BAB 32. DISTRIBUSI
1. GARIS BESAR PEMBANGUNAN BIDANG DISTRIBUSI
§ 503. Distribusi nasional terpimpin
Pemerintah paling sedikit mengatur setjara aktip bidang distri busi dan mengawasi pelaksanaannja; barang2 jang panting untuk kehidupan rakjat dan industri vital dikuasai oleh Pemerintah.
§ 504. Peranan distribusi
Distribusi harus dapat merealisir pentjukupan dan peredaran barang2 sandangpangan keperluan rakjat dalam waktu jang se singkat2nja. Segala kegiatan distribusi diarahkan, supaja ba rangbarang tiba dengan tjepat, merata dan murah ketangan rakjat.
§ 505. Distribusi sandangpangan
Usaha dalam Rentjana I terutama ditudjukan untuk melaksana kan distribusi barang2 sandangpangan pokok, jang meliputi 16 djenis jaitu :
1. beras 250 g Sehariseorang
2. gula pasir 35 g ,, ,,
3. garam 1 g ,, ,, 1 – 8
4. minjak kelapa 200 cc ,, ,, Barang2
5. than asin 6 g ,, ,, Jang umum
6. untuk baji 45 g ,, ,, diperlukan
7. tekstil kasar 5 m Setengah tahun
seorang
8. minjak tanah 300 cc Sehariseorang
9. Tepung terigu 20 g ,, ,,
10. Palawidja (djagung
Ketela dsb.) 200 g ,, ,, 9 – 16
11. Daging 15 g ,, ,, Barang2
12. Sabun tjutji/mandi 25 g ,, ,, Lainnja
13. Kopi 15 g ,, ,, Didistribusikan
14. Teh. 1 g ,, ,, Menurut kea
15. Rokok 100 bt Semingguseo
rang Daan daerah
16. Korekapi 1 pak Ketjil sehari
suaikan dengan produksi termasuk impor didalam bidang ini, Penjaluran barang2 tersebut diusahakan supaja setjara ber angsurangsur tertjapai 100% dilewatkan koperasi.
§ 506. Rangkaian jang ada hubungan dengan distribusi sandang pangan
Untuk melaksanakan distribusi barang2 tersebut diatas setjara sempurna, maka segenap rangkaian jang ada hubungannja de ngan distribusi sandangpangan harus dikuasai atau diawasi se tjara aktip oleh Pemerintah, jaitu :
a. Produksi :
Untuk mengadakan tjukup persediaan bahan guna pelaksa naan distribusi, Pemerintah harus menguasai produksi dan impor jang chusus mengenat sandangpangan jaitu :
1. Produksi dan impor bahan makanan : beras, tepung teri gu, susu dan susu bubuk makanan baji.
2. Produksi dan impor bahan pakaian tekstil kasar,
3. Pengumpulan hasil bumi jang didjalankan setjara koo peratip oleh badan2 koperasi,
b. Sistim distribusi mengenai barang2 keperluan rakjat, dila kukan sebagai berikut :
1. Pemerintah harus mendjamin peredaran barang2 keper luan rakjat, chusus sandangpangan, setjara tjepat, tetap dan teratur.
2. Distribusi hanja perlu didjalankan apabila barang benar2 kurang untuk menghadapi keperluan masjarakat jang me ningkat (seperti pada waktu lebaran).
3. Djalan jang balk menurut pengalaman ialah pendjualan babas, dibarungi dengan injeksi diwaktu jang perlu bila barang menghilang, Untuk injeksi Pemerintah perlu se kali mempunjai ironstock paling sedikit 25%.
4. Apabila didjalankan distribusi, perlu diadakan sistim ra yon untuk mempermudah djalannja distribusi dan penga wasannja,
5. Djumlah badan perantara harus dikurangi dan berangsur2 pedagang2 digantikan dengan koperasi2.
6. Pedagang swasta nasional setjara berangsur2. dialihkan kelapangan usaha lain.
7. Pemerintah harus aktip membimbing dan menguasai dis tribusi agar setjepat2nja distribusi melalui koperasi lingkungan dan koperasi desa dapat ditjapai.
8. Kepada penjalur barang2 pokok keperluan rakjat jang berdjumlah 8 djenis harus diberikan prioritet.
9. Penjaluran barang2 pokok ini harus ditugaskan pada
(b) Harga barang dan upah penjalur (winstmarge) di tetapkan. oleh Pemerintah.
(c) Dislokasi kedaerah2 diatur oleh Pemerintah.
