (0-25 Mpdl) sebagian besar terletak di Kecamatan Pangkajene,

Kecamatan Minasa Te’ne, Kecamatan Bungoro, Kecamatan Labakkang, Kecamatan Ma’rang, Kecamatan Segeri dan Kecamatan Mandalle.

b. Dataran Tinggi (25-100 Mpdl) terletak di sebahagian wilayah Kecamatan Balocci,

Kecamatan Tondong Tallasa, Kecamatan Segeri, Kecamatan Minasa Te’ne dan

Kecamatan Mandalle, terutama dibagian utara.

c. Dataran Pegunungan (500-1000 Mpdl), sebahagian besar di Kecamatan Balocci, Kecamatan Mandalle, Kecamatan Segeri dan Kecamatan Tondong Tallasa atau pada bagian timur Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan.

d. Daerah Pesisir terletak di bagian pantai barat Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan terutama pada Kecamatan Pangkajene, Labakkang, Ma’rang, Segeri dan Mandalle, serta kecamatan kepulauan Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan yang tergolong sebagai daerah datar terletak pada Kecamatan Liukang Tupabiring, Liukang Tupabiring Utara, Liukang Tangaya, dan Liukang Kalmas.

Secara garis besar kondisi kemiringan lahan di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan terbagi dalam 4 (empat) kategori wilayah yaitu dimana berdasarkan data hasil penelitian Laporan Geologi Terpadu Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan. Klasifikasi pengelompokan sudut lereng yang terdapat di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan, yaitu sebagai berikut :

a. Wilayah Sudut Lereng 0-2 % b. Wilayah Sudut Lereng 2-15 % c. Wilayah Sudut Lereng 15-45 % d. Wilayah Sudut Lereng > 45 %

Tabel 2.10 : Klasifikasi Sudut Lereng di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan

(18)

2 2-15 25-100

Sumber : Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan

2. Gambaran Geohidrologi

Keadaan hidrologi Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan, berdasarkan hasil observasi lapangan dibedakan antara lain permukaan (sungai, rawa dan sebagainya) dan air yang bersumber di bawah permukaan (air tanah). Air di bawah permukaan yang merupakan air tanah adalah sumber air bersih untuk kehidupan sehari-hari masyarakat.

Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan dialiri oleh 5 (lima) sungai yang cukup besar yang mengalir dari timur ke barat Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan, sungai yang terpanjang adalah sungai Tabo-Tabo, sungai yang terdapat di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan semuanya langsung bermuara kelautan, sehingga airnya masih dipengaruhi oleh kondisi pasang surut. Untuk lebih jelasnya mengenai jumlah dan panjang sungai dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

(19)

No Nama Sungai Kecamatan Yang

4 Bantimala Tondong Tallasa,

Bungoro 8 44,00

5 Binanga Sangkara

(Kalibone) Minasate’ne 5 61,00

Sumber : Dinas PU Pengairan Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan

Potensi sumber daya air permukaan pada aliran sungai, selain dapat dimanfaatkan sebagai sumber air bersih untuk keperluan air minum dan rumah tangga, juga dapat dimanfaatkan untuk pertanian dan untuk kegiatan industri. Potensi sumber daya air selain dari aliran sungai di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan dapat juga diperoleh dari :

a. Air Tanah Dangkal

Air tanah dangkal sampai saat ini dimanfaatkan petani dengan pembuatan sumur-sumur sementara untuk sumber air bagi pertanian dan hortikultura sayuran. Penggunaan air tanah dangkal secara terbatas oleh petani belum berdampak negatif, namun apabila penyedotan air tanah dengan pompa mesin, maka perlu diantisipasi dari sekarang. Di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan terdapat 6 (enam) lokasi mata air dan 3 (tiga) lokasi diantaranya durap untuk dimanfaatkan sebagai bahan baku air bersih. Ketiga sumber mata air ini dikelola oleh PDAM setempat untuk keperluan air minum (air bersih). Mata air di daerah Lejang dan kampung baru dijumpai pada Batu Gamping Formasi Tonasa dengan debit lebih dari 100 liter/detik. Sedangkan mata air di daerah Camado dijumpai batuan Vulkanik dengan debit air 10-50 liter/detik.

