MANUAL PENANGANAN BARANG BERBAHAYA
Edisi: 0 Revisi: 0
Tanggal: 11-July-2018
AOC # 91-008
Yayasan HELIVIDA Indonesia Gedung Istana Kana Lt. 3
Jl.R.P. Soeroso No. 24 Cikini – Jakarta Pusat
Indonesia
Nomor Telepon: +62 (0) 21 390 0039
Daftar Isi
0 ADMINISTRASI DAN PENGENDALIAN MANUAL ... 6
0.1 Pernyataan Komitmen ... 6
0.2 Administrasi Manual ... 7
0.2.1 Jabatan Pemegang Manual Penanganan Barang Berbahaya ... 7
0.2.2 Tanggung Jawab ... 7
0.2.3 Salinan Elektronik ... 8
0.2.4 Hardcopy ... 8
0.2.5 Persetujuan Manual ... 8
0.2.6 Pengaturan Manual ... 8
0.3 Daftar Revisi ... 10
0.4 daftar bab-bab efektif ... 13
0.5 Singkatan, Istilah dan Definisi (DEF) ... 19
0.5.1 Singkatan ... 19
0.5.2 Istilah dan Definisi ... 19
1 PENDAHULUAN ... 23
1.1 Ketentuan Umum ... 23
1.1.1 Tujuan dan Manajemen ... 23
1.1.2 Dasar Hukum ... 23
1.2 Kebijakan ... 25
1.2.1 Local Operator variations ... 25
1.2.2 Persetujuan Pengiriman dan Pengecualian (Exemptions) ... 25
1.2.3 Keamanan Barang Berbahaya ... 25
1.3 Profil Yayasan HELIVIDA ... 26
1.3.1 Struktur Organisasi ... 27
1.3.2 Koordinator Program Barang Berbahaya (KPBB) ... 28
1.3.3 Daftar pihak ketiga ... 30
1.4 Barang berbahaya pada peralatan penunjang kelaikan dan pelayanan pesawat udara ... 31
1.5 Tanggung Jawab Pengirim (Shipper’s responsibilities) ... 31
1.6 Tanggung Jawab HELIVIDA ... 32
1.7 Daftar (Hidden Dangerous Goods) ... 33
2 PENDIDIKAN DAN PELATIHAN ... 41
2.1 Diklat Penanganan Barang Berbahaya ... 41
2.2 Lisensi Personel ... 44
2.2.1 Personel DG dari Pihak Ketiga ... 45
2.3 Dokumentasi ... 46
2.3.1 Pencatatan dan Dokumentasi Pelatihan ... 46
3 PROSEDUR PENANGANAN ... 49
3.1 Prosedur Penerimaan ... 49
3.2 Prosedur Penyimpanan ... 50
3.2.1 Pemisahan dan Penyimpanan ... 50
3.2.1.1 Informasi Umum ... 50
3.2.1.2 Hazard Self Reactive Substances (Kelas 4.1) dan Organic Peroxide (Kelas 5.2) ... 51
3.2.1.3 Hazard Class 7 – Radioactive ... 51
3.2.2 Table Pemisahan (Segregation Tables) ... 52
3.3 Prosedur Pemuatan ... 52
3.3.1 Pemuatan Dalam Pesawat ... 52
3.3.2 Pengamanan Barang Berbahaya (Securing Dangerous Goods) ... 55
3.3.3 Pemuatan Dry Ice ... 56
3.3.4 Pemuatan Radio Active ... 56
3.3.5 Pemuatan Lithium Batteries ... 56
3.3.6 Pemuatan Cairan Cryogenic ... 56
3.3.7 Barang Berbahaya Kebutuhan Pesawat Udara (DGs in Airline’sProperty) ... 56
3.3.8 Bahan Mengandung Magnet (Magnetized Material) ... 57
3.3.9 Barang Berbahaya Cair (Liquid DG) ... 58
3.3.10 Barang Berbahaya diangkut dengan External Load ... 58
3.4 Penurunan Barang Berbahaya ... 58
3.4.1 Pengangkutan Bahan Bakar ... 59
4 DOKUMENTASI BARANG BERBAHAYA ... 62
4.1 NOTOC ... 62
4.2 Shipper’s Declaration ... 63
4.3 Acceptance Checklist ... 64
4.4 Dokumentasi ... 66
5 PENANGANAN PENUMPANG DAN BAGASI ... 69
5.1 Balasan ... 69
5.1.1 Informasi Umum ... 69
5.1.2 Ketentuan Informasi Kepada Penumpang ... 69
5.1.3 Travel Agents/Handling Agents ... 69
5.2 Cek-in / Pemuatan Penumpang ... 69
5.2.1 Check-in dengan bantuan check-in staff ... 69
5.2.2 Self service check-in ... 70
5.3 Pengangkutan DG Yang di bawa oleh awak Pesawat Udara ... 71
5.4 Battery pada Kursi Roda ... 77
6 PROSEDUR EMERGENCY ... 81
6.1 Kategori Insiden Barang berbahaya ... 81
6.2 Penanganan Insiden, accident dan undeclare barang berbahaya ... 83
6.2.1 Insiden dan accident di Darat ... 83
6.2.1.1 Penanganan Insiden Tumpahan (Spillage) ... 84
6.2.1.2 Penanganan Insiden Barang Berbahaya Bocor atau Rusak ... 86
6.2.1.3 Instruksi Tambahan untuk Barang Berbahaya Kelas 6 dan 8 ... 86
6.2.2 Penanganan insiden barang berbahaya saat terbang... 87
6.2.3 Insiden Barang Berbahaya Tidak Sesuai PTI (Undeclared DG) ... 87
6.2.4 Latihan Tanggap Darurat Angkutan Udara ... 88
6.2.5 Berikut table penanganan keadaan darurat terhadap kiriman DG: ... 92
6.3 Pelaporan ... 94
6.3.1 Pelaporan Undecleard DG ... 94
6.3.2 Pelaporan barang berbahaya pada Barang Bawaan Penumpang... 94
6.3.3 Pelaporan insiden barang berbahaya ... 94
7 PENGAWASAN ... 97
7.1 Tugas dan Tanggung Jawab ... 97
7.2 Kegiatan Pengawasan ... 97
7.3 Dokumentasi ... 98
8 APENDIKS ... 101
8.1 Apendiks A Notification to Pilot dalam Formulir (NOTOC) O-10-0201 ... 101
8.2 Apendiks B Contoh Shipper’s Declaration of Dangerous Goods (SHIPDEC) O-10-0202 ... 102
8.3 Apendiks C Dangerous Goods Checklist Formulir O-10-0203 ... 104
8.4 Apendiks D Contoh Formulir Ceklis Penerimaan Barang Berbahaya ... 106
8.5 Apendiks E Contoh Formulir Laporan Kejadian Barang Berbahaya Formulir O-10-0204 .... ... 108
8.6 Apendiks F Contoh Dokumen DG HELIVIDA ... 110
8.7 Apendiks G Lokasi Stasiun dan Kelas BB yang diangkut ... 111
8.8 Apendiks H Layout Compartemen Cargo Pesawat Udara ... 112 8.8.1 Bell 206L4 ... 112 8.8.2 Airbus Helicopter AS350 BA / AS350 B2 ... 113 8.9 Apendiks I SOP External Cargo Sling / Adopsi dari HELIVIDA Operations Manual Part 91 ....
