• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE DEBAT UNTUK MENGEMBANGKAN SIKAP TOLERANSI PADA PEMBELAJARAN IPS(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VII C SMP Negeri 4 Bandung).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "METODE DEBAT UNTUK MENGEMBANGKAN SIKAP TOLERANSI PADA PEMBELAJARAN IPS(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VII C SMP Negeri 4 Bandung)."

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

No. Daftar FPIPS : 4725/UN.40.2.7/PL/2015

METODE DEBAT UNTUK MENGEMBANGKAN SIKAP TOLERANSI PADA PEMBELAJARAN IPS

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VII C SMP Negeri 4 Bandung)

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Oleh

Tiera Muthia Rahmi

1001614

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

(2)

No. Daftar FPIPS : 4725/UN.40.2.7/PL/2015

METODE DEBAT UNTUK MENGEMBANGKAN SIKAP TOLERANSI PADA PEMBELAJARAN IPS

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VII C SMP Negeri 4 Bandung)

Oleh

Tiera Muthia Rahmi

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

©Tiera Muthia Rahmi 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

No. Daftar FPIPS : 4725/UN.40.2.7/PL/2015

TIERA MUTHIA RAHMI

METODE DEBAT UNTUK MENGEMBANGKAN SIKAP TOLERANSI

PADA PEMBELAJARAN IPS

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VII C SMP Negeri 4 Bandung)

disetujui dan disahkan oleh:

Pembimbing I

Dr. Erlina Wiyanarti, M.Pd

19620718 198601 2 001

Pembimbing II

Dra. Neiny Ratmaningsih, M.Pd.

19611215 198603 2 003

Mengetahui:

Ketua Prodi Pendidikan IPS

Dr. Nana Supriatna, M.Ed.

(4)

vii

METODE DEBAT UNTUK MENGEMBANGKAN SIKAP TOLERANSI PADA PEMBELAJARAN IPS

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VII C SMP Negeri 4 Bandung)

Tiera Muthia Rahmi

1001614

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi dari hasil pra penelitian yang penulis lakukan di SMPN 4 Bandung. Penulis menemukan adanya masalah dalam pembelajaran IPS di kelas VII C, yaitu kurangnya sikap menghargai antar peserta didik selama kegiatan pembelajaran. Hal ini terlihat pada saat proses pembelajaran terutama dalam berdiskusi, diantaranya pertama, peserta didik kurang memperhatikan ketika temannya menjelaskan materi di depan kelas. Kedua, perbedaan pendapat yang kurang diterima dengan baik oleh peserta didik selama kegiatan diskusi.

Ketiga, pengucapan atau perkataan kata yang kurang baik. Untuk mengatasi masalah tersebut, penulis menerapkan metode debat untuk mengembangkan sikap peserta didik, terutama sikap toleransi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Desain penelitian menggunakan model siklus yang dikembangkan oleh Kemmis & Taggart (1988) yang terdiri dari: planning (perencanaan), action (pelaksanaaan), serta reflecting (refleksi). Subjek dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas VII C SMPN 4 Bandung. Sumber data yang diambil berdasarkan observasi, wawancara, catatan lapangan, dokumen dan angket. Penelitian ini diawali dengan penyusunan rencana tindakan dan penerapan metode debat sebagai salah satu cara dalam melaksanakan setiap tindakan dari tindakan siklus I sampai tindakan siklus IV. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran IPS melalui metode debat dapat meningkatkan sikap toleransi peserta didik dalam pembelajaran di kelas. Walaupun terdapat beberapa kendala saat pelaksanaannya, akan tetapi kendala tersebut dapat diatasi dengan berjalannya waktu selama kegiatan pembelajaran. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa peranan guru dan peserta didik dalam menerapkan metode debat selama pembelajaran IPS dapat mengembangkan sikap toransi peserta didik. Dengan meningkatnya sikap toleransi sesama peserta didik dalam kegiatan pembelajaran IPS di kelas, maka peserta didik saling menghargai setiap tindakan yang dilakukan oleh temannya selama kegiatan diskusi debat berlangsung. Berdasarkan kesimpulan tersebut, maka diperlukan metode debat untuk mengembangkan sikap toleransi peserta didik dalam setiap proses pembelajaran IPS.

(5)

viii Tiera Muthia Rahmi, 2015

METOD E D EBAT UNTUK MENGEMBANGKAN SIKAP TOLERANSI PAD A PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

THE USE OF DEBATE METHOD TO INCREASE THE TOLERANCE IN SOCIAL STUDIES LEARNING

(Classroom Action Research On Class VII C at Junior High School 4 Bandung)

Tiera Muthia Rahmi

1001614

ABSTRACT

This Research based from pra-research that writer did in Junior High School 4 Bandung. The writer found a problem that occured in social Studies education learning at 7th C class, which is less respect between students during learning activities. It was seen in learning process especially in discussion, which are, first

less attention to his students when explaining the material in front of the class.

Second, disagreements are less well received by the students during discussions. Third, the pronunciation of the word or words that aren’t good. To solve those problem, the writer applied debate method to increase student s attitudes, especially attitudes of tolerance. The method used in this research is Classroom Action Research. The design using cycle model developmented by Kemmis & Taggart (1988) which consists of: planning, action as well and reflecting (reflection). Subjects in this study were students of class VII C SMPN 4 Bandung. The data were gained from the observation, interview, field note, document and questionnaire. The research was begun with the planning arrangement and the implementation of debate method as one of the ways in performing the activities from the activities in cycle I until cycle IV. The result showed that debate method can increase the tolerance among students in social studies learning in the classroom. Eventhough some problems were found during the process, such as time limitation, concept and students’ comprehension toward debate method, but those problems could be solved. It can be concluded that teacher and students’ role in applying debate method during the teaching learning activities can increase the tolerance among students. The tolerance created among students made them able to appreciate their friends’ action during debate activity. Based on the conclusion above, it can be said that debate method is needed to develop the tolerance among students in social studies learning process.

(6)

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan ... i

Lembar Penguji ... ii

Lembar Pernyataan ... iii

Kata Pengantar ... iv

Ucapan Terimakasih ... v

Abstrak ... vii

Abstract ... viii

Daftar Isi ... ix

Daftar Tabel ... xiii

Daftar Gambar ………... xv

Daftar Diagram ……….. xvi

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang ... 1

B.Identifikasi Masalah ... 7

C.Rumusan Masalah ... 7

D.Tujuan Penelitian ... 8

E. Manfaat Penelitian ... 8

F. Struktur Orgnisasi Skripsi ... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA A.Pengertian Sikap ... 11

1. Tingkatan Sikap ………... 15

2. Komponen Sikap ………... 16

3. Fungsi Sikap ………... 17

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perubahan Sikap ... 17

(7)

Tiera Muthia Rahmi, 2015

METOD E D EBAT UNTUK MENGEMBANGKAN SIKAP TOLERANSI PAD A PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu x

B.Pengertian Toleransi ... 19

1. Indikator Toleransi ……….. 22

1.1 Berbicara ………... 23

1.2 Bahasa ………... 23

1.3 Bahasa Tubuh ………24

1.4 Hati Nurani (Qolbu) ……….. 24

1.5 Mendengarkan ………...24

C.Metode debat……… 25

1. Pengertian Debat………. 25

2. Tujuan Metode Debat ………. 29

3. Kelebihan dan Kelemahan Metode Debat………... 30

4. Langkah-langkah Debat ………..31

D.Pembelajaran IPS ……… 32

1. Hakikat Pembelajaran IPS ……….. 32

2. Karakter Pembelajaran IPS………..34

3. Tujuan Pembelajaran IPS ………... 34

E. Kontribusi Metode Debat duntuk Mengembangkan Sikap Toleransi pada Pembelajaran IPS………. 37

F. Penelitian Terdahulu ………... 38

BAB III METODE PENELITIAN A.Lokasi dan Subjek Penelitian ... 40

B.Desain Penelitian ... 40

C.Metode Penelitian ………43

D.Definisi Istilah ... 44

1. Sikap ... 44

2. Toleransi ... 44

3. Metode Debat ... 45

4. Pembelajaran IPS ………45

(8)

