• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lapsus PEB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Lapsus PEB"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

BAB I

PENDAHULUAN

PENDAHULUAN

Pre-eklampsia dan eklamsia merupakan kumpulan gejala yang timbul pada Pre-eklampsia dan eklamsia merupakan kumpulan gejala yang timbul pada ibu hamil, bersalin dan dalam masa nifas yang terdiri dari trias: hipertensi, ibu hamil, bersalin dan dalam masa nifas yang terdiri dari trias: hipertensi,  proteinuria

 proteinuria dan dan edema, edema, yang yang kadang-kadang kadang-kadang disertai disertai konvulsi konvulsi sampai sampai koma. koma. IbuIbu tersebut tidak menunjukkan tanda-tanda kelainan vaskuler atau hipertensi tersebut tidak menunjukkan tanda-tanda kelainan vaskuler atau hipertensi sebelumnya.

sebelumnya.11

Di Indonesia Preeklampsia berat (PEB) merupakan salah satu penyebab Di Indonesia Preeklampsia berat (PEB) merupakan salah satu penyebab utama kematian maternal dan perinatal di Indonesia. PEB diklasifikasikan utama kematian maternal dan perinatal di Indonesia. PEB diklasifikasikan kedalam penyakit hipertensi yang disebabkan karena kehamilan. PEB ditandai kedalam penyakit hipertensi yang disebabkan karena kehamilan. PEB ditandai oleh adanya hipertensi sedang-berat, edema, dan proteinuria yang masif. oleh adanya hipertensi sedang-berat, edema, dan proteinuria yang masif. Penyebab dari kelainan ini masih kurang dimengerti, namun suatu keadaan Penyebab dari kelainan ini masih kurang dimengerti, namun suatu keadaan  patologis yang dapat diterima adalah adanya iskemia uteroplacenta. Ban

 patologis yang dapat diterima adalah adanya iskemia uteroplacenta. Ban yak faktoryak faktor yang dapat menyebabkan terjadinya preeclampsia dan eklampsia. Faktor yang yang dapat menyebabkan terjadinya preeclampsia dan eklampsia. Faktor yang sering ditemukan sebagai faktor risiko antara lain nullipara, kehamilan ganda, usia sering ditemukan sebagai faktor risiko antara lain nullipara, kehamilan ganda, usia kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun, riwayat keturunan, dan obesitas. kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun, riwayat keturunan, dan obesitas.22

Menurut World Health Organization (WHO), salah satu penyebab Menurut World Health Organization (WHO), salah satu penyebab morbiditas dan mortalitas ibu dan janin adalah pre-eklamsia (PE), angka morbiditas dan mortalitas ibu dan janin adalah pre-eklamsia (PE), angka kejadiannya berkisar antara 0,51%-38,4%. Di negara maju angka kejadian kejadiannya berkisar antara 0,51%-38,4%. Di negara maju angka kejadian pre-eklampsia berkisar 6-7% dan pre-eklampsia 0,1-0,7%. Sedangkan angka kematian ibu eklampsia berkisar 6-7% dan eklampsia 0,1-0,7%. Sedangkan angka kematian ibu yang diakibatkan pre-eklampsia dan eklampsia di negara berkembang masih yang diakibatkan pre-eklampsia dan eklampsia di negara berkembang masih tinggi.

tinggi.55

Menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 1994 Angka Menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 1994 Angka Kematian Ibu (AKI) masih cukup tinggi, yaitu 390 per 100.000 kelahiran (GOI & Kematian Ibu (AKI) masih cukup tinggi, yaitu 390 per 100.000 kelahiran (GOI & UNICEF,2000). Penyebab kematian ibu terbesar (58,1%) adalah perdarahan dan UNICEF,2000). Penyebab kematian ibu terbesar (58,1%) adalah perdarahan dan eklampsia. Kedua sebab itu sebenarnya dapat dicegah dengan pemeriksaan eklampsia. Kedua sebab itu sebenarnya dapat dicegah dengan pemeriksaan kehamilan (antenatal care/ANC) yang memadai, atau pelayanan berkualitas kehamilan (antenatal care/ANC) yang memadai, atau pelayanan berkualitas dengan standar pelayanan yang telah ditetapkan.

(2)

Diagnosis dini dan penanganan adekuat dapat mencegah perkembangan Diagnosis dini dan penanganan adekuat dapat mencegah perkembangan  buruk

 buruk PER PER kearah kearah PEB PEB atau atau bahkan bahkan eklampsia eklampsia penanganannya penanganannya perlu perlu segerasegera dilaksanakan untuk menurunkan angka kematian ibu (AKI) dan anak. Semua dilaksanakan untuk menurunkan angka kematian ibu (AKI) dan anak. Semua kasus PEB harus dirujuk ke rumah sakit yang dilengkapi dengan fasilitas kasus PEB harus dirujuk ke rumah sakit yang dilengkapi dengan fasilitas  penanganan

 penanganan intensif intensif maternal maternal dan dan neonatal, neonatal, untuk untuk mendapatkan mendapatkan terapi terapi definitifdefinitif dan pengawasan terhadap timbulnya komplikasi-komplikasi.

(3)

BAB II

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi 2.1. Definisi

Preeklampsia atau sering juga disebut toksemia gravidarum adalah suatu Preeklampsia atau sering juga disebut toksemia gravidarum adalah suatu kondisi yang bisa dialami oleh setiap wanita hamil. Preeklampsia adalah kondisi yang bisa dialami oleh setiap wanita hamil. Preeklampsia adalah kumpulan gejala yang timbul pada ibu hamil, bersalin dan dalam masa nifas yang kumpulan gejala yang timbul pada ibu hamil, bersalin dan dalam masa nifas yang terdiri dari trias : hipertensi, proteinuri, dan edema.

terdiri dari trias : hipertensi, proteinuri, dan edema.11

Pre eklampsia adalah sekumpulan gejala yang timbul pada wanita hamil, Pre eklampsia adalah sekumpulan gejala yang timbul pada wanita hamil,  bersalin dan

 bersalin dan nifas nifas yang terdiri yang terdiri dari hipedari hipertensi, edema rtensi, edema dan protein dan protein uria uria tetapi tetapi tidaktidak menunjukkan tanda-tanda kelainan vaskuler atau hipertensi sebelumnya, menunjukkan tanda-tanda kelainan vaskuler atau hipertensi sebelumnya, sedangkan gejalanya biasanya muncul setelah kehamilan berumur 28 minggu atau sedangkan gejalanya biasanya muncul setelah kehamilan berumur 28 minggu atau lebih.

lebih.22

2.2 Etiologi 2.2 Etiologi

Etiologi penyakit ini sampai saat ini belum diketahui dengan pasti. Banyak Etiologi penyakit ini sampai saat ini belum diketahui dengan pasti. Banyak teori-teori dikemukakan oleh para ahli yang mencoba menerangkan penyebabnya. teori-teori dikemukakan oleh para ahli yang mencoba menerangkan penyebabnya. Oleh karena itu disebut “penyakit teori” namun belum ada memberikan jawaban Oleh karena itu disebut “penyakit teori” namun belum ada memberikan jawaban yang memuaskan.

yang memuaskan.44

Di Indonesia, setelah perdarahan dan infeksi pre eklampsia masih merupakan Di Indonesia, setelah perdarahan dan infeksi pre eklampsia masih merupakan sebab utama kematian ibu, dan sebab kematian perinatal yang tinggi. Oleh karena sebab utama kematian ibu, dan sebab kematian perinatal yang tinggi. Oleh karena itu diagnosis dini preeklampsia yang merupakan tingkat pendahuluan eklampsia, itu diagnosis dini preeklampsia yang merupakan tingkat pendahuluan eklampsia, serta penanganannya perlu segera dilaksanakan untuk menurunkan angka serta penanganannya perlu segera dilaksanakan untuk menurunkan angka kematian ibu dan anak.

kematian ibu dan anak.33

Penyebab preeklampsia sampai sekarang belum diketahui. Tetapi ada teori yang Penyebab preeklampsia sampai sekarang belum diketahui. Tetapi ada teori yang dapat menjelaskan tentang penyebab preeklamsia, yaitu :

dapat menjelaskan tentang penyebab preeklamsia, yaitu : a.

a. Bertambahnya frekuensi pada primigraviditas, kehamilan ganda, hidramnion,Bertambahnya frekuensi pada primigraviditas, kehamilan ganda, hidramnion, dan mola hidatidosa.

dan mola hidatidosa.  b.

 b. Bertambahnya frekuensi yang makin tuanya kehamilan.Bertambahnya frekuensi yang makin tuanya kehamilan. c.

c. Dapat terjadinya perbaikan keadaan penderita dengan kematian janin dalamDapat terjadinya perbaikan keadaan penderita dengan kematian janin dalam uterus.

