• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN TUGAS AKHIR LAURA CLARITA BUKIT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "LAPORAN TUGAS AKHIR LAURA CLARITA BUKIT"

Copied!
99
0
0

Teks penuh

(1)

MUTU PENDIDIKAN SUMATERA UTARA

LAPORAN TUGAS AKHIR

LAURA CLARITA BUKIT 152407056

PROGRAM STUDI D-3 STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2018

(2)

LAPORAN TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Memenuhi Syarat Memperoleh Ahli Madya

LAURA CLARITA BUKIT 152407056

PROGRAM STUDI D-3 STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2018

(3)

PENGARUH MOTIVASI KERJA, DISIPLIN KERJA, DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI DI LEMBAGA PENJAMINAN

MUTU PENDIDIKAN SUMATERA UTARA

LAPORAN TUGAS AKHIR

Saya menyatakan bahwa laporan tugas akhir ini adalah hasil karya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Juni 2018

Laura Clarita Bukit 152407056

(4)

Judul : Pengaruh Motivasi Kerja, Disiplin Kerja, dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai di Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Sumatera Utara

Kategori : Tugas Akhir Nama : Laura Clarita Bukit Nomor Induk Mahasiswa : 152407056

Program Studi : Diploma 3 Statistika

Fakultas : MIPA – UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Disetujui di Medan, 4 Juni 2018

Ketua Prodi Diploma Pembimbing,

Dr. Elly Rosmaini, M.Si Dr. Mardiningsih, M.Si NIP. 19600520 198503 2 002 NIP.19630405 198811 2 001

(5)

MUTU PENDIDIKAN SUMATERA UTARA

ABSTRAK

Sumber daya manusia merupakan tulang punggung kehidupan organisasi, keberhasilan organisasi secara keseluruhan sangat bergantung pada sumber daya Manusia untuk mencapai tujuan organisasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah motivasi, disiplin kerja, dan lingkungan kerja memilki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja pegawai Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Sumatera Utara

Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus Slovin, sampel yang diambil sebanyak 85 karyawan dari total pegawai Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Sumatera Utara berjumlah 108 pegawai. Jenis data yang digunakan adalah data primer dengan metode pengumpulan data kuesioner.Teknik analisis yang digunakan adalah analisis jalur. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa disiplin kerja, motivasi kerja dan lingkungan kerja secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai. Dan hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa disiplin kerja secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai. Motivasi kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai, dan lingkungan kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai.

Kata kunci: Disiplin Kerja, Kinerja Pegawai , Lingkungan Kerja, Motivasi Kerja

(6)

ABSTRACT

Human resources are the backbone of organizational life, the success of theorganization as a whole is highly dependent on resources

human beings to achieve organizational goals. This study aims to determine whether the motivation, work discipline, and work environment have a significant influence on the performance on personel performance of the Quality Assurance Institution of North Sumatra

Determination of samples in this study using Slovin formula, samples taken as many as 85 employees of the total employee Institute of Education Quality Assurance of North Sumatra amounted to 108 employees. The type of data used is primary data with questionnaire data collection method. The analysis technique used is path analysis. The results of this study indicate that work discipline, work motivation and work environment simultaneously have a significant effect on personel performence. And the results of this study also shows that the discipline of work partially significant effect on personel performence. Motivation of work has a significant effect on personel performence, and the work environment has a significant effect on personel performence.

Keywords: Employee Performance, Work Motivation, Work Discipline, Work Environment

(7)

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, dengan limpah karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan judul Pengaruh Motivasi Kerja, Disiplin Kerja, dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai di Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Sumatera Utara.

Terima kasih penulis sampaikan kepada Ibu Dr. Mardiningsih, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan serta motivasi dan juga meluangkan waktu selama penyusunan tugas akhir ini. Terima kasih kepada Ibu Dr.

Elly Rosmaini, M.Si dan Bapak Dr. Open Darnius, M.Sc selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi D3 Statistika Departemen Matematika FMIPA USU. Ketua dan Sekretaris Departemen Matematika FMIPA USU Bapak Dr. Suyanto, M.Kom dan Bapak Drs. Rosman Siregar, M.Si. Kepada Bapak Dr. Kerista Sebayang, M.S selaku Dekan FMIPA USU, beserta seluruh staf pegawai dan dosen di FMIPA USU dan rekan-rekan kuliah. Akhirnya tidak terlupakan kepada kedua orang tua penulis Ayahanda Bapak J. Bukit dan Ibunda Ibu R. BR Ginting, abang, kakak,adik dan semua keluarga serta LPMP SUMUT yang selama ini memberikan bantuan dan dorongan yang diperlukan. Semoga Tuhan Yang Maha Esa akan membalasnya.

Penulis,

(8)

Halaman

PENGESAHAN LAPORAN TUGAS AKHIR I

ABSTRAK II

ABSTRACT III

PENGHARGAAN IV

DAFTAR ISI V

DAFTAR TABEL VII

DAFTAR GAMBAR VIII

DAFTAR LAMPIRAN X

DAFTAR SINGKATAN XI

BABI PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Rumusan Masalah 3

1.3 Batasan Masalah 3

1.4 Tujuan Penelitian 4

1.5 Manfaat Penelitian 4

1.6 Metode Penelitian 4

1.7 Lokasi Penelitian 7

1.8 Sistematika Penulisan 7

BAB II LANDASANTEORI 9

2.1 Pengertian Analisis Jalur 9

2.2 Asumsi-Asumsi Analisis Jalur 9

2.3 Manfaat Analisis Jalur 10

2.4 Beberapa Istilah Dalam Analisis Jalur 10

2.5 Model Analisis Jalur 11

2.6 Diagram Jalur dan Persamaan Struktural 16

2.7 Koefisien Jalur 19

2.8 Pengujian Koefisien Jalur 22

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 25

3.1 Gambaran Umum Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan 25

3.1.1 Sejarah Singkat Lpmp 25

3.1.2 Struktur Organisasi 26

3.1.3 Visi Dan Misi Lpmp 28

3.2 Sumber Data 28

(9)

3.3.1.1 Pengertian Motivasi Kerja 29

3.3.1.2 Indikator-Indikator Motivasi Kerja 29

3.3.2 Disiplin Kerja (X2) 30

3.3.2.1 Pengertian Disiplin Kerja30 3.3.2.2 Indikator-Indikator Untuk Disiplin Kerja 30 3.3.3 Lingkungan Kerja (X3) 31 3.3.3.1 Pengertian Lingkungan Kerja 31

3.3.3.2 Indikator-Indikator Untuk Lingkungan Kerja 32 3.3.4 Kinerja Pegawai (Y) 32

3.3.4.1 Pengertian Lingkungan Kerja 32

3.3.4.2 Indikator-Indikator Untuk Kinerja Pegawai 33

3.4 Tehnik PengambilanSampel 33

3.5 Langkah-Langkah Dalam Metode Penelitian 33

3.6 Metode Analisis Data 34

3.6.1 Analisis Data Kualitatif 34

3.6.1 Analisis Data Kuantitatif 34

3.6 Skala Pengukuran 34

3.8 Analisa Pemecahan Masalah 35 3.9 Kesimpulan Dan Saran 35 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 36 4.1 PenentuanSampel 36

4.2 Uji Instrumen Penelitian 40 4.2.1 Uji Validitas Instrumen 40

4.2.2 Uji Realibilitas Instrumen 47 4.3 MenentukanVariabel Eksogen Dan Variabel Endogen 49 4.4 Merumuskan Hipotesis 49 4.5 Menggambarkan Model Jalur Dan Diagram Persamaan Struktural 49

4.6 Menghitung Koefisien Korelasi Anatara Variabel Endogen Dan Variabel Eksogen 50

4.6.1 Pengujian Koefisien Korelasi Antar

Variabel Eksogen (X) 54

4.6.1.1 Menguji Hubungan Antara Variabel

Motivasi Kerja Dan Variabel Disiplin Kerja 54 4.6.1.2 Menguji Hubungan Antara Variabel

Motivasi Kerja Dan Variabel

(10)

