• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH METODE QUIZ TEAM TERHADAP MINAT BACA SISWA IPS KELAS XI SMA NEGERI 1 SEYEGAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH METODE QUIZ TEAM TERHADAP MINAT BACA SISWA IPS KELAS XI SMA NEGERI 1 SEYEGAN."

Copied!
134
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGARUH METODE QUIZ TEAM TERHADAP MINAT BACA SISWA IPS KELAS XI SMA NEGERI 1 SEYEGAN

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Dian Anggita Putri NIM 11104244036

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)
(5)

v MOTTO

“ Allah akan meningkatkan derajat orang-orang yang beriman di antara

kamu dan orang-orang yang memiliki ilmu pengetahuan ” (Terjemahan QS Al-Mujadillah: 11)

---

” Think big and act now”

( Anggita )

---

“ Think as big as galaxy “

(6)

vi

PERSEMBAHAN

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah, penulis persembahkan karya sederhana ini untuk orang-orang yang sangat berarti dalam penulis :

1. Kedua orang tuaku tercinta, Ibuku tersayang Anis Budiyati dan Bapak tersayang Edy Bhahar yang senantiasa memberikan kasih sayangnya, selalu memberikan doa tanpa henti, memberikan semangat dan motivasi. Beliau adalah alasanku untuk terus berusaha dan berjuang dalam segala hal, semoga Beliau selalu diberi kesehatan supaya dapat terus membimbingku.

2. Kakungku Wito Atmodjo, Almarhumah Uti Tumakninah, Bulek Ida Susilowati. Beliau senantiasa memberikan doa dan dukungan tanpa henti dan memotivasiku untuk menjadi orang yang berhasil. Terimakasih keluarga kesayanganku.

(7)

vii

PENGARUH METODE QUIZ TEAM TERHADAP MINAT BACA SISWA IPS KELAS XI SMA NEGERI 1 SEYEGAN

Oleh

Dian Anggita Putri NIM 11104244036

ABSTRAK

Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode Quiz Team terhadap minat baca siswa IPS kelas XI SMA Negeri 1 Seyegan.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA Negeri 1 Seyegan yang terdiri dari 2 kelas yaitu kelas eksperimen berjumlah 29 siswa dan kelas kontrol berjumlah 26 siswa. Instrumen penelitian menggunakan skala minat baca dengan bentuk skala likert. Analisis data menggunakan uji normalitas model Lilliefors dan uji hipotesis menggunakan penghitungan SPSS 16 dengan independent sample t test.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, diperoleh hasil bahwa metode Quiz Team berpengaruh dalam meningkatkan minat baca siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Seyegan. Kegiatan ini dilaksanakan dalam tiga treatment, berdasarkan hasil pre-test dan post-test menunjukan adanya perubahan. Dilihat hasil uji t test antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada tingkat minat baca siswa melalui metode quiz team memberikan hasil t hitung = -3,326 dengan signifikansi p = 0,002. Karena p (0,002) < 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan minat baca siswa antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Berdasarkan hasil tersebut, diketahui bahwa metode Quiz Team berpengaruh terhadap minat baca siswa yang ditunjukan dengan meningkatnya minat baca siswa kelas eksperimen.

.

(8)

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan kasih dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi dengan judul “Efektivitas Metode Quiz Team Dalam Meningkatkan Minat Baca Siswa IPS Kelas XI SMA Negeri 1 Seyegan” dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh metode Quiz Team terhadap minat baca siswa.

Skripsi dapat terselesaikan dengan baik berkat uluran tangan dari berbagai pihak, teristimewa pembimbing. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :

1. Rektor Universitas Negeri Yogyakarta, yang telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk menyelesaikan studi di Universitas Negeri Yogyakarta. 2. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta, yang telah

memberikan izin untuk mengadakan penelitian.

3. Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling FIP UNY, yang telah menyetujui dan mengizinkan pelaksanaan penelitian.

4. Bapak Dr. Muhammad Nur Wangid, M.Si., Dosen Pembimbing yang dengan sabar memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis dalam menyusun skripsi sehingga dapat selesai dengan baik.

