• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI TENTANG I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI TENTANG I"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

I. KOMPETENSI UMUM

Untuk mengetahui dan memahami cara mengisolasi suatu

bakteri penghasil antibiotic dan cara pengujian aktivitas antimikrobanya.

II. KOMPETENSI KHUSUS

1. Skema kerja keseluruhan

2. Alas an dan parameter dari setiap langkah praktikum : a. Isolasi

b. Pemurnian c. Fermentasi

d. Uji aktivitas antibiotika

3. Kurva pertumbuhan mikroorganisme (jelaskan)

4. Sumber mikroorganisme dan cara perlakuannya

III. PRINSIP

Mengisolasi mikroorganisme penghasil antibiotic

IV. LANDASAN TEORI

Penggunaan antibiotika semakin luas dalam pengobatan

penyakit infeksi selain menggembirakan juga ada masalah. Salah satu masalah yang harus mendapat perhatian serius adalah penggunaan antibiotika yang kurang terkontrol sehingga

menyebabkan sesistensi. Gejala resistensi kuman merupakan informasi studi yang menuntut diteruskannya usaha dan kajian

tentang pencarian bentuk-bentuk baru dari antibiotika (Anonim, 2014).

Makanan merupakan kebutuhan utama manusia. Makanan tersusun oleh senyawa kimia yang merupakan sumber nutrien WA ODE ASRIANI

(2)

yang dibutuhkan juga oleh mikroba untuk pertumbuhannya. Adanya mikroba pada makanan dapat berasal dari berbagai sumber,

misalnya bahan baku, alat yang digunakan selama proses pengolahan, tempat penyimpanan makanan, orang yang terlibat dalam pengolahan, serta lingkungan sekitarnya berupa tanah, air,

dan udara (Hidayati, dkk. 2002).

Makanan dapat bertindak sebagai agensia penyebab

penyakit. Mikroba berbahaya dan toksin yang terdapatpada makanan yang dikonsumsi dapat berpindah ke dalam tubuh

sehingga menyebabkan penyakit terutama gangguan saluran pencernaan makanan atau gastroenteritis. Di negara-negara berkembang seperti Indonesia, penyakit yang disebabkan oleh

infeksi mikroba, termasuk gastroenteritis merupakan penyakit yang paling sering ditemukan. Jalur utama masuknya bibit penyakit

penyebab gastroenteritis adalah melalui makanan atau minuman terkontaminasi yang dikonsumsi.

Proses isolasi diperlukan untuk melakukan pemisahan bakteri asam laktat dari sumbernya, dimana dari hasil isolasi ini

akan diperoleh biakan murni dari bakteri asam laktat yang dapat dijadikan sebagai prebiotic. Pengisolasian ini harus dalam kondisi anaerob sehingga didapat bakteri asam laktat yang sesuai dengan

harapan (Sari, dkk. 2013).

WA ODE ASRIANI

(3)

Mikroba di lingkungan pada umumnya berada dalam populasi campuran, sulit ditemukan mikroba dijumpai sebagai

spesies tunggal. Untuk itu dibutuhkan metode isolasi agar dapat mencirikan dan mengidentifikasi suatu mikroorganisme tertentu (Karliana, 2009).

Pertama kali harus dapat dipisahkan dari mikroorganisme lainnya yang dijumpai dalam habitatnya, lalu ditumbuhkan menjadi

biakan murni. Terdapat dua metode untuk memperoleh biakan murni yaitu teknik cawan gores dan cawan tuang. Kedua teknik ini

berdasarkan pada pengenceran organisme sehingga dapat dipisahkan hanya spesies tertentu berada sebagai sel tunggal (Karliana, 2009).

Menurut organisasi kesehatan dunia (WHO), kurang lebih

sepertiga penduduk dunia menderita berbagai penyakit yang ditularkan melalui air minum yang terkontaminasi oleh mikroorganisme. Setiap tahun sekitar 13 juta orang meninggal

akibat infeksi yang berasal dari air minum, 2 juta diantaranya adalah bayi dan anak-anak (Radji, kk. 2010).

Escherichia coli merupakan bakteri indikator kualitas air minum karena keberadaannya di dalam air mengindikasikan bahwa

air tersebut terkontaminasi oleh feses, yang kemungkinan juga mengandung mikroorganisme enterik patogen lainnya (Radji,dkk. 2010).

