• Tidak ada hasil yang ditemukan

Meningkatkan motivasi dan hasil belajar tentang sistem pencernaan dengan menggunakan media animasi pada siswa kelas XI IPA SMA Negeri 9 Sendawar Kutai Barat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Meningkatkan motivasi dan hasil belajar tentang sistem pencernaan dengan menggunakan media animasi pada siswa kelas XI IPA SMA Negeri 9 Sendawar Kutai Barat"

Copied!
217
0
0

Teks penuh

(1)

MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR TENTANG

SISTEM PENCERNAAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA ANIMASI

PADA SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 9 SENDAWAR KUTAI BARAT

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh :

PANGERAN

NIM : 091434037

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)

i

MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR TENTANG

SISTEM PENCERNAAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA ANIMASI

PADA SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 9 SENDAWAR KUTAI BARAT

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh :

PANGERAN

NIM : 091434037

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)
(6)

v MOTTO

(7)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 11 Juli 2013

Penulis,

(8)

vii

PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma Nama : Pangeran

Nomor Mahasiswa : 091434037

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR TENTANG SISTEM PENCERNAAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA ANIMASI

PADA SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 9 SENDAWAR KUTAI BARAT.

Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian, saya memberikan kepada Perpustakaan Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Dibuat di : Yogyakarta Pada tanggal : 11 Juli 2013 Yang menyatakan,

(9)

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat kasih-Nya yang

besar, serta melalui kehendak dan penyertaan-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar

tentang Sistem Pencernaan dengan Menggunakan Media Animasi pada Siswa

Kelas XI IPA SMA Negeri 9 Sendawar Kutai Barat.

Penyusunan skipsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada program studi Pendidikan Biologi Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta.

Selama masa studi dan penyusunan skripsi ini, penulis mendapat dukungan

baik secara langsung maupun tidak langsung dari berbagai pihak. Pada

kesempatan ini dengan segala kerendahan hati, penulis ingin menyampaikan

ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Bapak Drs. A. Atmadi, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.

3. Ibu Dra. Maslichah Asy’ari, M.Pd. selaku dosen pembimbing skripsi

yang telah membimbing penulis dengan penuh kesabaran dan senantiasa

meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan.

4. Segenap dosen Pendidikan Biologi Universitas Sanata Dharma yang

telah banyak memberikan ilmu pengetahuan dan wawasan.

5. Staf Sekre/laboran JPMIPA (Mba Eni, Mas Arif, Mas Agus dan Pak

Sugeng yang telah memfasilitasi selama proses masa studi di Universitas

Sanata Dharma.

6. Pemerintah Daerah Kabupaten Kutai Barat yang telah memberikan

beasiswa kepada penulis.

7. Bapak Drs. Budiono. Selaku Kepala SMA Negeri 9 Sendawar Kutai

(10)

ix

8. Ibu Eni Widiyanti, S.Pd.Si (guru mata pelajaran biologi), staf guru,

karyawan, siswa-siswi kelas XI IPA, serta seluruh siswa SMA Negeri 9

Sendawar Kutai Barat yang telah bersedia membantu selama proses

penelitian.

9. Bapak dan ibu serta keluarga yang memberi dukungan doa serta

pengorbanan selama penulis menempuh pendidikan.

10. Sahabat-sahabatku; Siska, Wisnu, Ana Rambu, Aga, Apri, Oa Ety, Mba

Triel, Jeni, Ovi, Warjuni, Riris, Yulius, Widi, Lazar, Deni, Gery, Yohan,

dan seluruh teman-teman prodi Pendidikan Biologi 2009 atas

kebersamaannya selama masa studi banyak suka duka yang kita alami

bersama, (Alm Pimcan, selamat jalan teman).

11. Yoren, Marpilus, Eri, Robert, Imran, Yonatan, Nerman, Gentili, Yeri,

Edo, dan Seluruh teman-teman IPMDKB.

12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis telah berusaha menyajikan yang terbaik, namun skripsi ini masih jauh

dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari pembaca

sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan semua

pihak yang berkepentingan.

(11)

x ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penggunaan media animasi pada sistem pencernaan dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas XI IPA SMA Negeri 9 Sendawar Kutai Barat. Subyek dari penelitian ini adalah siswa-siswi kelas XI IPA semester genap tahun pelajaran 2012/2013, sebanyak 33 siswa. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini, terdiri dari instrumen pembelajaran (Silabus dan RPP), dan instrumen pengumpulan data (kuesioner, lembar observasi, dan tes). Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan model Gabungan Sanford dan Kemmis. Model ini diawali dengan perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, mengobservasi dan mengevaluasi proses hasil tindakan, dan refleksi.

Pada masa sebelum tindakan skor rata-rata motivasi awal adalah 78,23%, motivasi akhir sebesar 81,17%. Berdasarkan hasil observasi pada aspek afektif diperoleh skor rata-rata siklus I sebesar 75,28% pada siklus II meningkat menjadi 77,71%. Skor rata-rata aspek psikomotor siswa pada siklus I sebesar 77,43% pada siklus II meningkat menjadi 85,42%. Pada aspek kognitif berdasarkan hasil tes akhir siklus I persentase pencapaian KKM sebesar 75% pada akhir siklus II meningkat menjadi 100%.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penggunakan media animasi pada sistem pencernaan dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas XI IPA SMA Negeri 9 Sendawar Kutai Barat.

(12)

xi

ABSTRACT

This research aims to find out if the use of the media the animation on the digestive system can increase motivation and learning outcome of grade XI IPA SMA Negeri 9 Sendawar West Kutai. The subject of this research is the students of Class XI IPA at year semester lesson 2012/2013, a total of 33 students. The instruments used in the study, consisting of a learning instrument (Syllabus and RPP), and data collection instruments (questionnaires, observation sheets, and test). This research is a class action research (CAR) with the combination of Sanford and Kemmis model. This model begins with the planning, implementation of the action, observing and evaluating the results of the action, and reflection.

At the beginning of this research, average of motivation score is 78,23% and at the end of this researchis 81,17%. Based on the results of observation on the affective achieved an average score of first cycle is 75,28% on second cycle increased to 77,71%. An average score of psychomotor aspect students in first cycle is 77,43% on second cycle increased to 85,42%. On the cognitive aspect based on the test results at the end of the first cycle, the percentage of attainment of the KKM 75% at the end of the second cycle increased to 100%.

Thus, it can be concluded that the use of the animation the animation on the subject digestive system can increase motivation and learning outcomes at grade XI IPA SMA Negeri 2 Sendawar West Kutai.

(13)

xii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

ABSTRAK ... x

ABSTRACT ... xi

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Hipotesis ... 4

D. Batasan Masalah ... 4

E. Tujuan Penelitian ... 5

F. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 7

A. Motivasi ... 7

1. Pengertian Motivasi ... 7

2. Fungsi Motivasi ... 7

3. Jenis-jenis Motivasi ... 8

(14)

xiii

1. Faktor Internal ... 11

2. Faktor Eksternal ... 11

C. Media Pembelajaran ... 14

1. Manfaat Media ... 15

2. Landasan Penggunaan Media Pembelajaran ... 17

3. Jenis-jenis media pembelajaran ... 20

4. Media Animasi ... 22

D. Sistem Pencernaan ... 25

1. Sistem pencernaan makanan pada manusia ... 25

2. Kelainan atau penyakit sistem pencernaan ... 26

3. Sistem pencernaan makanan pada hewan ruminansia ... 26

E. Hasil penelitian yang relevan ... 26

1. Instrumen Pembelajaran ... 38

2. Instrumen Pengumpulan Data ... 39

F. Analisis Data ... 40

(15)

xiv

2. Kuesioner/Angket Motivasi Belajar ... 45

G. Indikator Keberhasilan ... 48

BAB IV DATA, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 49

A. Deskripsi Penelitian ... 49

1. Motivasi Awal... 49

2. Siklus I ... 50

3. Siklus II ... 56

4. Motivasi Akhir ... 60

B. Analisis Data ... 61

1. Motivasi Belajar Siswa ... 61

2. Hasil Belajar Siswa ... 62

C. Pembahasan ... 63

1. Motivasi Belajar ... 64

2. Aspek Afektif ... 66

3. Aspek Psikomotor ... 67

4. Aspek Kognitif ... 69

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 72

A. Kesimpulan ... 72

B. Keterbatasan Penelitian ... 73

C. Saran... 73

(16)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kelemahan dan Kelebihan Media Animasi ... 24