(4)

Beberapa teori yang mengatakan bahwa perkiraan etiologi dari kelainan tersebut Beberapa teori yang mengatakan bahwa perkiraan etiologi dari kelainan tersebut sehingga kelainan ini sering dikenal sebagai

sehingga kelainan ini sering dikenal sebagai the diseases of theorythe diseases of theory.. Adapun teori-teori tersebut antara lain :

Adapun teori-teori tersebut antara lain :55 a.

a. Peran Prostasiklin dan Tromboksan .Peran Prostasiklin dan Tromboksan .  b.

 b. Peran faktor imunologis.Peran faktor imunologis. c.

c. Beberapa studi juga mendapatkan adanya aktivasi system komplemen padaBeberapa studi juga mendapatkan adanya aktivasi system komplemen pada  pre-eklampsi/eklampsia.

 pre-eklampsi/eklampsia. d.

d. Peran faktor genetik /familialPeran faktor genetik /familial e.

e. Terdapatnya kecenderungan meningkatnya frekuensi preeklampsi/ eklampsiTerdapatnya kecenderungan meningkatnya frekuensi preeklampsi/ eklampsi  pada anak-anak dari ibu yang

 pada anak-anak dari ibu yang menderita preeklampsi/eklampsi.menderita preeklampsi/eklampsi. f.

f. Kecenderungan meningkatnya frekuensi pre-eklampsi/eklampspia dan anakKecenderungan meningkatnya frekuensi pre-eklampsi/eklampspia dan anak dan cucu ibu hamil dengan riwayat pre-eklampsi/eklampsia dan bukan pada dan cucu ibu hamil dengan riwayat pre-eklampsi/eklampsia dan bukan pada ipar mereka.

ipar mereka. g.

g. Peran renin-angiotensin-aldosteron system (RAAS)Peran renin-angiotensin-aldosteron system (RAAS)

2.3. Epidemiologi 2.3. Epidemiologi

Di negara-negara sedang berkembang, angka kematian ibu jauh lebih Di negara-negara sedang berkembang, angka kematian ibu jauh lebih tinggi. Di Afrika sub-Sahara, angka kematian ibu rata-rata 600 per 100.000 tinggi. Di Afrika sub-Sahara, angka kematian ibu rata-rata 600 per 100.000 kelahiran hidup; di Asia selatan, 500 per 100.000 per kelahiran; di Asia

kelahiran hidup; di Asia selatan, 500 per 100.000 per kelahiran; di Asia TenggaraTenggara dan Amerika Latin 300 per 100.000 kelahiran hidup. Beberapa

dan Amerika Latin 300 per 100.000 kelahiran hidup. Beberapa negara maju telahnegara maju telah menerbitkan hasil penyelidikan konfidensial atas kematian

menerbitkan hasil penyelidikan konfidensial atas kematian ibu setiap 3 tahun,ibu setiap 3 tahun, dengan menganalisa sebab-sebab kematian ibu dan dibuat

dengan menganalisa sebab-sebab kematian ibu dan dibuat saran-saran untuksaran-saran untuk mencegah kematian yang terjadi, ini telah diterbitkan di

mencegah kematian yang terjadi, ini telah diterbitkan di Inggris sejak 1952 dan diInggris sejak 1952 dan di Australia sejak 1965. Pada tahun 1990,

Australia sejak 1965. Pada tahun 1990, diterbitkan sebuah laporan yangditerbitkan sebuah laporan yang menganalisis semua kematian ibu yang

menganalisis semua kematian ibu yang terjadi di Amerika Serikat yang terjaditerjadi di Amerika Serikat yang terjadi antara tahun 1979 dan 1986. Studi dari

antara tahun 1979 dan 1986. Studi dari ketiga laporan tersebut menunjukkanketiga laporan tersebut menunjukkan  bahwa penyebab kematian ibu sama

 bahwa penyebab kematian ibu sama pada ketiga negara tersebut. pada ketiga negara tersebut.4,64,6

Mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil dan bersalin adalah masalah Mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil dan bersalin adalah masalah  besar

 besar di di negara negara berkembang. berkembang. Di Di negara negara miskin, miskin, sekitar sekitar 25-50% 25-50% kematian kematian wanitawanita subur usia disebabkan berkaitan dengan hal kehamilan. Kematian saat melahirkan subur usia disebabkan berkaitan dengan hal kehamilan. Kematian saat melahirkan  biasanya

(5)

 produktifitasnya.

 produktifitasnya. Tahun Tahun 1996, 1996, WHO WHO memperkirakan memperkirakan lebih lebih dari dari 585.000 585.000 ibu ibu perper tahunnya meninggal saat hamil atau persalinan.

tahunnya meninggal saat hamil atau persalinan.77

Dari beberapa kepustakaan lain frekuensi penderita preeclampsia berkisar Dari beberapa kepustakaan lain frekuensi penderita preeclampsia berkisar 3% - 10 %, hasil penelitian Erwati dkk (1994) di Padang didapatkan kejadian 3% - 10 %, hasil penelitian Erwati dkk (1994) di Padang didapatkan kejadian  preeklampsia

 preeklampsia berat berat 4,32 4,32 % % dan dan eklampsia eklampsia 0,89 0,89 % % dengan dengan jumlah jumlah kematiankematian  perinatal 1,08%.

 perinatal 1,08%.55

2.4. Klasifikasi 2.4. Klasifikasi

Dibagi menjadi 2 jenis preeklampsia, yaitu sebagai berikut Dibagi menjadi 2 jenis preeklampsia, yaitu sebagai berikut ::11

A. Preeklampsia Ringan A. Preeklampsia Ringan

1.

1. Tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih yang diukur pada posisiTekanan darah 140/90 mmHg atau lebih yang diukur pada posisi  berbaring

 berbaring terlentang; terlentang; atau atau kenaikan kenaikan diastolik diastolik 15 15 mmHg mmHg atau atau lebih; lebih; atauatau kenaikan sistolik 30 mmHg atau lebih .Cara pengukuran kenaikan sistolik 30 mmHg atau lebih .Cara pengukuran sekurang-kurangnya pada 2 kali pemeriksaan dengan jarak periksa 1 jam, sebaiknya kurangnya pada 2 kali pemeriksaan dengan jarak periksa 1 jam, sebaiknya 6 jam.

6 jam. 2.

2. Edema umum, kaki, jari tangan, dan muka; atau kenaikan berat 1 kg atauEdema umum, kaki, jari tangan, dan muka; atau kenaikan berat 1 kg atau lebih per minggu.

lebih per minggu. 3.

3. Proteinuria kuantatif 0,3 gr atau lebih per liter; kualitatif 1 + atau 2 + padaProteinuria kuantatif 0,3 gr atau lebih per liter; kualitatif 1 + atau 2 + pada urin kateter atau midstream.

urin kateter atau midstream.

B.

B.Preeklampsia BeratPreeklampsia Berat 1.

1. Tekanan darah 160/110 mmHg atau lebih.Tekanan darah 160/110 mmHg atau lebih. 2.

2. Proteinuria 5 gr atau lebih dalam 24 jam, +3 atau +4 pada pemeriksaanProteinuria 5 gr atau lebih dalam 24 jam, +3 atau +4 pada pemeriksaan kualitatif.

kualitatif. 3.

3. Oliguria, yaitu jumlah urin kurang dari 500 cc per 24 jam .Oliguria, yaitu jumlah urin kurang dari 500 cc per 24 jam . 4.

4. Adanya gangguan serebral, gangguan visus, dan rasa nyeri padaAdanya gangguan serebral, gangguan visus, dan rasa nyeri pada epigastrium.

epigastrium. 5.

(6)

2.5. Tanda dan Gejala 2.5. Tanda dan Gejala

Hipertensi biasanya timbul lebih dahulu dari pada tanda-tanda lain. Hipertensi biasanya timbul lebih dahulu dari pada tanda-tanda lain. BilaBila  peningkatan

 peningkatan tekanan tekanan darah darah tercatat tercatat pada pada waktu waktu kunjungan kunjungan pertama pertama kalikali dalamdalam trimester pertama atau kedua awal, ini mungkin menunjukkan bahwa

trimester pertama atau kedua awal, ini mungkin menunjukkan bahwa  penderita penderita menderita hipertensi kronik. Tetapi bila tekanan darah ini meninggi

menderita hipertensi kronik. Tetapi bila tekanan darah ini meninggi dan tercatatdan tercatat  pada

 pada akhir akhir trimester trimester kedua kedua dan dan ketiga, ketiga, mungkin mungkin penderitapenderita menderitamenderita  preeclampsia.

 preeclampsia.55

Peningkatan tekanan sistolik sekurang-kurangnya 30 mm Hg, atau Peningkatan tekanan sistolik sekurang-kurangnya 30 mm Hg, atau  peningkatan

 peningkatan tekanan tekanan diastolik diastolik sekurang-kurangnya sekurang-kurangnya 15 15 mm mm Hg, Hg, atau atau adanyaadanya tekanan sistolik kurangnya 140 mmHg, atau tekanan diastolic tekanan sistolik kurangnya 140 mmHg, atau tekanan diastolic sekurang-kurangnya 90 mm Hg atau lebih atau dengan kenaikan 20 mm Hg atau lebih, ini kurangnya 90 mm Hg atau lebih atau dengan kenaikan 20 mm Hg atau lebih, ini sudah dapat dibuat sebagai diagnose. Penentuan tekanan darah dilakukan minimal sudah dapat dibuat sebagai diagnose. Penentuan tekanan darah dilakukan minimal 2 kali dengan jarak waktu 6 jam pada keadaan istirahat. Tetapi bila diastolik sudah 2 kali dengan jarak waktu 6 jam pada keadaan istirahat. Tetapi bila diastolik sudah mencapai 100 mmHg atau lebih, ini sebuah indikasi terjadi preeklampsia berat. mencapai 100 mmHg atau lebih, ini sebuah indikasi terjadi preeklampsia berat.66