WA ODE ASRIANI

(4)

Beberapa galur Escherichia coli digolongkan sebagai penyebab diare, yaitu Enteropathogenic Escherichia coli (EPEC),

Enteroaggregative Escherichia coli (EAEC), Enterotoxigenic Escherichia coli (ETEC), Enteroinvasive Escherichia coli (EIEC) dan Escherichia coli yang memproduksi shiga-toxin (STEC).

Bakteri Escherichia coli yang ada di dalam air atau makanan biasanya galur Escherichia coli non-patogen walaupun pada

beberapa kasus terdapat galur yang patogen seperti enterotoksigenik dan galur Escherichia coli yang memproduksi shiga-toxin (Radji,dkk. 2010).

Uji mikrobiologis yang umum dilakukan untuk mendeteksi bakteri Escherichia coli dalam air adalah secara konvensional,

yaitu cara kultur dan uji sifat biokimia. Namun demikian metode konvensional ini pada umumnya memerlukan waktu 5-7 hari untuk

mendapatkan hasil yang positif. Oleh karena itu, beberapa upaya pengembangan untuk mendeteksi Escherichia coli telah dilakukan (Radji,dkk. 2010).

Jumlah dan jenis mikroba berbahaya yang terdapat pada

makanan perlu dihilangkan. Berbagai cara telah dilakukan untuk tujuan tersebut, misalnya dengan pemanasan, penyimpanan pada suhu rendah, penggaraman, pengasaman, penambahan zat kimia

tertentu, dan lain-lain. Bahan-bahan alami terutama rempah-rempah juga digunakan dengan tujuan yang sama selain tujuan WA ODE ASRIANI

(5)

utamanya sebagai bumbu atau penambah cita rasa. Oleh sebab itu, perlu diteliti pengaruh lamanya pendedahan makanan pada

lingkungan dan perbedaan musim terhadap keberadaan Enterobacteriaceae patogen pada makanan berbumbu dan tidak berbumbu (Hidayati, dkk. 2002).

V. METODE KERJA

a. Alat

Alat-alat yang digunakan yaitu autoklaf, batang pengaduk, bunsen, botol coklat, cawan petri, erlenmeyer, enkas, inkubator,

lemari pendingin, ose bulat, oven, paperdisk, penangas air, rak tabung, sendok tanduk, shaker, spoit, tabung reaksi dan timbangan

analitik. b. Bahan

Bahan-bahan yang digunakan yaitu air suling, medium

Nutrient Agar (NA), medium Potato Dextrose Agar (PDA), medium Maltosa Yeast Broth (MYB), plastik warp, sampel air sumbur

belanda, dan tissue.

c. Cara Kerja (Dahliaty, 2012).

Sampel air sumur belanda diambil dengan menggunakan

botol sampel berukuran 150 mL dengan mencelupkan botol yang

WA ODE ASRIANI

(6)

telah diikat mulutnya dengan benang godam, kemudian dimasukkan dalam termos berisi air. Sampel air dikumpulkan

sehingga diperoleh sebanyak 900 mL.

Sebanyak 25 ml air hasil sampling ini disuspensikan dengan

225 ml larutan NaCl fisiologis (0,9%) diencerkan bertingkat hingga konsentrasi 10-7. Masing-masing suspensi hasil pengenceran

diinokulasikan ke media Nutrien Agar, diinkubasi pada suhu 37oC

selama 24 jam, dan dihitung pertumbuhan total bakteri sebagai

150 2012 0027 NASRUL HAQ

No. Bakteri Uji Zona hambat (mm)

(7)

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Medium NA 10

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Pemurnian dan Fermentasi b. Gambar

1. Isolasi

Keterangan

1. Cawan Petri 2. Medium NA

3. Koloni bakteri

2. Pemurnian dan fermentasi

Keterangan

1. Medium miring NA

(pemurnian)

WA ODE ASRIANI

(8)

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Shigella dysentriae LABORATORIUM MIKROBIOLOGI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Salmonella thyposa

2. Medium MYB , kemudian dishaker

(fermentasi)

3. Uji isolat biakan murni a. Shigella dysentriae

Keterangan

1. Cawan petri

2. Medium NA

3. Paperdisk

4. Zona hambat

b. Salmonella thyposa

Keterangan

1. Cawan petri

WA ODE ASRIANI

(9)

2. Medium NA 3. Paperdisk

4. Zona hambat

VII. PEMBAHASAN

Isolasi merupakan proses memindahkan mikroba uji dari lingkungannya untuk memperoleh biakan murni. Hal ini dilakukan

untuk memperoleh biakan murni yang hanya mengandung satu mikroorganisme untuk diidentifikasi sebagai mikroba penghasil

antibiotika.