4.6.3 Pengujian Koefisien Jalur Secara Simultan 60

4.6.4 Pengujian Koefisien Jalur Secara Parsial 61

4.6.4.1 Menguji Hipotesis Pengaruh Langusng Motivasi Kerja(X1) Terhadap Kinerja Pegawai(Y) 61

4.6.4.2 Menguji Hipotesis Pengaruh Langsung Disiplin Kerja(X2) Terhadap Kinerja Pegawai (Y 63

4.7 Menentukan Pengaruh Langsung Dan Gabungan 66 4.8 Implementasi System 66

4.8.1 Pengertian Implementasi Sistem 66

4.8.2 Pengenalan Program SpssVersi 18 67

4.8.3 Mengaktifkan Ibm Spss Versi 18 67

4.8.4 Mengoperasikan Spss Versi 18 69

4.8.5 PengisianVariabel 70

4.8.6 Pengisian Data 72 4.8.7 Pengolahan Data 72

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 77 5.1 Kesimpulan 77

5.2 Saran 77

Daftar Pustaka Lampiran

(11)

Nomor Judul Halaman Gambar

2.1 Model Regresi Berganda 12

2.2 Model Mediasi 13

2.3 Model Kombinasi 13

2.4 Model Kompleks 14

2.5 Model Rekursif dan Non Rekursif 14

2.6 Model Persamaan Satu Jalur 15

2.7 Model Persamaan Dua Jalur 16

2.8 Model Persamaan Tiga Jalur 16

2.9 Diagram Jalur yang Menyatakan

Hubungan Kausal dari X1 Sebagai

Penyebab ke X2 Sebagai Akibat 17

2.10 Diagram Jalur yang Menyatakan

Hubungan Kausal dari X1, X2, X3,

dan X4 18

2.11 Hubungan Kausal dari X1, X2, ke X3 18 dan dari X3 ke X4

3.1 strukturorganisasilembaga 27 penjaminanmutupendidikan (LPMP)

Sumatera Utara

4.1 Model Diagram Jalur berdasarkan Hubungan

Paradigma Variabel 50

4.2 Tampilan Pengaktifan IBM SPSS Versi 18 68

(12)

SPSS Versi 18 69

4.5 Tampilan Jendela Variable View dalam IBM SPSS Versi 18 71

4.6 Tampilan Jendela Pengisian Data View 72

4.8 Tampilan Linear Regression 72

4.7 Tampilan jendela Editor Regression 73

4.9 TampilanLinear Regression 74

4.10 Tampilan Jendela Editor Correlate 74

4.11 Tampilan Bivariate Correlations 75

4.12 Hasil Bivariate Correlations 76

(13)

LAMPIRAN

1. Surat Pengantar Permohonan Surat Riset 2. Surat Balasan Permohonan Surat Riset 3. Surat Keputusan Dekan

4. Surat keterangan hasil uji implementasi 5. Surat control bimbingan

6. Kuesioner

7. Tabulasi istem kuesioner 8. Hasil output validitas

(14)

DE = Direct Effect df = Degree of Freedom

db = Derajat Bebas

= Hipotesa Nol

= Hipotesa Satu

Ɛ = Error

LPMP = Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan SUMUT = Sumatera Utara

BPG = Balai Penataran Guru

PPPG = Pusat Pengembangan Penataran Guru MK = Motivasi Kerja

DK = Disiplin Kerja LK = Lingkungan Kerja KP = Kinerja Pegawai

(15)

1.1 LATAR BELAKANG

Sumber daya manusia merupakan tulang punggung kehidupan organisasi, keberhasilan organisasi secara keseluruhan sangat bergantung pada sumber daya manusia untuk mencapai tujuan organisasi. Karena itu, dunia kerja dalam persaingan global saat ini, sangat membutuhkan orang yang bisa berfikir untuk maju, cerdas, inovatif dan mampu berkarya dengan semangat yang tinggi dalam menghadapi era globalisasi saat ini.

Adanya persaingan di berbagai sektor yang membuat proses pengelolaan, dan pemeliharaan manajemen organisasi semakin mendapatkan perhatian yang serius dari seluruh elemen yang ada dalam sebuah organisasi. Setiap perusahaan di tuntut untuk memiliki manajemen yang baik. Suatu manajemen perusahaan yang baik pasti dapat meningkatkan kinerja pegawai dalam suatu perusahaan. Sumber daya manusia dalam suatu organisasi yang dalam hal ini adalah pegawai berusaha bekerja dengan kemampuan yang mereka miliki agar dapat mencapai visi dan misi suatu organisasi serta meningkatkan kinerja pegawai.

Kinerja pegawai dipengaruhi oleh bermacam-macam ciri pribadi dari masing- masing individu. Dalam perkembangan yang kompetitif dan mengglobal, perusahaan membutuhkan pegawai yang berprestasi tinggi. Pada saat yang sama, pegawai memerlukan umpan balik atas kinerja mereka sebagai pedoman bagi tindakan- tindakan mereka pada masa yang akan datang (Rivai dan Sagala,2013:547). Dalam upaya mencapai kinerja yang produktif maka setiap pegawai harus memiliki motivasi atau dorongan untuk dapat bekerja lebih baik. Disiplin dari setiap individu pegawai juga diperlukan, karena dengan kedisiplinan yang tinggi diharapkan pegawai dapat bekerja dengan efektif dan efisien. Selain motivasi dan disiplin kerja, lingkungan kerja yang baik dapat memberikan kenyamanan dan ketenangan dalam bekerja sehingga mampu meningkatkan hasil kinerja pegawai. Motivasi diartikan sebagai keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai tujuan (Handoko. 2001: 252).

(16)

Motivasi sangat penting dalam meningkatkan kinerja pegawai. Hal inilah yang menjadi tugas seorang pimpinan untuk memberikan motivasi kepada para pegawainya agar dapat bekerja sesuai dengan yang diharapkan.

Disiplin merupakan bentuk pelatihan yang menegakkan peraturan-peraturan perusahaan (Mathis. 2002: 314). Disiplin harus ditegakkan dalam suatu perusahaan, karena tanpa dukungan disiplin pegawai yang baik, maka sulit bagi perusahaan untuk mewujudkan tujuannya. Kedisiplinan seseorang merupakan hal terpenting karena semakin baik disiplin pegawai, semakin tinggi kinerja pegawai yang dapat dicapainya. Selain motivasi dan disiplin kerja, kinerja pegawai juga dipengaruhi oleh lingkungan tempat pegawai bekerja. Dalam menciptakan lingkungan tersebut perlu didukung oleh faktor lingkungan yang baik dimana ada pengaturan tempat kerja atau tata ruang yang menimbulkan kepuasan kerja bagi para pegawai, terdapat cahaya penerangan yang cukup memancar dengan tepat, sehingga menambah efisiensi kerja para pegawai, adanya suhu udara lingkungan yang lebih rendah dari suhu badan.

Pemakaian warna yang tepat, karena warna dapat mempengaruhi jiwa pegawai sehingga kegembiraan dan ketenangan bekerja para pegawai akan terpelihara. Perlu memperhatikan faktor suara yang sering mengurangi efisiensi kerja para pegawai, hendak diperhatikan letak alat-alat kantor yang membuat gaduh (Gie. 2000: 210- 220).

Perkembangan sebuah perusahaan dapat dilihat dari kinerja pegawai pegawai yang dipengaruhi oleh motivasi kerja, disiplin kerja dan lingkungan kerja. Oleh karena itu, untuk melihat besar pengaruhnya maka digunakan analisis jalur untuk mengetahui pengaruh langsung dan tidak langsung antara motivasi kerja, disiplin kerja dan lingkungan kerja terhadap kinerja pegawai. Pengaruh kinerja pegawai terhadap motivasi kerja, disiplin kerja dan lingkungan kerja dapat dilihat dari pegawai Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Sumatera Utara yaitu dapat memberikan pemeliharaan lingkungan dan disiplin kerja yang baik sebagaimana yang sudah diterapkan di perusahaan tersebut dalam memberikan pelayanan dibidang pendidikan. Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan merupakan organisasi yang terus berkembang, hal ini berdampak pada tuntutan pengembangan kompetensi pegawai sesuai dengan persyaratan jabatan yang ada. Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Sumatera Utara karena

(17)

Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Sumatera Utara merupakan salah satu lembaga yang peduli dan memperhatikan motivasi, disiplin, dan lingkungan kerja agar dapat memberikan kenyamanan untuk pegawai yang sedang bekerja. Sehingga para pegawai tersebut lebih dapat meningkatkan kinerja pegawainya. Analisa jalur (Path Analysis) adalah cara untuk melihat pengaruh langsung dan tidak langsung antara motivasi kerja, disiplin kerja dan lingkungan kerja terhadap kinerja pegawai.

