• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karya Tulis Ilmiah (KTI) Disusun dalam Rangka Menyelesaikan Program Studi DIII Keperawatan. Oleh PUTRI FATMA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Karya Tulis Ilmiah (KTI) Disusun dalam Rangka Menyelesaikan Program Studi DIII Keperawatan. Oleh PUTRI FATMA"

Copied!
112
0
0

Teks penuh

(1)

Asuhan Keperawatan Pada Keluarga Dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar

Istirahat Dan Tidur (Insomnia) di Kelurahan Siti Rejo ll Kecamatan Medan Amplas

Karya Tulis Ilmiah (KTI)

Disusun dalam Rangka Menyelesaikan Program Studi DIII Keperawatan

Oleh

PUTRI FATMA 132500059

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2016

(2)
(3)
(4)

Kata Pengantar

Puji dan syukur penulis ucapkan ke hadiran Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini yang merupakan salah satu syarat untuk mengikuti tugas akhir program studi DIII Keperawatan di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Adapun judul Karya Tulis Ilmiah ini adalah : Asuhan Keperawatan Pada Keluarga Dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Istirahat Dan Tidur (Insomnia) di Kelurahan Siti Rejo II Kecamatan Medan Amplas. Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak baik moral maupun material, untuk itu dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat:

1. Bapak Setiawan, S.Kp, MNS, Ph.D selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Nur Afi Darti, S.Kp, M.Kep selaku Ketua Prodi DIII Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Achmad Fathi, S.Kep, Ns, MNS selaku Pembimbing Akademik saya

4. Ibu Siti Zahara Nasution, S.Kp, MNS selaku Dosen pembimbing Karya Tulis Ilmiah ini.

5. Ibu Lufthiani, S.Kep, M.Kes selaku dosen penguji karya tulis ilmiah ini Dalam kesempatan ini juga, penulis secara khusus ingin memberikan penghargaan yang sebesar-besarnya beserta ucapan terima kasih yang setulus- tulusnya kepada:

1. Terutama rasa syukur dan terima kasih yang begitu mendalam kepada orang tua saya sendiri Bapak Suwiko dan Ibunda yang sangat saya sayangi Yusni Lubis , yang selalu memberikan motivasi, dukungan moral maupun material serta yang tiada henti mendoakan penulis.

2. Terima kasih kepada seluruh rekan-rekan mahasiswa/i DIII Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, khususnya stambuk 2013.

(5)

3. Orang-orang yang tidak pernah kulupakan, yang sudah menjadi seperti keluarga baru di dalam dunia perkuliahan, teman, sahabat, yang selalu mendukung dan memotivasi, Dita Hedianti Safira, Gussifa Zamharira, Hajijah Rahmayani Sinaga, Melda Y Simorangkir, Adawiyah T Hsb, Winda S.A Dalimunthe, Tiolina Boyna Sitorus, Ayu Khairuna Azhari, Siti Khairiah, Enny S Boangmanalu, Esra Simamora, Ramadhan Syahputra, Mhd. Nurul Husien dan Muhammad Reiza Semoga karya tulis ilmiah ini berguna dan bermanfaat khususnya bagi penulis dan bagi kita semua.

Medan, Mei 2016

Putri Fatma

(6)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

BAB 1 Pendahuluan ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan ... 4

C. Manfaat ... 5

BAB II Pengelolaan Kasus ... 6

A. Konsep Dasar Asuha Keperawatan Dengan Masalah Kebutuhan Dasar Istirahat dan Tidur ... 6

1. Pengkajian ... 17

2. Rumusan Masalah ... 18

3. Analisa Data ... 18

4. Perencanaan ... 19

B. Asuhan Keperawatan Kasus ... 20

1. Pengkajian ... 20

2. Analisa Data ... 23

3. Rumusan Masalah ... 26

4. Perencanaan ... 27

5. Implementasi ... 29

6. Evaluasi ... 33

BAB III Kesimpulan dan Saran ... 69

A. Kesimpulan ... 69

B. Saran ... 70

DAFTAR PUSTAKA ... 72 LAMPIRAN

Lampiran 1 : Catatan perkembangan Lampiran 2 : Lembar Konsultasi

(7)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Setiap orang membutuhkan istirahat dan tidur agar dapat mempertahankan status kesehatan pada tingkat yang optimal. Selain itu, proses tidur dapat memperbaiki berbagai sel dalam tubuh. Pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur terutama sangat penting bagi orang yang sedang sakit agar lebih cepat memperbaiki kerusakan pada sel. Apabila kebutuhan istirahat dan tidur tersebut cukup, maka jumlah energi yang diharapkan untuk memulihkan status kesehatan dan mempertahankan kegiatan dalam kehidupan sehari-hari terpenuhi. Selain itu, orang yang mengalami kelelahan juga membutuhkan istirahat dan tidur lebih dari biasanya(Hidayat, 2006).

Istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar yang dibutuhkan oleh semua orang. Untuk dapat berfungsi secara optimal, maka setiap orang memerlukan istirahat dan tidur yang cukup. Demikian pula orang yang sedang menderita sakit, mereka juga memerlukan istirahat dan tidur yang memadai (Priharjo, 1996).

Kebutuhan aktivitas/pergerakan dan istirahat tidur merupakan satu kesatuan yang saling berhubungan dan saling memengaruhi. Salah satu tanda kesehatan adalah adanya kemampuan seseorang melakukan aktivitas, seperti berdiri, berjalan, dan bekerja. Kemampuan aktivitas seseorang tidak terlepas dari keadekuatan sistem persarafan dan muskuloskletal. Aktivitas adalah suatu energi atau keadaan bergerak di mana manusia memerlukan untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup(Wartonah, 2006).

Prevalensi insomnia setiap tahun di dunia diperkirakan sekitar 20%-40%

orang dewasa mengalami sulit tidur dan sekitar 17 % mengalami gangguan tidur yang serius. Di indonesia menurut US Census Bureu, International Data Base tahun 2004, sekitar 28 juta orang dari total penduduk 238 juta atau sekitar10%

(8)

menderita insomnia.Menurut NSF (national sleep foundation) gangguan tidur dapat memberikan beberapa dampak pada manusia. Ketika kurang tidur seseorang akanberpikir dan bekerja lebih lambat, membuat banyak kesalahan dan sulit mengingat sesuatu.

Perubahan kuantitas dan kualitas tidur juga pernah dialami berbagai pekerja salah satunya adalah perawat. Perawat adalah mereka yang dipersiapkan untuk mengerjakan tugas mulia dan penting untuk menyelamatkan nyawa manusia fisik dan mental.Menurut data international of sleep disorder, prevalensi penyebab-penyebab gangguan tidur adalah penyakit asma (61-74%), gangguan pusat pernafasan (40-50%), kram kaki pada malam hari (16%), psychopysiological (15%), sindrom kaki gelisah (5-15%), ketergantungan alkohol (10%), sindrom terlambat tidur (5-10%), stres (65%), pikun (5%), gangguan perubahan jadwal (2-5%), sesak saluran nafas (1-2%), penyakit lambung (<1%), mendadak tidur (0,03%-0,16).Salahsatu penyebab dari sulit tidur (Insomnia) yang paling dominan adalah stres kerja, dimana stres sering dianggap sebagai pemicu utama timbulnya. Kualitas dan kuantitas yang buruk dapat menyebabkab seseorang terkena berbagai macam gangguan tidur. Faktor yang mempengaruhi pola tidur seseorang anatara lain : penyakit, lingkungan, kelelahan, gaya hidup, stres emosi, obat-obatan/alkohol, diet, merokok, motivasi Ada berbagai macam jenis gangguan tidur , yaitu : insomnia, parasomnia, narkolepsi, dan apnea tidur.

Jika seseorang mengeluhkan kendala-kendala seperti kesulitan tidur, tidur tidak tenang, kesulitan menahan tidur, seringnya terbangun dipertengahan malam, dan seringnya terbangun lebih awal, kemungkinan orang tersebut menderita insomnia.Tidur merupakan aktivitas yang melibatkan susunan saraf pusat, saraf perifer, endoktrin, kardiovaskuler, respirasi, dan muskuloskeletal. Tidur, sama seperti kesehatan yang baik secara umum, adalah sesuatu yang paling dipentingkan oleh manusia. Tidur adalah keadaan pikiran dan tubuh yang berbeda dimana tubuh beristirahat secara tenang, aktivitas metabolisme tubuh menurun, dan pikiran menjadi tidak sadar terhadap dunia luar.

(9)

Insomnia adalah gejala yang dialami oleh klien yang mengalami kesulitan untuk tidur, sering terbangun dari tidur, dan/atau tidur singkat atau nonrestoratif . Penderita insomnia mengeluarkan rasa kantuk yang berlebihan di siang hari dan kuantitas dan kualitastidurnya tidak cukup. Namun, seringkali klien tidur lebih banyak dari yang disadarinya. Insomnia dapat menandakan adanya gangguan fisik atau psikologis. Seseorang dapat mengalami insomnia transien akibat stres situasional seperti masalah keluarga, kerja atau sekolah, jet lag, penyakit, atau kehilangan orang yang dicintai. Insomnia dapat tidur dengan baik. Namun, kasus insomnia temporer akibat situasi stres dapat menyebabkan kesulitan kronik untuk mendapatkan tidur yang cukup, mungkin disebabkan oleh kekhawatiran dan kecemasan yang terjadi untuk mendapatkan tidur yang adekuat tersebut. Insomnia sering berkaitan dengan kebiasaan tidur yang buruk. Apabila kondisi berlanjut, ketakutan tidak dapat tidur dapat cukup menyebabkan keterjagaan disiang hari.

