• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV FUNGSI LINEAR - Bab V Fungsi Linear Lengkap

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB IV FUNGSI LINEAR - Bab V Fungsi Linear Lengkap"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV FUNGSI LINEAR

Fungsi : hubungan antara satu variable dengan variable lain yang masing-masing variable tersebut saling mempengaruhi.

Variable / peubah : suatu besaran yang didalam suatu permasalahan nilainya dapat berubah-ubah.

Variable bebas ( independent variable ) : peubah yang nilainya tidak tergantung pada peubah lain dan nilai peubah ini akan menentukan nilai fungsi yang bersangkutan.

Variable tergantung ( dependent variable ) : peubah yang nilainya tergantung pada peubah yang lainnya.

 Fungsi Linear

Merupakan fungsi yang pangkat tertinggi dari variable bebasnya adalah 1. Bentuk umumnya adalah :

y = ax + b Dimana a = koefisien arah

b = konstanta yang merupakan titik potong pada sumbu y x = variable bebas

y = variable tergantung  Penggambaran Fungsi Linear 1. cara daftar

digunakan untuk melihat perubahan nilai angka dari peubah bebas dan peubah tergantungnya. Contoh :

y = 2x + 10

X 0 1 2 3 4 5 6 7

Y 10 12 14 16 18 20 22 24

(2)

24 21 18 15 12 10 6 3

0 1 2 3 4 5 6 7 x

2. cara matematis

Dengan cara mencari ciri matematis dari persamaan yang bersangkutan. Y = 2x + 10

Titik potong sumbu y apabila x = 0 maka y = 2 (0) + 10 = 10

Sehingga titik potong pada sumbu y = ( 0,10 )

Titik potong sumbu x apabila y = 0 maka 0 = 2x + 10 - 2x = 10 x = - 5 sehinnga titik potong pada sumbu x = ( -5,0 )

y = 2x + 10 (0,10)

(3)

a. metode dua titik (dwi koordinat )

merupakan metode pembentukan persamaan linear ( garis lurus ) dari dua buah titik yang diketahui

( Y – Y1) = ( X – X1 ) (Y 2 – Y1) (X2 – X1)

Contoh buatlah persamaan garis lurus yang melalui titik A (4,2) dan B (2,6) Titik A (4,2) X1 = 4 Y1 = 2

Titik B (2,6) X2 = 2 Y2 = 6 (Y - 2) = (X - 4)

(6 - 2) ( 2 – 4) 10

(Y – 2) = (X – 4) y = -2x + 10 (4) (-2)

-2y + 4 = 4x – 16 -2y = 4x – 20 y = -2x + 10

0 5 x

b. metode titik potong sumbu

digunakan untuk kasus tertentu, yaitu jika suatu titik A (x1,y1) merupakan titik potong sumbu Y, misalnya pada titik (0,b) dan titik B (x2,y2) merupakan titik potong sumbu x misalnya pada (a,0) maka persamaan garisnya dapat dibentuk sbb:

y / b + x / a = 1

(4)

apabila diketahui suatu garis dengan titik potong sumbu y adalah (0,6) dan titik potong sumbu x adalah (4,0), carilah persamaan garisnya

y / b + x / a = 1

y / 6 + x / 4 = 1 x 12 12y / 6 + 12x / 4 = 12

2y + 3x = 12 2y = -3x + 12 y = -3/2 x + 6

c. metode kemiringan garis dan titik

apabila diketahui suatu titik A (x1,y1) dan dilalui oleh suatu garis lurus yang memiliki kemiringan m, maka persamaannya adalah :

y – y1 = m (x – x1) persamaan garis yang melalui titik (x1,y1) dengan kemiringan sebesar m. contoh

carilah persamaan garis yang melalui suatu titik (4,2) dan kemiringan -3 y – y1 = m(x – x1)

y – 2 = -3(x – 4 ) = -3x + 12 y = -3x + 14

d. metode kemiringan garis dan titik potong sumbu

apabila diketahui suatu titik yang berkoordinat (0,b) merupakan titik potong dengan sumbu y sebuah garis lurus yang memiliki kemiringan garis m, maka persamaan garis tersbut adalah y = mx + b, merupakan persamaan garis yang melalui titik potong sumbu y dengan kemiringan m, contoh :

apabila suatu garis memiliki titik potong dengan sumbu y pada (0,-4) dan kemiringannya 5 maka bagaimana persamaan garisnya :

