• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MENGURANGI GAYA HIDUP HEDONIS SISWA KELAS VIII MTS NEGERI 3 MEDAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MENGURANGI GAYA HIDUP HEDONIS SISWA KELAS VIII MTS NEGERI 3 MEDAN."

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM

MENGURANGI GAYA HIDUP HEDONIS SISWA

KELAS VIII MTs NEGERI 3 MEDAN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan

Oleh:

KHAIRUNNAJAH SIAGIAN 108121058

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

(2)
(3)
(4)
(5)

i

ABSTRAK

KHAIRUNNAJAH SIAGIAN: Pengaruh Layanan Bimbingan Kelompok Dalam Mengurangi Gaya Hidup Hedonis Siswa Kelas VIII MTs Negeri 3 Medan. Skripsi. Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan. 2013.

Rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah: Apakah ada pengaruh yang signifikan layanan bimbingan kelompok dalam mengurangi gaya hidup hedonis siswa kelas VIII MTs Negeri 3 Medan. Sedangkan tujuannya adalah untuk mengetahui pengaruh yang signifikan layanan bimbingan kelompok dalam mengurangi gaya gidup hedonis siswa kelas VIII MTs Negeri 3 Medan.

Subjek dalam penelitian ini adalah 10 siswa kelas VIII MTs Negeri 3 Medan yang memiliki gaya hidup hedonis. Pemilihan subjek penelitian menggunakan purposive sampling yaitu pengambilan sampel yang didasarkan atas pertimbangan-pertimbangan tertentu dari dari peneliti, yaitu siswa kelas VIII MTs Negeri 3 Medan dengan kelas sosial menegah atas dan merupakan teman dekat dari Ahmad Nazri Siagian dan Ahmad Muammar Siagian. Penelitian ini termasuk jenis penelitian Eksperimental-Semu (Quasi Eksperiment) yakni, model rancangan eksperimental dengan penelitian yang memberikan perlakuan kepada sekelompok orang yang dijadikan subjek penelitian. Penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu layanan bimbingan kelompok (X) sebagai variabel bebas gaya hidup hedonis (Y) sebagai variabel terikat.

Alat pengumpul data yang digunakan adalah angket gaya hidup hedonis dengan menggunakan skala likert. Dengan disain penelitian one group pre test- post test. Teknik analisis data menggunakan rumus product moment untuk menguji validitas angket. Selanjutnya untuk melihat sebaran angket itu dikatakan normal atau tidak maka digunakan uji normalitas. Sedangkan untuk melihat apakah ada pengaruh layanan bimbingan kelompok dalam mengurangi gaya hidup hedonis siwa menggunakan uji beda atau uji t (t-test) paired sample dengan perhitungan mean hipotetik dan mean empirik.

(6)

iv

1.2 Identifikasi Masalah ………. 7

1.3 Pembatasan Masalah ………. 7

d. Aspek-aspek Gaya Hidup Hedonis…………... 13

e. Ciri-ciri Gaya Hidup Hedonis……….. 13

(7)

v

Gaya Hidup Hedonis………. 14

2.1.2 Layanan Bimbingan Kelompok……… 17

a. Pengertian Bimbingan……….. 17

b. Pengertian Layanan Bimbingan Kelompok….. 17

c. Tujuan Layanan Bimbingan Kelompok……… 18

d. Jenis Layanan Bimbingan Kelompok………... 20

e. Komponen Layanan Bimbingan Kelompok.... . 21

2.2 Kerangka Pemikiran ………. 25

2.3 Hipotesis ………. 26

BAB III : METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ………. 27

3.2 Subjek Penelitian ………. 27

3.3 Disain Penelitian ………. 27

3.4 Langkah-langkah penelitian……….... 28

3.5 Operasional Variabel Penelitian……….. 28

3.6 Teknik Pengumpulan Data……….. 29

3.7 Teknik Analisis Data ………. 34

3.8 Persiapan Penelitian ………. 35

3.9 Lokasi dan Waktu Penelitian………... 36

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian……… 37

4.2 Uji Coba Alat Ukur Penelitian……….. 37

(8)

