PERANAN MISSIONAR PETER HINRICH
JOHANSEN DALAM PENYEBARAN AGAMA
KRISTEN PROTESTAN DI SILINDUNG
(1866-1898)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Sejarah
Oleh :
BERKAT PANGGABEAN
3103121008
JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
▸ Baca selengkapnya: kd agama kristen protestan kelas 2 semester 1
(2)(3)(4)(5)ABSTRAK
Berkat Panggabean. NIM. 3103121008. Peranan Missionar Peter Hinrich Johansen Dalam Penyebaran Agama Kristen Protestan Di Silindung (1866-1898). Skripsi. Fakultas Ilmu Sosial. Universitas Negeri Medan. Medan. 2014.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang proses penyebaran Agama Kristen Protestan oleh Missionar Johansen di Silindung, untuk mengetahui bagaimana kondisi religi masyarakat Silindung/Pansurnapitu sebelum dan sesudah kedatangan Missionar Johansen, untuk mengetahui apa saja buah dari peranan yang dilakukan Missionar Johansen dalam menyebarkan Agama Kristen Protestan di Silindung.
Penelitian ini merupakan penelitian Historis dengan data kualitatif. Dengan mengumpulkan data-data, penulis melakukan penelitian kepustakaan dengan mengumpulkan buku-buku, dokumen, artikel, naskah, dan sejenisnya. Selain itu untuk mendukung data, penulis juga melakukan penelitian lapangan (Field Research) dengan observasi, wawancara dan data dokumentasi yang berhubungan dengan Peranan Missionar Peter Hinrich Johansen dalam Penyebaran Agama Kristen Protestan di Silindung (1866-1898). Dalam penelitian ini penulis mendatangi dan mewawancarai orang-orang yang kemungkinan mengetahui tentang Peranan Missionar Peter Hinrich Johansen dalam Penyebaran Agama Kristen Protestan di Silindung/Pansurnapitu seperti Pendeta, Guru Jemaat, Penatua Senior dan tokoh masyarakat yang ada di Pansurnapitu.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas kasih karunia dan
anugerahnya akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini disusun
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan dengan judul
“Peranan Missionar Peter Hinrich Johansen Dalam Penyebaran Agama Kristen
Protestan Di Silindung (1866-1898)”.
Dalam menulis Skripsi ini penulis sudah berusaha seoptimal mungkin
untuk memberikat hasil yang terbaik, namun sebagai manusia biasa yang
memiliki keterbatasan kemapuan dan pengetahuan, penulis menyadari bahwa
skripsi ini masih memiliki kelemahan. Oleh karena itu, masukan berupa saran
serta kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi
kesempurnaan skripsi ini kelak.
Dalam melaksanakan penelitian maupun penulisan Skripsi ini, penulis
banyak mendapat dukungun dan bantuan dari berbagai pihak, maka pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si. selaku Rektor Universitas
Negeri Medan.
2. Bapak Dr. H. Restu, MS. Selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial.
3. Bapak dan Ibu pembantu Dekan Fakultas Ilmu Sosial.
4. Ibu Dra. Lukitaningsih, M.Hum selaku Ketua Jurusan Pendidikan Sejarah
UNIMED dan Ibu Dra. Hafnita Sari Dewi Lubis, M.Si selaku sekretaris
5. Ibu Dra. Flores Tanjung, M.A selaku dosen pembimbing skripsi penulis
yang banyak memberikan bibmbingan, arahan, masukan, dan pemikiran
dalam menyelesaikan skripsi ini.
6. Bapak Tappil Rambe, S.Pd, M.Si selaku dosen pembimbing akademik dan
penguji penulis yang banyak memberikan bimbingan kepada penulis
selama duduk di bangku perkuliahaan.
7. Bapak Dr. Phill Ichwan Azhari, MS selaku dosen penguji ahli yang telah
banyak memberikan pemikiran dan saran sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
8. Ibu Dra. Lukitaningsih, M.Hum selaku dosen pembanding ahli yang
banyak memberikan pandangan serta masukan bagi penulis dalam
menyelesaikan penulisan skripsi ini.
9. Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan Sejarah serta tata usaha, terimakasih atas
semua ilmu yang diberikan selama penulis duduk di bangku kuliah.