Tabel 3.1 Kriteria Skor Ketuntasan Individu ... 41

Tabel 3.2 Skor Hasil Belajar Siklus I/Siklus II ... 42

Tabel 3.3 Persentase Ketuntasan Klasikal Siklus I/Siklus II ... 43

Tabel 3.4 Observasi Aspek Afektif Dan Psikomotor Terhadap Kelompok Siswa Siklus I/Siklus II ... 44

Tabel 3.5 Kriteria Presentase Skor Kelompok Siswa Aspek Afektif dan Psikomotor Terhadap Pembelajaran ... 44

Tabel 3.6 Penetapan skor kuesioner motivasi ... 46

Tabel 3.7 Penggolongan Kelas Interval Motivasi Belajar Siswa ... 47

Tabel 3.8 Skor motivasi belajar awal/skor motivasi belajar akhir ... 47

Tabel 3.9 Indikator Keberhasilan Penelitian ... 48

Tabel 4.1 Nilai Motivasi Awal Siswa ... 49

Tabel 4.2 Data Hasil Observasi Siklus I ... 54

Tabel 4.3 Data Tes Akhir Siklus I ... 55

Tabel 4.4 Data Hasil Observasi Siswa Siklus II ... 58

Tabel 4.5 Data Tes Akhir Siklus II ... 59

Tabel 4.6 Nilai Motivasi Akhir Siswa ... 61

Tabel 4.7 Analisis Motivasi Belajar Siswa ... 62

Tabel 4.8 Analisis Aspek Afektif Siswa Siklus I dan Siklus II ... 62

Tabel 4.9 Analisis Aspek Psikomotor Siswa Siklus I dan Siklus II ... 63

Tabel 4.10 Analisis Hasil Tes Siswa ... 63

Tabel 11 Senyawa Kimia yang Dihasilkan Lambung ... 85

Tabel 12 Enzim-enzim yang Dihasilkan Usus Halus ... 87

(17)

xvi DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Bagan Model Gabungan Sanford dan Kemmis ... 30

Gambar 4.1 Siswa Mengamati Animasi dalam Mengerjakan LKS ... 52

Gambar 4.2 Presentasi Kelompok ... 52

Gambar 4.3 Guru Menambahkan Konsep ... 53

Gambar 4.4 Siswa Menjawab LKS dari Berbagai Literatur ... 57

Gambar 4.5 Siswa Presentasi didepan Kelas ... 57

Gambar 4.6 Grafik Rata-rata Skor Motivasi Siswa ... 64

Gambar 4.7 Grafik Kategori Motivasi Siswa ... 65

Gambar 4.8 Grafik Rata-rata Skor Aspek Afektif Siswa ... 66

Gambar 4.9 Grafik Kategori Aspek Afektif Siswa ... 67

Gambar 4.10 Grafik Rata-rata Skor Aspek Psikomotor Siswa ... 68

Gambar 4.11 Grafik Kategori Aspek Psikomotor Siswa ... 68

(18)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian dari Universitas ... 77

Lampiran 2 Materi Sistem Pencernaan Siklus I ... 78

Lampiran 3 Materi Sistem Pencernaan Siklus II ... 91

Lampiran 4 Silabus ... 100

Lampiran 5 Rencana Program Pembelajaran (RPP) Siklus I ... 104

Lampiran 6 Rencana Program Pembelajaran (RPP) Siklus II ... 117

Lampiran 7 Lembar Kerja Siswa Siklus I ... 130

Lampiran 22 Daftar Anggota Kelompok Siklus II ... 168

Lampiran 23 Daftar Skor Observasi Siklus II ... 169

Lampiran 24 Daftar Nilai Tes Siklus II ... 170

Lampiran 25 Daftar Skor Motivasi Akhir Siswa ... 171

Lampiran 26 Surat Keterangan dari Sekolah ... 172

Lampiran 27 Hasil Pengisian Kuesioner Motivasi I (Awal) ... 173

Lampiran 28 Hasil Pengisian Kuesioner Motivasi II (Akhir) ... 177

(19)

xviii

Lampiran 30 Hasil Pengerjaan LKS Siklus II ... 187

Lampiran 31 Hasil Observasi Siswa Siklus I ... 191

Lampiran 32 Hasil Observasi Siswa Siklus II ... 193

Lampiran 33 Hasil Tes Siklus I ... 195

Lampiran 34 Hasil Tes Siklus II ... 197

(20)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Proses belajar mengajar di dalam kelas merupakan suatu dunia

komunikasi tersendiri di mana guru dan siswa bertukar pikiran untuk

mengembangkan ide. Dalam komunikasi sering timbul salah persepsi dan

terjadi penyimpangan-penyimpangan sehingga komunikasi tersebut tidak

efektif dan efisien, antara lain disebabkan oleh adanya pengetahuan yang

bersifat hafalan sehingga siswa tidak tahu artinya, ketidaksiapan siswa,

kurangnya minat, dan sebagainya. Salah satu cara untuk mengatasinya adalah

dengan menggunakan media pembelajaran sesuai dengan materi yang

disampaikan.

Penggunaan media pembelajaran Biologi saat ini sudah

beranekaragam, mulai dari media dua dimensi (gambar) sampai dengan

media tiga dimensi (bentuk torso). Namun, media-media ini hanya terbatas

pada media pandang saja bagi siswa, sehingga siswa hanya dapat

mengembangkan indera penglihatan untuk memahami materi yang

disampaikan. Padahal tidak semua materi Biologi dapat dipahami hanya

dengan melihat gambar dan mengamati torso. Dengan demikian, perlu adanya

penggunaan media yang menerangkan proses. Contohnya adalah film, kaset

video, sajian slide, atau animasi dengan berbagai jenis model/format yang ada

(21)

Penggunaan media di SMA Negeri 9 Sendawar Kutai Barat saat ini

masih kurang mengoptimalkan media pembelajaran di antaranya adalah

media animasi. Ada beberapa faktor yang menjadi penghambat dalam

kegiatan belajar mengajar khususnya pada penggunaan media. Hal ini

dikarenakan SMA Negeri 9 Sendawar Kutai Barat, merupakan sekolah dalam

tahap pembangunan, sehingga masih dalam tahap pengembangan, baik dari

segi infra struktur maupun sarana penunjang. Oleh karena itu, banyak guru

khususnya guru mata pelajaran Biologi yang masih kesulitan

mengoptimalkan media dalam proses belajar mengajar. Lokasi sekolah yang

jauh dari kota dan kekurangan fasilitas pendukung di sekolah, menjadi

kendala bagi guru maupun siswa.

Begitu juga untuk pembelajaran Biologi khususnya materi sistem

pencernaan, guru biasanya dalam proses pembelajaran sebagian besar

menggunakan media konvensional dengan metode ceramah yang diselingi

tanya jawab. Guru belum bisa menggunakan media yang bervariasi sebagai

alat bantu dalam proses pembelajaran dikarenakan fasilitas sekolah yang

masih kurang mendukung. Dampaknya siswa menjadi jenuh dan pasif serta

bersifat individual karena guru lebih banyak mendominasi proses belajar

mengajar. Motivasi belajar siswa rendah, hal ini terlihat dari adanya

kegiatan-kegiatan yang dilakukan siswa yang tidak ada hubungannya dengan proses

pembelajaran seperti melamun, ngantuk, ngobrol bahkan ada yang

(22)

Materi sistem pencernaan merupakan salah satu materi yang masih

dianggap sulit bagi siswa. Hal ini dibuktikan berdasarkan rata-rata nilai hasil

belajar siswa kelas XI IPA tahun sebelumnya pada materi sistem pencernaan

hanya 55 atau masih dibawah kriteria ketuntasan minimal nilai Biologi di

SMA Negeri 9 Sendawar Kutai Barat yaitu 60. Terdapat 57% siswa yang

memperoleh nilai di atas KKM yang telah ditentukan. Sementara 43% siswa

yang memperoleh nilai di bawah KKM yang ditentukan. Secara nasional

pembelajaran dianggap tuntas apabila ketercapaian KKM minimal 75%. Dari

data tersebut jelas bahwa hasil belajar siswa kelas XI IPA pada materi sistem

pencernaan masih perlu ditingkatkan.