Analisis jalur ini merupakan pengembangan dari analisis regresi, sehingga analisis regresi dapat dikatakan sebagai bentuk khusus dari analisis jalur. Jadi persamaan yang digunakan untuk analisis regresi juga digunakan pada analisis jalur.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis ingin lebih mengetahui mengenai pengaruh motivasi, disiplin, dan lingkungan kerja terhadap kinerja pegawai untuk dapat mencapai tujuan organisasi. Dengan demikian penulis melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Motivasi Kerja, Disiplin Kerja, dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai di Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Sumatera Utara”.

1.2 PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas maka rumusan dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah terdapat hubungan langsung antara Motivasi Kerja, Disiplin Kerja, dan Lingkungan Kerja dengan Kinerja pegawai?

2. Apakah Motivasi Kerja, Disiplin Kerja, dan Lingkungan Kerja mempengaruhi Kinerja pegawai secara tidak langsung sebagai variabel intervening?

1.3 BATASAN MASALAH

Batasan masalah dibuat agar arah dan tujuan dari suatu masalah yang diteliti lebih jelas dan tidak menyimpang serta menimbulkan kekeliruan bagi penulis dan pembaca. Untuk itu maka penulis membatasi masalahnya hanya pada pembahasan pengaruh motivasi kerja, disiplin kerja dan lingkungan Kerja terhadap kinerja pegawai Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Sumatera Utara.

(18)

1.4 TUJUAN PENELITIAN

Adapun tujuan penulis melakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya pengaruh motivasi, disiplin, dan lingkungan kerja terhadap kinerja pegawai di Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Sumatera Utara.

1.5 MANFAAT PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan dnegan harapan dapat memberikan manfaat antara lain:

1. Memberikan atau menambah wawasan bagi penulis, terutama dalam penerapan ilmu yang didapat selama didunia perkuliahan, dengan menyatukan materi dan objek permasalahan yang dijadikan sebagai materi pembahasan.

2. Hasil penelitian inidiharapkan dapat memberikan informasi bagi pembaca dan pihak yang berkepentingan, untuk mengetahui pengaruh motivasi, disiplin, dan lingkungan kerja terhadap kinerja pegawai di Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Sumatera Utara.

3. Penelitian ini dapat digunakan Kepala Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Sumatera Utara untuk mengetahui pengaruh kinerja pelayanan pegawai

4. Melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Ahli Madya.

1.6 METODE PENELITIAN

1. Studi Kepustakaan (Study Literatur)

Metode penelitian kepustakaan (Study Literature) yaitu metode pengumpulan data dan informasi dengan menghimpun informasi yang relevan dengan topik atau masalah yang akan diteliti. Informasi dapat diperoleh dari buku-buku ilmiah, laporan penelitian, karangan-karangan ilmiah, ensiklopedia, pelajaran yang didapat diperkuliahan ataupun sumber-sumber tertulis baik tercetak maupun elektronik lain.

2. Metode Pengambilan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data yang diperoleh secara langsung dari responden melalui pemberian kusioner, Kuesioner ini digunakan untuk memperoleh informasi mengenai motivasi, disiplin, lingkungan, kinerja pegawai.

Dalam penelitian ini kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup yang sudah

(19)

disediakan jawabannya, sehingga responden tinggal memilih (Arikunto. 2006:151).

Setiap item pertanyaan disediakan 4 jawaban dengan skor masing masing sebagai berikut:

1. Jawaban a dengan skor 4, 2. Jawaban b dengan skor 3, 3. Jawaban c dengan skor 2, 4. Jawaban d dengan skor 1

3. Analisis Data

Data penelitian di atas adalah menggunakan analisis jalur. Analisis jalur adalah suatu teknik untuk menganalisa hubungan sebab – akibat yang terjadi pada regresi berganda jika variabel bebasnya mempengaruhi variabel tergantung tidak hanya secara langsung, tetapi juga secara tidak langsung.

Pada model persamaan satu jalur ini, hubungan pertamanya sama dengan regresi berganda, yaitu variabel bebas yang terdiri dari lebih dari satu variabel bebas dan variabel tergantungnya satu atau lebih dari satu variabel. Diagram jalur tersebut terdiri atas persamaan struktural yaitu , , disebut sebagai variabel eksogen dan Y sebagai variabel endogen.

Adapun rumus persamaan strukturalnya dapat dituliskan sebagai berikut:

+ +  (1.1)

di mana:

= koefisien jalur yux1

koefisien jalur yux2

variabel eksogen variabel endogen

error i = 1,2,…,k

(20)

Untuk menghitung besarnya pengaruh langsung dan tidak langsung variabel bebas terhadap variabel terikat adalah:

Besarnya pengaruh langsung (Direct Effect) variabel bebas terhadap variabel terikat Xu.

, (1.2)

Menguji kebermaknaan (test of significance) setiap koefisien jalur yang telah dihitung secara bersama-sama variabel eksogen terhadap variabel endogen, dapat dilakukan dengan langkah kerja sebagai berikut:

Langkah Pertama Perumusan hipotesa :

H0 : , artinya tidak terdapat pengaruh variabel eksogen (Xi) terhadap variabel endogen (Xu).

H1 : , artinya terdapat pengaruh variabel eksogen (Xi) terhadap variabel endogen (Xu).

Langkah kedua Menentukan taraf nyata dan nilai Ftabel dengan derajat kebebasan v1 = k dan v2 = n-k-1

Langkah ketiga Menentukan nilai statistik F dengan rumus:

{ ( )} {

( )} (1.3) di mana:

k = banyaknya variabel eksogen dalam sub-struktur yang sedang diuji

F = mengikuti tabel distribusi F, dengan derajat bebas (degrees of freedom) dan

(21)

Langkah keempat Membuat keputusan terhadap hipotesis dengan membandingkan nilai Fhitung dengan Ttabel dan Chi-squarehitung dengan Chi-squaretabel

Di mana:

H0 diterima jika Fhitung Ftabel H0 ditolak jika Fhitung Ftabel

H0 diterima jika thitung ttabel H0 ditolak jika thitung ttabel

Langkah kelima Membuat keputusan berdasarkan keputusan yang diambil.

1. Membuat kesimpulan

1.7 LOKASI PENELITIAN

Dalam melakukan peninjauan penulisan Tugas Akhir ini penulis mengambil data secara primer menggunakan kuisioner di Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Sumatera Utara.

1.8 SISTEMATIKA PENULISAN

Penulisan tugas akhir ini disusun secara sistematis,yang didalamnya dikemukakan bab sebagai berikut :

Bab 1 : PENDAHULUAN

Dalam bab ini diuraikan latar belakang masalah, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan masalah, manfaat masalah, metode penelitian yang digunakan dan bagaimana sistematika penulisannya.

Bab 2 : LANDASAN TEORI

Bab ini menguraikan segala sesuatu yang berhubungan dengan penyelesaian masalah sesuai dengan judul dan permasalahan yang diutarakan mengenai analisis jalur.

Bab 3 : METODOLOGI PENELITIAN

(22)

Bab ini menguraikan tentang objek pengamatan, metode pengambilan data,sumber data, dan tehnik pengolahan data.

Bab 4 : HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini menjelaskan mengenai data yang akan dianalisis,metode analisis data dengan menggunakan analisis jalur serta interpretasi data.

Bab 5 : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi tentang beberapa kesimpulan dan saran yang dapat diberikan penulis sesuai dengan analisis yang dilakukan.

(23)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Analisis Jalur

Analisis jalur dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama tahun 1920-an oleh seorang ahli genetika yaitu Sewall Wright. Analisis jalur sebenarnya sebuah tehnik yang merupakan pengembangan korelasi yang diurai menjadi beberapa interpretasi akibat yang ditimbulkannya. Tehnik ini juga dikenal sebagai model sebab-akibat (causing modeling). Definisi analisis jalur, di antaranya : “Analisis jalur ialah suatu tehnik untuk menganalisis hubungan sebab akibat yang terjadi pada regresi berganda jika variabel bebasnya mempengaruhi variabel tergantungnya tidak hanya secara langsung, tetapi juga secara langsung, tetapi juga secara tidak langsung”.