b. Air Tanah Dalam

(20)

aquateer. Air tanah umumnya terdapat didaerah batuan induknya adalah batu gamping. Air tanah dalam dapat dideteksi oleh para ahli geologi dengan pompa mesin. Cadangan air tanah dalam yang disedot dengan sumur pipa yang dalam bentuk air tanah dalam oleh PU pengairan telah diinformasikan keberadaannya namun secara pasti belum ada datanya.

Potensi air tanah dalam pada khususnya di daerah dataran rendah bagian barat wilayah Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan, dapat dibagi menjadi 6 (enam) berdasarkan sebaran ke dalam lapisan pembawa air yaitu :

1) Potensi air tanah pada kedalaman 25 meter, tahapan lapisan batuan 11-62 ohm-tidak dapat diberikan gambaran secara statistik, namun berdasarkan pengamatan saat survey lapangan, maka dapat diberikan gambaran mengenai sebaran sumber air. Sebaran sumber air permukaan berupa danau atau waduk. Pada daerah sepanjang wilayah pesisir air tanah dapat diperoleh dengan kedalaman 2-8 meter, namun kondisi air terkontaminasi oleh intrusi air laut, sedangkan pada daerah dataran tinggi air tanah dapat dijumpai secara bervariasi antara 8-25 meter, namun pada daerah yang terdapat di sekitar pegunungan seperti Balocci dan Tondong Tallasa sumber air masyarakat diperoleh dari pegunungan.

3. Gambaran Geologi

(21)

artinya dalam memanfaatkan lahan dan memanfaatkan sumber daya mineral dan batuan yang terkandung di dalamnya. Adapun struktur geologi batuan yang terdapat di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan sebagai berikut :

1) Endapan Permukaan : jenis endapan permukaan ini berupa jenis tanah alluvial, daerah rawa, endapan pantai, delta dan daerah aliran sungai.

2) Batuan Sedimen : jenis batuan sedimen meliputi batuan berpasir, batuan kerikil, kerakal konglomerat, batuan berlempung, batuan lanau, napal, tuvaran, lava dan breksi.

3) Batuan sedimen bercampur batuan gunung api : jenis struktur batuan ini terbentuk dari formasi camba : terdiri dari batuan sedimen laut berselingan dengan batuan gunung api, breksi, lava, tufa, konglomerat, batu pasir, batu lanau, batu lempung dan batuan napalm alihan.

4) Batuan Terobosan : jenis struktur batuan ini terdiri dari terobosan bersifat basa terutama batuan terobosan yang bersifat asam dan menengah, meliputi granodiamit diorite, tralit, dan batuan baku terobosan bersifat ultra basa terutama pridotil.

Secara garis besar sebaran dari jenis struktur geologi Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan terdiri dari :

1) Jenis endapan permukaan tersebar secara tidak merata pada sepanjang bagian pesisir. 2) Jenis batuan sedimen tersebar secara tidak merata pada bagian dataran rendah.

3) Jenis batuan sedimen berselingan gunung api dan batuan terobosan sebagian besar

tersebar di dataran tinggi terutama di Kecamatan Balocci, Tondong Tallasa dan Ma’rang.

Berdasarkan struktur geologi, maka terdapat berbagai jenis bahan tambang, seperti basal, batu gamping, batu sabak, diorite, tras, kaolin, feldspar, lempung, marmer, batu bara dan lain-lain. Bahan galian ini tersebar di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan.