Indikator keberhasilan belajar adalah tercapainya tujuan pembelajaran

oleh siswa. Sedangkan tujuan pembelajaran akan tercapai apabila kegiatan

belajar siswa dapat dioptimalkan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki

oleh masing-masing siswa. Artinya jika motivasi belajar siswa dapat

ditingkatkan, maka hasil belajar sebagai tujuan pembelajaran dapat tercapai

dengan baik, sesuai dengan apa yang diharapkan.

Melalui penggunaan media animasi, diharapkan siswa dapat lebih

mudah menerima pelajaran yang akan disampaikan oleh guru. Animasi pada

dasarnya adalah rangkaian gambar yang membentuk sebuah gerakan,

memiliki keunggulan dibanding media lain seperti gambar statis atau teks.

Animasi sangat membantu dalam menjelaskan prosedur dan urutan kejadian

(23)

yang memerlukan tingkat pemahaman tinggi agar siswa dapat mengerti. Oleh

karena itu, media animasi dirasa tepat untuk membantu proses pembelajaran.

Berdasarkan permasalahan di atas, maka peneliti akan melakukan

penelitian menggunakan media animasi untuk meningkat motivasi dan hasil

belajar siswa. Selanjutnya penelitian ini diberi judul: ”Meningkatkan

Motivasi dan Hasil Belajar Tentang Sistem Pencernaan dengan Menggunakan

Media Animasi pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 9 Sendawar Kutai

Barat”.

B. Rumusan Masalah

Apakah penggunaan media animasi pada sistem pencernaan dapat

meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas XI IPA SMA Negeri 9

Sendawar Kutai Barat?

C. Hipotesa

Penggunakan media animasi pada sistem pencernaan dapat meningkatkan

motivasi dan hasil belajar siswa kelas XI IPA SMA Negeri 9 Sendawar Kutai

Barat.

D. Batasan Masalah

Supaya masalah yang diteliti tidak meluas maka perlu diadakan

pembatasan masalah. Batasan masalah sangat penting karena merupakan

fokus penelitian. Batasan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Motivasi yang dimaksud adalah dorongan bagi siswa dalam belajar yang

dijaring melalui kuesioner motivasi, kuesioner motivasi yang digunakan

(24)

2. Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah aspek kognitif

yang dijaring melalui tes tertulis dalam bentuk pilihan ganda dan uraian

sedangkan aspek afektif, dan psikomotor dijaring menggunakan lembar

observasi, sesuai dengan standar kompetensi dan indikator yang

digunakan.

3. Materi sistem pencernaan yang digunakan dalam penelitian ini dibatasi

pada Kompetensi Dasar 3.3 yaitu; Menjelaskan keterkaitan antara

struktur, fungsi, dan proses serta kelainan penyakit yang dapat terjadi

pada sistem pencernaan makanan pada manusia dan hewan (misalnya

ruminansia).

4. Media animasi yang dimaksud merupakan media pembelajaran yang

terdiri dari media audio-visual yang dapat bergerak dan menggambarkan

suatu proses pencernaan manusia, gangguan dengan kelainan pada

sistem pencernaan manusia dan sistem pencernaan makanan hewan

ruminansia. Animasi tersebut merupakan penggabungan dari beberapa

sumber animasi yang disusun ulang oleh peneliti yang dibuat dalam

bentuk format swf (Sock wave flash).

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan yang telah ditentukan, maka tujuan penelitian ini

adalah untuk mengetahui apakah penggunaan media animasi pada sistem

pencernaan dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas XI

(25)

F. Manfaat Penelitian

1. Bagi peneliti sendiri, hasil penelitian ini bermanfaat untuk menambah

pengetahuan mengenai media pembelajaran yang tepat dalam proses

belajar mengajar dengan tujuan meningkatkan motivasi dan hasil belajar

agar pembelajaran lebih berkualitas.

2. Bagi guru dapat dijadikan sebagai media alternatif dalam meningkatkan

motivasi dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran yang dilaksanakan

di kelas, sehingga tercipta ketertarikan siswa dalam pembelajaran

Biologi.

3. Bagi siswa dapat digunakan untuk melatih diri agar lebih aktif dalam

kegiatan belajar mengajar sehingga diharapkan motivasi dan hasil belajar

Biologi dapat meningkat.

4. Bagi institusi pendidikan, penelitian ini berfungsi sebagai referensi bagi

peningkatan dan perbaikan kualitas pendidikan yang dilaksanakan.

5. Bagi peneliti lain agar menjadi motivasi untuk mengadakan penelitian

yang lebih mendalam tentang penggunaan media yang tepat dan sesuai

dengan materi yang disampaikan sehingga motivasi dan hasil belajar

(26)

7 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Motivasi

1. Pengertian Motivasi

Menurut Sardiman (2007:75) motivasi dalam belajar dapat

diartikan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang

menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari

kegiatan belajar dan memberikan arahan pada kegiatan belajar sehingga

tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai. Dikatakan

keseluruhan karena pada umumnya ada beberapa motif yang

bersama-sama menggerakkan siswa untuk belajar.

Motivasi belajar merupakan faktor psikis yang bersifat non

intelektual. Peranannya yang khas adalah dalam hal penumbuhan gairah,

sehingga siswa merasa senang dan semangat dalam belajar. Siswa yang

memiliki motivasi kuat akan mempunyai banyak energi untuk melakukan

kegiatan belajar.

2. Fungsi Motivasi

Menurut (Angkowo dan Kosasih, 2007:35) motivasi akan

menentukan intensitas usaha siswa untuk melakukan sesuatu termasuk

(27)

Dalam kehidupan ini motivasi yang ada pada manusia

mempunyai tiga fungsi dasar yaitu:

a. Mendorong manusia untuk berbuat sehingga motivasi berfungsi

sebagai penggerak atau motivasi sebagai pendorong dari setiap

kegiatan belajar.

b. Menentukan arah perbuatan, kegiatan pembelajaran yakni kearah

tujuan belajar yang hendak dicapai.

c. Menyeleksi kegiatan pembelajaran, yakni menentukan

kegiatan-kegiatan apa yang harus dikerjakan yang sesuai guna mencapai

tujuan pembelajaran dengan menyeleksi kegiatan-kegiatan yang

tidak menunjang bagi pencapaian tujuan tersebut.

3. Jenis-jenis Motivasi

Menurut Uno (2007:4) dari sudut sumber yang menimbulkannya,

motif dibedakan menjadi dua macam yaitu:

a. Motif intrinsik

Motif intrinsik timbulnya tidak memerlukan ransangan dari luar

karena memang telah ada dalam diri individu sendiri, atau sesuai

atau sejalan dengan kebutuhannya. Motif intrinsik dapat ditimbulkan

dengan menumbuhkan dan mengembangkan minat terhadap bidang

studi yang relevan. Sebagai contoh, memberitahukan sasaran yang

hendak dicapai dalam bentuk tujuan instruksional pada saat

pembelajaran akan dimulai yang menimbulkan motif keberhasilan

(28)

b. Motif ekstrinsik

Motif ekstrinsik timbul karena adanya rangsangan dari luar individu,

misalnya dalam bidang pendidikan terdapat minat yang positif

terhadap kegiatan pendidikan yang timbul karena melihat

manfaatnya.

Berikut beberapa hal yang dapat menimbulkan motif ekstrinsik,

antara lain (Uno, 2007:4) :

1) Pendidik memerlukan anak didiknya, sebagai manusia yang

berpribadi, menghargai pendapatnya, pikirannya, perasaannya,

maupun keyakinannya.

2) Pendidik menggunakan berbagai metode dalam melaksanakan

kegiatan dalam pendidikannya.

3) Pendidik senantiasa memberikan bimbingan dan juga

pengarahan kepada anak didiknya dan membantu apabila

mengalami kesulitan, baik yang bersifat pribadi maupun yang

akademis.

4) Pendidik harus mempunyai pengetahuan yang luas dan

penguasaan bidang studi atau materi yang diajarkan kepada

peserta didiknya.