Model analisis jalur digunakan untuk menganalisis pola hubungan antar variabel dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh langsung maupun tidak langsung seperangkat variabel bebas (eksogen) terhadap variabel terikat (endogen). Model analisis jalur yang dibicarakan adalah pola hubungan sebab akibat. Rumusan masalah penelitian dalam kerangka analisis jalur hanya berkisar pada variabel bebas (X1, X2,

…, Xk) berpengaruh terhadap variabel terikat Y, atau berapa besar pengaruh kausal langsung, kausal tidak langsung, kausal total maupun simultan seperangkat variabel bebas (X1, X2, …, Xk) terhadap variabel terikat Y.

2.2 Asumsi-asumsi Analisis Jalur

Sebelum melakukan analisis, ada beberapa prinsip dasar atau asumsi yang mendasari analisis jalur, yaitu :

1. Pada model analisis jalur, hubungan antar variabel adalah bersifat linier, adaptif dan bersifat normal.

2. Hanya sistem aliran kausal ke satu arah artinya tidak arah kausalitas yang berbalik.

(24)

3. Variabel terikat (endogen) minimal dalam skala ukur interval dan ratio.

4. Menggunakan sampel probability sampling yaitu tehnik pengambilan sampel untuk memberikan peluang yang sama pada setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel.

5. Variabel observasi diukur tanpa kesalahan (instrumen pengukuran valid dan reliabel) artinya variabel yang diteliti dapat diobservasi secara langsung.

6. Model yang dianalisis dispesifikasikan (diidentiikasi) dengan benar berdasarkan teori-teori dan konsep-konsep yang relevan artinya model teori yang dikaji atau diuji dibangun berdasarkan kerangka teoritis tertentu yang mampu menjelaskan hubungan kausalitas antar variabel yang diteliti.

2.3 Manfaat Analisis Jalur

Manfaat model analisis jalur di antaranya adalah :

1. Untuk penjelasan terhadap fenomena yang dipelajari atau permasalahan yang diteliti.

2. Prediksi nilai variabel terikat (Y) berdasarkan nilai variabel bebas (X), dan prediksi dengan analisis jalur ini bersifat kualitatif.

3. Faktor dominan terhadap variabel terikat (Y) dapat digunakan untuk menelusuri mekanisme pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel (Y).

4. Pengujian model mengggunakan teori trimming baik untuk uji reliabilitas konsep yang sudah ada ataupun uji pengembangan konsep baru.

2.4 Beberapa Istilah dalam Analisis Jalur

Model jalur ialah suatu digram yang menghubungkan antara variabel bebas, perantara dan terikat. Pola hubungan ditunjukkan dengan menggunakan anak panah.

Anak panah-anak panah tunggal menunjukkan hubungan sebab akibat antara variabel-variabel bebas (exogenous) atau perantara dengan satu variabel dengan variabel terikat atau lebih. Anak panah juga menghubungkan kesalahan (variable residue) dengan semua variabel terikat (endogenous) masing-masing. Anak panah ganda menunjukkan korelasi antara pasangan varibel-variabel exogenous.

Variabel exogenous dalam suatu model jalur ialah semua variabel yang tidak ada penyebab-penyebab eksplisitnya atau dalam diagram tidak ada anak-anak panah

(25)

yang menuju ke arahnya, selain pada bagian kesalahan pengukuran. Jika antara variabel exogenous dikorelasikan maka korelasi tersebut ditunjukkan dengan anak panah dengan kepala dua yang menghubungkan variabel-variabel tersebut.

Variabel endogenous ialah variabel yang mempunyai anak-anak panah menuju ke arah variabel tersebut. Variabel yang termasuk di dalamnya ialah mencakup semua variabel perantara dan terikat. Variabel perantara endogenous mempunyai anak panah yang menuju ke arahnya dan dari arah variabel tersebut dalam suatu model diagram jalur. Adapun variabel tergantung hanya mempunyai anak panah yang menuju ke arahnya.

Koefisien jalur adalah koefisien regresi standar atau disebut beta yang menunjukkan pengaruh langsung dari suatu variabel bebas terhadap variabel terikat dalam suatu model jalur tertentu. Oleh karena itu, jika suatu model mempunyai dua atau lebih variabel-variabel penyebab, maka koefisien-koefisien jalurnya merupakan koefisien-koefisien regresi parsial yang mengukur besarnya pengaruh satu variabel terhadap variabel lain dalam suatu model jalur tertentu yang mengontrol dua variabel lain sebelumnya dengan menggunakan data yang sudah distandarkan atau matriks korelasi sebagai masukan.

2.5 Model Analisis Jalur

Beberapa istilah dan defenisi dalam path analysis: (1) Dalam path analysis, hanya menggunakan sebuah lambang variabel, yaitu X. Untuk membedakan X yang satu dengan X yang lainnya, menggunakan subscript (indeks). Contoh: X1, X2, X3,

… ,Xk. (2) Membedakan dua jenis variabel, yaitu variabel yang menjadi pengaruh (exogenous variable) dan variabel yang dipengaruhi (endogenous variable). (3) Lambang hubungan langsung dari eksogen ke endogen adalah panah bermata satu, yang bersifat recursive atau arah hubungan yang tidak berbalik/satu arah. (4) Diagram jalur merupakan diagram atau gambar yang mensyaratkan hubungan terstruktur antar variabel (Harun Al Rasyid, 2005).

(26)

Ada beberapa model jalur mulai dari yang paling sederhana sampai dengan yang lebih rumit, diantaranya diterangkan di bawah ini:

1. Analisa Jalur Model Trimming

Model Trimming adalah model yang digunakan untuk memperbaiki suatu model struktur analisis jalur dengan cara mengeluarkan dari model variabel eksogen yang koefisien jalur diuji secara keseluruhan apabila ternyata ada variabel yang tidak signifikan. Walaupun ada satu, dua, atau lebih variabel yang tidak signifikan, perlu memperbaiki model struktur analisis jalur yang telah dihipotesiskan.

2. Model Regresi Berganda

Model ini merupakan pengembangan regresi berganda dengan menggunakan dua variabel eksogenous, yaitu X1 dan X2 dengan satu variabel endogenous Y.

Model Regresi Berganda seperti Gambar 2.1.

Gambar 2.1 Model Regresi Berganda

3. Model Mediasi

Model mediasi atau perantara di mana variabel Y memodifikasi pengaruh variabel X terhadap variabel Z. Model Mediasi seperti Gambar 2.2.

X1

X2

X3

(27)

Gambar 2.2 Model Mediasi

4. Model Kombinasi

Model ini merupakan kombinasi model regresi berganda dan model mediasi, yaitu variabel X berpengaruh terhadap variabel Z secara langsung dan secara tidak langsung mempengaruhi variabel Z melalui variabel Y. Model Kombinasi seperti Gambar 2.3.

Gambar 2.3 Model Kombinasi

5. Model Kompleks

Model ini merupakan model yang lebih kompleks, yaitu variabel X1 secara langsung mempengaruhi variabel Y2 dan melalui variabel X2 secara tidak

X

Y

Z

X

Y

Z

(28)

langsung mempengaruhi Y2, sementara variabel Y2 juga dipengaruhi oleh variabel Y1. Model Kompleks seperti Gambar 2.4.

Gambar 2.4 Model Kompleks

1. Model Rekursif dan Model Non Rekursif

Gambar 2.5 Model Rekursif dan Non Rekursif

Dari sisi pandang arah sebab-akibat, ada dua tipe model jalur, yaitu Rekursif dan Non Rekursif. Model Rekursif dan Model Non Rekursif dapat diterangkan sebagai berikut:

X1 X2

Y1 Y2

X1

X2

X3 X4

(29)

a. Anak panah menuju satu arah, yaitu dari X1 ke X2, X3, dan X4, dari X2 ke X3

dan X4, dan dari X3 menuju ke X4. Tidak ada arah yang terbalik, misalnya dari X4 ke X1.

b. Hanya terdapat satu variabel exogenous, yaitu X1 dan tiga variabel endogenous, yaitu X2, X3, dan X4. Masing-masing variabel endogenous diterangkan oleh variabel X1 dan error ( dan ).

c. Satu variabel endogenous dapat menjadi penyebab variabel endogenous lainnya, tetapi bukan ke variabel exogenous.

