• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Manajemen Kualitas Pelayanan dengan Metode Quality Function Deployment (Studi Kasus: Rumah Sakit Permata Hati Duri) Chapter III VII

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Manajemen Kualitas Pelayanan dengan Metode Quality Function Deployment (Studi Kasus: Rumah Sakit Permata Hati Duri) Chapter III VII"

Copied!
83
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

KERANGKA KONSEPTUAL

3.1. Kerangka Konseptual

Penyusunan kerangka konseptual merupakan langkah awal dari analisis

masalah. Untuk memperdalam pemahaman tentang kerangka konseptual ,

dibutuhkan alat untuk mengindentifikasi kebutuhan konsumen, alat untuk

mengidentifikasinya adalah dengan quality function deployment. Menurut

(Mizuno and Akao (1994) , `` quality function deployment (QFD) describes a

method for translating customer requirements into fuctional design. Sometimes

the process of translation is referred to as the voice of customer``. (Foster, 2010 :

220) . dikembangkan untuk menjamin bahwa produk atau jasa yang dihasilkan

dapat memuaskan kebutuhan konsumen. Sesuatu yang diharapkan konsumen

biasanya didahului dengan adanya keinginan konsumen (voice of customers).

Fokus utama dari QFD adalah melibatkan pelanggan pada pengembangan proses

produk sedini mungkin. Alat utama dari QFD adalah matriks yang disebut dengan

house of quality yang dapat menerjemahkan apa keinginan konsumen (customer

Requirement) yang di olah dari (voice of customers) ke dalam proses untuk

menghasilkan produk atau jasa yang sesuai dengan yang diinginkan konsumen,

dengan melibatkan partisipasi seluruh fungsi manajemen organisasi.

Menurut (Lim, Tang and Jackson : 2000), Beberapa penelitian mengenai

penerapan quality function deployment pada jasa pelayanan kesehatan di

Singapura. Hasil dari penelitian ini menunjukkan quality function deployment

(2)

konsumen dan menunjukan persepsi konsumen. Adapun 5 atribut dengan tingkat

ekspektasi pelayanan tertinggi dalam penelitian ini adalah: (1) Through

explanation of medical condition; (2) Doctors/staff should be professional and

competent; (3) Patients should be treated with dignity and respect; (4) Responsive

doctors/staff; (5) Doctors should possess a wide spectrum of knowledge

Development pada jasa pelayanan kesehatan telah dilakukan, antara lain oleh

dalam penelitian berjudul, “an innovative framework for healthcare performance

measurement” yang membahas tentang penerapanquality function deployment.

Penerapan QFD mempunyai manfaat yang besar bagi perusahaan. Manfaat utama

yang diperoleh dari penerapan QFD yaitu :

1. Fokus pada pelanggan QFD memerlukan pengumpulan masukan dan

umpan balik dari pelanggan. Informasi tersebut kemudian diterjemahkan

ke dalam sekumpulan persyaratan pelanggan yang spesifik.

2. Efisiensi waktu QFD dapat mengurangi waktu pengembangan produk

karena memfokuskan pada persyaratan pelanggan yang spesifik dan telah

diidentifikasi dengan jelas.

3. Orientasi kerja sama tim QFD merupakan pendekatan kerja sama tim.

Semua keputusan dalam proses didasarkan pada konsensus dan dicapai

melalui diskusi mendalam dan brainstroming. Oleh karena setiap tindakan

yang perlu dilakukan diindentifikasi sebagai bagian dari proses tersebut,

sehingga pada gilirannya hal ini mendorong kerjasama tim yang lebih

(3)

Customer Requirement

Dimensi Mutu Pelayanan Jasa  Tangible

Realibility

Responsivenes

Assurance

Emphaty

Technical Requirement

Analisis QFD dengan Rumah Mutu (HoQ)

Atribut Pelayanan Atribut Pelayanan Yang Perlu Diperbaiki Yang Sudah Baik

Perbaikan

Pelayanan Yang Optimal

(4)

Definisi Operasional

Definisi Operasional Dan Pengukuran Variabel

Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu

variabel dengan cara memberikan arti kegiatan atau suatu operasional yang

diperlukan untuk mengukur variable. tersebut (lihat lampiran 1: kuesioner).

Definisi operasional yang digunakan disini di olah dari customer requirement

yaitu persepsi kualitas pelayanan jasa kesehatan yang dibentuk dari sudut pandang

pelanggan yang memberikan nilai terhadap jasa yang ditawarkan. Kemudian di

kelompokan dalam 5 dimensi pokok yaitu Responsiveness, assurance, tangible,

emphaty, dan realibility (RATER) yang kemudian dijabarkan dan diolah secara

hati hati oleh perusahaan melalui diskusi mendalam dan brainstorming antara tim

untuk membentuk technical requirement terbaik yang bisa diberikan perusahaan

untuk kemudian diolah secara bersama-sama dengan customer requirement

menggunakan QFD melalui matriks House of Quality (HoQ) yang nantinya akan

diperoleh hasil atribut pelayanan mana yang masih perlu diperbaiki dan tidak,

sehingga dapat menuntun perusahaan melakukan perbaikan yang optimal, tepat

sasaran, dan menhindari pemborosan.

1. Daya tanggap (Responsiveness), adalah seberapa besar tanggapan yang diberikan dokter, staff dan perawat untuk membantu pasien dan

memberikan pelayanan. Seperti kesiapan dokter, staff dan perawat,

(5)

2. Jaminan (Assurance), mencakup pengetahuan, kemampuan, kesopanan, dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para dokter, staff dan perawat,

bebas dari bahaya, risiko atau keraguraguan. Hal ini mencakup jaminan

kepada para pasien seperti pengetahuan yang luas, memberi ketenangan

dan kenyamanan, serta reputasi yang dimiliki RS Permata Hati Duri.

3. Bukti langsung (Tangible), meliputi kebutuhan pasien yang berfokus pada

jasa yang berkaitan dengan tampilan secara fisik antara lain fasilitas fisik,

seperti gedung, perlengkapan dan peralatan medis, keberadaan toilet dan

tempat parkir, serta penampilan dokter dan karyawan yang rapi,

4. Emphati (Emphaty) merupakan bentuk pelayanan dan perhatian secara personal yang diberikan pihak RS Permata Hati Duri kepada pasien,

meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang baik,

perhatian pribadi, dan memahami keluhan pasien.

5. Keandalan (Reliability), yaitu kemampuan untuk memberikan apa yang telah dijanjikan dengan segera, akurat, dan memuaskan pasien yang

dilakukan melalui pemberian tindakan dokter dan perawat kepada pasien,

prosedur administrasi yang mudah, serta waktu pelayanan yang sesuai.

Pengukuran dilakukan dengan skala Likert karena mencerminkan

keragaman skor sebagai akibat penggunaan skala yang berkisar antara satu

sampai lima.

Untuk penelitian ini tingkat kepentingan diberi bobot :

1 = Sangat Tidak Penting (STP) 4 = Penting (P)

(6)

3 = cukup penting (CP)

Sementara untuk penilaian kinerja juga menggunakan skala Likert :

1 = Sangat Jelek (SJ) 4 = Baik (B)

2 = Jelek (J) 5 = Sangat Baik (SB)

3 = Cukup Baik (CB)

(7)

Tabel III.1. Indikator Mutu Pelayanan Dengan QFD

Variabel Definisi

Dimensi / Indikator Skala

Operasional

Tangible Fasilitas fisik, 1 Fasilitas dan peralatan medis yang lengkap dan up-to date serta terawat dengan baik Likert

(X1) pegawai, dan sarana Perlengkapan, 2 Gedung dan ruangan yang bersih dan nyaman.

komunikasi 3 Gedung dan ruangan yang dilengkapi dengan papan petunjuk yang jelas

4 Ruang tunggu dan interior yang baik dan menarik.

5 Tersedianya informasi mengenai pelayanan yang diberikan.

6 Dokter, perawat dan staff yang berpenampilan rapi dan profesional.

7 Ketersediaan obat yang diperlukan pasien.

8 Ketersediaan alat bantu pasien (ambulance, kursi roda, dll).

9 Toilet yang cukup dan bersih

10 Ruang tunggu yang nyaman lengkap dengan fasilitas pendukungnya

11 Area parkir yang memadai.

Realibility Kemampuan 1 Waktu pelayanan sesuai jadwal yang diberikan. Likert memberikan layanan

(x2) yang dijanjikan dengan 2 Dokter dan perawat mampu memberikan tindakan secara tepat dan cepat

segera 3 Dokter, perawat dan staff yang ahli dan profesional.

4 Kemudahan administrasi masuk dan keluar.

5 Pemberian obat yang tepat.

6 Konsistensi dalam pengenaan biaya

Respon- Keinginan para staf 1 Pelayanan yang cepat dan tepat. Lkert

siveness untuk membantu 2 Dokter, perawat dan staff yang selalu siap bila diperlukan. pelanggan dan

(x3) memberikan pelayanan 3 Tindakan dari dokter, perawat dan staff yang membangkitkan kepercayaaan pada pasien

yang cepat dan tanggap 4 Kemauan staff/karyawan untuk membantu pasien.

