• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANAN MISSIONAR PETER HINRICH JOHANSEN DALAM PENYEBARAN AGAMA KRISTEN PROTESTAN DI SILINDUNG (1866-1898).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERANAN MISSIONAR PETER HINRICH JOHANSEN DALAM PENYEBARAN AGAMA KRISTEN PROTESTAN DI SILINDUNG (1866-1898)."

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

PERANAN MISSIONAR PETER HINRICH

JOHANSEN DALAM PENYEBARAN AGAMA

KRISTEN PROTESTAN DI SILINDUNG

(1866-1898)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Sejarah

Oleh :

BERKAT PANGGABEAN

3103121008

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

▸ Baca selengkapnya: kd agama kristen protestan kelas 2 semester 1

(2)
(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

Berkat Panggabean. NIM. 3103121008. Peranan Missionar Peter Hinrich Johansen Dalam Penyebaran Agama Kristen Protestan Di Silindung (1866-1898). Skripsi. Fakultas Ilmu Sosial. Universitas Negeri Medan. Medan. 2014.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang proses penyebaran Agama Kristen Protestan oleh Missionar Johansen di Silindung, untuk mengetahui bagaimana kondisi religi masyarakat Silindung/Pansurnapitu sebelum dan sesudah kedatangan Missionar Johansen, untuk mengetahui apa saja buah dari peranan yang dilakukan Missionar Johansen dalam menyebarkan Agama Kristen Protestan di Silindung.

Penelitian ini merupakan penelitian Historis dengan data kualitatif. Dengan mengumpulkan data-data, penulis melakukan penelitian kepustakaan dengan mengumpulkan buku-buku, dokumen, artikel, naskah, dan sejenisnya. Selain itu untuk mendukung data, penulis juga melakukan penelitian lapangan (Field Research) dengan observasi, wawancara dan data dokumentasi yang berhubungan dengan Peranan Missionar Peter Hinrich Johansen dalam Penyebaran Agama Kristen Protestan di Silindung (1866-1898). Dalam penelitian ini penulis mendatangi dan mewawancarai orang-orang yang kemungkinan mengetahui tentang Peranan Missionar Peter Hinrich Johansen dalam Penyebaran Agama Kristen Protestan di Silindung/Pansurnapitu seperti Pendeta, Guru Jemaat, Penatua Senior dan tokoh masyarakat yang ada di Pansurnapitu.

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas kasih karunia dan

anugerahnya akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini disusun

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan dengan judul

“Peranan Missionar Peter Hinrich Johansen Dalam Penyebaran Agama Kristen

Protestan Di Silindung (1866-1898)”.

Dalam menulis Skripsi ini penulis sudah berusaha seoptimal mungkin

untuk memberikat hasil yang terbaik, namun sebagai manusia biasa yang

memiliki keterbatasan kemapuan dan pengetahuan, penulis menyadari bahwa

skripsi ini masih memiliki kelemahan. Oleh karena itu, masukan berupa saran

serta kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi

kesempurnaan skripsi ini kelak.

Dalam melaksanakan penelitian maupun penulisan Skripsi ini, penulis

banyak mendapat dukungun dan bantuan dari berbagai pihak, maka pada

kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si. selaku Rektor Universitas

Negeri Medan.

2. Bapak Dr. H. Restu, MS. Selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial.

3. Bapak dan Ibu pembantu Dekan Fakultas Ilmu Sosial.

4. Ibu Dra. Lukitaningsih, M.Hum selaku Ketua Jurusan Pendidikan Sejarah

UNIMED dan Ibu Dra. Hafnita Sari Dewi Lubis, M.Si selaku sekretaris

(7)

5. Ibu Dra. Flores Tanjung, M.A selaku dosen pembimbing skripsi penulis

yang banyak memberikan bibmbingan, arahan, masukan, dan pemikiran

dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Bapak Tappil Rambe, S.Pd, M.Si selaku dosen pembimbing akademik dan

penguji penulis yang banyak memberikan bimbingan kepada penulis

selama duduk di bangku perkuliahaan.