Model Non Rekursifterjadi jika anak panah tidak searah atau terjadi arah yang terbalik (looping), misalnya dari X4 ke X3 atau dari X3 ke X1 dan X2, atau bersifat sebab-akibat (reciprocal cause). Ada tiga tipe model dalam Model Rekursifdan Model Non Rekursif, yaitu:

1. Model Persamaan Satu Jalur

Model persamaan satu jalur merupakan hubungan sebenarnya sama dengan regresi berganda, yaitu variabel bebas terdiri lebih dari satu variabel dan variabel tergantungnya hanya satu. Model Persamaan Satu Jalur seperti Gambar 2.6.

Gambar 2.6 Model Persamaan Satu Jalur

2. Model Persamaan Dua Jalur

Model ini terdiri dari tiga variabel bebas dan mempunyai dua variabel tergantung.

Model Persamaan Dua Jalur seperti Gambar 2.7.

X1

X2

X3

Y

(30)

Gambar 2.7 Model Persamaan Dua Jalur

3. Model Persamaan Tiga Jalur

Model ini terdiri dari tiga variabel bebas, salah satu variabel bebas menjadi variabel perantara dan mempunyai dua variabel tergantung. Model Persamaan Tiga Jalur seperti Gambar 2.8.

Gambar 2.8 Model Persamaan Tiga Jalur

2.6 Diagram Jalur dan Persamaan Struktural

Pada saat akan melakukan analisis jalur, disarankan untuk terlebih dahulu menggambarkan secara diagramatik struktur hubungan kausal antara variabel penyebab dengan variabel akibat. Diagram ini disebut diagram jalur (Path Diagram),

X4

Y X3

X2

X1

X1

X2

X3

X4 Y

(31)

dan bentuknya ditentukan oleh proposisi teoritik yang berasal dari kerangka pikir tertentu.

Gambar 2.9 Diagram Jalur yang Menyatakan Hubungan Kausal dari X1

Sebagai Penyebab ke X2 Sebagai Akibat Keterangan:

X1 adalah variabel eksogen (exogenous variable), untuk itu selanjutnya variabel penyebab akan disebut sebagai variabel eksogen. X2 adalah variabel endogen (endogenous variable), sebagai akibat, dan ε adalah variabel residu (residual variable), yang merupakan gabungan dari: (1) Variabel lain, di luar X1, yang mungkin mempengaruhi X2 dan telah teridentifikasi oleh teori, tetapi tidak dimasukkan dalam model. (2) Variabel lain, di luar X1, yang mungkin mempengaruhi X2 tetapi belum teridentifikasi oleh teori. (3) Kekeliruan pengukuran (error of measurement), dan (4) Komponen yang sifatnya tidak menentu (random component).

Gambar 2.9 merupakan diagram jalur yang paling sederhana yang menyatakan bahwa X3 dipengaruhi secara langsung oleh X1 dan X2, tetapi di luar X1 dan X2, masih banyak penyebab lain yang dalam penelitian yang sedang dilakukan tidak diukur. Penyebab lain itu dinyatakan oleh ε. Persamaan struktural yang dimiliki oleh Gambar 2.1 adalah X3 = + . Selanjutnya tanda anak panah satu arah menggambarkan pengaruh langsung dari variabel eksogen terhadap variabel endogen.

(32)

Gambar 2.10 Diagram Jalur yang Menyatakan Hubungan Kausal dari X1, X2, X3, dan X4

Gambar 2.10 menunjukkan bahwa diagram jalur tersebut terdapat tiga buah variabel eksogen, yaitu X1, X2, dan X3, sebuah variabel endogen (X4) serta sebuah variabel residu ε. Pada Gambar 2.10 juga mengisyaratkan bahwa hubungan antara X1

dengan X4, X2 dengan X4 dan X3 dengan X4 adalah hubungan kausal, sedangkan hubungan antara X1 dengan X2, X2 dengan X3 dan X1 dengan X3 masing-masing adalah hubungan korelasional. Perhatikan panah dua arah, panah tersebut menyatakan hubungan korelasional. Bentuk persamaan strukturalnya adalah: X4 =

+ + .

Gambar 2.11 Hubungan Kausal dari X1, X2, ke X3 dan dari X3 ke X4

Perhatikan bahwa pada Gambar 2.11 di atas, terdapat dua buah sub-struktur.

Pertama, sub-struktur yang menyatakan hubungan kausal dari X1 dan X2 ke X3, serta kedua, sub-struktur yang mengisyaratkan hubungan kausal dari X3 ke X4. Persamaan

(33)

struktural untuk Gambar 2.3 adalah: Y = + dan Z = + +

. Pada sub-struktur pertama X merupakan variabel eksogen, Z sebagai variabel endogen dan ε1 sebagai variabel residu. Pada sub-struktur kedua, X dan Y merupakan variabel eksogen, Z sebagai variabel endogen serta ε1 dan ε2 sebagai variabel residu.

Berdasarkan contoh-contoh diagram jalur di atas, maka dapat memberikan kesimpulan bahwa makin kompleks sebuah hubungan struktural, makin kompleks diagram jalurnya, dan makin banyak pula sub-struktur yang membangun diagram jalur tersebut.

2.7 Koefisien Jalur

Besarnya pengaruh langsung dari suatu variabel eksogen terhadap variabel endogen tertentu, dinyatakan oleh besarnya nilai numerik koefisien jalur (path coefficient) dari eksogen ke endogen. Hubungan antara X1 dan X2 adalah hubungan korelasional. Intensitas keeratan hubungan tersebut dinyatakan oleh besarnya koefisien korelasi . Hubungan X1 dan X2, ke X3 adalah hubungan kausal. Besarnya nilai numerik koefisien jalur dan serta koefisien jalur menggambarkan besarnya pengaruh langsung variabel residu (implicit exogenous variabel) terhadap X3.

Langkah kerja yang dilakukan untuk menghitung koefisien jalur adalah:

1. Gambarkan dengan jelas diagram jalur yang mencerminkan proposisi hipotetik yang diajukan, lengkap dengan persamaan strukturalnya. Harus bisa menterjemahkan hipotesis penelitian yang kita ajukan ke dalam diagram jalur, sehingga bisa tampak jelas variabel apa saja yang merupakan variabel eksogen dan apa yang menjadi variabel endogennya.

2. Identifikasikan persamaan yang akan dihitung koefisien jalurnya. Misalkan dalam persamaan yang telah diidentifikasi terdapat k buah variabel eksogen, dan sebuah variabel endogen Xu yang dinyatakan oleh persamaan:

+ + (2.3)

(34)

variabel eksogen variabel endogen error

3. Menghitung matriks korelasi antar variabel.

[

] (2.1)

Formula untuk menghitung koefisien korelasi yang dicari adalah menggunakan Product Moment Coefficient dari Karl Pearson. Alasan penggunaan teknik koefisien korelasi dari Karl Pearson adalah karena variabel-variabel yang hendak dicari korelasinya memiliki skala pengukuran interval. Formulanya:

√{ ∑ }{ ∑ } (2.2)

= koefisien korelasi Xi dan Yi

n = banyaknya data = variabel eksogen = variabel endogen i = 1, 2, …, n

3. Menguji Hubungan Antara Variabel Motivasi Kerja dan Variabel Lingkungan Kerja

Dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Menentukan hipotesa

H0 :tidak ada hubungan antara variabel Xi (eksogen).

(35)

H1 : ada hubungan antara variabel Xi (eksogen).

b. Menentukan taraf signifikan Taraf signiikan  = 0,05 rtabel = r,n

c. Menentukan kriteria pengujian H0 diterima jika rhitung ˂ rtabel H0 ditolak jika rhitung ˃ rtabel

[

] (2.5)

4. Menghitung matriks invers korelasi eksogen, dengan rumus berikut:

[

] (2.6)

5. Menghitung semua koefisien jalur , di mana melalui rumus:

[ ] [

] [ ] (2.7)

di mana:

koefisien jalur variabel dan korelasi variabel dengan

(36)

kofaktor dari kolom ke-i baris ke-j

Catatan: Contoh di atas merupakan model analisis jalur kompleks, sehingga langkah-langkah perhitungan untuk mencari koefisien jalurnya dapat mengikuti pola di atas. Besarnya koefisien jalur untuk model analisis jalur sederhana, yang terdiri dari satu variabel eksogen dan satu variabel endogen, nilainya sama dengan besarnya koefisien korelasi antar kedua variabel tersebut

6. Menghitung koefisien determinasi ganda untuk masing-masing model struktural,

koefisien determinasi adalah informasi mengenai kecocokan suatu model.