... 114
0 Administrasi dan Pengendalian Manual
0.1 PERNYATAAN KOMITMEN Yayasan HELIVIDA berkomitmen untuk:
a. Menaati peraturan dan ketentuan yang berhubungan dengan Pengangkutan Barang Berbahaya (Transportation of Dangerous Goods (DG)) yang terdapat dalam Peraturan Kementerian Perhubungan Nomor PM 90 tahun 2013 mengenai Keselamatan Pengangkutan Barang Berbahaya dengan Pesawat Udara dan revisi dari edaran lain yang disebutkan yang berlaku.
b. Mempertahankan program pendidikan dan pelatihan untuk keselamatan pengangkutan barang berbahaya yang patuh pada peraturan yang berlaku.
c. Menekankan Kesadaran Barang Berbahaya secara teratur dan konsisten kepada setiap staf dan karyawan yang bekerja di area operasi penerbangan.
d. Melakukan pengukuran kesesuaian dengan standar, regulasi, kebijakan dan prosedur yang berhubungan dengan pengangkutan barang berbahaya secara teratur dan sistematis melalui Quality Assurance Program (QAP).
e. Melaporkan insiden atau kecelakaan Barang Berbahaya apapun kepada Dirjen Penerbangan Sipil sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Direktur Yayasan HELIVIDA Indonesia
Carter Jordan
0.2 ADMINISTRASI MANUAL
Manual ini memberi gambaran mengenai program Barang Berbahaya Yayasan HELIVIDA.
Manual ini dipersiapkan oleh Yayasan HELIVIDA sesuai dengan peraturan yang berlaku yang berkaitan dengan keselamatan pengangkutan Barang Berbahaya dengan transportasi udara. Semua staf dan karyawan HELIVIDA yang bertugas menangani Barang Berbahaya bertanggungjawab untuk mengetahui dan menaati isi manual ini.
0.2.1 Jabatan Pemegang Manual Penanganan Barang Berbahaya
No. Manual Pemegang Manual Media Distribusi
(hardcopy/elektronik)
01 Direktur Helivida, Cikini Jakarta Indonesia Hardcopy
02 Operation Manager, Wamena Papua, Indonesia Elektronik
03 Chief Pilot, Wamena Papua, Indonesia Elektronik
04 Pilots Office Wamena, Wamena Papua, Indonesia Elektronik 05 Pilots Office Palu, Palu Sulawesi, Indonesia Elektronik 06 Direktorat Jendral Perhubangan Udara, Jakarta,
Indonesia
Hardcopy
07 Direktur Bandara, Wamena Papua, Indonesia Hardcopy
Salinan tambahan akan didistribusikan dan dikendalikan oleh orang yang bertanggungjawab untuk pengendalian dokumen.
0.2.2 Tanggung Jawab
Koordinator Program Barang Berbahaya (KPBB) bertanggung jawab untuk:
Mendistribusikan Dangerous Goods Handling Manual (DGHM) dan masing-masing revisi yang telah disetujui, baik hardcopy maupun elektronik, sesuai dengan daftar di atas, bersama dengan “Pemberitahuan Pengiriman” (Formulir T-10-0102).
Masing-masing pemegang bertanggung jawab untuk:
Memahami isi DGHM baik diri sendiri maupun seluruh stafnya.
Mengembalikan “Pemberitahuan Pengiriman” yang telah ditandatangani sebagai tanda terima DGHM resmi dan pernyataan konfirmasi pemahaman isi DGHM
Melaporkan ketidakcocokan dan / atau kesalahan apapun kepada KPBB
Melaporkan masalah penerjemahan apapun kepada KPBB
0.2.3 Salinan Elektronik
DGHM tersedia dalam salinan elektronik (pdf), melalui jaringan Yayasan yang bernama Network Accessible Storage (NAS).
Semua Personil HELIVIDA memiliki akses ke salinan DGHM elektrik.
PERHATIAN: Dalam lingkup HELIVIDA, hardcopy asli dipegang oleh Operation Manager atau Chief Pilot, dan versi elektronik yang tersedia di jaringan yayasan adalah satu-satunya versi resmi. Versi cetakan lain dari DGHM tidak resmi dan dapat digunakan hanya sebatas referensi.
0.2.4 Hardcopy
Pemegang versi hardcopy dari DGHM hanya akan menerima halaman-halaman yang telah direvisi dan maka dari itu mereka bertanggungjawab untuk menggabungkan halaman- halaman yang telah direvisi tersebut ke dalam manual mereka dan mencatat revisi apapun di dalam bab 0 “Daftar Revisi”.
0.2.5 Persetujuan Manual
DGHM ini dan revisi-revisi berikutnya hanya akan dipublikasikan setelah mendapat persetujuan dari yang menandatangani di bawah ini mewakili HELIVIDA.
0.2.6 Pengaturan Manual
a. Manual ini dibagi menjadi BAGIAN-BAGIAN (Level 1) dan APENDIKS dimana Bagian berhubungan dengan topik di dalam manual dan Apendiks berhubungan dengan informasi tambahan yang disediakan bersama manual.
b. Lalu bagian-bagian dibagi lagi menjadi sub-bagian seperti di bawah ini:
1. 3. 4. 6
Sub-bagian Level 4
Sub-bagian Level 3
Sub-bagian Level 2
Sub-bagian Level 1
c. Proses pengeditan yang digunakan dalam manual ini adalah sebagai berikut:
i. “Harus” digunakan untuk mengindikasikan kebutuhan yang bersifat wajib.
ii. “Perlu” digunakan untuk mengindiasikan kebijakan, prosedur atau tindakan yang sangat disarankan. Semua pihak yang tidak menggunakan ini menunjukkan bahwa setiap penyimpangan tidak akan membahayakan keamanan.
iii. “Dapat” atau “Bisa” digunakan untuk mengindikasikan kebijakan dari masing- masing pihak yang bertanggungjawab.
iv. “Amandemen” digunakan untuk menunjuk pada perubahan-perubahan yang dibuat pada halaman-halaman yang kemudian akan diterbitkan sebagai perkembangan pada versi terkini.
Anotasi Perubahan
Anotasi perubahan (pada teks dan, sejauh dapat dilakukan, pada bagan dan diagram) akan ditandai dengan balok hitam vertikal di sebelah kanan dari bagian yang mengalami perubahan.
Contoh:
Teks Teks Teks
0.3 DAFTAR REVISI
Revisi Manual akan disebarluaskan sebagaimana diperlukan oleh KPBB. Hasil Revisi akan diterbitkan ke masing-masing pemegang manual.
Tiap-tiap halaman yang direvisi harus mencantumkan nomor dan tanggal amandemen.
