• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jakarta, Januari 2022 Sekretaris Jenderal Dewan Energi Nasional. Djoko Siswanto

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Jakarta, Januari 2022 Sekretaris Jenderal Dewan Energi Nasional. Djoko Siswanto"

Copied!
126
0
0

Teks penuh

(1)

A H U N 2 0 2 1

DEWAN ENERGI NASIONAL

L A P O R A N K IN E R J A

(2)

Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT atas karunia dan petunjuk-Nya Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Dewan Energi Nasional tahun 2021 yang merupakan pelaksanaan tahun kedua Rencana Strategis Sekretariat Jenderal Dewan Energi Nasional tahun 2020 s.d. 2024 telah selesai disusun.

Merujuk pada Peraturan Presiden Nomor 29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi nomor 53 tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjajian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, Sekretariat Jenderal Dewan Energi Nasional menyusun laporan kinerja sebagai bentuk pertanggungjawaban, akuntabilitas dan transparansi atas pelaksanaan tugas dan fungsi sesuai dengan Rencana Strategis dan Perjanjian Kinerja tahun 2021.

Laporan ini diharapkan dapat memberi gambaran akuntabilitas kinerja yang menyeluruh mengenai perencanaan kinerja, monitoring dan evaluasi kinerja, serta analisis perbandingan antara target dengan capaian kinerja sepanjang tahun 2021.

Kinerja Sekretariat Jenderal Dewan Energi Nasional tahun 2021 menghadapi tantangan yang cukup berat dengan belum selesainya pandemi covid-19 yang sangat berpengaruh terhadap upaya pemulihan ekonomi nasional. Namun demikian, kinerja Sekretariat Jenderal Dewan Energi Nasional masih dapat melampaui target tahun 2021,dimana rata-rata capaian Indikator Kinerja tahun 2021 sebesar 125% dari target yang ditetapkan.

(3)

pelaksana kegiatan di lingkungan Sekretariat Jenderal Dewan Energi Nasional, serta pemangku kepentingan khususnya pihak-pihak yang membutuhkan.

Jakarta, Januari 2022 Sekretaris Jenderal Dewan Energi Nasional

Djoko Siswanto

(4)

Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Dewan Energi Nasional menggambarkan perencanaan kinerja, monitoring dan evaluasi kinerja, serta analisis perbandingan antara target dengan capaian kinerja sepanjang tahun 2021 yang merupakan tahun kedua dalam pelaksanaan Rencana Strategis periode 2020 s.d. 2024. Capaian kinerja Sekretariat Jenderal Dewan Energi Nasional tahun 2021dihitung dari rata-rata atas 16 Indikator Kinerja dengan nilai keseluruhan sebesar 125%, capaian ini meningkat 2% jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya dengan uraian ringkas sebagai berikut:

No Indikator Kinerja

Sekjen DEN Target Kinerja

Pasca Refocusing Realisasi

Kinerja Persentase Capaian

Kinerja 1 Rumusan kebijakan/

strategi peningkatan ketahanan energi nasional

1 Rumusan Rekomendasi

2 Rumusan rekomendasi

200%

2 Indeks kepuasan layanan dukungan teknis dan administrative yang optimal Setjen DEN

3.07

(skala 4) 3,44

(smt 1 2021) 112%

3 Indeks kepuasan

layanan perencanaan energi

3.07

(skala 4) 3,59

(smt 1 2021) 117%

4 rumusan rekomendasi kebijakan energi lintas sektor hasil koordinasi dan sinkronisasi antara lain RUED

7 Rumusan Rekomendasi

7 (3 Perda

RUED 4 Rumusan Rekomendasi

)

100%

5 Rumusan perencanaan energi yang bersifat lintas sectoral

1

Buku OEI 1

Buku OEI 100%

6 Jumlah penyiapan Persidangan DEN.

(SA dan SP)

8 Bahan Persidangan

14 Bahan Persidangan

175%

7 Persentase produk hukum yang

ditindaklanjuti

100% 100% 100%

(5)

Kinerja 8 Evaluasi pencapaian

bauran energi nasional 1

Rumusan hasil pengawasan

1 Rumusan

hasil pegawasan

100%

9 Evaluasi pencapaian

bauran energi daerah 17 Rumusan rekomendasi

21 Rumusan rekomendasi

124%

10 Terselenggaranya

monitoring implementasi matriks kegiatan RUEN dan RUED

125 Monitoring

Kegiatan

280 Monitoring

Kegiatan

224%

11 Level maturitas SPIP 3.4 3,98

(data 2019) 117%

12 Nilai SAKIP Setjen DEN 81 80,93

(data 2020) 100%

13 Indeks reformasi birokrasi 85 96,80 (35,14)

(

114%

14 Indeks profesionalitas

ASN 81 85,23 105%

15 Nilai evaluasi kelembagaan

74 74,10 100,2%

16 Nilai IKPA Setjen DEN 94 98,96 106%

TOTAL 125%

Adapun hal lain yang telah dilalui dalam mencapai target kinerja sepanjang tahun 2021 antara lain meliputi:

1. Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral nomor 258.K/HK/02/MEM/2021 tentang Rencana Strategis Dewan Energi Nasional tahun 2021 – 2025.

2. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral nomor 37 tahun 2021 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Jenderal Dewan Energi Nasional.

(6)

SEKRETARIAT JENDERAL DEWAN ENERGI NASIONAL TAHUN 2021

KATA PENGANTAR ………..i

RINGKASAN EKSEKUTIF ………...…....iii

DAFTAR ISI ………....v

BAB I PENDAHULUAN ………...1

I.1 Latar Belakang ……..………...1

I.2 Struktur Organisasi ….………...3

I.3 Kekuatan Pegawai ….……….………....4

I.4 Isu Strategis ….……….………...5

BAB II PERENCANAAN KINERJA ………..………....8

II.1 Perjanjian Kinerja Sekjen DEN dengan Menteri ESDM Tahun 2021 ….……8

II.2 Penyusunan Rencana Strategis Dewan Energi Nasional (Renstra DEN) 10 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ………...14

III.1 Capaian Kinerja sesuai Perjanjian Kinerja Tahun 2021 ………...14

III.2 Perbandingan dengan Capaian Kinerja Tahun Sebelumnya ………...110

III.3 Analisis atas Efisiensi Penggunaan Sumber Daya ………..116

III.4 Pengelolaan APBN Tahun 2021 (komposisi pagu &realisasi Anggaran)...116

BAB IV PENUTUP ………..……...118

IV.1 Kesimpulan (gambaran umum atas capaian kinerja organisasi) ….118 IV.2 Saran (langkah di masa mendatang untuk peningkatan kinerja organisasi)...119

(7)

PENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANG

Undang-Undang nomor 30 tahun 2007 tentang Energi mengamanatkan pembentukan Sekretariat Jenderal Dewan Energi Nasional, yang secara khusus disebutkan pada Pasal 16 bahwa “Dalam melaksanakan tugasnya, Dewan Energi Nasional dibantu oleh Sekretariat Jenderal yang dipimpin oleh Sekretaris Jenderal.”

Lebih lanjut terkait dengan kedudukan Sekretariat Jenderal Dewan Energi Nasional diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 26 tahun 2008 tentang Pembentukan Dewan Energi Nasional dan Tata Cara Penyaringan Calon Anggota Dewan Energi Nasional, disebutkan pada pasal 7 ayat 2 bahwa Sekretariat Jenderal Dewan Energi Nasional berada di lingkungan instansi Pemerintah yang membidangi energi. Kemudian pada ayat 3 disebutkan bahwa Sekretariat Jenderal Dewan Energi Nasional secara fungsional berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Dewan Energi Nasional, dan secara administratif bertanggung jawab kepada Menteri yang membidangi energi.

Tugas dan fungsi Sekretariat Jenderal Dewan Energi ditetap dalam Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral nomor 14 tahun 2009 tentang Tugas dan Fungsi Sekretariat Jenderal Dewan Energi Nasional. Tugas yang diamanatkan kepada Sekretariat Jenderal Dewan Energi Nasional yaitu memberikan dukungan teknis dan administratif kepada Dewan Energi Nasional serta fasilitasi kegiatan Kelompok Kerja. Dalam melaksanakan tugas dimaksud, Sekretariat Jenderal Dewan Energi Nasional menyelenggarakan fungsi:

a. Koordinasi kegiatan Dewan Energi Nasional.

b. Penyelenggaraan pengelolaan administratsi umum untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas Dewan Energi Nasional, dan fasilitasi kegiatan Kelompok Kerja.

(8)

c. Penyelenggaraan fasilitasi persidangan untuk perumusan Kebijakan Energi Nasional dan penetapan Rencana Umum Energi Nasional.

d. penyelenggaraan fasilitasi untuk penanggulangan krisis energi dan pelaksanaan pengawasan kebijakan energi.

e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Ketua Harian Dewan Energi Nasional.

Laporan kinerja tahun 2021 disusun dengan mempedomani Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi nomor 53 tahun 2014 tentang petunjuk teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Selain itu, laporan kinerja juga mengacu Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral nomor 16 tahun 2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral tahun 2020 – 2024 dan Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral nomor 229 K/ 09/ MEM/ 2020 tentang Indikator Kinerja Utama di lingkungan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Mengingat Sekretariat Jenderal Dewan Energi Nasional bertugas memberikan dukungan teknis dan administrative kepada Dewan Energi Nasional, laporan kinerja juga memperhatikan Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral nomor 258.H/HK.02/ MEM/ 2021 tentang Rencana Strategis Dewan Energi Nasional periode 2021 s.d. 2025.

