• Tidak ada hasil yang ditemukan

BUKU AJAR PROMOSI KESEHATAN DIII KEBIDANAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BUKU AJAR PROMOSI KESEHATAN DIII KEBIDANAN"

Copied!
85
0
0

Teks penuh

(1)

Buku Ajar Promosi Kesehatan Page 1

BUKU AJAR PROMOSI KESEHATAN DIII

KEBIDANAN

DI

Ana

T

Titi Mursiti, S.Si.T, M.Kes Sri Setiasih, S.Si.T, M.Kes

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG

(2)

Buku Ajar Promosi Kesehatan Page 2 BUKU AJAR I. KONSEP PRINSIP DAN LINGKUP PROMOSI KESEHATAN

1. Tema Buku Ajar : Buku Ajar Praktikum Konsep Prinsip dan Lingkup Promosi Kesehatan 2. Mata Kuliah/Kode : Promosi Kesehatan/Bd.5.405

3. Jumlah SKS : 2 SKS (T:1, P:1) 4. Alokasi waktu : P=100 menit 5. Semester : IV

6. Tujuan Pembelajaran :

Mahasiswa mampu menjelaskan konsep prinsip dan lingkup promosi kesehatan.

7. Gambaran umum Buku Ajar :

Buku Ajar ini secara khusus akan membahas tentang praktikum konsep prinsip dan lingkup promosi kesehatan dengan membuat makalah media dan sejarah promosi kesehatan .

8. Karakteristik mahasiswa :

Buku Ajar ini ditujukan bagi mahasiswa semester III Prodi D III Kebidanan Magelang Poltekkes Kemenkes Semarang yang telah mengikuti pembelajaran dan lulus dalam pencapaian standar kompetensi mata kuliah sebelumnya yaitu Biologi dasar dan perkembangan, ilmu social dan budaya dasar, konsep dasar manusia, konsep kebidanan, agama, kewarganegaraan, etikolegal dalam praktik kebidanan, asuhan kebidanan kehamilan, ketrampilan dasar kebidanan,komunikasi dalam praktik kebidanan, medical science, pendidikan karakter dan budi pekerti luhur, praktik ketrampilan dasar kebidanan.

9. Target Kompetensi :

Mahasiswa dapat menjelaskan konsep prinsip dan lingkup kesehatan 10. Indikator :

Mahasiswa mampu menjelaskan konsep prinsip dan lingkup kesehtan 11. Materi pembelajaran : Terlampir

12. Stratategi pembelajaran : Diskusi, tanya jawab, membuat makalah media dan sejarah promosi kesehatan 13. Sarana penunjang pembelajaran : LCD, Komputer

14. Prosedur (Petunjuk Penggunaan Buku Ajar) : a. Bagi Peserta didik

1) Mahasiswa membaca dan memahami tujuan pembelajaran, tugas praktika yang akan dilakukan, membaca referensi yang direkomendasikan

2) Mahasiswa berlatih skill dan praktik sesuai dengan materi Membuat makalah media dan sejarah promosi kesehatan b. Peran Pendidik / Dosen

1) Sebagai fasilitator 2) Sebagai mediator

15. Metode evaluasi : post test, membuat makalah media dan sejarah promosi kesehatan 16. Metode penilaian : Nilai skor post tes, responsi

17. Daftar Pustaka

a. Dinkle, 2002, Health Promotion in Midwifery Practice, Ballivere tindall, London (BU I)

b. Depkes, 2000, Promosi Kesehatan, (BU II), Jakarta, Direktur Promosi Kesehatan Dirjen Kesehatan Masyarakat

c. Praticia Webb, 1994, Health Promotion and Patient Education, Chapma & Hall, London UK d. Valirie Edgo, Mindi Miller, 1994, Women’s Health Care, Masbyy’s Clinical Nursing Series (BA I)

(3)

Buku Ajar Promosi Kesehatan Page 3 e. Susan G Millstein Phd, 1993, Promoting the Health of Adolescent, Expord Universing (BA II) Perencanaan

Pendidkan Kesehatan Sebuah Pendekatan Diagnostik, Lawrence, W Grece et all, alih Bahasa f. Zulasmi Mamdy PPFKM Depdikbud RI Jakarta (1990) (BA III)

g. Introduction To Heath Education and Health Promotion h. Petunjuk Praktis Promosi Kesehatan

i. Soekidjo Notoatmodjo, Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Andi Off Set Yogyakarta (BUV)

MATERI

A. Pengertian Promosi Kesehatan

1. WHO (1984) merevitalisasi pendidikan kesehatan dengan istilah promosi kesehatan, kalau pendidikan kesehatan diartikan sebagai upaya perubahan perilaku maka promosi kesehatan tidak hanya untuk perubahan perilaku tetapi juga perubahan lingkungan yang memfasilitasi perubahan perilaku tersebut.

Disamping itu promosi kesehatan lebih menekankan kepada peningkatan kemampuan hidup sehat, bukan sekedar berperilaku sehat.

2. Lawrence Green (1984), merumuskan definisi sebagai berikut : Promosi kesehatan adalah segala bentuk kombinasi pendidikan kesehatan dan intervensi yang terkait dengan ekonomi, politik dan organisasi, yang dirancang untuk memudahkan perubahan perilaku dan lingkungan yang kondusif bagi kesehatan.

3. Piagam Ottawa (Ottawa Charter, 1986), sebagai hasil rumusan Konferensi Internasional Promosi Kesehatan di Ottawa, Canada menyatakan bahwa “Health Promotion is the process of enabling people to control over and improve their health”. To reach a state of complete physical, mental and social well-being, an individual or group must be able to identify and realize aspiration, to satisfy needs, and to cange or cope with the environment. Hal tersebut jelas dinyatakan bahwa promosi kesehatan adalah suatu proses untuk memampukan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Dengan kata lain promosi kesehatan adalah upaya yang dilakukan terhadap masyarakat sehingga mereka mau dan mampu untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri. Batasan promosi kesehatan ini mencakup 2 dimensi yaitu kemauan dan kemampuan.

4. Yayasan Kesehatan Victoria (Victorian Health Fundation – Australia 1997), sebagai berikut Health Promotion is a program are design to bring about ‘change’ within people, organization, communities and their environment. Batasan ini menekankan bahwa promosi kesehatan adalah suatu program perubahan perilaku masyarakat yang menyeluruh, dalam konteks masyarakatnya. Bukan hanya perubahan perilaku (within people), tetapi juga perubahan lingkungannya. Perubahan perilaku tanpa diikuti perubahan lingkungan tidak akan efektif, perilaku tersebut tidak akan bertahan lama. Contoh orang indonesia yang pernah tinggal diluar negeri. Sewaktu dinegara itu ia telah berperilaku teratur, mengikuti budaya antri dalam memperoleh pelayanan apa saja, seperti naik kereta, bus dll. Tetapi setelah kembali ke indonesia, dimana budaya antri belum ada, maka ia akan ikut berebut naik kereta dan bus. Oleh karena itu promosi kesehatan bukan hanya sekedar merubah perilaku tetapi juga mengupayakan perubahan lingkungan, sistem dan sebagainya.

5. Promosi Kesehatan merupakan upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui proses pembelajaran dari-oleh-untuk dan bersama masyarakat, agar mereka dapat menolong dirinya sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat, sesuai dengan kondisi social budaya setempat dan didukung oleh kebijakan publik yang berwawasan kesehatan.

B. Tujuan Promosi Kesehatan

1. Memampukan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka.

2. Menciptakan suatu keadaan, yakni perilaku dan lingkungan yang kondusif bagi kesehatan.

(4)

Buku Ajar Promosi Kesehatan Page 4 Tujuan promosi kesehatan terdiri dari tiga tingkatan yaitu:

1. Tujuan Program

Refleksi dari fase social dan epidemiologi berupa pernyataan tentang apa yang akan dicapai dalam periode tertentu yang berhubungan dengan status kesehatan. Tujuan program ini juga disebut tujuan jangka panjang, contohnya mortalitas akibat kecelakaan kerja pada pekerja menurun 50 % setelah promosi kesehatan berjalan lima tahun.

2. Tujuan Pendidikan

Pembelajaran yang harus dicapai agar tercapai perilaku yang diinginkan. Tujuan ini merupakan tujuan jangka menengah, contohnya : cakupan angka kunjungan ke klinik perusahaan meningkat 75% setelah promosi kesehatan berjalan tiga tahun.

3. Tujuan Perilaku

Gambaran perilaku yang akan dicapai dalam mengatasi masalah kesehatan. Tujuan ini bersifat jangka pendek, berhubungan dengan pengetahuan, sikap, tindakan, contohnya: pengetahuan pekerja tentang tanda-tanda bahaya di tempat kerja meningkat 60% setelah promosi kesehatan berjalan 6 bulan

C. Sasaran Promosi Kesehatan

Sasaran promosi kesehatan dibagi dalam tiga kelompok sasaran yaitu sebagai berikut : 1. Sasaran Primer (Primary Target)

Masyarakat pada umumnya menjadi sasaran langsung segala upaya pendidikan atau promosi kesehatan.

Sesuai dengan permasalahan kesehatan, maka sasaran ini dapat di kelompokkan menjadi, kepala keluarga untuk masalah kesehatan umum, ibu hamil dan menyusui untuk masalah KIA (kesehatan ibu dan anak), anak sekolah untuk kesehatan remaja, dan sebagainya. Upaya promosi yang dilakukan terhadap sasaran primer ini sejalan dengan strategi pemberdayaan masyarakat .

2. Sasaran Sekunder (Secondary Target)

Para tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, dan sebagainya. Disebut sasaran sekunder, karena dengan memberikan pendidikan kesehatan kepada kelompok ini diharapkan untuk selanjutnya kelompok ini akan memberikan pendidikan kesehatan kepada masyarakat di sekitamya. Di samping itu

dengan perilaku sehat para tokoh masyarakat sebagai hasil pendidikan kesehatan yang diterima, maka para tokoh masyarakat ini akan memberikan contoh atau acuan perilaku sehat bagi masyarakatsekitarnya. Upaya promosi kesehatan yang ditujukan kepada sasaran sekunder ini adalah sejaian dengan strategi dukungan sosial (social support).