Seseorang dengan insomnia kronik dapat merasa mengantuk, letih, depresi, dan cemas. Karena terdapat banyak penyebab insomnia, penatalaksanaanya melibatkan beberapa pendekatan . Sangat penting untuk menangani dengan tepat masalah-masalah emosional atau medis yang mungkin menyebabkan masalah tidur ini. Terapi dapat juga bersifat simptomatik, termasuk memperbaiki tindakan higiene tidur, umpan balik biologis, teknik kognitif dan teknik relaksasi. Apabila insomnia merupakan akibat sekunder dari perilaku sehat yang tidak tepat maka terapi diarahkan pada perubahan perilaku tersebut. Misalnya, pada insomnia bergantung obat, klien tidak dapat tidur karena penggunaan obat hipnotik yang berlebihan. Klien ini biasanya akan sangat terbantu dengan menghentikan pemberian hipnotik tersebut secara bertahap(Potter & Perry, 2006).

Gangguan pola tidur adalah suatu kondisi yang jika tidak diobati, umumnya menyebabkan tidur terganggu yang menghasilkan salah satu dari tiga masalah insomnia, yaitu : gerakan abnormal atau sensasi saat tidur atau ketika terbangun dimalam hari. Banyak orang dewasa di Amerika Serikat mengalami masalah tidur yang signifikan karena tidak memadainya kuantitas atau kualitas waktu tidur malam dan mengalamihipersomnolens setiap hari (National SleepFoundation, 2002a). American Academy of Sleep Medicine

(10)

mengembangkan Clasisfification of Sleep Disorders versi 2 (ICSD), yang mengklasifikasikan gangguan pola tidur menjadi delapan kategori utama.

1.2 TUJUAN

a. Tujuan umum

Adapun tujuan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah agar mampu memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif pada klien dengan masalah kebutuhan istirahat dan tidurdimulai dari pengkajian, merumuskan diagnosa, merencanakan intervensi keperawatan, melakukan implementasi, hingga melakukan evaluasi sebagai proses penilaian keberhasilan perawatan, dan mampu mendokumentasi setiap asuhan keperawatan yang telah diberikan.

b. Tujuan khusus

1. Mampu melakukan pengkajian dengan masalah kebutuhan istirahat dan tidur.

2. Mampu melakukan diagnose keperawatan dengan masalah kebutuhan dasar istirahat dan tidur.

3. Mampu menyusun asuhan keperawatan dengan masalah kebutuhan dasar istirahat dan tidur.

4. Mampu melakukan implementasi pada masalah kebutuhan dasar istirahat dan tidur.

5. Mampu melakukan evaluasidengan masalah kebutuhan dasra istirahat dan tidur.

(11)

1.3 MANFAAT

1. Bagi Praktik Keperawatan

Menjadi bahan bacaan dalam menentukan asuhan keperawatan pada pasien dengan masalah kebutuhan istirahat dan tidur.

2. Bagi Pendidikan Keperawatan

Menjadi bahan bacaan bagi mahasiswa keperawatan serta menambah wawasan dalam memahami penerapan langkah-langkah asuhan keperawatan dalam upaya peningkatan mutu pelayanan keperawatan.

3. Bagi Klien

Untuk menambah wawasan dan informasi dalam memenuhi kebutuhan istirahat dan tidur sesuai dengan pola normal tidur yang telah di anjurkan.

(12)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Dengan Masalah Kebutuhan Dasar Istirahat Dan Tidur

1.Definisi

Istirahat adalah suatu keadaan di mana kegiatan jasmaniah menurun yang berakibat badan menjadi lebih segar. Tidur adalah suatu keadaan relatif tanpa sadar yang penuh ketenangan tanpa kegiatan yang merupakan urutan siklus yang berulang-ulang dan masing-masing menyatakan fase kegiatan otak dan badaniah yang berbeda. Istirahat dan tidur sama pentingnya dengan kebutuhan makan, aktivitas, maupun kebutuhan dasar lainnya. Setiap individu membutuhkan istirahat dan tidur untuk memulihkan kembali kesehatannya(Wartonah, 2010).

Tidur adalah keadaan pikiran dan tubuh yang berbeda dimana tubuh beristirahat secara tenang, aktivitas metabolisme tubuh menurun, dan pikiran menjadi tidak sadar terhadap dunia luar (Chopra, 2003).

Kebutuhan berikut ini, seringkali disebut 14 kebutuhan dasar Henderson, memberikan kerangka kerja dalam melakukan asuhan keperawatan (Henderson, 1966);

1. Bernapas secara normal 2. Makan dan minum cukup 3. Eliminasi

4. Bergerak dan mempertahankan posisi yang di kehendaki 5. Istirahat dan tidur

6. Memilih cara berpakaian; berpakaian dan melepas pakaian 7. Mempertahankan temperatur tubuh dalam rentang normal 8. Menjaga tubuh tetap bersih dan rapi

9. Menghindari bahaya dari lingkungan 10. Berkomunikasi dengan orang lain 11. Beribadah menurut keyakinan

(13)

12. Bekerja yang menjanjikan prestasi

13. Bermain dan berpartisipasi dalam berbagai bentuk rekreasi

14. Belajar, menggali atau memuaskan rasa keinginantahuan yang mengacu pada perkembangan dan kesehatan mormal.

Berdasarkan Teori Henderson, insomnia atau gangguan pola tidur masuk ke dalam tingkatan kebutuhan dasar manusia yang ke lima yaitu “istirahat dan tidur”(Potter & Perry, 2005).

2. Fisiologi Tidur

Fisiologi tidur merupakan pengaturan kegiatan tidur oleh adanya hubungan mekanisme serebral yang secara bergantian untuk mengaktifkan dan menekan pusat otak agar dapat tidur dan bangun. Salah satu aktivitas tidur ini diatur oleh sistem pengaktivasi retikularis yang merupakan sistem yang mengatur seluruh tingkatan kegiatan susunan saraf pusat termasuk pengaturan kewaspadaan dan tidur. Pusat pengaturan aktivitas kewaspadaan dan tidur terletak dalam mesensefalon dan bagian atas pons. Selain itu , reticular activating system (RAS) dapat memberikan rangsangan visual, pendengaran, nyeri, dan perabaan juga dapat menerima stimulasi dari korteks serebri termasuk rangsangan emosi dan proses pikir. Dalam keadaan sadar, neouron dalam RAS akan melepaskan katekolamin seperti norepineprin. Demikian juga pada saat tidur, kemungkinan disebabkan adanya pelepasan serum serotinin dari sel khusus yang berada di pons dan batak otak tengah, yaitu bulbar synchronizing regional (BSR), sedangkan bangun tergantung dari keseimbangan impuls yang diterima dipusat otak dan sistem limbik. Dengan demikian, sitem pada batang otak yang mengatur siklus atau perubahan dalam tidur adalah RAS dan BSR (Hidayat, 2006).

Tidur adalah proses fisiologis yang bersiklus yang bergantian dengan periode yang lebih lama dari keterjagaan(Potter & Perry, 2006)

(14)

3. Irama Sirkadian

Irama sirkadian, termasuk siklus tidur-bangun harian, dipengaruhi oleh cahaya dan suhu serta juga faktor-faktor eksternal seperti aktivitas sosial dan rutinitas pekerjaan. Semua orang mempunyai jam yang sinkron dengan siklus tidur mereka. Beberapa orang dapat tertidur pada pukul 8 malam, sementara yang lain tidur pada tengah malam atau dini hari. Orang yang berbeda juga berfungsi terbaik pada waktu yang berbeda dalam suatu hari. Horne dan Ostberg (1976) menguraikan dua kelompok orang, jenis pagi dan malam. Orang pagi menyukai pergi tidur dan bangun pagi, melakukan kegiatan pada pagi hari adalah paling baik. Orang malam menyukai tidur dan bangun lambat, paling baik berfungsi pada malam hari(Potter & Perry, 2006).

Irama biologis tidur seringkali menjadi sinkron dengan fungsi tubuh yang lain. Perubahan dalam suhu tubuh, sebagai contoh, berkorelasi dengan pola tidur.

Secara normal, suhu tubuh meningkat memuncak pada siang hari, menurun secara bertahap, dan kemudian turun secara tajam setelah seseorang tertidur. Jika siklus tidur-bangun menjadi terganggu(mis. Perputaran dinas kerja), fungsi fisiologis lain dapat berubah juga. Sebagai contoh, seseorang mungkin mengalami penurunan nafsu makan dan kehilangan berat badan. Kegagalan untuk mempertahankan siklus tidur-bangun individual yang biasanya dapat secara berlawanan mempengaruhi kesehatan keseluruhan seseorang.

(Potter & Perry, 2006).

4.Tahapan Tidur

Eeg, emg, dan eog sinyal listrik menunjukkan perbedaan tingkat aktivitas yang berbeda dari otak, otot dan mata yang berhubungan dengan tahap tidur Yng berbed (Sleep research society, 1993). Tidur yang normal melibatkan dua fase:

pergerakan mata yang tidak cepat (tidur nonrapid eye movement,NREM) dan pergerakan mata yang cepat (tidur rapid eye movement,REM). Selama NREM seorang yang tidur mengalami kemajuan melalui empat tahapan selama siklus tidur yang tipikal 90 menit. Kualitas tidur 1 sampai 4 tahap bertambah dalam.

Tidur yang dangkal merupakan karakteristik dari tahap 1 dan 2 dan seorang lebih mudah terbangun. Tahap 3 dan 4 melibatkan tidur yang dalam, disebut tidur

(15)

gelombangrendah, dan seorang sulit terbangun. Tidur REM merupakan fase pada akhir tiap siklus tidur 90 menit. Konsolidasi memori (Karni dkk, 1994) dan pemulihan psikologis terjadi pada waktu ini. Faktor yang berbeda dapat meningkatkan atau menganggu tahapan siklus tidur yang berbeda (Wartonah,2010).

5.Siklus Tidur

Secara normal, pada orang dewasa, pola tidur rutin dimulai dengan periode sebelum tidur, selama seseorang terjaga hanya pada rasa kantuk yang bertahap berkembang secara teratur. Periode ini secara normal berakhir 10 hingga 30 menit, tetapi untuk seseorang yang memiliki kesulitan untuk tertidur, akan berlangsung satu jam atau lebih.

