PROPOSAL SKRIPSI
DAMPAK KONDISI KELUARGA BROKEN HOME PADA PRESTASI BELAJAR ANAK
Oleh
LAILI SOBRIANI PUSPITA SARI NIM 201833037
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MURIA KUDUS
2022
2 DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ... 2
DAFTAR TABEL ... 5
ABSTRAK ... 6
BAB I ... 7
PENDAHULUAN ... 7
1.1. Latar Belakang ... 7
1.2. Rumusan Masalah ... 9
1.3. Tujuan Penelitian ... 9
1.4. Manfaat Penelitian ... 10
1.5. Definisi Operasional ... 10
BAB II ... 11
KAJIAN PUSTAKA ... 11
2.1. Kajian Teori ... 11
2.1.1. Keluarga Harmonis ... 11
2.1.2. Keluarga Broken Home ... 12
2.1.3. Peran Orang Tua dalam Pendidikan Anak ... 14
2.1.4. Prestasi Belajar ... 15
2.1.5. Dampak Keluarga Broken Home Pada Prestasi Belajar anak ... 17
2.2. Penelitian Relevan ... 19
2.3. Kerangka Berpikir ... 21
2.4. Kerangka Teori ... 22
3
BAB III ... 23
METODOLOGI PENELITIAN ... 23
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ... 23
3.1.1. Tempat Penelitian ... 23
3.1.2. Waktu Penelitian ... 23
3.2. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 23
3.3. Peranan Penelitian ... 25
3.4. Data dan Sumber Data ... 25
3.4.1. Data ... 25
3.4.2. Sumber Data ... 26
3.5. Pengumpulan Data ... 30
3.5.1. Observasi non partisipan ... 30
3.5.2. Wawancara mendalam (indepth interview) ... 30
3.5.3. Dokumentasi... 31
3.5.4. Pencatatan... 32
3.6. Keabsahan Data ... 32
3.7. Analisis Data ... 32
DAFTAR PUSTAKA ... 34
LAMPIRAN ... 38
OBSERVASI ... 38
LAMPIRAN ... 39
WAWANCARA ... 39
KISI-KISI PEDOMAN OBSERVASI ANAK ... 41
KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA ORANG TUA ... 43
4
KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA GURU ... 49
KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA ANAK ... 54
Lembar Pedoman Wawancara Orang Tua ... 58
Lembar Pedoman Wawancara Guru ... 61
Lembar Wawancara Anak ... 64
5
DAFTAR TABEL
Table 1.1. Penelitian Relevan ... 20
Table 1.2.Kerangka Berpikir ... 21
Table 1.3.Kerangka Teori ... 22
Table 1.4.Informan Kunci ... 26
Table 1.5.Informan Utama... 28
6
ABSTRAK
Sari, Puspita Sobriani Laili. 2022. Dampak Kondisi Keluarga Broken Home Pada Prestasi Belajar Anak. Proposal Skripsi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Muria Kudus. Pembimbing (I) Ika Oktavianti, M.Pd. (II) Lintang Kironoratri, M.Pd.
Kata Kunci: Broken Home, Prestasi Belajar
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran anak keluarga broken home serta peran orang tua dalam pendidikan dan dampak broken home pada prestasi belajar anak di Desa Donorojo RT 07 RW 01 Kecamatan Demak Kabupaten Demak, dengan rumusan masalah kondisi keluarga broken home di Desa Donorojo RT 07 RW 01 Kecamatan Demak Kabupaten Demak dan dampak broken home di Desa Donorojo RT 07 RW 01 Kecamatan Demak Kabupaten Demak.
Penelitian ini membahas tentang gambaran anak keluarga broken home serta peran orang tua dalam pendidikan dan dampak broken home pada prestasi belajar.
Keluarga broken home merupakan suatu kondisi tidak utuh di dalam rumah tangga karena perceraian. Dampak bagi anak yaitu anak mengalami kondisi broken home karena perceraian dari orang tuanya, akibat yang ditimbulkan karena perceraian kedua orang tuanya anak akan mengalami kesulitan untuk menghadapi situasi baru, kurangnya kasih sayang dari kedua orang tua, kurangnya perhatian dari orang tua mengakibatkan anak kurang fokus dalam belajar. Sesuai dengan pernyataan tersebut penelitian ini akan memperdalam bagaimana kondisi keluarga broken home dan dampak terhadap prestasi belajar anak di Desa Donorojo RT 07 RW 01 Kecamatan Demak Kabupaten Demak.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus sebagai tahapan dalam melaksanakan penelitian. Penelitian ini akan dilakukan di Desa Donorojo RT 07 RW 01 Kecamatan Demak Kabupaten Demak dengan mengambil subjek orang tua dan anak sebagai subjek penelitian. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data yang meliputi observasi, wawancara mendalam, dokumentasi dan pencatatan. Analisis data yang digunakan yaitu analisis data interaktif.
7 BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Secara umum, seperti yang diketahui di dalam keluarga sendiri terdiri dari ayah, ibu dan anak yang mempunyai peran masing – masing. Bagi seorang anak keluarga mempunyai kedudukan penting dalam kehidupannya, itu dikarenakan keluarga merupakan interaksi pertama yang dilakukan oleh anak. Karena hal tersebut merupakan wadah pertama dan utama untuk perkembangan anak bersosialisasi dengan orang lain. Menurut Siregar, Deni M & Wadi, Andika Ardi (2019:71) keluarga merupakan kelompok sosial yang pertama dalam kehidupan sebagai manusia untuk belajar sebagai manusia sosial di dalam hubungan berkelompok.
Trisnawati, Wahyu & Sugito (2021:824) menyebutkan bahwa pendidikan dalam keluarga menjadikan orang tua sebagai pendidik utama bagi anak, menjadi salah satu proses dalam pendidikan informal, karena setiap keluarga memiliki strategi yang berbeda dalam mendidik anak.
Keluarga mempunyai peran penting dalam kehidupan anak, keluarga menjadi tempat bagi anak untuk mengeluarkan keluh kesahnya. Di dalam keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak yang tinggal bersama satu atap untuk berbagi rasa kasih sayang agar menciptakan keluarga yang harmonis. Seperti yang dikemukakan oleh Endriani, A (2017:43) menyatakan bahwa keluarga harmonis merupakan suatu kondisi dimana semua anggota keluarga lengkap dan tidak bercerai sehingga dapat menjadikan anak didik tumbuh dan berkembang secara normal dan mampu mengembangkan potensi yang dimiliki secara efektif sesuai dengan tingkat perkembangannya. Keharmonisan tergantung dengan orang tua yang saling perhatian, saling menyadari atas kekurangan dan kelebihan masing–masing.
8
Akan tetapi tidak semua anak mengalami kondisi keluarga yang bahagia dan harmonis, ada sebagian anak yang mengalami kondisi kurang harmonis di dalam keluarga. Pertengkaran yang diakibatkan oleh orang tua yang berujung pada perceraian mengakibatkan anak mengalami broken home. Menurut Najmudin, Dudun (2021:42) mengatakan bahwa broken home diartikan dengan kondisi keluarga yang tidak lagi harmonis dan tidak berjalan layaknya keluarga yang rukun, damai dan sejahtera.
Keluarga broken home pada saat ini sudah terbilang wajar di lingkungan masyarakat, keluarga broken home adalah mereka pasangan suami istri yang bercerai dikarenakan mengalami permasalahan dalam di rumah tangga dan tidak menemukan titik tengah yang kemudian memutuskan untuk mengakhiri sebuah hubungan dengan perceraian. Dalam hal ini tentunya memberikan dampak tersendiri bagi seorang anak, baik dibidang pendidikan, psikologis dan lingkungan sosialnya.
Perilaku anak yang menyimpang dikarenakan kurang adanya perhatian dan kasih sayang dari orang tua, kurangnya peran dari kedua orang tua mengakibatkan anak merasa kehilangan salah satu sosok figure yang menjadi panutan dalam hidupnya.
Kurangnya perhatian dari orang tua berdampak pada kondisi anak, salah satunya yaitu menurunnya prestasi belajar. Menurut Mistiani, Wiwin (2018:340) mengatakan bahwa dampak broken home dapat mempengaruhi prestasi atau pengembangan akademik anak, karena anak yang mengalami broken home dalam keadaan masih sekolah bukan tidak mungkin konsentrasinya akan terganggu karena terlalu banyak hal yang masuk dalam pikirannya. Akibatnya bisa berupa nilai yang menurun, tidak patuh dan mudah tersulut amarah.
