32
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dikemukakan pembahasan dan analisis hasil penelitian dari data yang telah diperoleh dan diolah. Adapun analisis dan pembahasan tersebut di gunakan untuk menjawab penelitian yang ada.
4.1 Profil Perusahaan
4.1.1 Sejarah PT. Daya Manuggal
33
pindah tempat. Pada awal berdiriannya, PT. Daya Manuggal Salatiga hanya memiliki 200 mesin konvensional jenis 1511.44 dengan jumlah karyawan sebanyak 150 orang. Pada saat itu modal awal PT. Daya Manuggal Salatiga hanya sebesar Rp.10.000.000,-. Mulai berproduksi pada tahun 1962 dengan menghasilkan produk kain grey jenis cotton. Seiring dengan perkembangan dan perluasan pabrik saat ini mencapai luas pabrik 349,725 m2 dan luas bangunan 79.19401 m2 dengan jumlah tenaga kerja ± 2800 orang (Januari 2014), disertai dengan penambahan mesin-mesin cangih Damatex mampu menigkatkan hasil produksi dari serat/kapas menjadi benag sampai dengan kain jadi.
34
4.1.2 Departement Spinning
35
36
37
1. Bahan Baku :
Dibedakan menjadi dua macam :
a. Bahan baku kapas adalah bahan baku benag yang berasal dari serat alam diimport dari USA, Australia, Uzbekistan dan India.
b. Bahan baku Polyester adalah bahan baku benag yang berasal dari serat buatan (Man Made Fiber) dari Indonesia
Fungsi :
a. Bahan baku kapas untuk pembuatan benag 100% kapas dari Ne 16 s/d 100 Combed maupun Carded. Untuk bahan pembuatan benag campuran (blended) Polyester + Kapas (65 % dan 35 %) atau bahan Polyester + Kapas (45% dan 55%).
b. Bahan baku Polyester, merupakan jenis bahan baku campuran untuk pembuatan benag campuran (blended).
2. Gudang Bahan Baku
Gudang bahan baku adalah suatu tempat atau bangunan yang khusus untuk menyimpan bahan baku kapas dan polyester.
a. Fungsi :
38
- Menyusun dan mengelompokkan bahan baku berdasarkan jenisnya.
- Menyimpan sementara persediaan bahan baku sebelum diproses di unit pemintalan (2 bulan).
b. Tujuan :
- Untuk mengecekkan ulang apakah barang yang dikirim sesuai dengan yang dipesan.
- Untuk memudahkan stock opname
pengambilan pada saat bahan baku tersebut akan dipakai.
3. Bagian Pembuka Bale (Open Bale)
Open bale adalah bagian yang bertugas mengatur pemasukan bahan baku kapas dan polyester dari gudang ke unit pemintalan.
a. Fungsi :
- Membuka bale kapas dan polyester dengan cara memutus kawat pengikat.
- Mengatur urutan komposisi bale kapas dan polyester mixing (kurang lebih 10 s/d 12 bale).
b. Tujuan :
- Agar kapas dan polyester mengalami pengembangan, regain tercapai sehingga
-39
4. Penempatan Bahan Baku Di Samping Lattice Tempat untuk meletakkan bahan baku yang siap diproses pada awal memintal. Bertujuan untuk memudahkan pekerjaan pada saat pengambilan bahan kapas atau polyester yang akan diletakkan di lattice (feeding).
5. Mesin Blowing
a. Creeper Lattice (CL) adalah bagian awal Blowing yang berfungsin untuk meletakkan bahan baku kapas yang akan diproses menurut atau standar dari jenis kapas tiap-tiap bale sesuai dengan prose yang dikehendaki.
b. Bale Mixer (BX 3), berfungsi sebagai pembuka dan pencampur kapas yang disuapkan dari bagian CL.
c. Fan Condersor berfungsi sebagai penghisap kapas, membuat kotoran serat pendek.
d. Evener Cleaner (EC 3) untuk mengirim atau menyuap dan membersihkan kotoran kapas, seperti daun kering dan ranting-ranting kapas. e. Fine Opener (FO) untuk mencabik-cabik kapas
40
f. Two Way Distributor (TWD) untuk membagi kapas yang disuapkan dari FO ke dua KD dengan sistem pembalance.
g. Fan Condensor (KD) untuk menghisap kapas yang disuapkan oleh mesin FO dan membuang abu kapas serta serat pendek oleh perforatecage (fungsinya sama dengan KD, disini hanya melanjutkan proses dari bagian FO).
h. Ever Cleaning Feeder (ECF) untuk melakukan penyetelan, penyuapan jumlah feeding kapas ke bagian SW 4.
i. Single Cage Scutcher (SW 4) untuk mencabik dan menggaruk kapas, membersihkan kotoran yang masih tersisa dari mesin ECF serta untuk menggulung lap.
j. Lap Scalle (TWM-3N), untuk menimbang lap yang dihasilkan dari bagian SW 4 dan mengontrol keadaan berat lap, supaya senantiasa dalam keadaan standart yang diinginkan.
6. Mesin Carding adalah mesin yang bekerja untuk melakukan penggarukan terhadap lap hasil mesin Blowing.
41
- Untuk menguraikan serat-serat dalam bentuk gumpalan menjadi serat individu.
- Untuk menghasilkan silver carding.
7. Mesin Pre Drawing adalah mesin yang bekerja dengan melakukan perangkapan dan perenggangan terhadap silver carding yang disuapkan.
Fungsi :
- Untuk mensejajarkan seral didalam silver.
- Untuk memperbaiki kerataan silver.
- Untuk menghasilkan silver Pre Drawing.
8. Mesin Lap Former adalah mesin yang khusus memproses silver Pre Drwaning (cotton) menjadi lap combing yang berat rata-ratanya = 50 gram/yds.
Fungsi :
- Untuk merubah masa kapas dalam bentuk silver menjadi lap.
