I. KOMPETENSI UMUM
Untuk mengetahui dan memahami cara mengisolasi suatu
bakteri penghasil antibiotic dan cara pengujian aktivitas antimikrobanya.
II. KOMPETENSI KHUSUS
1. Skema kerja keseluruhan
2. Alas an dan parameter dari setiap langkah praktikum : a. Isolasi
b. Pemurnian c. Fermentasi
d. Uji aktivitas antibiotika
3. Kurva pertumbuhan mikroorganisme (jelaskan)
4. Sumber mikroorganisme dan cara perlakuannya
III. PRINSIP
Mengisolasi mikroorganisme penghasil antibiotic
IV. LANDASAN TEORI
Penggunaan antibiotika semakin luas dalam pengobatan
penyakit infeksi selain menggembirakan juga ada masalah. Salah satu masalah yang harus mendapat perhatian serius adalah penggunaan antibiotika yang kurang terkontrol sehingga
menyebabkan sesistensi. Gejala resistensi kuman merupakan informasi studi yang menuntut diteruskannya usaha dan kajian
tentang pencarian bentuk-bentuk baru dari antibiotika (Anonim, 2014).
Makanan merupakan kebutuhan utama manusia. Makanan tersusun oleh senyawa kimia yang merupakan sumber nutrien WA ODE ASRIANI
yang dibutuhkan juga oleh mikroba untuk pertumbuhannya. Adanya mikroba pada makanan dapat berasal dari berbagai sumber,
misalnya bahan baku, alat yang digunakan selama proses pengolahan, tempat penyimpanan makanan, orang yang terlibat dalam pengolahan, serta lingkungan sekitarnya berupa tanah, air,
dan udara (Hidayati, dkk. 2002).
Makanan dapat bertindak sebagai agensia penyebab
penyakit. Mikroba berbahaya dan toksin yang terdapatpada makanan yang dikonsumsi dapat berpindah ke dalam tubuh
sehingga menyebabkan penyakit terutama gangguan saluran pencernaan makanan atau gastroenteritis. Di negara-negara berkembang seperti Indonesia, penyakit yang disebabkan oleh
infeksi mikroba, termasuk gastroenteritis merupakan penyakit yang paling sering ditemukan. Jalur utama masuknya bibit penyakit
penyebab gastroenteritis adalah melalui makanan atau minuman terkontaminasi yang dikonsumsi.
Proses isolasi diperlukan untuk melakukan pemisahan bakteri asam laktat dari sumbernya, dimana dari hasil isolasi ini
akan diperoleh biakan murni dari bakteri asam laktat yang dapat dijadikan sebagai prebiotic. Pengisolasian ini harus dalam kondisi anaerob sehingga didapat bakteri asam laktat yang sesuai dengan
harapan (Sari, dkk. 2013).
WA ODE ASRIANI
Mikroba di lingkungan pada umumnya berada dalam populasi campuran, sulit ditemukan mikroba dijumpai sebagai
spesies tunggal. Untuk itu dibutuhkan metode isolasi agar dapat mencirikan dan mengidentifikasi suatu mikroorganisme tertentu (Karliana, 2009).
Pertama kali harus dapat dipisahkan dari mikroorganisme lainnya yang dijumpai dalam habitatnya, lalu ditumbuhkan menjadi
biakan murni. Terdapat dua metode untuk memperoleh biakan murni yaitu teknik cawan gores dan cawan tuang. Kedua teknik ini
berdasarkan pada pengenceran organisme sehingga dapat dipisahkan hanya spesies tertentu berada sebagai sel tunggal (Karliana, 2009).
Menurut organisasi kesehatan dunia (WHO), kurang lebih
sepertiga penduduk dunia menderita berbagai penyakit yang ditularkan melalui air minum yang terkontaminasi oleh mikroorganisme. Setiap tahun sekitar 13 juta orang meninggal
akibat infeksi yang berasal dari air minum, 2 juta diantaranya adalah bayi dan anak-anak (Radji, kk. 2010).