(d) Para pengusaha swasta nasional diharuskan berga bung didalam organisasi2 sedjenis jang ketuanja di angkat oleh Pemerintah, diambil orang dart P.T. sebagai priceleader dan injeksi barang, apabila di dalam distribusi ada kematjetan atau kekatjauan. (f) Guna keperluan injeksi ini Pemerintah perlu mengua
sai stock sekurang2nja 25% dari keperluan.
(g) Didalam penjaluran barang Pemerintah memberi pri oritet kepada koperasi.
(h) Didalam pengawasan atas koperasi2 oleh Pemerin tah perlu pula diikutsertakan rukun kampung dan rukun tetangga,
a. Alat pengangkutan.
Pemerintah harus menitikberatkan usahanja dalam lapang an ini kepada pengangkutan barang2 keperluan hidup rakjat banjak dengan djalan :
583
PT.Neg Kop Swasta
PT.Neg Kop Swasta
1. Dalam lapangan lalulintas darat seluruh pengangkutan oleh kendaraan bermotor dikoordinasi setjara sentral dan pelaksanaannja didesentralisi. Alat pengangkutan milik rakjat didesa seperti tjikar dab. dibimbing dan diberi tu gas untuk membantu pelaksanaan pengangkutan distri busi dan jang diperlukan untuk produksi sadangpangan. Mengenai alat pengangkutan lambat ini hendaknja segera diusahakan modernisasi dan mekanisasinja,
2. Dalam lapangan lalulintas Laut, kekurangan akan kapal dan perahu segera diatasi, agar barang2 pokok keperluan rakjat benar2 dapat diangkut kedaerah seluruh Indonesia. § 507. Gerakan koperasi
Gerakan koperasi perlu digiatkan dan diberi dorongan aktip oleh Pemerintah.
Pemerintah perlu menegaskan hahwa gerakan koperasi benar2 merupakan:
a. alat untuk melaksanakan ekonomi terpimpin berdasarkan Sosialisme Indonesia.
b. sendi kehidupan ekonomi bangsa Indonesia.
c. dasar untuk mengatur perekonomian rakjat guna mentjapai taraf hidup jang lajak dalam susunan masjarakat adil dan makmur jang demokratis jang harus diketahui dan diinsjafi , oleh segenap alat perlengkapan Negara dan seluruh lapisan masjarakat.
Selain itu perlu diadakan wadjib koperasi, dimana setiap ang gota masjarakat diharuskan mendjadi anggota koperasi.
§ 508. Peranan Pemerintah Pusat Pemerintah Daerah dan lain2
Peranan Pemerintah Pusat dalam bidang distribusi terletak da lam soul tanggungdjawab, koordinasi antardepartemen dan pe laksanaan Rentjana I. Pemerintah Daerah bertanggungdjawab alas pelaksanaan distribusi menurut rentjana, jang disusnn oleh Daerah dan telah disetudjui oleh Pemerintah Pusat i.c. Merited Perdagangan.
2. GARIS BESAR POLA PEMBANGUNAN BIDANG KOMUNIKASI
A. PERHUBUNGAN DARAT : DJALAN RAJA
§ 509. Pelaksanaan wewenang
jang saling bertentangan dan dapat pula mendjamin terpelihara nja keadaan raja itu.
§ 510. Perbaikan djalan
Dalam rentjana I didjalankan pekerdjaan2 jang dimulai tahun 1961 sampai 1969, jaitu :
a. Rehahilitasi (perbaikan berat) djalan2 pada umumnja.
b. Penguatan dan pengaspalan djalan kerikil mendjadi djalan kelas III;
Kelas I untuk 10 ton berat sumbu Kelas II
untuk 7 ton berat sumbu Kelas III 3½ ton berat sumbu Untuk ini harus dilakukan :
a. semua djalan kelas II jaitu 3710 km harus didjadikan kelas I; arch perubahan klasifikasi dengan mendjadikan semua djalan kelas III aIV dan V mendjadi kelas III. (tersebut pada e).
Djalan jang nierupakan tembusan dari sesuatu djalan harus di buat satu kelas. Lebar djalan disesuaikan dengan intensitet lalu lintas.