3. Sasaran Tersier (Tertiary Target)

Para pembuat keputusan atau penentu kebijakan baik di tingkat pusat, maupun daerah adalah sasaran tertier pendidikan kesehatan Dengan kebijakan-kebijakan atau keputusan yang dikeluarkan oleh kelompok ini akan mempunyai dampak terhadap perilaku para tokoh masyarakat (sasaran sekunder), dan juga kepada masyarakat umum (sasaran primer). Upaya promosi kesehatan yang ditujukan kepada sasaran tersier ini sejalan dengan strategi advokasi (advocacy) kesehatan, maka sasaran ini dapat dikelompokkan menjadi, kepala keluarga untuk masalah kesehatan umum, ibu hamil dan menyusui untuk masalah KIA (kesehatan ibu dan anak), anak sekolah untuk kesehatan remaja, dan sebagainya. Upaya promosi yang dilakukan terhadap sasaran primer ini sejalan dengan strategi pemberdayaan masyarakat.

Ada sasaran promosi kesehatan secara spesifik yaitu:

1. Perorangan/ Keluarga

a) Memperoleh informasi kesehatan melalui berbagai saluran (baik langsung maupun melalui media massa).

b) Mempunyai pengetahuan dan kemauan untuk memlihara, meningkatkan dan melindungi kesehatannya.

c) Mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat.

(5)

Buku Ajar Promosi Kesehatan Page 5 d) Berperan serta dalam kegiatan sosial khususnya yang berkaitan dengan Lembaga Swadaya

Masyarakat (LSM) kesehatan.

2. Masyarakat/ Lsm

a) Menggalang potensi untuk mengembangkan gerakan /upaya kesehatan.

b) Bergotong royong untuk mewujudkan lingkungan sehat.

3. Lembaga Pemerintah/ Lintas Sektor/ Politisi/ Swasta

a) Peduli dan mendukung upaya kesehatan, minimal dalam mengembangkan perilaku dan lingkungan sehat.

b) Membuat kebijakan sosial yang memperhatikan dampak di bidang kesehatan 4. Petugas Program/ Institusi

a) Memasukkan komponen promosi kesehatan dalam setiap program

b) Membuat kebijakan sosial yang memperhatikan dampak di bidang kesehatan D. Prinsip-Prinsip Promosi Kesehatan

Dalam strategi global promosi kesehatan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO,1984) dirumuskan bahwa promosi kesehatan sekurang-kurangnya mengandung prinsip , yaitu sebagai berikut :

1. Empowerment ( pemberdayaan) yaitu cara kerja untuk memungkinkan seseorang untuk mendapatkan kontrol lebih besar atas keputusan dan tindakkan yang mempengaruhi kesehatan mereka.

2. Partisipative (partisipasi) yaitu dimana seseorang mengambil bagian aktif dalam pengambilan keputusan.

3. Holistic ( menyeluruh ) yaitu memperhitungkan hal-hal yang mempengaruhi kesehatan dan interaksi dari dimensi-dimensi tersebut.

4. Equitable (kesetaraan) yaitu memastikan kesamaan atau kesetaraan hasil yang di dapat oleh klien.

5. Intersectoral (antar sektor) yaitu bekerja dalam kemitraan dengan instasi terkait lainnya atau organisasi.

6. Sustainable (berkelanjutan) yaitu memastikan bahwa hasil dari kegiatan promosi kesehatan yang berkelanjutan dalam jangka panjang.

7. Multi Strategi yaitu bekerja pada sejumlah strategi daerah seperti program kebijakkan E. Media Promosi Kesehatan

Media promosi kesehatan adalah semua sarana atau upaya untuk menampilkan pesan atau informasi yang ingin disampaikan oleh komunikator, baik itu melalui media cetak, elektronik (TV, radio, komputer, dll) dan media luar ruang, sehingga sasaran dapat meningkat pengetahuannya yang akhirnya diharapkan dapat berubah perilakunya kearah positif terhadap kesehatannya

Adapun tujuan media promosi kesehatan diantaranya:

1. Media dapat mempermudah penyampaian informasi.

2. Media dapat menghindari kesalahan persepsi.

3. Dapat memperjelas informasi

4. Media dapat mempermudah pengertian 5. Mengurangi komunikasi yang verbalistik

6. Dapat menampilkan obyek yang tidak bisa ditangkap dengan mata.

7. Memperlancar komunikasi.

F. Sejarah Promosi Kesehatan

Promosi kesehatan sama halnya dengan Pendidikan Kesehatan lain yang memiliki perjalanan panjang sehinga dapat muncul sebagai salah satu bentuk intervensi yang berperan dalam peningkatan derajat kesehatan. Berikut merupakan sejarah singkat dari promosi kesehatan.

1. Era propaganda dan Pendidikan Kesehatan Rakyat (masa kemerdekaan sampai 1960an)

Pada tahun 1924 oleh pemerintah Belanda dibentuk Dinas Higiene. Kegiatan pertamanya berupa pemberantasan cacing tambang di daerah Banten. Bentuk usahanya dengan mendorong rakyat untuk membuat kakus/jamban sederhana dan mempergunakannya. Lambat laun pemberantasan cacing

(6)

Buku Ajar Promosi Kesehatan Page 6 tambang tumbuh menjadi apa yang dinamakan “Medisch Hygienische Propaganda”. Propaganda ini kemudian meluas pada penyakit perut lainnya, bahkan melangkah pula dengan penyuluhan di sekolah- sekolah dan pengobatan kepada anak-anak sekolah yang sakit. Timbullah gerakan, untuk mendirikan

“brigade sekolah” dimana-mana.

Perintisan Pendidikan Kesehatan Rakyat oleh Dr. R. Mohtar a. Era Pendidikan dan Penyuluhan Kesehatan (1960-1980)

1) Munculnya istilah Pendidikan Kesehatan dan diterbitkannya UU Kesehatan 1960 2) Ditetapkannya Hari Kesehatan Nasional (12 November 1964)

b. Era PKMD, Posyandu dan Penyuluhan Kesehatan melalui Media Elektronik (1975-1995) 1) Peran serta dan pemberdayaan masyarakat (Deklarasi Alma Ata, 1978)

2) Munculnya PKMD (Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa) 3) Munculnya Posyandu

4) Penyuluhan kesehatan melalui media elektronik (dialog interaktif, sinetron dll) 2. Era Promosi dan Paradigma Kesehatan (1995-2005)

a. Konferensi Internasional Promosi Kesehatan I di Ottawa, Kanada, munculnya istilah promosi kesehatan (Ottawa Charter, 1986) memuat 5 strategi pokok Promosi Kesehatan, yaitu :

1) Mengembangkan kebijakan yang berwawasan kesehatan (healthy public policy);

2) Menciptakan lingkungan yang mendukung (supportive environment);

3) Memperkuat gerakan masyarakat (community action); (4) Mengembangkan kemampuan perorangan (personnal skills) ; dan

4) Menata kembali arah pelayanan kesehatan (reorient health services).

b. Konferensi Internasional Promosi Kesehatan II di Adelaide, Australia (1988) Konferensi ini menekankan 4 bidang prioritas, yaitu:

1) Mendukung kesehatan wanita;

2) Makanan dan gizi;

3) Rokok dan alkohol; dan 4) Menciptakan lingkungan sehat.

c. Konferensi Internasional Promosi Kesehatan III di Sundval, Swedia (1991). Konferensi ini mengemukakan 4 strategi kunci, yakni:

1) Memperkuat advokasi diseluruh lapisan masyarakat;

2) Memberdayakan masyarakat dan individu agar mampu menjaga kesehatan dan lingkungannya melalui pendidikan dan pemberdayaan;

3) Membangun aliansi; dan

4) Menjadi penengah diantara berbagai konflik kepentingan di tengah masyarakat.

d. Promosi Kesehatan abad 21 adalah : Meningkatkan tanggungjawab sosial dalam kesehatan, Meningkatkan investasi untuk pembangunan kesehatan, Meningkatkan kemitraan untuk kesehatan, Meningkatkan kemampuan perorangan dan memberdayakan masyarakat, Mengembangkan infra struktur promosi kesehatan.

(7)

Buku Ajar Promosi Kesehatan Page 7 R A N G K U M A N

1. Promosi kesehatan adalah segala bentuk kombinasi pendidikan kesehatan dan intervensi yang terkait dengan ekonomi, politik dan organisasi, yang dirancang untuk memudahkan perubahan perilaku dan lingkungan yang kondusif bagi kesehatan

2. Tujuan Promosi Kesehatan: memampukan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka, menciptakan suatu keadaan, yakni perilaku dan lingkungan yang kondusif bagi kesehatan.

3. Ada 3 sasaran promosi kesehatan yaitu: sasaran primer, sasaran sekunder dan sasarn tersier

4. Media promosi kesehatan adalah semua sarana atau upaya untuk menampilkan pesan atau informasi yang ingin disampaikan oleh komunikator, baik itu melalui media cetak, elektronik (TV, radio, komputer, dll) dan media luar ruang, sehingga sasaran dapat meningkat pengetahuannya yang akhirnya diharapkan dapat berubah perilakunya kearah positif terhadap kesehatannya

TUGAS

Buatlah kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 5 mahasiswa untuk membuat makalah media dan sejarah promosi kesehatan !

POST TEST

Kerjakan soal berikut ini tanpa melihat kunci jawaban. Setelah selesai cocokkan dengan kunci jawaban untuk mengetahui nilai yang diperoleh.

1. promosi kesehatan adalah suatu proses untuk memampukan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Merupakan pengertian promosi kesehatan menurut...

A. WHO C. Lawrence Green

B. Piagam Ottawa D. Kamus Besar Bahasa Indonesia 2. Tujuan promosi kesehatan terdiri dari tiga tingkatan yaitu, kecuali…

A. Tujuan Pendidikan C. Tujuan Sikap B. Tujuan Perilaku D. Tujuan Progam

3. Konfrensi yang mengemukakan 4 strategi kunci, yakni:

1) Memperkuat advokasi diseluruh lapisan masyarakat;

2) Memberdayakan masyarakat dan individu agar mampu menjaga kesehatan dan lingkungannya melalui pendidikan dan pemberdayaan;

3) Membangun aliansi; dan

4) Menjadi penengah diantara berbagai konflik kepentingan di tengah masyarakat Hal tersebut terjadi pada tahun...

A. 1991 C. 1981

B. 1891 D. 1918

4. Yang tidak termasuk dalam prinsip-prinsip promosi kesehatan adalah…

A. Empowerment (pemberdayaan) yaitu cara kerja untuk memungkinkan seseorang untuk mendapatkan kontrol lebih besar atas keputusan dan tindakkan yang mempengaruhi kesehatan mereka.