Laporan kinerja Sekretariat Jenderal Dewan Energi Nasional tahun 2021 disusun dengan mengilustrasikan upaya dalam mencapai output/ outcome sepanjang tahun 2021 beserta analisis capaian kinerja untuk setiap Indikator Kinerja yang ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja Sekretaris Jenderal Dewan Energi Nasional kepada Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral sesuai dengan hasil refocusing APBN tahun 2021. Selain itu, laporan kinerja juga merupakan perwujudan akuntabilitas dari pelaksanan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada Sekretariat Jenderal Dewan Energi Nasional atas penggunaan anggaran.

I.2 STRUKTUR ORGANISASI

Dalam rangka implementasi kebijakan Pemerintah untuk penyederhanaan birokrasi dengan melakukan transformasi jabatan struktural ke dalam jabatan

(9)

fungsional, telah dilaksanakan pelantikan dan pengambilan sumpah Pejabat Fungsional di lingkungan Sekretariat Jenderal Dewan Energi Nasional secara tatap muka pada tanggal 28 Desember 2021 yang bertempat di lantai 4 Gedung Widjajono Partowidagdo, Gatot Subroto - Jakarta Selatan.

Terdapat sebanyak 6 orang Pejabat Administrator (Eselon III) yang bertransformasi ke Jabatan Fungsional Ahli Madya dan 13 orang Pejabat Pengawas (Eselon IV) ke dalam Jabatan Fungsional Ahli Muda. Pelantikan dilakukan oleh Sekretaris Jenderal Dewan Energi Nasional - Bapak Djoko Siswanto.

Dengan adanya peralihan Jabatan Struktural ke dalam Jabatan Fungsional, struktur organisasi Sekretariat Jenderal Dewan Energi Nasional diilustrasikan pada gambar dibawah ini.

Dewan Energi Nasional @dewanenergi dewanenergi dewan energi

www.den.go.id 1

KELOMPOK JABFUNG

KELOMPOK JABFUNG KELOMPOK JABFUNG

Sekretaris Jenderal Dewan Energi Nasional

Dr. Ir. Djoko Siswanto, M.B.A.

Kepala Biro Fasilitasi Kebijakan Energi dan Persidangan

Ir. Yunus Saefulhak, M.M., M.T.

Kabag. Rumah Tangga dan Keprotokolan

-

Kepala Biro Fasilitasi Penanggulangan Krisis dan

Pengawasan Energi

Ir. Sujatmiko

Kepala Biro Umum

Totoh Abdul Fatah, S.Si., M.A.P.

www.den.go.id

as of January 2022nd

Kasubbag. Perlengkapan dan Rumah Tangga

-

Kasubbag. Keprotokolan -

(10)

I.3 KEKUATAN PEGAWAI

Sekretariat Jenderal Dewan Energi Nasional memiliki total pegawai sebanyak 94 orang ASN, dimana Pegawai tersebut didistribusikan kepada 3 Unit Eselon II di lingkungan Sekretariat Jenderal Dewan Energi Nasional. Adapun kekuatan pegawai tahun 2021 digambarkan pada ilustrasi dibawah ini.

(11)

I.4 ISU STRATEGIS

Memasuki tahun 2021, pandemi covid-19 masih berlangsung dengan segala upaya yang dilakukan oleh Pemerintah untuk mencegah penyebaran dan penanganannya di dalam negeri perlahan memperlihatkan hasil memuaskan.

Salah satu upaya Pemerintah dalam menanggulangi pandemi covid-19 adalah dengan melakukan refocusing APBN guna memulihkan kondisi ekonomi nasional dengan memberikan bantuan sosial bagi masyrakat, pemberian vaksinasi sebagai langkah untuk mencapai herd immunity, serta fasilitas isolasi mandiri, penyediaan obat-obatan, dan juga oksigen medis untuk penyembuhan masyarakat yang terkonfimasi positif covid-19.

Disamping pencegahan dan penanganan covid-19, tantangan lain yang dihadapi adalah komitmen Indonesia dalam Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa - Bangsa atau yang lebih dikenal dengan Paris Agreement, dimana Indonesia menyampaikan Nationally Determined Contribution penurunan emisi gas rumah kaca sebesar 29% dibandingkan business as usual dan 41%

dengan batuan Internasional pada tahun 2030. Komitmen tersebut disampaikan kembali oleh Presiden Republik Indonesia dalam kesempatan COP 26 - Glasgow, dengan menyatakan sektor kehutanan akan mencapai carbon net sink pada tahun 2030 serta sektor energi akan terus melangkah dengan pengembangan ekosistem mobil listrik, pembangunan pembangkit listrik tenaga surya terbesar di Asia Tenggara, pemanfaatan energi baru terbarukan termasuk biofuel, serta pengembangan industri berbasis clean energy termasuk pembangunan kawasan industri hijau terbesar di dunia, di Kalimantan Utara.

Sejalan dengan hal tersebut, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral melaksanakan kebijakan refocusing APBN tahap I s.d. V yang diberlakukan bagi seluruh Unit Eselon I yang pagu anggaran nya berasal dari rupiah murni. Kebijakan tersebut pada awalnya berdampak pada pelaksanaan kegiatan yang bersifat belanja publik fisik / belanja infrastruktur. Kemudian, berdasarkan hasil rapat

(12)

dengan menggeser pagu anggaran dari kegiatan yang masih dapat ditunda pelaksanaannya agar dapat memberikan manfaat yang lebih banyak kepada masyarakat ditengah pandemi covid-19.

Disamping itu, terdapat kebijakan lainnya yang ditetapkan oleh pemerintah dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral turut serta didalamnya yaitu penggabungan seluruh Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian ke Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), sehingga Badan Penelitian dan Pengembangan di lingkungan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral bergabung ke BRIN. Selanjutnya kebijakan ini diadaptasi dengan pelaksanaan reviu dan revisi Rencana Strategis Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral tahun 2020 s.d. 2024, mengingat terdapat Indikator Kinerja Utama yang ditanggung oleh Badan Penelitian dan Pengembangan perlu disesuaikan dengan struktur organisasi yang baru.

Dalam pelaksanaan transisi energi, Pembangunan pembangkit Energi Baru dan Terbarukan (EBT) telah menjadi prioritas utama bagi pemerintah dalam mewujudkan ketahanan energi di masa mendatang. Kendati begitu, pengembangan energi bersih yang diperuntukkan untuk mempercepat pemerataan akses energi di masa transisi energi harus tetap mempertimbangkan pasokan (supply) dan permintaan (demand). Salah satu langkah yang diambil pemerintah dalam mengembangkan EBT adalah penerapan pajak karbon dengan tarif sebesar Rp30 per kg karbon CO2e. Tarif ini akan mulai diberlakukan pada 1 April 2022 untuk Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dengan skema cap and tax. Potensi dan teknologi EBT merupakan modal utama untuk melaksanakan strategi transisi energi dengan mengutamakan pemanfaatan energi surya, hidrogen, teknologi storage, kompor listrik, kendaraan listrik, pengembangan inetrkoneksi smart grid, jaringan gas bumi serta diimbangi dengan penghentian operasi PLTU secara bertahap.

(13)

Sekretariat Jenderal Dewan Energi Nasional turut mendukung upaya pemerintah dalam pencegahan dan penanganan pandemi covid-19 dengan melaksanakan kebijakan refocusing APBN tahap I s.d. V, dimana hal tersebut memberikan dampak pengurangan pagu yang semula Rp 49.8 M menjadi Rp 43.7 Miliar. Pergeseran anggaran tersebut dilakukan dari penundaan pelaksanaan kegiatan – kegiatan seperti pembayaran tunjangan kinerja ke-13 & THR, paket meeting, serta renovasi ruang kerja. Dari sisi kinerja, refocusing anggaran memberikan dampak perlambatan dalam pencapai output khususnya dalam faslitasi pelaksanaan kegiatan Kunjungan Kerja para Anggota Pemangku Kepentingan. Mengingat dukungan Sekretariat Jenderal Dewan Energi Nasional dalam indeks kepuasan layanan sektor Energi dan Sumber Daya Mineral adalah salah satunya indeks kepuasan dukungan teknis dan administrative yang optimal Sekeretariat Jenderal Dewan Energi Nasional dimana Anggota Pemangku Kepentingan Dewan Energi Nasional seluruhnya menjadi respoden, pemenuhan kebutuhan Anggota Pemangku Kepentingan menjadi prioritas utama guna mendapatkan penilaian yang baik agar dapat dengan optimal mendukung capaian kinerja indeks kepuasan layanan sektor ESDM.

Pelaksanaan dukungan teknis kepada Dewan Energi Nasional pada tahun 2021 berpedoman pada 16 Program Kerja Dewan Energi Nasional periode 2021 s.d. 2025, yang salah satunya adalah penyusunan peta jalan transisi energi. Sesuai dengan tugas dan fungsi yang diamanatkan kepada Dewan Energi Nasional, peta jalan transisi energi ini akan dijadikan bahan masukan dalam pembaharuan Peraturan Pemerintah nomor 79 tahun 2014 tentang Kebijakan Energi Nasional (KEN) dan juga Peraturan Presiden nomor 22 tahun 2017 tentang Rencana Umum Energi Nasional (RUEN). Sedangkan dalam pemberian dukungan administrative, telah terdapat beberapa regulasi yang ditetapkan khususnya yang berkaitan dengan penguatan kelembagaan.