1. Lembar Observasi ... 46

2. Lembar Pedoman Wawancara ... 46

3. Catatan Lapangan ... 46

4. Angket ... 47

F. Tehnik Pengumpulan Data Analisis ... 47

1. Tehnik Pengumpulan... 47

2. Analisis Data ... 48

a. Analisis Kualitatif ………. 48

b. Analisis Kuantitatif ………... 50

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Umum dan Lokasi Penelitian ………... 51

1. Gambaran Umum SMP Negeri 4 Bandung ... 51

2. Profil Kelas Penelitian ... 53

B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 53

1. Kegiatan Pra-Tindakan ... 54

2. Diskusi Temuan Pra-Penelitian ………. 57

3. Deskripsi Hasil Data Pembelajaran Tindakan Siklus 1 ………. 58

a. Perencanaan Tindakan Siklus 1 ……….. 58

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus 1 ………...…59

c. Deskripsi Hasil Angket Tindakan Siklus 1 ……… 69

d. Analisis Hasil Angket Tindakan Siklus 1 ………... 80

4. Deskripsi Hasil Data Pembelajaran Tindakan Siklus 2 ……… 81

a. Perencanaan Tindakan Siklus 2 ………81

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus 2 ………...…82

c. Deskripsi Hasil Angket Tindakan Siklus 2 ……… 92

d. Analisis Hasil Angket Tindakan Siklus 2 ………... 103

5. Deskripsi Hasil Data Pembelajaran Tindakan Siklus 3 ……… 105

a. Perencanaan Tindakan Siklus 3 ………105

(9)

Tiera Muthia Rahmi, 2015

METOD E D EBAT UNTUK MENGEMBANGKAN SIKAP TOLERANSI PAD A PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu xii

c. Deskripsi Hasil Angket Tindakan Siklus 3 ……… 115

d. Analisis Hasil Angket Tindakan Siklus 3 ………... 125

6. Deskripsi Hasil Data Pembelajaran Tindakan Siklus 4 ……… 126

a. Perencanaan Tindakan Siklus 4 ………126

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus 4 ………...…128

c. Deskripsi Hasil Angket Tindakan Siklus 4 ……… 135

d. Analisis Hasil Angket Tindakan Siklus 4 ………... 145

C. Pembahasan Hasil Data Penelitian Penerapan Metode Debat untuk mengembangkan Sikap Toleransi Peserta Didik ... 146

1. Pembahasan Hasil Wawancara dengan Guru Mitra ... 146

2. Pembahasan Hasil Penelitian dengan Menerapkan Metode Debat untuk mengembangkan Sikap Toleransi Peserta Didik ………... 149

3. Pembahasan Hasil Angket Peserta Didik ……….153

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 167

B. Saran ... 170

DAFTAR PUSTAKA ………..171

(10)

DAFTAR TABEL

4.1 Nama Anggota Kelompok Pembelajaran Dataran Rendah ………….. 61

4.2 Nama Anggota Kelompok Pembelajaran Perbukitan... 63

4.3 Format Observasi Metode Debat Tindakan Siklus 1 ... 66

4.4 Data Angket Tindakan Siklus 1 Indikator Kemampuan Pemahaman Pembelajaran IPS……… 68

4.5 Data Angket Tindakan Siklus 1 Indikator Kemampuan Memberikan dan Mempertahankan Pendapat...70

4.6 Data Angket Tindakan Siklus 1 Indikator Kemampuan Berbicara... 72

4.7 Data Angket Tindakan Siklus 1 Indikator Kemampuan Mempertahankan dan menerima Pendapat Meski Berbeda pendapat ………. 75

4.8 Data Angket Tindakan Siklus 1 Indikator Bekerjasama ……….. 77

4.9 Nama Anggota Kelompok Pembelajaran Dataran Tinggi ………….. 83

4.10 Nama Anggota Kelompok Pembelajaran Pegunungan... 86

4.11 Format Observasi Metode Debat Tindakan Siklus 2 ... 89

4.12 Data Angket Tindakan Siklus 2 Kemampuan Pemahaman Pembelajaran IPS …... 92

4.13 Data Angket Tindakan Siklus 2 Indikator Kemampuan Memberikan dan Mempertahankan Pendapat... 94

4.14 Data Angket Tindakan Siklus 2 Indikator Kemampuan Berbicara... 96

4.15 Data Angket Tindakan Siklus 2 Indikator Kemampuan Mempertahankan dan menerima Pendapat Meski Berbeda pendapat ………. 99

4.16 Data Angket Tindakan Siklus 2 Indikator Bekerjasama………... 101

4.17 Nama Anggota Kelompok Edelweiss……….….. 108

(11)

Tiera Muthia Rahmi, 2015

METOD E D EBAT UNTUK MENGEMBANGKAN SIKAP TOLERANSI PAD A PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu xiv

4.19 Format Observasi Metode Debat Tindakan Siklus 3 ... 112

4.20 Data Angket Tindakan Siklus 3 Kemampuan Pemahaman Pembelajaran IPS …... 114

4.21 Data Angket Tindakan Siklus 3 Indikator Kemampuan Memberikan dan Mempertahankan Pendapat ………. 116

4.22 Data Angket Tindakan Siklus 3 Indikator Kemampuan Berbicara... 118

4.23 Data Angket Tindakan Siklus 3 Indikator Kemampuan Mempertahankan dan menerima Pendapat Meski Berbeda pendapat ………. 121

4.24 Data Angket Tindakan Siklus 3 Indikator Bekerjasama………... 122

4.25 Nama Anggota Kelompok Buaya……….……… 129

4.26 Nama Anggota Kelompok Cendrawasih……….…………. 130

4.27 Format Observasi Metode Debat Tindakan Siklus 4 ... 131

4.28 Data Angket Tindakan Siklus 4 Kemampuan Pemahaman Pembelajaran IPS …... 134

4.29 Data Angket Tindakan Siklus 4 Indikator Kemampuan Memberikan dan Mempertahankan Pendapat ………. 136

4.30 Data Angket Tindakan Siklus 4 Indikator Kemampuan Berbicara... 138

4.31 Data Angket Tindakan Siklus 4 Indikator Kemampuan Mempertahankan dan menerima Pendapat Meski Berbeda pendapat ………. 141

4.32 Data Angket Tindakan Siklus 4 Indikator Bekerjasama………... 143

4.33 Presentase Nilai Setiap Kelompok pada proses Penerapan Metode Debat ……… 149

(12)

DAFTAR GAMBAR

(13)

Tiera Muthia Rahmi, 2015

METOD E D EBAT UNTUK MENGEMBANGKAN SIKAP TOLERANSI PAD A PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu xvi

DAFTAR DIAGRAM

4.1 Skor Presentase Nilai Setiap Kelompok pada proses Penerapan

Debat……… 150

4.2 Presentase Peningkatan Sikap Toleransi dengan Metode Debat ……… 151 4.3 Peningkatan Pernyataan Pada Pemahaman Materi Pembelajaran IPS …. 153 4.4 Peningkatan Pernyataan Pada Mengemukakan dan Mempertahankan

Pendapat ……… 155

4.5 Peningkatan Pernyataan Pada Kemampuan Berbicara ………. 157

4.6 Peningkatan Pernyataan Pada Menerima Kesepakatan Meski Berbeda

Pendapat ……… 159

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Pengantar Penelitian dari Prodi PIPS

Lampiran 2. Surat Pengantar Penenlitian dari Fakultas Ilmu Pendidikan Sosial Lampiran 3. Surat Perizinan Penelitian dari SMP Negeri 4 bandung

Lampiran 4. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Lampiran 5. Lembar Observasi

(15)

1

Tiera Muthia Rahmi, 2015

METOD E D EBAT UNTUK MENGEMBANGKAN SIKAP TOLERANSI PAD A PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia sebagai homo sapiens merupakan manusia yang cerdas. Manusia yang cerdas dapat dilihat berdasarkan pendidikannya. Manusia belajar dari kehidupan sehari-hari, baik dalam lingkungan keluarga maupun lingkungan luar keluarga (pergaulan). Lingkungan keluarga memiliki peran untuk mengajarkan sikap yang baik. Lingkungan luar keluarga berperan untuk belajar berinteraksi dengan orang lain. Interaksi dapat dijadikan sebagai salah cara untuk mendapatkan pendidikan yang belum didapat dari lingkungan keluarga. Dimana manusia berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya, maka disinilah terjadi proses pendidikan.

