• Tidak ada hasil yang ditemukan

Uji Validasi Metode Zero Crossing Spektrofotometri Derivatif Pada Penetapan Kadar Kafein dan Parasetamol Dalam Sediaan Tablet

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Uji Validasi Metode Zero Crossing Spektrofotometri Derivatif Pada Penetapan Kadar Kafein dan Parasetamol Dalam Sediaan Tablet"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Berbagai sediaan obat yang terdapat di pasaran mengkombinasikan dua atau lebih zat aktif dalam satu sediaan, salah satunya adalah obat analgesik. Analgesik merupakan obat yang meredakan rasa nyeri tanpa mengakibatkan kehilangan kesadaran. Kombinasi analgesik yang banyak ditemukan adalah parasetamol dengan kafein. Penambahan kafein bertujuan untuk meningkatkan efikasi dari analgesik (Tan dan Rahardja, 2007).

Bentuk sediaan farmasi seperti tablet harus memenuhi beberapa persyaratan sesuai dengan standar yang ada pada acuan misalnya pada farmakope. Salah satu persyaratan tersebut adalah persyaratan kadar. Pesyaratan kadar untuk sediaan tablet campuran parasetamol dan kafein menurut (USP 30 NF 25, 2007) yaitu mengandung parasetamol dan kafein tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0 % dari jumlah yang tertera pada etiket.

Sekarang ini spektrofotometri ultraviolet-Visible (UV-Vis) berkembang sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, sehingga dapat digunakan untuk menetapkan kadar campuran, yaitu melalui aplikasi metode spektrofotometri derivatif. Spektrofotometri derivatif merupakan metode manipulatif terhadap spektrum pada spektrofotometri ultraviolet (Connors, 1982).

Spektofotometri derivatif adalah spektrofotometri ultraviolet yang mentransformasikan spektrum serapan menjadi spektrum derivatif pertama, kedua atau spektrum derivatif dengan derivat yang lebih tinggi (Ditjen POM, 1995).

Menurut Owen (1995), Spektrofotometri derivatif merupakan metode

(2)

2

transformasi dari spektrofotometri konvensional yang di dikembangkan untuk analisis kuantitatif multikomponen senyawa aktif pada suatu sediaan. Spektrofotometri derivatif dapat digunakan untuk senyawa yang memiliki matriks kompleks, sehingga penentuan baik secara kuantitatif maupun kualitatif dapat dilakukan tanpa harus melakukan pemisahan antara analit dengan matriksnya. Pemisahan kafein dari matriks dapat menjadi sumber kesalahan analisis dan memperpanjang waktu analisa. Oleh karena itu, diperlukan metode lain yang lebih cepat, murah dengan tingkat ketelitian dan ketepatan yang tinggi, serta dapat mengatasi efek matriks tanpa harus memisahkannya terlebih dahulu (Nurhidayati, 2007).

Spektrofotometri derivatif memiliki beberapa keuntungan dibandingkan dengan spektrofotometri konvensional antara lain gambaran struktur yang lembut dari spektrum serapan dan gambaran ini dapat lebih jelas bila spektrum derivatif ditingkatkan. Spektrofotometri derivatif juga dapat menganalisis secara kuantitatif satu komponen dalam campuran bahan penyerap yang rumit (Munson, 1991). Selain itu metode spektrofotometri derivatif relatif lebih sederhana, alat dan biaya operasionalnya relatif lebih murah dan waktu analisisnya lebih cepat.

Metode yang digunakan untuk penetapan kadar parasetamol dan kafein dari spektrum derivatif adalah metode zero crossing. Metode ini merupakan penentuan panjang gelombang analisis dimana senyawa tersebut mempunyai serapan nol dan menjadi panjang gelombang analisis untuk zat lain dalam campurannya (Hayun, dkk., 2006). Selain dalam bidang farmasi, spektrofotometri derivatif telah diaplikasikan secara luas di dalam analisis klinik dan biokimia

(Skujins and Varian, 2006).

(3)

3

Berbagai peneliti telah melakukan penelitian dengan menggunakan spektrofotometri derivatif pada satu zat atau lebih, sebagai contoh penetapan kadar parasetamol dan kafein dalam tablet kombinasi parasetamol dan kafein secara spektrofotometri ultraviolet sinar tampak (Naid dan Pakaya, 2011). Penetapan kadar triprolidina hidroklorida dan pseudoefedrina hidroklorida dalam tablet (Hayun, dkk., 2006; Dongoran, 2011). Penetapan kadar reserpin dalam obat (Wulandari, 2006).