(8)

Buku Ajar Promosi Kesehatan Page 8 B. Partisipative (partisipasi) yaitu dimana seseorang mengambil bagian aktif dalam pengambilan

keputusan.

C. Holistic ( menyeluruh ) yaitu memperhitungkan hal-hal yang mempengaruhi kesehatan dan interaksi dari dimensi-dimensi tersebut.

D. Equitable (kesetaraan) yaitu memastikan kesamaan antar warga.

5. Yang tidak termasuk sasaran promosi kesehatan adalah…

A. Pemerintah C.WNA B. Perorangan D. Masyarakat

KUNCI JAWABAN 1. B

2. C 3. A 4. D 5. C

EVALUASI

Lakukan evaluasi skor post tes dan praktika. Bila anda telah mencapai tingkat penguasaan 68 % atau lebih, anda dapat meneruskan pada kompetensi selanjutnya untuk mata kuliah Promosi Kesehatan. Tetapi bila tingkat penguasaan anda masih kurang 68 %, anda harus mengulangi materi kegiatan belajar ini, terutama pada bagian- bagian yang belum anda kuasai

(9)

Buku Ajar Promosi Kesehatan Page 9 BUKU AJAR II. MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN

1. Tema Buku Ajar : Buku Ajar Praktikum Model dan Nilai Promosi Kesehatan 2. Mata Kuliah/Kode : Promosi Kesehatan/Bd.5.405

3. Jumlah SKS : 2 SKS (T:1, P:1) 4. Alokasi waktu : P=100 menit 5. Semester : III

6. Tujuan Pembelajaran :

Mahasiswa mampu menjelaskan model dan nilai promosi kesehatan.

7. Gambaran umum Buku Ajar :

Buku Ajar ini secara khusus akan membahas tentang praktikum model dan nilai promosi kesehatan dengan melakukan pendalaman materi, diskusi.

8. Karakteristik mahasiswa :

Buku Ajar ini ditujukan bagi mahasiswa semester III Prodi D III Kebidanan Magelang Poltekkes Kemenkes Semarang yang telah mengikuti pembelajaran dan lulus dalam pencapaian standar kompetensi mata kuliah sebelumnya yaitu Biologi dasar dan perkembangan, ilmu social dan budaya dasar, konsep dasar manusia, konsep kebidanan, agama, kewarganegaraan, etikolegal dalam praktik kebidanan, asuhan kebidanan kehamilan, ketrampilan dasar kebidanan,komunikasi dalam praktik kebidanan, medical science, pendidikan karakter dan budi pekerti luhur, praktik ketrampilan dasar kebidanan.

9. Target Kompetensi :

Mahasiswa dapat menjelaskan model dan nilai promosi kesehatan 10. Indikator :

Mahasiswa mampu menjelaskan model dan nilai promosi kesehatan 11. Materi pembelajaran : Terlampir

12. Stratategi pembelajaran : Diskusi, tanya jawab 13. Sarana penunjang pembelajaran : LCD, Komputer 14. Prosedur (Petunjuk Penggunaan Buku Ajar) :

b. Bagi Peserta didik

1) Mahasiswa membaca dan memahami tujuan pembelajaran, tugas praktika yang akan dilakukan, membaca referensi yang direkomendasikan

2) Mahasiswa berlatih skill dan praktik sesuai dengan materi Melakukan pendalaman materi dengan diskusi, tanya jawab b. Peran Pendidik / Dosen

1) Sebagai fasilitator 2) Sebagai mediator 15. Metode evaluasi : post test,

16. Metode penilaian : Nilai skor post tes, responsi 17. Daftar Pustaka

a. Dinkle, 2002, Health Promotion in Midwifery Practice, Ballivere tindall, London (BU I)

(10)

Buku Ajar Promosi Kesehatan Page 10 b. Depkes, 2000, Promosi Kesehatan, (BU II), Jakarta, Direktur Promosi Kesehatan Dirjen Kesehatan

Masyarakat

c. Praticia Webb, 1994, Health Promotion and Patient Education, Chapma & Hall, London UK d. Valirie Edgo, Mindi Miller, 1994, Women’s Health Care, Masbyy’s Clinical Nursing Series (BA I)

e. Susan G Millstein Phd, 1993, Promoting the Health of Adolescent, Expord Universing (BA II) Perencanaan Pendidkan Kesehatan Sebuah Pendekatan Diagnostik, Lawrence, W Grece et all, alih Bahasa

f. Zulasmi Mamdy PPFKM Depdikbud RI Jakarta (1990) (BA III) g. Introduction To Heath Education and Health Promotion h. Petunjuk Praktis Promosi Kesehatan

i. Soekidjo Notoatmodjo, Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Andi Off Set Yogyakarta (BUV)

M A T E R I

Model adalah sebuah gambaran deskriptif dari sebuah praktik bermutu yang mewakili sesuatu hal nyata.

Model dalam kebidanan adalah aplikasi struktur kebidanan yang memungkinkan seorang bidan untuk menerapkannya sebagai cara mereka bekerja. Model praktik kebidanan didasarkan isi dari teori dan konsep praktik. Teori dan konsep mencerminkan filosofi, nilai dan keyakinan tentang manusia. Nilai adalah keyakinan seseorang tentang sesuatu yang berharga, kebenaran, keyakinan mengenai ide-ide, objek, atau perilaku. Nilai budaya adalah suatu yang dianggap berharga atau keyakinan yang dipegang sedemikian rupa oleh seseorang sesuai dengan tuntunan nurani. Nilai-nilai tersebut dijadikan landasan, alasan, dan montivasi dalam perbuatanya.

Banyak model yang dikembangkan dapat mempengaruhi kesehatan serta memperbaiki intervensi pencegahan dan promosi kesehatan. Pendekatan model kesehatan terapan dapat menjadi dasar untuk kegiatan- kegiatan promosi kesehatan seperti Health Belief Model (HBM),Transteoritical Model (TTM),Teori Sebab Akibat, Model Transaksional Stres dan Koping, Theory of Reasoned Action (TRA), serta Health Field Concept.

A. Health belief model (model kepercayaan kesehatan)

Model Keyakinan Kesehatan (Health Belif Model-HBM) dikembangkan sejak 1950 olehn kelompok ahli psikologi sosial dalam pelayanan kesehatan masyarakat Amerika. Model ini digunakan untuk menjelaskan kegagalan partisipasi masyarakat secara luas dalam program pencegahan atau deteksi penyakit. Model ini juga sering dipertimbangkan sebagai kerangka utama perilaku kesehatan yang dimulai dari pertimbangan orang-orang tentang kesehatan. Selain itu, model keyakinan kesehatan digunakan untuk mengidentifikasi prioritas beberapa faktor penting yang berdampak terhadap pengambilan keputusan secara rasional dalam situasi yang tidak menentu (Rosenstock, 1990).

Pada 1974, pendidikan kesehatan mencurahkan seluruh perhatian terhadap isu keyakinan kesehatan dan perilaku kesehatan individu. Isu tersebut merupakan kesimpulan dari riset keyakinan kesehatan dalam memahami alasan individu melakukan atau tidak melakukan tindakan kesehatan, berkaitan dengan berbagai hubungan variasi yang lebih luas. Isu tersebut juga memberikan dukungan penting dari Model Keyakinan Kesehatan dalam menjelaskan prilaku pencegahan dan respns terhadap gejala atau diagnosis penyakit.

Model keyakinan kesehatan merupakan model kognitif yang digunakan untuk meramalkan perilaku peningkatan kesehatan. Menurut Model Keyakinan Kesehatan, tindakan pencegahan yang mungkin dilakukan seseorang dipengaruhi secara langsung dari hasil dua keyakinan atau penilaian kesehatan antara lain ancaman yang dirasakan setara penilaian terhadap keuntungan dan kerugian.

Acaman yang dirasakan dari sakit atau luka (perceived threat of injury or illness) mengacu pada sejauh mana seseorang berpikir bahwa penyakit atau rasa sakt benar-benar mengancan dirinya. Jika ancaman

(11)

Buku Ajar Promosi Kesehatan Page 11 meningkat, maka perilaku pencegahan juga akan meningkat. Penilaian tentang ancaman berdasar pada kerentanan (perceived vurnerabilitiy) dan derajat keparahan (perceived severity) yang dirasakan. Induidu mungkin dapat menciptakan masalah kesehatannya sendiri sesuai dengan kondisi. Individu mengevaluasi keseriusan penyakit jika penyakit tersebut muncul akibat ulah dirinya sendiri atau penyakit sengaja tidak ditanagani.

Pertimbanagan antara keuntungan dan kerugian perilaku memengaruhi seseorang untuk memutuskan melakukan melakukan tindakan pencegahan atau tidak. Petunjuk berperilaku yang disebut sebagai keyakinan terhadap posisi yang menonjol (salient position) diduga tepat memulai proses perperilaku. Hal ini berupa berbagai informasi dari luar atau nasihat mengenai permasalahan kesehatan (misalnya media massa, kampanye, nasihat orang lain, pengalaman penyakit dari anggota keluarga yang lain atau teman.

Ancaman dan pertimbangan keuntungan dan kerugian dipengaruhi oleh berbagai variabel, yaitu variabel demografi (umur, jenis kelamin, latar belakang budaya), variabel sosiopsikologis (kepribadaian, kelas, sosial, tekanan sosial),dan variabel struktrual (pengetahuan dan pengalaman sebelumnya). Sebagai contoh, orang tua dan remaja akan memandang penyakit jantung atau kanker secara berbeda. Sikap orang sudah memiliki pengalaman dan penyakit tertentu akan berbeda dibandingkan orang yang tidak memiliki pengalaman ini..

B. Transteoritical model (model berharap)

Model tranteortical adalah suatu model yang diterapkan untuk menilai kesiapan seorang individu untuk bertidak atas perilaku sehat yang baru dan memberikan strategi atau proses perubahan untuk memandu setiap individu melalui tahapan perubahan untuk bertindak dalam pemeliharaan kesehatan.