Pendidikan adalah usaha sadar yang terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran, agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan potensi dirinya. Di samping itu juga, pendidikan memiliki kekuatan spiritual keagaman, emosional, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat (Wati, 2011, hlm.4). Hal senada juga diungkapkan oleh Syaripudin (2006, hlm.26) bahwa pendidikan adalah segala pengalaman dalam proses belajar yang di dapat dari berbagai lingkungan yang berlangsung sepanjang hayat.

Sistem pendidikan yang berlaku di negara Indonesia saat ini, menerapkan kurikulum 2013, dimana siswa dilatih untuk berpikir secara lebih kritis. Dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional Pasal 3, berbunyi

“pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

(16)

2

berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab” (Hasbullah, 2008, hlm.49).

Pendidikan IPS sebagai bagian dari pendidikan secara umum, memilliki peran penting dalam peningkatan dan pengembangan mutu pendidikan. Pendidikan IPS turut serta berperan dalam menghasilan peserta didik yang berkualitas, yaitu manusia yang mampu berpikir kritis, kreatif, logis dan berinisiatif dalam menanggapi gejala permasalahan sosial yang berkembang (Sumaatmadja, 1980, hlm.11).

Sekolah dijadikan tempat untuk mengembangkan karakter dan sifat siswa. Sekolah merupakan suatu lembaga yang dirancang khusus untuk pengajaran para siswa dibawah pengawasan para guru (Wati, 2011, hlm.7). Guru merupakan fasilitator siswa, memiliki peranan untuk mengembangkan kreativitas yang dimiliki siswa dalam belajar, serta memberikan ilmu pengetahuan yang dapat diajarkan kepada siswa. Guru juga sebagai komponen yang penting dalam tumbuh kembang kemampuaan yang dimiliki oleh siswa didalam kelas, sebab guru menjadi tolak ukur kemampuan siswa dalam mengembakan proses kegiatan pembelajaran.

(17)

3

Tiera Muthia Rahmi, 2015

METOD E D EBAT UNTUK MENGEMBANGKAN SIKAP TOLERANSI PAD A PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menurut Borba dalam bukunya yang berjudul “Membangun Kecerdasan Moral” (2008, hlm. 234) untuk meningkatkan sikap toleransi yang dimiliki oleh siswa terdapat tiga langkah. Pertama, mencontohkan dan menumbuhkan sikap toleransi sejak dini. Artinya menumbuhkan sikap toleransi di lingkungan keluarga dan di lingkungan sekolah sejak masih kecil. Karena pada saat usia tersebut merupakan saat terbaik untuk membantu anak menjadi individu yang dapat menghargai dan menghormati orang lain. Kedua, menumbuhkan apresiasi terhadap perbedaan.Artinya semakin anak bisa bertoleransi, maka semakin mereka terbuka untuk menghargai berbagai situasi yang ada dilingkungan mereka. Dan ketiga, menentang stereotip dan tidak berprasangka. Artinya setiap orang berhak mendapatkan perlakuan yang baik tanpa adanya kesalahpahaman dalam melakukan suatu tindakan. Dari ketiga langkah tersebut akan meningkatkan sikap toleransi dalam kehidupan yang harmonis.

Pengembangan keterampilan sosial dibutuhkan bagi siapa saja, tak terkecuali bagi siswa sekolah. Keterampilan sosial merupakan sikap atau perilaku yang ditunjukan oleh siswa dalam berbagai kegiatan yang dilakukan, baik disekolah maupun diluar sekolah (Lickona, 2012, hlm.67). Keterampilan yang dimiliki oleh siswa meliputi sikap dan tikang laku. Tingkah laku seseorang dapat diukur dari lihat dengan cara bersosialisasi dengan orang lain. Menurut Chaplin (dalam Ali, 2012, hlm.35) keterampilan sosial merupakan bentuk perilaku, perbuatan dan sikap yang ditampilkan oleh individu ketika berinteraksi dengan oranglain disertai dengan ketepatan dan kecepatan sehingga memberikan kenyamanan bagi orang yang berada di sekitarnya. Orangtua beranggapan bahwa memasukkan anak ke sekolah atau ke lembaga pendidikan sudah cukup untuk membentuk keterampilan sosial, padahal keterampilan sosial juga diperoleh di dalam keluarga dan lingkungan sekitar. Menurut Suardi (dalam Hafidah, 2011, hlm.11) keterampilan sosial adalah suatu kemahiran dalam bergaul dengan sikap keperdulian yang dimiliki orang lain.

(18)

4

sangatlah penting, karena sikap dari kepedulian tersebut merupakan salah satu sikap dari sikap toleransi yang bisa menghargai dan menghormati setiap tindakan yang dilakukan, tidak terkecuali dari kepedulian siswa dalam mendengarkan pendapat yang diucapkan oleh teman di dalam kelas pada kegiatan belajar maupun diskusi (Ali, 2012, hlm. 35). Rasa ingin dihargai dan dihormari menjadikan seseorang memiliki sikap toleransi yang baik.

Toleransi merupakan nilai moral berharga yang membuat siswa saling menghargai tanpa membeda-bedakan kemampuannya dalam berargumentasi, selain itu pula toleransi merupakan kunci utama untuk membantu siswa bersosialisasi di dunia yang diwarnai berbagai perbedaan (Lickona, 2012, hlm.94). Sikap toleransi perlu diajarkan baik dirumah atau pun disekolah. Sikap toleransi yang tidak diajarkan kepada siswa didalam lingkungan sekolah membuat perilaku dari keterampilan sosial yang ada pada siswa berkurang dalam kegiatan sehari-hari yang dilakukannya. Adanya sikap siswa yang tidak ingin mendengarkan pendapat orang lain dalam diskusi kelas sering kali terjadi. Sikap siswa yang tidak ingin mendengarkan pendapat orang lain diperlukan pengembangan sikap toleransi, agar siswa dapat menghargai tindakan yang dilakukan temannya saat berada didalam kelas.

Melalui metode debat yang diberikan oleh guru, siswa dapat mengemukakan pendapatnya dengan pemikiran yang kritis serta belajar untuk berani dalam mengambil suatu keputusan berdasarkan pemikirannya, serta siswa diajarkan dan diarahkan bagaimana cara untuk bersikap saling menghargai dan menghormati antara satu sama lain. Debat dapat dijadikan salah satu metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru untuk menyampaikan materinya saat belajar. Melalui pembelajaran dengan metode ini siswa memiliki kesempatan untuk mengembangkan kemampuan berargumentasi didepan umum.

(19)

5

Tiera Muthia Rahmi, 2015

METOD E D EBAT UNTUK MENGEMBANGKAN SIKAP TOLERANSI PAD A PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

satu bentuk pertentangan dalam diskusi atau dalam suatu dialog. Dalam proses ini para peserta sungguh-sungguh berbantah melalui argumentasi dan bukan sekedar mau memperoleh pengertian atau pengetahuan baru”.

Penggunaan metode debat ini, diharapkan siswa memiliki keberanian untuk belajar berargumentasi dan berani mengemukakan pendapat yang dimiliki, karena setiap siswa memiliki pendapat yang berbeda. Proses pembelajaran dengan menggunakan metode debat memiliki tujuan untuk bisa mengembangkan kemampuannya dalam menyusun argumen secara baik (Wati, 2011, hlm. 5). Dengan adanya kemampuan berargumentasi yang baik, maka peserta didik akan mampu mengembangkan pemahaman yang dimilikinya untuk memecahkan permasalahan yang dimilikinya.