Pemegang Manual bertanggungjawab untuk memasukkan semua amandemen yang diterbitkan padanya secara kronologis, dan untuk memastikan semua halaman dalam Manual konsisten dengan Daftar Halaman Efektif (List of Effective Pages).
Ketidakcocokan apapun yang ditemukan antara Daftar Halaman Efektif dan halaman Manual akan dilaporkan kepada KPBB secepatnya.
Daftar Edit / Revisi
No. Edit No. Revisi Tanggal Efektif Digabungkan oleh
Tanggal Penggabungan
0 Original Issue 0 01-AUGUST-2018 Carter Jordan 11-Juli-2018
Pokok Amandemen Terbaru
Revisi Pokok Revisi
Revisi Sementara
Amandemen DGHM yang membutuhkan revisi segera atau yang hanya dapat diterapkan secara sementara dapat diproses sebagai revisi sementara dan diterbitkan dalam warna kuning.
Sisipan revisi sementara harus dicatat berdasarkan nomor, bab yang dipengaruhi, tanggal berlaku, tanggal dicatat dalam catatan revisi sementara.
Revisi Sementara harus berbatas secara waktu, harus dibatalkan dan digabungkan kedalam DGHM setidaknya sampai revisi berikut dari bab yang dipengaruhi.
Daftar Revisi Sementara:
No. Revisi Sementara
Tanggal Efektif
Dimasukkan
oleh Tanggal Pengesahan Pembatalan Dihapus oleh
Tanggal
HALAMAN SENGAJA DIKOSONGKAN
0.4 DAFTAR BAB-BAB EFEKTIF
Halaman No.
Edisi No. / Revisi No. – Tanggal efektiv
Halaman No.
Edisi No. / Revisi No. – Tanggal efektiv
1 Edisi 0 Rev 0 – 11-JUL-2018 25 Edisi 0 Rev 0 – 11-JUL-2018
2 Edisi 0 Rev 0 – 11-JUL-2018 26 Edisi 0 Rev 0 – 11-JUL-2018
3 Edisi 0 Rev 0 – 11-JUL-2018 27 Edisi 0 Rev 0 – 11-JUL-2018
4 Edisi 0 Rev 0 – 11-JUL-2018 28 Edisi 0 Rev 0 – 11-JUL-2018
5 Edisi 0 Rev 0 – 11-JUL-2018 29 Edisi 0 Rev 0 – 11-JUL-2018
6 Edisi 0 Rev 0 – 11-JUL-2018 30 Edisi 0 Rev 0 – 11-JUL-2018
7 Edisi 0 Rev 0 – 11-JUL-2018 31 Edisi 0 Rev 0 – 11-JUL-2018
8 Edisi 0 Rev 0 – 11-JUL-2018 32 Edisi 0 Rev 0 – 11-JUL-2018
9 Edisi 0 Rev 0 – 11-JUL-2018 33 Edisi 0 Rev 0 – 11-JUL-2018
10 Edisi 0 Rev 0 – 11-JUL-2018 34 Edisi 0 Rev 0 – 11-JUL-2018
11 Edisi 0 Rev 0 – 11-JUL-2018 35 Edisi 0 Rev 0 – 11-JUL-2018
12 Edisi 0 Rev 0 – 11-JUL-2018 36 Edisi 0 Rev 0 – 11-JUL-2018
13 Edisi 0 Rev 0 – 11-JUL-2018 37 Edisi 0 Rev 0 – 11-JUL-2018
14 Edisi 0 Rev 0 – 11-JUL-2018 38 Edisi 0 Rev 0 – 11-JUL-2018
15 Edisi 0 Rev 0 – 11-JUL-2018 39 Edisi 0 Rev 0 – 11-JUL-2018
16 Edisi 0 Rev 0 – 11-JUL-2018 40 Edisi 0 Rev 0 – 11-JUL-2018
17 Edisi 0 Rev 0 – 11-JUL-2018 41 Edisi 0 Rev 0 – 11-JUL-2018
18 Edisi 0 Rev 0 – 11-JUL-2018 42 Edisi 0 Rev 0 – 11-JUL-2018
19 Edisi 0 Rev 0 – 11-JUL-2018 43 Edisi 0 Rev 0 – 11-JUL-2018
20 Edisi 0 Rev 0 – 11-JUL-2018 44 Edisi 0 Rev 0 – 11-JUL-2018
21 Edisi 0 Rev 0 – 11-JUL-2018 45 Edisi 0 Rev 0 – 11-JUL-2018
22 Edisi 0 Rev 0 – 11-JUL-2018 46 Edisi 0 Rev 0 – 11-JUL-2018
23 Edisi 0 Rev 0 – 11-JUL-2018 47 Edisi 0 Rev 0 – 11-JUL-2018
24 Edisi 0 Rev 0 – 11-JUL-2018 48 Edisi 0 Rev 0 – 11-JUL-2018
Halaman No.
Edisi No. / Revisi No. – Tanggal efektiv
Halaman No.
Edisi No. / Revisi No. – Tanggal efektiv
49 Edisi 0 Rev 0 – 11-JUL-2018 76 Edisi 0 Rev 0 – 11-JUL-2018
50 Edisi 0 Rev 0 – 11-JUL-2018 77 Edisi 0 Rev 0 – 11-JUL-2018
51 Edisi 0 Rev 0 – 11-JUL-2018 78 Edisi 0 Rev 0 – 11-JUL-2018
52 Edisi 0 Rev 0 – 11-JUL-2018 79 Edisi 0 Rev 0 – 11-JUL-2018
53 Edisi 0 Rev 0 – 11-JUL-2018 80 Edisi 0 Rev 0 – 11-JUL-2018
54 Edisi 0 Rev 0 – 11-JUL-2018 81 Edisi 0 Rev 0 – 11-JUL-2018
55 Edisi 0 Rev 0 – 11-JUL-2018 82 Edisi 0 Rev 0 – 11-JUL-2018
56 Edisi 0 Rev 0 – 11-JUL-2018 83 Edisi 0 Rev 0 – 11-JUL-2018
57 Edisi 0 Rev 0 – 11-JUL-2018 84 Edisi 0 Rev 0 – 11-JUL-2018
58 Edisi 0 Rev 0 – 11-JUL-2018 85 Edisi 0 Rev 0 – 11-JUL-2018
59 Edisi 0 Rev 0 – 11-JUL-2018 86 Edisi 0 Rev 0 – 11-JUL-2018
60 Edisi 0 Rev 0 – 11-JUL-2018 87 Edisi 0 Rev 0 – 11-JUL-2018
61 Edisi 0 Rev 0 – 11-JUL-2018 88 Edisi 0 Rev 0 – 11-JUL-2018
62 Edisi 0 Rev 0 – 11-JUL-2018 89 Edisi 0 Rev 0 – 11-JUL-2018
63 Edisi 0 Rev 0 – 11-JUL-2018 90 Edisi 0 Rev 0 – 11-JUL-2018
64 Edisi 0 Rev 0 – 11-JUL-2018 91 Edisi 0 Rev 0 – 11-JUL-2018
65 Edisi 0 Rev 0 – 11-JUL-2018 92 Edisi 0 Rev 0 – 11-JUL-2018
66 Edisi 0 Rev 0 – 11-JUL-2018 93 Edisi 0 Rev 0 – 11-JUL-2018
67 Edisi 0 Rev 0 – 11-JUL-2018 94 Edisi 0 Rev 0 – 11-JUL-2018
68 Edisi 0 Rev 0 – 11-JUL-2018 95 Edisi 0 Rev 0 – 11-JUL-2018
69 Edisi 0 Rev 0 – 11-JUL-2018 96 Edisi 0 Rev 0 – 11-JUL-2018
70 Edisi 0 Rev 0 – 11-JUL-2018 97 Edisi 0 Rev 0 – 11-JUL-2018
71 Edisi 0 Rev 0 – 11-JUL-2018 98 Edisi 0 Rev 0 – 11-JUL-2018
72 Edisi 0 Rev 0 – 11-JUL-2018 99 Edisi 0 Rev 0 – 11-JUL-2018
73 Edisi 0 Rev 0 – 11-JUL-2018 100 Edisi 0 Rev 0 – 11-JUL-2018
74 Edisi 0 Rev 0 – 11-JUL-2018 101 Edisi 0 Rev 0 – 11-JUL-2018
75 Edisi 0 Rev 0 – 11-JUL-2018 102 Edisi 0 Rev 0 – 11-JUL-2018
Halaman No.
