MATEMATIKA EKONOMI
MODUL
FUNGSI
FUNGSI ALJABAR FUNGSI NON ALJABAR
ATAU TRANSSEDEN FUNGSI RASIONAL FUNGSI IRRASIONAL FUNGSI PANGKAT FUNGSI POLINOM FUNGSI LINIER FUNGSI KUADRAT FUNGSI KUBIK FUNGSI BIKUADRAT FUNGSI EKSPONEN FUNGSI LOGARITMA FUNGSI TRIGONOMETRI FUNGSI HIPERBOL
FUNGSI IRRASIONAL : Y = ( 1 + 2X – 3X2 + 4X3 + … + 12X11) 1/11
FUNGSI POLINOM : Y = 1 + 2X – 3X2 + 4X3 + …+ 12X11
FUNGSI LINIER : Y = 1 + 2X
FUNGSI KUADRAT : Y = 1 + 2X – 3X2
FUNGSI KUBIK : Y = 1 + 2X – 3X2 + 4X3
FUNGSI PANGKAT : Y = X n , n = bulat positif
FUNGSI EKSPONEN : Y = 2 X
FUNGSI LOGARITMA : Y = n Log X
PENERAPAN FUNGSI LINIER
Fungsi linier merupakan suatu fungsi yang sangat
sering digunakan oleh para ahli ekonomi dan
bisnis dalam menganalisa dan memecahkan
masalah-masalah ekonomi. Hal ini dikarenakan
bahwa kebanyakan masalah ekonomi dan bisnis
dapat disederhanakan atau diterjemahkan ke
dalam model yang berbentuk linier.
Beberapa penerapan fungsi linier dalam bidang ekonomi dan bisnis antara lain
:
a. Fungsi permintaan, fungsi penawaran dan keseimbangan pasar b. Keseimbangan Pasar dua Macam Produk
c. Pengaruh Pajak dan Subsidi terhadap Keseimbangan Pasar.
d. Fungsi biaya, fungsi pendapatan dan Analisis Pulang Pokok (BEP=Break Even
Point)
e. Fungsi Konsumsi dan Tabungan
KEMIRINGAN DAN TITIK POTONG SUMBU
Kemiringan (slope) dari fungsi linier dengan satu variabel bebas X adalah sama dengan perubahan dalam variabel terikat (dependent) dibagi dengan perubahan dalam variabel bebas (independent). Dan biasanya dilambangkan dengan huruf m. Jadi,
ΔY Y2 – Y1 Kemiringan = m = atau ΔX X2 – X1 Y Y Y Y X X X X 0 0 0 0
(a) Kemiringan positif (b) Kemiringan negatif
BENTUK UMUM FUNGSI LINIER
Y=a
0+ a
1X
di mana a
1≠ nol.
Bentuk ini disebut sebagai bentuk kemiringan-titik
potong (slope-intercept).
Bentuk seperti ini bila dilihat dari letak kedua
variabel X dab Y, dapat disebut sebagai eksplisit,
dimana variabel bebas X dan variabel terikat Y
saling terpisah oleh tanda sama dengan (=)
MENENTUKAN PERSAMAAN GARIS
Metode Dua Titik
Y – Y1 Y2 – Y1= X – X1 X2 – X1 Y 0 X A (X2, Y2) A (X1, Y1) A (X, Y)
Menentukan persamaan garis yang melalui titik (3, 2) dan (4,6) Penyelesaian : X1 = 3, X2 = 4, Y1 = 2, dan Y2 = 6 Y – Y1 Y2 – Y1 X – X1 X2 – X1 Y – 2 6 – 2 X – 3 4 – 3 Y – 2 = (X – 3) Y – 2 = 4 (X – 3) Y = 4 X – 12 Y = 4 X - 10 = = 6 – 2 4 – 3 Y X Y = 4X - 10 Persamaan garis Y = 4x - 10 ini grafiknya ditunjukkan oleh gambar 4.3. 0 5 1 2 3 (0,-10)
METODE SATU TITIK DAN KEMIRINGAN
Y – Y1 = m (X – X1)
Contoh
Carilah persamaan garis yang melalui titik (6, 4) dan kemiringannya -2/3
Penyelesaian : Diketahui (X1, Y1) = (6, 4) dan m = - 2/3 Y – Y1 = m (X – X1) Y – 4 = -2/3 (X – 6) Y = -2/3X + 4 + 4 Y = -2/3X + 8
Persamaan garis Y = -2/3X + 8 ini grafiknya ditunjukkan oleh gambar 4.4.
0 2 4 6 8 Y X (0,8) (12,0) Y = - 2/3 X + 8
HUBUNGAN DUA GARIS LURUS
Y Y Y Y X X X X 0 0 0 0(a) Berpotongan (b) Sejajar
(c) Berimpit (d) Tegak Lurus
a1 ≠ b1 ao≠ b0 a1 = b1 ao≠ b0 a1 = b1 ao = b0 a1 .b1 = -1 ao≠ b0
SISTEM PERSAMAAN LINIER
PENYELESAIAN SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA PERSAMAAN DENGAN DUA
VARIABEL
1. METODE ELIMINASI
Contoh 5.1.
Carilah nilai-nilai dari variabel X dan Y yang dapat memenuhi kedua persamaan berikut ini :
3X – 2Y = 7 2X – 4Y = 10
Penyelesaian :
1. Variabel yang akan dieliminasikan adalah variabel Y.
2. Karena variabel Y yang dipilih, maka Persamaan (5.1) harus dikalikan dengan konstanta 2, dan Persamaan (5.2) dikalikan dengan konstanta 1, sehingga kedua persamaan menjadi,
3X – 2Y = 7 (kalikan dengan 2), maka 6X – 4Y = 14 2X + 4Y = 10 (kalikan dengan 1), maka 2X + 4Y = 10
1. Karena kedua koefisien dari variabel Y tandanya berbeda, maka harus dijumlahkan, dan menjadi, 6X – 4Y = 14
2X + 4Y = 10 + 8X + 0 = 24
X = 3
1. Subtitusikan nilai X = 3 kedalam salah satu persamaan semula agar diperoleh nilai Y. Bila disubtitusikan pada Persamaan (5.1), maka akan menghasilkan,
3 (3) -2Y = 7 - 2Y = 7 – 9
Y = 1
(5.1) (5.2)