Berdasarkan hasil dari observasi awal yang dilakukan peneliti pada 18 Februari 2014, peneliti menemukan beberapa permasalahan dalam proses kegiatan pembelajaran IPS di kelas VII C SMP N 4 Bandung. Permasalahan yang timbul diantaranya, Pertama suasana kelas pada saat kegiatan diskusi menjadi tegang dan berkurangnya keaktifan peserta didiknya tersebut, sehingga mengakibatkan proses pembelajaran menjadi terganggu dan kurang kondusif. Hal ini berdampak bagi peserta didik mengenai kurangnya sikap menghargai teman yang sedang bertanya maupun menjawab saat proses pembelajaran berlangsung. Kedua, adanya perbedaan pendapat dari peserta didik yang dapat menimbulkan pertentangan dengan masing-masing argument yang dimiliki oleh peserta didik, perbedaan pendapat yang diungkapkan peserta didik tidak selalu diterima dengan baik, peserta didik lainnya cenderung mematahkan pendapat yang dianggap tidak bisa diterima. Ketiga, pengucapan atau perkataan kata yang kurang baik oleh peserta didik, terkadang dapat menimbulkan emosional bagi peserta didik yang mendengarkan.

(20)

6

didik lain selalu memperhatikan dari gerak-gerik yang dianggap kurang baik dikarenakan gerakan yang mempermalukan peserta didik yang lain saat berada di dalam kelas. Dengan melihat perilaku seseorang dari gerakan tubuhnya, peserta didik sulit untuk menerima perbedaan pendapat dalam tanya jawab ataupun diskusi bahkan cenderung saling menjatuhkan peserta didik lainnya.

Metode debat dipilih untuk melatih peserta didik untuk bersikap lebih berani, aktif dan terampil dalam mengutarakan pendapatnya di kelas saat proses belajar berlangsung. Pemilihan metode debat yang dipilih oleh peneliti, agar siswa dapat mengembangkan dan melatih kesabaran dalam mengutarakan pendapatnya dengan baik, serta menumbuhkan rasa keberanian yang akan timbul saat diskusi berlangsung. Dengan menggunakan metode debat siswa diharapkan dapat berdiskusi dengan teman satu kelompoknya dalam menemukan suatu permasalahan saat kegiatan belajar mengajar dilakukan. Tetapi dalam memecahkan permasalan yang ditemukan dalam satu kelompok, setiap siswa dibimbing untuk menggunakan cara pandangnya sendiri dalam menemukan solusinya, walaupun dalam satu kelompok ada beberapa siswa memiliki pendapat yang beragam atau berbeda. Karena pada dasarnya setiap orang pasti memiliki argumen yang berbeda-beda, tidak terkecuali dalam satu kelompok.

Metode debat dapat digunakan dalam memecahkan suatu permasalahan yang timbul didalam kelas saat belajar. Selain itu, dengan menggunakan metode debat siswa dapat mengembangkan tradisi atau kebiasaan untuk berpendapat saat berada didalam kelas dengan kalimat-kalimat yang sopan, sehingga siswa bisa saling menghormati dan menghargai pendapat yang diutarakan siswa lain. Dari kegiatan debat yang dilakukan siswa didalam kelas saat proses belajar pembelajaran berlangsung, siswa dapat mengembangkan sikap toleransi yang ada didalam setiap siswa.

Dari beberapa penelitian terdahulu, metode debat ini dapat mengembangkan sikap toleransi dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan dikelas. Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Wahyu (2011) dengan judul Penerapan Metode Debat dalam Rangka Meningkatkan Keterampilan Siswa Untuk Mengemukakan

(21)

7

Tiera Muthia Rahmi, 2015

METOD E D EBAT UNTUK MENGEMBANGKAN SIKAP TOLERANSI PAD A PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menunjukkan bahwa hasil belajar peserta didik mengalami perubahan karena metode debat dalam proses pembelajaran dengan mengangkat tema kehidupan sehari-hari, sehingga siswa menjadi mudah menerima materi pembelajaran yang diajarkan oleh guru. Dari beberapa penelitian terdahulu diatas, dapat disimpulkan bahw metode debat dapat mengembangakan kemampuan keterampilan sosial yang dimiliki siswa. Peneliti memandang dengan metode debat ini akan efektif dalam mengembangkan sikap toleransi siswa.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan oleh peneliti, peneliti melihat adanya masalah yang dialami kelas VII C SMPN 4 Kota Bandung dalam proses berlangsungnya pembelajaran. Maka peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian tindakan untuk memperbaiki cara belajar siswa didalam kelas saat proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan metode debat. Peneliti pun mengangkat tema ini menjadi salah satu tema dalam penelitian skripsi dengan

judul “Metode Debat untuk Mengembangkan Sikap Toleransi pada Pembelajaran IPS di SMPN 4 Kota Bandung (Penelitian Tindakan Kelas di

Kelas VII C SMPN 4 Kota Bandung)”.

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Identifikasi masalah dibuat oleh peneliti untuk membatasi dan mengkaji masalahan yang dialami oleh peserta didik. Masalah yang dialami pada kelas VII-C SMPN 4 Kota Bandung meliputi perselisihan yang terjadi antara peserta didik anatara lain yaitu, saat kegiatan diskusi berlangsung banyaknya peserta didik yang memiliki perilaku kurang menghormati peserta didik yang lainnya.

Peserta didik saling menjatuhkan temannya saat beradu argumen berlangsung, sehingga menimbulkan emosi yang tinggi, serta berukurangnya rasa saling menghargai antar peserta didik. Penggunaan metode debat diharapkan dapat mengembangkan kembali sikap toleransi yang ada pada peserta didik dan diharapkan dapat diaplikasikan saat proses kegiatan belajar IPS berlangsung.

(22)

8

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan oleh peneliti, maka peneliti membatasi dengan membuat rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana tahap perencanaan dalam pembelajaran IPS dengan diterapkannya metode debat untuk mengembangkan sikap toleransi di kelas VII C SMPN 4 Kota Bandung ?

2. Bagaimana menerapkan metode debat untuk mengembangkan sikap toleransi dalam pembelajaran IPS di kelas VII C SMPN 4 Kota Bandung?

3. Hambatan apa yang ditemui serta upaya yang harus dilakukan saat diterapkannya metode debat untuk mengembangkan sikap toleransi di kelas VII C SMPN 4 Kota Bandung ?

D. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini antara lain adalah :

1. Untuk menguraikan tahap perencanaan dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan metode debat untuk mengembangkan sikap toleransi di kelas VII C SMPN 4 Kota Bandung.

2. Untuk mendeskripsikan menerapkan metode debat untuk mengembangkan sikap toleransi dalam pembelajaran IPS di kelas VII C SMPN 4 Kota Bandung 3. Untuk menganalisis Hambatan apa yang ditemui serta upaya yang harus

dilakukan saat diterapkannya metode debat untuk mengembangkan sikap toleransi di kelas VII C SMPN 4 Kota Bandung.

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini terbagi menjadi dua, yaitu:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi keilmuan terhadap pendidikan dan pengajaran pada pembelajaran IPS.

2. Manfaat Praktisi

(23)

9

Tiera Muthia Rahmi, 2015

METOD E D EBAT UNTUK MENGEMBANGKAN SIKAP TOLERANSI PAD A PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dapat mengembangkan minat peserta didik dalam proses pembelajaran dalam berpendapat dan dapat belajar menggunakan bahasa yang baik sesuai dengan EYD.

b. Bagi Guru

Guru melatih peserta didik agar mampu belajar secara mandiri c. Sekolah

Dapat digunakan sebagai masukan bagi sekolah untuk memberdayakan penerapan pembelajaran dengan menggunakan metode debat dalam proses belajar mengajar.

F. Struktur Organisasi Skripsi

Sistematika penulisan dalam penyusunan skripsi ini akan dipaparkan melalui penjelasan berikut.

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini peneliti memaparkan perihal ketertarikan peniliti untuk mengobati permasalahan yang terjadi berdasarkan latar belakang penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Bab ini membahas mengenai pemaparan konsep-konsep dan teori-teori pendukung dalam penelitian ini. Konsep dan teori yang dipaparkan yaitu tentang metode debat dalam mengembangkan sikap toleransi, kajian pustaka yang diambil dari beberapa sumber, seperti buku, skripsi, tesis, disertasi, jurnal, artikel dan sumber lainnya yang relevan untuk memperkaya pembahasan yang dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya.

