PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan
DASAR TEORI
- Pengertian Bakteri
- Pengertian Pertumbuhan Bakteri
- Fase Pertumbuhan Bakteri
- Faktor-faktor Lingkungan yang Mempengaruhi Pertumbuhan Bakteri
- Klasifikasi Bakteri Berdasarakan Suhu Beserta Contoh Bakterinya
- Pengaruh Suhu Terhadap Pertumbuhan Bakteri
- Pengertian Denaturasi Enzim
- Contoh Grafik Hubungan Pengaruh Suhu Terhadap Pertumbuhan Bakteri
Fase pertumbuhan bakteri merupakan tahapan kritis dalam siklus hidup mikroorganisme tersebut, yang melibatkan serangkaian fase, antara lain fase lag, fase logaritmik atau eksponensial, fase diam, dan fase kematian. Pertumbuhan bakteri dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor lingkungan yang dapat digolongkan menjadi dua kategori utama, yaitu faktor biotik dan faktor abiotik. Bakteri psikofilik berkembang pada suhu rendah dan memiliki rentang pertumbuhan 0°C, dengan suhu pertumbuhan optimum sekitar 15°C.
Bakteri ini dapat hidup pada suhu yang lebih umum, seperti suhu ruangan, dan dapat ditemukan di berbagai tempat, termasuk tanah, air, dan vertebrata. Kemampuan bakteri termofilik untuk bertahan hidup dan tumbuh pada suhu tinggi disebabkan oleh stabilitas proteinnya yang lebih tinggi dibandingkan bakteri mesofilik. Untuk mencapai pertumbuhan yang optimal, setiap jenis bakteri mempunyai rentang suhu yang diperlukan, yaitu suhu minimum, suhu optimum, dan suhu maksimum.
Namun suhu yang terlalu tinggi, melebihi suhu maksimum, dapat merusak struktur protein enzim sehingga menyebabkan denaturasi (Suriani dkk., 2013). Namun ada beberapa organisme yang mampu bertahan pada suhu yang sangat tinggi (Kusumaningrum et al., 2019).
METODOLOGI
Tool Materials and Functions
PEMBAHASAN
Hasil
- Data Hasil Praktikum
- Analisa Data Hasil Praktikum
Ukuran koloni yang sangat kecil dalam hal ini mungkin menunjukkan bahwa bakteri psikrofilik tumbuh lebih lambat pada suhu rendah atau kondisi lingkungan kurang mendukung pertumbuhannya. Dalam praktik saat ini mengenai pengaruh suhu terhadap pertumbuhan bakteri, tiga sampel mikrobiologi mengalami perlakuan berbeda. Sampel kedua diberikan perlakuan yaitu dibiarkan pada suhu ruangan, sedangkan sampel ketiga dimasukkan ke dalam lemari pendingin.
Berdasarkan suhu perlakuan, bakteri pada sampel pertama bersifat termofilik, karena bakteri termofilik dapat hidup pada suhu tinggi. Pada sampel ini koloni berwarna putih berjumlah banyak, tersebar merata di seluruh media, dan berukuran sedang. Berdasarkan suhu perlakuan, bakteri pada sampel kedua tergolong mesofilik, karena bakteri mesofilik dapat bertahan hidup pada suhu ruangan.
Pada sampel ini terdapat koloni berwarna putih dalam jumlah sedang, ada yang di pinggir media dan ada yang di tengah media, serta ukurannya lebih besar. Berdasarkan suhu perlakuan, bakteri pada sampel ketiga teridentifikasi sebagai bakteri psikrofilik, karena bakteri psikrofilik mampu hidup pada suhu rendah.
Pembahasan
- Pengaruh Perlakuan Suhu Normal, Didinginkan, dan Dipanaskan
- Pertumbuhan Bakteri Paling Banyak Berdasarkan Suhu dan Jelaskan Penyebabnya
- Klasifikasi Bakteri Berdasarkan DHP
- Aplikasi Pengaruh Suhu Terhadap Pertumbuhan Bakteri di Bidang Teknik Lingkungan
- Faktor-Faktor Kesalahan yang Mungkin Terjadi
Pada suhu rendah sekalipun, pertumbuhan bakteri akan terus terjadi seiring berjalannya waktu, berbeda dengan perlakuan suhu tinggi yang dapat menyebabkan kematian bakteri (Danah et al., 2019). Menurut sumber lain, dikatakan bahwa bakteri akan mencapai pertumbuhan maksimal pada suhu yang optimal bagi mereka. Temuan ini sesuai dengan hasil praktik dimana sampel 2 yang dibiarkan pada suhu ruangan memiliki jumlah koloni bakteri paling banyak dibandingkan sampel lainnya.