- Untuk menghasilkan lap combing.
9. Mesin HL adalah mesin yang memproses silver carding kapas (cotton) menjadi lap combing.
Fungsi : Untuk merubah masa kapas dalam bentuk silver menjadi lap dan untuk menghasilkan lap combing.
10. Mesin Combing adalah mesin yang bekerja untuk melakukan penyisiran terhadap lap combing dari mesin lap former.
42
- Untuk memisahkan serat pendek dan serat panjang.
- Untuk mensejajarkan serat panjang didalam silver.
- Untuk menghasilkan silver combing.
11. Mesin Drawing adalah mesin yang bekerja untuk melakukan penyisiran terhadap lap combing dari mesin lap former.
Fungsi :
- Untuk memperkecil masa silver menjadi benag dengan cara peregangan, pemilinan (twist) dan penggulungan pada setiap spindle.
- Untuk menghasilkan benang single sesuai nomor yang dikehendaki.
Keterangan : proses mesin blowing sampai roving tersebut diatas adalah merupakan persiapan memintal benag.
12. Mesin Ring Spinning adalah mesin yang bekerja untuk melakukan peregangan pilinan dan penggulungan benang.
Fungsi :
- Untuk memperkecil benang roving menjadi benang dengan cara perenggangan, pemilinan (twist) dan penggulungan pada setiap spindel.
43
Keterangan : pada mesin ring spinning ini dapat diketahui mata pintal (spindle) pada suatu pebrik pemintalan.
13. Mesin Winding adalah mesin yang bekerja untuk menyambung benang hasil produksimesin ring spinning dengan cara twisting dengan panajang benag yang ditentukan untuk proses selanjutnya di tenun (weaving) dan perajutan (knitting).
Fungsi : Untuk memperbaiki mutu benang, khususnya keratan benang hasil mesin ring spinning ;Untuk menggulung benang hasil ring spinning menjadi bentuk cone atau cheese.
14. Seleksi Benang Produksi Mesin Winding adalah suatu kegiatan untuk melakukan pemisahan benang secara visual antara benang normal dengan benang tak normal.
44
15. Mesin Heat Setter adalah mesin pemanas dengan menggunakan uap panas yang diperlukan khusus untuk blended, baik benang jenis TC maupun CT (perbedaan benang TC maupun CT terletak pada prosentase mixing antara bahan baku polyester dan cotton).
45
4.2 Profil Responden
46
Dalam deskripsi karakteristik reponden tersebut disajikan dalam tabel sebagai berikut :
Tabel 4.2.1
Data Karakteristik Responden Berdasarkan Usia dan Pendidikan
Pnd_Terakir Total Sarjana SD SMP SMA
Interval_ Umur
20-25 0 0 0 6 6
26-31 0 0 0 3 3
32-37 1 0 0 10 11
38-43 0 0 3 3 6
44-50 0 2 13 26 41
Total 1 2 16 48 67
Sumber : Data primer yang diolah, 2015.
Rata-rata usia responden buruh/pekerja perempuan dalam penelitian ini memiliki rentang usia terbesar antara 20-50 tahun sebanyak 67 orang.
47
Responden dengan tingkat pendidikan SD sebanyak 2 orang , dan pada tingkat pendidikan S1 sebanyak 1 orang. Dari karakterristik reponden tersebut, kelompok usia 44-50 tahun (usia tua) lebih banyak mendominasi dari pada kelompok usia muda dan rata-rata tingkat responden adalah SMA.
48 Tabel 4.3.1
Data Karakteristik Responden Berdasarkan Status
Status Total Belum
Menikah
Janda Menikah
Umur
20-25 2 0 4 6
26-31 0 0 3 3
32-37 0 0 11 11
38-43 0 0 6 6
44-50 1 1 39 41
Total 3 1 63 67
Sumber : Data Primer yang diolah, 2015.
49
Sumber Data Primer yang diolah, 2015.
Dari tabel 4.4.1, Status kerja responden terbagi menjadi dua yaitu ; pekerja kontrak dan pekerja tetap. Secara keseluruhan responden sebanyak 67 orang, responden yang berstatus tetap sebanyaj 59 sedangkan resonden yang berstatus kontrak sebanyak 8 orang. Rata-rata kelompok usia 44-50 tahun dengan status kerja tetap sebanyak 41 orang relatif lebih banyak, sedangkan kelomopok usia 20-25 tahun dengan status kerja kontrak sebanyak 6 orang relatif lebih rendah.
Tabel 4.4.1
Data Karakteristik Responden Berdasarkan Usia & Status Kerja
Status_Kerja Total Pekerja
Kontrak
Pekerja Tetap
Umur
20-25 6 0 6
26-31 1 2 3
32-37 1 10 11
38-43 0 6 6
44-50 0 41 41
50
1.3 Hasil Penelitian
Data karakteristik responden diperoleh ketika peneliti melakukan wawancara dengan responden buruh/pekerja perempuan pabrik pada Departement Spinning di PT. Daya Manuggal Salatiga. Secara keseluruhan jumlah buruh/pekerja sebanyak546 buruh/pekerja, yang terdiri dari 363 buruh/pekerja laki-laki dan 213 buruh/pekerja perempuan, yang merupakan gabungan dari dua unit spinning I dan
spinning II. Dari 213 buruh/pekerja perempuan,
peneliti memilih 6 responden yang bekerja pada shift pagi 06.00-13.00 WIB di spinning I.
4.3.1 Gambaran Kondisi Buruh Perempuan
51
langsung oleh pimpinan setempat dan responden yang dipilih terdiri dari 3 pekerja tetap dan 3 pekerja kontrak. Responden 1-6 bekerja di unit kerja atau bagian kerja yang berbeda-berda sesuai dengan permintaan peneliti agar dapat menjawab persoalan penelitian . Begitu juga dengan 3 pekerja tetap dan 3 pekerja kontrak agar peneliti dapat menjawab persoalan penelitian.