Kondisi geologi Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan dalam hal sesar yaitu pada bagian daratan terdiri atas : foliasi perlipatan, sesar dan kekar dengan arah umum foliasi arah barat laut tenggara miring ke arah timur laut antara 20o - 60o, sumbu perlipatan berarah utara selatan dan barat laut tenggara berupa antiklin tidak simetris, dan sesar di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan terdiri atas sesar normal dan sesar geser.

4. Gambaran Klimatologi

(22)

bulan. Keduanya memiliki bulan basah antara 5-6 bulan secara berturut-turut dalam satu tahun dengan curah hujan rata-rata 2.500-3.000 mm/tahun. Tipe ini merupakan tipe iklim Tropis basah.

Temperatur udara di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan berada pada kisaran 21o - 31o atau rata-rata suhu udara 26,4 oC. Keadaan angin berada pada kecepatan sedang, dimana pada daerah ketinggian kelembaban udara rendah sedangkan pada wilayah pesisir kelembaban udara tinggi.

Selanjutnya untuk data Resiko Bencana Alam Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan dijelaskan sebagai berikut : Secara geografis letak Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan bukan daerah yang memiliki gunung berapi dan tidak berada pada garis patahan bumi, namun bencana-bencana yang berskala kecil tetap ada dan membutuhkan penanganan yang tepat untuk menghindari kerugian yang lebih besar baik kerugian harta maupun jiwa.

Potensi Bencana yang diperkirakan terjadi di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan adalah sebagai berikut :

1. Angin Topan/Angin Puting Beliung; 2. Banjir;

Kejadian Bencana Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan periode 2011-2015 adalah sebagai berikut:

Tabel 2.12 : Kejadian Bencana Di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan Tahun 2011-2015

Tahun Kejadian Bencana Lokasi Kejadian Keterangan

2011 Angin Puting Beliung - 100 kali

Banjir - ribuan hektar sawah

Abrasi Daerah Pesisir Kepulauan

Banjir Bandang Kelurahan Balleanging 4 korban jiwa dan

Kecamatan Balocci puluhan rumah rusak berat

2012 Angin Puting Beliung Kecamatan Pangkajene Kerusakan 23 unit rumah

Kecamatan Labakkang Kerusakan 60 unit rumah

Kecamatan Liukang Tupabbiring Utara Kerusakan 24 unit rumah

Kecamatan Liukang Tupabbiring Kerusakan 43 unit rumah

Kecamatan Ma’rang Kerusakan 99 unit rumah

(23)

