• Tidak ada hasil yang ditemukan

BLOK 1.5 UROGENITAL PENDAHULUAN. Koordinator Blok 1.5. Dr. Susila sastri M.Biomed. Pencernaan, Metabolisme, dan Hormon 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BLOK 1.5 UROGENITAL PENDAHULUAN. Koordinator Blok 1.5. Dr. Susila sastri M.Biomed. Pencernaan, Metabolisme, dan Hormon 1"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

Pencernaan, Metabolisme, dan Hormon

1

BLOK 1.5

UROGENITAL

PENDAHULUAN

Pembelajaran pada Blok 1.5 ini dengan judul Urogenital, pada blok ini disamping sistem tractus urinarius juga termasuk sistem reproduksi. Mahasiswa diharapkan mengerti dan mampu menjelaskan Anatomi, Histologi dan Fisiologi serta proses Biokimia sistem tractus urinarius dan reproduksi. Disamping itu mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan kelainan kongenital dan penyakit yang berkaitan dengan sistem ini

Pembelajaran dipersiapkan berupa perkuliahan oleh pakar pada bidang yang sesuai, diskusi tutorial, praktikum, dan latihan pada laboratorium ( skills lab).

Blok 1.5 berjalan 6 minggu, tiap minggu akan dibahas 1 modul, sehingga blok ini akan membahas 6 modul. Pada blok ini selain kuliah pakar mahasiswa akan melaksanakan praktikum Anatomi, Histologi, Biologi dan Biokimia. Pada tiap minggu akan dilaksanakan diskusi pleno dengan topik yang disesuaikan dengan perkuliahan dan bahan tutorial.

Pada akhir blok 1.5 mahasiswa akan mengikuti evaluasi pembelajaran teori blok 1.5 berupa ujian tulis dan ujian Skills lab..

Koordinator Blok 1.5

(2)

Pencernaan, Metabolisme, dan Hormon

2

AKTIVITAS PEMBELAJARAN

Aktivitas pengajaran dan pembelajaran berikut dipersiapkan untuk menuntun mahasiswa agar mencapai tujuan pembelajaran blok ini :

1. Diskusi kelompok dengan tutor dijadwalkan dua kali seminggu. Jika kelompok tidak bisa bertemu tutor karena sesuatu hal, mereka bertanggung jawab untuk menginformasikan segera kepada sekretariat melalui (0751) 7810992. Selama diskusi, kelompok perlu meyakinkan bahwa mereka telah membawa sumber pembelajaran yang relevan, yang akan dirujuk dalam tutorial.

Untuk mencapai tujuan pembelajaran, metoda tujuh langkah akan digunakan dalam diskusi kelompok. Biasanya, diskusi kelompok yang pertama mencakup langkah 1-5, dan langkah berikutnya dilakukan dalam diskusi kelompok kedua tentang skenario yang sama. Pertanyaan yang digaris bawahi adalah : Apa yang perlu kita ketahui? Apa yang telah kita ketahui? Apa yang ingin lebih kita ketahui?

Tujuh langkah terdiri dari :

Langkah 1. Klarifikasi terminologi dan konsep Langkah 2. Tentukan masalah

Langkah 3. Analisa masalah

Langkah 4. Buatlah suatu pengkajian yang sistematik dari berbagai penjelasan yang didapatkan pada langkah 3

Langkah 5. Formulasikan tujuan pembelajaran

Langkah 6. Kumpulkan informasi tambahan diluar diskusi kelompok Langkah 7. Sintesa dan uji informasi yang diperoleh

2. Diskusi kelompok tanpa tutor. Tergantung pada kebutuhan belajar anda, anda juga dapat merancang pertemuan kelompok tanpa kehadiran tutor. Tujuan dari diskusi tanpa tutor bisa bervariasi, seperti mengidentifikasi pertanyaan secara teoritis, mengidentifikasi tujuan pembelajaran kelompok, untuk memastikan bahwa kelompok tersebut telah mengumpulkan cukup informasi, atau untuk mengidentifikasi pertanyaan praktis.

3. Selain diskusi kelompok kecil, berbagai aktivitas pembelajaran yang relevan dengan blok ini telah dirancang untuk menambah pengertian mahasiswa terhadap konsep yang didiskusikan dalam kelompok, yaitu :

Konsultasi Pakar

Aktivitas ini adalah kebutuhan yang mendasar. Kelompok bertanggung jawab untuk mengatur dan merancang konsultasi pakar dengan menghubungi pakarnya secara langsung. Sangat dianjurkan agar anda menjadwalkan perjanjian dengan pakar. Daftar kontributor blok dan sumber yang dapat dihubungi tercantum pada buku ini.