Edisi No. / Revisi No. – Tanggal efektiv
Halaman No.
Edisi No. / Revisi No. – Tanggal efektiv
103 Edisi 0 Rev 0 – 11-JUL-2018 113 Edisi 0 Rev 0 – 11-JUL-2018
104 Edisi 0 Rev 0 – 11-JUL-2018 114 Edisi 0 Rev 0 – 11-JUL-2018
105 Edisi 0 Rev 0 – 11-JUL-2018 115 Edisi 0 Rev 0 – 11-JUL-2018
106 Edisi 0 Rev 0 – 11-JUL-2018 116 Edisi 0 Rev 0 – 11-JUL-2018
107 Edisi 0 Rev 0 – 11-JUL-2018 117 Edisi 0 Rev 0 – 11-JUL-2018
108 Edisi 0 Rev 0 – 11-JUL-2018 118 Edisi 0 Rev 0 – 11-JUL-2018
109 Edisi 0 Rev 0 – 11-JUL-2018 119 Edisi 0 Rev 0 – 11-JUL-2018
110 Edisi 0 Rev 0 – 11-JUL-2018 120
111 Edisi 0 Rev 0 – 11-JUL-2018 121
112 Edisi 0 Rev 0 – 11-JUL-2018 122
HALAMAN SENGAJA DIKOSONGKAN
HALAMAN SENGAJA DIKOSONGKAN
HALAMAN SENGAJA DIKOSONGKAN
0.5 SINGKATAN,ISTILAH DAN DEFINISI 0.5.1 Singkatan
Dalam Buku Pedoman Penanganan Barang Berbahaya ini digunakan beberapa singkatan antara lain:
AVSEC Aviation Security
CAO Cargo Aircraft Only (Pesawat Khusus Angkutan Kargo)
DIKLAT Pendidikan dan Latihan
DG Dangerous Goods (Barang Berbahaya)
FOO Flight Operations Officer
HRD Human Resource Development / Personalia
IATA DGR IATA Dangerous Goods Regulations
KPBB Koordinator Program Barang Berbahaya
N/A Not Applicable – Tidak berlaku.
NOTOC Notification To Captain
PPE Personal Protective Equipment – Alat Pelindung Diri
PTI Pemberitahuan Tentang Isi
SHIPDEC Shipper Declaration
SMU Surat Muatan Udara (Air Way Bill/AWB)
0.5.2 Istilah dan Definisi
Dalam Buku Pedoman Penanganan Barang Berbahaya ini yang dimaksud dengan:
1. Barang Berbahaya (Dangerous Goods) adalah barang atau bahan yang dapat membahayakan kesehatan, keselamatan, harta benda dan lingkungan.
2. Pesawat Udara adalah setiap mesin atau alat yang dapat terbang di atmosfer karena gaya angkat dari reaksi udara, tetapi bukan karena reaksi udara terhadap permukaan bumi yang digunakan untuk penerbangan.
3. Bagasi Tercatat adalah barang penumpang yang diserahkan oleh penumpang kepada pengangkut untuk diangkut dengan pesawat udara yang sama.
4. Bagasi Kabin adalah barang yang dibawa oleh penumpang pesawat udara dan berada dalam pengawasan penumpang sendiri.
5. Kecelakaan (Accident) Barang Berbahaya adalah suatu kejadian yang terkait dengan pengangkutan barang berbahaya dengan pesawat udara yang menyebabkan kecelakaan fatal atau serius terhadap orang atau menyebabkan kerusakan parah terhadap harta benda.
6. Kejadian (Incident) Barang Berbahaya adalah suatu kejadian (tidak termasuk accident barang berbahaya) yang terkait dengan pengangkutan barang berbahaya yang tidak terjadi dalam pesawat udara yang mengakibatkan kerugian orang, kerusakan harta benda, kebakaran, patah, tumpahan kebocoran cairan atau radiasi atau kejadian lain terkait paket yang tidak ditangani dengan benar.
7. Kejadian Serius (Serious Incident) adalah setiap kejadian terkait dengan pengangkutan barang berbahaya yang mana secara serius membahayakan pesawat udara atau penumpang.
8. Inspektur adalah personel yang diberi tugas, tanggung jawab dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan pengawasan keselamatan pengangkutan barang berbahaya.
9. Kemasan (Packaging) adalah wadah dan komponen lain atau material yang diperlukan untuk mewadahi muatan agar tetap sesuai fungsinya.
10. Paket (Package) adalah produk utuh yang sudah komplit diberi kotak yang didalamnya ada kemasan dan isinya siap untuk diangkut.
11. Pengawasan adalah kegiatan kendali mutu berkelanjutan untuk melihat pemenuhan peraturan pengangkutan barang berbahaya.
12. Lisensi adalah surat izin yang diberikan kepada seseorang yang telah memenuhi persyaratan tertentu untuk melakukan pekerjaan dibidangnya dalam jangka waktu tertentu.
13. Personel Penanganan Pengangkutan Barang Berbahaya adalah personel yang mempunyai lisensi yang diberi tugas dan tanggungjawab dibidang penanganan barang berbahaya yang akan diangkut dengan pesawat udara.
14. Nomor UN adalah 4 (empat) digit nomor resmi yang ditetapkan oleh Komite Ahli Pengangkutan Barang Berbahaya Perserikatan Bangsa - Bangsa/PBB (United Nations Committee of Experts on the Transport of Dangerous Goods) untuk mengidentifikasi sebuah barang berbahaya atau bagian dari kelompok barang berbahaya.
15. Pengirim (consignor/shipper) adalah setiap orang yang mengirim atau menangani persiapan pengiriman barang melalui angkutan udara.