7. Bapak Dr. Phill Ichwan Azhari, MS selaku dosen penguji ahli yang telah

banyak memberikan pemikiran dan saran sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

8. Ibu Dra. Lukitaningsih, M.Hum selaku dosen pembanding ahli yang

banyak memberikan pandangan serta masukan bagi penulis dalam

menyelesaikan penulisan skripsi ini.

9. Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan Sejarah serta tata usaha, terimakasih atas

semua ilmu yang diberikan selama penulis duduk di bangku kuliah.

10.Terkhusus kepada Orangtua penulis, Among Parsinuan Dahlan Winner

Panggabean dan Inong Pangittubu Roslyi Situmorang atas segala kasih

sayang yang tak terhingga dan buat segala pengorbanan yang diberikan

kepada penulis selama perkuliahan dan sampai penulisan skripsi ini dan

meraih gelar Sarjana Pendidikan. Semua ini penulis persembahkan buat

kedua orangtua penulis.

11.Kepada akkang dan ito penulis, Akkang Hendra Panggabean, SE, Akkang

Boru Marisi Situmorang, Akkang Nasib M Panggabean, S.Pd, Akkang

(8)

Panggabean, Amd dan ito Roswin Panggabean dan ito Nerly Panggabean

terimaksih penulis ucapkan atas dukungan dan semangat yang diberikan

kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Mauliate

godang di hamu sude akkang ni iba dohot iboto ni iba.

12.Kepada seluruh keluarga penulis keluarga Amangtua Nursani, keluarga

Amangtua Gusti, keluarga Uda Widia, keluarga Uda Davit, keluarga

Amangboru Simbolon/boru Panggabean, keluarga Nadeak/boru

Panggabean terimakasih atas segala dukungan kepada penulis.

13.Kepada Bapak/ibu pegawai di Kantor Bappeda Taput, Kantor Kesbang

Taput, Kantor Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Taput, Kantor BPS

Taput, Kantor Kecamatan Siatas Barita dan Perpustakaan Daerah dan

Arsip Taput atas segala bantuan dalam mengurus administrasi dan data

selama peneliti melakukan penelitian.

14.Kepada informan penulis Pdt. R.R Siahaan, selaku Pendeta HKBP

Pansurnapitu, serta Guru P. Sipahutar selaku Guru Jemaat HKBP

Pansurnapitu dengan segala ketulusan memberikan informasi yang relevan

dengan penelitian penulis.

15.Kepada informan Bapak Sahala Pasaribu, Bapak St. Parluhutan

Panggabean, Bapak St. Amin Panggabean yang telah banyak memberikan

informasi yang sesuai dengan apa yang ingin penulis peroleh dan segala

kehangatan yang penulis dapatkan saat penulis berkunjung ke kediaman

(9)

16.Kepada wanita spesial dalam hati penulis Desi Ratnasari Manurung,

terimakasih atas segala dukungan selama ini, semoga kita dapat

mendapatkan cita-cita kita yang impikan.

17.Nantulang Boru Aritonang, Tulang M Manurung dan Nantulang M

Siagian, terimaksih atas segala bimbingan kepada penulis selama ini.

18.Oppung kos, oppung Siregar dan keluarga atas segala dukungan kepada

penulis selama ini.

19.Teman-teman kos di Jalan Pasar 3 Gang Bunga Matahari No. 8, Carles,

Dwi, Bang Andolin dan Bang Juven, terimakasih atas semua kebersamaan

kita selama ini.

20.Seluruh teman-teman DUBIDU 2010, Jems, Rinces, Santi, Sonti, Renata,

Frianko, Davit H, Davit S, Erianto, Dimas, Yaena, Yustini dan yang lain

yang tidak bisa saya tuliskan satu persatu, semoga kebersamaan semasa

SMA tetap bisa kita jaga, sukses untuk kita semua dan tercapai angan dan

cita-cita kita semua.