2. METODE SUBSTITUSI Contoh 5.2.
3X – 2Y = 7 (5.1)
2X + 4Y = 10 (5.2)
Misalkan variabel X yang dipilih pada persamaan (5.2), maka akan menjadi, 2X = 10 – 4Y
X = 5 – 2Y (koefisien variabel X=1)
Karena Persamaan (5.2)’ yang dipilih, maka subtitusikan kedalam persamaan pertama, sehingga menjadi, 3 (5 – 2Y) – 2Y = 7
15 – 6Y – 2Y = 7 15 – 8Y = 7
-8Y = 7 – 15
Y = 1
Substitusikan nilai Y = 1 ini kedalam salah satu persamaan mula-mula, misalkan Persamaan (5.1)’, sehingga memperoleh hasil,
3X – 2 (1) = 7 3X = 7 + 2
X = 3
Jadi, himpunan penyelesaian yang memenuhi kedua persamaan tersebut adalah himpunan pasangan urut (3.1).
Fungsi Kuadrat
Bentuk umum dari fungsi kuadrat adalah
y =
a
x
2
+
b
x +
c
Maka,
D = b
2
– 4ac
Bentuk grafik dari fungsi kuadrat adalah PARABOLA
x a + a -x1 x2 x1 x2
a
D
a
b
x
a
y
4
2
2
Titik Maksimum dan titik Minimum Fungsi Maksimum dan minimum fungsi sangat ditentukan oleh nilai dari a
y = a x2 + bx + c
Titik Maksimum didapat jika a , dan titik maksimumnya
Titik Miminum didapat jika a , dan titik minimumnya
Titik Ekstrem Parabola
x
a + a
-x1 x2
x1 x2
Titik x1,2 dapat dicari dengan:
a D a b 4 , 2 a D a b 4 , 2 a D b 2
x a + a -x1 x2 x1 x2 x a + a -b/2a x a + a -b/2a x x
Definit Positif Definit Negatif
Jika D , maka parabola
memotong sb x pada titik (x1,0) dan (x2,0)
Jika D = 0 , maka
parabola menyinggung sb
x pada titik
Jika D , maka parabola TIDAK memotong sb x
Posisi Parabola
0 , 2a bFUNGSI PERMINTAAN
Q
dx,t= ƒ (P
x,t,P
y,t,Y
t,P
eX,t+1,
S
t)
Dimana Qdx,t = Jumlah produk X yang dibeli/diminta oleh konsumsi dalam periode t.
Px,t = Harga produk X dalam periode t.
Py,tt = Harga produk yang saling berhubungan dalam periode t. Yt = Pendapatan konsumen dalam periode t.
Pe
x,t+1 = Harga produk X yang diharapkan dalam periode mendatang t +
1.
St = Selera dari konsumen pada periode t. Qdx = ƒ(Px)
Bila fungsi permintaan ini ditranformasikan kedalam bentuk persamaan linier, maka bentuk umumnya adalah,
Qx = a – bPx
Dimana Qx = Jumlah produk X yang diminta Px = Harga produk X X (0,P) (Q,0) Qd= a - bp P 0
Hukum Permintaan
Fungsi permintaan menunjukkan hubungan antara jumlah
produk yang diminta oleh konsumen dengan harga produk. Di dalam teori ekonomi dijelaskan bahwa jika harga naik maka jumlah barang yang diminta turun, demikian juga sebaliknya bahwa jika harga turun maka jumlah barang yang diminta naik, sehingga grafik fungsi permintaan mempunyai slope negatif (miring ke kiri)
0
dimana:
Qx = Jumlah produk x yang diminta Px = Harga produk x
Penyelesaian : Diketahui: P1 = 100; P2= 75; Q1 = 10; Q2 = 20 Q – Q1 Q2 – Q1 P – P1 P2 – P1 Q – 10 20 – 10 P – 100 75 – 100 (Q – 10) = 10/-25 (P-100) (Q – 10) = 40 – 2/5 P Q = 50 – 2/5 P atau Q + 2/5P – 50 = 0 Kurva permintaan ini ditunjukkan
oleh Gambar disamping.
0 25 50 75 100 P Q (0,125) (50,0) Q = 50 – 2/5 P Contoh
Suatu produk jika harganya Rp. 100 akan terjual 10 unit, dan bila harganya turun menjadi Rp. 75 akan terjual 20 unit. Tentukanlah fungsi permintaannya dan gambarkanlah grafiknya?
10 20 30 40 50
=
FUNGSI PERMINTAAN KHUSUS Q p 0 D Q p D 0
FUNGSI PENAWARAN
Qsx,t = ƒ(Px,t , Tt , PF,t , PR,t , Pe
x,t+1)
Dimana Qsx,t = jumlah produk X yang ditawarkan oleh produsen dalam periode t.