Tabel 4.3.1 Profil Responden Pekerja Tetap dan Kontrak
Nama/
Ket : Identitas responden diketahui peneliti dan pembimbing ,(Sumber : Data Primer).
52
4.3.2 Pengupahan
53
Berdasarkan hasil wawancara, dari masing-masing informan R1,R2,R3,R4,R5 dan R6 bahawa perolehan upah rata-rata perbulan yang diterima oleh pekerja/buruh perempuan, masih berada dibawah ketentuan perundang-undangan yang mengatur Upah Minimum Kota yang sesuai dengan standar hidup karyawan dan standar pengupahan yang berlaku berdasarkan wilayah. Jumlah upah yang diterima oleh buruh/pekerja perempuan juga sama dengan jumlahj upah yang diterima oleh buruh laki-laki. Berikut penuturan dari responden 1 (R1) adalah karyawan tetap (PKWT) dengan masa kerja 15 tahun dan responden 4 (R4) adalah karyawan tidak tetap (Kontrak/PKWTT) dengan masa kerja 5 tahun.
Berikut penuturan R1/Tetap :
“UMK sekarang Rp. 1.290.000, gaji pokok Rp.1,400,000.”
Berikut penuturan R4/Kontrak :
“Gaji saya Rp. 1.400,000 , diatas UMK.”
54
Namun ada perbedaan pemberian upah pada responden 5 (R5) adalah sebagai karyawan kontrak dengan masa kerja 5 tahun .
Berikut penuturan R5/Kontrak :
“Perbulannya Rp. 1.290,000, kalau UMK 1.290.000 itu UMK”
Pada penuturan sebelumnya, R4 menerima upah sebesar Rp. 1,400,000, sedangkan R5 menerima upah sebesar Rp.1.290,00, hal ini menunjukkan adanya ketidak seimbangan upah antara R4 dan R5, padahal R4 dan R5 sama-sama karyawan kontrak dengan lama kerja yang sama selama 5 .Kemudian dalam proses wawancara selanjutnya pada Responden (R6/Kontrak) dengan masa kerja satu setengah tahun. Berikut penuturan R6/Kontrak :
“Gaji bersih Rp 1.290.000”
55
tahun. Walaupun upah yang diberikan tidak seimbang, namun pemberian upah tersebut diberikan di atas UMK (Upah Minimum Kota). Selain upah/gaji pokok yang diterima oleh buruh/pekerja perusahaan juga
menunjang dan menjamin kesejahteraan
buruh/pekerja, berikut ini adalah hasil wawancara dari R1 dan R3.Berikut penuturan R1/Tetap
“Kalau UMK itu khn gaji pokoknya itu khn masih ada tambahan-tambahan lagi, ada tunjangan-tunjangan lainnya, ada premi H1, H2. H1 itu haid, H2 itu melahirkan, kalau premi itu sekitar Rp 20.000. H1 sekitar 105.000, H2 itu dapatnya dua macam dari perusahaan. Kalau dulu H2 waktu melahirkan anak pertama itu kayaknya sekitar Rp. 150.000 itu dulu 10 tahun yang lalu. Terus ada juga dari Serikat Pekerja kita dapat Rp.100.000,.”
56
(SP). Tentu tunjangan H2 yang diterima oleh R1 pada 10 tahun yang lalu berbeda dengan tunjangan sekarang tergantung pada tinggkat perekonomian yang berkembang saat ini. Tunjangan premi menurut R3, premi khusus diberikan hanya bagi buruh/pekerja yang bekerja pada malam hari.Berikut penuturan 900.000 itu sudah di potong SAS (Simpanan Anak Sekolah) di ambil setiap semester, SAT (simpanan akir tahun) di ambil setiap desember, SHR (Simpanan Hari Raya) di ambil setiap hari raya, masing-masing di tabung Rp.20.000 jadi semua total potongannya Rp.500.00. H2 di ambil waktu pas lahiran, tapi sekarang udah ga H2 lagi, H1 ga ambil kalau pas H2. H2 dikasi sebelum dan sesudah melahirkan.”
57
telah disepakati di dalam perjanjian kerja bersama. Dari wawancara dengan responden kebanyakan buruh/pekerja perempuan tidak mengambil cuti haidnya seperti yang dimaksud dalam ketentuan UU Ketenagakerjaan bahawa setiap buruh/pekerja perempuan bahwa ; “buruh/pekerja perempuan tidak boleh diwajibkan bekerja pada hari pertama dan kedua waktu haid. Pengusaha diwajibkan untuk memberikan waktu istirahat bagi pekerja wanita pada waktu haid, dengan mendapatkan upah”. Alasan buruh/pekerja perempuan untuk tidak mengambil H1, karena buruh/pekerja perempuan lebih senag untuk bekerja dan juga karena bertemu dengan teman-teman di lingkungan kerja. Namun ada juga buruh/pekerja yang mensiyasati waktu hak cuti haid jika ada keperluan mendadak, maka H1 di ambil. Berikut penuturan R2/Tetap :
“Laki-laki sama perempuan sama, cuma bedanya H1, itu juga kalau ga laporan tetap UMK, kalau ada keperluan ambil H1, ga pernah ambil H1, kalau ga kepepet kita khn punya hak cuti, kalau hak cutinya habis kita ambil H1. Kalau ga kepepet gitu khn ga ambil nti khn di ganti uang.”
58
dengan UMK atau tidak dipotong ketika R2 mengalami H1. Sehingga dapat disimpulakan bahwa, apabila buruh/pekerja mengalami H1 maka ada keputusan personal, buruh/pekerja tersebut mau mengambil H1 atau tidak mengambil H1, tetap buruh/pekerja tersebut mendapatkan hak normatifnya (hak-hak dasarnya). Selain itu juga, R2 dapat mensiyasati waktu cutinya, apabila hak cuti tahunan sudah habis maka R2 dapat menggunakan hak cuti haidnya (H1) jika R2 ada keperluan-keperluan mendadak dan harus ijin tidak masuk kerja dengan alasan yang jelas.