Escherichia coli merupakan bakteri indikator kualitas air minum karena keberadaannya di dalam air mengindikasikan bahwa
air tersebut terkontaminasi oleh feses, yang kemungkinan juga mengandung mikroorganisme enterik patogen lainnya (Radji,dkk. 2010).
WA ODE ASRIANI
Beberapa galur Escherichia coli digolongkan sebagai penyebab diare, yaitu Enteropathogenic Escherichia coli (EPEC),
Enteroaggregative Escherichia coli (EAEC), Enterotoxigenic Escherichia coli (ETEC), Enteroinvasive Escherichia coli (EIEC) dan Escherichia coli yang memproduksi shiga-toxin (STEC).
Bakteri Escherichia coli yang ada di dalam air atau makanan biasanya galur Escherichia coli non-patogen walaupun pada
beberapa kasus terdapat galur yang patogen seperti enterotoksigenik dan galur Escherichia coli yang memproduksi shiga-toxin (Radji,dkk. 2010).
Uji mikrobiologis yang umum dilakukan untuk mendeteksi bakteri Escherichia coli dalam air adalah secara konvensional,
yaitu cara kultur dan uji sifat biokimia. Namun demikian metode konvensional ini pada umumnya memerlukan waktu 5-7 hari untuk
mendapatkan hasil yang positif. Oleh karena itu, beberapa upaya pengembangan untuk mendeteksi Escherichia coli telah dilakukan (Radji,dkk. 2010).
Jumlah dan jenis mikroba berbahaya yang terdapat pada
makanan perlu dihilangkan. Berbagai cara telah dilakukan untuk tujuan tersebut, misalnya dengan pemanasan, penyimpanan pada suhu rendah, penggaraman, pengasaman, penambahan zat kimia
tertentu, dan lain-lain. Bahan-bahan alami terutama rempah-rempah juga digunakan dengan tujuan yang sama selain tujuan WA ODE ASRIANI
utamanya sebagai bumbu atau penambah cita rasa. Oleh sebab itu, perlu diteliti pengaruh lamanya pendedahan makanan pada
lingkungan dan perbedaan musim terhadap keberadaan Enterobacteriaceae patogen pada makanan berbumbu dan tidak berbumbu (Hidayati, dkk. 2002).
V. METODE KERJA
a. Alat
Alat-alat yang digunakan yaitu autoklaf, batang pengaduk, bunsen, botol coklat, cawan petri, erlenmeyer, enkas, inkubator,
lemari pendingin, ose bulat, oven, paperdisk, penangas air, rak tabung, sendok tanduk, shaker, spoit, tabung reaksi dan timbangan
analitik. b. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan yaitu air suling, medium
Nutrient Agar (NA), medium Potato Dextrose Agar (PDA), medium Maltosa Yeast Broth (MYB), plastik warp, sampel air sumbur
belanda, dan tissue.
c. Cara Kerja (Dahliaty, 2012).
Sampel air sumur belanda diambil dengan menggunakan
botol sampel berukuran 150 mL dengan mencelupkan botol yang
WA ODE ASRIANI
telah diikat mulutnya dengan benang godam, kemudian dimasukkan dalam termos berisi air. Sampel air dikumpulkan
sehingga diperoleh sebanyak 900 mL.
