PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK DAN KOOPERATIF TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT
TINGGI, KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF DAN SIKAP SOSIAL SISWA PADA MATERI SISTEM
PENCERNAAN MAKANAN SMA NEGERI 2 PEMATANGSIANTAR
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pendidikan Biologi
Oleh :
SISKA OBERLINA PURBA 8136173014
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
i ABSTRAK
Siska Oberlina Purba : Pengaruh Strategi Pembelajaran Berbasis Proyek dan Kooperatif terhadap Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi, Keterampilan Berpikir Kreatif dan Sikap Sosial pada materi Sistem Pencernaan Makanan Siswa Kelas XI SMAN 2 Pematangsiantar. Tesis. Program Pascasarjana UNIMED. 2015.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh strategi pembelajaran berbasis proyek, kooperatif tipe GI dan konvensional terhadap: (1) kemampuan berpikir tingkat tinggi kelas XI SMAN 2 Pematangsiantar; (2) keterampilan berpikir kreatif kelas XI SMAN 2 Pematangsiantar; (3) sikap sosial kelas XI SMAN 2 Pematangsiantar. Penelitian quasi experiment ini menggunakan desain penelitian pretest and postest control group design. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas XI MIA SMAN 2 Pematangsiantar tahun pelajaran 2014/2015 berjumlah 7 kelas. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara acak (cluster random sampling), sebanyak 3 kelas yakni kelas XI4 (PjBL), XI5 (GI) dan XI7 (Konvensional). Tiga instrumen tes digunakan dalam penelitian ini: (1) tes kemampuan berpikir tingkat tinggi; (2) daftar isian keterampilan berpikir kreatif; (3) angket sikap sosial. Uji persyaratan menunjukkan bahwa data terdistribusi normal dan homogen. Hipotesis diuji dengan menggunakan teknik Analisis Kovariat (Anacova) dan Analisis Varians satu jalur (One Way Anova) serta uji Tukey dengan bantuan program SPSS 19.0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) terdapat pengaruh strategi pembelajaran berbasis proyek, kooperatif tipe GI dan konvensional terhadap kemampuan berpikir tingkat tinggi kelas XI SMAN 2 Pematangsiantar. Kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran berbasis proyek berbeda secara signifikan dengan strategi pembelajaran kooperatif tipe GI (P=0,001) dan konvensional (P=0,000); (2) terdapat pengaruh strategi pembelajaran berbasis proyek, kooperatif tipe GI dan konvensional terhadap keterampilan berpikir kreatif kelas XI SMAN 2 Pematangsiantar. Keterampilan berpikir kreatif siswa yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran berbasis proyek tidak berbeda secara signifikan dengan strategi pembelajaran kooperatif tipe GI (P=0,196) tetapi berbeda secara signifikan dengan strategi pembelajaran konvensional (P=0,000); (3) terdapat pengaruh strategi pembelajaran berbasis proyek, kooperatif tipe GI dan konvensional terhadap sikap sosial kelas XI SMAN 2 Pematangsiantar. Sikap sosial siswa yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran berbasis proyek tidak berbeda secara signifikan dengan strategi pembelajaran kooperatif tipe GI (P=0,124) tetapi berbeda secara signifikan dengan pembelajaran konvensional (P=0,000). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran berbasis proyek nilai kemampuan berpikir tingkat tinggi, keterampilan berpikir kreatif dan sikap sosial lebih tinggi dibandingkan dengan pembelajaran kooperatif tipe GI dan konvensional.
Kata kunci: PjBL, Kooperatif, GI, Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi, Keterampilan Berpikir Kreatif, Sikap Sosial.
ii ABSTRACT
Siska Oberlina Purba : The Effect of Project based and Cooperative Learning Strategy on High Order Thinkhing Ability, Creative Thinkhing Skill and Social Attitude of Students Grade XI SMAN 2 Pematangsiantar at Topic Digestive Food System. Thesis. Postgraduate Program, State University of Medan (UNIMED). 2015.
This research is aimed to study the effect of project based, cooperative type GI and conventional learning strategy on: (1) Students higher order thinking ability grade XI SMAN 2 Pematangsiantar; (2) Students creative thinking skill grade XI SMAN 2 Pematangsiantar; (3) Students social attitude grade XI SMAN 2 Pematangsiantar. This quasi experiment used pretest and posttest control group design. The population was all grades XI MIA SMAN 2 Pematangsiantar academic 2014/2015 which consisted of seven classes. The samples were chosen based on cluster random sampling technique in which as many as three classes XI4 (PjBL class), XI5 (GI class) and XI7 (Conventional class). Three test instruments were utilized: (1) higher order thinkhing ability test; (2) student’s creative thinkhing skill checklist and (3) social attitudes questionnaire. The parametric assumptions showed that the data were normally distributed and homogenous. The Anacova, One way Anova and Tukey’s test, at the significance level, α = 0.05, were used for hypothesis testing, using SPSS v.19 statistical software. The result showed that (1) project based, cooperative type GI and conventional learning strategy significantly effecting students’ higher order thinking ability. Higher order thinking ability, Grade XI SMAN 2 Pematangsiantar were taught by project based learning strategy was significantly different compared with cooperative type GI (P=0.001) and conventional learning strategy (P=0.000); (2) project based, cooperative type GI and conventional learning strategy significantly effecting students’ creative thinking skill. Creative thinking skill, Grade XI SMAN 2 Pematangsiantar were taught by project based learning strategy wasn’t significantly different compared with cooperative type GI learning strategy (P=0.196) but was significantly different compared with conventional learning strategy (P=0.000); (3) project based, cooperative type GI and conventional learning strategy significantly effecting students’ social attitude. Social attitude, Grade XI SMAN 2 Pematangsiantar were taught by project based learning wasn’t significantly different compared with cooperative type GI learning strategy (P=0.124) but was significantly different compared with conventional learning strategy (P=0.000). Based on the result of the study, students which learned with project based learning has highest score higher order thinking ability, creative thinking skill and social attitude compare with cooperative type GI and conventional learning strategy.
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberi rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis berjudul “ Pengaruh Strategi Pembelajaran Berbasis Proyek dan Kooperatif terhadap Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi, Keterampilan Berpikir Kreatif dan Sikap Sosial pada Materi Sistem Pencernaan Makanan Siswa Kelas XI SMA Negeri 2 Pematangsianar” dengan baik dan sesuai waktu yang direncanakan. Tesis ini disusun guna memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi, Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.
Penulis menyadari bahwa penulisan tesis ini tidak akan dapat diselesaikan dengan baik tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis dengan kerendahan hati mengucapkan terimakasih sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian tesis ini. Ucapan terimakasih secara khusus penulis sampaikan kepada Prof. Dr. rer.nat. Binari Manurung, M.Si dan Dr. Rachmat Mulyana, M.Si, selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan motivasi, arahan dan bimbingan kepada penulis sejak awal penulisan hingga selesainya tesis ini.