§ 512. Pembangunan djalan barn
Disamping hal2 tersebut diatas, perlu diusahakan dibangun dja landjalan baru, guna lebih melantjarkan perekonomian kita, se
Djambi Palembang, sepandjang 1100 km. dan lain2. § 513. Djalan lain listas lambat terpisah
Pada umumnja l'al'u lintas lambat menghambat kelantjaran laln lintas, sehingga memperketjil kepasitet djalan, Untuk menghin darkan penghainbatan kelantjaran lal'ulinitas perlu diadakan pemisahan antara lalutintas tjepat dan lalutintas lambat, Un tuk ini harus diadakan djatan2 tersendiri bagi kedua matjam lalulintasdan djalan untuk lalutintas lambat sebaiknja ada dikedua belah djalan untuk lalutintas tjepat.
Dalam pembangunan mengenai djalan2 perlu diperhatikan Pula pembuatan trotoir2, terutama dalam kota2 baser serta pemba ngunan/penggantian djembatan2.
§ 514. Bahan untuk perbailcan djalan raja
Untuk dapat memenuhi keperluan dalam negeri akan aspal guna pembangunan djalan raja tersebut diatas, jang berdjumlah k.l. 425460 ton dan sampai sekarang ± 50% masih harus diimport, maka perlu produksi Batas (= Baton aspal) diintensipkan,
B. PERHUBUNGAN DARAT: ANGKATAN MOTOR
§ 515. Daja angkut
5. kekurangan spareparts. 6. terlalu. banjaknja peraturan.
b. Mempermudah pemberian izin dings bus, c. Memperdalam disiplin lalulintas.
§ 517. Alat dan biaja jang diperlukan a. Bus dan truk :
replacement : 4000 buat setahun tambahan : 4000 buah setahun
Dasarnja replacement 4000 buah. kendaraan untuk jang su, dah berumur 10 tahun ditetapkan berdasarkan perhitungan: Daja angkut (kendaraan sekarang) = 105.000 ton,
Jang sudah berumur 10 tahun (50%) ± 50.000 ton.
Jang harus diganti dalam waktu 5 tahun = ± 50.000 ton. Djadi tiap2 tahun jang harus diganti adalah 10.000 ton.
Truk, pickup, bus umum jang sekarang lazim dipakai ma
Djadi setiap tahun diperlukan 20% dari djumlah kendaraan jang ada.
Melihat angka2 diatas sebaiknja dipakai sebagai target un tuk memenuhi keperluan masjarakat, tambahan setiap tahun sebesar 30 a 40% djumlah kendaraan jang ada.
b. Biaja jang disedi.akan untuk keperluan kendaraan ini disedia kan biaja Rp. 1.200,— djuta setahun.
§ 518. Distribusi onderdil, ban dsb
Agar supaja tertjapai kelantjaran distribusi onderdil dsb, di usahakan:
a. tersedianja devisen untuk spareparts disesuaikan dengan kebutuha.anja, jang sebanding dengan djumlah kendaraan jang dibeli,
b. penjaluran spareparts disederhanakan, artinja. supaja ting katan "dealer" dan "toko" dalam rantai penjaluran spare parts (importirdealertokopemakai) dihapuskan dan digan ti dengan suatu bank pengangkutan.
c. djumlah importir spareparts dibatasi berdasarkan "gespe cialiseerde importeurs".
d. diadakan usaha jang menudju kepada pembikinan spareparts
Perlu normalisasi dan standardisasi jang menudju kepada mi salnja :
Dieselisasi perlu diadakan mengingat keuntungan seperti diba wah ini : berarti untuk.:
motor kendaraan motor kapal motor tetap,
Dieselisasi seluruh Indonesia akan memakan suatu waktu per siapan jang lama, kira2 2 tahan,
b. Djumlah dan biaja jang diperlukan
d. Assembling adalah penting sebagai fase antara (tussenfase) kesatu manufacturing jang lengkap.
Sebagai umpama dari c :
Selandjutnja keuntungan terhadap karma pada assembling dipakainja tjat dalam negeri,
b. Usaha untuk bekerdja lebih sempurna, mempertinggi mutu pekerdjaan dan besarnja produksi :
1. supaja disediakan tjukup devisen agar perusahaan as sembling jang ada bekerdja baik,
2. mengurangi djumlah,assembling, balk dengan tjara peng gabungan dalam rangka standardisasi/normalisasi ke adaan.
3. kemudian menaikkan sarat2 teknis jang harus ada pada perusahaan assembling.
c. Untuk menutup keperluan akan alat2
pengangkutan bermotor
perlu di Indonesia sedjumlah assembling untuk ± 10.000 kendaraan
setahun :
1. Djakarta (tambahan perlengkapan ) 2. Surabaja (s.d.a.)
5. M e d a n (s.d.a.) 4. Palembang (b a r u)
5. Makasar (b a r u)
Biaja jang diperlukan untuk mendirikan memperluas perusa haan assembling ditaksir untuk masa Rentjana I Rp, 290 djuta,
d. Usaha lambat laun ialah membuat kendaraan bermotor sen diri.
