• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS JENIS KELAPA SAWIT TERHADAP HASIL CRUDE PALM OIL DI ACEH TAMIANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS JENIS KELAPA SAWIT TERHADAP HASIL CRUDE PALM OIL DI ACEH TAMIANG"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS JENIS KELAPA SAWIT TERHADAP HASIL CRUDE PALM OIL DI ACEH TAMIANG

Ashfa Shofia1*, Fadyah Ainurrohmah2, Woro Rukmi Hatiningrum3

Program Studi Teknik Pengolahan Migas

1,2,3Politeknik Energi dan Mineral Akamigas, Jl. Gajah Mada No. 38 Cepu, Kabupaten Blora

*E-mail: fadyahainurrohmah@gmail.com

ABSTRAK

Kelapa sawit merupakan salah satu komoditas hasil perkebunan yang mempunyai peranan cukup penting dalam kegiatan perekonomian di Indonesia karena kemampuannya menghasilkan minyak nabati yang dibutuhkan oleh sektor industri. Setiap buah Kelapa Sawit diharapkan dapat menghasilkan rendemen yang cukup banyak agar dapat menunjang keuntungan pabrik. Maka diperlukan perhitungan hasil rendemen yang akurat. Dalam jurnal ini dilakukan penelitian mengenai jumlah rendemen Crude Palm Oil (CPO) berdasarkan perbedaan berat dan jenis kelapa sawit yang berasal dari kebun Sungai Buloh, Aceh Tamiang dengan metode ektraksi. Data yang diperoleh digunakan sebagai basis perhitungan neraca massa TBS. Hasil analisis menunjukkan bahwa Tanda Buah Sawit (TBS) jenis tenera menghasilkan rendemen sebesar 18.6% dan jenis dura sebesar 15.6%. Hal ini menandakan bahwa hasil rendemen jenis tenera lebih banyak dibandingan dura dan berat dari TBS tidak menentukan banyaknya rendemen CPO yang dihasilkan, melainkan berat dari mesokarp.

Kata Kunci: Crude Palm Oil, Dura, Kelapa Sawit, Rendemen, Tenera

1. PENDAHULUAN

Kelapa sawit merupakan salah satu komoditas hasil perkebunan yang mempunyai peranan cukup penting dalam kegiatan perekonomian di Indonesia karena kemampuannya menghasilkan minyak nabati yang dibutuhkan oleh sektor industri.

Perkembangan luas areal kelapa sawit di Indonesia pada kurun waktu 2015-2019 cenderung meningkat. Pada tahun 2018, luas areal perkebunan kelapa sawit sebesar 14,33 juta hektar dengan produksi mencapai 42,9 juta ton. Selanjutnya diperkirakan pada tahun 2019, luas areal perkebunan kelapa sawit meningkat sebesar 1,88 % menjadi 14,60 juta hektar dengan peningkatan produksi CPO sebesar 12,92 % menjadi 48,42 juta ton [1].

Gambar 1. Perkembangan Luas Areal dan Produksi Perkebunan Kelapa Sawit Indonesia [2]

Setiap perusahaan kelapa sawit berusaha menghasilkan mutu CPO yang baik. Mutu CPO dapat dilihat dari segi kualitas dan kuantitasnya. Produksi buah dengan kuantitas baik akan

(2)

menghasilkan rendemen CPO minimal 17% dengan kadar asam lemak bebas (ALB) atau Free Fatty Acid (FFA) < 3% . Rendemen minyak yang tinggi didapatkan dengan cara mengolah buah kelapa sawit yang matang (ripe), karena buah yang matang memiliki kandungan minyak terbanyak (rendemen minyak tinggi) daripada jenis atau kelompok mutu buah lainnya. Namun, proses pengolahannya juga harus diperhatikan. Diperlukan pengecekan rendemen kelapa sawit setiap harinya untuk memperhatikan kualitas dan kualitas buah kelapa sawit yang diolah. selain itu basis rendemen juga dapat digunakan untuk penentuan keuntungan pabrik.

