Ade Rahmawati, 2013
Penerapan Pembelajaran Matematika Melalui Pendekatan CRA (Concret-Representational-Abstract) Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP
(
Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VIII di salah satu SMP Negeri Bandung)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari
Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Matematika
Oleh :
Ade Rahmawati
0905834
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Ade Rahmawati, 2013
Penerapan Pembelajaran Matematika Melalui Pendekatan CRA (Concret-Representational-Abstract) Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pendekatan CRA
(Concrete-Representational-Abstract) untuk Meningkatkan Kemampuan
Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP
Oleh Ade Rahmawati
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
© Ade Rahmawati 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Oktober 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Ade Rahmawati, 2013
Penerapan Pembelajaran Matematika Melalui Pendekatan CRA (Concret-Representational-Abstract) Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP
i
Ade Rahmawati, 2013
Penerapan Pembelajaran Matematika Melalui Pendekatan CRA (Concret-Representational-Abstract) Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
Ade Rahmawati (0905834). Penerapan Pembelajaran Matematika melalui Pendekatan CRA (Concrete-Representational-Abstract) untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP.
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya kemampuan pemecahan masalah matematis siswa SMP sehingga diperlukan upaya untuk meningkatkannya. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang pembelajarannya menggunakan pendekatan CRA (Concrete-Representational-Abstract) lebih baik dari siswa yang menggunakan pembelajaran ekspositori, juga untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran matematika melalui pendekatan CRA (Concrete-Representational-Abstract). Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode kuasi eksperimen dan desain kelompok kontrol pretes-postes. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMP Negeri 10 Bandung Kelas VIII dengan sampel dua kelas dipilih secara acak sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari instrumen tes kemampuan pemecahan masalah matematis dan instrumen non tes berupa lembar observasi dan angket skala sikap siswa. Hasil penelitian ini adalah peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa kelas eksperimen tidak lebih baik dari kelas kontrol. Penerapan pembelajaran matematika dengan pendekatan CRA (Concrete-Representational-Abstract) mendapatkan respon yang positif dari siswa.
ii
Ade Rahmawati, 2013
Penerapan Pembelajaran Matematika Melalui Pendekatan CRA (Concret-Representational-Abstract) Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRACT
Ade Rahmawati (0905834).Application of Mathematics Learning Approach with CRA (Concrete-Representational-Abstract) to Improve Mathematical Problem Solving Ability in Junior High School Students.
This research is motivated by low ability junior high school students' mathematical problem solving that is necessary to increase it. The purpose of this study was to determine whether the increase in mathematical problem-solving ability of students learning approach CRA (Concrete-Representational-Abstract) better than students using expository learning, as well as to study the response of students towards mathematics learning approach with the CRA (Concrete-representational-Abstract). This research was conducted using quasi-experimental methods and design of the control group pretest-posttest. The population in this study were all students of SMP Negeri 10 Bandung Class VIII with samples of the two classes were randomly selected as the experimental class and the control class. The instrument used in this study consisted of test instruments and mathematical problem-solving ability in the form of non-test instruments observation sheets and student attitude scale questionnaire. The result is an improvement in students' mathematical problem solving ability experimental class is no better than the control class. Application of mathematics learning approach CRA (Concrete-Representational-Abstract) get a positive response from students
iv
Ade Rahmawati, 2013
Penerapan Pembelajaran Matematika Melalui Pendekatan CRA (Concret-Representational-Abstract) Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR LAMPIRAN ... vii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Batasan Masalah ... 4
D. Tujuan Penelitian ... 5
E. Manfaat Penelitian ... 5
F. Definisi Operasional ... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ... 8
B. Pendekatan CRA (Concrete-Representational-Abstract) ... 9
C. Hasil Penelitian yang Relevan ... 11
D. Hipotesis Penelitian ... 12
v
Ade Rahmawati, 2013
Penerapan Pembelajaran Matematika Melalui Pendekatan CRA (Concret-Representational-Abstract) Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 14
C. Perangkat Pembelajaran ... 14
D. Instrumen Penelitian ... 15
E. Prosedur Penelitian ... 22
F. Teknik Pengolahan Data ... 23
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 29
1. Analisis Data Hasil Pretest ... 29
2. Analisis Data Indeks Gain ... 31
3. Analisis Data Hasil Angket ... 34
4. Analisis Data Hasil Lembar Observasi ... 36
B. Pembahasan ... 37
1. Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis . 37 2. Respon Siswa terhadap Pendekatan CRA ... 39
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 40
B. Saran ... 40
DAFTAR PUSTAKA ... 41
LAMPIRAN ... 43
Ade Rahmawati, 2013
Penerapan Pembelajaran Matematika Melalui Pendekatan CRA (Concret-Representational-Abstract) Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya. Adapun pengembangan potensi diri tersebut yaitu untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Pendidikan nasional mempunyai visi terwujudnya sistem pendidikan sebagai
pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua Warga
Negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga
mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah. Adapun
fungsi pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Muslich, 2009).
Pendidikan di Indonesia ditempuh melalui pendidikan formal di sekolah.
Tujuan pendidikan yang telah dipaparkan dapat tercapai secara optimal jika proses
pembelajaran yang dilakukan sesuai dengan kondisi zaman dan peserta didik itu
sendiri. Hal ini terjadi karena semakin kompleksnya masalah yang terjadi dalam
kehidupan dan siswa diharapkan dapat memecahkan masalah-masalah yang
terjadi. Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa kemampuan siswa yang satu dengan
yang lainnya memiliki perbedaan. Dewasa ini, masalah yang dihadapi dalam
kehidupan berkembang semakin kompleks. Hal ini menuntut siswa agar bisa
memecahkan berbagai masalah kompleks dalam kehidupan. Untuk itu, sudah
Ade Rahmawati, 2013
Penerapan Pembelajaran Matematika Melalui Pendekatan CRA (Concret-Representational-Abstract) Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
seharusnya siswa menguasai pembelajaran di sekolah, salah satunya yaitu
pembelajaran matematika.