Px,t = harga produk X dalam periode t
Tt = Teknologi yang tersedia dalam periode t PF,t = harga faktor-faktor produksi dalam periode t
PR,t = harga produk lain yang berhubungan dalam periode t Pe
x,t+1 = harapan produsen terhadap harga produk dalam perideo t + 1
Qsx = g (Px)
Dimana Qsx = jumlah produk X yang ditawarkan oleh produsen Px = Harga produk X Qsx = a + bP P Q 0 Qs= a + bP - a/b S
Hukum Penawaran
Fungsi penawaran menunjukkan hubungan antara jumlah
produk yang ditawarkan oleh produsen untuk dijual dengan harga produk. Di dalam teori ekonomi dijelaskan bahwa jika harga naik maka jumlah barang yang ditawarkan bertambah, demikian juga sebaliknya bahwa jika harga turun maka jumlah barang yang ditawarkan turun, sehingga grafik fungsi permintaan mempunyai slope positif (miring ke kanan)
Qd P
Qs = -a + bP
-a dimana:
Qx = Jumlah produk x yang ditawarkan Px = Harga produk x
a dan b = parameter
0
Notasi fungsi penawaran akan barang x adalah: Qx = f (Px)
Qx = -a + b Px
Contoh
Jika harga suatu produk adalah Rp. 500, maka jumlah yang akan terjual sebanyak 60 unit. Bila harganya meningkat menjadi Rp. 700, maka jumlah produk yang terjual sebanyak 100 unit. Tunjukkanlah fungsi penawarannya dan gambarkanlah dalam satu diagram Penyelesaian : Diketahui: P1 = 500; P2 = 700; Q1 = 60; Q2 = 100 Q – Q1 Q2 – Q1 P – P1 P2 – P1 Q – 60 100 – 60 P – 500 700 – 500 (Q – 60) = 40/200 (P-500) (Q – 60) = -100 +1/5 P Q = -40 + 1/5 P atau Q + 1/5P + 40 = 0 Kurva permintaan ini ditunjukkan oleh Gambar 0 100 P Q (0,125) (50,0) (60, 500) 100 200 300 400 500 600 700 80 60 40 20 = = Q = -40 + 0,2P
FUNGSI PENAWARAN KHUSUS Q p 0 S Q p 0 S
KESEIMBANGAN PASAR SATU MACAM PRODUK
Q p 0 Pe E (Qe, Pe) Qd Qe QsContoh
Jika fungsi permintaan dan penawaran dari suatu
barang ditunjukkan oleh :
Q
d= 6 – 0,75 P
Q
s= -5 + 2P
a)
Berapa harga dan jumlah keseimbangan pasar?
b)
Tunjukkanlah secara geometri keseimbangan pasar
Penyelesaian:
a) Syarat keseimbangan Qd = Qs
Bila Qd = Qs, maka 6 – 0,75P = -5 + 2P -2,75P = -11
P = 4
Untuk memperoleh nilai Q substitusikan nilai P = 4 kedalam salah satu persamaan permintaan atau penawaran sehingga,
Q = 6 – 0,75 (4) Q = 6 – 3
Q = 3
Jadi, harga dan jumlah keseimbangan E(3,4). b) Menggambarkan keseimbangan pasar :
Untuk fungsi permintaan Q = 6 – 0,75 P
Jika P = 0, maka Q = 6, sehingga titik potong dengan sumbu Q adalah (6,0) Jika Q = 0, maka P = 8, sehingga titik potong dengan sumbu P adalah (0,8) Untuk fungsi permintaan Q = -5 + 2P
Jika P = 0, maka Q = -5, sehingga titik potong dengan sumbu Q adalah (-5,0) Jika Q = 0, maka P = 2,5, sehingga titik potong dengan sumbu P adalah (0,5/2)
Grafik keseimbangan pasar ini ditunjukkan oleh Gambar Q p 0 2,5 E (3, 4) (6, 0) 1 Qs = -5 + 2P 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 7 8 (0, 8) Qd = 6 – 0,75P
Fungsi Permintaan Fungsi Penawaran
Variabel p selalu positif atau 0 ≤ p ≤ b (b = titik puncak)
Untuk setiap p ada satu nilai Q.
Grafik fungsi turun.
Variabel p selalu positif atau 0 ≤ p ≤ b (b = titik puncak)
Untuk setiap p ada satu nilai Q.
Grafik fungsi naik.
Fungsi Kuadrat pada Fungsi
Permintaan dan Penawaran
Q Q
Tentukan titik keseimbangan pasar dan gambarkan grafiknya dari fungsi-fungsi permintaan dan penawaran berikut:
Latihan
1. P
d= -Q
2+ Q + 2 dan P
s= Q
2+ Q - 2
Jawab: Q P Pd Ps 2 -2 -2 -1 1 2 0
2, 2
2 2KESEIMBANGAN PASAR DUA MACAM
PRODUK
Di pasar terkadang permintaan suatu barang dipengaruhi oleh permintaan barang lain. Ini bisa terjadi pada dua macam produk atau lebih yang berhubungan secara substitusi (produk pengganti) atau secara komplementer (produk pelengkap). Produk substitusi misalnya: beras dengan gandum, minyak tanah dengan gas elpiji, dan lain- lain. Sedangkan produk komplementer misalnya: teh dengan gula, semen dengan pasir, dan lain sebagainya.
Dalam pembahasan ini dibatasi interaksi dua macam produk saja. Secara matematis fungsi permintaan dan fungsi penawaran produk yang beinteraksi mempunyai dua variabel bebas.
Kedua variabel bebas yang mempengaruhi jumlah yang diminta dan jumlah yang ditawarkan adalah (1) harga produk itu sendiri, dan (2) hargaproduk lain yang saling berhubungan.
Notasi fungsi permintaan menjadi:
Qdx = a0 - a1Px + a2Py Qdy = b0+ b1Px - b2Py
Sedangkan fungsi penawarannya:
Qsx = -m0 + m1Px + m2Py Qsy = -n0 + n1Px + n2Py
Dimana:
Qdx= Jumlah yang diminta dari produk X Qdy= Jumlah yang diminta dari produk Y Qsx= Jumlah yang ditawarkan dari produk X Qsy= Jumlah yang ditawarkan dari produk Y Px= Harga produk X
Py = Harga produk Y a0,b0,m0,n0 = konstanta
SYARAT KESEIMBANGAN PASAR DICAPAI JIKA:
Q
sx= Q
dxdan Q
sy= Q
dyContoh :
Diketahui fungsi permintaan dan fungsi penawaran dari dua macam produk yang mempunyai hubungan substitusi sebagai berikut: Qdx = 5 -2Px + Py Qdy = 6 + Px – Py Qsx = -5 + 4Px - Py Qsy = -4 - Px + 3Py dan
Penyelesaian:
Syarat keseimbangan pasar : Qsx = Qdx -5 + 4Px – Py = 5 - 2Px + Py 4Px + 2Px – Py – Py = 5 + 5 6Px – 2Py = 10 …(1) Qsy = Qdy -4 – Px + 3Py = 6 + Px – Py -Px – Px + 3Py + Py = 6 + 4 -2Px + 4Py = 10 - Px + 2Py = 5 …(2) 1) Dan (2) 6Px – 2Py = 10 - Px + 2Py = 5 5Px = 15 Px = 3 Py = 4 Qsx = 3 Qsy = 5 MEx = ( 3, 3 ) MEy = ( 5, 4 )
KESEIMBANGAN PASAR (FUNGSI KUADRAT)
Contoh :
Carilah secara aljabar dan geometri harga dan jumlah keseimbangan dari fungsi permintaan dan penawaran berikut ini :
Pd = 24 – 3Q2
Ps = Q2 + 2Q + 4
Penyelesaian :
24 – 3Q
2= Q
2+ 2Q + 4
4Q
2+ 2Q - 20 = 0
Substitusikan nilai Q yang memenuhi ke dalam salah satu
persamaan permintaan penawaran, sehingga diperoleh nilai
P, yaitu
P = 24 – 3(2)
P = 24 – 12 = 12
8 324 2 , Q 8 )} 20 )( 4 )( 4 {( 4 2 Q1,2 1,2 2 8 18 2 Q1 memenuhi tidak 5 , 2 8 18 2 Q1 Jadi, jumlah dan harga keseimbangan pasar adalah E (2,12).
