• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dalam satu Negara saja bisa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Dalam satu Negara saja bisa "

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

http://repository.widyatama.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/3041/Bab %202.pdf?sequence=7

22 23

2.1.3 Karakteristik Laporan Keuangan Menurut

Ikatan Akuntan Indonesia (2009:5

-8),

laporan keuangan yang

(2)

diperbandingkan. 1.

Dapat dipahami

Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan

adalah kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh pemakai.Untuk maksud ini, pemakai diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari informasi dengan ketekuna

n yang wajar. Namun demikian, informasi kompleks yang seharusnya dimasukkan dalam laporan keuangan tidak dapat dikeluarkan hanya

atas dasar pertimbangan bahwa informasi tesebut terlalu sulit untuk dapat dipahami oleh pemakai tertentu.

2. Relevan Informasi ha

rus relevan untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam proses

pengambilan keputusan. Informasi memiliki kualitas relevan kalau dapat mempengaruhi

keputusan ekonomi pemakai dengan membantu mereka

mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini atau masa depan, men egaskan, atau

mengkoreksi hasil evaluasi mereka dimasa lalu. Peran informasi dalam peramalan (

predictive

) dan penegasan ( confirmatory

) berkaitan satu sama lain. Misalnya informasi struktur

dan besarnya aset yang dimiliki bermanfaat bagi pemakai ketika mer

eka berusaha meramalkan kemampuan perusahaan dalam

memanfaatkan peluang dan bereaksi terhadap situasi yang merugikan. Informasi yang sama juga berperan dalam memberikan penegasan (

confirmatory role )

terhadap prediksi yang lalu, misalnya tentang bagaimana struktur keuangan perusahaan diharapkan tersusun atau tentang hasil dari operasi yang direncanakan. Informasi posisi keuangan dan kinerja di masa lalu seringkali digunakan sebagai dasar untuk mempre

diksi posisi keuangan dan kinerja masa depan dan hal -hal lain

24

(3)

pergerakan harga sekuritas dan kemampuan perusahaan untuk memenuhi

komitmennya ketika jatuh tempo. Untuk memiliki n ilai prediktif, informasi tidak

perlu harus dalam bentuk ramalan eksplisit.Namun demikian, kemampuan laporan keuangan untuk membuat prediksi dapat ditingkatkan dengan penampilan

informasi tentang transaksi dan peristiwa masa lalu.Misalnya nilai prediktif laporan laba

-rugi dapat ditingkatkan kalau akun -akun penghasilan atau badan

yang tidak biasa, abnormal dan jarang terjadi diungkapkan secara terpisah. 3.

Keandalan

Informasi juga harus andal ( reliable

). Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari pengert

ian yang menyesatkan, material, dan dapat diandalkan

pemakaiannya sebagai penyajian yang tulus atau jujur dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan. Informasi mungkin relevan

tetapi jika hakekat atau penyajiannya tid ak dapat diandalkan maka

penggunaan informasi tersebut secara potensial dapat menyesatkan. Misalnya jika tindakan hukum masih dipersengkatakan, mungkin tidak tepat bagi perusahaan untuk mengakui jumlah seluruh tuntutan tersebut dalam neraca, meskipun mungk

in tepat untuk mengungkapkan jumlah serta keadaan dari tuntutan tersebut. a) Penyajian jujur

Informasi harus digambarkan dengan jujur transaksi serta peristiwa lainnya yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar dapat diharapkan untuk disajikan.Jadi misalnya, neraca harus menggambarkan dengan jujur transaksi serta peristiwa lainnya dalam bentuk aset, kewajiban dan ekuitas perusahaan pada tanggal pelaporan yang memenuhi kriteria pengakuan.

b) Substansi mengungguli bentuk Jika informasi dimaksudkan untu

k menyajikan dengan jujur transaksi serta

peristiwa lain yang seharusnya disajikan, maka peristiwa tersebut perlu dicatat dan disajikan sesuai dengan substansi dan realitas ekonomi dan bukan hanya bentuk hukumnya.

25

c) Netralitas

Informasi harus diarahkan pa

da kebutuhan dan keinginan pihak tertentu. Tidak

(4)

kepentingan yang berlawanan. d) Pertimbangan sehat

Penyusunan lap

oran keuangan ada kalanya menghadapi ketidakpastian peristiwa

dan keadaan tertentu, seperti ketertagihan piutang yang diragukan, perkiraan masa manfaat prabrik serta peralatan, dan tuntutan atas jaminan garansi yang mungkin timbul.Ketidakpastian semacam it

u diakui dengan mengungkapkan hakekat serta

tingkatnya dan dengan menggunakan pertimbangan sehat dalam penyusunan laporan keuangan.Pertimbangan mengandung unsur kehati

-hatian pada saat

melakukan perkiraan dalam kondisi ketidakpastian, sehingga aset atau penghasilan tidak dinyatakan terlalu rendah. Namun demikian, penggunaan pertimbangan sehat tidak diperkenankan, misalnya pembentukan cadangan tersembunyi atau penyisihan berlebihan dan sengaja menetapkan aset atau penghasilan yang lebih rendah atau pencatata

n kewajiban atau beban yang lebih tinggi, sehingga laporan keuangan menjadi tak netral, dan karena itu tidak memiliki kualitas andal.

e) Kelengkapan

Informasi dalam laporan keuangan harus lengkap dalam batasan materialitas dan beban. Kesengajaan untuk tid

ak mengungkapkan mengakibatkan informasi

menjadi tidak benar atau menyesatkan dan karena itu tidak dapat diandalkan dan tidak sempurna ditinjau dari segi relevansinya.

4.

