• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH MANAJEMEN OPERASIONAL Mesin Dan Peralata

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAKALAH MANAJEMEN OPERASIONAL Mesin Dan Peralata"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH MANAJEMEN OPERASIONAL

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Karyawan adalah manusia yang mempunyai sifat kemanusiaan, perasaan dan kebutuhan yang beraneka ragam. Kebutuhan ini bersifat fisik maupun non fisik yang harus dipenuhi agar dapat hidup secara layak dan manusiawi. Hal ini menyebabkan timbulnya suatu pendekatan yang berdasarkan pada kesejahteraan karyawan dalam manajemen personalia.

Karyawan harus mendapatkan perlakuan sedemikian rupa sehingga kerjasama antara pimpinan dan karyawan sebagai bawahan dapat terjalin dengan baik. Bila hubungan terjalin baik maka mudah untuk mencapai tujuan perusahaan yang telah ditentukan. Untuk menjalin kerjasama yang baik antara pimpinan dan karyawan, antara kedua pihak harus saling mengerti tentang kepentingan masing-masing dalam perusahaan. Untuk itu diperlukan komunikasi yang baik antara pimpinan dan karyawan mengingat peranan komunikasi sangat besar untuk keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuan yang telah digariskan.

Sebagai manusia, karyawan juga mempunyai tujuan sehingga diperlukan suatu integrasi antara tujuan perusahaan dengan tujuan karyawan. Untuk mengusahakan integrasi antara tujuan perusahaan dan tujuan karyawan, perlu diketahui apa yang menjadi kebutuhan masing-masing pihak. Kebutuhan karyawan diusahakan dapat terpenuhi melalui pekerjaannya. Apabila seorang karyawan sudah terpenuhi segala kebutuhannya maka dia akan mencapai kepuasan kerja dan memiliki komitmen terhadap perusahaan. Tingginya komitmen karyawan dapat mempengaruhi usaha suatu perusahaan secara positif. Adanya komitmen akan membuat karyawan mendukung semua kegiatan perusahaan secara aktif, ini berarti karyawan akan bekerja lebih produktif. Penelitian menyatakan bahwa kepuasan kerja dan komitmen organisasional cenderung mempengaruhi satu sama lain. Karyawan yang relatif puas dengan pekerjaannya akan lebih berkomitmen pada organisasi dan karyawan yang berkomitmen terhadap organisasi lebih mungkin mendapat kepuasan yang lebih besar (Mathis dan Jackson, 2001: 100).

(2)

Agar kerjasama yang baik antara karyawan dan perusahaan tercapai, maka perusahaan harus menetapkan manajemen imbalan (reward management) yang adil bagi kedua belah pihak. Manajemen imbalan merupakan proses pengembangan dan implementasi strategi, kebijakan dan sistem yang membantu organisasi mencapai tujuannya dengan mendapatkan dan mempertahankan orang-orang yang diperlukan dan dengan meningkatkan motivasi dan komitmennya (Armstrong, 1992:495). Armstrong juga menyarankan bahwa manajemen imbalan seharusnya juga mempertimbangkan budaya organisasi yang sesuai berikut nilai inti yang mendasarinya. Proses manajemen imbalan mencakup baik imbalan finansial maupun nonfinansial. Proses manajemen imbalan sangat ditentukan oleh tuntutan bisnis. Oleh karena itu, falsafah yang mendasari kebutuhan bisnis tersebut juga harus dipahami. Karena karyawan juga termasuk stakeholder (pihak yang berkepentingan) dalam organisasi, maka kebutuhan kebutuhan mereka juga harus dipahami agar kepuasan kerja tercapai dan selanjutnya dapat menumbuhkan komitmen pada organisasi. Kepuasan kerja tercapai jika kebutuhan karyawan terpenuhi melalui pekerjaanya. Suatu model yang dikemukakan oleh Smith, Kendall dan Hulin (Long, 1998: 108) menyebutkan bahwa ada lima segi yang menciptakan kepuasan kerja, yaitu kepuasan dengan gaji/imbalan, promosi, supervisor/atasan, rekan kerja dan pekerjaan itu sendiri.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apakah yang di inginkan karyawan pada umumnya? 2. Apakah yang di maksud dengan penyesuaian segitiga ? 3. Mengapa perusahaan perlu meningkatkan motivasi kerj? 4. Bagaimana menjalankan tujuan perusahaan secara terpadu?

BAB II PEMBAHASAN

2.1 KEINGINAN KARYAWAN PADA UMUMNYA

(3)

Sebagai individu, para karyawan yang bekerja pada perusahaan yang sangat bersangkutan tersebut pada umumnya akan bekerja agar dapat diipergunakan untuk menopang kebutuhan hidupnya . Dengan demikian, para karyawan ini apabila tidak memperoleh perhatian dan pengarahan yang baik oleh menejemen perusahaan, maka para karyawan akan cenderung untuk mengejar terdapatnya kuantitas kerja mereka saja, tanpa memperhatikan kualitas kerja serta kualitas produk sebagai hasil kerja mereka. Keadaan semacam ini akan lebih kelihatan di dalam perusahaan-perusahaan di mana manejemen perusahaan memutuskan besarnya upah yang diterima karyawan tersebut akan didasar kepada banyaknya unit yang dihasilkan oleh para karyawan perusahaan.