Sejarah dan inti Konstruksi Model. James O.Prochasta, dkk.(1977) mengembangkan TTM berdasarkan analisis teori yang berbeda dari psikoterapi. Mode ini terdiri atas 4 fariabel, yaitu prasyarat untuk terapi, proses perubahan, isi harus diubah dan hubungan terapeutik. Model ini disempurnakan oleh prochasta berdasarkan penelitan yang mereka publikasikan dalam peer review jurnal dan bukunya terdiri atas 5 konstruksi yaitu tahapan prubahan, proses-proses perubahan, keseimbangan putusan, keberhasilan diri, dan godaan atau percobaan.

1. Tahapan percobaan

Model perubahan ini adalah sebuah proses yang melibatkan kemajuan melalui enam tahap:

a) Prekontemplasi yaitu orang tidak berniat mengambil tidakan dimasa mendatang (biasanya diukur selama enam bulan betikutnya).

b) Kontemplasi yaitu orang berniat untuk berubah dalam enam bulan mendatang

c) Persiapan yaitu orang yang berniat mengambil tindakan dalam waktu dekat, biasanya diukur sebagai bulan berkutnya.

d) Aksi yaitu oang telah membuat modifikasi terbuka tertentu dalam gaya hidup mereka dalam enam bulan terakhir.

e) Pemeliharaan yaitu orang berupaya mencegah terkambuhan, tahap yang diperkirakan terakhir dari enam bulan sampai sekitar lima tahun.

f) Pemutusan yaitu individu tidak memiliki godaan dan memiliki keberhasilan diri100%, dimana mereka yakin tidak akan kembali pada kebiasaan lama yang tidak sehat mereka sebagai cara untuk mengatasi.

2. Proses perubahan

Proses perubahan adalah kegiatan rahasia dan terbuka yang digunakan orang untuk maju melalui beberapa tahap:

a) Proses kesadaran dan efaluasi lingkungan kembali, diantara prekontemplasi dan kotemplas.

b) Efaluasi diri kembali, diantara kontemplasi dan persiapan

c) Pembebasan diri, diantara persiapan dan tindakan, sangat ditekankan.

(12)

Buku Ajar Promosi Kesehatan Page 12 d) Antara tindakan dan pemeliharaan, kontingensi manajemen membantu hubungan counter

conditoning dan kontrol stimulus ditekankan C. Theory of reasoned action (teori aksi beralasan)

Teori adalah serangkaian bagian atau variabel, definisi dan dalil yang saling berhubungan secara umum teori merupakan analisis hubungan antara fakta yang satu dengan fakta yang lain pada sekumpulan fakta. Pada teori sebab akibat, apa yang dialami manusia pasti ada penyebabnya. Pengetahuan tentang sebab akibat mampu mendorong seseorang untuk bertindak hati-hati dan fokus terhadap akibat. Teori ilmiah dari berbagai teori ilmiah dari bebagai lapangan ilmu secara umum sangat bergantung pada hukum sebab akibat (kautalitas). Kautalitas terkait erat dengan prinsip-prinsip sebagai berikut.

1. Prinsip pertama : perinsip kausalitas mengasiscayakan setiap kondisi (akibat) pasti mempunyai sebab.

2. Prinsip kedua : menjelaskan bahwa akibat tidak mungkin terpisah dari sebab ; jika ada sebab maka ada akibat dan begitu sebaliknya.

3. Prinsip ketiga : hukum keselarasan antara sebab dan akibat yang menganiscayakan setiap himpunan secara esensial harus selaras dengan sebab dan akibat di alam.

Teori sebab akibat dalam promosi kesehatan tentunya akan menjadi lelas ketika memahami hukum sebab akibat tersebut. Aplikasi sebab akibat dalam promosi kesehatan memberi penekanan pada petugas kesehatan bahwa suatu penyakit yang terjadi pasti ada penyebabnya.

D. Stress and coping (stres dan koping)

Stres adalah suatu kondisi atau keadaan tubuh yang terganggu karena tekanan psikologi. Biasanya stres dikaitkan bukan karena penyakit fisik tetap lebih mengenai kejiwaan. Banyak hal yang memicu stres, seperti : rasa khwatir, kesal, kletihan, frustasi, perasaan tertekan, kesedihan, pekerjaan yang berlebihan, sindrom premenstruasi (PMS), fokus yang berlebhan pada suatu hal, perasaan bingung, berduka cita dan juga rasa takut.

Stresor adalah keadaan yang diakibatkan oleh lingkungan internal atau eksternal sehingga memengaruhi tindakan kesejahteraan dan membutuhkan kesehatan fisik maupun psikologis untuk mengembalikan keseimbangan (Lazarus & Cohen, 1977). Diawal 1960-an dan 1970-an, stres dianggap sebagai fenomena transaksional stimulus ke perseptor. Koping (kemahiran bertahan) adalah menstabilkan faktor yang dapat membantu individu memprtahankan adaptasi psikososial selama perode menegangkan. Koping meliputi perilaku kognitif dan upaya mengurangi atau menghilangkan stres terkait kondisi dan tekanan emosional (Lazarus dan Folkam, 1984 ; Moos dan Schaefer, 1993). Ada dua cara menghadapi stres. Cara pertama adalah respon berfokus pada masalah yaitu resfon diarahkan pada peristiwa eksternal. Stres dihilangkan atau dikurangi dengan memecahkan atau mnegendalikan masalah. Cara kedua adalah respon berfokus pada emosi yaitu resfon diarahkan pada reaksi emosional dari peristiwa dan cenderung digunakan untuk menangani masalah-masalah yang tidak terkendali.

Model transaksional dari stres dan koping adalah suatu kerangka kerja untuk mengevaluasi proses mengatasi peristiwa stres. Pengalaman stres ditafsirkan sebagai transaksi orang dengan lingkungannya.

Transaksi ini bergantung pada dampak dari stresor eksternal. Hal ini dimediasi oleh penilaian pertama orang tentang streosor dan penilaian kedua pada sumber daya sosial atau budaya sekitarnya. Ketika berhadapan dengan stresor, seseorang mengevaluas potensi ancaman atau disebut dengan penilaian primer, yaitu penilaian seseorang tentang makna dari suatu peristiwa sebagai stres, positif, terkendali, menantang, atau tidak relevan. Penilaian kedua menghadapi stresor adalah evaluasi pengendalan stresor dan sumber daya yang dimiliki untuk menghadapnya. Sebagai contoh, penilaian sumber daya masyarakat dalam mengatasi dan membuat sebuah pilihan seperti apa yang dapat dilakukan tentang situasi yang terjadi (cohen, 1984).

R A N G K U M A N

(13)

Buku Ajar Promosi Kesehatan Page 13

1. Model adalah sebuah gambaran deskriptif dari sebuah praktik bermutu yang mewakili sesuatu hal nyata.

Model dalam kebidanan adalah aplikasi struktur kebidanan yang memungkinkan seorang bidan

2. Model Keyakinan Kesehatan (Health Belif Model-HBM) dikembangkan sejak 1950 olehn kelompok ahli psikologi sosial dalam pelayanan kesehatan masyarakat Amerika. Model ini digunakan untuk menjelaskan kegagalan partisipasi masyarakat secara luas dalam program pencegahan atau deteksi penyakit 3. Model tranteortical adalah suatu model yang diterapkan untuk menilai kesiapan seorang individu untuk

bertidak atas perilaku sehat yang baru dan memberikan strategi atau proses perubahan untuk memandu setiap individu melalui tahapan perubahan untuk bertindak dalam pemeliharaan kesehatan

4. Teori adalah serangkaian bagian atau variabel, definisi dan dalil yang saling berhubungan secara umum teori merupakan analisis hubungan antara fakta yang satu dengan fakta yang lain pada sekumpulan fakta. Pada teori sebab akibat, apa yang dialami manusia pasti ada penyebabnya. Pengetahuan tentang sebab akibat mampu mendorong seseorang untuk bertindak hati-hati dan fokus terhadap akibat

5. Stres adalah suatu kondisi atau keadaan tubuh yang terganggu karena tekanan psikologi. Biasanya stres dikaitkan bukan karena penyakit fisik tetap lebih mengenai kejiwaan. Banyak hal yang memicu stres, seperti : rasa khwatir, kesal, kletihan, frustasi, perasaan tertekan, kesedihan, pekerjaan yang berlebihan, sindrom premenstruasi (PMS), fokus yang berlebhan pada suatu hal, perasaan bingung, berduka cita dan juga rasa takut.

TUGAS

Lakukan pendalaman materi model dan nilai promosi kesehatan dengan mengambil dari buku refrensi di perpustakaan, lakukan diskusi dan tanya jawab !

POST TEST

Kerjakan soal berikut ini tanpa melihat kunci jawaban. Setelah selesai cocokkan dengan kunci jawaban untuk mengetahui nilai yang diperoleh.

1. Teori adalah serangkaian bagian atau variabel, definisi dan dalil yang saling berhubungan secara umum teori merupakan analisis hubungan antara fakta yang satu dengan fakta yang lain pada sekumpulan fakta. Pada teori sebab akibat, apa yang dialami manusia pasti ada penyebabnya. Merupakan pengertian dari…

A. Theory of reasoned action B. Stress and coping C. Health belief model D. Transteoritical model

2. Apa yang disebut salient position…

A. Individu mengevaluasi keseriusan penyakit jika penyakit tersebut muncul akibat ulah dirinya sendiri atau penyakit sengaja tidak ditanagani.

B. Petunjuk berperilaku yang disebut sebagai keyakinan terhadap posisi yang menonjol

C. Penilaian kedua menghadapi stresor adalah evaluasi pengendalan stresor dan sumber daya yang dimiliki untuk menghadapnya

D. Proses kesadaran dan efaluasi lingkungan kembali, diantara prekontemplasi dan kotemplas

(14)

Buku Ajar Promosi Kesehatan Page 14 3. Pendekatan model kesehatan terapan dapat menjadi dasar untuk kegiatan-kegiatan promosi kesehatan salah

satunya model berharap nama lainnya adalah…

A. Stress and coping B. Theory of reasoned action C. Transteoritical model D. Health belief model

4. Yang tidak termasuk tahapan percobaan pada transteoritical model adalah…

A. Prekontemplasi yaitu orang tidak berniat mengambil tidakan dimasa mendatang (biasanya diukur selama enam bulan betikutnya).