21.Sahabat penulis seluruh kawan-kawan Kelas A-Reguler 2010, Agus, Aina,

Arinda, Ayu, Boy, Candra, Iqbal, Dedi, Dilla, Dora, Eka, Elya, Eros,

Radius, Irma, Evan, Fatwa, Febri, Ferry, Fitri, Flora, Frianko, Hesry, Hetti,

Hotresly, Indri, Jarahman, Josrai, Juliar, Junita, Budi, Hadi, Mariya,

Morris, Muna, Naomi, Nelly, Nirwan, Norma, Nur Indah, Nurhairina,

Pratica, Putri, Riduan Edo, Rima, Rio, Muslim, Rode, Sugi, Susi, Tono,

Windah, Yosep, Zarahman, terimakasih atas kebersamaan selama ini

(10)

22.Seluruh teman-teman stambuk 2010 yang telah banyak memberikan

dukungan dalam proses perkuliahaan. Terimakasih juga buat teman-teman

satu PS atas dukungan satu sama lain.

23.Seluruh kawan-kawan yang tergabung dalam PANSER FC, Bang Daniart,

Frianko, Tono, Radius, Josrai, Agus, Boy, Morris, Rio, Yosep, Risky,

Marihot, Treboy, Jenry, Berkat Gea, Renhard, Rades, Candra Canon,

Cosmos, Damson atas segala kebersamaan suka dan duka yang kita jalani,

serta dukungan satu sama lain. Semoga persahabatan kita tidak hanya

sampai di masa perkuliahan.

24.Seluruh saudara/I yang tergabung dalam IMKRIS UNIMED, atas segala

kebersamaan dalam melayani satu sama lain dan dukungan dalam proses

perkuliahan.

25.Seluruh saudara/I yang tergabung dalam GMKI Komisariat FIS UNIMED

atas segala ilmu yang boleh penulis peroleh dan kebersamaan yang selama

ini kita jalani.

26.Seluruh saudara/I yang tergabung dalam NHKBP Tegal Rejo Medan,

Lamro, Samuel, Jefri, Steven, Monang, Pinta, Anggi, Bang Maruli dan

semua yang tidak dapat saya tuliskan satu persatu, atas segala

kebersamaan yang kita lalui selama ini.

27.Teman-teman satu PPLT SMP N 1 Balige, Lamtio, Hertina, Lien, Gusti,

Eflinda, Rahmad, Siska, Riris, Lufita, Tri, Lincon, Bang Fitra, Ellinora,

(11)

dukungan yang selama ini diberikan kepada penulis. Semoga kita dapat

meraih segala kesuksesan yang kita impikan.

Skripsi ini bisa terselesaikan berkat bantuan dan doa dari semua pihak.

Dan kepada teman-teman dan pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satupersatu

namanya. Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih dan semoga skripsi ini

bisa bermanfaat bagi semua pembaca.

Medan, Februari 2014 Penulis

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jumlah Pegawai (PNS/CPNS) Tingkat Kecamatan Menurut

Instansi/Kantor dan Golongan Kepangkatan Kecamatan Siatas Barita 2011 ... 32

Tabel 2. Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Menurut Desa/Kelurahan

Kecamatan Siatas Barita 2011 ... 33

Tabel 3. Jumlah Sekolah Menurut Desa/Kelurahan dan Jenjang Sekolah

Kecamatan Siatas Barita 2011 ... 34

Tabel 4. Luas Lahan Sawah Menurut Desa/Kelurahan dan Jenis Irigasi 2011

(Ha).. ... 35

Tabel 5. Populasi Usaha Hasil SE06 L2 Menurut Kategori Dan Desa/Kelurahan

(13)

DAFTAR ISTILAH

Begu : Roh yang ditakuti

Debata Mulajadi Nabolon : Tuhan Yang Maha Kuasa

Dolok : Bukit

Guru Bolon : Guru Besar

Guru Huria : Guru jemaat

Halonganan : Keajaiban

Mardalan pat : Jalan kaki

Pargodungan : Pos/tempat menyebarkan Injil

Parsombaonan : Tempat pemujaan berhala

Porang : Perang

Raja Huta : Kepala Kampung

Rura Silindung : Lembah Silindung

Seminarium : Sekolah Pendeta

Sibontar Mata : Mata putih

Sikkola mardalan-dalan : Sekolah Berjalan

Sombaon : Berhala

Sopo : Gubuk

Sumangot ni Daompung : Pesan-pesan leluhur

Tardidi : Dibaptis

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Daftar Pedoman Observasi ... 1

