PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK DAN SANKSI PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN
WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI
(Studi Empiris Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Sentra Kerajinan di Kabupaten Kulon Progo)
S K R I P S I
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Akuntansi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Aprilia Citra Utami NIM: 162114127
PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
2020
i
PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK DAN SANKSI PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN
WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI
(Studi Empiris Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Sentra Kerajinan di Kabupaten Kulon Progo)
S K R I P S I
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Akuntansi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Aprilia Citra Utami NIM: 162114127
PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
2020
iv
LEMBAR PERSEMBAHAN
“Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku”
Filipi 4:13
“Serahkanlah perbuatanmu kepada Tuhan, maka terlaksanalah segala rencanamu”
Amsal 16: 3
Kupersembahkan untuk:
Allah Bapa, Tuhan Yesus, dan Bunda Maria Ibuku tercinta yang tanpa lelah berjuang untukku Keluarga besar dan saudara-saudariku terkasih Teman dan sahabat yang selalu mendukungku
ix DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL………. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING……….. ii
HALAMAN PENGESAHAN………... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN……… iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS………. v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI………….. vi
HALAMAN KATA PENGANTAR………. vii
HALAMAN DAFTAR ISI……… ix
HALAMAN DAFTAR TABEL……… xi
HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN………... xii
ABSTRAK……….. xiii
ABSTRACT……… xiv
BAB I PENDAHULUAN………... 1
A. Latar Belakang Masalah………. 1
B. Rumusan Masalah…..………. 6
C. Tujuan Penelitian……… 6
D. Manfaat Penelitian……….. 6
E. Sistematika Penulisan……….. 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA………. 9
A. Wajib Pajak………. 9
B. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah………... 10
C. Surat Pemberitahuan (SPT)………..……….. 11
D. Kesadaran Wajib Pajak………... 12
E. Sanksi Perpajakan………... 14
F. Kepatuhan Wajib Pajak………... 15
G. Perumusan Hipotesis……….. 17
BAB III METODE PENELITIAN……….. 21
A. Desain Penelitian……… 21
B. Waktu dan Tempat Penelitian……… 22
C. Subjek Penelitian………. 22
D. Data Penelitian……… 22
E. Teknik Pengumpulan Data……….. 23
F. Populasi dan Sampel……… 23
G. Variabel Penelitian……….. 24
H. Model Penelitian………. 27
I. Teknik Analisis Data……… 30
BAB IV GAMBARAN UMUM RESPONDEN……….. 35
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN……… 37
A. Deskripsi Data………. 37
B. Analisis Data………... 39
C. Pembahasan……… 52
BAB VI PENUTUP………... 56
x
A. Kesimpulan………. 56
B. Keterbatasan Penelitian………... 56
C. Saran……… 57
DAFTAR PUSTAKA... 58
LAMPIRAN... 62
BIOGRAFI PENULIS... 121
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Indikator Variabel Kesadaran Wajib Pajak……… 25
Tabel 2. Indikator Variabel Sanksi Perpajakan……… 26
Tabel 3. Indikator Variabel Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi… 26 Tabel 4. Skor Penilaian Untuk Pengukur Jawaban Responden……… 27
Tabel 5. Rincian Jenis Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Sentra Kerajinan………. 36
Tabel 6. Rincian Pengembalian Kuesioner……….. 37
Tabel 7. Responden Berdasarkan Jenis Kelamin……….. 38
Tabel 8. Responden Berdasarkan Omset Per Tahun………. 39
Tabel 9. Hasil Deskriptif Statistik………. 40
Tabel 10. Hasil Uji Validitas Variabel Kesadaran Wajib Pajak………. 41
Tabel 11. Hasil Uji Validitas Variabel Sanksi Perpajakan………. 42
Tabel 12. Hasil Uji Validitas Variabel Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi………. 42
Tabel 13. Hasil Uji Reliabilitas Variabel Kesadaran Wajib Pajak……. 43
Tabel 14. Hasil Uji Reliabilitas Variabel Sanksi Perpajakan………….. 43
Tabel 15. Hasil Uji Reliabilitas Variabel Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi……….. 44
Tabel 16. Hasil Uji Normalitas Kolmogorov Smirnov……….. 45
Tabel 17. Hasil Uji Multikolinearitas Dengan Uji Tolerance Dan VIF.. 46
Tabel 18. Hasil Uji Heteroskedastisitas Dengan Uji Glejser……… 47
Tabel 19. Hasil Analisis Regresi Linear Berganda………. 48
Tabel 20. Hasil Uji Simultan Dengan Uji F……… 49
Tabel 21. Hasil Uji Parsial Dengan Uji t………. 50
Tabel 22. Hasil Uji Koefisien Deretminasi (R2)……….. 51
Tabel 23. Hasil Pengujian Hipotesis……… 52
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Daftar Kuesioner………. 63
Lampiran 2. Daftar Kuesioner Yang Telah Diisi Responden………….. 68
Lampiran 3. Tabulasi Data Hasil Responden……….. 92
Lampiran 4. Hasil Uji Validitas……….. 99
Lampiran 5. Hasil Uji Reliabilitas……….. 105
Lampiran 6. Hasil Uji Normalitas……….. 108
Lampiran 7. Hasil Uji Multikolinearitas………. 110
Lampiran 8. Hasil Ujji Heteroskedastisitas………. 113
Lampiran 9. Hasil Analisis Regresi Linear Berganda………. 118
Lampiran 10. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2), Uji Simultan, Uji Parsial……… 119
xiii ABSTRAK
PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK DAN SANKSI PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK
ORANG PRIBADI
(Studi Empiris Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Sentra Kerajinan di Kabupaten Kulon Progo)
Aprilia Citra Utami NIM: 162114127
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2020
Penelitian mengenai pengaruh kesadaran Wajib Pajak dan sanksi perpajakan terhadap kepatuhan Wajib Pajak orang pribadi ini bertujuan untuk (1) menguji pengaruh kesadaran Wajib Pajak terhadap kepatuhan Wajib Pajak orang pribadi dan (2) menguji pengaruh sanksi perpajakan terhadap kepatuhan Wajib Pajak orang pribadi, yang dilakukan pada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Penelitian ini penting dilakukan karena UMKM ikut berperan penting dalam pembangunan ekonomi nasional di bidang perpajakan yakni memegang 65% dari jumlah sisi pelaku usaha perekonomian. Jumlah pelaku UMKM yang membayar pajak masih sangat sedikit apabila dibandingkan dengan jumlah UMKM yang ada di Indonesia.
Jenis penelitian ini adalah prediksi yaitu untuk membuktikan ada tidaknya pengaruh yang terjadi pada kesadaran Wajib Pajak dan sanksi perpajakan terhadap kepatuhan Wajib Pajak orang pribadi. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran kuesioner. Populasi dalam penelitian ini adalah UMKM sentra kerajinan di Kabupaten Kulon Progo. Jumlah sampel UMKM dalam penelitian ini sebanyak 47 sampel. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan metode nonprobability sampling dengan jenis purposive sampling. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda.
Hasil penelitian ini adalah (1) kesadaran Wajib Pajak berpengaruh terhadap kepatuhan Wajib Pajak orang pribadi. Dibuktikan dengan t hitung lebih besar dari t tabel yaitu sebesar 3,972>2,01537 dengan taraf signifikansi sebesar 0,000<0,05. (2) sanksi perpajakan terhadap kepatuhan Wajib Pajak orang pribadi.
Dibuktikan dengan t hitung lebih besar dari t tabel yaitu sebesar 5,081>2,01537 dengan taraf signifikansi sebesar 0,000<0,05.
Kata kunci: Kesadaran Wajib Pajak, Sanksi Perpajakan, Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi
xiv ABSTRACT
INFLUENCES OF TAX PAYER AWARENESS AND TAX PENALTY FOR PERSONAL TAX PAYER ADHERENCE
(Empirical Study of Small and Medium Enterprises in Kulon Progo Regency)
Aprilia Citra Utami NIM: 162114127
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2020
This research on the effect of tax payer awareness and tax penalty for individual personal tax payer adherence aimed to (1) examine the effect of tax payer awareness for individual personal tax payer adherence and (2) examine the effect of tax penalty for individual personal tax payer adherence, which is carried out on small and medium enterprises. This research is important because micro, small, and medium enterprises play an important role in national economic development in the field of taxation, namely holding 65% of the total business actors in the economy. The number of small and medium enterprises (UMKM) doer who pay taxes is still very small when compared to the number of micro, small, and medium enterprises in Indonesia.
This type of research was a prediction, namely to prove whether there is an effect on the awareness of taxpayers and tax penalty on individual taxpayer compliance. The data collection technique was done by distributing questionnaires. The population in this study were small and medium enterprises handicraft centers in Kulon Progo Regency. The number of samples of small and medium enterprises in this study were 47 sample which was carried out by applying nonprobability sampling method with purposive sampling type. The analysis technique used was multiple linear regression analysis.