(9)
(10)

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

PERSETUJUAN ... ii

SURAT PERNYATAAN ... iii

PENGESAHAN ... iv

MOTTO ... v

PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 9

C. Batasan Masalah ... 9

D. Rumusan Masalah... 9

E. Tujuan Penelitian ... 10

F. Manfaat Penelitian ... 10

BAB II KAJIAN TEORI ... 12

A. Kajian Minat Baca ... 12

1. Pengertian Minat Baca ... 12

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Baca ... 14

3. Indikator Minat Baca ... 19

4. Faktor yang Menghambat Minat Baca ... 19

5. Ciri-Ciri Minat Baca ... 20

6. Tujuan dan Manfaat Minat Baca ... 21

B. Kajian Tentang Remaja ... 22

(11)

xi

2. Karakteristik Remaja ... 23

3. Tahap Perkembangan Remaja ... 25

4. Tugas Perkembangan Remaja ... 26

5. Perkembangan Minat Baca Pada Remaja ... 27

C. Layanan Bimbingan Belajar ... 28

1. Pengenalan Siswa yang Mengalami Masalah Belajar ... 28

2. Upaya Membantu Siswa yang Mengalami Masalah Belajar ... 29

D. Kajian Metode Quiz Team ... 30

1. Pengertian Quiz Team ... 30

2. Prosedur Metode Quiz Team ... 31

3. Prinsip Penggunaan Metode Quiz Team ... 32

4. Kelebihan dan Kekurangan Metode Quiz Team ... 32

E. Penelitian Relevan ... 33

F. Keefektifan Metode Quiz Team Terhadap Minat Baca Siswa ... 35

G. Kerangka Pikir ... 37

H. Hipotesis Penelitian ... 38

BAB III METODE PENELITIAN ... 39

A. Jenis dan Desain Penelitian ... 39

1. Jenis Penelitian ... 39

2. Desain Penelitian ... 39

B. Prosedur Penelitian Eksperimen ... 40

1. Pra eksperimen ... 40

2. Ekperimen ... 41

3. Evaluasi Penelitian ... 46

C. Variabel Penelitian ... 47

D. Setting Penelitian ... 48

E. Populasi dan Sampel ... 48

F. Teknik Pengumpulan Data ... 49

G. Definisi Operasional ... 51

H. Instrumen Penelitian ... 52

I. Uji Validitas dan Reabilitas Instrumen ... 55

(12)

xii

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 58

A. Deskripsi Hasil Data Penelitian ... 58

1. Deskripsi Pra-Eksperimen ... 58

2. Deskripsi Pelaksanaan dan Hasil Penelitian ... 59

B. Pembahasan ... 83

C. Keterbatasan Penelitian ... 87

BAB V KESIMPULAN ... 89

A. Kesimpulan ... 89

B. Saran ... 89

DAFTAR PUSTAKA ... 91

(13)

xiii

DAFTAR TABEL

(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1. Grafik Perbedaan Kategori Hasil Pre-test Kelompok

Eksperimen dan Kelompok Kontrol ... 61 Gambar 2. Grafik Perbedaan Kategori Hasil Post-test Kelompok

(15)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Pengesahan Proposal ... 95

Lampiran 2. Surat Perijinan Penelitian dari Badan Perencanaan Pembangunan Kabupaten Sleman ... 96

Lampiran 3. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian di SMA Negeri 1 Seyegan ... 97

Lampiran 4. Skala Kuesioner ... 98

Lampiran 5. Hasil Data Observasi Siswa Kelas XI SMA N 1 Seyegan ... 100

Lampiran 6. Skala Minat Baca ... 101

Lampiran 7. Analisis Data Minat Baca Siswa Kelas XI SMAN 1 Seyegan .... 104

Lampiran 8. Hasil Data Minat Baca Siswa Kelas XI SMA N 1 Seyegan ... 108

Lampiran 9. Hasil Uji-t Minat Baca Siswa ... 109

Lampiran 10. Satuan Layanan Bimbingan Klasikal Quiz Team... 111

(16)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Membaca adalah salah satu keterampilan yang paling penting pada siswa yaitu keterampilan dalam berbahasa. Terlebih lagi jika gemar membaca, maka kemampuan dalam berbahasanya akan baik. Seperti yang dikemukakan oleh Burns (Suwaryono, 1989: 72) bahwa kemampuan membaca merupakan sesuatu yang vital dalam masyarakat terpelajar. Namun bagi anak-anak yang tidak mengerti akan pentingnya membaca tentunya tidak ada motivasi untuk belajar, sedangkan anak-anak yang melihat betapa tingginya nilai membaca dalam kesehariannya akan lebih giat belajar. Itulah bukti bahwa anak yang tidak memahami akan pentingnya membaca tidak mempunyai minat untuk membaca. Seperti yang diungkapkan oleh Ihsan Suwandi (1992: 50) mengungkapkan minat sebagai suatu perasaan suka terhadap suatu aktivitas. Oleh karena itu perlu diungkapkan bahwa harus ada upaya untuk melahirkan minat pada siswa khususnya untuk membaca.