Dapat dibandingkan

Pemakai harus dapat membandingkan laporan keuangan perusahaan antara periode untuk mengidentifikasi kecenderungan posisi dan kinerja keuangan. Pemakai juga harus

dapat memperbandingkan laporan keuangan antara 26

perusahaan untuk mengevaluasi posisi keuangan secara relatif. Oleh karena itu,

pengukuran dan

penyajian dampak keuangan, transaksi, dan peristiwa lain yang

serupa harus dilakukan secara konsisten untuk perushaan bersangkutan, antar periode perusahaan

yang sama dan untuk perusahaan yang berbeda. 2.1

.4 Jenis

-Jenis Laporan Keuangan Menurut

(5)

, laporan keuangan yang

lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba -rugi, laporan perubahan ekuitas,

laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. Dalam penelitian ini,

penulis

menggunakan neraca dan laporan laba

-, neraca atau daftar neraca disebut juga laporan posisi keuangan perusahaan.

Laporan ini menggambarkan posisi aset, kewajiban dan ekuitas pada saat tertentu. Neraca atau

bal

ance sheet

adalah laporan yang menyajikan sumber

-sumber ekonomis dari suatu perusahaan atau aset kewajiban

-kewajibannya atau utang, dan hak para pemilik perusahaan yang tertanam dalam perusahaan tersebut atau ekuitas pemilik suatu saat tertentu. Neraca har

us disusun

secara sistematis sehingga dapat memberikan gambaran mengenai posisi keuangan perusahaan. Oleh karena itu neraca tepatnya dinamakan statements of

financial position

. Karena neraca merupakan potret atau gambaran keadaan pada suatu saat tertentu m

aka neraca merupakan status report

aset dapat dibagi atas dua kelompok besar, yaitu

aset lancar adalah aset yang habis dalam satu kali perputaran dalam proses produksi dan proses berputarnya adalah d

(6)

Dalam perputarannya yang satu kali ini, elemen

-elemen

dari aset lancar tidak sama cepatnya ataupun tingkat perputarannya, misalnya piutang menjadinya kas adalah lebih cepat daripada

inventory

(apabila penjualan

dilakukan secara kredit), karena piutang menjadi kas hanya membutuhkan satu langkah saja, sedangkan

inventory

melalui piutang dahulu barulah menjadi kas. 27

Dengan kata lain, aset lancar ialah aset yang dapat diuangkan dalam waktu yang pen

dek. Sedangkan aset tetap adalah aset yang tahan lama yang tidak atau secara berangsur

-angsur habis turut serta dalam proses produksi. Syarat lain untuk dapat

diklasifikasikan sebagai aset tetap selain aset itu dimiliki perusahaan, juga harus digunakan dal

am operasi yang bersifat permanen (aset tersebut mempunyai umum kegunaan jangka panjang atau tidak akan habis dipakai dalam satu periode kegiatan perusahaan).

Menurut

Munawir (2010:18)

, hutang adalah semua kewajiban -kewajiban

perusahaan kepada pihak lain y

ang belum terpenuhi, dimana hutang ini

merupakan sumber dana atau modal perusahaan yang berasal dari kreditur. Hutang atau kewajiban

-kewajiban perusahaan dapat dibebankan ke dalam

kewajiban lancar (kewajiban jangka pendek) dan kewajiban jangka panjang. Kew

ajiban jangka pendek atau kewajiban lancar adalah kewajiban keuangan

perusahaan yang pelunasannya atau pembayarannya akan dilakukan dalam jangka pendek (satu tahun sejak tanggal neraca) dengan menggunakan aset lancar yang dimiliki perusahaan, sedangkan kew

ajiban jangka panjang adalah kewajiban

keuangan yang jangka waktu pembayaran (jatuh temponya) jangka panjang (lebih dari satu tahun sejak tanggal neraca).

Menurut

Riyanto (2010:240),

modal sendiri merupakan ekuitas yang berasal dari pemilik perusahaan dan

tertanam di dalam perusahaan untuk waktu yang

(7)

pemilik perusahaan atau dapat pula bersumber dari pendapatan atau laba yang

-rugi merupakan suatu laporan

yang sistematis tentang penghasilan, beban, laba -rugi yang diperoleh oleh suatu

perusahaan selama periode tertentu. Walaupun belum ada keseragaman tentang susunan laporan laba

-rugi bagi tiap

-tiap perusahaan, namun prinsip

-prinsip yang

umumnya diterapkan adalah sebagai berikut: 29

pengambilan keputusan bagi pihak

-pihak yang berkepentingan dan juga dalam

melakukan analisisnya tidak akan lepas dari peranan rasio -rasio laporan keuangan,

dengan melakukan analisis terhadap rasio -rasio ke

uangan akan dapat menentukan suatu keputusan yang akan diambil. 1.

Manfaat Analisis Laporan Keuangan Menurut

Harahap (2009:195),

kegunaan analisis laporan keuangan ini dapat dikemukakan sebagai berikut:

1.

Dapat memberikan informasi yang lebih luas, lebih dalam daripada yang terdapat dari laporan keuangan biasa.

2.

Dapat menggali informasi yang tidak tampak secara kasat mata ( explicit

) dari

suatu laporan keuangan atau yang berada di balik laporan keuangan ( imp

(8)

Dapat mengetahui kesalahan yang terkandung dalam laporan keuangan. 4.

Dapat membongkar hal

-hal yang bersifat tidak konsisten dalam hubungannya

dengan suatu laporan keuangan baik dikaitkan dengan komponen intern maupun kaitannya dengan informasi yang

diperoleh dari luar perusahaan. 5.

Mengetahui sifat

-sifat hubungan yang akhirnya dapat melahirkan model

-model dan teori

-teori yang terdapat di lapangan seperti untuk prediksi, peningkatan. 6.

Dapat memberikan informasi yang diinginkan oleh para pengambil keputusan.

Dengan perkataan lain yang dimaksudkan dari suatu laporan keuangan merupakan tujuan analisis laporan keuangan juga antara lain:

a.

Dapat menilai prestasi perusahaan. b.

Dapat memproyeksi laporan perusahaan. c.