Mata pelajaran Matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai
dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir
logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama.
Tujuan pembelajaran matematika tercantum dalam Standar Isi untuk Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah (BNSP, 2006) yaitu bertujuan agar peserta didik
memiliki kemampuan sebagai berikut.
1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan
mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan
tepat, dalam pemecahan masalah
2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi
matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan
gagasan dan pernyataan matematika
3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,
merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi
yang diperoleh
4. Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain
untuk memperjelas keadaan atau masalah
5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu
memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari
matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.
Menurut Suherman (2010), kompetensi matematika siswa yang harus dimiliki
selama proses dan sesudah proses pembelajaran adalah kemampuan kognitif yang
diantaranya adalah kompetensi pemahaman, kompetensi penalaran, kompetensi
koneksi, kompetensi investigasi, kompetensi komunikasi, kompetensi observasi,
kompetensi eksplorasi, kompetensi inkuiri, kompetensi konjektur, kompetensi
hipotesis, kompetensi generalisasi, kompetensi kreativitas, dan kompetensi
Ade Rahmawati, 2013
Penerapan Pembelajaran Matematika Melalui Pendekatan CRA (Concret-Representational-Abstract) Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pentingnya kemampuan pemecahan masalah ditegaskan pula oleh Branca
(Firdaus, 2009):
1. Kemampuan menyelesaikan masalah merupakan tujuan umum pengajaran
matematika.
2. Penyelesaian masalah yang meliputi metode, prosedur dan strategi merupakan
proses inti dan utama dalam kurikulum matematika.
3. Penyelesaian masalah merupakan kemampuan dasar dalam belajar
matematika.
Kompetensi pemecahan masalah matematis merupakan salah satu kompetensi
yang penting bagi siswa. Dengan kemampuan pemecahan masalah diharapkan
siswa mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari sehingga mereka
mampu menghadapi tantangan zaman yang semakin hari berkembang semakin
kompleks. Namun dalam kenyataan di lapangan, kemampuan pemecahan masalah
matematis ini belum dimiliki oleh seluruh siswa, hanya siswa-siswa tertentu saja
yang mampu mengembangkan kemampuan ini.
Dengan pembelajaran yang biasa dilakukan, biasanya kemampuan
pemecahan masalah matematis siswa kurang berkembang. Hal ini dikarenakan
siswa biasanya selalu terpaku pada apa yang dicontohkan oleh guru sehingga
pertanyaan dan pendapat yang diajukan cenderung monoton. Ketika diberikan
soal yang sebelumnya tidak pernah diberikan, siswa biasanya terlihat kebingungan
dan minta diberi contoh cara menyelesaikannya.
Berdasarkan permasalahan di atas maka perlu adanya perbaikan atau inovasi
dalam proses pembelajaran matematika di sekolah. Salah satu inovasi untuk
memperbaiki pembelajaran matematika yang ada adalah dengan menggunakan
pendekatan CRA (Concrete Representation Abstract).
Pendekatan CRA mengajarkan siswa melalui tiga tahap belajar, yaitu: (1)
konkret, (2) representasi, dan (3) abstrak. Pengajaran dengan CRA adalah tiga
tahap proses pembelajaran dimana siswa memecahkan masalah matematika
Ade Rahmawati, 2013
Penerapan Pembelajaran Matematika Melalui Pendekatan CRA (Concret-Representational-Abstract) Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
representasi bergambar dari manipulasi benda konkret, dan diakhiri dengan
pemecahan masalah matematika melalui notasi abstrak (Witzel, 2005).
Salah satu keuntungan dari pendekatan CRA disebutkan oleh NCTM
(National Council of Teachers of Mathematics). Menurut NCTM (2007),
keuntungan dari pendekatan ini terletak pada intensitas dan kekonkretan yang
membantu siswa mempertahankan kerangka kerja dalam memori kerja mereka
untuk menyelesaikan masalah. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Yuliawaty (2011) bahwa pembelajaran dengan menggunakan
pendekatan CRA mampu meningkatkan kemampuan matematis siswa.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk mengkaji peningkatan
kemampuan pemecahan masalah matematis siswa SMP dalam pembelajaran
matematika melalui pendekatan CRA yang dituangkan dalam judul “Penerapan
Pembelajaran Matematika Melalui Pendekatan CRA
(Concrete-Representational-Abstract) untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis
Siswa SMP”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, masalah
dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang
pembelajarannya menggunakan pendekatan CRA
(Concrete-Representation-Abstract) lebih baik dari siswa yang menggunakan pembelajaran ekspositori?
2. Bagaimanakah respon siswa terhadap pembelajaran matematika dengan
pendekatan CRA (Concrete-Representation-Abstract)?
C. Batasan Masalah
Untuk menghindari meluasnya permasalahan, maka masalah dibatasi sebagai
Ade Rahmawati, 2013
Penerapan Pembelajaran Matematika Melalui Pendekatan CRA (Concret-Representational-Abstract) Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 10 Bandung
tahun ajaran 2013/2014
2. Pokok bahasan pada penelitian ini adalah teorema Pythagoras.
3. Indikator kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang diteliti yaitu
mengidentifikasi kecukupan data untuk pemecahan masalah, membuat model
matematik dari suatu situasi atau masalah sehari-hari dan menyelesaikannya,
memilih dan menerapkan strategi untuk menyelesaikan masalah matematika
dan atau di luar matematika, dan menjelaskan atau menginterpretasikan hasil
sesuai permasalahan asal, serta memeriksa kebenaran hasil atau jawaban.
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apakah peningkatan kemampuan pemecahan masalah
matematis siswa yang pembelajarannya menggunakan pendekatan CRA
(Concrete-Representational-Abstract) lebih baik dari siswa yang
menggunakan pembelajaran ekspositori.
2. Untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran matematika melalui
pendekatan CRA (Concrete-Representational-Abstract)
E. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari pelaksanaan dan hasil penelitian ini sebagai
berikut :
1. Bagi siswa
Memberikan kemudahan bagi siswa untuk dapat memahami materi palajaran matematika di sekolah.
Memberikan motivasi kepada siswa agar dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis yang harus dimilikinya.
2. Bagi guru
Ade Rahmawati, 2013
Penerapan Pembelajaran Matematika Melalui Pendekatan CRA (Concret-Representational-Abstract) Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Diharapkan mampu meningkatkan kemampuan guru dalam mendesain proses pembelajaran yang efektif di sekolah.
Diharapkan dapat meningkatkan kemampuan guru dalam menerapkan pendekatan pembelajaran yang cocok untuk pembelajaran matematika di
sekolah.
3. Bagi sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan mampu meningkatkan kualitas pembelajaran yang ada di sekolah tersebut.
Mampu meningkatkan kompetensi guru-guru yang ada di sekolah ini dalam mendesain dan menggunakan pendekatan pembelajaran yang
inovatif.
4. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberi pengetahuan dan pengalaman baru bagi peneliti.
Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan kajian lebih lanjut untuk kepentingan pendidikan.
Sebagai bahan rujukan atau referensi dalam penyusunan bahan ajar dengan pendekatan CRA (Concrete-Represetational-Abstract) untuk
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa SMP.
F. Definisi Operasional
1. Pembelajaran melalui Pendekatan CRA (Concrete-Represetational-Abstract)
Pembelajaran melalui pendekatan CRA adalah suatu pembelajaran yang
melalui tiga tahap proses pembelajaran dimana siswa memecahkan masalah
matematika melalui manipulasi fisik benda konkret, diikuti dengan
pembelajaran melalui representasi bergambar dari manipulasi benda konkret,
dan diakhiri dengan pemecahan masalah matematika melalui notasi abstrak.
Ade Rahmawati, 2013
Penerapan Pembelajaran Matematika Melalui Pendekatan CRA (Concret-Representational-Abstract) Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kemampuan pemecahan masalah adalah kemampuan untuk menyelesaikan
soal-soal yang tidak rutin yang belum diketahui bagaimana langkah untuk
menyelesaikannya dengan indikator sebagai berikut:
a. Mengidentifikasi kecukupan data untuk pemecahan masalah.
b. Membuat model matematik dari suatu situasi atau masalah sehari-hari
dan menyelesaikannya.
c. Memilih dan menerapkan strategi untuk menyelesaikan masalah
matematika dan atau di luar matematika.
d. Menjelaskan atau menginterpretasikan hasil sesuai permasalahan asal,
serta memeriksa kebenaran hasil atau jawaban.
e. Menggunakan matematika secara bermakna.
3. Pembelajaran Ekspositori
Pembelajaran ekspositori yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
pembelajaran matematika yang umumnya dilakukan di sekolah yang
dilakukan melalui ceramah dan tanya jawab. Adapun pendekatan yang
digunakan adalah pendekatan induktif yaitu diawali dengan contoh kemudian
Ade Rahmawati, 2013
Penerapan Pembelajaran Matematika Melalui Pendekatan CRA (Concret-Representational-Abstract) Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode dan Desain Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk melihat sebab akibat yang dilakukan
terhadap variabel bebas dalam hal ini Pendekatan CRA (Concrete
Representational Abstract) dan akan dilihat hasilnya pada variabel terikat
dalam hal ini kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. Seharusnya,
penelitian seperti ini disebut penelitian eksperimen, tetapi pengambilan
sampel pada penelitian ini tidak secara acak siswa, melainkan acak kelas.
Peneliti harus menerima kondisi dua kelas yang diperoleh secara acak
tersebut. Sehingga, berdasarkan metodenya, menurut Ruseffendi (2010: 31)
penelitian ini adalah penelitian kuasi eksperimen.
Desain penelitian yang akan digunakan yaitu pretest-posttest control
group design atau desain kelompok kontrol pretes-postes. Penelitian ini
melibatkan dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol yang
masing-masing pemilihannya dilakukan secara acak. Siswa pada kelompok
eksperimen memperoleh Pendekatan CRA (Concrete Representational
Abstract) sedangkan siswa pada kelas kontrol memperoleh pendekatan
pembelajaran konvensional. Adapun gambar desain penelitian tersebut adalah
sebagai berikut:
O X1 O
O X2 O
Keterangan:
X1 : Perlakuan terhadap kelompok eksperimen (Pendekatan CRA
(Concrete Representational Abstract))
X2 : Perlakuan terhadap kelompok kontrol (Pembelajaran
Ade Rahmawati, 2013
Penerapan Pembelajaran Matematika Melalui Pendekatan CRA (Concret-Representational-Abstract) Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
O : Pemberian Pretes dan Postes
Pada desain ini, terlihat bahwa kedua kelompok masing-masing diberi
pretes, dan setelah mendapatkan pembelajaran diukur dengan postes.
B. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri
10 Bandung. Pertimbangan yang diambil yaitu berdasarkan keefektifan proses
pembelajaran dan kesesuaian materi dengan pendekatan yang dipilih.
Pendekatan CRA lebih tepat jika digunakan pada materi geometri sehingga
populasi yang dipilih adalah kelas yang pada semester 1 memperoleh materi
geometri yaitu kelas VIII dan kelas IX. Jika populasi kelas IX, mereka
dihadapkan pada ujian akhir. Oleh karena itu populasi yang diambil adalah
kelas VIII.
Pengambilan sampel dilakukan secara acak kelas, yaitu dengan
mengambil dua kelas dari kelas VIII. Dari dua kelas dipilih kelas kontrol dan
kelas eksperimen. Pada kelas eksperimen dilaksanakan pembelajaran dengan
pendekatan CRA (Concrete-Representational-Abstract), sedangkan pada
kelas kontrol dilaksanakan Pembelajaran konvensional.