2. METODE

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tahapan proses pengolahan pada pabrik kelapa sawit dan mengetahui presentase rendemen CPO yang dihasilkan berdasarkan perbedaan jenis kelapa sawit. Penelitian ini dilaksanakan di pabrik kelapa sawit Desa Kebun Rantau, Kab.

Aceh Tamiang yang berfokus pada industri pengolahan kelapa sawit menjadi Crude Palm Oil (CPO). Penelitian dilaksanakan mulai dari 1 Januari s/d 30 Maret 2021.

Kegiatan penelitian ini memiliki 4 kegiatan utama diantaranya yaitu: 1Mengamati proses pabrik kelapa sawit secara keseluruhan; 2Mempelajari secara spesifik ciri-ciri buah kelapa sawit; 3Melakukan pengujian neraca masa buah kelapa sawit 4 Melakukan analisa rendemen CPO tehadap jenis buah kelapa sawit.

a. Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan adalah gelas Erlenmeyer, neraca analitik, buret, oven, microwave, pinset, kapas, beaker glass, labu leher. Bahan-bahan yang digunakan adalah buah kelapa sawit, n-Hexane, dan KOH.

b. Tahapan Penelitian

Adapun terdapat 2 kegiatan yang dilakukan dalam penelitian ini diantaranya sebagai berikut.

1. Penentuan Rendemen dari Kelapa Sawit [3]

Mengambil 30 buah secara acak dari 1 truk. Melakukan pembelahan buah kelapa sawit sehingga diketahui jenisnya agar diketahui perbandingan dari setiap jenisnya.

Ambil buah kelapa sawit dari masing-masing jenis, lalu dipotong-potong. Ambil 1 janjang kecil (3 tingkat buah), lalu bungkus dengan karung goni. Potongan buah yang lain dimasukkan dalam karung goni yang lebih besar. Karung tersebut dimasukkan kedalam sterilizer untuk proses perebusan selama ±90 menit.

Setelah selesai direbus, ambil janjang bungkusan janjang kecil kelapa sawit.

Pisahkan brondolan dengan kulit (sampah) kelapa sawit. Timbang wadah kosong kemudian masukkan brondolan bersih kedalam wadah kosong lalu timbang.

Brondolan yang telah ditimbang, pisahkan mesokarp dan nut menggunakan pinset.

Pinset yang digunakan dibersihkan menggunakan kapas.

Mesokarp dimasukkan kedalam wadah kemudian dipanaskan didalam microwave selama ±5 menit. Nut yang telah dipisahkan dimasukkan dalam beaker glass lalu ditimbang. Kemudian masukkan n-hexane kedalam beaker glass hingga nut tenggelam. Mesokarp yang telah dipanaskan kemudian didinginkan. Lalu masukkan mesokarp dalam selongsong dan ditutup menggunakan kapas bekas yang digunakan untuk membersihkan pinset.

Timbang labu leher (flash). Kemudian n-hexane yang digunakan untuk merendam nut dimasukkan kedalam labu leher, selongsong berisi mesokarp diletakkan kedalam soxhlet. Nut dikeringkan dengan oven hingga kering.Rangkai peralatan ekstraktor soxhlet, lalu nyalakan heater. Panaskan ±8-12 jam (hingga n-hexane kembali menjadi

(3)

bening). Minyak hasil ekstraksi yang telah terpisah dari n-hexane di panaskan dalam oven ±5 jam sampai tidak berbau n-hexane. Flash dan oil didinginkan lalu ditimbang.

Kemudian nut yang kering dipecahkan sehingga didapatkan kernel, lalu pisahkan.

Setelah itu kernel di pisahkan.

2. Pengambilan sampel Tandan Buah Sawit (TBS) [3]

TBS (Tandan Buah Segar) atau FFB (Fresh Fruit Bunch) adalah tandan buah sawit yang baru dipanen dan tidak menginap di lapangan sebagai buah sisa (restan).