Dapat menilai kondisi keuangan masa lalu da n masa sekarang dari

aspek

waktu tertentu: 1)

Posisi keuangan (Aset, Neraca, dan Ekuitas) 2)

Hasil Usaha Perusahaan (Hasil atau Beban) 3)

(9)

e.

Menilai komposisi struktur keua ngan, arus dana

7.

Dapat menentukan peringkat ( rating

) perusahaan menurut kriteria tertentu yang sudah dikenal dalam dunia bisnis.

2.

Tujuan Analisis Laporan Keuangan Menurut

Kasmir (2011:68)

, tujuan dari analisis laporan keuangan adalah: 1.

Untuk mengetahui

posisi keuangan perusahaan dalam satu

periode tertentu, baik aset, kewajiban, ekuitas, maupun hasil usaha yang telah dicapai untuk beberapa periode.

2.

Untuk mengetahui kelemahan

-kelemahan apa saja yang menjadi kekurangan perusahaan.

langkah perbaikan apa saja yang

perlu dilakukan ke depan berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan saat ini.

5.

Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen ke depan apakah perlu penyegaran atau tidak karena

sudah dianggap berhasil atau gagal.

6.

Dapat juga digunakan sebagai pembanding dengan perusahaan sejenis tentang hasil yang mereka capai.

Menurut

Munawir (2010:31),

tujuan analisis laporan keuangan merupakan

(10)

keuangan dan hasil

-hasil yang telah dicapai perusahaan yang bersangkutan. Data keuangan tersebut akan lebih berarti bagi pihak

-pihak yang berkepentingan

apabila data tersebut diperbandingkan untuk dua periode atau lebih, dan diana lisa

lebih lanjut sehingga akan dapat diperoleh data yang akan dapat mendukung keputusan yang akan diambil.

3.

Metode dan Teknik Analisis Laporan Keuangan Menurut

Munawir (2010:36),

ada dua metode analisis yang digunakan oleh setiap penganalisis laporan keuan

gan, yaitu analisis horisontal dan analisis 31

vertikal. Analisis horisontal adalah analisis dengan mengadakan perbandingan laporan keuangan untuk beberapa periode atau beberapa saat sehingga akan diketahui perkembangannya. Analisis vertikal adalah apabila la

poran keuangan

yang dianalisis hanya meliputi satu periode atau satu saat saja, yaitu dengan memperbandingkan antara akun yang satu dengan akun yang lain dalam laporan keuangan tersebut sehingga hanya akan diketahui keadaan keuangan atau hasil operasi pada

saat itu saja. Menurut

Munawir (2010:36 -37),

teknik analisis laporan keuangan terdiri dari : 1)

Analisis Perbandingan Laporan Keuangan, adalah metode dan teknik analisis dengan cara memperbandingkan laporan keuangan untuk dua periode atau lebih, dengan menun

jukkan: a.

Data absolut atau jumlah -jumlah dalam rupiah. b.

Kenaikan atau penurunan dalam jumlah rupiah. c.

Kenaikan atau penurunan dalam persentase. d.

Perbandingan yang dinyatakan dalam rasio. e.

Persentase dalam total.

(11)

diketahui perubahan

-perubahan yang terjadi dan perubahan mana yang memerlukan penelitian lebih lanjut.

2) Trend

atau tendensi atau posisi dan kemajuan keuangan perusahaan yang dinyatakan dalam persentase (

Trend Percentage Analysis ), adalah suatu

metode atau

teknik analisis untuk mengetahui tendensi daripada keadaan

keuangannya, apakah menunjukkan tendensi tetap, naik atau bahkan turun. 3)

Laporan dengan persentase per komponen ( Common SizeStatement),

adalah suatu metode analisis untuk mengetahui persentase inves tasi pada

masing

-masing aset terhadap total asetnya, juga untuk mengetahui struktur permodalannya dan komposisi perongkosan yang terjadi dihubungkan dengan jumlah penjualannya.

32 4)

Analisis Sumber dan Penggunaan Modal Kerja, adalah suatu analisis untuk mengeta

hui sumber

-sumber serta penggunaan modal kerja atau untuk mengetahui sebab

-sebab berubahnya modal kerja dalam periode tertentu. 5)

Analisis Sumber dan Penggunaan Kas ( Cash Flow Statement Analysis

),

adalah suatu analisis untuk mengetahui sebab -sebab berubahnya

jumlah

uang kas atau untuk mengetahui sumber -sumber serta penggunaan uang

kas selama periode tertentu. 6)

Analisis Rasio, adalah suatu metode analisis untuk mengetahui hubungan dari akun

-akun tertentu dalam neraca atau laporan laba -rugi secara

(12)

kombinasi dari kedua laporan tersebut. 7)

Analisis Perubahan Laba Kotor ( Gross Profit Analysis),

adalah suatu

analisis untuk mengetahui sebab -sebab perubahan laba kotor suatu

perusahaan dari suatu periode ke periode yang lain atau perubahan laba kotor dari su

atu periode dengan laba yang dibudgetkan untuk periode tersebut.

8) Analisis Break Even,

adalah suatu analisis untuk menentukan tingkat

penjualan yang harus dicapai oleh suatu perusahaan agar perusahaan tersebut tidak mengalami kerugian, tetapi juga belum mem

peroleh keuntungan.

Dengan analisis ini juga akan diketahui berbagai tingkat keuntungan atau kerugian untuk berbagai tingkat penjualan.

Metode dan teknik analisis manapun yang digunakan, kesemuanya itu merupakan permulaan dari proses analisis yang diperluk

an untuk menganalisis

laporan keuangan, dan setiap metode analisis mempunyai tujuan yang sama yaitu untuk membuat agar data lebih dimengerti sehingga dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan bagi pihak

-pihak yang membutuhkan. 2.2

Kinerja Keuangan Perusahaan

Kinerja keuangan adalah alat untuk mengukur prestasi kerja keuangan

perusahaan melalui struktur permodalannya.Tolak ukur yang digunakan dalam

BAB II

LANDASAN

TEORI

(13)

2.1 Pengertian Laporan Keuangan

Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 1 (Ikatan Akuntan Indonesia: (Revisi 2009) mengatakan bahwa :

“Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka”.