Sebanyak 25 ml air hasil sampling ini disuspensikan dengan
225 ml larutan NaCl fisiologis (0,9%) diencerkan bertingkat hingga konsentrasi 10-7. Masing-masing suspensi hasil pengenceran
diinokulasikan ke media Nutrien Agar, diinkubasi pada suhu 37oC
selama 24 jam, dan dihitung pertumbuhan total bakteri sebagai
150 2012 0027 NASRUL HAQ
No. Bakteri Uji Zona hambat (mm)
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Medium NA 10
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Pemurnian dan Fermentasi b. Gambar
1. Isolasi
Keterangan
1. Cawan Petri 2. Medium NA
3. Koloni bakteri
2. Pemurnian dan fermentasi
Keterangan
1. Medium miring NA
(pemurnian)
WA ODE ASRIANI
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Shigella dysentriae LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Salmonella thyposa
2. Medium MYB , kemudian dishaker
(fermentasi)
3. Uji isolat biakan murni a. Shigella dysentriae
Keterangan
1. Cawan petri
2. Medium NA
3. Paperdisk
4. Zona hambat
b. Salmonella thyposa
Keterangan
1. Cawan petri
WA ODE ASRIANI
2. Medium NA 3. Paperdisk
4. Zona hambat
VII. PEMBAHASAN
Isolasi merupakan proses memindahkan mikroba uji dari lingkungannya untuk memperoleh biakan murni. Hal ini dilakukan
untuk memperoleh biakan murni yang hanya mengandung satu mikroorganisme untuk diidentifikasi sebagai mikroba penghasil
antibiotika.
Antibiotik sendiri merupakan bahan atau senyawa yang dihasilkan oleh mikroorganisme yang dapat membunuh atau
menghambat pertumbuhan mikroorganisme lain.
Jadi isolasi antibiotik merupakan suatu cara untuk
memisahkan suatu mikroorganisme dari lingkungannya. Dimana di sini mikroorganisme tersebut memiliki suatu senyawa yang dapat menghambat atau membunuh mikroorganisme lain (utamanya
yang bersifat pathogen pada manusia) yang disebut sebagai
WA ODE ASRIANI
antibiotik, sehingga diperoleh biakan murni dari mikroorganisme tersebut.
Percobaan ini bertujuan untuk menghasilkan suatu antibiotik baru yang diperoleh dengan cara mengisolasinya dari sampel – sampel yang terdapat di lingkungan sekitar kita, yaitu air
sebagai contoh air sumur Belanda.
Pada percobaan ini digunakan medium NA dan PDA
karena di sini kita belum mengetahui secara pasti apakah mikroorganisme yang dihasilkan dari isolasi berupa bakteri atau jamur. Jadi digunakan medium NA sebagai medium pertumbuhan
bakteri dan PDA sebagai medium pertumbuhan jamur.
Uji skrining mikroorganisme secara umum bertujuan untuk
mengetahui ada tidaknya daya hambat suatu senyawa dari mikroorganisme yang terdapat pada sampel yaitu sampel air sumur Belanda.
Pada tahap isolasi mikroba, dipipet 1 ml sampel air, kemudian dilakukan pengenceran, yaitu pengenceran 10-1, 10-2 dan
10-3. Dicampur dengan medium NA sebanyak 9 ml kedalam capet,
begitu juga ke medium PDA 9 ml. Dibiarkan memadat dan diinkubasi selama 1 x 24 jam pada incubator dengan suhu 37 ºC.
dilanjutkan ke medium miring.
WA ODE ASRIANI
Pada tahap fermentasi isolat murni, biakan isolat murni bakteri, diambil sebanyak 1-2 ose lalu dimasukkan ke dalam
tabung reaksi yang berisi meidium MYB. Selanjutnya, dishaker dengan kecepatan 200 rpm selama 1 x 24 jam. Setelah itu, medium dipindahkan ke dalam vial dan dimasukkan disc blank,
rendam selama kurang lebih 1 jam.
Pada tahap fermentasi isolat murni, biakan isolat murni
bakteri, diambil sebanyak 1-2 ose lalu dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi meidium MYB. Selanjutnya, dishaker dengan kecepatan 200 rpm selama 1 x 24 jam. Setelah itu,
medium dipindahkan ke dalam vial dan dimasukkan disc blank, rendam selama kurang lebih 1 jam.