Analisa tandan bertujuan untuk mengetahui potensi kandungan minyak dan inti sawit dari TBS.

3. PEMBAHASAN

A. Tinjauan Pustaka

Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit pada umumnya digunakan untuk bahan baku pembuatan Crude Palm Oil (CPO) dan Palm Kernel (PK). Pengolahan yang baik akan menghasilkan losses yang kecil sehingga menghasilkan rendemen minyak dalam jumlah besar.

Buah kelapa sawit pada umunya terdapat 3 jenis yaitu sebagai berikut [4].

1. Dura

Varietas ini memiliki cangkang yang tebal dan daging buah yang tipis. Buah jenis ini biasanya menghasilkan rendemen CPO sebesar 14-18% dan rendemen kernel sebesar 4- 7%.

2. Tenera

Varietas ini cukup menguntungkan karena memiliki cangkang yang tipis dan daging buah yang tebal. Sehingga, rendemen yang dihasilkan adalah 18-25 % untuk CPO dan 4-7%

untuk kernel.

3. Pesifera

Varietas ini adalah buah kelapa sawit yang sangat menguntungkan, karena tidak memiliki cangkang, sehingga bagian buahnya hanya terdiri dari daging dan biji saja. Namun, buah jenis ini sangat jarang populasinya, sehingga jarang digunakan sebagai bahan baku pembuatan CPO [5].

Berikut adalah tabel perbandingan antara buah kelapa sawit jenis Dura, Tenera, dan Pesifera.

Tabel 1. Perbedaan Beberapa Varietas Kelapa Sawit [6]

Ciri - Ciri Dura Pesifera Tenera Ketebalan

Cangkang (mm)

2-5 Tidak Ada 1-1,5

Cangkang / Buah (%)

20-50 Tidak Ada 3-20 Daging /

Buah (%)

20-65 92-97 60-90

Inti Buah(%) 4-20 3-8 3-15

Kadar Minyak

Rendah Tinggi Sedang

Buah kelapa sawit jenis pesifera tidak digunakan karena pada kebun Sungai Buloh, Aceh Tamiang sulit didapatkan, sehingga pabrik memperoleh TBS dari jenis dura dan tenera saja.

Demi mempertahankan rendemen tersebut tetap pada 17%, maka perhitungan neraca massa rendemen harus dilakukan untuk menghitung keuntungan pabrik. Untuk mendapatkan produk CPO diperlukan beberapa tahapan proses yang dapat dilihat pada grafik dibawah ini.

(4)

Tandan Buah Segar Jembatan

Timbang Penyortiran

Loading Sterilizer Ramp

Thresher

Digester

Screw Press Tandan

Kosong

Clarifier Oil Purifier Kernel

Storage Empty

Bunch Conveyor

Bunker TKKS

Gambar 2. Tahap Proses Pengolahan Tandan Buah Segar menjadi CPO [7]

Pengolahan ini akan menghasilkan CPO dan juga PK (Palm Kernel). Palm Kernel diolah pada stasiun lain di dalam pabrik ini. Sedangkan TKKS (Tandan Kosong Kelapa Sawit) yang dihasilkan akan ditampung sementara pada bunker TKKS baru kemudian akan dikembalikan kepada pihak ketiga.

B. Hasil Penelitian dan Bahasan

Penelitian ini dilakukan dua kali dengan sample yang berbeda hari, baik jenis dura dan tenera di kebun Sungai Buloh, Aceh Tamiang. Berikut adalah contoh perhitungan analisa TBS kebun Sungai Buloh jenis tenera.

1. Menghitung Penguapan

Setiap sample satu buah Dura atau tenera pada masing – masing truk akan di potong dan di rebus pada sterilizer. Perebusan ini akan menghilangkan kadar air pada TBS.