5 Waktu tunggu tidak lebih dari 1 jam

Assurance Kemampuan, 1 Dokter, perawat dan staff bersikap ramah dan bersahabat. Likert

(X4) kesopanan, dan sifat 2 Dokter memiliki pengetahuan yang luas untuk menjawab pertanyaan Pasien

dapat dipercaya yang

3 Menghargai dan menghormati dalam memperlakukan pasien. dimiliki para staf yang

bebas dari bahaya , 4 Memberikan penjelasan secara lengkap mengenai kondisi medis pasien.

resiko, dan keraguan 5 Pasien merasa aman saat menerima pelayanan kesehatan di Rs Permata Hati Duri

6 Privasi pasien selama melakukan pemeriksaan terjaga.

7 Ketenangan dan kenyamanan ruangan.

8 Kerjasama yang baik yang dilakukan oleh dokter dan perawat.

9 Keamanan lingkungan RS Permata Hati Duri terjamin.

10 Rs Permata Hati Duri mempunyai reputasi yang baik.

Emphaty Kehandalan dalam 1 Komunikasi yang baik antara dokter dan pasien. Likert melakukan hubungan,

(X5) komunikasi yang baik, 2 Pelayanan yang tersedia setiap saat (pada jam kerja).

dan memahami 3 Dokter dan karyawan memberikan perhatian kepada pasien.

kebutuhan para

4 Dokter dan karyawan memahami keluhan dari pasien. pelanggan.

Sumber : Data primer berdasarkan literatur dan kebutuhan RS Permata Hati

Dari alur pemikiran di atas dapat dilihat bahwa para pasien memiliki

persepsi tersendiri mengenai kualitas jasa pelayanan kesehatan RS Permata Hati

Duri yang juga merupakan consumer requirements dari para pasien RS Permata

(8)

dimensi-dimensi kualitas, yaitu tangible, realibility, responsiveness, assurance,

dan empathy. Sedangkan pihak manajemen RS Permata Hati Duri juga memiliki

gambaran mengenai kebutuhan teknis (technical requirements) yang dilakukan

sebagai tanggapan untuk memenuhi kebutuhan konsumen (consumer

requirements). Untuk menentukan customer requirements, dilakukan survei

tingkat kebutuhan pasien yang meliputi tingkat kepentingan dan tingkat kinerja.

Survei dilakukan dengan menyebarkan kuesioner dengan responden pasien.

Sedangkan technical requirements didapatkan dari wawancara terstruktur dengan

pihak manajemen RS Permata Hati Duri selaku penyedia jasa pelayanan

kesehatan dan hasil dari observasi langsung oleh peneliti. Analisis QFD dengan

house of quality pada dasarnya mempertemukan customer requirements dengan

technical requirements, yaitu antara kriteria apa saja yang diinginkan oleh pasien

dengan pelayanan yang diberikan oleh RS Permata Hati Duri sebagai penyedia

jasa pelayanan kesehatan. Dari analisis ini akan diketahui atribut atribut kualitas

pelayanan apa saja yang sudah baik dan atribut-atribut apa saja yang masih

memerlukan perhatian untuk kemudian dilakukan perbaikan pada atribut-atribut

tersebut. Pengukuran dalam penelitian ini dilakukan dengan skala Likert karena

mencerminkan keragaman skor sebagai akibat penggunaan skala yang berkisar

antara satu sampai lima. Untuk penelitian ini tingkat kepentingan diberi bobot :

1 = Sangat Tidak Penting (STP) 4 = Penting (P)

2 = Tidak Penting (TP) 5 = Sangat Penting (SP)

3 = cukup penting (CP)

(9)

1 = Sangat Jelek (SJ) 3 = Cukup Baik (CB) 4. Baik (B)

(10)

BAB IV

METODE PENELITIAN

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang

diambil dari jawaban dan tanggapan atas pertanyaan yang diajukan dalam

kuesioner ini. Sehingga jawaban responden terhadap kusesioner ini murni dari

pelanggan tanpa adanya pengaruh dari peneliti. Fokus penelitian di arahkan pada

kebutuhan pasien terhadap kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan oleh RS

Permata Hati Duri. Jadi studi kasus adalah sumber dari penelitian ini, yaitu

analisis mendalam dan kontekstual terhadap situasi yang mirip dalam organisasi

lain, dimana sifat dan definisi masalah yang terjadi adalah serupa dengan yang

dialami dalam situasi saat ini (Sekaran, 2006:46).

Studi kasus ini meneliti bagaimana Manajemen kualitas pelayanan RS

Permata Hati Duri dalam melayani pasiennya dan tentang respon pasien terhadap

kualitas pelayanan yang diberikan. Dalam penelitian ini pihak manajemen RS

Permata Hati Duri sebagai pemberi jasa dan pasien RS Permata Hati Duri sebagai

pihak penerima jasa (customer). Penelitian ini tidak menggunakan benchmarking

agar tidak memperluas permasalahan yang sedang diteliti, sehingga penelitian

lebih terfokus kepada internal obyek yang diteliti yaitu RS Permata Hati Duri

4.1. Metode Penelitian

Metode dalam penelitian ini adalah menggunakan QFD dan matriks house

(11)

Te

Gambar VI. 3 bagan Quality Function Deployment

Sumber : Hauser, 63:73 4.2. Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan anggota atau kelompok yang membentuk

objek yang dikenakan investigasi oleh peneliti, Population refers to entire group

of people, events, or thing of interest that the researches wishes to investigate

(sekaran, 2006). Populasi dalam penelitian ini adalah pasien rawat jalan dan inap

(12)

Elemen adalah setiap anggota dari populasi, jika populasi seluruh pasien

rumah sakit per hari adalah 200 orang maka setiap pasien itu disebut dengan

elemen yang beranggotakan 200 pasien per hari. Dengan kata lain seluruh elemen

membentuk satu kesatuan karakteristik itu disebut dengan populasi .

Sampel adalah sebuah subset dari populasi, sebuah subset terdiri dari sejumlah

elemen dari populasi yang ditarik sebagai sampel melalui mekanisme tertentu

dengan tujuan tertentu. (Sinulingga, 2013).

Mengingat waktu dan keterbatasan, maka pengumpulan data dilakukan

secara sampling atau dengan pengambilan sample. Metoda pengambilan sampel

dilakukan dengan Stratified Random Sampling yaitu populasi dibagi kedalam

suatu kelompok berdasarkan strata yang ada yang tingkatannya relevan dengan

sasaran penelitian, misalnya, usia, pendapatan, jabatan dan status. Pengambilan

jumlah sampel ditentukan dengan menggunakan rumus proporsi untuk sample

(Sugiyono, 2010):

Jika RS Permata Hati mengelompokan sampel kedalam 3 kelompok yaitu :

1. Sampel Pasien organisasi / Perusahaan yang mempunyai rata-rata

berpendidikan menengah, ditaksir tingkat kepercayaan 95% dengan

menetapkan tingkat error sebesar 5% dan dari sample pendahuluan

diketahui jumlah pasien salah diagnosa sebesar 3 orang dari rata-rata

pasien 150 per hari, berapa ukuran sampel yang harus ditarik ?

2. Sampel pasien dari pemerintahan /BPJS rata-rata berpendidikan tinggi,

ditaksir tingkat kepercayaan 99% dengan tingkat error sebesar 5% dan dari

(13)

orang dari rata-rata pasien 150 per hari, berapa ukuran sampel yang harus

ditarik?

3. Sampel Pasien Umum dengan rata-rata pendidikannya rendah, ditaksir

tingkat kepercayaan 90% dengan tingkat error sebesar 5% dan dari sampel

pendahuluan diketahui jumlah pasien salah diagnosa sebesar 3 orang dari

rata-rata pasien 150 per hari, berapa ukuran sampel yang harus ditarik?

Jawaban :

Tabel IV.2. Jumlah Sampel

DERAJAT KEPERCAYAAN

PASIEN 99% 95% 90%

Umum 53

PT 31

BPJS 22

1. Sampel Pasien BPJS / Pemerintah

Dengan rumus proporsi :

n = α/2 pq

Dimana p = proporsi yang akan ditaksir

P = 3/150 = 0.02

q = 1 – p =( 1-0.02) = 0.98

jika derajat kepercayaan sebesar 99% maka Z α / 2 = (1-0.99) / 2 = 0.005

=2.576 (lihat Tabel)

e = batas maksimum error yang dapat ditoleransi = 0.05

ukuran sample (n ) dapat dihitung sebagai berikut :

(14)

n = 52.024 = 53 sampel

2. Sampel Pasien Perusahaan/ PT :

n = α/2 pq

Dimana p = proporsi yang akan ditaksir

P = 3/150 = 0.02

q = 1 – p =( 1-0.02) = 0.98

jika derajat kepercayaan sebesar 95% maka Z α / 2 = (1-0.95) / 2 = 0.025

= 1.96 (lihat Tabel)

e = batas maksimum error yang dapat ditoleransi = 0.05

ukuran sample (n ) dapat dihitung sebagai berikut :

(0.02) (0.98) n = ---

n = 30.118 = 31 sampel

3. Sampel Pasien Umum

n = α/2 pq

Dimana :

p = proporsi yang akan ditaksir

P = 3/150 = 0.02

q = 1 – p =( 1-0.02) = 0.98

jika derajat kepercayaan sebesar 90% maka Z α / 2 = (1-0.90) / 2 = 0.05 =

1.645 (lihat Tabel) e = batas maksimum error yang dapat ditoleransi = 0.05

(15)

(0.02) (0.98) n = ---

n = 21.2152 = 22 sampel

jadi total seluruh sampel adalah = 31 + 22 + 53 = 106 sampel (McClave, George

and Terry : 2011)

4.3. Teknik Pengumpulan Data

4.3.1 Pengamatan (observation), pengumpulan data melalui pengamatan langsung ke lapangan untuk mengumpulkan objek yang berkaitan dengan

penelitian.