Lampiran 2. Daftar Pedoman Wawancara ... 2

Lampiran 3. Daftar Informan ... 3

Lampiran 4. Foto-foto penelitian ... 5

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Negara Indonesia merupakan negara yang masyarakatnya bebas memeluk

Agama dan Kepercayaannya masing-masing. Dimana salah satu agama tersebut

adalah Agama Kristen Protestan, yang merupakan salah satu dari 6 (enam) Agama

di Indonesia yang diakui secara hukum. Dimana sebagian besar penduduk di

Provinsi Sumatera Utara menganut Agama ini. Secara khusus suku Batak Toba

yang berdiam di daerah Tapanuli.

Penyebaran Agama Kristen Protestan di Tapanuli dimulai pada tahun

1861, dimana awalnya Zending melakukan penyebaran di daerah Tapanuli bagian

selatan, di daerah Parau Sorat, Sipirok.

Seperti dinyatakan dalam Almanak HKBP 2006 (2006 : 392) dituliskan

bahwa “31 Maret na parjolo tardidi sian halak Batak, ima Simon Siregar dohot

Jakobus Tampubolon nididihon ni Pdt Van Asselt di Sipirok”. Diterjemahkan

secara bebas “Pada Tanggal 31 Maret 1861 orang batak pertama yang dibaptis

adalah Simon Siregar dan Jakobus Tampubolon oleh Pendeta Van Asselt di

sipirok.

Akan tetapi di Tapanuli bagian selatan Agama Kristen Protestan kurang

(16)

menerima dan menganut agama Islam. Agama Islam masuk dan berkembang di

Tapanuli bagian selatan tidak terlepas dari keberadaannya yang dekat dengan

Sumatera Barat yang pada saat itu, masyrakatnya mayoritas menganut agama

Islam.

Pada bulan Mei 1964 , barulah daerah Tapanuli bagian utara yang

menjadi bagian dari fokus penyebaran Agama Kristen Protestan setelah Missionar

IL. Nommensen yang diutus oleh Rheinische Missions Gesellschaft (RMG) yaitu

suatu badan Zending dari Jerman, melakukan upaya penyebaran ke daerah

Silindung, yang sekarang dikenal sebagai Kota Tarutung yang merupakan daerah

dari 3 (tiga) kecamatan di Tapanuli Utara, yaitu Kecamatan Tarutung, Kecamatan

Sipoholon dan Kecamatan Siatas Barita. Dimana Pargodungan (pos) pertama

yang menjadi pusat penyebaran injil di Silindung terletak di Huta Dame Desa Sait

Ni Huta. Dengan merujuk pada tahun 1861, awal masuknya Agama Kristen

tersebut, maka pada tahun 2011 lalu masyarakat Batak Toba yang beragama

Kristen Protestan secara Khusus Jemaat HKBP (Huria Kristen Batak Protestan)

merayakan acara Jubileum 150 tahun injil masuk ke Tanah Batak.

Sejarah penyebaran Agama Kristen Protestan di Silindung selama ini

kebanyakan masyarakat secara khusus jemaat HKBP beranggapan sebagai buah

kerja keras dari Missionar IL Nommensen seorang. Memang apa yang diperbuat

oleh Beliau dalam menyebarkan injil di Silindung tidak dapat dipungkiri, tetapi

tidaklah injil dengan cepat menyebar luas tanpa adanya bantuan dari missionar

yang lainnya yang turut serta dalam upaya penyebaran Agama Kristen Protestan

(17)

Setelah Missionar IL. Nommensen mendapat simpati dari masyarakat

Silindung, maka banyak penduduk yang ingin dibaptis dan menjadi umat Kristen

Protestan. Dengan makin bertambahnya permintaan dari masyarakat maka beliau

pun meminta kepada RMG supaya mengirimkan missionar yang lain untuk

mendukung pelayanannya di Silindung.