Penulis juga mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Dr. Hasruddin M.Pd, Syarifudin M.Sc, Ph.d, Dr. Fauziyah Harahap, M.Si selaku tim penguji yang telah memberikan kritik, saran dan masukan untuk kesempurnaan penulisan tesis ini. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada Kepala SMA Negeri 2 Pematangsiantar Drs. Hasbiansyah dan Herwin Manurung S.Pd selaku guru biologi SMA Negeri 2 Pematangsiantar atas bantuan dan kerjasamanya selama penelitian berlangsung.
iv
Dan lebih khusus kepada teman-teman Pascasarjana Biologi Angkatan XXIII Kelas A_1, Al Khudri, Amrullah, Dewi, Dian, Dina, Elena, Erlia, Jhonas, Maiderawati, Mahfuzah, Raja Novi dan Sukma yang telah membantu dalam penyusunan tesis ini.
Kiranya Seluruh perhatian, kebaikan dan bantuan yang telah diberikan pada penulisan mendapat balasan rahmat, dan dilimpahkan rezeki. Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian tesis ini, namun penulis menyadari masih banyak terdapat kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa, karena itu penulis sangat berterimakasih untuk setiap kritik dan saran yang telah diberikan demi kesempurnaan tesis ini. Kiranya tesis ini dapat bermanfaat dalam memperkaya khasanah berpikir bagi pembaca dan secara khusus bagi dunia pendidikan.
Medan, Mei 2015 Penulis
v DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAK... i
ABTRACT... ii
KATA PENGANTAR... iii
DAFTAR ISI... v
DAFTAR TABEL... vii
DAFTAR GAMBAR... viii
DAFTAR LAMPIRAN... ix
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang... 1
Identifikasi Masalah... 9
Batasan Masalah... 10
Rumusan Masalah... 11
Tujuan Penelitian... 12
Manfaat Penelitian... 12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Kajian Teoritis Hakikat Pembelajaran Biologi... 13
Hakikat Strategi Pembelajaran... 14
Hakikat Strategi Pembelajaran Berbasis Proyek... 15
Hakikat Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe GI... 20
Hakikat Strategi Pembelajaran Konvensional... 24
Hakikat Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi... 26
Hakikat Berpikir Kreatif... 29
Hakikat Pembentukan Sikap Sosial... 31
Penelitian Relevan... 33
Kerangka Berpikir... 37
Hipotesis... 42
BAB III METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian... 43
Populasi dan Sampel Penelitian... 43
Jenis dan Desain Penelitian... 44
Variabel dan Definisi Operasional Variabel Penelitian Variabel Penelitian... 45
Definisi Operasional Variabel-Variabel Penelitian... 45
Teknik Dan Instrumen Penelitian... 46
Prosedur dan Pelaksanaan Penelitian Prosedur Penelitian... 49
Pelaksanaan Penelitian... 50
Pengontrolan Perlakuan... 54
vi
Teknik Analisis Data... 59
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian... 60
Pembahasan... 85
Keterbatasan Penelitian... 108
BAB V SIMPULAN Simpulan... 110
Implikasi... 111
Saran... 112
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Sintaks Strategi Pembelajaran Konvensional ... 25
Tabel 2.2. Indikator Dan Ciri-Ciri Berpikir Kreatif ... 30
Tabel 3.1. Desain Penelitian... 44
Tabel 3.2. Kisi-Kisi Tes Hasil Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi .... 47
Tabel 3.3. Kisi-Kisi Tes Hasil Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa ... 48
Tabel 3.4. Kisi-Kisi Instrumen Sikap Sosial Siswa ... 49
Tabel 3.5. Kategori Reliabilitas Tes ... 56
Tabel 3.6. Kategori Kesukaran Tes ... 57
Tabel 3.7. Kategori Daya Beda Tes ... 57
Tabel 3.8. Ringkasan Perhitungan Validasi Dan Reliabilitas Tes ... 58
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1. Bagan Rancangan Prosedur Pelaksanaan Penelitian ... 53
Gambar 4.1. Pengaruh Model Pembelajaran terhadap Kemampuan Berpikir
Tingkat Tinggi ... 62
Gambar 4.2. Pengaruh Model Pembelajaran terhadap Kemampuan Berpikir
Tingkat Tinggi (C4) ... 63
Gambar 4.3. Pengaruh Model Pembelajaran terhadap Kemampuan Berpikir
Tingkat Tinggi (C5) ... 65
Gambar 4.4. Pengaruh Model Pembelajaran terhadap Kemampuan Berpikir
Tingkat Tinggi (C6) ... 66
Gambar 4.5. Pengaruh Model Pembelajaran terhadap Keterampilan
Berpikir Kreatif ... 69
Gambar 4.5. Pengaruh Model Pembelajaran terhadap Keterampilan
Berpikir Kreatif (Kelenturan) ... 71
Gambar 4.5. Pengaruh Model Pembelajaran terhadap Keterampilan
Berpikir Kreatif (Orisinal) ... 73
Gambar 4.5. Pengaruh Model Pembelajaran terhadap Keterampilan
Berpikir Kreatif (Merinci) ... 74
Gambar 4.6. Pengaruh Model Pembelajaran terhadap
Sikap Sosial ... 77
Gambar 4.6. Pengaruh Model Pembelajaran terhadap
Sikap Sosial (Disiplin) ... 78 Gambar 4.6. Pengaruh Model Pembelajaran terhadap
Sikap Sosial (Kerjasama) ... 80 Gambar 4.6. Pengaruh Model Pembelajaran terhadap
Sikap Sosial (Tanggung Jawab) ... 81
Gambar 4.6. Pengaruh Model Pembelajaran terhadap
Sikap Sosial (Memberi Pertolongan) ... 83 Gambar 4.6. Pengaruh Model Pembelajaran terhadap
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. RPP Pembelajaran Berbasis Proyek ... 123
Lampiran 2. RPP Pembelajaran Kooperati Tipe GI ... 134
Lampiran 3. RPP Pembelajaran Berbasis Proyek ... 145
Lampiran 4. Bahan Ajar ... 151
Lampiran 5. Lembar Kerja Siswa Kelas GI ... 161
Lampiran 6. Lembar Kerja Siswa Kelas PjBL ... 166
Lampiran 7. Tes Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi ... 171
Lampiran 8. Tes Keterampilan Berpikir Kreatif ... 178
Lampiran 9. Angket Sikap Sosial ... 180
Lampiran 10. Data Hasil Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi, Keterampilan Berpikir Kreatif, dan Sikap Sosial Siswa .... 183
Lampiran 11. Data Deskriptif Pretes, Postes dan Sikap Sosial Siswa .... 186
Lampiran 12. Uji Normalitas Pretes, Postes dan Sikap Sosial Siswa ... 191
Lampiran 13. Uji Homogenitas Pretes, Postes dan Sikap Sosial Siswa . 192 Lampiran 14. Hasil Uji Anacova ... 193
Lampiran 15. Hasil Uji Kruskal Wallis ... 196
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Tujuan pembelajaran tidak sekedar memahami konsep dan prinsip, akan
tetapi menjadikan siswa yang memiliki kemampuan untuk menerapkan konsep
dan prinsip yang telah dipahami tersebut dalam perbuatan dan tindakan
sehari-hari. BSNP (2006) menyatakan bahwa tujuan pembelajaran biologi mampu
mengembangkan kemampuan berpikir analitis, induktif, dan deduktif dengan
menggunakan konsep dan prinsip biologi. Sehubungan dengan hal tersebut, maka
sistem penyelenggaraan pendidikan termasuk pembelajaran dan penilaian hasil
belajar diharapkan dapat berubah dari pola berpusat pada guru dan berorientasi
materi (subject matter oriented) ke pola lebih berpusat pada siswa dan
berorientasi pada pengembangan kecakapan hidup (life skill oriented), kecakapan
berpikir, kecakapan sosial, kecakapan akademik, dan kecakapan vokasional
(Depdiknas, 2003). Berdasarkan tujuan tersebut, guru semestinya kreatif memilih
pembelajaran yang dapat memupuk kemampuan berpikir dan sikap siswa.