Koefisien determinasinya dengan rumus:

[ ]

Selanjutnya, koefisien residu ( ) dihitung dengan rumus:

2.8 Pengujian Koefisien Jalur

Menguji kebermaknaan (test of significance) setiap koefisien jalur yang telah dihitung secara bersama-sama variabel eksogen terhadap variabel endogen, dapat dilakukan dengan langkah kerja sebagai berikut:

a. Nyatakan hipotesis statistik (hipotesis operasional) yang akan diuji.

H0 : , artinya tidak terdapat pengaruh variabel eksogen (Xi) terhadap variabel endogen (Xu).

(37)

H1 : , artinya terdapat pengaruh variabel eksogen (Xi) terhadap variabel endogen (Xu).

b. Menentukan taraf nyata dan nilai Ftabel dengan derajat kebebasan v1 = k dan v2

= n-k-1

c. Kriteria pengujian:

H0 diterima jika Fhitung Ftabel

H0 ditolak jika Fhitung Ftabel

d. Menentukan nilai statistik F dengan rumus:

{ ( )} {

( )} (2.12)

di mana:

k = banyaknya variabel eksogen dalam sub-struktur yang sedang diuji

F = mengikuti tabel distribusi F, dengan derajat bebas (degrees of freedom) dan

Nyatakan hipotesis statistik (hipotesis operasional) yang akan diuji.

H0 : 1 2 , artinya tidak terdapat pengaruh variabeleksogen (Xi) terhadap variabel endogen (Xu).

H1 : 1 2 , artinya terdapat pengaruh variabel eksogen (Xi) terhadap variabel endogen (Xu).

Menentukan taraf nyata dan nilai ttabel dengan derajat kebebasan n-k-1 Kriteria pengujian:

H0 diterima jika thitung ttabel

(38)

H0 ditolak jika thitung ttabel

(39)

3.1 Gambaran Umum Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Sumatera Utara

3.1.1 Sejarah singkat LPMP

Pada tahun 1970-an pembangunan lembaga pendidikan di Indonesia untuk jenjang pendidikan dasar mengalami perkembangan yang sangat pesat dari segi kuantitasnya. Kenyataan ini mengakibatkan permasalahan karena tidak diimbangi dengan jumlah guru yang cukup yang memenuhi kualifikasi dan bermutu. Keadaan pendidikan di Indonesia saat itu sangat membutuhkan adanya lembaga yang dapat menangani masalah tersebut. Dibentuknya Balai Penataran Guru berawal dari Keputusan Mendikbud yang saat itu masih dijabat oleh Prof.Syarif Thayeb No.0116/O/1977 tanggal 23 April 1977 tentang kedudukan, tugas, fungsi, susunan organisasi dan tata kerja Balai Penataran Guru nasional dan regional. Pada tanggal 23 Juni 1978 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Dr.Daoed Joesoef menetapkan perubahan nama BPG regional menjadi BPG dan BPG nasional menjadi PPPG (Pusat Pengembangan Penataran Guru). Untuk melaksanakan keputusan tersebut Mendiknas menurunkan Keputusan menteri No.0181/O/1979 tanggal 20 Agustus 1979 tentang (1) Pengalihan BPG regional menjadi BPG;(2) Segala milik dan hutang-piutang eks-BPG regional menjadi milik BPG;(3) Pengangkatan pimpinan dan pegawai menjadi ketetapan sendiri. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Prof.Fuad Hassan mengeluarkan SK No.0240a/O/1991 pada tanggal 22 Mei 1991 tentang perumusan kembali organisasi dan tata kerja BPG serta penambahan BPG sehingga jumlahnya menjadi 27 BPG yang terdapat di setiap propinsi.

Pada tanggal 3 Oktober 2000 Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara melalui Deputi Bidang Kelembagaan Suryanto Suryokusumo memberikan surat edaran tentang daftar inventarisasi unit pelayanan teknis (UPT) Departemen dan lembaga pemerintah non departemen. Daftar tersebut memuat tentang UPT yang akan diserahkan ke daerah dan yang tetap menjadi UPT Departemen, dimana UPT BPG masih berada di bawah Ditjen Dikdasmen dan tidak diserahkan ke daerah. Pada

(40)

tanggal 18 Oktober 2001 Menteri Pendidikan Nasional memberikan surat edaran tentang kedudukan dan tanggungjawab unit pelaksanan teknis di bawah Departemen Pendidikan Nasional. Dalam surat edaran ini dijelaskan bahwa Balai Penataran Guru (BPG) berada di bawah Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah dan tidak diserahkan kepada daerah dan masih tetap menjadi unit pelaksanan teknis pusat.

Dalam pelaksanaannya secara teknis dibina oleh dan bertanggungjawab kepada Direktur Tenaga Kependidikan dan secara administratif dibina oleh dan bertanggungjawab kepada Sekertaris Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.

Otonomi daerah dalam pendidikan yang mengalihkan sebagian besar tugas dan tanggung jawab penyelenggara pendidikan menimbulkan berbagai masalah diantaranya terjadinya kesenjangan mutu pendidikan antar daerah karena tiap daerah memiliki jumlah dan mutu guru serta sumber belajar yang tidak seimbang, kesenjangan mutu pendidikan karena perbedaan kemampuan keuangan antar daerah.

Untuk mengatasi masalah tersebut, Dr.Ir.Indra Djati Sidi selaku Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah mengusulkan tentang pengembangan tugas dan fungsi BPG menjadi Lembaga Pengendali Mutu Pendidikan. Tanggal 31 Mei 2002, Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Dr.Ir.Indra Djati Sidi menyerahkan naskah tentang pengembangan BPG kepada Menteri Pendidikan Nasional A.Malik Fajar. Di bulan Juli keluar Keputusan Pemerintah bahwa BPG Sumatera Utara beralih fungsi menjadi Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) Sumatera Utara melalui Keputusan Menteri Pendidika Nasional Republik Indonesia Nomor 087/O/2003 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan.

Pada tahun 2007 dilakukan refungsionalisasi Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan menjadi Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional yang ditetapkan pada 13 Februari 2007. Keberadaan Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan secara jelas ditetapkan dengan Permendiknas Nomor 7 Tahun 2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan. LPMP Sumut sebagai unit pelaksana teknis Depdiknas tetap berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Peningkatan Mutu

(41)

Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PMPTK) Departemen Pendidikan Nasional sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 31 Tahun 2005.

Dalam rangka melaksanakan Pasal 707 Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 92 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara, maka Kemdikbud RI menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, maka LPMP Sumut berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Badan Pengembangan Sumber Daya Pendidikan dan Kebudayaan Dan Penjaminan Mutu Pendidikan. Selanjutnya melalui Permendikbud No. 14 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan maka LPMP Sumut berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah hingga saat ini. Tupoksi LPMP fokus pada proses Penjaminan Mutu Pendidikan untuk mencapai delapan Standar Nasional Pendidikan pada Pendidikan Dasar dan Menengah yang tertuang dalam Permendikbud Nomor 59 Tahun 2016.

3.1.2 Struktur Organisasi

Organisasi perusahaan merupakan wadah bagi sekumpulan orang yang mempunyai kepentingan bersama yang telah ditentukan lebih dahulu. Setiap perusahaan agar dapat menjalankan fungsinya dan dapat berjalan dengan lancar sebagaimana mestinya, harus mempunyai organisasi yang jelas dan baik, karena tanpa adanya organisasi perusahaan tidak akan berlangsung secara teratur sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu, organisasi mutlak untuk kelancaran aktivitas perusahaan, yaitu untuk mempermudah dalam pelimpahan wewenang, tugas dan tanggung jawab masing-masing bagian.