Secara garis besar, sebenarnya terdapat 3 keinginan dari para karyawan, yaitu keinginan ekonomis, keinginan sosial serta keinginan pcychologis. Pada umumnya para karyawan yang bekerja di dalam perusahaan akan selalu berusaha untuk mencapai ketiga macam keinginan tersebut. Manajemen perusahaan yang cukup bijaksana, pada umumnya akan selalu mempelajari keinginan-keinginan dari para karyawan yang bekerja pada perusahaannya, untuk kemudian berusaha untuk mengarahkannya sesuai dengan tujuan perusahaan tersebut.

Keinginan karyawan

Di samping pengarahan-pengarahan yang selayaknya diberikan oleh manajemen perusahaan kepada para karyawan perusahaan secara individual, maka pengarahan terhadap para karyawan sebagai kelompok perlu pula dilaksanakan oleh manajemen perusahaan, beberapa masalah yang perlu untuk di perhatikan di dalam pengarahan karyawan sebagai kelompok ini antara lain adalah sebagai berikut:

a. Kepemimpinan yang baik

Dengan kepemimpinan yang baik ini, para karyawan perusahaan akan melaksanakan pekerjaannya dengan gairah kerja yang cukup tinggi. Para karyawan yang merasa kepemimpinan yang baik ini akan terdorong untuk bekerja di dalam perusahaan tersebut dengan sebaik-baiknya pula. Sebaliknya kepemimpinan yang jelek akan mengundang protes dan pemogokan kerja para karyawan perusahaan tersebut. Dengan demikian sebenarnya kepemimpinan yang baik ini sudah merupakan bagian dari pengarahan terhadap para karyawan yang bekerja di dalam perusahaan.

b. Informasi yang lancar

(4)

karyawan perusahan, maka para karyawan dalam perusahaan tidak akan dapat melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya dengan baik, oleh karena kadang-kadang para karyawan tersebut tidak tahu tugas apa yang harus di laksanakannya, serta tugas apa saja yang harus di dahulukan dan mana yang dapat ditinggalkan untuk sementara waktu.

c. Hubungan karyawan yang baik

Pencitaan dan pengarahan terhadap terdapatnya hubungan para karyawan yang baik di dalam perusahaan akan sangat diperlukan di dalam perusahaan. Hubungan karyawan yang baik ini akan dapat menimbulkan rasa aman terhadap para karyawan perusahaan didalam tugas-tugas yang harus di selesaikan oleh para karyawan perusahaan. Di samping hal tersebut, dengan adanya hubungan karyawan di dalam perushaan tersebut. Terdapatnya konflik antarkaryawan yang sering terjadi di dalam perusahaan yang bersangkutan tersebut akan dapat menimbulkan berbagai macam kerugian dari perusahaan. Konflik ini selain akan dapat menurunkan tingkat produktivitas kerja para karyawan perusahaan juga akan dapat berakibat terjadinya kerusakan dari mesin dan peralatan produksi yang di pergunakan di dalam perusahaan.

d. Pengaturan kondisi kerja yang baik

Pengaturan dan pemeliharaan terhadap kondisi kerja dari para karyawan perusahaan sangat diperlukan agar kondisi kerja yang baik ini akan tetap dapat dipertahankan di dalam ruang kerja para karyawan perusahaan. Kondisi kerja yang baik ini tentunya akan dapat mempengaruhi produkvitas kerja dari para karyawan perusahaan, sehingga secara tidak langsung juga akan berpengaruh terhadap produktivitas perusahaan tersebut. Dengan adanya pengaturan dan pemeliharaan kondisi kerja yang baik ini berarti perusahaan kerja berusaha untuk dapat mempertahankan atau bahkan meningkatkan produktivitas perusahaan.

e. Sistem pengupahan yang mudah di mengerti.

(5)

Beberap hal di atas, hanyalah merupakan beberapa faktor di dalam usaha untuk dapat memberikan pengarahan para karyawan perusahaan oleh manajemen perusahaan. Disamping faktor-faktor tersebut di atas, masih banyak terdapat beberapa faktor lain yang dapat digunakan oleh manajemen perusahaan yang untuk memberikan pengarahan terhadap karyawan yang bekerja dalam perusahaan. Pengarahan terhadap para karyawan terhadap kelompok ini sangat perlu diperhatikan oleh manajemen perusahaan, karena bagaimanapun juga pelaksanaan proses produksi didalam perusahaan ini akan di lakukan secara berkelompok oleh para karyawan di dalam perusahaan.

2.1 PENYESUAIAN SEGITIGA

Sebagaimana diketahui, pengarahan para karyawan oaleh manajemen perusahaan ini sangat diperlukan dalam perusahaan. Hal ini sangat bagi karyawan yang bekerja di dalam perusahaan tersebut. Namun sebenarnya bukan pengarahan terhadap para karyawan yang sudah lama bekerja didalam perusahaan yang bersangkutan saja yang perlu mendapatkan perhatian yang cukup oleh manajemen perusahaan, melainkan juga pengarahan terhadap para karyawan yang bekerja di dalam perusahaan yang bersangkutan sehubungan dengan adanya karyawan baru yang masuk yang bekerja didalam kelompok kerja karyawan yang sudah ada tersebut. Pada umumnya dengan adanya karyawan baru yang bergabung untuk bekerja di dalam kelompok yang sudah ada ini akan dapat menimbulkan berbagai tanggapan dari karyawan yang sudah ada tersebut, baik tanggpan ini bersikap yang positif ataupun yang bersifat negatif. Tanggapan para karyawan yang sudah ada didalam perusahaan ini akan dapat ikut memengaruhi jalannya pelaksanaan proses produksi di dalam perusahaan.