B. Kontemplasi yaitu orang berniat untuk berubah dalam enam bulan mendatang

C. Persiapan yaitu orang yang berniat mengambil tindakan dalam waktu dekat, biasanya diukur sebagai bulan berkutnya

D. Pembebasan diri, diantara persiapan dan tindakan, sangat ditekankan

5. Pendidikan kesehatan mencurahkan seluruh perhatian terhadap isu keyakinan kesehatan dan perilaku kesehatan individu. Merupakan gagasan pada tahun…

A. 1974 B. 1947 C. 1964 D. 1977

KUNCI JAWABAN 1. A.

2. B 3. C 4. D 5. A

EVALUASI

Lakukan evaluasi skor post tes dan praktika. Bila anda telah mencapai tingkat penguasaan 68 % atau lebih, anda dapat meneruskan pada kompetensi selanjutnya untuk mata kuliah Promosi Kesehatan. Tetapi bila tingkat penguasaan anda masih kurang 68 %, anda harus mengulangi materi kegiatan belajar ini, terutama pada bagian- bagian yang belum anda kuasai.

(15)

Buku Ajar Promosi Kesehatan Page 15 BUKU AJAR III. PRINSIP PERUBAHAN PERILAKU YANG MENDASARI DALAM PROMOSI KESEHATAN

1. Tema Buku Ajar : Buku Ajar Praktikum Prinsip Perubahan Perilaku yang Mendasari dalam Promosi Kesehatan

2. Mata Kuliah/Kode : Promosi Kesehatan/Bd.5.405 3. Jumlah SKS : 2 SKS (T:1, P:1)

4. Alokasi waktu : P=100 menit 5. Semester : III

6. Tujuan Pembelajaran :

Mahasiswa mampu menjelaskan prinsip dan perilaku yang mendasari dalam promosi kesehatan.

7. Gambaran umum Buku Ajar :

Buku Ajar ini secara khusus akan membahas tentang praktikum prinsip dan perilaku yang mendasari dalam promosi kesehatan dengan role play.

8. Karakteristik mahasiswa :

Buku Ajar ini ditujukan bagi mahasiswa semester III Prodi D III Kebidanan Magelang Poltekkes Kemenkes Semarang yang telah mengikuti pembelajaran dan lulus dalam pencapaian standar kompetensi mata kuliah sebelumnya yaitu Biologi dasar dan perkembangan, ilmu social dan budaya dasar, konsep dasar manusia, konsep kebidanan, agama, kewarganegaraan, etikolegal dalam praktik kebidanan, asuhan kebidanan kehamilan, ketrampilan dasar kebidanan,komunikasi dalam praktik kebidanan, medical science, pendidikan karakter dan budi pekerti luhur, praktik ketrampilan dasar kebidanan.

9. Target Kompetensi :

Mahasiswa dapat menjelaskan prinsip dan perilaku yang mendasari dalam promosi kesehatan 10. Indikator :

Mahasiswa mampu menjelaskan prinsip dan perilaku yang mendasari dalam promosi kesehatan 11. Materi pembelajaran : Terlampir

12. Stratategi pembelajaran : Diskusi, tanya jawab, role play 13. Sarana penunjang pembelajaran : LCD, Komputer 14. Prosedur (Petunjuk Penggunaan Buku Ajar) :

a. Bagi Peserta didik

1) Mahasiswa membaca dan memahami tujuan pembelajaran, tugas praktika yang akan dilakukan, membaca referensi yang direkomendasikan

Melakukan role play

2) Mahasiswa berlatih skill dan praktik sesuai dengan materi b. Peran Pendidik / Dosen

1) Sebagai fasilitator 2) Sebagai mediator 15. Metode evaluasi : post test,

16. Metode penilaian : Nilai skor post tes, responsi 17. Daftar Pustaka

a. Dinkle, 2002, Health Promotion in Midwifery Practice, Ballivere tindall, London (BU I)

b. Depkes, 2000, Promosi Kesehatan, (BU II), Jakarta, Direktur Promosi Kesehatan Dirjen Kesehatan Masyarakat

(16)

Buku Ajar Promosi Kesehatan Page 16 c. Praticia Webb, 1994, Health Promotion and Patient Education, Chapma & Hall, London UK

d. Valirie Edgo, Mindi Miller, 1994, Women’s Health Care, Masbyy’s Clinical Nursing Series (BA I)

e. Susan G Millstein Phd, 1993, Promoting the Health of Adolescent, Expord Universing (BA II) Perencanaan Pendidkan Kesehatan Sebuah Pendekatan Diagnostik, Lawrence, W Grece et all, alih Bahasa

f. Zulasmi Mamdy PPFKM Depdikbud RI Jakarta (1990) (BA III) g. Introduction To Heath Education and Health Promotion h. Petunjuk Praktis Promosi Kesehatan

i. Soekidjo Notoatmodjo, Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Andi Off Set Yogyakarta (BUV)

M A T E R I

Prilaku merupakan seperangkat perbuatan/tindakan seseorang dalam melakukan respon terhadap sesuatu dan kemudian dijadikan kebijakan karena adanya nilai yang diyakini. Prilaku adalah sesuatu kegiatan atau aktifitas organisme atau makhluk hidup yang bersangkutan. Oleh sebab itu dari segi biologis semua makhluk hidup termasuk binatang dan manusia mempunyai aktivitas masing – masing. Prilaku adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia, baik yang dapat diamati langsung, maupun yang tidak dapat dilihat dari pihak luar. Prilaku manusia antara satu dengan yang lain tidak sama baik dengan kepandaian, bakat, sikap, minat maupun kepribadian.

Prilaku manusia berasal dari dorongan yang ada dalam diri manusia, sedangkan dorongan merupakan usaha untuk memenuhi kebutuhan yang ada dalam diri manusia. Prilaku adalah respons individu terhadap stimulus, baik yang berasal dari dalam maupun dari luar dirinya. Prilaku merupakan respons, yang terdiri dari respons motorik : berbicara, berjalan, dan sebagainya. Respons fisiologik reaksi hormonal aktivitas system syaraf otonomik dan sebagainya. Respons kognitif pernyataan yang muncul dipikiran, imajinasi, dan sebagainya.

Respons afektif rasa benci, kecewa, marah dan sebagainya.

A. Karena terpaksa (compliance)

Perubahan perilaku dengan cara perilaku cenderung tidak baik dan perubahan perilaku cenderung bersifat tidak tahan lama. Pemberontakan pikiran bahkan sering terjadi pada individu tersebut. Hal yang perlu diketahui, tidak semua individu bisa menerima informasi-informasi yang mereka butuhkan, apalagi suatu pemaksaan dalam perubahan perilaku. Individu yang demikian cenderung memberontak dan bahkan mungkin cenderung berfikir negatif terhadap pemaksaan perubahan perilaku yang diharapkan, meskipun perubahan perilaku yang diharapkan adalah positif. Oleh karena itu cara perubahan perilaku ini cenderung tidak efektif.

Contoh:

1. Seorang anak yang dipaksa orang tuanya untuk menggosok gigi sehabis makan dan sebelum tidur,awalnya anak tersebut tidak mau.tapi lama-lama krena paksaan dari orang tuanya anak tersebut jadi mau sehingga terjadilah perubahan prilaku anak tersebut, karena dipaksa oleh orang tuannya si anak menjadi mau melakukannya.

2. Orang tua yang menyuruh anaknya melakukan aborsi,dan meminta bantuan kepada bidan. awalnya si bidan tidak mau melakukan aborsi, tapi karena diberi imbalan yang begitu besar dan si bidan dipaksa untuk mau melakukannya dan akhirnya ia mau melakukan aborsi.

3. Seorang ibu yang telah mempunyai banyak anak dengan jarak anak yang terlalu dekat. Lalu hamil lagi pada usia 45 tahun, dan tenaga kesehatan menyarankan dan memaksa ibu tersebut untuk menjalani program kb dan suaminya juga memaksa. Beberapa upaya telah dilakukan dan tenaga kesehatan juga sudah mengatakan resiko hamil dan melahirkan pada usia tersebut agar si istri mau KB tapi si ibu tersebut

(17)

Buku Ajar Promosi Kesehatan Page 17 tidak mau karena si ibu berpendapat bahwa banyak anak banyak rezeki tapi setelah mendengar pemberitahuan dari si bidan, si ibu jadi mau untuk menjadi aseptor KB.

B. Karena ingin meniru (identification)

Perubahan perilaku dengan cara meniru merupakan suatu cara perubahan perilaku yang paling banyak terjadi. Seseorang cenderung meniru tindakan orang lain atau bahkan meniru apa yang dia lihat tanpa mencerna apa yang dia lihat.

Contoh:

1. Seorang remaja yang awalnya tidak memperhatikan kebersihan pada dirinya/personal hyginenya,tapi setelah dberikan penyuluhan dan apa manfaat dari menjaga kebersihan diri.dan akhirnya remaja tersebut meniru bagaimana cara menjaga kebersihan.

2. Pemenuhan gizi pada ibu hamil sangatlah penting,banyak ibu-ibu yang tidak memenuhi gizi dengan baik.tapi setelah di berikan gambaran mengenai pentingnya gizi selama kehamilan,maka ibu tersebut mulai meniru bagaimana cara megatur gizi seimbang selama kehamilan

3. Seorang ibu yang baru saja melahirkan bayi,lalu ia tidak tau bagaimana cara merawat tali pusat agar todak terjadi infeksi pada bayinya,lalu bidan mempraktekkan bagaimana cara merawat tali pusat agar tidak infeksi.dan akhirnya si ibu mulai meniru dan melakukan sendiri bagaimana cara merawat tali pusat C. Karena menghayati manfaat nya (internalization)

Manusia adalah makhluk yang sempurna di antara makhluk ciptaan Tuhan yang lain, karena hanya manusia yang mampu berpikir tentang hidup, pandai memahami rahasia hidup, menghayati kehidupan dengan arif, dan mempertajam pengalaman-pengalaman baru. Biasanya perubahan perilaku karena penghayatan ini cenderung dari pengalaman pribadi individu tersebut atau bahkan mengadopsi dari pengalaman orang lain.

Seseorang yang merasa perilaku tersebut pantas dan harus ada pada dirinya, maka dengan terbuka dia akan melakukan perubahan perilaku dalam dirinya.

Contoh:

1. Seorang ibu rumah tangga yang kurang peduli akan kebersihan rumahnya. Suatu ketika anaknya menderita demam berdarah dan ini memmbuat ibu tersebut menyadari bahwa perilakunya yang tidak mau peduli dengan kebersihan rumahnyalah yang membuat anaknya menderita demam berdarah. Dan inilah yang membuat ibu tersebut sadar betapa pentingnya menjaga kebersihan rumahnya agar kesehatan keluarga tetap terjaga.