C. Perangkat Pembelajaran
Materi yang diajarkan pada penelitian ini adalah teorema Pythagoras.
Adapun bahan ajar yang digunakan antara lain.
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana pelaksanaan pembelajaran yang disusun pada penelitian ini
ada dua, diantaranya rencana pelaksanaan pembelajaran pada kelas
eksperimen yaitu rencana pelaksanaan pembelajaran matematika
menggunakan pendekatan CRA (Concrete-Representational-Abstract)
dan rencana pelaksanaan pembelajaran pada kelas kontrol yaitu rencana
Ade Rahmawati, 2013
Penerapan Pembelajaran Matematika Melalui Pendekatan CRA (Concret-Representational-Abstract) Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
konvensional. Rencana pelaksanaan pembelajaran yang dibuat pada kelas
eksperimen dan kontrol terdiri dari empat pertemuan.
2. Lembar Kerja Siswa (LKS)
Lembar kerja siswa yang dibuat pada penelitian ini ada satu, yaitu lembar
kerja siswa pada kelas eksperimen. Lembar kerja siswa pada kelas
eksperimen yaitu dengan pendekatan CRA
(Concrete-Representational-Abstract) berisi langkah-langkah agar siswa dapat mengkonstruksi sendiri
pemahaman materi yang dipelajari dengan beberapa permasalahan.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen tes dan
nontes. Instrumen tes berupa instrumen data kuantitatif, sedangkan instrumen
non-tes berupa instrumen data kualitatif. Data-data tersebut diperlukan untuk
menguji hipotesis dan menarik kesimpulan. Oleh sebab itu dibuatlah
seperangkat instrumen yang terdiri dari instrumen data kuantitatif dan
instrumen data kualitatif.
1. Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis
Tes kemampuan pemecahan masalah matematis terdiri dari pretest dan
posttest. Tes ini dikembangkan berdasarkan pada indikator kemampuan
pemecahan masalah matematis. Tes yang digunakan adalah tes tertulis
berbentuk uraian (subjektif).
Pretest dan posttest dilakukan untuk mengamati perbedaan hasil belajar
yang terjadi sebelum dan sesudah pembelajaran dilangsungkan pada kelas
eksperimen yang mendapat pembelajaran dengan pendekatan CRA
(Concrete-Representational-Abstract) dan kelas kontrol yang mendapat
perlakuan pembelajaran secara konvensional (metode ekspositori). Pretest
dilakukan pada awal pembelajaran yang bertujuan untuk mengetahui
Ade Rahmawati, 2013
Penerapan Pembelajaran Matematika Melalui Pendekatan CRA (Concret-Representational-Abstract) Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dilakukan di akhir pembelajaran yang bertujuan untuk mengetahui
kemampuan pemecahan masalah matematis siswa setelah diberi perlakuan.
Sebelum instumen tes diberikan kepada siswa dalam proses penelitian,
instrumen tes terlebih dahulu dikonsultasikan kepada dosen pembimbing
kemudian diujicobakan kepada siswa di luar sampel. Instrumen tes
diujicobakan kepada siswa yang telah mempelajarai materi Teorema
Pythagoras. Setelah data hasil uji coba diperoleh kemudian dianalisis untuk
mengetahui validitas, reliabilitas, indeks kesukaran, dan daya pembedanya
dari soal-soal tersebut yaitu butir demi butir untuk diteliti kualitasnya.
Perhitungan yang dilakukan menggunakan bantuan program Anates Versi
4.0.
a. Validitas
Suherman dan Kusumah (1990:135) mengemukakan bahwa suatu alat
evaluasi disebut valid (absah atau sahih) apabila alat tersebut mampu
mengevaluasi apa yang seharusnya dievaluasi. Oleh karena itu keabsahannya
tergantung pada sejauh mana ketepatan alat evaluasi itu dalam melaksanakan
fungsinya.
Menurut Ruseffendi (2006:125) validitas suatu tes ialah ketetapan tes itu
mengukur apa yang semestinya diukur. Besarnya tingkat ketetapan
(koefisien) validitas ini berkisar antara -0,1 dan +0,1. Untuk mendapatkan
validitas butir soal bisa digunakan rumus Product Moment Pearson
(Suherman dan Kusumah, 1990:154), yaitu:
Ade Rahmawati, 2013
Penerapan Pembelajaran Matematika Melalui Pendekatan CRA (Concret-Representational-Abstract) Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Hasil perhitungan koefisien korelasi diinterpretasikan dengan
menggunakan kriteria pengklasifikasian dari Guilford (Suherman dan
Kusumah, 1990:147), seperti terlihat pada Tabel 3.1.
Dengan menggunakan AnatesV4 maka validitas tiap butir soal tes
kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang diperoleh dapat
dilihat pada Tabel 3.2.
Tabel 3.1
Klasifikasi Koefisien Korelasi
Besarnya rxy Interpretasi
Validitas sangat tingggi (sangat baik)
Validitas tinggi (baik)
Validitas sedang (cukup)
Validitas rendah (kurang)
Validitas sangat rendah
Tidak valid
Tabel 3.2
Hasil Uji Validitas Butir soal
No Soal Validitas Interpretasi
1 Validitas tinggi
2 Validitas tinggi
3 Validitas tinggi
4 Validitas sangat tinggi
Ade Rahmawati, 2013
Penerapan Pembelajaran Matematika Melalui Pendekatan CRA (Concret-Representational-Abstract) Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan Tabel 3.2, diketahui bahwa validitas soal nomor 1, 2, 3, dan
5 memiliki interpretasi validitas tinggi, dan nomor 4 memiliki kriteria
validitas sangat tinggi.
b. Reliabilitas
Reliabilitas suatu alat ukur dimaksudkan sebagai suatu alat yang
memberikan hasil yang tetap sama (konsisten, ajeg), hasil pengukuran itu
harus tetap sama (relatif sama) jika pengukurannya diberikan pada subyek
yang sama meskipun dilakukan oleh orang, waktu dan tempat yang berbeda,
tidak terpengaruh oleh pelaku, situasi dan kondisi (Suherman dan Kusumah,
1990:167). Rumus yang digunakan untuk mencari koefisien reliabilitas
bentuk uraian dikenal dengan rumus Alpha (Suherman dan Kusumah,
1990:194), yaitu:
∑
Keterangan:
r11 : Koefisien reliabilitas.
n : Banyak butir soal (item).
