• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lapisan Penghasilan Kena Pajak dan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Lapisan Penghasilan Kena Pajak dan"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

TARIF

Tarif orang pribadi

Tarif Pajak PPh Pasal 25/29 Untuk Wajib Pajak Orang Pribadi bersifat progresif yaitu semakin besar penghasilan akan dikenakan tarif pajak yang lebih besar. Tarif Pajak PPh Pasal 25/29 untuk Wajib Pajak Orang Pribadi adalah berdasarkan pasal 17 Undang-undang No.36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan dan berlaku untuk tahun pajak 2015, 2014, 2013, 2012, 2011, 2010 dan 2009 dengan perincian sebagai berikut :

Contoh penghitungan pajak yang terutang untuk Wajib Pajak orang pribadi:

Jumlah Penghasilan Kena Pajak Rp 600.000.000,00. Pajak Penghasilan yang terutang :

Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif Pajak sampai dengan Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) 5%

(lima persen) di atas Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan

Rp250.000.000,00 (dua ratus lima puluh juta rupiah)

15%

(lima belas persen) di atas Rp 250.000.000,00 (dua ratus lima puluh juta rupiah)

sampai dengan Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)

25%

(dua puluh lima persen)

di atas Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) 30%

(2)

Khusus untuk tahun pajak 2013, 2014, 2015 dan seterusnya penerapan Tarif Pajak Penghasilan tersebut diatas perlu memperhatikan ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013.

Dengan kata lain perhitungan pajak penghasilan Orang Pribadi Pasal 25/29 tidak berlaku bagi Wajib Pajak Orang Pribadi yang termasuk dalam kriteria Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013, tetapi dikenakan tarif pajak penghasilan final sebesar 1 % dari Peredaran Usaha Bruto.

Selain itu, Tarif Pajak Penghasilan Orang Pribadi Pasal 25/29 juga tidak diberlakukan bagi Wajib Pajak Orang Pribadi yang atas penghasilannya telah dikenakan pajak penghasilan final, antara lain :

• Penghasilan dari sewa tanah dan/atau bangunan. • Penghasilan dari penjualan tanah dan/atau bangunan. • Penghasilan dari hadiah undian.

• Penghasilan Istri yang memperoleh penghasilan sehubungan dengan pekerjaan dari satu pemberi.

• Penghasilan dari Dividen. • Penghasilan dari SHU Koperasi. Dan lain-lain

Tarif Badan

Tarif Pajak PPh Badan Pasal 25/29

Tarif Pajak PPh Badan digunakan untuk menghitung PPh Badan terutang bagi Wajib Pajak Badan yang memperoleh penghasilan dari Objek Pajak Non Final berdasarkan Pasal 4 ayat 1 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 Tentang PPh. Tarif Pajak PPh Badan dari penghasilan Non Final adalah berdasarkan Pasal 17 dan 31 E Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 Tentang PPh.

Tarif Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan untuk Tahun Pajak 2014 dibagi menjadi dua bagian, yaitu sebagai berikut :

• Tarif Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan untuk Tahun Pajak 2014

(3)

Pajak Penghasilan, yaitu sebagai berikut :

1 Tarif Pajak untuk tahun pajak 2014 adalah sebesar 25 % dari Penghasilan Kena Pajak.

2 Wajib Pajak badan dalam negeri yang berbentuk perseroan terbuka yang paling sedikit 40% (empat puluh persen) dari jumlah keseluruhan saham yang disetor diperdagangkan di bursa efek di Indonesia dan memenuhi persyaratan tertentu lainnya dapat memperoleh tarif sebesar 5% (lima persen) lebih rendah daripada tarif tersebut yang diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Pemerintah.

3 Wajib Pajak Badan dalam negeri dengan peredaran bruto sampai dengan

Rp.50.000.000.000,00 (lima puluh miliar rupiah) mendapat fasilitas berupa pengurangan tarif sebesar 50% (lima puluh persen) dari tarif tersebut (25 %) yang dikenakan atas Penghasilan Kena Pajak dari bagian peredaran bruto sampai dengan Rp 4.800.000.000,00 (empat miliar delapan ratus juta rupiah).