Antibiotik sendiri merupakan bahan atau senyawa yang dihasilkan oleh mikroorganisme yang dapat membunuh atau

menghambat pertumbuhan mikroorganisme lain.

Jadi isolasi antibiotik merupakan suatu cara untuk

memisahkan suatu mikroorganisme dari lingkungannya. Dimana di sini mikroorganisme tersebut memiliki suatu senyawa yang dapat menghambat atau membunuh mikroorganisme lain (utamanya

yang bersifat pathogen pada manusia) yang disebut sebagai

WA ODE ASRIANI

(10)

antibiotik, sehingga diperoleh biakan murni dari mikroorganisme tersebut.

Percobaan ini bertujuan untuk menghasilkan suatu antibiotik baru yang diperoleh dengan cara mengisolasinya dari sampel – sampel yang terdapat di lingkungan sekitar kita, yaitu air

sebagai contoh air sumur Belanda.

Pada percobaan ini digunakan medium NA dan PDA

karena di sini kita belum mengetahui secara pasti apakah mikroorganisme yang dihasilkan dari isolasi berupa bakteri atau jamur. Jadi digunakan medium NA sebagai medium pertumbuhan

bakteri dan PDA sebagai medium pertumbuhan jamur.

Uji skrining mikroorganisme secara umum bertujuan untuk

mengetahui ada tidaknya daya hambat suatu senyawa dari mikroorganisme yang terdapat pada sampel yaitu sampel air sumur Belanda.

Pada tahap isolasi mikroba, dipipet 1 ml sampel air, kemudian dilakukan pengenceran, yaitu pengenceran 10-1, 10-2 dan

10-3. Dicampur dengan medium NA sebanyak 9 ml kedalam capet,

begitu juga ke medium PDA 9 ml. Dibiarkan memadat dan diinkubasi selama 1 x 24 jam pada incubator dengan suhu 37 ºC.

dilanjutkan ke medium miring.

WA ODE ASRIANI

(11)

Pada tahap fermentasi isolat murni, biakan isolat murni bakteri, diambil sebanyak 1-2 ose lalu dimasukkan ke dalam

tabung reaksi yang berisi meidium MYB. Selanjutnya, dishaker dengan kecepatan 200 rpm selama 1 x 24 jam. Setelah itu, medium dipindahkan ke dalam vial dan dimasukkan disc blank,

rendam selama kurang lebih 1 jam.

Pada tahap fermentasi isolat murni, biakan isolat murni

bakteri, diambil sebanyak 1-2 ose lalu dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi meidium MYB. Selanjutnya, dishaker dengan kecepatan 200 rpm selama 1 x 24 jam. Setelah itu,

medium dipindahkan ke dalam vial dan dimasukkan disc blank, rendam selama kurang lebih 1 jam.

Tahap akhir adalah pengujian aktivitas antibiotik yang dimana suspensi bakteri sebanyak 1 ose dicampur dengan medium NA di dalam vial dan dihomognkan. Setelah itu, dipindahkan ke

dalam cawan petri yang telah dibagi lima (medium Na), empat (medium Na). dan medium PDA. Dimasukkan ke dalam cawan petri

disc blank yang telah direndam dengan isolat murni. Lalu diinkubasi selama 1 x 24 jam untuk diukur zona hambatannya.

