• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Faktor Usia dengan Angka Kejadian Otitis Media Akut di Departemen THT-KL RSUP H. Adam Malik periode 2014-2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Faktor Usia dengan Angka Kejadian Otitis Media Akut di Departemen THT-KL RSUP H. Adam Malik periode 2014-2015"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

Universitas Sumatera Utara ii

ABSTRAK

Latar Belakang: Faktor usia memegang peranan penting dalam terjadinya otitis media akut (OMA). Hal ini perlu dikaji karena angka kejadian berdasarkan rentang usia menunjukan hasil yang bervariasi.

Metode: Penelitian ini bersifat analitik dengan desain cross-sectional dan pendekatan retrospektif (kasus OMA pada tahun 2014-2015). Sampel penelitian adalah data rekam medis penderita OMA yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Sampel diambil dengan metode total sampling.

Hasil: Dari 76 kasus yang memenuhi kriteria, 49 kasus (64,5%) tercatat pada tahun 2014 dan 27 kasus (35,5%) pada tahun 2015. Dilihat dari angka kejadian sesuai dengan kelompok usia, kasus OMA paling banyak ditemukan pada usia η18 tahun (34,2%), diikuti usia 13-17 tahun (19,7%), usia 8-12 tahun (18,4%), usia 3-7 tahun (14,5%) dan paling sedikit pada kelompok usia ζ2 tahun (13,2%). Berdasarkan jenis kelamin, sebanyak 34 kasus (44,7%) terjadi pada laki-laki sedangkan 42 kasus lainnya (55,3%) terjadi pada perempuan. Angka kejadian OMA berdasarkan stadium menunjukan stadium yang paling sering terjadi adalah perforasi (68,4%), diikuti hiperemis (19,7%), supurasi (6,6%), dan yang terakhir oklusi tuba Eustachius serta resolusi (2,6%).

Kesimpulan: Ada hubungan antara faktor usia dengan angka kejadian OMA di Departemen THT-KL RSUP H. Adam Malik periode 2014-2015 (p = 0,021, CI = 95%) dengan derajat korelasi sangat kuat (koefisien korelasi Pearson r = (+) 0,892).

Kata kunci : Otitis Media Akut (OMA), faktor usia, angka kejadian.

(2)

Universitas Sumatera Utara iii

ABSTRACT

Background: Age plays an important role in the occurrence of acute otitis media (AOM). This matter needs to be analyzed because the incidence rate based on age ranges showed varied results.

Method: This research is an analytic in cross-sectional design with retrospective approach (AOM cases in 2014-2015). The samples are AOM patients that meet inclusion and exclusion criterias. The datas were obtained from medical records using total sampling method.

Result: Of the 76 cases that meet the criterias, 49 cases (64,5%) were recorded in 2014 and 27 (35,5%) cases were recorded in 2015. Judging from the incidence rate in certain age group, the highest incidence rate was found in λ18 years old (34,2%), followed by 13-17 years old (19,7%), 8-12 years old (18,4%), 3-7 years old (14,5%), and the lowest rate was found in κ2 years old (13,2%). Based on gender, as many as 34 cases (44,7%) occur in men while 42 other cases (55,3%) occur in women. The incidence rate of AOM based on the stage show that perforation (68,4%) is the most common stage, followed by hyperemia (19,7%), suppuration (6,6%), and the last one is Eustachian tube occlusion and resolution (2,6%).

Conclusion: There is a correlation between age and incidence rate of AOM in Department of Otolaryngology-Head and Neck, H. Adam Malik Central General Hospital on 2014-2015 (p=0,021, CI=95%) and the correlation degree is very strong (Pearson correlation coefficient r=(+)0,892).

Keywords : Acute Otitis Media (AOM), age, incidence rate.

Referensi

Dokumen terkait

Dari Tabel 2 diperoleh gambaran laring yang paling banyak dijumpai adalah keganasan yaitu sebanyak 21 penderita (19,6%) diikuti oleh parese/paralisa pita suara sebanyak 18

Stadium perforasi ditandai oleh ruptur membran timpani sehingga sekret berupa nanah yang jumlahnya banyak akan mengalir dari telinga tengah ke liang telinga

Sumber infeksi paling sering pada abses leher dalam berasal dari... infeksi tonsil dan

Kesimpulan : Dari hasil penelitian menunjukan bahawa pasien yang datang pada Rumah Sakit Umum Haji Adam Malik yang sering mengalami karsinoma nasofaring dari kelompok

Kesimpulan : Dari hasil penelitian menunjukan bahawa pasien yang datang pada Rumah Sakit Umum Haji Adam Malik yang sering mengalami karsinoma nasofaring dari kelompok

9 Gejala epistaksis dan ingus berdarah merupakan gejala pada hidung yang paling sering. Sputum yang berdarah dari mukosa yang ulserasi sering

Hasil penelitian menunjukkan bahwa gejala klinik yang paling sering membawa penderita berobat ialah keluarnya cairan dari telinga (otore) yang ditemukan pada 68

Kemungkinan penyebab stadium perforasi lebih banyak ditemukan pada kasus OMA karena tingginya virulensi kuman dan keterlambatan pemberian antibiotik, yang ditandai dengan