Edema ialah penimbunan cairan secara umum dan kelebihan dalam Edema ialah penimbunan cairan secara umum dan kelebihan dalam  jaringan

 jaringan tubuh, tubuh, dan dan biasanya biasanya dapat dapat diketahui diketahui dari dari kenaikan kenaikan berat berat badan badan sertaserta  pembengkakan

 pembengkakan pada pada kaki, kaki, jari-jari jari-jari tangan, tangan, dan dan muka, muka, atau atau pembengkan pembengkan padapada ektrimitas dan muka. Edema pretibial yang ringan sering ditemukan pada ektrimitas dan muka. Edema pretibial yang ringan sering ditemukan pada kehamilan biasa, sehingga tidak seberapa berarti untuk penentuan diagnosis kehamilan biasa, sehingga tidak seberapa berarti untuk penentuan diagnosis pre-eklampsia. Kenaikan berat badan ½ kg setiap minggu dalam kehamilan masih eklampsia. Kenaikan berat badan ½ kg setiap minggu dalam kehamilan masih diangap normal, tetapi bila kenaikan 1 kg seminggu beberapa kali atau 3 kg dalam diangap normal, tetapi bila kenaikan 1 kg seminggu beberapa kali atau 3 kg dalam sebulan pre-eklampsia harus

sebulan pre-eklampsia harus dicurigai. dicurigai. Atau bila terjadi Atau bila terjadi pertambahan berat badanpertambahan berat badan lebih dari 2,5 kg tiap minggu pada akhir kehamilan mungkin merupakan tanda lebih dari 2,5 kg tiap minggu pada akhir kehamilan mungkin merupakan tanda  preeklampsia.

 preeklampsia. Tambah Tambah berat berat yang yang sekonyong-konyong ini sekonyong-konyong ini disebabkan disebabkan retensi retensi airair dalam jaringan dan kemudian edema nampak dan edema tidak hilang dengan dalam jaringan dan kemudian edema nampak dan edema tidak hilang dengan istirahat. Hal ini perlu menimbulkan kewaspadaan terhadap timbulnya istirahat. Hal ini perlu menimbulkan kewaspadaan terhadap timbulnya pre-eklampsia. Edema dapat terjadi pada semua derajat PIH ( Hipertensi dalam eklampsia. Edema dapat terjadi pada semua derajat PIH ( Hipertensi dalam kehamilan) tetapi hanya mempunyai nilai sedikit diagnostik kecuali jika kehamilan) tetapi hanya mempunyai nilai sedikit diagnostik kecuali jika edemanya general.

(7)

Proteinuria timbul lebih lambat dari hipertensi dan tambah berat badan. Proteinuria timbul lebih lambat dari hipertensi dan tambah berat badan. Proteinuria sering ditemukan pada preeklampsia, hal ini disebabkan karena Proteinuria sering ditemukan pada preeklampsia, hal ini disebabkan karena vasospasmus pembuluh-pembuluh darah ginjal. Karena itu ha

vasospasmus pembuluh-pembuluh darah ginjal. Karena itu ha rus dianggap sebagairus dianggap sebagai tanda yang cukup serius.

tanda yang cukup serius.88

Gejala subyektif yang membawa pasien ke dokter, sakit kepala yang keras Gejala subyektif yang membawa pasien ke dokter, sakit kepala yang keras karena vasospasmus atau edema otak, sakit di ulu hati karena regangan selaput karena vasospasmus atau edema otak, sakit di ulu hati karena regangan selaput hati oleh haemorrhagia atau edema, atau sakit kerena perubahan pada lambung. hati oleh haemorrhagia atau edema, atau sakit kerena perubahan pada lambung. Gangguan penglihatan menjadi kabur sampai pasien buta. Gangguan ini Gangguan penglihatan menjadi kabur sampai pasien buta. Gangguan ini disebabkan vasospasmus, edema atau ablatio retinae. Perubahan ini dapat dilihat disebabkan vasospasmus, edema atau ablatio retinae. Perubahan ini dapat dilihat dengan ophtalmoscop. Gangguan pernafasan sampai sianosis. Pada keadaan berat dengan ophtalmoscop. Gangguan pernafasan sampai sianosis. Pada keadaan berat akan diikuti gangguan kesadaran.

akan diikuti gangguan kesadaran.55

2.6. Patofisiologi 2.6. Patofisiologi

Pada preeklampsia terdapat

Pada preeklampsia terdapat penurunan penurunan aliran darah. Paliran darah. Perubahan inierubahan ini menyebabkan

menyebabkan prostaglandin plasenta mprostaglandin plasenta menurun dan enurun dan mengakibatkan iskemiamengakibatkan iskemia uterus. Keadaan iskemia pada uterus , merangsang pelepasan bahan tropoblastik uterus. Keadaan iskemia pada uterus , merangsang pelepasan bahan tropoblastik yaitu akibat hiperoksidase lemak dan pelepasan renin uterus. Bahan tropoblastik yaitu akibat hiperoksidase lemak dan pelepasan renin uterus. Bahan tropoblastik menyebabkan terjadinya endotheliosis menyebabkan pelepasan tromboplastin. menyebabkan terjadinya endotheliosis menyebabkan pelepasan tromboplastin. Tromboplastin yang dilepaskan mengakibatkan pelepasan tomboksan dan aktivasi Tromboplastin yang dilepaskan mengakibatkan pelepasan tomboksan dan aktivasi / agregasi trombosit deposisi fibrin.

/ agregasi trombosit deposisi fibrin.

Pelepasan tromboksan akan menyebabkan terjadinya vasospasme Pelepasan tromboksan akan menyebabkan terjadinya vasospasme sedangkan aktivasi/ agregasi trombosit deposisi fibrin akan menyebabkan sedangkan aktivasi/ agregasi trombosit deposisi fibrin akan menyebabkan koagulasi intravaskular yang mengakibatkan perfusi darah menurun dan koagulasi intravaskular yang mengakibatkan perfusi darah menurun dan konsumtif koagulapati. Konsumtif koagulapati mengakibatkan trombosit dan konsumtif koagulapati. Konsumtif koagulapati mengakibatkan trombosit dan faktor pembekuan darah menurun dan menyebabkan gangguan faal hemostasis. faktor pembekuan darah menurun dan menyebabkan gangguan faal hemostasis. Renin uterus yang di keluarkan akan mengalir bersama darah sampai organ hati Renin uterus yang di keluarkan akan mengalir bersama darah sampai organ hati dan bersama- sama angiotensinogen menjadi angiotensi I dan selanjutnya menjadi dan bersama- sama angiotensinogen menjadi angiotensi I dan selanjutnya menjadi angiotensin II. Angiotensin II bersama tromboksan akan menyebabkan terjadinya angiotensin II. Angiotensin II bersama tromboksan akan menyebabkan terjadinya vasospasme. Vasospasme menyebabkan lumen arteriol menyempit. Lumen vasospasme. Vasospasme menyebabkan lumen arteriol menyempit. Lumen arteriol yang menyempit menyebabkan lumen hanya dapat dilewati oleh satu sel arteriol yang menyempit menyebabkan lumen hanya dapat dilewati oleh satu sel darah merah. Tekanan perifer akan meningkat agar oksigen mencukupi kebutuhan darah merah. Tekanan perifer akan meningkat agar oksigen mencukupi kebutuhan sehingga menyebabkan terjadinya hipertensi. Selain menyebabkan vasospasme, sehingga menyebabkan terjadinya hipertensi. Selain menyebabkan vasospasme,

(8)

angiotensin II akan merangsang glandula suprarenal untuk mengeluarkan angiotensin II akan merangsang glandula suprarenal untuk mengeluarkan aldosteron. Vasospasme bersama dengan koagulasi intravaskular akan aldosteron. Vasospasme bersama dengan koagulasi intravaskular akan menyebabkan gangguan perfusi darah dan gangguan multi organ.

menyebabkan gangguan perfusi darah dan gangguan multi organ.

Gangguan multiorgan terjadi pada organ- oragan tubuh diantaranya otak, Gangguan multiorgan terjadi pada organ- oragan tubuh diantaranya otak, darah, paru- paru, hati, renal dan plasenta. Pada otak akan menyebabkan darah, paru- paru, hati, renal dan plasenta. Pada otak akan menyebabkan terjadinya edema serebri dan selanjutnya terjadi peningkatan tekanan intrakranial. terjadinya edema serebri dan selanjutnya terjadi peningkatan tekanan intrakranial. Tekanan intrakranial yang meningkat menyebabkan terjadinya gangguan perfusi Tekanan intrakranial yang meningkat menyebabkan terjadinya gangguan perfusi serebral, nyeri dan kejang sehingga menimbulkan risiko cedera. Pada darah akan serebral, nyeri dan kejang sehingga menimbulkan risiko cedera. Pada darah akan terjadi endotheliosis yang menyebabkan menyebabkan sel darah merah dan terjadi endotheliosis yang menyebabkan menyebabkan sel darah merah dan  pembuluh

 pembuluh darah darah pecah. pecah. Pecahnya Pecahnya pembuluh pembuluh darah darah akan akan menyebabkan menyebabkan terjadinyaterjadinya  pendarahan, sedangkan sel darah merah

 pendarahan, sedangkan sel darah merah yang pecah akan menyebabkan terjadinyayang pecah akan menyebabkan terjadinya anemia hemolitik. Pada paru- paru akan terjadi kongesti vena pulmonal, anemia hemolitik. Pada paru- paru akan terjadi kongesti vena pulmonal,  perpindahan