Menurut Munawir dalam buku Analisa Laporan Keuangan (2004:5) mengatakan bahwa yang dimaksud dengan laporan keuangan adalah :

“Dua daftar yang disusun oleh akuntan pada akhir periode suatu perusahaan. Kedua daftar itu adalah Neraca atau daftar posisi keuangan dan daftar pendapatan atau daftar Rugi-Laba. Pada waktu akhir-akhir ini sudah menjadi kebiasaan bagi perseroan-perseroan untuk menambahkan daftar ketiga yaitu daftar surplus atau daftar laba yang tidak

dibagikan (laba yang ditahan)”.

Berdasarkan kutipan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan di perusahaan yang utama yaitu Neraca dan Laporan Laba-Rugi, sedangkan laporan keuangan lainnya hanya merupakan laporan pelengkap yang bersifat membantu untuk memperoleh penjelasan lebih lanjut.

2.2 Tujuan Laporan Keuangan

Menurut Kasmir, dalam bukunya “Analisis Laporan Keuangan” (2012; 11), berikut ini beberapa tujuan pembuatan atau penyusunan laporan keuangan yaitu :

1. Memberikan informasi tentang jenis dan juga aktiva (harta) yang dimiliki perusahaan pada saat ini.

2. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal yang dimiliki perusahaan pada saat ini.

3. Memberikan informasi tentang jenis dan julmlah pendapatan yang diperoleh pada suatu periode tertentu.

4. Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang dikeluarkan perusahaan pada periode tertentu

(14)

6. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam suatu periode

7. Memberikan informasi tentang catatan-catatan atas laporan keuangan. 8. Informasi keuangan lainnya.

2.3 Sifat Laporan Keuangan

Sifat laporan keuangan menurut Munawir, dalam bukunya “Analisa Laporan Keuangan” (2007; 6), diantaranya :

Laporan keuangan dipersiapkan atau dibuat dengan maksud untuk memberikan gambaran kemajuan (progress report) secara periodik yang dilakukan oleh pihak management yang bersangkutan. Laporan keuangan terdiri dari data-data yang merupakan hasil dari

kombinasi antara fakta yang telah dicatat, prinsip-prinsip dan kebiasaan-kebiasaan dalam akuntansi serta pendapat pribadi.

1. Fakta-fakta yang telah dicatat (recorder fact)

Laporan keuangan dibuat berdasarkan fakta dari catatan akuntansi, pencatatan dari pos-pos ini merupakan catatan historis dari peristiwa yang telah terjadi dimasa lampau dan jumlah uang yang tercatat dinyatakan dalam harga pada waktu terjadinya peristiwa tersebut. Dengan sifat yang demikian maka laporan keuangan tidak dapat mencerminkan posisi keuangan dari suatu perusahaan dalam kondisi perekonomian paling akhir.

1. Prinsip dan kebiasaan di dalam akuntansi

Data yang dicatat didasarkan pada prosedur maupun anggapan-anggapan tertentu yang merupakan prinsip-prinsip akuntansi yang lazim, di dalam akuntansi juga digunakan prinsip atau anggapan-anggapan yang melengkapi konvensi-konvensi atau kebiasaan yang digunakan antara lain :

Bahwa perusahaan akan tetap berjalan sebagai suatu yang going concern atau kontinuitas usaha konsep ini menganggap bahwa perusahaan akan berjalan terus, konsekwensinya bahwa jumlah-jumlah yang tercantum dalam laporan bukanlah nilai realisasi jika aktiva tersebut dijual.

1. Pendapat pribadi, dimaksudkan bahwa walaupun pencatatan akuntansi telah diatur oleh dalil-dalil dasar yang telah ditetapkan yang sudah menjadi standar praktek pembukuan, namun penggunaan tersebut tergantung oleh akuntan atau pihak management perusahaan yang bersangkutan misalnya dalam menentukan nilai persediaan itu tergantung pendapat pribadi management serta berdasar

pengalaman masa lalu.

(15)

Keterbatasan laporan keuangan menurut Munawir, dalam bukunya “Analisa Laporan Keuangan” (2007; 9), diantaranya :

1. Laporan keuangan yang dibuat secara periodik pada dasarnya merupakan interim report (laporan yang dibuat antara waktu tertentu yang sifatnya sementara) bukan laporan yang final. Laporan keuangan tidak menjunjukkan nilai likwidasi atau realisasi dimana dalam pembuatannya terdapat pendapat-pendapat pribadi yang telah dilakukan oleh akuntan atau management yang bersangkutan.

1. Laporan keuangan menunjukkan angka dalam rupiah yang kelihatan bersifat pasti dan tepat. Angka yang tercantum dalam laporan keuangan hanya merupakan nilai buku (book value) yang belum tentu sama dengan harga pasar sekarang maupun nilai gantinya.

1. Laporan keuangan disusun berdasarkan hasil pencatatan transaksi keuangan atau nilai rupiah dari berbagai waktu atau tanggal yang lalu, dimana daya beli

(purchasing power) uang tersebut semakin menurun, dibanding dengan tahun-tahun sebelumnya, sehingga kenaikan volume penjualan yang dinyatakan dalam rupiah belum tentu menunjukkan atau mencerminkan unit yang dijual semakin besar.

1. Laporan keuangan tidak dapat mencerminkan berbagai faktor yang dapat mempengaruhi posisi atau keadaan keuangan perusahaan karena faktor-faktor tersebut tidak dapat dinyatakan dengan satuan uang (dikwantifisir).