(14)

BAB II

PERENCANAN KINERJA

II.1 PERJANJIAN KINERJA

Dalam Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral nomor 229 k tahun 2020 tentang Indikator Kinerja Utama di lingkungan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, terdapat 16 Indikator Kinerja Utama (IKU) yang menjadi tanggung jawab Sekretariat Jenderal Dewan Energi Nasional sesuai dengan tugas dan fungsi yang dimiliki. Setiap IKU tersebut memiliki target kinerja yang harus dicapai hingga tahun 2024, dimana target tersebut setiap tahunnya ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja antara Sekretaris Jenderal Dewan Energi Nasional dengan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral.

Berdasarkan arahan dari Sekretaris Jenderal Dewan Energi Nasional, dalam perjanjian kinerja tahun 2021 terdapat penyesuaian nomenklatur serta peningkatan besaran target kinerja. Indikator Kinerja Utama ke empat yang berbunyi Rumusan Rekomendasi Kebijakan Energi Lintas Sektor Hasil Koordinasi dan Sinkronisasi dengan target kinerja 1 rumusan rekomendasi di tahun 2021, dalam Perjanjian Kinerja tahun 2021 disesuaikan menjadi Rumusan Rekomendasi Kebijakan Energi Lintas Sektor Hasil Koordinasi dan Sinkronisasi antara lain Rencana Umum Energi Daerah (RUED) dengan target kinerja sebesar 10 rumusan rekomendasi.

Adapun dokumen Perjanjian Kinerja Sekretaris Jenderal Dewan Energi Nasional tahun 2021 adalah sebagai berikut:

(15)

Sebagai bentuk implementasi dari refocusing APBN, Perjanjian Kinerja tahun 2021 dilakukan penyesuaian baik dari jumlah pagu dan juga target kinerja.

Perjanjian Kinerja pasca refocusing tersebut adalah sebagai berikut.

(16)

Adapun penyesuaian tersebut diantaranya adalah pagu menjadi sebesar Rp 43.699.407.000,-. Sedangkan untuk target kinerja, terdapat penyesuaian pada Rumusan Rekomendasi Kebijakan Energi Lintas Sektor Hasil Koordinasi dan Sinkronisasi antara lain Rencana Umum Energi Daerah (RUED) dengan target kinerja semula sebesar 10 rumusan rekomendasi mejadi 7 rumusan rekomendasi.

Selain itu Nilai SAKIP Setjen DEN juga dilakukan penyesuaian yang semula ditargetkan sebesar 85,31 menjadi 81,00. Penyesuaian tersebut melalui mekanisme pembahasan para Kepala Biro di lingkungan Sekretariat Jenderal Dewan Energi Nasional bersama dengan Sekretaris Jenderal Dewan Energi Nasional.

II.2 RENCANA STRATEGIS DEWAN ENERGI NASIONAL PERIODE 2020 S.D. 2025

Pada tahun 2021 telah ditetapkan Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral nomor 258.H/HK.02/ MEM/ 2021 tentang Rencana Strategis Dewan Energi Nasional periode 2021 s.d. 2025, dimana telah ditetapkan 16 Program Kerja Dewan Energi Nasional tahun 2021 s.d. 2025, antara lain:

Selain 16 Program Kerja Dewan Energi Nasional periode 2020 s.d. 2025, Rencana Strategis Dewan Energi Nasional juga menetapkan Indikator Kinerja,

(17)

Kerangka Regulasi, serta Kerangka Pendanaan hingga tahun 2025 dengan ilustrasi sebagai berikut:

a) Indikator Kinerja

b) Kerangka Regulasi

(18)

c) Kerangka Pendanaan

Keberadaan Rencana Strategis Dewan Energi Nasional periode 2021 s.d.

2025 bertepatan dengan reviu dan revisi Rencana Strategis Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral tahun 2020 s.d. 2024 yang tengah dilaksanakan, sehingga Sekretariat Jenderal Dewan Energi Nasional dapat melakukan penyesuaian yang diperlukan atas keterkaitannya secara teknis bertanggung jawab kepada Dewan Energi Nasional dan secara administrative kepada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.

Indikator Kinerja Utama yang dimiliki oleh Sekretariat Jenderal Dewan Energi Nasional telah sesuai dengan kedudukannya, dimana secara teknis bertanggung jawab kepada Dewan Energi Nasional dan secara administrative bertanggungjawab kepada Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral. Adapun keterkaitan antara Indikator Kinerja dalam Rencana Strategis Dewan Energi Nasional periode 2020 s.d. 2025 dengan Indikator Kinerja Utama oleh Sekretariat Jenderal Dewan Energi Nasional tahun 2020 s.d. 2024 diilustrasikan pada gambar dibawah ini.

(19)
(20)

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

III.1 CAPAIAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2021

Sebagaimana telah disampaikan pada BAB I Pendahuluan dan BAB II Perjanjian Kinerja bahwa laporan kinerja tahun 2021 menggambarkan capaian kinerja sesuai hasil refocusing APBN tahun 2021, secara ringkas capaian pada tahun 2021 diilustrasikan pada tabel dibawah ini.

No Indikator Kinerja

Sekjen DEN Target Kinerja

Pasca Refocusing Realisasi

Kinerja Persentase Capaian

Kinerja 1 Rumusan kebijakan/

strategi peningkatan ketahanan energi nasional

1 Rumusan Rekomendasi

2 Rumusan rekomendasi

200%

2 Indeks kepuasan layanan dukungan teknis dan administrative yang optimal Setjen DEN

3.07 (skala 4)

3,44 (smt 1 2021)

112%

3 Indeks kepuasan

layanan perencanaan energi

3.07

(skala 4) 3,59

(smt 1 2021) 117%

4 rumusan rekomendasi kebijakan energi lintas sektor hasil koordinasi dan sinkronisasi antara lain RUED

7 Rumusan Rekomendasi

7 (3 Perda

RUED 4 Rumusan Rekomendasi

)

100%

5 Rumusan perencanaan energi yang bersifat lintas sectoral

1 Buku OEI

1 Buku OEI

100%

6 Jumlah penyiapan Persidangan DEN.

(SA dan SP)

8 Bahan Persidangan

14 Bahan Persidangan

175%

7 Persentase produk hukum yang

ditindaklanjuti

100% 100% 100%

(21)

No Indikator Kinerja

Sekjen DEN Target Kinerja

Pasca Refocusing Realisasi

Kinerja Persentase Capaian

Kinerja 8 Evaluasi pencapaian

bauran energi nasional 1

Rumusan hasil pengawasan

1 Rumusan

hasil pegawasan

100%

9 Evaluasi pencapaian

bauran energi daerah 17 Rumusan rekomendasi

21 Rumusan rekomendasi

124%

10 Terselenggaranya

monitoring implementasi matriks kegiatan RUEN dan RUED

125 Monitoring

Kegiatan

280 Monitoring

Kegiatan

224%

11 Level maturitas SPIP 3.4 3,98

(data 2019) 117%

12 Nilai SAKIP Setjen DEN 81 80,93

(data 2020) 99%

13 Indeks reformasi birokrasi 85 96,80 (35,14)

(

114%

14 Indeks profesionalitas

ASN 81 85,23 105%

15 Nilai evaluasi

kelembagaan 74 74,10 100.2%

16 Nilai IKPA Setjen DEN 94 98,96 106%

TOTAL 125%

Dukungan Sekretariat Jenderal Dewan Energi Nasional dalam mencapai target kinerja Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral yang mengacu pada Perjanjian Kinerja Tahun 2021 meliputi:

(22)

1) Sasaran Stategis Menteri ESDM: Meningkatnya Kemandirian dan Ketahanan Energi Nasional.

Indikator Kinerja

Sekjen DEN Target Kinerja

Sekjen DEN Realisasi

Kinerja Persentase Realisasi Kinerja Rumusan

kebijakan/ strategi peningkatan ketahanan energi nasional

1

rekomendasi 2

rekomendasi 200%

Realisasi kinerja Rumusan kebijakan/ strategi peningkatan ketahanan energi nasional tahun 2021 adalah sebesar 1 rumusan rekomendasi atau 100% dari target. Capaian tersebut masih sama dengan tahun sebelumnya, mengingat target tersebut masih bersifat output yang berupa rumusan rekomendasi.

Meskipun pada tahun 2021 telah dilaksanakan beberapa kegiatan dalam mendukung capaian target kineja, antara lain:

1. Laporan Penilaian Ketahanan Energi Regional dan Rekomendasi

Sesuai amanat Pasal 12 ayat 2 huruf (c) bahwa Dewan Energi Nasional (DEN) mempunyai tugas menetapkan langkah - langkah penanggulangan kondisi krisis dan darurat energi. Dijabarkan lebih lanjut pada Peraturan Presiden Nomor 41 Tahun 2016 tentang Tata Cara Penetapan dan Penanggulangan Krisis Energi dan/atau Darurat Energi, bahwa untuk menjamin ketahanan energi nasional dan untuk menetapkan langkah-langkah penanggulangan krisis energi dan darurat energi yang dilaksanakan oleh DEN sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (2) huruf c UU 30/2007, perlu mengatur mengenai tata cara penetapan krisis energi dan/atau darurat energi. Dalam rangka mengantisipasi kondisi krisis dan/atau darurat energi, maka Dewan Energi Nasional perlu merumuskan penilaian ketahanan energi Indonesia.