4.3.2. Daftar Pertanyaan (questioner), diberikan kepada para responden, reponden yang dimaksud disini adalah pasien yang pernah berobat di Rumah Sakit

Permata Hati, baik rawat Jalan Maupun Rawat Inap. Kuesioner disebar untuk

mendapatkan persepsi dan harapan pasien terhadap pelayanan yang diberikan

Rumah Sakit Permata Hati Duri, sehingga nantinya dapat dilakukan evaluasi dan

strategi apakah yang cocok untuk di implementasikan agar bisa menjangkau

harapan konsumen.

4.3.3 Wawancara (Interview)

Wawancara merupakan suatu proses memperoleh informasi dengan cara bertanya

langsung kepada responden (Singarimbun, 1995: 192). Wawancara dilakukan

kepada pihak manajemen RS Permata Hati Duri mengenai tanggapannya terhadap

customer requirements beserta penentuan sales point dan untuk mendapatkan

technical requirements dan juga penilaian tentang tingkat kesulitan dalam

(16)

4.4. Jenis Dan Sumber Data

4.4.1. Data Primer

Data Primer diperoleh dari :

- Daftar Pertanyaan (kuesioner).

Pengumpulan data dengan metode ini dilakukan dengan memberikan

kuesioner kepada responden (pasien) terkait tingkat kepentingan dan

penilaian terhadap kinerja RS Permata Hati Duri. Setiap tanggapan atas

item kuesioner memiliki nilai tersendiri yang akan digunakan untuk

analisis data. Kuesioner dibuat berdasarkan referensi penelitian yang

berhubungan disertai pengembangan yang dibutuhkan ( Lim, Tang and

Jackson : 2000 ).

- Wawancara (interview)

kepada BPJS, Perusahaan yang bekerjasama dalam perawatan kesehatan

dengan RS Permata Hati Duri dan Manajer RS Permata Hati Duri

4.4.2. Data Sekunder

Data Sekunder Diperoleh dari studi dokumentasi dan observasi langsung

pada RS Permata Hati Duri. Observasi langsung merupakan pengambilan data

dengan jalan melihat langsung aktifitas, kebiasaan, atau hal-hal lain yang menarik

untuk dicatat. Observasi langsung dilakukan untuk mengetahui kualitas pelayanan

jasa RS Permata Hati Duri r dari pengamatan peneliti seperti pengamatan pada

kelengkapan fasilitas dan peralatan medis, penampilan dan kerapian dokter dan

karyawan, jam kerja RS Permata Hati Duri serta proses administrasi pendaftaran.

(17)

menyalin data di RS Permata Hati Duri yang menunjang topik penelitian serta

mendukung data primer yang telah diperoleh. Selain itu data sekunder juga dapat

diperoleh dari data-data lain yang bias mendukung data primer seperti buku-buku,

jurnal dan skripsi.

4.5. Skala Pengukuran

Skala Pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah Skala Likert

untuk penilaian responden terhadap masing-masing atribut yang diteliti yaitu :

a. Jawaban (Sangat Setuju ) diberi skor 5

b. Jawaban (Setuju) diberi skor 4

c. Jawabab No Comment diberi skor 3

d. Jawaban (Tidak Setuju) diber skor 2

e. Jawaban (Sangat Tidak Setuju) diberi skor 1

4.6. Uji Instrumen Penelitian

Keberhasilan dari alat ukur dalam menjalankan fungsinya untuk dapat

menghasilkan hasil ukur yang cermat dan akurat.

4.6.1. Uji Validitas

Uji Validitas adalah sejauh mana suatu alat pengukur mengukur apa yang

ingin diukur (Singarimbun, 1995 : 122). Uji validitas digunakan untuk

menentukan korelasi antara masing-masing item dengan skor total (corrected item

total correlation). Item yang mempunyai korelasi tinggi menunjukkan bahwa item

tersebut mempunyai validitas yang tinggi pula. Tinggi rendahnya validitas suatu

kuesioner dihitung dengan teknik correlation product moment dengan rumus

(18)

√ ∑ – ( ∑ ) } { n ∑ - ( ∑ ) }

Keterangan :

: Koofisien korelasi antara X dan Y

n : Jumlah sampel

x : skor butir

y : skor total

Validitas suatu butir pertanyaan diukur dengan cara menghitung angka

koofisien korelasi yang ada antara skor butir dengan skor totalnya. Pertanyaan

dalam kuesioner dikatakan valid jika nilai siqnifikasi korelasi 95% atau a- 0.05

dengan demikian pertanyaan dalam kuesioner tersebut dapat digunakan dalam

penelitian (Santoso. 2005:12). Selain itu perhitungan uji validitas juga dapat

dilakukan dengan menggunakan software SPSS versi 19. Pernyataan dalam

kuesioner dianggap valid apabila koefisien korelasi product moment melebihi 0,3

(Azwar dalam Dirgiyatmo, 2005). Apabila data diolah dengan menggunakan

SPSS maka data dikatakan valid jika pada tabel total terdapat simbol bintang (*).

4.6.2. Uji Reliabilitas

Uji Realibilitas adalah uji statistik yang digunakan untuk mengetahui

sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat relative konsisten apabila pengukuran

diulangi dua kali atau lebih (Singarimbun, 1995: 122). Reliable menunjukkan

konsistensi suatu alat ukur didalam mengukur subyek yang sama. Dalam

penelitian ini uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan taraf signifikasi 5%.

Jika nilai rhitung lebih besar dari rtabel maka kuesioner dinyatakan reliable.

(19)

Kriteria pengujian reliabilitas menggunakan pendekatan Alpha Cronbach, dengan

rumus :

= | | ( 1 –∑ )

Keterangan :

= Realibilitas instrument (koofisien Alpha Cronbach)

K = Jumlah butir pertanyaan dalam instrument

∑ = jumlah varian butir-butir pertanyaan

= varians skor tes

Tingkat Realibilitas dapat diasumsikan jika :

 Jika alpha > 0.90 maka reliabilitas sempurna 

 

 Jika alpha 0.71 – 0.90 maka reliabilitas tinggi 

 Jika Alpha 0.50 – 0.70 maka realibilitas moderat 

 Jika Alpha < 0.50 maka realibilitas rendah

Sekaran (2006) menyatakan jika angka realibilitas koofisien ∞ = 0.60

maka kelompok item – item pertanyaan ini dapat dianggap reliable, penelitian ini

menggunakan alat bantu SPSS 19.

4.7. Analisis Data

4.7.1. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif dilakukan untuk mengetahui dan menjadi mampu untuk

menjelaskan karakteristik variabel yang diteliti dalam suatu situasi atau untuk

memahami karakteristik organisasi yang mengikuti praktik umum tertentu

(20)

peneliti sebuah riwayat atau untuk menggambarkan aspek-aspek yang relevan

dengan fenomena perhatian dari perspektif seseorang, organisasi, orientasi

industri, atau lainnya (Sekaran, 2006: 159). Analisis deskriptif pada penelitian ini

yaitu mendiskripsikan hasil dari penelitian tentang pelayanan jasa di RS Permata

Hati yang didukung teori dan pengolahan dari tanggapan responden yang

menggunakan kuesioner.