(5)

y = 5x – 4

 cara mencari titik potong y1 = 2x + 4

y2 = x + 5

garis pertama y1 = 2x + 4

titik potong dengan sumbu y pada (0,4) titik potong dengan sumbu x pada (-2,0) garis kedua y2 = x + 5

titik potong dengan sumbu y pada (0,5) titik potong dengan sumbu x pada (-5,0)

garis pertama (y1) akan berpotongan dengan garis kedua (y2) saat y1 = y2, maka :

2x + 4 = x + 5, x = 1 y = 2x + 4 y = 2(1) + 4

Y = 6

Jadi titik potong garis pertama dan garis kedua (1,6) 6

5 4

(6)

 Penerapan dalam ekonomi fungsi permintaan

dalam fungsi permintaan ini sumbu y diganti dengan P sebagai sumbu harga dan sumbu x diganti dengan Q sebagai sumbu jumlah (Quantitas) produksi. Bentuk umum :

Q = -aP + b Dimana

Q = jumlah barang yang diminta P = harga barang yang bersangkutan a = koefisien fungsi permintaan

b = konstanta fungsi permintaan yang bersangkutan contoh :

diketahui bahwa permintaan suatu barang apabila harga jualnya Rp 160 jumlah barang yang diminta konsumen sebanyak 20 buah, sedangkan apabila harga jualnya diturunkan menjadi Rp. 120, maka jumlah barang yang diminta sebanyak 40 buah. Tentukan :

a. bagaimanakah fungsi permintaannya

b. apabila barang tersebut dibagi secara gratis kepada konsumen, berapa jumlah barang tersebut yang diminta

c. berapa harga maksimum barang tersebut sehingga tidak ada yang membelinya.

a. P1 = 160, P2 = 120, Q1 = 20, Q2 = 40 P – P1 / P2 – P1 = Q – Q1 / Q2 – Q1 P – 160 / 120 – 160 = Q – 20 / 40 – 20 P – 160 / -40 = Q – 20 / 20

(7)

b. apabila dibagi secara gratis, maka P = 0 P = -2Q + 200

0 = -2Q + 200 2Q = 200 Q = 100

c. apabila barang tersebut tidak ada yang membeli (Q = 0) maka harga maksimum :

P = -2Q + 200 P = -2 (0) + 200 P = 200

Harga max Rp. 200 P

200 160 120

P = -2Q + 200

(8)

Keadaan permintaan barang diketahui bahwa ketika harga jualnya Rp. 400 tidak ada barang yang diminta, sedangkan apabila barang tersebut dibagikan secara cuma-cuma, maka jumlah barang tersebut yang diminta hanya 100 unit. Bagaimanakah persamaan fungsi permintaannya.

y / b + x / a = 1 P / b + Q / a = 1

P = Rp. 400 maka Q = 0 unit titik potong (0,400) P = Rp. 0 maka Q = 100 unit titik potong (100,0) P / 400 + Q / 100 = 1 x 400

P + 4 Q = 400

P = -4Q + 400 atau Q = -1/4 P + 100 400

P = -4Q + 400

100 Fungsi Penawaran

Bentuk umum fungsi penawaran Q = aP + b

Q = jumlah barang yang ditawarkan P = harga barang yang bersangkutan a = koefisien fungsi penawaran

(9)

contoh

sebuah perusahaan konveksi menjual salah satu produknya sebanyak 500 unit dengan harga Rp 1000 perunit. Apabila harganya naik menjadi Rp. 1.200 perunit, maka jumlah barang yang ditawarkan menjadi 900 unit. Tentukan :

a. bagaimana fungsi penawarannya

b. berapa harga minimal yang ditawarkan produsen a. persamaan fungsi penawaran.

P1 = 1000, P2 = 1200, Q1 = 500, Q2 = 900 P – P1 / P2 – P1 = Q – Q1 / Q2 – Q1

Maka

P – 1000 / 1200 – 1000 = Q – 500 / 900 – 500 P – 1000 / 200 = Q – 500 / 400

400 P – 400.000 = 200 Q – 100.000 400 P = 200 Q + 300.000

P = 1/2Q + 750 atau Q = 2P – 1500 P

750

-1500 0 Q

(10)

keseimbangan pasar (market equilibrium)

merupakan keadaan dimana pada tingkat harga tertentu jumlah barang yang diminta (Qd) sama dengan jumlah barang yang ditawarkan (Qs)

contoh

fungsi permintaan (Qd) P : -1/2Q + 40 fungsi penawaran (Qs) P : 1/2Q + 10 carilah keseimbangan pasar :

Qd = Qs

-1/2 Q + 40 = 1/2 Q + 10 Q = 30 unit P = ½ Q + 10

= ½ (30) + 10 = Rp 25

Berarti harga keseimbangan pasar pada saat harga Rp 25 perunit dengan kuantitas 30 unit.