Ketahanan energi didefinisikan adalah suatu kondisi terjaminnya ketersediaan energi, akses masyarakat terhadap energi pada harga

(23)

yang terjangkau dalam jangka panjang dengan tetap memperhatikan perlindungan terhadap lingkungan hidup sesuai Pasal 1 Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2014 tentang Kebijakan Energi Nasional.

Pada Pasal 5 disebutkan bahwa kebijakan energi nasional disusun sebagai pedoman untuk memberi arah Pengelolaan Energi nasional guna mewujudkan Kemandirian Energi dan Ketahanan Energi nasional untuk mendukung pembangunan nasional berkelanjutan.

Dewan Energi Nasional melakukan penilaian ketahanan energi Indonesia dengan membagi wilayah penilaian menjadi 7 regional yaitu regional I (Sumatera), regional II (Jawa dan Bali),regional III (Kalimantan), Regional IV (Sulawesi), regional V (Nusa Tenggara), regional VI (Maluku dan Maluku Utara) dan regional VII (Papua). Tahun 2021, prioritas penilaian ketahanan energi pada regional I dan regional II, sebagaimana gambar dibawah ini.

Penilaian ketahanan energi regional tersebut mengacu dengan pendekatan empat aspek, yaitu Availability (ketersediaan energi), Accessibility (kemampuan akses), Affordability (harga terjangkau), dan Acceptability (ramah lingkungan).

Pelaksanaan Kegiatan:

Metodologi yang digunakan untuk penilaian ketahanan energi regional I dan II, berupa penyusunan aspek – indikator – sub indikator, penetapan scoring tingkat ketahanan energi dan pembobotannya. Selanjutnya

(24)

dilakukan pengumpulan dan pengolahan data, penilaian ketahanan energi, penetapan skala tingkat ketahanan energi, perumusan strategi, serta penyusunan rekomendasi peningkatan ketahanan energi. Adapun tahapan pelaksanaan kegiatan sebagai berikut:

a) Rapat Koordinasi membahas metodologi penilaian ketahanan energi dengan Lembaga Ketahanan Nasional dan beberapa perguruan tinggi (UGM dan ITB), pada bulan Mei s.d.Juni 2021.

b) Rapat APK membahas dan menyepakati aspek, indikator dan sub indikator ketahanan energi regional, pada bulan Juni s.d. Juli 2021.

c) Rapat Koordinasi untuk identifikasi ketersediaan data dan pengumpulan data untuk penilaian ketahanan energi, yang melibatkan unit Eselon I di lingkungan KESDM, BPS, Perguruan Tinggi dan Badan Usaha, pada bulan Agustus s.d. Oktober 2021.

d) Rapat APK untuk menyusun dan menyepakati scoring indikator, patokan/benchmark dihitung dari data realisasi, pada bulan Oktober s.d November 2021.

e) One on one meeting untuk pembobotan aspek dan indikator ketahanan energi regional yang melibatkan institusi dan pakar terkait seperti Lembaga Ketahanan Nasional, Badan Intelijen Negara, Kementerian Ketahanan, Pusat Kebijakan Keenergian ITB, serta pakar energi lainnya, pada bulan November s.d. awal Desember 2021.

f) Rapat APK untuk menyepakati hasil perhitungan nilai akhir dan usulan rekomendasi ketahanan energi regional, serta finalisasi buku ketahanan energi regional pada bulan Desember 2021.

Hasil Penilaian Ketahanan Energi Regional

DEN menyepakati struktur aspek, indikator dan sub indikator untuk menentukan tingkat ketahanan energi regional, yang terdiri dari 4 aspek, 10 indikator dan 20 sub indikator. Setiap aspek diturunkan menjadi

(25)

beberapa indikator dan selanjutnya indikator diturunkan menjadi beberapa sub indikator yang relevan, sesuai Gambar dibawah ini.

Perhitungan scoring indikator/sub indikator dilakukan dengan cara membandingkan data realisasi dengan kondisi yang dianggap ideal.

Untuk mendapatkan nilai akhir ketahanan energi regional, hasil scoring dikalikan dengan bobot masing-masing aspek, indikator dan sub indikator. Selanjutnya nilai akhir akan menentukan tingkat ketahanan dari skala tertinggi Sangat Tangguh sampai skala terendah Rawan yang mengacu pada skala yang digunakan oleh Lembaga Ketahanan Nasional, sebagaimana dijelaskan pada Gambar dibawah ini.

(26)

Hasil penilaian ketahanan energi regional, sebagai berikut:

a) Regional I: tingkat ketahanan energi Cukup Tangguh, dengan nilai indikator tertinggi adalah bauran EBT dan akses BBM sedangkan nilai indikator terrendah adalah indikator cadangan operasional dan intensitas energi.

b) Regional II: tingkat ketahanan enegi Cukup Tangguh, dengan nilai indikator tertinggi adalah akses LPG, sedangkan nilai indikator terrendah adalah rasio pemenuhan energi dan intensitas energi

Rumusan Rekomendasi Ketahanan Energi Regional:

Penilaian tingkat ketahanan energi regional menjadi input untuk penilaian ketahanan energi Indonesia. Hasil penilaian tersebut digunakan untuk merumuskan rekomendasi ketahanan energi yang dapat dijadikan sebagai acuan bagi Pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya dalam pengambilan kebijakan untuk penguatan ketahanan energi serta mengantisipasi kondisi krisis dan/atau darurat energi.

Rumusan Rekomendasi Ketahanan Energi Regional I, yaitu:

a) Meningkatkan kapasitas dan modernisasi (RDMP) Kilang minimal 26%

dari total konsumsi BBM tahun 2020 sebesar 14 juta KL.

b) Meningkatkan jumlah cadangan operasional BBM minimal menjadi 20 hari (saat ini 8 hari) dan LPG minimal menjadi 16 hari (saat ini 11 hari).

c) Meningkatkan konsumsi listrik sebesar 1.000 kWh per kapita antara lain dengan meningkatkan kapasitas pembangkit (saat ini sebesar 14,8 GW) dan memberikan insentif untuk pengembangan Kawasan industri.

d) Meningkatkan cadangan terbukti gas bumi (saat ini sebesar 5,7 TSCF) melalui kegiata eksplorasi, survei seismik dan kegiatan pemboran.

e) Meningkatkan affordabilitas dengan kebijakan subsidi secara langsung kepada masyarakat kurang mampu.

(27)

Rumusan Rekomendasi Ketahanan Energi Regional II, yaitu:

a) Penguatan cadangan operasional batubara pembangkit listrik minimal 20 hari.

b) Meningkatkan jumlah cadangan operasional LPG minimal menjadi 16 hari (saat ini 7 hari).

c) Meningkatkan produksi gas bumi dan percepatan pengembangan infrastruktur pipanisasi gas bumi (interkoneksi Jawa bagian timur- tengah dengan Jawa bagian barat.

2. CADANGAN PENYANGGA ENERGI (CPE)

Prioritas kegiatan tahun 2021 adalah penyempurnaan substansi dan legal draft ing Rancangan Peraturan Presiden tentang Cadangan Penyangga Energi (R-Perpres CPE), diantaranya:

a) Rapat Koordinasi membahas substansi R-Perpres CPE, yang melibatkan unit eselon 1 di lingkungan Kementerian ESDM, Badan Usaha Energi dan Asosiasi Energi pada tanggal 4, 16 dan 13 Agustus 2021.

b) Rapat Koordinasi membahas legal draft ing R-Perpres CPE bersama Biro Hukum Kementerian ESDM, pada tanggal 19 Oktober 2021

c) One on One Meeting membahas substansi R-Perpres CPE, yang melibatkan unit eselon 1 di lingkungan Kementerian ESDM, Wakil Tetap Kementerian Keuangan dan Wakil Tetap Bappenas, pada tanggal 8 s.d 15 November 2021.

d) Rapat Teknis membahas kebutuhan biaya penyediaan inventori dan infrastruktur CPE, yang melibatkan perwakilan Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi, PT Pertamina Patra Niaga dan PT Kilang Pertamina Indonesia pada tanggal 14 Oktober 2021.

e) Rapat Pimpinan di lingkungan Kementerian ESDM pada tanggal 19 November 2021, membahas perhitungan biaya penyediaan CPE serta jenis, jumlah, waktu dan lokasi CPE.

(28)

f) Sidang Anggota Dewan Energi Nasional pada tanggal 19 April 2021 dan 27 Oktober 2021 serta Sidang Paripurna Dewan Energi Nasional pada tanggal 20 April 2021, dengan salah satu agenda pembahasan adalah substansi R-Perpres CPE.

g) Rapat Pembahasan Panitia Antar Kementerian (PAK) membahas masukan R-Perpres CPE pada tanggal 11 November 2021, 14 Desember 2021 dan 20 Desember 2021.

