• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS KONEKSI MATEMATIS SISWA SMP DALAM MATERI LINGKARAN MELALUI PENELITIAN DESAIN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS KONEKSI MATEMATIS SISWA SMP DALAM MATERI LINGKARAN MELALUI PENELITIAN DESAIN."

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR

BERBASIS KONEKSI MATEMATIS SISWA SMP

DALAM MATERI LINGKARAN MELALUI PENELITIAN DESAIN

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar sarjana Program Studi Pendidikan Matematika

disusun oleh: Faiz Amri

1009069

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR

BERBASIS KONEKSI MATEMATIS SISWA SMP

DALAM MATERI LINGKARAN MELALUI PENELITIAN DESAIN

Oleh

Faiz Amri

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Faiz Amri 2014

Universitas Pendidikan Indonesia Juli 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

FAIZ AMRI

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR

BERBASIS KONEKSI MATEMATIS SISWA SMP

DALAM MATERI LINGKARAN MELALUI PENELITIAN DESAIN

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING

Pembimbing I

Dr. H. Tatang Mulyana, M.Pd. NIP. 195101061976031004

Pembimbing II

Ririn Sispiyati, S.Si., M.Si. NIP. 198106282005012001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Matematika

(4)

Faiz Amri, 2014

Pengembangan bahan ajar berbasis koneksi matematis siswa SMP dalam materi lingkaran melalui penelitian desain

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

F. Definisi Operasional ... 5

BAB II LANDASAN TEORI A. Bahan Ajar ... 7

B. Kemampuan Koneksi Matematis ... 10

C. Kesulitan Belajar ... 12

D. Hypothetical Learning Trajectory (HLT) ... 12

E. Penlitian Desain ... 13

F. Teori Belajar yang Relevan ... 14

G. Kajian Materi Lingkaran ... 16

H. Penelitian yang Relevan ... 16

(5)

Faiz Amri, 2014

Pengembangan bahan ajar berbasis koneksi matematis siswa SMP dalam materi lingkaran melalui penelitian desain

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian ... 18

B. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 20

C. Instrumen Penelitian ... 20

D. Prosedur Penelitian ... 21

E. Teknik Pengolahan Data ... 22

BAB IV PEMBAHASAN A. Pembahasan dan Hasil Pengembangan Bahan Ajar Materi Unsur dan Bagian Lingkaran ... 23

B. Pembahasan dan Hasil Pengembangan Bahan Ajar Materi Keliling Lingkaran ... 50

C. Pembahasan dan Hasil Pengembangan Bahan Ajar Materi Luas Daerah Lingkaran ... 69

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 83

B. Saran ... 83

DAFTAR PUSTAKA ... 85

LAMPIRAN ... 88

(6)

Faiz Amri, 2014

Pengembangan bahan ajar berbasis koneksi matematis siswa SMP dalam materi lingkaran melalui penelitian desain

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Skema Kerangka Berpikir Penelitian ... 17

Gambar 4.1 contoh jawaban siswa untuk soal nomor 1 ... 24

Gambar 4.2 contoh jawaban siswa untuk tugas 1a ... 37

Gambar 4.3 contoh jawaban siswa untuk tugas 1a ... 38

Gambar 4.4 contoh jawaban benar siswa untuk tugas 1b ... 38

Gambar 4.5 contoh jawaban siswa yang kurang tepat untuk tugas 1b ... 39

Gambar 4.6 contoh jawaban siswa yang benar untuk tugas 2 ... 40

Gambar 4.7 contoh jawaban siswa yang kurang tepat untuk tugas 2 ... 40

Gambar 4.8 contoh jawaban siswa yang kurang tepat untuk tugas 2 ... 40

Gambar 4.9 contoh jawaban siswa yang kurang tepat untuk tugas 2 ... 41

Gambar 4.10 contoh jawaban siswa yang benar untuk tugas 3 ... 42

Gambar 4.11 contoh jawaban siswa yang kurang tepat untuk tugas 3 ... 42

Gambar 4.12 contoh jawaban siswa yang benar untuk tugas 4 ... 43

Gambar 4.13 contoh jawaban siswa yang kurang tepat untuk tugas 4 ... 43

Gambar 4.14 contoh jawaban siswa yang benar untuk tugas 5 ... 44

Gambar 4.15 contoh jawaban siswa yang kurang tepat untuk tugas 5 ... 44

Gambar 4.16 contoh jawaban siswa yang kurang tepat untuk tugas 5 ... 45

Gambar 4.17 contoh jawaban siswa yang benar untuk tugas 6 ... 45

Gambar 4.18 contoh jawaban siswa yang kurang tepat untuk tugas 6 ... 46

Gambar 4.19 contoh jawaban siswa yang benar untuk tugas 7 ... 47

Gambar 4.20 contoh jawaban siswa yang kurang tepat untuk tugas 7 ... 48

Gambar 4.21 contoh jawaban siswa untuk tes koneksi soal nomor 2 ... 51

Gambar 4.22 contoh jawaban siswa untuk tugas 1 ... 60

Gambar 4.23 contoh jawaban siswa untuk tugas 1 ... 60

(7)

Faiz Amri, 2014

Pengembangan bahan ajar berbasis koneksi matematis siswa SMP dalam materi lingkaran melalui penelitian desain

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 4.25 contoh jawaban siswa yang tepat untuk tugas 2... 62