Namun seperti yang kita tahu bahwa tidak semua anak yang menjadi korban broken home memiliki perilaku negatif, menurut A’yuni, Qurrota, etc (2021:74) mengatakan bahwa tidak semua anak yang menjadi korban broken home mempunyai perilaku negatif karena ada beberapa anak yang dapat menyelesaikan masalahnya sendiri tanpa menimbulkan kekacauan.
9
Berdasarkan observasi yang dilaksanakan bulan November 2021 di Desa Donorojo RT 07 RW 01 Kecamatan Demak Kabupaten Demak, terhadap 2 anak yang mengalami broken home akibat dari perceraian kedua orang tuanya, akibat yang ditimbulkan dari perceraian yaitu mengakibatkan anak kurang mendapat perhatian dan kasih sayang dari orang tua sehingga berdampak pada prestasi belajar anak. Dengan masalah tersebut peneliti bertujuan melakukan penelitian mengenai
“Dampak Kondisi Keluarga Broken Home Pada Prestasi Belajar Anak”.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan fokus penelitian tersebut maka dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimanakah kondisi anak dengan keluarga broken home di Desa Donorojo RT 07 RW 01 Kecamatan Demak Kabupaten Demak?
2. Bagaimana prestasi belajar anak broken home di Desa Donorojo RT 07 RW 01 Kecamatan Demak Kabupaten Demak?
3. Bagaimanakah dampak keluarga broken home terhadap prestasi belajar anak di Desa Donorojo RT 07 RW 01 Kecamatan Demak Kabupaten Demak?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka dirumuskan tujuan penelitian sebagai berikut:
1. Menganalisis kondisi keluarga broken home di Desa Donorojo RT 07 RW 01 Kecamatan Demak Kabupaten Demak
2. Menganalisis prestasi belajar anak broken home di Desa Donorojo RT 07 RW 01 Kecamatan Demak Kabupaten Demak
3. Menjelaskan dampak keluarga broken home terhadap prestasi belajar anak di Desa Donorojo RT 07 RW 01 Kecamatan Demak Kabupaten Demak
10 1.4. Manfaat Penelitian
1. Secara Teoris
Sebagai ilmu pengetahuan tentang dampak broken home pada prestasi belajar anak
2. Secara Praktis
a. Bagi anak, meningkatkan prestasi belajar pada anak yang mengalami broken home
b. Bagi orang tua, sebagai pedoman dalam pentingnya peran orang tua dalam prestasi belajar anak
c. Bagi masyarakat, sebagai informasi dalam pembentukan prestasi belajar anak 1.5. Definisi Operasional
Definisi operasional dalam pelaksanaan penelitian ini ditunjukkan bagi pembaca agar tidak terjadi kesalah pahaman dalam pemaknaan. Adapun istilah-istilah yang digunakan.
1. Keluarga broken home merupakan kondisi atau situasi dalam keluarga yang tidak lagi harmonis sehingga harus mengalami perpecahan. Rumah tangga yang rukun, damai dan sejahtera sebagaimana yang diharapkan semua orang tidak bisa didapatkan lagi karena permasalahan antara suami dan istri yang gagal menemukan titik tengah sehingga berujung pada perceraian atau perpisahan 2. Prestasi belajar merupakan hasil dari pengukuran terhadap peserta didik yang
meliputi faktor kognitif, afektif dan psikomotor setelah mengikuti proses pembelajaran
11 BAB II
KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori
Dalam kajian teori ini, peneliti akan menguraikan mengenai: keluarga harmonis, keluarga broken home, peran orang tua, prestasi belajar dan dampak broken home pada prestasi belajar.
2.1.1. Keluarga Harmonis
Menurut Akhirin (2020:131) menyatakan bahwa keluarga adalah suatu ikatan hidup atas dasar perkawinan antara orang dewasa yang berlawan jenis yang hidup bersama dengan atau tanpa anak, baik anaknya sendiri atau anak adopsi yang tinggal dalam satu rumah tangga.
Bagi seorang pasangan yang sudah menikah tentunya mengharapkan keluarga mereka hidup bahagia, kebahagiaan yang dapat dirasakan yaitu ketika mempunyai keluarga yang harmonis dan minim konflik. Menurut Komariyah, A et all (2020:238) mengatakan bahwa keharmonisam keluarga adalah suatu keadaan keluarga bahagia yang ditandai dengan berfungsinya anggota keluarga secara optimal, sedikitnya ketegangan dan konflik yang terjadi untuk membangun kehangatan di dalam keluarga dengan menjalin komunikasi yang baik, saling menyayangi, memahami satu sama lain dan bekerja sama mengahadapi situasi yang sulit.
Menurut Andrean, S & Munastiwi, E (2021:39) mengatakan bahwa keluarga yang harmonis dapat mengembangkan ketrampilan sosial anak seperti kemampuan komunikasi, sikap saling menghargai dan dapat diajarkan berhubungan dan menyelesaikan konflik dengan baik.
12
Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli, keluarga yang harmonis adalah pasangan suami istri yang sudah menikah baik tanpa anak atau tidak yang saling menjaga, terjalin rasa kasih sayang, mempunyai komunikasi yang baik. Selain itu untuk menciptakan keluarga yang harmonis harus mempunyai kesabaran dan menahan diri agar minimnya pertengkaran.
2.1.2. Keluarga Broken Home
Broken home adalah kondisi keluarga yang tidak lagi utuh, ketidakutuhan tersebut diakibatkan adanya perpecahan atau pertengkaran diantara suami istri yang tidak bisa diselesaikan dengan baik. Sehingga berakibat putusnya tali keluarga atau perceraian. Dalam perceraian tersebut mengakibatkan anak mengalami kondisi keluarga broken home. Menurut Satata, Mitreka Bagus Dian (2021:53) mengatakan bahwa broken home merupakan suatu fenomena dalam kehidupan sosial yang terjadi pada konflik keluarga yang dapat berakibat pada proses perkembangan kepribadian anak. Menurut Gintulangi, Widyastuti, et all (2017:338) mengatakan bahwa keluarga broken home adalah kondisi ketidakutuhan dalam keluarga yang diakibatkan oleh perceraian, kematian antara suami dan istri atau suami istri yang sudah tidak memperlihatkan hubungan kasih sayang lagi.
Menurut Nurtia, et all (2020:4) ada macam utama kekacauan dalam keluarga, yaitu sebagai berikut:
1. Ketidaksahan, ini merupakan unit keluarga yang tidak lengkap 2. Pembatalan, perpisahan, perceraian, dan meninggal
3. Keluarga selaput kosong
4. Ketiadaan seorang dari pasangan karena hal yang tidak diinginkan, kegagalan peran penting yang tak diiginkan
13
Kemudian Nurtia menambahkan lagi bahwa dikatakan keluarga broken home jika memiliki salah satu kriteria diantaranya:
1. Kematian salah satu atau kedua orang tua 2. Perceraian orang tua (divorce)
3. Hubungan antara suami istri tidak baik (poor marriage)
4. Hubungan orang tua dan anak tidak baik (poor parent-children relationship) 5. Suasana rumah yang tegang dan minim kehangatan (high tenses and low
warmth)
6. Salah satu atau kedua orang tua mempunyai kelainan atau gangguan jiwa (personality psychological disorder)
Dalam broken home sendiri tentunya mempengaruhi perilaku anak atau kondisi anak. Menurut Aziz, M (2015:47) mengatakan bahwa perilaku anak korban broken home ataupun latar belakang anak broken home akan berbeda satu sama lain, namun akibat yang menimpa terhadap anak adalah hampir sama yaitu berupa depresi mental seperti memberontak, sikap menantang dan lain sebagainya.
Kemudian menurut Trianingsih, R,. ett all (2019:16) mengatakan bahwa kondisi keluarga broken home menyebabkan anak kurang kasih sayang sehingga berpengaruh terhadap perkembangan moral dan psikososial anak, hal tersebut dapat ditunjukan dengan perilaku moral yang muncul seperti membuat kesalahan dan tidak mau meminta maaf, tidak menaati tata tertib sekolah dan mencari perhatian dengan membuat keributan. Selanjutnya secara psikososial anak akan bersikap tidak semangat, tidak percaya diri dan membandingkan dirinya dengan teman
Maka dapat disimpulkan bahwa broken home adalah suatu kondisi keluarga yang sudah tidak lagi utuh dikarenakan kekacauan dari pasangan suami istri yang mengakibatkan keluarga tersebut memiliki salah satu kriteria broken home entah itu kematian, perceraian atau bahkan sebab yang lain sehingga berdampak pada kondisi moral dan psikososial anak yang menjadi korban broken home.