Penguapan = FF − 𝑡𝑟𝑎𝑠ℎ − 𝑓𝑟𝑢𝑖𝑡𝑙𝑒𝑡 − EFB (1)

= 12,1 − 0,6 − 6,5 – 2,8 kg

= 2,2 𝑘𝑔

2. Menghitung Boil Fresh Bunch (BFB)

Boil Fresh Bunch (BFB) merupakan berat TBS yang telah direbus atau berat TBS dikurangi dengan penguapan.

BFB = 𝑓𝑟𝑢𝑖𝑡𝑙𝑒𝑡 + EFB + 𝑡𝑟𝑎𝑠ℎ (2)

= 6,5 + 2,8 + 0,6 𝑘𝑔

= 9,9 𝑘𝑔

3. Menghitung Presentase Mesokarp

TBS yang telah dipotong dan diambil sebagian berondolannya untuk pengujian di laboraturium dipipil dan akan menghasilkan berondolan yang daging buahnya disebut mesokarp.

%𝑀𝑒𝑠𝑜𝑘𝑎𝑟𝑝 =𝑀𝑒𝑠𝑜𝑘𝑎𝑟𝑝𝑙𝑎𝑏

𝐹𝑟𝑢𝑖𝑡𝑙𝑎𝑏 x 100% (3)

=70,6839

98,0954𝑥100 %

= 72,06 %

(5)

4. Menghitung Mesokarp TBS

Presentase mesokarp pada laboraturium menjadi penentu dalam massa mesokarp TBS.

𝑀𝑒𝑠𝑜𝑐𝑎𝑟𝑝 = Fruitlet x %mesokarp (4)

= 6,5 𝑘𝑔 𝑥 72,06 % = 4,68 𝑘𝑔

5. Menghitung Presentase Nut

Selain mesokarp, nut adalah bagian dari berondolan.

%𝑁𝑢𝑡 = 100 − %𝑀𝑒𝑠𝑜𝑘𝑎𝑟𝑝 (5)

= 100% − 72,06%

= 27,94 % 6. Menghitung Nut TBS

Nut TBS ditentukan oleh presentase nut dari fruitlet.

𝑁𝑢𝑡 = 𝑓𝑟𝑢𝑖𝑡𝑙𝑒𝑡 𝑥 %𝑛𝑢𝑡 (6)

= 6,5 𝑘𝑔 𝑥 27,94 % = 1,82 kg

7. Menghitung Presentase Kernel

Presentase kernel ditentukan dari berat kernel laboraturium yang merupakan bagian dari nut.

%𝐾𝑒𝑟𝑛𝑒𝑙 = 𝐾𝑒𝑟𝑛𝑒𝑙𝑙𝑎𝑏

𝑁𝑢𝑡𝑙𝑎𝑏 𝑥 100% (7)

= 10,5368

27,4115 𝑥 100%

= 38,44 % 8. Menghitung Kernel TBS

Kernel TBS ditentukan oleh presentase kernel dari nut.

𝐾𝑒𝑟𝑛𝑒𝑙 = 𝑁𝑢𝑡 𝑥 %𝑘𝑒𝑟𝑛𝑒𝑙 (8)

= 1,82 kg x 38,44 %

= 0,7 kg

9. Menghitung Presentase Shell

Presentase shell ditentukan dari berat shell laboraturium yang merupakan bagian dari nut.

%Shell = 100% - %Kernel (9)

= 100% - 38,44 %

= 61,56 % 10. Menghitung Shell TBS

Shell TBS ditentukan oleh presentase shell dari nut.

𝑆ℎ𝑒𝑙𝑙 = 𝑁𝑢𝑡 𝑥 %𝑠ℎ𝑒𝑙𝑙 (10)

= 1,82 kg x 61,56 % = 1,12 kg

11. Menghitung Presentase CPO

Presentase CPO didapatkan dari berat CPO laboraturium yang merupakan bagian dari mesokarp.