 perpindahan cairan cairan sehingga sehingga akan akan mengakibatkan mengakibatkan terjadinya terjadinya edema edema paru. paru. EdemaEdema  paru

 paru akan akan menyebabkan menyebabkan terjadinya terjadinya gangguan gangguan pertukaran pertukaran gas. gas. Pada Pada jantung,jantung, vasokontriksi pembuluh darah akan menyebabkan gangguan kontraktilitas vasokontriksi pembuluh darah akan menyebabkan gangguan kontraktilitas miokard sehingga menyebabkan payah jantung. Pada ginjal, akibat pengaruh miokard sehingga menyebabkan payah jantung. Pada ginjal, akibat pengaruh aldosteron, terjadi peningkatan reabsorpsi natrium dan menyebabkan retensi aldosteron, terjadi peningkatan reabsorpsi natrium dan menyebabkan retensi cairan dan dapat menyebabkan terjadinya edema. Selain itu, vasospasme arteriol cairan dan dapat menyebabkan terjadinya edema. Selain itu, vasospasme arteriol  pada

 pada ginjal ginjal akan akan meyebabkan meyebabkan penurunan penurunan GFR GFR (glomerulus (glomerulus filtration filtration rate) rate) dandan  permeabilitas

 permeabilitas terrhadap protein terrhadap protein akan meningkat. akan meningkat. Penurunan GFR Penurunan GFR tidak diimbangitidak diimbangi dengan peningkatan reabsorpsi oleh tubulus sehingga menyebabkan diuresis dengan peningkatan reabsorpsi oleh tubulus sehingga menyebabkan diuresis menurun sehingga menyebabkan terjadinya oligouria dan anuria. Oligouria atau menurun sehingga menyebabkan terjadinya oligouria dan anuria. Oligouria atau anuria terjadi karena gangguan eliminasi urin. Permeabilit

anuria terjadi karena gangguan eliminasi urin. Permeabilit as terhadap protein yangas terhadap protein yang meningkat akan menyebabkan banyak protein akan lolos dari filtrasi glomerulus meningkat akan menyebabkan banyak protein akan lolos dari filtrasi glomerulus dan menyebabkan proteinuria. Pada mata, akan terjadi spasmus arteriola dan menyebabkan proteinuria. Pada mata, akan terjadi spasmus arteriola selanjutnya menyebabkan edema diskus optikus dan retina. Keadaan ini dapat selanjutnya menyebabkan edema diskus optikus dan retina. Keadaan ini dapat menyebabkan terjadinya diplopia. Pada plasenta penurunan perfusi akan menyebabkan terjadinya diplopia. Pada plasenta penurunan perfusi akan menyebabkan hipoksia/anoksia sebagai pemicu

menyebabkan hipoksia/anoksia sebagai pemicu timbulnya gangguan pertumbuhantimbulnya gangguan pertumbuhan  plasenta

 plasenta sehingga sehingga dapat dapat berakibat berakibat terjadinyaterjadinya  Intra  Intra Uterin Uterin Growth Growth RetardationRetardation risiko gawat janin.

(9)

Hipertensi akan merangsang medula oblongata dan sistem saraf Hipertensi akan merangsang medula oblongata dan sistem saraf  parasimpatis

 parasimpatis akan akan meningkat. meningkat. Peningkatan Peningkatan saraf saraf simpatis simpatis mempengaruhi mempengaruhi traktustraktus gastrointestinal dan ekstrimitas. Pada traktus gastrointestinal dapat menyebabkan gastrointestinal dan ekstrimitas. Pada traktus gastrointestinal dapat menyebabkan terjadinya hipoksia duodenal dan penumpukan ion H menyebabkan HCl terjadinya hipoksia duodenal dan penumpukan ion H menyebabkan HCl meningkat sehingga dapat menyebabkan nyeri epigastrik. Selanjutnya akan terjadi meningkat sehingga dapat menyebabkan nyeri epigastrik. Selanjutnya akan terjadi akumulasi gas yang meningkat, merangsang mual dan t

akumulasi gas yang meningkat, merangsang mual dan timbulnya muntah sehinggaimbulnya muntah sehingga terjadi ketidakseimbangan nutrisi. Pada ektrimitas dapat terjadi metabolisme terjadi ketidakseimbangan nutrisi. Pada ektrimitas dapat terjadi metabolisme anaerob menyebabkan ATP diproduksi dalam jumlah yang sedikit yaitu 2 ATP anaerob menyebabkan ATP diproduksi dalam jumlah yang sedikit yaitu 2 ATP dan pembentukan asam laktat. Terbentuknya asam laktat dan sedikitnya ATP yang dan pembentukan asam laktat. Terbentuknya asam laktat dan sedikitnya ATP yang diproduksi akan menimbulkan keadaan cepat lelah, lemah.

diproduksi akan menimbulkan keadaan cepat lelah, lemah.

2.7. Penatalaksanaan 2.7. Penatalaksanaan a.

a. Perawatan aktifPerawatan aktif

Perawatan aktif yaitu kehamilan segera diakhiri atau diterminasi ditambah Perawatan aktif yaitu kehamilan segera diakhiri atau diterminasi ditambah  pengobatan medisinal.

 pengobatan medisinal.

Sedapat mungkin sebelum perawatan aktif pada setiap penderita dilakukan Sedapat mungkin sebelum perawatan aktif pada setiap penderita dilakukan  pemeriksaan fetal assesment (NST dan USG). Indikasi :

 pemeriksaan fetal assesment (NST dan USG). Indikasi : Ibu

Ibu

 Usia kehamilan 37 minggu atau lebihUsia kehamilan 37 minggu atau lebih 

 Adanya tanda-tanda atau gejala impending eklampsia, kegagalan terapiAdanya tanda-tanda atau gejala impending eklampsia, kegagalan terapi konservatif yaitu setelah 6 jam pengobatan meditasi terjadi kenaikan konservatif yaitu setelah 6 jam pengobatan meditasi terjadi kenaikan desakan darah atau setelah 24 jam perawatan medisinal, ada gejala-gejala desakan darah atau setelah 24 jam perawatan medisinal, ada gejala-gejala tidak ada perbaikan.

tidak ada perbaikan. Janin

Janin 

 Hasil fetal assesment jelekHasil fetal assesment jelek 

 Adanya tanda IUGR (janin terhambat)Adanya tanda IUGR (janin terhambat) Laboratorium

Laboratorium 

 Adanya “HELLP Syndrome” (hemolisis dan peningkatan fungsi hepar,Adanya “HELLP Syndrome” (hemolisis dan peningkatan fungsi hepar, trombositopenia)

(10)

Pengobatan medisinal Pengobatan medisinal

Pengobatan medisinal pasien preeklampsia berat adalah Pengobatan medisinal pasien preeklampsia berat adalah

 Segera masuk rumah sakit.Segera masuk rumah sakit. 

 Tirah baring miring ke satu sisi.Tirah baring miring ke satu sisi. 

 Tanda vital perlu diperiksa setiap 30 menit, refleks patella setiap jam.Tanda vital perlu diperiksa setiap 30 menit, refleks patella setiap jam. 

 Infus dextrose 5% dimana setiap 1 liter diselingi dengan infus RL (60-125Infus dextrose 5% dimana setiap 1 liter diselingi dengan infus RL (60-125 cc/jam) 500 cc.

cc/jam) 500 cc.

 Diet cukup protein, rendah karbohidrat, lemak dan garam.Diet cukup protein, rendah karbohidrat, lemak dan garam. 

 Pemberian obat anti kejang magnesium sulfat (MgSO4).Pemberian obat anti kejang magnesium sulfat (MgSO4).

-- Dosis awal sekitar 4 gr MgSO4) IV (20% dalam 20 cc) selama 1 gr/menitDosis awal sekitar 4 gr MgSO4) IV (20% dalam 20 cc) selama 1 gr/menit kemasan 20% dalam 25 cc larutan MgSO4 (dalam 3-5 menit). Diikuti kemasan 20% dalam 25 cc larutan MgSO4 (dalam 3-5 menit). Diikuti segera 4 gram di pantat kiri dan 4 gr di pantat kanan (40% dalam 10 cc) segera 4 gram di pantat kiri dan 4 gr di pantat kanan (40% dalam 10 cc) dengan jarum no 21 panjang 3,7 cm. Untuk mengurangi nyeri dapat dengan jarum no 21 panjang 3,7 cm. Untuk mengurangi nyeri dapat diberikan xylocain 2% yang tidak mengandung adrenalin pada suntikan diberikan xylocain 2% yang tidak mengandung adrenalin pada suntikan IM.IM. -- Dosis ulang : diberikan 4 gr IM 40% setelah 6 jam pemberian dosis awalDosis ulang : diberikan 4 gr IM 40% setelah 6 jam pemberian dosis awal

lalu dosis ulang diberikan 4 gram IM setiap 6 jam dimana pemberian lalu dosis ulang diberikan 4 gram IM setiap 6 jam dimana pemberian MgSO4 tidak melebihi 2-3 hari.

MgSO4 tidak melebihi 2-3 hari.

Syarat-syarat pemberian MgSO4 Syarat-syarat pemberian MgSO4

-- Tersedia antidotum MgSO4 yaitu calcium gluconas 10% 1 gr (10% dalamTersedia antidotum MgSO4 yaitu calcium gluconas 10% 1 gr (10% dalam 10 cc) diberikan IV dalam 3 menit.