Berdasarkan hasil pengamatan, diperoleh data sebagai

berikut :

WA ODE ASRIANI

(12)

a. Diameter zona hambatan isolat Na2 dan Na3 pada bakteri Salmonella thyposa memiliki rata-rata 7,66 dan 7,83 mm, dan tidak

zona hambat pada isolate Na1. Begitu pula pada isolat PDA1 dan PDA2 tidak ada zona hambat.

b. Diameter zona hambatan isolat Na1, Na2, dan Na3 pada bakteri

Shigella disentriae memiliki rata-rata 7,17mm, 8,33, dan 7,5 mm. sedangankan pada isolat PDA1 dan PDA2 tidak ada zona hambat.

VIII. PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa sapel air terdapat mikroorganisme sebagai antibiotic yang dilihat dari zona hambat yang terbentuk.

B. SARAN DAN KRITIK

Kritik saya buat kaka sebiknya jangan suka

marah-marah, jangan cemberut terus, dan juga jangan terlalu cuek kak karena kita juga takut-takut sama kakak kalau begitu keadaannya. Dan kalau misalnya kasih TP jangan terlalu susah

juga kak .

WA ODE ASRIANI

(13)

Saran saya untuk praktikum ini adalah sebaiknya ketika pengerjaan praktikum lebih lagi dipahamai dengan baik agar

lebih memperoleh hasil yang baik dan esuai dengan literature.

IX. DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2014. Penuntun Analisis MIkrobiologi Farmasi. UMI, Makassar.

Dirjen POM, 1979. Farmakope Indonesia. Edisi III. Depkes RI, Jakarta.

Entjang, I. 2003. Mikrobiologi dan Parasitologi. PT. Citra Aditya Bakti, Bandung.

Garitty, G,M., Bell, J, A., and Lilbum, T,G., 2004. Taxonomic Outline of The Prokaryotes Bergey’s Sistematic Bacteriologi, 2th Edition. Springer New York Berlin Hendelberg, United States of America.

Hidayati, E., dkk, 2002. Isolasi Enterobacteriaceae Patogen dari Makanan Berbumbu dan Tidak Berbumbu Kunyit (Curcuma longa L.) Serta Uji Pengaruh Ekstrak Kunyit (Curcuma longa L.) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Yang Diisolasi. Universitas Nahdlatul Wathan-Mataram. WA ODE ASRIANI

(14)

Departemen Biologi FMIPA ITB, Bandung.

Karliana, I., 2009. Identifikasi Mikroba Air Laut Di Ujung Grenggengan Semenanjung Muria. Pusat Teknologi Reaktor Dan Keselamatan Nuklir, Jawa Tengah.

Neneng, L., 2009. Isolasi dan Karakteristik Bakteri Penghasil Antibiotik Inhibitori β-Laktamase Tipe TEM-1 dari Ekosistem Air Hitam.

Pratiwi, S.T., 2008. Mikrobiologi Farmasi. Penerbit Erlangga, Jakarta.

Radji, M., Puspaningrum, A., dan Sumiati, A 2010. Deteksi Cepat Bakteri Escherichia Coli Dalam Sampel Air Dengan Metode Polymerase Chain Reaction Menggunakan Primer 16e1 Dan 16E2. Universitas Indonesia, Depok.

Sari, M. Liana, dkk. 2013. Isolasi dan Karakterisasi Bakteri Asam Laktat pada Usus Ayam Broiler. Program Studi Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya, Sumatera Selatan.

A. Uraian Bahan

1. Aquadest (Ditjen POM, 1979) Nama resmi : Aqua Destillata Sinonim : Air suling

RM / BM : H2O / 18,02

Pemerian :Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak

berasa.

Kegunaan :Sebagai sumber nutien mikroba dan pelarut medium.

Penyimpanan: Dalam wadah tertutup baik.

WA ODE ASRIANI

(15)

2. Alkohol (Ditjen POM, 1979) Nama resmi : Aethanolum

Nama lain : Etanol, alkohol RM / BM : C2H6O / 46,07

RB : CH3-CH2-OH

Pemerian :Cairan tak berwarna, jernih, mudah menguap dan mudah bergerak, bau khas, rasa panas, mudah

terbakar dengan memberikan nyala biru yang tidak berasap.

Kelarutan :Sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform P dan dalam eter P.