vi

a. Hasil Uji Validitas……… 38

b. Hasil Uji Reliabilitas……… 38

4.4 AnalisisDatadanHasil Penelitian……….. 39

a. UjiNormalitasSebaran………....... 39

b. Hasil Perhitungan Analisis Varians………. 40

c. Hasil Perhitungan Mean Hipotetik dan Empirik.. 41

1. Mean Hipotetik……….…… 41

2. Mean Empirik………... 41

3. Kriteria……….. 42

4.5 Pembahasan……….. 44

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ………. 46

5.2 Saran ………. 47

DAFTAR PUSTAKA ………. 49

(9)

vii DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 3.1 Pemberian Skor Angket Berdasarkan Skala Likert………….. 31

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Angket Hedonis ………. 31

Tabel 3.3 Pemberian Layanan Bimbingan Kelompok………. 32

Tabel 4.1 Reliability Statistics ……… 38 Tabel 4.2 Distribusi Sebaran Anget Gaya Hidup Hedonis

Setelah Uji Coba ……… 39

Tabel 4.3 Rangkuman Hasil Perhitungan Uji Normalitas Sebaran……. 40 Tabel 4.4 Statistik Induk ……… 41

Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Nilai Rata-rata Hipotetik

(10)

viii DAFTAR GAMBAR

Halaman

Bagan Pengaruh Antar Variabel ………. 26

Gambar IV.1 Kurva Gaya Hidup Hedonis ………. 43

Gambar IV.2 Kurva Gaya Hidup Hedonis (Pre-test)………. 43

(11)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Remaja disinyalir mengadopsi paham hedonis, berdirinya gedung-gedung

mall, distro maupun cafe terutama di kota-kota besar memberikan banyak peluang

kenyamanan yang ditawarkan. Fenomena tersebut sebagai alat untuk sekedar

nonton, minum kopi atau hanya untuk mejeng. Gaya Hidup seperti ini mudah

dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Dimana orientasi hidup selalu diarahkan

pada kenikmatan, kesenangan atau menghindari perasaan-perasaan tidak enak.

Manusiawi memang tatkala manusia hidup untuk mencari kesenangan, karena

sifat dasar manusia adalah ingin selalu bermain (homo ludens-makhluk bermain)

dan bermain adalah hal hakiki yang senantiasa dilakukan untuk memperoleh

kesenangan. Akan tetapi remaja sering menyalahartikan kesenangan yang

dimaksudkan dalam paham hedonisme yang sesungguhnya. Remaja

menginginkan agar penampilan, gaya tingkah laku, cara bersikap, dan

lain-lainnya akan menarik perhatian orang lain, terutama kelompok teman sebaya.

Remaja ingin diakui eksistensinya oleh lingkungan sosial sehingga berusaha

mengikuti perkembangan yang terjadi seperti cara berpenampilan. Kebutuhan

untuk diterima dan menjadi sama dengan orang lain atau kelompok teman sebaya

menyebabkan remaja intens mengikuti berbagai atribut yang sedang trend,

misalnya pemilihan model pakaian dengan merek terkenal, penggunaan telepon

genggam (HP) dengan fasilitas layanan terbaru, berbelanja di pusat perbelanjaan

(12)

2

kelompok teman sebaya dan sebagainya. Gaya seperti ini disebut gaya hidup hedonis.

Generasi yang paling tidak aman terhadap sebutan hedonis adalah remaja. Remaja cenderung

mencoba sesuatu hal yang baru. Hal tersebut merupakan wujud dari ekpresi diri mereka.

Keadaan tersebut terjadi pada remaja yang berada pada tahap pencarian jati diri.

Sebagaimana diungkapkan oleh Ibrahim (dalam Marina, 2011) “setiap orang dapat

dengan mudah meniru gaya hidup yang disukai”. Misalnya saja, gaya hidup yang ditawarkan

melalui iklan akan menjadi lebih beraneka ragam dan umumnya dapat dilihat oleh semua

orang sehingga mudah ditiru oleh setiap orang.

Daya pikat gaya hidup hedonis sangat luar biasa. Bahkan mayoritas pemikiran remaja

dewasa ini lebih memilih hidup enak, mewah, dan serba kecukupan tanpa harus berusaha.