Aktivitas di Laboratorium Keterampilan

Keterampilan mendapatkan riwayat, keterampilan berkomunikasi dan keterampilan klinik akan didapatkan di laboratorium keterampilan. Anda akan mendapatkan kesempatan untuk mempraktekkan keterampilan ini mulai dari semester pertama di fakultas kedokteran. Silahkan periksa jadwal anda untuk mengatur waktu.

(3)

Pencernaan, Metabolisme, dan Hormon

3 Kuliah oleh pakar

Dibandingkan dengan kurikulum kedokteran konvensional, yang secara umum berdasarkan kuliah, jumlah kuliah dalam kurikulum PBL berkurang agar terdapat waktu ekstra untuk belajar mandiri. Kuliah diatur menurut topik blok. Agar penggunaan kuliah efektif, dianjurkan agar anda mempersiapkan daftar pertanyaan yang tidak bisa dijawab dalam diskusi kelompok. Kuliah dalam kurikulum PBL semestinya digunakan untuk mengklarifikasi dan mengkonfirmasi masalah pembelajaran yang telah ditentukan dan dengan demikian terjadi secara interaktif.

Belajar Mandiri

Sebagai seorang pelajar dewasa, anda diharapkan untuk melakukan belajar mandiri, suatu keterampilan yang penting untuk karir anda ke depan dan perkembangannya. Keterampilan ini meliputi mengetahui minat anda sendiri, mencari informasi yang lebih banyak dari sumber pembelajaran yang tersedia, mengerti informasi dengan menggunakan strategi pembelajaran yang berbeda dan berbagai aktivitas, menilai pembelajaran anda sendiri dan mengidentifikasi kebutuhan pembelajaran selanjutnya. Tidaklah cukup belajar hanya dari catatan kuliah atau buku teks. Belajar mandiri adalah ciri yang penting pada pendekatan PBL dan belajar harus dianggap sebagai perjalanan yang tiada akhir tanpa batas untuk memperoleh informasi.

Diskusi Kelas

Tujuan dari diskusi ini untuk menyamakan dan membandingkan proses pembelajaran kelompok untuk mencegah adanya kelompok yang mengambil jalur yang salah. Tidak akan ada struktur yang kaku untuk diskusi kelas dan tidak dimaksudkan sebagai kuliah. Kelompok mengemukakan persoalan, dan fasilitator atau panel akan mengarahkan diskusi dan menjawab pertanyaan anda. Kegiatan ini diadakan setiap dua minggu dan untuk memulai diskusi, kelompok akan ditanya untuk melihat adanya kemajuan pembelajaran. Jadi bersiaplah dan ambillah keuntungan dari kesempatan ini.

(4)

Pencernaan, Metabolisme, dan Hormon

4

PENILAIAN

NO KOMPONEN BOBOT

1 Penilaian Tutorial 20%

2 Ujian Skills Lab 20%

3 Ujian Tulis (MCQ, PAQ) 60%

Ketentuan :

1. Mahasiswa yang akan mengikuti ujian tulis/skills lab/praktikum harus mengikuti persyaratan berikut :

a. Minimal kehadiran dalam kegiatan diskusi tutorial 90% b. Minimal kehadiran dalam kegiatan diskusi pleno 90% c. Minimal kehadiran dalam kegiatan skills lab 100% d. Minimal kehadiran dalam kegiatan praktikum 100%

2. Apabila tidak lulus dalam ujian tulis, mahasiswa mendapat kesempatan untuk ujian remedial satu kali pada akhir tahun akademik yang bersangkutan. Jika masih gagal, mahasiswa yang bersangkutan harus mengulang Blok.

