• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

2 -

1|

Laporan Akhir

BAB.2

PROFIL KABUPATEN

PADANG LAWAS UTARA

Kabupaten Padang Lawas Utara adalah salah satu kabupaten pemekaran dari Kabupaten Tapanuli Selatan yang terdapat di Provinsi Sumatera Utara. Kabupaten Padang Lawas Utara terbentuk sejak dikeluarkannya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2007 tentang pembentukan Kabupaten Padang Lawas Utara yang disyahkan pada tanggal 10 Agustus 2007 dengan ibukota Gunung Tua. Seperti umumnya daerah-daerah lainnya yang berada di kawasan Sumatera Utara, Kabupaten Padang Lawas Utara termasuk daerah yang beriklim tropis dan memiliki topografi yang berbukit. Wilayah Kabupaten Padang Lawas Utara merupakan wilayah ‘penghubung’ antara wilayah pantai timur yang sudah berkembang dan menjadi pintu perdagangan nasional dan regional dengan wilayah pantai barat yang kaya akan sumber daya alam dan relatif belum maju. Posisi tersebut menawarkan keuntungan dan peluang ekonomi bagi Kabupaten Padang Lawas Utara.

2.1 WILAYAH ADMINISTRASI

Secara geografis Padang Lawas Utara terletak pada 1° 13′ 50″ - 2° 2′ 32″Lintang Utara dan 99° 20′ 44″ - 100° 19′ 10″ Bujur Timur, dengan batas-batas administratif sebagai berikut:

 Sebelah Utara : berbatasan dengan Kecamatan Bilah Hulu, Kecamatan Sungai Kanan, Kecamatan Kota Pinang Kabupaten Labuhanbatu;

 Sebelah Timur : berbatasan dengan Kabupaten Rokan Hilir dan Kabupaten Rokan Hulu Provinsi Riau;

 Sebelah Selatan : berbatasan dengan Kecamatan Huristak, Kecamatan Barumun Tengah, Kecamatan Sosopan Kabupaten Padang Lawas; dan

(2)

2 -

2|

Laporan Akhir

(3)

2 -

3|

Laporan Akhir

(4)

2 -

4|

Laporan Akhir

Berdasarkan UU No. 37 Tahun 2007, wilayah administrasi Kabupaten Padang Lawas Utara meliputi 9 kecamatan yaitu: Kecamatan Batang Onang, Kecamatan Dolok, Kecamatan Dolok Sigumpulon, Kecamatan Halongonan, Kecamatan Hulu Sihapas, Kecamatan Padang Bolak Julu, Kecamatan Padang Bolak, Kecamatan Portibi, Kecamatan Simangambat serta memiliki 386 desa dan 2 kelurahan. Luas wilayah Kabupaten Padang Lawas Utara berdasarkan SK Menhut No.44/MENHUT-II/2005 adalah 3.918,05 km2 dengan penyebaran pada masing-masing kecamatan seperti pada tabel 2.1.

Tabel 2.1 Luas Wilayah dan Rasio Terhadap Total Menurut Kecamatan di Kabupaten Padang Lawas Utara, 2015

Kecamatan Luas (km2) Persentase (%)

Batang Onang 286,69 7,32 Padang Bolak Julu 243,33 6,21

Portibi 142,35 3,63

Padang Bolak 792,14 20,22 Simangambat 1.036,68 26,46

Halongonan 569,26 14,53

Dolok 492,45 12,57

Dolok Sigumpulon 272,17 6,95

Hulu Sihapas 82,98 2,12

Total 3.918,05 100,00

Sumber : Bappelitbang dan PMD Kabupaten Padang Lawas Utara

Tabel 2.2 Banyaknya Desa, Kelurahan, Lingkungan dan Dusun Menurut Kecamatan di Kabupaten Padang Lawas Utara, 2015

Kecamatan Ibukota Desa Kelurahan Lingkungan Dusun

Batang Onang Pasar Matanggor 31 1 0 0

Sumber : Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Kabupaten Padang Lawas Utara

2.2 Potensi Wilayah Kabupaten Padang Lawas Utara

(5)

2 -

5|

Laporan Akhir

2.2.1 Kesesuaian Lahan

Penilaian kesesuaian lahan dilakukan untuk penentuan alokasi pemanfaatan lahan terutama bagi kawasan lindung yang ada dan lahan budidaya pertanian dan perkebunan dalam upaya ketahanan pangan dan penyiapan lahan pertanian abadi. Selanjutnya dilakukan penilaian bagi kesesuaian bagi pemanfaatan pariwisata, pertambangan, peternakan, industri, perikanan terhadap kawasan permukiman bagi pemanfaatan ruang yang optimal dan meminimalkan konflik antar kegiatan pemanfaatan ruang.