10.Terkhusus kepada Orangtua penulis, Among Parsinuan Dahlan Winner
Panggabean dan Inong Pangittubu Roslyi Situmorang atas segala kasih
sayang yang tak terhingga dan buat segala pengorbanan yang diberikan
kepada penulis selama perkuliahan dan sampai penulisan skripsi ini dan
meraih gelar Sarjana Pendidikan. Semua ini penulis persembahkan buat
kedua orangtua penulis.
11.Kepada akkang dan ito penulis, Akkang Hendra Panggabean, SE, Akkang
Boru Marisi Situmorang, Akkang Nasib M Panggabean, S.Pd, Akkang
Panggabean, Amd dan ito Roswin Panggabean dan ito Nerly Panggabean
terimaksih penulis ucapkan atas dukungan dan semangat yang diberikan
kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Mauliate
godang di hamu sude akkang ni iba dohot iboto ni iba.
12.Kepada seluruh keluarga penulis keluarga Amangtua Nursani, keluarga
Amangtua Gusti, keluarga Uda Widia, keluarga Uda Davit, keluarga
Amangboru Simbolon/boru Panggabean, keluarga Nadeak/boru
Panggabean terimakasih atas segala dukungan kepada penulis.
13.Kepada Bapak/ibu pegawai di Kantor Bappeda Taput, Kantor Kesbang
Taput, Kantor Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Taput, Kantor BPS
Taput, Kantor Kecamatan Siatas Barita dan Perpustakaan Daerah dan
Arsip Taput atas segala bantuan dalam mengurus administrasi dan data
selama peneliti melakukan penelitian.
14.Kepada informan penulis Pdt. R.R Siahaan, selaku Pendeta HKBP
Pansurnapitu, serta Guru P. Sipahutar selaku Guru Jemaat HKBP
Pansurnapitu dengan segala ketulusan memberikan informasi yang relevan
dengan penelitian penulis.
15.Kepada informan Bapak Sahala Pasaribu, Bapak St. Parluhutan
Panggabean, Bapak St. Amin Panggabean yang telah banyak memberikan
informasi yang sesuai dengan apa yang ingin penulis peroleh dan segala
kehangatan yang penulis dapatkan saat penulis berkunjung ke kediaman
16.Kepada wanita spesial dalam hati penulis Desi Ratnasari Manurung,
terimakasih atas segala dukungan selama ini, semoga kita dapat
mendapatkan cita-cita kita yang impikan.
17.Nantulang Boru Aritonang, Tulang M Manurung dan Nantulang M
Siagian, terimaksih atas segala bimbingan kepada penulis selama ini.
18.Oppung kos, oppung Siregar dan keluarga atas segala dukungan kepada
penulis selama ini.
19.Teman-teman kos di Jalan Pasar 3 Gang Bunga Matahari No. 8, Carles,
Dwi, Bang Andolin dan Bang Juven, terimakasih atas semua kebersamaan
kita selama ini.
20.Seluruh teman-teman DUBIDU 2010, Jems, Rinces, Santi, Sonti, Renata,
Frianko, Davit H, Davit S, Erianto, Dimas, Yaena, Yustini dan yang lain
yang tidak bisa saya tuliskan satu persatu, semoga kebersamaan semasa
SMA tetap bisa kita jaga, sukses untuk kita semua dan tercapai angan dan
cita-cita kita semua.
21.Sahabat penulis seluruh kawan-kawan Kelas A-Reguler 2010, Agus, Aina,
Arinda, Ayu, Boy, Candra, Iqbal, Dedi, Dilla, Dora, Eka, Elya, Eros,
Radius, Irma, Evan, Fatwa, Febri, Ferry, Fitri, Flora, Frianko, Hesry, Hetti,
Hotresly, Indri, Jarahman, Josrai, Juliar, Junita, Budi, Hadi, Mariya,
Morris, Muna, Naomi, Nelly, Nirwan, Norma, Nur Indah, Nurhairina,
Pratica, Putri, Riduan Edo, Rima, Rio, Muslim, Rode, Sugi, Susi, Tono,
Windah, Yosep, Zarahman, terimakasih atas kebersamaan selama ini
22.Seluruh teman-teman stambuk 2010 yang telah banyak memberikan
dukungan dalam proses perkuliahaan. Terimakasih juga buat teman-teman
satu PS atas dukungan satu sama lain.