Tanggapan yang bersifat positif pada umumnya tidak akan banyak menimbulkan persoalan didalam perusahaan. Hal ini di sebabkan oleh karena karyawan di perusahaan yang akan tetap dapat melaksanakan tugas yang di bebankan kepada mereka yang baik. Bahkan, terdapatnya tanggapan yang positif terhadap karyawan baru di dalam kelompok kerja mereka ini dapat menambah kelancaran jalannya pelaksanaan proses produksi di dalam perusahaan yang bersangkutan tersebut. Tanggapan positif dari karyawan yang sudah bekerja di dalam perusahaan terhadap datangnya karyawan baru ini tidak perlu di khawatirkan oleh manajemen perusahaan, karena pada umunnya tidak akan menimbulkan penurunan produktivitas kerja dari perusahaan.

(6)

gangguan terhadap hasil kerja dari karyawan baru, atau setidak-tidaknya karyawan baru ini tidak mendapatkan dukungan di bantu di dalam melaksanakan proses produksi yang seharunya dilaksanakan secara bersama dengan para karyawan yang lama yang sudah bekerja dalam perusahaan. Dapat juga terjadi, karyawan yang baru ini di asingkan dalam pergaulan antarkaryawan, tidak di ajak bicara pada waktu istirahat dan lain sebagainya. Dengan demikian karyawan yang baru di dalam perusahan ini tidak akan mendapat ketenangan dalam melaksanakan tugas yang di bebankan kepadanya, sehingga hasil kerja karyawan ini pun akan menjadi terganggu. Keadaan semacam ini akan mempunyai pengaruh terhadap kualitas kerja dari karyawan baru tersebut dan juga kepada kualitas produk perusahaan, yang kesemuanya ini akan menurunkan produktivitas kerja dari perusahaan.

Manajemen perusahaan, kepala bagian, kepala seksi ataupun pemimpin kelompok kerja di dalam perusahaan sudah selayaknya apabila dapat menanggapi keadaan tersebut dengan bijaksana. Tanggapan yang wajar dan tidak dibuat-buat, pendekatan yang baik serta bijaksana yang dapat memuaskan segala macam pihak akan dapat memberikan jalan keluar yang positif dari tanggapan para karyawan yang bersifat negatif tersebut. Di dalam masalah hadirnya karyawan baru di dalam kelompok kerja karyawan perusahaan, maka pemimpin kelompok seharusnya dapat bertindak dengan bijaksana, sehingga konflik yang akan timbul dapat dikendalikan, perpecahan antarpara karyawan di dalam perusahaan dapat di hindarkan. Dengan demikian hubungan para karyawan yang berjalan baik di dalam perusahaan, baik diantara para karyawan lama maupun dengan karyawan baru akan dapat dijaga kelangsungannya dan ketertibannya. Dengan pengarahan yang baik serta pembagian tugas yang jelas di dalam perusahaan, maka konflik yang mungkin terjadi serta pelemparan tanggung jawab yang sering terjadi di antara para karyawan perusahaan akan dapat dikurangi serta berangsur-angsur dapat dihilangkan.

(7)

PENYESUAIAN SEGI TIGA

Di dalam usaha untuk meningkatkan produktivitas kerja dalam perusahaan, maka peranan dari manajemen perusahaan akan besar dan tidak dapat di abaikan dengan begitu saja. Di dalam pelaksanaan tugas yang di berikan kepada para karyawan. Perusahaan ini maka hendaknya manajemen perusahaan tersebut dapat memberikan bimbingan serta menujukan tugas-tugas untuk para karyawan perusahaan. Penjelasan tentang tugas yang harus di laksanakan oleh para karyawan, serta pemberitahuan yang bijaksana tentang kesalahan-kesalahan yang di perbuat oleh para karyawan perusahaan akan dapat membantu meningkatkan produktivitas kerja para karyawan perusahaan. Dalam hal ini bimbingan dan pengarahan para karyawan perusahaan tersebut akan sangat berperan di dalam usaha peningkatan produktivitas kerja dari perusahaan. Apabila manejemen perusahaan tidak memberikan bimbingan yang baik terhadap para karyawan perusahaan, maka tenaga yang tersedia di dalam perusahaan tersebut tidak akan dapat di manfaatkan dengan baik sehingga produktivitas kerja dalam perusahaan tersebut akan sangat rendah tanpa adanya bimbingan dan pengarahan dalam pelaksanaan proses produksi dan pekerjaan yang di tugaskan kepada para karyawan ini, maka para karyawan akan tidak dapat mengetahui dengan pasti tugas apa saja yang harus dilaksanakannya. Didalam keadaan semacam ini pada umumnya akan timbul keluh kesah dari para karyawan perusahaan serta rasa tidak aman di dalam melaksanakan tugas yang di bebankan kepadanya. Pada umumnya didalam perusahaan semacam ini produktivitas kerja dari perusahaan akan menjadi rendah karena para karyawan mempunyai gairah yang tinggi didalam perusahaan.

Demikian pentingnya bimbingan dan pengarahan yang seharusnya diberikan oleh manajemen perusahaan yang bersangkutan ini terhadap para karyawan yang bekerja di dalam perusahaannya. Oleh karena itu bagi perusahaan-perushaan yang tidak pernah memberikan pengarahan pelaksanaan proses produksi didalam perusahaan, maka pada umumnya produktifitas perusahaan tersebut akan menjadi rendah. Perlu kiranya di perhatikan di dalam hal ini, rendahnya produktifitas kerja dari perusahaan ini bukan semata-mata di akibatkan oleh para karyawan yang bekerja di dalam perusahaan tersebut saja, melainkan sebenarnya juga merupakan akibat dari tidak adanya pengarahan yang jelas dari manajemen perusahaan terhadap para karyawan yang bekerja didalam perusahaan.