Secara umum kesesuaian lahan di Kabupaten Padang Lawas Utara dibagi dalam 4 (empat) kategori, yaitu :

Kesesuaian lahan untuk pertanian tanaman pangan lahan basah

Lahan yang sesuai untuk budidaya pertanian tanaman pangan lahan basah tersebar secara mengelompok dengan luasan yang kecil-kecil hampir di seluruh wilayah kabupaten Padang Lawas Utara yang tersebar di sebagian besar wilayah kecamatan, sebagian kecil pada kecamatan Dolok dan Hulu Siapas. Kecamatan yang bertindak basis ketahanan pangan adalah Kecamatan Portibi, Kecamatan Padang Bolak, Kecamatan Batang Konang. Kecamatan Portibi dan Kecamatan Padang Bolak dilayani oleh irigasi teknis Batang Ilung seluas 4.300 Ha

Kesesuaian lahan untuk pertanian tanaman pangan lahan kering

Lahan yang sesuai untuk pertanian tanaman pangan lahan kering tersebar hampir di seluruh kabupaten Padang Lawas Utara yang terletak di sebagian wilayah Kecamatan Batang Onang, Hulu Sihapas, Padang Bolak, Padang Bolak Julu, Portibi, Halongonan dan Simangambat

Kesesuaian lahan untuk tanaman tahunan atau Perkebunan

Lahan yang sesuai untuk budidaya tanaman tahunan atau perkebunan meliputi hampir dua per tiga wilayah Padang Lawas Utara, terutama di kecamatan Padang Bolak, Padang Bolak Julu, Portibi, Simangambat, Dolok, Dolok Sigompulan, Batang Onang, Halongonan. Sedangkan kawasan yang tidak sesuai untuk perkebunan berada di bagian Tengah kecamatan Hulu Siapas dan Portibi.

Kesesuaian lahan untuk peternakan

Lahan yang sesuai untuk budidaya peternakan mengikuti kawasan perkebunan, kawasan tanaman pangan lahan kering, dan kawasan tanaman pangan lahan basah yang tidak berada pada ketinggian > 1000 m dpl. Kawasan yang sesuai untuk peternakan tersebut di Kecamatan Batang Onang, Hulu Sihapas, Padang Bolak, Portibi, Halangonan dan Simangambat.

2.2.2. Sumber Daya Pertambangan dan Energi

(6)

2 -

6|

Laporan Akhir

Berdasarkan hasil survey dan pendataan Pusat Survey Geologi Bandung yang pelaksanaannya bekerjasama dengan Badan Perencana dan Pembangunan Daerah Tapanuli Selatan pada tahun 2006 telah diidentifikasi bahwa cebakan bahan tambang yang ditemukan di daerah Kabupaten Padang Lawas Utara adalah berupa emas, timbal dan seng tersebar di daerah Kecamatan Padang Bolak, Dolok dan Dolok Sigompulan. Sedangkan cebakan bahan galian yang ditemukan didaerah Padang Lawas Utara adalah berupa batu gamping, kaolin, pasir kuarsa, bentonit, batu apung, laterit, lempung, riolit dan andesit yaitu tersebar di daerah Kecamatan Batang Onang, Hulu Siapas, Padang Bolak Julu, Padang Bolak, Halongonan, Dolok dan Dolok Sigompulan.

Selanjutnya identifikasi potensi Sumber Daya Energi yang di temukan di daerah Kabupaten Padang Lawas Utara adalah berupa Batu Bara didaerah Kecamatan Batang Onang, Padang Bolak Julu dan Padang Bolak serta Minyak Bumi di Kecamatan Dolok Sigompulan. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada table 2.3 berikut ini :