%𝐶𝑃𝑂 = 𝑂𝑖𝑙𝑙𝑎𝑏

𝑀𝑒𝑠𝑜𝑘𝑎𝑟𝑝𝑙𝑎𝑏 𝑥 100% (11)

= 46,2045

70,6839 𝑥 100%

= 65,37 % 12. Menghitung CPO TBS

CPO TBS ditentukan oleh presentase CPO dari mesokarp.

𝐶𝑃𝑂 = 𝑀𝑒𝑠𝑜𝑐𝑎𝑟𝑝 𝑥 %𝐶𝑃𝑂 (12)

= 4,68 x 65,37 %= 3,06 kg

(6)

13. Menghitung Presentase Fiber

Selain CPO, fiber adalah bagian dari Mesokarp.

%Fibre = 100% - %CPO (13)

= 100% - 65,37 %

= 34,63 % 14. Menghitung Fiber TBS

Fiber TBS ditentukan oleh presentase fiber dari mesokarp.

𝐹𝑖𝑏𝑒𝑟 = 𝑀𝑒𝑠𝑜𝑐𝑎𝑟𝑝 𝑥 %𝑓𝑖𝑏𝑒𝑟 (14)

= 4,68 kg x 34,63 %

= 1,62 kg

15. Menghitung Presentase Moisture

Presentase Moisture didapatkan dari berat moisture laboraturium yang merupakan bagian dari fiber.

%𝑀𝑜𝑖𝑠𝑡𝑢𝑟𝑒 = 𝑀𝑜𝑖𝑠𝑡𝑢𝑟𝑒𝑙𝑎𝑏

𝐹𝑖𝑏𝑒𝑟𝑙𝑎𝑏 𝑥 100% (15)

= 15,4575

24,4794 𝑥 100%

= 63,14 % 16. Menghitung Moisture TBS

Moisture TBS ditentukan oleh presentase moisture dari fiber.

𝑀𝑜𝑖𝑠𝑡𝑢𝑟𝑒 = 𝐹𝑖𝑏𝑒𝑟 𝑥 %𝑚𝑜𝑖𝑠𝑡𝑢𝑟𝑒 (16)

= 1,62 kg x 63,14%

= 1,02 kg

Berikut adalah perbandingan hasil rendemen buah tenera dan dura dari kebun sungai buloh.

a. Pengujian 1

Tabel 2. Hasil Analisa Pengujian 1

Hasil Analisis Tandan Buah Rebus

Bagian Dura (66,6%) Tenera (33,3%)

Nilai (kg) % Nilai (kg) % FFB (Fresh Fruit

Bunch) 17.4 100.0 14.8 100.0

Penguapan 2.7 15.5 2.8 18.9

BFB 14.7 84.5 12 81.1

Trash 0.9 5.2 0.9 6.1

Fruitlet 9.9 56.9 8.6 58.1

EFB 3.9 22.4 2.5 16.9

NUT 3.690361 21.2 3.541864 23.9

Mesocrap 6.209639 35.7 5.058136 34.2

Shell 2.102325 12.1 2.244109 15.2

Kernel 1.588036 9.1 1.297755 8.8

%KER 0.005 9.1 0.005 8.8

CPO 3.241215 18.6 2.314036 15.6

Fiber 2.968424 17.1 2.7441 18.5

Moisture 2.0319 11.7 1.9443 13.1

NOS 0.9364 5.4 0.7997 5.4

(7)

17. Menghitung Presentase NOS

Presentase NOS (Not Oil Substance) didapatkan dari berat NOS laboraturium yang merupakan bagian dari fiber.

%NOS = 100% – %Moisture (17)

= 100% - 63,14%

= 36,86 % 18. Menghitung NOS TBS

NOS TBS ditentukan oleh presentase NOS dari fiber.