Hasil riset yang dilakukan oleh Programme for International Student
Assessment (PISA) pada tahun 2009. Survei ini mengikutkan siswa yang berusia
15 tahun dari 65 negara, yang tergolong dalam negara maju dan negara
berkembang. PISA menyatakan bahwa berdasarkan kemampuan membaca
Indonesia menduduki peringkat 57 dengan nilai 402, kemampuan matematika
pada peringkat 61 dengan nilai 371 dan kemampuan sains pada peringkat 60
dengan nilai 383 (OECD, 2012). Selain itu, survei dari Trend International
2
Mathematics Science (TIMSS) tahun 2007 melaporkan tentang nilai rata-rata
sains pada domain kognitif yang merupakan aspek penting dalam kemampuan
pemecahan masalah. Indonesia berada pada peringkat 36 dari 49 negara di dunia.
Indonesia memperoleh skor knowing adalah 425, applying adalah 426, dan
reasoning adalah 438 yang di bawah skor rata-rata TIMSS, yaitu 500.
Hal ini dapat terjadi karena kecenderungan pembelajaran IPA/Sains di
Indonesia yang dikemukakan oleh Depdiknas (2007), bahwa: (1) pembelajaran
hanya berorientasi pada tes/ujian; (2) pengalaman belajar yang diperoleh di kelas
tidak utuh dan tidak berorientasi pada tercapainya standar kompetensi dan
kompetensi dasar; (3) pembelajaran lebih bersifat teacher-centered; (4) siswa
hanya mempelajari IPA pada domain kognitif yang terendah dan tidak dibiasakan
untuk mengembangkan potensi berpikirnya; (5) cara berpikir yang dikembangkan
dalam kegiatan belajar belum menyentuh domain afektif dan psikomotor; (6)
alasan yang sering dikemukakan oleh para guru adalah keterbatasan waktu,
sarana, lingkungan belajar, dan jumlah siswa per kelas terlalu banyak; dan (7)
evaluasi yang dilakukan hanya berorientasi pada produk belajar yang berkaitan
dengan domain kognitif dan tidak menilai proses.
Sedikitnya kesempatan bagi siswa untuk mengembangkan kemampuan
berpikir tingkat tinggi, kurang berinteraksi dengan objek pembelajaran serta guru
yang berfokus pada penyelesaian materi sesuai dengan target kurikulum, membuat
proses pembelajaran IPA menjadi terabaikan. Pencapaian hasil belajar siswa pun
menjadi terbatas pada aspek pengetahuan (kognitif), tetapi belum banyak
nilai-3
nilai (value) (Subiantoro, 2012). Akibatnya siswa menjadi kurang terlatih untuk
berpikir dan menggunakan daya nalarnya dalam memahami fenomena alam yang
terjadi ataupun ketika menghadapi masalah. Hal ini terlihat dari beberapa
indikator yang menunjukkan rendahnya kualitas pendidikan Indonesia. Kenyataan
ini didukung dengan penelitian-penelitian yang menyatakan bahwa dalam proses
pembelajaran masih kurang adanya pemberdayaan kemampuan berpikir siswa dan
mengarahkan siswa untuk bekerja secara ilmiah. Penelitian yang menunjukkan
lemahnya kemampuan berpikir kreatif, antara lain: Rofi’udin (dalam Arnyana,
2007), menemukan bahwa terjadi keluhan tentang rendahnya kemampuan berpikir
kritis dan kreatif yang dimiliki oleh lulusan pendidikan dasar.
Keterampilan berpikir kreatif merupakan salah satu keterampilan berpikir
yang dapat melahirkan kreativitas siswa. Keterampilan berpikir kreatif melibatkan
kemampuan siswa untuk mengkombinasikan pengalaman-pengalaman masa
lampau dengan pengalaman baru untuk memikirkan dan menemukan cara
pemahaman konsep yang tepat yang tercermin dari kelancaran, keluwesan,
orisinalitas, elaborasi dan menilai dalam berpikir (Munandar, 1990). Berpikir
kreatif menggunakan dasar proses berpikir untuk mengembangkan dan
menemukan ide atau hasil yang orisinil, estetis, konstruktif, yang berhubungan
dengan pandangan, konsep, dan menekankan pada aspek berpikir intuitif dan
rasional untuk menjelaskan masalah dengan perspektif asli pemikir (Johnson,
2002).
Selain keterampilan berpikir kreatif, sikap sosial siswa juga perlu
4
karakter yang baik. Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) merumuskan fungsi dan
tujuan pendidikan di Indonesia Pasal 3 UU Sisdiknas menyebutkan :
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk karakter
serta peradaban bangsa yang bermanfaat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi siswa agar menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab. Kurikulum 2013 menekankan pada pentingnya pembentukan
karakter siswa disekolah, terutama pada pendidikan dasar. Kompetensi tersebut
harus dibentuk dalam diri siswa ketika mengikuti kegiatan belajar mengajar
disekolah baik sebagai efek pembelajaran maupun efek pengiring (nurturant
efect).
Pada saat ini, bangsa Indonesia dihadapkan pada permasalahan
multidimensional yang menyentuh berbagai tatanan kehidupan manusia.
Permasalahan muncul bukan hanya berdampak pada aspek sosial dan moral,
bahkan akan berdampak pada akhlak siswa. Permasalahan sosial khususnya,
sudah menunjukkan gejala yang memprihatinkan. Berita-berita tentang
penyimpangan sosial dalam bentuk perilaku kekerasan, pemaksaan kehendak,
konflik antar kelompok sering muncul baik dimedia massa maupun media
elektronik. Hal ini sebagai pertanda bahwa rasa ke-bhineka tunggal ika-an bangsa
Indonesia yang penuh dengan persaudaraan, kepedulian, kerjasama dan tolong
5
Yang lebih memprihatinkan lagi, gejala ini sering terjadi pada dunia
pendidikan yang justru diharapkan menjadi pelopor dalam menumbuhkan
kesadaran akan perbedaan untuk tetap hidup saling menghormati, saling
berinteraksi dalam kehidupan sosial dengan penuh kesadaran untuk bekerja sama,
saling peduli dan penuh kedamaian. Seperti terlihat pada proses pembelajaran di
sekolah yang diamati penulis, seperti siswa kurang saling menghargai pendapat
dari teman satu kelompoknya memberikan pendapat mengenai materi yang akan
mereka bahas dalam diskusi. Hal ini bisa saja akibat dari implementasi dari
penggunaan model pembelajaran yang tidak dapat mengoptimalkan peranan
fungsi pengajaran, bahkan dari ketiga domain kognitif, afektif dan psikomotorik,
perkembangan sikap sosial siswa relatif kurang mendapat perhatian. Apabila hal
ini kurang diperhatikan oleh guru, maka proses perkembangan kedewasaan siswa
tidak akan mencerminkan atau kurang memperhatikan perilaku yang bercirikan
kerjasama dan hasrat untuk bersahabat (Abdoellah dan Manadji, 1994).