Dalam Pasaribu (2004:133) dituliskan bahwa :

“Missionar Nommensen berulang-ulang menulis ke Kongsi

Barmen (RMG) tentang keberhasilannya memberitakan Injil di Silindung, dia meminta agar segera dikirim beberapa orang lagi missionar untuk membantunya memberitakan Firman Tuhan”.

Maka pada tahun 1866, RMG mengutus Pendeta Peter Hinrich

Johansen untuk mendampingi Ompui Nommensen dalam menyebarkan Injil di

Silindung, tetapi setelah sampai di Silindung Johansen tidaklah langsung ikut

serta dalam menyebarkan Injil. Peter Hinrich Johansen lahir pada tanggal 9

November 1839 di Weddingstedt, Jerman. Johansen juga seorang lulusan sekolah

Pendeta dari RMG dan menjadi missionar kedua yang diutus oleh kongsi RMG ke

Silindung. Beliau terlebih dahulu melakukan adaptasi dengan kehidupan

masyarakat Batak Toba di daerah Silindung, dimulai dengan belajar bahasa dan

adat-istiadat dari masyarakat Silindung.

Melihat keadaan Huta Dame yang sudah bisa dipimpin oleh Missionar IL

Nommensen sendiri, dengan kesepakan bersama kedua missionar ini mencari pos

kedua yang akan dijadikan sebagai pusat dalam menyebarkan injil di daerah

Silindung. Dalam Pasaribu (2008:48) dituliskan bahwa Saitnihuta yang pertama,

(18)

Setelah mencari tempat untuk penyebaran injil, maka Desa Pansurnapitu

menjadi tempat yang jadi pilihan untuk dijadikan pos kedua, karena para Raja

Kampung (Raja Huta) memberikan ijin untuk mendirikan pos di desa tersebut.

Walau desa tersebut terkenal angker dan merupakan tempat untuk pemujuan

roh-roh nenek moyang (Sombaon), akan tetapi Missionar Johansen tidaklah takut dan

gentar sebab ini sudah merupakan tugas panggilan bagi dirinya untuk melayani

dan menyebarkan injil ke masyarakat yang masih menyembah berhala tersebut.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian lebih lanjut tentang “Peranan Missionar Peter Hinrich Johansen

dalam Penyebaran Agama Kristen Protestan di Silindung (Tahun 1866-1898)”,

sebab masih terbatas pengetahuan khalayak ramai, khususnya Orang Batak

Kristen Protestan secara khusus jemaat HKBP di seluruh dunia tentang siapa itu

Johansen dan masih minimnya literatur-literatur, karya ilmiah ataupun hasil

penelitian yang menulis tentang Peranan Missionar Peter Hinrich Johansen dalam

Penyebaran Agama Kristen Protestan di Silindung.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti mengungkapkan

beberapa identifikasi masalah dalam penelitian ini, antara lain :

1. Latar belakang kedatangan Missionar Johansen ke Silindung.

2. Kondisi Religi masyarakat Silindung/Pansurnapitu sebelum

(19)

3. Kondisi Religi masyarakat Silindung/Pansurnapitu setelah

kedatangan Missionar Johansen

4. Proses penyebaran Agama Kristen Protestan oleh Missionar

Johansen di Silindung.

5. Peranan Missionar Johansen dalam Penyebaran Agama Kristen

Protestan di Silindung Tahun 1866-1898.

C. Pembatasan Masalah

Dari identifikasi masalah di atas, penelitian ini dititik beratkan pada

“Peranan Missionar Peter Hinrich Johansen dalam Penyebaran Agama

Kristen Protestan di Silindung (Tahun 1866-1898)”.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah dan batasan masalah di

atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana kondisi Religi masyarakat Silindung/Pansurnapitu

sebelum kedatangan Missionar Johansen?

2. Bagaimana kondisi Religi masyarakat Silindung/Pansurnapitu

setelah kedatangan Missionar Johansen?

3. Bagaimana proses penyebaran Agama Kristen Protestan oleh

Missionar Johansen?