10 cc) diberikan IV dalam 3 menit. -- Refleks patella positif kuat.Refleks patella positif kuat.

-- Frekuensi pernapasan lebih 16 x/menit.Frekuensi pernapasan lebih 16 x/menit.

-- Produksi urin lebih 100 cc dalam 4 jam sebelumnya (0,5 cc/KgBB/jam)Produksi urin lebih 100 cc dalam 4 jam sebelumnya (0,5 cc/KgBB/jam)

MgSO4 dihentikan bila : MgSO4 dihentikan bila :

-- Ada tanda-tanda keracunan yaitu kelemahan otot, refleks fisiologisAda tanda-tanda keracunan yaitu kelemahan otot, refleks fisiologis menurun, fungsi jantung terganggu, depresi SSP, kelumpuhan dan menurun, fungsi jantung terganggu, depresi SSP, kelumpuhan dan selanjutnya dapat menyebabkan kematian karena kelumpuhan otot selanjutnya dapat menyebabkan kematian karena kelumpuhan otot  pernapasan karena

 pernapasan karena ada sada serum 10 erum 10 U maU magnesium pada gnesium pada dosis addosis adekuat adekuat adalahalah 4-7 mEq/liter. Refleks fisiologis menghilang pada kadar 8-10 mEq/liter. 4-7 mEq/liter. Refleks fisiologis menghilang pada kadar 8-10 mEq/liter.

(11)

Kadar 12-15 mEq/liter dapat terjadi kelumpuhan otot pernapasan dan > 15 Kadar 12-15 mEq/liter dapat terjadi kelumpuhan otot pernapasan dan > 15 mEq/liter terjadi kematian jantung.

mEq/liter terjadi kematian jantung.

-- Bila timbul tanda-tanda keracunan MgSO4 :Bila timbul tanda-tanda keracunan MgSO4 : Hentikan pemberian MgSO4

Hentikan pemberian MgSO4

Berikan calcium gluconase 10% 1 gr (10% dalam 10 cc) secara IV dalam Berikan calcium gluconase 10% 1 gr (10% dalam 10 cc) secara IV dalam waktu 3 menit

waktu 3 menit Berikan oksigen. Berikan oksigen.

Deuretikum tidak diberikan kecuali bila ada tanda-tanda edema paru, payah Deuretikum tidak diberikan kecuali bila ada tanda-tanda edema paru, payah  jantung kongestif atau edema anasarka. Diberikan furosemid injeksi 40

 jantung kongestif atau edema anasarka. Diberikan furosemid injeksi 40 mg IM.mg IM. Anti hipertensi diberikan bila :

Anti hipertensi diberikan bila :

-- Desakan darah sistolik > 180 mmHg, diastolik > 110 mmHg atau MAPDesakan darah sistolik > 180 mmHg, diastolik > 110 mmHg atau MAP lebih 125 mmHg. Sasaran pengobatan adalah tekanan diastolik <105 mmHg lebih 125 mmHg. Sasaran pengobatan adalah tekanan diastolik <105 mmHg (bukan < 90 mmHg) karena akan menurunkan perfusi plasenta.

(bukan < 90 mmHg) karena akan menurunkan perfusi plasenta.

-- Dosis antihipertensi sama dengan dosis antihipertensi pada umumnya.Dosis antihipertensi sama dengan dosis antihipertensi pada umumnya.

-- Bila diperlukan penurunan tekanan darah secepatnya dapat diberikan obat-Bila diperlukan penurunan tekanan darah secepatnya dapat diberikan obat-obat antihipertensi parenteral (tetesan kontinyu), catapres injeksi. Dosis obat antihipertensi parenteral (tetesan kontinyu), catapres injeksi. Dosis yang dapat dipakai 5 ampul dalam 500 cc cairan infus atau press disesuaikan yang dapat dipakai 5 ampul dalam 500 cc cairan infus atau press disesuaikan dengan tekanan darah.

dengan tekanan darah.

-- Bila tidak tersedia antihipertensi parenteral dapat diberikan tabletBila tidak tersedia antihipertensi parenteral dapat diberikan tablet antihipertensi secara sublingual diulang selang 1 jam, maksimal 4-5 kali. antihipertensi secara sublingual diulang selang 1 jam, maksimal 4-5 kali. Bersama dengan awal pemberian sublingual maka obat yang sama mulai Bersama dengan awal pemberian sublingual maka obat yang sama mulai diberikan secara oral (s

diberikan secara oral (syakib bakri,1997)yakib bakri,1997)

 b.

 b. Perawatan KonservatifPerawatan Konservatif

Perawatan konservatif yaitu kehamilan tetap dipertahankan ditambah Perawatan konservatif yaitu kehamilan tetap dipertahankan ditambah  pengobatan medisinal.

 pengobatan medisinal. 1.

1. Indikasi : bila kehamilan preterm lebih dari 28 minggu dan kurang 37Indikasi : bila kehamilan preterm lebih dari 28 minggu dan kurang 37 minggu tanpa disertai tanda-tanda impending eklampsia dengan keadaan minggu tanpa disertai tanda-tanda impending eklampsia dengan keadaan  janin baik.

(12)

2.

2. Pengobatan medisinal : sama dengan perawatan medisinal pada pengelolaanPengobatan medisinal : sama dengan perawatan medisinal pada pengelolaan aktif. Hanya loading dose MgSO4 tidak diberikan IV, cukup intramuskular aktif. Hanya loading dose MgSO4 tidak diberikan IV, cukup intramuskular saja dimana gram pada pantat kiri dan 4 gram pada

saja dimana gram pada pantat kiri dan 4 gram pada pantat kanan.pantat kanan.

3.

3. Pengobatan obstetri :Pengobatan obstetri :

-- Selama perawatan konservatif : observasi dan evaluasi sama sepertiSelama perawatan konservatif : observasi dan evaluasi sama seperti  perawatan aktif hanya disini tidak dilakukan terminasi.

 perawatan aktif hanya disini tidak dilakukan terminasi.

-- MgSO4 dihentikan bila ibu sudah mempunyai tanda-tanda preeklampsiaMgSO4 dihentikan bila ibu sudah mempunyai tanda-tanda preeklampsia ringan, selambat-lambatnya dalam 24 jam

ringan, selambat-lambatnya dalam 24 jam

-- Bila setelah 24 jam tidak ada perbaikan maka dianggap pengobatanBila setelah 24 jam tidak ada perbaikan maka dianggap pengobatan medisinal gagal dan harus diterminasi.

medisinal gagal dan harus diterminasi.

-- Bila sebelum 24 jam hendak dilakukan tindakan maka diberi lebih duluBila sebelum 24 jam hendak dilakukan tindakan maka diberi lebih dulu MgSO4 20% 2 gr IV.

MgSO4 20% 2 gr IV.

2.8. Komplikasi 2.8. Komplikasi  Nyeri

 Nyeri epigastrium epigastrium menunjukkan menunjukkan telah telah terjadinya terjadinya kerusakan kerusakan pada pada liver liver dalamdalam  bentuk kemungk

 bentuk kemungkinan :inan :55 a.

a. Perdarahan subkapsularPerdarahan subkapsular  b.

 b. Perdarahan periportal system dan infark liverPerdarahan periportal system dan infark liver c.

c. Edema parenkim liverEdema parenkim liver d.

d. Peningkatan pengeluara enzim liverPeningkatan pengeluara enzim liver

Tekanan darah dapat meningkat sehingga dapat menimbulkan kegagalan dari Tekanan darah dapat meningkat sehingga dapat menimbulkan kegagalan dari kemampuan system otonom aliran darah system saraf pusat dan menimbulkan kemampuan system otonom aliran darah system saraf pusat dan menimbulkan  berbagai bentuk kelainan patologis sebagai berikut:

 berbagai bentuk kelainan patologis sebagai berikut:55

a.

a. Edema otak karena permeabilitas kapiler bertambahEdema otak karena permeabilitas kapiler bertambah  b.

 b. Iskemia yang menimbulkan infark serebralIskemia yang menimbulkan infark serebral c.

c. Edema dan perdarahan menimbulkan nekrosisEdema dan perdarahan menimbulkan nekrosis d.

d. Edema dan perdarahan pada batang otak dan retinaEdema dan perdarahan pada batang otak dan retina e.

e. Dapat terjadi herniasi batang otak yang menekan pusat vital medullaDapat terjadi herniasi batang otak yang menekan pusat vital medulla oblongata

(13)

Komplikasi terberat adalah kematian ibu dan janin. Usaha utama adalah Komplikasi terberat adalah kematian ibu dan janin. Usaha utama adalah melahirkan bayi hidup dari ibu yang menderita preeclampsia dan eklampsia. melahirkan bayi hidup dari ibu yang menderita preeclampsia dan eklampsia. Komplikasi dibawah ini yang biasa terjadi pada preeclampsia berat :

Komplikasi dibawah ini yang biasa terjadi pada preeclampsia berat :

a.

a. Solusio plasentaSolusio plasenta

Komplikasi ini terjadi pada ibu yang menderita hipertensi akut dan lebih Komplikasi ini terjadi pada ibu yang menderita hipertensi akut dan lebih sering terjadi pada preeclampsia.

sering terjadi pada preeclampsia.  b.

