• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3 KERANGKA KONSEP. Gambar 3.1: Kerangka konsep tentang pola kelainan kulit pada pasien AIDS.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 3 KERANGKA KONSEP. Gambar 3.1: Kerangka konsep tentang pola kelainan kulit pada pasien AIDS."

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 3

KERANGKA KONSEP 3.1 Kerangka Konsep

Dari kerangka pemikiran di atas dapat dibuat bagian kerangka konsep sebagai berikut:

Gambar 3.1: Kerangka konsep tentang pola kelainan kulit pada pasien AIDS.

3.2 Variabel dan definisi operasional variabel

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah pasien AIDS dan penyakit kulit. Cara pengukuran yang digunakan dalam mengambil data bagi pasien AIDS ialah obervasi,yaitu pengambilan data sekunder dari rekam medis. Bagi mengukur variabel penyakit kulit, dilakukan dengan cara mengobservasi dari rekam medis dan memasukkan ke dalam tabel yang disediakan. Hasil pengukuran bagi penelitian pula diukur dengan melihat ada tidaknya manifestasi kelainan kulit pada pasien AIDS di Pusyansus Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik, Medan. Semua pasien AIDS yang dirujuk ke Satuan Medis Fungsional Kulit dan kelamin juga dicatat. Definisi operasional diterangkan secara terperinci pada halaman berikutnya.

Pola Penyakit Kulit Pasien AIDS

(2)

Tabel 3.2 Definisi operasional variabel.

Variabel Definisi Operasional Alat ukur Skala

Penyakit Kulit

Pasien AIDS

Penyakit yang berhubungan dengan jaringan penutup permukaan tubuh yang berhubungan dengan AIDS. Penyebab kelainan kulit bisa disebabkan oleh infeksi oportunistik, non-infeksi, atau proses keganasan.

Individu yang terinfeksi dengan HIV di mana jumlah sel T CD4+ di bawah 200 per µL darah.Selain itu, juga telah dilakukan tes serologi ELISA dan Western Blot untuk menegakkan diagnosis (Lan, 2006).

Pasien AIDS (Aquired Immune Deficiency Syndrome) adalah orang yang telah mengalami kumpulan gejala-gejala penyakit karena terjadi penurunan imunitas tubuh oleh HIV(Djoerban, 2006). Rekam Medis Rekam Medis Nominal Nominal

(3)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1 Jenis penelitian

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang bersifat cross-sectional yang bertujuan untuk melihat jenis penyakit kulit pada pasien AIDS di RSUP Haji Adam Malik Medan dari Januari 2009- Desember 2010.

4.2 Waktu dan tempat penelitian 4.2.1 Tempat penelitian

Penelitian ini dilakukan di RSUP Haji Adam Malik,Medan, Provinsi Sumatera Utara. Rumah sakit ini dipilih karena merupakan rumah sakit rujukan provinsi di Sumatera Utara dan Barat.

.4.2.2 Waktu penelitian

Penelitian ini dilakukan selama 6 bulan. Penelitian dimulakan dari menentukan judul, menyusun proposal hingga seminar hasil yang berlangsung dari Februari 2011 hingga Desember 2011.

4.3 Populasi dan sampel 4.3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah pasien AIDS rawat inap dan rawat jalan di RSUP Haji Adam Malik sejak Januari 2009-Desember 2010. Populasi pada penelitian ini berjumlah 1071 orang. Kriteria inklusi adalah pasien yang dirujuk ke SMF Kulit dan Kelamin .

(4)

4.3.2 Sampel

Sampel adalah sebagian dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi. Pengambilan sampel dilakukan secara simple random sampling.

𝑛 = 𝑁

1 + 𝑁(𝑑2)

n= jumlah sampel

d= penyimpangan statistik dari sampel terhadap populasi ditetap sebesar 0, 1 N= jumlah populasi

Penggunaan rumus di atas dikarenakan jumlah populasi kurang dari 10.000(Notoadmojo,2005). Dengan tingkat kepercayaan yang dikehendaki sebesar 95% dan tingkat ketepatan relatif adalah sebesar 10%, maka jumlah sampel yang diperoleh dengan memakai rumus tersebut adalah sebanyak 91.46 orang yang akan dibundarkan menjadi 91 sampel(Notoatmodjo, 2005).

4.4 Teknik pengumpulan data

Data diperoleh melalui data sekunder yaitu melalui rekam medis pasien. Data ini diperoleh dari unit rekam medis RSUP Haji Adam Malik Medan .

4.5 Pengolahan dan analisis data

Semua data yang terkumpul dicatat dan dilakukan editing dan coding, kemudian dimasukkan ke dalam program komputer SPSS(Statistical Product and Service Solution for Windows 17.0) untuk dianalisis lebih lanjut. Jenis analisis statistik yang digunakan adalah statistik deskriptif dengan menggunakan distribusi frekuensi.