3. Apabila tidak lulus ujian skills lab, mahasiswa mendapat kesempatan untuk ujian remedial satu kali di akhir blok. Jika masih gagal, mahasiswa yang bersangkutan harus mengulang Blok

4. Ketentuan penilaian berdasarkan peraturan akademik program sarjana Universitas Andalas tahun 2006.

Nilai Angka Nilai Mutu Angka Mutu Sebutan Mutu

85-100 A 4.00 Sangat cemerlang

80-84 A- 3.50 Cemerlang

75-79 B+ 3.25 Sangat baik

70-74 B 3.00 Baik

65-69 B- 2.75 Hampir baik

60-64 C+ 2.25 Lebih dari cukup

55-59 C 2.00 Cukup

50-54 C- 1.75 Hampir cukup

40-49 D 1.00 Kurang

(5)

Pencernaan, Metabolisme, dan Hormon

5

MODUL 1

SKENARIO 1 : GINJAL SATU MASIH BISA HIDUP ?

Almadi (19 tahun), kecewa sekali, karena cita-citanya menjadi seorang jenderal pupus sudah. Dalam pemeriksaan yang dilakukan oleh dokter penguji dam pemeriksaan USG Doppler abdomen, ternyata dia hanya mempunyai 1 ginjal. Ginjal yang lain normal, demikian pula dengan organ sistem urinarius yang lain. Almadi sangat tidak mengerti sampai saat ini dia masih hidup sehat tanpa keluhan, sedangkan dia hanya mempunyai satu ginjal.

Bagaimanakah anda menerangkan tentang keadaan Almadi, jika dihubungkan dengan perkembangan anatomi dan histologi dari sistem urinarius yang lain ?

(6)

Pencernaan, Metabolisme, dan Hormon

6

MODUL 2

SKENARIO 2 : GARA-GARA MINUM VITAMIN B KOMPLEKS?

Lisa 18 tahun, mahasiswa FK sangat sedih melihat kakaknya yang menderita gagal ginjal kronis, karena harus melakukan cuci darah setiap minggu. Kebetulan minggu ini Lisa sedang mempelajari modul fungsi sistem urinarius, sehingga Lisa sangat antusias. Setelah membaca di buku teks, Lisa mulai mengerti bagaimana peran ginjal dalam pembentukan urin serta proses pengeluarannya.

Ketika sedang belajar, tiba-tiba adik Lisa yang berumur 10 tahun berteriak memanggil Lisa dari kamar mandi, karena melihat warna urinnya lebih kuning dari biasa. Lisa menenangkan dan menanyakan apa yang dimakan atau diminum oleh adiknya sejak kemaren. Adik Lisa mengatakan bahwa dia minum vitamin B kompleks tadi malam. ” Kalau begitu kemungkinan urinmu jadi kuning karena minum vitamin B kompleks”, kata Lisa. ”Kakak sedang mempelajari hal ini, ternyata banyak faktor yang mempengaruhi pengeluaran urin, misalnya cuaca, stress, aktivitas, dan lain-lain” keterangan Lisa lebih lanjut. ”Kenapa anak kecil sering ngompol ya Kak?” tanya adik Lisa. ”Nanti kakak baca dulu ya...”. Bagaimana anda menjelaskan apa yang dialami oleh Kakak dan adik Lisa?

(7)

Pencernaan, Metabolisme, dan Hormon

7

MODUL 3

SKENARIO 3 : DIARE YANG MENYULITKAN

Pak Pitus (56 th) menderita muntaber sejak sore hari. Pada keesokan paginya, ia tidak dapat dibangunkan dari tidurnya, sehingga pihak keluarga membawanya ke Puskesmas. Dari alloanamnesis didapatkan bahwa Pak Pitus sebelumnya mengalami diare lebih dari 5 kali yang disertai muntah dan mengeluh merasa mengantuk. Dokter puskesmas menyimpulkan Pak Pitus mengalami dehidrasi berat , pernapasannya cepat dan dalam, disertai napas berbau aseton. Selanjutnya dokter langsung memberikan infus larutan yang mengandung elektrolit dan merujuknya ke RSUP M.Djamil.

Dokter IGD langsung melakukan pemeriksaan elektrolit dan analisa gas darah untuk menilai kadar pH darah, tekanan partial CO2, dan bikarbonat. Bagaimana anda menjelaskan apa

(8)

Pencernaan, Metabolisme, dan Hormon

8

MODUL 4

SKENARIO 4 : BUAH HATI YANG DITUNGGU

Ny. Meisi (27 tahun) sudah berumah tangga selama 4 tahun, tetapi sampai saat ini belum dikaruniai seorang anakpun. Menurut dokter, organ reproduksinya maupun suaminya normal “mungkin belum rejeki saja,” kata dokter yang merawatnya.