14 2.1.3. Peran Orang Tua dalam Pendidikan Anak
Dalam hal pendidikan peran orang tua sangat penting karena sebelum anak menginjak bangku sekolah, orang tualah yang memberikan pendidikan pertama untuk anak. Peran orang tua yang sebagaimana pada umumnya yaitu membimbing anak dalam belajar, tempat berdiskusi dan lain–lain. Karena orang tua mempunyai rasa tanggung jawab yang besar untuk memastikan anak mendapatkan kehidupan dan pendidikan yang layak.
Menurut Anggraeni, Nur Ria et all (2021:106) mengatakan bahwa peran orang tua dalam mendukung keberhasilan pembelajaran anak meliputi orang tua sebagai pengasuh dan pendidik untuk melatih pengetahuan, ketrampilan dan mental anak, peran yang lain sebagai pembimbing dengan membantu menyelesaikan kesulitan anak, selain itu orang tua juga sebagai motivator dengan memberikan dorongan kepada anak tentang pentingnya belajar, serta orang tua menjadi fasilator berupa menyediakan berbagai fasilitas yang mendukung.
Menurut Novrindra, dkk (2017:41) mengatakan bahwa orang tua sebagai pihak yang bertanggung jawab dalam pendidikan anak karena orang tua berpengaruh sangat besar terhadap perkembangan pendidikan anak. Peran orang tua dalam pendidikan perlu dengan terus menerus untuk mendorong, memberi motivasi dan memfasilirasi demi tercapainya pendidikan anak yang baik.
Berdasarkan dari pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa peran orang tua sangat penting dalam pendidikan anak karena orang tua sebagai tempat diskusi dan juga sebagai motivator bagi seorang anak. Sehingga orang tua yang dapat memaksimalkan perannya dalam mendidik anak berpengaruh terhadap pola berpikir dalam pendidikan anaknya.
15 2.1.4. Prestasi Belajar
1. Pengertian Prestasi Belajar
Menurut Mulyaningsih, E et al (2014:443) menyatakan bahwa defisini prestasi belajar adalah hasil maksimal yang dicapai seseorang setelah belajar, yaitu berusaha untuk menguasai pengetahuan, ketrampilan, maupun sikap sebagai ukuran prestasi belajar yang berupa nilai. Menurut Huda, N,M (2018:60) prestasi belajar adalah suatu perubahan tingkah laku yang dicapai siswa sebagai hasil belajar yang meliputi tiga ranah yaitu kognitif, afektif dan psikomotor yang dinyatakan dalam bentuk angka atau skor.
2. Aspek atau Indikator Prestasi Belajar
Menurut Susanti, Lidya (2019: 20) mengatakan bahwa hasil belajar atau prestasi belajar dikelompokkan dalam tiga dominan, yaitu kognitif atau pengetahuan, afektif atau sikap dan psikomotor atau keterampilan dan penjelasannya sebagai berikut
1. Ranah kognitif, meliputi: pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehension), penerapan (application), analisis (analysis), sintesis (synthesis) dan evaluasi (evaluation)
2. Ranah afektif, meliputi: penerimaan (receiving/attending), partisipasi (responding), penilaian atau penentuan sikap (valuing), organisasi (organization) dan pembentukan pola hidup (characterization by a value or value complex)
3. Ranah psikomotorik, meliputi: persepsi (perception), kesiapan (set), gerakan terbimbing (guided response), gerakan yang terbiasa (mechanism response), gerakan kompleks (complex response), penyesuaian pola gerakan (adaptation) dan kreativitas (creativity)
16
3. Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Dalam mencapai prestasi belajar tentunya terdapat faktor–faktor yang mempengaruhi seseorang dalam berprestasi, faktor tersebut meliputi faktor internal dan eksternal.
Menurut Susanti, Lidia (2019:53) terdapat dua faktor utama yang mempengaruhi proses belajar individu dibedakan menjadi faktor internal dan faktor eksternal, berikut penjelasannya:
1. Faktor Internal
Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri individu.
Faktor internal meliputi:
a. Faktor fisiologis dan biologis
Faktor fisiologis adalah faktor yang mempengaruhi kondisi fisik individu. Faktor ini dibedakan menjadi dua: (1) keadaan fisik yang sehat dan bugar akan memberikan pengaruh positif terhadap proses belajar, (2) keadaan fungsi jasmani yang baik terutama panca indera dapat mempermudah aktivitas belajar
b. Faktor psikologis
Faktor psikologis adalah faktor yang berasal dari kondisi psikologis anak yang dapat mempengaruhi proses belajar. Faktor psikologi yang mempengaruhi proses belajar yaitu: (1) kecerdasan atau intelegensi, (2) motivasi, (3) minat, (4) sikap dan (5) bakat
2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal yang mempengaruhi hasil belajar dapat dibedakan menjadi 2 faktor, yaitu:
a. Faktor Lingkungan Sosial
Faktor lingkungan sosial dibagi menjadi 3: (1) lingkungan sosial sekolah, terdiri dari: metode mengajar, kurikulum, penerapan disiplin dan hubungan siswa dengan guru atau teman, (2) lingkungan sosial masyarakat adalah tempat tinggal siswa, seperti: lingkungan kumuh, banyak pengangguran dan teman sebaya yang tidak sekolah, dan (3)
17
lingkungan keluarga, merupakan pertama kali individu belajar. Oleh karena itu lingkungan keluarga sangat mempengaruhi prestasi belajar, faktor keluarga yang mempengaruhi prestasi belajar yaitu: pola asuh orang tua, hubungan orang tua dan anak, keadaan ekonomi, keharmonisan keluarga, kondisi rumah, teman sebaya, dan lain-lain.
b. Lingkungan Non-sosial
Faktor lingkungan non-sosial meliputi: (1) lingkungan alamiah, seperti kondisi yang segar, tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin, teman dan lain-lain, (2) instrumental, seperti: gedung sekolah, sarana prasarna belajar, buku panduan dan lain-lain.
Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar merupakan hasil maksimal yang telah dicapai siswa dalam proses belajar. Di dalam prestasi belajar terdapat tiga aspek yang berwujud ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotor, selain tiga ranah tersebut terdapat faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar diantaranya yaitu faktor internal dan faktor eksternal
2.1.5. Dampak Keluarga Broken Home Pada Prestasi Belajar anak
Menurut Novianto, R., dkk (2019:4) mengatakan bahwa siswa yang berasal dari keluarga broken home mengalami academic problem, siswa tidak memperhatikan saat guru sedang menjelaskan dan siswa tersebut berbicara kepada teman sebangkunya, karena tidak memperhatikan ketika gurunya menjelaskan dan seringnya tidak hadir sekolah menyebabkan siswa tersebut mendapat peringkat rendah dan tidak memiliki prestasi.
Menurut Mone, F.,H (2019:161) mengatakan bahwa perceraian atau broken home membawa dampak buruk bagi anak, anak yang seharusnya mendapat kasih sayang dan pendidikan harus mengalami masa yang kritis untuk menjadi terbiasa dengan pertengkaran orang tuanya. Perubahan ini membuat anak menjadi tidak stabil sehingga pikiran mereka terganggu dan tidak dapat memusatkan perhatian pada waktu kegiatan belajar.
18
Menurut Wulandri, et all (2019:3) menjadi broken home tidak selalu buruk, tidak menutup kemungkinan bahwa mereka yang berlatar dari keluarga broken home dapat dipandang dari sisi positif. Ada hikmah yang diambil sebagai motivasi bagi korban boken home untuk menjadi individu yang lebih positif, sikap mandiri yang tercipta karena tuntutan beradaptasi oleh keadaan hidup yang harus dijalani dan sikap kedewasaan yang muncul karena terbiasa menghadapi masalah sendiri dan bertanggungjawab atas dirinya sendiri.
Menurut Sari, M., A, et all (2019:74) mengatakan bahwa dari sekian banyak anak yang mengalami broken home ada juga yang memiliki sikap positif dan menjadi orang yang berhasil. Seperti sikap mandiri yang tercipta karena tuntutan hidupnya, bersikap dewasa dengan terbiasa menghadapi masalah sendiri dan bertanggung jawab atas dirinya sendiri, broken home juga membentuk kepribadian tegas dan tegar atau tidak mudah cengeng dalam menghadapi masalah pada dirinya.