BAB III METODE PENELITIAN

(24)

10

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini merupakan pembahasan mengenai hasil penelitian yang dilakukan peneliti. Maka Bab IV ini berisi gambaran umum SMP Negeri 4 Bandung, deskripsi umum pembelajaran mengenai kegiatan tindakan kelas dengan beberapa tindakan siklus, dan pembahasan hasil analisis dari pelaksanaan tindakan kelas.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

(25)

40

Tiera Muthia Rahmi, 2015

METOD E D EBAT UNTUK MENGEMBANGKAN SIKAP TOLERANSI PAD A PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bab ini penulis akan menjelaskan mengenai metode yang digunakan dalam penelitian ini. Metode yang digunakan disesuaikan dengan permasalahan yang ditemui dikelas VII-C SMP Negeri 4 Bandung. Adapun dasar pemilihan metode ini untuk menjawab masalah yang ditemukan dilapangan, sehingga tujuan dari penelitian ini akan berjalan dengan baik.

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian dilakukan di SMP Negeri 4 Bandung. SMP Negeri 4 Bandung merupakan salah satu sekolah yang sudah menggunakan kurikulum 2013. SMP Negeri 4 Bandung terletak di Jalan Samoja No 5 Bandung. Subjek atau sasaran peneliti adalah siswa-siswi kelas VII-C yang memiliki jumlah murid 36 orang yang terdiri dari 18 murid putra dan 18 murid putri. Pemilihan sekolah tersebut menjadi objek penelitian dikarenakan penulis merasa cocok dengan dukungan dari pihak sekolah, baik sarana dan prasarananyanmaupun dari tenaga pendidiknya.

Pada observasi awal dan pada saat melakukan (PPL) yang difasilitasi oleh Universitas, penulis melakukan observasi dan praktik mengajar kurang lebih selama enam bulan di tiga kelas, hal ini dijadikan pertimbangan untuk pemilihan kelas yang akan dijadikan subjek penelitian, dan pada akhirnya penulis menentukan kelas VII C sebagai subjek penelitian.

B. Desain Penelitian

(26)

41

Penelitian tindakan kelas ini berupaya untuk memecahkan masalah dalam proses pembelajaran dengan melakukan berbagai tindakan yang terencana. Oleh karena itu, penelitian tindakan kelas cocok dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui permasalahan yang dialami oleh siswa selama proses belajar mengajar, sehingga permasalahan yang ada dapat segera diperbaiki.

Pada penelitian tindakan kelas ini, peneliti menggunakan model siklus Spiral dari Kemmis dan Taggart (dalam Wiriaatmadja, 2005, hlm. 66-67). Alasan dipilihnya model Kemmis & Mc Taggart dalam penelitian ini adalah karena model ini akan mendaur ulang empat kegiatan pokok yang berupa perencanaan (plan), pelaksanaan(act), pengamatan(observe), dan refleksi (reflect). Dengan mendaur ulang empat kegiatan pokok ini dapat menemukan suatu masalah dan dicarikan solusi yang berupa perencanaan perbaikan, pelaksanaan tindakan, yang telah direncanakan dengan disertai kegiatan observasi, lalu direfleksikan melalui diskusi balikan bersama peneliti sehingga menghasilkan tindakan berikutnya.

Model siklus spiral Kemmis dan Mc Taggart melalui beberapa siklus tindakan dan terdiri dari empat komponen yaitu: perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Apabila siklus digambarkan secara visual, maka langkah-langkah akan nampak seperti bagan berikut:

Identifikasi masalah

Perencanaan 1

Tindakan Observasi

Refleksi

Hasil refleksi

Perencanaan 2

Tindakan Observasi

Refleksi

(27)

42

Tiera Muthia Rahmi, 2015

METOD E D EBAT UNTUK MENGEMBANGKAN SIKAP TOLERANSI PAD A PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.1 Model Penelitian Tindakan Kemiss dan Taggart

(Wiriaatmadja, 2012, hlm. 66)

Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model spiral Kemmis dan Mc Taggart (dalam Wiriaatmadja, 2012, hlm. 66-67) dengan melalui beberapa siklus tindakan dan terdiri dari empat komponen yaitu :

a. Rencana yaitu rencana tindakan apa yang akan dilakukan untuk memperbaiki, meningkatkan atau perubahan perilaku dan sikap sebagai solusi. Pada tahap perencanaan dilakukan dengan menyusun perencanaan tindakan berdasarkan identifikasi masalah pada obeservasi awal sebelum penelitian dilaksanakan. Rencana tindakan ini mencakup semua langkah tindakan secara rinci pada tahap ini segala keperluan pelaksanaan peneliti tindakan kelas dipersiapkan mulai dari bahan ajar, rencana pembelajaran, metode dan strategi pembelajaran, pendekatan yang akan digunakan, subjek penelitian serta teknik dan instrumen observasi disesuaikan dengan rencana.

b. Tindakan yaitu apa yang dilakukan oleh guru atau peneliti sebagai upaya perbaikan, peningkatan atau perubahan yang diinginkan. Pelaksanaan tindakan disesuaikan dengan rencana yang telah dibuat sebelumya. Pelaksanaan tindakan merupakan proses kegiatan pembelajaran kelas sebagai realisasi dari teori dan strategi belajar mengajar yang telah disiapkan serta mengacu pada kurikulum yang berlaku, dan hasil yang diperoleh diharapkan dapat meningkatkan kerjasama peneliti dengan subjek penelitian sehingga dapat memberikan refleksi dan evaluasi terhadap apa yang terjadi di kelas.

c. Observasi yaitu mengamati atas hasil atau dampak dari tindakan yang dilaksanakan atau dikenakan terhadap siswa. Tahap observasi merupakan kegiatan pengamatan langsung terhadap pelaksanaan tindakan yang dilakukan dalam PTK. Tujuan pokok observasi adalah untuk mengetahui ada-tidaknya perubahan yang terjadi dengan adanya pelaksanaan tindakan yang sedang berlangsung.

(28)

43

ini, peneliti bersama-sama guru dapat melakukan revisi perbaikan terhadap rencana awal. Melalui refleksi, guru akan dapat menetapkan apa yang telah dicapai, serta apa yang belum dicapai, serta apa yang perlu diperbaiki lagi dalam pembelajaran berikutnya. Oleh karena itu hasil dari tindakan perlu dikaji, dilihat dan direnungkan, baik itu dari segi proses pembelajaran antara guru dan siswa, metode, alat peraga maupun evaluasi.

C. Metode Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan bagian dari penelitian tindakan (action research) dan penelitian tindakan ini bagian penelitian pada umumnya (Kunandar, 2008, hlm.42). Penelitian juga bisa diartikan kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan aturan metodologi tertentu untuk mendapatkan data atau informasi yang bermanfaat untuk selanjutnya data tersebut dianalisis untuk dicari kesimpulannya.

Selain itu menurut Rapoport (dalam Wiriaatmadja, 2012, hlm.11-12) mengartikan penelitian tindakan kelas untuk membantu seseorang dalam mengatasi secara praktis persoalan yang dihadapi dalam situasi darurat dan membantu pencapaian tujuan ilmu sosial dengan kerjasama dalam kerangka etika yang disepakati bersama.

Sedangkan Kemmis dan Mc Taggard (dalam Wiriaatmadja, 2012, hlm. 67) menjelaskan bahwa penelitian tindakan kelas adalah suatu bentuk self-inquiry

kolektif yang dilakukan oleh para partisipan di dalam situasi sosial untuk meningkatkan rasionalitas dan keadilan dari praktik sosial atau pendidikan yang mereka lakukan, serta mempertinggi pemahaman mereka terhadap praktik dan situasi dimana praktik itu dilaksanakan.

(29)

44

Tiera Muthia Rahmi, 2015

METOD E D EBAT UNTUK MENGEMBANGKAN SIKAP TOLERANSI PAD A PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diajar sehari-harinya, bukan kelas yang diajar oleh guru lain meskipun dalam satu sekolah.

