PENGARUH DANA PIHAK KETIGA, KECUKUPAN MODAL, RESIKO KREDIT DAN TINGKAT SUKU BUNGA BANK INDONESIA
TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011-2016
OLEH
SANGGUP PANGIHUTAN NAULI SIHALOHO 150521123
PROGRAM STUDI STRATA-1 MANAJEMEN EKSTENSI DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2018
LEMBAR PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Kecukupan Modal, Resiko Kredit dan Tingkat Suku Bunga Bank Indonesia Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2016” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas seusai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.
Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Medan, Oktober 2018
Sanggup Pangihutan Nauli Sihaloho
NIM. 150521123
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
DEPARTEMEN MANAJEMEN
PENANGGUNG JAWAB SKRIPSI Nama : Sanggup Pangihutan Nauli Sihaloho
NIM : 150521123
Program Studi : S1 – Manajemen Ekstensi Konsentrasi : Manajemen Keuangan
Judul : Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Kecukupan Modal, Resiko Kredit, Tingkat Suku Bunga Bank Indonesia Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2016
Medan, Oktober 2018
Sanggup Pangihutan Nauli Sihaloho
NIM. 150521123
PENGARUH DANA PIHAK KETIGA, KECUKUPAN MODAL, RESIKO KREDIT DAN TINGKAT SUKU BUNGA BANK INDONESIA
TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011-2016
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kinerja keuangan berupa rasio perbankan DPK, CAR, NPL dan Tingkat Suku Bunga Bank Indonesia terhadap Profitabilitas pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sampel yang digunakan penelitian ini adalah 28 perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Metode analisis data yang digunakan adalah metode statistik deskriptif dan metode regresi linier berganda data panel. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara serempak, Dana Pihak Ketiga, Capital Adequacy Ratio , Non Performing Loan , Tingkat Suku Bunga Bank Indonesia secara serempak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen, yaitu Profitabilitas, sedangkan secara parsial Dana Pihak Ketiga dan Capital Adequacy Ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap Profitabilitas pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sedangkan Non Performing Loan , berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Profitabilitas pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, dan BI Rate berpengaruh negatif dan signifikan terhadap profitabilitas pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Kata Kunci: Rasio Dana Pihak Ketiga, Capital Adequacy Ratio, Non Performing
Loan, BI Rate , Return on Asset.
THE INFLUENCE OF THIRD PARTY FUND, CAPITAL ADEQUACY, CREDIT RISK AND INDONESIA INTEREST RATE IN BANKING
LISTED IN INDONESIA STOCK EXCHANGE
This study aims to determine and analyze the influence of financial performance in the form of banking ratios DPK, CAR, NPL and Interest Rates Bank Indonesia on Profitability in banking companies listed on the Indonesia Stock Exchange.
The sample used in this research are 28 banking companies listed on Indonesia Stock Exchange. Data analysis method used is descriptive statistic method and multiple linear regression method of panel data. The results of this study indicate that simultaneously, Third Party Funds, Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, BI Rate simultaneously have a significant effect on the dependent variable, namely Profitability, while Partial Third Party Fund and Capital Adequacy Ratio have positive and significant impact on Profitability a banking company listed on the Indonesia Stock Exchange while Non Performing Loan, has a negative and insignificant effect on Profitability on banking companies listed on the Indonesia Stock Exchange, and the BI Rate has a negative and significant effect on the profitability of banking companies listed on the Indonesia Stock Exchange.
Keywords: Third Party Funds, Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan,
BI Rate, Return on Asset.
Segala puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya peneliti masih diberikan kesehatan sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Kecukupan Modal, Resiko Kredit dan Tingkat Suku Bunga Terhadap Profitabilitas pada perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Tujuan penulisan skripsi ini adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, karena itu peneliti masih mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak, agar skripsi ini dapat lebih baik lagi. Dengan segala kerendahan hati, peneliti berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak.
Pada kesempatan ini, peneliti mengucapkan terima kasih yang sebesar- besarnya buat orang tua tercinta bapak S. Sihaloho dan ibu K. Sinaga yang telah membesarkan, mendidik dan memberikan dukungan, dan doa yang tak henti- hentinya kepada peneliti. Selama proses penyusunan skripsi ini peneliti menyadari banyak mendapat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu peneliti mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ramli, SE, MSi, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Dr. Amlys Syahputra Silalahi, MSi, selaku Ketua Program Studi S1 Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Dra. Nisrul Irawati, M.BA, selaku Dosen Pembimbing yang telah
5. Ibu Beby Kendida Hasibuan, SE, M.Si, selaku Dosen Penguji I yang telah memberikan arahan dan masukan dalam menyelesaikan skripsi ini.
6. Bapak Drs. Syahyunan, M.Si, selaku Dosen Penguji II yang memberikan waktu, arahan dan masukan dalam penyelesaian skripsi ini.
7. Untuk seluruh Dosen dan Pegawai Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara untuk setiap jasa-jasanya selama perkuliahan.
8. Terimakasih kepada rekan-rekan khususnya bagi Manajemen Ekstensi 2015 grup C dan Konsentrasi Manajemen Keuangan yang telah memberikan semangat kepada peneliti.