Kemudian menurut Mahnunin, J., et all (2020:40) berbeda dengan siswa yang mempunyai tingkah laku positif, mereka yang berasal dari keluarga broken home bahwa permasalahan yang timbul dalam keluarga menjadikan mereka menjadi pribadi yang tegar dalam menghadapi masalah, semangat dalam menjalani kehidupan, tidak mau merepotkan orang lain sehingga secara tidak langsung akan membentuk pribadi yang tangguh dan pekerja keras serta berpikir positif untuk terus berjuang menjalani hidup
Dari pendapat beberapa ahli dapat disimpulkan bahwa anak yang mengalami broken home dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa, ini dikarenakan kurang perhatian orang tua mengakibatkan anak kurang fokus pada saat pembelajaran sehingga berakibat pada menurunnya prestasi belajar. Akan tetapi tidak semua anak yang mengalami kondisi keluarga broken home selalu berdampak buruk, namun tidak menutup kemungkinan anak yang berasal dari keluarga broken home dapat dipandang dari sisi positif misalnya dalam hal bersikap mandiri, bersikap dewasa, bertanggungjawab, mempunyai kepribadian tegas dan tegar atau tidak mudah cengeng, bersemangat dalam menjalani hidup, serta mempunyai
19
kepribadian yang tangguh dan pekerja keras dengan selalu berpikir positif untuk menjalani kehidupan
2.2. Penelitian Relevan
Penelitian relevan merupakan suatu penelitian terdahulu yang sudah pernah dibuat oleh para peneliti dan dianggap cukup relevan serta mempunyai keterkaitan dengan judul dan topik yang akan diteliti
No Nama Peneliti Judul
Penelitian Persamaan Perbedaan
1 Harry Ferdinand Mone (2019)
Dampak perceraian
orang tua terhadap perkembangan psikososial dan prestasi belajar di Kecamatan
Oebobo
Penelitian sama- sama membahas
tentang broken home
Penelitian yang dilakukan menekankan perkembangan
psikososial, perkembangan prestasi belajar dan langkah-
langkah pemulihan
terhadap psikososial anak
2
Widyastuti Gintulangi, dkk
(2017)
Dampak keluarga broken home pada prestasi belajar PKN siswa di SMA
Negeri 1 Tilamuta
Penelitian sama- sama membahas
tentang broken home
Penelitian yang dilakukan menekankan pada keadaan keluarga broken
home pada prestasi belajar
PKN
20 Kabupaten
Boalemo
3
Andi Alvhina Rizky, dkk
(2021)
Dampak psikologis pada
siswa berprestasi rendah yang
mengalami broken home di
SMA Negeri 1 Alalak
Persamaan sama- sama membahas tentang broken
home
Penelitian yang dilakukan menekankan
pada perkembangan
psikologis, peranan guru BK
serta kendala dalam mengatasi
prestasi belajar anak broken
home.
Table 1.1. Penelitian Relevan
21 2.3. Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir merupakan dasar penelitian dari pikiran peneliti untuk mempermudah penelitian menuju ke arah yang jelas. Penelitian ini akan mengkaji terkait dengan dampak broken home pada prestasi belajar anak di Desa Donorojo RT 07 RW 01 Kecamatan Demak Kabupaten Demak.
Table 1.2.Kerangka Berpikir Keluarga Broken Home
Kondisi Anak Broken Home Prestasi Belajar
Dampak Broken Home Pada Prestasi Belajar
22 2.4. Kerangka Teori
Kerangka teori merupakan pedoman atau patokan bagi peneliti yang dijadikan sebagai bahan penelitian yang berlandaskan pada hasil penelitian tersebut.
Kerangka teori disusun dalam bentuk table sebagai berikut.
Table 1.3.Kerangka Teori
Broken Home Prestasi Belajar
Fitriana (2018:83) Keluarga adalah suatu kesatuan sosial yang terdiri dari ayah, ibu dan
anak. Di dalam kehidupannya mereka mempunyai ikatan
hukum, biologis, sosial, psikologis dan ekonomis.
Miftakhuddin et all (2020:159) broken home adalah keluarga
yang retak atau pecah (keluarga bermasalah) yang dikarenakan beberapa sebab seperti perceraian, kematian, faktor ekonomi, masalah psikologis salah satu atau kedua dari pasangan dan lain
sebagainya
Salsabilla, Azza & Puspitasari (2020:287) Prestasi belajar merupakan sebagai kecakapan
nyata yang dapat diukur dengan pengetahuan, sikap
dan keterampilan selama proses belajar
Muttaqin, Imron (2019:254) terdapat dampak broken home
bagi perkembangan anak, diantaranya adalah adanya
perilaku agresif anak, kenakalan, prestasi sekolah
menurun, perilaku menyimpang dan gangguan
kejiwaan
Dampak Kondisi Keluarga Broken Home Pada Prestasi Belajar
23 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 3.1.1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Donorojo RT 07 TW 01 Kecamatan Demak Kabupaten Demak. Penelitian ini meneliti Dampak Broken Home Pada Prestasi Belajar Anak di Desa Donorojo RT 07 1 RW 01 Kecamatan Demak Kabupaten Demak.
3.1.2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini dibagi menjadi beberapa tahap yaitu meliputi observasi, pengajuan judul, penyusunan skripsi, penyusunan instrument penelitian, seminar proposal dan mengurus perizinan. Waktu penelitian ini akan dilakukan pada bulan November 2021 sampai dengan bulan Februari 2022. Tahap pelaksanaan meliputi observasi, wawancara orang tua dan wawancara anak. Dengan adanya tahap–
tahap tersebut, diharapkan peneliti yang dilakukan berjalan sesuai rencana yang telah direncanakan dengan tepat waktu dan memperoleh hasil penelitian yang diharapkan.
3.2. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Peneliti akan melakukan penelitian dengan menggunakan pendekatan kualitatif serta analisis data deskriptif. Penelitian kualitatif dilakukan dengan cara mengumpulkan data dari observasi, catatan wawancara, dokumentasi, foto-foto dan data pendukung lainnya. Penelitian ini terletak pada fokus penelitian yang mengkaji tentang keadaan tertentu. Menurut Kusumastuti, Adhi & Khoirun, Mustamil Ahmad (2019:19) penelitian kualitatif meliputi analisis dan pemahaman mengenai perilaku dan proses sosial masyarakat yang spesifik teratur sebagai misinya.
24
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian studi kasus, menurut Abdussamad, Zuchri, H. (2021:90) studi kasus merupakan penelitian yang mendalam tentang individu, satu kelompok, satu organisasi, satu program kegiatan dan dalam waktu tertentu untuk memperoleh deskripsi yang utuh dan mendalam dengan cara wawancara, observasi dan arsip.
Menurut Wekke, S, L., dkk (2019:35) mengatakan bahwa metode deskriptif kualitatif adalah penelitian yang bertujuan mencari teori dengan terlibat langsung ke lapangan, bertindak sebagai pengamat, membuat kategori pelaku, mengamati fenomena, mencatat dalam buku observasi, tidak memanipulasi variabel dan menitikberatkan pada observasi ilmiah.
Penelitian ini dilakukan dengan observasi langsung ke lapangan , kemudian melakukan pendataan, mengolah data dan menganalisis secara mendalam. Adapun rancangan penelitian yang akan dilakukan sebagai berikut:
1. Peneliti melakukan observasi dan menentukan permasalahan yang akan diteliti dengan cara melakukan studi pendahuluan ke tempat anak yang mengalami broken home. Tempatnya terletak di Desa Donorojo RT 07 RW 01 Kecamatan Demak, Kabupaten Demak
2. Setelah melakukan oberservasi kepada anak yang mengalami broken home peneliti mencari relevan sebelumnya yang berkaitan mengenai dampak kondisi broken home terhadap prestasi belajar
3. Peneliti melakukan penelitian ini dilakukan di Desa Donorojo RT 07 RW 01 Kecamatan Demak Kabupaten Demak dengan mengamati anak yang broken home
4. Peneliti melakukan penelitian dengan alat bantu berupa pedoman wawancara, lembar observasi dan dokumentasi
5. Setelah itu membuat catatan dari hasil wawancara, observasi maupun dokumentasi di buku, kertas atau handphone
6. Setelah data diperoleh, peneliti melakukan pembahasan mengenai kasus yang akan diteliti
25
7. Kemudian peneliti melakukan pencocokan antara pembahasan yang dibahas peneliti dengan subjek penelitian
8. Setelah semua proses yang dilakukan, peneliti melakukan kesimpulan dari hasil penelitian yang sudah dilakukan mulai dari observasi, wawancara maupun dokumentasi
3.3. Peranan Penelitian
Secara operasional peranan penelitian dalam penelitian ini yaitu:
1. Melakukan pengamatan terhadap anak broken home di Desa Donorojo RT 07 RW 01 Kecamatan Demak Kabupaten Demak.
2. Melakukan wawancara terhadap orang tua, anak dan guru di Desa Donorojo RT 07 RW 01 Kecamatan Demak Kabupaten Demak.
3. Menganalisis data yang telah didapatkan dari penelitian
4. Menyajikan data yang telah dianalisis sesuai kaidah penulisan yang sudah ditentukan
3.4. Data dan Sumber Data
Dalam penelitian ini, teknik yang digunakan oleh peneliti adalah purposive sampling. Menurut Sugiyono (2013:300) mengatakan bahwa purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu, pertimbangan yang dimaksut misalnya orang yang dianggap paling tahu tntang apa yang kita harapkan sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi objek atau situasi sosial yang akan diteliti.