The results of this study are (1) the tax payer awareness proved to affect the individual personal tax payer adherence. This can be seen as t count is bigger than t table, which is equal to 3,972> 2,01537 with a significance level of 0,000
<0.05. (2) the tax penalty on individual personal tax payer adherence. It is proven as the t count is bigger than t table which is equal to 5.081> 2.01537 with a significance level of 0.000 <0.05.
Keyword: tax payer awareness, tax penalty, personal tax payer adherence
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sumber penerimaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) diperoleh dari penerimaan negara berupa pajak, non pajak, dan hibah. Pajak menjadi sumber utama negara dalam mendanai belanja negara. Dilansir dari laman Kementrian Keuangan (Kemenkeu), APBN 2019 pada penerimaan pajak meningkat sebesar 10,4% dari tahun sebelumnya sebesar Rp168,3 triliun.
Rochmat seperti dikutip oleh Siti (2011: 1) mengemukakan bahwa pajak merupakan iuran wajib yang rakyat berikan kepada negara, bersifat memaksa dan tidak memperoleh imbalan secara langsung, diatur oleh undang-undang, dan digunakan untuk keperluan negara sebesar-besarnya demi kemakmuran rakyat.
Kemenkeu melalui Sukarno (2019) menyatakan bahwa usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Indonesia ikut berperan penting dalam pembangunan ekonomi nasional terutama di bidang perpajakan, hal ini dibuktikan dengan UMKM memegang 65% dari sisi jumlah pelaku usaha dalam perekonomian. Pelaku UMKM yang sudah membayar pajak sangat sedikit apabila dibandingkan dengan jumlah UMKM yang ada di Indonesia. Menurut data yang dimiliki Kemenkeu total UMKM yang ada di Indonesia sebanyak 60 juta, dari total tersebut tercatat sebanyak 2 juta pelaku UMKM yang sudah membayar pajak, sedangkan masih terdapat 58 juta pelaku UMKM belum membayar pajak (Widyastuti, 2020).
Berdasarkan Susanto (2018), Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Wates menargetkan 67% Wajib Pajak dalam melakukan pelaporan Surat Pemberitahuan (SPT) pajak, namun pada kenyataannya hanya sebesar 47%
Wajib Pajak yang melaporkan SPT. Angka 47% ini menyatakan bahwa realisasi belum mencapai target yang diinginkan. Kepatuhan Wajib Pajak menjadikan alasan mengapa belum tercapainya target dalam pelaporan SPT yang dilakukan Wajib Pajak.
Rahayu (2010:138) mendefinisikan Wajib Pajak yang patuh merupakan keadaan Wajib Pajak yang paham, berusaha, dan melaksanakan kewajiban perpajakan sesuai undang-undang perpajakan. Kepatuhan Wajib Pajak merupakan masalah penting dalam perpajakan, karena dengan adanya kepatuhan Wajib Pajak akan mengurangi beberapa penyimpangan seperti penghindaran, pengelakan, penyelundupan, dan pelalaian perpajakan.
Penyimpangan yang disebabkan oleh Wajib Pajak tidak patuh akan merugikan negara dikarenakan penerimaan di sektor pajak merupakan sumber utama belanja negara.
Sejak tahun 1983 Indonesia menerapkan self assessment system dalam sistem pemungutan pajak. Halim dkk. (2016:7) menjelaskan self assessment system memberikan kesempatan bagi Wajib Pajak untuk menghitung, memperhitungkan, membayar, dan melaporkan hasil perpajakannya sendiri.
Negara telah memberikan kepercayaan penuh pada Wajib Pajak dengan penerapan self assessment system ini. Siat dan Toly (2013) mengatakan bahwa fungsi pemerintah (Direktorat Jenderal Pajak) dalam pemungutan pajak yaitu
hanya memfasilitasi agar self assessment system berjalan dengan baik, sedangkan untuk pelaksanaannya tergantung pada kepatuhan Wajib Pajak.
Jotopurnomo dan Mangoting (2013) mengatakan terdapat dua jenis faktor yang memengaruhi kepatuhan Wajib Pajak yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor dari dalam diri Wajib Pajak yang memengaruhi kepatuhan antara lain, kesadaran Wajib Pajak dan sanksi perpajakan. Faktor eksternal adalah faktor dari luar diri Wajib Pajak antara lain, lingkungan dan situasi di sekitar Wajib Pajak.
Faktor internal berupa kesadaran Wajib Pajak dan sanksi perpajakan menjadi sebuah pertanyaan, apakah faktor internal tersebut dapat memengaruhi kepatuhan Wajib Pajak?. Menurut KBBI daring edisi kelima (2016), kesadaran adalah keadaan dimana seseorang mengerti dan mengetahui hal yang sedang berlangsung, sedangkan perpajakan adalah segala sesuatu yang terkait dengan pajak. Berdasarkan pengertian tersebut, kesadaran perpajakan adalah keadaan dimana seseorang mengerti dan mengetahui berbagai hal yang terkait pajak.
Sikap kesadaran Wajib Pajak diharapkan mampu memenuhi kewajiban perpajakan secara sukarela sehingga terciptanya ketertiban dan kedisiplinan dalam membayar pajak. Tingkat kesadaran Wajib Pajak yang tinggi mampu meningkatkan kepatuhan akan perpajakan sehingga meningkatnya pendapatan negara di bidang perpajakan. Berdasarkan uraian yang telah dijabarkan sebelumnya peneliti ingin mengetahui seberapa besar pengetahuan perpajakan dan pemahaman kesadaran Wajib Pajak dalam melaporkan SPT, karena Kemenkeu mengatakan baru 2 juta pelaku UMKM yang sudah membayar pajak
dari total keseluruhan 60 juta UMKM. Penelitian ini dibatasi hanya pada lingkup UMKM sentra kerajinan yang berada di Kabupaten Kulon Progo.
Sanksi menurut Sari (2013) dibedakan menjadi dua macam sanksi yaitu, sanksi administrasi dan sanksi pidana. Sanksi administrasi terdiri dari denda, bunga, dan kenaikan. Sanksi pidana dapat berupa pidana kurungan dan pidana penjara. Adanya sanksi perpajakan diharapkan memberi efek jera bagi para pelanggar pajak, dengan kata lain sanksi perpajakan akan membuat Wajib Pajak patuh terhadap kewajiban perpajakannya. Wajib Pajak yang mengetahui dan memahami sanksi yang berlaku akan berusaha semaksimal mungkin dalam pemenuhan kewajiban perpajakan sehingga Wajib Pajak tidak akan terkena sanksi yang telah ditetapkan. Peneliti ingin mengetahui apakah Wajib Pajak memahami sanksi perpajakan yang berlaku dan efek dari sanksi apabila telat melaporkan SPT, karena Kemenkeu mengatakan bahwa masih terdapat 58 juta UMKM di Indonesia belum membayar pajak. Ruang lingkup sanksi perpajakan sangat luas, maka dari itu peneliti hanya akan membahas mengenai sanksi administrasi berupa denda bagi Wajib Pajak orang pribadi UMKM sentra kerajinan di Kabupaten Kulon Progo. Berdasarkan Undang-undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (UU KUP) pasal 7 ayat 1, terdapat sanksi denda bagi Wajib Pajak orang pribadi yang tidak melaporkan SPT Pajak Penghasilan (PPh) Wajib Pajak orang pribadi sesuai dengan jangka waktu yang telah ditetapkan, sehingga peneliti akan membuat batasan masalah hanya terkait pemahaman sanksi perpajakan yang berlaku sesuai UU KUP dan efek dari
sanksi perpajakan yang diterima Wajib Pajak orang pribadi apabila tidak melaporkan SPT PPh sesuai dengan jangka waktu yang telah ditentukan.
Menurut KBBI daring edisi kelima (2016) patuh merupakan sikap taat terhadap peraturan dan ketentuan yang berlaku, sedangkan perpajakan merupakan segala sesuatu perihal pajak. Kepatuhan perpajakan merupakan sikap taat terhadap peraturan dan ketentuan perihal pajak. Wajib Pajak yang patuh akan kewajiban perpajakannya sangat berpengaruh terhadap pendapatan negara di sektor pajak. Menurut Rustiyaningsih (2011) terdapat beberapa faktor yang memengaruhi kepatuhan Wajib Pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya antara lain, pemahaman terhadap self assessment system, tingkat pendidikan, kualitas pelayanan, tingkat penghasilan, persepsi Wajib Pajak terhadap sanksi perpajakan. Batasan masalah penelitian ini akan dilakukan hanya pada pemahaman terhadap self assessment system sehingga tercermin sikap kesadaran dan persepsi Wajib Pajak terhadap sanksi perpajakan. Peneliti hanya mengambil dua faktor tersebut dalam penelitian ini karena ingin mengetahui lebih mendalam apakah dengan kedua faktor tersebut mampu meningkatkan kepatuhan kewajiban perpajakan bagi wajib pajak orang pribadi UMKM sentra kerajinan di Kabupaten Kulon Progo.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang menjadi fokus penelitian adalah:
1. Apakah kesadaran Wajib Pajak berpengaruh terhadap kepatuhan Wajib Pajak orang pribadi?
2. Apakah sanksi perpajakan berpengaruh terhadap kepatuhan Wajib Pajak orang pribadi?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah:
1. Untuk menguji pengaruh kesadaran Wajib Pajak terhadap kepatuhan Wajib Pajak orang pribadi.
2. Untuk menguji pengaruh sanksi perpajakan terhadap kepatuhan Wajib Pajak orang pribadi.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat berikut ini:
1. Bagi Civitas Universitas Sanata Dharma
Penelitian ini diharapkan mampu menambah ilmu pengetahuan mengenai perpajakan dan dapat dijadikan sebagai referensi penelitian yang sejenis.