Sekarang Ny.Meisi sudah 14 hari dia terlambat menstruasi. Dia berkonsultasi dengan dokter dan diketahui bahwa dia hamil. “Bagaimana dokter, apakah anak saya nantinya perempuan atau laki-laki,” Tanya Ny. Meisi dengan mata berbinar-binar

“Itu semua tergantung pada saluran apa yang berkembang pada janin tersebut, karena jenis kelamin selain ditentukan secara genetik pada saat pembuahan, juga tergantung pada saluran apa yang berkembang,” kata dokter yang memeriksanya. Ny. Meisi mengangguk dengan senang, karena hatinya yang sedang berbunga-bunga

Bagaimanakah saudara menerangkan keadaan Ny. Meisi jika dihubungkan dengan perkembangan susunan makroskopik dan mikroskopik dari susunan reproduksi ?

(9)

Pencernaan, Metabolisme, dan Hormon

9

MODUL 5

SKENARIO 5: NASIB PAK GONDO

Pak Gondo umur 35 tahun seorang pegawai pabrik, dimana tempat bekerjanya pak Gondo di ruangan pembakaran yang suasananya panas. Pak Gondo sudah menikah lebih kurang sepuluh tahun, diwaktu usia pernikahannya yang ke tiga tahun Pak Gondo belum juga punya anak, waktu itu dokter menyarankan untuk memeriksakan cairan spermanya ke laboratorium biologi. Dari hasil pemeriksaan ditemukan jumlah spermatozoanya 10 juta/ml eyakulat dan morfologinya abnormal, dokter menyarankan untuk memeriksakan hormon testosteron. Sementara pemeriksaan ginekologi Ny.Gondo normal.

Sekarang pak Gondo sudah mempunyai 2 orang anak, dimana anaknya yang pertama sindroma Turner, sedangkan yang ke dua mengalami sindaktili pada jari kaki no 2 dan 3 .

(10)

Pencernaan, Metabolisme, dan Hormon

10

MODUL 6

SKENARIO 6 : PENGALAMAN PERTAMA LIA

Lia, seorang anak usia 12 tahun baru saja menstruasi, dia kelihatan agak cemas dan gelisah karena merupakan pengalaman pertamanya. Ibu Lia seorang tenaga kesehatan, sehingga dia bisa menjelaskan pada Lia. Menurut Ibu Lia, ini menunjukkan bahwa Lia sudah memasuki masa pubertas yang ditandai oleh menarche. Masa ini terjadi pada usia sekitar 10-12 tahun dan akan diikuti dengan munculnya tanda seks sekunder yang lain seperti pertumbuhan mamae dan lain-lain. “Apakah semua wanita akan mengalami hal ini Bu dan bagaimana dengan laki-laki, apakah mereka juga mengalami pubertas seperti halnya wanita?” tanya Lia. Ibu Lia menjelaskan bahwa kejadian ini akan dialami oleh semua wanita yang sehat. Laki-laki juga mengalami pubertas, yang ditandai dengan perubahan pada alat reproduksi serta tanda seks sekunder lainnya akibat pengaruh hormon testosteron.

Lia juga menanyakan tentang temannya yang jika sedang menstruasi selalu mengalami nyeri pada perut, sehingga tidak bisa masuk sekolah. Ibu Lia menjelaskan bahwa kondisi itu disebut dismenorrhoe , tetapi tidak semua orang mengalaminya

Bagaimana anda menjelaskan fungsi reproduksi pada pria dan wanita serta faktor yang mempengaruhinya?

(11)

Pencernaan, Metabolisme, dan Hormon

11

LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 :

TIM PENGELOLA BLOK 1.4

Ketua : dr. Susila Sastri M.Biomed Sekretaris : dr. Lily Irawati M.Biomed

Anggota : Dra. Yustini Alioes, MSi, Apt Dra. Asterina, MS

(12)

Pencernaan, Metabolisme, dan Hormon

12

LAMPIRAN 2 :

METODA TUJUH LANGKAH (SEVEN JUMPS) DALAM DISKUSI TUTORIAL Untuk mencapai tujuan pembelajaran, digunakan metoda tujuh langkah (seven jumps) dalam diskusi kelompok. Diskusi kelompok yang pertama mencakup langkah 1-5, dan langkah berikutnya dilakukan dalam diskusi kelompok kedua tentang skenario yang sama. Pertanyaan yang digarisbawahi adalah : Apa yang perlu diketahui? Apa yang telah diketahui? Apa yang ingin diketahui?