Tentu dalam penerapannya perusahaan telah menjalankan aturan pemerintah, sesuai dengan ketentuan UU Ketenagakerjaan. Selain bonus berupa peremi dan juga tunjangan-tinjangan yang diberikan oleh peerusahaan kepada buruh/pekerja. Perusahaan juga menjamin kesejahteraan buruh/pekerja dengan menyediakan fasilitas-fasilitas yang menunjang kinerja buruh/pekerja. Berikut penuturan R4/Kontrak :
“Fasilitas itu ya ada semua,ada Balai Pengobatan (BP) Manuggal.”
59
Berikut penuturan R5/Kontrak :
“Responden 1-6 bekerja di unit kerja atau bagian kerja yang berbeda-berda sesuai dengan permintaan peneliti agar dapat menjawab persoalan penelitian . Begitu juga dengan 3 pekerja tetap dan 3 pekerja kontrak agar peneliti dapat menjawab persoalan penelitian.”
60
4.3.3 Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja terkait dengan penetapan jam kerja, relasi antara atasan dan bawahan, relasi antara buruh/pekerja dan juga membahas tentang keselamatan dan kesehatan kerja. Perolehan data berdasarkan hasil wawancara dengan responden R1-6, peneliti mengajukan tujuh pertanyaan kepada responden yang dalam hal ini diharapkan agar mendapat gambaran tentang aspek lingkungan kerja. Dalam hal ini penetapan jam kerja buruh/pekerja pada umumnya maksimal kerja 7 jam dan 1 jam istirahat, jadi total jam kerja buruh/pekerja adalah 8 jam dalam satu hari. Berikut ini adalah deskripsi dari hasil wawancara dengan responden (R3). Berikut penuturan (R3/Kontrak) :
“Ya biasa hari ini, kerjanya...nyalakan mesin jam 6 pagi mesinnya di kontrol terus, setelah itu ya istirahat, sampe pulang jam 2.”
Penentuan jam kerja pada umumnya telah di
tetapkan dalam peraturan Undang-Undang
61
62
Berikut ini adalah hasil wawancara dengan responden 2 (R2) dan responden (R6)
Berikut paparan dari (R2/Tetap) :
“Sama atasan juga ga ada masalah kita semua bekerja seperti teman, baik atasan maupun bawahan. Tetapi kita juga menghormati sebagai atasan kita, tapi kalau bekerja kita sama-sama.”
Dari paparan diatas menunjukkan bahwa adanya hubungan relasi baik antara atasan dan bawahan, tidak ada sekat yang memisahkan antara pimpinan setempat dengan bawahan sehingga terciptanya lingkungan yang harmonis. Selain itu ,selaku pimpinan tidak hanya menyelesaikan pekerjaannya saja, tetapi juga pimpinan turut membantu dan memberikan arahan kepada buruh/pekerja jika terjadi kesalahan dalam bekerja, seperti yang dipaparkan oleh responden (R6) :
“Bagus sih...mba... di meeting kalau misal ada yang kurang ini disuruh benerin, seminggu sekali kita meeting, biasanya setiap hari sabtu.”
63
“Itu juga baik ya orangnya pasti yo diberi tau, cara-caranya, misalkan : kalau mau ambil cuti gimana caranya, terus gimana cara jalankan mesin, kalau mau ijin juga ke kabak, misalkan ada ijin keluar ke kapluk terus ke kabak.”
Dari tanggapan (R5) terhadap atasan menunjukkan bahwa pimpinan juga turut membantu buruh/pekerja yang kurang mengetahui tentang aturan-aturan cuti dan ijin kerja hal ini terjadi pada buruh/pekerja kontrak. Pada awal masuk kerja setiap buruh/pekerja diberi pelatihan selam 3 bulan di lapangan (lingkungan pabrik), dalam pelatihan tersebut buruh/pekerja diajar untuk mengetahui tentang pekerjaan yang akan dikerjakan setelah training sesuai dengan job instruction (instruksi kerja) atau diajarkan cara-cara untuk menjalankan mesin.
64
buruh/pekerja di dalam lingkungan pabrik. Berikut penuturan dari (R4/Kontrak) :
“Sesama teman-teman juga enak-enak aja mba, penak koq mba.”
Rata-rata pendapat responden tentang relasi kerja antara rekan kerja buruh/pekerja menunjukkan adanya hubungan yang baik antar rekan kerja. Jika ada teman-teman yang sakit baik di rumah sakit ataupun di rumah dan tidak masuk kerja selama 1 minggu, para buruh/pekerja berinisiatif untuk pergi menjenguk rekan kerja mereka. Selain itu juga, jika ada rekan kerja atau keluarga dari rekan kerja di pabrik yang meniggal, mereka juga datang untuk memberi dukungan atau semangat bagi rekan tersebut. Suasana kekeluargaan ini juga merupakan implementasi dari visi dan misi PT. Daya Manuggal. Untuk mengetahui tentang keselamatan dan kesehatan kerja (K3), pada PT Daya manuggal sangat mengutamakann Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dengan bekerja sesuai standar kerja yang sudah di tentukan oleh pabrik. Berikut ini adalah tanggapan dari (R3) tentang keselamatan kerja :
65
66
Sementara pembayaran pengobatan ditanggung oleh pemberi kerja (perusahaan) dan besaran biaya tergantung pada tingkat resiko langkungan kerja. Berikut ini adalah tanggapan dari responden (R1) :
“Ya kalau disini khn memang, kalau misalkan ada yang kecelakan kerja tetap ada jaminannya kayak asuransinya gitu. Jamsostek (Jaminan sosial tenaga kerja), aku khn sendiri ada asuransinya sendiri, jaminan sosial tenaga kerja kalau ada kecelakaan kerja.”