Penyimpanan: Dalam wadah tertutup rapat

Khasiat : Zat tambahan Kegunaan : Sebagai Antiseptik

B. Uraian mikroba

1. Bacillus subtilis

Klasifikasi (Garritty, 2004)

Domain : Bacteria

Phylum : Proteobacteria Class : Bacilli

Ordo : Bacillales Family : Bacillaceae WA ODE ASRIANI

(16)

Genus : Bacillus

Species : Bacillus subtilis

Morfologi (Entjang, 2003)

Berbentuk batang lurus, tidak bercabang dan

menghasilkan endospora. Gram (+) berukuran 1,5  x 4,5 ,

sendiri- sendiri atau tersusun dalam bentuk rantai bergerak

dan bulu bersimpai. Kuman ini bersifat patogen oportunis, menyebabkan infeksi pada telur dan septicemia. Dapat

mencemari botol transfusi darah sehingga melisiskan sel darah.

2. Candida albicans

Klasifikasi (Suriawira, 1986)

Regnum : Protista Divisio : Eumycophyta Class : Ascomycycetes

Ordo : Saccharomycetales Familia : Crypotoccaceae

Genus : Candida

Spesies : Candida albicans

Morfologi (Entjang, 2003)

WA ODE ASRIANI

(17)

Candida tampak sebagai ragi lonjong bertunas, ukurannya 2-3 x 4-6 nm, dan sel-sel bertunas, gram positif,

yang memanjang menyerupai hifa (pseudohifa). Dapat meragikan glukosa dan maltosa, menghasilkan asam dan gas. Menghasilkan asam dari sukrosa, dan tidak bereaksi

dengan laktosa 3. Escherichia coli

Klasifikasi (Garritty,2004)

Domain : Bakteria

Phylum : Proteobacteria

Class : Gammaproteobacteria Ordo : Enterobacteriales

Familia : Enterobacteriaceae Genus : Escherichia

Spesies : Escherichia coli

Morfologi (Pelczar, 2005)

Batang lurus, 1,1 – 1,5 μm x 2,0 – 6,0 µm, motil dengan

flagelum peritritikus atau non motil. Gram negatif. Tumbuh dengan mudah pada medium nutrien sederhana. Laktose difermentasi oleh sebagian besar galur dengan produksi

asam dan gas. Koloninya utamanya pada nutrien gelatin, buram tidak tembus cahaya sampai sebagian translusent, WA ODE ASRIANI

(18)

smooth dan seragam konsistensinya. Jika ditumbuhkan pada medium Eosin Metilen Biru Agar, koloninya tampak

seperti logam kemilau. 4. Pseudomonas aeruginosa

Klasifikasi (Garritty, 2004)

Domain : Bacteria

Pylum : Proteobacteria

Class : Gammaproteobacteria

Ordo : Pseudomonadales

Sub ordo : Pseudomonadinae

Family : Psedomonadaceae

Genus : Psedoumonas

Species : Psedoumonas aeroginosa

Morfologi(Pelczar, 2005)

Bentuk batang bulat 0,5 – 1,5 mili mikron, ciri

petumbuhan pada agar sel putih, dan sel tampak sendiri dan berpasangan, divisi lebih dari satu dan berkelompok

mengembang sampai tak beraturan. 5. Salmonella thyposa

Klasifikasi (Garrity, 2004)

Domain : Bacteria

Phylum : Proteobacteria WA ODE ASRIANI

(19)

Kelas : Gammaproteobacteria Ordo : Enterobacteriales

Family : Enterobacteriaceae Genus : Salmonella

Spesies : Salmonella typhi

Morfologi (Entjang, 2003)

Termasuk kuman gram negatif, tidak berspora

banyaknya/ besarnya bervariasi, bergerak dengan flagel peritin tumbuh dengan cepat pada pembenahan biasa tetapi tidak merugikan laktosa/ sukrosa. Merupakan asam dan

beberapa gas dari glukosa dan maltosa. Cenderung menghasilkan hydrogen sulfida, dapat hidup dalam air yang

dibekukan. Untuk massa yang lama. Resisitensi terhadap zat kimia tertentu seperti Hijau Briliant, Tetrationat, Na-dioksikholat, menghambat kuman koliform dan bermanfaat

untuk mengisolasi. 6. Staphylococcus aureus

Klasifikasi (Garrity, 2004)

Domain : Bacteria Phylum : Firmicutes

Class : Bacilli

Ordo : Eubacteriales WA ODE ASRIANI

(20)