Selanjutnya, berdasarkan fungsi permintaan Pd = 24 – 3 Q2 dan fungsi
penawaran Ps = Q2 + 2Q + 4, maka gambar dari keseimbangan pasar dapat
digambarkan seperti dibawah. s
Q 2 (3,19) P =24– 3Q 2,83 0 4 1 8 16 24 P 20 12 E (2,12) P =q2+ 2Q + 4
PENGARUH PAJAK DAN SUBSIDI
PADA KESEIMBANGAN PASAR
Adanya pajak yang dikenakan pemerintah atas penjualan suatu barang akan menyebabkan produsen menaikkan harga jual barang tersebut sebesar tarif pajak per unit (t), sehingga fungsi penawarannya akan berubah yang pada akhirnya
keseimbangan pasar akan berubah pula. Fungsi penawaran setelah pajak menjadi:
Ps = f ( Q ) + t Qs = f ( P ) – t
Contoh:
Fungsi permintaan suatu produk ditunjukkan oleh P=15 - Q dan fungsi penawaran P= 0,5Q + 3.
Terhadap produk ini pemerintah mengenakan pajak sebesar Rp 3 per unit.
a. Berapa harga dan jumlah keseimbangan pasar sebelum dan sesudah kena pajak ?
b. Berapa besar pajak per unit yang ditanggung oleh konsumen ?
c. Berapa besar pajak per unit yang ditanggung oleh produsen ?
d. Berapa besar penerimaan pajak total oleh
Penyelesaian
a.
Keseimbangan pasar sebelum kena pajak:
P
d= P
s15 – Q = 0,5Q + 3
15 – 3 = 0,5Q + Q
Q = 8
P = 7
ME = ( 8, 7 )
Keseimbangan pasar setelah pajak :
Fungsi penawaran setelah pajak: P = 0,5Q + 3 + 3 P = 0,5Q + 6
sehingga keseimbangan pasar setelah pajak: Pd = Pst
Keseimbangan pasar setelah pajak : 15 – Q = 0,5Q + 6 15 – 6 = 0,5Q + Q
Q = 6 P = 9
b. Besar pajak per unit yang ditanggung konsumen, sebesar selisih harga keseimbangan setelah pajak dengan harga keseimbangan sebelum pajak yaitu: 9 - 7 = 2 per unit.
c. Besar pajak per unit yang ditanggung produsen, sebesar
selisih tarif pajak per unit yang dikenakan dengan besar pajak per unit yang ditanggung konsumen, yaitu: 3 - 2 = 1 per unit.
d. Besar penerimaan pajak total oleh pemerintah, adalah
perkalian tarif pajak per unit dengan jumlah keseimbangan setelah pajak, yaitu: 3 x 6 = 18.
Grafik keseimbangan pasar setelah kena pajak ini ditunjukkan oleh Gambar : Q P 0 6 E (8, 7) 8 St S Et (6, 9) 3 12 15 9 6 2 4 10 12 14 P = 0,5 Q + 6 P = 0,5 Q + 3 P = 15 - Q 15
PENGARUH PAJAK-PROPORSIONAL TERHADAP KESEIMBANGAN PASAR
Pajak Proporsional ialah pajak yang besarnya diterapkan berdasarkan persentase
tertentu dari harga jual; tidak seperti pajak spesifik.
Jika persamaan penawaran semula P = a + bQ (atau Q = -a/b + 1/b P);
Dikenakan pajak proporsional sebesar t% dari harga jual;
Persamaan penawaran yang baru akan menjadi :
P = a + bQ + tP t : pajak proporsional dalam % P – tP = a + bQ (l – t)P = a + bQ
b
P
t
l
b
a
Q
Q
t
l
b
t
l
a
P
atau
Contoh
Diketahui : permintaan; P = 12 – Q
penawaran; P = 2 + 0,25 Q t = 20%
Ditanyakan : berapa P dan Q keseimbangan sebelum dan sesudah pajak…?
Penyelesaian :
Sebelum pajak, Pe = 4 dan Qe = 8 ,
Sesudah pajak, fungsi permintaan tetap P = 15 – Q atau Q = 15 – P . Fungsi penawaran sesudah pajak (t = 20% ):
P = 2 + 0,25 Q + 0,20 P 0,8P = 2 + 0,25 Q
Keseimbangan Pasar : Pd = Ps
Keseimbangan sesudah pajak: Q’e = 7,24 dan P’e = 127,24 = 4,76
Pajak diterima pemerintah dari setiap unit barang :
T=t x P’e = 0,20 7,24 = 1,45
Q
P
8
,
0
25
,
0
8
,
0
2
Q Q 8 , 0 25 , 0 8 , 0 2 12 Kurvanya:
Pajak ditanggung konsumen: tk = P’e – Pe = 4,76 – 4 = 0,76 / barang
Total pajak t= 20%(P’e) =0,2*4,76 = 0,95 /unit barang
Pajak ditanggung produsen : tp = t – tk = 0,95 – 0,76 =0,19 Jumlah pajak yang diterima oleh pemerintah adalah :
T=t P’e = 0,20 4,76 7,24 = 6,89
12
12P
4Q
08
dQ
sQ
E
76 , 4 24 , 7 sQ'
'
E
Adanya subsidi yang diberikan pemerintah atas penjualan suatu barang akan menyebabkan produsen menurunkan harga jual barang tersebut sebesar subsidi per unit (s), sehingga fungsi penawarannya akan berubah yang pada akhirnya keseimbangan pasar akan berubah pula. Fungsi penawaran setelah subsidi menjadi:
Ps = f(Q) – s Qs = f( P + s )
Keseimbangan Sebelum
Subsidi (tr)
Pd = Ps
Keseimbangan Setelah
Subsidi (tr)
Pd = Ps - tr
Qd,Qs P ME Me t r Q Qtr P Ptr DemandDiberikan fungsi permintaan dan fungsi penawaran :
Qd = 11 – P dan Qs = - 4 + 2P
Kepada produsen , pemerintah memberikan subsidi
(transfer) sebesar tr = Rp1/unit barang
a.