Berdasarkan nota dinas Sekretaris Jenderal Dewan Energi Nasional kepada Anggota Pemangku Kepentingan Dewan Energi Nasional nomor 322/HK.01/SJD/2021 hal Penyampaian Hasil Rapat Pimpinan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral tentang Perhitungan Biaya Penyediaan CPE pada tanggal 22 November 2021 berisikan tentang:

Menindaklanjuti arahan Ketua Harian DEN pada Sidang Anggota ke-5 Tahun 2021 tanggal 27 Oktober 2021, bersama ini kami laporkan kepada Bapak Anggota DEN dari Pemangku Kepentingan (APK DEN) hasil Rapat Pimpinan dilingkungan KESDM tentang Perhitungan Biaya Penyediaan Cadangan Penyangga Energi (CPE), sebagai berikut:

1. Rapat dipimpin oleh Menteri ESDM dan dihadiri oleh Sekretaris Jenderal KESDM, Direktur Jenderal Migas, Direktur Jenderal Minerba, Direktur Jenderal EBTKE, Kepala SKK Migas, Kepala BPH Migas, Sekretaris Jenderal DEN dan Tenaga Ahli Menteri yang dilaksanakan tanggal 19 November 2021.

2. Arahan Ketua Harian DEN terhadap substansi R-Perpres tentang CPE antara lain:

a) Sesuai Pasal 11 dan 12 R-Perpres CPE bahwa Menteri bertanggungjawab dalam pelaksanaan Pengelolaan CPE, yang meliputi pengadaaan persediaan CPE, penyediaan infrastruktur CPE, pemeliharaan CPE, pelepasan CPE dan pemulihan CPE.

(29)

b) Jenis CPE:

1) Minyak Bumi, BBM jenis Bensin dan LPG direkomendasikan sebagai Jenis CPE, dengan pertimbangan merupakan jenis energi yang sampai saat ini masih bersumber dari impor.

2) Minyak Solar dan Avtur tidak direkomendasikan sebagai Jenis CPE, meskipun terdapat sedikit impor, namun sebagian besar masih dapat dipenuhi dari produksi dalam negeri.

3) BBN (Biodiesel) tidak direkomendasikan sebagai Jenis CPE, dengan pertimbangan diantaranya saat ini kebutuhannya masih dapat dipenuhi dari produksi dalam negeri. Selain itu, BBN tidak dapat disimpan dalam waktu lama, digunakan saat ini untuk mendukung penyediaan Minyak Solar (B30), dan tangki yang tersedia hanya mampu untuk mendukung penyimpanan Cadangan Operasional. Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh BSrE322/HK.01/SJD/202122 November 2021

4) Batubara tidak direkomendasikan untuk menjadi Jenis CPE, karena saat ini sekitar 75% produksi Batubara diekspor. Untuk mendukung pemenuhan Batubara dalam negeri dilakukan melalu kebijakan pengurangan persentase ekspor Batubara dan meningkatkan persentase Batubara untuk DMO. Selain itu, mendorong Badan Usaha untuk melakukan pembenahan kebijakan Cadangan Operasional Batubara pada pembangkit listrik.

c) Jumlah dan Waktu CPE, direkomendasikan menggunakan Hari Impor, dengan pertimbangan lebih efisien jika dibandingkan Hari Konsumsi mengingat kondisi keuangan negara. Hasil

(30)

perhitungan estimasi kebutuhan biaya CPE sampai dengan tahun 2035, untuk 30 Hari Konsumsi sekitar Rp. 231 Triliun dan untuk 30 Hari Impor sekitar Rp. 58,7 Triliun (terlampir).

d) Lokasi CPE, diprioritaskan pada:

1) Daerah yang tersedia tanki idle atau tersedia kapasitas penyimpanan, antara lain:

- Arun di Aceh untuk kawasan Barat, dengan memanfaatkan fasilitas terminal LNG milik Pertamina.

- Memanfaatkan fasilitas kilang BBM milik Pertamina seperti kilang Cilacap di Jawa Tengah.

- Bontang di Kalimantan Timur untuk kawasan Timur, dengan memanfaatkan fasilitas kilang LNG milik Badak NGL.

- Lawe-lawe di Kalimantan Timur dan Sorong di Papua Barat untuk kawasan Timur, dengan memanfaatkan fasilitas terminal Minyak Bumi milik Pertamina.

2) Daerah remote yang sering terjadi gangguan pasokan dan berpotensi terjadi krisis dan/atau darurat energi. Untuk dikoordinasikan lebih lanjut dengan Ditjen Migas dan BPH Migas.

Dengan mempertimbangkan tanggapan pada Pembahasan Antar Kementerian (PAK) tahap ke-1, akan dilakukan penyesuaian terhadap R-Perpres CPE sebagai bahan untuk PAK tahap ke-2 yang akan difasilitasi oleh Biro Hukum KESDM.

(31)

2) Sasaran Stategis Menteri ESDM: Layanan Sektor ESDM yang Optimal

Dukungan Sekretariat Jenderal Dewan Energi Nasional terhadap pencapaian target indeks kepuasan layanan sektor ESDM, antara lain:

A. Indeks Kepuasan Layanan Dukungan Teknis dan Administratif yang Optimal Setjen DEN.

Indikator Kinerja Sekjen DEN

Target Kinerja Sekjen DEN

Realisasi Kinerja

Persentase Capaian Kinerja Indeks kepuasan

layanan dukungan teknis dan

administratif yang optimal Setjen DEN

3,07

(8 orang APK) 3,44 (7 orang

APK)

112%

Dalam Perjanjian Kinerja Sekretaris Jenderal Dewan Energi Nasional tahun 2021 untuk mendukung layanan sektor ESDM yang optimal salah satunya melalui penilaian layanan dukungan teknis dan administrative yang optimal Setjen DEN dengan indikator kinerja berupa indeks kepuasan layanan dukungan teknis dan administratif yang optimal Setjen DEN.

Metode penilaian indeks ini dilakukan melalui kuesioner yang diberikan kepada delapan orang Anggota Pemangku Kepentingan Dewan Energi Nasional periode 2020 s.d. 2025 sebagai responden pada pertengahan tahun 2021. Adapun hasil penilaian indeks kepuasan layanan dukungan teknis administratif yang optimal Setjen DEN tahun 2021 yang telah diberikan oleh tujuh orang Anggota Pemangku Kepentingan Dewan Energi Nasional adalah sebesar 3,44.

Meskipun terdapat penurunan sebesar 0,01 dari capaian tahun sebelumnya, nilai tersebut telah mampu melapaui target tahun 2021 yang sebesar 3.07 dan dapat memberikan dukungan kepada capaian indeks kepuasan layanan sektor ESDM yang ditargetkan sebesar 3.25.

(32)

Selanjutnya, capaian ini juga dilihat dalam sebuah kuadran penilaian kinerja yang merupakan satu kesatuan secara sistematis dalam format penghitungan indeks kepuasan dari Biro Perencanaan KESDM. Capaian indeks kepuasan layanan dukungan teknis dan administrative Setjen DEN yang optimal berada pada Kuadran I [Kepentingan Tinggi ; Kinerja Tinggi]

yang artinya perlu dipertahankan. Adapun posisi peniliaian kuadran diilustrasikan pada gambar dibawah ini.

B. Indeks Kepuasan Layanan Perencanaan Energi.

Indikator Kinerja

Sekjen DEN Target Kinerja

Sekjen DEN Realisasi

Kinerja Persentase Capaian Kinerja Indeks kepuasan

layanan perencanaan energi

3,07

(34 OPD Provinsi) 3,59 ( 18 OPD

Provinsi)

117%

Pada tahun 2021 DEN telah melakukan kegiatan pendampingan penyusunan RUED untuk 15 Provinsi yang belum selesai Perda RUED.

Kegiatan pendampingan penyusunan RUED yang dilakukan pada tahun 2021 mencakup kunjungan anggota DEN bersama Komisi VII DPR RI ke kantor DPRD Provinsi, Menerima kunjungan kerja dari DPRD dan Pemerintah

Q1 Q2

Q3

Q4 Q5 Q6Q7

Q8 Q9

3.84 3.86 3.88 3.90 3.92 3.94 3.96 3.98 4.00 4.02

0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 3.00 3.50 4.00 4.50

Im p or tan ce

Performance

Importance vs Performance

(33)

Provinsi di Kantor DEN dalam rangka konsultasi penyusunan perda RUED dan rapat virtual dengan DPRD dan Pemerintah Provinsi pada 8 Provinsi dalam rangka percepatan penyelesaian penyusunan Perda RUED serta rapat teknis dalam rangka pendampingan penyusunan perda RUED dengan rincian sebagai berikut:

A. Kunjungan Kerja Anggota Dewan Energi Nasional bersama Komisi VII DPR-RI ke kantor DPRD Provinsi dan Pemerintah Daerah dalam rangka mempercepat penyelesaian penyusunan Perda RUED:

1. Provinsi DKI Jakarta

Rapat koordinasi dilakukan pada tanggal 25 Maret 2021 di Kantor DPRD Provinsi DKI. Hasil rapat koordinasi, disepakati bahwa RUED Provinsi DKI Jakarta akan dilanjutkan pembahasannya dengan penganggaran pada tahun 2022 dan dimasukkan dalam Program Pembentukan Peraturan Daerah (Propemperda) tahun 2022.

2. Provinsi Sulawesi Selatan

Rapat koordinasi dilakukan pada tanggal 3 Mei 2021 bertempat di Kantor DPRD Provinsi Sulawesi Selatan. Hasil rapat koordinasi disepakati bahwa DPRD dan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan akan mempercepat pembahasan penyusunan Rancangan Peraturan Daerah (Ranperda) RUED dan berkomitmen untuk menetapkan Perda RUED tahun 2021. Hasil Ranperda RUED (dokumen dan lampiran) telah disampaikan Biro Hukum Provinsi

(34)

Sulawesi Selatan kepada Ditjen Otda Kemendagri, tanggal 19 November 2021.