∑ : Jumlah varians skor tiap item. : Varians skor total.
Untuk menginterpretasikan derajat reliabilitas alat evaluasi dapat
digunakan tolak ukur yang dibuat oleh Guilford (Suherman dan Kusumah,
1990:177) yaitu sebagai berikut:
Tabel 3.3
Klasifikasi Reliabilitas
Koefisien Reliabilitas ( ) Interpretasi
Derajat reliabilitas sangat rendah
Derajat reliabilitas rendah
Derajat reliabilitas sedang
Ade Rahmawati, 2013
Penerapan Pembelajaran Matematika Melalui Pendekatan CRA (Concret-Representational-Abstract) Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Derajat reliabilitas sangat tinggi
Dengan menggunakan AnatesV4 maka reliabilitas butir soal yang
diperoleh adalah 0,91 dengan interpretasi reliabilitas sangat tinggi.
c. Indeks Kesukaran
Suherman dan Kusumah (1990:212) mengungkapkan bahwa derajat
kesukaran suatu butir soal dinyatakan dengan bilangan yang disebut Indeks
Kesukaran. Bilangan tersebut adalah bilangan real pada interval (kontinum)
0,00 sampai dengan 1,00. Soal dengan indeks kesukaran mendekati 0,00
berarti butir soal tersebut terlalu sukar, sebaliknya soal dengan indeks
kesukaran 1,00 berarti soal tersebu terlalu mudah.
Rumus untuk menentukan indeks kesukaran menurut Suherman (Sari,
2012:61) adalah sebagai berikut:
̅
Keterangan:
IK : Indeks Kesukaran.
̅ : Rata-rata yang menjawab benar. SMI : Skor Maksimal Ideal.
Klasifikasi indeks kesukaran yang paling banyak digunakan menurut
Suherman dan Kusumah (1990:213) adalah:
Tabel 3.4
Klasifikasi Indeks Kesukaran Indeks Kesukaran (IK) Klasifikasi
IK = 0,00 Soal terlalu sukar
0,00 < IK ≤ 0,30 Soal sukar
0,30 < IK ≤ 0,70 Soal sedang
0,70 < IK ≤ 1,00 Soal mudah
Ade Rahmawati, 2013
Penerapan Pembelajaran Matematika Melalui Pendekatan CRA (Concret-Representational-Abstract) Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dengan menggunakan AnatesV4 maka indeks kesukaran tiap butir soal
yang diperoleh adalah sebagai berikut
Tabel 3.5
Hasil Uji Indeks Kesukaran Butir soal
No Soal IK Interpretasi
1 Sedang
2 Sedang
3 Sedang
4 Sukar
5 Sukar
Berdasarkan Tabel 3.5 maka diketahui bahwa soal nomor 1, 2 dan 3
memiliki interpretasi sedang, sedangkan soal nomor 4 dan 5 memiliki
interpretasi sukar.
d. Daya Pembeda
Menurut Suherman dan Kusumah (1990:199-200) daya pembeda dari
sebuah butir soal menyatakan seberapa jauh kemampuan butir soal tersebut
mampu membedakan antara siswa yang mengetahui jawabannya dengan
benar dengan siswa yang tidak dapat menjawab soal tersebut atau siswa yang
menjawab salah. Dengan kata lain, daya pembeda suatu butir soal adalah
kemampuan butir soal itu untuk membedakan antara siswa yang
berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah.
Rumus untuk menentukan daya pembeda tiap butir soal adalah sebagai
berikut:
Keterangan:
DP : Daya Pembeda.
SA : Jumlah skor pada kelompok atas pada butir soal yang diolah.
Ade Rahmawati, 2013
Penerapan Pembelajaran Matematika Melalui Pendekatan CRA (Concret-Representational-Abstract) Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
IA : Jumlah skor ideal salah satu kelompok pada butir soal yang
dipilih.
Klasifikasi untuk daya pembeda yang banyak digunakan menurut
Suherman dan Kusumah (1990:202) adalah:
Tabel 3.6
Klasifikasi Daya Pembeda
Daya Pembeda (DP) Klasifikasi
DP ≤ 0,00 Sangat jelek
0,00 < DP ≤ 0,20 Jelek
0,20 < DP ≤ 0,40 Cukup
0,40 < DP ≤ 0,70 Baik
0,70 < DP ≤ 1,00 Sangat baik
Dengan menggunakan AnatesV4 maka daya pembeda tiap butir soal yang
diperoleh adalah sebagai berikut.
Tabel 3.7
Hasil Uji Daya Pembeda Butir soal
No Soal DP Interpretasi
Karena setelah hasil ujicoba instrumen, validitas, reliabilitas, indeks
kesukaran dan daya pembeda tergolong baik. Maka instrumen ini selanjutnya
akan dipakai pada penelitian.