(5)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil Penelitian

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di RSUP Haji Adam Malik Medan, di mana rumah sakit ini merupakan rumah sakit kelas A dan merupakan Pusat Rujukan wilayah Pembangunan A yang meliputi Provinsi Sumatera Utara, Nangroe Aceh Darussalam, Sumatera Barat, dan Riau. Rumah Sakit ini dibangun di atas tanah seluas ± 10 Ha dan terletak di Jalan Bunga Lau No.17 Km 12 Kecamatan Medan Tuntungan Kotamadya Medan, Provinsi Sumatera Utara. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 502/ Menkes/ IX/ 1991 tanggal 6 September 1991, RSUP H. Adam Malik Medan ditetapkan sebagai rumah sakit pendidikan bagi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Data diambil dari unit rekam medis rumah sakit yang merupakan basis data dan pusat riwayat kesehatan pasien.

5.1.2. Deskripsi Karakteristik Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian pasien AIDS RSUP Haji Adam Malik dari Januari 2009 sampai dengan Desember 2010 yang didiagnosis menderita penyakit kulit. Selama periode Januari 2009 sampai dengan Desember 2010 diperoleh kunjungan 1071 pasien di Pusyansus RSUP Haji Adam Malik.

(6)

5.1.2.1 Karakteristik Individu

Dalam penelitian ini, sampel yang terpilih adalah sebanyak 91 pasien AIDS, yang terdiri dari pasien rawat inap dan rawat jalan, yang dirujuk ke Satuan Medis Fungsional Kulit dan Kelamin Adam Malik Medan selama tahun 2009 dan 2010. Dari keseluruhan sampel, karakteristik yang dapat diamati adalah kelompok usia dan jenis kelamin.

Berdasarkan data-data tersebut dapat dibuat karakteristik subjek penelitian sebagai berikut:

Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Sampel berdasarkan Usia

Kelompok umur Jumlah %

< 11 2 2.2 11-20 4 4.4 21-30 39 42.9 31-40 32 35.2 41-50 10 11 >50 4 4.4 Total 91 100

Berdasarkan penelitian,dari 91 sampel diperoleh kelompok umur yang paling banyak menderita penyakit kulit adalah pada kelompok umur 21-30 sebanyak 39 orang(42,9%). Kemudian diikuti dengan kelompok 31-40 sebanyak 32 orang(35,2%) dan 41-50 sebanyak 10 orang(11%). Frekuensi terkecil terdapat pada kelompok umur kurang dari 11 tahun sebanyak 2 orang( 2,2%).

(7)

5.1.2.2. Jenis Kelamin

Data lengkap distribusi frekuensi karakteristik sampel berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 5.2.

Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi Karakteristik Sampel berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah %

Laki-laki 73 80.2

Perempuan 18 19.8

Total 91 100

Dari tabel di atas dapat diketahui bahawa sebagian besar penderita AIDS yang dirujuk ke SMF Kulit dan Kelamin adalah laki-laki, sebanyak 73 orang(80,2%) sedangkan perempuan sebanyak 18 orang(19,8%). Rasio antara laki-laki dan perempuan yaitu 4:1.

5.1.3. Hasil Analisis Data

Berikut adalah hasil data lengkap mengenai kelainan kulit yang diderita pasien AIDS di RSUP Haji Adam Malik Medan sejak tahun 2009-2010:

(8)

Tabel 5.3 Pola Kelainan Kulit pada 91 pasien AIDS

Kelainan kulit Jumlah %

Dermatitis kontak 6 4,5 Dermatitis seboroik 7 5,2 Dermatofitosis 2 1,5 Erupsi Obat 15 11,2 Follikulitis 10 7,5 Furunkulosis 5 3,7 Herpes Simpleks 4 3,0 Herpes Zoster 3 2,2 Hiperpigmentasi ARV 4 3,0 Impetigo 7 5,2 Kandidiasis Oral 44 32,8 Kondiloma Akuminata 1 0,8 Pioderma 4 3,0 Psoriasis 2 1,5 Prurigo Nodularis 9 6,7 Sarkoma Kaposi 1 0,8 Scabies 2 1,5 Toxoplasmosis 5 3,7 Urtikaria 3 2,2 _________________________________________________________________ Total 134 100

Dari 91 pasien AIDS yang dirujuk ke bagian kulit, didapati 134 kelainan kulit.