P

40

(30,25) 25

(11)

Pengaruh pajak

Didalam matematika ekonomi, pajak yang dibicarakan adalah pajak tidak langsung yaitu pajak penjualan. Dasar pengenaannya atas dasar perunit atau dasar prosentase.

1. Pajak perunit.

Yaitu pajak yang besarnya tetap untuk setiap unit penjualan. Pajak ini langsung dibebankan pada harga jualnya. Fungsi penawaran akan akan bergerak dengan adanya pajak.

Ex. Diketahui Qs = P : 1/4Q + 4 Qd = P : -1/4Q + 25

Pajak perunit Rp 6

a. hitunglah harga dan kuantitas pada keseimbangan pasar sebelum pajak b. hitung harga dan kuantitas pada keseimbangan pasar sesudah pajak c. besarnya total pajak diterima pemerintah, pajak ditanggung konsumen

dan pajak ditanggung produsen. a. MEQ.

Qs = Qd

1/4 Q + 4 = -1/4 Q + 25

1/2Q = 21

(12)

b. MEQ ‘

Qs ‘ = P : 1/4Q + 4 + 6 : 1/4Q + 10

Qs ‘ = Qd

1/4Q + 10 = -1/4Q + 25

1/2Q = 15

Q’ = 30 unit

P’ = 1/4Q + 10 P’ = 1/4 (30) + 10

= Rp. 17,5

c. Pajak yang ditanggung konsumen (tk) = (P1 – P0)

Pajak yang ditanggung produsen (tp) = (t – tk) atau

(tp) = t – (P1 – P0)

Pajak yang diterima pemerintah (tg) = (t x Q1)

Dimana t = besarnya pajak perunit

P1 = harga keseimbangan setelah pajak

P0 = harga keseimbangan sebelum pajak

Q1 = kuantitas / jumlah keseimbangan setelah pajak

tg = Rp 6 x 30

= Rp 180

tk = (17,5 – 14,5) x 30

= Rp 3 x 30 = Rp 90

tp = Rp 180 – Rp 90

(13)

Grafik :

P (Qd) 25

17,5 MEQ’ 14,5 MEQ

-40 -16 0 30 42 100 Q 2. Pajak prosentase.

Adalah pajak yang dikenakan sebesar prosentase tertentu dari penerimaan penjualan produk

Fungsi penawaran bergeser sebesar prosentase tersebut untuk setiap jumlah produk yang ditawarkan.

Qs ‘ = Qs (1 + r) Contoh

Diketahui Qs = P : 1/4 Q + 10 Qd = P : -1/2 Q + 30 Pajak 20 %

(14)

Jawab a. MEQ

Qs = Qd

1/4Q + 10 = -1/2Q + 30

3/4Q = 20

Q = 80/3 = 26,67 unit

P = 1/4Q + 10

= 1/4 x 80/3 + 10 = 50/3 = Rp. 16,67 b. MEQ’

(Qs’) P = (1/4Q + 10) (1 + 20%) = (1/4Q + 10) (1 + 0,2) = (1/4Q + 10) (1,2) = (1/4Q + 10) (6/5) (Qs’) P = 3/10 Q + 12

Qs’ = Qd

3/10Q + 12 = -1/2Q + 30 8/10Q = 18

Q’ = 180/8 = 22,5 unit P = 3/10Q + 12

= 3/10 x 180/8 + 12 P’ = Rp. 18,75

c. Pajak/unit = P’ x % Pajak

(15)

Qs 30

18,75 MEQ ‘

16,75 MEQ 12

10

(16)

II. Subsidi

Yaitu bantuan yang diberikan pemerintah kepada produsen atau distributor barang agar harga jual produk menjadi lebih murah daripada harga sebelumnya. Subsidi hanya berpengaruh terhadap fungsi penawaran.