Carilah keseimbangan harga dan kuantitas di pasar
sebelum dan sesudah ada subsidi
b.
Gambarkan perubahan akibat subsidi tersebut
c.Berapa tarif subsidi yang dinikmati konsumen
d.Berapa tarif subsidi yang dinikmati produsen
e.
Berapa total subsidi yang ditanggung pemerintah
f.Berapa total subsidi yang dinikmati konsumen
solusi
a. Market equilibrium sebelum subsidi
11 – P = -4 + 2P P = 5, Q = 6
b. Market equilibrium setelah subsidi 11 - Qd = 2 + 1/2Qs - 1 Qtr = 6,67, Ptr = 4,33 Qd,Qs P 5 6 6,67 4,33 2 11 ME ME
tr
b. 1 0c. Tarif subsidi yang dinikmati konsumen : trk = ∆P = (5– 4,33)
= Rp0,67
d. Tarif subsidi yang dinikmati produsen trp = Tr - trk
= Rp1-Rp0,67=Rp0,33
e. Total subsidi yang ditanggung pemerintah: Tpe = Tr x Qtr = 1x6,67
= 6,67
f. Total subsidi yang dinikmati konsumen Trk = ∆P x Qtr
= Rp0,67 x 6,67 = Rp4,47
g. Total subsidi yang dinikmati produsen Trp= Rp0,33 x 6,67 = Rp2,20
Fungsi penerimaan disebut juga fungsi pendapatan
atau fungsi hasil penjualan. Dilambangkan dengan R (revenue) atau TR (total revenue).
Rumus : R = PxQ
Keterangan :
P = harga jual perunit
Q = jumlah produk yg dijual
R
Q
R = f(Q)
Contoh
Misalkan suatu produk dijual
dengan harga Rp 5.000
perunit barang.
Bagaimanakah fungsi
penerimaannya ?
Gambarkan fungsi
penerimaan tersebut pada
grafik
JAWAB : R = PxQ R = 5000Q R = 5000Q R QFUNGSI BIAYA
Fungsi biaya diberi lambang C(cost) atau TC (total cost) Rumus :
TC = FC + VC TC = FC + P.Q Keterangan :
FC = fix cost = biaya tetap
VC = variabel cost = biaya yg berubah 0 Q FC , VC, TC TC VC FC
Contoh
Sebuah perusahaan
mengeluarkan biaya tetap sebesar Rp 100.000.000 dan biaya variabelnya Rp.3.000 per unit barang
Tentukan fungsi biayanya ? Gambarkan grafik fungsinya ?
Jawab : TC = 100.000.000 + 3000Q TC Q TC 100. 000. 000 0
FUNGSI PENERIMAAN TOTAL (Bentuk Kuadrat)
Penerimaan total dari suatu perusahaan (produsen) adalah
hasil kali antara per unit produk dengan jumlah produk
yang dijual, atau rumusnya adalah,
TR = P . Q
dimana : TR = Penerimaan Total
Q = Jumlah produk yang dijual
P = Harga produk per unit
Jika fungsi permintaan linier dan menurun dari kiri atas ke
kanan bahwa berarti harga P tidak tetap, maka
penerimaan total (TR) akan berbentuk fungsi kuadrat. Jadi,
bila fungsi permintaan dinyatakan oleh P = b – aQ, maka
akan diperoleh persamaan penerimaan total,
TR = P . Q
TR = ( b – aQ) Q TR = bQ – aQ2
Fungsi penerimaan total bila digambarkan dalam bidang koordinat akan berbentuk kurva parabola yang terbuka ke bawah dan memotong sumbu Q di dua titik, yaitu : Q = 0 dan xxx. Karena puncak yang maksimum, yaitu :
Titik Puncak
Contoh
Diketahui fungsi permintaan P = 20 – 2Q, carilah penerimaan total maksimum dan gambarkanlah kurva dan penerimaan total dalam satu diagram!
Penyelesaian : TR = PQ TR = (20 – 2Q)Q TR = 20Q – 2Q2 TR = Maksimum Jika TR = 0, maka 20Q – 2Q2 = 0 2Q (10–Q) = 0 Q1 = 0 Q2 = 10
Kurva penerimaan total ini ditunjukkan oleh Gambar di bawah.
) 50 , 5 ( 8 ) 400 ( , 4 20 ) 2 ( 4 ) 20 ( , ) 2 ( 2 20 2
Q 2 P =20– 2Q 0 10 1 (0,20) 20 50 P, TR 40 30 8,30 TR = 20Q– 2Q2 3 4 5 6 7 8 9 10 (10,0) (0,0) 2,30 (5, 50)
ANALISA BREAK-EVEN
Break-even adalah suatu
kondisi dimana perusahaan
tidak untung maupun tidak
rugi
Break-even:
TR = TC
Untung :
TR > TC
Rugi :
TR < TC
BEP TR, TC Rp Qe 0 Q TR TCContoh
Suatu perusahaan menghasilkan produknya dengan biaya
variabel perunit Rp4.000 dan harga jualnya perunit
Rp12.000. Manajemen menetapkan bahwa biaya tetap dari operasinya
Rp2.000.000. Tentukan jumlah unit produk yg harus
perusahaan jual agar mencapai pulang pokok Jawab : TR = TC 12000Q = 2.000.000 + 4000Q 8000Q = 2.000.000 Q = 250 TR = 12.000 Q = 12.000 (250) = 3.000.000
Grafik
VC = 4000Q 3 250 0 2 FC = 2jt TC = 2jt + 4000Q TR= 12000Q BEP TR, TC (dlm juta) QKONSUMSI DAN
TABUNGAN
1. KONSUMSI
Dilihat dari sisi penawaran dalam perekonomian tertutup pendapatan yang diperoleh masyarakat (Y) hanya digunakan untuk tujuan komsumsi (C) dan Saving (S), atau :
Y = C + S
Fungsi Konsumsi
Hubungan antara konsumsi (C) dan pendapatan (Y)
disebut fungsi konsumsi.