(42)

Gambar 4.1 struktur organisasi Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Sumatera Utara

Dalam melaksanakan tugas dan fungsi, Kepala LPMP Sumatera Utara dibantu oleh sub bagian umum, tiga seksi, dan tenaga fungsional yang masing-masing memiliki tugas dan fungsi sebagai berikut:

1. Sub Bagian Umum mempunyai tugas melakukan urusan perencanaan, keuangan, kepegawaian, ketatalaksanaan, ketatausahaan, kehumasan dan kerumahtanggaan LPMP.

2. Seksi Sistem Informasi mempunyai tugas melakukan pengembangan dan pengelolaan sistem informasi mutu pendidikan dasar dan pendidikan menengah.

3. Seksi Pemetaan Mutu dan Supervisi mempunyai tugas melakukan pemetaan mutu dan supervisi satuan pendidikan dasar dan pendidikan menengah dalam pencapaian standar nasional pendidikan.

4. Seksi Fasilitasi Peningkatan Mutu Pendidikan mempunyai tugas melakukan fasilitasi dan kerja sama peningkatan mutu pendidikan dasar dan pendidikan menengah dalam pencapaian standar nasional pendidikan.

3.1.3 Visi dan Misi LPMP Sumatera Utara Visi

Terwujudnya pendidikan dasar dan menengah di Provinsi Sumatera Utara sebagai Standar Nasional Pendidikan melalui implementasi Penjaminan Mutu Pendidikan yang berkarakter.

(43)

Misi

1. Meningkatkan mutu pendidikan dasar dan menengah pada satuan pendidikan melalui implementasi penjaminan mutu yang berkelanjutan dalam pemenuhan standar nasional pendidikan (M1);

2. Memfasilitasi peningkatan profesionalisme pendidik dan tenaga kependidikan dasar dan menengah di Sumatera Utara dalam rangka penjaminan mutu pendidik dan tenaga kependidikan (M2):

3. Mengembangkan manajemen sistem informasi mutu pendidikan dasar dan menengah yang moderen melalui peta mutu pendidikan dasar dan menengah yang terintegrasi dan online (M3);

4. Memberi bantuan supervisi, bimbingan, arahan, saran dan bantuan teknis pada satuan pendidikan dasar dan menengah melalui supervisi mutu pendidikan dalam rangka mencapai Standar Nasional Pendidikan (M4);

5. Meningkatkan tata kelola dan kompetensi sumber daya manusia penjaminan mutu pendidikan yang professional (M5).

3.2 Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer diperoleh dengan cara menyebar kuisioner kepada pegawai di lembaga penjaminan mutu pendidikan sumatera utara. Kuisioner, merupakan tehnik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan kepada responden untuk dijawab.

Peneliti mendampingi responden selama pengisian kuisioner, sehingga apabila responden mengalami kesulitan dalam mengisi, maka dapat dijelaskan oleh peneliti.

3.3 Variabel Penelitian

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah motivasi kerja, disiplin kerja, lingkungan kerja terhadap kinerja pegawai.

3.3.1 Motivasi Kerja (X1)

3.3.1.1 Pengertian Motivasi Kerja

Setiap karyawan diharapkan memilki semangat kerja yang tinggi dalam

(44)

akan tercipta apabila karyawan memiliki motivasi kerja yang tinggi. Motivasi adalah sesuatu yang mendorong seseorang untuk menunjukkan perilaku tertentu. Perilaku yang diharapkan untuk ditujukkan oleh tenaga kerja di perusahaan tentunya perilaku yang akan menghasilkan kinerja terbaik bagi perusahaan, dan tentunya bukan sebaliknya (Sule dan Saefullah. 2006: 235). Pendapat lain mengatakan bahwa motivasi adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang, agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi merupakan kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan usaha, sehingga diharapkan dapat mencapai tujuan perusahaan maupun tujuan dalam diri pekerja yang bersangkutan. Motivasi kerja merupakan seperangkat kekuatan baik yang berasal dari dalam diri maupun dari luar diri seseorang yang mendorong untuk memulai berperilaku kerja, sesuai dengan format, arah, intensitas dan jangka waktu tertentu (Pinder, 1998).

3.3.1.2 Indikator-Indikator untuk Motivasi Kerja

Keinginan karyawan satu dengan yang lain berbeda-beda, hal ini karena dipengaruhi faktor dari dalam diri karyawan maupun dari luar. Karyawan yang mempunyai motivasi yang tinggi merasa bahwa mereka diikutsertakan dalam pencapaian tujuan perusahaan sehingga perlu mendapat perhatian. Adapun indikator- indikator yang mempengaruhi motivasi kerja yang sekaligus sebagai indikator dari motivasi kerja, yaitu:

a. Penghargaan dari perusahaan b. Perhatian dari pimpinan c. Gaji yang cukup

d. Partisipasi bawahan terhadap kemajuan perusahaan

3.3.2 Disiplin Kerja (X2)

3.3.2.1 Pengertian Disiplin Kerja

Setiap perusahaan pada umumnya menginginkan agar para karyawan yang bekerja dapat memenuhi seluruh tata tertib atau peraturan yang telah dibuat atau ditetapkan. Dengan ditetapkannya peraturan baik yang tertulis maupun tidak tertulis

(45)

diharapkan agar para karyawan memiliki sikap disiplin yang tinggi dalam bekerja sehingga dapat bekerja secara optimal. Menegakkan kedisiplinan penting bagi suatu perusahaan, karena dengan kedisiplinan diharapkan sebagian besar dari peraturan- peraturan ditaati oleh para karyawan sehingga pekerjaan dapat dilakukan secara efektif dan efisien. Kedisiplinan adalah kesadaran dan kesediaan seseorang mentaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku. Sedangkan kesadaran adalah sikap seseorang yang secara sukarela mentaati semua peraturan dan sadar akan tugas dan tanggung jawabnya. Jadi semua tugasnya dikerjakan dengan baik tanpa paksaan. Kesediaan adalah suatu sikap, tingkah laku dan perbuatan seseorang yang sesuai dengan peraturan perusahaan baik yang tertulis maupun tidak (Fathoni. 2006: 172).

Sedangkan pendapat lain mengatakan bahwa disiplin adalah sikap kejiwaan dari seseorang atau sekelompok orang yang senantiasa berkehendak untuk mengikuti/mematuhi segala aturan/keputusan yang telah ditetapkan (Sinungan. 2008:

135). Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa disiplin kerja merupakan sikap atau tingkah laku yang menunjukkan kesetian dan ketaatan seseorang atau sekelompok orang terhadap peraturan baik tertulis maupun tidak tertulis sehingga pekerjaan yang dilakukan efektif dan efisien. Disiplin kerja adalah kesadaran, kemauan dan kesediaan kerja orang lain agar dapat taat dan tunduk terhadap semua peraturan dan norma yang berlaku, kesadaaran kerja adalah sikap sukarela dan merupakan panggilan akan tugas dan tanggung jawab bagi seorang karyawan. Karyawan akan mematuhi atau mengerjakan semua tugasnya dengan baik dan bukan mematuhi tugasnya itu dengan paksaan. Kesediaan kerja adalah suatu sikap perilaku dan perbuatan seseorang yang sesuai dengan tugas pokok sebagai seorang karyawan. Karyawan harus memiliki prinsip dan memaksimalkan potensi kerja, agar karyawan lain mengikutinya sehingga dapat menanamkan jiwa disiplin dalam bekerja (Wyckoffdan Unel, 1990)

3.3.2.2 Indikator-Indikator untuk Disiplin Kerja

Setiap karyawan harus mempunyai disiplin kerja yang tinggi, karena disiplin mempunyai pengaruh positif terhadap peningkatan produktivitas kerja. (Soedjono.