16. Kiriman (consignment) adalah satu atau beberapa paket barang berbahaya yang diterima oleh badan usaha angkutan udara dari satu pengirim dengan alamat yang jelas pada satu waktu dan dilengkapi dengan dokumen penerimaan satu lot/set dan akan dikirim pada satu penerima pada satu alamat tujuan.
17. Sertifikat Kompetensi adalah tanda bukti seseorang telah memenuhi persyaratan pengetahuan, keahlian dan kualifikasi dibidangnya.
18. Unit Penyelenggara Bandar Udara adalah lembaga pemerintah di Bandar udara yang bertindak sebagai penyelenggara bandar udara, yang memberikan jasa pelayanan kebandarudaraan untuk Bandar udara yang belum diusahakan secara komersial.
19. Badan Usaha Bandar Udara adalah badan usaha milik negara,badan usaha milik daerah,atau badan hukum Indonesia berbentuk perseroan terbatas atau koperasi yang kegiatan utamanya mengoperasikan Bandar udara untuk pelayanan umum.
20. Operator Pesawat Udara adalah badan usaha angkutan udara dan perusahaan angkutan udara asing.
21. Badan Usaha Angkutan Udara adalah badan usaha milik negara, badan usaha milik daerah, atau badan hukum Indonesia berbentuk perseroan terbatas atau koperasi, yang kegiatan utamanya mengoperasikan pesawat udara untuk
digunakan mengangkut penumpang, kargo, dan/atau pos dengan memungut pembayaran.
22. Perusahaan Angkutan Udara Asing adalah perusahaan angkutan udara niaga yang telah ditunjuk oleh negara mitrawicara berdasarkan perjanjian bilateral dan/atau multilateral dan disetujui oleh Pemerintah Republik Indonesia.
23. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Perhubungan Udara.
24. Direktorat Jenderal adalah Direktorat Jenderal Perhubungan Udara.
25. Direktur adalah Direktur yang membidangi pengangkutan barang berbahaya.
26. Direktorat adalah Direktorat yang membidangi pengangkutan barang berbahaya.
27. Setiap Orang adalah orang perseorangan atau korporasi.
1 Pendahuluan
1.1 KETENTUAN UMUM 1.1.1 Tujuan dan Manajemen
Tujuan dari Dangerous Goods Handling Manual milik Yayasan HELIVIDA ini adalah:
a. Untuk menyediakan referensi dan panduan untuk siapapun yang menangani barang berbahaya yang diangkut dalam angkutan udara yang dioperasikan oleh HELIVIDA.
b. Untuk memastikan dan menjamin pengangkutan barang berbahaya yang diangkut dengan angkutan udara yang dioperasikan oleh HELIVIDA sesuai dengan ketetapan yang berlaku.
c. Untuk memastikan keamanan dan melindungi angkutan udara dari barang berbahaya yang dapat membahayakan kesehatan dan keamanan dari properti dan/atau lingkungan.
d. Untuk meningkatkan kesadaran terhadap kemungkinan-kemungkinan bahaya yang berkaitan dengan pengangkutan barang berbahaya dalam angkutan udara HELIVIDA, terutama ketika barang berbahaya tersebut tidak dikemas dengan baik, tidak diumumkan, dan tidak didokumentasikan dengan baik.
e. Untuk memenuhi persyaratan yang diatur dalam peraturan nasional dan internasional.
1.1.2 Dasar Hukum
Undang-undang di bawah ini mengatur penanganan, penawaran untuk pengangkutan, dan pengangkutan barang berbahaya melalui udara:
a. Aturan Nasional
i. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan (Lembaran Negara Nomor 1 Tahun 2009, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4956).
ii. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan Keselamatan Penerbangan (Lembaran Negara Nomor 4075);
iii. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor : PM 90 Tahun 2013 Tentang Keselamatan Pengangkutan Barang Berbahaya Dengan Pesawat Udara;
iv. Peraturan Menteri Perhubungan nomor : KP 153 Tahun 2015 tentang Pengamanan Kargo dan Pos serta Ranta Pasok (Supply chain) kargo dan pos yang diangkut dengan pesawat udara.
v. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor : KP.26 Tahun 2014 Tentang Lisensi Personel Penanganan Pengangkutan Barang berbahaya.
vi. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara nomor : KP 412 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Keselamatan Pengangkutan Barang Berbahaya Memalui Udara
vii. Peraturan Direktur Jendral Perhubungan Udara nomor : KP 546 Tahun 2015 tentang Program Pendidikan dan Pelatihan Personil Penanganan Pengangkutan Barang Berbahaya.
viii. Peraturan Direktur Jendral Perhubungan Udara nomor : KP 571 Tahun 2015 tentang Ijin Pengangkutan Barang Berbahaya dengan Pesawat Udara
ix. Peraturan Direktur Jendral Perhubungan Udara nomor : KP 573 Tahun 2015 tentang Petunjuk Teknis Tata Cara Pengawasan Pengangkutan Barang Berbahaya dengan Pesawat Udara.
b. Aturan Internasional
i. Annex 18 to The Convention on International Civil Aviation, The Safe Transport of Dangerous Goods by Air.
ii. Document 9284 - AN / 905 - Technical Intructions for the Safe Transport of Dangerous Goods by Air.
iii. Document 9481 - AN / 928 - Emergency Response Guidance for Aircarft Incident Involving Dangerous Goods.
iv. IATA Dangerous Goods Regulations.
Catatan: Dokumen Instruksi Teknis International Civil Aviation Organization (ICAO) adalah publikasi legal sementara Peraturan Barang Berbahaya dari International Air Transport Association (IATA) digunakan sebagai dokumen pekerjaan oleh anggota HELIVIDA agar sesuai dengan peraturan dalam Instruksi Teknis ICAO.
c. Program Barang Berbahaya Yayasan HELIVIDA dan manual ini akan disesuaikan dengan versi terkini dari panduan di atas dan manual ini akan dimutakhirkan seperlunya.
1.2 KEBIJAKAN
1.2.1 Local Operator variations
a. Operator variations selalu diverifikasi ketika penerimaan kiriman DG dari pengirim.
b. HELIVIDA menerima pengangkutan Dangerous Goods (DG) untuk seluruh kelas DG di bandar udara Wamena, kecualikan radio aktif.
1.2.2 Persetujuan Pengiriman dan Pengecualian (Exemptions)
c. Pengangkutan DG dengan kategori forbidden harus mendapatkan izin/ approval dari Direktur Jenderal Perhubungan Udara dan instansi terkait.
d. Kiriman DG kategori forbidden dari pengirim harus memenuhi ketentuan dalam ICAO Documents dan/atau IATA DGR serta ketentuan yang berlaku termasuk dalam hal labeling, packaging, documents dll sebelum diterima oleh HELIVIDA
e. HELIVIDA akan menerima kiriman kategori forbidden selama kiriman dari shipper tersebut telah sesuai ketentuan pengangkutan DG.
1.2.3 Keamanan Barang Berbahaya
Untuk memastikan keamanan DG yang akan diangkut, masing-masing muatan DG yang diterima oleh HELIVIDA akan melalui pemeriksaan keamanan yang dijalankan oleh PKBB HELIVIDA dan/atau Petugas Keamanan Penerbangan (AVSEC).