3.4.1. Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini tentunya membutuhkan alat bantu berupa pedoman wawancara, lembar observasi dan dokumentasi. Kemudian peneliti juga membuat catatan hasil wawancara, observasi atau pengamatan, maupun dokumentasi.
26 3.4.2. Sumber Data
Sumber data merupakan bagian paling penting dari sebuah penelitian bagi seorang peneliti, karena ketepatan dalam memilih sumber data menentukan kelayakan dan kedalaman informasi yang didapatkan. Menurut Wekke, S, L., dkk (2019:52) mengatakan bahwa sumber pengumpulan data meliputi sumber primer dan sumber sekunder, yaitu:
1. Sumber Primer
Sumber primer adalah data yang diperoleh langsung oleh peneliti dari informan. Dan di dalam penelitian ini, informasi kuncinya adalah guru dan orang tua sedangkan informan utamanya adalah guru, orang tua dan anak.
2. Sumber Sekunder
Sumber sekunder adalah peneliti memperoleh data tidak secara langsung dari narasumber tetapi misalnya lewat dokumen.
Table 1.4.Informan Kunci
No Nama Umur Pendidikan Pekerjaan Alasan
1
Bapak W 45 tahun SMA sederajat Serabutan Karena bapak W selaku orang tua dari anak broken home, yang paling tahu mengenai kondisi anaknya sehingga peneliti menjadikan bapak W sebagai informan kunci
2
Ibu D 35 tahun SMP sederajat ART Karena ibu D sebagai orang tua dari anak broken
27
home yang paling tahu mengenai kondisi anaknya.
Sehingga peneliti menjadikan ibu D sebagai informan kunci
3
Ibu DH 35 tahun S.Pd Guru SD Karena ibu DH yang
paling tahu
bagaimana prestasi belajar anak yang broken home.
Sehingga peneliti menjadikan
bapak/ibu menjadi informasi kunci guna mengetahui prestasi belajar anak
28
Table 1.5.Informan Utama
No Nama Umur Pendidikan Pekerjaan Alasan
1 Bapak W 45 tahun SMA sederajat Serabutan Karena bapak W sebagai orang tua anak broken home sehingga yang mengetahui
bagaimana kondisi anaknya
2 Ibu D 35 tahun SMP sederajat ART Karena ibu D
sebagai orang tua anak broken home yang mengetahui bagaimana kondisi anaknya
3 Ibu DH S.Pd Guru SD Karena ibu DH yang
mengetahui
bagaimana prestasi belajar kedua anak yang mengalami
broken home
sehingga peneliti menjadikan
bapak/ibu guru sebagai informan utama guna mencari informasi bagaimana prestasi belajar dari kedua anak yang
29
mengalami broken home
4 S 11 tahun Siswa SD - Anak berinisial S
merupakan anak yang menjadi korban broken home.
Peneliti menjadikan S sebagai informan utama karena peneliti ingin mengetahui
bagaimana kondisi
dia menurut
pendapatnya dan juga kesehariannya ketika belajar
5 Y 11 tahun Siswa SD - Anak berinisial Y
merupakan anak korban broken home.
Sehingga peneliti ingin mengetahui bagaimana kondisi
dia menurut
pendapatnya dan juga kesehariannya ketika belajar
30 3.5. Pengumpulan Data
Menurut Sugiyono (2013:308) menyatakan bahwa teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Sehingga berdasarkan pendapat tersebut, peneliti mengutamakan pengumpulan data secara langsung dan sebanyak- banyaknya yang bertujuan untuk mendapatkan hasil sesuai harapan. Berikut teknik pengumpulan data yang akan dilakukan oleh peneliti, yaitu:
3.5.1. Observasi non partisipan
Observasi non partisipan merupakan observasi yang dilakukan oleh seorang peneliti tetapi peneliti tidak ikut serta dalam kehidupan orang yang akan di observasi dan secara terpisah hanya sebagai pengamat. Menurut Saleh. S (2017) mengatakan bahwa observasi atau pengamatan merupakan teknik pengumpulan data yang digunakan untuk mengamatai secara langsung (subjek) dan merekam peristiwa serta perilaku asli yang tidak dibuat-buat dalam kurun waktu tertentu, sehingga diperoleh data yang rinci. Sedangkan menurut Abdussamad, Z (2021:147) mengatakan bahwa observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan secara sistematis melalui pengamatan dan pecatatan terhadap suatu gejala.
Kegiatan observasi yang dilakukan oleh peneliti berada di Desa Donorojo RT 07 RW 01 Kecamatan Demak Kabupaten Demak. Dalam penelitian ini observasi yang dilakukan terkait dengan dampak broken home pada prestasi belajar anak.
Dengan melakukan pengamatan secara langsung dengan berkunjung ke rumah anak yang mengalami broken home, peneliti berharap mendapatkan hasil penelitian sesuai harapan yang diinginkan.
3.5.2. Wawancara mendalam (indepth interview)
Wawancara merupakan suatu proses tanya jawab yang dilakukan secara langsung untuk mendapatkan informasi. Menurut Hamzah, Amir (2019:76) mengatakan bahwa, wawancara ialah proses komunikasi atau interaksi untuk mengumpulkan informasi dengan cara tanya jawab antara peneliti dengan
31
informan atau subjek penelitian. Menurut Saleh, S. (2017) wawancara merupakan suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan Tanya jawab antara peneliti dan dengan objek yang diteliti (informan) yang bertujuan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan peneliti.
Menurut Wekke, S, I., dkk (2019:86) mengatakan bahwa interview/wawancara dibagi menjadi 2, yaitu:
1. Wawancara terstruktur
Dalam pengumpulan data, peneliti sudah menyiapkan instrument atau pertanyaan tertulis yang alternatif.
2. Wawancara semiterstruktur
Wawancara yang pelaksanaannya lebih bebas yang bertujuan untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, peneliti akan melakukan wawancara mendalam guna mendapatkan data valid di penelitian ini, berikut informan yang akan diwawancarai oleh peneliti:
1. Orang tua 2. Anak 3.5.3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah salah satu metode yang dilakukan dalam penelitian kualitatif yang digunakan untuk mengumpulkan data dengan cara melihat atau menganalisis data-data yang dilakukan oleh subjek sendiri atau oleh orang lain tentang subjek. Pengumpulan data dilakukan seperti observasi, wawancara dan lain sebagainya yang didokumentasikan berupa potret atau gambar yang dijadikan sebagai bukti bahwa seorang peneliti telah melakukan penelitian terhadap suatu fenomena tertentu.
Dalam penelitian ini, dokumentasi yang dilakukan oleh peneliti berupa gambar foto, pengumpulan data berupa wawancara kepada informan yang dilakukan peniliti dalam proses penelitian.
32 3.5.4. Pencatatan
Pencatatan merupakan suatu proses penting dalam sebuah penelitian untuk pengumpulan data bagi seorang peneliti. Dalam mengumpulkan data, pencatatan dapat dilakukan secara sederhana seperti di buku, kertas maupun handphone.
Selain itu juga dapat dilakukan menggunakan lembar observasi, dalam penelitian ini peneliti menggunakan keduanya untuk mengumpulkan informasi atau data sesuai yang dibutuhkan oleh peneliti.
3.6. Keabsahan Data
Dalam penelitian ini untuk mengetahui tingkat kebenaran dan kepercayaan data, peneliti menggunakan triangulasi sumber data. Menurut Sugiyono (2013:330) menyatakan bahwa “triangulasi merupakan teknik pengumpulan data dari gabungan teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada.”
Triangulasi teknik merupakan pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan sumber data dari sumber yang sama berupa observasi, wawancara dan dokumentasi. Sedangkan triangulasi sumber merupakan pengumpulan data dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama.