Ketika seseorang tertidur, biasanya melewati 4 sampai 6 siklus tidur penuh, tiap sikus tidur terdiri 4 tahpa dari tidur NREM dan satu periode dari tidur REM. Pola siklus biasanya berkembang dari tahap 1 menuju ke tahap 4 NREM, diikuti kebalikan tahap 4 ke-3, lalu ke-2, diakhiri dengan periode dari tidur REM.

Seseorang biasanya mencapai tidur REM sekitar 90 menit ke siklus tidur.

Dengan tiap-tiap siklus yang berhasil, tahap 3 dan 4 memendek, dan memperpanjang periode REM. Tidur REM dapat berakhir sampai 60 menit selama akhir siklus tidur. Tidak semua orang mengalami kemajuan yang konsisten menuju ke tahap tidur yang biasa. Sebagai contoh, orang yang tidur dapat berfluktasi untuk interval pendek antara NREM tingkat 2,3, dan 4 sebelum masuk tahap REM. Jumlah waktu yang digunakan tiap tahap variasi (Potter & Perry, 2006).

(16)

Tahapan Siklus Tidur Tahap 1 : NREM

− Tahap meliputi tingkat paling dangkal dari tidur.

− Tahap berakhir beberapa menit.

− Penurunan aktivitas fisiologis dimulai dengan penurunan secra bertahap tanda-tanda vital dan metabolisme.

− Seseorang dengan mudah terbangun oleh stimulus sensori seperti suara.

− Ketika terbangun, seseorang merasa seperti telah melamun.

Tahap 2 : NREM

− Tahap 2 merupakan periode tidur bersuara.

− Kemajuan relaksasi.

− Untuk terbangun masih relatif mudah.

− Tahap berakhir 10 hingga 20 menit.

− Kelanjutan fungsi tubuh menjadi lamban.

Tahap 3 : NREM

− Tahap 3 meliputi tahap awal dari tidur yang dalam.

− Orang yang tidur sulit dibangunkan dan jarang bergerak.

− Otot-otot dalam keadaan santai penuh

− Tanda-tanda vital menurun tetapi tetap teratur.

− Tahap berakhir 15 hingga 30 menit.

Tahap 4 : NREM

− Tahap 4 merupakan tahap tidur terdalam.

− Sangat sulit untuk membangunkan orang yang tidur.

− Jika terjadi kurang tidu, maka orang yang tidur akan menghabiskan porsi malam yang seimbang pada tahap ini.

(17)

− Tanda-tanda vital menurun secra bermakna dibanding selama jam terjaga.

− Tahap berakhir kurang lebih 15 hingga 30 menit.

− Tidur sambil berjalan dan enuresis dapat terjadi.

Tidur REM

− Mimpi yang penuh warna dan tampak hidup dapat terjadi pada REM. Mimpi yang kurang hidup dapat terjadi pada tahap yang lain.

− Tahap ini biasanya dimulai sekitar 90 menit setelah mulai tidur.

− Hal ini dicirikan dengan respons otonom dari pergerakan mata yang cepat, fluktasi jantung dan kecepatan respirasi dan peningkatan atau fluktasi tekanan darah.

− Terjadi tonus otot skelet penurunan.

− Peningkatan sekresi lambung

− Sangat sulit sekali membangunkan orang yang tidur.

− Durasi dari tidur REM meningkat pada tiap siklus dan rata- rata 20 menit.

Perubahan tahap ke tahap cenderung menemani pergerakan tubuh dan perpindahan untuk tidur yang dangkal cenderung terjadi tiba-tiba, dengan perpindahan untuk tidur nyenyak cenderung bertahap. Jumlah siklus tidur tergantung pada jumlah total waktu yang klien gunakan untuk tidur (Wartonah, 2006).

6. Fungsi Dan Tujuan Tidur

Fungsi dan tujuan tidur secara jelas tidak diketahui, akan tetapi diyakini bahwa tidur dapat digunakan untuk menjaga kesimbangan mental, emosiaonal, kesehatan, mengurangi stres pada paru, kardivaskular, endokrin, dan lain-lain.

Energi disimpan selama tidur, sehingga dapat diarahkan kembali pada fungsi seluler yang penting. Secara umum terdapat dua efek fisiologis dan tidur: pertama, efek pada sistem saraf yang diperkirakan dapat memulihkan kepekaan normal dan

(18)

keseimbangan di antar berbagai susunan saraf; dan kedua, efek pada struktur tubuh dengan memulihkan kesegaran dan fungsi dalam organ tubuh karena selama tidur terjadi penurunan(Hidayat, 2010).

7. Pola Tidur Normal

1. Neonatus sampai dengan 3 bulan

a. Kira-kira membutuhkan 16 jam/hari.

b. Mudah berespons terhadap stimulus.

c. Pada minggu pertama kelahiran 50% adalah REM.

2. Bayi

a. Pada malam hari kira-kira tidur 8-10 jam.

b. Usia 1 bulan sampai dengan 1 tahun kira-kira tidur 14 jam/ hari.

c. Tahap REM 20-30%.

3. Toodler

a. Tidur 10-12 jam/hari.

b. Tahap REM 25%.

4. Preschooler

a. Tidur 11 jam pada malam hari.

b. Tahap REM 20%.

5. Usia Sekolah

a. Tidur 10 jam pada malam hari.

b. Tahap REM 18,5%.

6. Adolensia

a. Tidur 8,5 jam pada malam hari.

b. Tahap REM 20-25%.

7. Dewasa muda

a. Tidur 7-9 jam/hari.

b. Tahap REM 20-25%.

8. Usia dewasa pertengahan a. Tidur ± 7 jam/hari.

b. Tahap REM 20%.

9. Usia tua

a. Tidur ± 6 jam/hari.

(19)

b. Tahap REM 20-25%.

c. Tahap IV NREM menurun dan kadang-kadang absen.

d. Sering terbangun pada malam hari(Wartonah, 2010).

8. Faktor Yang Mempengaruhi Kuantitas Dan Kualitas Tidur

Sejumlah faktor mempengaruhi kuantitas dan kualitas tidur. Seringkali faktor tunggal tidak hanya menjadi penyebab masalh tidur. Faktor fisiologis, psikologis, dan lingkungan dapat mengubah dan kuantitas tidur(Potter & Perry, 2006).

− Penyakit fisik

Setiap penyakit yang menyebabkan nyeri, ketidaknyamanan fisik (mis. Kesulitan bernapas), atau masalh suasana hati, seperti kecemasan atau depresi, dapat menyebabakan masalah tidur. Seseorang dengan perubahan seperti itu mempunyai masalah kesulitan tertidur atau tetap tertidur. Penyakit juga dapat memaksa klien untuk tidur dalam posisi yang tidak biasa. Sebagai contoh, memperoleh posisi yang aneh saat tangan atau lengan diimobilisasi pada traksi dapat menganggu tidur.

− Obat-obatan dan substansi

Dari daftar obat PDR 1990, dengan 584 obat resep atau obat bebas menuliskan mengantuk sebagai salah satu efek samping, 486 menulis insomnia, dan 281 menyebabkan kelelahan (Buysse, 1991). Mengantuk dan deprivasi tidur adalah efek samping mediksi yang umum (lihat kotak diatas). Medikasi yang diresepkan untuk tidur seringkali memberi banyak masalah dari pada keuntungan. Orang deawsa muda dan dewasa tengah dapat tergantung pada obat tidur untuk mengatasi stresor gaya hidupnya. Lansia seringkali menggunakan variasi obat untuk mengontrol atau mengatasi penyakit kroniknya, dan efek kombinasi dari beberapa obat dapat menganggu tidur secara serius. L-triptofan, suatu proteiin alami ditemukan dalam makanan seperti susu, keju, dan daging, dapat membantu orang tidur.

(20)

− Gaya hidup

Rutinitas harian seseorang mempengaruhi pola tidur. Individu yang bekerja bergantian berputar (mis. 2 minggu siang diikuti 1 minggu malam) seringkali mempunyai kesulitan menyesuaikan perubahan jadwal tidur. Jam internal tubuh diatur pukul 22.00, tetapi sebaliknya jadwal kerja memaksa untuk tidur hanya selama 3 sampai 4 jam karena jam tubuh mempersepsikan bahwa ini adalah waktu terbangun dan aktif. Kesulitan mempertahankan kesadaran selama waktu kerja menyebabkan penurunan dan bahkan penampilan yang berbahaya. Setelah beberapa minggu kerja pada dinas malam hari, jam biologis seseorang biasanya dapat menyesuaikan. Perubahan lain dalam rutinitas yang menganggu pola tidur meliputi kerja berat yang tidak biasanya, terlibat dalam aktivitas sosial pada larut- malam, dan perubahan waktu makan malam.

− Pola tidur yang biasa dan mengantuk yang berlebihan pada siang hari (EDS)

Pada abad lampau jumlah tidur yang diperoleh pada malam hari oleh penduduk AS telah menurun lebih dari 20% (National Commissionon Sleep Disorder Research 1993), menunjukkan bahwa banyak oran Amerika kehilangan tidur dan mengalami mengantuk yang berlebihan pada siang hari. EDS seringkali menyebabkan kerusakan pda fungsi terjaga, penampilan kerja atau sekolah yang buruk, kecelakaan saat mengemudi atau menggunakan peralatan, dan masalah perilaku atau emosional. Perasaan mengantuk biasanya paling intens saat terbangun dari, atau sesaat sebelum pergi, tidur, dan sekitar 12 jam setelah periode tengah tidur.

− Stres emosional

Kecemasan tentang masalah pribadi atau situasi dapat menganggu tidur. Stres emosional menyebabkan seseorang menjadi tegang dan seringkali mengarah frustasi apabila tidak tidur. Stres juiga menyebabkan seseorang mencoba terlalu keras untuk tertidur, sering terbangun selama siklus tidur, terlalu banyak tidur.

