• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINDAK TUTUR ILOKUSI DALAM DIALOG FILM THE CAPTAIN : KAJIAN PRAGMATIK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "TINDAK TUTUR ILOKUSI DALAM DIALOG FILM THE CAPTAIN : KAJIAN PRAGMATIK"

Copied!
188
0
0

Teks penuh

(1)

TINDAK TUTUR ILOKUSI DALAM DIALOG FILM “THE CAPTAIN” : KAJIAN PRAGMATIK

《中国机长》电影对话中的言外行为:语用学研究

“zhōngguójīzhǎng” Diànyǐng duìhuà zhōng de yán wàixíngwéi: Yǔ yòng xué yánjiū”

SKRIPSI

OLEH:

RISKIAH ISNAINI 160710022

PROGRAM STUDI BAHASA MANDARIN FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2020

(2)

ii

(3)

iii

TINDAK TUTUR ILOKUSI DALAM DIALOG FILM “THE CAPTAIN” : KAJIAN PRAGMATIK

《中国机长》电影对话中的言外行为:语用学研究

“zhōngguójīzhǎng” Diànyǐng duìhuà zhōng de yán wàixíngwéi: Yǔ yòng xué yánjiū”

Disusun oleh RISKIAH ISNAINI

160710022

Skripsi ini diterima oleh Panitia Ujian Program Studi Bahasa Mandarin Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara untuk melengkapi persyaratan

memperoleh gelar sarjana.

Panitia Ujian

No. Nama Jabatan Tanda Tangan

1. Vivi Adryani Nasution, S.S, MTCSOL Pembimbing ...

3. ... Penguji .,,,,,,,,...

4. ... Penguji ...

(4)

iv

TINDAK TUTUR ILOKUSI DALAM DIALOG FILM “THE CAPTAIN” : KAJIAN PRAGMATIK

《中国机长》电影对话中的言外行为:语用学研究

“zhōngguójīzhǎng” Diànyǐng duìhuà zhōng de yán wàixíngwéi: Yǔ yòng xué yánjiū”

RISKIAH ISNAINI 160710022

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Tindak Tutur Ilokusi Dalam Dialog Film “The Captain”

《 中 国 机 长 》 : Kajian Pragmatik”. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mendeskripsikan jenis-jenis tindak tutur ilokusi yang terdapat dalam dialog film

“The Captain” 《中国机长》, 2) Mendeskripsikan fungsi tindak tutur ilokusi yang terdapat dalam dialog film “The Captain” 《中国机长》 . Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori tindak tutur oleh Austin dan Yule dan teori fungsi tindak tutur oleh Leech. Metode dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Data dalam penelitian ini adalah dialog yang mengandung jenis-jenis tindak tutur ilokusi dan fungsi tindak tutur ilokusi pada dialog film “The Captain” 《中国机长》 .Sumber data dalam penelitian ini adalah film “The Captain” 《中国机长》berbahasa Mandarin yang diperoleh dari situs internet di youtube.com. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode simak dan teknik catat oleh Sudaryanto. Hasil penelitian ini ditemukan bahwa: 1) ditemukan lima jenis tindak tutur ilokusi pada dialog antar para pemain dalam film “The Captain” 《中国机长》yaitu tindak tutur asertif, tindak tutur direktif, tindak tutur komisif, tindak tutur ekspresif, tindak tutur deklarasi, 2) ditemukan empat fungsi tindak tutur ilokusi dalam film “The Captain” 《中国机长》yaitu fungsi kompetitif, fungsi menyenangkan, fungsi bekerjasama, dan fungsi bertentangan.

Kata kunci: Pragmatik, tindak tutur, tindak tutur ilokusi, dialog film “The Captain”.

(5)

v PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas nikmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul

“Tindak Tutur Ilokusi dalam Dialog Film “The Captain” : Kajian Pragmatik”. Skripsi ini dibuat guna untuk melengkapi salah satu syarat ujian Sarjana dalam bidang Bahasa Mandarin.

Selama penyusunan skripsi ini, penulis tidak terlepas dari peran dan bantuan berbagai pihak yang telah memberikan dukungan, semangat, bimbingan serta saran. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sedalam-sedalamnya yang ditujukan kepada:

1. Bapak Dr. Budi Agustono, MS selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Mhd. Pujiono, M. Hum., Ph.D selaku Ketua Program Studi Bahasa Mandarin, Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Niza Ayuningtias, S.S, MTCSOL selaku Sekretaris Program Studi Bahasa Mandarin, Universitas Sumatera Utara. Sekaligus dosen pembimbing akademik penulis yang banyak membantu dan memberikan saran serta kritikan selama proses belajar mengajar.

4. Ibu Vivi Adryani Nasution, S.S., MTCSOL selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktunya dalam mendukung dan membimbing penulis dari awal hingga tahap akhir penyelesaian skripsi ini dalam bahasa Indonesia maupun dalam bahasa Mandarin. Tak ada kata yang dapat mewakili rasa terima kasih kepada beliau karena memberikan keluangan waktunya serta masukan dan arahan dalam penyelesaian penelitian ini agar menjadi skripsi yang layak diteliti.

5. Seluruh dosen dan staf pengajar di Fakultas Ilmu Budaya khususnya Program Studi Bahasa Mandarin, Universitas Sumatera Utara.

6. Kedua orang tua yang penulis sayangi, Ayahanda Bambang Iswanto dan Ibunda Sri Wahyuni yang telah banyak memberikan doa, nasihat, serta dukungan dan pengorbanannya baik secara moral maupun materi.

(6)

vi

7. Adik-adik saya Bunga Ayuni dan Putri Wardani yang senantiasa memberikan nasihat, semangat serta doanya dalam penulisan skripsi ini.

8. Kepada sahabat penulis, Winda Ayutia Ningrum dan Shofia Arifa Aprillia yang selalu ada di saat suka maupun duka, yang telah banyak memberikan nasihat, kritikan, saran, semangat serta doanya. Kepada seluruh teman- teman stambuk 2016 dan adik-adik stambuk 2017, 2018, dan 2019 yang selama ini menjadi keluarga penulis di Program Studi Bahasa Mandarin.

Dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat kekurangan dan sangat jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran sebagai koreksi untuk membangun skripsi ini menjadi lebih baik lagi. Akhirnya penulis mengharapkan agar nantinya skripsi ini dapat bermanfaat kepada pembaca.

Demikian ucapan terima kasih ini penulis sampaikan, semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu memberikan rahmat dan kanrunia-Nya kepada kita semua.

(7)

vii DAFTAR ISI

JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

ABSTRAK ... iv

PRAKATA ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR SINGKATAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Batasan Masalah... 5

1.4 Tujuan Penelitian ... 6

1.5 Manfaat Penelitian ... 6

1.5.1 Manfaat Teoritis ... 6

1.5.2 Manfaat Praktis ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

2.1 Konsep ... 7

2.1.1 Pragmatik ... 7

2.1.2 Tindak Tutur ... 8

2.1.3 Tindak Tutur Ilokusi ... 9

2.1.4 Dialog ... 10

2.1.5 Film The Captain ... 10

2.2 Landasan Teori ... 11

2.2.1 Tindak Tutur ... 11

2.2.2 Fungsi Tindak Tutur Ilokusi ... 15

2.4 Kajian Relevan ... 15

BAB III METODE PENELITIAN ... 18

3.1 Jenis Penelitian ... 18

3.2 Data dan Sumber Data ... 18

3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 19

3.4 Teknik Analisis Data ... 21

(8)

viii

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 23

4.1 TindakTutur Ilokusi dalam Dialog Film “The Captain”《中国机长》 23 4.1.1 Asertif (Assertives) ... 24

4.1.2 Direktif (Directives) ... 34

4.1.3 Komisif (Commissives) ... 46

4.1.4 Ekspresif (Expressives)... 53

4.1.5 Deklarasi (Declarations) ... 62

4.2 FungsiTutur Ilokusi dalam Dialog Film “The Captain”《中国机长》 . 63 4.2.1 Fungsi Kompetitif (Competitive) ... 64

4.2.2 Fungsi Menyenangkan (Convivial) ... 66

4.2.3 Fungsi Bekerjasama (Collabortive) ... 80

4.2.4 Fungsi Bertentangan (Conflictive) ... 96

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 107

5.1 Kesimpulan ... 107

5.2 Saran ... 108

DAFTAR PUSTAKA ... 108 LAMPIRAN

(9)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 3.4.1 Kode Jenis Tindak Tutur Ilokusi ... 23 Tabel 4.1 Jenis Tindak Tutur Ilokusi dalam Dialog Film “The Captain”《中国

机长》 ... 25 Tabel 4.2 Fungsi Tindak Tutur Ilokusi dalam Dialog Film “The Captain”《中

国机长》 ... 65

(10)

x

DAFTAR SINGKATAN TC : The Captain

AS : Asertif DR : Direktif KM : Komisif EK : Ekspresif DK : Deklarasi

(11)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Manusia sebagai makhluk sosial dalam kehidupan bermasyarakat tentunya membutuhkan alat komunikasi untuk dapat berinteraksi dengan orang lain. Bahasa sangatlah penting untuk digunakan dalam berkomunikasi dengan anggota masyarakat lainnya. Tantawi (2014:6) mengatakan bahwa bahasa digunakan untuk menyampaikan ide-ide yang diucapkan oleh penutur kepada mitra tutur. Bahasa sebagai alat komunikasi pikiran, mengekspresikan ucapan dan emosi yang dihasilkan oleh pikiran manusia dan dari satu orang ke orang lain (Tantawi, 2015:10). Suatu bahasa yang digunakan oleh manusia terkait dengan pembicara dan pendengar, tindakan bicara dan tindak tutur akan dibuat yang memiliki maksud dan tujuan tertentu dan juga dapat mempengaruhi mitra tutur tersebut.