𝑁𝑂𝑆 = 𝐹𝑖𝑏𝑒𝑟 𝑥 %𝑁𝑂𝑆 (18)

= 1,62 kg x 36,86 %

= 0,60 kg b. Pengujian 2

Tabel 3. Hasil Analisa Pengujian 2

Tabel 2 adalah hasil dari pengujian pertama dimana buah setiap truk terdapat 2 jenis buah kelapa sawit. dari 30 buah yang di cek jenisnya, di tentukan presentase untuk menghitung rendemen akhir.

Tabel 4. Hasil Rendemen CPO

Hasil Analisis Tandan Buah Rebus

Bagian Tenera (40%) Dura (60%)

Nilai % Nilai %

FFB (Fresh Fruit

Bunch) 12.1 100 14.5 100

Penguapan 2.2 18.2 2.2 15.17241

BFB 9.9 81.8 12.3 84.82759

Trash 0.6 5.0 0.6 4.137931

Fruitlet 6.5 53.7 8.7 60

EFB 2.8 23.1 3 20.68966

Nut 1.8163 15.0 5.021149 34.62862

Mesocrap 4.6836 38.7 3.678851 25.37138

Shell 1.1181 9.2 3.807617 26.25943

Kernel 0.6981 5.8 1.213532 8.36919

%KER 0.005 5.8 0.005 8.36419

CPO 3.0616 25.3 1.925013 13.27595

Fiber 1.6220 13.4 1.753838 12.09543

Moisture 1.0242 8.5 1.238892 8.544083

NOS 0.5978 4.9 0.514946 3.551351

Pengujian Jenis

TBS Jumlah %CPO Rendemen Total

1 Dura 0.333 15.6 5.21179362

17.63024 Tenera 0.667 18.62767 12.4184491

2 Dura 0.400 13.27595 5.31037982

20.49189 Tenera 0.6 25.30251 15.1815065

(8)

Dari tabel 2, 3, dan 4 dapat diketahui bahwa pengujian TBS kedua memiliki rendemen yang lebih besar dari Pengujian dua. Hal ini dikarenakan presentasi CPO pada tenera yang dihasilkan lebih besar yaitu 25.30%. Presentase pemilihan 30 TBS menjadi faktor utama yang harus diperhatikan karena jumlah jenis sample tersebut mewakili dari jumlah semua TBS yang dikirim dari satu truk. Selain itu pemilihan 1 sample buah dura dan tenera yang digunakan untuk pengujian laboraturium juga tidak boleh sembarangan. Dasar pemilihan sample ini adalah berdasarkan berat dan tingkat kematangan buah yang ditentukan oleh penguji laboraturium.

Selain dari penentuan jumlah sample TBS, dapat dilihat dari masing-masing jumlah rendemen CPO yang dihasilkan antara buah Dura dan Tenera memiliki perbedaan yang signifikan. Buah tenera menghasilkan rendemen CPO yang lebih banyak dibandingkan dengan dura. Hal ini dikarenakan sifat fisik dari buah tenera sendiri yang memiliki presentase mesoskarp lebih besar dibanadingkan dengan dura dalam satu berondolan TBS. TBS jenis dura memiliki inti yang lebih besar dibandingkan mesokarpnya, oleh karena itu rendemen CPO yang dihasilkan lebih sedikit namun, palm kernel yang dihasilkan lebih banyak. Oleh karena itu buah dura memiliki berat yang lebih besar dibandingkan dengan tenera. Selain itu Empty Fruit Bunch (EFB) atau TKKS TBS jenis dura lebih berat dibandingkan dengan tenera. Sehingga, dari segi ekonomi, TBS jenis tenera masih menghasilkan keuntungan bila digunakan sebagai bahan baku pembuatan CPO, sedangkan buah dura kurang menguntungkan.