23.Seluruh kawan-kawan yang tergabung dalam PANSER FC, Bang Daniart,
Frianko, Tono, Radius, Josrai, Agus, Boy, Morris, Rio, Yosep, Risky,
Marihot, Treboy, Jenry, Berkat Gea, Renhard, Rades, Candra Canon,
Cosmos, Damson atas segala kebersamaan suka dan duka yang kita jalani,
serta dukungan satu sama lain. Semoga persahabatan kita tidak hanya
sampai di masa perkuliahan.
24.Seluruh saudara/I yang tergabung dalam IMKRIS UNIMED, atas segala
kebersamaan dalam melayani satu sama lain dan dukungan dalam proses
perkuliahan.
25.Seluruh saudara/I yang tergabung dalam GMKI Komisariat FIS UNIMED
atas segala ilmu yang boleh penulis peroleh dan kebersamaan yang selama
ini kita jalani.
26.Seluruh saudara/I yang tergabung dalam NHKBP Tegal Rejo Medan,
Lamro, Samuel, Jefri, Steven, Monang, Pinta, Anggi, Bang Maruli dan
semua yang tidak dapat saya tuliskan satu persatu, atas segala
kebersamaan yang kita lalui selama ini.
27.Teman-teman satu PPLT SMP N 1 Balige, Lamtio, Hertina, Lien, Gusti,
Eflinda, Rahmad, Siska, Riris, Lufita, Tri, Lincon, Bang Fitra, Ellinora,
dukungan yang selama ini diberikan kepada penulis. Semoga kita dapat
meraih segala kesuksesan yang kita impikan.
Skripsi ini bisa terselesaikan berkat bantuan dan doa dari semua pihak.
Dan kepada teman-teman dan pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satupersatu
namanya. Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih dan semoga skripsi ini
bisa bermanfaat bagi semua pembaca.
Medan, Februari 2014 Penulis
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Jumlah Pegawai (PNS/CPNS) Tingkat Kecamatan Menurut
Instansi/Kantor dan Golongan Kepangkatan Kecamatan Siatas Barita 2011 ... 32
Tabel 2. Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Menurut Desa/Kelurahan
Kecamatan Siatas Barita 2011 ... 33
Tabel 3. Jumlah Sekolah Menurut Desa/Kelurahan dan Jenjang Sekolah
Kecamatan Siatas Barita 2011 ... 34
Tabel 4. Luas Lahan Sawah Menurut Desa/Kelurahan dan Jenis Irigasi 2011
(Ha).. ... 35
Tabel 5. Populasi Usaha Hasil SE06 L2 Menurut Kategori Dan Desa/Kelurahan
DAFTAR ISTILAH
Begu : Roh yang ditakuti
Debata Mulajadi Nabolon : Tuhan Yang Maha Kuasa
Dolok : Bukit
Guru Bolon : Guru Besar
Guru Huria : Guru jemaat
Halonganan : Keajaiban
Mardalan pat : Jalan kaki
Pargodungan : Pos/tempat menyebarkan Injil
Parsombaonan : Tempat pemujaan berhala
Porang : Perang
Raja Huta : Kepala Kampung
Rura Silindung : Lembah Silindung
Seminarium : Sekolah Pendeta
Sibontar Mata : Mata putih
Sikkola mardalan-dalan : Sekolah Berjalan
Sombaon : Berhala
Sopo : Gubuk
Sumangot ni Daompung : Pesan-pesan leluhur
Tardidi : Dibaptis
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Daftar Pedoman Observasi ... 1
Lampiran 2. Daftar Pedoman Wawancara ... 2
Lampiran 3. Daftar Informan ... 3
Lampiran 4. Foto-foto penelitian ... 5
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Negara Indonesia merupakan negara yang masyarakatnya bebas memeluk
Agama dan Kepercayaannya masing-masing. Dimana salah satu agama tersebut
adalah Agama Kristen Protestan, yang merupakan salah satu dari 6 (enam) Agama
di Indonesia yang diakui secara hukum. Dimana sebagian besar penduduk di
Provinsi Sumatera Utara menganut Agama ini. Secara khusus suku Batak Toba
yang berdiam di daerah Tapanuli.
Penyebaran Agama Kristen Protestan di Tapanuli dimulai pada tahun
1861, dimana awalnya Zending melakukan penyebaran di daerah Tapanuli bagian
selatan, di daerah Parau Sorat, Sipirok.