Kemampuan sikap sosial tidak akan muncul dengan sendirinya, akan tetapi
harus diajarkan secara sengaja agar menjadi suatu kebiasaan. Seperti
dikemukakan oleh Anshel (1997, dalam Hoedaya, 2009) sebagai berikut:
kebiasaan untuk berbagi dan memikirkan orang lain dimulai sejak masa
kanak-kanak; akan tetapi tidak serta merta muncul begitu saja pada seorang anak
melainkan perlu diajarkan oleh orangtuanya, karena anak biasanya akan
menirukan sikap gembira dan sikap menyayangi orang lain dari orangtuanya
6
Dari kutipan di atas menjelaskan bahwa hasil dari proses pendidikan yang
diharapkan adalah terbentuknya sumber daya manusia yang memiliki kemampuan
sosial dan moral yang tinggi serta kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Oleh
karena itu, sekolah sebagai lembaga pendidikan tentunya memegang peranan
penting dalam upaya mempersiapkan sumber daya manusia. Salah satu upaya
yang dapat dilakukan diantaranya melalui proses pembelajaran.
Dalam hal ini guru memiliki peranan yang sangat menentukan mengenai
bagaimana suatu pembelajaran dapat dilaksanakan. Guru harus memiliki
kemampuan dalam menentukan model pembelajaran yang tepat agar dapat
menyatukan perbedaan dan memungkinkan berkembangnya kemampuan sikap
sosial diantara para siswa sehingga tujuan pembelajaran baik yang berkenaan
dengan aspek pengetahuan, kreativitas dan moral dapat dicapai secara bersamaan.
Hasil observasi yang dilakukan terhadap siswa SMA Negeri 2
Pematangsiantar diketahui bahwa banyak siswa yang makan hanya untuk
merasakan kenyang saja tanpa memperhatikan kandungan gizi bahan makanan,
kebersihan, cara pengolahan makanan, bahkan cara penyajian makanan tersebut.
Saat istirahat banyak siswa jajan makanan yang terlalu manis, pedas, panas atau
dingin bahkan siswa menyukai makanan instan misalnya mie rebus atau mie
goreng. Biasanya jajanan siswa disajikan saat masih panas dengan tambahan saos
sambal yang sangat banyak, disajikan di dalam bungkusan plastik, lapisan kertas
bekas atau dengan menggunakan wadah styrofoam. Dengan kata lain, dapat
dinyatakan bahwa siswa kurang memperhatikan kesehatan organ pencernaannya.
7
(2006) yang mengatakan bahwa siswa harus menerapkan hidup bersih, sehat,
bugar, aman dan memanfaatkan waktu luang.
Hasil wawancara dari Herwin Manurung yang merupakan salah satu guru
Biologi di SMA Negeri 2 Pematangsiantar diketahui bahwa guru-guru biologi
hanya menggunakan metode ceramah, tanya jawab dan memberikan tugas latihan
dalam proses pembelajaran biologi. Strategi pembelajaran yang selama ini
diterapkan kurang mengaktifkan siswa dalam kegiatan pembelajaran secara
maksimal. Hal ini ditandai dengan kurangnya pengetahuan tingkat tinggi dan
kreativitas siswa dan menurunnya sikap sosial siswa terhadap teman sejawatnya.
Akibatnya, hasil belajar yang dicapai oleh siswa masih jauh dari yang diharapkan
dan sikap sosial siswa tidak berkembang.
Pernyataan ini sejalan dengan hasil temuan yang dilakukan oleh beberapa
peneliti. Hamid dan Prayitno (2012), berdasarkan hasil observasinya bahwa guru
SMPN 5 Kepanjeng Malang masih menerapkan pembelajaran konvensional yang
mengarah pada hafalan siswa, sehingga perolehan hasil belajar siswa masih
rendah. Munawaroh dan Supriyanto (2013), berdasarkan hasil observasinya di
SMPN 2 Ambal dalam proses pembelajaran biologi belum menggunakan model
pembelajaran yang bervariasi, sehingga menyebabkan hasil belajar siswa belum
mencapai KKM. Dengan demikian, diperlukan suatu pembelajaran yang dapat
mengarahkan siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir dan
meningkatkan sikap sosial siswa khususnya pada materi makanan dan sistem
8
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mempengaruhi kemampuan
berpikir tingkat tinggi, keterampilan berpikir kreatif dan sikap sosial siswa yaitu
dengan menggunakan model pembelajaran berbasis proyek dan pembelajaran
kooperatif tipe GI. Santyasa (2012) mengemukakan bahwa model pembelajaran
berbasis proyek berfokus pada konsep dan prinsip inti sebuah disiplin,
memfasilitasi siswa untuk berinvestigasi, pemecahan masalah, dan tugas-tugas
bermakna lainnya, students centered, dan menghasilkan produk nyata. Proyek
dapat membangun pengetahuan konsep, konten, keterampilan dan kompleksitas
serta memungkinkan siswa untuk berpikir secara mendalam dan menganalisis
topik yang mempunyai makna bagi mereka (Klein, 2009). Sedangkan model
pembelajaran group investigation, membuat siswa akan lebih termotivasi untuk
berbuat sesuatu yang baik dan produktif saat siswa dihadapkan pada masalah yang
terkait dengan kehidupan mereka sehari-hari. Untuk memecahkan suatu
permasalahan siswa harus mampu menganalisis dan memahami konsep.
Berbagai penelitian terdahulu menunjukkan bahwa Project Based Learning
dan kooperatif memberikan pengaruh positif terhadap hasil belajar siswa,
beberapa diantaranya: Regassa (2009) menunjukkan hasil bahwa pembelajaran
berbasis proyek meningkatkan pengetahuan dasar siswa, tingkat kepercayaan diri,
berpikir kritis dan kemampuan menganalisis. Susanti (2013) menunjukkan bahwa
meningkatnya keterampilan berpikir kreatif dan sikap siswa dalam pembelajaran
berbasis proyek. Yalcin et al (2009), mengungkapkan bahwa model Project Based
Learning dapat meningkatkan hasil belajar, sikap mereka terhadap pembelajaran
9
bahwa pembelajaran kooperatif mampu meningkatkan pemahaman konsep biologi
dan membentuk sikap sosial siswa yang meliputi sikap toleransi, kerjasama,
tanggung jawab, demokratis dan pluralitas. Arnyana (2006) menyimpulkan bahwa
kelompok siswa yang belajar dengan strategi kooperarif GI mampu meningkatkan
kemampuan berpikir kreatif siswa. Kegiatan pembelajaran biologi harus lebih
diarahkan pada proses pembelajaran yang mengaktifkan siswa untuk memperoleh
berbagai kemampuan yang dapat dianggap relevan untuk meningkatkan
keterampilan berpikir kreatif, kemampuan berpikir tingkat tinggi dan sikap sosial
siswa, diantara model pembelajaran berbasis proyek dan pembelajaran kooperatif.