D. Definisi Istilah

1. Sikap

Sikap merupakan emosi atau efek yang diarahkan oleh seseorang kepada orang lain, benda, atau peristiwa sebagai objek sasaran sikap (Hanurawan, 2009, hlm.64). Sikap positif cenderung mendekati, menyayangi, mengharapkan objek tertentu. Sikap negatif terdapat cenderung untuk menjauh, menghindari, membenci dan tidak menyukai.

Menurut Kamus besar Bahasa Indonesia (2012, hlm.1303) adalah sebuah tingkah laku yang dilakukan oleh manusia. Sikap juga dipandang sebagai hasil belajar dari pada hasil perkembangan atau sesuatu yang diturunkan.

Hal ini berarti bahwa sikap diperoleh melalui interaksi dengan objek sosial atau peristiwa sosial. Sebagai hasil belajar, sikap dapat diubah, diacuhkan, atau dikembalikan seperti semula, walaupun memerlukan waktu yang cukup lama jika seseorang memiliki sikap yang buruk. Sikap juga dipandang sebagai hasil belajar dari pada hasil perkembangan atau sesuatu yang diturunkan. Hal ini berarti bahwa sikap diperoleh melalui interaksi dengan objek sosial atau peristiwa sosial.

2. Toleransi

Toleransi merupakan kebajikan moral berharga yang dapat mengurangi kebencian. Kekerasan dan kefanatikan (Borba, 2008, hlm.225). Karena toleransi berkaitan erat dengan perilaku yang sama halnya dengan moral toleransi adalah perwujudan dari sifat dan sikap untuk menghargai, membiarkan atau membolehkan (tenggang rasa) pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan dan kelakuan yang menunjukka adanya pertentangan yang berlawanan.

(30)

45

tersebut membuat kita mampu menghadapi perbedaan sebesar apapun meski kita tidak berhenti memperdebatkannya. Selain itu dalam toleransi, moral juga memiliki kaitannya dengan nilai baik-buruknya perilaku seseorang ketika berinteraksi dengan masyarakat luas.

3. Metode Debat

Metode pembelajaran kooperatif atau cooperative learning merupakan istilah umum untuk sekumpulan strategi pengajaran yang dirancang untuk mendidik kerja sama kelompok dan interaksi antarsiswa. Tujuan pembelajaran kooperatif setidak-tidaknya meliputi tiga tujuan pembelajaran, yaitu hasil belajar akademik, penerimaan terhadap perbedaan, dan pengembangan keterampilan sosial. Dalam pelaksanaannya metode ini membantu siswa untuk lebih mudah memproses informasi yang diperoleh.

Metode debat merupakan salah satu metode yang dapat diaplikasikan bersamaan dengan metode pembelajaran kooperatif. Karena metode debat dapat dijadikan alternatif bagi guru untuk meningkatkan kreativitas siswa dalam mengelola sebuah argumentasi. Dengan diterapkannya metode debat peserta didik mampu mempertahankan pendapat yang bertentangan dengan keyakinan peserta didik lainnya, karena metode debat merupakan strategi yang secara aktif melibatkan semua siswa di dalam kelas (dalam Wati, 2011, hlm.33).

4. Pembelajaran IPS

(31)

46

Tiera Muthia Rahmi, 2015

METOD E D EBAT UNTUK MENGEMBANGKAN SIKAP TOLERANSI PAD A PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kebutuhan budayanya, kebutuhan kejiwaannya, pemanfaatan sumber daya yang ada dipermukaan bumi, mengatur kesejahteraan dan pemerintahannya, dan lain sebagainya yang mengatur serta mempertahankan kehidupan masyarakat manusia.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian disusun sebagai alat pengumpulan data dalam penelitian ini, yaitu dengan menggunakan instrumen penelitian seperti lembar observasi, lembar wawancara, catatan lapangan serta angket. Dengan demikian, peneliti memperoleh data yang akurat dalam pengumpulan data sesuai dengan permasalahan yang ada didalam penelitian ini. Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Lembaran Observasi

Menurut Margono (dalam Rahayu, 2014, hlm. 45) mengungkapkan bahwa observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara langsung terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian.

Berdasarkan pendapat tersebut, peneliti memiliki pendapat bahwa observasi adalah kegiatan mencacat, mengamati, mendokumentasikan serta merefleksikan apa yang dilihat oleh peneliti saat berada dilapangan. Dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti dibantu oleh mitra peneliti unyuk mengetahui perkembangan metode debat untuk mengembangkan sikap toleransi pada mata pelajaran IPS.

2. Lembar Pedoman Wawancara

Wawancara adalah percakapan yangdilakkukan oleh dua pihak, yaitu

(32)

47

Berdasarkan pendapat yang telah diungkapkan oleh Sudjana, peneliti memperoleh gambaran tentang wawancara sebagai percakapan yang dilakukan oleh dua pihak untuk mendapatkan sebuah informasi.

3. Catatan Lapangan

Menurut Satori (dalam Rahayu, 2014, hlm. 45) catatan lapangan merupakan bentuk rekaman yang diperoleh dari buku catatan lapangan, rekaman video atau hasil foto. Catatan lapangan digunakan untuk mendapatkan data yang lengkap.

Berdasarkan pendapat yang dikemukakan oleh Satori, catatan lapangan berisikan hal-hal yang terjadi selam kegiatan proses belajar mengajar berlangsung didalam kelas.

4. Angket

Menurut Sugiyono (2012, hlm.199) angket merupakan tehnik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket langsung yang tertutup karena responden hanya memberikan tanda pada salah satu jawaban yang dianggap benar.

Berdasarkan pendapat yang diungkapkan oleh Sugiyono, penelii berpendapat bahwa angket merupakan salah satu cara untuk memperoleh data yang diperlukan dalam melakukan suatu penelitian,

F. Tehnik Pengumpulan dan Analisis Data 1. Tehnik Pengumpulan

Tehnik Pengumpulan data dalam penelitian tindakan kelas ini, dimaksudkan untuk memperoleh bahan-bahan, keterangan, kenyataan-kenyataan dan informasi yang dapat dipercaya. Untuk memperoleh data seperti yang dimaksud dalam pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut :

(33)

48

Tiera Muthia Rahmi, 2015

METOD E D EBAT UNTUK MENGEMBANGKAN SIKAP TOLERANSI PAD A PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang diperoleh dilapangan dikumpulkan dan dicatat dalam lapangan (field notes) untuk dianalisis, dikategorikan dan diinterpretasikan (Sanjaya, 2011, hlm. 86).

b. Wawancara, wawancara yang terencana baik terstruktur maupun tidak diperlukan dalam penelitian untuk menggali dan memperjelas informasi yang dibutuhkan atau tidak ditemukan dalam penelitian melalui proses pembelajaran di dalam kelas (Wiriaatmadja, 2005, hlm. 117). Wawancara ini dapat dilakukan dengan guru.

c. Catatan lapangan merupakan catatan tertulis mengenai apa yang didengar, dilihat, dialami,dan dipikirkan dalam rangka mengumpulkan data dan refleksi terhadap data dalam penelitian. Menurut Wiriaatmadja (2005, hlm.78) catatan lapangan adalah catatan yang dibuat oleh peneliti yang melakukan pengamatan atau observasi terhadap subjek aau objek penelitian tindakan kelas. Berbagai hasil pengamatan tentang aspek pembelajaran di kelas, suasana kelas, pengelolaan kelas, interaksi guru dan siswa, interaksi siswa dengan siswa dan beberapa aspek lainnya dapat dicatat sebagai catatan lapangan dan akan digunakan sebagai sumber data PTK.

d. Menurut Sapriya (2007, hlm. 55) bahwa angket merupakan alat atau teknik pengumpulan data dengan menyerahkan atau mengirimkan daftar pertanyaan untuk diisi sendiri oleh responden. Angket, digunakan untuk mengumpulkan data mengenai metode debat dalam mengembangkan sikap toleransi. Penilaian angket ini dengan menggunakan penilaian skala sikap yaitu dari kriteria penskoran Sangat Baik (SB), baik (B), Cukup (C) dan Kurang (K).