Gambar 4.26 contoh jawaban siswa untuk tugas 3 ... 63

Gambar 4.27 contoh jawaban siswa untuk tugas 3 ... 63

Gambar 4.28 contoh jawaban siswa yang benar untuk soal 1 ... 64

Gambar 4.29 contoh jawaban siswa yang kurang tepat untuk soal 1 ... 64

Gambar 4.30 contoh jawaban siswa yang benar untuk soal 2 ... 65

Gambar 4.31 contoh jawaban siswa yang kurang tepat untuk soal 2 ... 65

Gambar 4.32 contoh jawaban siswa yang benar untuk soal 3 ... 66

Gambar 4.33 contoh jawaban siswa yang kurang tepat untuk soal 3 ... 66

Gambar 4.34 contoh jawaban siswa yang kurang tepat untuk soal 3 ... 67

Gambar 4.35 contoh jawaban siswa yang benar untuk soal 4 ... 67

Gambar 4.36 contoh jawaban siswa yang kurang tepat untuk soal 4 ... 68

Gambar 4.37 contoh jawaban siswa yang kurang tepat untuk soal 4 ... 68

Gambar 4.38 contoh jawaban siswa untuk soal nomor 3 ... 70

Gambar 4.39 contoh jawaban siswa yang benar jika diketahui jari-jari lingkaran ... 75

Gambar 4.40 contoh jawaban siswa yang benar jika diketahui diameter lingkaran ... 75

Gambar 4.41 contoh jawaban siswa yang kurang tepat jika diketahui Diameter lingkaran ... 76

Gambar 4.42 contoh jawaban siswa yang benar untuk soal 1a ... 77

Gambar 4.43 contoh jawaban siswa yang kurang tepat untuk soal 1a ... 77

Gambar 4.44 contoh jawaban siswa yang benar untuk soal 1b ... 78

Gambar 4.45 contoh jawaban siswa yang kurang tepat untuk soal 1b ... 78

Gambar 4.46 contoh jawaban siswa yang kurang tepat untuk soal 1b ... 79

Gambar 4.47 contoh jawaban siswa yang benar untuk soal 2 ... 79

(8)

Faiz Amri, 2014

Pengembangan bahan ajar berbasis koneksi matematis siswa SMP dalam materi lingkaran melalui penelitian desain

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 4.49 contoh jawaban siswa yang benar untuk soal 3 ... 80

Gambar 4.50 contoh jawaban siswa yang benar untuk soal 3 ... 81

Gambar 4.51 contoh jawaban siswa yang kurang tepat untuk soal 3 ... 81

(9)

Faiz Amri, 2014

Pengembangan bahan ajar berbasis koneksi matematis siswa SMP dalam materi lingkaran melalui penelitian desain

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A.1 : Kisi-kisi instrumen tes koneksi matematika awal ... 88

Lampiran A.2 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 91

Lampiran A.3 : Lembar Kerja Siswa (LKS) ... 106

Lampiran A.4 : Revisi LKS ... 120

Lampiran B.1 : Jawaban LKS yang diharapkan ... 135

Lampiran B.2 : Jawaban tes koneksi matematis siswa ... 149

Lampiran B.3 : Jawaban LKS siswa ... 150

Lampiran B.4 : Hasil wawancara ... 168

(10)

Faiz Amri, 2014

Pengembangan bahan ajar berbasis koneksi matematis siswa SMP dalam materi lingkaran melalui penelitian desain

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Faiz Amri (1009069). Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Koneksi Matematis Siswa SMP dalam Materi Lingkaran Melalui Penelitian Desain

Penelitian ini merupakan penelitian tentang pengembangan bahan ajar yang berbasis koneksi matematis dalam materi lingkaran melalui penelitian desain (design

research). Latar belakang pada masalah ini salah satunya adalah kesulitan belajar

yang dialami oleh siswa yang berkaitan dengan kemampuan koneksi matematis pada siswa SMP. Salah satu cara untuk mengatasi kesulitan belajar siswa adalah perlu adanya pengembangan bahan ajar sehingga dapat memfasilitasi siswa dalam memahami materi pembelajaran serta melatih kemampuan koneksi matematis siswa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk bahan ajar berbasis koneksi matematis yang dapat memfasilitasi siswa untuk memahami materi lingkaran. Adapun subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMPN 44 Bandung. Hasil penelitian ini adalah bentuk bahan ajar berbasis koneksi matematis yang dapat memfasilitasi siswa memahami materi lingkaran berupa tugas-tugas yang disajikan dengan mengaitkan kehidupan sehari-hari siswa maupun dengan konsep matematika lainnya dan diberikan permasalahan-permasalahan yang dapat melatih kemampuan koneksi matematis siswa.

Kata kunci : Penelitian Desain, Koneksi Matematis.

ABSTRACT

Faiz Amri (1009069). Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Koneksi matematis Siswa SMP dalam Materi Lingkaran Melalui Penelitian Desain

(11)

Faiz Amri, 2014

Pengembangan bahan ajar berbasis koneksi matematis siswa SMP dalam materi lingkaran melalui penelitian desain

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mathematical connections ability. Key word : Design Research, Mathematical

(12)

Faiz Amri, 2014

Pengembangan bahan ajar berbasis koneksi matematis siswa SMP dalam materi lingkaran melalui penelitian desain

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Suatu bangsa dikatakan bangsa yang maju apabila bangsa tersebut mampu

melaksanakan pendidikan yang baik. Pendidikan menjadi salah satu penentu

kemajuan suatu bangsa karena dengan adanya pendidikan yang baik, maka akan

menghasilkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dan mampu bersaing

dengan SDM dari bangsa lainnya.

Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003

dijelaskan bahwa “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara”. Penjelasan mengenai

pengertian pendidikan tersebut sangat jelas bahwa tujuan pendidikan di Indonesia

adalah untuk mengembangkan secara aktif potensi yang dimiliki oleh siswa.

Mengembangkan potensi yang dimiliki oleh siswa dapat dilakukan dengan

berbagai cara, salah satunya dengan cara membudayakan siswa untuk rajin

membaca, menulis, dan berhitung. Selanjutnya dijelaskan pada pasal 4 yaitu

“Pendidikan diselenggarakan dengan mengembangkan budaya membaca, menulis,

dan berhitung bagi segenap warga masyarakat”. Penjelasan-penjelasan tersebut

memberikan pemahaman bahwa untuk mencapai tujuan pendidikan di Indonesia

adalah dengan membudayakan mambaca, menulis, dan berhitung agar dapat

menghasilkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dan mampu bersaing

dengan SDM dari bangsa lainnya.

Sebagaimana kita ketahui bersama, pembelajaran di sekolah baik itu sekolah

dasar maupun sekolah menengah meliputi berbagai macam ilmu yang tercakup

(13)

2

Faiz Amri, 2014

Pengembangan bahan ajar berbasis koneksi matematis siswa SMP dalam materi lingkaran melalui penelitian desain

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

matematika. Matematika sendiri adalah ilmu yang sangat penting bagi kehidupan

siswa pada khususnya dan manusia pada umumnya, yaitu untuk memecahkan

masalah-masalah praktis yang berkaitan dengan perhitungan dalam kehidupan

sehari-hari. Dapat disimpulkan bahwa matematika sangat penting bagi kehidupan

sehari-hari. Namun, yang terjadi di lapangan, justru kebanyakan siswa

menganggap bahwa matematika adalah mata pelajaran yang sulit dan tidak

memberikan manfaat bagi kehidupan sehari-hari mereka.

Menurut Bruner (Ahmad 2011:2) dalam matematika antara satu konsep

dengan konsep matematika lainnya terdapat hubungan erat, bukan saja dari segi

isi, namun juga dari segi rumus-rumus yang disampaikan. Dengan kata lain,

matematika adalah ilmu yang terstruktur. Artinya konsep-konsep dalam

matematika berkaitan satu sama lain, selain itu materi dalam matematika yang

satu mungkin menjadi materi prasyarat bagi materi dalam matematika yang

lainnya. Lebih jauh lagi matematika juga erat kaitannya dengan kehidupan

sehari-hari. Hal inilah yang disebut dengan koneksi matematis.

Koneksi matematis sangatlah penting, sebagaimana yang diungkapkan oleh

NCTM (Rohansyah 2008:4) yang menyebutkan bahwa koneksi matematis

membantu siswa untuk memperluas persepektifnya, memandang matematika

sebagai suatu bagian yang terintegrasi daripada sebagai sekumpulan topik, serta

mengenal adanya relevansi dan aplikasi baik di dalam kelas maupun di luar kelas.

Mengingat pentingnya koneksi matematis ini, maka siswa haruslah memiliki

kemampuan koneksi matematis yang baik untuk menjadi bekal bagi mereka dalam

mempelajari matematika.

Fakta di lapangan menunjukkan bahwa kemampuan koneksi matematis

siswa masih rendah. Hal ini dibuktikan pada penelitian Ruspiani (Ahmad 2011:3)

yang mengelompokkan siswa menjadi tiga kategori, yaitu kategori tinggi, sedang

dan rendah untuk setiap jenis koneksi yaitu koneksi antar topik matematika,

koneksi matematika dengan ilmu lain dan koneksi matematika dengan dunia nyata

dalam rangka mengungkap kemampuan koneksi matematika siswa. Hasilnya

(14)

3

Faiz Amri, 2014

Pengembangan bahan ajar berbasis koneksi matematis siswa SMP dalam materi lingkaran melalui penelitian desain

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

siswa dalam melakukan koneksi antar topik matematika ada 4 siswa (5,8%) yang

tergolong memiliki kemampuan tinggi, 3 siswa (4,3%) memiliki kemampuan

sedang dan 62 siswa (89,9%) memiliki kemampuan rendah, kemampuan siswa

dalam melakukan koneksi matematika dengan ilmu yang lain ada 3 siswa (4,3%)

yang tergolong memiliki kemampuan tinggi, 7 siswa (10,1%) memiliki

kemampuan rendah, dan 59 siswa (85,5%) memiliki kemampuan koneksi

matematis rendah, dan kemampuan siswa dalam melakukan koneksi matematika

dengan dunia nyata ada 24 siswa (34,8%) yang tergolong memiliki kemampuan

tinggi, 12 siswa (17,4%) memiliki kemampuan sedang dan 33 siswa (47,8%)

memiliki kemampuan rendah. Melihat fakta yang terjadi, maka kemampuan

koneksi matematis merupakan salah satu kemampuan yang harus dikembangkan

dalam diri siswa.