B. Identifikasi Masalah
Mengacu pada uraian latar belakang terdahulu, dapat diidentifikasi beberapa
permasalahan pembelajaran biologi diantaranya: (1) rendahnya nilai literasi sains
siswa Indonesia yang berada pada peringkat 60 dari 65 negara; (2) siswa kurang
memahami hubungan antara konsep yang dipelajari dengan kehidupan sehari-hari
yang berakibat pada kemampuan berpikir tingkat tinggi yang tidak memuaskan
dan keterampilan berpikir kreatif yang masih rendah, hal ini terbukti dengan
masih kurangnya pengetahuan siswa mengenai makanan yang bernutrisi; (3)
pembelajaran masih bersifat teacher-centered dan guru jarang menggunakan
strategi pembelajaran yang bervariasi; (4) strategi pembelajaran yang dapat
digunakan dalam proses pembelajaran biologi diantaranya melalui pembelajaran
berbasis proyek, pembelajaran berbasis masalah, inkuiri dan kooperatif dengan
10
proses pembelajaran sehingga interaksi sosial sesama siswa belum berkembang
dengan baik.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah, maka masalah
penelitian dibatasi pada:
1. Strategi pembelajaran yang digunakan yaitu pembelajaran berbasis proyek,
kooperatif tipe group investigation dan konvensional. Berdasarkan
penelitian-penelitian sebelumnya mengungkapkan bahwa model pembelajaran berbasis
proyek berfokus pada konsep dan prinsip inti sebuah disiplin, memfasilitasi
siswa untuk berinvestigasi, pemecahan masalah, dan tugas-tugas bermakna
lainnya, students centered, dan menghasilkan produk nyata (Santyasa, 2012).
Proyek dapat membangun pengetahuan konsep, konten, keterampilan dan
kompleksitas serta memungkinkan siswa untuk berpikir secara mendalam dan
menganalisis topik yang mempunyai makna bagi mereka (Klein, 2009).
Sedangkan model pembelajaran group investigation, membuat siswa akan
lebih termotivasi untuk berbuat sesuatu yang baik dan produktif saat siswa
dihadapkan pada masalah yang terkait dengan kehidupan mereka sehari-hari.
Untuk memecahkan suatu permasalahan siswa harus mampu menganalisis dan
memahami konsep
2. Kemampuan berpikir tingkat tinggi biologi dibatasi pada ranah kognitif
taksonomi Bloom C4 sampai C6.
3. Keterampilan berpikir kreatif yang diukur dalam penelitian ini adalah ranah
11
dari: kemampuan dalam berpikir lancar, berpikir luwes, berpikir orisinalitas,
berpikir memperinci dan berpikir menilai.
4. Sikap sosial yang diukur dalam penelitian ini adalah ranah pada materi
makanan dan sistem pencernaan makanan manusia yang terdiri dari: disiplin;
tanggung jawab; kerjasama; memberi pertolongan dan saling menghargai.
5. Materi pelajaran biologi didasarkan pada Kurikulum 2013 untuk mata
pelajaran biologi kelas XI semester genap yakni Makanan dan Sistem
Pencernaan Makanan pada Manusia.
D. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang masalah dan identifikasi masalah, maka dapat
dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah terdapat pengaruh strategi pembelajaran (berbasis proyek, kooperatif
dan konvensional) terhadap kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa kelas XI
SMA Negeri 2 Pematangsiantar pada materi makanan dan sistem pencernaan
makanan pada manusia?
2. Apakah terdapat pengaruh strategi pembelajaran (berbasis proyek, kooperatif
dan konvensional) terhadap keterampilan berpikir kreatif siswa kelas XI SMA
Negeri 2 Pematangsiantar pada materi makanan dan sistem pencernaan
makanan pada manusia?
3. Apakah terdapat pengaruh strategi pembelajaran (berbasis proyek, kooperatif
dan konvensional) terhadap sikap sosial siswa kelas XI SMA Negeri 2
Pematangsiantar pada materi makanan dan sistem pencernaan makanan pada
12
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah di atas maka tujuan
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui kemampuan tingkat tinggi siswa SMA Negeri 2
Pematangsiantar yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran berbasis
proyek, pembelajaran kooperatif dan pembelajaran konvensional.
2. Untuk mengetahui keterampilan berpikir kreatif siswa SMA Negeri 2
Pematangsiantar yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran berbasis
proyek, pembelajaran kooperatif dan pembelajaran konvensional.
3. Untuk mengetahui sikap sosial siswa SMA Negeri 2 Pematangsiantar yang
dibelajarkan dengan strategi pembelajaran berbasis proyek, pembelajaran
kooperatif dan pembelajaran konvensional.
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Adapun yang menjadi manfaat teoritis dari penelitian ini diharapkan dapat
menjadi sumbangan khasanah pemikiran untuk pengembangan ilmu pengetahuan
berkaitan dengan strategi berbasis proyek dan pembelajaran kooperatif.
2. Manfaat Praktis
Adapun yang menjadi manfaat teoritis dari penelitian ini diharapkan dapat
berguna bagi guru biologi untuk menggunakan pembelajaran dan alat yang tepat
dalam menyampaikan materi pembelajaran materi pelajaran biologi sehingga
110
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, maka
dapat disimpulkan :
1. Terdapat pengaruh strategi pembelajaran (berbasis proyek, kooperatif tipe GI
dan konvensional) terhadap kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa pada
materi makanan dan sistem pencernaan makanan manusia SMAN 2
Pematangsiantar. Berdasarkan rata-rata hasil belajar kemampuan berpikir
tingkat tinggi siswa bahwa strategi pembelajaran berbasis proyek lebih tinggi
dibandingkan dengan strategi pembelajaran kooperatif tipe group
investigation dan konvensional.
2. Terdapat pengaruh strategi pembelajaran (berbasis proyek, kooperatif tipe GI
dan konvensional) terhadap keterampilan berpikir kreatif siswa pada materi
makanan dan sistem pencernaan makanan manusia SMAN 2 Pematangsiantar.
Berdasarkan rata-rata hasil keterampilan berpikir kreatif siswa bahwa strategi
pembelajaran berbasis proyek lebih tinggi dibandingkan dengan strategi
pembelajaran kooperatif tipe group investigation dan konvensional.
3. Terdapat pengaruh strategi pembelajaran (berbasis proyek, kooperatif tipe GI
dan konvensional) terhadap sikap sosial siswa pada materi makanan dan
sistem pencernaan makanan manusia SMAN 2 Pematangsiantar. Berdasarkan
rata-rata hasil sikap sosial siswa bahwa strategi pembelajaran berbasis proyek
111
lebih tinggi dibandingkan dengan strategi pembelajaran kooperatif tipe group
investigation dan konvensional.