2. Bagi Wajib Pajak
Penelitian ini diharapkan mampu menambah wawasan mengenai pengaruh kesadaran Wajib Pajak dan sanksi perpajakan terhadap kepatuhan Wajib Pajak orang pribadi.
3. Bagi Wajib Pajak Orang Pribadi Usaha Mikro Kecil dan Menengah.
Penelitian ini diharapkan mampu menjadi evaluasi bagi Wajib Pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha mikro kecil dan menengah dalam melakukan kewajiban perpajakan.
4. Bagi Penulis
Penelitian ini diharapkan mampu menjadi wawasan penulis dalam hal perpajakan terutama dalam kesadaran Wajib Pajak dan sanksi perpajakan terhadap kepatuhan Wajib Pajak orang pribadi.
E. Sistematika Penulisan Bab I Pendahuluan
Bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
Bab II Tinjauan Pustaka
Bab ini berisi teori yang digunakan sebagai bahan acuan dan pendukung dalam penelitian ini.
Bab III Metode Penelitian
Bab ini berisi desain penelitian, waktu dan tempat penelitian, subjek penelitian, data penelitian, teknik pengumpulan data, populasi dan sampel, variabel penelitian, model penelitian, dan teknik analisis data.
Bab IV Gambaran Umum Responden
Bab ini berisi penjelasan mengenai UMKM sentra kerajinan
di Kabupaten Kulon Progo.
Bab V Analisis Data dan Pembahasan
Bab ini berisi deskripsi data, analisis data, dan pembahasan.
Bab VI Penutup
Bab ini berisi kesimpulan, keterbatasan penelitian, dan saran.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Penelitian ini menggunakan beberapa teori yang dianggap relevan dan diharapkan dapat mendukung keakuratan data. Teori-teori yang digunakan yaitu Wajib Pajak, usaha mikro kecil dan menengah, surat pemberitahuan (SPT), kesadaran Wajib Pajak, sanksi perpajakan, kepatuhan Wajib Pajak, dan perumusan hipotesis. Untuk lebih jelas dapat dilihat dalam tinjauan pustaka berikut:
A. Wajib Pajak
Berdasarkan Undang-undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (UU KUP) pasal 1 ayat 2, Wajib Pajak dapat berupa orang pribadi atau badan yang berhak dan berkewajiban sebagai pembayar pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak sesuai ketentuan UU KUP. Menurut Undang- undang Pajak Penghasilan (UU PPh) Nomor 36 tahun 2008, Wajib Pajak orang pribadi dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri
Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri merupakan orang pribadi yang bertempat tinggal di Indonesia, berada di Indonesia lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan, atau orang pribadi dalam satu tahun pajak berada di Indonesia dan mempunyai niat tinggal di Indonesia.
2. Wajib Pajak Orang Pribadi Luar Negeri
Wajib Pajak orang pribadi luar negeri merupakan orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia, tidak berada di Indonesia lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan yang menjalankan usaha atau melakukan kegiatan dalam Bentuk Usaha Tetap (BUT) di Indonesia, selain itu juga bisa diartikan sebagai orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia, tidak berada di Indonesia lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan yang dapat menerima atau memperoleh penghasilan dari Indonesia, tidak dari menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui BUT di Indonesia.
B. Usaha Mikro Kecil dan Menengah
Menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UU UMKM) Pasal 1, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri dan dimiliki orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian langsung atau tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil sebagaimana dimaksud dalam UU UMKM. Tujuan UMKM yaitu menumbuhkan dan mengembangkan usahanya dalam rangka membangun perekonomian nasional berdasarkan demokrasi ekonomi yang berkeadilan. Terdapat kriteria UMKM menurut UU UMKM Pasal 6, yaitu:
1. Kriteria Usaha Mikro
Orang perorangan atau badan usaha yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000 (tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha) atau memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp300.000.000.
2. Kriteria Usaha Kecil
Orang perorangan atau badan usaha yang memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000 sampai dengan Rp500.000.000 (tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha) atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000 sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000.
3. Kriteria Usaha Menengah
Orang perorangan atau badan usaha yang memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000 sampai dengan Rp10.000.000.000 (tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha) atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000 sampai dengan paling banyak Rp50.000.000.000.
C. Surat Pemberitahuan (SPT)
Menurut UU KUP Pasal 1 Ayat 11 Surat Pemberitahuan (SPT) merupakan surat yang digunakan untuk melaporkan perhitungan dan pembayaran pajak, objek dan bukan objek pajak, harta dan kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. SPT oleh Waluyo (2017)
dibagi menjadi beberapa jenis, diantaranya SPT Tahunan dan SPT Masa yang terdiri dari:
1. SPT Tahunan
SPT terdiri dari SPT induk dan lampirannya sebagai suatu kesatuan yang tidak dapat dipisah. Data dasar (formal) SPT memuat tentang nama Wajib Pajak, Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), alamat Wajib Pajak;
Masa pajak, bagian tahun pajak, atau tahun pajak yang bersangkutan; dan tanda tangan Wajib Pajak atau kuasa Wajib Pajak. Selain data dasar (formal) juga terdapat data materiil mengenai jumlah peredaran usaha;
jumlah penghasilan yang termasuk penghasilan yang bukan objek pajak;
jumlah Penghasilan Kena Pajak (PKP); jumlah pajak yang terhutang;
jumlah kredit pajak; jumlah kekurangan atau kelebihan pajak; jumlah harta dan kewajiban; tanggal pembayaran Pajak Penghasilan (PPh) pasal 29; dan data lainnya yang terkait dengan kegiatan usaha Wajib Pajak.
2. SPT Masa
SPT Masa di samping data dasar berisi pula data materiil untuk SPT Masa PPh yang memuat jumlah objek pajak, jumlah pajak yang terutang, jumlah pajak yang dibayar; tanggal pembayaran atau penyetoran; dan data lain yang terkait dengan kegiatan usaha Wajib Pajak.
D. Kesadaran Wajib Pajak
Kesadaran adalah keadaan dimana seseorang mengerti dan mengetahui hal yang sedang berlangsung, sedangkan perpajakan adalah segala sesuatu hal
yang terkait dengan pajak (KBBI, 2016). Menurut Maghriby dan Ramdani (2020) kesadaran Wajib Pajak merupakan kondisi Wajib Pajak yang mengetahui, memahami, dan mengerti tentang kewajiban perpajakan dapat berupa pelaporan pajak dan penyetoran pajak secara mandiri sebagai bentuk usaha penerapan peraturan pajak yang baik. Wajib Pajak yang yang memiliki kemauan untuk mengisi dan melaporkan SPT merupakan salah satu sikap sadar yang ada dalam diri Wajib Pajak. Dikutip Asri dalam Nasution (2019) Wajib Pajak dikatakan sadar apabila:
1. Mengetahui ketentuan dan undang-undang perpajakan.
2. Mengetahui dan memahami fungsi pajak dalam pembayaran negara.
3. Memahami bahwa kewajiban perpajakan harus dilaksanakan sesuai ketentuan yang berlaku.
4. Menghitung, membayar, dan melaporkan pajak dengan sukarela.
5. Menghitung, membayar, dan melaporkan pajak dengan benar.
Sistem pemungutan pajak di Indonesia telah menggunakan self assessment system dengan harapan Wajib Pajak sadar dan patuh dalam melakukan kewajiban perpajakan. Dikutip dari Anggraini dalam Rahajeng (2019) terdapat beberapa kesimpulan mengenai kriteria Wajib Pajak dalam self assessment system yang sadar akan kewajiban perpajakannya, yaitu:
1. Wajib Pajak mendaftarkan diri ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) terdekat secara aktif dan mandiri untuk mendapatkan NPWP.
2. Wajib Pajak mengambil formulir SPT yang disediakan oleh KPP dan mengisi sendiri.
3. Wajib Pajak menghitung, menetapkan, menyetor, dan melaporkan jumlah pajak penghasilan terhutangnya sendiri.
E. Sanksi Perpajakan
Sanksi merupakan hukuman kepada orang yang tidak taat pada peraturan. Sanksi perpajakan dibuat agar Wajib Pajak melakukan hak dan kewajibannya sesuai dengan undang-undang yang berlaku. Menurut Sari (2013) terdapat dua macam sanksi perpajakan, yaitu:
1. Sanksi Administrasi
a. Sanksi administrasi berupa denda
Besarnya sanksi administrasi berupa denda ini ditetapkan dengan jumlah, presentase, atau suatu angka perkalian dari jumlah tertentu.