4. Bagaimana Peranan Missionar Johansen dalam penyebaran Agama

(20)

E. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui kondisi Religi masyarakat

Silindung/Pansurnapitu sebelum kedatangan Missionar Johansen.

2. Untuk mengetahui kondisi Religi masyarakat

Silindung/Pansurnapitu setelah kedatangan Missionar Johansen.

3. Untuk mengetahui proses penyebaran Agama Kristen Protestan

oleh Missionar Johansen.

4. Untuk mengetahui Peranan Missionar Johansen dalam penyebaran

Agama Kristen Protestan di Silindung Tahun 1866-1898.

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah :

1. Sebagai bahan masukan yang dapat dijadikan sumber bagi peneliti

yang ingin mengadakan penelitian lebih lanjut tentang masalah ini.

2. Dapat melatih peneliti untuk membuat karya ilmiah dalam

penelitian sejarah yang berkualitas.

3. Untuk memperkaya informasi dan wawasan baik Civitas

Akademika UNIMED maupun masyarakat tentang Peranan

Missionar Johansen dalam penyebaran Agama Kristen Protestan di

(21)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian di atas maka kesimpulan yang diperoleh adalah

sebagai berikut :

1. Masyarakat yang ada di Pansurnapitu sebelum tahun 1866 atau sebelum

kedatangan Missionar Johansen ke daerah tersebut sudah memiliki

kebudayaannya sendiri maupun religinya. Kepercayaan yang dianut oleh

masyarakat adalah terhadap sombaon (leluhur yang sudah meninggal dan

yang menjadi roh alam yang biasanya ada di tempat yang gelap

mengerikan).

2. Dari beberapa lembaga zending yang melakukan usaha untuk

menyebarkan injil di daerah Batak, secara khusus Silindung, yang paling

berhasil adalah lembaga zending RMG (Rheijnische Mission Gesselschaft)

atau sering disebut juga sebagai kongsi Barmen, Jerman.

3. Missionar Nommensen merupakan missionar pertama utusan RMG ke

Tanah Batak. Pada bulan Mei 1864 (Tepat pada umur 30 tahun),

Nommensen memulai misinya di Silindung.

4. Missionar Johansen merupakan missionar kedua yang diutus RMG ke

Silindung untuk memenuhi permintaan Missionar Nommensen yang saat

itu mengabarkan keberhasilannya dalam menjalankan missinya untuk

(22)

5. Maka pada tahun 1866, RMG mengutus Pendeta Peter Hinrich Johansen

untuk mendampingi missionar Nommensen dalam menyebarkan Injil di

Silindung, tetapi setelah sampai di Silindung missionar Johansen tidaklah

langsung ikut serta dalam menyebarkan Injil, akan tetapi beliau terlebih

dahulu melakukan adaptasi terhadap kehidupan masyarakat Batak.

6. Setelah mampu menguasai bahasa Batak Toba dengan baik, maka

Missionar Nommensen dan Johansen mencari pos kedua untuk dijadikan

sebagai tempat untuk menyebarluaskan injil di Silindung. Setelah ditolak

dari dan Hutabarat, Hutagalung, Simorangkir dan Desa Sitompul, akhirnya

mereka di terima di Pansurnapitu. Pansurnapitu akhirnya dijadikan sebagai

pos penyebaran injil yang kedua di Silindung setelah Huta Dame di Desa

Saitnihuta.

7. Dalam menjalankan peranannya untuk menyebarkan Agama Kristen

Protestan atau injil, Missionar Johansen melakukan berbagai usaha untuk

memudahkan injil dapat diterima oleh masyarakat. Salah satu buah

peranannya adalah mendirikan gereja. Pada tanggal 29 Maret 1867 gereja

didirikan di Desa Pansurnapitu.

8. Selain gereja, dalam menjalankan perananannya Misssionar Johansen juga

menjadi guru di sikkola mardalan-dalan atau sekolah berjalan, Mendirikan

Sekolah Guru Huria (Guru Jemaat) dan Pendeta (Seminarium) dan

(23)

9. Sikkola mardalan-dalan atau sekolah berjalan yang merupakan sekolah

guru yang didirikan tahun 1873 Missionar Johansen, bersama Missionar

Nommensen (Saitnihuta) dan Mohri (Sipoholon).