Tahap akhir adalah pengujian aktivitas antibiotik yang dimana suspensi bakteri sebanyak 1 ose dicampur dengan medium NA di dalam vial dan dihomognkan. Setelah itu, dipindahkan ke
dalam cawan petri yang telah dibagi lima (medium Na), empat (medium Na). dan medium PDA. Dimasukkan ke dalam cawan petri
disc blank yang telah direndam dengan isolat murni. Lalu diinkubasi selama 1 x 24 jam untuk diukur zona hambatannya.
Berdasarkan hasil pengamatan, diperoleh data sebagai
berikut :
WA ODE ASRIANI
a. Diameter zona hambatan isolat Na2 dan Na3 pada bakteri Salmonella thyposa memiliki rata-rata 7,66 dan 7,83 mm, dan tidak
zona hambat pada isolate Na1. Begitu pula pada isolat PDA1 dan PDA2 tidak ada zona hambat.
b. Diameter zona hambatan isolat Na1, Na2, dan Na3 pada bakteri
Shigella disentriae memiliki rata-rata 7,17mm, 8,33, dan 7,5 mm. sedangankan pada isolat PDA1 dan PDA2 tidak ada zona hambat.
VIII. PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa sapel air terdapat mikroorganisme sebagai antibiotic yang dilihat dari zona hambat yang terbentuk.
B. SARAN DAN KRITIK
Kritik saya buat kaka sebiknya jangan suka
marah-marah, jangan cemberut terus, dan juga jangan terlalu cuek kak karena kita juga takut-takut sama kakak kalau begitu keadaannya. Dan kalau misalnya kasih TP jangan terlalu susah
juga kak .
WA ODE ASRIANI
Saran saya untuk praktikum ini adalah sebaiknya ketika pengerjaan praktikum lebih lagi dipahamai dengan baik agar
lebih memperoleh hasil yang baik dan esuai dengan literature.
IX. DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2014. Penuntun Analisis MIkrobiologi Farmasi. UMI, Makassar.
Dirjen POM, 1979. Farmakope Indonesia. Edisi III. Depkes RI, Jakarta.
Entjang, I. 2003. Mikrobiologi dan Parasitologi. PT. Citra Aditya Bakti, Bandung.
Garitty, G,M., Bell, J, A., and Lilbum, T,G., 2004. Taxonomic Outline of The Prokaryotes Bergey’s Sistematic Bacteriologi, 2th Edition. Springer New York Berlin Hendelberg, United States of America.
Hidayati, E., dkk, 2002. Isolasi Enterobacteriaceae Patogen dari Makanan Berbumbu dan Tidak Berbumbu Kunyit (Curcuma longa L.) Serta Uji Pengaruh Ekstrak Kunyit (Curcuma longa L.) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Yang Diisolasi. Universitas Nahdlatul Wathan-Mataram. WA ODE ASRIANI
Departemen Biologi FMIPA ITB, Bandung.
Karliana, I., 2009. Identifikasi Mikroba Air Laut Di Ujung Grenggengan Semenanjung Muria. Pusat Teknologi Reaktor Dan Keselamatan Nuklir, Jawa Tengah.
Neneng, L., 2009. Isolasi dan Karakteristik Bakteri Penghasil Antibiotik Inhibitori β-Laktamase Tipe TEM-1 dari Ekosistem Air Hitam.
Pratiwi, S.T., 2008. Mikrobiologi Farmasi. Penerbit Erlangga, Jakarta.
Radji, M., Puspaningrum, A., dan Sumiati, A 2010. Deteksi Cepat Bakteri Escherichia Coli Dalam Sampel Air Dengan Metode Polymerase Chain Reaction Menggunakan Primer 16e1 Dan 16E2. Universitas Indonesia, Depok.
Sari, M. Liana, dkk. 2013. Isolasi dan Karakterisasi Bakteri Asam Laktat pada Usus Ayam Broiler. Program Studi Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya, Sumatera Selatan.