Ade Rahmawati, 2013
Penerapan Pembelajaran Matematika Melalui Pendekatan CRA (Concret-Representational-Abstract) Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Instrumen non tes yang digunakan dalam penelitian ini berupa angket
dan lembar observasi
a. Angket
Angket adalah sebuah daftar pertanyaan atau pernyataan yang digunakan
untuk mengukur respon siswa terhadap pembelajaran dengan Pendekatan
CRA (Concrete-Representational-Abstract). Pengisian angket tersebut
diberikan kepada siswa kelas eksperimen dan dilakukan pada akhir penelitian
yaitu setelah siswa melakukan posttest. Skala yang digunakan dalam angket
tersebut ialah skala Likert, yang terdiri dari empat pilihan yaitu sangat setuju,
setuju, tidak setuju, serta sangat tidak setuju. Pada skala ini tidak
menggunakan opsi netral seperti kurang setuju, agar respon dari siswa tidak
ada yang menyatakan ragu-ragu.
b. Lembar Observasi
Lembar observasi merupakan suatu lembaran pengamatan instrumen
yang menyatakan data tentang sikap guru dalam kegiatan belajar dan
mengajar yang bertujuan untuk mengetahui keterlaksanaan pembelajaran
dengan Pendekatan CRA (Concrete-Representational-Abstract) yang sedang
berlangsung. Observer dalam penelitian ini adalah rekan sesama mahasiswa.
Hasil dari observasi tersebut menjadi bahan evaluasi dan bahan masukan bagi
peneliti agar pertemuan-pertemuan berikutnya menjadi lebih baik.
E. Prosedur Penelitian
Secara garis besar, penelitian ini dilakukan dalam empat tahap yaitu:
1. Tahap Persiapan
Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap ini adalah sebagai berikut:
a. Mengidentifikasi permasalahan mengenai bahan ajar, merencanakan
Ade Rahmawati, 2013
Penerapan Pembelajaran Matematika Melalui Pendekatan CRA (Concret-Representational-Abstract) Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Melakukan observasi ke tempat penelitian sekaligus melakukan
perizinan tempat untuk penelitian.
c. Membuat instrumen penelitian.
d. Melakukan proses bimbingan dengan dosen pembimbing.
e. Melaksanakan uji coba instrumen penelitian kepada siswa di luar
sampel penelitian.
f. Menganalisis kualitas instrumen.
g. Merevisi instrumen penelitian (jika diperlukan).
h. Pemilihan sampel penelitian dari populasi yang telah ditentukan.
i. Menghubungi kembali pihak sekolah untuk teknis pelaksanaan
penelitian.
j. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan bahan ajar
dalam bentuk LKS.
2. Tahap Pelaksanaan
Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap ini adalah sebagai berikut:
a. Memberikan pretest terhadap kelas eksperimen dan kelas kontrol.
b. Melaksanakan kegiatan pembelajaran terhadap kelas eksperimen dan
kelas kontrol. Untuk kelas eksperimen, pembelajaran dilakukan
dengan Pendekatan CRA (Concrete-Representational-Abstract).
Sedangkan untuk kelas kontrol, pembelajaran dilakukan dengan
pembelajaran secara konvensional.
c. Melakukan observasi yang dibantu atau rekan mahasiswa.
d. Memberikan angket pada pertemuan akhir kepada siswa kelas
eksperimen.
e. Memberikan posttest terhadap kelas eksperimen dan kelas kontrol.
3. Tahap Analisis Data
Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap ini adalah:
Ade Rahmawati, 2013
Penerapan Pembelajaran Matematika Melalui Pendekatan CRA (Concret-Representational-Abstract) Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Mengolah dan menganalisis hasil data kuantitatif berupa pretest dan
posttest.
c. Mengolah dan menganalisis data kualitatif berupa hasil angket dan
lembar observasi.
d. Mengonsultasikan hasil pengolahan dengan dosen pembimbing.
4. Tahap Penulisan Laporan
Langkah-langkah yang dilakukan dalam tahap ini dalah:
a. Membuat kesimpulan hasil penelitian berdasarkan hipotesis yang telah
dirumuskan.
b. Menyusun laporan hasil penelitian.
c. Merevisi laporan setelah melakukan bimbingan.
F. Teknis Analisis Data
Pengumpulan data dilakukan pada setiap kegiatan siswa dan situasi yang
berkaitan dengan penelitian menggunakan instrumen berupa tes, angket dan
lembar observasi. Tes yang diberikan berupa pretest dan posttest yang
diberikan pada dua kelas eksperimen. Angket hanya diberikan kepada kelas
eksperimen untuk melihat respon siswa terhadap pembelajaran matematika
dengan Pendekatan CRA (Concrete-Representational-Abstract). Untuk
menunjang kebenaran dari jawaban siswa terhadap pengisian angket, maka
dilengkapi dengan lembar observasi yang diisi oleh observer.
Setelah data terkumpul, kemudian data dikategorikan ke dalam jenis data
kuntitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif diperoleh dari hasil pretest dan
posttest, sedangkan data kualitatif meliputi data hasil pengisian angket dan
lembar observasi. Selanjutnya data kuantitatif dan kualitatif tersebut dianalisis
atau diolah melalui langkah-langkah sebagai berikut.
1. Analisis Data Kuantitatif
Ade Rahmawati, 2013
Penerapan Pembelajaran Matematika Melalui Pendekatan CRA (Concret-Representational-Abstract) Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pretes dilakukan untuk melihat kemampuan awal dari kedua kelas
apakah sama atau berbeda. Hal ini dapat dilihat melalui uji perbedaan dua
rata-rata terhadap data hasil pretest kedua kelas. Uji ini dilakukan dengan
bantuan software IBM SPSS Statistics 17 for windows, yaitu dengan
menggunakan Independent Sample T-Test, jika hasil pengujian
menunjukkan hasil yang signifikan, artinya tidak ada perbedaan rata-rata
yang berarti dari kedua kelas, maka dapat dikatakan bahwa kemampuan
awal kelas eksperimen dan kelas kontrol sama.
Asumsi yang harus dipenuhi sebelum dilakukan uji-t adalah
normalitas dan homogenitas data. Oleh karena itu, sebelum pengujian
Independent Sample T-Test terhadap data pretes dilakukan maka terlebih
dahulu dilakukan pengujian normalitas dengan menggunakan uji Saphiro
Wilk. Langkah-langkah yang akan dilakukan adalah :
1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk melihat apakah data dari kedua kelas
berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang digunakan dalam
penelitian ini adalah uji Saphiro Wilk dengan taraf signifikansi 5%.