Pada pelanggaran tertentu misalnya tidak melakukan pelaporan SPT, sanksi administrasi berupa denda ini akan ditambah dengan sanksi pidana dengan pelanggaran yang sifatnya disengaja.
b. Sanksi administrasi berupa bunga
Sanksi administrasi berupa bunga ini dikenakan atas pelanggaran yang menyebabkan utang pajak menjadi lebih besar. Jumlah bunga akan dihitung berdasarkan pesentase tertentu dari suatu jumlah, dimulai dari bunga itu menjadi hak/kewajiban sampai dengan saat diterima dibayarkan.
c. Sanksi administrasi berupa kenaikan
Sanksi administrasi berupa kenaikan ini pada dasarnya dihitung dengan angka persentase tertentu dari jumlah pajak yang dalam hal
ini bukan termasuk pada kategori kurang bayar. Penyebab adanya sanksi administrasi berupa kenaikan ini karena Wajib Pajak tidak memberikan informasi yang diperlukan dalam penghitungan pajak terhutang.
2. Sanksi Pidana
Sanksi pidana ini merupakan langkah terakhir untuk meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak. Sanksi pidana ini dapat berupa pidana kurungan dan pidana penjara sesuai dengan berat ringannya pelanggaran yang dilakukan Wajib Pajak.
Berdasarkan UU KUP tahun 2007 pasal 7 ayat 1, sanksi administrasi berupa denda digunakan untuk Wajib Pajak orang pribadi yang tidak melaporkan SPT, yaitu denda sebesar Rp100.000 bagi SPT PPh wajib pajak orang pribadi.
F. Kepatuhan Wajib Pajak
Fajriyan dalam Apriani (2020) mengatakan bahwa kepatuhan Wajib Pajak merupakan keadaan seseorang atau kelompok yang memiliki motivasi, taat, dan patuh sesuai kewajiban perpajakannya. Kepatuhan Wajib Pajak merupakan kepatuhan seseorang dalam melaksanakan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan dan peraturan undang-undang (Rahayu, 2010:139).
Kepatuhan Wajib Pajak merupakan pemenuhan kewajiban perpajakan yang dilakukan oleh Wajib Pajak dalam membayar pajak dengan sukarela untuk kontribusi pembangunan negara.
Terdapat dua macam kepatuhan menurut Rahayu (2010:138), yaitu kepatuhan formal dan kepatuhan material. Kepatuhan formal merupakan keadaan dimana Wajib Pajak memenuhi kewajiban secara formal sesuai dengan UU KUP. Keadaan Wajib Pajak secara subtantive atau hakekatnya memenuhi semua ketentuan material perpajakan yaitu sesuai dengan isi dan jiwa undang-undang perpajakan merupakan kepatuhan material, selain itu kepatuhan formal juga termasuk dalam kepatuhan material.
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Tentang Tata Cara Penetapan Wajib Pajak Dengan Kriteria Tertentu Dalam Rangka Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pembayaran Pajak Pasal 1 menyatakan bahwa kepatuhan Wajib Pajak adalah Wajib Pajak yang memenuhi beberapa persyaratan yaitu,
1. Menyampaikan SPT dengan tepat waktu.
2. Tidak memiliki tunggakan pajak untuk semua jenis pajak (kecuali tunggakan pajak yang telah memperoleh izin mengangsur atau menunda pembayaran pajak).
3. Tidak pernah dikenakan hukuman pidana karena melakukan tindak pidana dibidang perpajakan berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap dalam jangka waktu 5 (lima) tahun terakhir.
Menurut Nasucha dalam Yuliyanti (2018) kepatuhan Wajib Pajak dapat diukur dengan:
1. Pendaftaran NPWP dengan artian orang pribadi pemilik UMKM sentra kerajinan terdaftar sebagai Wajib Pajak dan memiliki NPWP sebagai identitas untuk memudahkan Wajib Pajak dalam melaksanakan hak dan kewajiban perpajakan terutama pada administrasi perpajakan.
2. Penghitungan pajak terhutang diantaranya pendapatan penjualan atas usaha sebagai dasar pengenaan pajak, perhitungan pajak terhutang, dan perhitungan pajak kurang bayar.
3. Pembayaran pajak yang merupakan pelunasan pajak terhutang baik tahunan maupun masa sesuai dengan kewajibannya.
4. Pelaporan SPT sesuai dengan ketentutan dan perundang-undangan yang berlaku.
G. Perumusan Hipotesis
Berikut perumusan hipotesis dalam penelitian ini:
1. Pengaruh kesadaran Wajib Pajak terhadap kepatuhan Wajib Pajak orang pribadi.
Kesadaran Wajib Pajak merupakan keadaan disaat Wajib Pajak mengerti dan mengetahui hak dan kewajiban perpajakannya. Kesadaran Wajib Pajak berperan penting dalam sektor perpajakan yakni digunakan untuk pembiayaan negara (Nugroho dalam Sapriadi, 2013). Menurut Rahman dalam Wibowo et al (2020) kesadaran Wajib Pajak merupakan keadaan saat Wajib Pajak tanpa dipaksa oleh pihak manapun untuk membayar pajak sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku.
Kesadaran Wajib Pajak orang pribadi merupakan faktor internal dalam kepatuhan Wajib Pajak. Tingginya tingkat kesadaran Wajib Pajak orang pribadi dalam melakukan kewajiban perpajakan akan menambah tingkat kepatuhan Wajib Pajak, sehingga pendapatan negara dalam perpajakan juga akan bertambah (Jotopurnomo dan Mangoting, 2013).
Wajib pajak yang sadar atas keharusannya untuk memenuhi kewajiban perpajakan, akan mendorong diri agar dipenuhinya kepatuhan terhadap pelaksanaan Undang-undang Perpajakan (Lubis, 2011).
Perilaku Wajib Pajak merupakan salah satu sikap dari kesadaran Wajib Pajak. Menurut Yuliyanti (2018) perilaku Wajib Pajak yang berupa pandangan atau perasaan yang timbul dimana melibatkan keyakinan, pengetahuan, dan pemikiran logis yang disertai kecenderungan dalam bertindak sesuai peraturan yang berlaku sesuai ketentuan perpajakan merupakan kesadaran Wajib Pajak. Menurut Asri dalam Nasution (2019) Wajib Pajak dikatakan sadar apabila mengetahui ketentuan dan undang-undang perpajakan, mengetahui dan memahami fungsi pajak dalam pembayaran negara, memahami bahwa kewajiban perpajakan harus dilaksanakan sesuai ketentuan yang berlaku, mampu menghitung, membayar, dan melaporkan pajak dengan benar daan sukarela.
Menurut hasil penelitian Yuliyanti (2018) menunjukkan bahwa kesadaran Wajib Pajak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan Wajib Pajak UMKM. Hal ini juga didukung oleh penelitian
yang dilakukan Rahajeng (2019) yang menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara kesadaran Wajib Pajak terhadap kepatuhan Wajib Pajak UMKM. Jika tingkat kesadaran Wajib Pajak tinggi maka tingkat kepatuhan Wajib Pajak juga akan bertambah, hal ini dikarenakan Wajib Pajak telah mengerti bahwa membayar pajak merupakan hak dan kewajibannya. Berdasarkan penjelasan tersebut, hipotesis dalam penelitian ini adalah:
H1 : Kesadaran Wajib Pajak berpengaruh terhadap kepatuhan Wajib Pajak orang pribadi.
2. Pengaruh sanksi perpajakan terhadap kepatuhan Wajib Pajak orang pribadi
Sanksi perpajakan merupakan alat yang digunakan sebagai jaminan agar Wajib Pajak mematuhi peraturan perpajakan yang berlaku sesuai dengan hak dan kewajiban sebagai Wajib Pajak (Wibowo et al, 2020).
Sanksi perpajakan diberikan kepada Wajib Pajak yang melanggar ketentuan undang-undang perpajakan, baik disengaja maupun tidak disengaja. Sanksi perpajakan dibuat sebagai alat pencegah agar Wajib Pajak tidak melanggar peraturan perpajakan yang berlaku (Sapriadi, 2013). Setiap Wajib Pajak perlu memahami sanksi perpajakan sehingga Wajib Pajak akan lebih tertib dalam membayar pajak dan melaporkan kewajiban perpajakan tepat waktu (Priambodo, 2017).
Sanksi perpajakan ditetapkan dengan tujuan memotivasi Wajib Pajak dalam melaksanakan kewajibannya. Wajib Pajak akan memenuhi kewajiban perpajakan apabila memandang bahwa sanksi perpajakan akan merugikan Wajib Pajak. Sanksi perpajakan harus diberlakukan secara tegas bagi Wajib Pajak yang melanggar sehingga tingkat kepatuhan Wajib Pajak akan bertambah (Imaniati, 2016).