10.Missionar Johansen menjadi pelopor dan menjadi pemimpin dalam

berdirinya sekolah Guru Jemaat dan Pendeta atau sering disebut

Seminarium Pansurnapitu, yang didirikan pada tahun 1877.

11.Disamping itu juga dalam segala kesibukannya untuk menyebarkan injil,

Missionar Johansen juga berhasil menterjemahkan Alkitab Perjanjian

Lama ke dalam Bahasa Batak Toba yang diselesaikan menjelang tahun

1894.

12.Missionar Johansen menjadi missionar pertama yang wafat dan

dikebumikan di Tanah Batak.

B. Saran

Berdasarkan pengalaman saat melakukan penelitian dan analisa terhadap

hasil penelitian, penelitin mencoba memberikan saran-saran sebagai berikut :

1. Bagi Masyarakat Setempat

Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi sumber pengetahuan

sejarah masyarakat terhadap berkembangnya injil di daerah Pansurnapitu

dan menjadi bahan refleksi atas kondisi kekristenan yang sekarang yang

sudah jauh dari kebiasaan beriman kepada Tuhan.

(24)

Diharapkan hasil penelitian ini menjadi masukan dan tambahan

dalam mewujudkan Kota Tarutung, Tapanuli Utara sebagai Kota Wisata

Rohani Kristen. Secara khusus kepada Dinas Pariwisata dan Kebudayaan

Kabupaten Tapanuli Utara untuk memasukkan Pansurnapitu ke peta salah

satu tempat wisata rohani di Kabupaten Tapanuli Utara dengan mendirikan

bangunan monumental Missionar Johansen di Pansurnapitu.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Untuk peneliti selanjutnya, diharapkan hasil penelitian ini menjadi

tambahan bahan untuk melakukan penelitian selanjutnya yang lebih rinci

terhadap peranan Missionar Johansen dalam penyebaran Agama Kristen

Protestan di Silindung serta memberikan pandangan untuk menjadikan

Pansurnapitu menjadi salah satu tujuan wisata rohani di Kota Tarutung.

Diperlukan juga penelitiaan tentang arsip-arsip missionar di Jerman

dengan kajian sejarawan. Perlu juga ada diskusi terbuka antara Uli Kozok

dengan Pendeta J.R Hutauruk terkait dengan hasil-hasil penelitian arsip

(25)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. 1991. Psikologi Sosial. Jakarta : Rineka Cipta.

Almanak Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) 2006.Tarutung. Kantor Pusat HKBP Pearaja.

Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. 2011. Kamus Bahasa Indonesia Untuk Pelajar. Jakarta.

Badan Pusat Statistik. 2012. Siatas Barita Dalam Angka 2012. Badan Pusat Statistik Kabupaten Tapanuli Utara.

Badan Pusat Statistik. 2012. Tapanuli Utara Dalam Angka 2012. Badan Pusat Statistik Kabupaten Tapanuli Utara.

Bintaro dan Surastopo Hadisumarno. 1982. Metode Analisis Geografi. Jakarta : LP3ES.

Fakultas Ilmu Sosial Unversitas Negeri Medan. 2013. Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Proposal Penelitian Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah.

Geertz, Clifford.1992. Kebudayaan dan Agama. Yogyakarta : Kanisius.

Gottschalk, louis. 1985. Mengerti Sejarah. Jakarta : UI Press.

Gultom. I. 2010. Agama Malim di Tanah Batak. Jakarta : Bumi Aksara.

Harianto. 2012. Pengantar Misiologi : Misiologi sebagai Jalan Menuju Pertumbuhan. Yogyakarta : Andi Offset.

Hutauruk, J R. 2011. Lahir, Berakar dan Bertumbuh di dalam Kristus Sejarah 150 Tahun HKBP 7 Oktober 1861-7 Oktober 2011. Tarutung : Kantor Pusat HKBP Pearaja.