Stres yang berlanjut dapat menyebabkan kebiasaan tidur yang buruk.

(21)

− Lingkungan

Lingkungan fisik tempat seseorang tidur berpengaruh penting pada kemampuan untuk tertidur dan tetap tertidur. Ventilasi yang baik adalah esensial untuk tidur yang tenang. Ukuran, kekerasan, dan posisi tempat tidur ymempengaruhi kualitas tidur. Tempat tidur rumah sakit seringkali lebih keras dari pada di rumah. Jika seseorang biasanya tidur dengan individu lain, maka tidur sendiri menyebabkan ia terjaga. Sebaliknya, tidur tanpa ketenangan atau teman tidur yang mengorok juga menganggu tidur.Tingkat cahaya dapat mempengaruhi kemampuan untuk tidur.

Beberapa klien menyukai ruangan yang gelap, sementara yang lain, seperti anak- anak atau lansia, menyukai cahaya remang yang tetap menyala selama tidur. Klien juga mungkin bermasalah tidur karena suhu ruangan. Ruangan yang terlalu hangat atau terlalu dingin seringkali menyebabkan klien gelisah.

− Latihan fisik dan kelelehan

Seseorang yang kelelahan menegah (moderate) biasanya memperoleh tidur yang megistirahatkan, khususnya jika kelelahan adalah hasil dari kerja atau latihan yang menyenangkan. Latihan 2 jam atau lebih sebelum waktu tidur membuat tubuh mendingin dan mempertahankan suatu keadaan yang meningkatkan relaksasi. Akan tetapi, kelelahan yang berlebihan yang dihasilkan dari kerja yang meletihkan atau penuh stres membuat sulit tidur. Hal ini dapat menjadi masalah yang umum bagi anak sekolah dan remaja.

− Asupan makanan dan kalori

Orang tidur lebih baik ketika sehat sehingga mengikuti kebiasaan makan yang baik adalah penting untuk kesehatan yang tepat dan tidur (Hauri dan Linde, 1990).

Makan besar, berat, dan/atau berbumbu pada makan malam dapat menyebabkan tidak dapat dicerna yang menganggu tidur. Klafein dan alkohol yang dikonsumsi pada malam hari mempunyai efek produksi insomnia sehingga mengurangi atau menghindari zat tersebut secara drastis adalah strategi penting yang digunakan untuk meningkatkan tidur. Alergi makanan menyebabkan insomnia.

(22)

9.Gangguan Tidur Yang Umum Terjadi

− Insomnia

Insomnia adalah gejala yang dialami oleh klien yang mengalami kesulitan untuk tidur, sering terbangun dari tidur, dan/atau tidur singkat atau tidur nonrestoratif.

Insomnia sering berkaitan dengan kebiasaan tidur yang buruk. Apabila kondisi berlanjut,ketakutan tidak dapat tidur dapat cukup menyebabkan keterjagaan.

Disiang hari, seseorang dengan insomnia kronik dapat merasa mengantuk, letih, depresi, dan cemas.

− Apnea tidur

Apnea tidur adalah gangguan yang dicirikan dengan kurangnya aliran udara melalui hidung dan mulut selama periode 10 detik atau lebih pada saat tidur, klien yang mengalami apnea tidur seringkali tidak memiliki tidur dalam yang signifikan. Selain itu banyak juga terjadi keluhan mengantuk yang berlebihan di siang hari, serangan tidur, keletihan, sakit kepala di pagi hari, dan menurunnya gairah seksual.

− Narkolepsi

Narkolepsi adalah disfungsi mekanisme yang mengatur keadaan bangun dan tidur.

EDS adalah keluhan utama paling sering yang berkaitan dengan gangguan ini.

Masalah signifikan untuk individu yang menderita narkolepsi adalah bahwa orang tersebut jatuh tertidur tanpa bisa dikendalikan pada waktu yang tidak tepat.

Serangan tidur dapat dengan mudah disalah artikan dengan kemalasan, kurangnya minat terhadap aktivitas, atau mabuk kecuali jika gangguan di pahami.

− Deprivasi tidur

Deprivasi tidr adalah masalah yang dihadapi banyak klien sebagai akibat disomnia. Penyebabnya dapat mencakup penyakit (mis., demam, sulit bernapas, atau nyeri), stres emosional, obat-obatan, gangguan lingkungan (mis., asuhan keperawatan yang sering dilakukan), dan keanekaragaman waktu tidur yang terkait dengan waktu kerja.

(23)

Respon seseorang terhadap deprivasi tidur sangat bervariasi. Klien dapat mengalami berbagai gejala fisiologis dan psikologis. Keparahan gejala sering berhubungan dengan durasi deprivasi tidur. Terapi yang paling efektif untuk deprivasi tidur adalah menghilangkan atau memperbaiki faktor-faktor yang menganggu pola tidur.

− Parasomnia

Parasomnia adalah masalah tidur yang lebih banyak terjadi pada anak-anak dari pada orang dewasa. Terapi khusus untuk gangguan ini bervariasi. Namun, dalam semua kasus yang terpenting adalah mendukung klien dan mempertahankan keamananya. Misalnya, orang yang berjalan dalam tidur tidak menyadari lingkungan di sekitarnya dan lambat bereaksi. Oleh karena itu risiko jatuh sangatlah besar. Perawat tidak boleh mengejutkan klien yang sedang berjalan tidur tetapi membangunkan dengan lembut dan membimbingnya kembali ke tempat tidur.

9.Proses Asuhan Keperawatan dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Istirahat dan Tidur

1. Pengkajian

Pengkajian keperawatan pada masalah kebutuhan istirahat dan tidur ini, antara lain: riwayat tidur, gejala klinis, dan penyimpangan dari tidur(Hidayat, 2006).

1.Riwayat tidur

Pengkajian riwayat tidur antara lain: kuantitas (lama tidur) dan kualitas tidur siang di siang maupun malam hari, aktivitas dan rekreasi yang dilakukan sebelumnya, kebiasaan sebelum ataupun pada saat tidur, lingkungan tidur, dengan siapa pasien tidur, obat yang dikonsumsi sebelum tidur, asupan dan stimulan, perasaan pasien mengenai tidurnya, apakah ada kesulitan tidur, dan apakah ada perubahan pola tidur(Hidayat, 2006).

(24)

2.Gejala klinis

Gejala klinis ditandai dengan perasaan lelah, gelisah, emosi, apatis, adanya kehitaman di daerah sekitar mata, kelopak mata bengkak, kongjungtiva merah dan mata perih, perhatian tidak fokus, serta sakit kepala(Hidayat, 2006).

3.Penyimpangan tidur

Penyimpangan tidur meliputi perubahan tingkah laku dan auditorik, meningkatnya kegelisahan, gangguan persepsi, halusinasi visual dan auditorik, bingung dan disorientasi teempat dan waktu, gangguan koordinasi, serta bicara rancu, tidak sesuai, dan intonasinya tidak teratur(Hidayat, 2006).

4.Pemeriksaan fisik

Observasi penampilan wajah, perilaku, dan tingkat energi pasien. Adanya lingkaran hitam disekitar mata, mata sayu, dan konjungtiva merah. Perilaku:

iritabel, kurang perhatian, pergerakan lambat, bicara lambat, lengket, menarik diri, bingung, dan kurang koordinasi(Wartonah, 2010).

2. Rumusan Masalah

− Gangguan pola tidur

− Insomnia

− Deprivasi tidur

− Kesiapan meningkatkan tidur

3.Analisa Data 1. Data Subjektif

− Klien mengatakan sulit tertidur pada malam hari

− Klien mengatakan mengantuk di siang hari

− Klien mengatakan tidak merasa cukup istirahat

(25)

2. Data Objektif

− Klien sering menguap-nguap

− Mata klien tampak cekung

− Dibawah mata klien terlihat lingkaran hitam

− Konjungtiva klien tampak merah

4. Perencanaan Tujuan :

Perencanaan keperawatan berhubungan dengan cara untuk mempertahankan kebutuhan istirahat dan tidur dalam batas normal(Hidayat, 2010).

Rencana tindakan:

− Lakukan identifikasi faktor yang memengaruhi masalah tidur.

− Lakukan pengurangan distraksi lingkungan dan hal-hal yang dapat menganggu tidur.

− Tingkatkan aktivitas pada siang hari.

− Coba untuk memicu tidur (induce sleep).

− Kurangi potensial cedera selama tidur.

− Berikan pendidikan kesehatan dan lakukan rujukan jika diperlukan(Hidayat, 2010).

(26)

B. Asuhan Keperawatan Kasus 1. Pengkajian

Berdasarkan penugasan pembuatan TA (Tugas Akhir) dalam rangka menyelesaikan program studi DIII Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Pengambilan kasus dilakukan di kelurahan Siti Rejo II Kecamatan Medan Amplas, pada tanggal 18 Mei 2016. Mahasiswa melakukan pengkajian keperawatan pada klien , berikut deskripsi dari hasil pengkajian yang dilakukan.

1. Biodata

Seorang klien laki-laki, bernama Tn.M berusia 58 tahun, sebagai kepala keluarga, beragama islam dan bersuku padang. Tn. M hanya menyelesaikan pendidikan sampai SD saja dan memperoleh penghasilan yang secukupnya sebagai wiraswasta. Tn. M tinggal di JLN. Sakti Lubis gg. Tukang besi, Lingkungan 11 Kelurahan Siti Rejo 2 Kecamatan Medan Amplas.

2. Keluhan Utama

Pada saat pengkajian, alasan klien sering merasa mengantuk waktu di siang hari dan susah tertidur pada malam hari.

3. Riwayat Kesehatan Sekarang

Klien mengatakan penyebab dirinya susah tertidur ketika di malam hari karena kurangnya jam tidur malamnya terganggu dengan keadaannya sekarang. Dan sampai saat ini klien mengalami kondisi tersebut.

4. Riwayat Kesehatan Masa Lalu

Klien mengatakan tidak memiliki riwayat alergi makan dan obat , klien juga mengatakan imunisasi klien lengkap.