Selain jaminan kecelakan kerja perusahaan juga mengupayakan untuk mengurangi resiko kecelakan kerja dengan menyediakan peralatan atau perlengkapan kerja seperti, yang di utaran oleh R1 :
“Pake topi, sepatu itu khn buat keselamatan kerja, sepatu khn harus pake sepatu ket itu, masker, skoret, yang paling penting itukan masker, kalau operator khn harus pake masker.”
67
Hal ini ditekankan lagi oleh R2 :
“Kalau kesehatan khn debunya khn banyak, debunya terlalu banyak tapikan ada masker.”
Paparan debu yang terlalu banyak menjadi keluhan bagi buruh/pekerja, hal ini sangat menggangu aktivitas kerja buruh secara keseluruhan. Debu yang kasat mata, dan mudah terhirup ketika melepaskan masker tentu akan menggangu kesehatan khusunya saluran pernapasan dari buruh/pekerja yang bekerja di lingkungan pabrik. Nampaknya keluhan R2 tentang debu yang menggangu juga di rasakan oleh R5 :
“Disini ya apa menghirup kapas khn nganu debu, pake masker masih tembus tiap hari masker diganti itu masih kena debu, tetap masuk debunya”.
68
Hal ini, dilakukan untuk melindungi kesehatan buruh/pekerja agar terhindar dari penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan. Selain menjamin keselamatan kerja, perusahaan juga menjamin kesehatan buruh/pekerja yang sakit dengan disediakannya fasilitas berupa Balai Pengobatan atau biasa dikenal di lingkungan pabrik dengan sebutan BP Manuggal. Sementara keberadan BPJS yang merupakan program pemerintah tetap di kontrol atau di bawah pengawasan perusahaan khusunya Balai Pengobatan Manuggal (BP Manuggal). Pada BP Manuggal selain menyediakan obat-obatan, juga ada dokter yang dipercayakan untuk menagani masalah penyakit yang di alami. Berikut adalah penuturan dari (R1) :
“Kalau kesehatan misalnya kita sakit disini khn ada Balai Pengobatan (BP Manuggal), terus akir-akir ini kita khn pakainya BPJS. BPJS juga khn tetap di BP juga.”
69
tercermin dari penuturan R3 yang adalah istri dari salah satu staf di perusahaan. Berikut penuturan R3 :
“Kesehatan kerja pake blue inhealt, ikut bapak kalau kayawan biasa itu BPJS. Inheale khn kesehatan swasta tapi pake dokter pribadi. Ikut bapak semua sekeluarga, padahal aku khn karyawan tapi peraturan ikut bapak.”
Untuk level staf diberikan fasilitas kesehatan Blue Inhealt milik swasta dengan menggunakann dokter pribadi, sedangkan bagi buruh/pekerja biasa menggunakan BPJS dengan doktekter umum. Menurut peraturan perusahaan, bagi suami dan istri bekerja di dalam lingkungan pabrik dan suami atau kepala keluarga menuduki jabatan tertentu di perusahaan, maka jaminan kesehatan yang diberikan perusahaan harus mengikuti kepala keluarga menurut peraturan di perusahaan.
4.3.4 Pelatihan Dan Kesempatan Kerja
70
Kesempatan kerkarir bagi buruh/pekerja dilihat dari apsensi,kinerja, kerajinan, kecepatan dan ketepatan waktu kerja, dan ditunjuk langsung dari pimpinan setempat untuk menduduki posisi atau jabatan tertentu. Pekerja/buruh yang ditunjuk harus mengikuti beberapa prosedur tes seperti : tes psikoloqi, tes di lapangan (lingkungan pabrik), dan mengikuti beberapa traning dari perusahaan. Hal ini dilakukan tentu untuk mengembagkan diri buruh/pekerja dan perusahaan dalam, mempersiapkan cikal bakal pemimpin yang baru untuk menduduki posisi tertentu, apabila ada staf yang resain, pensiun atau beberapa kedudukan yang mugkin mendadak harus diganti atau di tambahkan. Pelatian kerja/training yang diadakan oleh perusahaan bagi buruh/pekerja yang baru masuk kerja, maka akan diberikan training selama tiga bulan, menurut penuturan dari beberapa responden, diantaranya R1 :
“Pelatihan kerja sebelumnya ada tiga bulan pelatian, sesudah juga ada namanya re_training”
71
perempuan yang bekerja dengan mesin di bagian produksi benag, telah diberi pelatihan selama 3 bulan untuk mengenal mesin-mesin yang akan digunakan, tentang bagaimana cara kerja mesin , kegunaan mesin, cara menghidupkan dan mematikan mesin.Seperti yang di utaran oleh R5 :
“Kalau training waktu itu diajarin seleksi kapas terus diajarin mencet tombol-tombol mesin sama cara kerjanya, terus campuran kapas.”