Medan Oktober 2018 Peneliti,
Sanggup P N Sihaloho
150521123
Halaman
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... i
KATA PENGANTAR... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 8
1.3 Tujuan Penelitian ... 8
1.4 Manfaat Penelitian ... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 10
2.1 Uraian Teoritis ... 10
2.1.1 Pengertian Bank ... 10
2.1.2 Fungsi dan Peran Bank ... 10
2.1.3 Jenis – Jenis Bank ... 12
2.1.4 Kinerja dan Laporan Keuangan ... 15
2.2 Analisis Rasio Keuangan ... 17
2.2.1 Rasio Profitabilitas ... 19
2.2.2 Return on Asset ... 21
2.2.3 Sumber Dana Bank ... 23
2.2.4 Dana Pihak Ketiga ... 27
2.2.5 Capital Adequacy Ratio ... 27
2.2.6 Non Performing Loan ... 29
2.2.7 Tingkat Suku Bunga ... 29
2.3 Penelitian Terdahulu ... 30
2.4 Kerangka Konseptual ... 30
2.4.1 Pengaruh DPK terhadap ROA ... 35
2.4.2 Pengaruh CAR terhadap ROA ... 35
2.4.3 Pengaruh NPL terhadap ROA ... 36
2.4.4 Pengaruh BI Rate terhadap ROA ... 36
2.5 Hipotesis Penelitian ... 37
BAB III METODE PENELITIAN ... 38
3.1 Jenis Penelitian ... 38
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 38
3.3 Batasan Operasional ... 38
3.4 Definisi Operasional Variabel ... 39
3.4.1 Variabel Dependen... 39
3.4.2 Variabel Independen ... 40
3.5 Populasi dan Sampel ... 42
3.8.1 Analisis Statistik Deskriptif ... 45
3.8.2 Analisis Regresi Linier Berganda Data Panel. .. 46
3.9 Uji Asumsi Klasik ... 50
3.9.1 Uji Normalitas ... 50
3.9.2 Uji Heteroskedastisitas... 51
3.9.3 Uji Autokorelasi ... 51
3.9.4 Uji Multikolinearitas ... 52
3.10 Uji Hipotesis ... 53
3.10.1 Uji Signifikansi Serempak (Uji F) ... 53
3.10.2 Uji Signifikansi Parsial (Uji t) ... 54
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 56
4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 56
4.2 Hasil Penelitian ... 64
4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif ... 64
4.2.2 Analisis Regresi Data Panel ... 66
4.2.3 Pengujian Hipotesis ... 69
4.3 Pembahasan ... 72
4.3.1 Pengaruh DPK terhadap ROA ... 72
4.3.2 Pengaruh CAR terhadap ROA ... 73
4.3.3 Pengaruh NPL terhadap ROA ... 74
4.3.4 Pengaruh BI Rate terhadap ROA ... 75
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 76
5.1 Kesimpulan ... 76
5.2 Saran ... 76
DAFTAR PUSTAKA ... 78
DAFTAR LAMPIRAN ... 80
No.Tabel Judul Halaman
1.1 Perkembangan DPK, CAR, NPL, ROA di BEI ... 5
2.1 Kriteria Penilaian ROA ... 23
2.2 Kriteria Penilaian CAR ... 28
2.3 Kriteria Penilaian NPL ... 29
2.4 Ringkasan Penelitian Terdahulu ... 31
3.1 Operasional Variabel ... 42
3.2 Kriteria Pemilihan Sampel ... 43
3.3 Daftar Sampel Perusahaan... 44
3.4 Kriteria Pengambilan Keputusan Durbin Watson ... 52
4.1 Hasil Analisis Deskriptif ... 64
4.2 Pooled Least Square ... 66
4.3 Fixed Effect Model ... 67
4.4 Random Effect Model ... 67
4.5 Hasil Uji Chow ... 68
4.6 Hasil Uji Hausman ... 69
4.7 Hasil Uji Serempak ... 70
4.8 Hasil Uji Secara Parsial ... 71
No. Gambar Judul Halaman
1.1 ROA perusahaan yang terdaftar di BEI ... 3
2.1 Kerangka Konseptual ... 37
No. Lampiran Judul Halaman
1. Data DPK, NPL, CAR, BI Rate periode 2011-2016 ... 80
2. Hasil Statistik Deskriptif ... 85
3. Pooled Least Square ... 86
4. Fixed Effect Model ... 87
5. Random Effect Model ... 88
6. Hasil Uji Chow ... 89
7. Hasil Uji Hausman ... 89
8. Hasil Uji Serempak (Uji-F) ... 90
9. Hasil Uji Secara Parsial (Uji-t) ... 91
1.1. Latar Belakang
Industri perbankan mempunyai peranan yang sangat penting bagi perekonomian di suatu negara, dimana hampir setiap aspek kehidupan manusia tidak pernah terlepas dari bank dan lembaga keuangan. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit, dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak ini sesuai dengan Undang - Undang No 10 Tahun 1998 tentang Perbankan.
Lembaga perbankan merupakan salah satu tulang punggung perekonomian suatu negara, karena memiliki fungsi intermediasi atau sebagai perantara antara pemilik modal (fund supplier) dengan penguna dana (fund user) sehingga melancarkan kegiatan perekonomian suatu negara. Bank merupakan lembaga keuangan terpenting dan sangat mempengaruhi perekonomian baik secara mikro maupun secara makro.
Salah satu peranan perbankan yaitu bank harus mampu meningkatkan kinerjanya dan menghasilkan laba. Di dalam proses kinerjanya, tidak semua bank menghasilkan laba,bahkan ada beberapa bank mengalamai kerugian.
Rasio profitabilitas merupakan salah satu rasio keuangan yang dapat
digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam memperoleh laba, atau
dengan kata lain profitabilitas merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan.
perusahaan untuk menghasilkan laba dari kegiatan operasionalnya (Munawir, 2002). Bank harus senantiasa menjaga tingkat profitabilitasnya tetap stabil bahkan meningkat agar mampu memenuhi kewajiban kepada pemegang saham, meningkatkan daya tarik investor dalam menanamkan modal, dan meningkatkan kepercayaan masyarakat untuk menyimpan kelebihan dana yang dimiliki pada bank. Untuk bisa menjaga kepercayaan masyarakat, maka bank harus menjaga kinerja keuangannya. Kinerja keuasngan bank dapat dinilai dari beberapa indikator. Salah satu indikator utama yang dijadikan dasar penilaian adalah laporan keuangan bank. Profitabilitas yang tinggi dapat menunjukkan kinerja keuangan. bank yang baik, sebaliknya jika profitabilitas yang dicapai rendah, mengindikasikan kurang maksimalnya kinerja keuangan manajemen dalam menghasilkan laba (Sutrisno, 2012).
Profitabilitas dalam dunia perbankan dapat dihitung dengan Return on Assets. Menurut ketentuan Bank Indonesia, standar yang paling baik untuk Return on Assets dalam ukuran bank-bank Indonesia minimal 1,5%. Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan aset (Dendawijaya, 2009).
Pada Grafik 1.1 sampel data ROA perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia menunjukkan nilai yang fluktuatif. Pada bank permata (BNLI) pada
tahun 2011-2013 mempunyai ROA yang melebihi standar yakni 1,5% tetapi
mengalami penurunan di tahun 2014 dan mengalami kenaikan di tahun 2015.
Sumber: www.idx.co.id (data diolah)
Gambar 1.1
ROA perusahaan yang terdaftar di BEI periode 2011-2016 (%) Pada bank Pundi Indonesia (BEKS) pada tahun 2011 mempunyai ROA yang melebihi standar yakni 1,5%. Pada tahun 2012-2013 mengalami kenaikan tetapi tetap dibawah standar 1,5% dan di tahun 2014-2016 mengalami kenaikan dan diatas 1,5%.
Pada bank QNB Indonesia (BKSW) pada tahun 2011-2016 mempunyai ROA dibawah standar yakni 1,5%. Dana Pihak Ketiga merupakan sumber dana bank yang dihimpun dari masyarakat sebagai nasabah dalam bentuk simpanan giro, tabungan dan deposito (Abdullah , 2005). Dia juga mengungkapkan dana- dana pihak ketiga yang dihimpun dari masyarakat merupakan sumber dana terbesar yang paling diandalkan oleh bank (mencapai 80%-90% dari seluruh dana yang dikelola oleh bank). Manajemen bank terus berupaya untuk meningkatkan jumlah DPK yang berasal dari masyarakat, karena semakin besar jumlah simpanan suatu bank, maka semakin banyak sumber dana dari perbankan untuk disalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit. Dengan demikian, maka tingkat profitabilitas yang akan diperoleh dari bunga pinjaman (interest
0.46
-0.81 0.09 1.05 0.87
-3.34 4.75
0.98 1.22 1.59
5.29 9.58 1.66
1.7 1.6 1.2
0.2
4.9
-6 -4 -2 0 2 4 6 8 10 12
2011 2012 2013 2014 2015 2016
BNLI BEKS BKSW
rate) akan meningkat. Semakin tinggi rasio ini, maka semakin baik tingkat kepercayaan masyarakat terhadap bank yang bersangkutan (Sudiyatno, 2010).