4.8.2. Analisis Quality Function Deployment

QFD didefinisikan sebagai suatu proses atau mekanisme terstruktur untuk

menentukan kebutuhan pelanggan dan menerjemahkannya kedalam kebutuhan

teknis yang relevan. QFD menggunakan matriks berbentuk house of quality, yang

digunakan untuk mendiskripsikan kebutuhan dan harapan konsumen serta

kemampuan teknis perusahaan untuk merancang dan memproduksi barang atau

jasa sesuai keinginan konsumen. Data yang terkumpul baik primer maupun

sekunder diolah melalui tahap-tahap sebagai berikut :

a) Analisis Customer Requirements

Persyaratan pelanggan atau customer requirements merupakan pendapat

pelanggan tentang atribut apa sajakah yang disyaratkan atau diperhatikan oleh

pelanggan dalam pemanfaatan fasilitas RS Permata Hati. Analisis ini berisi

persyaratan atau pendapat pasien mengenai keinginan atau hal-hal yang

diperhatikan pasien dalam menilai kualitas pelayanan RS Permata Hati yang

dibagi ke dalam lima dimensi kualitas, meliputi: tangible, realibility,

responsiveness, assurance, dan emphaty. Atribut customer requirements

(21)

Atribut kuesioner diperoleh dari penelitian sebelumnya, yaitu dari skripsi Riyanto

(2006) dan Yanuar (2005) serta jurnal (Lim, Tang and Jackson :1999) tentang

kualitas pelayanan rumah sakit. Atribut-atribut dalam kuesioner tersebut telah

dikondisikan dengan keadaan RS Permata Hati dan diambil yang berhubungan

dengan fokus penelitian yaitu kualitas jasa pelayanan kesehatan pada RS Permata

Hati. Customer requirement ini berada di sisi sebelah kiri dari matriks house of

quality.

b) Analisis Tingkat Kepentingan (TK1)

Analisis ini merupakan tindak lanjut dari customer requirements yang

bertujuan untuk mengetahui tingkat kepentingan pasien terhadap pelayanan yang

diberikan RS Permata Hati. Atribut-atribut persyaratan yang telah diolah

selanjutnya disusun dalam bentuk kuesioner dengan menggunakan skala Likert,

yaitu skala yang digunakan untuk menentukan bobot kepentingan dari

masing-masing atribut yang berhubungan erat dengan masalah yang diteliti. Penilaian

skala Likert adalah sebagai berikut:

1)Skala 1 mewakili atribut yang dianggap Sangat Tidak Penting (STP).

2)Skala 2 mewakili atribut yang dianggap Tidak Penting (TP).

3)Skala 3 mewakili atribut yang dianggap Cukup Penting (CP).

4)Skala 4 mewakili atribut yang dianggap Penting (P).

5)Skala 5 mewakili atribut yang dianggap Sangat Penting (SP).

Dari hasil kuesioner yang diberikan kepada responden, kemudian data diolah

dengan program microsoft excell untuk mengambil modus mengenai tingkat

(22)

c) Analisis Tingkat Kinerja (TK2)

Analisis ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pasien RS Permata

Hati merasakan apakah kualitas pelayanan yang diharapkan pasien telah terpenuhi

oleh pihak RS Permata Hati, sehingga dapat diketahui mengenai kinerjanya.

Dalam analisis ini juga menggunakan skala Likert dengan penilaian:

1)Skala 1 mewakili atribut yang dianggap Sangat Jelek (SJ).

2)Skala 2 mewakili atribut yang dianggap Jelek (J).

3)Skala 3 mewakili atribut yang dianggap Cukup Baik (CB).

4)Skala 4 mewakili atribut yang dianggap Baik (B).

5)Skala 5 mewakili atribut yang dianggap Sangat Baik (SB).

Dari hasil kuesioner yang diberikan kepada responden, kemudian data diolah

dengan program microsoft excell untuk mengambil modus mengenai tingkat

kinerja (Tk2) dari atribut-atribut tersebut.

d) Analisis Tingkat Perbaikan

Analisis ini bertujuan untuk mengevaluasi atribut-atribut customer

requirements yang nantinya bisa diindentifikasi atribut-atribut yang belum

memenuhi syarat, serta berapa tingkat perbaikan yang perlu dilakukan manajemen

untuk mencapai kualitas yang diharapkan. Untuk menghitung tingkat perbaikan

dengan cara membagi hasil dari nilai kinerja standar (5) dengan hasil dari tingkat

kinerja yang dinilai oleh pasien (Tk2).

e) Analisis Titik Penjualan (Sales Point)

Tujuan dari penentuan titik penjualan adalah untuk mengetahui seberapa

(23)

perubahan terhadap atribut-atribut tertentu. Penentuan titik penjualan terhadap

atribut-atribut dalam penelitian 48 ditetapkan oleh pihak RS Permata Hati. Cara

penentuannya dengan menggunakan alat bantu skala penilaian sebagai berikut

(Cohen, 1995: 112):

1)Nilai 1,0 adalah status quo, yang berarti perubahan mengenai atribut yang ada,

tidak memberi pengaruh tambahan manfaat dan tidak juga mengurangi mutu

pelayanan.

2)Nilai 1,2 berarti perubahan mengenai atribut yang ada, memberi pengaruh yang

kecil dan hanya perlu perbaikan dari segi teknis.

3) Nilai 1,5 berarti perubahan mengenai atribut yang ada memberikan pengaruh

yang besar terhadap penjualan dan ada keterikatan dengan program pemasaran.

f) Analisis Customer Requirement Score

Analisis customer requirement score bertujuan untuk mengetahui atribut

yang dianggap penting untuk pelayanan di RS Permata Hati. Semakin tinggi

customer requirement score maka atribut tersebut semakin penting dan semakin

butuh perhatian untuk perbaikan selanjutnya.

Customer requirement score dapat dihitung dengan mengkalikan tingkat

kepentingan customer requirements dengan sales point, yang kemudian

dinormalisasikan dalam bentuk prosentase sehingga diketahui rangkingnya.

g) Analisis Technical Requirements

Analisis ini bertujuan untuk mengetahui tanggapan RS Permata Hati

terhadap permintaan pasien. technical requirements didapatkan dari hasil

(24)

dan kemudian ditabelkan. Hasil dari analisis ini berupa spesifikasi kinerja tertentu

dari atribut-atribut customer requirements sebagai standar yang dibuat atau

ditetapkan oleh RS Permata Hati.

h) Analisis Hubungan Customer Requirements (CR) dengan Technical Requirements (TR)

Analisis ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah masing-masing

penjelasan teknis yang dibuat oleh manajemen RS Permata Hati mempunyai

hubungan yang mampu menjawab dan memenuhi customer requirements-nya,

atau penjelasan teknis 49 tersebut hanya mendukung pemenuhan terhadap

persyaratan pelanggan, atau penjelasan teknis tersebut berpengaruh terhadap

masing-masing persyaratan pelanggan. Untuk menetapkan hubungan ini

digunakan L-Shaped matrix. L-Shaped matrix digunakan untuk menganalisa

hubungan antara apa yang diinginkan konsumen dengan penjelasan teknis yang

dilakukan RS Permata Hati. Hubungan yang terjadi dinilai dengan 4 (empat)

kategori, yaitu (Cohen, 1995 : 62):

1) Hubungan bernilai 9 apabila hubungan tersebut kuat, yang berarti TR

menjawab CR.

2) Hubungan bernilai 3 apabila hubungan tersebut sedang, yang berarti TR

mendukung CR.

3) Hubungan bernilai 1 apabila hubungan tersebut lemah, yang berarti bahwa

TR mempengaruhi CR.

(25)

Blok dalam L-Shaped matrix terbagi menjadi dua bagian nilai, bagian atas

merupakan nilai hubungan antara technical requirements dengan customer

requirements dan bagian bawah merupakan technical requirement score.

Hubungan yang terjadi mungkin lebih dari satu karena setiap customer

requirements mungkin mempunyai hubungan lebih dari satu terhadap technical

requirements, begitu pula sebaliknya. Hubungan technical requirements dengan

customer requirements menempati bagian tengah dari house of quality.

i) Analisis Technical Measurement

Analisis technical measurement merupakan penentuan ukuran standar

technical requirements berdasarkan hasil diskusi dengan pihak manajemen RS

Permata Hati dan melalui pengamatan penelitian secara langsung mengenai

keadaan yang sesungguhnya serta didukung dengan berbagai referensi yang

berkaitan. Hasil dari penelitian ini adalah diperolehnya item-item yang merupakan

ukuran dari Technical Requirements RS Permata Hati (technical measurement).

j) Analisis Relative Technical Difficulty

Analisis relative technical difficulty bertujuan untuk mengetahui tingkat

kesulitan RS Permata Hati dalam penerapan technical requirements. Ada 4

(empat) penilaian yang menggunakan dipergunakan, yaitu:

1)Nol (0) apabila tidak mengalami kesulitan teknis.

2)Satu (1) apabila sedikit mengalami kesulitan dalam penerapannya.

3)Dua (2) apabila mengalami kesulitan dalam penerapannya.

(26)

Hasil dari analisis ini adalah diketahuinya tingkat kesulitan penerapan dari

masing-masing atribut technical requirements.

k) Analisis Technical Requirement Score

Analisis ini bertujuan untuk mengetahui technical requirements yang

paling penting dan memerlukan lebih banyak perhatian untuk ditindaklanjuti.

Analisis ini dilakukan dengan mengetahui terlebih dahulu technical requirement

score kemudian dinormalisasi. technical requirement score diperoleh dengan

mengkalikan normalized customer requirement score dengan tingkat hubungan

customer requirements dan technical requirements (kuat = 9; sedang = 3; dan

lemah = 1). Skor ini dijumlah per kolom dan hasilnya dinormalisasi dalam bentuk

prosentase sehingga diketahui technical requirements yang paling penting dan

perlu perhatian lebih untuk ditindak lanjuti. technical requirement score bersama

dengan technical measurement dan degree of technical difficulty menempati sisi

bawah dari rumah house of quality.

l) Analisis Sinergi atau Konflik dalam Technical Requirements

Analisis ini bertujuan untuk mengetahui hubungan atribut-atribut dalam

technical requirements. Hubungan dikatakan merupakan sinergi apabila satu

atribut dengan atribut yang lain dalam technical requirements mempunyai

hubungan saling mendukung. Hubungan dikatakan konflik, apabila atribut satu

dengan atribut yang lain dalam 45 Technical requirements mempunyai hubungan

pertentangan dalam pelaksanaannya. Nilai hubungan ini terbagi menjadi 4

(empat), yaitu (Cohen. 1995:156) strong positive (++9), menunjukkan hubungan

(27)

2)Positive (+3), menunjukkan hubungan yang mendukung.