3. Provinsi Riau

Rapat koordinasi dilakukan pada tanggal 2 Juli 2021 di Kantor DPRD Provinsi Riau. Hasil rapat koordinasi disepakati bahwa DPRD akan mempercepat pembahasan Ranperda RUED dan berkomitmen untuk menetapkan perda RUED tahun 2021. Hasil Ranperda RUED (dokumen dan lampiran) telah disampaikan Biro Hukum Provinsi Riau kepada Ditjen Otda Kemendagri, tanggal 21 Oktober 2021 dan telah dilakukan koordinasi antara Kemendagri dan Setjen DEN.

Selanjutnya Setjen DEN telah mengeluarkan surat rekomendasi tentang masukan dan saran terhadap substansi ranperda RUED Provinsi Riau tanggal 22 November 2021.

(35)

4. Provinsi Kepulauan Riau

Rapat koordinasi dilakukan pada tanggal 10 September 2021 di kantor DPRD Provinsi Kepulauan Riau. Hasil rapat koordinasi disepakati bahwa DPRD dan Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau berkomitmen untuk menetapkan Ranperda RUED pada akhir tahun 2021 dengan mengalokasikan kembali anggaran Dinas ESDM untuk penyusunan RUED, yang sebelumnya telah refocusing untuk anggaran Covid-19. Sebagai Rangkaian Kunjungan Kerja dan Rapat Koordinasi tersebut, DEN juga melakukan kordinasi dan Sillaturrahim dengan Wakil Gubernur Provinsi Kepulauan Riau terkait dukungan Pemerintah Daerah dalam Percepatan RUED Provinsi Kepri.

5. Provinsi Kalimantan Tengah

Rapat koordinasi dilakukan pada tanggal 6 Oktober 2021 di Kantor DPRD Provinsi Kalimantan Tengah. Hasil rapat koordinasi disepakati bahwa Bapemperda akan segera melakukan konsultasi dokumen RUED dengan Setjen DEN sebelum disampaikan ke Kemendagri.

(36)

B. Rapat Virtual dengan DPRD dan Pemerintah Provinsi pada 8 Provinsi Dalam Rangka Percepatan Penylesaian Penyusunan Perda RUED

1. Provinsi Kalimantan Barat

Rapat Percepatan Penyelesaian Perda RUED Provinsi Kalimantan Barat dilakukan secara virtual pada tanggal 21 Maret 2021, 9 April 2021 dan 28 Mei 2021. Hasil rapat koordinasi disepakati bahwa Perda RUED Provinsi Kalimantan Barat akan dipercepat proses penyelesaiannya. Pada tanggal 16 September 2021 telah ditetapkan Perda RUED Provinsi Kalimantan Barat Nomor 9 tahun 2021 tentang RUED Provinsi tahun 2021 - 2050.

2. Provinsi Banten

 Rapat Percepatan Penyelesaian Perda RUED Provinsi Banten dilakukan secara virtual pada tanggal 19 Agustus 2021. Pada rapat ini, DPRD Banten mengharapkan agar surat Gubernur Banten tentang moratorium pembahasan Ranperda RUED dicabut terlebih dahulu sebelum dilakukan pembahasan lanjutan oleh DPRD/ Pansus RUED.

 Pada tanggal 23 November 2021 Kepala Dinas ESDM atas nama Sekda Provinsi Banten telah mengirimkan pencabutan surat moratorium RUED Banten.

3. Provinsi Sumatera Utara

 Rapat Percepatan Penyelesaian Perda RUED Provinsi Sumatera Utara dilakukan secara virtual pada tanggal 20 Agustus 2021.

Hasil rapat koordinasi disepakati bahwa DPRD dan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara berkomitmen untuk menetapkan Perda RUED pada akhir tahun 2021.

 DPRD Sumatera Utara telah menyetujui Ranperda RUED tanggal 16 November 2021.

(37)

4. Provinsi Kalimantan Tengah

Rapat Percepatan Penyelesaian Perda RUED Provinsi Kalimantan Tengah dilakukan secara virtual pada tanggal 25 Agustus 2021.

Hasil rapat koordinasi disepakati bahwa Badan Pembentukan Peraturan Daerah (Bapemperda) akan segera melakukan konsultasi dokumen RUED sebelum disampaikan ke Kemendagri.

5. Provinsi Maluku Utara

 Rapat Percepatan Penyelesaian Perda RUED Provinsi Maluku Utara dilakukan secara virtual pada tanggal 31 Agustus 2021 Hasil rapat koordinasi disepakati bahwa DPRD dan Pemerintah Provinsi Maluku Utara berkomitmen untuk menetapkan Perda RUED pada akhir tahun 2021.

 Tanggal 6 Desember 2021 dilakukan pembahasan oleh Pemda dengan Komisi III DPRD Provinsi Maluku Utara dan DPRD. Sampai dengan akhir Desember 2021 Perda RUED Provinsi Maluku Utara belum ditetapkan.

6. Provinsi Maluku

Rapat Percepatan Penyelesaian Perda RUED Provinsi Maluku secara virtual pada tanggal 3 September 2021. Hasil rapat koordinasi disepakati bahwa DPRD dan Pemerintah Provinsi Maluku berkomitmen untuk menyelesaikan dan menetapkan Perda RUED pada akhir tahun 2021. Sampai dengan akhir Desember 2021 Perda RUED Provinsi Maluku Utara belum ditetapkan.

7. Provinsi Sulawesi Utara

Rapat Percepatan Penyelesaian Perda RUED Provinsi Sulawesi Utara dilakukan secara virtual pada tanggal 1 Oktober 2021. Hasil rapat koordinasi disepakati DPRD akan mendukung penganggaran RUED tahun 2022 melalui pengajuan Propemperda 2022. Saat ini,

(38)

Ranperda RUED Provinsi Sulawesi Utara sudah dianggarkan tahun 2022.

8. Provinsi Papua

Rapat Percepatan Penyelesaian Perda RUED Provinsi Papua dilakukan secara virtual pada tanggal 4 November 2021. Hasil rapat koordinasi yaitu DPRD akan mendukung penganggaran RUED tahun 2022, agar Pemeritah Provinsi mengajukan dalam Propemperda 2022, Pemerintah Provinsi c.q Dinas ESDM akan mengusulkan penganggaran penyusunan ranperda RUED Provinsi Papua tahun 2022. Saat ini, Ranperda RUED Provinsi Papua sudah dianggarkan tahun 2022.

C. Meneriman Kunjungan Kerja dari DPRD dan Pemerintah Daerah Provinsi di Kantor DEN dalam rangka Konsultasi Penyusunan Perda RUED:

1. Provinsi Sulawesi Selatan

Kunjungan kerja DPRD Provinsi dan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan di Kantor DEN dilakukan pada tanggal 30 September 2021 dalam rangka mendapatkan masukan terhadap draft Ranperda RUED Provinsi Sulawesi Selatan. Rapat menyepakati agar Tim Pansus RUED Sulawesi Selatan dapat memperbaiki dokumen sesuai dengan masukan hasil konsultasi DEN.

2. Provinsi Papua Barat

Kunjungan Dinas ESDM Papua Barat di Kantor DEN dilakukan pada tanggal 22 Oktober 2021 dalam rangka mengupdate hasil Ranperda RUED sesuai kondisi saat ini. Rekomendasi DEN adalah perbaikan dan update terhadap draft RUED Provinsi Papua Barat yang telah disusun.

(39)

D. Rapat Teknis dalam rangka pendampingan penyusunan Perda RUED pada 6 Provinsi:

1. Provinsi Kalimantan Barat

Rapat teknis dengan Pemerintah Provinsi membahas substansi yang menjadi isi dalam Rancangan RUED Provinsi Kalimantan Barat kemudian dilanjutkan dengan Penandatangan Berita Acara Persetujuan Substansi Ranperda RUED antara DPRD, Pemda dan DEN tanggal 11 Januari 2021. Pada tanggal 16 September 2021 ditetapkan Perda Kalimantan Barat nomor 9 tahun 2021 tentang Rencana Umum Energi Daerah Provinsi Kalimantan Barat tahun 2021 – 2050.

2. Provinsi Banten

Rapat koordinasi teknis dengan Pemerintah Provinsi (Dinas ESDM, Bappeda dan Biro Hukum) dilakukan pada tanggal 8 September 2021 untuk membahas substansi yang menjadi isi dalam Rancangan RUED Provinsi banten. Berdasarkan hasil koordinasi, hingga saat ini hambatan dalam penyusunan Perda Provinsi Banten yaitu belum dicabutnya moratorium pembahasan Ranperda RUED Banten melalui surat Gubernur Banten.

3. Provinsi DKI Jakarta

Rapat koordinasi teknis dengan Pemerintah Provinsi (Dinas Tenaga Kerja, Perindustrian dan ESDM) dilakukan pada tanggal 3 Maret 2021 membahas substansi yang menjadi isi dalam Rancangan RUED Provinsi DKI Jakarta.