Langkah 1. Mengklarifikasi terminologi dan konsep Langkah 2. Menentukan masalah

Langkah 3. Menganalisis masalah melalui brainstorming dengan menggunakan prior knowledge Langkah 4. Membuat pengkajian yang sistematik dari berbagai penjelasan yang didapatkan

pada langkah 3

Langkah 5. Memformulasikan tujuan pembelajaran

Langkah 6. Mengumpulkan informasi di perpustakaan, internet, dll Langkah 7. Sintesa dan uji informasi yang telah diperoleh

(13)

Pencernaan, Metabolisme, dan Hormon

13

LAMPIRAN 3 :

TUGAS STAF PENGAJAR DALAM PROSES BELAJAR – MENGAJAR Tugas dan Kewajiban Tutor.

1. Memahami tentang tujuan dan konsep dasar PBL 2. Menerima dan menguasai konsep PBL

3. Cakap dalam dinamika kelompok dan pemberian umpan balik 4. Mengembangkan pembelajaran yang terintegrasi

5. Menyediakan diri untuk menjadi tutor, menyenangi tugasnya, memiliki motivasi, dan diterima oleh mahasiswa

6. Berpartisipasi penuh selama tutorial berlangsung

7. Menghargai perbedaan pendapat maupun cara belajar mahasiswa

8. Sensitif terhadap faktor yang menimbulkan stres terhadap mahasiswa dan hal-hal yang diperlukan mahasiswa, serta memiliki sifat senang membantu mahasiswa agar kelak menjadi dokter yang baik

9. Dikenal dan dipercaya oleh mahasiswa dan mampu menjaga rahasia

10. Menyadari bahwa mahasiswa memandangnya sebagai panutan, orang kepercayaan, sahabat dan penasehat

11. Memandu dan memotivasi mahasiswa untuk mengidentifikasi pokok bahasan 12. Mengingatkan mahasiswa untuk selalu mengintegrasikan pengetahuan

13. Tutor harus mampu menjadi pendengar yang efektif sebagaimana diharapkan oleh mahasiswa seperti hangat, memiliki empati dan spontan,

14. Berfikir konstruktif, memiliki kemampuan untuk memfasilitasi diskusi secara bijaksana Tutor Harus Memiliki

1. Tutor harus mengetahui struktur dan latar belakang blok

2. Tutor harus paham tentang referensi yang telah disiapkan oleh fakultas

3. Mengetahui proses kognitif mahasiswa: konsep yang berkembang di anggota kelompok termasuk kemungkinan konflik di dalamnya

4. Mengamati alasan-alasan yang diajukan para mahasiswa dan kemungkinan munculnya problem solving

5. Menyadari diri sendiri: apakah tutor menghambat atau mendorong proses kognitif mahasiswa?

6. Mengevaluasi secara teratur: apakah para mahasiswa puas dengan proses yang sedang berlangsung, kemudian memberi saran untuk perbaikan

7. Mendorong mahasiswa untuk membuat persetujuan di antara mereka dalam hal prosedur kerja, partisipasi, dan peran anggota kelompok

8. Mendorong anggota kelompok untuk menjadi anggota yang aktif 9. Membina kepemimpinan kelompok

10. Mengamati adanya masalah perilaku (mahasiswa dominan, diam, dsb) dan memecahkannya 11. Evaluasi proses diskusi, apakah mahasiswa puas dengan proses kerjasama yang sedang

berjalan

(14)

Pencernaan, Metabolisme, dan Hormon

14 Tutor Tidak Boleh:

1. Memberikan, meminjamkan atau membocorkan materi Tutor’s Guide kepada mahasiswa, karena perlakuan demikian akan membahayakan proses belajar mengajar dalam Metode PBL.