5. Riwayat Kesehatan Keluarga

Klien mengatakan terganggu dengan keadaannya yang sekarang. Dan sampai saat ini klien mengalami kondisi susah tidur tersebut.

6. Riwayat Keadaan Psikososial

Persepsi klien tentang penyakitnya, klien mengatakan ingin cepat sembuh dari penyakitnya yang susah tidur ini yang klien sebut dengan insomnia.

(27)

7. Status Mental

Tingkat kesadaran klien sadar penuh (compos mentis), klien juga sering menguap-nguap saat di kaji, alam perasaan klien lesu, kontak mata dengan klien sedikit kurang.

8. Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum klien compos mentis namun klien terlihat lesu dan gelisah, mata klien terlihat bengkak karena kurang tidur, kongjungtiva merah, klien juga terlihat tidak bersemangat saat melakukan aktivitas. TTV: Suhu tubuh: 36,2ºC, tekanan darah 120/90mmHg, nadi 81×/menit, pernafasan 21×/menit, tinggi badan 167 cm, berat badan 65 kg. Bentuk kepala klien simetris, ubun-ubun normal, kulit kepala tidak berketombe, penyebaran rambut merata, warna rambut putih tidak berbau keringat, warna kulit sawo matang. Warna kulit wajah sawo matang, struktur wajah simetris atau oval. Kelengkapan dan kesimetrisan pada kedua mata klien lengkap simetris, keadaan mata tampak cekung, tidak ada kelainan pada palpebra, kongjungtiva dan sclera tampak merah, tidak ditemukan kelainan pada iris dan kornea klien, tekanan bola mata tidak dilakukan pemeriksaan. Tulang hidung dan posisi masi normal, lubang hidung lengkap dan simetris, tidak ditemukan pernafasan menggunakan cuping hidung. Bentuk telinga simetris kiri dan kanan, ukuran telinga normal. Keadaan bibir kering, gigi tidak terdapat sisa makanan dan masi lengkap, lidah bersih, tidak ada kelainan pada orofaring. Posisi trachea normal dibagian medial, tidak ditemukan adanya pembengkakan pada thyroid, suara klien normal, tidak ditemukan adanya kelainan pada kelenjar limfe dan vena jugularis, denyut nadi karotisteraba. Kebersihan kulit klien bersih tidak ada lesi pembengkakan, suhu tubuh klien dalam keadaan normal, warna kulit klien sawo matang, turgor kulit klien kurang dari 2 detik, kulit klien tampak kering dan tidak ditemukan adanya kelainan pada kulit.

(28)

9. Pola Kebiasaan Sehari-hari

Frekuensi makan klien 3 kali sehari, nafsu makan dan selera makan klien kuat, tidak ditemukan nyeri ulu hati pada klien, tidak ada alergi makanan, klien juga tidak merasakan mual dan muntah, klien makan dengam 1 porsi nasi lauk pauk. Klien makan pada waktu pagi, siang dan malam. Klien tidak mengalami kesulitan dalam mengunyah makanannya.

10. Perawatan diri/personal hygiene

Kebersihan tubuh klien bersih dan rapi, karena klien mandi 2 kali sehari menggunakan sabun, sikat gigi dan mulut bersih, kuku tangan dan kuku kaki klien tidak panjang dan tidak ada kotoran. Mandi dan makan dilakukan klien sendiri tanpa bantuan orang lain.

11. Pola eliminasi

BAB dan BAK klien dilakukan secara mandiri tanpa bantuan perawat atau orang lain, BAB 1 kali sehari pada pagi hari, BAB nya normal, karakteristik feses lembek, tidak ditemukan riwayat perdarahan di feses.

BAK 5-7 kali sehari, tidak ditemukan nyeri, rasa terbakar dan lain sebagainya.

(29)

2. Analisa Data

No Data Penyebab Masalah

Keperawatan

1 DS:

− klien mengatakan

sulit tidur dimalam hari

DO:

− klien tampak cemas

− Terlihat

lingkaran hitam dibwah mata

− Klien sering menguap-

uap saat dikaji

− Mata klien tampak

bengkak karena kurang tidur

− Konjungtiva merah

Ansietas

Gelisah

Kelelahan

Deprivasi tidur

Deprivasi Tidur

2 DS:

− Klien mengatakan

pola tidurnya yang sudah tidak normal lagi semenjak 5 bulan yang lalu

− Klien mengatakan tidurnya sering terjaga dan susah untuk tidur kembali

− Klien mengatakan ketidakpuasan tidur setiap hari DO:

− Wajah terlihat

Menyatakan sering terjaga

Ketidakpuasan tidur

Perubahan pola tidur normal

Gangguan pola tidur

Gangguan pola tidur

(30)

kusam dan mata terlihat cekung

− Terlihat lingkar hitam disekitar mata

3 DS:

− Klien menyatakan sulit

konsentrasi

− Klien menyatakan sulit tidur

− Klien menyatakan

sulit tidur nyenyak

− Klien menyatakan

sulit tidur kembali setelah terbangun

− Klien menyatakan gangguan tidur yang

berdampak pada keeseokan harinya

DO:

− Afek tampak berubah

− Tampak kurang bergairah

Tidur siang terlalu lama

Konsumsi stimulan (kopi)

Tidur terputus

Gangguan pola tidur normal

Insomnia

Insomnia

(31)

3.Skoring

No Kriteria Bobot Perhitungan Skor

1

Sifat masalah:

Skala:

− Tidak/kurang sehat

− Ancaman kesehatan

− Krisis

1 3 2 1

Deprivasi tidur = 1/3*1= 1 Gangguan pola tidur = 2/3*1= 0,6 Insomnia =

½*1= 0,5

1 0,6 0,5

2

Kemungkinan masalah dapat diubah:

Skala:

− Dengan masalah

− Hanya sebagian

− Tidak dapat

2 2 1 0

Deprivasi tidur

=1/2*2= 1 Gangguan pola tidur =

½*2= 1 Insomnia = 3/3*1= 1

1 1 1

3

Potensi masalah untuk dicegah:

Skala:

− Tinggi

− Cukup

− Rendah

1 3 2 1

Deprivasi tidur

=1/3*1=0,3 Gangguan pola tidur

=2/2*1= 1 Insomnia =

½*1= 0,5

0,3 1 0,5

4

Menonjolnya masalah:

Skala:

− Masalah berat harus ditangani

− Masalah tidak dirasakan

1 2 1 0

Deprivasi tidur

=3/3*1=1 Gangguan pola tidur

=1/2*2=1 Insomnia = 3/3*1= 1

1 1 1

Skor total Deprivasi

tidur =

(32)

3,3

Gangguan pola tidur

= 3,6 Insomnia

= 3

4.Masalah Keperawatan

− Deprivasi Tidur

− Gangguan Pola tidur

− Insomnia

5.Diagnosa Keperawatan

− Deprivasi tidur berhubungan dengan kegelisahan pada malam hari ditandai dengan Tn. M kebisingan di lingkungan sekitar.

− Gangguan pola tidur berhubungan dengan faktor lingkungan ditandai dengan kebisingan, fasilitas tidur yang tidak nyaman.

− Insomnia berhubungan dengan pola aktivitas yang terlalu padat ditandai dengan adanya pekerjaan dimalam hari.

(33)

6.Perencanaan Keperawatan dan Rasional

Hari/tanggal No Perencanaan keperawatan

20 Mei 2016 1. Deprivasi tidur Tujuan dan kriteria hasil:

Klien akan mampu menunjukan tidur dengan skala 3 pada indikator:

− Perasaan segar setelah tidur

− Pola dan kualitas tidur

Rencana tindakan Rasional

− Lakukan

persiapan untuk tidur malam seperti pada jam 9 malam sesuai dengan pola tidur pasien

− Mengatur pola tidur

− Meningkatkan tidur

21 Mei 2016 2. Gangguan pola tidur

Rasional Rencana tindakan

− Lakukan

persiapan untuk tidur malam seperti pada jam 9 malam sesuai dengan pola tidur pasien

− Lingkungan tidur yang memadai seperti tempat tidur yang bersih

− Mengatur pola tidur

− Jam tidur yang normal

− Lingkungan tidur yang memadai kesiapan

meningkatkan tidur

21 Mei 2016 3. Insomnia Rasional Rencana tindakan

− tingkatkan

aktivitas sehari- hari dan kurangi aktivitas sebelum tidur

− keadaan tempat tidur yang nyaman, bersih dan bantal yang nyaman

− Mengatur pola tidur

− Meningkatkan tidur

(34)

7.Pelaksanaan Keperawatan

Hari/tanggal No. Dx Implementasi keperawatan Evaluasi (SOAP)

20 Mei 2016 1 − Menciptakan

lingkungan aman dan nyaman buat tidur

− Mengatur jadwal tidur klien dengan

pola normal kebutuhan jam tidur

− Mengajukan klien sebelum tidur berdoa terlebih dahulu

S: klien mampu menjelaskan faktor-fator yang

membuatnya susah tidur di malam hari

O: klien memahami

penjelasan

tentang istirahat dan tidur dengan pola tidur yang normal

A: masalah sebagian teratasi P: intervensi dilanjutkan

21 Mei 2016 2 − Memberi tahukan

kepada klien tahap- tahap tidur

− Menggambarkan tanda dan gejala akibat kurangnya kebutuhan istirahat dan tidur pada klien

S: klien mampu menjelaskan tahap-tahap tidur

O: klien mulai mengerti

manfaat kebutuhan

istirahat dan tidur

A: masalah sebagian teratasi P: intervensi dilanjutkan

21 Mei 2016 3 − Meningkatkan

aktivitas sehari-hari dengan mengurangi kegiatan sebelum tidur

− Mengakaji masalah penyebab insomnia klien

S: - klien sulit tidur

dikarenakan main hp sampai larut malam O: - tampak lingkaran hitam dibawah mata, konjungtiva merah

A: - masalah belum teratasi P: - intervensi dilanjutkan

(35)

2. Pengkajian

Berdasarkan penugasan pembuatan TA (Tugas Akhir) dalam rangka menyelesaikan program studi DIII Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Pengambilan kasus dilakukan di kelurahan Siti Rejo II Kecamatan Medan Amplas, pada tanggal 18 Mei 2016. Mahasiswa melakukan pengkajian keperawatan pada klien , berikut deskripsi dari hasil pengkajian yang dilakukan.