B. Implikasi
Implikasi penelitian dapat diberikan berdasarkan hasil pnelitian dan simpulan
penelitian, diantaranya :
1. Dengan diterimanya hipotesis pertama, yakni terdapat pengaruh strategi
pembelajaran (berbasis proyek, kooperatif tipe GI dan konvensional) terhadap
kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa SMAN 2 Pematangsiantar. Oleh
karena itu, ada baiknya pembelajaran dikelas menggunakan strategi
pembelajaran berbasis proyek dan kooperatif tipe GI karena melalui strategi
pembelajaran berbasis proyek memungkinkan siswa untuk melakukan
aktivitas belajar saintifik berupa kegiatan bertanya, melakukan penyelidikan,
menalar dan menjalin hubungan dengan orang lain dalam rangka memperoleh
informasi, proses interaksi ini membantu proses kontruksi pengetahuan bagi
siswa sedangkan strategi pembelajaran kooperatif tipe GI siswa menjadi lebih
mempersiapkan dirinya karena bisa saja nomor yang dia miliki dipanggil guru,
dengan demikian siswa bersungguh-sungguh belajar dalam kelompoknya
untuk penguasaan materi pelajaran.
2. Dengan diterimanya hipotesis kedua yang diajukan, yakni terdapat pengaruh
strategi pembelajaran (berbasis proyek, kooperatif tipe GI dan konvensional)
terhadap keterampilan berpikir kreatif siswa SMAN 2 Pematangsiantar. Oleh
karena itu, ada baiknya pembelajaran dikelas menggunakan strategi
112
strategi pembelajaran berbasis proyek memiliki potensi yang sangat besar
untuk melatih proses berpikir siswa yang mengarah pada keterampilan
berpikir kreatif siswa dan strategi pembelajaran kooperatif tipe GI
memberikan peluang kepada siswa untuk aktif dan kreatif di dalam kegiatan
pembelajaran.
3. Dengan diterimanya hipotesis ketiga yang diajukan, yakni terdapat pengaruh
strategi pembelajaran (berbasis proyek, kooperatif tipe GI dan konvensional)
terhadap sikap sosial siswa SMAN 2 Pematangsiantar. Oleh karena itu, ada
baiknya pembelajaran dikelas menggunakan strategi pembelajaran berbasis
proyek dan kooperatif tipe GI, karena setiap langkah strategi pembelajaran
berbasis proyek memiliki potensi yang sangat besar untuk melatih siswa
berkomunikasi dengan baik dalam kelompoknya yang meningkatkan interaksi
sosial siswa dan strategi pembelajaran kooperatif tipe GI mampu
meningkatkan unsur-unsur interaksi sosial di dalam kegiatan pembelajaran.
C. Saran
Dari hasil penelitian, pembahasan dan simpulan penelitian, peneliti
menyarankan beberapa hal diantaranya :
1. Bagi guru khususnya guru biologi diharapkan dapat menggunakan strategi
pembelajaran berbasis proyek dan strategi kooperatif tipe GI dalam proses
pembelajaran. Jika kondisi kelas mendukung, dimana jumlah siswa yang tidak
terlalu banyak, sehingga guru mudah mengelola kelas, membimbing
kelompok belajar. Penerapan strategi ini sebagai upaya untuk meningkatkan
113
kemampuan berpikir tingkat tinggi, keterampilan berpikir kreatif dan sikap
sosial siswa.
2. Bagi guru khususnya guru biologi hendaknya dapat menggunakan strategi
pembelajaran yang bervariasi lagi selain strategi pembelajaran berbasis proyek
dan kooperatif tipe GI dalam proses pembelajaran dan proses pembelajaran
yang menarik perhatian siswa dalam upaya meningkatkan kemampuan
berpikir tingkat tinggi, keterampilan berpikir kreatif dan sikap sosial siswa.
3. Bagi guru yang ingin menerapkan strategi pembelajaran berbasis proyek dan
kooperatif tipe GI dalam proses pembelajaran agar lebih mengontrol dan
disiplin waktu agar setiap tahapan-tahapan pembelajaran dapat berjalan
114
DAFTAR PUSTAKA Ahmadi. 2009. Psikologi Sosial. Jakarta: Rineka Cipta.
Alozie, N. 2010. Genetics in The 21st Century: The Benefits and Challenges of Incorporating a Project-Based Genetics Unit in Biology Classroom America. The American Biology Teacher, 72 (4): 225-230.
Akhmad, Sudrajat. 2009. Pengertian Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik, dan
Model Pembelajaran. Tersedia pada:
http://akhmadsudrajat.word.press.com. Diakses tanggal 11 Maret 2015.
Anderson, L.W., Krathwol, D.R (eds). 2001. A Taxonomy for Learning Teaching
and Assesing. A Revesion of Bloom’s Taxonomy of Educational Objectives. Longman: New York
Amir, M.T. 2009 . Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning. Jakarta: Kencana.
Arends, R.I. 2008. Learning to Teach: Belajar untuk Mengajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Arikunto, S. 2006 . Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Artini, N.P.J, Muderawan & Karyasa. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran
Berbasis Proyek terhadap Kecerdasan Emosional Siswa. Jurnal
Program Pascasarjana Undiksha, 3 (1): 150-160.
Arnyana, I. B. P. 2006. Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran Inovatif pada Pelajaran Biologi terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMA. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, 39 (3): 496-515.
Arnyana, I. B. P. 2007. Penerapan Model PBL Pada Pelajaran Biologi Untuk Meningkatkan Kompetensi Dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas X SMA Negeri 1 SingarajaTahun Pelajaran 2006/2007. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, 40 (2): 231-251. Azwar. 2013. Sikap manusia, Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Baharuddin. 2009. Pendidikan dan Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Aruz Media.
Bahtiar. 2013. Potensi Pembelajaran yang Memadukan Strategi Think Pairs Share (TPS) dan Reading Questioning Answering (RQA) untuk Meningkatkan Sikap Sosial dan Penguasaan Konsep Biologi Siswa SMA Multietnis di Ternate. Seminar Nasional X Pendidikan Biologi. Surakarta: FKIP UNS.
115
Bas and Beyhan. 2010. Effects of Multiple Intelligences Supported Project - Based Learning on Students’ Achievement Levels and Attitudes
Towards English Lesson. International Electronic Journal of
Elementary Education, 2 (3).
Bellanca, James. 2012. Proyek Pembelajaran yang Diperkaya: Jalur Praktis Menuju Keterampilan Abad ke-21. Jakarta: Indeks.
Bloom, B. S., Engelhart, M. D., Furst, E. J., Hill, W. H., & Krathwohl, D. R. 1982. Taxonomy of educational objectives: Handbook I: Cognitive domain. New York: David McKay.
Boss, S., Krauss, J.B,. Cain, M.L., Wasserman, S.A., Minorsky, P.V., Jackson,
R.B. 2008. Biology Eighth Edition. San Francisco: Benjamin
Cummings.
BSNP. 2006. Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar SMA/MA. Jakarta: BSNP.
Buck Institut of Education (BIE). 2007. Handbook: Introduction to Project based Learning. Tersedia pada: www.bie.org/../BIE-PBLintro.Pdf. Diakses tanggal 25 Maret 2015.
Capraro, R.M., Slough, S.W. 2009. Project-Based Learning An Integreted Science, Technology, Engineering, and Mathematics (STEM)
Approach. Design and Technology Education: An International
Journal, 18 (3): 75-78.