72
Sekitar 12 lebih mesin yang digunakan dalam proses produksi benag diantaranya ; mesin blowing, mesin carding, mesin drawing, mesin lap former, mesin hl, mesin combing, mesin drawing, mesin roving, meisn ring spinning, mesin winding, dan mesin heat setter. Menurut R3, pelatihan kerja diadakan setiap kali ada buruh/pekerja yang baru masuk kerja di pabrik, sedangkan buruh/pekerja yang lama diberi re_training yang di adakan setiap satu tahun sekali, bertujuan untuk mengulang kembali pekerjaan yang mugkin buruh/pekerja sudah lupa tentang pekerjaannya, dilihat juga dari kebutuhan perusahaan. Selain pelatihan selama tiga bulan bagi buruh yang baru masuk kerja di pabrik, ada juga re_training yang diadakan setiap satu tahun sekali, berikut penuturan R3 :
“Pelatihan kerja itu tidak setiap hari, tidak setiap bulan, setiap tahunnya ada. Pelatihan kerja itu ada kalau setiap kali ada karyawan yang baru masuk. Kalau karyawan lama itu tidak pake palatihan, dulu ada tiga bulan waktu awal masuk, kalau sekarang adanya re_training”
73
pengamatan pimpinan setempat terkait masalah produksi yang mugkin tidak mencapai target. Oleh karena itu, perusahaan megadakan re_training untuk. Berikut ini adalah ulasan dari R3 yang merupakan buruh/pekerja tetap dengan pengalaman kerja selama 25 tahun terkait dengan re_training :
“Biasanya masalah produksi, misalnya kenapa bulan ini, tahun ini, koq ga mencapai target...gi’mana !. Mungkin apa istirahat, apa mungkin karyawan kurang, jadi diulang kembali. Standar kerja yang dulu dipakai, diulangi kembali, karyawan harus menghemat waktu jam istirahat atau ditinggal lama khn mesin mati ga
74
istirahat dan ketepatan jam masuk kerja, mengingat 7 jam kerja buruh/pekerja selama satu hari, sesuai dengan aturan UU Ketenagakerjaan. Adapun upaya dan tujuan dari perusahaan dalam mengadakan re_training adalah untuk menigkatkan produktivifitas kerja yang tinggi. Dengan cara meminimalkan jam kerja buruh/pekerja dalam menyelesaikan suatu pekerjaan pada tingkat kecepatan kerja yang normal dengan beberapa alternatif sistem kerja, seperti yang di ungkapkan oleh R3 yaitu ; menghemat waktu istirahat dan jam masuk kerja (menghindari keterlambatan masuk kerja). Hal ini diupayakan agar perusahaan mendapatkan waktu baku penyelesaian pekerjaan, yang dibutuhkan secara wajar, normal dan terbaik. Terkait pengetahuan buruh tentang job description atau instruksi kerja, pekerjaan yang ditangani selama bekerja. Dari hasil wawancara dengan responden, rata-rata semua buruh/pekerja memahami tentang prosedur kerja yang akan di kerjakan selama satu hari kerja , berikut ini adalah paparan dari R1 :
75
Pada umumnya setiap buruh/pekerja wajib apsensi yang di lakukan awal masuk kerja bagi R1 apsensi adalah hal terpenting bagi dirinya dan pada umumnya bagi setiap buruh/pekerja. Pada Depatement Spinning memiliki apsensi atau pencatatan waktu dengan pencatatan waktu hadir dan waktu pulang kerja. Setelah itu R3 mengerjakan pekerjaannya dengan melakukan perhitungan hasil produksi yang sudah dikerjakan pada shift sebelumnya (sift malam) kemudian hasil produksi tersebut di laporkan ke departement. Data yang diperoleh dari hasil perhitungan dicatat dan di laporkan ke departement kemudian data tersebut di backup atau dibuat dalam bentuk arsip data komputer agar data tersebut tidak rusak atau hilang sehingga data tersebut dapat digunakan kembali.
Sedangkan instruksi kerja/job descrition khusus bagi perempuan yang hamil, diberi beban kerja yang ringan agar tidak terjadi keguguran atau hal-hal tidak diinginkan yang berkaitan dengan kehamilan, seperti yang diungkapkan oleh responden R4 :
76
Adanya tolenransi dari perusahaan khusus bagi buruh/pekerja yang hamil dapat dilihat dari penuturan R4, yang mengatakan bahwa pekerjaan yang dikerjakan saat ini adalah menimbang benag selama menjalani masa kehamilan, sedangkan pekerjaan yang dikerjaka sebelumnya adalah memasukkan benag-benag kemudian dililit dari kecil sampai menjadi lilitan benag yang besar. Tentu pekerjaan sebelumnya lebih berat dari pada jenis pekerjaan yang ditangani sekarang. Pempatan pekerjaan R4 tentu melewai beberapa pertimbangan dari perusahaan hal ini dikarena untuk melindungi buruh/pekerja yang hamil. Sehingga R4 diberi pekerjaan yang ringan demi kesehatan ibu dan janin yang dalam masa pertumbuhan. Selain itu juga adanya peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah terkait perlindungan buruh/pekerja perempuan yang mengalami kehamilan. Perlindungan buruh/pekerja yang hamil, diatur dalam UU Ketenagakerjaan No.13 Tahun 2003 Pasal 82 ayat (1). Hal ini menunjukkan adanya kepatuhan perusahaan dalam menjalankan
peraturan pemerintah sesuai dengan UU
77
(hak cuti haid) dan pesangon tidak diberikan. Setelah melahirkan 1,5 bulan dan menurut perkiraan dokter buruh tersebut bisa kembali bekerja, jika belum pulih buruh tersebut wajib untuk melaporkan atau ijin kepada pimpinan setempat. Hal ini juga dialami oleh R6 yang juga mengalami kehamilan dengan masa kandungan 8 bulan, berikut penuturan R6 :
“Masuk kerja terus ngecek berat benang. Kalau aku kerjanya di bagian ngecek berat kualitas bisa ga masuk standar, terus kita laporan maintanancenya, sampe pulang.”
78
4.4 Tingkat Quality Of Worklife
Pada pembahasan ini akan diuraikan hasil penelitian yang telah dijelaskan sebelumnya dengan meggunakan analisis deskriptif statistik, untuk mengukur tingkat Quality Of Worklife buruh perempuan pabrik pada PT.Daya Manuggal di Departement Spinning. Berikut ini adalah tabel yang menunjukkan tingakat quality of worklife buruh perempuan pada Departement Spinning.