3)Negative (-3), menunjukkan hubungan yang bertentangan.

4) Strong negative (--9), menunjukkan hubungan yang sangat bertentangan,

hubungan yang mendekati negatif sempurna. Hasil dari analisis ini adalah

diperoleh nilai-nilai hubungan antara atribut dalam technical requirements dan

menempati atap dari gambar rumah house of quality.

4.8.2. Pengujian Hipotesis Dengan Uji Secara Serentak (Uji F)

Uji F dilakukan untuk mengetahui pengaruh Variabel eksogen secara

bersama-sama terhadap variabel endogen, Pengujian hipotesis dengan uji F

dilakukan dengan langkah-langkah :

a. Membuat formulasi hipotesis

b. Menentukan level signifikan dengan table F

Mencari F Hitung dengan rumus :

c. Mengambil keputusan

Jika F hitung < F Tabel, Maka diterima

Jika F hitung = F Tabel, Maka diterima

Jika F hitung > F Tabel, Maka ditolak

4.8.3 Pengujian Hipotesis Dengan Uji Parsial (Uji t)

Uji t pada dasarnya menunjukan seberapa jauh pengaruh suatu variabel

eksogen secara individual dalam menerangkan variasi variable endogen. Tujuan

dari uji t adalah untuk menguji koofisien regresi secara individual.

(28)

a. Merumuskan hipotesis

: Secara simultan tidak ada pengaruh yang signifikan dari kelima

variabel eksogen terhadap kualitas pelayanan.

:Secara simultan ada pengaruh yang signifikan dari kelima variabel

eksogen terhadap kualitas pelayanan.

b. Menentukan level signifikan dengan mengunakan table t

Menghitung t – statistic dengan rumus :

c. Mengambil keputusan

Jika t hitung < t table atau nilai Sig > 0,05, Maka diterima

Jika t hitung = t table atau nilai Sig = 0,05, Maka diterima

(29)

BAB V

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

5.1. Sejarah Singkat Perusahaan

Rumah Sakit Permata Hati merupakan rumah sakit pertama yang ada di Duri, beralamat di Jalan Sudirman No. 37, Pokok Jengkol – Duri, berada dibawah naungan PT. Permata Hati Sukses Medika, berdiri pada tahun 2002 dengan nama

rumah sakit bersalin Permata Hati, baru tahun 2004 dikembangkan menjadi

Rumah Sakit Permata Hati Duri.Pertumbuhan rumah sakit ini naik sangat

signifikan, pada tahun 2002 masih berbentuk Rumah Sakit Ibu dan Anak, 2004

rumah sakit type D, kemudian pada tahun 2010 berubah menjadi Rumah Sakit

Type C yang cukup besar dengan 2 kamar operasi dan 87 tempat tidur rawat inap

yang didukung oleh 215 orang karyawan, yang mana rinciannya adalah sebagai

Dokter Ahli Kebidanan dan Kandungan = 2 orang

Dokter Ahli THT = 2 orang

(30)

5.1.2. Data Ruang Rawat Inap :

Sumber : RS Permata Hati Duri 5.1.3. Cakupan Pelayanan :

Tabel 5.3. Cakupan Pelayanan

Cakupan Pelayanan

Spesialis Bedah Umum

Spesialis Bedah Tulang Gigi dan Mulut Spesialis Penyakit Dalam Patologi anak

Spesialis Anak Anastesi

Spesialis Obgin Radiologi

Spesialis THT Rawat Jalan

(31)

5.1.4. Tingkat Hunian Rumah Sakit :

Tabel 5.4. Tingkat Hunian Rumah Sakit

Indikator 2011 Keterangan

sehingga telah berubah menjadi rumah sakit tipe C yang besar, padahal hanya

berada di ibukota kecamatan Mandau yaitu Duri.

Seiring dengan waktu, Tahun 2009 berdirilah Rumah Sakit Umum Daerah

Type C di kota Duri yang merupakan gong dimulainya persaingan Rumah Sakit di

Duri, kemudian 2010 berdiri lagi rumah sakit swasta baru yaitu Rumah Sakit

Mutia kemudian RS Thursina dan Rumah Sakit Asyaad. Tahun 2013 berlakunya

undang-undang kesehatan tentang BPJS yang mengcover seluruh pelayanan

kesehatan untuk rakyat indonesia, ini membuat tingkat persaingan semakin tajam,

disatu sisi market share pasien umum berkurang, sementara jumlah pesaing

bertambah.berikut ini laporan keuangan Rumah Sakit Permata Hati-Duri.

Penurunan ini dapat di lihat pada tabel di bawah ini.

5.2. Tugas Pokok dan Fungsi

Tugas pokok dari rumah sakit yang sudah mendapat sertifikat akreditasi

Rumah Sakit Penuh Tingkat Dasar Lima Pelayanan No. KRS-SERT/850/VI/2012

ini adalah Memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat Duri khususnya dan

(32)

5.3. Visi, Misi, Falsafat dan Motto Rumah Sakit Permata Hati Duri 5.3.1. VISI

“ Rumah Sakit Permata Hati menjadi rumah sakit swasta terbaik dalam

memberikan pelayanan paripurna kepada masyarakat “

5.3.2. MISI

1.Memberikan Pelayanan dari hati untuk setiap yang datang ke Rumah Sakit

Permata Hati.

2.Meningkatkan kualitas pelayanan Rumah Sakit Permata Hati dengan

meningkatkan kualitas SDM , fasilitas dan gedung Rumah Sakit Permata Hati.

3.Meningkatkan kekompakan dan rasa memiliki karyawan terhadap Rumah Sakit

Permata Hati agar tercipta loyalitas yang tinngi serta suasana kerja yang nyaman.

4.Meningkatkan nilai spritual agar tertanam dalam jiwa setiap oarng yang bekerja

di Rumah Sakit Permata Hati bahwa setiap kegiatan adalah ibadah.

5.3.3. FALSAFAH

1.Kepentingan pelanggan adalah hukum tertinggi tanpa mengabaikan kepuasan

keluarga pelanggan.

2.Senantiasa menjujung tinggi nilai kejujuran.

3.Profresionalisme merupakan dasar bersikap & berprilaku .

4.Pengembangan wawasan yang yang positif & kinerja yang

optimal. 5.Mengembangkan iklim yang sehat sesama karyawan.

6.Menumbuhkan semangat persaudaraan.

5.3.4. MOTTO

(33)

5.4. Struktur Organisasi

Gambar 5.1. Struktur Organisasi RS Permata Hati

Struktur organisasi (organitational structure) menentukan pekerjaan dibagi,

dikelompokan , dan dikoordinasikan secara formal. Ada enam elemen kunci yang

perlu diperhatikan oleh para manajer ketika mereka hendak mendesain struktur

organisasi mereka. Keeenam elemen itu tersebut adalah spesialisasi kerja,

departementalisasi, rantai komando, rentang kendali, sentralisasi dan

(34)

BAB VI

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

6.1. Temuan Penelitian

6.1.1. Karakteristik Responden

Untuk mengetahui ciri ciri responden diperlukan karakteristik responden

.Karakteristik responden dapat dikelompokkan berdasarkan hasil dari kuesioner

yang disebarkan. kuesioner disebar kepada pasien RS Permata Hati yang telah

menggunakan jasa pelayanan kesehatan RS Permata Hati minimal sebanyak 2

(dua) kali dengan total responden dalam penelitian ini adalah 106 responden. 106

responden tersebut kemudian dikelompokkan berdasarkan jenis kelamin, usia,

jenis pelayanan kesehatan yang digunakan, dan berapa kali telah menggunakan

jasa pelayanan kesehatan di RS Permata Hati . Hasil dari kuesioner yang

terkumpul diperoleh komposisi masing-masing dari kelompok seperti ditunjukkan

(35)

Tabel VI.1. Karakteristik Responden

Sumber: Data Primer Diolah dengan Program Microsoft Excell 2007

Menurut data berdasarkan iuran, responden yang terbanyak adalah dari BPJS yaitu

sebesar 58% disusul oleh responden dari pasien umum sebesar 22% dan pasien PT

(36)

berasal dari pasien poli spesialis penyakit Dalam (SpPD) yaitu sebesar 27%.

Untuk jumlah kunjungan yang terbesar adalah pasien yang kunjungannya antara 2

– 5 kali yaitu sebesar 55% diikuti jumlah kunjungan 5 – 10 kali di 25% dan

terakhir adalah jumlah kunjungan lebih dari 10 kali yaitu sebesar 20%.