Cook, K. 2009. A Suggested Project-Based Evaluation Unit for High School: Teaching Content Through Application. Journal of The American Biology Teacher, 71 (2): 95-98.
Corebima. 2009. Berdayakan Keterampilan Berpikir Selama Pembelajaran
SAINS Demi Masa Depan Kita. Surabaya: UNESA University Press. Corebima, A.D. 2009. Pembelajaran Berbasis Proyek. Makalah disajikan dalam
Pelatihan Pengembangan Perangkat Pembelajaran Deteksi Kualitas Air Sungai dengan Indikator Biologi Berbasis Konstruktivistik. Batu: Malang.
Dahar, R W. 1986. Interaksi Belajar Mengajar IPA. Buku Materi Pokok. Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Universitas Terbuka.
Dananjaya, U. 2010. Media Pembelajaran Aktif. Bandung: Nuansa.
Daryanto. 2009. Panduan Proses Pembelajarn Kreatif dan Inovatif. Jakarta: AV Publisher.
116
Depdiknas. 2003. Pengembangan Silabus Kurikulum Berbasis Kompetensi.
Jakarta: Pusat Kurikulum Depdiknas.
Depdiknas. 2006. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Biologi SMP/MTS. Jakarta: Depdiknas.
Doppelt, Y. 2005. “Assessment of Project-Based Learning in a Mechatronics Context.” Journal of Technology Education, 16 (2): 7-24.
Doymuş, K. Şimşek, U. Karaçop A & Ada, Ş. 2009. Effects of Two Cooperative Learning Strategies on Teaching and Learning Topics of Thermochemistry. Word Applied Sciences Journal, 7 (1): 34-42.
Ellis, T. J. dan W. Hafner. 2008. “Building A Framework to Support Project-Based Collaborative Learning Experiences in An Asynchronous Learning Network (ALN)”. Interdisciplinary Journal of E-Learning and Learning Objects, 4: 168-189.
Fatmawati, B. 2011. Pembekalan Kemampuan Merancang Proyek untuk Meningkatkan Berpikir Kreatif Mahasiswa melalui Perkuliahan Mikrobiologi Berbasis Proyek. Disertasi. Bandung: Program Doktor UPI
Frank, M., Barzilia, A. 2006. Project-Based Technology: Instructional Strategy
for Developing Technological Literacy. Journal of Technology
Education, 18 (1): 39-50.
Gerungan. 1996. Psikologi Sosial. Bandung: Eresco.
Grant, M. M. 2008. “Getting A Grip on Project-Based Learning”. A Middle School Computer Technologies Journal, 5 (1): 1-17.
Hamalik, O. 2008. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Hamid, A, dan Prayitno, A. 2012. Meningkatkan Kualitas Belajar Matematika Siswa Kelas VIII dalam Menggunakan Pembelajaran Kooperatif Model NHT (Numbered Heads Together) di SMPN 5 Kepanjen Malang. Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Sosial dan Humanior, 9 (2): 59-67.
Hamidi. 1999. Metode Penelitian dan Teori Komunikasi. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang.
Ibrahim, Rachmadiarti, Nur, dan Ismono. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya Press.
117
Jagantara, I.M.W, Adnyana & Widiyanti. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek terhadap Hasil Belajar Biologi Ditinjau dari Gaya Belajar Siswa SMA. Jurnal Program Pascasarjana Undiksha, 4 (1): 1-13.
Jamaludin, D.N. 2013. Pengaruh Project Based Learning terhadap Berpikir Kritis, Kreatif dan Sikap Ilmiah pada Materi Tumbuhan Biji. Tesis. Bandung: PPS UPI.
Johnson, E. B. 2002. Contextual Teaching and Learning: What It Is and Why It’s Here to Stay. New York: Corwin Press, INC.
Kamdi, W. 2008. Project-Based Learning: Pendekatan Pembelajaran Inovatif. Makalah. Disampaikan Dalam Pelatihan Penyusunan Bahan Ajar Guru SMP Dan SMA Kota Tarakan , 31 Oktober S.D. 2 November 2008.
Tersedia Pada www.snapdrive.net/files/571708/pbl
teoretik-tarakan.doc. Diakses Pada 12 Desember 2009.
Kanter, D.E., Schoeck, M. 2006. Learning Content Using Complex Data In Project-Based Science: An Example From High School Biology in Urban Classroom. Wiley InterScience. New Directions For Teaching And Learning, 2006 (108): 77-91.
Klein, J.I. 2009. Project-Based Learning: Inspiring Middle School Student to Engage in Deep and Active Learning. New York: NYC Departement of Education.
Krajcik, J.S. 1998. Inquiry Project-Based Science Classrooms: Initial Attemps By Middle School Students. The Journal of the Learning Sciences, 7 (3&4): 313-350.
Kunandar. 2007. Guru Profesional: Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Dan Persiapan Mengahadapi Sertifikasi Guru. Jakarta: Rajagrafindo Persada.
Leviatan, T. 2008 . Innovative Teachingand Assessment Method: QBIand Project Based Learning. Mathematics Educati on Research Journal,10(2):105-116.
Liu, W. C. 2007. Project-Based Learning And Students’ Motivation. Tersedia
Pada:
http://www.google.co.id/project-based-learning-journalfiletype:pdf. Diakses Pada Tanggal 21 September 2009.
Mardjani. 2004. Efektivitas Model Pemebelajaran Kooperatif tipe STAD untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Tesis. Bandung: PPS UPI.
118
Martinis Yamin. 2010. Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Jakarta : Gaung Persada Pers.
Martomidjojo, R. 2009. Berpikir Kritis dalam Pembelajaran Sains. Tersedia pada: http//russamimartowidjojocentre.blogspot.com. Diakses tanggal 25 Oktober 2014.
Moeloek, F.A. 2010. “Pradigma Pendidikan Nasional Abad XXI.”Versi 1.0 Tahun 2010. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP). Munandar, S.C.U. 1990. Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah
Petunjuk bagi Guru dan Orang Tua. Jakarta: Gramedia.
Munandar, S.C.U. 2009. Kreativitas dan Keterbakatan: Strategi Mewujudkan Potensi Kreatif dan Bakat. Jakarta: PT Gramedia Pustaka.
Munandar. 2009. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta.
Munawaroh, R., Subali, B., dan Sopyan, A. 2012. Penerapan Model Project Based Learning dan Kooperatif untuk Membangun Empat Pilar Pembelajaran Siswa SMP. Unnes Physics Education Journal, 1 (1): 33-37.
Munawaroh, A., Christijanti, W., dan Supriyanto. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Sistem Pencernaan SMP. Unnes Journal Of Biology Education, 2 (1):
91-98.
Murithi, E.M. 2013. “Project Method and Learner Achievement in Physics in Kenyan Secondary Schools”. Journal of Education and Practice, 1 (7), 1-12.
Mustaji. 2012. Pengembangan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif dalam Pembelajaran. Universitas Negeri Surabaya.
Nur, M. 2005. Pembelajaran Kooperatif. Pusat Sains dan Matematika Sekolah. Surabaya: UNESA.
Nurohman, S. 2008. Peningkatan Thinking Skills melalui Pembelajaran IPA Berbasis Kontruktivisme di Sekolah Alam. Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan, 11 (1): 121-135.