Kecamatan Bungoro Kerusakan 1 unit rumah

Kecamatan Segeri Kerusakan 21 unit rumah

Kecamatan Mandalle Kerusakan 95 unit rumah

Kecamatan Liukang Kalmas Kerusakan 19 unit rumah

2013 Longsor Kecamatan Balocci 37 rumah

Angin Puting Beliung Kecamatan Minasatene 170 rumah

Kecamatan T. Tallasa 23 rumah

Kecamatan Balocci 196 rumah

Kecamatan Bungoro 201 rumah

Kecamatan Pangkajene 173 rumah

Kecamatan Labakkang 257 rumah

Desa Kanaungan 15 rumah

Desa Gentung 2 rumah

Kel.Pundata Baji 1 Sekolah

Kecamatan Ma’rang 31 rumah

Kel.Talaka 4 rumah

Kel. Bonto-Bonto 4 rumah

Kecamatan Segeri 113 rumah

Kecamatan Mandalle 52 rumah

Kecamatan Liukang Tupabbiring 108 rumah

Kecamatan Liukang Tupabbiring Utara 37 rumah

Kecamatan Liukang Tangaya 64 rumah

Kecamatan Liukang Kalmas 53 rumah

Banjir Kecamatan Minasatene 63 rumah

Kecamatan Balocci 45 rumah

Kecamatan Pangkajene 900 rumah

Kecamatan Bungoro Kerugian 200 Ha Sawah, 50 Ha Tambak

1.000 rumah

Kecamatan Ma’rang 1.112 Ha Sawah,

21 Rumah

Kecamatan Mandalle 26 rumah

2014 Angin Puting Beliung Kecamatan Balocci 55

Kecamatan Minasatene 56

Banjir Bendungan Tabo-tabo Perkiraan Kerugian Rp.10.000.000.000,-

2015 Angin Puting Beliung Kec. Labakkang 24 Rumah Rusak

Kec. Minasate’ne 47 Rumah Rusak

Kec. Mandalle 63 Rumah Rusak

Kec. Pangkajene 57 Rumah Rusak

Kec. Bungoro 6 Rumah Rusak

Kec. Tondong Tallasa 26 Rumah Rusak

Kec. Segeri 1 Rumah Rusak

Kec. Ma’rang 1 Rumah Rusak

Kec. Balocci 3 Rumah Rusak

(24)

Angin puting beliung terjadi pada musim pancaroba dari musim penghujan ke musim kemarau, begitu pula sebaliknya akibat adanya perbedaan tekanan udara yang sangat cepat dari daratan yang panas lalu ke atas dengan suhu uap lebih dingin. Dalam kondisi dinamika atmosfer yang tidak stabil peluang angin puting beliung sangat besar terjadi. Potensi terjadi banjir juga akan terjadi dan menjadi ancaman bagi masyarakat, tidak hanya bahaya banjir bandang tapi juga disebabkan oleh laut pasang dan buruknya kondisi drainase akibat hujan yang turun terus menerus.

Begitupun ancaman bahaya tanah longsor akan terjadi bila penebangan pohon secara liar tidak terkendali dan penambangan galian tambang secara berlebihan, sehingga menimbulkan ketidakseimbangan lereng atau berat berlebihan yang harus ditanggung lereng.

1. Wilayah Lokasi Bencana Alam

Beberapa wilayah lokasi bencana alam di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan yang terindentifikasi antara lain sebagai berikut:

a. Kawasan yang sering terjadi banjir, terutama Daerah-daerah yang dilewati oleh aliran sungai yaitu di Kecamatan Minasatene, Kecamatan Segeri, Kecamatan Pangkajene,

Kecamatan Bungoro, Kecamatan Ma’rang dan Kecamatan Mandalle.

b. Daerah Rawan Angin Puting Beliung, di Kecamatan Minasatene, Kecamatan Tondong Tallasa, Kecamatan Balocci, Kecamatan Bungoro, Kecamatan Pangkajene, Kecamatan

Labakkang, Kecamatan Ma’rang, Kecamatan Segeri, Kecamatan Mandalle, Kecamatan

Liukang Tupabbiring, Kecamatan Liukang Tupabbiring Utara, Kecamatan Liukang Tangaya dan Kecamatan Liukang Kalmas.

2. Bencana Yang Timbul Akibat Kesalahan Manusia

Untuk bencana yang timbul akibat kesalahan manusia, terindentifikasi sebagai berikut: a. Daerah rawan kecelakaan lalu lintas dikarenakan jalan rusak.

b. Daerah rawan kebakaran, antara lain : Kecamatan Minasatene, Kecamatan Ma’rang, Kecamatan Labakkang, Kecamatan Balocci dan Kecamatan Segeri.

c. Daerah rawan longsor, terutama di Kecamatan Balocci dan Kecamatan Tondong Tallasa d. Daerah rawan abrasi, terutama di wilayah pesisir dan wilayah kepulauan.

(25)

1. Isu Strategis Sektor Pengembangan Permukiman (Bangkim)

Pengembangan Permukiman di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan dilaksanakan dengan upaya peningkatan kualitas permukiman kumuh, perkotaan, dan desa Nelayan. Peningkatan pembangunan prasarana dan sarana ( infrasruktur ) Permukiman di kawasan Terpilih Pusat Pengembangan Desa / Desa Pusat Pertumbuhan dan pada Desa terpencil / Desa tertinggal melalui program pemberdayaan masyarakat.