Data didapat oleh peneliti secara langsung dari lapangan berupa data mentah. Setelah mendapatkan data mentah dari hasil penerapan tindakan yang dilakukan di dalam kelas. Hasil data mentah itu perlu diolah agar dapat menggambarkan kejadian sebenarnya yang terjadi.

2. Analisis Data

(34)

49

memilih mana yang penting untuk dipelajari untuk membuat kesimpulan, sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain (Chandra, 2011, hlm.56).

a) Analisis Data Kualitatif

Menurut Miles dan Huberman (dalam Wiriaatmadja, 2005, hlm.139) pengolahan data kualitatif adalah pemaparan data yang didapatkan dari lapangan dan disajikan dengan cara dideskripsikan. Dalam penelitian tindakan kelas, analisis data memegang peranan penting untuk melihat keberhasilan tindakan yang telah diterapkan. Miles dan Huberman (dalam Sugiono, 2010, hlm.246) mengungkapkan bahwa “Aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan langsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga data yang diperoleh sudah jenuh”. Aktivitas dalam analisis data kualitatif, yaitu reduksi data, data display

dan verifikasi kesimpulan. 1. Reduksi Data

Reduksi data merupakan proses pemilihan, penyederhanaan dan abstraksi yang terjadi dalam catatan-catatan lapangan secara tertulis (Emzir, 2010, hlm,129). Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu analisis data melalui reduksi data diperlukan. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mudah untuk peneliti dalam mengumpulkan data selanjutnya.

2. Data Display (Penyajian Data)

Penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat. Dalam Penyajian data yang selalu digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif (Chandra, 2012, hlm. 58).

3. Verifikasi atau Kesimpulan

(35)

50

Tiera Muthia Rahmi, 2015

METOD E D EBAT UNTUK MENGEMBANGKAN SIKAP TOLERANSI PAD A PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berkaitan dengan relevansi dan konsistensinya terhadap judul, tujuan dan perumusan masalah yang ada.

Dengan demikian dalam melakukan penelitian kualitatif dapat membantu menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mingkin juga tidak, karena seperti yang telah dikemukakan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah penelitian berada dilapangan.

b) Analisis Data Kuantitatif

Selain menggunakan analisis data kualitatif, analisis data kuantitatif juga diperlukan. Sugiono (2009, hlm.7) mengungkapkan bahwa “data kuantitatif berbentuk angka-angka”. Analisis data kuantitatif menggunakan satistik sederhana yaitu memprosentasekan kemampuan mengemukakan pendapat siswa dari siklus satu ke siklus berikutnya. Menurut Sugiono (dalam Chandra, 2011, hlm.59) dalam menghitung prosentase jawaban responden digunakan rumus sebagai berikut:

Ket : P = Jumlah prosentase yang dicari

f = Jumlah frekuensi untuk tiap jawaban N = Jumlah sampel

ƒ

(36)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini peneliti akan menyajikan hasil akhir kesimpulan dari penelitian tindakan kelas dengan diterapkannya metode debat dalam pembelajaran IPS serta berbagai saran, baik untuk pihak sekolah, guru dan peneliti selanjutnya. Adapun kesimpulan dan sarannya adalah sebagai berikut :

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dalam penerapan metode debat pada pembelajaran IPS untuk mengembangkan sikap toleransi di kelas VII C SMP Negeri 4 Bandung, peneliti membuat kesimpulan yang dijabarkan sebagai berikut:

(37)

168

Tiera Muthia Rahmi, 2015

METOD E D EBAT UNTUK MENGEMBANGKAN SIKAP TOLERANSI PAD A PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

wawancara untuk guru mitra selama kegiatan penelitian berlangsung. Maka setelah semua perencanaan dilakukan, peneliti melaksanakan rangkaian untuk melakukan penelitian.

Kedua, dalam penerapkan metode debat untuk mengembangkan sikap toleransi pada peserta didik dalam pembelajaran IPS di kelas VII C SMP Negeri 4 Bandung mengalami perkembangan yang sangat memuaskan. Terlihat dari adanya peningkatan pada tindakan siklus pertama, kedua, ketiga sampai dengan keempat mengalami peningkatan yang sangat baik dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan oleh peneliti. Hal ini terlihat dari format penilaian penerapan metode debat yang di kelas. Pada tindakan siklus pertama sikap toleransi yang dimiliki peserta didik saat dimulai penerapan metode debat di dalam kelas terlihat masih rendah, karena belum sesuai dengan yang diharapkan oleh peneliti. Selanjutnya, pada tindakan siklus kedua sikap toleransi yang dimiliki peserta didik sudah lebih baik dari tindakan siklus sebelumnya, sehingga peneliti cukup berhasil dengan diterapkannya metode debat selama kegiatan pembelajaran IPS untuk mengembangkan sikap toleransi pada peserta didik. Hal serupa juga terlihat pada tindakan siklus ketiga, dimana sikap toleransi yang dimiliki peserta didik mengalami kemajuan yang baik dari sebelumnya, terlihat dari perubahan sikap yang diperlihatkan oleh setiap peserta didik saat metode debat diterapkan. Kemudian pada tindakan siklus keempat, peserta didik mampu mengembangkan sikap toleransi dengan sangat baik ketika metode debat diterapkan selama proses kegiatan bembelajaran IPS, sehingga pada hasil tindakan siklus keempat ini memperlihatkan perubahan sikap dari peserta didik yang sangat signifikan dengan tujuan yang diharapkan oleh peneliti selama penerapan metode debat dilakukan di kelas. Peningkatan sikap toleransi pada setiap tindakan siklus ini membuktikan bahwa semua peserta didik mampu mengembangkan sikap toleransinnya secara optimal dengan diterapkannya metode debat sebagai salah satu metode untuk kegiatan pembelajaran IPS di kelas.

(38)

169

kegiatan pembelajaran IPS. Adapun beberapa hambatan yang dihadapi oleh peserta didik selama diterapkannya metode debat, yaitu :

1) Rendahnya kemampuan pemahaman materi pada peserta didik saat metode debat diterapkan. Hal ini dikarenakan kurangnya kemauan dari peserta didik untuk ikut berpartisipasi selama proses pembelajaran IPS, sehingga membuat peserta didik belum berani untuk mengemukakan pendapatnya saat debat berlangsung. Upaya yang dilakukan peneliti sebagai guru adalah memberikan motivasi kepada peserta didik untuk berani dalam mengungkapkan pendapat yang ingin dikemukakannya oleh peserta didik lain.

2) Kurangnya keperdulian sikap peserta didik untuk menghargai temannya selama kegiatan pembelajaran IPS saat metode debat diterapkan. Hal ini terlihat dari banyaknya peserta didik yang terus berbicara dengan teman sebangkunya saat pembelajaran IPS. Upaya yang dilakukan peneliti sebagai guru yaitu, memberikan arahan kepada peserta didik untuk belajar perduli san saling menghargai setiap tindakan yang di lakukan temannya ketika pembelajaran.

3) Kurangnya keaktifan peserta didik saat metode debat diterapkan. Upaya yang dilakukan peneliti sebagai guru adalah memberikan dorongan dan semangat kepada peserta didik untuk aktif berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran ketika metode debat diterapkan

Sedangkan hambatan dan upaya yang dilakukan oleh guru selama diterapkannya metode debat, yaitu :

1) Guru kesulitan dalam menentukan materi dan tema yang sesuai untuk diterapkan dengan metode debat. Upaya yang dilakukan adalah selalu berkonsultasi dengan guru yang lebih senior, karena mereka memiliki pengalaman mengajar yang lebih lama.

(39)

170

Tiera Muthia Rahmi, 2015

METOD E D EBAT UNTUK MENGEMBANGKAN SIKAP TOLERANSI PAD A PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

guru dengan peserta didik, agar pembelajaran IPS dapat berjalan dengan lancar.