Tabel 2.3 Lokasi Bahan Tambang yang Ada Kabupaten Padang Lawas Utara

NO KECAMATAN JENIS BAHAN TAMBANG

JENIS BAHAN GALIAN SUMBER DAYA ENERGI

1 Batang Onang - Batu Gamping, kaolin Batubara

2 Dolok Emas, Besi Andesit -

3 D. Sigompulan Emas, Timbal, Seng

Andesit, Bentonit Minyak Bumi

4 Halongonan - Pasir Kuarsa -

5 Hulu Siapas - Pasir Kuarsa,Bentonit, kaolin, batu apung, laterit

Sumber : Hasil Kajian Pusat Survey Geologi Bandung Tahun 2007

2.2.3 Sumber Daya Kehutanan

Berdasarkan data yang diterima dari Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Padang Lawas Utara, luas kawasan hutan menurut Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 44 Tahun 2005 adalah seluas 277.157,10 Ha atau 70,74% dari luas daerah. Dengan demikian luas areal penggunaan lain yang merupakan lahan-lahan yang dapat dipergunakan oleh masyarakat daerah hanya seluas 114.647,90 Ha atau 29,26% dari luas daerah.

Kondisi faktual di lapangan bahwa kawasan hutan yang ditetapkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 44 Tahun 2005 ditemukan adanya lahan-lahan bermasalah

(7)

2 -

7|

Laporan Akhir

permukiman, perkebunan rakyat, dan lain-lain. Sehingga pada revisi Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Propinsi Sumatera Utara pada tahun 2008 telah diusulkan agar kawasan hutan bermasalah tersebut dapat ditetapkan menjadi kawasan areal penggunaan lain sesuai dengan kondisi faktual di lapangan. Untuk lebih jelasnya tentang penetapan kawasan hutan yang diusulkan dapat dilihat pada tabel 2.4 sebagai berikut :

Tabel 2.4 Kawasan Hutan yang diusulkan (Ha) Kabupaten Padang Lawas Utara

NO. KECAMATAN

JUMLAH 277.157,10 114.638 162.519,10 41,48 229.285,90 58,52 391.805

Sumber : Dinas Perkebunan dan Kehutanan Paluta Tahun 2009

Dari Tabel tersebut di atas dapat dilihat bahwa jumlah kawasan-kawasan hutan bermasalah yang tersebar pada 9 Kecamatan Kabupaten Padang Lawas Utara adalah seluas 114.638 Ha. Apabila usulan konversi kawasan-kawasan hutan bermasalah tersebut dapat disetujui menjadi kawasan areal penggunaan lain, maka probabilitas luas daerah Kabupaten Padang Lawas Utara menjadi 162.519,10 Ha luas kawasan hutan atau 41,48% dari luas daerah dan luas areal penggunaan lain menjadi 229.285,90 Ha atau 58,52% dari luas daerah

2.2.4 Sumber Daya Perikanan

(8)

2 -

8|

Laporan Akhir

Tabel 2.5 Luas Potensi Budidaya Ikan Air Tawar Menurut Kecamatan dan Jenis Usahanya

di Kabupaten Padang Lawas Utara (Ha), 2015

(9)

2 -

9|

Laporan Akhir

2.2.5 Sumber Daya Peternakan

Secara historis dapat dikemukakan bahwa Kabupaten Padang Lawas Utara yang merupakan bagian dari daerah pemekaran Kabupaten Tapanuli Selatan adalah merupakan salah satu daerah sentra usaha tani peternakan dengan sistem pengelolaan tradisionil dimana pada siang hari ternak-ternak tersebut digembala dengan sistem lepas bebas pada lahan-lahan penggembalaan sedangkan pada malam hari dikumpulkan dan dimasukkan ke dalam kandang yang telah disediakan.

Dengan mulai tumbuh berkembangnya minat masyarakat melakukan usaha tani perkebunan terutama jenis tanaman-tanaman perkebunan yang memiliki hasil pangsa pasar ekspor seperti sawit, karet, kakao dan lain-lain secara berangsur-angsur lahan-lahan yang dulunya difungsikan sebagai padang penggembalaan ternak telah beralih fungsi menjadi lahan-lahan perkebunan tanaman ekspor. Sehingga populasi ternak terutama jenis ternak besar seperti kerbau, sapi, kambing dan domba yang dulunya dapat dilihat bertebaran dengan lepas bebas pada lahan-lahan penggembalaan, sudah tidak ditemukan lagi di Daerah Kabupaten Padang Lawas Utara.