5) Pendidik harus mempunyai rasa cinta dan sifat pengabdian

(29)

Motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik, berupa

hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, harapan

akan cita-cita. Sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah adanya

penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar

yang menarik. Hakekat motivasi belajar adalah dorongan internal dan

ekternal pada siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan

tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang

mendukung. Indikator motivasi belajar dapat diklasifikasikan sebagai

berikut (Uno, 2007:10): (a) adanya hasrat dan keinginan berhasil; (b)

adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar; (c) adanya harapan dan

cita-cita masa depan; (d) adanya penghargaan dalam belajar; (e) adanya

kegiatan menarik dalam belajar; dan (f) adanya lingkungan belajar yang

kondusif, sehingga memungkinkan seorang siswa dapat belajar dengan

baik.

B. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah tingkat kemampuan atau prestasi siswa mengolah

materi pelajaran. Menurut Sudjana (2009:22), hasil belajar adalah

kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima

pengalaman belajarnya. Horward Kingsley (Sudjana 2009:22) membagi tiga

macam hasil belajar, yakni keterampilan dan kebiasaan, pengetahuan dan

(30)

Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar yaitu :

1. Faktor Internal (dari dalam individu yang belajar).

Faktor yang mempengaruhi kegiatan belajar ini lebih ditekankan

pada faktor dari dalam individu yang belajar. Adapun faktor yang

mempengaruhi kegiatan tersebut adalah faktor psikologis, antara lain

yaitu: motivasi, perhatian, pengamatan, tanggapan dan lain sebagainya.

2. Faktor Eksternal (dari luar individu yang belajar).

Pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem

lingkungan belajar yang kondusif. Hal ini akan berkaitan dengan faktor

dari luar siswa. Adapun faktor yang mempengaruhi adalah mendapatkan

pengetahuan, penanaman konsep, keterampilan dan pembentukan sikap.

Berdasarkan teori Taksonomi Bloom hasil belajar dalam rangka studi

dicapai melalui tiga kategori aspek antara lain kognitif, afektif,

psikomotor Winkel, (1996), dalam Angkowo dan Kosasih (2007:53).

Dengan perinciannya adalah sebagai berikut:

a. Aspek Kognitif

Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam

aspek kemampuan yaitu ;

1) Ingatan atau pengetahuan

Yang dimaksud dengan ingatan atau hafalan ialah tingkat

kemampuan yang hanya meminta responden untuk mengetahui

(31)

responden hanya dituntut untuk mnyebutkan kembali (ingatan)

atau menghafal.

2) Pemahaman

Yang dimaksud dengan pemahaman ialah kemampuan yang

mengharapkan responden mampu memahami arti atau konsep,

situasi dan fakta yang diketahuinya.

3) Penerapan

Yang dimaksud dengan penerapan ialah kemampuan yang

mengharapkan responden dituntut untuk menerapkan atau

menggunakan apa yang telah diketahuinya dalam situasi yang

baru baginya; dapat berupa ide, teori atau petunjuk teknis.

4) Analisis

Yang dimaksud dengan analisis ialah kemampuan yang mampu

menguraikan suatu situasi tertentu ke dalam komponen atau

unsur pembentukannya.

5) Sintesis

Yang dimaksud dengan sintesis ialah penyatuan unsur-unsur

atau bagian-bagian ke dalam bentuk menyeluruh dan dituntut

responden kreatif.

6) Evaluasi

Yang dimaksud dengan evaluasi adalah responden diminta untuk

(32)

situasi berdasarkan suatu kriteria tertentu kegiatan penilaian

dapat dilihat dari segi tujuannya, dan gagasannya.

b. Aspek Afektif

Berkenaan dengan sikap dan nilai. Aspek afektif meliputi lima

aspek kemampuan yaitu :

1) Stimulasi

Stimulasi yaitu semacam kepekaan dalam menerima rangsang

dari luar yang datang dalam bentuk masalah, situasi dan gejala,

dalam tipe ini termasuk kesadaran, keinginan untuk menerima

stimulasi kontrol dan seleksi gejala rangsangan dari luar.

2) Jawaban

Jawaban yaitu reaksi yang diberikan oleh seseorang terhadap

stimulasi yang datang dari luar. Hal ini mencakup ketepatan

reaksi, perasaan, kepuasan dalam menjawab rangsang dari luar

kepada dirinya.

3) Penilaian

Penilaian yakni penilaian ini termasuk di dalamnya kesediaan

menerima nilai, latar belakang atau pengalaman untuk menerima

nilai dan kesepakatan terhadap nilai tersebut.

4) Organisasi

Organisasi yakni pengembangan dari nilai ke dalam satu sistem

organisasi, termasuk hubungan satu nilai dengan nilai lain,

(33)

5) Karakteristik

Karakteristik yakni keterpaduan semua sistem nilai yang

dimiliki seseorang yang mempengaruhi pola kepribadian dan

tingkah lakunya.

c. Aspek Psikomotor

Meliputi keterampilan motorik, tampak dalam bentuk keterampilan

(skill) dan kemampuan bertindak individu ada enam aspek yaitu: 1) Gerakan reflek (keterampilan pada gerakan yang tidak sadar)

2) Keterampilan pada gerakan dasar

3) Kemampuan perseptual, termasuk di dalamnya membedakan

visual, membedakan audity dan motoris

4) Kemampuan dibidang fisik misalnya kekuatan, keharmonisan,

dan ketepatan

5) Gerakan skill mulai dari keterampilan sederhana sampai yang

komplek

6) Kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi non discursive

seperti gerakan ekspresif dan interpretatif.

C. Media pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara kharifah berarti tengah, perantara, atau pengantar. Tetapi secara lebih khusus,

pengertian media dalam proses pembelajaran cenderung diartikan sebagai

alat-alat grafis, fotografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses dan

(34)

sebagai segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk menyalurkan pesan,

merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa, sehingga dapat

terdorong terlibat dalam proses pembelajaran (Angkowo dan Kosasih,

2007:10).

Media menurut AECT (Assosiation of Education and Communication Tecnology) adalah segala sesuatu yang dipergunakan orang untuk menyalurkan pesan (Uno, 2007:113). Kemudian Asosiasi Pendidikan

Nasional (National Education Assosiation/NEA) memberikan batasan media sebagai bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak, audio visual, serta

peralatannya (Angkowo dan Kosasih, 2007:10).

Sedangkan menurut Gagne mengartikan media sebagai berbagai jenis

komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk

belajar. Menurut Marshall Mcluhan (dalam Harjanto, 2005:246), media

adalah suatu ekstensi manusia yang memungkinkannya mempengaruhi orang

lain yang tidak mengadakan kontak langsung dengan dia. Menurut Olson

(dalam Miarso, 2005:457) media sebagai teknologi untuk menyajikan,

merekam, membagi, dan mendistribusikan simbol dengan melalui rangsangan

indera tertentu, disertai penstrukturan informasi.

1. Manfaat Media

Secara umum manfaat media pembelajaran, menurut

Sestyaningrum (2009:20) adalah memperlancar interaksi antara guru

(35)

Sedangkan secara lebih khusus manfaat media pembelajaran

adalah:

a. Penyampaian materi pembelajaran dapat diseragamkan.

Dengan bantuan media pembelajaran, penafsiran yang berbeda antar

guru dapat dihindari dan dapat mengurangi terjadinya kesenjangan

informasi diantara siswa dimanapun berada.

b. Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik.

Media dapat menampilkan informasi melalui suara, gambar, gerakan

dan warna, baik secara alami maupun manipulasi, sehingga

membantu guru untuk menciptakan suasana belajar menjadi lebih

hidup, tidak monoton dan tidak membosankan.

c. Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif.

Dengan media akan terjadinya komukasi dua arah secara aktif,

sedangkan tanpa media guru cenderung bicara satu arah.

d. Efisiensi dalam waktu dan tenaga.

Dengan media tujuan belajar akan lebih mudah tercapai secara

maksimal dengan waktu dan tenaga seminimal mungkin. Guru tidak

harus menjelaskan materi ajaran secara berulang-ulang, sebab

dengan menggunakan media, siswa akan lebih mudah memahami

pelajaran.

e. Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa.

Media pembelajaran dapat membantu siswa menyerap materi belajar

(36)

dari guru saja, siswa kurang memahami pelajaran, tetapi jika

diperkaya dengan kegiatan melihat, menyentuh, merasakan dan

mengalami sendiri melalui media pemahaman siswa akan lebih baik.

f. Media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan di mana saja

dan kapan saja.