1.3 PROFIL YAYASAN HELIVIDA
Yayasan HELIVIDA adalah operator non-komersial yang bertujuan untuk membawa bantuan sosial dan medis untuk membantu orang-orang yang tinggal di daerah terpencil dan sulit diakses. HELIVIDA adalah organisasi non-denominasi dan membantu mereka yang membutuhkan tanpa menjadikan keanggotaan agama apapun sebagai pertimbangan.
HELIVIDA memenuhi tujuannya dengan menyediakan layanan penerbangan dan komunikasi.
Lokasi Base:
a. Alamat Base Operasi di Wamena:
Jl. Gatot Subroto
Bandara Udara Wamena, Wamena – Papua
b. Alamat Base Operasi di Palu:
Jl. Abd. Rahman Saleh Bandara Udara Mutiara Palu – Sulawesi Tengah Pesawat Terbang:
Pabrikan Model Jumlah
Bell B206 L3 Long Ranger 1
Bell B206 L4 Long Ranger 2
Airbus Helicopter AS-350 BA 2
Airbus Helicopter AS-350 B2 1
1.3.1 Struktur Organisasi
Berikut adalah Struktur organisasi dari Yayasan HELIVIDA
Nama Pemegang Kartu Nominasi
Pemegang Pos: Incumbent:
Managing Director Carter Jordan
Operation Manager Diangkat dengan surat Maintenance Manager Diangkat dengan surat Chief Pilot (Helikopter) Diangkat dengan surat Tugas dan Tanggung Jawab
a. Managing Director memiliki kewenangan perusahaan untuk mengeluarkan kebijaksanaan dan memastikan bahwa semua operasi yang dilakukan sesuai dengan standard yang ditentukan oleh Direktorat Jendral Perhubungan Udara.
Operation Manager
Managing Director
Chief Pilot
Maintenance Manager
Safety / Quality Manager
Pilots Base DG Accountable Person(s) Wamena
Base DG Accountable Person(s) Palu
DG Handling
Personnel DG Handling
Personnel
b. Safety/ Quality Manager bertanggung jawab terhadap pengawasan Internal implementasi aturan-aturan penanganan Barang Berbahaya di seluruh kegiatan operasional penerbangan HELIVIDA dan melaporkan hasil kegiatan pengawan kepada Managing Director.
c. Operation Manager bertanggung jawab terhadap implementasi aturan penanganan Barang Berbahaya berjalan dengan baik di lapangan sesuai aturan yang berlaku.
Operation Manager adalah Koordinator Program Barang Berbahaya (KPBB) dan bertanggungjawab untuk mempertahankan program DG HELIVIDA bertindak sebagai penyambung antara HELIVIDA dan kantor daerah DGCA untuk DG
d. Maintenance Manager sebagai penanggung jawab kelaikan pesawat udara.
e. Chief Pilot bertanggung jawab memastikan dan melaksanakan aturan penangganan barang berbahaya sesuai dengan ketentuan dan mengawasi kinerja para personil yang menanggani barang berbahaya dilapangan.
f. Base DG Accountable Personnel bertanggung jawab untuk mengawasi pemenuhan prosedur dan kebijakan DG HELIVIDA pada tingkatan base. Tanggung jawab ini akan dipegang oleh Chief Pilot
g. DG Handling Personnel. Adalah orang-orang yang telah menerima dan mempertahankan level (tipe) pelatihan yang sesuai dengan posisi mereka sebagaimana tertulis dalam tabel di Bagian 2.
Direktur atau Manager HELIVIDA manapun dapat mendelegasikan tugasnya kapan saja, namun dia tetap bertanggungjawab terhadap tugas-tugasnya.
1.3.2 Koordinator Program Barang Berbahaya (KPBB)
a. Base Coordinator berperan sebagai coordinator penanganan dan pengangkutan barang berbahaya pada kantor HELIVIDA, mempunyai tugas dan tanggung jawab:
1) Melaksanakan dan menjamin bahwa ketentuan-ketentuan yang tertuang dalam Dangerous Goods Handling Manual dilaksanakan pada setiap pengangkutan barang berbahaya;
2) Mempertahankan efektifitas Dangerous Goods Handling Manual;
3) Mengevaluasi Dangerous Goods Handling Manual minimal setiap 2 (dua) tahun sekali setiap ada perubahan data DGHM;
4) Memastikan dan menjamin bahwa seluruh informasi dan data dalam DGHM adalah benar dan terkini (up to date);
5) Mengumpulkan dan mengevaluasi setiap laporan penanganan barang berbahaya.
6) Mengumpulkan data dan melakukan investigasi setiap terjadi insiden barang berbahaya.
b. Pada setiap Stasiun di bandar udara yang mengangkut barang berbahaya maka Base DG Accountable Person base operation bertugas sebagai koordinator di bandara atau orang yang bertanggung jawab mengawasi dan memastikan penangangan pengangkutan barang berbahaya telah sesuai ketentuan dan prosedur yang berlaku.
c. Koordinator di Bandara wajib melaporkan rencana pengangkutan barang berbahaya kepada Koordinator Pusat pada setiap penerbangan HELIVIDA,
d. Setiap pengiriman dan pengangkutan barang berbahaya harus diketahui dan disetujui oleh Manager Operasi;
e. Koordinator Pengangkutan Barang Berbahaya HELIVIDA:
Accountable Operasional terkait Dangerous Goods HELIVIDA:
Nama : Capt Micha Berger Jabatan : Operation Manager Alamat E-mail : [email protected]
Telp. : 0811848882
Accountable Quality Control terkait Dangerous Goods HELIVIDA:
Nama : Matthias Weber
Jabatan : Safety and Quality Manager Alamat E-mail : [email protected]
Telp. : 081247776683
Accountable Dangerous Goods di station HELIVIDA:
Nama : Daniel Lokollo
Jabatan : Base DG Accountable Person Alamat E-mail : [email protected]
Telp. : 081213535090 Nama : Amara L Kartika
Jabatan : Base DG Accountable Person Alamat E-mail : [email protected]
Telp. : 08114807020
1.3.3 Daftar pihak ketiga N/A
1.4 BARANG BERBAHAYA PADA PERALATAN PENUNJANG KELAIKAN DAN PELAYANAN PESAWAT UDARA
Persyaratan pengangkutan barang berbahaya tidak berlaku untuk barang berbahaya yang dikecualikan terutama pada peralatan penunjang kelaikan dan pelayanan pesawat udara.
Benda-benda berikut merupakan peralatan tetap dan diperlukan didalam operasional pesawat udara, yaitu:
Article/ Substance Reason for excemption
Aircraft Equipment Benda dan zat yang dikelompokan sebagai barang berbahaya, namun diperlukan untuk diangkut ke pesawat sesuai dengan ketentuan airworthiness dan aturan operasional terkait. Yaitu:
- Batterie - Engine Oil - Fire bottle(s) - Fire extinguisher - Fuel
- Hydrailic Fluid reservoirs
Perlu dijadikan perhatian bahwa article dan zat yang mengandung dangerous goods pada peralatan pesawat yang sudah tidak digunakan karena telah diganti atau dipindah harus diangkut sesuai dengan ketentuan sebagaimana dipersyaratkandalam regulasi.