Untuk mengembangkan kemampuan koneksi matematis siswa, dapat

dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan mengembangkan

bahan ajar dan proses pembelajaran yang digunakan oleh guru. Kebanyakan

guru-guru di sekolah khususnya sekolah menengah masih menggunakan bahan

ajar yang berorientasi pada guru, bukan berorientasi pada siswa atau dapat

dikatakan sebagai pembelajaran yang konvensional. Sejalan dengan pernyataan

tersebut, Mulyana (Nobonnizar 2013:3) menyatakan bahwa pembelajaran

konvensional merupakan pembelajaran yang paling diminati oleh guru.

Mengingat pentingnya kemampuan koneksi matematis bagi siswa maka

diperlukan bahan ajar dan proses pembelajaran yang dapat membantu siswa untuk

mengaitkan antara satu konsep matematika dengan konsep matematika yang

lainnya ataupun dengan kehidupan nyata siswa (kontekstual). Dalam

pembelajaran matematika dikenal dengan istilah pembelajaran kontekstual.

Pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran yang memberikan fasilitas

kegiatan belajar siswa untuk mencari, mengolah, dan menemukan pengalaman

belajar yang bersifat kongkrit (terkait dengan kehidupan nyata) melalui

keterlibatan aktifitas siswa dalam mencoba, melakukan dan mengalami sendiri,

(15)

4

Faiz Amri, 2014

Pengembangan bahan ajar berbasis koneksi matematis siswa SMP dalam materi lingkaran melalui penelitian desain

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang terpenting adalah proses. Lebih lanjut, Suherman (Mariana 2011:11)

mengemukakan bahwa pembelajaran kontekstual pada prinsipnya adalah aktifitas

siswa, siswa melakukan dan mengalami, tidak hanya menonton dan mencatat, dan

pengembangan kemampuan sosialisasi. Dengan pembelajaran kontekstual ini,

diharapkan siswa dapat mengembangkan kemampuan koneksi matematisnya.

Apabila bahan ajar yang digunakan oleh guru adalah bahan ajar yang

konvensional yang hanya menuntut siswa untuk menulis, menghafal dan

mengingat kembali, maka akan menimbulkan kesulitan belajar siswa. Kesulitan

belajar siswa dapat diketahui ketika siswa mengalami kesulitan dalam

menyelesaikan permasalahan matematika yang tidak rutin atau tidak sesuai

dengan permasalahan yang dicontohkan oleh guru.

Untuk mengurangi kesulitan belajar yang dialami oleh siswa ini, maka

diperlukanlah suatu bahan ajar yang baik dan efektif. Sejalan dengan hal itu,

menurut Depdiknas (Depdiknas 2008:7) salah satu alasan diperlukannya

pengembangan bahan ajar adalah adanya tuntutan pemecahan masalah atau

kesulitan belajar siswa. Apabila terdapat materi yang rumit, bahan ajar dapat

membantu guru dalam menjelaskan dengan cara yang lebih sederhana sesuai

dengan tingkat berpikir siswa, sehingga siswa tidak mengalami kesulitan dalam

memahaminya. Jadi, dapat disimpulkan bahwa bahan ajar yang baik dan efektif

akan membantu siswa untuk mengatasi kesulitan belajarnya.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk mengkaji bahan ajar

berbasis koneksi matematis yang dapat membantu mengurangi kesulitan belajar

siswa, sehingga penulis bermaksud untuk melakukan penelitian dengan judul

Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Koneksi Matematis Siswa SMP dalam

Materi Lingkaran Melalui Penelitian Desain”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis merumuskan masalah tersebut,

(16)

5

Faiz Amri, 2014

Pengembangan bahan ajar berbasis koneksi matematis siswa SMP dalam materi lingkaran melalui penelitian desain

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Selanjutnya, masalah tersebut dijabarkan menjadi beberapa pertanyaan sebagai

berikut :

1. Tugas-tugas koneksi matematis manakah yang dapat memfasilitasi siswa

untuk memahami definisi lingkaran dan unsur-unsurnya?

2. Tugas-tugas koneksi matematis manakah yang dapat memfasilitasi siswa

untuk memahami luas dan keliling lingkaran?

C. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah yang sudah diuraikan di atas, maka penelitian

tentang pengembangan bahan ajar ini secara umum bertujuan untuk mengetahui

bentuk bahan ajar koneksi matematis pada materi lingkaran di SMP, adapun

rinciannya adalah:

1. Mengetahui tugas-tugas koneksi matematis yang dapat memfasilitasi siswa

untuk memahami definisi lingkaran dan unsur-unsurnya.

2. Mengetahui tugas-tugas koneksi matematis manakah yang dapat

memfasilitasi siswa untuk memahami luas dan keliling lingkaran.

D. Batasan Masalah

Masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini memiliki batasan yaitu materi

lingkaran. Pokok bahasan dalam penelitian ini yaitu lingkaran yang terdapat di

kelas VIII Sekolah Menengah Pertama (SMP).

E. Manfaat

Adapun manfaat yang diharapkan dari dilakukannya penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Memberikan gambaran kepada pembaca mengenai penyusunan bahan ajar

pada materi lingkaran untuk memfasilitasi siswa melalui kegiatan koneksi

matematis.