Titel “remaja yang gaul dan funky” baru melekat bila mampu mengikuti mode yang trend

saat ini.

Terlebih tampak pada masyarakat Indonesia khususnya remaja di kota besar. Maraknya

stand distro, mall, café dan tempat hiburan yang ada di kota besar memberikan pengaruh

terhadap penampilan dan gaya hidup remaja saat ini. Sebagian besar aksesoris seperti gelang,

topi, celana, kaos, sepatu dan lainnya mereka beli di distro atau toko aksesoris terkenal.

Ahmad Nazri Siagian (14 tahun) adalah seorang siswa kelas VIII yang bersekolah di

Madrasah Tsanawiyah (MTs) Negeri 3 Medan. Dia menyatakan bahwa berkumpul dengan

teman-temannya merupakan kesenangan yang luar biasa. Menonton pertandingan bola di

stadion hingga harus pulang malam hari, bertanding futsal dengan warga diluar tempat

tinggalnya, menggunakan mode celana yang sama dengan teman, memakai aksesoris seperti

(13)

3

rambut agak gondrong dibagian depan, memakai tas atau sepatu temannya meskipun didapat

dengan cara meminjam, berekreasi dengan teman-teman dekatnya di tempat alam terbuka,

dan terkadang harus menginap di rumah temannya maupun nongkrong di café jalan dengan

teman-teman walaupun hanya memesan kopi adalah salah satu bentuk kesetiakawanannya

dan eksistensinya terhadap kelompok. Itu menunjukkan identitas dirinya dalam kelompok

tersebut.

Hal senada juga dikatakan oleh seorang siswa bernama Ahmad Muammar Siagian (13

tahun). Siswa yang baru pindah ke sekolah MTs Negeri 3 Medan. Menurutnya dengan

mengikuti trend, dia merasa tidak ketinggalan zaman. Dia akan menjadi lebih percaya diri

jika menggunakan barang-barang merek terkenal. Seperti pakaian, sepatu, tas maupun

handphone yang lagi up to date, bahkan mengikuti perkembangan kehidupan pribadi artis

idolanya melalui internet. Begitu juga dengan Rizki Yunazzil (15 tahun), lulusan dari SMP

Darussalam Medan. Rizki juga merupakan supporter di salah satu club bola yang ada di

Medan. Ia sering nongkrong dengan teman-temannya menggunakan sepeda motor. Pada

event tertentu seperti pertandingan sepak bola di Stadion Teladan Medan, truk adalah salah

satu alternatif transportasi yang digunakan Rizki dan teman-temannya menuju ke Stadion

Teladan. Fenomena ini dijadikan sebagai wujud solidaritas anggota club dan ajang untuk

bersenang-senang.

Gaya hidup tersebut terjadi pada awal masa remaja yang berlangsung dari usia 13-18

Tahun. Menurut Piaget (dalam Hurlock, 1980) menjelaskan bahwa:

(14)

4

remaja ini memungkinkannya untuk mencapai integrasi dalam hubungan sosial orang dewasa yang kenyataannya merupakan ciri khas yang umum dari periode perkembangan ini.

Pendapat ini diperkuat oleh Ridha (2005) yang menyatakan bahwa:

…. Puber pada masa ini biasanya menolak diperintah, apalagi dari orang yang lebih tua darinya, terutama ibu. Karena sang ibulah yang sering bersamanya, yang memberikan perintah-perintah kepadanya ketika dia masih kanak-kanak … laki-laki biasanya ingin memahamkan ibunya, bahwa meski sebagai ibunya, namun dia tidak lebih dari seorang perempuan, sedangkan dia adalah laki-laki. Sedangkan … perempuan, mereka mencoba mendekati ayahnya dan menyaingi ibunya dimata sang ayahnya.