Dalam kehidupan bermasyarakat, manusia berada dalam kontak sosial yang terjadi secara terus menerus. Interaksi sosial yang merekagunakan diantaranya ialah bahasa secara lisan maupun secara tertulis sebagai alat komunikasi. Oleh karena itu, penggunaan bahasa dapat berupa tuturan yang dapat dipahami melalui beberapa atau banyak tuturan. Setiap tuturan memiliki tujuan dan maksud tertentu yang disampaikan oleh pembicara atau penulis kepada sesama pembicara atau pembaca. Arti sebuah tuturan atau tujuannya, dapat dikatakan untuk mengekspresikan suatu perbuatan. Maksud dan tujuan yang menyatakan perbuatan yang melekat pada tuturan itu disebut sebagai tindak tutur. Dengan demikian, tindak tutur adalah salah satu studi paling penting yang perlu diketahui, karena tuturan tidak hanya sebuah pajanan, tetapi juga memiliki maksud dan tujuan yang ingin disampaikan.

Pengupayaan dalam mengekspresikan diri mereka, manusia tidak hanya menjadikan sesuatu tuturan yang mengandung susunan tata bahasa, tetapi mereka juga bertindak sebagai wakil melalui tuturan-tuturan tersebut. Tindakan yang ditunjukkan oleh ucapan sering disebut sebagai tindak tutur (Yule, 2006:81-82).

(12)

2

Teori tindak tutur pertama kali diperkenalkan di Universitas Harvard pada tahun 1955 oleh John Austin, setelah itu dibukukan pada tahun 1962 yang berjudul “How to do things with words”. Ia menghadirkan karya-karya pertama yang memperkenalkan konsep menggunakan bahasa sebagai suatu tindakan. John Austin mengemukakan bahwa proses tindak tutur merupakan rancangan teoritis dimana jika seseorang menuturkan sesuatu, sebenarnya ada sesuatu yang ia lakukan pula (Nadar dalam Kusumaningsih, 2016:1). Salah satu aspek menarik dari teori tindaktutur Austin adalah hierarki tindakan berbicara, sebagaimana dijelaskan oleh Allan, bahwa manusia dapat berkomunikasi tanpa menggunakannya dalam komunikasi (tanpa bahasa). Dengan kata lain, manusia yang berbicara dengan dinding atau berbicara sendiri di depan cermin tidak menggunakan ucapan dalam komunikasi, inilah yang bukan merupakan ruang lingkup teori tindak tutur (Jumanto, 2017:70-71).

Yule (2006: 82) mengemukakan bahwa tindak tutur adalah tindakan yang diwakili oleh tuturan. Tindak tutur adalah gejala pribadi memiliki sifat mentalis dan ditentukan oleh bahasa kemampuan pembicara untuk bekerja dalam situasi tertentu. Penelitian ini meneliti tentang tindak tutur ilokusi dalam dialog film “The Captain”《中国机长》.

Tindak ilokusi disebut sebagai The Act of Doing Something (Sumarsono dalam Putrayasa, 2014:87). Yule juga mengatakan bahwa banyak dari kita tidak menghasilkan tuturan-tuturan yang terstruktur dengan baik tanpa tujuan.Kita berupaya membentuk sebuah tuturan yang ada dalam pikiran dengan beberapa fungsi (Yule, 2006:84). Nadar (dalam Putrayasa, 2014:87) juga mengungkapkan bahwa tindak tutur ilokusi adalah pencapaian sang penutur pada saaat penuturan berlangsung dan dapat merupakan perbuatan untuk menyatakan, berjanji, meminta maaf, mengancam, meramalkan, memerintah, meminta dan lain sebagainya.

Tindak ilokusi merupakan kajian terpenting dalam pemahaman tindak tutur.

Perhatikan kalimat dibawah ini, penggunaannya tidak hanya untuk menginformasikan sesuatu, tetapi juga bertindak akan sesuatu yang sesuai dengan situasi tuturannya dengan mempertimbangkan secara cermat.

(13)

3 Bentuk tuturan :

(1) Saya tidak bisa datang. (Putrayasa, 2014:87) (2) Ada anjing galak.

Analisis tuturan:

Dalam contoh tuturan kalimat (1) di atas, jika diujarkan oleh seseorang kepada kakaknya yang sedang di rawat di rumah sakit. Kalimat tersebut berfungsi menyatakan suatu informasi, dan juga bermaksud pengupayaan meminta maaf karena tidak bisa menjengukke rumah sakit. Informasi yang diujarkan si penutur dalam hal ini kuranglah penting karena dalam masa Covid-19 ini tidak diperkenankan untuk berkunjung.Kalimat (2) yang kerap sekali kita temui di pagar rumah pemilik anjing, berfungsi menginformasikan sesuatu sekaligus memberikan peringatan. Namun, bila kalimat tersebut ditujukan kepada maling, ujaran tersebut digunakan supaya ia merasa takut.

Karena sesuatu perlu dinyatakan dalam bentuk artistik, film adalah karya yang didedikasikan untuk masyarakat. Dalam hal ini, penelitian yang peneliti ambil mengarah pada dialog film drama Tiongkok tahun 2019 yang berjudul “The Captain” 《 中 国 机 长 》 . Film ini terinspirasi oleh kisah nyata insiden penerbangan Sichuan Airlines 3U8633 pada tanggal 14 Mei 2018, film inidirilis di Tiongkok pada tanggal 30 September 2019. Nama-nama pemeran serta kejadian didramatisir. Andrew Law sebagai sutradara film ini dan Li Jinwen sebagai produsernya, film ini menceritakan tentang Kapten Liu Chuanjian atau dengan nama aslinya yaitu Zhang Hanyu yang bersiap untuk melakukan penerbangan standar dari kota Chongqing ke kota Lhasa bersama dengan dua co-pilotnya yaitu, Xu Ruichen dengan nama asli Ou Hao dan Liang Peng dengan nama asli Du Jiangbeserta pramugarinya yang diawasi oleh Bi Nan dengan nama asli Yuan Quan. Berdasarkan peristiwa nyata, film ini menggambarkan tindakan heroik seorang kapten Sichuan Airlines yang pada Mei 2018 mendaratkan penerbangan setelah perjuangan 20 menit dengan hilangnya tekanan kabin. Terbang dari Chongqing ke Lhasa, Tibet, kaca depan tiba-tiba pecah pada ketinggian 32.000 kaki dan co-pilot terhisap setengah jalan dari jendela. Tak satu pun penumpang yang terluka dalam pertemuan itu.Kapten Sichuan Airlines Liu Chuanjian

(14)

4

menyelamatkan nyawa 119 penumpang dengan penanganannya yang tenang dari pendaratan darurat. Alasan penelitian ini menjadikan film “The Captain”《中国 机 长 》 sebagai objek penelitian karena menurut penulis di dalam dialog ini terdapat tuturan yang termasuk ke dalam tindak tutur ilokusi, yang mana penulis akan kaji dengan kajian ilmu pragmatik.

Secara umum, kajian pragmatik mencakup beberapa hal diantaranya ialah pandangan teoretis terhadap sesuatu dan penggunaan ujaran yang tergantung pada pengetahuan tentang dunia nyata, cara penutur menggunakan dan memahami tindak tutur tersebut, dan pengaruh dari hubungan antara penutur dan mitra tutur terhadap stuktur kalimat (Richards et al., 1985 dalam Jumanto, 2017:36).

Karakter dalam film ialah berkomunikasi melalui dialog. Dialog terkait erat dengan ucapan, yang merujuk pada tindakan bicara pragmatis. Konteks dalam pragmatik yang paling penting adalah pemahaman penutur dan lawan tutur yang melatarbelakangi pemahaman makna si penutur ketika dia berbicara (Leech dalam Nadar 2009:6). Perhatikan contoh dialog film “The Captain” 《 中 国 机 长 》 berikut:

Bentuk tuturan:

空姐(I) : 今天你晋级头等可别给我丢人啊

Jīntiān nǐ jìnjí tóuděng kě bié gěi wǒ diūrén a

Pramugari I : (Ini hari pertamamu di kelas bisnis, tetaplah kerjasama) 空姐(II) :第一次有人那样送我手机,心里肯定有点紧张

Dì yī cì yǒurén nàyàng sòng wǒ shǒujī,Xīnlǐ kěndìng yǒudiǎn jǐnzhāng

Pramugari II : (Tak pernah ada yang melempar ponsel padaku kayak begitu, tadi aku agak gugup juga)

Sumber data : The Captain (00:24:31 – 00:24:38)

Dapat dilihat dari tuturan tersebut, penutur mengungkapan rasa gugupnya kepada mitra tutur. Penutur gugup saat dimintai untuk tetaplah bekerjasama dalam contoh data yang dituturkan oleh pramugari II “ 心 里 肯 定 有 点 紧 张 (Xīnlǐ

(15)

5

kěndìng yǒudiǎn jǐnzhāng: Tadi aku agak gugup juga)”. Dalam hal ini dapat dilihat pada kalimat “心里肯定有点紧张(Xīnlǐ kěndìng yǒudiǎn jǐnzhāng:Tadi aku agak gugup juga)” dapat digolongkan ke dalam jenistindak ekspresif. Tindak tutur ekspresif bertujuan dalam pengungkapan yang bersikap psikologis penutur, misalnya, mengungkapkan perasaan.