3.7. Analisis Data
Analisis data menurut Saleh, S. (2017) adalah proses mencari data dan menyusun secara sistematis yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, maupun dokumentasi dengan cara megorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesis, menyusun ke dalam pola, yang diakhiri dengan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.
Menurut Sugiyono (2013:337) mengemukakan bahwa ada tiga aktivitas dalam analisis data, yaitu:
1. Data Reduction (Reduksi Data)
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan juga membuang yang tidak penting. Dalam hal ini, mereduksi data akan memberikan gambaran yang lebih
33
jelas dan mempermudah peneliti untuk melalukan pengumpulan data selanjutnya.
2. Data Display (Penyajian Data)
Dalam penelitian kualitatif penyajian data dapat dilakukan dengan bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Yang paling sering digunakan oleh peneliti untuk menyajkan data penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.
3. Conclusion Drawing atau Verification
Langkah ke tiga adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal masih bersifat sementara dan akan berubah jika tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat dalam mendukung tahap pengumpulan data berikutnya. Namun apabilan kesimpulan pada tahap pertama didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten pada saat penelitian, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan kredibel.
34
DAFTAR PUSTAKA
Andrean, S., & Munastiwi, E. (2021). Kontribusi Keharmonisan Keluarga Dalam Perkembangan Keterampilan Sosial Siswa Kelas V di SDN Bangun Harjo.
Jemari: Jurnal Edukasi Madrasah Ibtidaiyah, Vol. 3 No. 1, 31-40.
Siregar, M. D., & Wadi, A. A. (2019). Pengaruh Konseling Realita Terhadap Kesulitan Anak Menerima Keadaan Keluarga Broken Home. Jurnal Konseling Pendidikan, Vol. 3, No.1, 1-11.
A’yuni, Q., Maharany, S., Kasiari, N., & Firdaus, W. (2021). Pola Pendidikan Agama Islam Pada Anak Korban Keluarga Broken Home . Jurnal Imtiyaz, Vol 5 No 02 , 64-76.
Abdussamad, Z. (2021). Metode Penelitian Kualitatif . Makassar : Syakir Media Press.
Akhirin. (2020 ). Hubungan Antara Keutuhan Keluarga dan Motivasi Belajar Dengan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam . Jurnal Tawadhu. Vol.4 No.2, 1128- 1138.
Anggraeni, R. N., Fakhriyah, F., & Ahsin, M. N. (2021). Peran Orang Tua Sebagai Fasilitator Anak Dalam Proses Pembelajaran Online di Rumah. Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar, Vol. VIII No. 2, 105-117.
Aziz, M. (2015). Perilaku Sosial Anak Remaja Korban Broken Home Dalam Berbagai Perspektif . Jurnal Al-Ijtimaiyyah, vol. 1, no. 1 , 30-50.
Endriani, A. (2017). Hubungan Antara Keharmonisan Keluarga Dengan Sikap Disiplin Siswa. Jurnal Paedagogy, Volume 4, Nomor 2 , 42-49.
Fitriana. (2018). Ilmu Kesejahteraan Keluarga . Banda Aceh: Kampus Universitas Syiah Kuala .
35
Gintulangi , W., Puluhulawa , J., & Ngiu, Z. (2017). Dampak Keluarga Broken Home Pada Prestasi Belajar PKN Siswa di SMA Negeri I Tilamuta Kabupaten Boalemo. Jurnal Riset dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan, Volume 02, Nomor 2, 336-341.
Hamzah, A. (2019). Metode Penelitian Kualitatif . Malang : Literasi Nusantara .
Huda, M. N. (2018). Optimalisasi Sarana dan Prasarana Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa. Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, Volume VI Nomor 2, 51- 69.
Ismail Suardi Wekke, d. (2019). Metode Penelitian Sosial. Yogyakarta: Penerbit Gawe Buku .
Komariyah , A., Anwar , Z., & Saraswati, P. (2020). Pemaafan Sebagai Jalan Menuju Keharmonisan Keluarga. Psycho Holistic, Vol. 2, No. 2, 234-246.
Kusumastuti, A., & Khoiron, A. M. (2019). Metode Penelitian Kualitatif . Semarang : Lembaga Pendidikan Sukarno Pressindo (LPSP).
Lidya, S. (2019). Prestasi Belajar Akademik dan Non Akademik . Malang: Literasi Nusantara .
Mahnunin, J., Ridjal , T., & Habsy , B. A. (2020). Identifikasi Tingkah Laku Siswa dari Keluarga Broken Home. Jurnal Thalaba Pendidikan Indonesia, Vol. 6, No. 1 , 30-47.
Massa, N., Rahman, M., & Napu, Y. (2020). Dampak Keluarga Broken Home Tehadap Perilaku Sosial Anak. Jambura Journal of Community Empowerment (JJCE), Volume (1) Nomor (1), 1-12.
Miftakhuddin , & Harianto , R. (2020). Anakku, Belahan Jiwaku. Jawa Barat: CV Jejak.
Mistiani, W. (2018). Dampak Keluarga Broken Home Terhadap Psikologis Anak.
Musawa, vol 10 no 2, 322 - 354.
36
Mone, H. F. (2019). Dampak Perceraian Orang Tua Terhadap Perkembangan Psikososial dan Prestasi Belajar. Harmoni Sosial: Jurnal Pendidikan IPS, Volume 6, No. 2, 155-163.
Mulyaningsih, I. E. (2014). Pengaruh Interaksi Sosial Keluarga, Motivasi Belajar, Dan Kemandirian Belajar Terhadap Prestasi Belajar . Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 20, Nomor 4, 441-451.
Muttaqin, I. (2019). ANALISIS FAKTOR PENYEBAB DAN DAMPAK KELUARGA BROKEN HOME. Jurnal Studi Gender dan Anak, Volume: 6 Nomor: 2 , 245- 256.
Najmudin, D. (2021). Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Peserta Didik Broken Home pada Mata pelajaran Pendidika Agama Islam. Jurnal Pendidikan Agama Islam (JPAI), Volume 03, Nomor 1, 42-52.
Novianto, R., Zakso , A., & Salim, I. (2019). Analisis Dampak Broken Home Terhadap Minat Belajar Siswa SMA Santun Untan Pontianak. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa, Vol. 8 No.3, 1-8.
Novrinda, Kurniah , N., & Yulidesni. (2017). Peran Orangtua Dalam Pendidikan Anak Usia Dini Ditinjau Dari Latar Belakang Pendidikan. Jurnal Potensia, Vol.2 No.1 , 39-46.
Rizky, A. A., Irhamni, G., & Heiriyah, A. (2021). Studi Dampak Psikologis Pada Siswa Berprestasi Rendah Yang Mengalami Broken Home di SMA Negeri 1 Alalak . UPT Publikasi dan Pengelolaan Jurnal .
Saleh, S. (2017). Analisis Data Kualitatif. Bandung : Pustaka Ramadhan.
Salsabila, A., & Puspitasari. (2020). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Siswa Sekolah Dasar. Pandawa : Jurnal Pendidikan dan Dakwah, Volume 2, Nomor 2, 278-288.
37
Sari, A. M., Sovianti , F., & Widyastuti, R. D. (2019). Perubahan Perilaku Anak Akbat Kasus Broken Home Orang Tua di Kecamatan Subah Kabupaten Batang . Ristek: Jurnal Riset, Inovasi dan Teknologi, vol. 3, no. 2, 72-80.
Satata, D. B. (2021). Self-Disclosure Sifat Independen Anak Tunggal pada Keluarga Broken Home. Jurnal Psikologi Perseptual, Vol. 6 No. 1 , 53-65.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Penerbit Alfabeta .
Trianingsih , R., Inayati , I. N., & Faishol , R. (2019). Pengaruh Keluarga Broken Home Terhadap Perkembangan Moral dan Psikososial Siswa Kelas V SDN 1 Sumberbaru Banyuwangi . Jurnal Pendidikan Anak dan Karakter, vol. 02, no.
01, 9-16.
Trisnawati, W., & Sugito. (2021). Pendidikan Anak dalam Keluarga Era Covid-19.
Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, Volume 5 Issue 1, 823-831.
Wulandri, D., & Fauziah, N. (2019). PENGALAMAN REMAJA KORBAN BROKEN HOME. Jurnal Empati, Volume 8, Nomor 1, 1-9.
38
LAMPIRAN OBSERVASI
Hari/Tanggal : Minggu, 28 November 2021 Lokasi : Desa Donorojo RT 07 RW 01 Demak
Dari observasi yang sudah saya lakukan, anak yang mengalami broken home cenderung akan bermain dengan sendirinya, malas belajar dan tidak semangat belajar.