Rasio kecukupan modal merupakan rasio yang bertujuan untuk memastikan bahwa bank dapat menyerap kerugian yang timbul dari aktivitas yang dilakukannya (Dendawijiaya, 2005). CAR merupakan rasio untuk mengukur kecukupan modal dan mencerminkan modal sendiri perusahaan. CAR juga merupakan alat ukur kesanggupan bank membangun kepercayaan masyarakat sehingga bank dapat menarik dana pihak ketiga . Pada CAR tersebut terdapat modal dasar bank yang bisa digunakan untuk menjaga posisi likuiditas dan investasi. CAR di atas 8% menunjukkan usaha bank yang semakin stabil, karena adanya kepercayaan masyarakat yang besar. Hal ini disebabkan karena bank akan mampu menanggung risiko dari aset yang berisiko. Sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan No. 15/POJK.03/2017 tentang Penetapan Status dan Tindak Lanjut Pengawasan Bank Umum Pasal 5 ayat (2) huruf a dinyatakan bahwa rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) atau CAR tidak boleh kurang dari 8%.
Risiko kredit tercermin dalam rasio Non Performing Loan. Menurut
Mawardi (2005), menunjukkan NPL berpengaruh negatif terhadap profitablitas,
dimana semakin tinggi rasio tersebut mengakibatkan semakin rendah mutu kredit
bank, dan kredit bermasalah semakin tinggi. NPL meningkat, laba bank akan
menurun sehingga ROA menjadi rendah. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No
15/POJK.03/2017 menetapkan nilai NPL maksimum adalah sebesar 5%, apabila
bank melebihi batas yang diberikan maka bank tersebut dikatakan tidak sehat.
Suku bunga kredit akan mempengaruhi penyaluran kredit dari suatu bank.
Apabila suku bunga kredit meningkat masyarakat cenderung tidak akan meminjam uang di bank. Maka profitabilitas yang di dapat oleh bank akan menurun karena rendahnya pendapatan bunga. Semakin meningkatnya suku bunga kredit juga akan mengakibatnya adanya kredit macet, di akibatkan oleh debitur yang meminjam uang di bank kemungkinan tidak bisa membayar hutangnya.
Adapun data mengenai perkembangan rasio-rasio keuangan beberapa bank yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang tercatat di laporan tahunan periode 2011-2016 dapat dilihat pada Tabel 1.1
Pada Tabel 1.1 menunjukkan perubahan Dana Pihak Ketiga, Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, Tingkat Suku Bunga dan Return on Asset dari tahun 2011-2016.
Tabel 1.1
Perkembangan DPK, CAR, NPL dan Tingkat Suku Bunga Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Nama Bank Kode Tahun DPK (juta) CAR (%)
NPL (%)
Suku Bung a (%)
ROA (%) Bank QNB
Indonesia, Tbk BKSW 2011 2.644.465 46,69 0,82 6,58 0,46 2012 3.663.084 27,76 0,31 5,77 - 0,81 2013 7.244.934 18,74 0,10 6,47 0,09 2014 16.161.710 15,10 0,23 7,54 1,05 2015 18.509.008 16,18 2,39 7,52 0,87 2016 19.344.962 16,46 2,94 6,78 -3,34 Bank Pundi
Indonesia, Tbk BEKS 2011 5.332.511 12,02 3,95 6,58 4,75 2012 6.756.642 13,27 4,81 5,77 0,98 2013 7.673.461 11,56 3,39 6,47 1,22 2014 7.639.046 10,05 4,85 7,54 1,59 2015 5.119.209 8,02 4,91 7,52 5,29
Lanjutan Tabel 1.1
Nama Bank Kode Tahun DPK
(Juta)
CAR (%)
NPL (%)
Suku Bung a (%)
ROA (%) 2016 3.697.174 13.22 4.76 6.78 9.58 Bank Permata, Tbk BNLI 2011 82.783.287 14,07 0,55 6,58 1,66 2012 104.914.477 15,86 0,41 5,77 1,70 2013 133.074.296 14,3 0,3 6,47 1,6 2014 148.005.560 13,6 0,6 7,54 1,2 2015 145.460.639 15,0 1,4 7,52 0,2 2016 130.302.660 15,6 2,2 6,78 4,9
Sumber: www.idx.co.id dan www.bi.go.id (data diolah)
.
Pada bank Permata (BNLI) tahun 2015-2016 DPK mengalami penurunan yang sangat signifikan dari Rp 145.460.639.000.000 ke 130.302.660.000.000 yaitu sebesar 15,1 triliun atau 10,4% , CAR mengalami kenaikan dari 15,0% ke 15,6% atau sebesar 4%, NPL mengalami kenaikan dari 1,4% ke 2,2% atau sebesar 57,1%, Tingkat suku bunga mengalami penurunan dari 7,52% ke 6,78% atau 9%, namun ROA mengalami kenaikan dari 0,2% ke 4,9% atau 23,5 %.
Pada bank Pundi Indonesia (BEKS) tahun 2015 ke 2016 DPK mengalami penurunan dari Rp 5.119.209.000.000 ke Rp 3.697.174.000.000 yaitu sebesar 1.422.035.000.000 atau 27,7%, CAR mengalami kenaikan dari 8,02% ke 13,22%
atau sebesar 64,8%, NPL mengalami penurunan dari 4,91% ke 4,76 % atau sebesar 3%, Tingkat Suku Bunga mengalami penurunan dari 7,52% ke 6,78% atau 9%, namun ROA mengalami kenaikan dari 5,29% ke 9,58% atau sebesar 81%.
Pada bank QNB Indonesia (BKSW) tahun 2012 ke 2013 DPK
mengalami kenaikan dari Rp 3.663.084.000.000 ke Rp 7.244.934.000.000
yaitu sebesar Rp 3.581.850.000.000 atau 97,7%, CAR mengalami penurunan
dari 27,76% ke 18,74% atau sebesar 32,4%, NPL mengalami penurunan dari
0,31% ke 0,10% atau sebesar 67,7%, namun ROA mengalami kenaikan dari - 0,81% ke 0,09% atau sebesar 1,1%.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh (Cahyani, 2013) menunjukkan bahwa Dana Pihak Ketiga berpengaruh positif dan signifikan terhadap Profitabilitas, sedangkan menurut penelitian dari (Pratama, 2016) mengatakan bahwa Dana Pihak Ketiga tidak memiliki pengaruh yang terhadap ROA.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh (Sukmawati M, 2016) menemukan bahwa CAR berpengaruh positif terhadap ROA. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh (Usman, 2003) menunjukkan bahwa Capital Adequacy Ratio berpengaruh negative dan tidak signifikan terhadap ROA.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh (Mawardi, 2005) menunjukkan bahwa Non Performing Loan berpengaruh negative dan signifikan terhadap ROA.
Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh (Usman, 2003) yang menunjukkan bahwa NPL positif dan terhadap ROA.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh (Sahara, 2013) menunjukkan bahwa tingkat suku bunga berpengaruh negatif terhadap profitabilitas (ROA).
Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh (Bastian, 2015) menunjukkan bahwa peningkatan suku bunga kredit menandakan bahwa pendapatan bunga dari penyaluran kredit juga meningkat, dengan meningkatnya pendapatan bunga maka profitabilitas mengalami peningkatan.
Berdasarkan latar belakang yang ada maka peneliti merasa perlu
melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Dana Pihak Ketiga,
Kecukupan Modal, Resiko Kredit dan Suku Bunga Kredit Bank Indonesia
Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka perumusan masalah dari penelitian ini adalah:
1. Apakah Dana Pihak Ketiga berpengaruh terhadap Return on Asset pada perusahaan perbankan yang terdaftar di bursa efek Indonesia ?
2. Apakah Capital Adequacy Ratio berpengaruh terhadap Return on Asset pada perusahaan perbankan yang terdaftar di bursa efek Indonesia ?
3. Apakah Non Performing Loan berpengaruh terhadap Return on Asset pada perusahaan perbankan yang terdaftar di bursa efek Indonesia ?
4. Apakah Tingkat Suku Bunga Bank Indonesia berpengaruh terhadap Return on Asset pada perusahaan perbankan yang terdaftar di bursa efek Indonesia ?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Menganalisis pengaruh Dana Pihak Ketiga terhadap Return on Asset pada perusahaan perbankan yang terdaftar di bursa efek Indonesia.
2. Menganalisis pengaruh Non Performing Loan terhadap Return on Asset pada perusahaan perbankan yang terdaftar di bursa efek Indonesia.
3. Menganalisis pengaruh Capital Adequacy Ratio terhadap Return on Asset
pada perusahaan perbankan yang terdaftar di bursa efek Indonesia.
4. Menganalisis pengaruh Tingkat Suku Bunga Bank Indonesia terhadap Return on Asset pada perusahaan perbankan yang terdaftar di bursa efek Indonesia.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Perbankan
Hasil penelitian ini diharap dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi manajemen perbankan nasional dalam praktek manajemen resiko perbankan, terutama terkait dengan pengelolaan risiko bisnis bank sehingga dapat meningkatkan kinerja perbankan nasional..
2. Bagi Peneliti selanjutnya
Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan informasi dan bahan pengembangan penelitian selanjutnya.
3 Bagi Peneliti
Sebagai bahan untuk menambah pengetahuan dan wawasan bagi peneliti di
bidang keuangan, khususnya mengenai pengelolaan kinerja perbankan.
2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Pengertian Bank
Istilah bank bukan hal yang asing dalam pembicaraan masyarakat pada saat ini. Pada umumnya masyarakat mendefinisikan bank adalah tempat untuk menyimpan atau menabung dan meminjam dana. Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Sedangkan menurut Sigit (2008), menyatakan bahwa bank secara sederhana dapat diartikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat baik secara langsung berupa tabungan,giro dan deposito maupun secara tidak langsung berupa kertas berharga; penyertaan dan sebagainya yang kemudian menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya.
2.1.2 Fungsi dan Peran Bank
Menurut Totok (2014), fungsi utama bank adalah menghimpun dana
dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat untuk
berbagai tujuan atau sebagai financial intermediary. Secara spesifik bank dapat
berfungsi sebagai:
1. Agent of trust
Dasar utama kegiatan perbankan adalah kepercayaan. Masyarakat akan mau menitipkan dananya di bank karena adanya kepercayaan. Pihak bank juga akan menyalurkan dananya kepada debitur karena adanya unsur kepercayaan.
2. Agent of development
Kegiatan bank yang berupa menghimpun dan menyalurkan dana memungkinkan masyarakat melakukan kegiatan investasi, kegiatan distribusi, serta kegiatan konsumsi barang dan jasa.
3. Agent of services
Bank memberikan penawaran jasa perbankan lain, seperti jasa pengiriman uang, penitipan barang berharga, pemberian jaminan bank dan penyelesaian tagihan.
Menurut Totok (2014), peran bank adalah sebagai berikut:
1. Pengalihan aset (asset transmutation)
Bank akan memberikan pinjaman kepada pihak yang membutuhkan dana dalam jangka waktu tertentu yang telah disepakati. Sumber dana pinjaman tersebut diperoleh dari pemilik dana yaitu unit surplus yang jangka waktunya dapat diatur sesuai dengan pemilik dana. Dalam hal ini bank telah berperan sebagai pengalih aset yang likuid dari unit surplus (lenders) kepada unit deficits (borrowers).
2 Transaksi (Transaction).
Bank memberikan berbagai kemudahan kepada pelaku ekonomi untuk
melakukan transaksi barang dan jasa dengan mengeluarkan produk-produk
yang dapat memudahkan kegiatan transaksi diantaranya giro, deposito, saham dan sebagainya.
3 Likuiditas (Liquidity)
Unit surplus dapat menempatkan dana yang dimilikinya dalam bentuk produk-produk berupa giro, tabungan, deposito dan sebagainya. Untuk kepentingan likuiditas para pemilik dana dapat menempatkan dananya sesuai dengan kebutuhan dan kepentingannya karena produk-produk tersebut mempunyai tingkat likuiditas yang berbeda-beda.
4 Efisiensi (Efficiency)
Adanya informasi yang tidak simetris antara peminjam dan investor menimbulkan masalah insentif, sehingga menimbulkan ketidakefisienan dan menambah biaya. Dengan adanya bank sebagai broker maka masalah tersebut dapat teratasi.
2.1.3 Jenis-Jenis Bank
Jenis-jenis perbankan di Indonesia dapat ditinjau dari berbagai segi antara lain dilihat dari segi fungsinya, dilihat dari segi kepemilikannya, dilihat dari segi status, dan dilihat dari segi cara menentukan harga (Kasmir, 2012).
1. Dilihat dari segi fungsinya
Berdasarkan UU RI No.10 Tahun 1998 maka jenis perbankan terdiri dari:
a. Bank Umum, yaitu bank yang melaksanakan kegiatan usahanya secara
konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Sifat jasa yang diberikan
adalah umum, dalam arti dapat memberikan seluruh jasa perbankan yang ada.
b. Bank Perkreditan Rakyat (BPR), yaitu bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu-lintas pembayaran.
Artinya, kegiatan BPR jauh lebih sempit jika dibandingkan dengan kegiatan bank umum.
2. Dilihat dari segi kepemilikannya, di bagi menjadi:
a. Bank Milik Pemerintah merupakan bank yang akte pendirian maupun modalnya dimiliki oleh pemerintah, sehingga seluruh keuntungan bank ini dimiliki oleh pemerintah pula.
b. Bank Milik Swasta Nasional merupakan bank yang seluruh atau sebagian besarnya dimiliki oleh swasta nasional serta akte pendiriannya pun didirikan oleh swasta, begitu pula pembagian keuntungannya diambil oleh swasta pula.Dalam Bank Swasta Milik Nasional termasuk pula bank-bank yang dimiliki oleh badan usaha yang berbentuk koperasi.
c. Bank Milik Asing merupakan cabang dari bank yang ada di luar negeri, baik milik swasta asing maupun pemerintah asing suatu negara.
d. Bank Milik Campuran merupakan bank yang kepemilikan sahamnya dimiliki oleh pihak asing dan pihak swasta nasional. Di mana kepemilikan sahamnya secara mayoritas dipegang oleh warga Negara Indonesia.