Karyawan dapat tersalur dengan baik karena bimbingan pimpinan

(8)

2.3 PENINGKATAN MOTIVASI KERJA

Pelaksanaan proses produksi di dalam suatu perusahaan, apakah itu merupakan perusahaan kecil, perusahaan menengah maupun perusahaan besar, sedikit banyak akan dipengaruhi oleh produktivitas kerja dari para karyawan yang bekerja di dalam perusahaan. Tinggi dan rendahnya produktivitas kerja para karyawan pada umumnya yang bekerja pada perusahaan ini sebenarnya akan di dapat mencerminkan produktivitas kerja dari perusahaan. Kalau manajemen perusahaan tersebut cukup cermat mengamati keadaan para karyawan yang bekerja pada perusahaan, maka sebenarnya akan terlihat bahwa tingginya produktivitas para karyawan di pengaruhi oleh kondisi kerja yang ada, juga akan lebih banyak dipengaruhi oleh minat dan dorongan di dalam diri karyawan tersebut untuk dapat bekerja dengan baik. Dengan memiliki, meskipun manajemen perusahaan sudah mempersiapkan suatu kondisi karyawan yang cukup memadai di dalam ruang kerja para karyawan, akan tetapi apabila para karyawan perusahaan tidak berminat untuk dapat menyelesaikan pekerjaan dan tugas yang di bebankan kepada mereka, maka produktivitas kerja dari para karyawan tersebut akan tetap rendah dan dapat ditingkatkan lagi.

Minat dan dorongan berasal dari dalam diri para karyawan yang bekerja didalam perusahaan ini akan sangat besar pengaruhnya terhadap tingkat produktifitas dari para karyawan yang bekerja dalam perusahaan. Didalam pembicaraan sehari-hari, minat dan dorongan untuk dapat bekerja dengan baik yang berasal dari dalam diri para karyawan tersebut, sering kali disebut sebagai motivasi kerja dari para karyawan.

Motivasi kerja dari para karyawan yang bekerja di dalam perusahaan merupakan hal yang sangat penting di dalam pelaksanan proses produksi dari perusahaan. Hal ini disebabkan oleh karena tingginya produktifitas kerja dari para karyawan yang bekerja didalam perusahaan sebagian besar kan ditentukan oleh kemauan para karyawan perusahaan untuk berbuat sesuatu. Manajemen perusahaan hendaknya dapat meningkatan motivasi kerja para karyawan perusahaan tersebut sehingga produktifitas kerja para karyawan ini akan dapat di pertahankan pada tingkat yang tinggi.

(9)

perusahaan adalah dapat menerima teori motivasi yang sekiranya cocok dengan situasi dan kondisi dari para karyawan yang bekerja dalam perusahaan.

Salah satu teori tentang motivasi yang sangat terkenal dan sering di pergunakan di dalam beberapa perusahaan pada dewasa ini adalah teori hierarki kebutuhan yang di kemukakan oleh Abrahm Maslow. Teori hierarki kebutuhan ini disebut berdasarkan atas dua anggapan dasar, yaitu yang pertama bahwa kebutuhan manusia itu akan tergantung kepada apa yang telah dipunyai, sedangkan anggapan dasar yang kedua adalah bahwa kebutuhan itu merupakan sesuatu hierarki apabila dilihat dari pentingnya kebutuhan tersebut. Maslow berpendapat bahwa kebutuhan manusia tersebut akan terdiri dari lima kategori. Kategori yang pertama adalah kebutuhan fisiologikal, yaitu kebutuhan dasar bagi manusia untuk dapat mempertahankan kehidupannya. Kebutuhan ini misalkan kebutuhan akan makan, minum, perumahan, pakaian, dan lain sebagainya, di mana kebutuhan-kebutuhan tersebut pada umumnya merupakan kebutuhan dasar dari manusia. Apabila kebutuhan fisiologikal ini sudah terpenuhi, maka akan terasa kebutuhan berikutnya yaitu kebutuhan akan rasa aman. Kebutuhan ini akan meliputi kebutuhan akan adanya perlindungan dari rasa sakit, ketika ketidak mampu ekonomis, keselamatan dan keamanan kerja, keselamatan keluarga dan lain sebagainya. Kebutuhan yang ke tiga dalam hal ini adalah kebutuhan sosial. Para karyawan yang bekerja di dalam perusahaan apabila sudah tercukupi akan kebutuhan fisiologikal serta kebutuhan keamanan, maka kebutuhan sosial ini mulai nampak terasa oleh para karyawan di dalam hal ini, para karyawan yang bekerja di dalam perusahaan mulai memikirkan adanya kebutuhan bahwa dirinya juga di perlukan oleh para karyawn yang lain, atau oleh perusahaan. Rasa diterima didalam kelompok, serta kebutuhan akan rasa saling mencintai termasuk di dalam kategori kebutuhan sosial ini. Kebutuhan yang berikutnya setelah kebutuhan sosial ini adalah kebutuhan untuk memperoleh penghargaan, pengakuan, status, prestise dan lain sebagainya. Sedangkan kebutuhan yang terakhir merupakan kategori kebutuhan ini adalah kebutuhan akan aktualisasi diri. Kebutuhan ini merupakan kebutuhan untuk dapat untuk dapat mempertahankan potensi yang ada didalam sendirinya sehingga dapat berkembang menjadi semaksimal mungkin. Sebagai contoh misalnya , seorang operator mesin akan berusaha untuk dapat menjadi operator mesin yang baik. Demikian pula seorang kepala bagian produksi akan berusaha untuk dapat menjadi kepala bagian produksi yang baik pula.