 b. HipofibrinogenemiaHipofibrinogenemia

Biasanya terjadi pada preeclampsia berat. Oleh karena itu dianjurkan untuk Biasanya terjadi pada preeclampsia berat. Oleh karena itu dianjurkan untuk  pemeriksaan kadar fibrinogen secara berkala.

 pemeriksaan kadar fibrinogen secara berkala. c.

c. HemolisisHemolisis

Penderita dengan preeclampsia berat kadang-kadang menunjukkan gejala Penderita dengan preeclampsia berat kadang-kadang menunjukkan gejala klinik hemolisis yang dikenal dengan ikterus. Belum diketahui secara pasti klinik hemolisis yang dikenal dengan ikterus. Belum diketahui secara pasti apakah ini merupakan kerusakan sel hati atau destruksi sel darah merah. apakah ini merupakan kerusakan sel hati atau destruksi sel darah merah.  Nekrosis

 Nekrosis periportal periportal hati hati yang yang sering sering ditemukan ditemukan pada pada autopsy autopsy penderitapenderita  preeclampsia dapat menerangkan hal tersebut.

 preeclampsia dapat menerangkan hal tersebut. d.

d. Perdarahan otakPerdarahan otak

Merupakan penyebab utama kematian maternal penderita preeclampsia Merupakan penyebab utama kematian maternal penderita preeclampsia  berat dan eklampsia.

 berat dan eklampsia. e.

e. Kelainan mataKelainan mata

Kehilangan penglihatan sementara, yang berlangsung sampai seminggu. Kehilangan penglihatan sementara, yang berlangsung sampai seminggu. Perdarahan biasanya terjadi pada retina. Hal ini merupakan tanda gawat Perdarahan biasanya terjadi pada retina. Hal ini merupakan tanda gawat akan terjadi apopleksi serebri.

akan terjadi apopleksi serebri. f.

f. Edema paru-paruEdema paru-paru

Paru-paru menunjukkan berbagai tingkat edema dan perubahan karena Paru-paru menunjukkan berbagai tingkat edema dan perubahan karena  bronkopneumonia sebagai akibat aspirasi. Terkadang ditemukan abse

 bronkopneumonia sebagai akibat aspirasi. Terkadang ditemukan abse s paru-s paru- paru.

 paru. g.

g.  Nekrosis hati Nekrosis hati

Hal ini disebabkan adanya vasospasme arteriole. Kerusakan sel-sel hati Hal ini disebabkan adanya vasospasme arteriole. Kerusakan sel-sel hati dapat diketahui dengan pemeriksaan faal hati, terutama penentuan dapat diketahui dengan pemeriksaan faal hati, terutama penentuan enzim-enzimnya.

(14)

h.

h. Sindrom HELLP (Sindrom HELLP (haemolysis, elevated liver enzymes and low platelet haemolysis, elevated liver enzymes and low platelet ))

Merupakan kumpulan gejala klinis berupa gangguan fungsi hati, Merupakan kumpulan gejala klinis berupa gangguan fungsi hati, hepatoselular (peningkatan enzim hati SGOT dan SGPT), gejala subjektif hepatoselular (peningkatan enzim hati SGOT dan SGPT), gejala subjektif  berupa cepat lelah, mual, muntah, nyeri epigastrium, hemolisis terjadi akibat  berupa cepat lelah, mual, muntah, nyeri epigastrium, hemolisis terjadi akibat kerusakan membrane eritrosit oleh radikal bebas asam lemak jenuh dan tak kerusakan membrane eritrosit oleh radikal bebas asam lemak jenuh dan tak  jenuh.

 jenuh. Trombositopenia, Trombositopenia, agregasi agregasi (adhesi (adhesi trombosit trombosit di di dinding dinding vaskular),vaskular), kerusakan tromboksan (vasokonstriktor kuat), lisosom.

kerusakan tromboksan (vasokonstriktor kuat), lisosom. i.

i. Kelainan GinjalKelainan Ginjal

Berupa endotelioasis glomerulus yaitu pembengkakan sitoplasma sel Berupa endotelioasis glomerulus yaitu pembengkakan sitoplasma sel endothelial tubulus ginjal tanpa kelainan struktur lain. Kelainan yang dapat endothelial tubulus ginjal tanpa kelainan struktur lain. Kelainan yang dapat timbul adalah oligouria, anuria sampai gagal ginjal.

(15)

BAB III

BAB III

LAPORAN KASUS

LAPORAN KASUS

3.1. Identitas Pasien 3.1. Identitas Pasien Pasien Pasien  Nama

 Nama : Ny. S: Ny. S Umur

Umur : : 42 42 tahuntahun Pekerjaan

Pekerjaan : : Ibu Ibu Rumah Rumah TanggaTangga Pendidikan

Pendidikan : : SMASMA Agama

Agama : : IslamIslam Alamat

Alamat : : Gang Gang Damai, Damai, BukitBukit MRS

MRS : : 9 9 Januari Januari 2013 2013 pukul pukul 13.35 13.35 WIBWIB

Suami Pasien Suami Pasien  Nama

 Nama : Tn. T: Tn. T Umur

Umur : : 43 43 tahuntahun Pekerjaan

Pekerjaan : : BuruhBuruh Pendidikan

Pendidikan : : SMASMA Agama

Agama : : IslamIslam

3.2. Anamnesis 3.2. Anamnesis

Autoanamnesis dilakukan pada tanggal 9 Januari

Autoanamnesis dilakukan pada tanggal 9 Januari 2013 pukul 22.00 WIB2013 pukul 22.00 WIB 3.2.1. Keluhan Utama

3.2.1. Keluhan Utama

Penderita datang dengan keluhan perut mules mau melahirkan disertai dengan Penderita datang dengan keluhan perut mules mau melahirkan disertai dengan darah tinggi.

darah tinggi.

3.2.2. Riwayat Perjalanan Penyakit 3.2.2. Riwayat Perjalanan Penyakit

Penderita datang ke RSUD Palembang BARI dengan keluhan perut mules-mules Penderita datang ke RSUD Palembang BARI dengan keluhan perut mules-mules ingin melahirkan, mules-mules dirasakan sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit, ingin melahirkan, mules-mules dirasakan sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit, mules dirasakan hilang timbul, dan jarang dirasakan. Penderita mengaku hamil mules dirasakan hilang timbul, dan jarang dirasakan. Penderita mengaku hamil cukup bulan, hamil anak ke empat, penderita pernah mengalami keguguran saat cukup bulan, hamil anak ke empat, penderita pernah mengalami keguguran saat

(16)

mengalami darah tinggi. Riwayat keluar air-air dari kemaluan tidak ada, keluar mengalami darah tinggi. Riwayat keluar air-air dari kemaluan tidak ada, keluar darah lendir tidak ada, mual tidak ada, muntah tidak ada, nyeri ulu hati tidak ada, darah lendir tidak ada, mual tidak ada, muntah tidak ada, nyeri ulu hati tidak ada, nyeri kepala hebat tidak ada, gangguan penglihatan tidak ada. Gerakan anak masih nyeri kepala hebat tidak ada, gangguan penglihatan tidak ada. Gerakan anak masih dirasakan sampai sekarang.

dirasakan sampai sekarang.

3.2.3. Riwayat Menstruasi 3.2.3. Riwayat Menstruasi Usia Menarche : 12 tahun Usia Menarche : 12 tahun Siklus

Siklus Haid Haid : : 28 28 harihari Lama

Lama Haid Haid : 6-7 : 6-7 hari, hari, 2-3 2-3 kali kali ganti ganti pembalut/haripembalut/hari HPHT HPHT : : 20 20 April April 20122012 TP TP : : 27 27 Januari Januari 20132013 3.2.4. Riwayat Perkawinan 3.2.4. Riwayat Perkawinan Lama Menikah : 10 tahun Lama Menikah : 10 tahun Usia

Usia Menikah Menikah : : 32 32 tahuntahun

3.2.5. Riwayat Kontrasepsi 3.2.5. Riwayat Kontrasepsi

Penderita mengaku memakai KB suntik setiap setelah melahirkan 3 bulan sekali. Penderita mengaku memakai KB suntik setiap setelah melahirkan 3 bulan sekali.

3.2.6. Riwayat ANC 3.2.6. Riwayat ANC

Selama kehamilan penderita melakukan ANC tiap bulan dan pernah melakukan Selama kehamilan penderita melakukan ANC tiap bulan dan pernah melakukan  pemeriksaan

 pemeriksaan USG dan USG dan hasilnya baihasilnya baik. Pk. Penderita enderita tidak tidak pernah pernah mengikuti imunisasimengikuti imunisasi TT karena penderita tidak tahu.

TT karena penderita tidak tahu.

3.2.7. Riwayat Persalinan 3.2.7. Riwayat Persalinan

1.

1. Usia 33 tahun, Laki-laki, cukup bulan, BBL : 3000 gr, PB : 51 cm, lahirUsia 33 tahun, Laki-laki, cukup bulan, BBL : 3000 gr, PB : 51 cm, lahir spontan ditolong bidan

spontan ditolong bidan 2.