Setiap Kabupaten/Kota perlu melakukan identifikasi isu-isu strategis didaerahnya, berikut penjabaran isu-isu strategis pengembangan permukiman di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan sebagai berikut :

1. Peran dan Fungsi dari PKW Pangkajene sebagai tempat pemusatan berbagai aktivitas wilayah, seperti pemusatan permukiman perkotaan, pusat pelayanan kegiatan sosial, ekonomi, budaya, dan pemerintahan, tentunya memerlukan pendekatan pola penanganan yang lebih terpadu, terintegrasi, komprehensif, dan berkelanjutan guna mewadahi aktivitas masyarakat dalam satu tatanan pengaturan pemanfaatan ruang yang harmonis, nyaman, dan produktif, sehingga dalam mengelola kawasan perkotaan Pangkajene ini perlu melibatkan berbagai sektor pembangunan. Penting bagi kawasan perkotaan ini menjadikan bidang ke-ciptakaryaan sebagai katalisator penciptaan lingkungan perkotaan yang layak huni.

2. Alokasi realisasi program peningkatan kualitas lingkungan permukiman pada Kawasan Perkotaan Pangkajene ini belum mampu mengatasi secara signifikan permasalahan-permasalahan di seputar permukiman perkotaan, terutama kawasan permukiman masyarakat berpenghasilan rendah.

3. Kedudukan Kawasan Perkotaan Pangkajene baik secara geografis maupun dalam tatanan kebijakan spasial nasional dan provinsi yang menempatkannya sebagai pusat pelayanan regional (Pusat Kegiatan Wilayah; PKW) dalam berbagai kegiatan pembangunan, jelas ini menjadi faktor kuat menarik arus penduduk masuk ke kawasan ini.

(26)

5. Kawasan perkotaan Pangkajene menjadi pusat distribusi pergerakan lintas provinsi melalui jalur Lintas Barat, yang tentunya menjadikan kawasan ini sebagai tempat transit bagi pelintas di jalur trans Sulawei tersebut.

Prioritas pembangunan permukiman di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Peningkatan kualitas lingkungan pemukiman kumuh perkotaan tertuju pada Kecamatan Pangkajene, Kecamatan Minasatene dan Kecamatan Bungoro sebagai prioritas utama dalam pembangunan strategis kawasan perkotaan di Kabupaten. Peningkatan kualitas permukiman tersebut dilakukan dengan peningkatan infrastruktur permukiman, seperti pembangunan prasarana jaringan jalan lingkungan, peningkatan pelayanan air minum, pembangunan sistem pengelolaan limbah/ sanitasi lingkungan, serta pengelolaan persampahan. Pembangunan dari komponen sektor keciptakaryaan tersebut akan menjadi tolak ukur peningkatan kualitas lingkungan permukiman kumuh perkotaan. 2. Pembangunan infrasturktur perdesaan, Program pembangunan infrastruktur perdesaan

diarahkan kepadadesa–desa tertinggal dan pengembangan wilayah kecamatan terisolir dalam rangka pengentasan kemiskinan dan meningkatkan aksesibilitas masyarakat, sasaran yang dicapai adalah menyeluruh di 13 kecamatan.

Kondisi prasarana dan sarana permukiman di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan secara kuantitas menyebar baik diperkotaan maupun di daerah pedesaan seperti peningkatan kualitas lingkungan perumahan kota, pembangunan infrastruktur pedesaan seperti peningkatan jalan/jembatan desa, ketersediaan air minum dan sanitasi serta fasiilitas umum lainnya. Ditinjau dari tingkat penyediaan PSD masih menunjukkan adanya indikator keterbatasan berkaitan dengan tingkat kebutuhan pelayanan kepada masyarakat terutama di daerah pedesaan.

