• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbandingan Angka Kejadian Kardiovaskular Mayor Pada Penderita Infark Miokard Akut Elevasi Segmen ST Anterior Dengan Dan Tanpa Depresi Segmen ST Inferior Di Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan Chapter III VI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perbandingan Angka Kejadian Kardiovaskular Mayor Pada Penderita Infark Miokard Akut Elevasi Segmen ST Anterior Dengan Dan Tanpa Depresi Segmen ST Inferior Di Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan Chapter III VI"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan studi retrospektif yang membandingkan gambaran kejadian kardiovaskular mayor diantara penderita IMA EST anterior dengan DSST inferior dengan penderita IMA EST anterior tanpa DSST inferiordi RS. H. Adam Malik(RS HAM) Medan.

3.2. Tempat dan Waktu

Penelitian dilakukan di RSHAM Medan dengan mengambil data sekunder dari rekam medis pasien mulai bulan Januari 2014 sampai Desember 2015.

3.3. Populasi dan Sampel

Populasi target penelitian adalah penderita IMA EST anterior. Populasi terjangkau adalah penderita IMA STE anterior dengan DSST inferior dan tanpa DSST inferior yang dirawat di CVCU RSHAM Medan pada bulan Januari 2014 sampai Desember 2015. Sampel adalah populasi terjangkau yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.

3.4. Besar Sampel

Besar sampel dihitung menggunakan rumus besar sampel untuk uji hipotesis terhadap 2 proporsi independen, (Mukhtar, 2011) yaitu:

n

1=

n

2 =Zα 2 +Zß P1Q1 + P2Q22

P1 − P2

n1= jumlah subyek yang masuk dalam kelompok I (IMA EST anterior dengan

(2)

n2= jumlah subyek yang masuk dalam kelompok II (IMA EST anterior tanpa

DSST inferior)

α = kesalahan tipe I = 5 %  tingkat kepercayaan 95%

Zα = nilai baku normal 1,96

β = kesalahan tipe II = 20 % power (kekuatan penelitian) 80%

Zβ = 0,842

P1 = proporsi angka KKvM untuk kelompok I , 2 X P2

P2 = proporsi angka KKvM untuk kelompok II

P = P1+P2 2

Q = 1− P Q1 = 1− P1

Q2 = 1− P2

Dengan menggunakan rumus tersebut diatas, maka didapat jumlah sampel minimal untuk penelitian adalah 26 orang.

3.5. Kriteria Inklusi dan Eksklusi 3.5.1. Kriteria Inklusi

1. Penderita IMA EST anterior dengan DSST inferior dan IMA EST anterior tanpa DSST inferior

2. Rentang usia 30-75 tahun

3. Telah dilakukan tindakan angiografi koroner

3.5.2. Kriteria Eksklusi

1. Penderita dengan ada riwayat infark sebelumnya pada gambran EKG. 2. Penderita dengan gambaran EKG menunjukkan hipertrofi ventrikel kiri

dan bundle branch block

3. Penderita dengan penyakit valvular dan miokard primer

4. Penderita dengan riwayat penggunaan terapi digoxin sebelumnya. 5. Penderita dengan irama pacu jantung

(3)

3.6 Etika Penelitian

Penelitian ini akan meminta persetujuan dari komite etik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

3.7. Cara Kerja dan Alur Penelitian

Peneliti melakukan pengumpulan sampel berdasarkan rekam medis di RSHAM Medan. Penderita IMAEST anterior yang dilakukan tindakan angiografi koroner diikutsertakan sebagai subjek penelitian. Seluruh data dasar: anamnesis, pemeriksaan fisik, EKG, laboratorium dan angiografi koroner dicatat secara lengkap.

(4)

Gambar 3.1 Diagram Alur Penelitian

3.8. Identifikasi Variabel

Variabel bebas Skala

DSST inferior kategorik

Variabel tergantung Skala Cardiac death kategorik

Syok kategorik

Aritmia kategorik

Gagal jantung kategorik

Memeriksa dan mencatat anamnesis, pemeriksaan fisik, EKG, foto thoraks, pemeriksaan

laboratorium dan angiografi koroner Rekam Medis pasien dengan IMAEST anterior

di RSHAM

Kriteria inklusi Kriteria

eksklusi

Pengukuran segmen ST pada EKG

DSST inferior (+) DSST inferior (-)

