Week 4 Jar Test
Teknik Analisis Pencemar Lingkungan (TAPL)
RE
091305
Jar test?
Pengadukan?
Pengadukan
Suatu aktivitas operasi pencampuran dua atau
lebih zat agar diperoleh hasil campuran yang
homogen.
Pada media fase cair, pengadukan ditujukan untuk
memperoleh keadaan yang turbulen (bergolak).
Aplikasi pengadukan:
 Proses fsika seperti pelarutan bahan kimia dan
proses pengentalan (thickening),
 Proses kimiawi seperti koagulasi-fokulasi dan
disinfeksi,
 Proses biologis untuk mencampur bakteri dan air
limbah.
Koagulasi-Flokulasi
Koagulasi
 Proses destabilisasi koloid dan partikel dalam air
dengan menggunakan bahan kimia (disebut
koagulan) yang menyebabkan pembentukan inti gumpalan (presipitat).
 Proses koagulasi hanya dapat berlangsung bila ada
Koagulasi-Flokulasi (2)
Flokulasi
 Proses penggabungan inti fok sehingga menjadi fok
berukuran lebih besar.
 Proses fokulasi hanya dapat berlangsung bila ada
pengadukan.
 Pemberian energi agar terjadi tumbukan antar
partikel tersuspensi dan koloid agar terbentuk
gumpalan (fok) sehingga dapat dipisahkan melalui proses pengendapan dan penyaringan.
Partikel Solids
Partikel solid dalam air dapat berupa partikel
bebas/diskrit dan koloid dengan ukuran
sangat kecil yaitu10
-7mm-10
-1mm.
Beberapa partikel tidak dapat diendapkan
secara langsung
Partikel dan koloid umumnya bermuatan
listrik sama yang menyebabkan tumbukan
antar partikel (terjadi gerak Brown)
Koagulan,
koagulasi-fokulasi…
Mengapa perlu koagulan?
Mengapa perlu proses koagulasi-fokulasi
Koagulasi-Flokulasi
Air baku untuk air bersih berasal dari sungai,
danau, dan sebagainya.
Kekeruhan disebabkan oleh partikel-partikel
kecil dan koloid yang berukuran 10 nm
sampai 10 µm (kwarts, tanah liat, ganggang,
dll)
Kekeruhan dapat dihilangkan dengan
membubuhkan bahan kimia dengan sifat-sifat
tertentu disebut fokulan.
Prinsip Koagulasi-Flokulasi
1.
Partikel-partikel kecil ini terlalu ringan
2.
Partikel-partikel tersebut tidak dapat menyatu,
bergabung dan menjadi partikel yang lebih
Koloid
Partikel yang tidak dapat mengendap secara
alami karena adanya stabilitas koloid.
Stabilitas koloid terjadi karena:
 gaya tarik van der waal's
 gaya tolak /repulsive elektrostatik
Koagulasi bertujuan mengurangi stabilitas koloid
(proses destabilisasi) melalui penambahan bahan
kimia dengan muatan berlawanan.
Koloid (2)
Pada koagulasi akan terjadi :
 Penurunan tegangan permukaan (zeta potensial)
melalui proses netralisasi muatan dan adsorpsi.
 Presipitasi dari koagulan akan menyapu koloid
Contoh
pengadukan?
Jenis dan metode pengadukan…..?
Jenis Pengadukan
Kecepatan pengadukan
 Pengadukan cepat  Pengadukan lambat
Metoda pengadukan
 Pengadukan mekanis,  Pengadukan hidrolis
Pengadukan Cepat
Tujuan:
 untuk menghasilkan turbulensi air sehingga dapat
mendispersikan bahan kimia yang akan dilarutkan dalam air.
 Secara umum, gradien kecepatan berkisar antara
100 hingga 1000 per detik selama 5 hingga 60 detik.
Pengadukan Cepat (2)
Untuk proses koagulasi-fokulasi:
 Waktu detensi = 20 - 60 detik  G = 1000 - 700 detik-1
Untuk penurunan kesadahan (pelarutan kapur/
soda):
 Waktu detensi = 20 - 60 detik  G = 1000 - 700 detik-1
Untuk presipitasi kimia (penurunan fosfat,
logam berat, dll)
Pengadukan Cepat (3)
Pengadukan cepat dapat dilakukan dengan:
a. Pengadukan mekanis b. Pengadukan hidrolis
c. Pengadukan pneumatis
Pengadukan mekanis paling umum digunakan
karena sangat efektif dan lebih feksibel dalam
operasi.
Faktor penting perancangan pengaduk
mekanis: kedua parameter pengadukan, yaitu G
dan td.
Pengadukan Lambat
Tujuan: menghasilkan gerakan air secara
perlahan sehingga terjadi kontak antar partikel
untuk membentuk gabungan partikel
berukuran besar.