Untuk ini telah ada suatu rentjana fase pertama dari pihak assembling. Diharapkan kemudian dalam hal ini suatu ren tjana pembikinan spareparts bersama 'industri mesin dan industri karet. Dalam hal ini harapan terletak pula pada di dirikannja projek Tjilegon dan didirikannja tanur tinggi di Lampung,
Biaja jang disediakan untuk usaha tersebut dalam Rentjana I adalah Rp. 34 djuta.
§ 523. Untuk menghemat dan menggunakan alat2 pengangkutan mo tor didalam kota besar jang memerlukan dinas pengangkutan motor didalam kota besar, maka dalam tiap Kotapradja diada kan hanja satu perseroan terbatas dimiliki oleh Kotapradja atau Kotapradja bersama Swasta.
C. PERHUBUNGAN : KERETA API
§ 524. Politik angkutan
Kereta api sebagai alat pengangkutan negarajang vital harus senantiasa mendjamin :
a. Kemungkinan pengangkutan satuan2 Angkatan Perang dan/ atau alatalatnja dengan aman serta tjepat guna kepen tingan pertahanan Negara.
b. Pengangkutan barang terutama barang sandangpangan da ri daerah penghasil kedaerah pemakai jang memerlukan de ngan aman tjepat dad murah.
Kemudian menjusul angkutan penumpang, jang dibedakan antara angkutan penumpang djarak djauh (jang diutamakan) dan angkutan penumpang djarak pendek.
Tarip pengangkutan ditetapkan dengan membedakan tarip untuk barang2 sandangpangan (tarip rendah) dan tarip un tuk barang2 lainnja serta penumpang,
§ 525. Perluasan djaringan
Dalam Rentjana I dianggap belum perlu mengadakan. perluasan djaringan keretaapi.
§ 526. Usaha usaha
Agar supaja kereta api dapat mendjalankan tugasnja sebaik baiknja, dalam distribusi barang sandangpangan chususnja dan pengangkutan umumnja, maka perhatian dan kegiatan Pe merintah dalam Rentjana I ditudjukan kepada :
a. Meninggikan kernampuan mengangkut dan
b. Meninggikan effisiensi kerdja dan mutu pegawai, jang da lam garis besarnja meliputi tindakan2 sebagai berikut
1. Memperkuat serta menormalisir tubuh lintas (mengganti ballast, merevisir lengkunganlengkungan dan lain seba gainja).
2. Meremadjakan rel dan penambatnja jang sudah aus, dan rata2 sudah dipergunakan selama 40 — 60 tahun.
3. Memperbaharui djembatan jang sudah usang.
4. Memperbaharui alat dan pesawat keamanan perdjalan an keretaapi jang pada umumnja sudah dipergunakan 30 — 35 tahun.
nja barang2 sandangpangan dan umumnja barang2 dan penumpang, jang terusmenerus meningkat,
6. Lebih menggiatkan dan meninggikan dajaguna pema kaian bakal pelanting modal dan tenaga pegawai (mate rial, capital, manpower),
7. Mempermudah prosedure barang dan alat vital,
8. Menjelenggarakan pendidikan kader (akademisi, high skilled dan skilled), jang lebih sempurna dan disesuai kan dengan keperluan, sehingga peremadjaan manpower tjana I didjalankan usaha2 sebagai berikut:
a. Djaring diperluas sedemikian rupa sehingga tidak ada da erah jang terpentjil.
b. Waktu perhubungan dipertjepat, sehingga tertjapai waktu2 seperti tersebut dibawah :
Daerah : Djenis perhubungan : Waktu maksimum :
Seluruh telegram 1 hari
Indonesia telepon 12 djam
pos udara 4 hari
pos taut dan darat 10 hari
Sepulau telegram 12 hari
telepon 6 djam
pos udara 2 hari
tua.
d. Pelajanan pos setjara teratur diperluas sampai Ketjamatan2 (dinas paketpos diutamakan).
e. Mekanisasi dan otomatisasi setjara masal untuk mengatasi kelambatan pos.
f. Mendirikan Kantorpos modern sebagai pertjobaan. g. Dibangkitkan kembali :
1. dinas wesel tembusan (rembeurs) 2. ,, ,, telegrap dalam negeri 3. ,, ,, luar negeri
4. „tjek angkatan perang dll, h. h. Dalam Ibukota Daswati I, didjalankan :
1. penggantian "overhead lines" dengan kabel telepon di bawah tanah.