1.Biodata

Seorang klien perempuan, bernama Ny. G berusia 20 tahun, anak dari anggota keluarga Tn. B , beragama islam dan bersuku Jawa. Ny. G sedang menempuh pendidikan diploma di salah satu perguruan tinggi negeri di medan. Ny. G masi di biaya kedua orang tuanya. Ny. G tinggal di JLN. Sakti Lubis gg. Tukang besi, Lingkungan 11 Kelurahan Siti Rejo 2 Kecamatan Medan Amplas.

2.Keluhan Utama

Pada saat pengkajian, klien mengatakan sulit tidur dimalam hari karena sering main hp karena faktor kebiasaanya itu.

3.Riwayat Kesehatan Sekarang

Klien mengatakan penyebab dirinya susah tertidur ketika di malam hari karena sering main. Jam tidur malamnya terganggu dengan keadaannya sekarang yang suka main hp. Dan sampai saat ini klien mengalami kondisi tersebut.

4.Riwayat Kesehatan Masa Lalu

Klien mengatakan tidak memiliki riwayat alergi makanan dan obat, klien juga mengatakan imunisasi klien lengkap.

5.Riwayat Kesehatan Keluarga

Klien mengatakan terganggu dengan keadaannya yang sekarang. Dan sampai saat ini klien mengalami kondisi tersebut.

6.Riwayat Keadaan Psikososial

(36)

Persepsi klien tentang penyakitnya, klien mengatakan ingin cepat sembuh dari penyakitnya yang susah tidur ini dan ingin tidak mau main hp kalau sudah masuk jam tidunya.

7.Status Mental

Tingkat kesadaran klien sadar penuh (compos mentis), klien juga sering menguap- nguap saat dilakukan pengkajian.

8.Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum klien compos mentis namun klien terlihat lesu dan gelisah, mata klien terlihat bengkak karena kurang tidur, kongjungtiva merah. TTV: Suhu tubuh: 36,2ºC, tekanan darah 115/90mmHg, nadi 75×/menit, pernafasan 19×/menit, tinggi badan 154 cm, berat badan 55 kg. Bentuk kepala klien simetris,, kulit kepala bersih, penyebaran dan keadaan rambut merata, warna rambut hitam tidak berbau keringat, warna kulit kuning langsat. Warna kulit wajah kuning langsat, struktur wajah oval. Kelengkapan dan kesimetrisan pada kedua mata klien lengkap simetris, keadaan mata cekung, tidak ada kelainan pada palpebra, kongjungtiva dan sclera tampak merah, tidak ditemukan kelainan pada iris dan kornea klien, tekanan bola mata tidak dilakukan pemeriksaan. Tulang hidung dan posisi masi normal, lubang hidung lengkap dan simetris, tidak ditemukan pernafasan menggunakan cuping hidung. Bentuk telinga simetris kiri dan kanan, ukuran telinga normal, tidak ditemukan adanya kelainan pada lubang telinga, adanya serumen pada lubang telinga, klien dapat mendengarkan dengan baik.

Keadaan bibir kering, gigi bersih dan masi lengkap, lidahbersih, tidak ada kelainan pada orofaring. Posisi trachea normal dibagian medial, tidak ditemukan adanya pembengkakan pada thyroid, suara klien normal, tidak ditemukan adanya kelainan pada kelenjar limfe dan vena jugularis, denyut nadi karotis teraba.

Kebersihan kulit klien bersih, suhu tubuh klien dalam keadaan normal, warna kulit klien kuning lagsat, turgor kulit klien kurang dari 2 detik, kulit klien tampak kering dan tidak ditemukan adanya kelainan pada kulit.

9.Pola Kebiasaan Sehari-hari

(37)

Frekuensi makan klien 4 kali sehari, nafsu makan dan selera makan klien kuat, tidak ditemukan nyeri ulu hati pada klien, tidak ada alergi, klien juga tidak merasakan mual dan muntah, klien makan dengam 1 porsi lauk pauk. Klien makanpagi, siang dan malam. Klien tidak mengalami kesulitan dalam mengunyah makanannya.

10.Perawatan diri/personal hygiene

Kebersihan tubuh klien bersih dan rapi, karena klien mandi 2 kali sehari menggunakan sabun, sikat gigi dan mulut bersih, kuku tangan dan kuku kaki klien tidak panjang dan bersih. Mandi dan makan dilakukan klien sendiri.

11.Pola eliminasi

BAB dan BAK klien dilakukan secara mandiri, BAB 1 kali sehari pada pagi hari, BAB nya normal, karakteristik feses lunak, tidak ditemukan riwayat ada darah di feses. BAK 5-7 kali sehari, tidak ditemukan nyeri, rasa terbakar dan lain sebagainya.

(38)

2. Analisa Data

No Data Penyebab Masalah

Keperawatan

1 DS:

− klien mengataka n sulit tidur dimalam hari karena keseringan main hp setiap

malam sebelum tidur DO:

− Terlihat lingkaran hitam dibawah mata

− Klien sering menguap- uap saat dikaji

− Mata klien tampak bengkak karena kurang tidur

Ansietas

Gelisah

Kelelahan

Deprivasi tidur

Deprivasi Tidur

2 DS:

− Klien mengataka n pola tidurnya

yang sudah tidak normal lagi semenjak 3 bulan yang lalu

− Klien

Menyatakan sering terjaga

Ketidakpuasan tidur

Perubahan pola tidur normal

Gangguan pola tidur

(39)

mengataka n

ketidakpua san tidur setiap hari DO:

− Wajah terlihat kusam dan mata

terlihat cekung

− Terlihat lingkar hitam disekitar mata

Gangguan pola tidur

3 DS:

− Klien menyataka n sulit konsentrasi

− Klien menyataka n sulit tidur

− Klien menyataka n sulit tidur nyenyak

− Klien menyataka n gangguan tidur yang berdampak pada keeseokan harinya DO:

− Afek tampak berubah

Tidur siang terlalu lama

Konsumsi stimulan (kopi)

Tidur terputus

Gangguan pola tidur normal

Insomnia

Insomnia

(40)

3.Skoring

No Kriteria Bobot Perhitungan Skor

1

Sifat masalah:

Skala:

− Tidak/kurang sehat

− Ancaman kesehatan

− Krisis 1

3 2 1

Deprivasi tidur

=1/3*1=0,3

Gangguan pola tidur

=2/2*1= 1

Insomnia = ½*1= 0,5

0,3 1 0,5

2

Kemungkinan masalah dapat diubah:

Skala:

− Dengan masalah

− Hanya sebagian

− Tidak dapat

2 2 1 0

Deprivasi tidur = 3/3*1= 1

Gangguan pola tidur = 2/3*1 = 0,6

Insomnia = ½*1= 0,5 1 0,6 0,5

3

Potensi masalah untuk dicegah:

Skala:

− Tinggi

− Cukup

− Rendah

1 3 2 1

Deprivasi tidur

=3/3*1= 1

Gangguan pola tidur

=3/2*1=1,5

Insomnia =3/1*1=3

1 1,5 3

4

Menonjolnya masalah:

Skala:

− Masalah berat harus ditangani

− Masalah tidak dirasakan

1 2 1 0

Deprivasi tidur

=2/2*1=1

Gangguan pola tidur

=2/1*1=2

Insomnia =2/2*1=1

1 2 1

Skor total

Deprivasi tidur = 3,3

Gangguan pola tidur

= 5,1 Insomnia

= 5

(41)

4.Masalah Keperawatan

− Deprivasi Tidur

− Gangguan Pola tidur

− Insomnia

5.Diagnosa Keperawatan

− Deprivasi tidur berhubungan dengan kegelisahan pada malam hari untuk tidur ditandai dengan Ny. G mengalami kesulitan untuk tidur dengan keadaan tempat tidur yang kurang enak.

− Gangguan pola tidur berhubungan dengan suhu lingkungan sekitar ditandai dengan ketidakpuasan tidur karena cuaca panas.

− Insomnia berhubungan dengan pola aktivitas ditandai dengan bahwa klien keseringan main handphonenya.