Media pembelajaran dapat dirangsang sedemikian rupa sehingga

siswa dapat melakukan kegiatan belajar dengan lebih leluasa

dimanapun dan kapanpun tanpa tergantung seorang guru. Perlu kita

sadari waktu belajar di sekolah sangat terbatas dan waktu terbanyak

justru di luar lingkungan sekolah.

g. Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan

proses belajar.

Proses pembelajaran menjadi lebih menarik sehingga mendorong

siswa untuk mencintai ilmu pengetahuan dan gemar mencari sendiri

sumber-sumber ilmu pengetahuan.

h. Mengubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif.

Guru dapat berbagi peran dengan media sehingga banyak memiliki

waktu untuk memberi perhatian pada aspek-aspek edukatif lainnya,

seperti membantu kesulitan belajar siswa, pembentukan kepribadian,

memotivasi belajar, dan lain-lain.

2. Landasan penggunaan media pembelajaran

Ada beberapa tinjauan tentang landasan penggunaan media

(37)

pembelajaran antara lain landasan filosofis, psikologis, teknologis, dan

empiris.

a. Landasan filosofis

Landasan Filosofis adalah guru menganggap siswa sebagai anak

manusia yang memiliki kerpribadian, harga diri, motivasi, dan

memiliki kemampuan pribadi yang berbeda dengan yang lain, maka

baik menggunakan media hasil teknologi baru atau tidak, proses

pembelajaran yang dilakukan akan tetap menggunakan pendekatan

humanis.

b. Landasan psikologis

Dengan memperhatikan kompleks dan uniknya proses belajar, maka

ketepatan pemilihan media dan metode pembelajaran akan sangat

berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Di samping itu, persepsi

siswa juga sangat mempengaruhi hasil belajar.

Oleh sebab itu, dalam pemilihan media, di samping

memperhatikan kompleksitas dan keunikan proses belajar,

memahami makna persepsi serta faktor-faktor yang berpengaruh

terhadap penjelasan persepsi hendaknya diupayakan secara optimal

agar proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif.

Untuk maksud tersebut, perlu: (1) diadakan pemilihan media

yang tepat sehingga dapat menarik perhatian siswa serta memberikan

kejelasan obyek yang diamatinya, (2) bahan pembelajaran yang akan

(38)

c. Landasan teknologis

Teknologi pembelajaran adalah teori dan praktek perancangan,

pengembangan, penerapan, pengelolaan, dan penilaian proses dan

sumber belajar.

Jadi, teknologi pembelajaran merupakan proses kompleks

dan terpadu yang melibatkan orang, prosedur, ide, peralatan, dan

organisasi untuk menganalisis masalah, mencari cara pemecahan,

melaksanakan, mengevaluasi, dan mengelola pemecahan

masalah-masalah dalam situasi di mana kegiatan belajar itu mempunya tujuan

dan terkontrol.

Dalam teknologi pembelajaran, pemecahan masalah

dilakukan dalam bentuk: kesatuan komponen-komponen sistem

pembelajaran yang telah disusun dalam fungsi disain atau seleksi,

dan dalam pemanfaatan serta dikombinasikan sehingga menjadi

sistem pembelajaran yang lengkap. Komponen-komponen ini

termasuk pesan, orang, bahan, media, peralatan, teknik, dan latar.

d. Landasan empiris

Temuan-temuan penelitan menunjukan bahwa terdapat interaksi

antara media pembelajaran dan karakteristik belajar siswa dalam

menentukan hasil belajar siswa. Artinya, siswa akan mendapatkan

keuntungan yang signifikan bila ia belajar dengan menggunakan

(39)

Siswa yang memiliki tipe belajar visual akan lebih

memperoleh keuntungan bila belajar menggunakan media visual,

seperti gambar, diagram, video, atau film. Sementara siswa yang tipe

belajar auditif, akan lebih suka belajar dengan media audio, seperti

radio, rekaman suara, atau ceramah guru. Akan lebih tepat dan

menguntungkan siswa dari kedua tipe belajar tersebut jika

menggunakan media audio-visual.

Berdasarkan landasan rasional empiris tersebut, maka

pemilihan media pembelajaran hendaknya jangan atas dasar

kesukaan guru tetapi harus mempertimbangkan kesesuaian antara

karakteristik pembelajaran, karakteristik materi pelajaran, dan

karakteristik media itu sendiri.

3. Jenis – Jenis Media Pembelajaran

Media pembelajaran sangat beraneka ragam, “menurut Heinich,

Molenda, Russel (dalam Angkowo dan Kosasih, 2007:12) jenis media

yang lazim dipergunakan dalam pembelajaran antara lain: media

nonproyeksi, media proyeksi, media audio, media gerak, media

komputer, komputer multimedia, hipermedia, dan media jarak jauh.

(40)

a. Media grafis

Termasuk didalamnya media visual, yakni pesan yang akan

disampaikan dituangkan ke dalam simbol-simbol komunikasi visual

(menyangkut indera penglihatan). Media grafis ini meliputi:

gambar/foto, sketsa, diagram, bagan, grafik, kartun, poster,

peta/globe, papan panel, dan papan buletin.

b. Media audio

Media jenis ini berkaitan dengan indera pendengaran. Pesan yang

akan disampaikan dituangkan ke dalam lambang-lambang auditif,

baik verbal maupun non verbal. Contoh : Radio, tape recorder, piringan hitam, dan laboratorium bahasa.

c. Media proyeksi diam

Media audiovisual diam adalah media yang penyampaian pesannya

dapat diterima oleh indera pendengaran dan indera penglihatan, akan

tetapi gambar yang dihasilkannya adalah gambar diam atau sedikit

memiliki unsur gerak. Contoh: film bingkai, film rangkai, overhead proyektor (transparansi), transvisi, dan Opaque Projector (proyektor tak tembus cahaya).

d. Media Audio Visual Bergerak

Serangkaian gambar diam (still pictures) yang meluncur secara cepat dan diproyeksikan sehingga menimbulkan kesan hidup dan bergerak.

(41)

e. Multimedia Interaktif

Multi media merupakan suatu sistem penyampaian dengan

menggunakan berbagai jenis bahan belajar yang membentuk suatu

unit atau paket. Karakteristik terpenting kelompok media ini adalah

bahwa siswa tidak hanya memperhatikan media atau objek saja,

melainkan juga dituntut untuk berinteraksi selama mengikuti

pembelajaran.

Sedikitnya ada tiga macam interaksi. Interaksi yang pertama

ialah yang menunjukkan siswa berinteraksi dengan sebuah program,

misalnya siswa diminta mengisi blanko pada bahan belajar

terprogram. Bentuk interaksi yang kedua ialah siswa berinteraksi

dengan mesin, misalnya mesin pembelajaran, simulator,

laboratorium bahasa, komputer, atau kombinasi diantaranya yang

berbentuk video interaktif.

4. Media animasi

Media animasi merupakan kumpulan gambar yang diolah

sedemikian rupa sehingga menghasilkan gerakan. Penggunaan animasi

tidak terlepas pada peran alat bantu komputer. Animasi dapat dihasilkan

melalui grafik komputer tiga dimensi ataupun dua dimensi. Penggunaan

animasi dengan bantuan komputer sebagai media pembelajaran memiliki

banyak kelebihan. Salah satunya adalah dapat menambah kesan realisme

dan merangsang siswa untuk merespon dengan adanya warna, musik dan

(42)

gerak atau efek perubahan bentuk yang terjadi selama beberapa waktu.

Animasi bisa berupa gerak sebuah objek dari satu tempat ke tempat yang

lain, perubahan warna, atau perubahan bentuk (Sinau, 2009: 1).

Pengertian animasi juga dipaparkan oleh Reiber dalam

(Nurtjahjawilasa, 2004: 15) bahwa animasi merupakan salah satu bagian

penting pada multimedia. Animasi dapat digunakan untuk menarik

perhatian siswa jika digunakan secara tepat. Adanya animasi dalam

proses penyampaian materi, membuat proses pembelajaran menjadi lebih

menyenangkan dan lebih mudah dimengerti. Hal ini dikarenakan animasi

memiliki beberapa kelebihan diantaranya penyederhanaan gambar

sehingga akan lebih mudah dipahami.