6.1.1.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel VI.2. Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Responden Persentase

1 Laki Laki 35 33.0%

2 Wanita 71 67.0%

Jumlah : 106 100.0%

Sumber: Data Primer Diolah dengan Program Microsoft Excell 2007

Dilihat dari table diatas bahwa 33% responden berjenis kelamin laki-laki dan 67%

responden berjenis kelamin wanita

6.1.1.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

Tabel.VI.3. Responden Berdasarkan Umur

Usia Responden Persentase

1 `<12 6 5.7%

2 `12 – 22 4 3.8%

3 `22 – 32 23 21.7% 4 `32 – 42 34 32.1%

5 > 42 39 36.8%

Jumlah : 106 100.0%

(37)

6.1.1.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Jaminan Kesehatan

Tabel VI.4. Responden Berdasarkan Jaminan Kesehatan

Jaminan

Sumber: Data Primer Diolah dengan Program Microsoft Excell 2007 6.1.1.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Poly Yang Dikunjungi

Tabel VI.5. Responden Berdasarkan Poly Yang Dikunjungi

Poly Responden Persentase

Sumber: Data Primer Diolah dengan Program Microsoft Excell 2007 6.1.1.5. Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Kunjungan

Tabel VI.6 .Responden Berdasarkan Jumlah Kunjungan

Jml Kunjungan Responden Persentase

1 2 - 5 kali 59 55.7%

2 6 - 10 kali 26 24.5%

3 lebih 10 kali 21 19.8%

Jumlah : 106 100.0%

(38)

6.1.2. Variabel Penelitian

Uji Validitas dilakukan untuk mengukur tingkat kevalidan dari instrument

kuesioner yang digunakan dalam pengumpulan data. Uji validitas ini dilakukan

untuk mengetahui apakah item-item yang tersaji dalam kuesioner benar-benar

mampu mengungkapkan dengan pasti apa yang akan diteliti. Cara yang digunakan

adalah dengan analisa item, dimana setiap nilai yang ada pada setiap butir

pertanyaan dikorelasikan dengan total nilai seluruh butir pertanyaan untuk suatu

variabel dengan menggunakan rumus korelasi product moment. Syarat minimum

untuk dianggap valid adalah nilai r hitung > dari nilai r tabel (Sugiyono, 2010 :

138). Dapat dilihat pada Tabel IV.7 dan Tabel IV.8 :

Tabel VI.7. Uji Validitas Tingkat Kepentingan

No. Pernyataan Koofisien Status

Korelasi

Tangible

1 Fasilitas dan peralatan medis yang lengkap dan UP-Todate serta terawat dengan baik 0.826 Valid

2 Gedung dan ruangan yang bersih dan nyaman 0.951 Valid

3 Gedung dan ruangan yang dilengkapi papan petunjuk yang jelas 0.871 Valid

4 Tata ruang interior yang baik 0.757 Valid

5 Tersedianya informasi mengenai pelayanan yang diberikan 0.459 Valid

6 Dokter, perawat dan staff yang berpenampilan rapi dan profesional 0.956 Valid

7 Ketersediaan obat yang dibutuhkan pasien 0.900 Valid

8 Ketersediaan alat bantu pasien(ambulance,kursi roda, dll) 0.951 Valid

9 Toilet yang memadai dan bersih 0.956 Valid

10 Ruang tunggu yang nyaman beserta fasilitasnya 0.900 Valid

11 Area Parkir yang memadai 0.951 Valid

Realibility

1 Waktu pelayanan sesuai jadwal yang diberikan 0.540 Valid

2 Dokter dan perawat mampu memberikan tindakan secara tepat dan cepat 0.830 Valid

(39)

Tabel VI.7. Uji Validitas Tingkat Kepentingan

No. Pernyataan Koofisien Status

Korelasi

4 Kemudahan administrasi masuk dan keluar 0.839 Valid

5 Pemberian obat yang tepat 0.837 Valid

6 Konsistensi dalam pengenaan biaya 0.839 Valid

Responsiveness

1 Pelayanan yang cepat dan tepat 0.539 Valid

2 Dokter dan perawat yang selalu siap bila diperlukan 0.540 Valid

3 Tindakan dari Dokter, Perawat dan Staff yang membangkitkan kepercayaan pada pasien 0.653 Valid

4 Kemauan Staff/Karyawan untuk membantu pasien 0.562 Valid

5 Waktu tunggu tidak lebih dari satu jam 0.718 Valid

Assurance

1 Dokter dan perawat bersikap ramah dan bersahabat 0.629 Valid

2 Dokter memiliki pengetahuan yang luas untuk menjawab pertanyaan pasien 0.938 Valid

3 Menghargai dan menghormati dalam memperlakukan pasien 0.859 Valid

4 Memberikan penjelasan secara lengkap mengenai kondisi medis pasien 0.891 Valid

5 Pasien merasa aman saat menerima pelayanan kesehatan di RS Permata Hati 0.891 Valid

6 Privasi pasien selama melakukan pemeriksaan terjaga 0.891 Valid

7 Ketenangan dan kenyamanan ruangan 0.934 Valid

8 Kerjasama yang baik yang dilakukan oleh Dokter dan Perawat 0.934 Valid

9 Keamanan lingkungan RS Permata Hati yang terjamin 0.900 Valid

10 RS Permata Hati Mempunyai reputasi yang baik 0.891 Valid

Emphaty

1 Komunikasi yang baik antara dokter dan pasien 0.911 Valid

2 Pelayanan yang tersedia setiap saat (pada jam kerja) 0.900 Valid

3 Dokter dan karyawan memberikan perhatian kepada pasien 0.918 Valid

4 Dokter dan Karyawan memahami keluhan dari pasien 0.687 Valid

`** Signifikan pada level 0.01 (two-tailed)

`* Signifikan pada level 0.05 (two-tailed)

(40)

Tabel VI.8. Uji Validitas Tingkat Kinerja 3 Gedung dan ruangan yang dilengkapi papan petunjuk yang jelas 0.774 Valid

4 Tata ruang interior yang baik 0.626 Valid

5 Tersedianya informasi mengenai pelayanan yang diberikan 0.751 Valid 6 Dokter, perawat dan staff yang berpenampilan rapi dan profesional 0.785 Valid 7 Ketersediaan obat yang dibutuhkan pasien 0.649 Valid 8 Ketersediaan alat bantu pasien(ambulance,kursi roda, dll) 0.721 Valid 9 Toilet yang memadai dan bersih 0.647 Valid 10 Ruang tunggu yang nyaman beserta fasilitasnya 0.634 Valid

11 Area Parkir yang memadai 0.553 Valid

4 Kemauan Staff/Karyawan untuk membantu pasien 0.759 Valid 5 Waktu tunggu tidak lebih dari satu jam 0.847 Valid

3 Menghargai dan menghormati dalam memperlakukan pasien 0.781 Valid Memberikan penjelasan secara lengkap mengenai kondisi medis

4 pasien 0.613 Valid

Pasien merasa aman saat menerima pelayanan kesehatan di RS

5 Permata Hati 0.762 Valid

(41)

Tabel VI.8. Uji Validitas Tingkat Kinerja

No. Pernyataan Koofisien Status

Korelasi

9 Keamanan lingkungan RS Permata Hati yang terjamin 0.651 Valid 10 RS Permata Hati Mempunyai reputasi yang baik 0.547 Valid

EMPHATY

1 Komunikasi yang baik antara dokter dan pasien 0.684 Valid 2 Pelayanan yang tersedia setiap saat (pada jam kerja) 0.695 Valid 3 Dokter dan karyawan memberikan perhatian kepada pasien 0.691 Valid 4 Dokter dan Karyawan memahami keluhan dari pasien 0.563 Valid `** Signifikan pada level 0.01 (two-tailed) `* Signifikan pada level 0.05 (two-tailed) Sumber: Data Primer Diolah dengan SPSS 19

Dari pengolahan data yang ada, dapat dikatakan bahwa hasil uji validitas pada

tingkat kepentingan pasien RS Permata Hati semuanya valid, begitu juga untuk

tingkat kinerja pada RS Permata Hati semua atribut yang ada valid.

6.1.2.2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas dapat diartikan sejauh mana hasil dari suatu pengujian dapat

dipercaya atau diandalkan.Uji reliabilitas dilakukan untuk mengukur adanya

konsistensi alat ukur dalam penggunaannya, atau dengan kata lain alat ukur

tersebut mempunyai hasil yang konsisten apabila digunakan berkali-kali pada

waktu yang berbeda. Untuk tester dikatakan reliabel apabila signifikansi dibawah

0,05. Sedangkan untuk alpha cronbach dikatakan reliabel bila koefisien

reliabilitas > 0,6. Dalam penelitian ini uji reliabilitas dilakukan dengan

menggunakan taraf signifikasi 5%. Jika nilai rhitung lebih besar dari rtabel maka

kuesioner dinyatakan reliable. Kriteria pengujian reliabilitas dapat dilihat pada

Tabel VI.9. dalam penelitian ini, uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan

(42)

Program SPSS Versi 19 menghasilkan angka standardized alpha yang dapat

dilihat pada Tabel VI.9.