Berdasarkan pemaparan di atas mengenai tindak tutur ilokusi yang terdapat dalam dialog film “The Captain” 《 中 国 机 长 》 diharapkan dapat dijadikan referensi untuk penelitian yang memfokuskan ke dalam kajian pragmatik khususnya ke dalam tindak tutur ilokusi.

Dalam upaya mengekspresikan segala sesuatu, manusia tak hanya akan menghasilkan suatu tuturan, tetapi juga menunjukkan perbuatan pada setiap tuturan yang diujarkan. Tuturan juga dapat digunakan untuk memahami kemampuan berbahasa dalam bahasa lisan maupun tulisan. Salah satunya ialah bahasa Mandarin, setiap kata atau kalimat yang diujarkan mempunyai makna dan tujuan tertentu. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian berbahasa Mandarin yang membahas mengenai tindak tutur ilokusi.Dalam hal ini, penulis akan meneliti tindak tutur ilokusi dalam dialog film “The Captain” 《中国机长》

dengan menggunakan ilmu kajian pragmatik.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan di atas, rumusan masalah penelitian ini sebagai berikut:

1) Tindak tutur ilokusi apa sajakah yang terdapat dalam dialog film “The Captain”《中国机长》?

2) Bagaimanakah fungsi tindak tutur ilokusi yang terdapat dalam dialog film “The Captain”《中国机长》?

1.3 Batasan Masalah

Setiap penelitian harus mempunyai batasan masalah agar penelitian yang dikaji tidak terlalu luas sehingga dapat mencapat tujuan yang diharapkan.

Penelitian ini hanya difokuskan pada jenis-jenis tindak tutur ilokusi beserta

(16)

6

fungsinya yang terdapat dalam film “The Captain” dengan menggunakan pendekatan ilmu pragmatik.

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan, penelitian ini bertujuan untuk:

1) Mendeskripsikan jenis-jenis tindak tutur ilokusi yang terdapat dalam dialog film “The Captain”《中国机长》.

2) Mendeskripsikanfungsi tindak tutur ilokusi yang terdapat dalam dialog film “The Captain”《中国机长》.

1.5 Manfaat Penelitian

Sebuah penelitian dapat dikatakan berhasil apabila penelitian tersebut bermanfaat bagi peneliti, ilmu pengetahuan, dan masyarakat. Oleh sebab itu, hasil penelitian ini diharapkan akan dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun praktis.

1.5.1 Manfaat Teoritis

Secara teoritis, penelitian ini diharapkan agar pembaca menambah pengetahuan dalam kajian ilmu pragmatik, yang mengkhususkan ke dalam jenis dan fungsi tindak tutur ilokusi yang terdapat dalam dialog film berbahasa Mandarin “The Captain”《中国机长》.

1.5.2 Manfaat Praktis

Secara praktis, penelitian ini diharapkan agar para pembaca menambah pengetahuannya dalam kajian tindak tutur ilokusi yang memfokuskan pada dialog film “The Captain”. Diharapkan penelitian ini nantinya dapat dijadikan pedoman dalam penelitian selanjutnya serta dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran tentang tuturan yang terdapat dalam tindak tutur baik jenis-jenisnya maupun fungsinya khususnya dalam bahasa Mandarin.

(17)

7 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep

Menurut Kridalaksana (2018:132), konsep adalah gambaran yang bersifat mentalis dari hal-hal, runtutan perubahan, serta hal lain yang ada di luar bahasa, dan membutuhkan pemahaman dalam penggunaan makna. Adapun konsep dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

2.1.1 Pragmatik

Di dalam buku J.L. Austin yang berjudul How to Do Things with Words, Pragmatik merupakan ilmu yang mengkaji tentang bahasa yang digunakan dalam berkomunikasi yang mengkhususkan hubungan antar kalimat dengan kejelasan makna dan keadaan yang merujuk pada kalimat tersebut (Jumanto, 2017:36).

Pragmatik adalah ilmu yang mengkaji tentang penyampaian makna oleh pembicara (penutur) atau yang ditafsirkan oleh pendengar (mitra tutur) yang mengakibatkan penelitian ini menganalisis sesuatu yang lebih berkaitan dengan maksud penutur daripada memisahkan penggunaan makna kata atau frasa dalam ujaran yang sama. Dengan demikian, Yule memberikan definisi pragmatik sebagai ilmu yang meneliti makna penutur, bidang yang mempelajari makna berdasarkan konteks, bidang yang meneliti makna yang dituturkan, dan penelitian yang merujuk pada makna dalam komunikasi penutur dan aspek yang meneliti dalam acuan mengekspresikan sesuatu sesuai dengan tingkat keakraban dalam berinteraksi sosial yang mengidentifikasi orang-orang yang ikut dalam suatu pembicaraan (Yule, 2006:3-4).

Levinson (dalam Putrayasa, 2014:23-24) menjelaskan bahwa ada kurang lebih tujuh pengertian pragmatik, diantaranya adalah untuk memahami makna kata-kata manusia, pembicara harus mengetahui makna dari kata yang diujarkan dan hubungan tata bahasa antarkata serta dapat menarik kesimpulan dan menghubungkan apa yang diasumsikan atau yang telah dikatakan. Levinson juga

(18)

8

mengemukakan, ilmu tentang hubungan antara bahasa dan uraian kalimat sebagai dasar dari penjelasan pengertian bahasa disebut dengan pragmatik.

Berdasarkan penjelasan yang telah dipaparkan oleh Yule dan Levinson sebelumnya, Putrayasa (2014:14) Mendefinisikan pragmatik sebagai penggunaan bahasa yang menelaah untuk menuangkan maksud dalam berkomunikasi dalam bertindak dengan uraian kalimat dan situasi ujaran.

Berdasarkan ungkapan di atas, kesimpulannyaialah pragmatik merupakan cabang ilmu bahasa yang mempelajari struktur bahasa secara eksternal, yakni bagaimana satuan kebahasaan itu digunakan di dalam komunikasi. Secara umum, pragmatik dapat diartikan sebagai studi bahasa yang telah dikaitkan dengan konteks yang mendasari interpretasi pemahaman bahasa mengenai penggunaan bahasa. Hal ini menunjukkan bahwa pragmatik adalah studi kebahasaan yang terikat konteks.

2.1.2 Tindak Tutur

Tindak tutur atau ‘pertuturan’/speech act, speech event adalah Sebuah ujaran kalimat yang memperjelas maksud penutur atau pembicara dimengerti si pendengar atau mitra tutur (Kridalaksana dalam Putrayasa, 2014:85).Tindak tutur adalah presentasi pribadi secara psikologis dan ditentukan oleh kemampuan bahasa pembicara untuk menghadapi suatu situasi. Yule (2006:81-82) mengemukakan bahwa dalam upaya untuk mengekspresikan diri, dengan cara menghasilkan ucapan yang mengandung kata-kata dan struktur tata bahasa, serta juga dapat menunjukkan perbuatan melalui ucapan. Perbuatan yang ditampilkan melalui ujaran biasanya disebut sebagai tindak tutur.

Putrayasa (2014:86) menegaskan bahwa tindak tutur adalah penggunaan bahasa yang digunakan oleh seseorang kepada lawan tuturnya dengan maksud menyampaikan suatu hal. Penyampaian makna haruslah dapat dimengerti berdasarkan bahasa yang digunakan untuk berbicara, serta dapat ditentukan oleh aspek komunikasi yang dapat diterima dengan baik termasuk situasi berkomunikasi.

(19)

9

Austin juga menegaskan, dalam kata-kata yang diujarkan terdapat banyak hal yang berbeda yang bisa diujarkan. Menurutnya sebuah tuturan ialah pernyataan tentang sebuah informasi yang menyatakan sebuah perbuatan.

Milanowski juga mengatakan, dalam beberapa kasus penggunaan sebuah ujaran untuk membentuk perbuatan, bahkan dalam istilah yang ekstrim, dengan kata lain bahwa suatu tindakan tersebutlah yang merupakan tuturan itu sendiri.

Sederhananya, dapat diartikan bahwa tindak tutur ialah tuturan yang terealisasikan dengan tindakan ataupun sebaliknya (Putrayasa, 2014:86).

Berdasarkan hal di atas, kesimpulannya ialah tindak tutur adalah aktivitas atau perbuatan dalam tuturan yang memiliki makna, maksud serta tujuan yang ingin disampaikan penutur kepada mitra tuturnya sesuai dengan konteks yang bersangkutan.

Searle (dalam Putrayasa, 2014:87) menyatakan bahwa ada tiga jenis tindakan secara pragmatisnya yang bisa dicapai oleh seorang penutur, yaitu tindak lokusi (locutionary act), tindak ilokusi (ilucotionary act),dan tindak perlokusi (perlocutionary act).

2.1.3 Tindak Tutur Ilokusi

John Austin membagi tuturan menjadi tiga jenis, yaitu tuturan lokusi, ilokusi, dan perlokusi. Maka Searle (dalam Putrayasa, 2014:89-90) membagi berdasarkan kategorinya menjadi lima, sebagai berikut:

1) Asertif (Assertives): bertujuan untuk menyampaikan sesuatu yang berkaitan dengan validitas proposisi atau pernyataan yang diungkapkan, misalnya, menerima, menolak, mengusulkan, membual, mengeluh, berpendapat, atau melaporkan.

2) Direktif (Directives): bertujuan meminta lawan tutur melakukan sesuatu untuk menghasilkan suatu efek terhadap tindakan yang dilakukan oleh penutur; misalnya, memesan, memerintah, memohon, menuntut, memberi nasihat.