Dari 30 sample TBS yang dicatat, didapatkan presentase dura dan tenera untuk pengujian satu yaitu 66,6% (20 buah) dan 33,3% (10 buah) sedangkan pengujian dua yaitu 40% (12 buah) dan 60 % (18 buah). Sehingga untuk rendemen total dari pengujian satu didapatkan 17,63%

dan pengujian dua 20,49 %. Menurut perhitungan keuntungan dari pabrik CPO, minimum rendemen CPO yang harus diperoleh oleh pabrik adalah 17%, sehingga kedua rendemen baik pengujian satu maupun dua masih menghasilkan keuntungan. Hal ini menandakan bahwa TBS jenis dura maupun tenera dari sungai buloh memenuhi spesifikasi untuk mencapai profit pabrik.

Nilai rendemen yang dihasilkan di penelitian ini belum dapat dijadikan sebagai pembanding rendemen dalam lapangan. Hal ini dikarenakan presentase rendemen ini berasal dari satu tempat saja sedangkan TBS yang diolah oleh pabrik berasal dari beberapa tempat.

Sehingga perlu dilakukan perhitungan tiap – tiap sample dari tempat lainnya.

Selain itu, pengambilan 30 buah sample dalam satu truk dan pemilihan satu buah kelapa sawit ini juga tidak dapat mewakili presentase rendemen CPO yang dihasilkan. Seharusnya jumlah jenis kelapa sawit ini di cek seluruhnya dalam satu truk sehingga diketahui presentase jenis tiap truk. Pendekatan presentase rendemen CPO dari laboratorium dapat dilakukan dengan cara mengubah metode pengambilan sample tiap truk. TBS pada tiap truk dikategorikan berdasarkan ukurannya, yaitu kecil sedang dan besar. Kemudian berat ini dirata-rata dan dihitung presentasenya. Selanjutnya tiap-tiap sample pada truk tersebut dipilih sesuai fraksi ukurannya dan dilakukan pengulangan, sehingga nilai rendemen CPO yang diperoleh lebih akurat lagi dan dapat dibandingkan dengan rendemen lapangan. Peralatan yang digunakan untuk ekstraksi berupa soxhlet dan heater pemanas serta tenaga kerja di bagian laboratorium sebaiknya ditambahkan, guna membantu proses pengujian rendemen menjadi lebih cepat.

Karena proses pengujian TBS di laboraturium membutuhkan waktu yang cukup lama yaitu 3- 4 hari.

4. SIMPULAN

Penelitian ini dilaksanakan pada salah satu pabrik kelapa sawit di Desa Rantau, Kabupaten Aceh Tamiang, namun buah kelapa sawit yang diteliti berasl dari Desa Sungai Buloh, Aceh

(9)

Tamiang. Diketahui bahwa TBS jenis tenera menghasilkan lebih banyak rendemen CPO daripada TBS jenis dura sehingga TBS jenis tenera lebih menguntungkan bagi pabrik. Karena buah dura memiliki mesokarp yang lebih sedikit daripada buah tenera, namun palm kernel yang dihasilkan lebih banyak dari pada buah tenera. Buah dura cenderung memiliki berat, EFB, dan sampah yang lebih besar dibandingkan dengan tenera. Namun, berat TBS tidak dapat menentukan banyaknya rendemen CPO yang dihasikan, melainkan berat dari mesokarpnya.

Dalam 2 kali pengujian dengan dua jenis TBS yang berbeda, didapatkan hasil rendemen untuk pengujian satu sebesar 17,63% dan pengujian dua 20,49 %. Menurut perhitungan keuntungan dari pabrik CPO, minimum rendemen CPO yang harus diperoleh oleh pabrik adalah 17%, sehingga kedua rendemen baik pengujian satu maupun dua masih menghasilkan keuntungan bagi pabrik.

Saran yang dapat diberikan kepada pabrik CPO ini adalah dengan mengubah metode pengambilan sample tiap truk yang awalnya hanya 30 buah menjadi seluruhnya, sehingga presentase dari TBS lebih akurat. Metode pengambilan sampel yang digunakan untuk pengujian laboratorium semula hanya berdasarkan fraksi kematangan saja, lebih baik disesuaikan dengan fraksi beratnya yaitu kecil, sedang, besar dan dilakukan pengulangan.

Untuk menjaga keakuratan dari hasil rendemen TBS, hendaknya menggunakan sarung tangan saat memipil berondolan. Selain itu ketelitian saat menyortir TBS juga perlu diperhatikan agar pabrik mendapatkan TBS dengan fraksi kematangan yang sesuai dan jika memungkinkan, pabrik menerima TBS jenis tenera lebih banyak daripada jenis dura.

6. DAFTAR PUSTAKA

[1] ---. 2013.”Market Brief Kelapa Sawit dan Olahannya”. Kementrian Dalam Negeri.

Jakarta.

[2] ---. 2019. “Statistik Kepala Sawit Indonesia 2019”. Badan Pusat Statistik. Jakarta.

[3] ---. 2019. “Standar Operational Procedure”Pabrik Kelapa Sawit (PKS). PT. Bahari Dwikencana Lestari. Aceh Tamiang.

[4] Siahaan, Donald. 2015. “Kajian Potensi Rendemen untuk Mencapai Produktivitas CPO Tinggi di Perkebunan Kelapa Sawit”. Institut Pengolahan Kelapa Sawit. Medan.

[5] Anggraini, Deny Astrie, Warid Wijaya. 2017. “Analisa Kualitas Crude Palm Oil (CPO) dan Usulan Perbaikan Menggunakan Metode Tree Diagram di PT. Johan Sentosa Bangkinang”. Fakultas Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Riau. Riau.

[6] Hidayat, Muhammad Arif. 2011. “Analisis Konsistensi Mutu dan Rendemen Crude Palm Oil. (CPO) di Pabrik Kelapa Sawit Tanjung Seumantoh PTPN I Nanggore Aceh Darussalam”. Fakultas Pertanian Sumatera Utara. Sumatera Utara.

[7] Larasati, Novia. 2016. “Studi Analisa Ekonomi Pabrik CPO”. Fakultas Teknik Kimia Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Surabaya.

Gambar

Gambar 1. Perkembangan Luas Areal dan Produksi Perkebunan Kelapa Sawit Indonesia [2]
Tabel 1. Perbedaan Beberapa Varietas Kelapa Sawit [6]
Gambar 2. Tahap Proses Pengolahan Tandan Buah Segar menjadi CPO [7]
Tabel 2. Hasil Analisa Pengujian 1
+2

Referensi

Dokumen terkait

CPO (Cude PalmOil); biaya produksi TBS dari kebun inti; biaya pemelian TBS dari kebun plasma; biaya emelian TBS dad kebun seinduk dimana disini yang

Dari perhitungan yang dihasilkan dengan menggunakan teori pengendalian persediaan dalam penelitian ini diperoleh tingkat optimal produksi CPO setiap putaran produksi

Dari perhitungan yang dihasilkan dengan menggunakan teori pengendalian persediaan dalam penelitian ini diperoleh tingkat optimal produksi CPO setiap putaran produksi

Penelitian ini menggunakan pendekatan sistem dinamis yang kemudian digunakan untuk mengkuantifikasi konsumsi energi dan limbah yang dihasilkan dari proses produksi CPO..

Penelitian menunjukkan bahwa interaksi aplikasi limbah cair CPO dan abu janjang kelapa berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman dan berat buah per tanaman dengan

Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan besar tingkat produksi optimal CPO dalam satu putaran produksi dengan interval waktu optimal untuk meminimumkan biaya

PSMTI dalam penelitian ini merupakan singkatan kodering dari Pabrik Kelapa Sawit Sei Meranti Teknik Analisis Data Uji Beda Nyata Uji T Sebelum melakukan analisa data lebih

Berdasarkan perhitungan RCA, kinerja CPO dan PKO Indonesia agak lemah dibandingkan dengan negara lain, hal ini didukung hasil dari perhitungan CMS yang