Tabel VI.9. Hasil Uji Realibilitas Tingkat Kepentingan

Nilai rtabel

Sumber: Data Primer Diolah dengan SPSS 19

Dari hasil uji reliabilitas di atas, untuk tingkat kepentingan dan kinerja

mempunyai nilai di atas 0,6 dan dapat disimpulkan bahwa kuesioner tersebut

mempunyai derajat reliabilitas yang tinggi, sehingga telah memenuhi syarat dan

dapat berlanjut ke tahap berikutnya.

Analisis Quality Function Deployment dengan House of Quality

Quality function deployment didefinisikan sebagai suatu proses atau

mekanisme terstruktur untuk menentukan kebutuhan pelanggan dan

menerjemahkannya ke dalam kebutuhan teknis yang relevan. quality function

(43)

untuk mendiskripsikan kebutuhan dan harapan konsumen serta kemampuan teknis

perusahaan untuk merancang dan memproduksi barang/jasa sesuai keinginan

konsumen, dalam hal ini pasien. Untuk dapat menyusun house of quality, dari data

primer maupun data sekunder yang terkumpul diolah melalui tahap-tahap sebagai

berikut :

a. Analisis Customer Requirements

Untuk menerapkan quality function deployment, langkah yang pertama

kali harus dilakukan adalah mengumpulkan pendapat konsumen, dalam penelitian

ini pasien RS Permata Hati , mengenai keinginan atau hal-hal yang diperhatikan

pasien dalam pemilihan kualitas pelayanan kesehatan. Pasien yang dimintai

pendapat adalah pasien yang telah 2 (dua) kali atau lebih menggunakan jasa

pelayanan kesehatan di RS Permata Hati . Persyaratan pelanggan ini akan

menempati sisi sebelah kiri dari house of quality. Atribut-atribut dalam kuesioner

diperoleh dari referensi buku dan penelitian-penelitian sebelumnya yang

dikondisikan dengan keadaan RS Permata Hati dan diambil yang berhubungan

dengan fokus penelitian yaitu kualitas pelayanan kesehatan pada RS Permata Hati.

Hasil dari Customer Requirements dikelompokkan berdasarkan lima

dimensi kualitas pelayanan yang merupakan atribut primer (primary

requirements), kemudian dilakukan penjabaran lebih rinci tentang atribut-atribut

apa saja yang dapat memenuhi primary 36 requirements tersebut. Penjelasan lebih

rinci terhadap atribut primer disebut juga atribut sekunder (secondary

requirements), yang masing-masing atribut dikelompokkan dengan menggunakan

(44)

Tabel VI.11. Customer Requirement

No

. Dimensi

Tangible

1 Fasilitas dan peralatan medis yang lengkap dan up-to date serta terawat dengan baik

2 Gedung dan ruangan yang bersih dan nyaman.

3 Gedung dan ruangan yang dilengkapi dengan papan petunjuk yang jelas

4 Tata ruang interior yang baik.

5 Tersedianya informasi mengenai pelayanan yang diberikan.

6 Dokter, perawat dan staff yang berpenampilan rapi dan profesional.

7 Ketersediaan obat yang diperlukan pasien.

8 Ketersediaan alat bantu pasien (ambulance, kursi roda, dll).

9 Toilet yang cukup dan bersih

10 Ruang tunggu yang nyaman lengkap dengan fasilitas pendukungnya

11 Area parkir yang memadai.

Realibility

12 Waktu pelayanan sesuai jadwal yang diberikan.

13 Dokter dan perawat mampu memberikan tindakan secara tepat dan cepat

14 Dokter, perawat dan staff yang ahli dan profesional.

15 Kemudahan administrasi masuk dan keluar.

16 Pemberian obat yang tepat.

17 Konsistensi dalam pengenaan biaya

Responsiveness

18 Pelayanan yang cepat dan tepat.

19 Dokter, perawat dan staff yang selalu siap bila diperlukan.

20 Tindakan dari dokter, perawat dan staff yang membangkitkan kepercayaaan pada pasien

21 Kemauan staff/karyawan untuk membantu pasien.

22 Waktu tunggu tidak lebih dari 1 jam

Assurance

23 Dokter, perawat dan staff bersikap ramah dan bersahabat.

24 Dokter memiliki pengetahuan yang luas untuk menjawab pertanyaan Pasien

25 Menghargai dan menghormati dalam memperlakukan pasien.

26 Memberikan penjelasan secara lengkap mengenai kondisi medis pasien.

27 Pasien merasa aman saat menerima pelayanan kesehatan di Rs Permata Hati Duri

28 Privasi pasien selama melakukan pemeriksaan terjaga.

29 Ketenangan dan kenyamanan ruangan.

30 Kerjasama yang baik yang dilakukan oleh dokter dan perawat.

31 Keamanan lingkungan RS Permata Hati Duri terjamin.

32 Rs Permata Hati Duri mempunyai reputasi yang baik.

Emphaty

(45)

Tabel VI.11. Customer Requirement

No

. Dimensi

34 Pelayanan yang tersedia setiap saat (pada jam kerja).

35 Dokter dan karyawan memberikan perhatian kepada pasien.

36 Dokter dan karyawan memahami keluhan dari pasien.

Sumber : Data Primer yang diolah dengan program Microsoft Excell. 2007

Keseluruhan atribut dalam Tabel customer requirements yang berjumlah 36

atribut adalah merupakan jawaban dari rumusan masalah yang pertama.

Atribut-atribut tersebut merupakan faktor penilaian pasien terhadap kualitas jasa

pelayanan kesehatan dari RS Permata Hati Duri.

b. Analisis Tingkat Kepentingan (K1)

Analisis tingkat kepentingan adalah tindak lanjut dari Customer

Requirements dengan tujuan untuk mengetahui seberapa penting atribut-atribut

dari penelitian ini bagi pasien, dimana customer requirements tersebut disusun

melalui kuesioner yang dinilai dengan Skala Likert sebagai berikut :

a.Skala 1 untuk mewakili atribut yang dianggap sangat tidak penting.

b.Skala 2 untuk mewakili atribut yang dianggap tidak penting.

c.Skala 3 untuk mewakili atribut yang dianggap cukup penting.

d.Skala 4 untuk mewakili atribut yang dianggap penting.

e.Skala 5 untuk mewakili atribut yang dianggap sangat penting.

Tabel berikut ini menjelaskan tingkat kepentingan oleh pasien atas atribut yang

ada dalam kuesioner, yang telah diolah dengan program microsoft excell untuk

menentukan modus dari atribut tersebut. Ada beberapa alasan mengapa

menggunakan modus dalam tahap analisis ini. Pertama, untuk menghindari

(46)

dengan skor yang sudah bulat yaitu 1 sampai 5. Kedua, dari hasil pengumpulan

kuesioner, skor-skor yang didapat bukan data yang ekstrim, yaitu hanya berkisar

pada skala 3 sampai skala 5. Ketiga, agar tidak merusak trend (Riyanto, 2006:86).

Dari hasil yang didapat, maka dapat diketahui atribut-atribut apa saja yang

diinginkan pasien, terkait pelayanan jasa kesehatan dan fasilitas yang diberikan.

Hal ini membantu RS Permata Hati Duri untuk melakukan perbaikan terus

menerus pada pelayanan jasa kesehatan yang diberikan kepada pasien. Tingkat

kepentingan pasien selengkapnya dapat dilihat pada Tabel VI.12.

Tabel VI.12. Analisa Tingkat Kepentingan (K1)

No. Dimensi K1

Tangible

1 Fasilitas dan peralatan medis yang lengkap dan up-to date serta terawat dengan baik 5

2 Gedung dan ruangan yang bersih dan nyaman. 5

3 Gedung dan ruangan yang dilengkapi dengan papan petunjuk yang jelas 4

4 Tata ruang interior yang baik. 4

5 Tersedianya informasi mengenai pelayanan yang diberikan. 5

6 Dokter, perawat dan staff yang berpenampilan rapi dan profesional. 5

7 Ketersediaan obat yang diperlukan pasien. 5

8 Ketersediaan alat bantu pasien (ambulance, kursi roda, dll). 5

9 Toilet yang cukup dan bersih 5

10 Ruang tunggu yang nyaman lengkap dengan fasilitas pendukungnya 5

11 Area parkir yang memadai. 5

Realibility

12 Waktu pelayanan sesuai jadwal yang diberikan. 5

13 Dokter dan perawat mampu memberikan tindakan secara tepat dan cepat 5

14 Dokter, perawat dan staff yang ahli dan profesional. 5

15 Kemudahan administrasi masuk dan keluar. 4

16 Pemberian obat yang tepat. 5

17 Konsistensi dalam pengenaan biaya 4

Responsiveness

18 Pelayanan yang cepat dan tepat. 5

19 Dokter, perawat dan staff yang selalu siap bila diperlukan. 5

20 Tindakan dari dokter, perawat dan staff yang membangkitkan kepercayaaan pada pasien 4

(47)

Tabel VI.12. Analisa Tingkat Kepentingan (K1)