2. Seorang bapak yang merupakan perokok aktif sejak usia muda menderita penyakit gangguan pernafasan dan paru-paru. Setelah beberapa kali memeriksakan diri ke dokter dan dokter tersebut meminta agar bapak tersebut untuk tidak merokok lagi. Akan tetapi bapak tersebut tidak mempedulikan nasehat dokter, dia tetap mengkonsumsi rokok. Ternyata penyakitnya semakin parah dengan stadium lanjut. Kemudian bapak tersebut teringat kembali dengan saran dokter untuk berhenti merokok dan akhirnya bapak tersebut menyadari bahwa dia memang harus berhenti merokok. Setelah itu perlahan-lahan bapak tersebut mencoba untuk berhenti merokok dan akhirnya berhasil dan penyakitnya mulai berkurang

R A N G K U M A N

1. Prilaku merupakan seperangkat perbuatan/tindakan seseorang dalam melakukan respon terhadap sesuatu dan kemudian dijadikan kebijakan karena adanya nilai yang diyakini. Prilaku adalah sesuatu kegiatan atau aktifitas organisme atau makhluk hidup yang bersangkutan. Oleh sebab itu dari segi biologis semua makhluk hidup termasuk binatang dan manusia mempunyai aktivitas masing – masing.

(18)

Buku Ajar Promosi Kesehatan Page 18 2. Karena terpaksa (compliance) perubahan perilaku dengan cara perilaku cenderung tidak baik dan

perubahan perilaku cenderung bersifat tidak tahan lama.

3. Karena ingin meniru (identification) perubahan perilaku dengan cara meniru merupakan suatu cara perubahan perilaku yang paling banyak terjadi. Seseorang cenderung meniru tindakan orang lain atau bahkan meniru apa yang dia lihat tanpa mencerna apa yang dia lihat

4. Karena menghayati manfaat nya (internalization) manusia adalah makhluk yang sempurna di antara makhluk ciptaan Tuhan yang lain, karena hanya manusia yang mampu berpikir tentang hidup, pandai memahami rahasia hidup, menghayati kehidupan dengan arif, dan mempertajam pengalaman- pengalaman baru

TUGAS

Buatlah kelompok masing-masing kelompok beranggotakan 6 orang untuk membuat role play dengan tema prinsip perubahan perilaku yang mendasari dalam promosi kesehatan karena terpaksa (compliance), karena ingin meniru (identification), karena menghayati manfaat nya (internalization) !

POST TEST

Kerjakan soal berikut ini tanpa melihat kunci jawaban. Setelah selesai cocokkan dengan kunci jawaban untuk mengetahui nilai yang diperoleh.

1. Orang tua yang menyuruh anaknya melakukan aborsi,dan meminta bantuan kepada bidan. awalnya si bidan tidak mau melakukan aborsi, tapi karena diberi imbalan yang begitu besar dan si bidan dipaksa untuk mau melakukannya dan akhirnya ia mau melakukan aborsi. Merupakan contoh dari perubahan perilaku berdasarkan atas…

A. Karena Terpaksa

B. Karena menghayati manfaatnya C. Karena meniru

D. Karena dorongan

2. Seorang ibu rumah tangga yang kurang peduli akan kebersihan rumahnya. Suatu ketika anaknya menderita demam berdarah dan ini memmbuat ibu tersebut menyadari bahwa perilakunya yang tidak mau peduli dengan kebersihan rumahnyalah yang membuat anaknya menderita demam berdarah. Dan inilah yang membuat ibu tersebut sadar betapa pentingnya menjaga kebersihan rumahnya agar kesehatan keluarga tetap terjaga. Merupakan contoh dari…

A. Karena Terpaksa B. Karena meniru C. Karena dorongan

D. Karena menghayati manfaatnya

3. Dibawah ini yang merupakan contoh dari perubahan perilaku karena meniru adalah, kecuali…

A. Seorang bapak yang merupakan perokok aktif sejak usia muda menderita penyakit gangguan pernafasan dan paru-paru. Setelah beberapa kali memeriksakan diri ke dokter dan dokter tersebut meminta agar bapak tersebut untuk tidak merokok lagi. Akan tetapi bapak tersebut tidak mempedulikan nasehat dokter, dia tetap mengkonsumsi rokok. Ternyata penyakitnya semakin parah dengan stadium lanjut. Kemudian bapak tersebut teringat kembali dengan saran dokter untuk

(19)

Buku Ajar Promosi Kesehatan Page 19 berhenti merokok dan akhirnya bapak tersebut menyadari bahwa dia memang harus berhenti merokok. Setelah itu perlahan-lahan bapak tersebut

B. Seorang remaja yang awalnya tidak memperhatikan kebersihan pada dirinya/personal hyginenya,tapi setelah dberikan penyuluhan dan apa manfaat dari menjaga kebersihan diri.dan akhirnya remaja tersebut meniru bagaimana cara menjaga kebersihan.

C. Pemenuhan gizi pada ibu hamil sangatlah penting,banyak ibu-ibu yang tidak memenuhi gizi dengan baik.tapi setelah di berikan gambaran mengenai pentingnya gizi selama kehamilan,maka ibu tersebut mulai meniru bagaimana cara megatur gizi seimbang selama kehamilan

D. Seorang ibu yang baru saja melahirkan bayi,lalu ia tidak tau bagaimana cara merawat tali pusat agar todak terjadi infeksi pada bayinya,lalu bidan mempraktekkan bagaimana cara merawat tali pusat agar tidak infeksi.dan akhirnya si ibu mulai meniru dan melakukan sendiri bagaimana cara merawat tali pusat

4. Perubahan perilaku dengan cara perilaku cenderung tidak baik dan perubahan perilaku cenderung bersifat tidak tahan lama. Pemberontakan pikiran bahkan sering terjadi pada individu tersebut. Hal yang perlu diketahui, tidak semua individu bisa menerima informasi-informasi yang mereka butuhkan, apalagi suatu pemaksaan dalam perubahan perilaku. Merupakan pengertian dari…

A. Perubahan perilaku karena menghayati manfaatnya B. Perubahan perilaku karena meniru

C. Perubahan perilaku karena Terpaksa D. Perubahan perilaku karena dorongan

5. Sesuatu kegiatan atau aktifitas organisme atau makhluk hidup yang bersangkutan, merupakan pengertian dari…

A. Sikap B. Perilaku C. Tindakan D. Kegiatan

KUNCI JAWABAN 1. A

2. D 3. A 4. C 5. B

EVALUASI

Lakukan evaluasi skor post tes dan praktika. Bila anda telah mencapai tingkat penguasaan 68 % atau lebih, anda dapat meneruskan pada kompetensi selanjutnya untuk mata kuliah Promosi Kesehatan. Tetapi bila tingkat penguasaan anda masih kurang 68 %, anda harus mengulangi materi kegiatan belajar ini, terutama pada bagian- bagian yang belum anda kuasai.

(20)

Buku Ajar Promosi Kesehatan Page 20 BUKU AJAR IV. MEDIA UNTUK PROMOSI KESEHATAN

1. Tema Buku Ajar : Buku Ajar Praktikum Media untuk Promosi Kesehatan 2. Mata Kuliah/Kode : Promosi Kesehatan/Bd.5.405

3. Jumlah SKS : 2 SKS (T:1, P:1) 4. Alokasi waktu : P=100 menit 5. Semester : III

6. Tujuan Pembelajaran :

Mahasiswa mampu menjelaskan media untuk promosi kesehaan.

7. Gambaran umum Buku Ajar :

Buku Ajar ini secara khusus akan membahas tentang praktikum media untuk promosi kesehaan dengan melakukan pendalaman materi (diskusi).

8. Karakteristik mahasiswa :

Buku Ajar ini ditujukan bagi mahasiswa semester III Prodi D III Kebidanan Magelang Poltekkes Kemenkes Semarang yang telah mengikuti pembelajaran dan lulus dalam pencapaian standar kompetensi mata kuliah sebelumnya yaitu Biologi dasar dan perkembangan, ilmu social dan budaya dasar, konsep dasar manusia, konsep kebidanan, agama, kewarganegaraan, etikolegal dalam praktik kebidanan, asuhan kebidanan kehamilan, ketrampilan dasar kebidanan,komunikasi dalam praktik kebidanan, medical science, pendidikan karakter dan budi pekerti luhur, praktik ketrampilan dasar kebidanan.

9. Target Kompetensi :

Mahasiswa dapat menjelaskan media untuk promosi kesehaan 10. Indikator :

Mahasiswa mampu menjelaskan media untuk promosi kesehaan 11. Materi pembelajaran : Terlampir

12. Stratategi pembelajaran : Diskusi, tanya jawab 13. Sarana penunjang pembelajaran : LCD, Komputer 14. Prosedur (Petunjuk Penggunaan Buku Ajar) :

a. Bagi Peserta didik

1) Mahasiswa membaca dan memahami tujuan pembelajaran, tugas praktika yang akan dilakukan, membaca referensi yang direkomendasikan

2) Mahasiswa berlatih skill dan praktik sesuai dengan materi Melakukan pendalaman materi

b. Peran Pendidik / Dosen 1) Sebagai fasilitator 2) Sebagai mediator 15. Metode evaluasi : post test,

16. Metode penilaian : Nilai skor post tes, responsi 17. Daftar Pustaka

a. Dinkle, 2002, Health Promotion in Midwifery Practice, Ballivere tindall, London (BU I)

b. Depkes, 2000, Promosi Kesehatan, (BU II), Jakarta, Direktur Promosi Kesehatan Dirjen Kesehatan Masyarakat

c. Praticia Webb, 1994, Health Promotion and Patient Education, Chapma & Hall, London UK d. Valirie Edgo, Mindi Miller, 1994, Women’s Health Care, Masbyy’s Clinical Nursing Series (BA I)

(21)

Buku Ajar Promosi Kesehatan Page 21 e. Susan G Millstein Phd, 1993, Promoting the Health of Adolescent, Expord Universing (BA II) Perencanaan

Pendidkan Kesehatan Sebuah Pendekatan Diagnostik, Lawrence, W Grece et all, alih Bahasa f. Zulasmi Mamdy PPFKM Depdikbud RI Jakarta (1990) (BA III)

g. Introduction To Heath Education and Health Promotion h. Petunjuk Praktis Promosi Kesehatan

i. Soekidjo Notoatmodjo, Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Andi Off Set Yogyakarta (BUV)

M A T E R I A. Pengertian media

Media promosi kesehatan adalah semua sarana atau upaya untuk menampilkan pesan atau informasi yang ingin disampaikan oleh komunikator, baik itu melalui media cetak, elektronik (TV, radio, komputer, dll) dan media luar ruang, sehingga sasaran dapat meningkat pengetahuannya yang akhirnya diharapkan dapat berubah perilakunya kearah positif terhadap kesehatannya.