Kejadian Klinis Kardiovaskular Mayor (KKvM) selama perawatan :

- Cardiac death

- Syok kardiogenik

- Aritmia

(5)

3.9. DefinisiOperasional

1. Diagnosis IMA EST ditegakkan apabila memenuhi kriteria berikut : adanya nyeri dada khas infark (durasi nyeri lebih dari 20 menit, tidak respon sepenuhnya dengan pemberian nitrat, nyeri dapat menjalar ke leher, rahang bawah atau lengan kiri, dapat disertai dengan gejala aktivasi sistem syaraf otonom seperti mual, muntah serta keringat dingin), dijumpai elevasi segmen ST yang persisten (lebih dari 2mm pada lead V2-V3 atau lebih dari 1 mm pada lead lainnya), atau adanya left bundle branch block (LBBB) yang baru atau yang dianggap baru, peningkatan marker (enzim jantung) serial akibat nekrosis miokard (CKMB dan troponin) (Van de Werf 2012).

2. IMA EST anterior ditegakkan jika dijumpai elevasi segmen ST lebih dari atau sama dengan 2 mm pada dua lead yang berpasangan diantara V1-V3 (Wong 2006).

3. DSST inferior pergeseran ke bawah yang landai (downsloping) atau horizontal ≥ 0,1 mV dalam setidaknya dua lead inferior (II, III dan aVF). 4. Kejadian klinis kardiovaskular mayor (KKvm) didefinisikan sebagai

timbulnya salah satu atau lebih dari komplikasi kardiovaskular diantaranya kejadian cardiac death, syok, aritmia dan gagal jantung.

5. Cardiac death adalah segala penyebab kematian kardiovaskular selama perawatan di rumah sakit yang dapat disebabkan oleh aritmia maligna, syok kardiogenik, edem paru akut yang semuanya berujung pada kematian.

6. Syok kardiogenik adalah hipoperfusi oleh karena gagal jantung dengan parameter hemodinamik hipotensi dengan tekanan darah sistolik < 80 mmHg atau mean arterial pressure < 30 mmHg, cardiac index < 1.8 L/menit/m2, danleft ventricle end diiastolic pressure > 18 mmHg (Reynolds, 2008).

(6)

8. Gagal jantung didefinisikan sesuai kriteria Framingham (McKee dkk, 1971).

3.10. Pengolahan dan Analisis Data

Data hasil penelitian akan dianalisa secara statistik dengan bantuan program komputer untuk perhitungan statistic statistical product and service solution (SPSS). Variabel kategorik dipresentasikan dengan jumlah atau frekwensi (n) dan presentase (%). Variabel numerik dipresentasikan dengan nilai mean (rata-rata) dengan standar deviasi untuk data yang berdistribusi normal,

sedangkan data numerik yang tidak berdistribusi normal menggunakan median (nilai tengah) dengan nilai minimum dan maksimum. Uji Chi Square digunakan untuk menilai apakah ada perbedaan angka kejadian KKvM antara kedua kelompok subjek penelitian (Mukhtar dkk, 2011).

3.11. Perkiraan Biaya

Pengadaan alat tulis dan fotokopi Rp. 1.500.000,- Pengumpulan dan pengolahan data Rp. 1.500.000,-

Biaya tidak terduga Rp. 1.000.000,-

(7)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di Departemen Kardiologi dan Kedokteran Vaskular RSUP H.Adam Malik dan diikuti oleh sebanyak 54 orang pasien yang didiagnosa dengan IMAEST anterior dan telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi sehingga dapat diikutkan dalam penelitian.

4.1. Karakteristik Subjek Penelitian

Dari 54 orang subjek dalam penelitian ini, subjek berjenis kelamin laki-laki dengan dijumpai DSST inferior pada EKG sebanyak 18 orang dan tanpa DSST inferior sebanyak 31 orang, sementara yang berjenis kelamin perempuan dengan DSST inferior adalah sebanyak 2 orang dan tanpa DSST inferior 3 orang. Usia rata-rata subjek penelitian ini adalah 54 tahun dengan DSST inferior dan 55 tahun tanpa DSST inferior.