No. Dimensi K1

22 Waktu tunggu tidak lebih dari 1 jam 5

Assurance

23 Dokter, perawat dan staff bersikap ramah dan bersahabat. 5

24 Dokter memiliki pengetahuan yang luas untuk menjawab pertanyaan Pasien 4

25 Menghargai dan menghormati dalam memperlakukan pasien. 5

26 Memberikan penjelasan secara lengkap mengenai kondisi medis pasien. 4

27 Pasien merasa aman saat menerima pelayanan kesehatan di Rs Permata Hati Duri 5

28 Privasi pasien selama melakukan pemeriksaan terjaga. 5

29 Ketenangan dan kenyamanan ruangan. 5

30 Kerjasama yang baik yang dilakukan oleh dokter dan perawat. 4

31 Keamanan lingkungan RS Permata Hati Duri terjamin. 5

32 Rs Permata Hati Duri mempunyai reputasi yang baik. 5

Emphaty

Komunikasi yang baik antara dokter dan pasien. 5

Pelayanan yang tersedia setiap saat (pada jam kerja). 5

Dokter dan karyawan memberikan perhatian kepada pasien. 5

Dokter dan karyawan memahami keluhan dari pasien. 5

Sumber : Data Primer yang diolah dengan program Microsoft Excell. 2007

Dari pengolahan data pada Tabel VI.12 dapat dilihat bahwa tingkat

kepentingan pasien terhadap kualitas jasa pelayanan RS Permata Hati Duri

berkisar antara penting (4) dan sangat penting (5), dengan distribusi 9 atribut

bernilai penting dan 27 atribut bernilai sangat penting. Berarti semua atribut

dalam kuesioner tingkat kepentingan dianggap penting bagi peningkatan kualitas

jasa pelayanan RS Permata Hati Duri. Data tersebut diperoleh dari hasil pengisian

kuesioner tingkat kepentingan yang telah dibagikan kepada 106 responden yang

kemudian diambil modusnya. Sedangkan rata-rata hasil dari skor tingkat

(48)

Tabel VI.13. Nilai Mean Tingkat Kepentingan

Dimensi Mean

Tangible 4.818

Realibility 4.364

Responsiveness 4.182

Assurance 4.273

Emphaty 4.455

Sumber : Data Primer yang Diolah dengan Program Microsoft Excell. 2007

Alasan penggunaan mean pada tahap analisis ini adalah karena pada tiap

dimensi kualitas jasa pelayanan terdiri dari banyak atribut. Dengan menggunakan

mean akan diketahui dimensi kualitas yang dianggap paling penting dengan nilai

yang lebih akurat. Dari rata-rata tingkat kepentingan, diurutkan dari yang lebih

tinggi nilainya adalah dimensi empathy, responsiveness, assurance, reliability,

tangible. Sedangkan nilai mean dari tiap dimensi tersebut adalah 4.818 ; 4.455 ;

4.364 ; 4.273 dan 4.182. Analisis dari tabel di atas berarti hampir semua

responden menganggap tiap dimensi tersebut mempunyai nilai sangat penting.

Hasil rata-rata tingkat kepentingan dimensi kualitas pelayanan menunjukkan

bahwa dimensi tangible memiliki nilai terbesar (4.818) yang berarti dimensi ini

dianggap pasien sebagai dimensi yang paling penting, yang harus diperhatikan

dan dijaga kualitasnya dibandingkan dengan dimensi yang lainnya.

c. Analisis Tingkat Kinerja (K2)

Analisis tingkat kinerja bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pasien

merasakan kebutuhannya dalam hal jasa pelayanan kesehatan yang telah dipenuhi

(49)

Hati Duri saat ini. Tingkat kinerja disusun dengan menggunakan kuesioner, yang

dinilai dengan menggunakan skala Likert sebagai berikut :

a.Skala 1 untuk mewakili atribut yang dianggap sangat jelek.

b.Skala 2 untuk mewakili atribut yang dianggap jelek.

c.Skala 3 untuk mewakili atribut yang dianggap cukup baik.

d.Skala 4 untuk mewakili atribut yang dianggap baik.

e.Skala 5 untuk mewakili atribut yang dianggap sangat baik.

Dari hasil yang didapat, maka dapat diketahui penilaian dari pasien terkait

pelayanan jasa dan fasilitas yang diberikan. Sedangkan kinerja yang diinginkan

oleh RS Permata Hati Duri diasumsikan kinerja pada skala 5 (sangat baik). Hal ini

membantu RS Permata Hati Duri untuk melakukan perbaikan terus menerus pada

pelayanan yang diberikan kepada pasien. Tingkat kinerja menurut persepsi pasien

selengkapnya dapat dilihat pada Tabel VI.14 berikut ini:

Tabel VI.14. Analisis Tingkat Kinerja

NO Dimensi K2

Tangible

1 Fasilitas dan peralatan medis yang lengkap dan up-to date serta terawat dengan baik 3

2 Gedung dan ruangan yang bersih dan nyaman. 3

3 Gedung dan ruangan yang dilengkapi dengan papan petunjuk yang jelas 3

4 Ruang tunggu dan interior yang baik dan menarik. 2

5 Tersedianya informasi mengenai pelayanan yang diberikan. 2

6 Dokter, perawat dan staff yang berpenampilan rapi dan profesional. 3

7 Ketersediaan obat yang diperlukan pasien. 3

8 Ketersediaan alat bantu pasien (ambulance, kursi roda, dll). 3

9 Toilet yang cukup dan bersih 4

10 Ruang tunggu yang nyaman lengkap dengan fasilitas pendukungnya 2

11 Area parkir yang memadai. 3

Realibility

1 Waktu pelayanan sesuai jadwal yang diberikan. 2

(50)

Tabel VI.14. Analisis Tingkat Kinerja

NO Dimensi K2

3 Dokter, perawat dan staff yang ahli dan profesional. 3

4 Kemudahan administrasi masuk dan keluar. 4

5 Pemberian obat yang tepat. 3

6 Konsistensi dalam pengenaan biaya 4

Responsiveness

1 Pelayanan yang cepat dan tepat. 2

2 Dokter, perawat dan staff yang selalu siap bila diperlukan. 3

3 Tindakan dari dokter, perawat dan staff yang membangkitkan kepercayaaan pada pasien 2

4 Kemauan staff/karyawan untuk membantu pasien. 3

5 Waktu tunggu tidak lebih dari 1 jam 2

Assurance

1 Dokter, perawat dan staff bersikap ramah dan bersahabat. 3

2 Dokter memiliki pengetahuan yang luas untuk menjawab pertanyaan Pasien 3

3 Menghargai dan menghormati dalam memperlakukan pasien. 3

4 Memberikan penjelasan secara lengkap mengenai kondisi medis pasien. 3

5 Pasien merasa aman saat menerima pelayanan kesehatan di Rs Permata Hati Duri 3

6 Privasi pasien selama melakukan pemeriksaan terjaga. 4

7 Ketenangan dan kenyamanan ruangan. 3

8 Kerjasama yang baik yang dilakukan oleh dokter dan perawat. 3

9 Keamanan lingkungan RS Permata Hati Duri terjamin. 4

10 Rs Permata Hati Duri mempunyai reputasi yang baik. 3

Emphaty

1 Komunikasi yang baik antara dokter dan pasien. 4

2 Pelayanan yang tersedia setiap saat (pada jam kerja). 3

3 Dokter dan karyawan memberikan perhatian kepada pasien. 3

4 Dokter dan karyawan memahami keluhan dari pasien. 3

Sumber : Data Primer yang diolah dengan program Microsoft Excell. 2007

Dari Tabel VI.14 dapat dilihat bahwa penilaian tingkat kinerja menurut

pasien terhadap kualitas pelayanan RS Permata Hati Duri berkisar antara cukup

baik (3) dan baik (4), dengan distribusi 6 atribut baik, 23 atribut bernilai cukup

baik dan 7 atribut bernilai jelek, yaitu: kemudahan administrasi masuk dan keluar,

konsistensi pengenaan biaya, keamanan lingkungan dan komunikasi dokter adalah

Gambar

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual
Gambar VI. 3 bagan Quality Function Deployment
Tabel IV.2. Jumlah Sampel
Tabel 5.1. Jumlah Karyawan
+7

Referensi

Dokumen terkait

ma'ruf adalah kebaikan yang bersifat lokal. Sebab, jika akal dijadikan sebagai dasar pertimbangan dari setiap kebaikan yang muncul, maka tidak akan sama antara satu dengan lainnya,

Hasil penelitiannya adalah (1) prestasi belajar siswa yang tinggal di pesantren cenderung berada pada rangking tinggi, yang berarti bahwa siswa-siswa yang tinggal

Konstruksi tidak akan dapat didkung oleh tanah lunak akibat tanah tidak dapat menahan beban konstruksi, sehingga proyek pembangunan Kawasan Kota Summarecon Bandung

Penelitian tentang manajemen strategi sudah dilakukan oleh Firman Kamil Rachman (2011) yang menganalisis strategi pengembangan usaha sayuran organik (studi kasus Permata Hati

Standar Kompetensi : Setelah menyelesaikan praktikum ini, mahasiswa diharapkan dapat mengerti cara pembuatan gel elektroforesis, bahan yang dibutuhkan dan tahapannya

Pengujian material dilakukan di Polman Ceper dengan metode uji spektro.Proses pengujian hemming dilakukan setelah proses pemotongan spesimen uji, pengujian diawali

[r]