1.5 TANGGUNG JAWAB PENGIRIM (SHIPPER’S RESPONSIBILITIES)
1. Tanggung jawab shipper adalah:
a. Penentuan Klas DG yang akan diangkut (Classifying) b. Pengemasan (Packing)
c. Pelabelan dan Penandaan (Labelling and Marking) d. Pengisian Dokumen terkait (Documents Filling)
2. Pengirim yang melakukan penanganan barang berbahaya harus memastikan barang berbahaya yang diserahkan harus memperhatikan:
e. Barang berbahaya tidak termasuk yang dilarang untuk diangkut;
f. Klasifikasi barang berbahaya yang akan dikirim;
g. Jumlah barang berbahaya yang akan dikirim;
h. Pengemasan;
i. Pelabelan dan penandaan;
j. Dokumen pengangkutan barang berbahaya
3. Dokumen sebagaimana dimaksud pada butir 1 huruf f harus:
a. Berisi informasi Antara lain:
1) Barang berbahaya yang dikirim;
2) Nama dan alamat lengkap pengirim;
3) Nama dan alamat lengkap penerima;
4) Nama Bandar udara keberangkatan;
5) Nama Bandar udara tujuan; dan
b. Ditandatangani oleh pengirim dengan mencantumkan:
1) Nama jelas;
2) Nomor lisensi personel penanganan pengangkutan barang berbahaya;
3) Jabatan; dan
4) Tempat dan tanggal penandatanganan.
c. Menggunakan bahasa ingris dan bahasa Indonesia.
1.6 TANGGUNG JAWAB HELIVIDA
1. HELIVIDA bertanggung jawab terkait kelancaran operasional pengangkutan DG yang ditanda tangani di setiap station.
2. Tanggung jawab HELIVIDA sebagai operator dalam pengangkutan DG adalah:
a. Penentuan Kelas DG yang akan diangkut (Classifying) b. Pengemasan (Packing)
c. Pelabelan dan Penandaan (Labelling and Marking)
d. Pengisian Dokumen terkait (Documents Filling) e. Penerimaan (Acceptance)
f. Penyimpanan (Storage) g. Pemuatan (Loading)
h. Pembongkaran (Unloading)
i. Penyampaian informasi dan pelaporan (Information and Reporting)
1.7 DAFTAR (HIDDEN DANGEROUS GOODS)
Kargo yang dinyatakan dalam pernyataan umum dapat saja berisi zat-zat berbahaya yang tidak terlihat. Benda-benda ini dapat juga ditemukan pada bagasi. Dengan tujuan mencegah DG yang tidak dinyatakan diangkut dalam angkutan udara, dan mencegah penumpang membawa DG yang tidak diijinkan dalam bagasi mereka ke dalam angkutan udara, staf penerima kargo dan penumpang harus mendapat konfirmasi dari pengirim dan penumpang tentang isi dari kargo atau bagasi dimana ada kecurigaan bahwa kargo atau bagasi tersebut mungkin berisi barang berbahaya. Tabel berikut menyediakan beberapa contoh:
Barang Bisa berisi Suku cadang /
Peralatan Angkutan Udara
Dapat berisi bahan ledak (suar atau bahan mudah terbakar lainnya), generator oksigen berbahan kimia, rakitan ban yang tidak dapat diservis, silinder dari gas yang dikompresi (oksigen, karbon dioksida, nitrogen atau alat pemadam kebakaran), cat, lem perekat, aerosol, alat penyelamat nyawa, P3K, bahan bakar dalam peralatan, baterai basah atau litium, korek api, dll.
Mobil, suku cadang mobil
Dapat berisi materi feromagnetik yang tidak dapat digolongkan sebagai materi bermagnet tapi membutuhkan penyimpanan khusus karena adanya kemungkinan mempengaruhi peralatan dalam angkutan udara (lihat IATA DGR 3.9.2.2). Dapat juga berisi mesin, karburator atau tanki bahan bakar yang dapat saja berisi bahan bakar, batere basah, alat pompa ban yang berisi udara yang terkompresi, alat pemadam kebakaran, shock dan struts dengan nitrogen, pengembang kantung udara/modul kantung udara, dll.
Alat Pernapasan Dapat berisi silinder udara atau oksigen terkompresi, generator oksigen berbahan kimia, atau oksigen cair yang didinginkan.
Peralatan Berkemah
Dapat berisi gas-gas yang mudah terbakar, (butana, propana, dll), cairan-cairan mudah terbakar, (minyak tanah, bensin dll, benda padat yang mudah terbakar (parafin, korek api,dll) atau barang berbahaya lainnya.
Bahan-bahan kimia
Dapat berisi barang-barang yang sesuai dengan kriteria barang berbahaya, khususnya cairan mudah terbakar, benda padat mudah terbakar, pengoksidasi, peroksida organik, zat-zat beracun atau korosif.
Materi Seperti suku cadang angkutan udara, dapat berisi barang-barang
Perusahaan / COMAT (Company Materials)
berbahaya sebagai bagian yang tidak dapat dipisahkan contoh:
generator oksigen berbahan kimia pada unit servis penumpang (passenger service unit - PSU), berbagai gas-gas terkompresi seperti oksigen, karbon dioksida dan nitrogen, pemantik gas, aerosol, pemadam kebakaran,cairan mudah terbakar seperti bahan bakar, cat dan lem perekat, dan bahan korosif seperti batere. Bahan-bahan lain seperti suar, P3K, alat-alat keselamatan, korek api,materi bermagnet, dll.
Kiriman Konsolidasi/
Consolidated Consignments (Groupages)
Dapat berisi barang-barang berbahaya dalam kelas-kelas manapun.
Kriogenik (cairan) / Cryogenic (Liquid)
Menunjukkan adanya gas-gas yang dicairkan dan telah didinginkan seperti argon, helium, neon dan nitrogen.
Silinder-silinder Dapat menunjukkan adanya gas terkompresi atau tercairkan.
Peralatan perawatan gigi
Dapat berisi resin atau larutan yang mudah terbakar, gas yang dicairkan atau terkompresi, merkuri atau bahan radioaktif.
Spesimen Diagnosa
Dapat mengandung zat-zat menular.
Peralatan Menyelam
Dapat berisi silindr (seperti tanki skuba, botol rompi, dll) yang berisi gas terkompresi (udara, oksigen, dll) lampu penyelam dengan intesitas cahaya tinggi yang dapat menimbulkan panas yang ekstrim jika dioperasikan di udara. Untuk alasan keamanan, bohlam atau batere harus dilepas.
Peralatan
pengeboran dan pertambangan
Dapat berisi bahan-bahan peledak dan/atau barang-barang berbahaya lainnya.
Batere sel kering Walaupun tidak terpasang, harus dikemas untuk menghindari kontak dengan sebuat konduktor.