Faktor risiko penyakit jantung koroner paling banyak dijumpai adalah merokok, yaitu sebanyak 15 orang pada kelompok dengan DSST inferior dan 26 orang pada kelompok tanpa DSST inferior. Sementara diabetes dijumpai 3 orang pada kelompok dengan DSST inferior dan 10 pada kelompok tanpa DSST inferior.Hipertensi dijumpai sebanyak 7 orang pada kelompok dengan DSST inferior dan 16 orang pada kelompok tanpa DSST inferior. Dan dislipidemia dijumpai 4 orang pada kelompok dengan DSST inferior dan 13 orang pada kelompok tanpa DSST inferior.

Subjek dengan DSST inferior yang masuk ke RSHAM dengan tekanan darah yang sistolik (TDS) sekitar 115 mmHg dan tekanan darah diastolik (TDD) 80 mmHg, sedangkan subjek tanpa DSST inferior dengan TDS sekitar 122 mmHg dan TDD 80 mmHg.

(8)

Subjek yang datang dengan onset IMA sekitar 18 jam pada kelompok dengan DSST inferior positif dan sekitar 21 jam pada kelompok tanpa DSST inferior.

Subjek yang datang dengan rerata klasifikasi TIMI 4 pada kelompok subjek dengan DSST inferior dan rerata juga 4 pada subjek tanpa DSST inferior.

Subjek dengan DSST inferior pada hasil pemeriksaan angiografi dijumpai one vessel disease sebanyak 3 orang, multi vessel disease sebanyak 17 orang. Sedangkan subjek tanpa DSST inferior dijumpai one vessel disease sebanyak 9 orang dan multi vessel disease sebanyak 25 orang.

Pemeriksaan angiografi koroner dengan dijumpai keterlibatan RCA terdapat 16 orang pada kelompok subjek dengan DSST inferior dan 14 orang pada kelompok tanpa DSST inferior. Kondisi ini secara signifikan bermakna dengan nilai P = 0,006.

Keterlibatan arteri Left Circumflex (LCX) pada pemeriksaan angiografi koroner tidak dijumpai perbedaan yang bermakna pada kedua kelompok, dimana dijumpai 6 orang pada kelompok dengan DSST inferior dan 17 orang pada kelompok tanpa DSST inferior.

Karakteristik subjek penelitian ditampilkan dalam tabel 4.1 berikut ini.

Tabel 4.1. Karakteristik Subjek Penelitian

(9)

Ya

(10)

Tabel 4.2 Perbandingan Kejadian KKvM Selama Perawatan di Rumah Sakit

4.3 Hubungan Antara DSST Inferior dengan Kejadian Cardiac Death Selama Perawatan di Rumah Sakit

Kejadian cardiac death selama perawatan di rumah sakit dijumpai sebanyak 3 orang (50%) dan pada masing–masing kelompok .

Tabel 4.3 Perbandingan Kejadian cardiac death Selama Perawatan di Rumah Sakit antara kedua kelompok

Cardiac Death (+) Cardiac Death (-) P value OR 95% IK Perawatan di Rumah Sakit

Kejadian syok selama perawatan di rumah sakit pada kelompok DSST inferior dijumpai sebanyak 2 orang (40%), sementara pada kelompok yang tanpa DSST inferior dijumpai 3 orang (60%).

(11)

4.5. Hubungan Antar DSST Inferior dengan Kejadian Aritmia Selama Perawatan di Rumah Sakit

Kejadian aritmia selama perawatan di rumah sakit pada kelompok DSST inferior terdapat 4 orang (80%), sementara pada kelompok yang tanpa DSST inferior hanya1 orang (20%). Dijumpai hubungan yang signifikan antara DSST inferior dengan kejadian aritmia selama perawatan di rumah sakit dengan nilai P = 0,03.

Tabel 4.5Perbandingan Kejadian Aritmia Selama Perawatan di Rumah Sakit antara Kedua Kelompok Subjek

Aritmia (+) Aritmia (-) P value OR 95% IK DSST Inferior (+)

DSST Inferior (-)

4 (80) 1 (20)

16 (32,7) 33 (67,3)

0.03 8,25 0,85-79,95

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pasien IMAEST anterior dengan DSST inferior mempunyai resiko akan terkena aritmia di rumah sakit sebesar 8,25 lebih besar bila dibandingkan dengan pasien tanpa DSST inferior (OR : 8,25, 95% KI : 0,85-79,95).