A. Uraian Bahan
1. Aquadest (Ditjen POM, 1979) Nama resmi : Aqua Destillata Sinonim : Air suling
RM / BM : H2O / 18,02
Pemerian :Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak
berasa.
Kegunaan :Sebagai sumber nutien mikroba dan pelarut medium.
Penyimpanan: Dalam wadah tertutup baik.
WA ODE ASRIANI
2. Alkohol (Ditjen POM, 1979) Nama resmi : Aethanolum
Nama lain : Etanol, alkohol RM / BM : C2H6O / 46,07
RB : CH3-CH2-OH
Pemerian :Cairan tak berwarna, jernih, mudah menguap dan mudah bergerak, bau khas, rasa panas, mudah
terbakar dengan memberikan nyala biru yang tidak berasap.
Kelarutan :Sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform P dan dalam eter P.
Penyimpanan: Dalam wadah tertutup rapat
Khasiat : Zat tambahan Kegunaan : Sebagai Antiseptik
B. Uraian mikroba
1. Bacillus subtilis
Klasifikasi (Garritty, 2004)
Domain : Bacteria
Phylum : Proteobacteria Class : Bacilli
Ordo : Bacillales Family : Bacillaceae WA ODE ASRIANI
Genus : Bacillus
Species : Bacillus subtilis
Morfologi (Entjang, 2003)
Berbentuk batang lurus, tidak bercabang dan
menghasilkan endospora. Gram (+) berukuran 1,5 x 4,5 ,
sendiri- sendiri atau tersusun dalam bentuk rantai bergerak
dan bulu bersimpai. Kuman ini bersifat patogen oportunis, menyebabkan infeksi pada telur dan septicemia. Dapat
mencemari botol transfusi darah sehingga melisiskan sel darah.
2. Candida albicans
Klasifikasi (Suriawira, 1986)
Regnum : Protista Divisio : Eumycophyta Class : Ascomycycetes
Ordo : Saccharomycetales Familia : Crypotoccaceae
Genus : Candida
Spesies : Candida albicans
Morfologi (Entjang, 2003)
WA ODE ASRIANI
Candida tampak sebagai ragi lonjong bertunas, ukurannya 2-3 x 4-6 nm, dan sel-sel bertunas, gram positif,
yang memanjang menyerupai hifa (pseudohifa). Dapat meragikan glukosa dan maltosa, menghasilkan asam dan gas. Menghasilkan asam dari sukrosa, dan tidak bereaksi
dengan laktosa 3. Escherichia coli
Klasifikasi (Garritty,2004)
Domain : Bakteria
Phylum : Proteobacteria
Class : Gammaproteobacteria Ordo : Enterobacteriales
Familia : Enterobacteriaceae Genus : Escherichia
Spesies : Escherichia coli
Morfologi (Pelczar, 2005)
Batang lurus, 1,1 – 1,5 μm x 2,0 – 6,0 µm, motil dengan
flagelum peritritikus atau non motil. Gram negatif. Tumbuh dengan mudah pada medium nutrien sederhana. Laktose difermentasi oleh sebagian besar galur dengan produksi
asam dan gas. Koloninya utamanya pada nutrien gelatin, buram tidak tembus cahaya sampai sebagian translusent, WA ODE ASRIANI
smooth dan seragam konsistensinya. Jika ditumbuhkan pada medium Eosin Metilen Biru Agar, koloninya tampak
seperti logam kemilau. 4. Pseudomonas aeruginosa
Klasifikasi (Garritty, 2004)
Domain : Bacteria
Pylum : Proteobacteria
Class : Gammaproteobacteria
Ordo : Pseudomonadales
Sub ordo : Pseudomonadinae
Family : Psedomonadaceae
Genus : Psedoumonas
Species : Psedoumonas aeroginosa
Morfologi(Pelczar, 2005)
Bentuk batang bulat 0,5 – 1,5 mili mikron, ciri
petumbuhan pada agar sel putih, dan sel tampak sendiri dan berpasangan, divisi lebih dari satu dan berkelompok