Dengan demikian, kebijakan pengelolaan usaha tani peternakan di Kabupaten Padang Lawas Utara ke depan harus dapat dirubah dari sistem penggembalaan secara tradisionil yang telah terbiasa dilakukan masyarakat selama ini menjadi sistem semi intensif yaitu penggembalaan pada lahan-lahan perkebunan sawit dengan model tumpang sari dan ataupun dengan sistem intensif yaitu sistem ikat ataupun pemeliharaan permanen di dalam kandang dengan pemasokan pakan secara cukup dan terus menerus.

(10)

2 -

10|

Laporan Akhir

Tabel 2.7 Populasi Ternak Menurut Kecamatan dan Jenis Ternak di Kabupaten Padang Lawas Utara (ekor), 2015

Tabel 2.8 Populasi Unggas Menurut Kecamatan dan Jenis Unggas di Kabupaten Padang Lawas Utara (ekor), 2015

2.2.6 Sumber Daya Pariwisata

(11)

2 -

11|

Laporan Akhir

taman sapari, tahura dan taman buru. Akan tetapi karena pengelolaan obyek-obyek wisata tersebut belum dikelola secara optimal sehingga belum dapat dimanfaatkan sebagaimana diharapkan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.9 sebagai berikut :

Tabel 2.9 Potensi Pariwisata Kabupaten Padang Lawas Utara

NO JENIS WISATA LOKASI Pariwisata Potensi

1. Wisata Danau dan Panorama Alam Kec. Batang Onang Tinggi

2. Wisata Budaya Purbakala dan Rekreasi/candi

Portibi Kec. Portibi Tinggi

3. Wisata Pemandian Air Panas Kec. Halongonan Tinggi

4. Wisata Hutan Taman Safari dan Panorama Alam

Nabundong Kec. Hulu Sihapas Tinggi

5 Wisata Taman Hutan Rakyat dan Panorama Alam

Kec. Dolok & Kec.

Dolok Sigompulon Tinggi

6 Wisata Hutan Taman Buru Kec. Simangambat Rendah

Sumber : Identifikasi Data Sekunder Tahun 2008

2.3 DEMOGRAFI DAN URBANISASI

Pada tahun 2015, penduduk Kabupaten Padang Lawas Utara berjumlah 252.589 jiwa yang terdiri dari 126.793 jiwa penduduk laki-laki dan 125.796 jiwa penduduk perempuan. Penduduk Kabupaten Padang Lawas Utara mengalami pertumbuhan sebesar 2,14 persen dari tahun 2014. Sementara itu, besarnya angka rasio jenis kelamin tahun 2015 penduduk laki-laki terhadap penduduk perempuan sebesar 100,79.

(12)

2 -

12|

Laporan Akhir

Tabel 2.10 Luas Wilayah,Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan di Kabupaten Padang Lawas Utara, 2015

(13)

2 -

13|

Laporan Akhir

Tabel 2.11 Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk Menurut Kecamatan di Kabupaten Padang Lawas Utara, 2010, 2014 dan 2015

Pemusatan penduduk pada suatu wilayah (kabupaten/ kecamatan/ desa) dapat ditunjukkan oleh kepadatan penduduk yang diperoleh dengan membagi jumlah penduduk dengan luas wilayah administrasi atau luas wilayah daerah terbangun (lahan pekarangan). Analisis kepadatan penduduk ini dimaksud untuk mengetahui jumlah dan tingkat kepadatan penduduk dikaitkan dengan sumberdaya lahan yang tersedia.

Luas Kabupaten Kabupaten Padang Lawas Utara secara keseluruhan 3.918,05 Km2 dengan kepadatan rata-rata 57.05 jiwa/ Km2. Daerah terluas terdapat di Kecamatan Simangambat seluas 1036,68 Km2 dan Padang Bolak, 792,14 Km2 kemudian Kecamatan Halongonan seluas 569,26 Km2 dan Kecamatan Dolok dengan luas 492,45 Km2 selanjutnya terkecil di Kecamatan Hulu Siapas 82,98 Km2 dan Kecamatan Portibi 142,35 Km2.

Berdasarkan kepadatan penduduk, kecamatan yang terpadat penduduknya terdapat di Kecamatan Portibi (178 jiwa/Km2) kemudian menyusul Kecamatan Padang Bolak (84 jiwa/Km2), sedangkan Kecamatan Dolok Sigompulon (67 jiwa/Km2) dan Kecamatan Hulu Sihapas (65 jiwa/ Km2) merupakan kecamatan dengan kepadatan terendah.

(14)

2 -

14|

Laporan Akhir

dikaitkan dengan sumberdaya lahan yang tersedia, untuk lebih jelasnya dapat dilihat tabel 2.12.