Hutauruk, J R. 1986. Tuhan Menyertai Umatnya Garis Besar Sejarah 125 Tahun HKBP 7 Oktober 1861-1986. Tarutung : Kantor Pusat HKBP Pearaja.

(26)

Koentjaraningrat. 1970. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta : Jembatan.

Koentjaraningrat. 1980. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta : Radar Jaya Offset.

Kozok, Uli. 2010. Utusan Damai di Kemelut Perang Peran Zending Dalam Perang Toba. Jakarta : Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Lembaga Alkitab Indonesia. 2011. Alkitab Dengan Kidung Jemaat. Jakarta.

Lemp, Walter. 1976. Benih Yang Tumbuh XII Suatu Survey Mengenai

Gereja-Gereja di Sumatera Utara. Semarang : Satya Wacana.

Loeb, Edwin M. 2013. Sumatra Sejarah dan Masyarakatnya. Yogyakarta : Ombak.

Munthe, R T, dkk. 2007. Abstraksi Pelayanan Dr. Ingwer Ludwig Nommensen di Tanah Batak.

Panggabean, J. 1957. Jubileum Si 90 Taon ni HKBP Pansurnapitu. Pansurnapitu

Pasaribu, Patar. 2004. DR. Ingwer Ludwig Nomensen “Apostel di Tanah

Batak”. Medan : UHN.

Pasaribu, Patar. 2008. Sejarah Ringkas HKBP Pansurnapitu & Warna Sari. Pansurnapitu, Tarutung.

Pedersen, Paul Bodholdt. 1975. Darah Batak dan Jiwa Protestan Perkembangan Gereja-gereja Batak di Sumatera Utara. Jakarta : BPK Gunung Mulia.

Sidjabat, W B. 2007. Ahu Sisingamangaraja. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan.

Simanjuntak, B A. 2011. Pemikiran Tentang Batak Setelah 150 Tahun Agama Kristen di Sumatera Utara. Jakarta : Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Simatupang, dkk. 2011. Panggilan Orang Kristen Selaku Warga Negara. Medan : Mitra.

Simorangkir, Mangisi. 2011. Napak Tilas Ingwer Ludwig Nommensen. Medan : Mitra

(27)

Sjamsuddin. Helius. 2012. Metodologi Sejarah. Yogyakarta : Ombak.

Gambar

Tabel 1.

Referensi

Dokumen terkait

Sejarah berdirinya sekolah ini diawali dari berdirinya Pendidikan Guru Agama Kristen Protestan(PGAKP) yang setaraf dengan Sekolah Menengah Atas, seiring dengan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui awal mula Penyebaran Agama Buddha pada Masyarakat Karo di Kabupaten Langkat, apa latar belakang yang menyebabkan agama Buddha

PRINSIP GOOD UNIVERSITY GOVERNANCE PADA STAKPN (SEKOLAH TINGGI AGAMA KRISTEN PROTESTAN NEGERI).. AMBON Tesis

Bagaimana peran GKJW mengenai toleransi antar umat beragama dalam dialektika 2 agama (Kristen dan Islam) di Desa Mojowangi, Kecamatan Mojowarno, Kabupaten

Antara lain perbedaan yang dituangkan oleh Muh Ichsan dalam skripsi berjudul “Zakat Mal dalam Agama Islam dan Persepuluhan dalam Agama Kristen: Studi terhadap Lembaga Inisiatif

Ketokohan Anthing dalam me- nyebarkan agama Kristen karena dialah orang pertama yang menyebarkan Kristen di Jawa Barat dengan gagasannya bahwa penyebaran agama

Untuk itu, penelitian ini perlu dilakukan untuk menjelaskan salah satu gerakan keagamaan dalam Kristen yakni Saksi-Saksi Yehuwa, gerakan keagamaan yang masih tetap

Untuk mengetahui sejauhmana peranan guru PAK dalam meningkatkan mutu pendidikan agama kristen bagi siswa kelas VII di SMP Negeri 13 Pematangsiantar digunakan uji statistik korelasi