(20)

10

3) Komisif (Commissive): bertujuan untuk menyampaikan sesuatu yang terikat pada suatu tindakan di masa depan, misalnya, menjanjikan, meyakinkan, menawarkan.

4) Ekspresif (Expressive): memiliki tujuan mengungkap sikap psikologis penutur, misalnya, mengucapkan selamat, permintaan maaf, mengucapkan terima kasih, memuji, mengungkapkan perasaan.

5) Deklarasi (Declaration): memiliki tujuan mengungkapkan pernyataannya menampakkan pada adanya kesesuaian dengan realitas keberhasilan pelaksananya, misalnya, mengundurkan diri, memecat, memberi nama, menjatuhkan hukuman, mengucilkan atau membuang, mengangkat (pegawai).

2.1.4 Dialog

Dialog merupakan komunikasi antara dua atau lebih orang, atau komunikasi yang memiliki tingkat makna dan kemampuan tinggi yang mencakup keahlian untuk mendengarkan atau didengarkan, dan juga untuk berbagi pendapat satu sama lain. Menurut Wikipedia, dialog adalah sastra dan teater yang terdiri dari percakapan lisan dan tertulis antara dua orang atau lebih.

2.1.5 Film The Captain

Film adalah hasil dari alat budaya dan ekspresi artistik. Film sebagai komunikasi kelompok adalah campuran dari berbagai teknologi seperti fotografi, rekaman suara, seni rupa, seni teater sastra, arsitektur, dan seni musik (Effendy, 1986:239).

Film “The Captain”adalah film drama Tiongkok tahun 2019. Film ini terinspirasi oleh kisah nyata insiden penerbangan Sichuan Airlines 3U8633pada tanggal 14 Mei 2018, film inidirilis di Tiongkok pada tanggal 30 September 2019.

Film ini bercerita tentang bagaimana kapten Sichuan Airlines Liu Chuanjian menyelamatkan nyawa 119 penumpang dengan penanganannya yang tenang dari pendaratan darurat.Nama-nama pemeran serta kejadian didramatisir.Film yang disutradarai oleh Andrew Lau dan diproduseri oleh Li Jinwen ini yang bercerita

(21)

11

tentang Kapten Liu Chuanjian yang memiliki nama asli Zhang Hanyu, bersiap untuk melakukan penerbangan standar dari kota Chongqing ke kota Lhasa bersama dengan co-pilot dan staff lainnya. Film ini meraih peringkat kedua dan meraup 500 juta yuan dalam penjualan tiket bioskop. Berdasarkan peristiwa nyata, film ini menggambarkan tindakan heroik seorang kapten Sichuan Airlines yang pada Mei 2018 mendaratkan penerbangan setelah perjuangan 20 menit dengan hilangnya tekanan kabin. Terbang dari Chongqing ke Lhasa, Tibet, kaca depan tiba-tiba pecah pada ketinggian 32.000 kaki dan co-pilot terhisap setengah jalan dari jendela. Tak satu pun penumpang yang terluka dalam pertemuan itu. Film

“The Captain”berdurasi 111 menit atau sekitar 1 jam 51 menit.

2.2 Landasan Teori

Teori adalah pengetahuan tentang sekumpulan konsep, definisi, dan proposal yang disusun secara sistematis (Sugiyono, 2014:54). Adapun teori yang dipakai dalam penelitian ini sangat berkaitan erat dengan pragmatik yaitu sebagai berikut.

2.2.1 Tindak tutur

Tindak tutur atau ‘pertuturan’/speech act, speech event adalah Sebuah ujaran kalimat yang memperjelas maksud penutur atau pembicara dimengerti si pendengar atau mitra tutur (Kridalaksana dalam Putrayasa, 2014:85).Tindak tutur adalah presentasi pribadi secara psikologis dan ditentukan oleh kemampuan bahasa pembicara untuk menghadapi suatu situasi. Yule (2006:81-82) mengemukakan bahwa dalam upaya untuk mengekspresikan diri, dengan cara menghasilkan ucapan yang mengandung kata-kata dan struktur tata bahasa, serta juga dapat menunjukkan perbuatan melalui ucapan. Perbuatan yang ditampilkan melalui ujaran biasanya disebut sebagai tindak tutur.

Putrayasa (2014:86) menegaskan bahwa tindak tutur adalah penggunaan bahasa yang digunakan oleh seseorang kepada lawan tuturnya dengan maksud menyampaikan suatu hal. Penyampaian makna haruslah dapat dimengerti berdasarkan bahasa yang digunakan untuk berbicara, serta dapat ditentukan oleh

(22)

12

aspek komunikasi yang dapat diterima dengan baik termasuk situasi berkomunikasi.

Austin juga menegaskan, dalam kata-kata yang diujarkan terdapat banyak hal yang berbeda yang bisa diujarkan. Menurutnya sebuah tuturan ialah pernyataan tentang sebuah informasi yang menyatakan sebuah perbuatan.

Milanowski juga mengatakan, dalam beberapa kasus penggunaan sebuah ujaran untuk membentuk perbuatan, bahkan dalam istilah yang ekstrim, dengan kata lain bahwa suatu tindakan tersebutlah yang merupakan tuturan itu sendiri.

Sederhananya, dapat diartikan bahwa tindak tutur ialah tuturan yang terealisasikan dengan tindakan ataupun sebaliknya (Putrayasa, 2014:86).

Berdasarkan hal di atas, kesimpulannya ialah tindak tutur adalah aktivitas atau perbuatan dalam tuturan yang memiliki makna, maksud serta tujuan yang ingin disampaikan penutur kepada mitra tuturnya sesuai dengan konteks yang bersangkutan.Austin (dalam Jumanto, 2017:70-74) membagi tindak tutur menjadi tiga macam tindakan yaitu sebagai berikut:

a) Tindak Lokusi

Tindak Lokusi (locutionary act) adalah tindak tutur untuk menyatakan sesuatu, biasanya disebut sebagai The Act of Saying Something (Rahardi, 2009; Sumarsono, 2009 dalam Putrayasa, 2014:87). Rohmadi (2004:30) mendefinisikan tindak tutur tempat sebagai perilaku yang paling mudah dikenali, karena pengakuan ini tidak mempertimbangkan konteks ujaran.

Tuturan diujarkan hanya sebagai tindak untuk menyampaikan informasi.

Contoh:

Ikan paus adalah binatang mamalia terbesar di samudra. (Putrayasa, 2014:87) Tuturan di atas merupakan tindak tutur lokusi. Pengutaraan tuturan tersebut hanya sebagai informasi suatu hal tanpa adanya tindakan untuk melakukan sesuatu, apalagi untuk memberikan pengaruh kepada lawan tuturnya. Kalimat di atas hanya sebuh informasi yang tidak mempunyai dampak apa-apa terhadap mitra tuturnya.

(23)

13 b) Tindak Ilokusi

Tindak Ilokusi (Ilocutionary act) adalah tindak tutur yang berfungsi utnuk menginformasikan sesuatu, dapat juga digunakan untuk melakukan sesuatu. Tindak tutur ini biasanya disebut sebagai The Act of Doing Something, dimana tuturannya memiliki daya maksud dan tujuan (Rahardi, 2009; Sumarsono, 2009 dalam Putrayasa 2014:87). Tindak tutur ilokusi adalah apa yang ingin dicapai oleh penuturnya pada waktu menuturkan sesuatu dan dapat merupakan tindakan menyatakan, berjanji, meminta maaf, mengancam, meramalkan, memerintah, meminta dan lain sebagainya.

Tindak ilokusi ini dapat dikatakan sebagai bagian terpenting dalam kajian dan pemahaman tindak tutur (Nadar dalam Putrayasa, 2014:87).

John Austin membagi tuturan menjadi tiga jenis, yaitu tuturan lokusi, ilokusi, dan perlokusi. Maka Searle (dalam Putrayasa, 2014:89-90) membagi berdasarkan kategorinya menjadi lima, sebagai berikut:

1. Asertif (Assertives): bertujuan untuk menyampaikan sesuatu yang berkaitan dengan validitas proposisi atau pernyataan yang diungkapkan, misalnya, menerima, menolak, mengusulkan, membual, mengeluh, berpendapat, atau melaporkan.

2. Direktif (Directives): bertujuan meminta lawan tutur melakukan sesuatu untuk menghasilkan suatu efek terhadap tindakan yang dilakukan oleh penutur; misalnya, memesan, memerintah, memohon, menuntut, memberi nasihat.

3. Komisif (Commissive): bertujuan untuk menyampaikan sesuatu yang terikat pada suatu tindakan di masa depan, misalnya, menjanjikan, meyakinkan, menawarkan.

4. Ekspresif (Expressive): memiliki tujuan mengungkap sikap psikologis penutur, misalnya, mengucapkan selamat, permintaan maaf, mengucapkan terima kasih, memuji, mengungkapkan perasaan.

5. Deklarasi (Declaration): memiliki tujuan mengungkapkan pernyataannya menampakkan pada adanya kesesuaian dengan realitas keberhasilan pelaksananya, misalnya, mengundurkan diri, memecat,

(24)

14

memberi nama, menjatuhkan hukuman, mengucilkan atau membuang, mengangkat (pegawai).

Contoh:

Rambutmu sudah panjang. (Putrayasa, 2014:87-88)

Tuturan merupakan tindak tutur ilokusi pernyataan atau menyatakan.