OECD (2012), PISA 2009 Technical Report. Tersedia pada: www.pisa.oecd.org. Diakses pada 13 Pada Januari 2012.
Patmodewo, U. M. 2001. Learning to Things Through: A Guide to Critical Thinking in The Curriculum. New Jersey: Prentice-Hall. Inc.
119
Purnawan, Y. 2007. Pengenalan Project Based Learning Tersedia Pada:
http://www.kompas.com.html. Diakses 25 September 2014.
Purworini, S. E. 2009. Pembelajaran Berbasis Proyek Sebagai Upaya Mengembangkan Habit of Mind “Studi Kasus di SMP Nasional KPS Balikpapan”. Jurnal Pendidikan Inovatif, 1 (2): 17-19.
Pusat Kurikulum Badan penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Naskah Akademik: Kajian Kebijakan Kurikulum Mata Pelajaran IPA.
Quittadamo, I. J., Kurtz, M. 2007. Learning to Improve: Using Writing to Increase Critical Thinking Performancein General Educational Biology. Life Science Educational, 6 (2): 140-154.
Rachman, N.N. 2013. Pengaruh Pembelajaran Berbasis proyek terhadap Keterampilan Berpikir Kritis dan Kreatif Siswa Kelas VIII pada Materi Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan. Tesis. Bandung: PPS UPI. Regassa, L.B. dan Alison, I. 2009. “Student Learning in a Project-Based
Molecular Biology Course.” Journal of College Science Teaching, 36 (6): 58-67.
Restyowati, D., & Naqiyah, N. 2012. Penerapan teknik permainan kerja sama dalam bimbingan kelompok untuk meningkatkan kemampuan interaksi sosial pada siswa. Jurnal Psikologi Pendidikan dan Bimbingan 11( 2).
Riyanto, Y. 2008. Paradigma Baru Pembelajaran Sebagai Referensi bagi
Pendidik dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Rohmawati, Ika. 2011. Peningkatan Pemahaman SIswa dengan Metode Penugasan Peta Konsep Pada Konsep Sistem Peredaran Darah. Skripsi. Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
Rosidi, Akhyar., H. A. Wahab Jufri.,& H. M. Liwa Ilhamdi. 2015. Efektivitas Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok dalam Meningkatkan Motivasi Belajar dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMP Negeri 6 Mataram Tahun Ajaran 2013/2014. Tersedia Pada:http://biologi.fkip.unram.ac.id/wpcontent/uploads/2015/01/AKHY AR-ROSIDI-_E1A009025_.pdf/. Diakses 25 Maret 2015.
Ruggiero, Vincent R. 1998. The Art of Thinking. A Guide to Critical and Creative Thought. New York: Longman.
Sanjaya, W. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana.
120
Santyasa, I W. 2004. Pengaruh Model dan Setting Pembelajaran Terhadap Remidiasi Miskonsepsi, Pemahaman Konsep, dan Hasil Belajar Siswa
Pada Siswa SMU. Disertasi. Malang: Universitas Negeri Malang
Program Pascasarjana Program Studi Teknologi Pembelajaran.
Santyasa, I., W. 2008. Pengembangan Pemahaman Konsep dan Kemampuan Pemecahan Masalah Fisika Bagi Siswa SMA dengan Pemberdayaan Model Perubahan Konseptual Berseting Investigasi Kelompok. Makalah. Bali: Pendidikan Fisika Universitas Pendidikan Ganesha.
Santyasa, I. W. 2011. Pembelajaran inovatif. Bali: Universitas Pendidikan Ganesha.
Santyasa, I.W. 2012. Pembelajaran Inovatif. Bali: Undiksha Press.
Siswono, Tatag Yuli Eko. 2009. Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif
Siswa. Seminar Nasional Pendidikan Matematika yang Memanusiakan
Manusia. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Slavin, E.R. 1995. Cooperative Learning: Theory, Research and Practice. New Jersey: Prentice Hall.
Suartika, K., Arnyana & Setiawan. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) terhadap Pemahaman Konsep
Biologi dan Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa SMA. Jurnal
Program Pascasarjana Undiksha, 3 (1): 1-13.
Subiantoro, A. W. 2009. Pentingnya Praktikum dalam Pembelajaran IPA. Tersedia pada: http//vahonov.files.wordpress.com/2009/07/pentingnya-praktikum-dalam-pembelajaran-IPA pdf. Diakses tanggal 2 November 2014.
Sudiana, I. M, & Surata, I. K. 2009. Pendidikan dan Latihan Merancang Pembelajaran IPA Biologi Melalui Pendekatan Keterampilan Proses Berbasis Pengetahuan Tradisional dan Lingkungan Subak Bagi Guru SMP. Jurnal Bakti Saraswati, 1 (2).
Susanti. 2012. Penerapan Pembelajaran berbasis Proyek untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif dan Sikap Ilmiah Siswa SMA Kelas XI pada Sub Konsep Nutrisi. Tesis. Bandung: PPS UPI.
121
Susanto, P. 1999. Strategi Pembelajaran Biologi di Sekolah Menengah. Malang: Universitas Negeri Malang.
Susanto. 2006. Metode Penelitian Sosial. Surakarta: UNS Press.
The George Lucas Educational Foundation. 2005. Instructional Module Project
Based Learning. Tersedia pada
http://www.edutopia.org/module/PBL/whatpbl.php. Diakses tanggal 25 September 2014.
Tran Vui. 2001. Practice Trends and Issues in the Teaching and Learning of Math-ematics in the Countries. Penang: Recsam.
Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Preastasi Pustaka.
Triyanto. 2013. Hubungan sosial. Sleman: Deepublish.
Tsoi, M. F., Goh, N. K., & Chia, L. S. 2004. Using Group Investigation For Chemistry Inteacher Education. Asia-Pasific Forum on Science Learning and Teaching. 5(1).
Uno, Hamzah. B . 2009. Teori Motivasi & Pengukurannya. Jakarta : Bumi Aksara.
Widiyatmiko. 2012. Pembelajaran Berbasis Proyek untuk Mengembangkan Alat
Peraga IPA Dengan Memanfaatkan Bahan Bekas Pakai. Jurnal
Pendidikan IPA Indonesia, 10 (2).
Winkel. 1996. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Grasindo.
Wibowo, A.L.P. 2013. Peningkatan Sikap Serta Hasil Belajar Peserta Didik
SMAN 9 Malang Melalui Metode Project Based Learning (PjBL).
Prosiding. Malang: Universitas Negeri Malang.
Widowati, A., Sukarni. H. 2009. Pengembangan Kreativitas Mahasiswa dalam Pembuatan Media pada Mata Kuliah TPB dengan Pendekatan
Project-Based Learning. Seminar Nasional Jurdik Biologi “Biologi,
Lingkungan, dan Pembelajarannya”. Jogyakarta: UNY.
Yalcin, A., Turgut, U., dan Buyuk kasap, E.2009. The Effect Of Project Based Learning On Science Undergraduates’ Learning Of Electricity, Attitude Towards Physics and Scientific Process Skills. International Online Journal Of Educational Sciences, 1 (1): 81-105.
122