Namun jika suhu berada di luar kisaran suhu ruangan maka bakteri tetap dapat berkembang biak walaupun pertumbuhannya tidak secepat pada suhu optimal (Rica, 2018). Berdasarkan data yang diperoleh dari percobaan praktik, pertumbuhan bakteri paling subur terjadi pada suhu 24°C. Pertumbuhan aktif ini menunjukkan bahwa 24°C merupakan suhu ideal untuk pertumbuhan bakteri dalam sampel.
Hal ini menunjukkan bahwa bakteri yang tumbuh paling cepat pada kondisi ini adalah bakteri mesofilik yang terdapat pada sampel kedua. Pada saat bakteri berada pada suhu optimum maka pertumbuhannya akan terjadi dengan sangat cepat, namun jika berada di luar suhu optimum maka pertumbuhannya akan melambat (Rica, 2018). Selain itu, sampel lain menunjukkan jumlah koloni yang lebih rendah karena terkena suhu ekstrim bagi bakteri.
Hal ini terlihat dari ciri-ciri bakterinya yang mirip dengan bakteri termofilik yaitu mampu bertahan hidup pada suhu tinggi dan mencapai suhu optimal sekitar 45-55°C. Temuan ini sesuai dengan informasi pada literatur yang menjelaskan bahwa pada suhu ekstrim pertumbuhan bakteri akan terhambat dan jumlah koloni yang terbentuk juga akan terbatas akibat terjadinya denaturasi enzim yang mengakibatkan komponen sel menjadi tidak aktif (Abrar, 2013). Bakteri pada sampel kedua ini memiliki kemampuan tumbuh yang optimal meskipun mendapat perlakuan khusus yang berbeda.
Bakteri ini sering menimbulkan masalah pada makanan dan dapat mencapai suhu optimalnya pada suhu ruangan. Salah satu penerapan pengaruh suhu terhadap pertumbuhan bakteri dalam rekayasa lingkungan adalah yang berhubungan dengan bioremediasi. Namun, beberapa anggota genus Pseudomonas dapat hidup pada suhu yang lebih rendah dari suhu optimal tersebut.
Kesimpulan
Saran
Faktor-faktor yang berhubungan dengan keberadaan bakteri di udara di ruang kelas (Studi pada Yayasan Mataram, Semarang). Efisiensi pertumbuhan bakteri staphylococcus aureus pada media agar darah manusia kadaluarsa dibandingkan agar darah domba (Disertasi Doktor, Poltekkes Kemenkes Yogyakarta). Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Isolasi Bakteri Termofilik di Sumber Air Panas Gedongsongo Menggunakan Media Pengayaan MB (Minimal Kaldu) dan TS (Tauge Sukrosa) serta Identifikasi Fenotipe dan Genotipe. Isolasi dan Karakterisasi Bakteri Patogen Pada Tanah di Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) Kota Makassar. Pengaruh suhu dan pH terhadap laju pertumbuhan lima isolat bakteri anggota genus Pseudomonas yang diisolasi dari ekosistem sungai tercemar deterjen di sekitar kampus Universitas Brawijaya.
Pengaruh pH dan suhu terhadap produksi antibiotik dari isolat bakteri endofit tanaman Andalas (Morus macroura Miq.). Jurusan Peternakan, Jurusan Peternakan, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar. Pengaruh suhu dan waktu pemanasan terhadap viabilitas dan profil protein isolat Staphylococcus aureus sebagai bahan vaksin.
Lama penyimpanan pada suhu rendah berpengaruh terhadap jumlah bakteri dan pH susu pasteurisasi dalam kemasan. Perbedaan jumlah kuman udara sebelum dan sesudah penggunaan dua tabung ultraviolet di laboratorium bakteriologi departemen analis kesehatan. Isolasi bakteri proteolitik termofilik dari Sumber Air Panas Pacet Mojokerto dan uji aktivitas enzim protease.