Apabila di gambarkan, maka kebutuhan yang berdasarkan oleh para karyawan perusahaan dapat umumnya ini adalah sebagaimana terlihat di dalam bagian di bawah ini.

(10)

Walaupun konsep tentang hierarki kebutuhan ini nampaknya dapat di pergunakan oleh perusahaan-perusahaan pada umumnya, namun demikian tidak menutup adanya berapa kemungkinan terdapatnya beberapa hal yang merupakan kelemahan atau setidak-tidaknya merupakan kesulitan untuk menerapkan teori hierarki kebutuhan karyawan

Kebutuhan ini. Sehubungan dengan tersebut, maka di bawah ini di jelaskan pula beberapa kritik yang di sampaikan terhadap teori hierarki kebutuhan tersebut, yaitu:

a. pada umumnya akan terdapat kesulitan untuk melihat adanya hierarki kebutuhan tersebut. Namun demikian nampaknya terdapat dua macam kebutuhan yang dapat di pisahkan, yaitu kebutuhan biologis serta kebutuhan yang lain apabila kebutuhan biologis ini sudah terpenuhi.

b. Intensitas-intensitas tingkat hierarki kebutuhan ynag lebih tinggi untuk individu yang berbeda tentunya akan berbeda pula.

c. Dirasakannya terdapat kebutuhan pada tingkat yang lebih tinggi tersebut bukanya semata-mata karena kebutuhan pada tingkat di bawahnya sudah terpenuhi, melainkan karena beberapa faktor lain, seperti terdapatnya peningkatan karier, terdapatnya kenaikan jabatan dan lain sebagainya.

d. Terdapat kesulitan untuk mengukur terpuasnya suatu kebutuhan yang di rasakan oleh para karyawan tersebut.

Teori yang lain tentang motivasi kerja ini yang sering pula dipergunakan di dalam perusahaan – perusahaan pada umumnya adalah teori X dan Teori Y. Teori ini dijelaskan oleh Dounglass McGregor yang pada intinya adalah bahwa sikap dari manajemen perusahaan terdapat para karyawan yang bekerja pada perusahaan yang bersangkutan ini akan dapat mempengaruhi motivasi kerja para karyawan tersebut. Di dalam hal ini terdapat 2 sikap dasar yang di pergunakan oleh manajemen perusahaan yaitu sikap yang berdasarkan pada teori X dan sikap yang berdasarkan teori Y.

Beberapa anggapan dasar yang di pergunakan oleh teori X ini adalah sebagai berikut:

a. Pada umumnya, para karyawan yang bekerja di dalam perusahaan terrsebut adalah karyawan yang tidak suka bekerja.

b. Kebanyakan para karyawan tersebut tidak mempunyai ambisi, tidak mempunyai tannggung jawab, tidak punya inisiatif. Pada umumnya para karyawan tersebut lebih suka di berikan pengarahan tentang apa yang harus mereka kerjakan.

c. Pada umumnya para karyawan yang bekerja di dalam perusahaan tersebut tidak mampu untuk memecahkan persoalan yang ada secara kreatif.

(11)

e. Dengan keadaan karyawan yang bekerja pada perusahaan tersebut, maka para karyawan tersebut harus di kendalikan secara ketat. Dalam keadaan tersbut para karyawan yang bersangkutan tersebut sering kali harus di paksakan untuk mencapai tujuan perusahaan .

Adapun beberapa anggapan dasar yang di pergunakan oleh teori Y tersebut adalah sebagai berikut:

a. Pada umumnya para karyawan yang bekerja adalah merupakan suatu hal yang biasa. Bekerja bukanlah merupakan hal yang luarbiasa dan bukan merupakan hal yang tidak disukai.

b. Pengendalian terhadap diri sendiri merupakan hal yang sangat penting di dalam mencapai tujuan perusahaan.

c. Pada umumnya sebagian besar dari para karyawan yang bekerja dalam perusahaan tersebut mempunyai kemampuan pemecahan masalah secara kreatif.

d. Kebutuhan yang dirasakan oleh para karyawan yang bekerja di dalam perusahaan akan meliputi kebutuhan sosial,kebutuhan akan penghargaan dan kebutuhan akan aktualisasi diri selain pada kebutuhan yang lebih rendah.

e. Pada umumnya para karyawan adalah kreatif dan dapat mengendalikan dan mengarahkan dirinya sendiri, apabila cara pemberian motivasi terhadap para karyawan tersebut adalah tepat.

(12)

2.4 TUJUAN SECARA INDIVIDU

Didalam hubungannya dengan masalah hubungan karyawan ini, kiranya perlu pula ditekankan kepada para karyawan yang bekerja dalam perusahaan tersebut tentang pentingnya pencapaian tujuan perusahaan secara terpadu. Sebagaiman diketahui, para karyawan yang bekerja di dalam perusahaan akan terbagi menjadi beberapa kelompok karyawan sesuai dengan tugas-tugas yang harus dilaksanakannya. Para karyawan yang bekerja dalam perusahaan akan bekerja pada agian-bagian berbeda didalam perusahaan tersebut. Lebih terperinci lagi para karyawan akan masuk di dalam seksi yang berbeda, atau bahkan didalam sub-seksi yang berbeda, didalam sebuah perusahaan yang sama, namun masalah yang dihadapi dan diselesaikan oleh para karyawan secara individual adalah tidak sama. Para karyawan pada umunya akan mengetahui secara pasti tentang persoalan yang dihadapinya sehari-hari yang terjadi didlam bagian atau seksi di mana karyawan bekerja. Tidak jarang yang terjadi bahawa para karyawan perusahaan (terutama para karyawan tingkat menengah kebawah) tidak mengetahui permasalahan yang terjadi pada seksi lain atau bagian yang lain didalam perusahaan dimana mereka bekerja. Keadaan semacam ini akan lebih terasa lagi pada perusahaan-perusahaan besar, dimana kantor dan tempat kerja dari masing-masing bagian kadang-kadang dipisahkan oleh jarak yang tidak pendek. Jumlah bagian yang cukup banyak, permasalahan masing-masing bagian yang cukup kompleks serta kesibukan sehari-hari dalam bagian masing-masing-masing-masing yang sangat menyita waktu dan tenaga, kadang-kadang mengakibatkan karyawan perusahaan tidak mengetahui lagi kesibukan dan kegiatan dari bagian yang lain di dalam perusahaan selain bagian dimana para karyawan bekerja.