Seperti dinyatakan dalam Almanak HKBP 2006 (2006 : 392) dituliskan
bahwa “31 Maret na parjolo tardidi sian halak Batak, ima Simon Siregar dohot
Jakobus Tampubolon nididihon ni Pdt Van Asselt di Sipirok”. Diterjemahkan
secara bebas “Pada Tanggal 31 Maret 1861 orang batak pertama yang dibaptis
adalah Simon Siregar dan Jakobus Tampubolon oleh Pendeta Van Asselt di
sipirok.
Akan tetapi di Tapanuli bagian selatan Agama Kristen Protestan kurang
menerima dan menganut agama Islam. Agama Islam masuk dan berkembang di
Tapanuli bagian selatan tidak terlepas dari keberadaannya yang dekat dengan
Sumatera Barat yang pada saat itu, masyrakatnya mayoritas menganut agama
Islam.
Pada bulan Mei 1964 , barulah daerah Tapanuli bagian utara yang
menjadi bagian dari fokus penyebaran Agama Kristen Protestan setelah Missionar
IL. Nommensen yang diutus oleh Rheinische Missions Gesellschaft (RMG) yaitu
suatu badan Zending dari Jerman, melakukan upaya penyebaran ke daerah
Silindung, yang sekarang dikenal sebagai Kota Tarutung yang merupakan daerah
dari 3 (tiga) kecamatan di Tapanuli Utara, yaitu Kecamatan Tarutung, Kecamatan
Sipoholon dan Kecamatan Siatas Barita. Dimana Pargodungan (pos) pertama
yang menjadi pusat penyebaran injil di Silindung terletak di Huta Dame Desa Sait
Ni Huta. Dengan merujuk pada tahun 1861, awal masuknya Agama Kristen
tersebut, maka pada tahun 2011 lalu masyarakat Batak Toba yang beragama
Kristen Protestan secara Khusus Jemaat HKBP (Huria Kristen Batak Protestan)
merayakan acara Jubileum 150 tahun injil masuk ke Tanah Batak.
Sejarah penyebaran Agama Kristen Protestan di Silindung selama ini
kebanyakan masyarakat secara khusus jemaat HKBP beranggapan sebagai buah
kerja keras dari Missionar IL Nommensen seorang. Memang apa yang diperbuat
oleh Beliau dalam menyebarkan injil di Silindung tidak dapat dipungkiri, tetapi
tidaklah injil dengan cepat menyebar luas tanpa adanya bantuan dari missionar
yang lainnya yang turut serta dalam upaya penyebaran Agama Kristen Protestan
Setelah Missionar IL. Nommensen mendapat simpati dari masyarakat
Silindung, maka banyak penduduk yang ingin dibaptis dan menjadi umat Kristen
Protestan. Dengan makin bertambahnya permintaan dari masyarakat maka beliau
pun meminta kepada RMG supaya mengirimkan missionar yang lain untuk
mendukung pelayanannya di Silindung.
Dalam Pasaribu (2004:133) dituliskan bahwa :
“Missionar Nommensen berulang-ulang menulis ke Kongsi
Barmen (RMG) tentang keberhasilannya memberitakan Injil di Silindung, dia meminta agar segera dikirim beberapa orang lagi missionar untuk membantunya memberitakan Firman Tuhan”.
Maka pada tahun 1866, RMG mengutus Pendeta Peter Hinrich
Johansen untuk mendampingi Ompui Nommensen dalam menyebarkan Injil di
Silindung, tetapi setelah sampai di Silindung Johansen tidaklah langsung ikut
serta dalam menyebarkan Injil. Peter Hinrich Johansen lahir pada tanggal 9
November 1839 di Weddingstedt, Jerman. Johansen juga seorang lulusan sekolah
Pendeta dari RMG dan menjadi missionar kedua yang diutus oleh kongsi RMG ke
Silindung. Beliau terlebih dahulu melakukan adaptasi dengan kehidupan
masyarakat Batak Toba di daerah Silindung, dimulai dengan belajar bahasa dan
adat-istiadat dari masyarakat Silindung.