Mereka cenderung akan melakukan mogok belajar guna menarik perhatian dari orang tuanya, anak yang mengalami broken home tentunya membutuhkan sosok pendamping di hidupnya karena peran orang tua sangat mempengaruhi anak pada saat belajar.
Kurang perhatian orang tua juga dapat mempengaruhi fokus anak dalam belajar.
Disini sangat terjelas bahwa peran orang tua yang seharusnya melakukan pendampingan dalam pendidikan sangat dibutuhkan terlebih dalam hal keharmonisan di dalam rumah. Kurangnya keharmonisan yang terjadi dan akibat terfatalnya hingga mengalami perceraian ini tentunya sangat mempengarhui tumbuh kembang anak salah satunya dalam hal prestasi belajar. Seperti yang kita tahu bahwa broken home mempunyai dampak yang tidak baik kepada anak, anak-anak akan melakukan penyimpangan pada hidupnya. Tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa anak yang mengalami broken home juga dapat menyebarkan nilai-nilai positif
39
LAMPIRAN WAWANCARA
Nama : Pak W
Alamat : Desa Donorojo RT 07 RW 01 Demak Hari/Tanggal : Sabtu, 4 Desember 2021
Lokasi : Rumah Bapak W
No Pertanyaan Jawaban
1 Apakah kondisi anak bapak pada saat ini baik-baik saja?
Saya menyadari bahwa emang kondisi anak saya sedang gak baik karena perceraian saya dan ibunya.
Kemudian saya kurang perhatian kepada anak saya karena sibuk bekerja, terkadang waktu saya melihat anak saya sendiri juga kasihan
2 Melihat bagaimana kondisi bapak yang merawat anak sendiri. Apakah pernah mengalami kesulitan pada saat
mendampingi belajar?
Iya, karena cara mengajari saya beda sama ibunya dan saya tidak tahu bagaimana ibunya saat mendampingi belajar karena pada saat belajar sama ibunya. Jadi saya terkejut bagaimana saya harus mendampingi anak saya belajar dan menjadi bapak sekaligus ibu bagi anak saya
3 Untuk prestasi belajar anak sendiri, apakah bapak mengamati bagaimana
Kurang memperhatikan karena saya jarang di rumah dan sibuk bekerja,
40
prestasi belajar anak? biasanya saya titipkan ke neneknya.
Jadi untuk prestasinya saya kurang paham tapi saya pernah bertanya dia dapet nilai berapa dan dia bilang jelek
4 Jika anak sedang malas belajar, apakah bapak pernah bertanya faktor apa yang membuat anak tidak semangat belajar?
Iya pernah, saya bertanya kenapa kok malas belajar kenapa dan anak saya bilang gak fokus belajar karena kondisi perceraian saya dan ibunya. Mungkin karena itu anak saya jadi malas
5 Teguran seperti apa yang bapak berikan ketika anak malas belajar yang bahkan membuat prestasinya menurun?
Menegurnya, dulu ya saya bawakan sapu kalau gak mau belajar. Tapi sekarang menasehati berbicara baik-baik sama anak saya, menjelaskan memberi masukan yang positif agar kembali aktif dalam belajar atau berprestasi, suatupun tidak harus ranking 10 besar setidaknya dia semangat dalam belajar saya sudah senang
41
KISI-KISI PEDOMAN OBSERVASI ANAK
Fokus Penelitian Objek Kajian Aspek yang diamati
Kondisi anak dengan keluarga broken home di Desa Donorojo RT 07 RW
01 Kecamatan Demak Kabupaten Demak
Sikap Moral
Anak membuat kesalahan dan tidak mau minta maaf Anak tidak menaati tata tertib sekolah
Anak mencari perhatian dengan membuat keributan
Sikap Psikososial
Anak tidak semangat Anak tidak percaya diri Anak membandingkan dirinya dengan teman Prestasi belajar anak
broken home di Desa Donorojo RT 07 RW 01
Kecamatan Demak Kabupaten Demak
Prestasi Belajar
Pengetahuan anak Sikap anak
Ketrampilan anak
Dampak keluarga broken home terhadap prestasi
belajar anak di Desa Donorojo RT 07 RW 01
Kecamatan Demak Kabupaten Demak
Sisi Negatif
Anak tidak memperhatikan ketika guru sedang
menjelaskan
Anak berbicara kepada teman sebangkunya saat guru sedang menjelaskan Anak sering tidak hadir sekolah
Pikiran anak terganggu dan tidak bisa memusatkan perhatian pada waktu belajar
Anak mendapat peringkat rendah
Anak tidak memiliki prestasi
Sisi Positif
Sikap mandiri Sikap kedewasaan Bertanggungjawab
42
Mempunyai kepribadian tegar dan tegas atau tidak mudah menangis
Mempunyai kepribadian pekerja keras
43
KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA ORANG TUA
Fokus Penelitian Objek kajian Aspek yang diamati
Pertanyaan
Kondisi anak dengan keluarga
broken home di Desa Donorojo RT
07 RW 01 Kecamatan Demak Kabupaten Demak
Sikap Moral
Anak membuat kesalahan dan tidak mau meminta maaf
Apakah pada saat di rumah anak suka membuat kesalahan misalnya berantem dengan kakak atau adiknya atau bahkan teman bermainnya dan kemudian tidak mau meminta maaf?
Anak tidak menaati tata tertib sekolah
Apakah anak bapak/ibu pernah tidak menaati tata tertib? Lalu tata tertib seperti apa yang dilanggar oleh anak bapak/ibu?
Anak mencari perhatian dengan membuat keributan
Apakah anak bapak/ibu pernah membuat keributan di rumah yang membuat perhatian bapak/ibu
teralihkan kepada anak?
44 Sikap Psikososial
Anak tidak semangat
Lalu dalam kehidupan sehari- harinya apakah anak bapak/ibu bersemangat dalam menjalani
kehidupannya?
Anak tidak percaya diri
Pada saat di rumah apakah si anak pernah merasa dirinya tidak percaya diri?
Anak
membandingkan dirinya dengan teman
Lalu apakah anak bapak/ibu pernah membandingkan dirinya dengan temannya?
Prestasi belajar anak broken home
di Desa Donorojo RT 07 RW 01 Kecamatan Demak Kabupaten Demak
Prestasi Belajar
Pengetahuan anak Setahu bapak/ibu bagaimanakah pengetahuan atau belajar si anak?
Apakah ada perubahan pada anak mengenai pengetahuan atau belajarnya setelah mengalami kondisi broken home?
Sikap anak Bagaimanakah
45
sikap si anak ketika sedang belajar?
Apakah ada perubahan sikap belajar setelah anak mengalami kondisi broken home?
Ketrampilan anak
Apakah bapak/ibu mengetahui
ketrampilan seperti apa yang dimiliki si anak atau apakah anak mempunyai kreatifitas tertentu?
Lalu apakah ada perubahan dengan ketrampilannya setelah mengalami kondisi broken home?
Dampak keluarga broken home terhadap prestasi belajar anak di Desa
Donorojo RT 07 RW 01 Kecamatan Demak Kabupaten
Demak
Sisi Negatif
Anak tidak
memperhatikan saat guru sedang
menjelaskan
Apakah bapak/ibu pernah
mendapatkan laporan dari wali kelas karena si anak tidak
memperhatikan ketika sedang dijelaskan?
46
Anak berbicara kepada teman sebangkunya saat guru sedang menjelaskan
Apakah bapak/ibu juga mendapatkan laporan dari wali kelas missal pada saat pembelajaran anak suka berbicara sendiri kepada temannya?
Anak sering tidak hadir sekolah
Apakah pada saat sekolah si anak rajin untuk
berangkat sekolah?
Pikiran anak
terganggu dan tidak dapat memusatkan perhatian pada waktu kegiatan belajar
Pada saat belajar di rumah dan
didampingi bapak/ibu, apakah si anak pernah tidak fokus untuk belajar?
Apa penyebabnya?
Anak mendapat peringkat rendah
Setahu bapak/ibu bagaimana peringkat anak di sekolah? Jika mengalami
penurunan nilai apa yang akan
bapak/ibu lakukan?
Anak tidak memiliki prestasi
Lalu apakah si anak merupakan siswa
47
berprestasi di sekolahnya?
Bagaimana tanggapan bapak/ibu jika mendapati laporan bahwa si anak tidak berprestasi di sekolah?
Sisi Positif
Sikap mandiri Pada saat di rumah apakah anak mempunyai sikap mandiri? Sikap mandiri seperti apa yang dilakukan?
Sikap kedewasaan Lalu apakah anak bersikap dewasa?