3. Dilihat dari segi status
a. Bank Devisa merupakan bank yang dapat melaksanakan transaksi keluar
negeri atau yang berhubungan dengan mata uang asing secar keseluruhan
misalnya misalnya transfer ke luar negeri, travelers cheque, pembukaan dan pembayaran Letter of Credit (L/C).
b. Bank non devisa, merupakan bank yang mempunyai ijin untuk melaksanakan transaksi sebagai bank devisa, sehingga tidak dapat melaksanakan transaksi seperti bank devisa. Bank non devisa melakukan transaksi dalam batas-batas suatu negara.
4. Dilihat dari segi cara menentukan harga
a. Bank yang berdasarkan prinsip konvensional, menetapkan bunga sebagai harga jual baik untuk produk simpanan seperti giro, tabungan maupun deposito. Demikian pula harga beli untuk produk pinjamannya (kredit) juga ditentukan berdasarkan tingkat suku bunga tertentu.
b. Bank berdasarkan prinsip syariah, yang menerapkan aturan perjanjian berdasarkan hukum islam antara bank dengan pihak lain baik dalam hal untuk menyimpan dana, pembiayaan usaha atau kegiatan perbankan lainnya.
5. Berdasarkan jenisnya
a. Bank umum, yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
b. Bank Perkreditan Rakyat Bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya
tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran seperti memberikan
pinjaman kepada masyarakat sesuai dengan kemampuan masyarakat
yang mengambil pinjaman tersebut.
2.1.4 Kinerja dan Laporan Keuangan
Kinerja keuangan adalah salah satu dasar penilaian terhadap kondisi keuangan perusahaan yang dapat dilakukan berdasarkan analisis terhadap rasio- rasio keuangan suatu bank. Kinerja keuangan dapat dinilai melalui berbagai macam variabel. Sumber utama variabel yang dijadikan dasar penilaian adalah laporan keuangan bank yang bersangkutan. Berdasarkan laporan keuangan tersebut dapat diketahui kondisi keuangan bank secara keseluruhan. Dari laporan keuangan ini juga akan terbaca bagaimana kondisi bank yang sesungguhnya, termasuk kelemahan dan kekuatan yang dimiliki (Kasmir, 2012). Laporan Keuangan adalah informasi keuangan yang disajikan dan disiapkan oleh manajemen dari suatu perusahaan kepada pihak internal dan eksternal yang berisi seluruh kegiatan bisnis dari satu kesatuan usaha yang merupakan salah satu alat pertanggungjawaban dan komunikasi manajemen kepada pihak-pihak yang membutuhkannya. Laporan keuangan merupakan ikhtisar mengenai keadaan keuangan suatu perusahaan pada suatu periode tertentu.
1. Laporan Tahunan dan Laporan keuangan Tahunan
Laporan Tahunan adalah laporan lengkap mengenai kinerja suatu bank dalam
kurun waktu satu tahun. Laporan Keuangan Tahunan adalah Laporan
keuangan akhir tahun bank yang disusun berdasarkan standar akuntansi
keuangan yang berlaku dan wajib diaudit oleh Akuntan publik. Biasanya
laporan keuangan tahunan disusun setiap akhir tahun dan telah diaudit
berdasarkan setiap transaksi dalam perusahaan. Laporan Keuangan Tahunan
terdiri dari:
a. Neraca, menggambarkan posisi keuangan dari sati kesatuan usaha yang merupakan keseimbangan antara aktiva, utang, dan modal pada suatu tanggal tertentu.
b. Laporan laba rugi merupakan ikhtisar dari seluruh pendapatan dan beban dari satu kesatuan usaha untuk satu periode tertentu.
c. Laporan perubahan equitas adalah laporan perubahan modal dari satu kesatuan usaha selama satu periode tertentu yang meliputi laba komprehensif, investasi dan distribusi dari dan kepada pemilik.
d. Laporan arus kas berisi rincian seluruh penerimaan dan pengeluaran kas baik yang berasal dari aktivitas operasional, investasi, dan pendanaan dari satu kesatuan usaha selama satu periode tertentu.
2. Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan
Laporan ini adalah laporan keuangan yang disusun berdasarkan standar akuntansi keuangan yang berlaku dan dipublikasikan setiap triwulan.
3. Laporan Keuangan Publikasi Bulanan
Laporan ini adalah laporan keuangan yang disusun berdasarkan laporan bulanan bank umum yang disampaikan kepada Bank Indonesia dan dipublikasikan setiap bulan.
4. Laporan Keuangan Konsolidasi
Bank yang merupakan bagian dari suatu kelompok usaha dan atau memiliki
anak perusahan, wajib menyusun laporan keuangan konsolodasi berdasarkan
pernyataan standar akuntansi keuangan yang berlaku serta menyampaikan
laporan sebagaimana diatur dalam Peraturan Bank Indonesia. (Munawir,
2002) menyimpulkan “tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi”.
2.2 Analisis Rasio Keuangan
Menurut Ikatan Bankir Indonesia (2017) mengemukakan bahwa bentuk- bentuk analisis rasio keuangan, yaitu:
1. Rasio Likuiditas
Indikator mengenai kemampuan perusahaan mengenai kemampuan perusahaan yang membayar segala kewajiban financial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan aktiva lancer yang tersedia atau kata lainnya dapat menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi utang (kewajiban) jangka pendek.
2. Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar beban utang yang ditanggung oleh perusahaan dibandingkan dengan aktivanya. Rasio ini merupakan ukuran yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya. Dengan adanya rasio ini,masyarakat akan percaya terhadap bank tersebut.
3. Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas adalah rasio yang digunakan untuk menilai efisiensi atau
efektivitas perusahaan dalam pemanfaatan semua sumber daya atau asset
yang dimiliki oleh suatu perusahaan.
4. Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas adalah rasio yang menunjukkan besarnya laba yang diperoleh sebuah perusahaan dalam periode tertentu. Rasio ini digunakan untuk menilai seberapa efisien pengelola perusahaan dapat mencari keuntungan atau laba untuk setiap penjualan yang dilakukan
5. Rasio Pertumbuhan
Rasio pertumbuhan berguna untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam rangka mempertahankan posisi ekonominya dalam pertumbuhan perekonomian dan dalam industry atau pasar produk tempatnya beroperasi 6. Rasio Penilaian
Rasio penilaian adalah rasio yang memberikan ukuran kemapuan manajemen menciptakan nilai pasar usahanya diatas biaya investasinya.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa jenis-jenis analisis rasio
keuangan meliputi rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio aktivitas, rasio
profitabilitas, rasio pertumbuhan dan rasio penilaian. Rasio likuiditas merupakan
rasio yang menunjukkan kemampuan keuangan perusahaan dalam membayar
hutang-hutang jangka pendek (maksimal satu tahun) dengan sejumlah aktiva
lancar yang dimiliki. Rasio solvabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang. Rasio aktivitas
merupakan rasio yang mengukur beberapa efektivitas perusahaan memanfaatkan
aktiva yang digunakan terdiri dari perputaran piutang, perputaran persediaan dan
perputaran aktiva. Rasio profitabilitas merupakan mengukur tingkat keberhasilan
atau kegagalan dari suatu perusahaan atau divisi tertentu untuk suatu periode
tertentu dalam menghasilkan keuntungan. Rasio pertumbuhan merupakan rasio untuk menggambarkan kemampuan perusahaan dalam mempertahankan posisi ekonominya di tengah pertumbuhan perekonomian dan sektor usahanya. Rasio penilaian yaitu rasio yang memberikan ukuran kemampuan manajemen menciptakan nilai pasar usahanya di atas biaya investasi.