Program/kegiatan pembangunan permukiman berdasarkan tingkat permasalahan sosial ekonomi masayarakat baik perkotaan maupun di pedesan seperti peningkatan kualitas permukiman kumuh perkotaan/nelayan, pembangunan infrastruktur pedesaan, yang lebih baik diperioritaskan pada desa–desa tertinggal dan pengembangan wilayah kecamatan terisolir.

2. Isu Strategis Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan (PBL)

(27)

Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan. Namun dalam hal ini belum banyak memberi dampak positif terhadap keserasian bangunan dan lingkungan masih bercampur baur kawasan perumahan, perdagangan dan pergudangan di daerah perkotaan, demikian pula dengan tidak tertibnya garis-garis sempadan bangunan menurut peruntukannya serta pemanfaatan ruang yang tidak terkendali baik di daerah perkotaan maupun di pedesaan terlihat pembangunan dan pemanfaatan lahan dilakukan pada kawasan non budidaya seperti pada kemiringan lahan >40%, dikawasan pantai dan pinggiran sungai sehingga sering terjadi bencana banjir, tanah longsor dan bencana lainnya.

Isu Strategis Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan (PBL) di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan dijelaskan sebagai berikut :

1. Peningkatan Kualitas Lingkungan Permukiman Kumuh

2. Peningkatan Kualitas Lingkungan Kawasan Tradisional/Bersejarah 3. Rehabilitasi Bangunan Gedung Negara

4. Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan

Adapun penjelasan Isu Strategis sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan (PBL), dapat dijelaskan dibawah ini :

1. Kebutuhan Peningkatan Kualitas Lingkungan Permukiman Kumuh;

Permukiman kumuh adalah permukiman yang kualitas lingkungannya sangat tidak layak huni antara lain karena berada pada lahan yang sangat tidak sesuai dengan peruntukan tata ruang, kepadatan dalam luasan sangat tinggi, kualitas bangunan tidak memadai dan tidak terlayani prasarana lingkungan yang memadai dan membahayakan keberlangsungan hidup dan penghidupan penghuninya. Upaya penataan kawasan kumuh tidak hanya pada aspek fisik saja tetapi juga melaui Konsep TRIDAYA/bersejarah tersebut.

2. Peningkatan Kualitas Lingkungan Kawasan Tradisional/Bersejarah;

Kawasan tradisional/bersejarah memiliki refleksi nilai budaya yang tinggi. Disisi lain kawasan disekitarnya seringkali dijumpai tidak tertata dengan baik bahkan mengalami penurunan kualitas lingkungan. Demi menjaga kelestarian nilai budaya dari masyarakat dan meningkatkan kualitas lingkungan dibutuhkan upaya revitaliasasi kawasan tradisional Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan.

(28)

Merupakan kegiatan berupa pengadaan, pemanfataan dan penghapusan baik fisik maupun administrasi dari Gedung-gedung dan Rumah-rumah negara. Pada pelaksanaan pemerintah pusat mendorong peran pemerintah daerah berkomitmen dalam pengelolaan GRN. Kegiatan-kegiatan utama GRN terdiri Kegiatan Pembinaan Teknis dan kegiatan fisik.

4. Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan;

Masalah kemiskinan di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan sudah sangat mendesak untuk ditangani khususnya di Perkotaan. Di mana salah satu ciri umum dari kemiskinan adalah minimnya infrastruktur Prasarana dan Sarana Dasar (PSD) yang memadai, kualitas lingkungan yang kumuh dan tidak layak huni. Pendekatan yang dilakukan adalah dengan memperkuat kelembagaan masyarakat dan menjalin kemitraan dengan masyarakat melalui program P2KP (Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan) Kabupaten Pangkep.