Tuturan ini bila diujarkan oleh seorang ayah kepada anak perempuannya, kemungkinan berfungsi untuk menyatakan rasa kagumnya. Namun, bila diutarakan oleh seorang ayah kepada anak lelakinya, kalimat terebut memiliki maksud untuk menyuruh atau memerintah agar anak tersebut memotong rambutnya.

Dari uraian tersebut sudah jelas bahwa tindak ilokusi sangat sukat untuk diidentifikasikan karena harus terlebih dulu mempertimbangkan penutur dan lawan tuturnya, kapan dan dimana tindak tutur itu terjadi, dan sebagainya. Dengan demikian, tindak tutur ilokusi merupakan bagian yang terpusat atau terpenting untuk memahami tindak tutur.

c) Tindak Perlokusi

Tindak Perlokusi (perlocutionary act) adalah tindak tutur yang pengutaraannya dimaksudkan untuk mempengaruhi lawan tutur. Tindak tutur ini disebut sebagai The Act of Affecting Some One. Yule (2006:84) mendefinisikan tindak perlokusi adalah apa yang dituturkan bergantung pada keadaan, dengan mengasumsikan bahwa pendengar mengenali akibat yang ditimbulkan dari apa yang dipertuturkan.

Contoh:

Rumahnya jauh. (Putrayasa, 2014:88)

Tuturan di atas adalah tindak tutur ilokusi yang memiliki efek perlokusi bagi pendengarnya. Diuraikan oleh seseorang kepada ketua organisasinya, maka ilokusinya adalah secara tidak langsung menginformasikan bahwa orang yang dibicarakan tidak dapat terlalu aktif di dalam organisasinya. Adapun efek perlokusi yang diharapkan adalah agar ketua tidak terlalu banyak memberikan tugas kepada para anggota.

(25)

15

Tindak tutur ilokusi, Searle (dalam Leech, 1993:164-165) mengklasifikasikan tindak tutur ilokusi (ilocutionary act) dalam lima jenis tindak tutur, yaitu, Asertif (Assertives), Direktif (Directives), Komisif (Commissives), Ekspresif (Expressives), dan Deklarasi (Declarations).

2.2.2 Fungsi Tindak Tutur Ilokusi

Setiap kata atau frasa berisi maksud dan tujuan tertentu. Dalam hal ini, fungsi sosial tindak tutur ilokusi dapat dibagi menjadi empat jenis, menurut hubungan fungsi-fungsi ini dengan tujuan sosial dalam bentuk mempertahankan perilaku sopan dan hormat (Leech dalam Putrayasa, 2014:90). Leech mengklasifikasikan fungsi ilokusi sbb:

1) Kompetitif (Competitive), suatu tuturan dengan tujuan ilokusi yang bersaing dengan tujuan sosialyang termasuk tidak sopan, misalnya, meminta, menuntut, memerintah, memohon,dan menolak.

2) Menyenangkan (Convival), tujuan ilokusi sejalan dengan tujuan sosial, misalnya mengajak, menawarkan, menyapa, mengucapkan terima kasih, mengucapkan selamat.

3) Bekerjasama (Collaborative), tujuan ilokusi ini tidak menghiraukan tujuan sosial, misalnya, melapor, mengajarkan, mengumumkan, menyatakan (menerima).

4) Bertentangan (Conflictive), tujuan ilokusi ini bertentangan dengan tujuan sosial, misalnya, mengancam, menuduh, menyumpahi, memarahi, mengkritik.

2.3 Kajian Relevan

Parapat (2019) dalam skripsinya yang berjudul “Analisis Tindak Tutur Ilokusi dalam Dialog Film Full Circle Karya Zhang Yang : Kajian Pragmatik ( 《 飞 越 老 人 院 》 电 影 对 话 中 的 言 外 之 意 行 为 分 析 : 语 用 学 研 究 )”

mendeskripsikan bentuk-bentuk tindak tutur ilokusi dan fungsi tindak tutur ilokusi yang terdapat dalam film Full Circle 《 飞 越 老 人 院 》 . Penelitian ini menggunakan teori tindak tutur oleh Searle dan Leech. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian jenis desktiptif kualitatif. Data dikumpulkan dengan

(26)

16

menggunakan metode simak. Penilitian ini membantu penulis dalam memahami suatu fenomena bahasa yang berupa jenis dan fungsi tindak tutur ilokusi yang terdapat dalam dialog film tersebut. Perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian terdahulu ialah adalah objek penelitian, teori serta teknik dalam menganalisis data, penelitian ini memfokuskan pada teori tindak tutur oleh Searle dan Leech, dan untuk proses analisis datanya menggunakan tiga tahapan, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

Triyani (2017) dalam skripsinya yang berjudul “Analisis Tindak Tutur dalam Acara Variety Show Running Man 《奔跑吧兄弟》: Kajian Pragmatik (《奔跑吧兄弟》综艺节目中的言语行为分析:语用学研究 (《Bēnpǎo ba xiōngdì 》 zōngyì jiémù zhōng de yányǔ xíngwéi fēnxī : Yǔyòngxué yánjiū) mendeskripsikan jenis-jenis tindak tutur ilokusi beserta fungsinya, yakni dalam setiap tuturan para anggota, PD, dan bintang tamu dalam acara variety show Running Man 《奔跑吧兄弟》pada episode delapan dan sembilan yang tayang pada season ke empat di tahun 2016. Penelitian ini menggunakan teori tindak tutur oleh Austin. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian jenis desktiptif kualitatif. Data dikumpulkan dengan menggunakan metode simak.

Penilitian ini membantu penulis dalam memahami suatu fenomena bahasa yang berupa jenis dan fungsi tindak tutur ilokusi yang terdapat dalam acara variety show Running Man 《奔跑吧兄弟》. Perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian terdahulu ialah adalah objek penelitian, teori serta teknik dalam menganalisis data, penelitian ini memfokuskan pada teori tindak tutur oleh Austin dan Searle, dan untuk proses analisis datanya menggunakan tiga tahapan, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

Kusumaningsih (2016) dalam skripsinya yang berjudul “Tindak Tutur Ilokusi dalalm Film Hors de Prix Karya Pierre Salvadori” mendeskripsikan jenis dan fungsi tindak tutur ilokusi yang terdapat pada percakapan antarpemain dalam film Hors de Prix. Perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian terdahulu ialah objek penelitian, teori, penelitian ini memfokuskan pada teori tindak tutur oleh Searle. Metode penelitian yang digunakan menggunakan metode padan. Data

(27)

17

dikumpulkan dengan menggunakan metode simak serta menggunakan komponen tutur PARLANT untuk menentukan konteks data. Penelitian ini juga menerapkan validitas semantis.

Sari (2016) dalam skripsinya yang berjudul “Tindak Tutur Ilokusi dalam Dialog Film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk Karya Buya Hamka Kajian Pragmatik” mendeskripsikan makna pragmatis dari tindak tutur ilokusi yang diujarkan oleh para tokoh dan mendeskripsikan bentuk tindak tutur ilokusi yang terdapat dalam dialog film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk Karya Buya Hamka. Penelitian ini menggunakan metode Deskriptif Kualitatif. Pengumpulan data menggunakan metode simak bebas libat cakap dan teknik catat.

Menggunakan teori oleh Austin. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian jenis desktiptif kualitatif. Pengumpulan daata dengan menggunakan metode simak makna pragmatis dari tindak tutur ilokusi yang diujarkan oleh para tokoh dalam film dan mendeskripsikan bentuk tindak tutur ilokusi yang terdapat dalam dialog film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk Karya Buya Hamka.

Setyanto (2015) dalam skripsinya yang berjudul “Tindak Tutur Ilokusi dalam Dialog Film 5cm Karya Rizal Mantovani (Sebuah Tinjauan Pragmatik)”

mengkaji tindak tutur ilokusi dan menggali maksud tindak tutur ilokusi dalam film 5cm Karya Rizal Mantovani. Jenis penelitian yang digunakan ialah penelitian deskriptif kualitatif. Pengumpulan data dengan menggunakan metode simak dengan teknik dasar teknik sadap dilanjutkan dengan teknik simak bebas libat cakap kemudian teknik catat. Perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian terdahulu ialah objek penelitian, teori, serta teknik dalam menganalisi data.

Penelitian ini memfokuskan pada teori tindak tutur oleh Searle.

(28)

18 BAB III

METODE PENELITIAN

Bab ini memaparkan tentang metode penelitian atau tata cara bagaimana suatu penelitian dilaksanakan, yang melingkupi jenis penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bertujuan untuk memahami kejadian-kejadian yang dialami subjek penelitian, seperti tingkah laku, tanggapan, motivasi, perbuatan, dan sebagainya (Moleong, 2005:6).

Berdasarkan penjelasan mengenai penelitian kualitatif, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tindak tutur ilokusi dalam dialog film “The Captain”

《中国机长》melalui kata-kata atau tuturan-tuturan yang diujarkan. Metode pada penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan suatu fenomena bahasa yang berupa jenis-jenis tindak tutur ilokusi beserta fungsinya dalam dialog film “The Captain”《中国机长》.

3.2 Data dan Sumber Data

Data dalam penelitian ini adalah dialog yang mengandung jenis-jenis tindak tutur ilokusi dan fungsi tindak tutur ilokusi pada dialog film “The Captain”《中 国机长》.