2. Mendapat pengalaman penyusunan bahan ajar yang berbasis koneksi

matematis pada materi lingkaran yang nantinya dapat dimanfaatkan di

(17)

6

Faiz Amri, 2014

Pengembangan bahan ajar berbasis koneksi matematis siswa SMP dalam materi lingkaran melalui penelitian desain

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu F. Definisi Operasional

Agar pada kajian dalam penelitian ini tidak terjadi kesalahpahaman,

kerancuan makna, atau perbedaan persepsi, maka beberapa istilah perlu

didefinisikan secara operasional. Istilah-istilah tersebut adalah :

1. Bahan Ajar

Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu

guru/instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas.

Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun tidak tertulis.

Sedangkan bahan ajar yang akan dikembangkan pada penelitian ini berupa

Lembar Kerja Siswa (LKS).

2. Kemampuan Koneksi Matematis

Kemampuan koneksi matematis adalah suatu kemampuan mengaitkan antara

satu konsep matematika dengan konsep matematika yang lainnya;

mengaitkan antara satu konsep matematika dengan kehidupan sehari-hari

siswa; mengaitkan antara satu konsep matematika dengan ilmu lainnya dan

mengenali suatu representasi yang lain pada konsep yang sama.

3. Kegiatan Koneksi Matematis

Kegiatan koneksi matematis adalah kegiatan siswa yang dilakukan

berdasarkan indikator-indikator kemampuan koneksi matematis dan

berdasarkan prinsip-prinsip teori belajar matematika.

4. Bahan Ajar Berbasis Koneksi Matematis

Bahan ajar berbasis koneksi matematis adalah bahan ajar matematika yang

disusun berdasarkan indikator-indikator koneksi matematis dan disesuaikan

dengan prinsip teori belajar Bruner.

5. Penelitian Desain

Penelitian desain adalah sebuah penelitian yang menitikberatkan pada proses

perancangan (desain) yang bertujuan untuk mengembangkan suatu bahan

(18)

7

Faiz Amri, 2014

Pengembangan bahan ajar berbasis koneksi matematis siswa SMP dalam materi lingkaran melalui penelitian desain

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

permulaan), experiment (eksperimen), dan retrospective analysis (analisis

(19)

Faiz Amri, 2014

Pengembangan bahan ajar berbasis koneksi matematis siswa SMP dalam materi lingkaran melalui penelitian desain

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Pada penelitian ini, metode penelitian yang digunakan adalah metode

penelitian kualitatif berupa design research. Metode penelitian kualitatif ini

digunakan karena pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bahan ajar

berbasis koneksi matematika yang dapat memfasilitasi siswa dalam memahami

materi pembelajaran. Bahan ajar yang digunakan pada penelitian ini berupa

Lembar Kerja Siswa (LKS). Berdasarkan tujuan dari penelitian ini, maka dalam

penyusunan bahan ajar tersebut perlu memperhatikan kesulitan-kesulitan belajar

yang dialami oleh siswa ketika penelitian ini dilaksanakan. Metode kualitatif

adalah metode yang sesuai untuk mengevaluasi kesulitan-kesulitan belajar yang

dialami oleh siswa. Patton (Nugroho 2011:25) mengatakan bahwa metode

kualitatif akan tepat digunakan jika terdapat adanya kebutuhan untuk membangun

teori program berdasarkan pada pengamatan aktivitas program, dampaknya dan

hubungannya antara perlakuan serta hasilnya. Berdasarkan uraian tersebut, maka

pada penelitian ini digunakan metode kualitatif yang berupa design research.

Design research adalah salah satu metode penelitian kualitatif untuk

mengembangkan bahan ajar yang dapat membantu siswa untuk mengatasi

kesulitan belajarnya. Menurut Cobb, Confey, Disessa, Lehrer, & Schuauble

(Nugroho 2011:26) menyatakan bahwa tujuan dari penelitian ini (design research)

dapat mengembangkan dan menyaring kedua hipotesis proses pembelajaran siswa

dan cara mendesain yang mendukung pembelajaran. Tujuan penelitian dengan

design research sesuai dengan tujuan pada penelitian ini yaitu untuk mengetahui

bahan ajar berbasis koneksi matematika dalam membantu siswa untuk mengatasi

(20)

19

Faiz Amri, 2014

Pengembangan bahan ajar berbasis koneksi matematis siswa SMP dalam materi lingkaran melalui penelitian desain

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Selanjutnya menurut Gravemeijer (Nugroho 2011:26) tahap penelitian

design research terdiri dari tiga fase yaitu preliminary design, experiment design,

dan retrospective analysis.

Dalam melaksanakan penelitian ini dengan menggunakan metode kualitatif

berupa design research, diperlukan pula Hypothetical Learning Trajectory (HLT)

sebagai petunjuk dalam meaksanakan penelitian. Menurut Bekker (Nugroho

2011:27), HLT adalah suatu design instrumen penelitian yang berguna untuk

membuktikan seluruh fase pada design research.

Selanjutnya Wijaya (2009) menjelaskan bahwa terdapat tiga komponen

utama dari learning trajectory, yaitu: tujuan pembelajaran (learning goals),

kegiatan pembelajaran (learning activities) dan hipotesis proses belajar siswa

(hypothetical learning process). Pada tahap awal atau preliminary design, HLT ini

akan digunakan sebagai petunjuk dalam menyusun bahan ajar yang akan

digunakan. Pada tahap experiment, HLT digunakan sebagai petunjuk dalam proses

mengajar, wawancara maupun observasi. Sedangkan pada tahap retrospective

analysis, HLT digunakan untuk mengembangkan bahan ajar yang lain dengan

design yang lain pula.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa design research terdiri dari

tiga fase, yaitu :

1. Preliminary design (Desain permulaan)

Preliminary design yaitu tahap awal dari penelitian design researh. Pada tahap

ini, peneliti akan merumuskan HLT yang terdiri dari 3 komponen yaitu

komponen tujuan, aktifitas tujuan yang digunakan untuk mengembangkan

instrumen berbasis koneksi matematika, dan membuat hipotesis pembelajaran

untuk memprediksi respon siswa terhadap proses pembelajaran yang

dilaksanakan.