2.2.1 Rasio Profitabilitas
Menurut Sutrisno (2012), adalah rasio yang digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan dalam mendapatkan keuntungan. Sedangkan menurut Kasmir (2012), Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan bank dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas menajemen suatu bank. Penggunaan rasio ini menunjukkan efisiensi bank. Dari pengertian di atas penulis mengambil kesimpulan bahwa analisa rasio rasio profitabilitas adalah gambaran akhir dari kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba atau jawaban akhir tentang efisien tidaknya perusahaan menghasilkan laba.
Jenis-jenis rasio profitabilitas menurut Ikatan Bankir Indonesia (2017), adalah sebagai berikut :
1. Margin Laba Kotor
Margin Laba Kotor adalah rasio yang
mengukurefisiensi pengendalian harga
pokok atau biaya produksi yang mengindikasikan kemampuan perusahaan
untuk berproduksi secara efisien. Semakin besar margin laba kotor maka
semakin baik keadaan operasional perusahaan. Sebaliknya jika semakin
rendah margin laba kotor maka aktivitas operasional perusahaan tidak baik.
2 Margin Laba Bersih
Margin laba bersih adalah pengukuran persentase dari setiap hasil sisa penjualan setelah dikurangi semua biaya dan pengeluaran termasuk bunga dan pajak dalam catatan atas laporan keuangan. Rasio ini mengukur laba bersih setelah pajak terhadap penjualan. Semakin tinggi nilai margin laba bersih maka semakin baik kegiatan operasional suatu perusahaan. Rumus margin laba bersih yaitu:
2. Return on Assets
Rasio profitabilitas yang menunjukan persentase keuntungan yang diperoleh perusahaan sehubungan dengan keseluruhan sumber daya atau total asset
3. Return on Equity
Rasio profitabilitas yang mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dari investasi pemegang saham di perusahaan tersebut.
4. Return On Investment (ROI)
Rasio perbandingan antara laba bersih setelah pajak dengan total aktiva
yang menunjukkan kemampuan perusahaan secara keseluruhan untuk
menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia di perusahaan
2.2.1 Return On Asset (ROA)
Return on Assets (ROA) merupakan salah satu rasio profitabilitas. Dalam analisis laporan keuangan, rasio ini paling sering disoroti, karena mampu menunjukkan keberhasilan perusahaan menghasilkan keuntungan. ROA mampu mengukur kemampuan perusahaan manghasilkan keuntungan pada masa lampau untuk kemudian diproyeksikan di masa yang akan datang. Aset atau aktiva yang dimaksud adalah keseluruhan harta perusahaan, yang diperoleh dari modal sendiri maupun dari modal asing yang telah diubah perusahaan menjadi aktiva-aktiva perusahaan yang digunakan untuk kelangsungan hidup perusahaan.
1. Perhitungan Return on Aset
Menurut Ikatan Bankir Indonesia (2017), ROA dihitung dengan cara membandingkan laba bersih sebelum pajak dibagi dengan total aktiva
Semakin besar nilai ROA, menunjukkan kinerja perusahaan yang semakin
baik pula, karena tingkat pengembalian investasi semakin besar. Nilai ini
mencerminkan pengembalian perusahaan dari seluruh aktiva (atau
pendanaan) yang diberikan pada perusahaan. Menurut ketentuan Bank
Indonesia, standar yang paling baik untuk Return on Assets dalam ukuran
bank-bank Indonesia minimal 1,5%.
Menurut Munawir (2002), Ada beberapa kelebihan dan kelemahan Return on Asset.
2. Kelebihan dan Kelemahan Return on Assets Kelebihan ROA yaitu :
a. ROA mudah dihitung dan dipahami.
b. Merupakan alat pengukur prestasi manajemen yang sensitif terhadap setiap pengaruh keadaan keuangan perusahaan.
c. Manajemen menitikberatkan perhatiannya pada perolehan laba maksimal d. Sebagai tolak ukur prestasi manajemen dalam memanfaatkan aset yang
dimiliki perusahaan untuk memperoleh laba.
e. Mendorong tercapainya tujuan perusahaan.
f. Sebagai alat mengevaluasi atas penerapan kebijakan-kebijakan manajemen.
Kelemahan ROA yaitu :
a. Kurang mendorong manajemen untuk menambah aset apabila nilai ROA yang diharapkan ternyata terlalu tinggi.
b. Manajemen cenderung fokus pada tujuan jangka pendek bukan pada tujuan jangka panjang, sehingga cenderung mengambil keputusan jangka pendek yang lebih menguntungkan tetapi berakibat negatif dalam jangka panjangnya.
Sebagaimana yang dirumuskan dalam Peraturan Bank Indonesia No 13/1/PB1/2011 Tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum sebagai berikut:
Tabel di bawah menunjukkan bahwa bank dikatakan sehat apabila ROA
lebih dari 1,25%. Sebaliknya, apabila maksimal 0,5%, maka bank tersebut
dinyatakan tidak sehat
Tabel. 2.1
Kriteria Penilaian ROA
Rasio Predikat
ROA ≥ 1,5% Sangat Sehat
1,25% ≤ ROA ≤ 1,5% Sehat 0,5% ≤ ROA ≤ 1,25% Cukup Sehat 0% ≤ ROA ≤ 0,5% Kurang Sehat
ROA ≤ 0% Tidak Sehat
Sumber : www.bi.go.id
2.2.3 Sumber Dana Bank
Menurut Kasmir (2012), “pengertian sumber dana bank adalah usaha bank dalam menghimpun dana dari masyarakat”. Perolehan dana ini tergantung dari bank itu sendiri, apakah dari simpanan masyarakat atau dari lembaga lainnya. Hal ini sesuai dengan fungsi bank bahwa bank adalah lembaga keuangan dimana kegiatan sehari - harinya bergerak dalam bidang keuangan, maka sumber - sumber dana bank juga tidak terlepas dari bidang keuangan itu sendiri. Untuk menopang kegiatan bank sebagai penjual atau memberikan pinjaman, bank harus terlebih dahulu membeli uang atau menghimpun dana sehingga dari selisih bunga tersebut bank memperoleh keuntungan.