Hipotesis dalam pengujian normalitas data pretes sebagai berikut:
H0 : Data pretest berasal dari sampel yang berdistribusi normal.
H1 : Data pretest berasal dari sampel yang tidak berdistribusi normal,
Dengan menggunakan taraf signifikansi 5% maka kriteria
pengujiannya adalah :
a. Jika nilai signifikansi (Sig) ≥ 0,05 maka H0 diterima.
b. Jika nilai signifikansi (Sig) < 0,05 maka H0 ditolak.
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui data dari kedua kelas
tersebut mempunyai varians yang homogen atau tidak. Untuk melakukan
pengujian homogenitas data pretes digunakan uji Lavene dengan
Ade Rahmawati, 2013
Penerapan Pembelajaran Matematika Melalui Pendekatan CRA (Concret-Representational-Abstract) Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
H0 : Data pretest bervarians homogen.
H1 : Data pretest bervarians tidak homogen.
Dengan menggunakan taraf signifikansi 5% maka kriteria
pengujiannya adalah :
a. Jika nilai signifikansi (Sig) ≥ 0,05 maka H0 diterima.
b. Jika nilai signifikansi (Sig) < 0,05 maka H0 ditolak.
3. Uji Perbedaan Dua Rata-rata
Uji perbedaan dua rata-rata bertujuan untuk mengetahui perbedaan
dua rata-rata dari data pretest yang diperoleh. Pengolahan data dilakukan
dengan ketentuan:
H0 : Tidak terdapat perbedaaan rata-rata kemampuan awal yang
signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.
H1 : Terdapat perbedaan rata-rata kemampuan awal yang signifikan
antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.
a. Jika kedua data berdistribusi normal dan homogen, maka
dilakukan uji t. Dengan menggunakan taraf signifikansi 5% maka
kriteria pengujiannya adalah :
1. Jika t-hitung < t-tabel maka H0 diterima.
2. Jika t-hitung ≥ t-tabel maka H0 ditolak.
b. Jika kedua data berdistribusi normal tetapi tidak homogen, maka
dilakukan uji-t’. Dengan menggunakan taraf signifikansi 5% maka
kriteria pengujiannya adalah :
1. Jika t-hitung < t-tabel maka H0 diterima.
2. Jika t-hitung ≥ t-tabel maka H0 ditolak.
c. Jika salah satu atau kedua data tidak berdistribusi normal, maka
dilakukan uji Mann-Whitney. Dengan menggunakan taraf
signifikansi 5% maka kriteria pengujiannya adalah :
1. Jika nilai signifikansi (Sig) ≥ 0,05 maka H0 diterima.
Ade Rahmawati, 2013
Penerapan Pembelajaran Matematika Melalui Pendekatan CRA (Concret-Representational-Abstract) Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Analisis Data Posttest
Postes dilakukan untuk melihat perbedaan kemampuan pada kedua
kelas setelah diberikan perlakuan. Analisis posttest dilakukan seperti
analisis pada data pretes. Apabila kemampuan awal (pretest) siswa di
kelas eksperimen dan di kelas kontrol tidak berbeda secara signifikan,
maka analisis dicukupkan pada data postes saja atau boleh juga dengan
data gain saja. Sedangkan jika kemampuan awal (pretest) kedua kelas
tersebut berbeda, maka analisis perbedaan peningkatan kemampuan
pemecahan masalah matematis siswa menggunakan data gain sangat
diperlukan. Pengolahan indeks gain ini dihitung dengan rumus
Analisis data gain sama dengan analisis data pretest, dengan asumsi
yang harus dipenuhi sebelum uji perbedaan dua rata-rata, adalah
normalitas dan homogenitas data gain.
Untuk melihat peningkatan yang terjadi pada kedua kelas dapat
menggunakan rumus gain ternormalisasi, dan ditaksir menggunakan
kriteria indeks gain menurut Hake (1999:1) yang ada pada tabel berikut.
Tabel 3.8 Kriterian Gain (g)
Besar Gain (g) Interpretasi
g ≥ 0,700 Tinggi
0,300 ≤ g < 0,700 Sedang
g < 0,300 Rendah
2. Analisis Data Kualitatif
Adapun langkah-langkah dalam pengolahan data kualitatif yang
diperoleh sebagai berikut:
Ade Rahmawati, 2013
Penerapan Pembelajaran Matematika Melalui Pendekatan CRA (Concret-Representational-Abstract) Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Menurut Suherman dan Kusumah (1990:235) dalam menganalisis hasil
angket, skala kualitatif ditransfer ke dalam skala kuantitatif. Untuk
pernyataan yang bersifat positif (favorable) kategori SS diberi skor tertinggi,
makin menuju ke STS skor yang diberikan berangsur-angsur menurun.
Sebaliknya untuk pernyataan yang bersifat negatif (unfavorable) untuk
kategori SS diberi skor terendah, makin menuju ke STS skor yang diberikan
berangsur-angsur makin tinggi.
Setiap jawaban siswa pada angket tersebut diberi bobot, dan pembobotan
yang dipakai menurut Suherman dan Kusumah (1990:236) adalah sebagai
berikut:
Tabel 3.9
Kategori Jawaban Angket
Jenis Pernyataan Skor
SS S TS STS
Favorable 5 4 2 1
Unfavorable 1 2 4 5
Setelah pengskoran, kemudian dilakukan pengolahan dengan cara
menentuka rata-rata skor siswa. Jika rata-rata skor siswa terhadap pernyataan
lebih besar dari 3, maka siswa memiliki sikap positif. Jika rata-rata siswa
kurang dari 3, maka siswa memiliki sikap negatif. Setelah siswa ditentukan
memiliki sikap positif atau negatif, maka langkah selanjutnya adalah
menentukan persentase banyaknya siswa yang mendapatkan respon positif
dengan banyaknya siswa secara keseluruhan yang menjadi sampel penelitian.