Menurut hasil penelitian Imaniati (2016) sanksi perpajakan berpengaruh positif dan signifikan secara bersama-sama terhadap kepatuhan Wajib Pajak UMKM. Hasil penelitian tesebut juga didukung oleh Rahajeng (2019) dengan hasil penelitiannya bahwa sanksi perpajakan bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan Wajib Pajak. Jika Wajib Pajak mengetahui sanksi perpajakan yang berlaku maka tingkat kepatuhan Wajib Pajak orang pribadi akan meningkat, Wajib Pajak akan berusaha semaksimal mungkin dalam memenuhi kewajiban perpajakannya karena tidak ingin dirugikan dengan adanya sanksi perpajakan yang ada. Berdasarkan penjelasan tersebut, hipotesis dalam penelitian ini adalah:
H2 : Sanksi perpajakan berpengaruh terhadap kepatuhan Wajib Pajak orang pribadi.
21
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Jenis penelitian prediksi digunakan dalam penelitian ini untuk membuktikan ada tidaknya pengaruh yang terjadi pada kesadaran Wajib Pajak (X1) dan sanksi perpajakan (X2) terhadap kepatuhan Wajib Pajak orang pribadi (Y). Metode studi empiris digunakan untuk memperoleh data yang akan digunakan dengan sampel sebagai perwakilan dari suatu populasi.
Populasi penelitian ini adalah Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) sentra kerajinan di Kabupaten Kulon Progo, sampel diperoleh menggunakan rumus Roscow dalam Sekaran (2006:160). Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan metode nonprobability sampling dengan jenis purposive sampling. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Data penelitian bersumber dari data primer yaitu data yang mengarah pada informasi yang diperoleh dari tangan pertama oleh peneliti dan berkaitan dengan variabel yang digunakan (Sekaran, 2006:60). Skala pengukuran akan menggunakan skala likert dan menggunakan lima poin skala dengan interval yang sama. Teknik analisis data yang digunakan menggunakan uji statistik deskriptif, uji instrumen, uji asumsi klasik, analisis regresi linear berganda, dan uji hipotesis. Uraian di atas akan memberikan hasil apakah terdapat pengaruh pada kesadaran Wajib Pajak dan sanksi perpajakan terhadap kepatuhan Wajib Pajak orang pribadi.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Waktu penelitian dilakukan selama bulan Maret sampai dengan Mei 2020. Penelitian ini dilakukan pada UMKM sentra kerajinan di Kabupaten Kulon Progo.
C. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian adalah pemilik UMKM sentra kerajinan di Kabupaten Kulon Progo yang terdiri dari kerajinan batik, kerajinan tas dan hiasan (eceng gondok, pelepah pisang, tali rafia, pandan dan rajutan), kerajinan anyaman bambu, kerajinan gerabah, kerajinan kulit, kerajinan alat tenun bukan mesin, dan kerajinan serabut kelapa.
D. Data Penelitian
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dengan skala interval, sedangkan skala pengukuran menggunakan skala likert.
Data kuantitatif digunakan untuk memperoleh informasi data Wajib Pajak orang pribadi UMKM sentra kerajinan seperti data jumlah yang efektif, jumlah yang menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT), data mengenai jumlah yang terdaftar, dan jawaban responden yang dikuantitatifkan berdasarkan pernyataan pada kuesioner dengan menggunakan skala likert.
Data penelitian bersumber dari data primer. Data primer yaitu data yang mengarah pada informasi yang diperoleh dari tangan pertama oleh peneliti dan berkaitan dengan variabel yang digunakan (Sekaran, 2006:60). Data primer diperoleh secara langsung oleh peneliti dari jawaban responden atas
pernyataan kuesioner mengenai kesadaran Wajib Pajak, sanksi perpajakan, dan kepatuhan Wajib Pajak orang pribadi.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik kuesioner.
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data dengan memberikan suatu daftar pernyataan yang akan diisi oleh responden.
Kuesioner dalam penelitian ini terdiri atas:
1. Identitas. Pada bagian ini akan berisi data responden secara umum seperti, nama responden, memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), jenis kelamin, nama usaha, dan omset.
2. Petunjuk pengisian.
3. Pernyataan kuesioner terkait variabel yang digunakan dalam penelitian, yaitu variabel independen dan variabel dependen. Variabel independen dalam penelitian ini adalah kesadaran Wajib Pajak (X1) dan sanksi perpajakan (X2), sedangkan variabel dependen adalah kepatuhan Wajib Pajak orang pribadi (Y).
F. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah UMKM sentra kerajinan di Kabupaten Kulon Progo. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan metode nonprobability sampling yaitu tidak diketahui besarnya peluang anggota untuk terpilih menjadi subjek (Sekaran, 2006:127) dengan jenis purposive sampling. Purposive sampling ini merupakan teknik
pengumpulan sampel dengan kriteria-kriteria tertentu, kriteria yang digunakan yaitu responden yang memiliki NPWP dan bersedia mengisi kuesioner. Data diperoleh dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Daerah Istimewa Yogyakarta sebanyak 25 UMKM sentra kerajinan dan data tambahan diperoleh dari responden satu ke yang lain dengan jumlah 49 UMKM sentra kerajinan, sehingga total keseluruhan populasi UMKM sentra kerajinan sebanyak 74. Tidak semua populasi dijadikan responden, maka dari itu penelitian ini menggunakan jumlah sampel yang diperoleh menggunakan rumus Roscow dalam Sekaran (2006:160) dengan pedoman aturan bahwa ukuran sampel lebih dari 30 dan kurang dari 500, selain itu penelitian yang termasuk dalam penelitian multivariat (temasuk analisis regresi linear berganda) ukuran sampel lebih baik apabila dikalikan lebih besar dari jumlah variabel minimal 10 kali atau lebih. Berdasarkan rumus Roscow, penelitian ini akan menggunakan sampel 15 kali lebih besar dari jumlah variabel, sehingga diperoleh angka 45 sampel dari 15x3 variabel.
G. Variabel Penelitian
1. Operasional variabel penelitian
Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Variabel Independen
Chandrarin (2017:83), mengatakan variabel independen merupakan variabel yang diduga berpengaruh terhadap variabel dependen. Variabel
independen dalam penelitian ini didefinisikan dalam notasi X. Variabel independen dalam penelitian ini yaitu:
1) Kesadaran Wajib Pajak (X1)
Kesadaran Wajib Pajak adalah sikap yang tercermin dalam Wajib Pajak dalam memahami arti, fungsi, dan tujuan perpajakan. Variabel ini digunakan untuk mengetahui pendapat Wajib Pajak mengenai kesadaran dalam perpajakan.
Tabel 1. Indikator variabel kesadaran Wajib Pajak (X1) adalah:
No Indikator Pernyataan
Nomor 1. Kedisiplinan Wajib Pajak. 1, 2, 3, 4, 5 2. Kemauan membayar pajak dari Wajib
Pajak. 6, 7, 8,9,10
Sumber : Yuliyanti (2018) 2) Sanksi Perpajakan (X2)
Sanksi perpajakan dibuat dengan harapan Wajib Pajak orang pribadi UMKM mampu memenuhi ketentuan-ketentuan perpajakan yang berlaku sesuai dengan Ketentuan Umum Perpajakan (KUP). Sanksi perpajakan terdiri dari sanksi administrasi dan sanksi pidana, dan diberikan sesuai dengan pelanggaran yang Wajib Pajak orang pribadi lakukan. Variabel ini digunakan untuk mengetahui apakah Wajib Pajak orang pribadi memahami sanksi perpajakan yang berlaku dalam KUP dan besarnya sanksi yang diberikan bagi setiap pelanggaran.
Tabel 2. Indikator variabel sanksi perpajakan (X2) adalah:
No Indikator Pernyataan
Nomor 1. Pengetahuan Wajib Pajak mengenai
sanksi perpajakan. 1, 2, 3, 4,
2. Sikap Wajib Pajak terhadap sanksi 5, 6
perpajakan. 7, 8, 9
Sumber : Imaniati (2016) b. Variabel Dependen
Chandrarin (2017:83) mengatakan variabel dependen merupakan variabel utama yang menjadi daya tarik atau fokus peneliti. Variabel dependen dalam penelitian ini didefinisikan dalam notasi Y. Variabel dependen dalam penelitian ini yaitu kepatuhan Wajib Pajak orang pribadi.
Kepatuhan Wajib Pajak orang pribadi adalah suatu keadaan Wajib Pajak yang berusaha untuk memahami segala ketentuan perpajakan dalam KUP dengan cara mengisi formulir pajak secara lengkap dan jelas, menghitung jumlah pajak yang terutang dengan benar, dan membayar pajak yang terutang sesuai dengan waktu yang ditetapkan.