2.5 Bentuk-bentuk laporan keuangan

2.5.1 Laporan Posisi Keuangan (Neraca)

Pengertian neraca menurut Sofyan Syafri Harahap, dalam bukunya “Analisis Kritis atas Laporan Keuangan” (2010, 107), adalah suatu laporan yang menggambarkan posisi aktiva, kewajiban dan modal pada saat tertentu. Laporan ini bisa disusun setiap saat dan merupakan opname situasi posisi keuangan pada saat itu.

Menurut Kasmir, dalam bukunya, “Analisis Laporan Keuangan” (2008; 35), dalam menyusun neraca, perusahaan dapat menggunakan beberapa bentuk sesuai dengan tujuan dan kebutuhannya. Disamping itu, bentuk neraca yang dipilih sesuai dengan aturan dan kelaziman yang berlaku. Artinya penyusunan neraca didasarkan kepada bentuk yang telah distandarisasi, terutama untuk tujuan pihak luar perusahaan.

Dalam praktiknya terdapat beberapa bentuk neraca, yaitu :

(16)

2. Bentuk Vertikal (Report form). Dalam bentuk laporan isi neraca disusun mulai dari atas terus kebawah, yaitu mulai dari aktiva lancar seperti kas, bank, efek, ialah komponen aktiva tetap,komponen aktiva lainnya, komponen kewajiban lancar, komponen utang jangka panjang dan terakhir adalah komponen modal (ekuitas).

Neraca terdiri dari tiga bagian utama, yaitu : 2.5.1.1 Aktiva

Pengertian aktiva menurut Munawir, Akuntan dalam bukunya Analisa Laporan Keuangan (2007; 14), adalah aktiva yang tidak terbatas pada kekayaan perusahaan yang belum dialokasikan (deffered charges) atau biaya yang masih harus dialokasikan pada penghasilan yang akan datang, serta aktiva yang tidak berwujud lainnya (intangible assets).

Aktiva diklasifikasikan menjadi dua bagian yaitu : 1. 1. Aktiva Lancar

Adalah uang kas dan aktiva lainnya yang dapat diharapkan untuk dicairkan atau

ditukarkan menjadi uang tunai, dijual atau dikonsumer dalam periode berikutnya (paling lama satu tahun atau dalam perputaran kegiatan perusahaan yang normal). Berikut ini terdapat lima unsur pokok dari aktiva lancar, yaitu :

1. Kas yang digunakan untuk membiayai operasional perusahaan. Dan pengertian kas adalah check yang diterima dari para pelanggan dan simpanan perusahaan di bank dalam bentuk giro atau demand deposit, yaitu simpanan di bank yang dapat diambil kembali (dengan menggunakan check atau bilyet) setiap saat diperlukan oleh perusahaan.

1. Investasi jangka pendek (surat-surat berharga) yang sifatnya sementara (jangka pendek) dengan maksud memanfaatkan uang kas untuk sementara belum dibutuhkan dalam operasi.

1. Piutang penghasilan (tagihan) atau penghasilan yang harus diterima adalah salah satu jenis transaksi akuntansi yang mengurusi penagihan konsumen yang

berhutang pada seseorang, suatu perusahaan atau suatu organisasi untuk barang dan layanan yang telah diberikan pada konsumen tersebut. Hal ini biasanya dilakukan dengan membuat tagihan dan mengirimkan tagihan tersebut kepada konsumen yang akan dibayar dalam suatu tanggal waktu yang disebut termin kredit atau pembayaran.

(17)

1. Persekot atau biaya dibayar dimuka adalah pengeluaran untuk memperoleh jasa atau prestasi dari pihak lain.

1. 2. Aktiva Tidak Lancar

Adalah aktiva yang mempunyai umur kegunaan relatif permanen atau jangka panjang (mempunyai unsur ekonomis lebih dari satu tahun atau tidak akan habis dalam satu kali perputaran operasi perusahaan). Dan berikut ini terdapat lima unsur pokok dari aktiva tidak lancar yaitu :

1. Investasi Jangka panjang, bagi perusahaan yang cukup besar dalam arti mempunyai kekayaan atau modal yang cukup atau sering melebihi yang dibutuhkan maka perusahaan ini dapat menanamkan modalnya dalam investasi jangka panjang diluar usaha pokoknya, seperti : saham dari perusahaan lain atau obligasi.

1. Aktiva Tetap adalah kekayaan yang dimiliki perusahaan yang pisiknya nampak (konkrit), seperti : tanah, bangunan, mesin, inventaris, kendaraan dan kelengkapan lainnya.

1. Aktiva Tetap Tidak Berwujud (Intangible Fixed Assets), adalah kekayaan perusahaan yang secara pisik tidak tampak, tetapi merupakan suatu hak yang mempunyai nilai dan dimiliki oleh perusahaan, seperti : hak cipta, merk dagang, goodwill.

1. Beban Yang Ditangguhkan adalah menunjukkan adanya pengeluaran atau biaya yang mempunyai manfaat jangka panjang (lebih dari satu tahun), atau suatu pengeluaran yang akan dibebankan juga pada periode-periode berikutnya, seperti : biaya pemasaran, biaya penelitian, biaya pembukaan perusahaan.

1. Aktiva Lain-Lain adalah aktiva perusahaan yang tidak dapat atau belum dapat dimasukkan dalam klasifikasi-klasifikasi sebelumnya. Seperti : gedung dalam proses, tanah dalam penyelesaian.

2.5.1.2 Hutang

Menurut Munawir, dalam bukunya “Analisa Laporan Keuangan” (2007; 18), hutang adalah semua kewajiban keuangan perusahaan kepada pihak lain yang belum terpenuhi, dimana hutang ini merupakan sumber dana atau modal perusahaan yang berasal dari kreditor. Hutang atau kewajiban perusahaan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu :

(18)

Hutang lancar meliputi : hutang dagang, hutang wesel, hutang pajak, biaya yang masih harus dibayar, hutang jangka panjang yang segera jatuh tempo, penghasilan yang diterima dimuka.