Sumber data dalam penelitian ini adalah film “The Captain”《中国机长》, bahasa yang digunakan dalam film tersebut adalah bahasa Mandarin yang diperoleh dari situs internet di youtube.com dengan cara mengunduhnya. Film

“The Captain” adalah film drama Tiongkok tahun 2019. Film ini terinspirasi oleh kisah nyata insiden penerbangan Sichuan Airlines 3U8633 pada tanggal 14 Mei 2018, film inidirilis di Tiongkok pada tanggal 30 September 2019. Film ini bercerita tentang bagaimana kapten Sichuan Airlines Liu Chuanjian menyelamatkan nyawa 119 penumpang dengan penanganannya yang tenang dari pendaratan darurat. Nama-nama pemeran serta kejadian didramatisir. Film ini

(29)

19

disutradarai oleh Andrew Lau (刘伟强) dan diproduseri oleh Li Jinwen yang dibintangi oleh Zhang Hanyu (张涵于) sebagai Liu Chuanjian, Ou Hao (欧嚎) sebagai Xu Yichen, Du Jiang (杜江) sebagai Liang Dong, Yuan Quan (袁泉) sebagai Binan, Zhang Tiannai (张天爱) sebagai Huang Jia, Li Qin (李沁) sebagai Zhou Yawen.

Gambar 3.2 Cover Film “The Captain” 《中国机长》

Film yang akan diteliti memiliki durasi 111 menit atau sekitar 1 jam 51 menit yang tayang pada tahun 2019.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Pada penelitian ini, data dikumpulkan dengan menggunakan metode simak.

Metode simak berupa penyimakan, yaitu menyimak penggunaan bahasa. Dalam penerapannya, penelitian ini menyimak tuturan yang diujarkan oleh para pemain film “The Captain”《中国机长》pada tahun 2019 yang telah diunduh dari situs youtube.com.

Sudaryanto (2015: 6) mengemukakan bahwa tahap penyediaan data adalah ketika peneliti berusaha menyediakan atau mengumpulkan data yang cukup.

Penelitian ini menggunakan teknik simak catat. Sudaryanto (2015:203)

(30)

20

mengatakan bahwa metode simak adalah metode yang digunakan dalam penelitian bahasa dengan cara menyimak penggunaan bahasa pada objek yang akan diteliti.

Seperti yang telah dikemukakan oleh Tarigan (1986: 15), menyimak adalah proses mendengarkan simbol lisan melalui konsentrasi, pemahaman, apresiasi dan interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap atau pesan dan memahami makna komunikasi yang disampaikan oleh penutur melalui tuturan yang diujarkan atau bahasa lisan.

Setelah melakukan teknik simak, peneliti menggunakan teknik catat untuk merekam semua tuturan-tuturan yang berisi jenis dan fungsi tindak tutur ilokusi.

Teknik catat adalah pencatatan hasil mendengarkan yang dapat dibuat menggunakan alat tulis tertentu (Sudaryanto, 2015:205-206). Adapun langkah- langkah yang dilakukan dalam pengumpulan data sebagai berikut:

1) Peneliti menonton dan menggunakan metode simak untuk menyimak tuturan-tuturan antara para pemain film dengan subtitle pada film “The Captain”《中国机长》.Menggunakan metode ini, peneliti menyimak, mengamati dengan cermat semua tuturan pada dialog tersebut dengan cara mengamati dengan mengulang-ulang untuk mendapatkan tuturan-tuturan yang mengandung jenis-jenis tindak tutur ilokusi dan fungsinya.

2) Melakukan teknik catat, yaitu mencatat tuturan-tuturan yang memiliki jenis dan fungsi tindak tutur ilokusi, kemudian menggaris bawahi tuturan yang diduga termasuk dalam jenis ilokusi denganmenyediakan pengkodean data.

Contoh:

副驾驶 :行了哥 行了。别往前开了。

Fù jiàshǐ Xíngle gē xíngle. Bié wǎng qián kāile.

驾驶 :不能站跑道其他飞机还要停。

Jiàshǐ Bùnéng zhàn pǎodào qítā fēijī hái yào tíng.

(TC/01:21:45) Keterangan:

TC : The Captain (Judul Film) 01:21:45 : Waktu tuturan

(31)

21 3.4 Teknik Analisis Data

Pada penelitian ini data akan dianalisis dengan menggunakan metode Miles dan Huberman. Miles dan Huberman (1992:16) menerapkan adanya tiga alur kegiatan yang dapat dilakukan untuk menganalisis data dalam penelitian kualitatif, yaitu sebagai berikut:

1) Reduksi data

Reduksi data memiliki arti sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada data-data yang dibutuhkan sebagai bahan penelitian. Pada tahap ini dilakukan pemilihan data berupa tuturan dialog film yang mengandung jenis- jenis dan fungsi tindak tutur ilokusi, dan kemudian akan dianalisis.

Contoh : (1). Dialog

空姐 :请问需要我帮您吗?

Qǐngwèn xūyào wǒ bāng nín ma?

Pramugari : (Permisi, bisa saya bantu?)

乘客 : 谢谢!

Xièxiè!

Penumpang : (Terimakasih) (TC/17:24)

Tuturan di atas menunjukkan tindak tutur ilokusi komisif menawarkan.

Tuturan ini diujarkan oleh penutur pramugari kepada petutur penumpang.

Tuturan ini diawali dengan situasi penutur pramugari yang mendekati para penumpang dengan maksud untuk menawarkan bantuan untuk meletakkan barang penumpang ke bagasi pesawat. “需要我帮您” xūyào wǒ bāng nín

“ bisa saya bantu” merupakan penanda tindak tutur komisif.

Tindak tutur ilokusi komisif di atas memiliki fungsi menyenangkan.

Hal ini ditandai oleh adanya tindak menawarkan pada tuturan penutur pramugari pada kata “需要我帮您” xūyào wǒ bāng nín “bisa saya bantu”, maksud dan tujuannya mengacu pada kepentingan petutur yaitu untuk memberikan bantuan agar misi yang dijalankan petutur dapat terselesaikan.

(32)

22 2) Penyajian Data

Dalam penelitian ini penyajian data merupakan penyajian keseluruhan data dari hasil reduksi. Semua data yang dikumpulkan selama fase reduksi disajikan dalam bentuk tabel terlampir pada halaman lampiran tesis. Data yang diberikan akan diberi kode sesuai dengan jenis dan fungsi dari kata kerja yang salah berbicara. Kode yang digunakan adalah sebagai berikut.

Jenis Tindak Tutur Ilokusi Kode

Asertif AS

Direktif DR

Komisif KM

Ekspresi EK

Deklarasi DK

Tabel 3.4.1 Kode Jenis Tindak Tutur Ilokusi 3) Penarikan Kesimpulan

Tahap terakhir yang dilakukan adalah penarikan. Kesimpulan ini adalah bagian dari satu aktivitas dari komposisi penuh atau utuh. Hasil kesimpulan pada analisis data ini berupa gambaran tentang jenis-jenis dan fungsi tindak tutur ilokusi yang terdapat dalam dialog pada film “The Captain”《中国机长》

tahun 2019 sesuai dengan rumusan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya.

(33)

23 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada Bab IV ini berisi tentang hasil dan pembahasan mengenai jenis-jenis dan fungsi tindak tutur ilokusi dalam dialog film “The Captain”《中国机长》

yang berdurasi 111 menit atau sekitar 1 jam 51 menit yang tayang pada tahun 2019.

4.1 Tindak Tutur Ilokusi dalam Dialog Film “The Captain”《中国机长》

Tindak tutur ilokusi (Illocutionary act) adalah tindak tutur yang berfungsi untuk menginformasikan sesuatu, dapat juga digunakan untuk melakukan sesuatu.

Tindak tutur ini dapat dinyatakan dengan ungkapan bahasa inggris yaitu The Act of Doing Something, yang mana tuturannya memiliki daya maksud dan tujuan (Rahardi, 2009; Sumarsono, 2009 dalam Putrayasa 2014:87).

Tindak tutur ilokusi ini dapat dikatakan sebagai tindak terpenting dan menjadi pusat perhatian dalam kajian dan teori tindak tutur. Seorang pakar linguistik pragmatik yaitu Searle membagi tindak tutur ilokusi menjadi lima jenis tindakan, yaitu asertif (assertives), direktif (directives), komisif (Commissives), ekspresif (expressives), dan deklarasi (declarations) (Putrayasa, 2014:89-90).

Tindak tutur ilokusi yang terdapat dalam dialog film “The Captain”《中国 机长》adalah tindak tutur asertif, tindak tutur direktif, tindak tutur komisif, tindak tutur ekspresif, dan tindak tutur deklarasi. Berdasarkan hasil penelitian, dapat dilihat bahwa jenis tindak tutur ilokusi dalam dialog film “The Captain”《中国 机长》, yaitu tindak tutur asertifsejumlah 17 data, tindak tutur direktif sejumlah 19 data, tindak tutur komisif sejumlah 11 kata, tindak tutur ekspresif sejumlah 16 data, dan tindak tutur deklarasi sejumlah 1 data. Pemaparannya dapat dilihat pada table berikut.

Nomor Jenis Tindak Tutur Ilokusi Kode Jumlah 1 Tindak tutur asertif AS 17

(34)

24

2 Tindak tutur direktif DR 19 3 Tindak tutur Komisif KM 11 4 Tindak tutur Ekspresif EK 16 5 Tindak tutur Deklarasi DK 1

Jumlah keseluruhan 64 Tabel 4.1

Jenis Tindak Tutur Ilokusi dalam dialog film “The Captain”《中国机长》

Tabel di atas menunjukkan bahwa jenis tindak tutur direktif adalah tindak tutur yang paling sering digunakan dalam dialog film “The Captain”《中国机 长》. Hal ini dapat dilihat dari jumlah tindak tutur direktif yang berjumlah 19 data dari 64 data yang ada. Hal tersebut menandakan bahwa dalam film “The Captain”

《 中 国 机 长 》 penutur lebih sering meminta lawan tutur untuk melakukan sesuatu. Adapun pembahasan jenis-jenis tindak tutur ilokusi tersebut sebagai berikut.