Digunakan pada proses fokulasi, untuk
pembesaran inti gumpalan.
Gradien kecepatan diturunkan secara
perlahan-lahan agar gumpalan yang telah
terbentuk tidak pecah lagi dan berkesempatan
bergabung dengan yang lain membentuk
Pengadukan Lambat (2)
Penggabungan inti gumpalan sangat
tergantung pada karakteristik fok dan nilai
gradien kecepatan.
Secara umum, pengadukan dilakukan pada
gradien kecepatan kurang dari 100 per detik
selama 10 hingga 60 menit.
Pengadukan Lambat (3)
Untuk proses koagulasi-fokulasi:
 Waktu detensi = 15 - 45 menit  G = 10 - 75 detik-1
 GT = 48.000 - 210.000
Untuk air sungai:
 Waktu detensi = minimum 20 menit  G = 10 - 50 detik-1
Untuk air waduk/reservoir:
Pengadukan Lambat (4)
 Untuk air keruh:
 Waktu dan G lebih rendah
 Bila menggunakan garam besi sbg koagulan:
 G tidak lebih dari 50 detik-1
 Untuk fokulator 3 kompartemen:
 G kompartemen 1 : nilai terbesar
 G kompartemen 2 : 40 % dari G komp. 1  G kompartemen 3 : nilai terkecil
 Untuk penurunan kesadahan (pelarutan kapur/soda):
 Waktu detensi = minimum 30 menit  G = 10 - 50 detik-1
Pengadukan Lambat (5)
Untuk presipitasi kimia (penurunan fosfat,
logam berat, dll)
 Waktu detensi = 15 - 30 menit  G = 20 - 75 detik-1
 GT = 10.000 - 100.000
Pengadukan lambat dilakukan dengan cara antara
lain:
Jar test…?
Fungsi jar test…? Metode….?
Penentuan dosis optimum: unit proses koagulasi –
fokulasi dan sedimentasi
Environmental Laboratory - Department of Environmental Engineering - ITS 25
Koagulasi Flokulasi Sedimentasi
-Al3+ - Al3+
Al3+ Al3+
Al3+ Al3+
Dengan pembubuhan fokulan maka stabilitas
partikel terganggu karena:
Molekul Al
+pada tawas menempel pada
permukaan koloid dan mengubah muatan
elektrisnya koloid biasanya bermuatan negatif
(pada pH 5 sampai 8)
Mengendap sebagai fok Al (OH)
3yang dapat
mengurung koloid dan mengendap
Paling
Efsien
Koagulasi Flokulasi Sedimentasi
Pengadukan cepat Flash Mix
100 rpm, 1 menit
Pengadukan lambat Slow Mix
11/05/2018 Environmental Laboratory - Department of Environmental Engineering - ITS 29
Tawas
Alkalinitas alami
Flok
Kerugian: menurunkan pH, bersifat korosif pada logam
4
3 2
3
2
3 4 2 22 SO .18H O 3Ca HCO 2Al OH 3CaSO 18H O 6CO
Al     
H
O
Al
OH
H
Soda ash untuk menaikkan alkalinitas
Kapur jenuh untuk menaikkan alkalinitas
SO
H O Ca
OH
Al
OH
CaSO H OAl2 4 3.18 2  3 2  2 3  3 4 18 2
4
3 2
3
2
3 4 2 22 SO .18H O 3Na CO 3H O 2Al OH 3NaSO 18H O 3CO
Hubungan Kekeruhan dan Alkalinitas
Kekeruhan
Alkalinitas
Dosis Koagulan
Tinggi
Rendah
Sedikit
Tinggi
Tinggi
Banyak
Rendah
Tinggi
Sedang
(perlu penambahan kekeruhan)
Rendah
Rendah
Harus ditambah
kekeruhan
Ketelitian
Kesalahan-kesalahan disebabkan oleh:
- Sampel yang tidak representatif untuk badan air yang diperiksa.
 Sampel yang tidak diaduk membuat zat tersuspensi
yang berat tertinggal di bawah, sehingga pada saat
air baku dituangkan dalam 6 beker glass, hanya beker terakhir yang mendapatkan cairan dengan zat
tersuspensi yang berada di bagian sebelah bawah sampel.
 Perbedaan nilai pH
 Saat pembubuhan fokulan ke dalam jar test tidak
bersamaan
 Pengambilan sampel yang telah diolah melalui proses
Pengawetan Sampel
Waktu pengawetan paling lambat 1 hari, karena
setelah 1 hari dapat terjadi fokulasi sendiri dari
zat-zat tersuspensi tanpa pembubuhan fokulan,
sehingga sampel tidak berlaku.