2. Experiment (Eksperimen)

Pada fase experiment ini, peneliti akan mengujicobakan bahan ajar yang

sebelumnya telah disusun. Pada fase ini pula, akan dilihat kesulitan-kesulitan

(21)

20

Faiz Amri, 2014

Pengembangan bahan ajar berbasis koneksi matematis siswa SMP dalam materi lingkaran melalui penelitian desain

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

belum. Dari fase ini, peneliti akan memperoleh informasi-informasi penting

yang nantinya akan digunakan sebagai acuan untuk mendesain kembali bahan

ajar pada proses pembelajaran yang lain.

3. Retrospective analysis (Analisis tinjauan)

Retrospective analysis adalah fase akhir dari penelitian design research. Pada

fase ini data-data sebelum dan sesudah fase experiment dikumpulkan, dianalisis

dan kemudian dibandingkan. Proses analisis yang dilakukan adalah dengan

melihat kemungkinan-kemungkinan penyebab kesulitan belajar siswa.

Kemudian bahan ajar yang disusun sebelum fase experiment direvisi atau

diperbaiki berdasarkan hasil analisis yang diperoleh dan digunakan sebagai

acuan dalam siklus selanjutnya baik dalam materi yang sama atau berbeda.

B. Lokasi dan Subjek Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di SMPN 44 Bandung. Dipilihnya SMPN 44

(22)

21

Faiz Amri, 2014

Pengembangan bahan ajar berbasis koneksi matematis siswa SMP dalam materi lingkaran melalui penelitian desain

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penelitian berjalan efektif. Karakteristik yang sesuai dengan penelitian ini adalah

sekolah yang memiliki tingkat passing grade yang sedang. Menurut Panitia PPDB

kota Bandung (2013) menyatakan bahwa SMPN 44 Bandung termasuk sekolah

klaster kedua atau sedang dengan nilai passing grade 25,85.

Sedangkan subjek pada penelitian ini adalah siswa-siswa kelas VIII D di

SMPN 44 Bandung. Dipilihnya siswa-siswa kelas VIII dikarenakan usia siswa

pada kelas tersebut berkisar antara 11-12 tahun. Menurut Piaget (Suherman,

2001:4), dalam perkembangan kognitif individu, usia tersebut sudah memasuki

tahap operasi formal. Karakteristik dari anak pada tahap operasi formal adalah

telah memiliki kemampuan untuk berpikir kombinatorial, yaitu kemampuan untuk

menyusun kombinasi-kombinasi yang mungkin dari unsur-unsur dalam suatu

sistem. Penjelasan tersebut memberikan pengertian bahwa anak pada usia tersebut

telah mampu untuk menyusun atau mencari hubungan antara unsur-unsur dalam

matematika. Dalam hal ini, salah satu unsur matematika adalah konsep

matematika itu sendiri.

C. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini, digunakan instrumen-instrumen penelitian untuk

mendapatkan data yang sesuai dengan tujuan penelitian. Instrumen yang

digunakan antara lain :

a. Instrumen tes

Instrumen tes pada penelitian ini dibedakan menjadi dua yaitu instrumen tes

yang berupa soal-soal dan berupa LKS (Lembar Kerja Siswa). Pada tahap

pertama, akan dibuat instrumen tes yang berupa soal-soal matematika untuk

mengetahui kesulitan belajar siswa. Soal-soal tersebut akan dibuat berdasarkan

indikator-indikator kemampuan koneksi matematika. Berdasarkan

kesulitan-kesulitan belajar siswa yang diperoleh dari hasil uji instrumen tes tersebut

selanjutnya akan disusun LKS.

LKS atau student work sheet menurut Darwis (2011) ialah lembaran-lembaran

(23)

langkah-22

Faiz Amri, 2014

Pengembangan bahan ajar berbasis koneksi matematis siswa SMP dalam materi lingkaran melalui penelitian desain

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

langkah untuk menyelesaikan tugas. LKS yang disusun pada penelitian ini

adalah LKS yang berbasis kemampuan koneksi matematika.

LKS yang telah disusun berdasarkan kesulitan-kesulitan yang dialami oleh

siswa ini, selanjutnya diujicobakan untuk melihat apakah LKS yang sudah

disusun sudah mampu membantu siswa dalam mengatasi kesulitan atau belum.

Data-data yang diperoleh dari hasil ujicoba, kemudian digunakan untuk

memperbaiki LKS tersebut.

b. Lembar observasi

Lembar observasi digunakan untuk mengetahui kegiatan pembelajaran

menggunakan bahan ajar yang telah disusun secara keseluruhan.

c. Wawancara

Wawancara adalah pertemuan antara peneliti dengan informan untuk tanya

jawab. Dalam penelitian ini, wawancara ditujukan kepada siswa untuk

mengetahui pandangan siswa mengenai kesulitan belajarnya saat mengerjakan

tugas-tugas yang terdapat pada LKS berbasis koneksi matematika.