(12)

Gambar 4.1 Diagram Batang Perbedaan Kejadian Aritmia di Rumah Sakit antara Kedua Kelompok Subjek

4.6. Hubungan Antara DSST Inferior dengan Kejadian Gagal Jantung Selama Perawatan di Rumah Sakit

Kejadian gagal jantung selama perawatan di rumah sakit pada kelompok DSST inferior sebanyak 9 orang (27,2%), sementara pada kelompok yang tanpa DSST inferior dijumpai sebanyak 24 orang (72,8%).

Tabel 4.6Perbandingan Kejadian Gagal Jantung Selama Perawatan di Rumah Sakit antara Kedua Kelompok Subjek

Gagal jantung (+) Gagal jantung (-) P value OR 95% IK DSST Inferior (+)

DSST Inferior (-)

9 (27,2) 24 (72,8)

11 (52,3) 10 (47,7)

0.063 - -

0 5 10 15 20 25 30 35

aritmia di rumah sakit

(+)

aritmia di rumah sakit

(-)

(13)

BAB V PEMBAHASAN

Penelitian ini merupakan studi retrospektif yang menganalisa hubungan gambaran EKG DSST inferior pada IMAEST anterior terhadap KKvM selama perawatan di RSHAM Medan. Sampel diambil dari data sekunder rekam medis pasien secara retrospektif periode Januari 2014 sampai dengan Desember 2015. Pada penelitian ini terdapat sampel berjumlah 54 orang yang didiagnosa dengan IMAEST anterior dan telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.

Gambaran DSST inferior pada EKG pasien dengan IMAESTanterior mengidentifikasi subset dari pasien dengan komplikasi selama perawatan di rumah sakit dan frekuensi multivessel yang lebih sering (Haraphongse M, 1984).

Penelitian yang dilakukan Willems dkk pada tahun 1990 menemukan bahwa DSST yang dijumpai pada IMAEST menunjukkan nilai prognostik yang penting dimana berhubungan dengan ukuran infark yang lebih luas serta mortalitas dan morbiditas yang lebih besar (Willems dkk, 1990).

Dari data karateristik subjek penelitian ini didapatkan perbedaan yang bermakna secara statistik (p = 0,006) dalam hal keterlibatan pembuluh darah RCA pada hasil angiografi koroner. Pada kelompok subjek dengan DSST inferior (20 orang) didapatkan hasil angiografi koroner dengan keterlibatan RCA sebanyak 16 orang, dibandingkan kelompok subjek tanpa DSST inferior (34 orang) yang didapatkan keterlibatan RCA sebanyak 14 orang.

(14)

Penelitian yang dilakukan oleh Kyriakidis M,dkk juga mendapatkan perbedaan yang bermakna dalam hal keterlibatan RCA pada IMAEST anterior pada kelompok subjek dengan dan tanpa DSST inferior dengan nilai p = 0,02 (Kyriakidis M dkk, 1992)

Kejadian KKvM yang dianalisa pada penelitian ini antara lain adalah ada tidaknya KKvM secara keseluruhan, cardiac death, kejadian syok, aritmia dan gagal jantung selama perawatan di rumah sakit pada masing-masing kelompok subjek IMAEST anterior dengan adanya DSST inferior dan tanpa DSST inferior. Dari penelitian ini tidak dijumpai perbedaan yang bermakna secara statistik (P = 0,247) antara DSST inferior dengan kejadian KKvM secara keseluruhan.

Dari penelitian ini dijumpai hubungan yang bermakna antara DSST inferior dengan kejadian aritmia dengan nilai P = 0,03 (OR = 8,25, 95% IK = 0,85-79,95). Sehingga dari penelitian ini menunjukkan bahwa subjek dengan DSST inferior mempunyai resiko akan terkena aritmia selama perawatan di rumah sakit sebesar 8,25 lebih besar dibandingkan dengan subjek yang tanpa DSST inferior.

Penelitian yang dilakukan Jennings K dkk, juga menemukan bahwa kejadian aritmia fatal (fibrilasi ventrikel) selama perawatan dirumah sakit lebih banyak dijumpai pada pasien dengan DSST (23,5%) dibandingkan dengan yang tanpa DSST (3%) pada pasien IMAEST (Jennings K dkk 1983).

Penelitian yang dilakukan oleh Shah A dkk mendapatkan kejadian mortalitas selama perawat di rumah sakit lebih tinggi pada kelompok dengan DSST dibandingkan kelompok tanpa DSST dengan nilai P = 0,002. Namun Shah dkk tidak menemukan perbedaan yang bermakna kejadian angina berulang, kejadian reinfark dan gagal jantung pada masing-masing kelompok (Shah A dkk, 1981).