Sikap dewasa seperti apa yang biasa dilakukan?
Bertanggung jawab Apakah anak bertanggung jawab dengan dirinya sendiri? Missal bertanggung jawab dalam urusan di rumah maupun di sekolah, contohnya dalam
48
mengerjakkan PR di rumah
Mempunyai kepribadian tegar dan tegas atau tidak mudah menangis
Lalu apakah anak pernah menangis ketika sedang belajar?
Mempunyai
kepribadian pekerja keras
Apakah anak merupakan pribadi yang pekerja keras saat belajar?
49
KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA GURU
Fokus Penelitian Objek Kajian Aspek yang diamati
Pertanyaan
Kondisi anak dengan keluarga
broken home di Desa Donorojo RT
07 RW 01 Kecamatan Demak Kabupaten Demak
Sikap Moral
Anak membuat kesalahan dan tidak mau minta maaf
Apakah si anak ketika di sekolahan membuat kesalahan dengan temannya atau bahkan kepada guru dan kemudian tidak mau minta maaf?
Anak tidak menaati tata tertib sekolah
Apakah anak selalu menaati tata tertib sekolahan?
Anak mencari perhatian dengan membuat keributan
Apakah si anak suka membuat keributan ketika di sekolahan atau bahkan ketika proses
pembelajaran berlangsung?
Sikap Psikososial
Anak tidak semangat
Pada saat proses pembelajaran apakah si anak dengan semangat mengikuti
50
pembelajaran?
Anak tidak percaya diri
Lalu apakah anak pernah tidak percaya diri ketika di sekolah?
Anak
membandingkan dirinya dengan teman
Ketika di sekolah apakah si anak pernah
membandingkan dirinya dengan temannya
Prestasi belajar anak broken home
di Desa Donorojo RT 07 RW 01 Kecamatan Demak Kabupaten Demak
Prestasi Belajar
Pengetahuan anak Bagaimanakah pengetahuan si anak ketika proses
pembelajaran sedang berlangsung?
Apakah ada perubahan yang terjadi kepada si anak mengenai pengetahuannya setelah mengalami kondisi broken home?
Sikap anak Bagaimanakah sikap si anak ketika pembelajaran sedang
51
berlangsung?
Ketrampilan anak Bagaimanakah ketrampilan anak ketika di sekolah atau pada saat proses
pembelajaran?
Apakah ada perubahan dengan ketrampilannya setelah si anak mengalami broken home?
Dampak keluarga broken home terhadap prestasi belajar anak di Desa
Donorojo RT 07 RW 01 Kecamatan Demak Kabupaten
Demak
Sisi Negatif
Anak tidak memperhatikan ketika guru sedang menjelaskan
Apakah pada saat proses
pembelajaran berlangsung, si anak tidak memperhatikan guru ketika sedang menjelaskan?
Anak berbicara kepada teman sebangkunya saat guru sedang menjelaskan
Lalu apakah anak asik mengobrol sendiri dengan teman
sebangkunya?
Anak sering tidak hadir sekolah
Apakah anak sering tidak hadir sekolah?
pikiran anak Pada saat kegiatan
52
terganggu dan tidak dapat memusatkan perhatian pada waktu kegiatan belajar
belajar apakah anak fokus ketika proses belajar
berlangsung?
Anak mendapat peringkat rendah
Bagaimakah dengan peringkat si anak?
Apakah ada perubahan dengan peringkatnya setelah si anak mengalami kondisi broken home?
anak tidak memiliki prestasi
Bagaimanakah prestasi belajar si anak? Apakah mengalami penurunan atau malah mengalami peningkatan?
Sisi Positif
Sikap mandiri Bagaimanakah sikap mandiri anak ketika sedang berada di sekolah?
Sikap kedewasaan Apakah pada saat di sekolah anak
mempunyai sikap dewasa baik dengan temannya atau
53
dengan gurunya?
Mempunyai kepribadin tegar dan tegas atau tidak mudah menangis
Apakah pada saat di sekolah atau pada saat proses belajar anak pernah menangis?
Mempunyai
kepribadian pekerja keras
Apakah anak merupakan tipikal pekerja keras saat belajar?
54
KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA ANAK
Fokus Peneltian Objek Kajian Aspek yang diamati
Pertanyaan
Kondisi anak dengan keluarga
broken home di Desa Donorojo RT
07 RW 01 Kecamatan Demak Kabupaten Demak
Sikap Moral
Anak membuat kesalahan dan tidak mau meminta maaf
Apakah adik pernah berantem dengan saudara atau teman adik? Lalu apakah adik meminta maaf setelah melakukan kesalahan?
Anak tidak menaati tata tertib sekolah
Apakah adik pernah melanggar tata tertib sekolah?
Kalau pernah, tata tertib apa yang adik langgar?
Anak mencari perhatian dengan membuat keributan
Apakah adik kalau di kelas saat pembelajaran sedang berlangsung pernah membuat keributan? Kenapa adik melakukan hal tersebut?
Sikap Psikososial
Anak tidak semangat
Apakah adik bersemangat untuk pergi sekolah dan belajar?
55
Anak tidak percaya diri
Pernahkah adik merasa tidak percaya diri?
Kenapa?
Anak
membandingkan dirinya dengan teman
Apakah adik pernah membandingkan diri adik dengan teman adik?
Prestasi belajar anak broken home
di Desa Donorojo RT 07 RW 01 Kecamatan Demak Kabupaten Demak
Prestasi Belajar
Pengetahuan anak Bagaimanakah belajar adik di sekolah atau di rumah? Apakah adik memahami materi pelajaran?
Sikap anak Apakah adik disiplin untuk belajar?
Ketrampilan anak Apakah adik senang jika pelajaran itu menyangkut dengan prakarya atau membuat sesuatu?
Lalu jika ada PR apakah orang tua adik membantu untuk membuatnya?
Dampak keluarga broken home terhadap prestasi
Sisi Negatif
Anak tidak
memperhatikan saat guru sedang
Apakah pada saat belajar di rumah ataupun di sekolah
56 belajar anak di Desa
Donorojo RT 07 RW 01 Kecamatan Demak Kabupaten
Demak
menjelaskan adik
memperhatikan?
Anak berbicara kepada teman sebangkunya saat guru sedang menjelaskan
Apakah adik jika sedang belajar di sekolah suka berbicara sendiri dengan teman sebangku adik? Apa yang adik bicarakan dengan teman adik?
Anak sering tidak hadir sekolah
Apakah adik pernah membolos sekolah?
Pikiran anak
terganggu dan tidak dapat memusatkan perhatian pada waktu kegiatan belajar
Pada saat belajar baik di sekolah maupun di rumah apakah adik fokus ketika belajar? Jika tidak fokus apa yang mengganggu pikiran adik?
Anak mendapatkan peringkat rendah
Bagaimana dengan peringkat adik di sekolah? Apakah adik mendapat nilai bagus?
Anak tidak berprestasi
Apakah adik merupakan siswa yang berprestasi di sekolah?
57 Sisi Positif
Sikap mandiri Pada saat belajar apakah adik selalu belajar sendiri atau belajar dengan orang tua?
Sikap kedewasaan Jika orang tua adik sibuk apakah adik pernah meminta orang tua adik untuk membantu adik belajar di rumah?
Bertanggung jawab Apakah adik selalu mengerjakan PR di rumah?
Mempunyai kepribadian tegar dan tegas atau tidak mudah menangis
Apakah adik pernah menangis? Jika pernah, apa yang biasa adik tangisi?
Mempunyai
kepribadian pekerja keras
Apakah adik jika tidak paham dengan pelajaran berusaha keras untuk
mengetahuinya?
58
Lembar Pedoman Wawancara Orang Tua
Nama :
Alamat :
Hari/Tanggal :
Lokasi :
Daftar Pertanyaan:
No Pertanyaan Jawaban
1
Apakah pada saat di rumah anak suka membuat kesalahan misalnya berantem dengan kakak atau adiknya atau bahkan teman bermainnya dan kemudian tidak mau meminta maaf?
2
Apakah anak bapak/ibu pernah tidak menaati tata tertib? Lalu tata tertib seperti apa yang dilanggar oleh anak bapak/ibu?
3
Apakah anak bapak/ibu pernah membuat keributan di rumah yang membuat perhatian bapak/ibu teralihkan kepada anak?
4
Lalu dalam kehidupan sehari-harinya apakah anak bapak/ibu bersemangat dalam menjalani kehidupannya?
5
Pada saat di rumah apakah si anak pernah merasa dirinya tidak percaya diri?