D. Prosedur Penelitian

Tahapan-tahapan yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut.

1. Tahap persiapan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap persiapan adalah :

a. Menentukan permasalahan yang akan diteliti.

b. Menyusun proposal skripsi

c. Melaksanakan seminar proposal skripsi

d. Menyusun instrumen penelitian

e. Melaksanakan uji coba soal

f. Menganalisis kesulitan belajar siswa melalui hasil uji coba soal

2. Tahap pelaksanaan

(24)

23

Faiz Amri, 2014

Pengembangan bahan ajar berbasis koneksi matematis siswa SMP dalam materi lingkaran melalui penelitian desain

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a.Memilih sampel penelitian

b.Menyusun bahan ajar yang disesuaikan dengan kesulitan belajar siswa dan

kurikulum yang berlaku

c.Melaksanakan proses pembelajaran untuk menguji bahan ajar yang telah

disusun.

d.Mewawancari siswa yang telah mengikuti proses pembelajaran.

3. Tahap analisis data

Setelah semua data terkumpul kemudian data dianalisis secara deskriptif.

Berdasarkan hasil analisis tersebut, bahan ajar direvisi kembali jika

diperlukan

4. Tahap penyusunan laporan

Seluruh data yang telah dianalisis kemudian diinterpretasi dan disusun dalam

sebuah laporan.

E.Teknik Pengolahan Data

Pada penelitian ini akan dianalisis data yang bersifat kualitatif. Menurut

Nugroho (2011:34) pada data kualitatif, analisis data adalah proses mencari dan

menyusun secara sistematis, data yang diperoleh dari wawancara, catatan

lapangan, dan dokumentasi. Analisis data kualitatif menggunakan model Miles

and Huberman yang meliputi :

a. Data reduction

Menurut Sugiyono (Nugroho 2011:35), mereduksi data berarti merangkum,

memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal penting, mencari tema dan

polanya dan membuang yang tidak perlu.

b. Data display

Menurut Sugiyono (Nugroho 2011:35), dalam penyajian data bisa dilakukan

dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan

(25)

24

Faiz Amri, 2014

Pengembangan bahan ajar berbasis koneksi matematis siswa SMP dalam materi lingkaran melalui penelitian desain

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Conclusion

Menurut Sugiyono (Nugroho 2011:35), menarik kesimpulan adalah langkah

(26)

Faiz Amri, 2014

Pengembangan bahan ajar berbasis koneksi matematis siswa SMP dalam materi lingkaran melalui penelitian desain

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dalam penelitian ini, dapat

disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

1. Tugas-tugas koneksi matematika yang dapat memfasilitasi siswa untuk

memahami definisi lingkaran dan unsur-unsurnya adalah tugas yang disajikan

dengan mengaitkan permasalahan yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari

siswa yang berhubungan dengan lingkaran dan memberikan tugas kepada siswa

sehingga siswa aktif dalam menemukan definisi lingkaran dan unsur-unsurnya

serta memberikan soal-soal yang terkait dengan koneksi matematika untuk

melatih kemampuan koneksi matematika siswa.

2. Tugas-tugas koneksi matematika yang dapat memfasilitasi siswa untuk

memahami luas dan keliling lingkaran adalah tugas yang dapat membimbing

siswa untuk menemukan sendiri rumus luas dan keliling lingkaran dengan

mengaitkannya pada konsep lain dan dengan memberikan tugas yang membuat

siswa aktif dalam mengaitkan konsep keliling atau luas lingkaran dengan konsep

yang lain, kehidupan sehari-hari siswa atau ilmu yang lainnya serta memberikan

soal-soal yang terkait dengan koneksi matematika untuk melatih kemampuan

koneksi matematika siswa.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang diperoleh, maka diajukan

(27)

84

Faiz Amri, 2014

Pengembangan bahan ajar berbasis koneksi matematis siswa SMP dalam materi lingkaran melalui penelitian desain

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Bahan ajar yang telah dianalisis dan direvisi sebaiknya diujicobakan kembali

pada sekolah yang berbeda namun setingkat guna melihat sejauh mana bahan ajar

tersebut mampu memfasilitasi siswa untuk memahami materi lingkaran.

2. Dalam penerapan bahan ajar ini di dalam kelas, kemungkinan akan terjadi siswa

mengalami berbagai kesulitan sehingga perlu adanya intervensi (scaffolding) dari

guru guna membantu siswa dalam mengatasi kesulitannya.

3. Dalam proses penyusunan bahan ajar, sebaiknya dipertimbangkan pula

penguasaan siswa pada materi prasyaratnya dan karakteristik cara belajar siswa

di

dalam kelas.

4. Sangat disarankan kepada peneliti lain untuk meneliti mengenai pengembangan

bahan ajar yang berbasis kemampuan matematika yang lain dan pada materi

(28)

Faiz Amri, 2014

Pengembangan bahan ajar berbasis koneksi matematis siswa SMP dalam materi lingkaran melalui penelitian desain

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, S. (2011). Meningkatkan Kemampuan Koneksi Matematik Siswa

SMP Melalui Pemodelan Berbasis Pembelajaran Matematika Realistik. Skripsi UPI. Bandung:Tidak diterbitkan.