Kandidiasis oral dan erupsi obat merupakan merupakan kelainan kulit yang paling diderita pasien, yaitu masing –masing 44 orang(32,8%) dan 15 orang(11,2%). Kelainan kulit yang juga banyak dijumpai adalah follikulitis dan prurigo nodularis masing- masing 10

orang(7,5%) dan9 orang( 6,7%). Hanya 1 pasien(0, 8%) yang menderita sarkoma kaposi yaitu keganasan pada kulit yang sering diderita pasien stadium lanjut.

(9)

Tabel 5.4. Pola Kelainan Kulit berdasarkan Jenis Kelamin Kelainan Kulit Jenis Penyakit Kulit Total Berdasarkan Jenis Kelamin

Laki-laki Perempuan Dermatitis Kontak 6 0 6 Dermatitis Seboroik 6 1 7 Dermatofitosis 2 0 2 Erupsi Obat 10 5 15 Follikulitis 9 1 10 Furunkulosis 5 0 5 Herpes Simpleks 4 0 4 Herpes Zoster 3 0 3 Hiperpigmentasi ARV 3 1 4 Impetigo 6 1 7 Kandidiasis Oral 36 8 44 Kondiloma Akuminata 1 0 1 Pioderma 3 1 4 Psoriasis 1 1 2 Prurigo Nodularis 5 4 9 Sarkoma Kaposi 1 0 1 Scabies 0 2 2 Toxoplasmosis 5 0 5 Urtikaria 2 1 3 Total 108 26 134

Dari tabel 5.4. dapat ditemukan 108 kelainan kulit pada 73 pasien laki-laki

(80,6%) yang dirujuk ke Departemen Kulit dan Kelamin. Kelainan kulit yang paling banyak diderita pasien laki-laki adalah kandidiasis oral sebanyak 36 kasus(33,3%), diikuti erupsi obat sebanyak 10 kasus(9,26%) dan follikulitis sebanyak 9 kasus(8,33%). Sedangkan pada 18

(10)

pasien perempuan, didapati 26 kelainan kulit(19,4%). Kelainan kulit yang paling banyak diderita adalah kandidiasis oral sebanyak 8 kasus(30,8%), diikuti erupsi obat sebanyak 5 kasus(19,2%) dan prurigo nodularis sebanyak 4 kasus(15,4%).

5.2. Pembahasan

Menurut hasil penelitian berdasarkan kelompok usia, frekuensi kelainan kulit pada pasien AIDS terbanyak adalah pada kelompok usia 21-30 sebanyak 39 orang(42,9%) dan 31-40 sebanyak 32 orang(35,2%). Hasil penelitian ini sesuai dengan laporan Ditjen PP dan PL Depkes RI tahun 2009, kelompok umur yang paling banyak menderita HIV/AIDS adalah kelompok usia 20-29 tahun (9.801 orang) dan golongan umur kedua terbanyak adalah golongan 30-39 tahun (Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, 2009). Selain itu, hal ini juga sesuai dengan berbagai data mengenai HIV/AIDS, di mana kelompok usia yang paling banyak terkena HIV/AIDS adalah kelompok usia produktif. Hal ini turut terbukti melalui salah satu penelitian yang dilakukan oleh Jindal pada 38 pasien yang menderita kelainan kulit, di mana 73,7% pasien berada pada usia 21-40 tahun(Jindal et al, 2009).

Dari hasil penelitian frekuensi kelainan kulit pada pasien AIDS berdasarkan jenis kelamin, kelainan paling banyak didapati pada laki-laki. Jika ditinjau pada data milik rekam medis di RSUP Haji Adam Malik Medan, dari jumlah seluruh kunjungan pada tahun 2009 sebanyak 404 orang(78,8%) penderita AIDS adalah laki-laki dan 109 orang(21,2%) adalah perempuan. Menurut laporan Ditjen PP dan PL Depkes RI tahun 2009, rasio penderita HIV/AIDS laki-laki dan perempuan adalah 3:1. Salah satu penelitian yang dilakukan Goh et al pada 96 pasien yang diteliti, 83sampel (86%) adalah laki-laki(Goh et al, 2007). Namun, terdapat perbedaan dengan penelitian yang dilakukan Jindal et al, di mana perempuan (52,6%) lebih banyak daripada pria (47,4%).

Menurut hasil penelitian mengenai kelainan kulit yang paling banyak diderita pasien AIDS pada 91 pasien sejak tahun 2009-2010, didapati 134 kelainan kulit. Kelainan kulit yang banyak diderita pasien adalah kandidiasis oral 44 orang(32,8%), erupsi obat 15 orang(11,2%) dan follikulitis 10 orang(7,5%)Selain itu, kelainan kulit yang juga banyak dijumpai adalah prurigo nodularis dan dermatitis seboroik masing-masing 9 orang(6,7%) dan 7 orang(75,2%).