(Monks, 1999) menyatakan bahwa:

Disisi lain sebagian remaja mampu memenuhi kebutuhan sosialnya melalui proses membina hubungan dengan berkomunikasi yang baik serta penyesuaian diri yang memadai. Penyesuaian diri terhadap diri sendiri melalui kemampuan individu untuk menerima dirinya sendiri sehingga tercapai hubungan yang baik antara dirinya dengan lingkungan sekitar. Remaja menyadari sepenuhnya siapa dirinya yang sebenarnya, kelebihan dan kekurangannya dan mampu bertindak objektif sesuai dengan kondisi dirinya tersebut. Bentuk penyesuaian antara lain mampu menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok, moral dan tradisi, melepaskan diri dari orang tua, merealisasikan … identitas diri dan bergaul dengan teman sebaya.

Gunarsa (2003) menyatakan bahwa “dalam proses perkembangannya

individu dalam masa remaja mengalami suatu perkembangan yang semakin diarahkan keluar

dari dirinya, keluar lingkungan keluarga dan akhirnya ke dalam masyarakat dan tempat yang

akan ditempati didalam masyarakat”.

Akan tetapi kenyatannya adalah mayoritas remaja saat ini gaya hidupnya cenderung

gaya hidup hedonis, terutama di MTs Negeri 3 Medan. Madrasah Tsanawiyah (MTs) adalah

jenjang dasar pada pendidikan formal di Indonesia, setara dengan sekolah menengah pertama,

yang pengelolaannya dilakukan oleh Departemen Agama. Kurikulum madrasah tsanawiyah

sama dengan kurikulum sekolah menengah pertama, hanya saja pada MTs terdapat porsi

lebih banyak mengenai pendidikan agama Islam, misalnya mata pelajaran Bahasa Arab, Al

(15)

5

tsanawiyah ditempuh dalam waktu 3 tahun, mulai dari kelas VII – Kelas IX.

(http://id.wikipedia.org/wiki/Madrasah_tsanawiyah). Madrasah tsanawiyah Negeri 3 Medan

merupakan tempat peneliti dahulu sekolah dan juga tempat dimana kedua adik peneliti

bersekolah. Hal ini juga menjadi dasar pertimbangan dalam memilih lokasi tempat

penelitian.

Pada prinsipnya Madrasah Tsanawiyah (MTs) bertujuan memberikan bekal

kemampuan dasar sebagai perluasan dan peningkatan pengetahuan, agama dan keterampilan

yang diperoleh di Madrasah Ibtidaiyah atau Sekolah Dasar yang bermanfaat bagi siswa untuk

mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi muslim, anggota masyarakat, warga negara

dan sesuai dengan tingkat perkembangannya serta mempersiapkan mereka untuk mengikuti

pendidikan menengah dan/atau mempersiapkan mereka untuk hidup dalam masyarakat.

Beranjak dari hasil pengamatan peneliti sejak awal Januari–April Tahun

2012, Siswa-siswi MTs Negeri 3 banyak bergaya hidup hedonis. Selama ini sudah banyak

cara yang dilakukan oleh guru pembimbing dan guru bidang studi, termasuk guru agama,

guru bimbingan, maupun kepala sekolah untuk mengurangi gaya hidup hedonis siswa-siswi

tersebut. Diantaranya pemberian motivasi melalui kegiatan belajar-mengajar dikelas, layanan

informasi, bimbingan belajar, konseling hingga surat panggilan orang tua (SPO) sudah

dilakukan. Namun, usaha ini belum mendapatkan hasil yang optimal, sebab masih banyak

siswa yang keluar masuk ruang BP karena berbagai kasus. Perilaku bersenang-senang siswa

kerap muncul, bahkan semakin marak.Ketika hedonisme sudah menjadi pegangan hidup para

remaja terus menerus seperti itu peranan agama, norma dan nilai luhur kemanusiaan para

remaja luntur, bahkan hilang. Keadaan ini menimbulkan pertanyaan apa yang menyebabkan

(16)

6

maraknya gaya hidup seperti itu mengakibatkan minat dan kesungguhan belajar pada siswa

menjadi rendah.