Tabel 3. Indikator variabel kepatuhan Wajib Pajak orang pribadi (Y)
No Indikator Pernyataan
Nomor 1. Pendaftaran Nomor Pokok Wajib Pajak
(NPWP). 1, 2, 3
2. Perhitungan pajak terhutang. 4, 5, 6 3. Pelaporan Surat Pemberitahuan (SPT). 7, 8
Sumber : Imaniati (2016) dengan modifikasi
2. Skala pengukuran
Pengukuran menunjukkan angka-angka pada suatu variabel menurut aturan yang telah ditentukan. Skala pengukuran yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu skala likert dan menggunakan lima poin skala dengan interval yang sama. Skala likert berhubungan dengan pernyataan mengenai sikap seseorang. Skala pengukuran dalam penelitian yaitu dengan memberikan responden suatu pernyataan, kemudian dimintai untuk memberi jawaban dengan pilihan Sangat Tidak Setuju (STS), Tidak Setuju (TS), Cukup Setuju (CS), Setuju (S), dan Sangat Setuju (SS) untuk variabel kesadaran Wajib Pajak dan sanksi perpajakan, sedangkan untuk variabel kepatuhan Wajib Pajak orang pribadi dengan pilihan jawaban Sangat Tidak Patuh (STP), Tidak Patuh (TP), Cukup Patuh (CP), Patuh (P), dan Sangat Patuh (SP) dengan skor masing-masing penyataan sebesar 1 sampai 5.
Tabel 4. Skor penilaian untuk pengukur jawaban responden
No Jawaban Skor
1 Sangat Setuju/Patuh 5
2 Setuju/Patuh 4
3 Cukup Setuju/Patuh 3
4 Tidak Setuju/Patuh 2
5 Sangat Tidak Setuju/Patuh 1
H. Model Penelitian
1. Pengaruh antara kesadaran Wajib Pajak terhadap kepatuhan Wajib Pajak orang pribadi.
Kesadaran Wajib Pajak dalam perpajakan diperlukan untuk meningkatkan tingkat kepatuhan Wajib Pajak orang pribadi. Kesadaran Wajib Pajak merupakan faktor internal dalam kepatuhan Wajib Pajak orang pribadi. Apabila tingkat kesadaran Wajib Pajak dalam melakukan
kewajiban perpajakan meningkat maka kepatuhan Wajib Pajak orang pribadi pun akan meningkat, secara otomatis pendapatan negara dalam pajak juga akan meningkat.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Maghriby dan Ramdani (2020), Yuliyanti (2018), dan Rahajeng (2019) menunjukkan bahwa kesadaran Wajib Pajak berpengaruh terhadap kepatuhan Wajib Pajak orang pribadi, sehingga dapat disimpulkan bahwa kesadaran Wajib Pajak yang tinggi mampu menambah tingkat kepatuhan Wajib Pajak orang pribadi.
2. Pengaruh antara sanksi perpajakan terhadap kepatuhan Wajib Pajak orang pribadi.
Sanksi perpajakan diberikan kepada Wajib Pajak orang pribadi yang melanggar ketentuan undang-undang perpajakan, baik disengaja maupun tidak disengaja. Sanksi perpajakan diberikan guna memberi efek jera bagi Wajib Pajak orang pribadi yang tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Diberlakukannya sanksi perpajakan diharapkan mampu membuat Wajib Pajak orang pribadi patuh dalam melakukan kewajiban perpajakannya.
Hasil penelitian Imaniati (2016) dan Rahajeng (2019) menunjukkan bahwa sanksi perpajakan berpengaruh terhadap kepatuhan Wajib Pajak orang pribadi, sehingga dapat disimpulkan bahwa sanksi perpajakan yang diberlakukan selain memberi efek jera bagi Wajib Pajak orang pribadi juga mampu menambah tingkat kepatuhan Wajib Pajak orang pribadi.
Model penelitian dapat digambar sebagai berikut:
Gambar 1: Model penelitian Keterangan:
X1 : Kesadaran Wajib Pajak X2 : Sanksi Perpajakan
Y : Kepatuhan Wajib Pajak orang pribadi : Pengaruh variabel X terhadap variabel Y Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
H01 :Kesadaran Wajib Pajak tidak berpengaruh terhadap kepatuhan Wajib Pajak orang pribadi.
Ha1 :Kesadaran Wajib Pajak berpengaruh terhadap kepatuhan Wajib Pajak orang pribadi.
H02 :Sanksi perpajakan tidak berpengaruh terhadap kepatuhan Wajib Pajak orang pribadi.
Ha2 :Sanksi perpajakan berpengaruh terhadap kepatuhan Wajib Pajak orang pribadi.
I. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan menggunakan uji statistik deskriptif, uji instrumen, uji asumsi klasik, analisis regresi linear berganda, dan uji hipotesis.
Kesadaran Wajib Pajak
(X1)
Sanksi Perpajakan (X2)
Kepatuhan Wajib Pajak Orang
Pribadi (Y) H1
H2
1. Uji Statistik Deskriptif
Gani dan Amalia (2018: 6) mengatakan statistik deskriptif merupakan ilmu statistik yang merumuskan atau menyusun data dalam bentuk yang tepat melalui pengelompokan, penentuan nilai, dan fungsi statistik dengan menggunakan berbagai bentuk tabel. Statistik deskriptif dalam penelitian ini digunakan untuk mendeskripsikan data statistik seperti minimum, maximum, mean, dan standard deviation.
2. Uji Instrumen
Uji instrumen dilakukan terlebih dahulu sebelum melakukan pengujian lain dengan tujuan, instrumen yang dilakukan dapat memperoleh hasil yang akurat. Uji instrumen akan dilakukan pada UMKM sentra kerajinan di Kabupaten Kulon Progo setelah penghitungan sampel pada populasi dilakukan. Data yang telah terkumpul akan dianalisis.
a. Uji Validitas
Penelitian yang akan dilakukan menggunakan data primer yang diperoleh melalui kuesioner ini harus melalui pengujian validitas data.
Gani dan Amalia (2018: 130) mengatakan bahwa data dikatakan valid apabila data yang diperoleh mampu mengukur serta mencerminkan variabel yang digunakan. Alat uji yang dilakukan dalam pengujian validitas data adalah uji pearson correlation. Data akan dikatakan valid apabila rhitung > rtabel dengan nilai signifikansi <0,05 dan data tidak valid apabila rhitung< rtabeldengan signifikansi >0,05.Nilai rtabel
dalam penelitian ini sebesar 0,2826 diperoleh dengan cara melihat
pada distribusi nilai rtabel statistik dengan df=(N-2) yaitu df=(47-2) dengan hasil 45 dan melihat tingkat signifikansi untuk dua arah yaitu 5%.
b. Uji Reliabilitas
Menurut Gani dan Amalia (2018: 134) data pada penelitian dikatakan reliabel apabila data yang diperoleh terpercaya untuk mengukur dan mencerminkan variabel pada penelitian. Pengujian reabilitas pada penelitian ini akan menggunakan alat uji cronbach’s alpha. Data dikatakan reliabel jika nilai cronbach’s alpha >0,60 dan data dikatakan tidak reliabel jika nilai cronbach’s alpha <0,60.
3. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dalam penelitian ini adalah:
a. Uji normalitas
Uji normalitas dalam penelitian digunakan untuk menguji data variabel independen dan data variabel dependen pada persamaan regresi yang dihasilkan. Persamaan regresi yang baik adalah jika mempunyai data variabel bebas dan data variabel terikat yang berdistribusi mendekati normal atau normal sama sekali. Pengujian ini dilakukan dengan uji kolmogorov-smirnov yaitu pengujian antara dua sisi yang dilakukan dengan membandingkan signifikansi hasil uji (p value) dengan taraf signifikansi. Dasar pengambilan keputusan dalam pengujian ini yaitu jika nilai sigifikansi >0,05 maka nilai
residual berdistribusi normal dan jika nilai sigifikansi <0,05 maka nilai residual tidak berdistribusi normal.
b. Uji multikolinearitas
Uji multikolinearitas diterapkan untuk analisis berganda, yaitu yang terdiri atas dua atau lebih variabel bebas atau variabel terikat (X1,2,3…n) dimana akan di ukur keeratan hubungan antarvariabel bebas melalui besaran korelasi (r). Pengujian ini dilakukan dengan uji tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Apabila nilai tolerance >0,10 dan nilai VIF <10,00 maka dapat dikatakan tidak terjadi multikolinearitas, sedangkan apabila nilai tolerance <0,10 dan nilai VIF >10,00 maka dapat dikatakan terjadi multikolinearitas.
c. Uji heteroskedastisitas
Persamaan regresi linear berganda perlu diuji apakah sama atau tidak varian dari residual observasi yang satu dengan observasi yang lain.
Apabila nilai residual memiliki varian yang sama maka dapat dikatakan terjadi heteroskedastisitas, sebaliknya apabila nilai residual memiliki varian yang berbeda maka dikatakan terjadi heteroskedastisitas. Pengujian ini akan dilakukan dengan uji glejser sehingga diketahui jika nilai signifikansi antara variabel indepen dengan absolut residual >0,05 maka tidak terjadi masalah heteroskedastisitas dan jika nilai signifikansi antara variabel indepen dengan absolut residual <0,05 maka terjadi masalah heteroskedastisitas.