Dengan keadaan diatas, maka tidak mengherankan apabila para karyawan yang bekerja di dalam perusahaan kadang-kadang tidak mengetahui dari perusahaan dimana mereka bekerja. Pada umunya, para karyawan yang bekerja didalam perusahaan hanya mengetahui tujuan dari bagian atau seksi dimana mereka bekerja saja. Demikian pula rencana kerja dan kegiatan yang dilaksanakan oleh masing-masing bagian, hanya karyawan dari bagian yang bersangkutan saja yang mengetahuinya. Padahal, didalam rangka untuk mencapai tujuan perusahaan secara umun, kadang-kadang terdapat pertentangan kepentingan dari masing-masing bagian dalam perusahaan, sehingga sering kali terjadi tujuan jangka pendek dari masing-masing-masing-masing bagian akan berbeda-beda, bahkan kadang-kadang tujuan dari masing-masing bagian mempunyai arah yang tidak selalu sama.

(13)

Keadaan semacam ini memang tidak begitu mengherankan, terutama didalam perusahaan besar, dimana komunikasi antar karyawan yang berbeda bagiannya kadang tidak semulus yang diharapkan. Didalam keadaan semacam ini, peranan manajemen perusahaan sebagai pembuat kebijaksanaan dan pengambil keputusan hatrus benar-benar di tonjolkan, sehingga para karyawan dalam perusahaan yang bersangkutan akan dapat mengerti tujuan perusahaan di mana mereka bekerja. Dengan demikian maka para karyawan perusahaan akan dapat mengerti dan memahami, bahwa yang terpenting adalah pencapaian tujuan perusahaan secara terpadu, dan bukannya tujuan bagian dalam perusahaan. Tujuan yang hendak dicapai didalam bagian yang bersangkutan tidak lain adalah untuk menunjang tercapainya tujuan perusahaan pada umumnya, dan bukanya sekedar mencapai tujuan bagian yang tidak ada kaitannya dengan tujuan perusahaan secara umum.

Sebagaimana dikatakan diatas, bahwa didalam jangka pendek kadang-kadang akan terdapat perbedaan tujuan dari masing-masing bagian. Para karyawan yang bekerja didalam perusahaan pada umumnya akan mementingkan tujuan dari bagian dimana mereka bekerja, dan mereka biasanya kurang mengetahui dan memahami tujuan perusahaan pada umunya. Didalam jangka pendek, kadang memang terjadi adanya kontradiksi dari tujuan masing-masing bagian di dalam perusahaan. Namun demikian sebenarnya didalam jangka panjang tujuan masing-masing bagian akan menjadi pendukung tercapainya tujuan perusahaan secara umum.

Adapun beberapa contoh terdapatnya kontradiksi dari tujuan masing-masing bagian di dalam perusahaan yang bersangkutan antara lain sebagai berikut:

a. Bagian Penjualan

(14)

produk perusahaan lebih terangsang untuk membeli produk perusahaan tersebut, maka kredit penjualan yang dilaksanakan akan diusahakan dengan bunga yang serendah2nya dan dengan persyaratan kredit yang selunak mungkin. Dengan adanya penjualan kredit dengan bunga yang ringan dan persyaratan yang sangat lunak ini di harapan akan dapat meningkatkan jumlah penjualan produk perusahaan yang bersangkutan tersebut. Secara singkat bagian penjualan didalam perusahaan-perusahaan pada umumnya akan menghendaki adanya :

- Persyaratan kredit penjualan yang selunak mungkin - Jumlah produk akhir secukupnya saja

- Variasi produk akhir yang sebanyak-banyaknya

b. Bagian produksi

Bagian produksi pada umumnya akan selalu berupaya untuk dapat berproduksi pada tingkat yang paling optimal, sehingga dari kegiatan produksi pada tingkat yang optimal akan diperoleh berbagai macam penghematan sehingga biaya produksi per-unit produk dapat ditekan menjadi serendah-rendahnya. Dengan demikian maka efisiensi produksi akan dapat terlaksana di dalam perusahaan tersebut. Dengan tingkat produksi yang optimal maka perusahaan yang bersangkutan akan dapat menekan biaya produksi untuk setiap unit produk, sehingga harga jual produk diharapkan akan dapat bersaing dengan produk sejenis dari perusahaan yang lain.

Pelaksanaan proses produksi didalam perusahaan akan menjadi sangat efisien apabila produk yang dihasilkan oleh perusahaan merupakan produk tunggal , artinya hanya terdapat satu produk yang diproduksikan oleh perusahaan tersebut. Dengan diproduksikannya satu macam produk saja didalam perusahaan, maka perusahaan ini akan memperoleh kemudahan di dalam melaksanakan proses produksi dalam perusahaan yang bersangkutan. Proses produksi yang dapat diselenggarakan dengan jumlah produksi yang besarkan membawa konsekuensi jumlah produk yang dihasilkan dalam setiap periode tersebut adalah besar.