Melihat keadaan Huta Dame yang sudah bisa dipimpin oleh Missionar IL
Nommensen sendiri, dengan kesepakan bersama kedua missionar ini mencari pos
kedua yang akan dijadikan sebagai pusat dalam menyebarkan injil di daerah
Silindung. Dalam Pasaribu (2008:48) dituliskan bahwa Saitnihuta yang pertama,
Setelah mencari tempat untuk penyebaran injil, maka Desa Pansurnapitu
menjadi tempat yang jadi pilihan untuk dijadikan pos kedua, karena para Raja
Kampung (Raja Huta) memberikan ijin untuk mendirikan pos di desa tersebut.
Walau desa tersebut terkenal angker dan merupakan tempat untuk pemujuan
roh-roh nenek moyang (Sombaon), akan tetapi Missionar Johansen tidaklah takut dan
gentar sebab ini sudah merupakan tugas panggilan bagi dirinya untuk melayani
dan menyebarkan injil ke masyarakat yang masih menyembah berhala tersebut.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian lebih lanjut tentang “Peranan Missionar Peter Hinrich Johansen
dalam Penyebaran Agama Kristen Protestan di Silindung (Tahun 1866-1898)”,
sebab masih terbatas pengetahuan khalayak ramai, khususnya Orang Batak
Kristen Protestan secara khusus jemaat HKBP di seluruh dunia tentang siapa itu
Johansen dan masih minimnya literatur-literatur, karya ilmiah ataupun hasil
penelitian yang menulis tentang Peranan Missionar Peter Hinrich Johansen dalam
Penyebaran Agama Kristen Protestan di Silindung.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti mengungkapkan
beberapa identifikasi masalah dalam penelitian ini, antara lain :
1. Latar belakang kedatangan Missionar Johansen ke Silindung.
2. Kondisi Religi masyarakat Silindung/Pansurnapitu sebelum
3. Kondisi Religi masyarakat Silindung/Pansurnapitu setelah
kedatangan Missionar Johansen
4. Proses penyebaran Agama Kristen Protestan oleh Missionar
Johansen di Silindung.
5. Peranan Missionar Johansen dalam Penyebaran Agama Kristen
Protestan di Silindung Tahun 1866-1898.
C. Pembatasan Masalah
Dari identifikasi masalah di atas, penelitian ini dititik beratkan pada
“Peranan Missionar Peter Hinrich Johansen dalam Penyebaran Agama
Kristen Protestan di Silindung (Tahun 1866-1898)”.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah dan batasan masalah di
atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana kondisi Religi masyarakat Silindung/Pansurnapitu
sebelum kedatangan Missionar Johansen?
2. Bagaimana kondisi Religi masyarakat Silindung/Pansurnapitu
setelah kedatangan Missionar Johansen?
3. Bagaimana proses penyebaran Agama Kristen Protestan oleh
Missionar Johansen?
4. Bagaimana Peranan Missionar Johansen dalam penyebaran Agama
E. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui kondisi Religi masyarakat
Silindung/Pansurnapitu sebelum kedatangan Missionar Johansen.
2. Untuk mengetahui kondisi Religi masyarakat
Silindung/Pansurnapitu setelah kedatangan Missionar Johansen.
3. Untuk mengetahui proses penyebaran Agama Kristen Protestan
oleh Missionar Johansen.
4. Untuk mengetahui Peranan Missionar Johansen dalam penyebaran
Agama Kristen Protestan di Silindung Tahun 1866-1898.
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah :
1. Sebagai bahan masukan yang dapat dijadikan sumber bagi peneliti
yang ingin mengadakan penelitian lebih lanjut tentang masalah ini.
2. Dapat melatih peneliti untuk membuat karya ilmiah dalam
penelitian sejarah yang berkualitas.
3. Untuk memperkaya informasi dan wawasan baik Civitas
Akademika UNIMED maupun masyarakat tentang Peranan
Missionar Johansen dalam penyebaran Agama Kristen Protestan di
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian di atas maka kesimpulan yang diperoleh adalah
sebagai berikut :
1. Masyarakat yang ada di Pansurnapitu sebelum tahun 1866 atau sebelum
kedatangan Missionar Johansen ke daerah tersebut sudah memiliki
kebudayaannya sendiri maupun religinya. Kepercayaan yang dianut oleh
masyarakat adalah terhadap sombaon (leluhur yang sudah meninggal dan
yang menjadi roh alam yang biasanya ada di tempat yang gelap
mengerikan).