Menurut Kasmir (2012), Adapun sumber - sumber dana tersebut adalah sebagai berikut:
1. Dana Pihak Pertama
Dana yang bersumber dari bank itu sendiri merupakan sumber dana dari Bank
itu sendiri (modal sendiri). Modal sendiri maksudnya adalah modal yang
dimiliki bank dari setoran dari para pemegang saham, cadangan laba dan laba
bank yang belum dibagi. Secara garis besar pencarian dana yang bersumber dari bank itu sendiri dapat disimpulkan terdiri dari :
a. Setoran modal dari para pemegang saham
Setoran modal dari pemegang saham adalah dana yang disetorkan secara aktif oleh pemegang saham pada saat bank didirikan baik dari pemegang saham lama ataupun pemegang saham baru.
b. Cadangan bank
Cadangan bank adalah sebagian laba yang diperoleh bank disisihkan dalam bentuk cadangan modal dan cadangan lainnya yang dapat digunakan untuk menutup kemungkinan akan timbulnya resiko dikemudian hari.
c. Laba ditahan
Laba ditahan adalah laba tahun berjalan yang belum dibagikan kepada para pemegang saham lain. Laba milik para pemegang saham yang diputuskan oleh mereka sendiri melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) untuk tidak dibagikan sebagai dividen.
2. Dana Pihak Kedua
Dana pihak kedua adalah dana - dana pinjaman yang berasal dari pihak luar
seperti pinjaman dari bank lain atau pun dari lembaga keuangan lainnya yang
bias memberikan pinjaman kepada bank yang membutuhkan. Dana ini
diperoleh dari pinjaman yang dilakukan oleh bank apabila sedang mengalami
kesulitan dalam pencarian sumber dana pertama. Dana pinjaman dari pihak
luar terdiri atas dana - dana sebagai berikut:
a. Bantuan Likuiditas Bank Indonesia
Pinjaman dari Bank Sentral adalah pinjaman (kredit) yang diberikan Bank Indonesia kepada bank - bank untuk membiayai kesulitan likuiditas yang dialami oleh bank.Pinjaman dari BI ini biasanya disebut dengan istilah Kredit Likuiditas Bank Indonesia (KLBI).
b. Pinjaman antar bank (Call money)
Call money adalah pinjaman dari bank lain yang berupa pinjaman harian antar bank. Pinjaman ini diminta bila ada kebutuhan mendesak yang diperlukan bank.
c. Pinjaman dari bank luar negeri
Pinjaman dari bank luar negeri adalah pinjaman biasa yang diperoleh dari bank lain dengan jangka waktu relatif lebih lama, jangka waktunya 12 bersifat lebih menengah atau panjang dengan tingkat bunga relatif lebih murah dibandingkan dengan call money.Pinjaman ini biasanya dibatasai nominalnya sesuai dengan kebutuhan.
d. Pinjaman dari Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB)
Pinjaman ini terutama terjadi ketika lembaga - lembaga keuangan
tersebut masih berstatus LKBB. Pinjaman LKBB ini lebih banyak
berbentuk surat berharga yang dapat diperjualbelikan dalam pasar uang
sebelum jatuh tempo daripada berbentuk kredit. Pinjaman ini juga biasa
dikenal dengan Surat Berharga Pasar Uang (SBPU), pinjaman tersebut
diterbitkan dan ditawarkan dengan tingkat suku bunga yang dapat
menarik minat masyarakat untuk membelinya.
3. Dana Pihak Ketiga
Dana pihak ketiga ialah dana yang berasal dari masyarakat luas. Sumber dana ini merupakan sumber dana yang terpenting bagi kegiatan operasional bank dan menjadi tolak ukur keberhasilan bank jika sanggup membiayai operasionalnya dari sumber dana ini. Dari beberapa sumber dana bank dana pihak ketiga ini salah satu sumber dana yang relatif mudah apabila dibandingkan dengan yang lainnya. Untuk memperoleh dana dari masyarakat luas, bank dapat menawarkan berbagai jenis simpanan. Pembagian jenis simpanan kedalam berbagai jenis dimaksudkan agar para nasabah penyimpan mempunyai pilihan sesuai dengan tujuan masing-masing. Dalam hal ini kegiatan penghimpunan dana dibagi kedalam 3 jenis yaitu :
a. Simpanan Giro (Demand Deposit)
Giro adalah simpanan dana pihak ketiga pada bank yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro dan surat kuasa pembayaran lainnya atau dengan pemindahbukuan dalam artian bahwa tidak dapat ditarik secara tunai. Biasanya dibuat dalam jangka waktu tertentu.
b. Simpanan Tabungan (Saving Deposito)
Tabungan adalah simpanan pihak ketiga pada bank yang penarikannya
hanya dapat dilakukan menurut syarat - syarat tertentu yang telah
disepakati seperti slip penarikan, buku tabungan, kartu ATM, atau sarana
lainnya tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, atau alat
lainnya yang dapat dipersamakan dengan itu.
c. Simpanan Deposito (Time Deposit)
Deposito atau simpanan berjangka adalah simpanan dana pihak ketiga pada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu tertentu berdasarkan perjanjian antara pihak bank dengan nasabah yang bersangkutan penarikannya dapat menggunakan bilyet giro atau sertifikat deposito.
2.2.3 Dana Pihak Ketiga (DPK)
Dana Pihak Ketiga merupakan sumber dana bank yang dihimpun dari masyarakat sebagai nasabah dalam bentuk simpanan giro, tabungan dan deposito (Abdullah, 2005). Manajemen bank terus berupaya untuk meningkatkan jumlah DPK yang berasal dari masyarakat, karena semakin besar jumlah simpanan (DPK) suatu bank, maka semakin banyak sumber dana dari perbankan untuk disalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit. Dengan demikian, maka tingkat profitabilitas yang akan diperoleh dari bunga pinjaman (interest rate) akan meningkat. Semakin tinggi rasio ini, maka semakin baik tingkat kepercayaan masyarakat terhadap bank yang bersangkutan.
2.2.4 Capital Adequacy Ratio
Yang dinilai dalam aspek ini adalah permodalan yang ada didasarkan
kepada kewajiban penyediaan modal minimum bank. Penilaian tersebut
didasarkan kepada Capital Adequacy Ratio yang telah ditetapkan BI. CAR adalah
rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk
menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko.
Sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan No. 15/POJK.03/2017 tentang Penetapan Status dan Tindak Lanjut Pengawasan Bank Umum Pasal 5 ayat (2) huruf a dinyatakan bahwa rasio kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) atau CAR tidak boleh kurang dari 8% dari asset tertimbang menurut resiko (ATMR). Angka tersebut merupakan penyesuaian dari ketentuan yang berlaku secara internasional berdasarkan Standar Bank for International Settlement (BIS)
Sebagaimana yang dirumuskan dalam Peraturan Otoritas Jasa keuangan No.15/POJK.03/2017 tentang Penetapan Status dan Tindak Lanjut Pengawasan Bank Umum sebagai berikut:
Sumber: Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No 15/POJK.03/2017
Menurut Peraturan Bank Indonesia No 13/1/PB1/2011 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum di Indonesia sebagai berikut.