Jika keadaan ini dihubungkan dengan masalah bimbingan yang telah dilakukan guru,

muncul dugaan bahwa salah satu penyebabnya adalah cara yang dilakukan guru atau konselor

kurang efektif dalam mengurangi gaya hidup hedonis siswa. Maka cara yang tepat untuk

mengurangi gaya hidup hedonis tersebut dengan menggunakan layanan bimbingan kelompok

bidang bimbingan sosial-pribadi. Sebab gaya hidup hedonis ini erat kaitannya dengan

pergaulan dan pemahaman tentang jati diri. Bimbingan kelompok merupakan lingkungan

kondusif yang memberikan kesempatan bagi anggotanya untuk menambah penerimaan diri

dan orang lain, memberikan ide, perasaan, dukungan bantuan alternatif pemecahan masalah

dan mengambil keputusan yang tepat, dapat berlatih perilaku baru dan bertanggung jawab

atas pilihan yang ditentukannya sendiri.

Layanan bimbingan kelompok dikatakan layanan yang efektif karena layanan ini

merupakan pemberian informasi dan bantuan kepada sekelompok orang dengan

memanfaatkan dinamika kelompok untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Layanan yang

diberikan dalam suasana kelompok bisa dijadikan media penyampaian informasi sekaligus

juga membantu siswa menyusun rencana dalam membuat keputusan yang tepat sehingga

diharapkan akan berdampak positif bagi siswa. Selain itu, apabila dinamika kelompok dapat

terwujud dengan baik maka anggota kelompok saling menolong, menerima dan berempati

dengan tulus. Dengan diberikan layanan bimbingan kelompok ini diharapkan dapat

(17)

7

Berdasarkan fenomena dari uraian di atas, semakin menguatkan penulis untuk

melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Layanan Bimbingan Kelompok dalam Mengurangi Gaya Hidup Hedonis Siswa Kelas VIII MTs Negeri 3 Medan”.

1.2 Identifikasi Masalah

1). Gaya hidup hedonis yang terjadi pada siswa.

2). Memakai atribut serta aksesoris yang tidak diperbolehkan disekolah

3). Perilaku siswa yang mengutamakan kesenangan dan hura-hura.

4). Nilai keagamaan, norma dan nilai luhur kemanusiaan para siswa yang semakin lama

semakin menurun.

1.3 Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah-masalah diatas, perlu kiranya dilakukan pembatasan

masalah dalam penelitian ini agar masalah yang diteliti lebih jelas dan terarah. Masalah

penelitian ini dibatasi pada pengaruh layanan bimbingan kelompok dalam mengurangi gaya

hidup hedonis siswa kelas VIII MTs Negeri 3 Medan.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah penelitian, dirumuskan masalah dalam penelitian ini

adalah:

“Apakah ada pengaruh yang signifikan layanan bimbingan kelompok dalam

mengurangi gaya hidup hedonis siswa kelas VIII MTs Negeri 3 Medan?”

1.5 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh yang sigifikan layanan bimbingan

(18)

8 1.6 Manfaat Penelitian

1). Manfaat Praktis

a. Bagi Guru

Sebagai bahan masukan dalam membimbing siswa-siswi lebih ke arah yang lebih

positif.

b. Bagi Siswa

Sebagai bahan instropeksi bagi siswa-siswi kelas VIII MTs Negeri 3 Medan yang

mengikuti bimbingan kelompok untuk mengurangi gaya hidup hedonis.

c. Bagi Sekolah

Sebagai bahan masukan dalam melaksanakan bimbingan kelompok yang lebih

tepat.

d. Bagi Peneliti

Guna mengaktualisasikan kecintaan, membentuk pola pikir, pribadi yang positif

dan dinamis, sekaligus mengetahui kemampuan dan keterampilan peneliti dalam

menerapkan ilmu yang dipelajari.

e. Bagi Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan

Sebagai bahan referensi dalam menambah dan memperkaya ilmu pengetahuan

khususnya mahasiswa jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan di UNIMED.

2). Manfaat Konseptual

a. Penelitian ini dapat bermanfaat dalam memberikan masukan untuk

(19)

9

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan serta tambahan bagi

pihak yang terkait dengan masalah yang diteliti dan berguna bagi pihak yang

(20)

46

46

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan oleh peneliti, maka

diperoleh kesimpulan bahwa ada pengaruh yang signifikan layanan bimbingan

kelompok dalam mengurangi gaya hidup hedonis siswa kelas VIII MTs Negeri 3

Medan. Ini dapat dilihat dari:

1. Gaya hidup hedonis dengan menggunakan uji t pair sample t-test

yang diketahui melalui analisis uji normalitas sebaran serta mean

hipotetik mean empirik diperoleh data gaya hidup hedonis pre test

adalah 52.900 dan gaya hidup hedonis post test adalah 52.700

dengan simpangan baku/standard deviasi gaya hidup hedonis tanpa

bimbingan kelompok = 2.846 dan gaya hidup hedonis dengan

bimbingan kelompok = 8.416. Terdapat penurunan gaya hidup

hedonis.