Media animasi pembelajaran merupakan salah satu sumber belajar

yang dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran di sekolah

khususnya mata pelajaran IPA (Biologi). Tujuan dari pengembangan

media animasi pembelajaran adalah untuk mengembangkan suatu media

animasi pembelajaran yang efektif dan efisien untuk digunakan dalam

(43)

Adapun kelemahan dan kelebihan dalam menggunakan media

animasi dapat dilihat pada tabel 2.1 berikut:

Tabel. 2.1

Kelemahan dan Kelebihan Media Animasi

No Kelebihan dan kelemahan media animasi Kelebihan kelemahan

memerlukan adanya ahli yang

profesional, tidak sembarang

orang dapat membuatnya

2 Memberikan penekanan,

karena butiran yang berubah

dan bergerak dapat menarik

perhatian penonton melihat

topik dan merangsang

pengguna untuk melaksanakan

suatu tindakan

Pengembangan memerlukan

waktu yang cukup lama.

3 Menyediakan jembatan visual

dan penarik perhatian

pengguna secara tidak disadari

dari topik-topik yang

disediakan.

Memerlukan memori dan

ruang penyimpanan yang

lebih.

4 Peningkatan keterampilan dan

kemampuan dalam mengamati

dan menjelaskan konsep.

Memerlukan peralatan yang

khusus untuk presentasi

kualitas

5 Peserta didik akan lebih cepat

belajar, dan memiliki sikap

terhadap pembelajaran yang

(44)

No Kelebihan dan kelemahan media animasi Kelebihan kelemahan

6 Pembelajaran interaktif

dengan live-action animasi, simulasi, video, audio, grafik,

umpan balik, saran ahli,

menyenangkan

7 Peserta didik akan lebih

termotivasi untuk belajar lebih

banyak

8 Fleksibilitas dan keselamatan

9 Menghilangkan frustasi

10 Praktis

11 Konsisten

12 Menarik dan menahan

perhatian

(Agina, 2003: 1-4).

D. Sistem pencernaan

Sistem Pencernaan merupakan salah satu materi belajar pada kelas XI

IPA yang terdapat dalam Kompetensi Dasar 3.3 yaitu; Menjelaskan

keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses serta kelainan penyakit yang

dapat terjadi pada sistem pencernaan makanan pada manusia dan hewan

(misalnya ruminansia).

1. Sistem pencernaan makanan pada manusia.

Sistem pencernaan mencakup struktur, fungsi dan proses pencernaan

(45)

dan kelenjar pencernaan seperti kelenjar ludah, hati, kelenjar lambung,

pankreas, kelenjar usus yang memiliki fungsi khusus.

2. Kelainan atau penyakit sistem pencernaan.

Gangguan pencernaan seperti diare, apendisitis, sembelit, maag, wasir

dll.

3. Sistem pencernaan makanan pada hewan ruminansia.

Pencernaan makanan hewan ruminansia memiliki kekhususan karena

adanya perbedaan struktur.

Terkait materi tersebut diatas secara rinci terdapat pada lampiran 2 dan lampiran 3.

E. Hasi Penelitian yang Relevan

Hatminingsih, (2008: 61-62) dalam penelitiannya yang berjudul

“Penggunaan Media Pembelajaran Audio Visual untuk Meningkatkan

Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa dalam Pembelajaran Ekonomi di kelas X

SMK Sanjaya Pakem, Sleman” dengan hasil dari penelitian adalah : 1)

penggunaan media audio visual dalam pembelajaran ekonomi dapat

meningkatkan motivasi siswa; sebelum implementasi tindakan terdapat 48%

siswa (15 siswa) memiliki tingkat motivasi cukup sedangkan sesudah

implementasi tindakan menjadi 80% siswa (20 siswa) memiliki tingkat

motivasi tinggi; (2) penggunaan media audio visual dalam pembelajaran

ekonomi dapat meningkatkan prestasi belajar siswa; sebelum implementasi

(46)

sesudah implementasi tindakan siswa yang mengalami ketuntasan belajar

sebanyak 88% (22 siswa) siswa.

F. Kerangka Berpikir

Berhasilnya pencapaian indikator dan tujuan pembelajaran Biologi

tidak lepas dari usaha guru dalam meningkatkan motivasi, aktivitas, minat

dan perhatian siswa dalam belajar. Oleh karena itu selain metode mengajar

juga diperlukan adanya media pembelajaran yang tepat agar materi yang

disampaikan mudah dipahami dan tidak membosankan.

Penggunaan Animasi dalam pembelajaran memiliki keunggulan dapat

menjelaskan alur atau proses yang abstrak, rumit untuk dijelaskan. Dengan

kemampuan ini maka animasi dapat digunakan untuk menjelaskan suatu

materi yang secara nyata tidak dapat terlihat oleh mata, dengan cara

melakukan visualisasi maka materi yang dijelaskan dapat tergambarkan.

Persembahan secara visual dan dinamik yang disediakan oleh teknologi

animasi mampu memudahkan dalam proses penerapan konsep atau pun

demonstrasi.

Animasi mampu menyampaikan suatu pesan dengan lebih baik serta

menarik perhatian pelajar dengan mudah dibanding penggunaan media yang

lain. Animasi dalam pembelajaran mampu menawarkan satu media yang

lebih menyenangkan. Animasi mampu menarik perhatian, meningkatkan

motivasi serta merangsang pemikiran pelajar yang lebih berkesan. Animasi

(47)

internet yang ada hubungannya dengan materi dan disusun ulang oleh peneliti.

Berdasarkan penelitian yang relevan dan kerangka berpikir di atas,

maka peneliti ingin melakukan penelitian apakah penggunakan media animasi

pada sistem pencernaan dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa

(48)

29 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan jenis Penelitian Tindakan Kelas

(Clasroom Action Research) karakteristik yang khas dari penelitian ini yakni tindakan (aksi) yang berulang-ulang untuk memperbaiki proses pembelajaran,

terutama pada aspek pengajaran guru.

Istilah penelitian tindakan kelas (PTK) yaitu sebuah kegiatan

penelitian yang dilakukan di kelas. Ciri-ciri penelitian tindakan kelas adalah

adanya tindakan yang nyata, tindakan dilakukan pada situasi yang alami yang

ditujukan untuk memecahkan masalah praktis. Tindakan tersebut merupakan

suatu kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu dan

dilaksanakan dalam rangkaian siklus kegiatan (Hopkins. 2008: 44).

B. Desain Penelitian

Pelaksanaan yang dilakukan dalam penelitian tindakan kelas ini

dengan model gabungan Sanford dan Kemmis, yang dikembangkan oleh

Direktorat Ketenagaan Ditjen Dikti Depdiknas. Sehingga diperoleh batasan

penelitian tindakan adalah sebuah proses investigasi terkendali yang siklis

dan bersifat reflektif mandiri, yang memiliki tujuan untuk melakukan

perbaikan terhadap sistem, cara kerja, proses, isi, kompetensi atau situasi

(49)

Proses siklus dalam penelitian tindakan ini dapat digambarkan sebagai

berikut:

Adaptasi Depdiknas, 1999

Gambar 3.1 Bagan Model Gabungan Sanford dan Kemmis.

Bagan di atas menggambarkan aktivitas dalam PTK yang diawali

dengan (1) perencanaan tindakan (Planning), (2) pelaksanaan tindakan

(Acting), (3) mengobservasi dan mengevaluasi proses hasil tindakan

(50)

C. Setting Penelitian :

1. Lokasi Penelitian

Lokasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah SMA Negeri 9

Sendawar Kutai Barat, yang beralamat di Kampung Lambing Kec, Muara

Lawa Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur.

2. Obyek Penelitian

Obyek dari penelitian ini adalah Motivasi dan hasil belajar, pada materi

Sistem Pencernaan.

3. Subyek Penelitian

Subyek dari penelitian ini adalah siswa-siswi kelas XI-IPA semester

genap tahun pelajaran 2012/2013, sebanyak 33 siswa, dengan jumlah

siswa laki-laki 9 orang dan siswa perempuan 24 orang.

4. Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret sampai April tahun

2013.