(15)

Gheorghiade M dkk pada penelitiannya mendapatkan bahwa DSST yang transien maupun persisten pada pasien dengan IMAEST merupakan prediktor kuat terjadinya mortalitas jangka panjang (Gheorghiade M dkk, 1993).

(16)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa :

1. Dari keseluruhan sampel yang berjumlah 54 orang pada penelitian ini dijumpai kelompok pasien IMAEST anterior dengan DSST inferior adalah sebanyak 20 orang (37,04%).

2. Dari keseluruhan sampel pada penelitian ini dijumpai KKvM terjadi pada 35 orang (yaitu 11 orang pada kelompok subjek IMAEST anterior dengan DSST inferior dan 24 orang pada kelompok subjek IMAEST anterior tanpa DSST inferior) dan 19 orang tidak dijumpai KKvM (yaitu 9 orang pada kelompok subjek IMAEST anterior dengan DSST inferior dan 10 orang pada kelompok subjek IMAEST anterior tanpa DSST inferior).

3. Hasil perbandingan kejadian KKvM secara keseluruhan, cardiac death, syok, dan gagal jantung tidak dijumpai perbedaan yang bermakna antara kelompok subjek IMAEST anterior dengan DSST inferior dan kelompok subjek IMAEST anterior tanpa DSST inferior.

4. Hasil perbandingan kejadian aritmia antara kelompok subjek IMAEST anterior dengan DSST inferior dan kelompok subjek IMAEST anterior tanpa DSST inferior dijumpai perbedaan bermakna dengan nilai p = 0,03 (OR = 8,25, 95% IK 0,85-79,95).

6.2 Keterbatasan Penelitian

1. Sampel penelitian yang kecil

(17)

3. Desain penelitian ini studi retrospektif sehingga faktor bias tidak dapat dihindari

6.3. Saran

1. Penilaian terhadap ada atau tidaknya gambaran DSST inferior pada pemeriksaan EKG pasien IMAEST anterior penting dilakukan secara rutin. Optimalisasi terapi dan pemantauan ketat untuk pencegahan kejadian aritmia perlu dilakukan pada pasien IMAEST anterior dengan DSST inferior.

Gambar

Gambar 3.1 Diagram Alur Penelitian
Tabel 4.1. Karakteristik Subjek Penelitian
Tabel 4.4 Perbandingan Kejadian Syok Selama Perawatan di Rumah Sakit antara Kedua Kelompok Subjek
Tabel 4.5Perbandingan Kejadian Aritmia  Selama Perawatan di Rumah Sakit antara Kedua Kelompok Subjek
+2

Referensi

Dokumen terkait

Pada analisis subgrup pasien dengan syok kardiogenik terlihat bahwa beberapa faktor yang berbeda yakni TDD, indeks syok, indeks syok tinggi &gt; 0.7, skor GRACE, kadar

Penelitian oleh Kobayashi dkk pada 481 pasien IMANEST tahun 2016 meneliti indeks syok pada pasien IMANEST memperlihatkan bahwa indeks syok ≥0.7 berhubungan dengan

Hasil: Indeks syok tinggi (&gt;0.7) merupakan salah satu prediktor terjadinya KKvM pada pasien IMANEST (nilai p 0.037) dengan risiko relatif 3.56, namun bukan

Beberapa penelitian telah berhasil menemukan hubungan yang signifikan antara pemanjangan interval Tp-Te dengan kejadian aritmia ventrikel, kematian selama

Diagnosis IMA EST ditegakkan apabila memenuhi kriteria berikut : adanya nyeri dada khas infark (durasi nyeri lebih dari.. 20 menit, tidak respon sepenuhnya dengan

Wall motion abnormalities and electrocardiographic changes in acute transmural myocardial infarction : Implications of reciprocal ST segment depression.. Raunio

- Early Development of Hyponatremia Implicates Short-Term Outcomes in Setting of Acute Myocardial Infarction. - Admission Hyperglycemia as A Predictor of Cardiovascular Events in

Kanei dkk melaporkan bahwa depresi segmen ST &gt; 0,1 mV di sadapan aVR berhubungan dengan ukuran infark besar yang ditu{ukkan oleh level puncak creatine kinase