2. Membantu mahasiswa dalam artian memberi kunci kunci dalam tutorial agar proses tutorial dapat selesai dengan cepat.

(15)

Pencernaan, Metabolisme, dan Hormon

15

LAMPIRAN 4 :

DAFTAR NAMA-NAMA TUTOR BLOK 1.4

No Nama Tutor KLP Ruang

1 DR.drg. Isnindiah Koerniati 1 Ruang A 1 (Lt. I Gedung A, B, C, D)

2 Dra. Daryati Mardja, Apt 2 Ruang A 2 (Lt. I Gedung A, B, C, D)

3 Dra. Yustini Alioes, MS, Apt 3 Ruang A 3 (Lt. I Gedung A, B, C, D)

4 Dra. Dian Pertiwi, MS 4 Ruang A 4 (Lt. I Gedung A, B, C, D)

5 Dr.Dra. Eti Yerizel, MS 5 Ruang A 5 (Lt. I Gedung A, B, C, D)

6 dr. Aulia 6 Ruang B 1 (Lt. I Gedung A, B, C, D)

7 dr. Sofina Rusdan, Cert Met 7 Ruang B 2 (Lt. I Gedung A, B, C, D)

8 Dra. Elly Usman, MSi. Apt 8 Ruang B 3 (Lt. I Gedung A, B, C, D)

9 Drg. Mustafa Noer, MS 9 Ruang B 4 (Lt. I Gedung A, B, C, D)

10 Drs. Almurdi, M.Kes 10 Ruang B 5 (Lt. I Gedung A, B, C, D)

11 Dra. Salma Salim, MS, Apt 11 Ruang C 1 (Lt. II Gedung A, B, C, D)

12 Dra. Elizabeth Bahar, M.Kes 12 Ruang C 2 (Lt. II Gedung A, B, C, D)

13 Dra. Gusti Revilla, M.Kes 13 Ruang C 3 (Lt. II Gedung A, B, C, D)

14 dr. Sudirman Lubait 14 Ruang C 4 (Lt. II Gedung A, B, C, D)

15 Dr. Dra. Nuzulia Irawati, MS 15 Ruang C 5 (Lt. II Gedung A, B, C, D)

16 Dra. Asterina, MS 16 Ruang C 6 (Lt. II Gedung A, B, C, D)

17 Dra. Machdawati Masri, MSi. Apt 17 Ruang D 1 (Lt. II Gedung A, B, C, D)

18 Drs. Juzral Jivai, MS. Apt 18 Ruang D 2 (Lt. II Gedung A, B, C, D)

19 Dra. Elliza Anas, MS 19 Ruang D 3 (Lt. II Gedung A, B, C, D)

20 Dr. Yusticia Katar, Apt 20 Ruang D 4 (Lt. II Gedung A, B, C, D)

21 Drs. Endrinaldi, MS 21 Ruang D 5 (Lt. II Gedung A, B, C, D)

22 Drs. Adrial, M.Kes 22 Ruang D 6 (Lt. II Gedung A, B, C, D)

23 Dra. Erlina Rustam, MS. Apt 23 Ruang E 1 ( Gedung E, F )

24 Dra. Hasmiwati, M.Kes 24 Ruang E 3 ( Gedung E, F )

25 Dra. Nasni Yetti 25 Ruang E 4 ( Gedung E, F )

26 Dra. Elmatris SY, MS 26 Ruang E 5 ( Gedung E, F )

27 Drs. Julizar, MS. Apt 27 Ruang E 6 ( Gedung E, F )

Referensi

Dokumen terkait

Namun, fakta mengejutkan datang dari hasil penelitian Wijaya (2007) yang menyebutkan bahwa siswa SMK lebih senang menjadi pegawai atau buruh pabrik dan bahkan tidak

Ca125 dalam serum memiliki sensitivitas tinggi untuk kanker ovarium, tetapi kadar Ca125 sering meningkat pada wanita dengan penyakit ginekologi jinak, sehingga

Wanita yang memiliki saudara derajat 1 (ibu atau saudara kandung) dengan diagnosis kanker ovarium memiliki risiko meningkat tiga sampai empat kali lipat terkena penyakit

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas berkah, rahmat, nikmat, karunia, kesehatan dan kemudahanNya dalam pelaksanaan skripsi serta penyusunan

Pada omentum, dijumpai kelompokan sel-sel ganas dengan inti yang besar, tepi tidak rata, kromatin kasar, eosinofilik dan sitoplasma yang sedikit, basofilik diantara sel-sel

lambat bisa terlihat berbatas jelas pada makroskopis, namun secara mikroskopis akan terlihat pertumbuhan yang infiltratif ke jaringan

Asal-usul dan patogenesis kanker ovarium epitel membingungkan peneliti selama beberapa dekade. Meskipun banyak penelitian ovarium yang telah dilakukan untuk meneliti

Peserta didik berhak diuji kompetensi dalam Ujian Nasional Bedah Saraf setelah memenuhi jumlah minimal tindakan dan jenis kasus yang