4. Analisis Regresi Linear Berganda
Uji regresi ini dilakukan untuk memperkirakan keadaan naik turunnya variabel dependen apabila variabel independen sebagai faktor prediktor dimanipulasi nilainya. Uji ini dapat digunakan dengan rumus:
Y = a + b1X1+b2X2 Keterangan:
Y : variabel kepatuhan wajib pajak orang pribadi a : nilai konstanta
b1X1 : variabel kesadaran wajib pajak b2X2 : variabel sanksi perpajakan 5. Uji Hipotesis
a. Uji Simultan
Alat uji yang digunakan adalah uji F yang merupakan pengujian kelayakan model. Model yang dapat digunakan untuk mengestimasi populasi merupakan model yang layak. Model regresi akan dikatakan layak apabila nilai F sebuah model sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Menurut Gani dan Amalia (2018) bilangan F ini dapat dicari menggunakan rumus:
) /(
) 1 (
) 1 /(
2 2
k n R
k hit R
F
Pengujian kelayakan model ini dilakukan dengan kriteria:
Apabila nilai sig. <0,05 dan Fhit> Ftabel(a, k-1, n-k) maka Ho ditolak Apabila nilai sig. >0,05 dan Fhit<Ftabel(a, k-1, n-k) maka Ho diterima
b.Uji Parsial
Alat uji yang digunakan adalah uji t yaitu untuk menguji secara parsial masing-masing variabel. Pada dasarnya Uji t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas secara individu dalam menerangkan variasi variabel terikat (Setiawan dalam Rahajeng, 2019). Terdapat 2 kriteria dalam pengujian Uji t, yaitu:
Apabila thitung>ttabelatau sig.t ≤ α maka H0ditolak dan Haditerima.
Apabila thitung≤ttabelatau sig.t > α maka H0diterima dan Haditolak.
c. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Determinasi koefisien digunakan untuk mengetahui apakah variabel dependen dapat diterangkan oleh variabel independen. dengan mengukur kemampuannya. Apabila nilai R2kecil, maka kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependenen sangat terbatas.
35
BAB IV
GAMBARAN UMUM RESPONDEN
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki lima kabupaten/kota yang salah satunya merupakan kabupaten Kulon Progo yang terletak paling barat.
Kulon Progo memiliki jumlah UMKM Sentra Kerajinan yang terdaftar di Dinas Perindustrian Daerah Istimewa Yogyakarta sebanyak 25 Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) sentra kerajinan. UMKM Sentra kerajinan yang terdaftar tersebut belum termasuk keseluruhan UMKM Sentra Kerajinan yang ada di Kulon Progo. Setelah mendapat tambahan informasi dari pelaku usaha UMKM sentra kerajinan di Kulon Progo, terdapat tambahan sebanyak 49 UMKM Sentra kerajinan sehingga total UMKM sentra kerajinan di Kulon Progo sebanyak 74.
UMKM sentra kerajinan dalam penelitian ini terdiri dari kerajinan batik, kerajinan tas dan hiasan (eceng gondok, pelepah pisang, tali rafia, pandan dan rajutan), kerajinan anyaman bambu, kerajinan gerabah, kerajinan kulit, kerajinan alat tenun bukan mesin dan kerajinan serabut kelapa. Berikut merupakan rincian jumlah tiap jenis UMKM Sentra Kerajinan beserta lokasinya:
Tabel 5. Rincian Jenis UMKM Sentra Kerajinan
No UMKM Sentra Kerajinan Lokasi Jumlah
1 Batik Kecamatan Lendah 26
2 Kerajinan tas dan hiasan (eceng gondok, pelepah pisang, tali rafia, pandan, dan rajutan)
Kecamatan Nanggulan dan
Kecamatan Sentolo 34
3 Anyaman bambu Kecamatan Sentolo, Kecamatan Girimulyo, Kecamatan Lendah, dan Kecamatan Kalibawang
10
4 Gerabah Kecamatan Lendah 1
5 Kulit Kecamatan Sentolo 1
6 Alat tenun bukan mesin Kecamatan Nanggulan 1
7 Serabut Kelapa Kecamatan Pengasih 1
Total 74
Sumber : data diolah 2020
37
BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Data primer diperoleh dengan menyebarkan kuesioner pada responden penelitian. Responden dalam penelitian ini adalah pelaku usaha Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Sentra Kerajinan di Kabupaten Kulon Progo dan anggota sampel terdiri dari 7 jenis UMKM Sentra Kerajinan yaitu kerajinan batik, kerajinan tas dan hiasan (eceng gondok, pelepah pisang, tali rafia, pandan dan rajutan), kerajinan anyaman bambu, kerajinan gerabah, kerajinan kulit, kerajinan alat tenun bukan mesin dan kerajinan serabut kelapa. Pengukuran sampel yang digunakan berdasarkan rumus Roscow diperoleh sebanyak 45 sampel, namun pada saat pengumpulan data dengan penyebaran kuesioner ditambah sebanyak 5 sampel untuk menjadi cadangan responden, karena pada saat menyebarkan kuesioner terdapat responden yang sesuai kriteria yaitu memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan bersedia untuk mengisi kuesioner tetapi responden meminta kuesioner ditinggal dan diambil dilain hari.
Berikut merupakan rincian pengembalian:
Tabel 6. Rincian Pengembalian Kuesioner
Kuesioner Jumlah Persentase
Kuesioner yang disebar 50 100%
Kuesioner yang kembali 47 94%
Kuesioner yang tidak kembali 3 6%
Kuesioner yang dapat digunakan 47 94%
Sumber: data diolah 2020
Kuesioner disebarkan ke 50 responden yang sesuai dengan kriteria penelitian yaitu yang memiliki NPWP dan bersedia untuk menjadi responden penelitian.
Kuesioner yang kembali sebanyak 47 dengan persentase 94% dan kuesioer yang tidak kembali sebanyak 3 dengan persentase 6%. Kuesioner yang dapat diolah sebanyak 47 dengan persentase 94%.
1. Deskripsi Data Berdasarkan Jenis Kelamin
Deskripsi responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 7. Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Pria 32 68.1 68.1 68.1
Wanita 15 31.9 31.9 100.0
Total 47 100.0 100.0
Sumber : data diolah 2020
Data tersebut menunjukkan dari total 47 responden, jumlah frekuensi pria sebanyak 32 dengan persentase 68,1% dan jumlah frekuensi wanita sebanyak 15 dengan persentase 31,9%.
2. Deskripsi Data Berdasarkan Omset per Tahun
Deskripsi berdasarkan omset pertahun dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 8. Responden Berdasarkan Omset per Tahun
Omset
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid >Rp4,8 miliar 2 4.3 4.3 4.3
<Rp4,8 miliar 45 95.7 95.7 100.0
Total 47 100.0 100.0
Sumber : data diolah 2020
Data tersebut menunjukkan bahwa terdapat 2 responden dengan persentase sebesar 4,3% yang mendapatkan omset pertahun lebih dari Rp4,8 miliar dan 45 responden dengan persentase 95,7% yang omset pertahunnya kurang dari Rp4,8 miliar. Berdasarkan 47 responden yang mengisi kuesioner, tidak ada yang mengisi dengan jumlah omset sama dengan Rp4,8 miliar.
B. Analisis Data 1. Uji Deskriptif
Analisis ini berisi hasil dari kuesioner yang telah disebarkan mengenai variabel yang akan digunakan dalam bentuk tabel deskriptif statistik. Tabel deskriptif statistik ini terdiri dari data statistik seperti minimum, maximum, mean, dan standard deviation. Berikut adalah hasil kuesioner secara rinci:
Tabel 9. Hasil Deskriptif Statistik
N Minimum Maximum Mean
Std.
Deviation
Kesadaran Wajib Pajak 47 15 50 38.98 5.708
Sanksi Perpajakan 47 11 40 28.28 5.102
Kepatuhan Wajib Pajak orang pribadi
47 11 40 30.32 4.917
Valid N (listwise) 47
Sumber : data diolah 2020 Keterangan:
N : Jumlah Responden
Minimum : Jumlah skor terendah tiap variabel Maximum : Jumlah skor tertinggi tiap variabel Mean : Nilai rata-rata
Std. Deviation : Besarnya nilai penyimpangan rata-rata
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa jumlah responden (N) sebanyak 47. Variabel kesadaran Wajib Pajak memiliki nilai minimum 15, nilai maksimum 50, nilai mean 38,98, dan standar deviasi 5,708. Variabel sanksi perpajakan memiliki nilai minimum 11, nilai maksimum 40, nilai mean 28,28, dan standar deviasi 5,102. Variabel kepatuhan Wajib Pajak orang pribadi memiliki nilai minimum 11, nilai maksimum 40, nilai mean 30,32, dan standar deviasi 4,917.
Setelah data diperoleh, langkah selanjutnya adalah melakukan pengujian instrumen. Data yang diperoleh sangat berperan penting dalam penelitian, hal ini karena data akan digunakan sebagai alat pembuktian hipotesis dan gambaran dari tiap variabel yang akan diteliti. Agar hasil penelitian dapat
dipertanggungjawabkan, terlebih dulu diuji menggunakan uji validitas dan uji realibitas.
2. Uji Instrumen a. Uji validitas
Uji validitas pada penelitian ini menggunakan uji pearson correlation.