B. Saran

Pada sub-bab ini berisikan saran dari peneliti untuk beberapa pihak yang terkait dalam penelitian ini. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti selama penelitian dengan diterapkannya metode debat untuk mengembangkan sikap toleransi peserta didik pada pembelajaran IPS, yakni sebagai berikut:

1. Bagi sekolah, dengan diterapkannya metode debat pada pembelajaran IPS, dapat dijadikan salah satu cara untuk mengembangkan sikap tolerasi peserta didik dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, memberikan motivasi kepada guru untuk menerapkan metode-metode baru dalam proses kegiatan pembelajaran.

2. Bagi guru, dengan diterapkannya metode debat di kelas, guru dapat melihat perkembangan sikap toleransi peserta didik selama kegiatan pembelajaran IPS. Selain itu, guru dapat mengembangkan berbagai variasi metode pembelajaran agar pembelajaran IPS lebih menyenangkan.

(40)

171

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Mohamad. (2012). Memahami Riset Dan Perilaku Sosial. PT Bumi Aksara: Jakarta.

Azwar, Saifuddin. (1995). Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Baron, Robert dan Donny Byrne. (2003). Psikologi Sosial. Jakarta: Erlangga Borba, Michele. (2008). Membangun Kecerasan Moral. Jakarta: PT Gramedia

Pustaka Utama.

Chaer, Abdul. (2010). Kesantunan Berbahasa. Jakarta: Rineka Cipta.

Djahiri, Achmad Kosasih. (1989). Menyusuri Dunia Afektif untuk Moral dan Pendidikan Nilai Moral. Bandung: Lab. PKPKN Bandung.

Elgin, Suzette Haden. (2001). Menyatakan Perbedaan Pendapat Secara Elegan. Jakarta: Grasindo.

Emzir. (2010). Metodologi Penenelitian Kualitatif Analisis Data. Jakarta: Rineka Cipta.

Hanurawan, Fattah. (2009). Psikologi Sosial Suatu Pengantar. Bandung: Rosda. Hasbullah. (2001). Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia (lintasan sejarah

pertumbuhan dan pekembangan). Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Hatimah, Ihat. (2003). Metode Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Hendrikus, Dori Wuwur. (1991). Kemampuan Beretorika: Berargumentasi, Berpendapat. Yogyakarta: Kanisius.

KBBI. (2012). Jakarta: Departemen Pendidikan Indonesia: Balai Pustaka.

Komalasari, Kokom. (2010). Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi.

Bandung: PT Refika Aditama.

Komalasari, Kokom. (2011). Media Pembelajaran IPS. Bandung: Program Studi Pendidikan IPS.

(41)

172

Tiera Muthia Rahmi, 2015

METOD E D EBAT UNTUK MENGEMBANGKAN SIKAP TOLERANSI PAD A PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kusuma, Dede. (2009). Membina Karakter. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Larson, Clark Earl. (2006). Komunikasi Kelompok: Debat. Proses Diskusi dan

Penerapannya. Jakarta: UI-Press.

Lickona, Thomas. (2012). Charactert Matters. PT Bumi Aksara: Jakarta

Mahfud, Choirul. (2011). Pendidikan Multikultural. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset.

Mar’at. (1982). “Sikap Manusia Perubahan serta Pengukurannya”. Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran, Bandung: Ghalia Indonesia.

Margono. (1996). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta. Naim, Ngainun dan Achmad Sauqih. (2010). Pendidikan Multikultural Konsep

dan Aplikasi. Yogyakarta: Ar-RussMedia Group

Sapriya. (2012). “Pendidikan IPS”. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Sapriya, dkk. (2008). Konsep Dasar IPS. Bandung: Laboratorium Pkn, UPI

Bandung.

Sihabudin, Ahmad, (2011). Komunikasi Antarbudaya. Jakarta: PT Bumi Aksara. Soekanto, Soerjono. (2010). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada.

Solihatin, Etis & Raharjo. (2007). Cooperative Learning: Analisis Model Pembelajaran IPS. PT Bumi Aksara. Jakarta

Somantri, Muhammad Numan. (2001). Menggagas Pembaruan Pendidikan IPS. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Sumaatmadja, Nursid. (1980). Metodologi Penelitian Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Bandung: Alumni.

Sumaatmadja, Nursid. (1998). Manusia dalam Konteks Sosial, Budaya dan Lingkungan Hidup. Bandung: Alfabeta.

(42)

173

Syaripudin, Tatang. (2006). Landasan Pendidikan. Bandung: MKDP FIP UPI Walgito, Bimo. 1988. Psikologi Sosial Suatu Pengantar. Yogyakarta: Andi

Yogyakarta

Wiriaatmadja, Rochiati. (2010). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Skripsi danTesis:

Febriatama, Wahyu. (2011). Penerapan Metode Debat dalam Rangka

Meningkatkan Keterampilan Siswa Untuk Mengemukakan Pendapat dalam Pembelajaran PKN di Sekolah. Skripsi Jurusan Pendidikan

Kewarganegaraan. UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Chandra. (2012). Penerapan Metode Debat Dalam Pembelajaran Budaya Demokrasi Untuk meningkatkan Kemampuan Mengemukakan Pendapat Siswa. Skripsi Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan. UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Hafidah, Ida. (2011). Pengaruh Pengetahuan dan Sikap Serta Keterampilan Mahasiswa Terhadap Persepsi Nilai Tambah Masakan Khas Sunda. Tesis Sekolah Pascasarjana UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Irawan, Derri. (2008). Kajian Tentang Sikap dan Perilaku Tokoh Masyarakat Muslim (Ulama) Terhadap Keberadaan Gereja. Skripsi Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan. UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Muslim, Abdul Aziez. (2013). Mengembangan Karakter Toleransi Siswa Melalui Pembelajaran Kontroversial dalam Pembelajaran IPS di SMPN 10

Bandung (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VII-C SMP Negeri 10 Bandung). Skripsi Prodi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Nugraha, Andhiny Putri Surya. (2012). Pengaruh Model Pembelajaran Debat Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Dalam Mata Pelajaran Pkn di SMA Negeri 1 Padalarang. Skripsi Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan. UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

(43)

174

Tiera Muthia Rahmi, 2015

METOD E D EBAT UNTUK MENGEMBANGKAN SIKAP TOLERANSI PAD A PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Rusmiati. (2011). Pemanfaatan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar pada

Pembelajaran IPS dalam Meningkatkan Minat belajar Siswa. Skripsi PGSD Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Bandung. Bandung: Tidak

diterbitkan.

Wati, Elsa Agustina. (2011). Penerapan metode Pembelajaran Isu-Isu Kontroversial Melalui Metode Debat dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Meningkatkab Kemampuan Berpikir Kritis Siswa (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas XI IPA 5 SMA Negeri 10 Bandung).

Skripsi Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan. UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Jurnal :

UNESCO. (1995). Declaration of Principles on Tolerance.

(http://portal.unesco.org/en/ev.php-URL_ID=13175&URL_DO=DO_TOPIC&URL_SECTION=201.html).

Referensi

Dokumen terkait

Serat pangan tak larut adalah serat yang tidak dapat larut, baik di dalam air. maupun di dalam

Bagaiman mungkin orang yang dihatinya terdapat cinta Tuhan seberat separuh biji atom, bias mendengar ucapan

dimaksud dalam huruf a dan huruf b serta untuk melaksanakan ketentuan Pasal 4 ayat (4) Undang- Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara,

Lahan kering umumnya terdapat didataran tinggi (daerah pegunungan) yang ditandai dengan topografinya yang bergelombang dan merupakan daerah penerima dan peresap air hujan yang

1 Tahun 1979 pada ketentuan KEDUA titik 1 sub 1.8 yang berbunyi: ”Pengankatan dan pemberhentian Pejabat-pejabat sebagai dimaksud dalam pasal 75 ayat (2) Keputusan Menteri Dalam

Pengembangan desain perkuliahan kimia sekolah berbasis model mental untuk meningkatkan pemahaman materi subyek mahasiswa calon guru kimia.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Perancangan yang akan dibahas dalam penulisan ini meliputi metode yang digunakan oleh aplikasi program, perancangan website Pengamanan Data dengan kompres dan enkripsi, serta

Penulisan ilmiah ini membahas tentang bagaimana membuat sebuah website informasi tentang spesifikasi peralatan komputer dimana menggunakan Macromedia Dreamweaver MX 2004 dan