Contoh hasil analisis sampel air
Turbidity air baku = 51,7 NTU pH air baku = 7,44
Beker 1 2 3 4 5 6
Alum (mg/L) 0 10 20 30 40 50
pH 7,41 6,41 6,00 6,28 6,23 6,11
Turbidity (NTU) 51,6 17,3 5,11 3,40 4,54 5,10
Beker 1 2 3 4 5 6
Alum (mg/L) 0 5 10 15 20 25
Polimer (mg/L) 0 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2
Hitunglah berapa
jumlah koagulan yang harus
dilarutkan
dalam air setiap pembuatan
larutan alum, jika suatu IPA yang mengolah
100 L/s air, memerlukan dosis alum 50
mg/L. Koagulan dilarutkan setiap 8 jam
sekali. Kemurnian alum 60%.
11/05/2018 Environmental Laboratory - Department of Environmental Engineering - ITS 35
Kebutuhan koagulan
= (50 mg/L / 60%) x 100 L/s x 8 jam x 3600 s/jam x 10-6
Berapa kebutuhan air untuk melarutkan larutan
alum 240 kg, dengan konsentrasi larutan alum 5%,
jika berat jenis alum 1,05 kg/L. Hitung debit
koagulan yang dibubuhkan pada air baku!
Volume alum = 240 kg / (1,05 kg/L) = 228,6 L
Volume larutan = 228,6 L / 5% = 4571,4 L
Debit larutan bahan kimia
Maka debit koagulan yang harus dibubuhkan ke
dalam IPAM
= 4.571.400 mL / (8 jam x 3600 s/jam)
= 158,7 mL/s
Cara pembubuhan bisa dengan dosing pump atau
pembubuh aliran konstan
T u g a s:
1.
Buat grafk hubungan konsentrasi alum
dengan dengan pH dan kekeruhan.
2.
Cari konsentrasi alum optimum untuk
menurunkan kekeruhan.
3.
Apa hubungan konsentrasi alum dengan pH?
4.
Tuliskan reaksi yang membuktikan pH
turun.
5.
Apa penyebab kekeruhan naik kembali saat
konsentrasi alum ditambah?
Syarat koagulan….?
Syarat umum koagulan
Trivalent cation
 Secara umum koloid pada air permukaan adalah
bermuatan negatif, maka kation diperlukan untuk proses netralisasi muatan.
 Valensi tiga adalah yang paling efektif
Non toxic
 Producesafe water
Insoluble in the neutral pH range
 Koagulan diharapkan mengendap jika dibubuhkan
Coagulant aids
 Tipe coagulant aids
 pH adjuster
 Asam dan basa digunakan untuk mengatur pH agar proses koagulasi dan fokulasi
terjadi pada rentang optimal
 Asam sulfuric acid
 Basa  lime Ca(OH)2 atau soda Na2CO3  Activated silica
 Ditambahkan ke air agar air dalam kondisi stabil/memiliki muatan negatif pada
permukaan koloid
 Dapat begabung dengan koloid dengan muatan positif (Al atau Fe) sehingga foc
lebih besar, lebih berat  pengendapan lebih cepat
 Digunakan pada pengolahan air dengan konsentrasi warna tinggi tetapi turbidity
rendah
 Clays
 Fungsi mirip dengan activated silica  Polymers
 Dapat memiliki muatan negatif (anionic), positif (cationic), positif-negatif
(polyamphotype) atau tidak bermuatan (nonionic)
 Membentuk foc lebih besar
Contoh soal
 Berdasarkan standar pengukuran fosfat, nilai konsentrasi akurat yang
dapat dibaca oleh spektrofotometer adalah 0.15-1.3 mg/L. Jumlah sampel yang digunakan sebesar 25 mL setiap analisis fosfat.
a. Sampel air sungai di daerah pertanian ABS 1,5
b. Sampel air PAM ABS 0.03
c. Sampel limbah industri ABS 2.3
Berapa konsentrasi sampel tersebut? Apa yang harus dilakukan?
Konsentr asi ABS mg/L 0.0 0 0.15 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.95 1.0 1.4 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8 2
Contoh soal
 Berdasarkan standar pengukuran fosfat, nilai
konsentrasi akurat yang dapat dibaca oleh
spektrofotometer adalah 0.15-1.3 mg/L. Jumlah sampel yang digunakan sebesar 25 mL setiap analisis fosfat.
a. Sampel air sungai di daerah pertanian dianalisis
b. Sampel air PAM ditambah larutan stock sebesar 25 mL dengan konsentrasi 0.3 mg/L dibaca dengan
spektrofotometer sebesar: ABS 0,22
c. Sampel limbah industri diencerkan dengan labu ukur 250 mL dengan menggunakan sampel sebanyak 50 mL, menghasilkan bacaan spektrofotometer ABS 0,67 Berapa konsentrasi sampel tersebut?