Tabel 2.12 Distribusi dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Padang Lawas Utara 2015

No KEC/DESA Penduduk Luas

Sumber: Kabupaten Padang Lawas Utara

Meskipun terjadi peningkatan kepadatan penduduk di Kabupaten Padang Lawas Utara selama 5 tahun terakhir namun secara nasional kepadatan penduduk di Kabupaten Padang Lawas Utara masih termasuk jarang, apabila dibandingkan dengan beberapa daerah di Pulau Jawa bahkan ada yang mencapai ratusan jiwa per ha.

Sedangkan persebaran/distribusi penduduk seperti yang ditampilkan tabel di atas, sebagian besar penduduk terkonsentrasi di pusat-pusat tersediannya sarana dan prasarana pelayanan, seperti di Kecamatan Padang Bolak (26.20 %) penduduk dan Simangambat (20.92%), sedangkan konsentrasi penduduk terkecil terdapat di wilayah Kecamatan Hulu Sihapas(2.10%).

Perkiraan laju pertumbuhan penduduk diperlukan dalam perencanaan pembangunan daerah untuk:

a. Memperkirakan jumlah dan jenis fasilitas umum yang dibutuhkan selama kurun waktu pelaksanaan rencana.

b. Merubah kecenderungan laju pertumbuhan penduduk dalam rangka menanggulangi dinamika penduduk yang terlalu pesat.

(15)

2 -

15|

Laporan Akhir

Pertumbuhan penduduk secara Geometric adalah pertumbuhan penduduk dengan jumlah yang selalu bertambah (berganda) setiap tahunnya, dimana ;

Pt = Jumlah penduduk tahun t

Po = Jumlah penduduk tahun dasar

r = Rata-rata presentase tambahan jumlah penduduk daerah yang diselidiki berdasarkan data masa lampau.

n = Selisih tahun dari tahun dasar ke tahun n

Mengingat tingkat pertumbuhan penduduk dalam kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir di Kabupaten Padang Lawas Utara masih rendah yakni 3.03%, maka pemilihan metode

Geometric Arithmatic rate of growth ini yaitu menganggap perkembangan jumlah penduduk akan berganda dengan sendirinya. Disini dianggap tambahan jumlah penduduk akan membawa konsekuensi bertambahnya tambahan jumlah penduduk.

Pertumbuhan penduduk di Kabupaten Padang Lawas Utara akan ditinjau berdasarkan keberadaan data yang tersedia yaitu 5 tahun kebelakang secara berkala (time series) yaitu dari tahun 2005 – 2010. Hal ini dilakukan untuk keperluan prediksi jumlah penduduk dari 1 sampai 20 tahun kedepan dengan asumsi tingkat kesalahan yang relatif kecil atau mendekati kebenaran.

Tabel 2.13 Proyeksi Jumlah Penduduk Kabupaten Padang Lawas, s/d Tahun 2031

No KECAMATAN 2010 2015 2020 2025 2031

Jumlah 223,531 263,509 317,594 392,405 497,900

Sumber : RTRW Kabupaten Padang Lawas Utara 2011-1031.

(16)

2 -

16|

Laporan Akhir

Sementara sarana dan prasarana pekotaan yang ada belum cukup mendukung pertumbuhan daerah ini, seperti sarana dan prasarana pendidikan, Air Bersih, Listrik, Jalan/ Transportasi dan komunikasi dan lain-lain di Kabupaten Padang Lawas Utara masih sangat terbatas.

2.4 ISU STRATEGIS SOSIAL, EKONOMI, DAN LINGKUNGAN 2.4.1 Perkembangan PDRB dan Potensi Ekonomi

PDRB Kabupaten Padang Lawas Utara Atas Harga Berlaku (ADHB) pada tahun 2015 sebesar Rp 8,24 triliun. Kategori Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan kontributor utama dengan peranan mencapai 39,77 persen. Berdasarkan harga konstan tahun 2010, PDRB Kabupaten Padang Lawas Utara pada tahun 2015 sebesar Rp 6,60 triliun. Kategori Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan kontributor utama dengan peranan mencapai 44,13 persen.