4.4.1 Pengupahan
79
Adanya implementasi atau kepatuhan peraturan Undang-undang pada PT.Daya Manuggal dalam
penerapannya bahwa upah yang diterima
buruh/pekerja sesuai dengan Upah Minimun Kota, khusus bagi buruh/pekerja. Upah insentif dan bonus diberikan kepada buruh/pekerja yang produktif dilihat dari penilaian kerja. Besar upah insentif ini tergantung pada kebijakan dari masing-masing departement. Tujuan dari pemberian upah insentif ini agar memotivasi buruh/pekerja agar prestasi kerja dan produktivitas kerja buruh/pekerja semakin menigkat. Perusahaan juga memberikan bonus produksi kepada karyawan yang dapat menghemat waktu produksi. Menghemat waktu dalam hal ; menghemat waktu kerja, masuk kerja harus tepat waktu dan juga menghemat waktu istirahat dengan sebaik mungkin atau mendapatkan waktu yang efektif agar mencapai produktivitas yang tinggi.
80
buah topi, 1 buah skoret/kantong wis, shifut, masker, kartu pengernal buruh/pekerja, inventaris tersebut diberikan secara cuma-cuma tanpa dipungut biaya ;
1. Kantin.
Perusahaan menyediakan makanan kepada buruh/pekerja sehingga buruh/pekerja tidak perlu keluar perusahaan untuk beristirahat makan ;
2. Transportasi.
Perusahaan menyediakan sarana berupa bis antar jemput, sebanyak 16 armada ;
3. BP Manuggal
Balai Pengobatan Manuggal perusahaan menyediakan poliklinik yang cukup lengkap dengan beberapa dokter yang ditempatkan di Balai Pengobatan. Poliklinik tersebut berfungsi sebagai media pengobatan sementara yang beropersi selama 24 jam perhari. Poliklinik ini tidak hanya disediakan bagi buruh/pekerja saja, namun keluarga dari buruh/pekerja yang mengalami sakit dapat beropat di poliklinik perusahaan. Khusus bagi kerluarga dari buruh/pekerja yang terdaftar di KK (Kartu Keluarga).
81
Adanya koprasi ini untuk memenuhi kebutuhan pokok buruh/pekerja, koperasi menyediakan berbagai kebutuhan pokok dan kebutuhan sekunder koperasi menyediakan jasa simpan pinjam bagi buruh/pekerja. Perusahaan dan buruh/pekerja membentuk koperasi yang diberinama “Primer Koperasi Karyawan Manuggal”. Namun koperasi ini hanya khusus bagi buruh/pekerja tetap, tidak bagi buruh/pekerja kontrak.
5. Perpustakaan.
Buruh/pekerja dapat menambah pengetahuan di ruang perpustakaan yang menyediakan berbagai macam buku bacaan seperti koran, tabloid, novel dan sebagainya. Fasilitas perpustakaan juga dapat digunakan bagi peneliti yang melakukan penelitian di PT.Daya Manuggal.
6. Mess
Bagi buruh/pekerja peremapuan dan laki-laki yang masih bujang dan tempat tinggalnya jauh di luar daerah, perusahaan menyediakan fasilitas berupa mess putra berkapasitas 5 orang dan mess putri berkapasitas 1 orang.
7. Ruang Ganti Pakaian
82
mengikuti kegiatan yang mengharuskan untuk berganti pakaian.
8. Ruang Beribadah
Perusahaan juga menyediakan sarana berupa ruang ibadah dan memberi kesempatan bagi buruh/pekerja yang menjalankan ibdahnya sesuai dengan kepercayaan masing-masing. Penyediaan fasilitas berupa masjid bagi umat muslim dan gereja bagi umat nasrani.
Berdasarkan hasil statistik deskriptif pada indikator pertama menunjukan nilai rata-rata kepuasan buruh atas upah yang diterima sebesar 2,42 dan masuk dalam kriteria “tidak setuju”. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata responden cenderung tidak puas dengan upah yang diterima. Terkait dengan item kedua yang munjukkan bahwa upah yang diterima perbulan cukup untuk kebutuhann buruh saja dengan skor rata-rata jawaban responden sebesar 2,45 dan tidak cukup untuk kebutuhan hidup keluarga dengan skor rata-rata jawaban responden sebesar 1,94.
83
Namun ada tunjangan-tunjangan atau premi bagi buruh yang bekerja produktif, apabila ada tambahan waktu kerja lembur, upah yang diterima buruh lebih dari gaji pokok yang diterima dan upah yang dibayar terhitung sesuai dengan waktu jam kerja buruh, dengan skor rata-rata jawaban responden sebesar 2,88 dan masuk dalam kategori “setuju” atau puas dengan upah lembur yang diterima.
Apabila dalam proses produksi buruh ijin dan berhenti bekerja karena berhalangan upah buruh tidak dipotong dan tetap di bayar sesuai UMK. Skor rata-rata jawaban responden sebesar 2,84 dan masuk dalam kriteria “setuju” atau puas. Kemudian, apabila buruh menjalankan cuti kerja, upah yang dibayarun sesuai UMK, dengan skor rata-rata jawaban responden sebesar 3,08 dan masuk dalam kriteria “sangat puas”. Tidak hanya gaji pokok yang diterima namun buruh juga berhak atas fasilitas-fasilitas yang menunjang kesejahteraan buruh.
4.4.2 Lingkungan Kerja
84
Jam kerja secara garis besar dibagi menjadi dua yaitu : bagian kantor dan bagian produksi.
- Bagian Kantor :
Jam kerja karyawan bagian kantor dimulai pukul 08-00-16.00 WIB, dan khusus hari sabtu jam kerja karyawan bagian kantor jam 08.00-13.00.
- Bagian Produksi
Jam kerja buruh/pekerja bagian produksi di bagi menjadi 3 shift, yaitu :
1. Shift pagi : Pukul 06.00-14.00 WIB. 2. Shift siang : Pukul 14.00-22.00 WIB 3. Shift malam : Pukul 22.00-06.00 WIB
Berdasarkan skor rata-rata jawaban responden pada item ke tiga sebesar 2,98 dan masuk dalam kriteria “Setuju” atau puas. Bahwa relasi antara pimpinan dan buruh/pekerja menunjukkan ada relasi yang harmonis, hal ini juga didukung oleh pernyataan dari R2 dan R6.