4. Sulawesi Utara

Rapat koordinasi teknis dengan Dinas ESDM Provinsi Sulawesi Utara dilakukan pada tanggal 8 Juni 2021 untuk membahas substansi yang menjadi isi dalam Rancangan RUED Provinsi Sulawesi Utara.

(40)

5. Sulawesi Selatan

Rapat koordinasi teknis dengan Dinas ESDM Provinsi Sulawesi Selatan dilakukan pada tanggal 18 Oktober 2021 untuk membahas substansi yang menjadi isi dalam Rancangan RUED Provinsi Sulawesi Selatan. Pemerintah Provinsi sedang melakukan penyempurnaan draft Ranperda RUED hasil pembahasan teknis dengan Setjen DEN sebelum di Paripurnakan oleh DPRD Provinsi Sulawesi Selatan.

6. Maluku

Rapat koordinasi teknis dengan Dinas ESDM Provinsi Maluku dilakukan pada tanggal 15 Oktober 2021 untuk membahas substansi yang menjadi isi dalam Rancangan RUED Provinsi Maluku dan selanjutnya menunggu jadwal pembahasan dengan DPRD Provinsi Maluku.

Dengan pelaksanaan kegiatan tersebut, terdapat capaian pendampingan penyusunan RUED - Provinsi pada tahun 2021, meliputi:

a) Terdapat 22 Provinsi telah menetapkan Perda RUED yaitu:

Provinsi Jateng, Jabar, NTB, Kaltara, Jatim, Lampung, Bengkulu, Sulteng, Gorontalo, NTT, Kaltim, Jambi, Aceh, Kep Babel, Sumbar, Kalsel, DI Yogyakarta, Sumsel, Bali, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, dan Kalimantan Barat.

b) Terdapat 9 Provinsi proses pengundangan di daerah yaitu Banten, Sumatera Utara, Riau, Kepulauan Riau, Kalimantan Tengah, Sulawesi Selatan, Maluku, Maluku Utara, dan DKI Jakarta.

c) Terdapat 3 Provinsi dalam proses fasilitasi nomor register di Kemendagri yaitu Sulawesi Utara, Papua, dan Papua Barat.

(41)

Layanan pendampingan penyusunan RUED - Provinsi dan Pembinaan Perencanaan Pelaksanaan RUED Provinsi yang dilakukan oleh Sekretariat Jenderal Dewan Energi Nasional merupakan dukungan yang kedua terhadap layanan sektor ESDM yang optimal. Nilai atas indeks kepuasan layanan perencanaan energi diperoleh melalui pengisian kuesioner survey kepuasan layanan dengan frekuensi per semester oleh responden Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Provinsi. Seperti indeks kepuasan layanan dukungan teknis dan administrative yang optimal Setjen DEN, data hasil survey yang telah terkumpul akan diinput dalam format perhitungan yang telah disiapkan oleh Biro Perencanaan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.

Pada 2021 telah dilakukan penilaian secara online oleh 34 OPD Provinsi, dengan capaian nilai indeks kepuasan layanan sebesar 3,59 dari total responden 22 OPD Provinsi (NAD, Jambi, Kep. Bangka Belitung, Riau, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Banten, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Maluku, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Selatan).

Target kinerja tahun 2021 indeks kepuasan layanan perencanaan energy sebesar 3.07 telah terlampaui dengan capaian sebesar 3.59. capaian tahun 2021 sama dengan tahun sebelumnya, serta nilai tersebut juga dapat mendukung capaian target kinerja indeks kepuasan layanan sektor ESDM tahun 2021 yang sebesar 3,25. Disamping itu, capaian ini juga dilihat dalam sebuah kuadran penilaian kinerja yang merupakan satu kesatuan secara sistematis dalam format penghitungan indeks kepuasan dari Biro Perencanaan KESDM. Capaian indeks kepuasan layanan perencanaan energi berada pada Kuadran I [Kepentingan Tinggi ; Kinerja Tinggi] yang

(42)

artinya perlu dipertahankan. Adapun posisi peniliaian kuadran diilustrasikan pada gambar dibawah ini.

3) Sasaran Strategis Menteri ESDM: Perumusan Kebijakan dan Regulasi Sektor ESDM yang berkualitas

Dukungan Sekretariat Jenderal Dewan Energi Nasional terhadap pencapaian target indeks kualitas kebijakan dilakukan melalui 6 mekanisme, antara lain:

A. Menyusun Rumusan Rekomendasi Kebijakan Energi Lintas Sektor Hasil Koordinasi dan Sinkronisasi.

Indikator Kinerja

Sekjen DEN Target Kinerja

Sekjen DEN Realisasi Kinerja

Persentase Capaian Kinerja Rumusan

rekomendasi

kebijakan energi lintas sektor hasil koordinasi dan sinkronisasi

antara lain RUED

7 rumusan rekomendasi

3 Perda RUED 4 rumusan rekomendasi

100%

Realisasi kinerja Rumusan rekomendasi kebijakan energi lintas sektor hasil koordinasi dan sinkronisasi antara lain RUED tahun 2021 adalah sebesar 7 rumusan rekomendasi atau 100% dari target. Capaian tersebut

Q2Q1 Q3

Q4 Q5Q6Q7 Q8Q9

0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 3.00 3.50 4.00 4.50

0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 3.00 3.50 4.00 4.50

Im p or tan ce

Performance

Importance vs Performance

(43)

merupakan kumpulan dari 3 Perda RUED Provinsi yang telah ditetapkan pada tahun 2021 dan 4 rumusan rekomendasi kebijakan energi lintas sektor hasil koordinasi dan sinkronisasi.

Secara persentase capaian tersebut masih sama dengan tahun sebelumnya, namun demikian terdapat peningkatan kuantitas target yang ditetapkan sebagaimana telah diuraikan pada BAB II Perjanjian Kinerja. Dalam mencapai target kinerja tersebut, telah dilaksanakan beberapa kegiatan antara lain:

1. PEMBAHARUAN KEN DAN RUEN

Salah satu tugas DEN adalah membuat Kebijakan Energi Nasional (KEN) yang telah ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2014. KEN merupakan kebijakan pengelolaan energi yang berdasarkan prinsip berkeadilan, berkelanjutan, dan berwawasan lingkungan guna terciptanya kemandirian dan ketahanan energi nasional. Tujuan KEN adalah sebagai pedoman untuk memberi arah dalam pengelolaan energi nasional. KEN 2015 s.d. 2050 memuat arah kebijakan pengelolaan energi nasional, sasaran-sasaran yang ingin dicapai serta kebijakan utama dan kebijakan pendukung. Salah satu sasaran yang ingin dicapai dalam pengelolaan energi nasional adalah tercapainya bauran energi yang optimal terhadap penyediaan energi primer nasional, antara lain dengan menurunkan penggunaan energi fosil khususnya minyak bumi dan meningkatkan penggunaan energi baru terbarukan (EBT) dalam bauran energi nasional.

Untuk mewujudkan target dan sasaran KEN, berdasarkan kondisi saat ini masih terdapat isu dan permasalahan strategis energi lintas sektoral yang belum terselesaikan. Sejalan dengan terus meningkatnya pertumbuhan ekonomi dan jumlah penduduk, kebutuhan energi

(44)

diperkirakan akan terus meningkat sehingga perlu diimbangi dengan penyediaan energi yang mencukupi. Saat ini, kebutuhan energi nasional dapat dikatakan belum sepenuhnya mencukupi kebutuhan.

Hal tersebut dapat dilihat dari masih terjadinya kekurangan energi di beberapa wilayah. Beberapa faktor penyebab kekurangan energi tersebut, antara lain pemanfaatan sumber daya energi fosil yang masih dominan diharapkan sebagai modal pembangunan masih cenderung sebagai komoditi, kemudahan akses penyediaan energi belum terpenuhi terutama ke daerah terpencil karena pembangunan infrastruktur energi yang belum merata, dan harga energi yang belum terjangkau karena masih rendahnya daya beli masyarakat.

Mengantisipasi berbagai perubahan lingkungan strategis tersebut, Pemerintah dan DEN perlu mereviu dan memutakhirkan target dan sasaran kebijakan dan perencanaan energi lintas sektoral jangka panjang yang lebih realistis sesuai kondisi sosial, ekonomi dan lingkungan regional maupun global. Hal ini mengingat sesuai ketentuan Pasal 29 PP KEN bahwa KEN dapat ditinjau kembali paling cepat 5 tahun. Demikian juga, RUEN sesuai Pasal 6 Perpres RUEN disebutkan bahwa RUEN dapat ditinjau kembali dan dimutakhirkan secara berkala setiap 5 (lima) tahun atau sewaktu-sewaktu, dalam hal:

1. KEN mengalami perubahan mendasar; dan/atau

2. Perubahan lingkungan strategis, antara lain perubahan indikator perencanaan energi baik di tingkat nasional, regional maupun internasional

Untuk mendapatkan target dan sasaran yang lebih realistis dengan kondisi saat ini maka Setjen DEN melakukan kegiatan penghitungan

(45)

proyeksi konsumsi energi per provinsi per sektor dan per komoditi dengan menghitung proyeksi pertubuhan ekonomi dan penduduk dari Tahun 2010 -2070 yang dilaksanakan dalam bentuk Kick off meeting, Rapat koordinasi, Forum Group Discusion (FGD) dan Rapat Teknis. Kick off meeting melibatkan APK DEN, AP DEN, Kementerian dan Lembaga serta Akademisi, sedangkan Rapat koordinasi melibatkan internal Setjen DEN APK DEN, AP DEN dan Kementrian/

Lembaga. Untuk FGD melibatkan APK DEN, AP DEN, Kementrian dan Lembaga, BUMN terkait energi, Universitas dan Akademisi yang dibagi dalam 4 (empat) FGD yaitu:

1. FGD Proyeksi Pertumbuhan Penduduk dan Ekonomi untuk Proyeksi Kebutuhan Energi periode 2020 s.d. 2080

2. FGD Proyeksi konsumsi energi periode 2020 s.d. 2080 dalam sektor industri

3. FGD Proyeksi Konsumsi Energi Periode 2020 s.d. 2080 di Sektor Transportasi

4. FGD Proyeksi Konsumsi Energi Periode 2020 s.d. 2080 di Sektor Komersial dan Rumah Tangga

5. Disamping itu juga Setjem DEN juga mengadakan rapat Teknis bekerjasama dengan LPEM UI dan Pusat Kajian Keenergian – ITB.