(42)

6.Perencanaan Keperawatan dan Rasional

Hari/tanggal No Perencanaan keperawatan

20 Mei 2016 1. Deprivasi tidur Tujuan dan kriteria hasil:

Klien akan mampu menunjukan tidur dengan skala 3 pada indikator:

− Perasaan segar setelah tidur

− Jumlah waktu tidur yang terobservasi

− Pola dan kualitas tidur

Rencana tindakan Rasional

− Lakukan

persiapan untuk tidur malam seperti pada jam 9 malam sesuai dengan pola tidur pasien

− Keadaan tempat tidur yang nyaman, bersih dan bantal yang nyaman

− Mengatur pola tidur

− Meningkatkan tidur

21 Mei 2016 2. Gangguan pola tidur

Rasional Rencana tindakan

− Lakukan

persiapan untuk tidur malam seperti pada jam 9 malam sesuai dengan pola tidur pasien

− Keadaan tempat tidur yang nyaman, bersih dan bantal yang nyaman

− Lingkungan tidur yang

memadaibseperti tempat tidur yang bersih

− Mengatur pola tidur

− Meningkatkan tidur

− Jam tidur yang normal

− Lingkungan tidur yang memadai kesiapan

meningkatkan tidur

21 Mei 2016 3. insomnia Rasional

(43)

Rencana tindakan

− tingkatkan

aktivitas sehari- hari dan kurangi aktivitas sebelum tidur

− keadaan tempat tidur yang nyaman, bersih dan bantal yang nyaman

− Mengatur pola tidur

− Meningkatkan tidur

(44)

7.Pelaksanaan Keperawatan

Hari/tanggal No. Dx Implementasi keperawatan Evaluasi (SOAP)

20 Mei 2016 1 − Menciptakan

lingkungan aman dan nyaman buat tidur

− Mengatur jadwal tidur klien dengan

pola normal kebutuhan jam tidur

− Mengajukan klien sebelum tidur berdoa terlebih dahulu

S: klien mampu menjelaskan faktor-fator yang

membuatnya susah tidur

O: klien memahami

penjelasan

tentang istirahat dan tidur dengan pola tidur yang normal

A: masalah sudah teratasi

P: intervensi tidak dilanjutkan

21 Mei 2016 2 − Memberi tahukan

kepada klien tahap- tahap tidur

− Menggambarkan tanda dan gejala akibat kurangnya kebutuhan istirahat dan tidur pada klien

S: klien mampu menjelaskan tahap-tahap tidur

O: klien mulai mengerti

manfaat kebutuhan

istirahat dan tidur

A: masalah teratasi

P: intervensi tidak di dilanjutkan

21 Mei 2016 3 − Meningkatkan

aktivitas sehari-hari dengan mengurangi kegiatan sebelum tidur

− Mengakaji masalah penyebab insomnia klien

S: - klien sudah bisa

membiasakan

dirinya tidak main

handphonenya sebelum tidur O: -wajah tampak segar A: - masalah teratasi

P: - intervensi tidak dilanjutkan

(45)

3. Pengkajian

Berdasarkan penugasan pembuatan TA (Tugas Akhir) dalam rangka menyelesaikan program studi DIII Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Pengambilan kasus dilakukan di kelurahan Siti Rejo II Kecamatan Medan Amplas, pada tanggal 19 Mei 2016. Mahasiswa melakukan pengkajian keperawatan pada klien , berikut deskripsi dari hasil pengkajian yang dilakukan.

1.Biodata

Seorang klien laki-laki, bernama Tn.L berusia 61 tahun, sebagai kepala keluarga, beragama islam dan bersuku Aceh. Tn. R hanya menyelesaikan pendidikan sampai SLTA saja dan memperoleh penghasilan yang secukupnya sebagai wiraswasta. Tn. L tinggal di JLN. Sakti Lubis gg. Tukang besi, Lingkungan 11 Kelurahan Siti Rejo 2 Kecamatan Medan Amplas.

2.Keluhan Utama

Pada saat pengkajian, alasan klien sering merasa ngantuk waktu di siang hari dan susah tertidur pada malam hari.

3.Riwayat Kesehatan Sekarang

Klien mengatakan penyebab dirinya susah tertidur ketika di malam hari karena kurangnya jam tidur malamnya terganggu dengan keadaannya sekarang. Dan sampai saat ini klien mengalami kondisi tersebut.

4.Riwayat Kesehatan Masa Lalu

Klien mengatakan tidak memiliki riwayat alergi makanan dan obat, klien juga mengatakan imunisasi klien lengkap.

5.Riwayat Kesehatan Keluarga

Klien mengatakan terganggu dengan keadaannya yang sekarang. Dan sampai saat ini klien mengalami kondisi tersebut.

6.Riwayat Keadaan Psikososial

(46)

Persepsi klien tentang penyakitnya, klien mengatakan ingin cepat sembuh dari penyakitnya yang susah tidur ini yang klien sebut dengan insomnia.

7.Status Mental

Tingkat kesadaran klien sadar penuh (compos mentis), klien juga sering menguap- nguap , alam perasaan klien lesu.

8.Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum klien compos mentis namun klien terlihat lesu, mata klien terlihat bengkak karena kurang tidur, kongjungtiva merah, klien juga tampak tidak bersemangat saat melakukan aktivitas. TTV: Suhu tubuh: 36,5ºC, tekanan darah 130/80mmHg, nadi 79×/menit, pernafasan 22×/menit, tinggi badan 163 cm, berat badan 71 kg. Bentuk kepala klien simetris, ubun-ubun normal, kulit kepala bersih, penyebaran dan keadaan rambut merata, warna rambut putih tidak berbau keringat, warna kulit sawo matang. Warna kulit wajah sawo matang, struktur wajah oval. Kelengkapan dan kesimetrisan pada kedua mata klien lengkap simetris, keadaan mata cekung, tidak ada kelainan pada palpebra, kongjungtiva dan sclera tampak merah, tidak ditemukan kelainan pada iris dan kornea klien, tekanan bola mata tidak dilakukan pemeriksaan. Tulang hidung dan posisi masi normal, lubang hidung lengkap dan simetris, tidak ditemukan pernafasan menggunakan cuping hidung. Bentuk telinga simetris kiri dan kanan, ukuran telinga normal, tidak ditemukan adanya kelainan pada lubang telinga, adanya serumen pada lubang telinga, klien dapat mendengarkan dengan baik. Keadaan bibir kering, gigi bersih dan masi lengkap, lidah tampak bersih, tidak ada kelainan pada orofaring. Posisi trachea normal dibagian medial, tidak ditemukan adanya pembengkakan pada thyroid, suara klien normal, tidak ditemukan adanya kelainan pada kelenjar limfe dan vena jugularis, denyut nadi karotis teraba. Kebersihan kulit klien bersih, suhu tubuh klien dalam keadaan normal, warna kulit klien sawo matang, turgor kulit klien kurang dari 2 detik, kulit klien tampak kering dan tidak ditemukan adanya kelainan pada kulit.

(47)

9.Pola Kebiasaan Sehari-hari

Frekuensi makan klien 3 kali sehari, nafsu makan dan selera makan klien kuat, tidak ditemukan nyeri ulu hati pada klien, tidak ada alergi makanan, klien juga tidak merasakan mual dan muntah, klien makan dengam 1 porsi lauk pauk. Klien makan pada waktu pagi, siang dan malam. Klien tidak mengalami kesulitan dalam mengunyah makanannya.

10.Perawatan diri/personal hygiene

Kebersihan tubuh klien bersih dan rapi, karena klien mandi 2 kali sehari menggunakan sabun, sikat gigi dan mulut bersih, kuku tangan dan kuku kaki klien tampak tidak panjang dan bersih. Mandi dan makan dilakukan klien sendiri tanpa bantuan orang lain.

11.Pola eliminasi

BAB dan BAK klien dilakukan secara mandiri atau orang lain, BAB 1 kali sehari pada pagi hari, BAB nya normal, karakteristik feses lunak, tidak ditemukan riwayat ada darah di feses. BAK 5-7 kali sehari, tidak ditemukan nyeri, rasa terbakar dan lain sebagainya.

(48)

2.Analisa data

No Data Penyebab Masalah

Keperawatan

1 DS:

− klien mengatakan

sulit tidur alasan klien sering merasa ngantuk waktu di siang hari dan susah tertidur pada malam hari.

DO:

− Terlihat

lingkaran hitam dibwah mata

− Mata klien tampak

bengkak karena kurang tidur

− Konjungtiva merah

Ansietas

Gelisah

Kelelahan

Deprivasi tidur

Deprivasi Tidur

2 DS:

− Klien mengatakan ketidakpuasan tidur setiap hari DO:

− Wajah terlihat kusam dan mata terlihat cekung

− Terlihat lingkar hitam disekitar mata

Menyatakan sering terjaga

Ketidakpuasan tidur

Perubahan pola tidur normal

Gangguan pola tidur

Gangguan pola tidur

3 DS:

− Klien menyatakan sulit

konsentrasi

Tidur siang terlalu lama

Konsumsi stimulan (kopi)

Insomnia

(49)

− Klien menyatakan sulit tidur

− Klien menyatakan

sulit tidur nyenyak

DO:

− Afek tampak berubah

− Tampak kurang bergairah

Tidur terputus

Gangguan pola tidur normal

Insomnia

(50)

3.Skoring

No Kriteria Bobot Perhitungan Skor

1

Sifat masalah:

Skala:

− Tidak/kurang sehat

− Ancaman kesehatan

− Krisis

1 3 2 1

Deprivasi tidur = 1/3*1=

1

Gangguan pola tidur = 2/3*1= 0,6

Insomnia = ½*1= 0,5

1 0,6 0,5

2

Kemungkinan masalah dapat diubah:

Skala:

− Dengan masalah

− Hanya sebagian

− Tidak dapat

2 2 1 0

Deprivasi tidur =1/2*2=

1

Gangguan pola tidur =

½*2= 1

Insomnia = 3/3*1= 1

1 1 1

3

Potensi masalah untuk dicegah:

Skala:

− Tinggi

− Cukup

− Rendah

1 3 2 1

Deprivasi tidur

=1/3*1=0,3

Gangguan pola tidur

=2/2*1= 1

Insomnia = ½*1= 0,5

0,3 1 0,5

4

Menonjolnya masalah:

Skala:

− Masalah berat harus ditangani

− Masalah tidak dirasakan

1 2 1 0

Deprivasi tidur

=3/3*1=1

Gangguan pola tidur

=1/2*2=1

Insomnia = 3/3*1= 1

1 1 1

Skor total

Deprivasi tidur = 3,3

(51)

Gangguan pola tidur

= 3,6 Insomnia

= 3

4.Masalah Keperawatan

− Deprivasi Tidur

− Gangguan Pola tidur

− Insomnia

5.Diagnosa Keperawatan

− Deprivasi tidur berhubungan dengan kegelisahan pada malam hari untuk tidur ditandai dengan Tn. L mengalami kesulitan untuk tidur dengan keadaan di lingkungan sekitar.

− Gangguan pola tidur berhubungan dengan faktor lingkungan ditandai dengan kebisingan, pasien menyatakan ketidakpuasan tidur, menyatakan tidak merasa cukup istirahat.

− Insomnia berhubungan dengan pola aktivitas ditandai dengan mengkonsumsi stimulan (kopi) karena kebiasaan Tn. L.