Secara matematis hubungan tsb ditulis sbb:
C = a + bY
Dimana : C = konsumsi
a = parameter, yang menunjukkan konsumsi jika Y = 0
b = parameter, yang menunjukkan tambahan konsumsi (ΔC) akibat adanya tambahan pendapatan (ΔY)
Hasrat Mengkonsumsi Marjinal dan Rata-rata
Hasrat mengkonsumsi / MPC (marginal propensity to
consume) didefinisikan sbg perbandingan antara
pertambahan konsumsi
(ΔC)yang dilakukan dengan
pertambahan pendapatan disposible
(ΔY)Nilai MPC dapat dihitung dengan formula :
(ΔC)
MPC =
Hasrat mengkonsumsi rata-rata / APC (average
propensity to consume), didefini-sikan, sbb:
Perbandingan antara tingkat pengeluaran konsumsi
(C) dengan tingkat pendapatan disposibel pada
tingkat konsumsi tsb dilakukan (Y).
Nilai APC dapat dihitung dg formula
C
APC =
TABUNGAN
Tidak semua pendapatan yang diperoleh langsung
dikonsumsi pada periode yang sama. Sebagian
diantaranya ada yang ditabung. Besarnya jumlah
tabungan juga tergantung pada pendapatan.
Makin tinggi jumlah pendapatan makin tinggi pula
jumlah tabungan.
Fungsi Tabungan
Fungsi tabungan adalah suatu persamaan
yang
menggambarkan sifat hubungan diantara tingkat
tabungan rumah tangga dalam perekonomian
dengan
pendapatan
nasional
perekonomian
tersebut.
Dari persamaan Y = C + S, dapat ditulis kembali
menjadi :
S = Y – C
Juga dari persamaan sebelumnya kita tahu
C = a + bY
Dengan mensubstitusikan persamaan tersebut, maka
hubungan antara tabungan dan pendapatan dapat
dicari
S = Y – C
= Y – a – bY
= -a + (Y-bY)
= -a + (1-b) Y
Hasrat menabung Marginal dan Rata-rata
Hasrat menabung / MPS (marginal propensity to
Save). Dapat didefinisikan sebagai perbandingan di
antara pertambahan tabungan
(
ΔS)
dengan
per-tambahan pendapatan disposibel (
ΔY).
Nilai MPS dapat dihitung dg rumus :
(ΔS)
MPS =
Hasrat Menabung Rata-rata
Hasrat menabung rata-rata / APS (average
propensity to save), menunjukkan perbandingan
antara tabungan (S) dengan pendapatan disposibel
(Y).
Nilai APS dapat dihitung dg formula :
S APS =
Penentu-penentu Konsumsi dan Tabungan
Beberapa faktor yang menentukan atau yang
mempengaruhi tingkat konsumsi dan tabungan
adalah :
1. Kekayaan yang telah terkumpul
2. Tingkat bunga
3. Keadaan perekonomian
4. Distribusi pendapatan
5. Tersedia tidaknya dana pensiun yang
mencukupi
KURVA FUNGSI KONSUMSI DAN TABUNGAN C = a + bYd Y = (a + bYd) + s S = Y – (a + bYd) atau S = -a + (a - b) Yd MPS + MPC = 1 C.S C = Y C = a + bY a 0 Ye Y E - a S = -a + (1 – b) Y 450
Contoh
Jika fungsi konsumsi ditunjukkan oleh persamaan
C = 15 + 0,75Yd, pendapatan disposibel Rp. 30 miliar
a) Berapa Konsumsi agregate, bila pendapatan disposibel Rp 30
miliar?
b) Berapa besar keseimbangan pendapatan nasional?
c) Gambarkanlah fungsi konsumsi dan tabungan secara
bersama-sama!
Penyelesaian:
a) Jika Yd = Rp. 30 miliar, maka C = 15 + 75 (30)
= 15 + 22,5 = 37,5 miliar b) Yd = C + S atau S = Y – C
S = Yd – (15 + 0,75Yd) S = -15 + 0,25 Yd
Gambar Fungsi Konsumsi dan Fungsi Tabungan
c) Keseimbangan pendapatan terjadi bila S = 0 Jadi, 0 = -15 + 0,25 Yd 0,25Yd = 15 15 Yd = = (15)(4) = 60 miliar 0,25 C = 15 + 0,75 (60) C = 15 + 45 = 60 miliar C.S Y = C E (60,60) 0 60 Y - 15 S = -15+ 0,25 Yd C = 15 + 0,75 Yd 15 30 60
MODEL PENENTUAN PENDAPATAN NASIONAL
Y = C + I + G + X – M C = a + BY
Dimana: Y = Pendapatan Nasional C = Konsumsi Nasional I = Investasi G = Pengeluaran Pemerintah X = Ekspor M = Impor Y = a + bY + I0 + G0+ X0– M0 atau (1-b)Y = a + I0 + G0+ X0 – M0 Jadi, nilai pemeceahan keseimbangan pendapatan Nasional adalah :
a + I0 + G0+ X0– M0 Y = (1 – b) b(a + I0 + G0+ X0– M0) C = a + bY = a + (1 – b) = a (1 – b) + b(a + I0 + G0+ X0– M0) (1 – b) a + b(a + I0 + G0+ X0– M0) C = (1 – b)
Contoh 6.10
Diketahui model pendapatan Nasional sebagai berikut : Y = C + I + G
C = 25 + 0,75Y I = I0 = 50 G = G0 = 25
(a) Tentukan tingkat keseimbangan pendapatan Nasional! (b) Gambarkanlah grafik fungsi permintaan agregate
Penyelesaian:
Keseimbangan pendapatan Nasional jika hanya ada satu sektor, yaitu sektor konsumsi rumah tangga, C, maka nilainya adalah,
S = 0
S = -25 + 0,25Y O = -25 + 0,25Y 0,25Y = 25
Y = 100
Jika I = I0 = 50 miliar, maka Y = C + I
Y = 25 + 0,75Y + 50 Y - 0,75Y = 75
0,25Y = 75
Y = 300
Jika I = I0 = 50 miliar; dan G = G0 = 25 miliar, maka Y = C + I + G Y = 25 + 0,75Y + 50 + 25 Y = 100 + 0,75Y Y – 0,75Y = 100 0,25Y = 100 Y = 400
Jadi, keseimbangan pendapatan Nasional mula-mula hanya sektor konsumsi rumah tangga (C) adalah 100 miliar. Setelah ada pengeluaran investasi (1) 50 miliar, maka keseimbangan pendapatan Nasional berubah menjadi 300 miliar. Selanjutnya, jika ditambah lagi
pengeluaran pemerintah (G) sebesar 2 miliar, maka keseimbangan pendapatan Nasional menjadi 400 miliar. Keseimbangan pendapatan Nasional ini dapat dilihat pada Gambar
Y = C Y = C + I + G Y = C + I Y = 25 + 0,75Y Y 600 500 400 300 200 100 0 400 300 200 100 75 25 E E1 E11 C, S
Hitung
Keuangan
Bunga
Tunggal
Bunga
Majemuk
Anuitas
1. Bunga Tunggal
Bunga adalah Selisih jumlah nominal uang yang dipinjam dan jumlah yang dikembalikan.