D. Rancangan Tindakan

Rancangan tindakan ini direncanakan dengan dua siklus yang tiap-tiap

siklus terdiri atas 3 kali pertemuan dengan beberapa tahap yaitu: tahap

perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap observasi dan evaluasi, dan tahap

(51)

1. Pra Tindakan

a. Identifikasi masalah, langkah ini diawali dengan menganalisis hasil

belajar siswa berdasarkan hasil ulangan harian pada materi sistem

pencernaan dari tahun sebelumnya.

b. Menjaring motivasi awal siswa menggunakan kuesioner sebelum

tindakan penelitian dan menjaring motivasi akhir siswa sesudah

tindakan.

c. Observasi, kegiatan ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran

awal tentang kegiatan belajar mengajar Biologi dikelas XI IPA SMA

Negeri 9 Sendawar Kutai Barat.

d. Analisis studi pustaka sesuai dengan permasalahan dan judul

penelitian.

e. Menyelesaikan rancangan penelitian dengan bimbingan dosen,

hingga memperoleh persetujuan untuk melakukan penelitian. Dari

dosen yang bersangkutan.

f. Permintaan izin untuk melakukan penelitian kepada Sekretariat

Jurusan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sanata

Dharma (USD) Yogyakarta, Surat Ijin dapat dilihat pada lampiran 1.

g. Menghubungi pihak SMA Negeri 9 Sendawar Kutai Barat, dengan

menemui kepala sekolah, bagian kurikulum dan guru mata pelajaran

Biologi dengan menyerahkan surat izin penelitian dari Universitas

(52)

2. Siklus I

a. Perencanaan (Planning)

Pada tahap ini, dilakukan penyusunan rencana tindakan

berupa penyiapan pembelajaran menggunakan media animasi, yaitu:

1) Peneliti dan guru menggali data awal karakteristik siswa untuk

memetakan para siswa berdasarkan jenis kelamin, kemampuan

dan membagi siswa secara heterogen menjadi

kelompok-kelompok yang beranggotakan 6-7 siswa.

2) Pada siklus I akan dibahas tentang Sistem Pencernaan pada

Manusia.

3) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), tentang

sistem pencernaan makanan pada manusia dengan menggunakan

media animasi yang akan digunakan dalam Kegiatan Belajar

Mengajar (KBM).

4) Menyusun Lembar Kerja Siswa (LKS) sebagai instrumen

pembelajaran.

5) Peneliti menyusun instrumen pengumpulan data, meliputi :

a) Lembar evaluasi hasil belajar siswa.

b) Lembar kuesioner motivasi belajar siswa.

(53)

b. Pelaksanaan (Acting)

Pada tahap ini, pembelajaran dilaksanakan menggunakan

media animasi sesuai dengan rencana tindakan, kegiatan yang

dilakukan adalah sebagai berikut :

1) Guru Biologi SMA Negeri 9 Sendawar Kutai Barat bertindak

sebagai guru yang membimbing dan mengarahkan siswa.

2) Siswa dimotivasi untuk merangsang minat dan sikapnya dalam

pembelajaran

3) Menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan

4) Mengorganisasikan siswa supaya masuk dalam kelompok

dimana masing-masing kelompok terdiri dari 6-7 anggota/siswa.

Setelah itu diberi LKS untuk berdiskusi sambil mengamati

animasi yang ditayangkan dan selajutnya perwakilan anggota

kelompok mempresentasikan hasil diskusi diselingi tanya jawab

untuk mengukur pemahaman.

5) Melaksanakan tindakan sesuai dengan RPP yang telah dirancang

dengan menggunakan media animasi pada materi sistem

(54)

c. Observasi dan evaluasi (Observation and evaluation)

Tahap observasi, dilaksanakan bersamaan dengan tahap

tindakan. Di dalam tahap ini peneliti/observer mengadakan

pengamatan atas dampak dan hasil dari pelaksanaan tindakan, yaitu

hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran. Hasil belajar aspek

kognitif menggunakan lembar tes tertulis sedangkan aspek afektif

dan psikomotor menggunakan lembar observasi. Pengamatan juga

menggunakan kamera foto dan direkam dengan menggunakan video camcorder.

Observasi dimaksudkan untuk mengetahui pelaksanaan

pembelajaran Biologi materi sistem pencernaan yang dilaksanakan

guru dan siswa. Peneliti dan observer mengamati, mengenali dan

mendokumentasikan proses, hasil pengaruh dan masalah baru yang

mungkin saja muncul selama tindakan kelas dilakukan. Data hasil

kuesioner motivasi sebelum dan sesudah tindakan, hasil tes kognitif,

lembar observasi aspek afektif dan aspek psikomotor ini akan

dijadikan bahan analisis dan dasar refleksi terhadap tindakan yang

telah dilakukan dan bagi penyusunan rencana tindakan berikutnya.

d. Refleksi (Reflection)

Tahap ini hasil yang diperoleh dari observasi selama proses

belajar mengajar, kuesioner, hasil tes, dan hasil lembar observasi

dibahas dan didiskusikan setelah dibahas dan didiskusikan,

(55)

pembelajaran berlangsung dan apa saja yang belum dapat dicapai

pada siklus I. Refleksi dilakukan secara kolaboratif antara peneliti

dengan observer dan hasil refleksi, dirumuskan kembali antara guru

dengan peneliti guna memperoleh perbaikan rencana pembelajaran

untuk tindaklanjut pada siklus berikutnya yaitu pada siklus II.

3. Siklus II

a. Perencanaan (Planning)

1) Identifikasi masalah dan perumusan masalah berdasarkan siklus

hasil dan refleksi pada siklus I.

2) Peneliti dan guru menggali data hasil dari refleksi siklus I

mengenai karakteristik siswa untuk memetakan kembali

kelompok baru siswa, kelompok baru beranggotakan 4-5 orang,

kelompok ini dibentuk secara acak, berdasarkan kemampuan

masing-masing siswa yang memiliki kompetensi tinggi, rendah

dan sedang dijadikan dalam satu kelompok.

3) Menyiapkan seluruh instrumen pembelajaran dan instrumen

pengumpulan data.

b. Pelaksanaan (Acting)

1) Guru Biologi SMA Negeri 9 Sendawar Kutai Barat bertindak

sebagai guru yang membimbing dan mengarahkan siswa.

2) Melakukan apersepsi dengan menyajikan materi Biologi yang

(56)

3) Siswa dimotivasi untuk merangsang minat dan sikapnya dalam

pembelajaran

4) Menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan

5) Mengorganisasikan siswa supaya masuk dalam kelompok

dimana masing-masing kelompok terdiri dari 4-5 anggota/siswa.

Setelah itu diberi LKS untuk berdiskusi sambil mengamati

animasi yang ditayangkan dan selajutnya perwakilan anggota

kelompok mempresentasikan hasil diskusi diselingi tanya jawab

untuk mengukur pemahaman.

6) Melaksanakan tindakan sesuai dengan RPP yang telah dirancang

dengan menggunakan media animasi pada materi gangguan dan

kelainan pada sistem pencernaan manusia, dan sistem

pencernaan hewan ruminansia.

c. Observasi dan evaluasi (Observation and evaluation)

Tahap observasi siklus II, secara operasional masih sama

seperti pada siklus I. Pada tahap ini peneliti/observer mengadakan

pengamatan atas dampak dan hasil dari pelaksanaan tindakan pada

aspek afektif dan psikomotor menggunakan lembar observasi.

Pengamatan juga menggunakan kamera foto dan direkam dengan

menggunakan video camcorder. Sedangkan pengisian kuesioner motivasi dilakukan sesudah tindakan pembelajaran akhir siklus II

(57)

d. Refleksi (Reflection)

Tahap ini hasil yang diperoleh dari observasi selama proses

belajar mengajar, kuesioner, hasil tes, dan hasil lembar observasi

dibahas setelah itu ditarik kesimpulan apakah tindakan berhasil atau

tidak. Diharapkan pada akhir siklus ini motivasi dan hasil belajar

siswa kelas XI IPA SMA Negeri 9 Sendawar Kutai Barat meningkat.

E. Instrumen Penelitian

Suparno (2007:55) menyatakan bahwa instrumentasi adalah seluruh

proses untuk mengumpulkan data. Sedangkan, instrumen adalah alat yang

digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian. Bentuknya dapat

berupa tes tertulis, angket, wawancara, dokumentasi, observasi.

Pada penelitian ini ada dua macam instrumen yang digunakan, yaitu

instrumen pembelajaran dan instrumen pengumpulan data.