B. Tujuan media promosi kesehatan

Adapun tujuan media promosi kesehatan diantaranya:

1. Media dapat mempermudah penyampaian informasi.

2. Media dapat menghindari kesalahan persepsi.

3. Dapat memperjelas informasi

4. Media dapat mempermudah pengertian.

5. Mengurangi komunikasi yang verbalistik

6. Dapat menampilkan obyek yang tidak bisa ditangkap dengan mata.

7. Memperlancar komunikasi C. Jenis media promosi kesehatan

1. Berdasarkan bentuk umum penggunaan:

a) Bahan bacaan: Buku Ajar, buku rujukan/bacaan, folder, leaflet, majalah, buletin, dan sebagainya.

b) Bahan peragaan: Poster tunggal, poster seri, plipchart, tranparan, slide, film, dan seterusnya.

2. Berdasarkan cara produksinya, media promosi kesehatan dikelompokkan menjadi:

a) Media cetak, yaitu suatu media statis dan mengutamakan pesan-pesan visual. Media cetak pada umumnya terdiri dari gambaran sejumlah kata, gambar atau foto dalam tata warna. Fungsi utama media cetak ini adalah memberi informasi dan menghibur. Adapun macam-macamnya adalah poster, leaflet, brosur, majalah, surat kabar, lembar balik, Mudah terlipat.

b) Media elektronika yaitu suatu media bergerak dan dinamis, dapat dilihat dan didengar dalam menyampaikan pesannya melalui alat bantu elektronika. Adapun macam-macam media tersebut adalah TV, radio, film, video film, cassete, CD, VCD. Kelebihan media elektronika diantaranya: Sudah dikenal masyarakat, Mengikutsertakan semua panca indra, Lebih mudah dipahami, Lebih menarik karena ada suara dan gambar bergerak, Bertatap muka, Penyajian dapat dikendalikan,

Jangkauan relatif lebih besar, Sebagai alat diskusi dan dapat diulang-ulang. Kelemahan media elektronika diantaranya: Biaya lebih tinggi, Sedikit rumit, Perlu listrik, Perlu alat canggih untuk produksinya, Perlu persiapan matang, Peralatan selalu berkembang dan berubah. Perlu keterampilan penyimpanan, Perlu terampil dalam pengoperasian.

c) Media luar ruang yaitu media yang menyampaikan pesannya di luar ruang secara umum melalui media cetak dan elektronika secara statis, misalnya: Papan reklame yaitu poster dalam ukuran besar yang dapat dilihat secara umum di perjalanan, spanduk yaitu suatu pesan dalam bentuk tulisan dan

(22)

Buku Ajar Promosi Kesehatan Page 22 disertai gambar yang dibuat di atas secarik kain dengan ukuran tergantung kebutuhan dan dipasang di suatu tempat yang strategi agar dapat dilihat oleh semua orang, pameran, banner dan TV layar lebar.

D. Pengembangan media promosi kesehatan

Media atau alat peraga dalam promosi kesehatan adalah alat bantu untuk promosi kesehatan yang dapat dilihat, didengar, diraba, dirasa atau dicium, untuk memperlancar komunikasi dan penyebarluasan informasi

1. Hal yang harus diperhatikan adalah :

a) Alat peraga harus mudah dimengerti oleh masyarakat sasaran

b) Ide atau gagasan yang terkandung di dalamnya harus dapat diterima oleh sasaran 2. Alat-alat peraga dapat dibagi dalam empat kelompok besar :

b) Benda asli.

Benda asli adalah benda yang sesungguhnya, baik hidup maupun mati. Jenis ini merupakan alat peraga yang paling baik karena mudah dan cepat dikenal serta mempunyai bentuk atau ukuran yang tepat. Kelemahan alat peraga ini tidak selalu mudah dibawa kemana-mana sebagai alat bantu mengajar. Termasuk dalam alat peraga, antara lain benda sesungguhnya (tinja dikebun, lalat di atas tinja, dan lain-lain), spesimen (benda yang telah diawetkan seperti cacing dalam botol pengawet, dan lain-lain), sampel (contoh benda sesungguhnya untuk diperdagangkan seperti oralit, dan lain-lain).

c) Benda tiruan

Benda tiruan memiliki ukuran yang berbeda dengan benda sesungguhnya. Benda tiruan bisa digunakan sebagai media atau alat peraga dalam promosi kesehatan karena benda asli mungkin digunakan (misal, ukuran benda asli yang terlalu besar, terlalu berat, dan lain-lain). Benda tiruan dapat dibuat dari bermacam-macam bahan seperti tanah, kayu, semen, plastik, dan lain-lain.

d) Gambar atau media grafis

Grafis secara umum diartikan sebagai gambar. Media grafis adalah penyajian visual (menekankan persepsi indra penglihatan) dengan penyajian dua dimensi. Media grafis tidak termasuk media elektronik. Termasuk dalam media grafis antara lain, poster, leaflet, reklame, billboard, spanduk, gambar karikatur, lukisan, dan lain-lain.

3. Pesan Dalam Media

Pesan adalah terjemahan dari tujuan komunikasi ke dalam ungkapan atau kata yang sesuai untuk sasaran. Pesan dalam suatu media harus efektif dan kreatif. Oleh karena itu, pesan harus memenuhi hal- hal sebagai berikut :

a) Memfokuskan perhatian pada pesan (command attention)

Ide atau pesan pokok yang merefleksikan strategi desain suatu pesan dikembangkan. Bila terlalu banyak ide, hal tersebut akan membingungkan sasaran dan mereka akan mudah melupakan pesan tersebut.

b) Mengklarifikasi pesan (clarify the message)

(23)

Buku Ajar Promosi Kesehatan Page 23 Pesan haruslah mudah, sederhana dan jelas. Pesan yang efektif harus memberikan informasi yang relevan dan baru bagi sasaran. Kalau pesan dalam media diremehkan oleh sasaran, secara otomatis pesan tersebut gagal.

c) Menciptakan kepercayaan (Create trust)

Pesan harus dapat dipercaya, tidak bohong, dan terjangkau. Misalnya, masyarakat percaya cuci tangan pakai sabun dapat mencegah penyakit diare dan untuk itu harus dibarengi bahwa harga sabun terjangkau atau mudah didapat di dekat tempat tinggalnya.

d) Mengkomunikasikan keuntungan (communicate a benefit)

Hasil pesan diharapkan akan memberikan keuntungan. Misalnya sasaran termotivasi membuat jamban karena mereka akan memperoleh keuntungan dimana anaknya tidak akan terkena penyakit diare.

e) Memastikan konsistensi (consistency)

Pesan harus konsisten, artinya bahwa makna pesan akan tetap sama walaupun disampaikan melalui media yang berbeda secara berulang; misal di poster, stiker, dan lain-lain.

f) Cater to heart and head

Pesan dalam suatu media harus bisa menyentuh akal dan rasa. Komunikasi yang efektif tidak hanya sekadar memberi alasan teknis semata, tetapi juga harus menyentuh nilai-nilai emosi dan membangkitkan kebutuhan nyata.

g) Call to action

Pesan dalam suatu media harus dapat mendorong sasaran untuk bertindak sesuatu bisa dalam bentuk motivasi ke arah suatu tujuan. Contohnya, “Ayo, buang air besar di jamban agar anak tetap sehat”.

4. Beberapa Media Grafis

Media grafis adalah penyajian visual dua dimensi yang dibuat berdasarkan unsur dan prinsip rancangan gambar dan sangat bermanfaat. Media grafis sangat efektif sebagai media penyampaian pesan.

a) Poster

Poster adalah sehelai kertas atau papan yang berisikan gambar-gambar dengan sedikit kata-kata.

Poster merupakan pesan singkat dalam bentuk gambar dnegan tujuan memengaruhi seseorang agar tertarik atau bertindakan pada sesuatu. Makna kata-kata dalam poster harus jelas dan tepat serta dapat dengan mudah dibaca pada jarak kurang lebih enam meter. Poster biasanya ditempelkan pada suatu tempat yang mudah dilihat dan banyak dilalui orang misalnya di dinding balai desa, pinggir jalan, papan pengumuman, dan lain-lain. Gambar dalam poster dapat berupa lukisan, ilustrasi, kartun, gambar atau foto.

b) Leaflet

Leaflet adalah selembaran kertas yang berisi tulisan dengan kalimat-kalimat singkat, padat, mudah dimengerti, dan gambar-gambar yang sederhana. Leaflet atau sering juga disebut pamflet merupakan selembar kertas yang berisi tulisan cetak tentang suatu masalah khusus untuk sasaran dan tujuan tertentu. Ukuran leaflet biasanya 20 x 30 cm yang berisi tulisan 200 – 400 kata. Ada beberapa leaflet yang disajikan secara berlipat.

Leaflet digunakan untuk memberikan keterangan singkat tentang suatu masalah, misalnya deskripsi pengolahan air ditingkat rumah tangga, deskripsi tentang diare serta pencegahannya, dan lain-lain.

Isis harus bisa ditangkap dnegan sekali baca. Leaflet dpat diberikan atau disebarkan pada saat pertemuan-pertemuan dilakukan seperti pertemuan Focus Group Discussion (FGD), pertemuan posyandu, kunjungan rumah, dan lain-lain.

c) Papan Pengumuman

(24)

Buku Ajar Promosi Kesehatan Page 24 Papan pengumuman biasanya dibuat dari papan dengan ukuran 90 x 120 cm, biasa dipasang di dinding atau ditempat tertentu seperti balai desa, posyandu, masjid, puskesmas, sekolah, dan lain- lain. Pada papan tersebut gambar-gambar atau tulisan-tulisan dari suatu topik tertentu.

d) Gambar Optik

Gambar optik mencakup foto, slide, film, dan lain-lain.