1. Hutang Jangka Panjang adalah kewajiban keuangan yang jangka waktu

pembayarannnya (jatuh temponya) masih jangka panjang (lebih dari satu tahun sejak tanggal neraca), yang meliputi : hutang obligasi, hutang hipotik, pinjaman jangka panjang yang lain.

2.5.1.3 Modal

Menurut Munawir, dalam bukunya, “Analisa Laporan Keuangan” (2007; 19), modal adalah merupakan hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik perusahaan yang

ditunjukkan dalam pos modal (modal saham), laba ditahan. Atau kelebihan nilai aktiva yang dimiliki oleh perusahaan terhadap seluruh hutang-hutangnya.

2.5.2 Laporan Rugi Laba (Income Statement)

Menurut Kasmir, dalam bukunya, “Analisa Laporan Keuangan” (2012; 58), Laporan rugi laba merupakan laporan yang menunjukkan kondisi usaha dalam suatu periode tertentu yang tergambar dari jumlah pendapatan yang diterima dan biaya yang telah dikeluarkan sehingga dapat diketahui apakah perusahaan dalam keadaan laba atau rugi.

Dan menurut Munawir, dalam bukunya, “Analisa Laporan Keuangan” (2007; 26), laporan rugi laba mempunyai prinsip-prinsip yang umumnya diterapkan adalah sebagai berikut :

1. Bagian yang pertama menunjukkan penghasilan yang diperoleh dari usaha pokok perusahaan (penjualan barang dagang atau memberikan service) diikuti dengan harga pokok dari barang / service yang dijual, sehingga diperoleh laba kotor. 1. Bagian kedua menunjukkan biaya-biaya operasional yang terdiri dari biaya

penjualan dan biaya umum / administrasi (operating expenses).

1. Bagian ketiga menunjukkan hasil-hasil yang diperoleh di luar operasi pokok perusahaan, yang diikuti dengan biaya-biaya yang terjadi diluar usaha pokok perusahaan (non operating / financial income and expenses).

1. Bagian keempat menunjukkan laba atau rugi yang insidentil (extraordinary gain or loss) sehingga akhirnya diperoleh laba bersih sebelum pajak pendapatan.

Bentuk Laporan Rugi Laba

(19)

1. Bentuk Tunggal atau single step, yaitu dengan menggabungkan semua

penghasilan, baik pokok (operasional) maupun diluar pokok (non operasional) dijadikan satu, kemudian jumlah biaya pokok dan diluar pokok juga dijadikan satu. Dengan

demikian, faktor pengurangnya adalah jumlah seluruh penghasilan dengan jumlah seluruh biaya. Artinya dalam bentuk ini laporan laba rugi disusun tanpa membedakan pendapatan dan biaya usaha dan diluar usaha lain.

2. Bentuk Majemuk atau Multiple Step, merupakan pemisahan antara komponen usaha pokok (operasional) dengan diluar pokok (non operasional). Artinya terlebih dahulu dikurangi antara penghasilan pokok dengan biaya pokok, kemudian baru ditambah dengan hasil pengurangan penghasilan dan biaya diluar pokok.

2.5.3 Laporan Laba Ditahan

Menurut Munawir, dalam bukunya, “Analisa Laporan Keuangan” (2007; 27), Laba atau rugi yang timbul secara insidentil dapat diklasifikasikan tersendiri dalam laporan rugi laba atau dicantumkan dalam “Laporan Perubahan Modal” (Retained earning statement) atau “Laporan Perubahan Modal”, tergantung pada konsep yang dianut perusahaan.

Dalam laporan laba yang ditahan hanya berisi :

1. Net Income yang ditransfer dari laporan rugi laba. 2. Deklarasi (pembayaran) dividend.

1. Penyisihan dari laba (Appropriation of retained earning). 2.6 Analisa Laporan Keuangan

2.6.1 Tujuan Analisa Laporan Keuangan

Menurut Munawir, dalam bukunya, “Analisa Laporan Keuangan” (2007; 31), Laporan Keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan yang

bersangkutan.

1. Faktor yang paling utama dalam menganalisa laporan keuangan yaitu : 1. Likwiditas Perusahaan

(20)

1) Likwid yaitu perusahaan yang mampu memenuhi seluruh kewajiban keuangannya tepat pada waktunya.

2) Ilikwid yaitu perusahaan yang tidak mampu memenuhi kewajiban keuangannya tepat pada waktunya.

Kewajiban keuangan suatu perusahaan pada dasarnya dapat digolongkan menjadi dua : 1) Kewajiban keuangan yang berhubungan dengan pihak luar perusahaan (kreditur) dinamakan likwiditas badan usaha.

2) Kewajiban keuangan yang berhubungan dengan proses produksi (intern perusahaan) dinamakan likwiditas perusahaan.

1. Solvabilitas Perusahaan

Yaitu kemampuan perusahaan untuk memenuhi semua kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikwidasikan, baik kewajiban keuangan jangka pendek maupun jangka panjang.

Ditinjau dari solvabilitas, keadaan perusahaan dibagi menjadi dua macam, yaitu perusahaan dikatakan solvabel apabila perusahaan tersebut mempunyai aktiva atau kekayaan yang cukup untuk membayar semua hutang-hutangnya, sebaliknya dikatakan insolvabel apabila jumlah aktiva tidak cukup atau lebih kecil daripada jumlah hutangnya. Dalam hubungannya antara likwiditas dan solvabilitas ada empat keadaan yang dapat dialami oleh perusahaan, yaitu :

1) Likwid dan solvabel yaitu perusahaan yang dapat memenuhi kewajiban keuangan baik bersifat jangka pendek maupun jangka panjang.