(46)

1988: 67 dikutip dalam skripsi Nano Ismanto: 2005) indikator dari disiplin kerja, yaitu:

a. Hadir tepat waktu b. Presentase kehadiran c. Taat jam kerja

d. Jam kerja dengan efektif dan efisien e. Sikap dan pribadi baik dengan keteladanan

3.3.3 Lingkungan Kerja (X3)

3.3.3.1 Pengertian Lingkungan Kerja

Lingkungan kerja memegang peranan penting dalam perusahaan, karena secara tidak langsung lingkungan kerja dapat mempengaruhi keberhasilan suatu produksi. Meskipun lingkungan kerja tidak berfungsi sebagai mesin dan peralatan produksi yang langsung memproses bahan baku menjadi produk, akan tetapi secara tidak langsung pengaruh lingkungan kerja akan terasa di dalam proses produksi suatu perusahaan langsung terhadap para karyawan perusahaan dalam bekerja. Lingkungan adalah totalitas faktor-faktor fisik serta sosial yang bersifat ekstern dalam sebuah batas sistem yang dipertimbangkan dalam perilaku pengambilan keputusan pada setiap individu di dalam sistem yang bersangkutan (Sumadji et al. 2006: 285).

Setiap perusahaan mempunyai persyaratan lingkungan fisik yang harus diperhatikan dan diatur sebaik-baiknya oleh setiap manajer. Kenyamanan dengan lingkungan kerja mereka yang bersih, aman, dan tertata dengan rapi merupakan kondisi lingkungan kerja yang dapat mendorong karyawan giat bekerja. Kegairahan kerja akan tercipta dengan sendirinya yang pada akhirnya akan mendorong kenaikan hasil produksi karyawan dalam bekerja. Lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar para pekerja yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang diembankan (Nitisemito, 2000:183).

3.3.3.2 Indikator-Indikator untuk Lingkungan Kerja

Adapun indikator-indikator yang mempengaruhi lingkungan kerja yang sekaligus sebagai indikator dari lingkungan kerja, yaitu:

a. Penerangan

(47)

b. Suasana c. Udara

d. Tata ruangan

e. Hubungan atasan dengan bawahan f. Sesama rekan kerja

3.3.4 Kinerja Pegawai (Y)

3.3.4.1 Pengertian Lingkungan Kerja

Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggungjawab yang diberikan kepadanya (Mangkunegara,2009:67). Definisi lain kinerja adalah keluaran yang dihasilkan oleh fungsi-fungsi atau indikator-indikator suatu pekerjaan atau suatu profesi dalam waktu tertentu (Wirawan, 2009:5).

Menurut Sutrisno (2012:151), kinerja adalah hasil kerja yang telah dicapai seseorang dari tingkah laku kerjanya dalam melaksanakan aktivitas kerja. Sedangkan menurut Bangun (2012:231), kinerja adalah hasil pekerjaan yang dicapai karyawan berdasarkan persyaratan-persyaratan pekerjaan. Juga menurut Silalahi (2013:408), kinerja adalah tingkat pencapaian kerja individu (pegawai) setelah berusaha atau bekerja keras atau hasil akhir dari suatu aktivitas. Pengertian lain kinerja adalah perilaku nyata yang ditampilkan setiap karyawan sebagai prestasi kerja yang dihasilkan sesuai dengan perannya dalam perusahaan (Rivai dan Sagala,2013: 548).

Organisasi adalah kelompok orang yang bekerja bersama dalam satu struktur untuk mencapai tujuan bersama. Ada dua pihak yang bertanggungjawab untuk mencapai tujuan-tujuan, sasaran-sasaran serta target-target organisasional yaitu manajer dan karyawan baik, sebagai individual maupun kelompok. Pekerjaan manajer adalah menetapkan tujuan dan strategi serta melakukan arahan, dan koordinasi untuk mencapainya. Manajer membangun tim kerja yang secara efisien dan secara efektif mencapai tujuan, sasaran-sasaran, dan target organisasional.

Sementara karyawan bekerja sesuai arahan dan strategi agar tujuan dan sasaran tercapai (Silalahi,2013:408).

3.3.4.2 Indikator-Indikator untuk kinerja pegawai

(48)

Adapun indikator-indikator yang mempengaruhi lingkungan kerja yang sekaligus sebagai indikator dari lingkungan kerja, yaitu:

a. Ketelitian dan kerapian bekerja b. Kecepatan penyelesaian pekerjaan c. Pemeliharaan alat kerja kantor d. Ketepatan kerja

e. Ketrampilan kerja

3.4 Tehnik Pengambilan Sampel

Tehnik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah secara purposive sampling. Mereka yang dipilih sebagai responden atau sampel mempunyai kesempatan yang sama kepada seluruh anggota populasi untuk dipilih sebagai sampel, dimana karakteristik subjek ditetapkan sebagai kriteria sampel adalah pegawai dalam tiap seksi di Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan Sumatera Utara.

3.5 Langkah-Langkah dalam Metode Penelitian

Adapun langkah-langkah dalam melakukan penelitian adalah sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi dan merumuskan masalah penentuan sampel.

2. Melakukan studi pendahuluan.

3. Merumuskan hipotesis.

4. Mengidentifikasi variabel dan definisi operasional variabel.

5. Menentukan rancangan dan desain penelitian.

6. Menentukan subjek penelitian.

7. Melaksanakan penelitian berupa wawancara dalam bentuk kuesioner.

8. Melakukan analisis data.

9. Merumuskan hasil penelitian dan pembahasan.

(49)

10. Kesimpulan dan Saran.

3.6 Metode Analisis Data

Metode analisis data adalah telaah terhadap data-yang sudah diperoleh kemudian membandingkannya dengan teori-teori yang ada. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis data kualitatif dan metode analisis data kuantitatif.

3.6.1 Analisis Data Kualitatif

Analisis kulitatif merupkan penganalisisan data yang tidak dapat dinominalkan dengan menggunakan angka-angka, melainkan disajikan berupa keterangan, penjelasan dan pembahasan teori. Dari analisis tersebut kemudian dibuat suatu penyajian atau pengujian.

3.6.2 Analisis Data Kuantitatif

Analisis data kuantitatif adalah suatu bentuk analisis yang penyajiannya dalam angka-angka yang dapat diukur dan dihitung. Tingkat ukuran yang dipakai dalam pengukuran variabel adalah dengan skala Likert, dimana seorang responden dihadapkan pada beberapa pertanyaan kemudian diminta memberikan jawabannya.

3.7 Skala Pengukuran

Perilaku konsumen merupakan variabel kualitatif, maka pengukurannya memerlukan penyekalaan untuk mengurangi subjektifitas responden. Dalam pengukuran, skala likert digunakan untuk sikap, pendapat, ataupun persepsi seseorang atau sekolompok orang tentang sesuatu hal. Mengkuantitatikan data kualitatif adalah dengan mengubah data yang berbentuk pendapat atau jawaban responden kedalam bentuk angka.

Penelitian yang dilakukan menggunakan analisis deskriptif dengan pendekatan kuantitatif dan dibantu dengan program SPSS, jenis penelitian ini yaitu mengkuantitatifkan data kualitatif sehingga memperoleh informasi yang akurat mengenai variabel kinerja pegawai di Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Sumatera Utara.

Gambar

Gambar 2.1 Model Regresi Berganda
Gambar 2.2 Model Mediasi
Gambar 2.5 Model Rekursif dan Non Rekursif
Gambar 2.6 Model Persamaan Satu Jalur
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari uji deskriptif untuk 5 variabel yang diuji yaitu Remunerasi, Motivasi, Gaya Kepemimpinan, Etos Kerja dan Kinerja Pegawai, Lembaga Penjaminan Mutu

Sesuai dengan perolehan data yang diperoleh komunikasi pimpinan kepada karyawan baik yang berati Kepala Seksi Sistem Informasi Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan

Besarnya pengaruh motivasi berprestasi berpengaruh nyata terhadap disiplin kerja pegawai dalam mewujudkan mutu pelayanan pendidikan dilihat dari koefisien determinasi (R 2

“Pengaruh Motivasi dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Non Medis di Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara Kota Medan” beserta seluruh isinya adalah

Sebagai lembaga penyelenggara seritikasi Guru, Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Provinsi Sumatera Utara melakukan sertifikasi berdasarkan portofolio Guru dalam jabatan

6. Pengaruh tidak langsung disiplin kerja dan lingkungan kerja terhadap motivasi kerja dan dampaknya terhadap kinerja pegawai Dinas Pemuda dan Olahraga

Pengaruh Lingkungan Kerja dan Disiplin Kerja Terhadap Motivasi Kerja Serta Dampaknya Pada Kinerja Pegawai Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Sumatera Selatan,

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA, DISIPLIN KERJA DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP MOTIVASI DAN DAMPAKNYA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SUMATERA SELATAN TESIS