1. Foto

Foto sebagai bahan untuk alat peraga digunakan dalam bentuk album ataupun dokumentasi lepasan. Album merupakan foto-foto yang isinya berurutan, menggambarkan suatu cerita, kegiatan, dan lain-lain. Album ini bisa dibawa dan ditunjukkan kepada masyarakat sesuai dengan topik yang sedang didiskusikan. Misalnya album foto yang berisi kegiatan-kegiatan suatu desa untuk mengubah kebiasaan buang air besarnya menjadi di jamban. Dokumentasi lepasan yaitu foto-foto yang berdiri sendiri dan tidak disimpan dalam bentuk album. Menggambarkan satu pokok persoalan atau titik perhatian. Foto ini digunakan biasanya untuk bahan brosur, leaflet, dan lain-lain.

2. Slide

Slide pada umumnya digunakan untuk sasaran kelompok. Penggunaan slide cukup efektif karena gambar atau setiap materi dapat dilihat berkali-kali dan dibahas lebih mendalam. Slide sangat menarik, terutama bagi kelompok anak sekolah dibanding dengan gambar, leaflet, dan lain-lain.

3. Film

Film merupakan media yang bersifat menghibur, disamping dapat menyisipkan pesan-pesan yang bersifat edukatif. Sasaran media ini adalah kelompok besar

R A N G K U M A N

1. Media promosi kesehatan adalah semua sarana atau upaya untuk menampilkan pesan atau informasi yang ingin disampaikan oleh komunikator, baik itu melalui media cetak, elektronik (TV, radio, komputer, dll) dan media luar ruang, sehingga sasaran dapat meningkat pengetahuannya yang akhirnya diharapkan dapat berubah perilakunya kearah positif terhadap kesehatannya.

2. Media atau alat peraga dalam promosi kesehatan adalah alat bantu untuk promosi kesehatan yang dapat dilihat, didengar, diraba, dirasa atau dicium, untuk memperlancar komunikasi dan penyebarluasan informasi

3. Benda asli adalah benda yang sesungguhnya, baik hidup maupun mati. Jenis ini merupakan alat peraga yang paling baik karena mudah dan cepat dikenal serta mempunyai bentuk atau ukuran yang tepat.

Kelemahan alat peraga ini tidak selalu mudah dibawa kemana-mana sebagai alat bantu mengajar 4. Foto sebagai bahan untuk alat peraga digunakan dalam bentuk album ataupun dokumentasi lepasan.

Album merupakan foto-foto yang isinya berurutan, menggambarkan suatu cerita, kegiatan, dan lain-lain.

Album ini bisa dibawa dan ditunjukkan kepada masyarakat sesuai dengan topik yang sedang didiskusikan 5. Benda tiruan memiliki ukuran yang berbeda dengan benda sesungguhnya. Benda tiruan bisa digunakan sebagai media atau alat peraga dalam promosi kesehatan karena benda asli mungkin digunakan (misal, ukuran benda asli yang terlalu besar, terlalu berat, dan lain-lain). Benda tiruan dapat dibuat dari bermacam-macam bahan seperti tanah, kayu, semen, plastik, dan lain-lain.

TUGAS

(25)

Buku Ajar Promosi Kesehatan Page 25 Lakukan pendalaman materi dengan mencarai refrensi di buku di perpustakan, lakukan diskusi !

POST TEST

Kerjakan soal berikut ini tanpa melihat kunci jawaban. Setelah selesai cocokkan dengan kunci jawaban untuk mengetahui nilai yang diperoleh

1. Dibawah ini yang merupakan tujuan promosi kesehatan adalah, kecuali…

A. Media dapat mempermudah penyampaian informasi.

B. Media dapat menghindari kesalahan persepsi.

C. Dapat memperjelas informasi D. Mengurangi Komunikasi

2. Selembaran kertas yang berisi tulisan dengan kalimat-kalimat singkat, padat, mudah dimengerti, dan gambar-gambar yang sederhana. Merupakan pengertian dari …

A. Leaflet B. Lembar balik C. Koran D. Majalah

3. Yang merupakan contoh dari media grafis adalah, kecuali…

A. Foto C. Slide

B. Koran D. Film

4. Semua sarana atau upaya untuk menampilkan pesan atau informasi yang ingin disampaikan oleh komunikator, baik itu melalui media cetak, elektronik (TV, radio, komputer, dll) dan media luar ruang, sehingga sasaran dapat meningkat pengetahuannya yang akhirnya diharapkan dapat berubah perilakunya kearah positif terhadap kesehatannya. Merupakan pengertian dari…

A. Media C. Kegiatan

B. Informasi D. Tidak ada yang benar

5. Yang tidak termasuk media promosi berdasarkan cara produksinya…

A. Media cetak C. Media luar B. Media elektronik D. Media massa

KUNCI JAWABAN 1. D 2. A 3. B 4. A

(26)

Buku Ajar Promosi Kesehatan Page 26 5. D

EVALUASI

Lakukan evaluasi skor post tes dan praktika. Bila anda telah mencapai tingkat penguasaan 68 % atau lebih, anda dapat meneruskan pada kompetensi selanjutnya untuk mata kuliah promosi kesehatan Tetapi bila tingkat penguasaan anda masih kurang 68 %, anda harus mengulangi materi kegiatan belajar ini, terutama pada bagian- bagian yang belum anda kuasai.

BUKU AJAR V. RUANG LINGKUP PROMOSI KESEHATAN

(27)

Buku Ajar Promosi Kesehatan Page 27 1. Tema Buku Ajar : Buku Ajar Praktikum Ruang Lingkup Promosi Kesehatan

2. Mata Kuliah/Kode : Promosi Kesehatan/Bd.5.405 3. Jumlah SKS : 2 SKS (T:1, P:1)

4. Alokasi waktu : P=100 menit 5. Semester : III

6. Tujuan Pembelajaran :

Mahasiswa mampu menjelaskan ruang lingkup promosi kesehatan.

7. Gambaran umum Buku Ajar :

Buku Ajar ini secara khusus akan membahas tentang praktikum ruang lingkup promosi kesehatan dengan . membuat media (banner) promosi kesehatan

8. Karakteristik mahasiswa :

Buku Ajar ini ditujukan bagi mahasiswa semester III Prodi D III Kebidanan Magelang Poltekkes Kemenkes Semarang yang telah mengikuti pembelajaran dan lulus dalam pencapaian standar kompetensi mata kuliah sebelumnya yaitu Biologi dasar dan perkembangan, ilmu social dan budaya dasar, konsep dasar manusia, konsep kebidanan, agama, kewarganegaraan, etikolegal dalam praktik kebidanan, asuhan kebidanan kehamilan, ketrampilan dasar kebidanan,komunikasi dalam praktik kebidanan, medical science, pendidikan karakter dan budi pekerti luhur, praktik ketrampilan dasar kebidanan.

9. Target Kompetensi :

Mahasiswa dapat menjelaskan ruang lingkup promosi kesehatan 10. Indikator :

Mahasiswa mampu menjelaskan ruang lingkup promosi kesehatan 11. Materi pembelajaran : Terlampir

12. Stratategi pembelajaran : Diskusi, tanya jawab, membuat media (banner) promosi kesehatan 13. Sarana penunjang pembelajaran : LCD, Komputer

14. Prosedur (Petunjuk Penggunaan Buku Ajar) : a. Bagi Peserta didik

1) Mahasiswa membaca dan memahami tujuan pembelajaran, tugas praktika yang akan dilakukan, membaca referensi yang direkomendasikan

2) Mahasiswa berlatih skill dan praktik sesuai dengan materi Membuat media (banner) promosi kesehatan

b. Peran Pendidik / Dosen 1) Sebagai fasilitator 2) Sebagai mediator

15. Metode evaluasi : post test, hasil media (banner) promosi kesehatan 16. Metode penilaian : Nilai skor post tes, responsi

17. Daftar Pustaka

a. Dinkle, 2002, Health Promotion in Midwifery Practice, Ballivere tindall, London (BU I)

b. Depkes, 2000, Promosi Kesehatan, (BU II), Jakarta, Direktur Promosi Kesehatan Dirjen Kesehatan Masyarakat

c. Praticia Webb, 1994, Health Promotion and Patient Education, Chapma & Hall, London UK d. Valirie Edgo, Mindi Miller, 1994, Women’s Health Care, Masbyy’s Clinical Nursing Series (BA I)

e. Susan G Millstein Phd, 1993, Promoting the Health of Adolescent, Expord Universing (BA II) Perencanaan Pendidkan Kesehatan Sebuah Pendekatan Diagnostik, Lawrence, W Grece et all, alih Bahasa

f. Zulasmi Mamdy PPFKM Depdikbud RI Jakarta (1990) (BA III) g. Introduction To Heath Education and Health Promotion h. Petunjuk Praktis Promosi Kesehatan

Referensi

Dokumen terkait

Meningkatnya akses dan pemerataan pelayanan kesehatan masyarakat utamanya kegiatan promotif dan preventif untuk mewujudkan pelayanan kesehatan sesuai Standar Pelayanan

Paradigma Sehat Program • Pengarusutamaan kesehatan dalam pembangunan • Promotif - Preventif sebagai pilar utama upaya kesehatan • Pemberdayaan masyarakat Penguatan

Pos Upaya Kesehatan Kerja (Pos UKK) adalah wadah untuk pemberdaayaan masyarakat di kelompok pekerja usaha kecil dan menengah dalam bentuk kegiatan dengan pendekatan promotif

b. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam upaya kesehatan di masyarakat. Masyarakat secara perorangan dan kelompok b. Tokoh masyarakat yang menjadi panutan d. Melakukan

Setelah mengikuti PKL mahasiswa mampu memberikan asuhan kebidanan dengan melibatkan peran serta masyarakat dalam pelayanan kesehatan ibu dan anak, KB serta kesehatan wanita

• BPJS menyelenggarakan Sistem Pelayanan dan Pembiyaan Kesehatan, untuk Upaya Kesehatan Perorangan (bagi individu yang sakit), baik yang bersifat promotif, preventif, kuratif

Pelayanan promotif dan preventif melalui upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan menjadi sangat penting terutama untuk mendukung program Jaminan

Buku ajar berisi materi dan informasi mengenai pengantar teknologi promosi kesehatan, konsep rencana pengembangan media promosi kesehatan, konsep tahapan penelitian untuk menyusun