mengembang sampai tak beraturan. 5. Salmonella thyposa
Klasifikasi (Garrity, 2004)
Domain : Bacteria
Phylum : Proteobacteria WA ODE ASRIANI
Kelas : Gammaproteobacteria Ordo : Enterobacteriales
Family : Enterobacteriaceae Genus : Salmonella
Spesies : Salmonella typhi
Morfologi (Entjang, 2003)
Termasuk kuman gram negatif, tidak berspora
banyaknya/ besarnya bervariasi, bergerak dengan flagel peritin tumbuh dengan cepat pada pembenahan biasa tetapi tidak merugikan laktosa/ sukrosa. Merupakan asam dan
beberapa gas dari glukosa dan maltosa. Cenderung menghasilkan hydrogen sulfida, dapat hidup dalam air yang
dibekukan. Untuk massa yang lama. Resisitensi terhadap zat kimia tertentu seperti Hijau Briliant, Tetrationat, Na-dioksikholat, menghambat kuman koliform dan bermanfaat
untuk mengisolasi. 6. Staphylococcus aureus
Klasifikasi (Garrity, 2004)
Domain : Bacteria Phylum : Firmicutes
Class : Bacilli
Ordo : Eubacteriales WA ODE ASRIANI
Family : Micrococcaceae Genus : Staphylococcus
Spesies : Staphylococcus aureus
Morfologi (Pelezar, 1988)
Staphylococcus aureus adalah bakteri gram positif,
sel-sel berbentuk bola, berdiameter 0,5 – 1,5 µm, terdapat tunggai dan berpasangan, dan secara khas membelah diri
lebih dari satu bidang sehingga membentuk gerombol yang tidak teratur. Dinding sel mengandung dua komponen utama; peptidoglikan dan asam teiokat. Metabolisme secara
resipiratif dan fermentatif. Tumbuh lebih cepat dan lebih banyak dalam keadaan aerob. Suhu optimum 35-40°C.
Terutama berasosiasi dengan kulit, dan selaput lendir hewan berdarah panas. Kisaran inangnya luas, dan banyak galur merupakan patogen potensial.
7. Streptococcus mutans
Kalsifikasi (Garritty, 2004)
Domain : Bacteria Divisio : Scotobacteria Ordo : Lactobacillales
Family : Streptococcaceae Genus : Streptococcus WA ODE ASRIANI
Species : Streptococcus mutans
Morfologi (Entjang, 2003)
Bakteri ini bersifat mikroaerofilik dan untuk pertumbuhannya membutuhkan medium kayu protein. Streptococcus mutans tidak memiliki antigen dinding sel
yang bifup-spesifik, sehingga tidak bisa dimasukkan ke dalam grup Lancefield.
8. Staphylococcus epidermidis
Klasifikasi (Garritty, 2004)
Domain : Procaryotae
Divisio : Scotobacteria Kelas : Bacteria
Ordo : Eubacteriales
Suku : Micrococaceae
Genus : Staphylococcus
Spesies : Staphylococcus epidermidis
Morfologi (Entjang, 2003)
Bentuk kokus formasi duplo yang sering bersusun dalam kelompok. Gram positif tidak bergerak, fakultatif anaerob, mempunyai kapsul dan pada agar darah bersifat
haemodigesti. 9. Vibro cholera WA ODE ASRIANI
Klasifikasi (Garritty, 2004)
Domain : Bacteria
Phylum : Proteobacteria Class : Alphaproteobacteria
Ordo : Vibrionales
Family : Vibrionaceae Spesies : Vibrio sp
Morfologi(Entjang, 2003)
Berbentuk batang, bengkok, seperti koma, berukuran 2-4 x 10-6, gerak sangat aktif dengan adanya flagel monotrik,
tidakberbentuk spora, pada biakan lama dapat menjadi terbentuk batang lurus, negatif gram.
WA ODE ASRIANI