Dengan demikian secara ringkas dapat dikatakan bahwa bagian produksi dalam perusahaan akan menghendaki:

- Jumlah produk akhir adalah banyak. - Variasi produk akhir hampir tidak ada.

c. Bagian keuangan

(15)

kekhawatiran bahwa perusahaan yang bersangkutan akan mempunyai tunggakan yang sulit di tagih. Demikian pentingnya likuiditas didalam sebuah perusahaan, sehingga hal yang sangat wajar apabila perusahaan-perusahaan pada umumnya berusaha menjaga likuiditas dalam perusahaannya dengan sebaik-baiknya.

Sehubungan dengan usaha untuk dapat mempertahankan likuiditas perusahaan dengan sebaik-baiknya dalam kaitannya dengan penjualan produk perusahaan, maka mengingat kepentingan bagian keuangan perusahaan sebaiknya mengadakan penjualan produk tersebut dengan pembayaran tunai saja. Dengan penjualan tunai ini maka perusahaan tidak perlu untuk mengurusi masalah penagihan piutang perusahaan, yang kadang-kadang dari seluruh piutang perusahaan yang ada, akan terdapat sebagian yang tidak dapat ditagih sama sekali. Namun demikian apabila perusahaan harus melaksanakan penjualan kredit mengingat penjualan secara tunai tidak akan mencapai jumlah penjualan yang memadai, maka penjualan kredit ini harus dilaksanakan dengan berbagai macam persyaratan yang cukup ketat. Persyaratan penjualan kredit dari perusahaan yang cukup ketat ini mempunyai tujuan yaitu agar penjualan kredit tersebut sampai pada saat pembayarannya dapat direalisir dengan mudah sehingga tidak menyulitkan keadaan keuangan perusahaan yang bersangkutan. Apabila perusahaan yang bersangkutan ini mengadakan penjualan kredit dengan syarat yang sangat lunak serta seleksi pengambil kredit yang sangat longgar, maka dikhawatirkan pada saat realisasi pembayaran kredit ini akan mengalami kemacetan dan kesulitan sehingga akibatnya akan dapat menyulikan keadaan likuiditas perusahaan yang bersangkutan.

Disamping persyaratan penjualan kredit dan seleksi pengambil kredit yang cukup ketat, maka dalam upaya untuk menjaga likuiditas perusahaan yang bersangkutan ini bagian keuangan sangat perlu untuk membuat pembatasan anggaran yang akan dipergunakan oleh bagian-bagian yang lain didalam perusahaan yang bersangkutan. Hal ini disebabkan karena tanpa adanya batas atas dari anggaran untuk masing-masing bagian di dalam perusahaan yang bersangkutan , maka masing-masing bagian tersebut akan membuat anggaran pengeluaran yang berlebihan sehingga akan menimbulkan kesulitan keuangan didalam perusahaan.

Dengan demikian maka secara singkat bagian keuangan ini akan berusaha untuk dapat: - Menentukan batas atas anggaran untuk setiap bagian.

- Membuat persyaratan penjualan kredit seketat mungkin. d. Bagian personalia

(16)

perusahaan tersebut cukup tinggi. Biaya penarikan dan pengembangan para karyawan menjadi tidak sebanding lagi dengan manfaat yang diperoleh perusahaan apabila para karyawan yang bekerja dalam waktu yang relatif pendek sudah keluar dari perusahaan.disamping hal tersebut, maka keterampilan para karyawan yang baru tentunya akan berbeda dengan para karyawan yang sudah lama bekerja dalam perusahaan, sehingga produktivitas kerja para karyawan yang bekerja pada perusahaan secara keseluruhan akan menurun pula dengan semakin seringnya pergantian karyawan perusahaan.

Dalam rangka untuk mengusahakan tingkat perputaran karyawan peruasahaan agar berada pada tingkat yang rendah, atau usaha untuk menurunkan tingat perputaran karyawan yang bekerja pada perusahaan, maka bagian personalia akan berusaha keras untuk dapat membuat para karyawan selalu loyal kepada perusahaan. Usaha-usaha untuk mencapai hal tersebut dapat dilaksanakan dengan berbagai macam jalan, antara lain dengan berusaha memenuhi kebutuhan para karyawan perusahaan. Sebagai contoh misalnya dengan memberikan gaji yang cukup layak, menyediakan fasilitas olah raga, pengadaan program rekreasi akhir tahun dan lain sebagainya. Dengan demikian maka dalam usaha untuk mengadakan peningkatan produktivitas kerja para karyawan yang bekerja pada perusahaan bagian personalia pada umumnya akan menghendaki:

- Batas atas anggaran yang setinggi mungkin.

- Penyediaan fasilitas yang cukup untuk para karyawan perusahaan. e. Bagian pemeliharaan

Bagian pemeliharaan akan selalu berusaha agar mesin dan peralatan produksi yang dipergunakan oleh perusahaan selalu dalam keadaan siap pakai dan tidak menimbulkan gangguan dalam pelaksanaan proses produksi yang di laksanakan dalam perusahaan. Sehubungan dengan terdapatnya kepentingan bagian pemeliharaan ini, maka dalam setiap pembelian mesin dan peralatan produksi yang akan dipergunakan untuk proses produksi dalam perusahaan, maka yang perlu di perhatikan adalah kualitas dari mesin dan peralatanya. Dengan demikian apabila perusahaan mempergunakan mesin dan peralatan poduksi yang berkualitas tinggi, maka mesin dan peralatan produksi akan menunjang jalanya pelaksanaan proses produksi dalam perusahaan dengan baik. Dalam pemilihan mesin dan peralatan produksi yang mempunyai kualitas yang tinggi ini tentunya akan di perlukan dana yang cukup pula sehingga mesin dan peralatan produksi yang dipergunakan untuk pelaksanaan proses produksi ini tidak menimbulkan gangguan-gangguan proses dalam perusahaan. Dengan demikian bagian pemeliharaan ini tentunya akan menghendaki anggaran yang cukup besar untuk pelaksanaan mesin dan peralatan produksi yang dipergunakan tersebut.

(17)

dalam perusahaan lagi, melainkan sudah mengarah kepada pemenuhan kepentingan masing-masing pribadi yang ada dalam perusahaan dengan mempergunakan kedok kepentingan bagian perusahaan tersebut. Apabila keadaan dalam perusahaan sudah berkembang seperti ini, maka perusahaan akan sangat sulit atau akan menemui banyak kesukaran untuk dapat bergerak maju dan berkembang.

Sebenarnya keadaan yang tidak baik dalam perusahaan akan dapat di hindarkan apabila manajemen perusahaan dapat memberikan pengarahan yang cukup kepada masing-masing bagian perusahaan. Perlu di tekankan dalam hal ini bahwa apabila masing-masing bagian dalam perusahaan selalu mementingkan tujuan jangka pendek dari bagian yang bersangkutan, maka tujuan perusahaan secara keseluruhan tidak akan tercapai. Perusahaan akan dapat mencapai tujuan umum perusahaan apabila setiap bagian dalam perusahaan dapat menyesuaikan diri dengan tujuan umum perusahaan tersebut. Dengan demikian sebenarnya masing-masing bagian ini harus melihat dahulu tujuan perusahaan secara umum, baru kemudian menterjemahkannya kedalam tujuan masing-masing bagian. Dengan demikian maka tujuan perusahaan perusahaan akan di capai secara bersama-sama oleh masing-masing bagian dalam perusahaan.

Sebagaimana di ketahui, bahwa dalam perekonomian yang semakin maju ini, maka kesulitan perusahaan yang paling sering dirasakan adalah usaha untuk mengadakan pemasaran barang atau jasa yang di produksikan oleh perusahaan. Oleh karena itu maka yang terpenting dilaksanakan dalam perusahaan adalah menyusun perencanaan penjualan produk atau jasa yang ada dalam perusahaan, dimana perencanaan penjualan ini akan di dukung dengan kegiatan- kegiatan oleh seluruh bagian-bagian yang lain dalam perusahaan akan menyesuaikan diri dengan bagian penjualan yang ada dalam perusahaan.

Di dalam usaha untuk dapat melaksanakan pemasaran barang atau jasa yang di produksikan oleh perusahaan, maka pada umumnya bagian penelitian dan pengembangan yang ada dalam perusahaan akan selalu mengadakan penelitian dan pengembangan produk atau jasa yang mempunyai potensi penjualan yang tinggi. Dengan diproduksikannya barang atau jasa yang diperlukan dan di sukai oleh konsumen. Maka di harapkan keadaan ini akan dapat menunjang pelaksanaan pemasaran barang atau jasa yanag produksikan oleh perusahaan.

(18)

BAB III PENUTUP

3.1 KESIMPULAN ·

3.2 KRITIK dan SARAN · Kritik

Makalah ini tentunya memiliki banyak kekurangan, baik dalam hal isi, maupun dalam sistematika dan tehnik penulisannya.

· Saran

1. Bagi para pembaca diharapkan mencari sumber-sumber yang lebih lengkap mengenai topik ini supaya pengetahuan pembaca dapat lebih luas.

2. Pembaca tentunya juga diharapkan mampu termotivasi dan mempraktikkan apa yang dibahas di makalah ini.

Referensi

Dokumen terkait

perusahaan untuk mendorong para karyawan bekerja dengan baik. fungsi supervisi dalam suatu perusahaan adalah memberikan. pengarahan, membimbing kerja para karyawan agar

Ini adalah metode yang cocok dipilih jika proses atau produksi yang saat ini dilakukan perusahaan tidak memuaskan pelanggan meskipun sudah dilakukan optimisasi.. ❖ TEKNIK SIX SIGMA

Hasil review literature menunjukkan bahwa kebijakan job rotation yang dilakukan perusahaan memberikan dampak yang baik pada job satisfaction karyawan, sehingga

Karyawan akan merasa antusias dalam bekerja apabila perusahaan memberikan suatu penghargaan kapada pegawainya yang dapat bekerja dengan baik, pada dasarnya karyawan

Turnover Intention atau pergantian tenaga kerja merupakan wujud nyata bagi perusahaan atau organisasi, khususnya apabila karyawan yang keluar adalah tenaga kerja yang

Perusahaan juga harus bertanggung jawab terhadap kerugian personil (Personnel Loss Exposures) baik yang menimpa karyawannya maupun keluarga dari karyawan

Dengan demikian perusahaan atau organisasi dituntut agar memberikan kenyamanan terhadap lingkungan kerja untuk setiap tenaga kerja, karena dengan adanya karyawan atau SDM yang nyaman

Strategi Fungsi manajemen operasional digunakan dalam menyusun strategi bisnis untuk mengoptimalkan sumber daya perusahaan, juga meningkatkan daya saing dengan perusahaan lain..