2. perubahan material tua seperti sentral tangan, kawat2 dan tiang2 dikota. Material bekas tersebut digunakan untuk tempat2 lain jang memerlukan.
3. target jang harus ditjapai sedapatdapatnja : 1 pesawat telepon bagi tia;p 60 djiwa penduduk.
i. Diluar Ibukota Daswati I :
1. perluasan hubungan telepon untuk daerah diluar Ibukota Daswati I,
2. untuk mengatasi kekurangan alat, dipakai sistim party lines.
3. target jang harus ditjapai sedapatdapatnja : 1 pesawat' untuk 200 djiwa penduduk.
j. Untuk mengatasi kekurangan akan saluran2 interlokal digu nakan radio dan carrier telephony meliwati kawatjang ada. k. Untuk mempertjepat perluasan djaringan telepon dan un
tuk meringankan biaja, sebagian besar dani biaja dipikul oleh pemakai.
l. Diperluas dan dimodernisir hubungan telegrap dengan meng gunakan saluran2 telex.
m. Perlu diperluas pendidikan kader2 baru untuk mengatasi ke kurangan; personil.
n. Rumah pegawai merupakan satu unit dengan Kantor2 P.T.T. dalam daerah terpentjil.
BIAJA
Biaja jang disediakan untuk pelbagai, dinas P.T.T. tersebut di atas sebagai berikut :
a. Dinas Pos Rp. 1.590, djuta b. Dinas Telepon Rp. 4.907,20 djuta c. Dinas Telegrap Rp. 650,80 djuta d. Dinas Radio Rp. 526,— djuta Djumlah Rp. 7.674, djuta
E. PERHUBUNGAN LAUT
§ 530. Dalam Rentjana I, mengenai perhubungan Laut ditetapkan usa hausaha pembangunan untuk didjalankan sebagai berikut : a. Pelajaran Niaga :
1. Pembangunan armada untuk pelajaran pantai dan Samu dera kira2 sedjumlah 26,000 dwt.
2. Motorisasi kapal2 lajar.
3. Pendidikan keahlian djurusan ekonomi pelajaran (terma
1. Rehabilitasi dan pembangunan menara2dan mertjusuar mertjusuar, stasion radio, kapal2, sekotji2, bengkel2 kapal, asrama2 pelaut dan sebagainja,
2. Pendidikan ahli2 pelajaran,
Untuk keperluan pembangunan keamanan pelajaran di sediakan biaja Rp 1.527,— djuta, tidak termasuk biaja pendidikan,
c. Kepelabuhan :
1. Pembelian portequipment dan kapal2 keruk beserta pem bangunan bengkelbengkelnja.
2. Pembangunan pelabuhan2.
Untuk keperluan pembangunan kepelabuhan seluruhnja disediakan biaja Rp, 1.450,— djuta,
1. Tandjung Priok
§ 531. Alokasi investasi perhubungan laut dan perindustrian perka palan jang seluruhnja berdjumlah Rp. 11,253,— djuta (tidak ter masuk biaja pendidikan) belum mentjukupi sepenuhnja untuk pembangunan maritim jang tjukup lajak guna memenuhi keper Juan lalulintas taut jang akan datang.
F. PERHUBUNGAN UDARA
§ 532. Dalam Rentjana I perlu diperbaiki kemampuan alat hubungan udara dengan tiara
a. perbaikan landasan
b. perbaikan groundfacilities
c. istensifikasi pendidikan aircrew dan groundcrew
d. koordinasi training facilities untuk mentjapai efficiency sebe sarbesarnja,
e. pembangunan feederlines system
f. standardisasi alai perhubungan udara (sipil dan militer) g. intensifikasi penggunaan pesawat' udara jang ada h. kerdja sama dengan swasta nasional
i. mengembangkan research dan pembuatan pesawat udara ringan
j. melantjarkan distribusi bahan bakar/bensin dengan melalui darat dan laut untuk lapangan udara jang aktip terpakai k. mengaktipkan D.A.U.M. kembali
1. agar G.I.A. lebih menitikberatkan pada penerbangan dalam negeri.