2. Dari beberapa lembaga zending yang melakukan usaha untuk
menyebarkan injil di daerah Batak, secara khusus Silindung, yang paling
berhasil adalah lembaga zending RMG (Rheijnische Mission Gesselschaft)
atau sering disebut juga sebagai kongsi Barmen, Jerman.
3. Missionar Nommensen merupakan missionar pertama utusan RMG ke
Tanah Batak. Pada bulan Mei 1864 (Tepat pada umur 30 tahun),
Nommensen memulai misinya di Silindung.
4. Missionar Johansen merupakan missionar kedua yang diutus RMG ke
Silindung untuk memenuhi permintaan Missionar Nommensen yang saat
itu mengabarkan keberhasilannya dalam menjalankan missinya untuk
5. Maka pada tahun 1866, RMG mengutus Pendeta Peter Hinrich Johansen
untuk mendampingi missionar Nommensen dalam menyebarkan Injil di
Silindung, tetapi setelah sampai di Silindung missionar Johansen tidaklah
langsung ikut serta dalam menyebarkan Injil, akan tetapi beliau terlebih
dahulu melakukan adaptasi terhadap kehidupan masyarakat Batak.
6. Setelah mampu menguasai bahasa Batak Toba dengan baik, maka
Missionar Nommensen dan Johansen mencari pos kedua untuk dijadikan
sebagai tempat untuk menyebarluaskan injil di Silindung. Setelah ditolak
dari dan Hutabarat, Hutagalung, Simorangkir dan Desa Sitompul, akhirnya
mereka di terima di Pansurnapitu. Pansurnapitu akhirnya dijadikan sebagai
pos penyebaran injil yang kedua di Silindung setelah Huta Dame di Desa
Saitnihuta.
7. Dalam menjalankan peranannya untuk menyebarkan Agama Kristen
Protestan atau injil, Missionar Johansen melakukan berbagai usaha untuk
memudahkan injil dapat diterima oleh masyarakat. Salah satu buah
peranannya adalah mendirikan gereja. Pada tanggal 29 Maret 1867 gereja
didirikan di Desa Pansurnapitu.
8. Selain gereja, dalam menjalankan perananannya Misssionar Johansen juga
menjadi guru di sikkola mardalan-dalan atau sekolah berjalan, Mendirikan
Sekolah Guru Huria (Guru Jemaat) dan Pendeta (Seminarium) dan
9. Sikkola mardalan-dalan atau sekolah berjalan yang merupakan sekolah
guru yang didirikan tahun 1873 Missionar Johansen, bersama Missionar
Nommensen (Saitnihuta) dan Mohri (Sipoholon).
10.Missionar Johansen menjadi pelopor dan menjadi pemimpin dalam
berdirinya sekolah Guru Jemaat dan Pendeta atau sering disebut
Seminarium Pansurnapitu, yang didirikan pada tahun 1877.
11.Disamping itu juga dalam segala kesibukannya untuk menyebarkan injil,
Missionar Johansen juga berhasil menterjemahkan Alkitab Perjanjian
Lama ke dalam Bahasa Batak Toba yang diselesaikan menjelang tahun
1894.
12.Missionar Johansen menjadi missionar pertama yang wafat dan
dikebumikan di Tanah Batak.
B. Saran
Berdasarkan pengalaman saat melakukan penelitian dan analisa terhadap
hasil penelitian, penelitin mencoba memberikan saran-saran sebagai berikut :
1. Bagi Masyarakat Setempat
Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi sumber pengetahuan
sejarah masyarakat terhadap berkembangnya injil di daerah Pansurnapitu
dan menjadi bahan refleksi atas kondisi kekristenan yang sekarang yang
sudah jauh dari kebiasaan beriman kepada Tuhan.
Diharapkan hasil penelitian ini menjadi masukan dan tambahan
dalam mewujudkan Kota Tarutung, Tapanuli Utara sebagai Kota Wisata
Rohani Kristen. Secara khusus kepada Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
Kabupaten Tapanuli Utara untuk memasukkan Pansurnapitu ke peta salah
satu tempat wisata rohani di Kabupaten Tapanuli Utara dengan mendirikan
bangunan monumental Missionar Johansen di Pansurnapitu.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Untuk peneliti selanjutnya, diharapkan hasil penelitian ini menjadi
tambahan bahan untuk melakukan penelitian selanjutnya yang lebih rinci
terhadap peranan Missionar Johansen dalam penyebaran Agama Kristen
Protestan di Silindung serta memberikan pandangan untuk menjadikan
Pansurnapitu menjadi salah satu tujuan wisata rohani di Kota Tarutung.