2. Usia 38 tahun, keguguranUsia 38 tahun, keguguran 3.

3. Usia 39 tahun, keguguranUsia 39 tahun, keguguran 4.

(17)

3.2.8. Riwayat Penyakit Dahulu 3.2.8. Riwayat Penyakit Dahulu

Penderita tidak menderita asma, penyakit jantung, kencing manis, penyakit paru, Penderita tidak menderita asma, penyakit jantung, kencing manis, penyakit paru, alergi obat dan makanan, kejang-kejang saat hamil. Penderita mengalami darah alergi obat dan makanan, kejang-kejang saat hamil. Penderita mengalami darah tinggi saat hamil kedua.

tinggi saat hamil kedua.

3.2.9. Riwayat Penyakit Keluarga 3.2.9. Riwayat Penyakit Keluarga

Tidak ada riwayat penyakit keluarga darah tinggi, kencing manis, penyakit Tidak ada riwayat penyakit keluarga darah tinggi, kencing manis, penyakit  jantung, kejang-kejang, asma dan alergi obat d

 jantung, kejang-kejang, asma dan alergi obat dan makanan.an makanan.

3.3. Pemeriksaan Fisik (9 Januari 2013 pukul 22.00 WIB) 3.3. Pemeriksaan Fisik (9 Januari 2013 pukul 22.00 WIB)

a.

a. Keadaan Umum : tampak sakit sedangKeadaan Umum : tampak sakit sedang Kesadaran

Kesadaran : : compos compos mentismentis Tinggi

Tinggi Badan Badan : : 154 154 cmcm Berat

Berat Badan Badan : : 59 59 kgkg Tekanan

Tekanan Darah Darah : : 170/100170/100  Nadi

 Nadi : 84 x/menit: 84 x/menit Pernapasan

Pernapasan : : 22 22 x/menitx/menit Suhu

Suhu : : 36,7 36,7 celciuscelcius  b.

 b. MataMata

Conjungtiva palpebra anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), edema periorbital Conjungtiva palpebra anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), edema periorbital (+/+)

(+/+) c.

c. LeherLeher

Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening, tidak ada pembesaran Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid

kelenjar tiroid d.

d. THTTHT

Mukosa bibir kering (-), mukosa bibir sianosis (-), pembesaran tonsil (-), Mukosa bibir kering (-), mukosa bibir sianosis (-), pembesaran tonsil (-), faring hiperemis (-)

faring hiperemis (-) e.

e. Thorax :Thorax :

Simetris, retraksi dinding dada (-) Simetris, retraksi dinding dada (-)

Mammae : simetris, membesar, puting menonjol, hiperpigmentasi (+/+) Mammae : simetris, membesar, puting menonjol, hiperpigmentasi (+/+)

 CorCor Inspeksi

(18)

Palpasi

Palpasi : : iktus iktus cordis cordis teraba teraba di di ICS ICS 5 5 linea linea midclaviculamidclavicula Perkusi

Perkusi : : batas batas jantung jantung jelasjelas Auskultasi

Auskultasi : bunyi : bunyi jantung jantung I/II I/II (+) (+) normal, normal, regular, regular, murmur murmur (-),(-), gallop (-)

gallop (-) 

 PulmoPulmo Inspeksi

Inspeksi : : simetris, simetris, barrel barrel chest chest (-)(-) Palpasi

Palpasi : : stem stem fremitus fremitus simetrissimetris Perkusi

Perkusi : : sonor sonor (+/+)(+/+) Auskultasi

Auskultasi : vesicular : vesicular (+/+), (+/+), wheezing wheezing (-), (-), ronchi ronchi (-)(-) f.

f. AbdomenAbdomen Inspeksi

Inspeksi : : cembung cembung membesar, membesar, striae striae gravidarum gravidarum (+), (+), caput caput medusamedusa (-), skar operasi (-)

(-), skar operasi (-) Auskultasi

Auskultasi : : bising bising usus usus normalnormal Perkusi

Perkusi : : tymphani tymphani pada pada bawah bawah prosessus prosessus xiphoideus, xiphoideus, redup redup padapada uterus

uterus Palpasi

Palpasi : : hepar hepar dan dan lien lien sukar sukar dinilaidinilai g.

g. Genitalia Genitalia : : Lendir Lendir darah darah (-), (-), air air ketuban ketuban tidak tidak merembesmerembes h.

h. Ekstremitas Ekstremitas : : edema edema pretibia pretibia (-/-), (-/-), reflek reflek patella patella (+/+) (+/+) normalnormal

3.4. Status Obstetri 3.4. Status Obstetri

 Palpasi (pemeriksaan luar)Palpasi (pemeriksaan luar) Tinggi

Tinggi Fundus Fundus Uteri Uteri : 3 : 3 jari di jari di bawah pbawah processus xyphrocessus xyphoideus (36 oideus (36 cm)cm) Letak

Letak Janin Janin : : memanjang memanjang dengan dengan punggung punggung di di kanan, kanan, bagianbagian terbawah adalah kepala, belum

terbawah adalah kepala, belum masuk PAP, penurunan 5/5masuk PAP, penurunan 5/5 Denyut Jantung

Denyut Jantung Janin Janin : 149 : 149 x/menit regularx/menit regular His

His : : his his 1 1 x/10 x/10 menit, menit, lama lama <10 <10 detikdetik Taksiran

Taksiran Berat Berat Janin Janin : : 3410 3410 grgr 

 Pemeriksaan Dalam (Vaginal toucher)Pemeriksaan Dalam (Vaginal toucher) Vulva/vagina

Vulva/vagina : : tidak tidak ada ada kelainankelainan Portio

Portio : : kuncup, kuncup, tebal, tebal, lunaklunak Pembukaan

(19)

3.5. Pemeriksaan Penunjang 3.5. Pemeriksaan Penunjang

Hasil pemeriksaan laboratorium pada tanggal 10 januari 2013 Hasil pemeriksaan laboratorium pada tanggal 10 januari 2013

1.

1. Hb Hb : : 7,0 7,0 gr/dlgr/dl 2.

2. Leukosit Leukosit : : 11.500/ul11.500/ul 3.

3. Trombosit Trombosit : : 299.000/ul299.000/ul 4.

4. Diff Diff Count Count : : 0/0/2/76/20/20/0/2/76/20/2 5.

5. Hematokrit Hematokrit : : 24%24% 6.

6. Glukosa Glukosa sewaktu sewaktu : : 42 42 mg/dlmg/dl 7.

7. SGOT SGOT : : 22 22 u/iu/i 8.

8. SGPT SGPT : : 22 22 u/iu/i 9.

9. Urin Urin : : belum belum ada ada hasilhasil

Pemeriksaan USG : Pemeriksaan USG :

 Usia kehamilan 34-35 mingguUsia kehamilan 34-35 minggu 

 Letak janin normal, kepala berada dibawahLetak janin normal, kepala berada dibawah 

 Tidak ada kelainan letak placentaTidak ada kelainan letak placenta 

 Cairan ketuban cukupCairan ketuban cukup 

 Denyut jantung janin (+) baikDenyut jantung janin (+) baik

3.6. Diagnosis Kerja 3.6. Diagnosis Kerja

G4P1A2 hamil 34-35 minggu dengan preeklampsia berat, belum inpartu, janin G4P1A2 hamil 34-35 minggu dengan preeklampsia berat, belum inpartu, janin tunggal hidup presentasi kepala

tunggal hidup presentasi kepala

3.7.

3.7. PenatalaksPenatalaksanaananaan - IVFD RL gtt xx/menit - IVFD RL gtt xx/menit

- MgSO4 40% 20 cc bokong kanan bokong kiri (satu

- MgSO4 40% 20 cc bokong kanan bokong kiri (satu kali pemberian)kali pemberian) - MgSO4 4g/10 cc per-6 jam intramuscular

- MgSO4 4g/10 cc per-6 jam intramuscular - cefotaxime 2x1 gr intravena

- cefotaxime 2x1 gr intravena - nifedipine 3x10 mg tab - nifedipine 3x10 mg tab

(20)

- observasi keadaan umum dan tanda vital ibu - observasi keadaan umum dan tanda vital ibu - observasi DJJ

- observasi DJJ

- bedrest (miring ke satu sisi yaitu sisi kiri) - bedrest (miring ke satu sisi yaitu sisi kiri) - kateter menetap - kateter menetap 3.8. Follow Up 3.8. Follow Up 10 Januari 2013 10 Januari 2013

S/ pusing (+), sembab di mata S/ pusing (+), sembab di mata

O/ keadaan umum : tampak sakit ringan O/ keadaan umum : tampak sakit ringan Sens : compos mentis

Sens : compos mentis TD : 130/90 mmhg TD : 130/90 mmhg  Nadi : 82 x/m  Nadi : 82 x/m Pernapasan : 22 x/m Pernapasan : 22 x/m Suhu : 36,7 celcius Suhu : 36,7 celcius Status Obstetri Status Obstetri Pemeriksaan Luar Pemeriksaan Luar Tinggi

Tinggi Fundus Fundus Uteri Uteri : 3 : 3 jari di jari di bawah bawah processus xypprocessus xyphoideus (3hoideus (36 cm)6 cm) Letak

Letak Janin Janin : : memanjang memanjang dengan dengan punggung punggung di di kanan, kanan, bagian bagian terbawahterbawah adalah kepala, belum masuk PAP,

adalah kepala, belum masuk PAP, penurunan 5/5penurunan 5/5 Denyut Jantung

Denyut Jantung Janin Janin : 142 : 142 x/menit regularx/menit regular His

His : : (-)(-) PD : tidak dilakukan

PD : tidak dilakukan

A : G4P1A0 hamil 34-35 minggu dengan preeclampsia berat, belum inpartu, janin A : G4P1A0 hamil 34-35 minggu dengan preeclampsia berat, belum inpartu, janin tunggal hidup presentasi kepala

tunggal hidup presentasi kepala P

P : : - observasi - observasi KU KU dan dan Tanda Tanda Vital Vital IbuIbu -- Observasi DJJObservasi DJJ