Bunga pinjaman merupakan beban ganti rugi bagi
peminjam. Hal ini disebabkan peminjam menggunakan uang pinjaman tersebut untuk usaha.
Besarnya bunga dipengaruhi oleh besar uang yang
dipinjam, jangka waktu peminjaman, dan tingkat suku bunga (persentase).
Bunga tunggal adalah besarnya bunga sebagai jasa peminjaman yang dibayarkan tetap untuk setiap
Misalkan uang sebesar Rp100.000,00 dibungakan atas dasar bunga tunggal dengan tingkat suku bunga 10%.
Jumlah uang dan bunga sampai akhir bulan pertama:
Rp100.000,00 + (10% × Rp100.000,00) = Rp10.000,00 (1 +10%)
Jumlah uang dan bunga sampai akhir bulan kedua:
Rp100.000,00 + (10% × Rp100.000,00) + (10% × Rp100.000,00) = Rp100.000,00 (1 + 2 × 10%)
Jumlah uang dan bunga sampai akhir bulan ketiga:
Rp100.000,00 + 10% × Rp100.000,00 + 10% × Rp100.000,00 + 10% × Rp100.000,00
= Rp100.000, 00 (1 + 3 × 10%)
Jumlah uang dan bunga sampai akhir bulan ke-:
Rp100.000,00 + 10% × Rp100.000,00 + ... + 10% × Rp100.000,00 = Rp100.000,00 ( 1+ t × 10%)
Secara umum, dapat kita katakan sebagai berikut.
Keterangan : M = modal
t = periode waktu dengan tingkat
suku bunga
B = bunga
M
t= besar modal pada akhir periode
r = tingkat suku bunga
B = M × t × r
M = M (1 + t × r)t
o
o
Contoh 1:
Koperasi Jatra Lestari memberikan pinjaman kepada anggotanya atas dasar bunga tunggal sebesar 2% per bulan. Jika seorang anggota meminjam modal sebesar Rp3.000.000,00 dengan jangka waktu pengembalian 1 tahun, tentukan
a. besar bunga setiap bulannya;
b. besar uang yang harus dikembalikan sesuai jangka waktu yang ditentukan.
Jawab:
Besar bunga dihitung setiap bulan.
Diketahui r = 2%, M = Rp3.000.000,00, dan t = 12 bulan. a. Besar bunga setiap bulan adalah
B = M × 1 × r
= Rp3.000.000,00 × 1 × 2% = Rp60.000,00
o o
b. Besar uang yang harus dikembalikan
sesuai jangka 12 bulan adalah
M = M (1 + t × r)
M = Rp3.000.000,00(1 + 12 × 2%)
= Rp3.000.000,00(1,24)
= Rp3.720.000,00
o t 12Contoh 2:
Cecep meminjam uang di suatu bank sebesar
Rp2.000.000,00 dengan suku bunga tunggal 30% per tahun. Dalam waktu 60 hari, Cecep sudah harus
mengembalikan uang tersebut. Berapa bunga dan jumlah uang yang harus dikembalikannya? (Asumsikan: 1 tahun = 360 hari)
Jawab:
Dari soal di atas diketahui M = Rp2.000.000,00, r = 30% per tahun, dan t = 60 hari =tahun.
a. Bunga B = M × t × r = Rp2.000.000,00 × × 30% = Rp100.000,00 o o
6
1
b. Jumlah uang yang harus dikembalikan Cecep
adalah
M = M (1 + t × r)
= M + M × t × r
= M + B
= Rp2.000.000,00 + Rp100.000,00
= Rp2.100.000,00
t o o o2. Bunga Majemuk
Bunga Majemuk, yaitu bunga yang dihitung atas dasar
jumlah modal yang digunakan ditambah dengan akumulasi bunga yang telah terjadi.
Bunga semacam ini biasanya disebut bunga yang dapat
berbunga.
Adapun perhitungannya dapat kalian pahami
melalui perhitungan deret geometri. Misalkan modal sebesar M dibungakan atas dasar bunga majemuk, dengan tingkat suku bunga i (dalam persentase) per
periode waktu. Besar modal pada periode ke-t (Mt ) dapat dihitung dengan cara berikut.
M = M + M × i = M (1 + i) M = M (1 + i) = [M (1 + i)] (1 + i) = M (1 + i) M = M (1 + i) = [M (1 + i) ](1 + i) = M (1 + i) . . . . . . . . . . . . M = M (1 + i) = [M (1 + i) ](1 + i) = M (1 + i)
Jadi, diperoleh kesimpulan sebagai berikut.