(46)

Kegiatan Pembaharuan KEN dan RUEN dilaksanakan pada tahun 2021 dengan Timeline Kegiatan seperti Tabel 1 di bawah ini:

Timeline Pelaksanaan Kegiatan

No Kegiatan Waktu

Pelaksanaan 1 Rapat Persiapan Kick-off Penyusunan Pembaharuan

Substansi Regulasi KEN dan RUEN

21 Jun 2021

2 Rapat Kick-off Penyusunan Pembaharuan Substansi

Regulasi KEN dan RUEN 7 Juli 2021

3 Rapat Penyiapan Bahan Pembaharuan Substansi KEN dan RUEN Terkait Analisis Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi dan Penduduk dalam Jangka Panjang (2020-2060)

12 Juli 2021

4 Rapat Koordinasi Penyusunan Pembaharuan

Substansi Regulasi KEN dan RUEN 30 Juli 2021 5 Rapat proyeksi pertumbuhan ekonomi dan penduduk

per sektor dan proyeksi konsumsi energi per sektor dan per jenis energi dalam jangka panjang (2021 – 2070)

6 Agustus 2021

6. Rapat Persiapan FGD proyeksi konsumsi energi

dengan Kementerian dan Lembaga terkait 25 Agustus 2021 7. FGD Proyeksi Pertumbuhan Penduduk dan Ekonomi

untuk Proyeksi Kebutuhani Energi Periode 2020 s.d.

2080

1 September 2021

8. FGD Proyeksi konsumsi energi periode 2020 s.d. 2080

dalam sektor industri 7 September 2021

9. FGD Proyeksi Konsumsi Energi Periode 2020 s.d. 2080 di

Sektor Transportasi 15 September 2021

10 FGD Proyeksi Konsumsi Energi Periode 2020 s.d. 2080 di

Sektor Komersial dan Rumah Tangga 24 September 2021 11 Rapat Teknis Proyeksi Konsumsi Energi Periode 2020

s.d. 2080 per Sektor dan per Provinsi 28 Oktober 2021 12 Rapat Teknis Proyeksi Konsumsi Energi 1 Desember 2021 13 Penyusunan Laporan Penyelenggaraan Kegiatan Nov - Des 2021

(47)

Dari hasil kegiatan ini maka dibuatlah strategi reviu KEN dan RUEN maka diketahui yang pertama harus dikerjakan adalah mengetahui proyeksi konsumsi energi dimana terlebih dahulu harus mengetahui data proyeksi pertumbuhan ekonomi dan penduduk, seperti yang terlihat pada Gambar 1 dibawah ini:

Pada tahun 2021, KLHK, KESDM dan Bappenas membuat studi dan permodelan bersama untuk membuat perbandingan proyeksi transisi energi yang dapat dilihat pada Tabel Perbandingan Asumsi Prakiraan Pertumbuhan Penduduk Dan Ekonomi Dan Konsumsi Energi Final dan Listrik Tahun 2060 dibawah ini.

INDIKATOR GUGUS TUGAS KESDM BAPPENAS KLHK DEN

A. ASUMSI MAKRO Pertumbuhan Ekonomi

Rata-rata: 4,87% (2021-2060) Rata-rata: 6% (2022-2045) Rata-rata: 4,87%

(2021-2060) Rata-rata: 6% (2022-

2045), 4,8% (2046-2070) Pertumbuhan

Penduduk

Rata-rata: 0,71% (2019-2060) Rata-rata: 0,75%

(2022-2045) Rata-rata: 0,71%

(2019-2060) Rata-rata 0,69%

(2022-2045), 0,17%

(2046-2070) PDB perkapita*)(USD

per kapita)

10800 (2040), 16890 (2050),

25460 (2060) 13.818 (2045) 10.800 (2040), 16.890 (2050),

25.460 (2060) 13.818 (2045), 27.928 (2060), 42.886 (2070) B. PROYEKSI KONSUMSI ENERGI FINAL

Konsumsi Energi Final

365 MTOE (2060) 239 MTOE (2060) 455 MTOE (2060) 355 MTOE (2060)

Konsumsi Listrik 1.885 TWh (2060) N.A ~1900 TWh (2060) 1.748 TWh (2060),

2.011 The (2070) Konsumsi Listrik per

Kapita

5.308 kWh per kapita (2060) N.A 6.724 kWh per kapita 5.290 kWh per kapita

(2060), 6.040 kWh per kapita (2070)

(48)

Dari hasil kegiatan Pembaharuan KEN dan RUEN berdasarkan hasil FGD dan kajian LPEM UI dan Pusat Kebijakan Keenergian ITB dapat diambil beberapa Kesimpulan antara lain:

1. Pertumbuhan ekonomi mengacu Bappenas pada periode 2022 s.d. 2045 sebesar rata-rata 6% per tahun (untuk keluar dari low- middle income trap) dan selanjutnya 2046 s.d. 2070 mengacu kajian LPEM UI sebesar rata-rata 4,8% per tahun yang dapat dilihat pada Tabel 3 Asumsi Rakiraan Pertumbuhan Penduduk dan Ekonomi

Hasil FGD dan Kajian LPEM UI

2. Pertumbuhan pendududuk mengacu BPS dan kajian LPEM UI pada periode 2022 s.d. 2045 sebesar rata-rata 0,69% per tahun dan periode 2046 s.d. 2070 sebesar rata-rata 0,17% per tahun.

3. Proyeksi total konsumsi energi final per sektor sebesar 397 MTOE di 2070 dengan dominansi sektor industri sebesar 203 MTOE dan transportasi sebesar 111 MTOE.

4. Proyeksi konsumsi energi final per jenis energi dari total sebesar 397 MTOE terdiri dari listrik sebesar 173 MTOE, batubara dan gas (sebagian besar dengan CCS) sebesar 162 MTOE, dan EBT sebesar 62 MTOE (hidrogen, biomasa, BBN) seperti terlihat pada Tabel 4 dibawah ini:

Deskripsi Satuan 2020 2025 2030 2035 3040 2045 2050 2055 2060 2065 2070

Penduduk Juta 270 282 294 304 313 319 324 328 330 332 333

PDB Miliar USD 1084 1426 1921 2552 3373 4407 5710 7294 9227 11550 14281

Pertumbuhan PDB % -2.02 6.26 5.98 5.85 5.66 5.54 5.26 4.93 4.77 4.55 4.29

PDB per Kapita Tanpa 4,012 5,048 6,532 8,387 10,794 13,818 17,627 22,255 27,928 34,809 42,886

Gambar

Tabel 4. Prakiraan Konsumsi Energi Final Listrik dan Non Listrik (Hasil FGD dan Kajian  Sementara PKK ITB)
Tabel  1  dan merupakan  matriks  perbandingan  proyeksi  transisi  energi dari studi/ pemodelan yang telah dilaksanakan oleh ketiga  instansi tersebut
Tabel Target dan Capaian Bauran Energi Primer Nasional Tahun 2019 dan  2020
Tabel  Penyediaan dan Pemanfaatan Energi Nasional Tahun 2020
+4

Referensi

Dokumen terkait

INDIKATOR PROGRAM TARGET REALISASI KINERJA PADA TRIWULAN REALISASI CAPAIAN KINERJA TAHUN.. TINGKAT CAPAIAN KINERJA TAHUN

Sumber: https://mediaindonesia.com/editorials/detail_editorials/2379-penimbun-obat-penjahat-kemanusiaan Bagian struktur teks editorial yang tersaji dalam kutipan teks

Inspektorat

Terselesaikannya pelaksanaan kegiatan monev Kinerja Badan Layanan Umum Daerah (BLUD)1. kegiatan

Tujuan Indikator Kinerja Utama Target 2020 Target 2021 Target 2022 Target 2023 Target 2024 Kepemimpinan dan peran Indonesia di Forum Mutilateral untuk Menjalin

Indikator Kinerja yang realisasinya telah mencapai atau melebihi target triwulan I tahun 2021 yang telah ditetapkan (capaian ≥ 100) antara lain : (1) Nilai Investasi

Rencana Kinerja Tahunan KKP Kelas II Samarinda Tahun 2021 disusun berdasarkan kegiatan dan sasaran beserta target indikator sasaran Tahun 2021 sebagaimana telah ditetapkan

KEDUA : Target berdasarkan Indikator Kinerja Utama Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap Tahun Anggaran 2021 sebagaimana dimaksud diktum KESATU merupakan target