(11)

Hal ini tidak jauh berbeda dengan penelitian yang dilakukan Jindal, di mana herpes dermatitis seboroik merupakan antara kelainan kulit yang banyak ditemukan pada pasien AIDS. Pada penelitian yang dilakukan Goh, didapati prurigo merupakan kelainan kulit yang paling banyak diderita, yaitu sebanyak 31 kasus dari 94 pasien(33%). Hanya dijumpai satu kelainan kulit berupa keganasan, seperti sarkoma kaposi yang banyak dilaporkan pada pasien HIV/AIDS di negara barat(Jindal et al, 2009).

Dari tabel 5.4. mengenai kelainan kulit yang paling banyak ditemukan pada pasien AIDS berdasarkan jenis kelamin pula, didapati 108 kelainan kulit dari

134 kelainan kulit pada 73 pasien laki-laki( 80,6%) dari total keselurahan kelainan kulit. Kandidiasis oral merupakan kelainan kulit yang paling banyak dijumpai pada pasien laki-laki 36 orang (33.3%) , diikuti erupsi obat 10 orang(9,26%) dan follikulitis 9 orang(8,33%). Sedangkan pada 18 pasien perempuan, didapati 26 kelainan kulit (19,4%). Kelainan kulit yang paling banyak diderita adalah kandidiasis oral sebanyak 8 orang(30,8%).

(12)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan mengenai pola penyakit kulit pada pasien AIDS di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan dari Januari 2009-Desember 2010, didapati:

1. Penyakit kulit merupakan salah satu manifestasi pada pasien AIDS. 2. Proporsi penderita AIDS berdasarkan demografi adalah:

a)Kelompok usia terbanyak adalah 21-30 sebanyak 39 orang(42,9%) dan 31-40 sebanyak 32 orang(35,2%).

b)Laki-laki lebih banyak menderita penyakit kulit iaitu sebanyak 73 orang (80,2%) dibanding dengan perempuan sejumlah 18 orang(19,8%).

3. Kandidiasis oral merupakan kelainan kulit yang paling banyak ditemukan 44 orang(32,8%), diikuti erupsi obat 15 orang(11,2%) dan follikulitis 10 orang (7,5%).

4. Dermatitis seboroik dan impetigo juga adalah antara penyakit kulit terbanyak pada pasien dengan masing-masing sebanyak 7 orang(5,2%).

5. Kelainan kulit yang paling banyak diderita pasien laki-laki dan perempuan adalah kandidiasis oral sebanyak 44 orang(32,8%) dan erupsi obat 15

orang(11,2%). Tidak ada perbedaan penyakitnya dari segi kelamin.

(13)

6.2. Saran

1. Penelitian ini diharapkan agar dapat memberi edukasi kepada pasien dan petugas kesehatan mengenai pola penyakit kulit agar dapat ditangani segera.

2. Masukan kepada pihak Unit Rekam Medis Adam Malik Medan agar pencatatan rekam medis pasien lebih baik dan lengkap.

3. Pada hasil pemeriksaan pasien AIDS, diharap nilai CD4 turut dicatat untuk memudahkan penentuan stadium terapi pasien.

4. Pasien yang menderita kelainan kulit akibat erupsi obat sebaiknya diberi keterangan golongan obat penyebab alergi.

5. Penelitian ini diharap dapat menjadi salah satu pedoman untuk penelitian yang berkaitan dan lebih lanjut.

Gambar

Tabel 3.2  Definisi operasional variabel.

Referensi

Dokumen terkait

1 On-balance sheet items (excluding derivatives and SFTs, but including collateral) 185,812,528 2 (Assets amounts deducted in determining Basel III Tier 1 capital)

James R Bettman; Mary Frances Luce; John W Payne.. Journal of Consumer Research; Dec 1998; 25, 3; ABI/INFORM

The discovered height deviations between the model points and the points surveyed using geodetic methods comply with declared standard errors of the models both

Orthographic images can be extracted from both laser scanning point clouds and photogrammetric models, however the results are a much higher quality with the

koheren, (3) membedakan antara kesimpulan yang secara logis sah dengan kesimpulan yang cacat, (4) menunda kesimpulan terhadap bukti yang cukup untuk mendukung sebuah keputusan,

Adapun faktor – faktor yang mempengaruhi proses interaksi sosial antara masyarakat pendatang perumahan transmigrasi terhadap masyarakat lokal yaitu faktor pendorong

Bentuk sosialisasi primer oleh keluarga inti prosesi tradisi Naik Ayun Keluarga besar menginformasikan kepada keluarga inti untuk mempersiapkan untuk peralatan naik

Upaya Pengelolaan Retribusi Parkir dalam Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kota Sungai Penuh menurut Perspektif. Hukum