(17)

2 -

17|

Laporan Akhir

(18)

2 -

18|

Laporan Akhir

(19)

2 -

19|

Laporan Akhir

Tabel 2.16 Perkembangan PDRB dan PDRB Perkapita Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan 2010 di Kabupaten Padang Lawas Utara, 2013 – 2015

2.4.2 Kondisi Lingkungan Strategis

Fisik lingkungan Kabupaten Padang Lawas Utara terdiri dari kondisi geologi, topografi, iklim, jenis tanah, hidrologis wilayah dan kondisi pemanfaatan lahan.

a. Kondisi Topografi

Secara topografis wilayah Padang Lawas Utara didominasi oleh kemiringan lahan bergunung yaitu 174.719 Ha atau 44,59 % dari luas daerah dan diikuti dengan topografi berbukit yaitu seluas 137.640 Ha atau 35,13 % serta topografi datar dan landai seluas 79.446 Ha atau 20,28 % dari luas daerah.

(20)

2 -

20|

Laporan Akhir

lainnya dengan topografi bergunung secara ideal pengembangannya berfungsi sebagai hutan lindung. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.17 berikut ini.

Tabel 2.17 Kemiringan Wilayah Kabupaten Padang Lawas Utara

Sumber : Bappelitbang dan Pemod Kabupaten Padang Lawas Utara

Keterangan :

1. 0 % - 15 % : Datar dan landai 79.446 Ha (20,28 %) 2. 16 % - 39 % : Berbukit 137.640 Ha (35,13 %) 3. Di atas 40 % : Bergunung 174.719 Ha (44,59 %)

b. Hidrologis Kawasan

Kondisi hidrologi di Kabupaten Padang Lawas Utara terdiri dari air permukaan yaitu sungai, danau dan air bawah tanah. Sungai yang ada dimanfaatkan untuk kebutuhan sehari-hari, sumber air minum dan untuk irigasi, sebagian wilayah di Kab Padang Lawas Utara yang dilalui Satuan Wilayah Sungai lintas Provinsi dan lintas Kab/Kota, yaitu desa Sipiongot di Kecamatan Dolok yang dilalui oleh WS Barumun-Kualuh lintas Kab/Kota dan Satuan Wilayah Sungai Rokan lintas Provinsi.Terdapat Danau kecil di wilayah Kab Padang Lawas Utara yaitu Danau Tao dengan luas ± 25 Ha yang terdapat di Kecamatan Batang Onang yang potensinya belum dimanfaatkan dengan optimal bagi lahan pertanian dan pertambakan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.18 di bawah ini.

(21)

2 -

21|

Laporan Akhir

Tabel 2.18 Daftar Sungai Yang Melintas Di Kab.Padang Lawas Utara

No Nama

Kec. Padangsidimpuan Timur/Ulu Sihapas, Kec. Batang Angkola, Kec. Sayurmatinggi Bermuara Di Sungai Batang Gadis Di Kab. Madina

2. Batang Pane 91.96 Kec. Sipirok Dolok Hole,Kec. Padang Bolak, Kec. Portibi Bermuara Di Sungai Barumun Kec. Barumun Tengah

3. Batang Ilung 66,70

Kec. Padang Bolak, Kec. Halongonan Bermuara Di Kab. Labuhan Batu

6. Sungai Bilah 14.56 Kec. Aek Bilah, Kec. Dolok, Kec. Dolok Sigumpolon, Kab. Labuhan Batu

7. Aek Godang 77.79 Kec. Batang Onang, Kec. Padangsidimpuan Timur /

Ulu Sihapas, Kec. Sipirok Bermuara Di Sungai Barumun Sumber : RTRW Kabupaten Padang Lawas Utara 2011-2013

c. Iklim

(22)

2 -

22|

Laporan Akhir

Tabel 2.19 Curah Hujan, Jumlah Hujan dan Penyinaran Matahari Setiap Bulan di Kabupaten Padang Lawas Utara, 2015

Karena Kabupaten Padang Lawas Utara terletak dekat garis khatulistiwa, sehingga tergolong kedalam daerah beriklim tropis. Ketinggian permukaan daratan Kabupaten Padang Lawas Utara berada pada 0 – 1915 meter diatas permukaan laut.

(23)

2 -

23|

Laporan Akhir

Tabel 2.20 Rata-Rata Suhu Udara dan Kelembaban Relatif Setiap Bulan di Kabupaten Padang Lawas Utara, 2015

d. Kondisi Geologi

Secara geologis, wilayah Kabupaten Padang Lawas Utara memiliki struktur tanah dan batuan yang kompleks dicirikan oleh bentuk bentang alam perbukitan. Tetapi sebagian wilayah potensial menimbulkan tanah longsor terhadap 40-50% dari luas daerah Kabupaten Padang Lawas Utara yang mencakup 5 wilayah kecamatan merupakan kawasan yang rentan gerakan tanah longsor.