4 Untuk keperluan penerapan tarif pajak, jumlah Penghasilan Kena Pajak dibulatkan

ke bawah dalam ribuan rupiah penuh.

5 Tarif Pajak Pasal 17 dan 31 E dikenakan atas penghasilan kena pajak Wajib Pajak

Badan yang tidak termasuk dalam kriteria Wajib Pajak Badan yang telah dikenakan PPh Pasal 4 ayat 2 berdasarkan PP 46 Tahun 2013.

• Tarif Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan untuk Tahun Pajak 2014 berdasarkan

PP Nomor 46 Tahun 2013 adalah sebagai berikut :

(4)

bruto dan bersifat final. DAFTAR PTKP

Mulai 1 Januari 2015, Wajib Pajak Orang Pribadi akan mendapatkan kenaikan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) sebesar 48% atau setara dengan Rp11.700.000,00 menjadi Rp36.000.000,00 setahun, dari sebelumnya sebesar Rp24.300.000,00.

PTKP Sebelumnya Sekarang

Wajib Pajak Orang Pribadi Rp24.300.000,00 Rp36.000.000,00

Tambahan untuk WP kawin Rp 2.025.000,00 Rp 3.000.000,00

Tambahan untuk tanggungan Rp 2.025.000,00 Rp 3.000.000,00

Tambahan apabila penghasilan istri digabung

dengan suami Rp24.300.000,00 Rp36.000.000,00

Peningkatan PTKP diperoleh setelah dikeluarkannya Peraturan Menteri Keuangan Nomor 122/PMK.010/2015 tentang Penyesuaian Besarnya Penghasilan Tidak Kena Pajak. Penerbitan Peraturan Menteri Keuangan tersebut dilatarbelakangi oleh melambatnya pertumbuhan ekonomi serta perkembangan harga kebutuhan pokok yang semakin meningkat. Lebih lanjut, kenaikan PTKP tersebut ditujukan untuk meningkatkan daya beli masyarakat dan sebagai insentif agar pertumbuhan ekonomi nasional dapat didorong melalui peningkatan konsumsi masyarakat.

Perbandingan besarnya PTKP yang sebelumnya dengan yang saat ini berlaku adalah:

Meskipun diundangkan pada tanggal 29 Juni 2015, Peraturan Menteri Keuangan tersebut mulai berlaku sejak Tahun Pajak 2015 sehingga akan menimbulkan konsekuensi sebagai berikut:

(5)

• SPT Masa PPh Pasal 21 untuk Masa Pajak Januari s.d. Juni 2015 yang telah dilaporkan dengan menggunakan PTKP lama, harus dilakukan pembetulan dengan menggunakan PTKP baru.

Referensi

Dokumen terkait

“KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DALAM MENGHITUNG DAN MELUNASI PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 / 29 SESUAI SISTEM SELF ASSESSMENT DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN

Penelitian yang berjudul “Pengaruh Peningkatan Penghasilan Tidak Kena Pajak terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Orang Pribadi (Studi Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama

ANALISIS FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DALAM MEMENUHI KEWAJIBAN PAJAK PENGHASILAN (Studi Kasus Pada Wajib Pajak Orang Pribadi

Berdasarkan hasil pengujian secara simultan diketahui kedua variabel independen yaitu tidak terdapat pengaruh yang signifikan Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang

Pembayaran-pembayaran lain untuk Pajak Penghasilan yang dilakukan sendiri oleh Wajib Pajak dalam tahun berjalan, kecuali pembayaran sendiri yang berkenaan dengan penghasilan

Pajak Penghasilan Pasal 21 mengatur pembayaran pajak dalam tahun berjalan melalui pemotongan pajak atas penghasilan yang diterima oleh wajib Pajak Orang Pribadi dalam

Adapun tujuan penelitian ini adalah: (1) Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh perubahan Penghasilan Tidak Kena Pajak terhadap penerimaan Pajak Penghasilan Orang Pribadi di

Apabila penghasilan tersebut diterima oleh Wajib Pajak Orang Pribadi sebagai penghasilan tersebut diterima oleh Wajib Pajak Orang Pribadi ssebagai Subjek Pajak Dalam