3. Isu Strategis Sektor Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM)

Cakupan pelayanan air minum dengan perpipaan maupun non perpipaan rendah, sehingga diperlukan pembangunan jaringan sistem air minum baru dalam rangka menambah jumlah masyarakat yang mendapat pelayan air minum dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat, diantaranya :

1. Pembangunan jaringan sistem Penyediaan Air Minum di Ibukota Kecamatan (IKK) 2. Pembangunan jaringan sistem Penyediaan Air Minum di Kawasan Rawan Air yang

berpenduduk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR)

3. Pembangunan Jaringan Sistem Penyediaan Air Minum dikawasan pesisir atau Nelayan 4. Pembangunan jaringan sistem Penyediaan Air Minum berbasis masyarakat di Perdesaan

Cakupan eksisting pelayanan sektor air bersih/air minum dikelompokkan dalam 3 kategori : (i) Cakupan kecil (0-35) %, (ii) Cakupan sedang (36-70) %, (iii) Cakupan besar (71-100) %. Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan masuk kategori sedang dengan cakupan pelayanan 59,59 %.

1. Cakupan pelayanan perkotaan= 56,59 % dari jumlah penduduk. 2. Cakupan Pelayanan Ibu Kota Kecamatan (IKK)

(29)

Kondisi sistem sarana prasarana penyediaan dan pengelolaan air minum di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan saat ini, sudah tidak mampu lagi memenuhi seluruh kebutuhan masyarakat kota secara baik yang dikelola PDAM. Oleh karena itu dari hasil evaluasi yang dilakukan menunjukkan perlunya peningkatan kapasitas sarana dan prasarana. Kondisi Sarana dan prasarana air minum yang ada di kabupaten Pangkajene dan Kepulauan untuk jenis pelayanan perpipaan yang pengelolaannya oleh Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan, dimana kapasitas produksi pada tahun 2015 adalah 138,5 liter / detik.

4. Isu Strategis Sektor Penyehatan Lingkungan Permukiman (PLP)

Sistem jaringan limbah di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan dapat dibedakan atas limbah cair dan limbah padat. Penanganan limbah cair erat kaitannya dengan usaha kegiatan masyarakat terutama pada kawasan perkotaan dan kegiatan-kegiatan industri yang berpotensi menimbulkan dampak. Pada dasarnya potensi timbulnya limbah di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan lebih dominan pada kegiatan-kegiatan pada kawasan perkotaan seperti rumah sakit, pasar, industri rumah tangga, dan aktivitas permukiman lainnya.

Sedangkan pada kawasan perkotaan di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan, penanganan limbah diarahkan pada peningkatan sistem sanitasi dan penanganan limbah rumah tangga yang sering menjadi polemik untuk dilakukan penanganan lebih dini, terutama kaitannya dengan penanganan limbah tinja. Untuk mencegah dan menghindari terjadinya dampak-dampak yang merugikan tersebut diatas, maka upaya untuk mengantisipasi sistem pembuangan air limbah dan lumpur tinja secara baik dan higienis melalui proses introduksi teknologi sanitasi yang aplikatif, baik secara sistem setempat (on-site sanitation) maupun secara sistem terpusat (off-site sanitation).

1. Sistem pengolahan Air Limbah di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan dengan sistem on site (penanganan setempat) yang terbagi atas :

a. Pengelolaan oleh masyarakat/rumah tangga sendiri, dengan membuat jamban keluarga dan septicktank sendiri.

b. Pengelolaan oleh pemerintah, tetapi masih terbatas pada prasarana untuk tempat umum dengan membuat MCK umum dan septikctank komunal.

2. Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan saat ini belum memiliki sistem pembuangan air limbah terpusat.

(30)

Dengan belum tersedianya sarana dan prasarana pengolahan air limbah sehingga air buangan kota dan buangan rumah tangga, maka akan menimbulkan pencemaran pada sungai dan laut, disamping itu masih belum terpisahnya antara drainase air hujan dengan limbah buangan rumah tangga sehingga volumenya menjadi besar yang menyebabkan kapasitas sarana yang diperlukan dalam mengolah limbah tersebut cukup besar.