2.4.3 Potensi Bencana Alam

Secara umum, peristiwa bencana alam terjadi dikarenakan peristiwa alam geologi seperti gempa bumi, gunung meletus, gerakan tanah/ longsor, gelombang pasang dan non geologis seperti banjir, kekeringan dan kebakaran hutan maupun puting beliung. Kabupaten Padang Lawas Utara merupakan salah satu wilayah di Sumatera Utara yang rawan terhadap terjadinya longsor (gerakan tanah), banjirdan peristiwa gempa.

(24)

2 -

24|

Laporan Akhir

pengalokasiaan kegiatan pemanfaatan ruang pada suatu ruang. Oleh karena itu, agar pemanfaatan ruang optimal (sesuai dengan kebutuhan dan daya dukung lahan) maka hal pertama yang menjadi pertimbangan adalah apakah lahan tersebut sangat kecil potensi terjadi bencananya. Semakin rawan besar potensi bencananya maka semakin tidak diijinkan untuk kegiatan yang bersifat permukiman dan sebaliknya.

a. Potensi Bencana Longsor

Potensi gerakan tanah di Kabupaten Padang Lawas Utara termasuk ke dalam potensi bahaya tinggi. Hal ini karena kabupaten tersebut berada pada daerah dengan ketinggian elevasi yang cukup tinggi, dengan morfologi yang terjal dan memiliki relief yang sangat kasar, serta tersusun atas batuan batuan dengan tingkat pelapukan yang cukup tinggi sehingga menghasilkan lapisan tanah yang tebal dan relatif lunak. Selain itu juga, potensi bahaya longsor sangat ditunjang oleh lokasinya yang berada di Zona Sesar Besar Sumatera dan tingginya potensi gempabumi serta curah hujan dapat menjadi pemicu terjadinya longsoran di wilayah ini. Kawasan rawan tanah longsor tersebar di belahan barat wilayah Kabupaten, meliputi Kecamatan Dolok, Halongonan, Padang Bolak, Padang Bolak Julu dan Batang Onang.

b. Potensi Bencana Banjir

(25)

2 -

25|

Laporan Akhir

(26)

2 -

26|

Laporan Akhir

2.4.4 Isu Strategis Terkait Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya

a. Sub Bidang Air Minum  Pengelolaan

Pengelolaan air minum di Kabupaten Padang Lawas Utara dilaksanakan oleh PDAM Tirtanadi Sumatera Utara dengan Kerjasama Operasi (KSO) dengan PDAM Tapanuli Selatan (PDAM Tambusai). Secara operasi Pengelolaan dilaksanakan di bawah Cabang KSO Tapanuli Selatan yang berada di Kota Padangsidimpuan, sementara di Kota Gunung Tua dilaksanakan setingkat Kepala Unit dengan didukung 4 orang pegawai.

 Kondisi Pelayanan

Pelayanan penyediaan air minum di Kabupaten Padang Lawas Utara masih sangat terbatas. Wilayah yang telah mendapat pelayanan air minum masih terbatas pada pusat kota yaitu Gunung Tua. Sedangkan selebihnya menggunakan air sungai dan sumur sebagai pemenuhan kebutuhan air bersih sehari-hari, seperti mandi dan mencuci. Bila dibandingkan dengan luas wilayah, jumlah penduduk dan fasilitas sarana lainnya, maka untuk pelayanan air minum di Kabupaten Padang Lawas Utara masih sangat rendah, yaitu sekitar ± 0,5%. Minimnya pelayanan air minum ini menciptakan suasana tidak nyaman. Dalam Konteks ini Kabupaten Padang Lawas Utara dengan semangat pemekaran berusaha mengembangkan sarana air minum agar mampu menciptakan kondisi kesehatan yang lebih baik.