2. Dengan nilai atau koefisien perbedaan T.test = 3,390 dengan p = 0.

008, < 0,050 dinyatakan signifikan. Berdasarkan hasil penelitian

ini hipotesis yang berjudul ada pengaruh yang signifikan layanan

bimbingan kelompok dalam mengurangi gaya hidup hedonis siswa

(21)

47

47 5.2Saran

1. Bagi siswa disarankan untuk tidak terlalu mengikuti trend baik dalam hal

aksesoris, pakaian, life style hedone, dan aktivitas- aktifitas hura-hura yang

dilakukan di luar lingkungan sekolah. Terutama tidak menonjolkan gaya-gaya

nyentrik didalam sekolah seperti celana kuncup, memakai aksesoris seperti cincin,

gelang, sepatu bercorak diluar warna hitam, rambut dipotong lebih tipis

disamping tetapi bagian atas rambut dibiarkan tebal serta penggunaan gadget yang

mahal dan kerap mengikuti trend.

2. Bagi guru BK diharapkan lebih aktif lagi dalam melaksanakan program BK.

Dalam hal ini disarankan untuk lebih memvariasikan teknik dalam konseling

seperti pelaksanaan bimbingan kelompok maupun pelaksanaan konseling

kelompok. Diadakan permainan-permainan edukatif yang sesuai dengan materi

yang diberikan sehingga siswa lebih tertarik untuk melaksanakan bimbingan

kelompok dan berkonsultasi dengan guru bimbingan konseling.

3. Kepala sekolah diharapkan lebih memerhatikan kegiatan-kegiatan bimbingan

konseling dan mendukung setiap program yang hendak dilaksanakan disekolah

sehingga program BK tersebut lebih berjalan maksimal.

4. Bagi orang tua diharapkan lebih memerhatikan perkembangan psikologi dan

sosialisasi anak baik dirumah maupun disekolah.

5.

Hasil penelitian ini hendaknya dapat dijadikan masukan bagi peneliti lain dalam melaksanakan eksperimen serta dapat mengimplementasi-kan layanan

Gambar

Tabel 3.1 Pemberian Skor Angket Berdasarkan Skala Likert…………..
Gambar IV.1 Kurva Gaya Hidup Hedonis    ………………………….             43

Referensi

Dokumen terkait

Permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini adalah apakah melalui layanan bimbingan kelompok teknik role playing dapat meningkatkan interaksi sosial siswa kelas

artinya hipotesis yang diajukan yang berbunyi “Terdapat pengaruh yang signifikan pemberian layanan bimbingan kelompok teknik diskusi terhadap bullying siswa

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah pemberian layanan bimbingan kelompok teknik role playing dapat mengurangi sikap narsis siswa di kelas

Berdasarkan hasil temuan penelitian disimpulkan bahwa hipotesis yang diajukan yaitu ada pengaruh yang signifikan pelaksanaan layanan bimbingan kelompok teknik

Masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah pelaksanaan layanan bimbingan kelompok teknik diskusi berpengaruh dalam mengurangi kesulitan belajar siswa kelas XI IPS 1

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah ada pengaruh pemberian layanan Bimbingan Kelompok teknik problem solving terhadap perilaku bolos siswa kelas

Hipotesis yang diajukan adalah “Ada hubungan positif antara gaya hidup hedonis dengan perilaku membeli produk di Starbucks Coffee.. Semakin tinggi gaya hidup hedonis maka

Penelitian bertujuan untuk mengurangi kebiasaan buruk tersebut dan merubah kebiasaan buruk tadi menjadi kebiasaan yang baik serta untuk meembuktikan apakah Layanan Bimbingan