Isu Isu Strategis dalam pengelolaan air limbah Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan dijelaskan antara lain :

1. Akses Masyarakat terhadap pelayanan Pengelolaan Air Limbah Permukiman.

a. Akses masyarakat terhadap prasarana sanitasi dasar diperkotaan mencapai 80,23 % dan diperdesaan mencapai 52,01 %.

b. Peningkatan kapasitas pelayanan pembuangan air limbah

c. Peningkatan kesadaran masyarakat tentang kesehatan lingkungan

d. Pengembangan sistem pembuangan limbah komunal pada kawasan padat penduduk.

e. Belum seluruh hunian memiliki septick tank. 2. Peran Masyarakat

a. Rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pengelolaan air limbah permukiman.

b. Terbatasnya penyelenggaraan pengembangan sistem pengelolaan air limbah permukiman berbasis masyarakat.

3. Peraturan Perundang-Undangan

a. Belum memadainya perangkat peraturan perundangan yang diperlukan dalam sistem pengelolaan air limbah Permukiman.

b. Belum lengkapnya Norma Standart Pedoman dan Manual (NSPM) dan Standar Pelayanan Minimal (SPM) pelayanan Air Limbah.

4. Kelembagaan

a. Lemahnya fungsi lembaga di daerah yang melakukan pengelolaan air limbah permukiman.

(31)

c. Perlu ditingkatkannya koordinasi antar instansi terkait dalam penetapan kebijakan dibidang air limbah permukiman.

5. Pendanaan

a. Terbatasnya sumber pendanaan pemerintah, sehinggga tidak dapat memenuhi kebutuhan tingginya biaya investasi awal pembangunan sistem pengelolaan air limbah terpusat.

b. Kurang tertariknya sektor swasta untuk di bidang air limbah.

Gambar

Gambar 2.1 : Peta Administrasi Kab. Pangkajene dan Kepulauan
Gambar 2.2 : Peta Administrasi Daratan Utama Kab. Pangkajene dan Kepulauan
Tabel 2.1 : Persentase Kemiskinan tahun 2011 s/d 2014 Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan
Gambar 2.5 : Grafik
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dapat dilihat bahwa pada proyek Apartemen C ini, hasil penilaian dari seiri , seiton, seiso, seiketsu, dan shitsuke menunjukkan bahwa di proyek ini sudah

Berdasarkan uraian diatas dan mengingat pentingnya menyusun dan menyajikan laporan keuangan organisasi nirlaba bagi stakeholder maka penulis dalam penyusunan laporan skripsi

Produksi pertanian berskala kecil yang merupakan 70 persen dari produksi pertanian memiliki wajah dan wajah tersebut adalah wajah seorang perempuan…Dan ada juga wajah bagi solusi

Untuk mewujudkan hal tersebut maka seorang guru agama harus mampu berupaya dan menggunakan beberapa strategi dalam upaya pembinaan spiritual siswa,baik itu strategi dalam

4/29/2012 4/29/2012 18 18 Ekonomi Syariah dan Kapitalisme Dalam Perbandingan 4/29/2012 4/29/2012 19 19 Paradigma Kebenaran Paradigma Kebenaran Kebenaran Kebenaran Ilmu Ilmu

Proses Pembuatan Kuis Online Menggunakan Google Form. Terdapat 4 tahap dalam pembuatan kuis online, yaitu: Tahap investigasi awal, Pada tahap ini dilakukan analisis

1) Kokordinasi antara PUGAR, LPK, Pemerintahan Kabupataen Aceh Besar dan AIPRD-LOGIKA bertujuan untuk mencari masukan dan gambaran tentang tata cara pelaksanaan

Perlu dilakukan penelitian apakah monyet ekor panjang asal Bali lebih cepat gemuk daripada monyet yang berasal dari daerah lainnya..