1 2 3 1 2 o o o o o o o o 2 2 3 t 1 t o t 1
Keterangan : M0= modal
i = dasar bunga majemuk dengan tingkat suku
bunga (dalam persen) per periode tertentu
Mt = besar modal pada periode ke-t t
o
t
M
i
Contoh 1:
Sebuah bank memberi pinjaman kepada nasabahnya atas dasar bunga majemuk 3% per tahun. Jika seorang nasabah meminjam modal sebesar Rp5.000.000,00 dan bank
membungakan majemuk per bulan, berapakah modal yang harus dikembalikan setelah 1 tahun?
Jawab:
Diketahui M = Rp5.000.000,00, i = 3% = 0,03, dan t = 12 bulan.
Dengan demikian, modal yang harus dikembalikan setelah 1 tahun (12 bulan) adalah
M = M (1 + i) M = Rp5.000.000,00(1 + 0,03) = Rp5.000.000,00(1,42576) = Rp7.128.800,00 o o t 12 t 1 2
Contoh 2:
Ramli meminjam uang di suatu bank sebesar
Rp2.000.000,00. Bank tersebut memberikan bunga atas dasar bunga majemuk 20% per tahun dengan periode
pembungaan setiap catur wulan. Jika Ramli meminjam uang dalam jangka waktu 3 tahun, tentukan jumlah uang yang harus dikembalikan pada akhir tahun ke-3.
Jawab:
Diketahui M = Rp2.000.000,00 dan i = 20% = 0,2.
Pembungaan dilakukan setiap catur wulan (4 bulan). Jadi, banyak periode pembungaannya dalam setahun ada = 3 kali. Jadi, jika lama peminjaman 3 tahun, banyak periode pembungaannya 3 × 3 = 9 kali. Dengan demikian, jumlah modal (uang) yang harus dikembalikan Ramli pada akhir tahun ke-3 adalah
o
4
12
M = M (1 + i)
M = Rp2.000.000,00(1 + 0,2)
= Rp2.000.000,00(5,159780)
= Rp10.319.560,00
o t t 9 9FUNGSI NON LINEAR
1.
Fungsi Kuadrat
Y = f(X) = aX
2+ bX + c
Y Y
Koordinat titik puncak diperoleh dgn rumus: - b - (b2 – 4ac) Titik puncak = --- , ---2a 4a -b ± b2 – 4ac X1.2 = ---2a Contoh:
Jika fungsi kuadrat Y = X2 – 8X + 12 Carilah koordinat titik puncak dan gambarkan
- b - (b2 – 4ac)
Koordinat Titik puncak = --- , ---2a 4a
Contoh :
Jika fungsi kuadrat Y = X2 – 8X + 12, carilah koordinat titik puncak dan
gambarkanlah parabolanya? Penyelesaian :
Koordinat titik puncak
Untuk X = 0, maka Y = 12
Titik potong sumbu Y adalah (0,12) Untuk Y = 0, maka X2 – 8X + 12 = 0 ) 4 , 4 ( a ac b a b 4 4 ( , 2 2 4 48 64 ( , 2 8
Titik potong sumbu X adalah (2,0) dan (6,0).
Berdasarkan nilai-nilai penyelesaian dari titik
puncak dan titik potong sumbu X dan Y,
maka kurva parabolannya dapat
digambarkan seperti 7.3.
Koordinat titik
puncak
=
Y x (2,0) 2 (0,12) (8,12) Y = a0= a1X + a2X2+a3X3 GGGGG GGGGG a ac b a b 4 4 ( , 2 2 ) 1 ( 4 ) 3 )( 1 ( 4 2 ( , ) 1 ( 2 2 2 ) 4 , 1 ( 4 16 , 2 2 FUNGSI PANGKAT TIGA
Polinomial tingkat 3 dengan satu variabel bebas disebut sebagai kubik, dan mempunyai bentuk umum :
Y = a0 + a1 X + a2X2 + a 3X3
dimana : a3tidak sama dengan nol.
fungsi kubik ini bila digambarkan dalam bidang koordinat
Cartesius, kurvanya mempunyai dua lengkung (concave) yaitu : lengkung ke atas dan lengkung ke bawah, seperti tampak pada gambar di samping. Y = a0= a1X + a2X2+a 3X3 Y x a0 0
Contoh
Jika fungsi permintaan adalah Q = 64 – 8P – 2P2, gambarkanlah fungsi
permintaan tersebut dalam satu diagram!
Penyelesaian :
Jika P = 0, maka Q = 64, sehingga titik potong dengan sumbu Q adalah (64,0)
Jika Q = 0, maka 64 - 8P – 2P2 = 0 atau
P = 4P – 32 = 0 (P + 8) (P – 4) = 0
P = -8 (Tidak memenuhi) P = 4
Jadi, titik potong dengan sumbu P adalah (0,4) dan (0, -8). Koordinat titik puncak
) 72 , 02 ( a D a b 4 , 2 8 576 , 4 8
Berdasarkan titik-titik potong dengan sumbu Q dan P serta koordinat titik puncat, maka gambar dari fungsi permintaan Q = 64 – 8P – 2P2 dapat
digambarkan seperti di bawah.
Y Q (2,0) 2 (0,4) (64,0) Q =64– 8P – 2P2 (72,-2) 3 4 1 -1 -2 8 16 24 32 40 48 56 64 72 P
KURVA INDEFERENS
Kurva indiferens menunjukkan titik-titik kombinasi dari
barang X dan Y yang dapat memberikan tingkat
kepuasan atau utilitas total yang sama bagi konsumen.
Kurva indiferens dapat diperoleh dari fungsi utulitas
yang berbentuk,
U = f (X, Y)
dimana : U = Tingkat utilitas atau kepuasan total
konsumen.
X = Jumah barang X yang dikonsumsi
X = Jumah barang Y yang dikonsumsi
Bila kurva indiferens ini digambarkan dalam bidang
koordinat Cartesius, maka akan tampak seperti gambar
dibawah.
F (X, Y) = U B (X2, Y2) A (X1, Y1) X Y X2 X1 0 Y2 Y1
f3 (X, Y) = U3 X Y X2 X1 0 Y2 Y1 A C D B X3 f2 (X, Y) = U2 f1 (X, Y) = U1