Selaku pimpinan tidak hanya menjalin relasi antara pimpinan saja, namun pemimpin juga berupaya untuk membangun hubungan yang baik dengan buruh/pekerja. Ada respon yang baik dalam kepemimpinan, ketika buruh/pekerja kurang mengerti tentang pekerjaannya, pimpinan berupaya untuk
85
menyelesaikan pekerjaannya. Bila dilihat dari skor rata-rata jawaban responden pada item ke empat sebesar 2,78, masuk dalam kriteria “Setuju” atau puas dengan relasi yang di bangun oleh pimpinan dengan buruh. Demikian juga dengan relasi antara buruh/pekerja yang menganggap bahwa mereka bekerja di pabrik sudah sama seperti keluarga sendiri. Adanya rasa kekeluargaan yang terjalin harmonis baik relasi antara pimpinan dan buruh/pekerja , maupun antar buruh/pekerja di lingkungan pabrik. Skor rata-rata jawaban responden pada item pertama sebesar 3,26 dan masuk kriteria “sangat puas”, yang menunjukkan bahwa adanya relasi kekeluargaan yang terjalin antara buruh/pekerja perempuan, yang menurut anggapan mereka bahwa mereka bekerja dipabrik sudah sama seperti keluarga sendiri.
86
K3 adalah suatu bentuk perlindungan terhadap tenaga kerja dari resiko kecelakan kerja dan penyakit akibat kerja yang dapat terjadi pada waktu melakukan pekerjaan di tempat kerja. Upaya perusahaan penigkatan produktivitas kerja khusunya dalam hal perlindungan K3. Perlindungan K3 buruh/pekerja merupakan kewajibann perusahaan untuk melindungi buruh/pekerja dari kecelakan kerja. Dalam upaya perlindungan K3 di PT. Daya Manuggal pada Departement Spinning : perusahaan memberi alat-alat perlindungan diri pada para buruh/pekerja ; memberi pertolongan pada kecelakaan kerja ; mencegah dan mengurangi kecelakan ; memelihara kebersihan, kesehatan; alat kerja dan proses kerjanya. Selama proses produksi, perusahaan memberi alat-alat perlindungan diri pada para buruh/pekerja berupa : masker, skoret/kantong wiss, topi, cifud, sepatu kests, dan seragam.
87
menunjukkan bahwa peralatan atau perlengkapan yang digunakan masih kurang efektif bagi buruh/pekerja dalam penggunaannya. Pada item ketujuh mendapat skor rata-rata jawaban responden sebesar 2,79 dan masuk kategori “tidak puas” yang menunjukkan bahwa udara di ruangan sangat menggangu pernafasan. Terkait dengan item ketiga, item ketuju serta pernyataan R1, R2 dan R6 yang menunjukkan bahwa masker yang digunakan masih kurang efektif dalam kegunaanya atau partikel-pariker kapas dapat menembus masker yang digunakaan sehingga menganggu pernafasan. Terkait dengan mesin-mesin yang digunakan selalu dijaga kebersihannya baik
sebelum menggunakan mesin dan sesudah
88
4.5.3 Pelatihan dan Kesempatan Kerja.
Pada Departemen Spinning, setiap buruh/pekerja diberikan kesempatan yang sama untuk berkarir baik itu perempuan atau laki-laki, tidak ada diskriminasi dalam berkarir. Kesempatan kerkarir bagi buruh/pekerja dilihat dari apsensi,kinerja, kerajinan, kecepatan dan ketepatan waktu kerja, dan ditunjuk langsung dari pimpinan setempat untuk menduduki posisi atau jabatan tertentu. Pekerja/buruh yang ditunjuk harus mengikuti beberapa prosedur tes seperti : tes psikoloqi, tes di lapangan (lingkungan pabrik), dan mengikuti beberapa traning dari perusahaan. Hal ini dilakukan tentu untuk mengembagkan diri buruh/pekerja dan perusahaan dalam, mempersiapkan cikal bakal pemimpin yang baru.
Untuk menduduki posisi tertentu, apabila ada staf yang resain, pensiun atau beberapa kedudukan yang mugkin mendadak harus diganti atau di tambahkan. Pelatihan kerja pada PT.Daya Manuggal, Depertemen Spinning diadakan setiap kali ada buruh/pekerja baru yang dalam pelaksanaanya buruh/pekerja diberi training selama tiga bulan. Skor rata-rata jawaban responden sebesar 2,95 dan masuk kategori “Setuju” atau puas dengan pernyataan pada item pertama yang menunjukkan bahwa semua
89
mengembangkan diri. Buruh/pekerja yang baru masuk diberi pelatihan kerja atau trainning selama tiga bulan. Sebelumnya buruh/pekerja diberi magang, dimana magang ini merupakan bagian dari sistem pelatihan kerja yang diselenggarakan secara terpadu dan bekerja secara langsung di bawah bimbingan dan pengawasan instruktur. Pekerja yang lebih berpengalaman, dalam menguasai keterampilan atau keahlian tertentu. Selama tiga bulan tranning buruh/pekerja di ajar untuk mengetahui kondisi lingkungan kerja, kemudian di ajar untuk mngetahui tentang cara kerja mesin, cara menggunakan mesin-mesin (menghidupkan dan mematikan mesin-mesin) selama produksi dan fungsi kerja mesin.
Buruh/pekerja Pada umumnya mesin-mesin yang digunakan di Departement Spinning adalah mesin-mesin yang berfungsi untuk mengolah kapas jadi benag, mulai dari bahan mentah berupa kapas hingga menjadi benag. Peserta pelatihan kerja atau training diadakan khusus bagi buruh/pekerja yang baru masuk sedangkan bagi buruh/pekerja yang lama diberi
Re_Trainning .Sedangkan buruh/pekerja yang lama
90