(52)

6.Perencanaan Keperawatan dan Rasional

Hari/tanggal No Perencanaan keperawatan

20 Mei 2016 1. Deprivasi tidur Tujuan dan kriteria hasil:

Klien akan mampu menunjukan tidur dengan skala 3 pada indikator:

− Perasaan segar setelah tidur

− Jumlah waktu tidur yang terobservasi Rencana tindakan Rasional

− Keadaan tempat tidur yang nyaman, bersih dan bantal yang nyaman

− Mengatur pola tidur

− Meningkatkan tidur

21 Mei 2016 2. Gangguan pola tidur

Rasional Rencana tindakan

− Keadaan tempat tidur yang nyaman, bersih

dan bantal yang nyaman

− Lingkungan tidur yang

memadaibseperti tempat tidur yang bersih

− Mengatur pola tidur

− Meningkatkan tidur

− Jam tidur yang normal

21 Mei 2016 3. Insomnia Rasional

Rencana tindakan

− tingkatkan

aktivitas sehari- hari dan kurangi aktivitas sebelum tidur

− Mengatur pola tidur

− Meningkatkan tidur

(53)

7.Pelaksanaan Keperawatan

Hari/tanggal No. Dx Implementasi keperawatan Evaluasi (SOAP)

20 Mei 2016 1 − Mengatur jadwal

tidur klien dengan

pola normal kebutuhan jam tidur

− Mengajukan klien sebelum tidur berdoa terlebih dahulu

S: klien mampu mengatur jadwal tidurnya

O: klien memahami

penjelasan

tentang istirahat dan tidur

A: masalah sebagian teratasi P: intervensi dilanjutkan

21 Mei 2016 2 − Memberi tahukan

kepada klien tahap- tahap tidur

− Menggambarkan tanda dan gejala akibat kurangnya kebutuhan istirahat dan tidur pada klien

S: klien mampu menjelaskan tahap-tahap tidur

O: klien mulai manfaat

kebutuhan

istirahat dan tidur

A: masalah sebagian teratasi P: intervensi dilanjutkan

21 Mei 2016 3 − Mengakaji masalah

penyebab insomnia klien

S: - klien sulit tidur

dikarenakan

klien bekerja jadi satpam di malam hari

O: - tampak lingkaran hitam dibawah mata A: - masalah belum teratasi P: - intervensi dilanjutkan

(54)

4. Pengkajian

Berdasarkan penugasan pembuatan TA (Tugas Akhir) dalam rangka menyelesaikan program studi DIII Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Pengambilan kasus dilakukan di kelurahan Siti Rejo II Kecamatan Medan Amplas, pada tanggal 19 Mei 2016. Mahasiswa melakukan pengkajian keperawatan pada klien , berikut deskripsi dari hasil pengkajian yang dilakukan.

1.Biodata

Seorang klien laki-laki, bernama Tn. I berusia 40 tahun, sebagai kepala keluarga, beragama islam dan bersuku Melayu. Tn. I hanya menyelesaikan pendidikan sampai SMP saja dan memperoleh penghasilan yang secukupnya sebagai wiraswasta. Tn. I tinggal di JLN. Sakti Lubis gg. Tukang besi, Lingkungan 11 Kelurahan Siti Rejo 2 Kecamatan Medan Amplas.

2.Keluhan Utama

Pada saat pengkajian, alasan klien sering merasamengantuk adalah klien merasa ketidakpuasan tidur setiap hari dan klien suka mengkonsumsi kopi pada waktu malam hari.

3.Riwayat Kesehatan Sekarang

Klien mengatakan penyebab dirinya susah tertidur ketika di malam hari karena ketidakpuasan jam tidur malamnya terganggu dengan keadaannya sekarang yang suka mengkonsumsi kopi pada malam hari. Dan sampai saat ini klien mengalami kondisi tersebut.

4.Riwayat Kesehatan Masa Lalu

Klien mengatakan tidak memiliki riwayat alergi makanan dan minuman, klien juga mengatakan imunisasi klien lengkap.

5.Riwayat Kesehatan Keluarga

Klien mengatakan terganggu dengan keadaannya yang sekarang. Dan sampai saat ini klien mengalami kondisi tersebut.

(55)

6.Riwayat Keadaan Psikososial

Persepsi klien tentang penyakitnya, klien mengatakan ingin cepat sembuh dari penyakitnya yang ketidakpuasan tidur ini yang klien sebut dengan insomnia.

7.Status Mental

Tingkat kesadaran klien sadar penuh (compos mentis), klien juga sering menguap- nguap saat di kaji, alam perasaan klien lesu, kontak mata dengan klien sedikit kurang.

8.Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum klien compos mentis namun klien terlihat lesu dan gelisah, mata klien terlihat bengkak karena kurang tidur, kongjungtiva merah, klien juga tampak tidak bersemangat saat melakukan aktivitas. TTV: Suhu tubuh: 37,1ºC, tekanan darah 115/80mmHg, nadi 74×/menit, pernafasan 17×/menit, tinggi badan 159 cm, berat badan 61 kg. Bentuk kepala klien simetris, ubun-ubun normal, kulit kepala bersih, penyebaran dan keadaan rambut merata, warna rambut putih tidak berbau keringat, warna kulit kuning langsat. Warna kulit kuning langsat, struktur wajah simetris atau oval. Kelengkapan dan kesimetrisan pada kedua mata klien lengkap simetris, keadaan mata terlihat cekung, tidak ada kelainan pada palpebra, kongjungtiva dan sclera tampak merah, tidak ditemukan kelainan pada iris dan kornea klien, tekanan bola mata tidak dilakukan pemeriksaan. Tulang hidung dan posisi masi normal, lubang hidung lengkap dan simetris, tidak ditemukan pernafasan menggunakan cuping hidung. Bentuk telinga simetris kiri dan kanan, ukuran telinga normal. Keadaan bibir tampak kering, gigi bersih dan masi lengkap, lidah tampak bersih, tidak ada kelainan pada orofaring. Posisi trachea normal dibagian medial, tidak ditemukan adanya pembengkakan pada thyroid, suara klien normal, tidak ditemukan adanya kelainan pada kelenjar limfe dan vena jugularis, denyut nadi karotis teraba. Kebersihan kulit klien bersih, suhu tubuh klien dalam keadaan normal, warna kulit klien kuning langsat, turgor kulit klien kurang dari 2 detik, kulit klien tampak kering dan tidak ditemukan adanya kelainan pada kulit.

(56)

9.Pola Kebiasaan Sehari-hari

Frekuensi makan klien 5 kali sehari, nafsu makan dan selera makan klien kuat, tidak ditemukan nyeri ulu hati pada klien, tidak ada alergi makanan, klien juga tidak merasakan mual dan muntah, klien makan dengan 1 atau 2 porsi lauk pauk.

Klien makan pada waktu pagi, siang dan malam. Klien tidak mengalami kesulitan dalam mengunyah makanannya.

10.Perawatan diri/personal hygiene

Kebersihan tubuh klien bersih dan rapi, karena klien mandi 2 kali sehari menggunakan sabun, sikat gigi dan mulut bersih, kuku tangan dan kuku kaki klien tampak tidak panjang dan bersih. Mandi dan makan dilakukan klien sendiri.

11.Pola eliminasi

BAB dan BAK klien dilakukan secara mandiri tanpa bantuan orang lain, BAB 1 kali sehari pada pagi hari, BAB nya normal, karakteristik feses lunak, tidak ditemukan riwayat ada perdarahan di feses. BAK 5-7 kali sehari, tidak ditemukan nyeri, rasa terbakar dan lain sebagainya.

(57)

2.Analisa data

No Data Penyebab Masalah

Keperawatan

1 DS:

− Pada saat pengkajian, alasan klien sering merasa mengantuk adalah klien merasa ketidakpuas an tidur setiap hari dan klien suka

mengkonsu msi kopi pada waktu malam hari.

DO:

− Klien sering menguap- uap saat dikaji

− Mata klien tampak bengkak karena kurang tidur

Ansietas

Gelisah

Kelelahan

Deprivasi tidur

Deprivasi Tidur

2 DS:

− Klien mengataka

n pola tidurnya

yang sudah tidak

normal lagi semenjak 6 bulan yang

Menyatakan sering terjaga Ketidakpuasan tidur

Perubahan pola tidur normal

Gangguan pola tidur

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penulisan ini diharapkan dapat memberikan informasi baru tentang kelebihan volume cairan, intoleransi aktivitas dan pola nafas tidak efektif pada pasien gagal ginjal kronik

personal, pengendalian risiko, dan lingkungan rumah yang aman. Kriteria hasil: Memantau faktor risiko perilaku individu dan lingkungan, mengembangkan strategi pengendalian risiko

Apnea tidur obstruktif merupakan gangguan per- nafasan saat tidur yang paling sering terjadi, yang didefinisikan sebagai ketiadaan aliran udara meski- pun terdapat

Diharapkan penulis dapat menambah pengetahuan dan pengalaman yang lebih mendalam dan upaya dalam memberikan asuhan keperawatan yang khusus pada pasien dengan peningkatan

Pada pengkajian tahap awal dari proses keperawatan ditemukan data yang menjadi fokus dalam kebutuhan dasar rasa aman pada perilaku kekerasan yaitu klien mengatakan merasa tidak

mempertahankan klien dengan kesejajaran tubuh tetap. Untuk memulihkan pengawasan keefektifitan intervensi, tingkat ansietas dapat mempengaruhi persepsi atau reaksi

Sampel urin yang digunakan untuk urinalisa khususnya dalam pemeriksaan skrining maupun diagnosa infeksi saluran kemih tidak boleh dilakukan penundaan transport

2009, ‘Pengaruh Ekstrak Herba Putri Malu (Mimosa pudica Linn.) terhadap Efek Sedasi pada Mencit BALB/C’, Skripsi, Sarjana Fakultas Kedokteran, Universitas