2) Likwid tetapi insolvabel yaitu perusahaan yang dapat memenuhi kewajiban keuangan jangka pendek tetapi tidak dapat memenuhi keuangan jangka panjangnya. 3) Ilikwid dan solvabel yaitu tidak dapat memenuhi kewajiban keuangan jangka pendek tetapi dapat memenuhi kewajiban jangka panjang.

4) Ilikwid dan insolvabel yaitu perusahaan tidak dapat memenuhi kewajiban keuangan baik yang bersifat jangka pendek maupun jangka panjang.

1. Rentabilitas atau Profitability Perusahaan

(21)

dengan memperbandingkan laba yang diperoleh dalam suatu periode dengan jumlah aktiva atau modal perusahaan tersebut.

1. Stabilitas Usaha

Yaitu kemampuan perusahaan dalam menjalankan usahanya dengan stabil. Stabilitas usaha dapat diukur dari kemampuan perusahaan untuk membayar bunga dan

pinjamannya tanpa mengalami krisis keuangan. 2.6.2 Prosedur Analisis

Menurut Munawir, dalam bukunya, “Analisa Laporan Keuangan” (2007; 34), Analisa terhadap suatu laporan keuangan, penganalisa harus benar-benar memahami laporan keuangan tersebut. Penganalisa harus dapat menggambarkan aktivitas-aktivitas perusahaan yang tercermin dalam laporan keuangan tersebut dengan kata lain agar hasilnya memuaskan maka kita harus mengetahui latar belakang dari data keuangan tersebut.

2.7 Analisa Pembandingan Laporan Keuangan

Menurut Munawir, dalam bukunya, “Analisa Laporan Keuangan” (2007; 38), dengan memperbandingkan Neraca (comparative balance sheet) menunjukkan aktiva, hutang dan modal perusahaan pada dua tanggal atau lebih untuk satu atau dua perusahaan yang berbeda akan dapat diketahui perubahan-perubahan yang terjadi.

Adapun beberapa perubahan di dalam neraca dalam satu period disebabkan karena : 1. Laba atau rugi yang bersifat operasionil maupun yang insidentil.

2. Diperolehnya aktiva baru maupun adanya perubahan bentuk aktiva.

3. Timbulnya atau lunasnya hutang maupun adanya perubahan bentuk hutang yang satu ke bentuk hutang yang lain.

4. Pengeluaran atau pembayaran atau penarikan kembali modal saham, (adanya penambahan dan pengurangan modal).

Analisa laporan keuangan dibagi menjadi dua, yaitu :

1. Analisa horizontal atau analisa dinamis yaitu menganalisa dengan mengadakan perbandingan dari laporan-laporan selama beberapa periode.

(22)

2.7.1 Metode dan Teknik Analisa Laporan Keuangan

Menurut Munawir, dalam bukunya, “Analisa Laporan Keuangan” (2007; 36), metode atau teknik analisa digunakan untuk menentukan dan mengukur hubungan antara pos-pos yang ada dalam laporan, sehingga dapat diketahui perubahan-perubahan dari masing-masing pos tersebut.

Tujuan dari setiap metode dan teknik analisa adalah untuk menyederhanakan data sehingga dapat lebih dimengerti. Pertama-tama penganalisa harus mengorganisir atau mengumpulkan data yang diperlukan, mengukur dan kemudian menganalisa dan menginterpretasikan sehingga data ini menjadi lebih berarti. Teknik analisa yang biasa digunakan dalam analisa laporan keuangan, dengan menunjukkan :

1. Data absolute (jumlah-jumlah dalam rupiah). 2. Kenaikan atau penurunan dalam jumlah rupiah. 3. Kenaikan atau penurunan dalam prosentase. 4. Perbandingan yang dinyatakan dalam rasio. 5. Prosentase dari total.

2.7.2 Analisa Rasio

Menurut Munawir, dalam bukunya, “Analisa Laporan Keuangan” (2007; 64), rasio yaitu angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos yang lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan.

Adapun ratio yang sering kita gunakan adalah : 1. 1. Rasio Likwiditas

Yaitu menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya.

1. a. Current Ratio (Rasio Lancar)

Menunjukkan sejauh mana aktiva lancar menutupi kewajiban-kewajiban lancar. Semakin besar perbandingan-perbandingan aktiva lancar dengan hutang lancar, semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk menutupi kewajiban jangka pendeknya. Apabila rasio lancar ini 100 % berarti aktiva lancar dapat menutupi semua hutang lancar.

(23)

Aktiva Lancar

Rasio Lancar =

Hutang Lancar

1. b. Acid Test Ratio / Quick Ratio

Disebut juga Quick Ratio yaitu menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi hutang-hutangnya tanpa perhitungan persediaannya.

Rumus :

Kas + Efek + Piutang

Acid Test Ratio = Hutang Lancar

1. e. Cash Ratio (Rasio Kas)

Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan membayar hutang lancarnya dengan kas atau yang setara dengan kas.

Rumus :

Kas + Efek

Cash Ratio = Hutang Lancar

1. 2. Rasio Solvabilitas

Yaitu menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjang maupun kewajiban-kewajibannya yang apabila perusahaan dilikuidasi. Ratio ini dapat dihitung dari pos-pos atau sifatnya jangka panjang seperti aktiva tetap utang jangka panjang. Adapun yang termasuk ratio solvabilitas adalah sebagai berikut :

(24)

Rasio ini menggambarkan sampai sejauh mana modal pemilik dapat menutupi utang-utang kepada pihak luar. Semakin kecil rasio ini semakin baik. Rasio ini disebut juga rasio leverage. Untuk keamanan pihak luar rasio terbaik jika jumlah modal lebih besar dari jumlah utang atau minimal sama. Namun bagi pemegang saham atau manajemen rasio leverage ini sebaiknya besar.