Family : Micrococcaceae Genus : Staphylococcus

Spesies : Staphylococcus aureus

Morfologi (Pelezar, 1988)

Staphylococcus aureus adalah bakteri gram positif,

sel-sel berbentuk bola, berdiameter 0,5 – 1,5 µm, terdapat tunggai dan berpasangan, dan secara khas membelah diri

lebih dari satu bidang sehingga membentuk gerombol yang tidak teratur. Dinding sel mengandung dua komponen utama; peptidoglikan dan asam teiokat. Metabolisme secara

resipiratif dan fermentatif. Tumbuh lebih cepat dan lebih banyak dalam keadaan aerob. Suhu optimum 35-40°C.

Terutama berasosiasi dengan kulit, dan selaput lendir hewan berdarah panas. Kisaran inangnya luas, dan banyak galur merupakan patogen potensial.

7. Streptococcus mutans

Kalsifikasi (Garritty, 2004)

Domain : Bacteria Divisio : Scotobacteria Ordo : Lactobacillales

Family : Streptococcaceae Genus : Streptococcus WA ODE ASRIANI

(21)

Species : Streptococcus mutans

Morfologi (Entjang, 2003)

Bakteri ini bersifat mikroaerofilik dan untuk pertumbuhannya membutuhkan medium kayu protein. Streptococcus mutans tidak memiliki antigen dinding sel

yang bifup-spesifik, sehingga tidak bisa dimasukkan ke dalam grup Lancefield.

8. Staphylococcus epidermidis

Klasifikasi (Garritty, 2004)

Domain : Procaryotae

Divisio : Scotobacteria Kelas : Bacteria

Ordo : Eubacteriales

Suku : Micrococaceae

Genus : Staphylococcus

Spesies : Staphylococcus epidermidis

Morfologi (Entjang, 2003)

Bentuk kokus formasi duplo yang sering bersusun dalam kelompok. Gram positif tidak bergerak, fakultatif anaerob, mempunyai kapsul dan pada agar darah bersifat

haemodigesti. 9. Vibro cholera WA ODE ASRIANI

(22)

Klasifikasi (Garritty, 2004)

Domain : Bacteria

Phylum : Proteobacteria Class : Alphaproteobacteria

Ordo : Vibrionales

Family : Vibrionaceae Spesies : Vibrio sp

Morfologi(Entjang, 2003)

Berbentuk batang, bengkok, seperti koma, berukuran 2-4 x 10-6, gerak sangat aktif dengan adanya flagel monotrik,

tidakberbentuk spora, pada biakan lama dapat menjadi terbentuk batang lurus, negatif gram.

WA ODE ASRIANI

Referensi

Dokumen terkait

Jumlah Penjualan (persentase tertentu dari penjualan), berarti cadangan kerugian piutang didasarkan dari persentasi tertentu dari saldo akun penjualan pada saat

Untuk pertanyaan tentang Work Ability Index ini terdiri dari 57 (lima puluh tujuh) pertanyaan yang dibagi dalam 7 (tujuh) dimensi atau item Work Ability Index (WAI),

Dengan memasukkan ID mesin yang rusak dalam DST yang telah dirancang, maka hasil running untuk penjadwalan job dengan skenario 1 mesin rusak menggunakan algoritma

Ibu dengan kasus Ketuban pecah dini lebih berisiko mengalami Peningkatan kadar leukosit dari pada partus lama karena KPD menyebabkan hubungan langsung antara

Pada penelitian ini nilai NDF dan ADF perlakuan kontrol tanpa penambahan enzim memperlihatkan nilai kandungan NDF yang lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan

Oleh karena defisiensi enzim glukosa 6 fosfat dehidrogenase dapat menyebabkan kurangnya pembentukan NADPH, maka defisiensi enzim tersebut juga berakibat tidak terbentuknya

Secara umum Laporan Akhir ini memuat rencana kerja yang meliputi; Pendahuluan, Arahan Perencanaan Pembangunan Bidang Cipta Karya, Arahan Perencanaan Pembangunan

Output yang digunakan dalam penelitian ini yaitu hasil tes kemampuan pemahaman konsep matematis siswa. Tes kemampuan pemahaman konsep matematis disesuaikan dengan