Dry Shipper (Vapour Shipper)
Dapat berisi nitrogen cair bebas. Dry Shipper wajib mengikuti peraturan dimana pengirim mengijinkan pelepasan nitrogen cair bebas tanpa peduli orientasi pengemasan.
Peralatan elektronik
Dapat mengandung materi bermagnet atau merkuri pada gir switch dan tuba elektron atau pada batere basah.
Aparatus yang berdaya listrik
(kursi roda, pemotong rumput, kart golf, dll) dapat berisi batere basah.
Peralatan ekspedisi
Dapat berisi bahan peledak (suar), bahan cair mudah terbakar (bensin), bahan gas mudah terbakar (propana, gas berkemah) atau barang- barang berbahaya lainnya
Embrio beku Dapat mengandung gas cair yang didinginkan atau karbon dioksida, biang es.
Kru atau media film
Dapat mengandung alat piroteknik eksplosif, generator yang menggabungkan mesin pembakaran internal, batere basah, bahan bakar,benda-benda penghasil panas, dll.
Kembang api Bahan ledak.
dan petasan Buah dan
sayuran beku, dll
biasanya dikemas dalam karbon dioksida padat (biang es).
Buah dan
sayuran beku, dll
biasanya dikemas dalam karbon dioksida padat (biang es).
Bahan bakar Dapat mengandung cairan mudah terbakar, bahan padat mudah terbakar atau gas yang mudah terbakar.
Unit pengendali bahan bakar
Dapat mengandung bahan cair mudah terbakar Pemantik gas /
pemantik rokok
Mengandung gas bertekanan yang berbahaya jika digunakan pada penerbangan ketika tekanan udara dalam kabin berkurang. Bahan plastik dari pemantik gas tidak dijamin dapat menahan kebocoran gas.
Dalam situasi seperti ini, bagasi berisi pemantik seperti ini dapat melepaskan seluruh isinya ke seluruh komparmen bagasi angkutan udara.
Pemantik seperti ini menampung cukup banyak gas untuk menyebabkan ledakan.
Balon udara Dapat berisi silinder dengan gas yang mudah terbakar, pemadam api, pembakar bagian dalam mesin, batere, dll.
Barang-barang rumah tangga
Dapat berisi barang-barang yang sesuai dengan kriteria barang berbahaya termasuk cairan mudah terbakar seperti cat berbasis larutan, lem perekat, pemoles, aerosol (untuk penumpang, barang-barang tersebut tidak diijinkan dibawah peraturan IATA DGR Subbagian 2.3), pemutih, oven korosif atau pembersih sumbatan, amunisi, korek api, dll.
Alat perkakas Dapat membungkus barometer, manometer, switch merkuri, tabung penyearah, termometer, dan lain-lain yang mengandung merkuri.
Peralatan uji laboratorium
Dapat berisi barang-barang yang sesuai dengan kriteria barang berbahaya khususnya cairan mudah terbakar, zat padat mudah terbakar, pengoksidasi, peroksida organik, zat-zat beracun atau korosif.
Suku cadang mesin
Dapat mengandung lem, cat, perekat, larutan, batere litium dan basah, merkuri, silinder dari gas yang dicairkan atau didinginkan, dll.
Magnet dan barang-barang lain yang terbuat dari bahan yang serupa
Dapat didefinisikan sebagai benda bermagnet baik sendiri maupun dengan barang-barang lain (lihat IATA DGR 3.9.2.2).
Korek api (kertas pemantik, kotak atau pengaman)
Tidak diijinkan dalam bagasi yang telah diperiksa, namun diijinkan jika dibawa sendiri oleh penumpang. Penutup pelindung korek kayu dapat lepas dengan mudah jika diangkut dalam bagasi.
Perlengkapan Medis
Dapat mengandung bahan-bahan yang sesuai dengan kriteria barang berbahaya, khususnya cairan mudah terbakar, zat padat mudah terbakar, pengoksidasi, peroksida organik, zat-zat beracun atau korosif.
Bahan bangunan dari logam, pagar logam, pipa logam
Dapat mengandung bahan feromagnetik, yang membutuhkan penyimpanan secara khusus karena adanya kemungkinan mempengaruhi alat-alat dalam angkutan terbang.
Cat-cat Secara umum dianggap sebagai bahan cair mudah terbakar dan hanya
bisa diterima sebagai kargo. Enamel, pernis, zat pewarna, lak, minyak pernis, pewarna, pengisi, dan pengencer termasuk dalam deskripsi ini.
Suku cadang kendaraan bermotor (mobil, sepeda motor)
Dapat berisi batere basah dll.
Bagasi penumpang
Dapat berisi barang-barang yang sesuai dengan kriteria barang-barang berbahaya, contoh dapat termasuk kembang api, cairan rumah tangga yang mudah terbakar, oven korosif atau pembersih sumbatan, gas mudah terbakar atau cairan isi ulang pemantik gas atau silinder gas untuk kompor perkemahan, korek api, amunisi, pemutih, aerosol (barang-barang tersebut tidak diijinkan dibawah peraturan IATA DGR Subbagian 2.3), dll.
Unit Layanan Penumpang / Passenger Service Unit (PSU)
Terdiri dari generator oksigen berbahan kimia yang telah digolongkan sebagai bahan berbahaya.
Bahan-bahan Farmasi
Dapat berisi barang-barang yang sesuai dengan kriteria barang berbahaya khususnya bahan radioaktif, cairan mudah terbakar, zat padat mudah terbakar, pengoksidasi, peroksida organik, zat-zat beracun atau korosif.
Perlengkapan Fotografi
Dapat berisi barang-barang yang sesuai dengan kriteria barang berbahaya khususnya peralatan yang menghasilkan panas, cairan- cairan mudah terbakar, zat-zat padat mudah terbakar, pengoksidasi, peroksida organik, zat-zat beracun atau korosif.
Peralatan dengan daya portabel
Contoh: gergaji mesin, dapat berisi mesin pembakar internal dan tanki berisi bahan bakar.
Peralatan tim mobil atau motor balap
Dapat berisi mesin-mesin, karburator atau tanki bahan bakar yang mana berisi bahan bakar atau sisa-sisa bahan bakar, aerosol yang mudah terbakar, silinder dari gas-gas yang terkompresi, nitrometana, bahan bakar tambahan lain atau batere basah, dll.
Kulkas Dapat berisi gas-gas tercairkan atau larutan amonia.
Alat-alat reparasi Dapat berisi peroksida organik dan perekat yang mudah terbakar, cat berbahan larutan, resin dll.
Sampel untuk Testing
Dapat berisi barang-barang yang sesuai dngan kriteria barang berbahaya khususnya zat-zat menular, cairan mudah terbakar, zat padat mudah terbakar, pengoksidasi, peroksida organik, zat-zat beracun atau korosif.
Kendaraan yang mampu bergerak sendiri (mobil, motor, dll) / Self- Propelled Vehicles (automobiles,
Berisi bensin, batere, pemadam api, kantung udara, dan peralatan lain yang dapat membahayakan.