4.1.1 Asertif (Assertives)

Tindak tutur asertif (assertive) merupakan tindak tutur yang bertujuan untuk menyampaikan sesuatu yang berkaitan dengan validitas proposisi atau pernyataan yang diungkapkan, misalnya, menerima, menolak, mengusulkan, membual, mengeluh, berpendapat, atau melaporkan (Searle dalam Putrayasa, 2014:89).

Adapun bentuk tindak tutur asertif yang ditemukan pada dialog film “The Captain”《中国机长》adalah sebagai berikut:

2). Dialog

空姐 :那你的意思是我们都想见你呗

Kōngjiě Nà nǐ de yìsi shì wǒmen dōu xiǎngjiàn nǐ bei Pramugari : (Maksudmu kita ditakdirkan bertemu… begitu?)

副驾驶 : 当然我也是想见你们了

Fù jiàshǐ Dāngrán wǒ yěshì xiǎngjiàn nǐmenle

Co-pilot : (Tentu, aku juga ingin bertemu kalian semua)

(35)

25 (Data 2: TC/00:08:54 – 00:08:57)

Tuturan di atas termasuk ke dalam jenis asertif menyatakan. Tuturan ini diujarkan oleh Co-Pilot kepada petutur pramugari yang sedang sarapan sebelum penerbangan. Tuturan ini ditandai dengan pernyataan Co-Pilot bahwasanya mereka ditakdirkan untuk bertemu. Tindak tutur menyatakan dalam hal ini ditandai dengan kalimat “我也是想见你们了” (wǒ yěshì xiǎngjiàn nǐmenle:

aku juga ingin bertemu kalian semua) yang memiliki arti sebagai ungkapan pernyataan isi hati penutur yang bertujuan untuk mengungkapkan apa yang penutur rasakan.

3). Dialog

空姐 I :等我签证下来,我就办一个国际航线。我就要满世界的飞,

到处玩

Kōngjiě I Děng wǒ qiānzhèng bù lái, wǒ jiù bàn yīgè guójì hángxiàn. Wǒ jiù yào mǎn shìjiè de fēi, dàochù wán.

Pramugari I : (Setelah aku mendapatkan visa, aku akanterbang di rute internasional dan berkeliling dunia)

空姐 II :艳遇不断,旅行愉快

Kōngjiě II Yànyù bùduàn, lǚxíng yúkuài Pramugari II : (Semoga kau lebih gembira) (Data 3: TC/00:27:03 – 00:27:12)

Tuturan di atas termasukke dalam jenis asertif menyatakan. Tuturan ini diujarkan oleh penutur pramugari I kepada petutur pramugari lainnya. Tuturan ini ditandai dengan situasi penutur yang akan menyampaikan suatu pernyataan terkait keinginannya setelah mendapatkan visa. Tindak tutur asertif menyatakan dalam hal ini ditandai oleh kalimat “我就要满世界的飞,到处玩” (Wǒ jiù yào mǎn shìjiè de fēi, dàochù wán: aku akan terbang di rute internasional dan berkeliling dunia).

(36)

26 4). Dialog

刘机长 :记得你后来成绩不错啊

Liú jī zhǎng Jìdé nǐ hòulái chéngjī bùcuò a

Kapten Liu : (Aku ingat nilaimu bagus di akademi)

副驾驶 :还行

Fù jiàshǐ Hái xíng

Co-Pilot : (Tak ada masalah) (Data 4: TC/00:31:55 – 00:31:59)

Tuturan di atas termasuk ke dalam jenis asertif menyatakan. Tuturan ini diujarkan oleh penutur Kapten Liu kepada petutur Co-Pilot yang ditandai dengan situasi penutur yang akan menyatakan suatu hal kepada Co-Pilot terkait nilainya di akademi. Tindak tutur asertif menyatakan dalam hal ini ditandai oleh kata “记” (Jìdé: ingat).

5). Dialog

刘机长的孩子 :妈妈,爸爸说狗送我当礼物,他早上还说,等下班回

来给我过生日。爸爸没事。

Liú jī zhǎng de háizi : Māmā, bàba shuō gǒu sòng wǒ dāng lǐwù, tā zǎoshang háishuō, děng xiàbān huílái gěi wǒguò shēngrì. Bàba méishì.

Anak Kapten Liu : (Mama, kata ayah anak anjing ini hadiah ultahku, dan katanya dia akan pulang merayakan ultahku. Ayah taka pa-apa)

妈妈 :是,没事的

Māmā Shì, méishì de

Mama : (Ya, dia baik-baik saja) (Data 5: TC/00:58:00 – 00:58:35)

Tuturan di atas termasuk ke dalam jenis asertif menyatakan. Tuturan ini diujarkan oleh penutur anak Kapten Liu kepada petutur mamanya yang ditandai

(37)

27

dengan situasi penutur yang menyatakan bahwa ayahnya memberikan anjing sebagai hadiah ulang tahunnya dan akan pulang untuk merayakan ulang tahun anaknya. Dalam hal ini ditandai oleh kalimat “他早上还说,等下班回来” (tā zǎoshang háishuō, děng xiàbān huílái: katanya dia akan pulang).

6). Dialog

空姐 I :请相信我们,我们受过专业的训练

Kōngjiě I Qǐng xiāngxìn wǒmen, wǒmen shòuguò zhuānyè de xùnliàn Pramugari I : (Mohon percaya pada kami, kami terlatih secara profesional)

空姐 II :这句话练了多少次啦?从来也没有用上过

Kōngjiě II Zhè jù huà liànle duōshǎo cì la? Cónglái yě méiyǒu yòng shàngguò

Pramugari II : (Sudah berapa kali kita menghapal itu? Kita tak pernah memakainya)

空姐 III :最好一辈子别用上

Kōngjiě III Zuì hǎo yībèizi bié yòng shàng Pramugari III : (Sebaiknya tak perlu diucapkan) (Data 6: TC/00:07:49 – 00:07:57)

Tuturan di atas termasuk ke dalam jenis asertif mengusulkan. Tuturan ini diujarkan oleh penutur pramugari III kepada mitra tutur yaitu dua pramugari lainnya. Tindak tutur ini ditandai dengan situasi penutur yang mengusulkan sesuatu kepada dua rekannya tersebut. Tindak tutur mengusulkan dalam hal ini ditandai dengan kata “最好” (Zuì hǎo: sebaiknya) dalam kalimat “最好一辈子别 用上” (Zuì hǎo yībèizi bié yòng shàng: sebaiknya tak perlu diucapkan).

7). Dialog

乘客 (男人) :您啊就抓紧时间睡一觉

Chéngkè Nín a jiù zhuājǐn shíjiān shuì yī jué Penumpang : (Tidurlah selagi kau bisa)

乘客 (老人):早知道去西藏这么颠,这不如在家逛早市

(38)

28

Chéngkè Zǎo zhīdào qù xīzàng zhème diān, zhè bùrú zàijiā guàng zǎo shì

Penumpang : (Harusnya aku di rumah saja, bukan malah ke Tibet) (Data 7: TC/00:26:35 – 00:26:39)

Tuturan di atas termasuk ke dalam jenis asertif mengusulkan. Tuturan ini diujarkan oleh penutur penumpang (laki-laki) kepada petutur penumpang (lelaki tua). Tuturan ini ditandai dengan situasi penutur yang mengusulkan kepada sang kakek agar beliau tidur selagi bisa dalam kondisi pesawat yang sedang mengalami guncangan. Tindak tutur asertif mengusulkan dalam hal ini ditandai oleh kalimat

“您啊就抓紧时间睡一觉” (Nín a jiù zhuājǐn shíjiān shuì yī jué: tidurlah selagi kau bisa).

8). Dialog

乘客 :姑娘,我们一起拴上吧

Chéngkè Gūniáng, wǒmen yīqǐ shuān shàng ba

Penumpang: (Kita bisa pakai sabuk pengaman yang sama)

空姐 :不成,您系好安全带

Kōngjiě Bùchéng, nín xì hǎo ānquán dài

Pramugari : (Jangan, terus pasang sabuk pengaman anda) (Data 8: TC/00:41:22 – 00:41:26)

Tuturan di atas termasuk ke dalam jenis asertif mengusulkan. Tuturan ini diujarkan oleh penutur penumpang kepada petutur pramugari yang ditandai dengan situasi penumpang mengusulkan agar mereka memakai sabuk pengaman yang sama saat pesawat mengalami guncangan yang hebat. Tindak tutur asertif mengusulkan dalam hal ini ditandai oleh kalimat “我们一起拴上吧” (wǒmen yīqǐ shuān shàng ba: kita bisa pakai sabuk pengaman yang sama).

9). Dialog

副驾驶 : 我觉得是因为在你的意识最深处你想见到某个人。然后我们今

天就相逢了

(39)

29

Fù jiàshǐ Wǒ juédé shì yīnwèi zài nǐ de yìshí zuìshēn chù nǐ xiǎngjiàn dào mǒu gèrén. Ránhòu wǒmen jīntiān jiù xiāngféngle

Co-pilot : (Kurasa, dalam hati nurani kita ada keinginan untuk bertemu.