(27)

2 -

27|

Laporan Akhir

Tabel 2.21 Jumlah Pelanggan PDAM Menurut Jenis Konsumen di Kabupaten Padang Lawas Utara, 2011 – 2015

 Kondisi Teknis

Kebutuhan air minum merupakan suatu kebutuhan pokok dalam hidup.Kebutuhan air minum bagi penduduk di Kabupaten Padang Lawas Utara saat ini masih diperoleh dari sumur dan sungai. Kapasitas air minum Unit Instalasi Pengolahan Air Sederhana di Kabupaten Padang Lawas Utara pada tahun 2009 adalah sebesar 35 lt/det dengan memanfaatkan air sungai Batang Pane. Sedangkan jumlah unit perusahaan air minum di Kabupaten Padang Lawas Utara sebanyak 2 (dua) unit, yaitu Unit Kecamatan Padang Bolak dan Unit Kecamatan Simangambat dengan kapasitas masing-masing ± 25 lt/det dan 10 lt/det.

b. Sub Bidang Sampah

(28)

2 -

28|

Laporan Akhir

- Meningkatkan jumlah sampah terangkut;

- Meningkatnya kinerja pengelolaan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang berwawasan ramah lingkungan (environmental friendly).

Pelayanan persampahan di Kabupaten Padang Lawas Utara belum optimal karena produksi timbunan sampah masyarakat belum semua dapat terangkut ke TPA. Mengingat Bak Penampungan Sampah Kota Gunung Tua terbatas (hanya 2 unit) yang mengakibatkan sampah menumpuk di pos-pos sampah, yang sangat jelas telihat di pusat Pasar kota Gunung Tua. Mengingat keterbatasan pelayanan ini tidak lepas dari dukungan sarana angkutan sampah dan tenaga operasionalnya.

Gambar 2.4 Tempat Sampah Sementara (TPS) Kota Gunungtua Kabupaten Padang Lawas Utara

Setidaknya terdapat tiga sistem dan teknologi pengolah sampah cukup ideal yakni dikubur (balapres), dibakar (incenerated), dan sanitary landfill (menggunakan pelapis geotekstil). Menurut konsepnya, semua sistem dan teknologi tersebut cukup aman dari sudut lingkungan hidup. Karya teknologi modern tersebut mulai menjadi bermasalah, begitu dikelola dengan manajemen yang kurang optimal dan tidak profesional. Masalah utama yang dikeluhkan sebagian besar warga, justru bukan di lokasi pembuangan atau pemusnahan sampah, melainkan ketika diangkut menggunakan truk dari Pusat kota ke TPA dan TPST. Pencemaran lingkungan terjadi pada proses pengangkutan sampah ke TPA yang dilakukan tidak sesuai dengan kriteria teknis yang berlaku. Sampah organik yang diangkut masih basah dan mengandung banyak air lindi (leachate) dan tercecer sepanjang perjalanan. Pencemaran ini menimbulkan aroma tak sedap yang dihirup warga dan pengguna jalan.

Gambar

Gambar 2.1. Orientasi Kabupaten Padang Lawas Utara
Gambar 2.2 Administrasi Kabupaten Padang Lawas Utara
Tabel 2.3  Lokasi Bahan Tambang yang Ada Kabupaten Padang Lawas Utara
Tabel 2.4 Kawasan Hutan yang diusulkan (Ha) Kabupaten Padang Lawas Utara
+7

Referensi

Dokumen terkait

Memorandum Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Kabupaten.

- Kondisi drainase di kawasan ini sangat buruk, masih terdapat jalan yang tidak dilengkapi dengan jaringan drainase, terdapat drainase tanpa perkerasan, sebagian drainase

Selain pelanggaran kepemilikian ijin, masih banyak pula pelanggaran terhadap garis sempadan bangunan (GSB) sehingga mempengaruhi estetika kota. Penertiban dan pembongkaran

Kegiatan investasi harus sudah menentukan batas-batas lahan yang diperlukan, jumlah warga yang terkena dampak, informasi umum mengenai pendapat serta status pekerjaan DP,

• Kemiringan 0 - 3 % seluas kurang lebih 2 685 Ha lebih terdapat di sebagian besar wilayah Kota Cirebon, kecuali sebagian kecil wilayah di Kecamatan Harjamukti;..

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya merupakan dokumen perencanaan dan pemrograman pembangunan infrastruktur Bidang

Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya atau disingkat sebagai RPIJM Cipta Karya adalah dokumen rencana dan program pembangunan infrastruktur

Dalam hal ini, pendekatan tersebut harus dituangkan di dalam Rencana Pembangunan ataupun Skenario Pengembangan dan Pembangunan Perkotaan sebagai payung untuk