-- Miring ke satu sisi (kiri)Miring ke satu sisi (kiri) -- IVFD RL gtt xx/mIVFD RL gtt xx/m

-- Cefotaxime 2x1 gr intravenaCefotaxime 2x1 gr intravena --  Nifedipine 3x10 mg tab Nifedipine 3x10 mg tab

(21)

BAB IV

BAB IV

ANALISA KASUS

ANALISA KASUS

Dari hasil anamnesis pasien G4P1A2 hamil 34-35 minggu, datang ke Dari hasil anamnesis pasien G4P1A2 hamil 34-35 minggu, datang ke rumah sakit dengan keluhan mules-mules mau melahirkan dengan darah tinggi. rumah sakit dengan keluhan mules-mules mau melahirkan dengan darah tinggi. Mules dirasakan sejak dua hari sebelum masuk rumah sakit, mules dirasakan Mules dirasakan sejak dua hari sebelum masuk rumah sakit, mules dirasakan hilang timbul, dan jarang dirasakan. Berdasarkan gejala yang terjadi pada hilang timbul, dan jarang dirasakan. Berdasarkan gejala yang terjadi pada  penderita

 penderita kemungkinan kemungkinan penderita penderita mengalami mengalami pre-eklampsia, pre-eklampsia, hal hal ini ini ditunjukkanditunjukkan oleh usia kehamilan lebih dari 20 minggu dengan darah tinggi. Menurut teori oleh usia kehamilan lebih dari 20 minggu dengan darah tinggi. Menurut teori  preeklampsia

 preeklampsia adalah adalah timbulnya timbulnya hipertensi hipertensi disertai disertai proteinuria proteinuria dan dan atau atau edemaedema akibat kehamilan, setelah umur kehamilan 20 minggu atau segera setelah akibat kehamilan, setelah umur kehamilan 20 minggu atau segera setelah  persalinan.

 persalinan.

Dari hasil pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang (laboratorium Dari hasil pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang (laboratorium darah rutin dan urine lengkap + usg) didapatkan tekanan darah 170/100 mmHg, darah rutin dan urine lengkap + usg) didapatkan tekanan darah 170/100 mmHg, nadi 84 x/menit, edema periorbital (+/+) penderita di diagnosis dengan nadi 84 x/menit, edema periorbital (+/+) penderita di diagnosis dengan  preeclampsia

 preeclampsia berat. berat. Berdasarkan Berdasarkan teori teori untuk untuk menegakkan menegakkan diagnosis diagnosis preeclampsiapreeclampsia  berat

 berat didapatkan didapatkan dua dua dari dari trias trias gejala, gejala, yaitu yaitu berat berat badan badan berlebihan, berlebihan, hipertensi,hipertensi,  proteinuria dan

 proteinuria dan atau edema. atau edema. Penambahan berat Penambahan berat badan yang badan yang berlebihan bila berlebihan bila terjaditerjadi kenaikan 1 kg dalam seminggu. Edema terlihat sebagai peningkatan berat badan, kenaikan 1 kg dalam seminggu. Edema terlihat sebagai peningkatan berat badan,  pembengkakan kaki, jari

 pembengkakan kaki, jari tangan, dan tangan, dan muka. Tekanan muka. Tekanan darah sistolik darah sistolik lebih dari lebih dari 160160 mmHg dan diastolic lebih dari 110 mmHg. Proteinuria + 5g/24 jam atau kualitatif mmHg dan diastolic lebih dari 110 mmHg. Proteinuria + 5g/24 jam atau kualitatif 4+ (++++). Pada pasien ini tidak dilakukan pemeriksaan urine lengkap sehingga 4+ (++++). Pada pasien ini tidak dilakukan pemeriksaan urine lengkap sehingga tidak tahu apakah ada proteinuria atau tidak, inilah kelemahan dalam laporan tidak tahu apakah ada proteinuria atau tidak, inilah kelemahan dalam laporan kasus ini untuk mendiagnosis adanya preeclampsia berat. Tetapi dalam penjelasan kasus ini untuk mendiagnosis adanya preeclampsia berat. Tetapi dalam penjelasan diatas jika ditemukan dua tanda dari trias gejala kita dapat mendiagnosis hal ini diatas jika ditemukan dua tanda dari trias gejala kita dapat mendiagnosis hal ini sebagai suatu preeclampsia, pada pasien ini ditemukan adanya hipertensi dan sebagai suatu preeclampsia, pada pasien ini ditemukan adanya hipertensi dan edema periorbital, sehingga dapat ditegakkan diagnosis preeklampsia berat.

edema periorbital, sehingga dapat ditegakkan diagnosis preeklampsia berat.

Pada kasus ini dilakukan penatalaksanaan konservatif, dikarenakan Pada kasus ini dilakukan penatalaksanaan konservatif, dikarenakan kehamilan kurang dari 37 minggu, keadaan janin baik, dan tidak ada tanda kehamilan kurang dari 37 minggu, keadaan janin baik, dan tidak ada tanda impending eklampsia. Pada pasien ini saat awal diberikan MgSO4 40% 20 cc impending eklampsia. Pada pasien ini saat awal diberikan MgSO4 40% 20 cc  bokong

 bokong kanan kanan dan dan bokong bokong kiri kiri dalam dalam satu satu kali kali pemberian, pemberian, setelah setelah itu itu MgSO4MgSO4 4g/10 cc per 6 jam intramuscular, cefotaxime 2x1 gr intravena, nifedipine 3x10 4g/10 cc per 6 jam intramuscular, cefotaxime 2x1 gr intravena, nifedipine 3x10

(22)

mg tab, observasi keadaan umum dan tanda vital ibu, observasi denyut jantung mg tab, observasi keadaan umum dan tanda vital ibu, observasi denyut jantung  janin,

 janin, bedrest bedrest dengan dengan miring miring ke ke satu satu sisi sisi yaitu yaitu sisi sisi kiri, kiri, dan dan dipasang dipasang kateterkateter menetap. Hal ini telah sesuai dengan yang ada di dalam teori bahwa pada pasien menetap. Hal ini telah sesuai dengan yang ada di dalam teori bahwa pada pasien tersebut dilakukan perawatan konservatif. Pada pasien ini tidak dilakukan tersebut dilakukan perawatan konservatif. Pada pasien ini tidak dilakukan  pengakhiran

 pengakhiran kehamilan kehamilan karena karena penderita penderita mengalami mengalami perbaikan perbaikan setelah setelah dilakukandilakukan  perawatan

 perawatan konservatif konservatif selama selama kurang kurang lebih lebih 24 24 jam, jam, dan dan hasil hasil USG USG menunjukkanmenunjukkan tidak ada tanda-tanda gawat janin, sehingga penderita dipulangkan pada tanggal tidak ada tanda-tanda gawat janin, sehingga penderita dipulangkan pada tanggal 10 Januari 2013 pukul 12.00 WIB.

(23)

BAB V

BAB V

KESIMPULAN

KESIMPULAN

1.

1. Penegakkan diagnosis preeclampsia berat pada kasus ini ditegakkanPenegakkan diagnosis preeclampsia berat pada kasus ini ditegakkan  berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang

 berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang 2.

2. Penatalaksanaan yang dilakukan pada kasus ini Penatalaksanaan yang dilakukan pada kasus ini sudah tepat karena pada kasussudah tepat karena pada kasus ini dilakukan perawatan konservatif sesuai dengan teori untuk keselamatan ini dilakukan perawatan konservatif sesuai dengan teori untuk keselamatan ibu dan bayi.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menemukan ada hubungan positif yang berarti antara komunikasi interpersonal dan motivasi belajar dengan prestasi belajar penelitian pengajaran

Berdasarkan data penelitian yang diperoleh dari penyebaran kuesioner maka diperoleh data tentang pendidikan pengguna indihome Kota Palembang yang menjadi respon

Dengan menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif.penelitian ini mengungkapkan bahwa program pemberdayaan petani yang dilakukan oleh Pertanian Sehat

Lampiran 61 .Perhitungan fase dan waktu sinyal hari Sabtu siang MANUAL KAPASITAS JALAN INDONESIA Formulir SIG-IV SIMPANG BERSINYAL Formulir SIG-IV : PENENTUAN WAKTU SINYAL DAN

Pada pendirian pabrik Bioetanol dari molase ini dipilih dengan Proses Fermentasi dari Bahan Baku Gula karena pertimbangan bahan baku yang digunakan sorgum sesuai dengan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebanyak 10% siswa untuk topik Gaya Gesekan dan 30% siswa untuk topik Gaya Sentripetal mengalami penurunan pemahaman konsep

ANOVA atau Analisis Varian merupakan uji koefisien regresi secara bersama- sama (Uji F) untuk menguji signifikansi pengaruh beberapa variabel dependen. Dalam hal

Hipotesis nol (H0) yang berbunyi tidak ada hubungan antara self efficacy dengan subjective well being pada lansia yang memilih tinggal di rumahnya sendiri