Makanya, disinilah kita ketemu)

空姐 : 他好无聊,别理他

Kōngjiě Tā hǎo wúliáo,bié lǐ tā Pramugari : (Dasar payah,abaikan saja dia) (Data 9: TC/00:08:58 – 00:09:15)

Tuturan di atas termasuk ke dalam jenis asertif memprediksi. Tuturan ini diujarkan oleh penutur co-pilot kepada petutur pramugari dan seluruh kru yang sedang sarapan pada saat itu. Tuturan ini ditandai dengan situasi penutur co-pilot mencoba untuk memperkirakan sesuatu yang seharusnya mereka juga rasakan.

Tuturan tersebut ditandai dengan kata “ 我 觉 得 ” (Wǒ juédé: kurasa) dalam kalimat “我觉得是因为在你的意识最深处你想见到某个人” (Wǒ juédé shì yīnwèi zài nǐ de yìshí zuìshēn chù nǐ xiǎngjiàn dào mǒu gèrén: Kurasa, dalam hati nurani kita ada keinginan untuk bertemu).

10). Dialog

空姐 I :刚才那个小副驾好像对你有点意思啊

Kōngjiě I Gāngcái nàgè xiǎo fùjià hǎoxiàng duì nǐ yǒudiǎn yìsi a Pramugari I : (Kayaknya Co-Pilot menyukaimu)

空姐 II :他戴墨镜就是扮成熟

Kōngjiě II Tā dài mòjìng jiùshì bàn chéngshú Pramugari II : (Dia kira dirinya keren pakai kacamata) (Data 10: TC/00:21:15 – 00:21:22)

Tuturan di atas termasuk ke dalam jenis asertif memprediksi. Tuturan ini diujarkan oleh penutur pramugari kepada pramugari lainnya yang ditandai dengan situasi penutur yang mencoba memperkirakan sesuatu hal yang mungkin saja

(40)

30

terjadi terkait mitra tuturnya. Tindak tutur asertif memprediksi dalam hal ini ditandai oleh kata “刚才” (Gāngcái: Kayaknya).

11). Dialog

副驾驶 :机长,听签派的人说这条航线您飞了很多次了

Fù jiàshǐ Jī zhǎng, tīng qiān pài de rén shuō zhè tiáo hángxiàn nín fēile hěnduō cìle

Co-Pilot : (Kapten, kudengar dari pusat pengiriman kalau kau sudah sering terbang di rute ini?)

刘机长 :加上在空军的时候,前前后后飞了得有一百多次吧

Liú jī zhǎng Jiā shàng zài kōngjūn de shíhòu, qián qiánhòu hòu fēi liǎo dé yǒu yībǎi duō cì ba

Kapten Liu : (Sekitar 100 kali, termasuk selama misi selama Angkatan Udara) (Data 11: TC/00:31:10 – 00:31:20)

Tuturan di atas termasuk ke dalam jenis asertif memprediksi. Tuturan ini diujarkan oleh penutur Co-Pilot kepada petutur Kapten Liu yang ditandai dengan situasi penutur yang mendengar dari pusat pengiriman bahwa Kapten Liu sering melakukan penerbangan di rute ini dan mencoba untuk memprediksinya. Tindak tutur asertif memprediksi dalam hal ini ditandai oleh kalimat “听签派的人说”

(tīng qiān pài de rén shuō: kudengar dari pusat pengiriman) yang menunjukkan bahwa si penutur memberikan suatu perkiraan dari apa yang didengarnya.

12). Dialog

刘机长 :你腿没事吧

Liú jī zhǎng Nǐ tuǐ méishì ba Kapten Liu : (Kakimu tak apa-apa?)

副驾驶 :应该还行

Fù jiàshǐ Yīnggāi hái xíng Co-Pilot : (Ya, kayaknyabegitu) (Data 12: TC/01:32:55 – 01:33:01)

(41)

31

Tuturan di atas termasuk ke dalam jenis asertif memprediksi. Tuturan ini diujarkan oleh penutur Kapten Liu kepada petutur Co-Pilot. Tuturan ini diawali oleh ujaran petutur Co-Pilot yang menjawab pertanyaan Kapten Liu dengan memperkirakan bahwa kakinya tak apa-apa setelah mengalami pendaratan darurat.

Tindak tutur asertif memprediksi dalam hal ini ditandai oleh kalimat “应该还行”

(Yīnggāi hái xíng: Ya, kayaknya begitu).

13). Dialog

军官 :机长,飞机是好的.您签个字

Jūnguān Jī zhǎng, fēijī shì hǎo de.Nín qiān gè zì

Petugas : (Kapten, pesawat dalam kondisi baik. Silahkan tanda tangan)

机长 : 好了

Jī zhǎng Hǎole Kapten : (Baiklah)

军官 :谢谢!

Jūnguān Xièxiè!

Petugas : (Terimakasih) (Data 13: TC/00:13:22 – 00:13:28)

Tuturan di atas termasuk ke dalam jenis asertif melaporkan. Tuturan ini diujarkan oleh penutur petugas kepada petutur pilot. Tuturan ini ditandai dengan situasi penutur petugas yang sedang melaporkan pesawat dalam keadaan baik.

Tuturan tersebut ditandai dengan kalimat “机长,飞机是好的” (Jī zhǎng, fēijī shì hǎo de: Kapten, pesawat dalam kondisi baik).

14). Dialog

空姐 I : 今日早餐 124 份无特殊餐例,报告完毕

Kōngjiě I Jīnrì zǎocān 124 fèn wú tèshū cān lì, bàogào wánbì Pramugari I : (Lapor, 124 sarapan diterima, tak ada makanan khusus) 空姐 II : 收到谢谢

Kōngjiě II Shōu dào xièxiè

Pramugari II : (Diterima, terimakasih)

(42)

32 (Data 14: TC/00:13:58 – 00:14:02)

Tuturan di atas termasuk ke dalam jenis asertif melaporkan. Tuturan ini diujarkan oleh penutur pramugari ke petutur pramugari/kru kabin lainnya. Tuturan ini ditandai dengan situasi penutur yang sedang melaporkan persediaan makanan mereka. Tuturan tersebut ditandai dengan kata “报告” (bàogào: melaporkan).

15). Dialog

成都 : 航班报告说成拉航线崇州段遇强烈气流,有中度颠簸

Chéngdū Hángbān bàogào shuō chéng lā hángxiàn chóngzhōu duàn yù qiángliè qìliú, yǒu zhòng dù diānbǒ

Chengdu : (Kami sudah laporkan turbelensi kuat pada rute penerbangan CTU- LSA, dekat CHZ)

员工 :收到

Yuángōng Shōu dào Staf : (Diterima)

(Data 15: TC/00:25:56 – 00:26:00)

Tuturan di atas termasuk ke dalam jenis asertif melaporkan. Tuturan ini diujarkan oleh penutur admin Chengdu kepada petutur staf. Tuturan ini ditandai dengan situasi penutur yang sedang melaporkan turbelensi kuat pada rute pesawat.

Tindak tutur asertif melaporkan dalam hal ini ditandai dengan kata “ 报 告 ” (bàogào: melaporkan).

16). Dialog

乘客 :姑娘,我们这里没榨菜呀

Chéngkè Gūniáng, wǒmen zhèlǐ méi zhàcài ya Penumpang : (Permisi, kami belum dikasih acar)

空姐 :不好意思,我再帮你拿

Kōngjiě Bù hǎoyìsi, wǒ zài bāng nǐ ná Pramugari : (Ah, akan saya ambilkan) (Data 16: TC/00:30:44 – 00:30:47)

Gambar

Gambar 3.2 Cover Film “The Captain” 《中国机长》
Tabel 3.4.1 Kode Jenis Tindak Tutur Ilokusi  3)  Penarikan Kesimpulan
Tabel di atas menunjukkan bahwa jenis tindak tutur direktif adalah tindak  tutur  yang  paling  sering  digunakan  dalam  dialog  film  “The  Captain”《中国机 长》
Tabel di atas menunjukkan bahwa fungsi bekerjasama adalah fungsi tindak  tutur  yang  banyak  digunakan  dalam  dialog  film  “The  Captain”《中国机长》

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini menitikberatkan pada masalah tindak tutur ilokusi dan maksud-maksud penutur dalam dialog film Sang Pencerah Karya Hanung Bramantyo2. Penelitian ini

(2) Menggali maksud tindak tutur ilokusi dalam film Sang Pencerah karya Hanung Bramantyo. Jenis penelitian ini kualitatif yang bersifat deskriptif. Sumber data

Pada contoh data I menunjukkan kalimat dialog 今天咱们练习要队形,啊 (Jīntiān zánmen liànxí yào duì xíng, a) yang memiliki arti “ayo, berlatih formasi hari

ilokusi dan bentuk tindak tutur ilokusi yang terdapat dalam film Tenggelamnya Kapal Van Der. Wijk dengan menggunakan pendekatan

yang terdapat dalam tuturan tersebut ialah tindak tutur direktif karena penutur meminta mitra.. tutur untuk melakukan sesuatu yang termasuk ke dalam kategori verba meminta

Pertiwi, Brigita Vina. Tindak Tutur Ilokusi dalam Film Kartini Karya Hanung Brahmantyo: Kajian Pragmatik. Yogyakarta: PBSI, FKIP, USD. Penelitian ini berisi pemaparan

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul "Tindak Tutur Ilokusi pada Dialog Film

Hasil penelitian tindak tutur ekspresif dalam film Jelita Sejuba mengungkapkan bahwa bentuk tindak tutur ekspresif yang ditemukan ada 19 bentuk yaitu tindak tutur berterima kasih,