Contoh :

Qs P = 1/4Q + 10 Qd P = -1/4Q + 25 Subsidi perunit Rp 6

Ditanya : a. keseimbangan pasar sebelum subsidi b. keseimbangan pasar setelah subsidi c. subsidi pemerintah

d. grafik a. MEQ

Qs = Qd

1/4Q + 10 = -1/4Q + 25 1/2Q = 15

Q = 30 unit

P = 1/4Q + 10 = 1/4x30 + 10

= Rp 17,5

b. MEQ’

(QS’) - P = 1/4Q + 10 – 6 = 1/4Q + 4

QS’ = Qd

(17)

Q’ = 42 unit P = 1/4Q + 4

= 1/4x(42) + 4 P’ = Rp 14,5

c. Sg = Q’ x Rp

= 42 x Rp 6,-= Rp

Sk = (Rp 17,5 – Rp 14,5) x 42

= Rp Sp = Rp 252 – Rp 126

= Rp 126,-

Qs

Qd Qs’ 25

17,5 14,5

(18)

Break Event Point (BEP)

Adalah suatu keadaan yang menunjukkan bahwa perusahaan tidak memperoleh laba maupun rugi.

Manfaat BEP :

 Dapat digunakan sebagai alat perencanaan laba

 Dapat digunakan untuk mendeteksi faktor-faktor yang menyebabkan perusahaan menderita kerugian.

Unsur-unsur BEP :

1. Fixed cost (FC) = Biaya Tetap

Yaitu biaya yang jumlahnya tetap untuk seluruh jumlah barang yang dihasilkan.

2. Variable cost (VC) = Biaya Variable

Yaitu biaya yang berubah sesuai dengan perubahan jumlah barang produksi.

3. Total cost (TC) = total biaya ---- TC = FC + VC

4. Total revenue (TR) = total pendapatan --- TR = P x Q Syarat analisis BEP

1. biaya produksi didalam perusahaan harus dapat digolongkan kedalam biaya tetap dan biaya variable.

2. biaya variable secara total berubah sebanding dengan volume produksi, tetapi biaya variable perunit tetap

(19)

Contoh :

Diket FC = Rp

12.200.000,-VC/unit = Rp 14.000,-P/unit = Rp 18.000,-Ditanya a. jumlah unit untuk BEP

b. Bila jumlah barang 10.000 unit, tentukan rugi atau laba c. Grafik

jawab :

a. TC = TR

FC + VC = P x Q

12.200.000 + 14.000Q = 18.000Q 12.200.000 = 4.000Q

Q = 3050 unit BEP unit : 3050

BEP (Rp) = BEP unit x P/u

= 3050 x 18.000

=

Rp.54.900.000,-b. TC = FC + VC

= 12.200.000 + (14.000 x 10.000) = 12.200.000 + 140.000.000 = Rp. 152.200.000

TR = P x Q

= 18.000 x 10.000 = 180.000.000 TR > TC = Laba

Laba = 180.000.000 – 152.200.000

(20)

TR TC 54,9 juta

BEP dalam rupiah

VC

12,2 juta FC BEP dalam unit

(21)

Gambar

Grafik :                        P

Referensi

Dokumen terkait

Tentukan bentuk persamaan kuadrat yang memiliki koordinat titik potong grafik dengan sumbu X di titik-titik berikut!. Tentukan bentuk persamaan kuadrat yang melalui titik puncak

Penerapan titik potong garis dengan sumbu x dan sumbu y.. Perusahaan diizinkan untuk menurunkan harga aset yang dimiliki. Praktek akuntansi ini disebut ke deferensi garis lurus.

Berdasarkan Gambar 5.3 ditunjukkan perputaran sumbu Kartesian dari sumbu global X-Y menuju sumbu lokal x-y dengan kemiringan sudut α , sehingga dapat diperoleh Persamaan

Kemiringan garis (yang juga disebut slope atau gradient) pada setiap titik yang terletak pada garis lurus tersebut adalah tetap, yaitu sebesar m.. Slope atau gradient

Siswa masih salah dalam menentukan koordinat titik potong sumbu x,y dari suatu persamaan garis, menyusun persamaan garis dari dua titik, serta menentukan nilai

dimana m merupakan gradien dari garis persamaan, dan c adalah titik potong-x, dan titik koordinat x adalah persilangan dari sumbu-x. Bentuk y/m dalam persamaan sendiri

Y = … 5 Sketsa Grafik Hubungkan titik-titik yang diperoleh yang meliputi : 1 titik potong terhadap sumbu x, 2 titik potong terhadap sumbu y, dan 3 titik puncak sehingga menjadi kurva

Persamaan Garis Misalkan x1,y1 dan x2,y2, persamaan garis yang melalui dua titik tersebut adalah: Persamaan garis lurus dengan kemiringan m dan melalui titik x1,y1: y – y1 = mx – x1