Menurut Harmita (2004), untuk menguji validasi metode dilakukan uji akurasi (ketepatan) dengan parameter persen perolehan kembali dan metode penambahan baku (standard addition method) dan uji presisi (ketelitian) dengan parameter Relative Standard Deviation (RSD).

Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan uji validasi metode zero crossing spektrofotometri derivatif pada penetapan kadar parasetamol dan kafein dalam sediaan tablet.

1.2 Perumusan Masalah

a. Apakah campuran dari parasetamol dan kafein dalam sediaan tablet dapat ditetapkan kadarnya dengan menggunakan metode spektrofotometri derivatif ?

b. Apakah kadar campuran parasetamol dan kafein dalam sediaan tablet memenuhi persyaratan (USP 30 NF 25, 2007).

c. Apakah hasil uji validasi terhadap metode spektrofotometri derivatif untuk menganalisa campuran parasetamol dan kafein dalam sediaan tablet dapat memenuhi syarat pengujian ?

(4)

4 1.3 Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah maka dibuat hipotesis sebagai berikut: a. Campuran dari parasetamol dan kafein dalam sediaan tablet dapat

ditetapkan kadarnya dengan menggunakan metode spektrofotometri derivatif.

b. Kadar campuran parasetamol dan kafein dalam sediaan tablet memenuhi persyaratan (USP 30 NF 25, 2007).

c. Hasil uji validasi terhadap metode spektrofotometri derivatif untuk menganalisa kadar campuran parasetamol dan kafein dalam sediaan tablet dapat memenuhi syarat pengujian.

1.4 Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui apakah campuran dari parasetamol dan kafein dalam sediaan tablet dapat ditetapkan kadarnya dengan menggunakan metode spektrofotometri derivatif.

b. Untuk mengetahui kadar campuran parasetamol dan kafein dalam sediaan tablet memenuhi persyaratan (USP 30 NF 25, 2007).

c. Untuk mengetahui hasil uji validasi terhadap metode spektrofotometri derivatif dalam menganalisa kadar campuran parasetamol dan kafein dalam sediaan tablet dapat memenuhi syarat pengujian.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian adalah untuk mengetahui kadar parasetamol dan kafein yang terkandung dalam sediaan tablet. Selain itu dapat memberikan sumbangan ilmiah untuk peneliti selanjutnya sebagai acuan dalam menentukan kombinasi dua atau lebih zat aktif dalam satu sediaan secara spektrofotometri derivatif.

Referensi

Dokumen terkait

Bapak/ Ibu orang tua/ wali mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan yang kami hormati, dalam rangka upaya meningkatkan mutu layanan kami terhadap seluruh stakeholder,

Ada autoresponse yang tampil di website dan dikirim ke email pengunjung ketika pengunjung menghubungi berupa ucapan terimakasih, waktu response yang dibutuhkan untuk menjawab

Permasalahan yang ada pada usahaternak kalkun Mitra Alam merupakan permasalahan yang berasal dari faktor internal maupun faktor eksternal yang dapat

Pada hari ini Senin tanggal Tiga bulan April tahun Dua Ribu Tujuh Belas (03-04-2017) Pukul 09.30 Wib, dengan mengambil tempat di Kantor Kementerian Agama Kota

- Nama Paket Pekerjaan Yang benar dalam SPSE dan Dokumen Pengadaan adalah : Pengadaan Alat Kesehatan RSUD Bagas Waras Jalan Raya Ir Soekarno Km 2 Kelurahan Buntalan (2POA). -

PUSAT PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK UNIT LAYANAN PENGADAAN DAERAH KELOMPOK KERJA PROVINSI KEPULAUAN RIAU.. KPKNL

Mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai tugas, fungsi, dan kewenangan masing-masing untuk melakukan percepatan dalam pelaksanaan pengadaan barang/jasa

3) Guru motivasi untuk mengarahkan siswa memasuki materi Metamorfosis Tidak Sempurna yang akan dipelajari. 4) Dengan menggunakan media pembelajaran, guru mempresentasikan