Sebelum menghitung uji validitas, terlebih dahulu mencari rtabel dengan rumus df=(N-2) maka nilai df=(47-2)=45 dan dengan taraf signifikansi 5% atau α = 0,05. Pernyataan pada kuesioner akan dikatakan valid apabila rhitung> rtabeldengan nilai signifikansi <0,05. Berikut adalah hasil uji validitas:
Tabel 10. Hasil uji validitas variabel kesadaran Wajib Pajak (X1)
No rhitung > rtabel Keterangan
1 0,759 0,2826 Valid
2 0,779 0,2826 Valid
3 0,475 0,2826 Valid
4 0,560 0,2826 Valid
5 0,633 0,2826 Valid
6 0,863 0,2826 Valid
7 0,822 0,2826 Valid
8 0,782 0,2826 Valid
9 0,817 0,2826 Valid
10 0,793 0,2826 Valid
Sumber : data diolah 2020
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa setiap item pernyataan variabel kesadaran Wajib Pajak dikatakan valid, hal ini didukung dengan r hitung lebih besar dari r tabel.
Tabel 11. Hasil uji validitas variabel sanksi perpajakan (X2)
No rhitung > rtabel Keterangan
1 0,574 0,2826 Valid
2 0,152 0,2826 Tidak Valid
3 0,617 0,2826 Valid
4 0,758 0,2826 Valid
5 0,684 0,2826 Valid
6 0,701 0,2826 Valid
7 0,641 0,2826 Valid
8 0,665 0,2826 Valid
9 0,751 0,2826 Valid
Sumber : data diolah 2020
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa pada variabel sanksi perpajakan terdapat satu butir pernyataan yang tidak valid karena r hitung kurang dari r tabel, yaitu pada butir pernyataan nomor 2 dengan hasil 0,152<0,2826, sehingga pernyataan nomor 2 tidak akan digunakan dalam pengujian selanjutnya. Butir pernyataan yang lain dikatakan valid karena r hitung lebih besar dari r tabel.
Tabel 12. Hasil uji validitas variabel kepatuhan Wajib Pajak orang pribadi (Y)
No rhitung > rtabel Keterangan
1 0,835 0,2826 Valid
2 0,777 0,2826 Valid
3 0,783 0,2826 Valid
4 0,926 0,2826 Valid
5 0,903 0,2826 Valid
6 0,799 0,2826 Valid
7 0,840 0,2826 Valid
8 0,876 0,2826 Valid
Sumber : data diolah 2020
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa setiap item pernyataan variabel kepatuhan Wajib Pajak orang pribadi dikatakan valid, hal ini didukung dengan r hitung lebih besar dari r tabel.
b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas pada penelitian ini akan menggunakan alat uji cronbach’s alpha. Tujuan dilakukan uji reliabilitas ini yaitu untuk mengetahui apakah data yang diperoleh terpercaya untuk mengukur dan mencerminkan variabel pada penelitian. Data dikatakan reliabel jika nilai cronbach’s alpha >0,60. Berikut adalah hasil uji reliabilitas:
Tabel 13. Hasil uji reliabilitas variabel Kesadaran wajib Pajak (X1) Cronbach’s alpha N of Items
0,897 10
Sumber : data diolah 2020
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa 10 butir pernyataan variabel kesadaran Wajib Pajak memiliki nilai koefisien cronbach’s alpha 0,897>0,60. Hasil pengujian tersebut menunjukkan bahwa penelitian yang dilakukan dinyatakan reliabel karena nilai koefisien lebih dari 0,60 sehingga setiap butir pernyataan kesadaran Wajib Pajak dianggap dapat mengukur secara konsisten.
Tabel 14. Hasil uji reliabilitas variabel Sanksi Perpajakan (X2) Cronbach’s alpha N of Items
0,837 8
Sumber : data diolah 2020
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa 8 butir pernyataan variabel sanksi perpajakan memiliki nilai koefisien cronbach’s alpha 0,837>0,60. Hasil pengujian tersebut menunjukkan bahwa penelitian yang
dilakukan dinyatakan reliabel karena nilai koefisien lebih dari 0,60 sehingga setiap butir pernyataan sanksi perpajakan dianggap dapat mengukur secara konsisten.
Tabel 15. Hasil uji reliabilitas variabel Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (Y)
Cronbach’s alpha N of Items
0,940 8
Sumber : data diolah 2020
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa 8 butir pernyataan variabel kepatuhan Wajib Pajak orang pribadi memiliki nilai koefisien cronbach’s alpha 0,940>0,60. Hasil pengujian tersebut menunjukkan bahwa penelitian yang dilakukan dinyatakan reliabel karena nilai koefisien lebih dari 0,60 sehingga setiap butir pernyataan kepatuhan Wajib Pajak orang pribadi dianggap dapat mengukur secara konsisten.
3. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas
Uji normalitas ini dilakukan dengan uji kolmogorov-smirnov, dasar pengambilan keputusannya yaitu jika nilai sigifikansi >0,05 maka nilai residual berdistribusi normal. Berikut adalah hasil uji normalitas:
Tabel 16. Hasil Uji Normalitas Kolmogorov smirnov
Unstandardized Residual
N 47
Normal
Parametersa,,b Mean .0000000
Std. Deviation 2.58562830
Most Extreme
Differences Absolute .139
Positive .107
Negative -.139
Kolmogorov-Smirnov Z .951
Asymp. Sig. (2-tailed) .326
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber : data diolah 2020
Berdasarkan tabel diatas, besarnya nilai kolmogorov smirnov Z adalah 0,951 dan nilai signifikansi Asymp. Sig. (2-tailed) 0,326. Dasar pengambilan keputusan untuk uji normalitas dikatakan normal apabila Sig>0,05, dengan hasil Asymp. Sig. (2-tailed) 0,326>0,05 maka dinyatakan berdistribusi normal.
b. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas ini dilakukan dengan uji tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Apabila nilai tolerance >0,10 dan nilai VIF
<10,00 maka dapat dikatakan tidak terjadi multikolinearitas. Berikut adalah hasil uji multikolinearits:
Tabel 17. Hasil Uji Multikolinearitas Dengan Uji Tolerance dan VIF
Model
Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 (Constant)
Kesadaran
Wajib Pajak .587 1.704
Sanksi
Perpajakan .587 1.704
a. Dependent Variable: Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Sumber : data diolah 2020
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa hasil perhitungan tolerance menunjukkan kesadaran Wajib Pajak dan sanksi perpajakan memiliki nilai tolerance > 0,10, kedua variabel memiliki nilai tolerance 0,587>0,10 yang berarti tidak ada korelasi antar variabel yang nilainya lebih dari 95%. Hasil VIF kedua variabel juga menunjukkan bahwa VIF<10,00 yaitu 1,704<10,00, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas antar variabel dalam model regresi penelitian ini.
c. Uji heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas ini dilakukan dengan uji glejser. Apabila nilai signifikansi antara variabel indepen dengan absolut residual >0,05 maka tidak terjadi masalah heteroskedastisitas. Berikut adalah hasil uji heteroskedastisitas:
Tabel 18. Hasil Uji Heteroskedastisitas Dengan Uji Glejser
Model Sig.
1 (Constant) .081
Kesadaran Wajib
Pajak .349
Sanksi Perpajakan .063 a. Dependent Variable: Abs_Res
Sumber : data diolah 2020
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa untuk tiap variabel independen yaitu kesadaran Wajib Pajak dan sanksi perpajakan dengan absolut residual lebih dari 0,05. Variabel kesadaran Wajib Pajak memiliki nilai sig. 0,349>0,05 dan variabel sanksi perpajakan memiliki nilai sig.
0,063>0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah heteroskedastisitas.
4. Analisis Regresi Linear Berganda
Penentuan model regresi dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda. Gani dan Amalia (2018: 120) mengatakan model yang dapat memenuhi teori dan ketersediaan data dapat dijamin untuk mempresentasikan variabel secara benar dan akurat adalah model regresi yang baik. Berikut adalah hasil analisis regresi linear berganda:
Tabel 19. Hasil Analisis Regresi Linear Berganda
Model
Unstandardized Coefficients
Standardize d Coefficient
s
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 2.185 2.753 .794 .432
Kesadaran Wajib
Pajak (X1) .354 .089 .411 3.972 .000
Sanksi
Perpajakan (X2) .507 .100 .526 5.081 .000 a. Dependent Variable: Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (Y)
Sumber: data diolah 2020
Berdasarkan tabel diatas model regresi yang dapat digunakan adalah
Y = 2,185 + 0,354 (kesadaran Wajib Pajak) + 0,507 (sanksi perpajakan) Hasil dari tabel diatas dapat diinterpretasikan sebagai berikut:
a. Nilai konstanta (α) sebesar 2,185 menunjukkan bahwa variabel kepatuhan Wajib Pajak orang pribadi sangat tinggi jika Wajib Pajak memiliki tingkat kesadaran Wajib Pajak yang tinggi dan pemahaman sanksi perpajakan yang baik.
b. Nilai pada koefisien regresi (b1X1=0,354) menandakan bahwa hubungan antara kesadaran Wajib Pajak dengan kepatuhan Wajib Pajak orang pribadi adalah positif. Apabila tingkat kesadaran Wajib Pajak tinggi maka akan memengaruhi tingkat kepatuhan Wajib Pajak orang pribadi.