Tabel. 2.2
Kriteria Penilaian CAR
Rasio Predikat
CAR ≥ 12% Sangat Sehat
9% ≤ CAR ≤ 12% Sehat
8% ≤ CAR ≤ 9% Cukup Sehat
6% ≤ CAR ≤ 8% Kurang Sehat
CAR ≤ 6% Tidak Sehat
Sumber : www.bi.go.id
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa bank dapat dikatakan sehat
apabila memiliki nilai CAR minimal 8%, sedangkan untuk bank yang dikatakan
tidak sehat apabila CAR bank tersebut kurang dari 8%.
2.2.5 Non Performing Loan (NPL)
Menurut Dendawijaya (2009), kemacetan fasilitas kredit disebabkan oleh 2 faktor yaitu pertama dari pihak perbankan yang kurang teliti baik dalam mengecek kebenaran dan keaslian dokumen maupun salah dalam menghitung rasio-rasio yang ada dan kedua pihak nasabah yang diakibatkan 2 hal yaitu adanya unsur kesengajaan dan unsur tidak sengaja. Menurut Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No 15 Tahun 2017, Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
Sumber: Peraturan OJK No 15/POJK.03/2017
Menurut Peraturan Bank Indonesia No 13/1/PB1/2011 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum di Indonesia adalah sebagai berikut
Tabel 2.3
Kriteria Penilaian NPL
Rasio Predikat
NPL ≤ 2% Sangat Sehat
2% ≤ NPL ≤ 3% Sehat
3% ≤ NPL ≤ 6% Cukup Sehat
6% ≤ NPL ≤ 9% Kurang Sehat
NPL ≥ 9% Tidak Sehat
Sumber : www.bi.go.id
Berdasarkan Tabel 2.1 menunjukkan bahwa suatu bank dikatakan sehat apabila memiliki nilai NPL sebesar kurang dari 6% dan apabila NPL bank memiliki NPL melebihi 6% maka bank tersebut dikategorikan sebagai bank tidak sehat.
2.2.6 Tingkat Suku Bunga
Tingkat suku bunga diukur melalui tingkat suku bunga sertifikat Bank
Indonesia Periode 2011-2016. Data yang digunakan bersumber dari www.bi.go.id,
menurut rata-rata suku bunga BI rate per tahun Januari 2011 sampai Desember 2016 berupa persentase (%). BI rate adalah suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap atau stance kebijakan moneter yang ditetapkan oleh bank Indonesia dan di umumkan kepada publik. BI Rate juga dibuat berdasarkan dari kondisi yang terjadi dalam perekonomian Indonesia termasuk harga pasar, inflasi, dan kondisi pertumbuhan ekonomi indonesia.
Sumber : www.bi.go.id
Tingkat suku bunga digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan operasi pengendalian moneter untuk mengarahkan agar rata rata tertimbang suku bunga hasil lelang operasi pasar terbuka berada di sekitar tingkat suku bunga. Sasaran operasional kebijakan moneter dicerminkan pada perkembangan suku bunga Pasar Uang Antar Bank (PUAB). Pergerakan di suku bunga PUAB ini diharapkan akan diikuti oleh perkembangan di suku bunga deposito, dan pada gilirannya suku bunga kredit perbankan
2.3 Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian terdahulu yang berhubungan dengan profitabilitas dapat diuraikan dan diikhtisarkan dalam Tabel 2.4
2.4 Kerangka Konseptual
Berdasarkan teori yang sudah dikemukakan di atas, maka kerangka
pemikiran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
Tabel 2.4
Ringkasan Penelitian Terdahulu
No Peneliti/
Tahun
Judul
Penelitian Variabel
Teknik Analisa Data
Hasil Penelitian 1 Abdur
man Antoni (2015)
Profitability determnants of Go Public Bank in Indonesia Empirical Evidence after Global Financial Crisis
Dependen 1. Credit risk
(NPL) 2. Operational
Efficiency (BOPO) 3. Income
Divesifcation 4. Capital
Adequacy Ratio (CAR) 5. Credit
Growth Independen Profitability (ROA)
Regresi Linier berganda
1. NPL berpengaruh negative dan tidak signifikan terhadap profitabilitas
2. BOPO berpengaruh negative dan tidak signifikan terhadap profitabilitas 3. Income
Diversification berpengaruh negative dan tidak signifikan terhadap profitabilitas 4. CAR berpengaruh
positif dan tidak signifikan terhadap profitabilitas 5. Credit Growth
berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap
profitabilitas 2 Elin
Suma wati (2016)
Pengaruh Pertmbuhan Dana Pihak Ketiga, Resiko Kredit, Likuiditas, dan Kondisi Ekonomi Terhadap Profitabiits pada Perbankan yang terdaftar di Bursa efek tahun 2014
Dependen 1. Dana
Pihak Ketiga (Giro,Tabu ngan,Depo sito) 2. Resiko
Kredit (NPL) 3. Likuiditas
(LDR) 4. Kondisi
Ekonomi (GDP)
Independen Profitabilitas
Regresi Linier Berganda
1. DPK berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap profitabilitas 2. NPL berpengaruh
negative dan signifikan terhadap profitabilitas 3. LDR berpengaruh
positif dan tidak signifikan terhadap profitabilitas
4. GDP berpengaruh positif dan
signifikan terhadap profitabilitas
\
Lanjutan Tabel 2.4
3 Herry Amad Bucor (2015)
Banking Intermeaon, Operational Efficiency and credit risk in the banking profitability
Dependen 1. Banking
Intermediti on (LDR) 2. Operation
Efficiency (OEOI) 3. Credit
(NPL) 1.
Independen (ROA)
Regresi Linier Berganda
1. LDR berpengaruh negative dan tidak signifikan terhadap profitabilitas
2. OEOI berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap profitabilitas
3. NPL berpengaruh negative dan signifikan terhadap profitabilitas 4 Luh
Putu Suma (2015)
Pengaruh CAR, BOPO, NPL dan LDR terhadap Profitablitas
Dependen 1. CAR 2. BOPO 3. NPL 4. LDR 1.
2. Independen Profitabilitas (ROA)
Regresi Linier Berganda
1. CAR berpengaruh negatif tidak signifikan ROA 2. BOPO Berpngaruh
negatif signifikan terhadap ROA 3. NPL Berpengaruh
positif tidak signifikan ROA 4. LDR Berpengaruh
positif signifkan terhadap ROA 5 Made
Ria Angreni (2014)
Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Kecukupan Modal, Resiko Kredit, dan Suku Bunga Kredit pada Profitbilitas pada bank BUMN 2010- 2012
Dependen Dana Pihak Ketiga (Giro, Tabugan, Deposito) Kecukupan Modal (CAR) Resiko Kredit (NPL) Suku Bunga Kredit
Independen Profitabilitas (ROA)
Regresi Linier Berganda
DPK berpengaruh positif terhadap Profitabilitas CAR berpengaruh positif terhadap Profitabilitas NPL berpengaruh negative terhadap Profitabilitas Suku Bunga Kredit Berpengaruh negative terhadap Profitabilitas
Lanjutan Tabel 2.4
6 Muha mad Garna (2012)
Pengaruh Suku Bunga Kredit dan Resiko
Dependen Suku Bunga Kredit
Resiko Kredit
Regresi Linier Berganda
Suku Bunga Kredit berpengaruh positif dan signifikan
terhadap profitabilitas