Rumus :

Total Utang

Rasio Utang Atas Modal =

Modal (Equity)

1. b. Times interest earned ratio / Interest Coverage

Times interest earned ratio atau Interest converage, rasio ini bertujuan untuk mengukur pengaruh beban bunga terhadap laba sebelum bunga dan pajak (EBIT).

Rumus :

Laba Sebelum Bunga dan Pajak(EBIT)

Beban Bunga

Analisis rasio digunakan secara khusus oleh investor dan kreditor dalam keputusan investasi atau penyaluran dana. Selain itu rasio keuangan dapat berfungsi sebagai alat untuk mendeteksi awal masalah yang terjadi didalam perusahaan, terutama berkaitan dengan masalah keuangan.

1. c. Rasio Utang atas Aktiva

Rasio ini menunjukkan sejauhmana utang dapat ditutupi oleh aktiva lebih besar rasionya lebih aman (solvabel). Bisa juga dibaca berapa porsi utang dibanding dengan aktiva. Supaya aman porsi utang terhadap aktiva harus lebih kecil.

Rumus :

Total Utang

(25)

Total Aktiva

1. 3. Rasio Rentabilitas / Profitabilitas

Yaitu kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan. Sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang dan sebagainya. Adapun yang termasuk rasio rentabilitas yaitu :

1. a. Rasio Margin Laba Kotor (Gross Profit margin)

Untuk mengukur pengendalian harga pokok atau biaya produksi, mengindikasikan kemampuan perusahaan untuk berproduksi secara efisien.

Rumus : Laba Kotor

Margin Laba Kotor =

Pendapatan Bersih

1. b. Rasio Margin Laba Bersih (Net Margin Ratio) Rasio ini mengukur laba bersih setelah pajak terhadap penjualan. Rumus :

Laba Bersih

Pendapatan Bersih

1. c. Return On Assets (Rasio Pengembalian Atas Aktiva)

Rasio ini mengukur pengembalian atas total aktiva setelah bunga dari pajak. Hasil pengembalian total aktiva atau total investasi menunjukkan kinerja management dalam menggunakan aktiva perusahaan perusahaan untuk menghasilkan laba.

(26)

Return On Assets =

Laba Usaha

Rata-rata jumlah aktiva

1. 4. Operating Ratio

Mencerminkan tingkat efisiensi perusahaan, sehingga rasio yang tinggi menunjukkan keadaan kurang baik karena berarti setiap rupiah penjualan yang terserap dalam biaya yang tinggi disebabkan oleh faktor intern yang dikendalikan oleh management, tetapi juga faktor extern misalnya faktor harga yang sulit dikendalikan oleh management. Rumus :

Operating Ratio =

Harga Pokok + Biaya Operasi

Penjualan

1. B. Kerangka Berpikir

1. Hubungan Working Capital to Total Asset (WCTA) terhadap Pertumbuhan Laba WCTA merupakan salah satu rasio likuiditas (Riyanto, 1995). Rasio likuiditas

menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menggunakan aktiva lancar perusahaan, sehingga mampu membayar utang jangka pendeknya tepat pada waktu yang dibutuhkan (Machfoedz, 1999).

(27)

1991). Semakin besar WCTA akan meningkatkan laba yang selanjutnya akan

mempengaruhi peningkatan pertumbuhan laba. Hal ini dikarenakan efisiensi dari selisih antara aktiva lancar (current assets) dan hutang lancar (current liabilities). Hasil

penelitian Takarini dan Ekawati (2003) menunjukkan bahwa WCTA berpengaruh positif terhadap pertumbuhan laba satu tahun yang akan datang. Berdasarkan

pemikiran-pemikiran tersebut, dapat diturunkan hipotesis sebagai berikut. H : Rasio WCTA berpengaruh positif terhadap pertumbuhan laba

1. C. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya harus diuji secara empiris (Nazir, 1999:182). Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

H : Working Capital to Total Asset berpengaruh positif terhadap pertumbuhan laba.

DAFTAR PUSTAKA

Harahap, Sofyan Syafri, Analisis Kritis atas Laporan Keuangan, Edisi Ke-1, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2008

Ikatan Akuntan Indonesia, Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 1, Revisi 2009, Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia, Jakarta, 2009

Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, Edisi Ke 1-5, Rajawali Pers, Jakarta, 2012 Munawir, S., Analisa Laporan Keuangan, Edisi Ke-4, Liberty, Yogyakarta, 2007 Nuh, Muhammad, Principle Accounting, Fajar, Jakarta, 2006

Sugiono, Arief dan Edy Untung, Panduan Praktis Dasar Analisa Laporan Keuangan, PT. Grasindo, Jakarta, 2008

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan tabel 11, maka dapat diketahui besar korelasi antara kedua variabel X dan variabel Y adalah 0,546.Pada tabel 20 diatas maka tingkat peranannya

Tujuan penelitian ini adalah untuk meng- analisis (1) perubahan perilaku jujur, disiplin, gigih dan bertanggung jawab pada siswa yang diberikan pembelajaran model

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Time Token untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas VA SD Rambipuji 02 Mata Pelajaran PKn Materi Kebebasan

Wakil pengusaha batik : kami sudah memiliki beberapa inovasi batik yang siap dipasarkan setelah laboratorium ini berdiri, lagi pula kami juga bekerja sama dengan 3 pengusaha

Adapun agar tujuan pembelajaran tercapai dapat dilakukan analisis proses belajar. untuk merencanakan proses pembelajaran

Oleh karena itu diperlukan pemilihan dan penggunaan obat secara rasional, sehingga intervensi obat dapat mencapai sasarannya (penyembuhan penderita) dengan efek samping obat

mempengaruhi laju reaksi yang terjadi, karena katalis yang ada akan terlarut dalam Acetylene cair tersebut dan tidak dapat tercampur menjadi larutan yang homogen

Dari hasil uji komposisi yang telah dilakukan menunjukan bahwa spesimen yang digunakan dalam penelitian ini mempunyai komposisi yang masuk dalam batasan dari