Diperlukan juga penelitiaan tentang arsip-arsip missionar di Jerman
dengan kajian sejarawan. Perlu juga ada diskusi terbuka antara Uli Kozok
dengan Pendeta J.R Hutauruk terkait dengan hasil-hasil penelitian arsip
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu. 1991. Psikologi Sosial. Jakarta : Rineka Cipta.
Almanak Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) 2006.Tarutung. Kantor Pusat HKBP Pearaja.
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. 2011. Kamus Bahasa Indonesia Untuk Pelajar. Jakarta.
Badan Pusat Statistik. 2012. Siatas Barita Dalam Angka 2012. Badan Pusat Statistik Kabupaten Tapanuli Utara.
Badan Pusat Statistik. 2012. Tapanuli Utara Dalam Angka 2012. Badan Pusat Statistik Kabupaten Tapanuli Utara.
Bintaro dan Surastopo Hadisumarno. 1982. Metode Analisis Geografi. Jakarta : LP3ES.
Fakultas Ilmu Sosial Unversitas Negeri Medan. 2013. Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Proposal Penelitian Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah.
Geertz, Clifford.1992. Kebudayaan dan Agama. Yogyakarta : Kanisius.
Gottschalk, louis. 1985. Mengerti Sejarah. Jakarta : UI Press.
Gultom. I. 2010. Agama Malim di Tanah Batak. Jakarta : Bumi Aksara.
Harianto. 2012. Pengantar Misiologi : Misiologi sebagai Jalan Menuju Pertumbuhan. Yogyakarta : Andi Offset.
Hutauruk, J R. 2011. Lahir, Berakar dan Bertumbuh di dalam Kristus Sejarah 150 Tahun HKBP 7 Oktober 1861-7 Oktober 2011. Tarutung : Kantor Pusat HKBP Pearaja.
Hutauruk, J R. 1986. Tuhan Menyertai Umatnya Garis Besar Sejarah 125 Tahun HKBP 7 Oktober 1861-1986. Tarutung : Kantor Pusat HKBP Pearaja.
Koentjaraningrat. 1970. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta : Jembatan.
Koentjaraningrat. 1980. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta : Radar Jaya Offset.
Kozok, Uli. 2010. Utusan Damai di Kemelut Perang Peran Zending Dalam Perang Toba. Jakarta : Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Lembaga Alkitab Indonesia. 2011. Alkitab Dengan Kidung Jemaat. Jakarta.
Lemp, Walter. 1976. Benih Yang Tumbuh XII Suatu Survey Mengenai
Gereja-Gereja di Sumatera Utara. Semarang : Satya Wacana.
Loeb, Edwin M. 2013. Sumatra Sejarah dan Masyarakatnya. Yogyakarta : Ombak.
Munthe, R T, dkk. 2007. Abstraksi Pelayanan Dr. Ingwer Ludwig Nommensen di Tanah Batak.
Panggabean, J. 1957. Jubileum Si 90 Taon ni HKBP Pansurnapitu. Pansurnapitu
Pasaribu, Patar. 2004. DR. Ingwer Ludwig Nomensen “Apostel di Tanah
Batak”. Medan : UHN.
Pasaribu, Patar. 2008. Sejarah Ringkas HKBP Pansurnapitu & Warna Sari. Pansurnapitu, Tarutung.
Pedersen, Paul Bodholdt. 1975. Darah Batak dan Jiwa Protestan Perkembangan Gereja-gereja Batak di Sumatera Utara. Jakarta : BPK Gunung Mulia.
Sidjabat, W B. 2007. Ahu Sisingamangaraja. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan.
Simanjuntak, B A. 2011. Pemikiran Tentang Batak Setelah 150 Tahun Agama Kristen di Sumatera Utara. Jakarta : Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Simatupang, dkk. 2011. Panggilan Orang Kristen Selaku Warga Negara. Medan : Mitra.
Simorangkir, Mangisi. 2011. Napak Tilas Ingwer Ludwig Nommensen. Medan : Mitra
Sjamsuddin. Helius. 2012. Metodologi Sejarah. Yogyakarta : Ombak.