Bandono. (2009). Pengembangan Bahan Ajar. [Online]. Tersedia: bandono.web.id. [26 Mei 2013]

Belajar, F. (2011). Aplikasi Teori Belajar. Yogyakarta:Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik Tenaga Kependidikan Matematika.

Darwis. (2011). Langkah-langkah Mengembangkan Bahan Ajar | Darwis

for Indonesia. [Online]. Tersedia: suryantara.wordpress.com. [26

Mei 2013]

Depdiknas (2008). Pedoman Pengembangan Bahan Ajar.

Jakarta:Depdiknas.

Lidinillah, D. A. M. (2011). Educational Design Research : a Theoretical

Framework for Action. Jurnal UPI. Bandung : Tidak Diterbitkan

Listyotami, M. K. (2011). Upaya Meningkatkan Kemampuan Koneksi

Matematika Siswa Kelas VIII A SMPN 15 Yogyakarta Melalui Model Pembelajaran Learning Cycle“5e” (Implementasi Pada Materi Bangun Ruang Kubus Dan Balok) [Online]. Tersedia :

http://eprints.uny.ac.id/2043/1/Mega_Kusuma_Listyotami_(NIM.0 7301244031).pdf [15 Desember 2013]

Mariana, S. (2011). Penerapan Pendekatan Kontekstual dengan

Pemberian Tugas Mind Map Setelah Pembelajaran Terhadap Peningkatan Kemampuan Koneksi Matematika siswa SMP: Suatu Studi Eksperimen Terhadap Siswa Kelas VIII SMP Negeri 29 bandung. Skripsi UPI. Bandung:Tidak diterbitkan.

Mudlofir, A. (2011). Aplikasi Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan Dan Bahan Ajar Dalam Pendidikan Islam. Jakarta:PT.

Raja Grafindo Persada.

Nobonnizar (2013). Pengembangan Bahan Ajar Komunikasi Matematika

(29)

86

Bandung Tahun Ajaran 2012/2013). Skripsi UPI. Bandung:Tidak

diterbitkan

Nugroho, M. (2011) Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Aktivitas Kritis

Pada Pokok Bahasan Peluang (Suatu Penelitian Kualitatif Terhadap Siswa Kelas XI IPA SMAN 23 Bandung). Skripsi UPI.

Bandung:Tidak diterbitkan

Panitia PPDB kota Bandung, (2013).

www.ppdbkotabandung.web.id/info_sekolah_smp.html#focus.

Rohansyah, W. (2008). Penerapan Pemebelajaran Matematika dengan

Pendekatan Diskursus dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Koneksi Matematik Siswa SMP. Skripsi UPI. Bandung:Tidak

diterbitkan.

Rosnawati. R. (2011). Berpikir Lateral dalam Pembelajaran Matematika. Jurnal UNY. Yogyakarta : Tidak Diterbitkan.

Shadiq, F. (2009) Psikologi Pembelajaran Matemtaika. Bahan Diklat Pengembang Matematika SMK Jenjang Lanjut Tahun 2009. Yogyakarta : Tidak diterbitkan.

Suherman, E. et al. (2001). Strategi Pembelajaran Matematika

Kontemporer. Bandung:JICA.

---. (2008). Belajar dan Pembelajaran Matematika. Hand Out Perkuliahan. Bandung : Tidak diterbitkan.

Trianto. (2010). Pengantar Penelitian Pendidikan Bagi Pengembangan

Profesi Pendidikan & Tenaga Kependidikan. Jakarta:Kencana.

Widdiharto. (2008). Diagnosis Kesulitan Belajar Matematika SMP dan Alternatif Proses Remidinya [Online]. Tersedia : http://p4tkmatematika.org/fasilitasi/22-diagnosis-kesulitan-belajar-matematika-smp-Rachmad.pdf [15 Desember 2013]

Wijaya, A. (2009). Hypothetical Learning Trajectory dan Peningkatan

Pemahaman Konsep Pengukuran Panjang [Online]. Tersedia :

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian/Ariyadi%20Wijay

Meningkatkan Koneksi Matematik Siswa. Jurnal UPI. Bandung:

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Food and Agriculture Organization (FAO) of the United Nations (2016) selai merupakan produk pangan yang memiliki gel padat yang terbuat dari bahan dasar bubur

Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Kementerian Agama R.I, menyatakan bahwa lembaga di bawah ini telah melakukan updating data Pendidikan Islam (EMIS) Periode Semester GENAP

The objective of biological wastewater treatment is to tranform dissolved, colloid, and suspended organic matter in wastewate to be biofloc.. Charactiristic of floc will influence

guru dalam pembelajaran menulis teks negosiasi. 2) Penelitian ini terbatas pada penggunaan metode inkuiri dalam pembelajaran. menulis teks negosiasi. Oleh karena itu,

Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Kementerian Agama R.I, menyatakan bahwa lembaga di bawah ini telah melakukan updating data Pendidikan Islam (EMIS) Periode Semester GENAP

Pendekatan Genre-Based dalam Pengajaran Bahasa Inggris: Petunjuk untuk Guru.. Bandung:

Didapatkan pemahaman yang tidak sama antar fasilitator terhadap aplikasi KS dalam hal penentuan indikator. Kurangnya koordinasi dan komunikasi antar

Penerapan Permainan Tradisional Dan Permainan Konvensional Dalam Aktivitas Warming Up Terhadap Minat Belajar Pendidikan Jasmani.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu