• Tidak ada hasil yang ditemukan

Membangun Keshalehan.doc 38KB Jun 13 2011 06:28:25 AM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Membangun Keshalehan.doc 38KB Jun 13 2011 06:28:25 AM"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

Membangun Keshalehan

Ketika benteng kemunkaran makin kuat dan tinggi, sementara barisan yang menamakan “penegak kebenaran” makin lemah dan berserakan, Tuhan tetap memperlihatkan kebesaran dan keagungan-Nya dengan kekuasaan dan kebijakan-Nya. Di negeri ini nampaknya Tuhan belum usai membuka kedok-kedok kepalsuan para pemegang amanat ummat. Orang mudah menerima amanat karena memang ia mempunyai kesanggupan dan melihat janji yang menggiurkan, namun kemudian orang berlaku khianat karena tidak menyempatkan mengukur tingkat kemampuan dirinya dan dikuasai oleh syahwatnya. Citra ummat pun semakin buruk, maka tampillah “budak-budak” yang pandai berdalih dan beralasan, semua merasa benar, satu sama lainnya saling menyalahkan, satu sama lainnya tidak mau dipersalahkan. “Musyawarah” sekadar formalitas maka disemua lapisan gerbang “gibah” terbuka lebar, aib jadi obralan. Sabda Nabi: “Jika kamu mengetahui dengan apa-apa yang aku ketahui niscaya kamu akan sedikit “tertawa” dan banyak “menangis”. (yakni) Dimana meluasnya kemunafikan dan lenyapnya amanat, dicabutnya rahmat, orang jujur dituduh dan orang-orang curang dipercaya, huru-hara mencekam kamu, fitnah mencekam maka keadaan menjadi “gelap” seperti gelap gulitanya malam”. (HR Hakim dari Abu Hurairah).

Kini tengah berlangsung kepercayaan diberikan pa seseorang atas pamrih kepentingan pribadi sementara penerimanya membeli kepercayaan itu. Maka hilanglah malu menjerumuskan diri dalam kemaksiatan dan kesesatan, tiada lagi kemampuan menahan diri. Ingatlah pertanyaan-Nya kepada mereka ynag mengaku beriman “Belumlah saatnya bagi mereka yang beriman khusyu’ Qalbu mereka untuk

mengingat Allah dan terhadap apa-apa yang Kami turunkan kepada mereka sebagai suatu kebenaran. Dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al-Kitab kepadanya, kemudian berlakulah masa yang panjang atas mereka lalu Qalbu mereka menjadi keras. Dan kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang fasiq.” (QS. 57/al-Hadid: 16) Maka bila Qalbu tersumbat, lidah dan mulut menjilat, kaki dan tangan terikat ketat, maka tak lagi dapat melihat dan telinga tak mampu lagi mendengar kebenaran, jangan kaget kalau kemudian kerusakan semakin berkembang dan kebatilan merajalela. Karena “lapar dan haus telah menguasai diri”, akal pun tidak lagi berfungsi. « Apakah mereka tidak pernah lagi dzikir ? “ Tidak. Mereka selalu dzikir, namun sekadar ritual saja. Mereka merasa dekat kepada Tuhannya, namun Tuhan sendiri sebenarnya jauh dari mereka. Sikap dan perilakunya imitasi.

Benarlah firman-Nya, berlakulah ketetapan-Nya, dan pintu rahmat-Nya selalu terbuka bagi mereka yang kembali kepada aturan dan jalan-Nya. Dia telah membuat

(2)

Penduduk negeri ini mayoritas beragama Islam. Maka baik buruknya negeri ini ssaranya adalah ummat Islam. Maketnya adalah ORMAS ISLAM dan lembaga-lembaga yang berlabelkan Islam. Semakin diperlukan para pemimpin yang melekat dalam dirinya kesadaran bahwa Allah sebagai Rabb al-‘alamin Dia yang telah menciptakannya kemudian membimbingnya, Dia yang memberi makan dan minum, dan apabila ia sakit maka Dia yang menyembuhkannya, Dia yang diharapkan ampunan-Nya manakala hari pembalasan tiba « seraya memohon : Duhai Rabb anugerahi aku hikmah dan golongkan aku kedalam hamba-hamba-Mu yang shaleh, jadikan buah tuturku yang benar untuk generasi kemudian, dan jadikan aku termasuk orang-orang yang mewarisi jannah-Mu yang penuh kenikmatan“ (QS26/asy-Syu’ara : 77-85). “Duhai Rabb berilah aku bimbingan untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku, bimbinglah aku dalam beramal shaleh yang Engkau ridhai, dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang shaleh“. (QS. 27/an-Naml : 19). Agar dia tidka menjadi budak-budak dunia kekuasaan yang terikat masa dan bersifat

kesementaraan. Karena yang pantas mewarisi bumi ini adalah mereka yang shaleh (QS. 21/al-Anbiya: 105), maka semoga ummat tidak terlalu menuntut keteladanan pemimpinnya, akan tetapi diri mereka masing-masing berupaya untuk menjadi teladan, agar terbiasa bersaing dalam kebaikan sebagaimana semboyan “fastabiqul khairat” yang biasa dikibarkan.

Membangun keshalehan sebagai upaya mengembangkan moralitas kepribadian muslim untuk menghadirkan citra kehidupan yang diliputi kebaikan, kedamaian dan ketertiban, amat urgen dan relevan dengan fenomena kehidupan manusia dari bangsa yang sedang terombang-ambing di negeri ini, di mana antara aspirasi dan prestasi ummat berada di tepian jurang kehancuran. Dengan membangun keshalehan di setiap lini diharapkan mampu menghadapi problematika dan dinamika negeri ini tidak mudah lemah dan tidak mudah lesu dengan “penderitaan” yang menimpa serta tidak menyerah kepada musuh yang selalu menghadang dan menyebarluaskan virusnya. Membangun keshalehan melahirkan manusia-manusia shaleh: pengabdiannya hanya kepada Allah semata; mereka “memberi arahan” sesuai dengan pemahaman wahyu-Nya yang diikuti dengan kebajikan; shalat dan zakatnya berkualitas (QS. 21/al-Anbiya: 73). Beriman pada Allah dan hari akhir, tegar melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar, dan bersegera dalam menaburkan benih-benih kebajikan (QS. 3/Ali Imran: 114). Mereka gemar bertaubat (QS. 17/Bani Israil: 25). Maka sikap, cara berfikir, dan perbuatannya berorientasi kepada hikmah, kerahmatan, kesederhanaan, kedermawanan, keikhlasan, ketawakalan, kesyukuran, keabadian dan ampunan (QS. Bani Israil: 25: 23-41), (QS. 31/Luqman: 12-19). Interaksi sosialnya adalah

kehormatan, kesatuan, kerjasama, toleransi, kemerdekaan, keadilan, kesetiaan terhadap janji dan kasih sayang.

Membangun keshalehan diawali dari pembuktian kesadaran kedudukan dan fungsi manusia, dengan kualitas iman yang indicator utamanya adalah memelihara amanah, upaya mendekatkan diri kepada Allah tidak berhenti pada titik ritualitas saja, dan ilmu menghadirkan ruh jihad dengan totalitas harta dan diri. Kemudian bekerja dengan optimalisasi potensi (ikhlas) dan memakai sistematika allokasi waktu “ada waktu untuk bermunajat, ada waktu untuk tafakur, ada waktu untuk muhasahah, dan ada waktu untuk melengkapi kebutuhan makan dan minum” itulah akal yang sehat.

Wallahu a’lam.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan Berita Acara Penetapan Hasil Seleksi Nomor : 13/BA.6/POKJA-ULP/2011 tanggal 02 Mei 2011 untuk Pekerjaan Pengawasan Pembangunan Kapal Penyeberangan 750 GT Lintas Labuhan

Gambaran activity diagram terkait use case lihat dan dengarkan objek lambung dapat dilihat pada gambar 3.35. Gambar 3.35 Activity Diagram Lihat dan Dengarkan

Sedangkan kepiting betina yang telah malakukan perkawinan secara berlahan dan pelan-pelan akan beruaya ke perairan bakau, dan kembali ke laut untuk melakukan pemijahan, dan

paling dominan terhadap penghasilan kena pajak dengan kontribusi pengaruh yang diberikan sebesar 42,02%, disusul oleh perencanaan pajak yang memberikan pengaruh

ISI PENGUMUMAN : Diumumkan bahwa Pemenang dan Calon Pemenang 1 Pekerjaan Lanjutan Perkerasan Taxiway, Apron dan Fillet termasuk Marking Volume 12.610 M2 adalah

Apabila sampai dengan batas akhir penyampaian sanggahan tidak ada Peserta yang mengajukan sanggahan, maka proses Pengadaan Jasa Konstruksi ini akan dilanjutkan ke tahap

Setelah melalui tahapan sesuai dengan metode pengembangan yang dipilih, maka dilakukan pengujian sistem yang terdiri dari pengujian alpha menggunakan metode pengujian black box

Pada hari ini Rabu tanggal Tujuh Bulan Nopember tahun Dua ribu dua belas, Pokja/ULP Kemensos Bekasi Dalam rangka Pemilihan Penyedia Barang/Jasa pekerjaan