1. Instrumen Pembelajaran

Instrumen pembelajaran dalam penelitian ini berupa Silabus

dapat dilihat pada lampiran 4, dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus I dan siklus II dapat dilihat pada lampiran 5 dan 6, juga dilengkapi Lembar Kerja Siswa (LKS) siklus I dan siklus II dilihat pada

(58)

2. Instrumen Pengumpulan Data

a. Tes

Tes digunakan untuk mengukur aspek kognitif peserta didik, tes

tersebut berhubungan dengan fungsinya mengukur tingkat kemajuan

atau perkembangan yang dicapai oleh peserta didik setelah

menempuh proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu. Pada

setiap akhir siklus guru memberikan tes untuk mengukur

kemampuan siswa terhadap penguasaan materi sistem pencernaan.

Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes akhir siklus I dan

tes akhir siklus II.

Tes akhir siklus pada setiap siklus, bertujuan untuk

mengetahui tingkat pengetahuan siswa setelah diajarkan materi

pelajaran. Tes akhir siklus I dan siklus II terdiri dari 20 soal obyektif

(A) dengan bobot tiap soal jika jawaban benar adalah 1 dan jika

salah 0, 5 soal uraian (B) dengan rentang skor 1 – 6. Kisi-kisi soal

siklus I dan siklus II dapat dilihat pada lampiran 9. Soal tes akhir siklus I dan siklus II dapat dilihat pada lampiran 10 dan 11 serta dilengkapi panduan skoring pada lampiran 12. Dengan cara demikian maka akan diketahui perkembangan hasil belajar siswa

pada aspek kognitif.

b. Non-tes

Teknik non-tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

(59)

langsung berdasarkan lembar observasi untuk menilai aspek afektif

dan psikomotor siswa selama proses pembelajaran menggunakan

media animasi pada materi sistem pencernaan. Lembar observasi

aspek afektif dan psikomotor siswa siklus I dan siklus II dapat dilihat

padalampiran 13 dan 14.

Sedangkan kuesioner motivasi yang digunakan ada dua

macam. Kuisoner yang pertama adalah kuesioner yang digunakan

untuk mengukur motivasi belajar awal siswa sebelum diberikan

tindakan dan kuesioner yang kedua adalah kuesioner yang digunakan

untuk mengukur motivasi belajar akhir siswa setelah diberi tindakan.

Kisi-kisi dan lembar kuesioner dapat dilihat pada lampiran 15, 16 dan 17.

F. Analisis Data

Data yang diperoleh dikumpulkan dan diolah sedemikian rupa, hingga

hasilnya dapat disajikan sebagai bahan untuk analisis dan dalam penelitian ini

diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai peningkatan motivasi dan

hasil belajar setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan media

animasi. Adapun teknik analisis data yang digunakan dapat dijabarkan

sebagai berikut:

1. Hasil Belajar

Data hasil belajar dalam penelitian ini mencakup 3 aspek , yaitu aspek

kognitif, psikomotor, dan afektif. Setiap aspek memiliki penilaian yang

(60)

kognitif berpedoman pada hasil tes tertulis dalam bentuk pilihan ganda

dan uraian, sedangkan untuk mengetahui tingkat hasil belajar aspek

psikomotorik dan afektif berpedoman pada lembar observasi.

Perhitungan hasil belajar pada setiap aspek adalah sebagai berikut:

a. Aspek Kognitif

Pengukuran hasil belajar siswa pada aspek kognitif

menggunakan tes tertulis. Adapun teknik penskoran adalah sebagai

berikut:

1) Ketuntasan individu

Setiap siswa dalam proses belajar mengajar dikatakan

tuntas apabila memperoleh nilai ≥ 60 (KKM). Tes kognitif

dilaksanakan setiap akhir siklus yang ditujukan untuk

mengetahui hasil belajar siswa.

Adapun untuk mengetahui ketuntasan individual maka

dapat menggunakan rumus sebagai berikut :

= ∑

∑ 100%

Tabel 3.1

Kriteria Skor Ketuntasan Individu

Nilai Individu Keterangan

≤ 59 dari KKM Tidak Tuntas

(61)

Tabel 3.2

Skor hasil belajar siklus I/ Skor hasil belajar siklus II

Kode Siswa Nilai Tes Keterangan

01 ... Tuntas

02 ... Tidak Tuntas

dst ... ...

2) Nilai Rata-rata kelas

Untuk mengetahui nilai rata-rata kelas menggunakan

rumus sebagai berikut:

− = ∑ ℎ ℎ

3) Ketuntasan klasikal

Ketuntasan klasikal dikatakan telah berhasil apabila

siswa mencapai KKM dengan target pencapaian ideal ≥ 75 %

dari jumlah siswa dalam kelas.

Untuk mengetahui ketuntasan secara klasikal

menggunakan rumus sebagai berikut:

% = ∑ ℎ

∑ 100

Kemudian untuk mengetahui apakah ada peningkatan

hasil belajar siswa dalam belajar Biologi pada materi sistem

(62)

membandingkan ketuntasan secara klasikal pada siklus I dan

siklus II, kemudian sudah memenuhi target penelitian yang telah

ditentukan sebelumnya.

Peneliti membuat daftar nilai rata-rata persentase nilai tes

pada siklus I dan siklus II menggunakan tabel di bawah ini.

Tabel 3.3

Persentase Ketuntasan Klasikal Siklus I/Siklus II

Komponen Siklus I Siklus II

Nilai Rata-rata

% KKM

b. Aspek Afektif dan Psikomotor

Pengukuran hasil belajar siswa pada aspek afektif dan psikomotor

menggunakan lembar observasi. Penilaian hasil belajar aspek afektif

dan psikomotor dapat dilihat dari skor pada lembar observasi aspek

afektif yang diperoleh.

Data rata-rata persentase aspek afektif dan psikomotor siswa

diperoleh dari tiap pertemuan pembelajaran setiap siklus, aspek

afektif dan psikomotor siswa dianalisis dengan menggunakan

deskriptif kuantitatif, yaitu dengan mencari persentasi pada tiap

kategori kemudian diambil rata-rata keseluruhan kategori seluruh

siswa berdasarkan pengamatan dari beberapa observer/pengamat

(63)

= 100%

Keterangan :

p = presentase skor hasil observasi kelompok siswa

q = jumlah keseluruhan skor yang diperoleh kelompok

r = skor maksimal (total skor)

Hasil observasi setiap kelompok dicatat menggunakan tabel di

bawah ini.

Tabel 3.4

Observasi Aspek Afektif dan Psikomotor Terhadap Kelompok Siswa Siklus I/Siklus II

Kelompok

AFEKTIF PSIKOMOTOR

SKOR % Ket SKOR % Ket

01

02

03

Kemudian peneliti menganalisis skor nilai rata-rata persentase

masing-masing kelompok siswa menggunakan tabel di bawah ini.

Tabel 3.5

Kriteria Presentase Skor Kelompok Siswa Aspek Afektif dan Psikomotor Terhadap Pembelajaran

Presentase yang diperoleh

(%)

Keterangan

66,68 ≤ p≤ 100 Tinggi 33,34 ≤ p≤ 66,67 Sedang

Gambar

gambar (Latuheru, 1988:122). Animasi adalah proses penciptaan efek
Tabel. 2.1
Gambar 3.1 Bagan Model Gabungan Sanford dan Kemmis.
Tabel 3.1 Kriteria Skor Ketuntasan Individu
+7

Referensi

Dokumen terkait

[8] David Austerberry, The Technology of Video and Audio Streaming, Penerbit Focal

Wajib Pajak Orang Pribadi memiliki kewajiban menyampaikan SPT tahunan PPh, dalam formulir SPT 1770 atau dapat juga pada 1770S atau 1770SS beserta lampirannya, atas pembayaran

Puji dan Syukur kepada Tuhan karena kasih serta tuntunan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini guna memenuhi salah satu syarat memperoleh

bdn pada bayi Nilai cnergi ydng dihosilkan berrs nedh lebih bdsd dtui p.da beras putih.. Unsusiziyse l.in yana Ierd4d pada ber6 Denh xdalsh

oloDoplem) dm ,1prb ./ddcivola Koch.. Melih.t dari sifll-siiir yare n.ogunn rEkd rcscbul, nrala.. scmaeka ncmpu.),ni peranu

Dari perencanaan kegiatan yang telah dilakukan oleh masyarakat untuk memperoleh sebuah perubahan, maka didapatkan tujuan yang ingin dicapai oleh masyarakat Dusun

Protector Scoring System (PSS) dalam pertandingan taekwondo

jula\ keroqDok relr va!,