Persentase dalam angket dihitung dengan cara sebagai berikut (Wahyudi,
2012:30):
P nf 100%
Keterangan:
Ade Rahmawati, 2013
Penerapan Pembelajaran Matematika Melalui Pendekatan CRA (Concret-Representational-Abstract) Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
f : Frekuensi jawaban.
n : Banyaknya siswa (responden)
Persentase yang dihasilkan diinterpretasikan atau diklasifikasikan
menggunakan panduan berikut (Wahyudi, 2012:30).
Tabel 3.10
Klasifikasi Kategori Angket
Besar Presentase Interpretasi
P = 0% Tak seorang pun
0% < P < 25% Sebagian kecil
25% ≤ P < 50% Hampir setengahnya
P = 50% Setengahnya
50% < P < 75% Sebagian besar
75% ≤ P < 100% Hampir seluruhnya
P = 100% Seluruhnya
b. Lembar Observasi
Data hasil observasi dianalisis dan diinterpretasikan berdasarkan hasil
pengamatan selama pembelajaran matematika dengan pendekatan CRA
(Concrete-Representational-Abtract). Pengolahan atau penganalisisan lembar
observasi dilakukan dengan membuat uraian secara deskriptif dari hasil
40
Ade Rahmawati, 2013
Penerapan Pembelajaran Matematika Melalui Pendekatan CRA (Concret-Representational-Abstract) Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan beberapa hal
sebagai berikut:
1. Peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang
pembelajarannya menggunakan pendekatan CRA
(Concrete-Representation-Abstract) tidak lebih baik dari siswa yang menggunakan pembelajaran
ekspositori.
2. Penerapan pembelajaran matematika dengan pendekatan CRA
(Concrete-Representational-Abstract) mendapatkan respon yang positif dari siswa.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang diperoleh, maka
penulis merekomendasikan hal-hal berikut:
1. Pembelajaran matematika dengan pendekatan CRA dapat dijadikan alternatif
pendekatan pembelajaran bagi guru di jenjang pendidikan SMP dalam upaya
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa.
2. Hasil penelitian menunjukkan respon siswa yang positif dengan adanya
pembelajaran matematika dengan pendekatan CRA.
3. Pelaksanaan pembelajaran matematika dengan pendekatan CRA menuntut
guru agar mampu mengelola kelas dengan sebaik-baiknya agar setiap siswa
dapat terpantau selama proses pembelajaran berlangsung.
4. Guru harus benar-benar memantau berjalannya kegiatan diskusi siswa jangan
sampai hanya siswa-siswa yang berkemampuan tinggi saja yang mengerjakan
41
Ade Rahmawati, 2013
Penerapan Pembelajaran Matematika Melalui Pendekatan CRA (Concret-Representational-Abstract) Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Badan Standar Nasional Pendidikan. 2006. Standar Isi untuk Satuan Pendidikan
Dasar dan Menengah. [Online]. Tesedia:
http://litbang.kemdikbud.go.id/content/Buku%20Standar%20Isi%20SMP(
1).pdf. [15 Mei 2012]
Firdaus, Ahmad. 2009. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika. [Online].
Tersedia:
http://madfirdaus.wordpress.com/category/kompetensi-matematika. [19 Februari 2012]
Hake, R. (1999). Analyzing Change / Gain Score. [Online]. Tersedia:
http://www.physics.indiana.edu/~sdi/AnalyzingChange-Gain.pdf. [17
April 2013]
Izzati. (2010). Meningkatkan Kemampuan Berpikir Matematika pada Tingkat
Koneksi dan Analitis Siswa MTs Negeri melalui Pembelajaran Kolaboratif
MURDER. Tesis PPS UPI. Bandung: Tidak Diterbitkan.
Muslich, Masnur. 2008. Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual.
Jakarta: PT Bumi Aksara.
NCTM. (2000). Principles and Standards for School Mathematics. Drive, Reston,
VA: The NCTM.
Ruseffendi, E.T. (2006). Pengantar kepada Membantu Guru Mengembangkan
Kompetensinya dalam Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan
CBSA. Bandung: Tarsito.
Ruseffendi. (2010). Dasar-dasar Penelitian Pendidikan & Bidang Non-eksakta
Lainnya. Bandung: Tarsito Bandung.
Suherman, Erman. 2010. Handout Belajar dan Pembelajaran Matematika.
Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Suherman dan Sukjaya. 1990. Evaluasi Pembelajaran Matematika. Bandung:
41
Ade Rahmawati, 2013
Penerapan Pembelajaran Matematika Melalui Pendekatan CRA (Concret-Representational-Abstract) Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sumarmo, Utari. 2010. Berfikir dan Disposisi Matematik: Apa, Mengapa, dan
Bagaimana Dikembangkan pada Peserta Didik. [Online]. Tersedia:
http://www.scribd.com/doc/76353753/Berfikir-Dan-Disposisi-Matematik-Utari.[23 Mei 2012]
Wahyudi, E. (2012). Penerapan Pembelajaran Matematika melalui Strategi
REACT untuk Meningkatkan Kompetensi Strategis Siswa Kelas X. Skripsi
pada FPMIPA UPI. Bandung: Tidak Diterbitkan.
Witzel, B. S. (2005). “Using CRA to teach Algebra to Students with Math Difficulties in Inclusive Settings”. Learning Disabilities: A Contemporary Journal, 3(2), 49-60.
Yuliawaty, Lia. 2011. Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan CRA
(Concrete-Representational-Abstract) Untuk Meningkatkan Kemampuan
Pemahaman dan Pemecahan Masalah Matematik Siswa SMP. Tesis UPI