§ 533. Projek2 pembangunan jang didjalankan dalam Rentjana I terdi riatas:
a. Perbaikan/perpandjangan/pembangunan lapangan terbang: 1. Projek perbaikan dan perpandjangan dari 6 lapangan
a. Ambon
2. Projek baru sebagai pengganti lapangan terbang Perak (Surabaja),
3. Modernisasi lapangan terbang Internasional Kemajoran,
4. Pembangunan lapangan2 terbang lainnja diseluruh Indone sia guna Convair/Lockheed Electra,
5. Pembangunan lapangan2 terbang diseluruh Indonesia gu na pesawat2 type DC3,
b. Perlengkapan lapangan2 terbang : 1. Alat2 pemadam kebakaran 2. Powersupply
3. Alat2 penerangan landasan dll,
4. Pembangunan/penjempurnaan bangunan2 unit lapangan terbang guna keperluan operasionil,
c. Perbengkelan pesawat2 terbang.
d. Penelitian jang berhubungan dengan penerbangan dan pembuatan pesawat2 udara,
e. Pembelian pesawat2 pengganti Dakota/DC3 lengkap de 2. Bangunan2/fasilitet2 guna alat2 tersebut dalam (1) 3. Penjelenggaraan navigational aids.
4. Fasilitet2 lembaga Meteo dan Geophysic. 5. Untuk keperluan ,,Search dan Rescue', h. Tjadangan :
1. Pembuatan/penjempurnaan kurang lebih 40 lapangan terbang guna feederlines
2. Pendidikan kader2 penerbangan
3. Pembelian pesawat jet untuk penerbangan internasional,. termasuk keperluannja untuk itu,
§ 534. Biaja jang disediakan guna keperluan pembangunan perhubung an udara dalam Rentjana I, adalah sebesar Rp. 4.485,— djuta § 535. Alokasi sedjumlah Rp. 4.485,— djuta tersebut belum memenuhi
keperluan pembangunan perhubungan udara seluruhnja jang sesuai dengan taraf perkembangan lalulintas udara pada wak tu jang akin datang
3. GARIS BESAR PEMBANGUNAN TOURISME
§ 536. U m u.m
Mengingat hakekatnja dan fungsi Tourisme, maka perlu sekali tourisme di Indonesia mendapat perhatian penuh dari Pemerin c. Di India dalam tahun 1954 penghasilan tourisme mening
kat 20% dari penghasilan tahun 1948 (US $ 11 djuta).
d. Indonesia memperoleh penghasilan dari tourisme pada ta hun 1957 s/d 1959 sebagai digambarkan dalam angka2 se bagai berikut :
b. Promosi
Advertensi, penerbitan', exhibition, sudiovisnal kurang di intensivir,
c. Keamanan. dalam Negeri helm terdjamin sepenuhnja. § 538. Rentjana tourisme. dalam Rentjana I
a. Organisasi :
Untuk memperbaiki organisasi tourisme perlu didirikan De wan Tourisme Indonesia dengan tugas
1. menggerakkan .perdjalanan dari satu daerah kedaerah lain.
1. dilantjarkan penerimaan dan pelajanan para touris di Indonesia dengan tjara :
(a) meniadakan visa bagi touris jang hanja berkun djung selama 72 djam (3 hari),
(b) pengurangan pengisian formulir untuk para touris. 2. Akomodasi perlu ditambah, dengan mengingat ukuran
internasional,
§ 540. Biaja
Biaja jang disediakan untuk keperluan pembangunan tourisme seluruhnja dalam Rentjana I adalah Rp, 500, djuta.
§ 541. Saransaran :
c. Penjederhanaan daripada formalitet pada douane dan imi grasi, hiburan pertundjukan dan sebagainja, jang tidak bersifat nasional Indonesia.
Djustru karena peladjaran, adatistiadat, hiburan/pertun djukan bersifat nasional inilah menjebabkan seorang touris tertarik datang ke Indonesia.
e. Ruangan, digedung terminal lapangan terbang jang pen ting2 hendaknja diperluas.
f. Lebih baik lagi kalau ada hubungan langsung dengan per usahaan Angkatan Laut Internasional dari negara2 jang panting, darimana Indonesia mendapat pasaran tourisme jang sangat besar.
g. Hendaknja dalam Rentjana I dibidang tourisme ini Pemerintah telah dapat membuat peraturan2/undang2 jang chu sus dapat membantu perkembangan lapangan tourisme, (undang undang perhotelau, undang2 touris & travel bureau peratur.an2 mengenai taxi dan lain2).