(17)

2

meningkatnya prestasi belajar seorang siswa. Tentu saja ada beberapa faktor yang mempengaruhi besarnya minat baca baik eksternal maupun internal. Seperti yang telah diungkapkan oleh Abu Ahmadi (1992: 43) bahwa ada faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya minat pada umumnya dan minat baca pada khusnya, yaitu pembawaan, latihan dan kebiasaan, kebutuhan, kewajiban, keadaan jasmani, suasana jiwa, suasana sekitar, dan juga lemah atau kuatnya rangsangan yang diterima.

(18)

3

Minat membaca pada sekolah-sekolah di Indonesia masih dikatakan rendah, padahal jika dicermati penerbitan buku, majalah, koran, dan tabloid sangat meningkat. Tetapi minat membaca hanya terbatas pada majalah dan tabloid saja, sedangkan minat baca pada buku yang mengandung unsur pengetahuan sangat rendah. Sering dijumpai anak-anak lebih senang menonton televisi, main game pada computer, ipad, gadget, dibandingkan membaca. Kurangnya minat baca telah tertutupi oleh gaya hidup pelajar jaman sekarang yang suka jalan-jalan ke mall, bermain-main ke tempat hiburan, dan pergaulan yang sudah mengarah pada kebebasan. Hal semacam ini tentunya akan sangat menjadikan pola hidup kepada para siswa melesat jauh dari apa yang seharusnya menjadi kewajiban sebagai seorang siswa.

Untuk itu keluarga juga sangat berperan penting dalam memantau kegiatan anak di luar sekolah, khususnya dalam hal membagi waktu bermain dan belajar sehingga terjadi keseimbangan antara keduanya dengan tujuan supaya tidak merugikan prestasinya. Guru harus segera mengubah pola, strategi, dan kebiasaan yang sdah membudidaya di Indonesia. Dengan upaya meningkatkan minat baca, berarti meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia menjadi lebih baik. Fenomena tersebut merupakan masalah besar bagi sekolah, sebagai guru professional masalah ini merupakan tantangan utama yang harus segera dicari jalan keluarnya karena rendahnya minat baca akan sangat mempengaruhi prestasi akademik siswa.

(19)

4

tentunya sebuah sekolah harus mengutamakan prestasi semua siswa, oleh karena itu guru tidak hanya sekedar menyampaikan materi tetapi memperhatikan kemampuan masing-masing siswa serta memahami kebutuhan siswa sehingga tercapailah proses belajar yang menyenangkan dan menjadikan siswa berantusias dalam mengikuti bimbingan belajar. Sebagian besar siswa menganggap aktivitas membaca adalah merupakan kegiatan yang membosankan dan membuat jemu terutama pada buku-buku pelajaran sosial. Padahal untuk siswa IPS membaca sangatlah penting karena hampir semua mata pelajar berisi materi dan harus dicerna dan dipahami. Namun kesadaran akan hal itu masih sangat kurang karena anggapan dan kesadaran yang tidak sejalan. Oleh karena itu sangat perlu ditindak lanjuti upaya meningkatkan minat baca pada siswa terutama siswa IPS.

(20)

5

Sistem pembelajaran di sekolah-sekolah masih belum memadai. Keadaan ini tidak lepas dari faktor kurikulum yang terlalu padat dan kurang fleksibel. Pendidikan sekolah di negara berkembang contohnya Indonesia cenderung memiliki kurikulum yang terlalu padat atau syarat beban. Artinya kurikulum yang terlalu padat membuat pengajaran serba tanggung dan tergesa-gesa karena dihantui oleh ketakutan akan tidak terpenuhinya target yang ditentukan. Guru berusaha menyampaikan semua materi sedangkan peserta didik dituntut untuk menerima materi yang disampaikan dengan menghafalkan apa yang telah disampaikan oleh guru. Padahal dengan tuntutan menghafal justru siswa akan mudah lupa karena tidak memaknai betul tentang materi yang dicernanya. Seperti yang disampaikan oleh Agus Suprijono (2009: 3) yang mengatakan hingga akhirnya guru bertindak sebagai pengajar yang berusaha menyampaikan ilmu pengetahuan sebanyak-banyaknya dan siswa giat mengumpulkan dan menerimanya. Proses belajar mengajar seperti ini banyak didominasi aktivitas menghafal. Siswa sudah belajar jika mereka sudah hafal dengan hal-hal yang telah dipelajarinya. Sudah barang tentu pengertian belajar seperti ini secara esensial belum memadai.

(21)

6

melalui keteladanan, penciptaan lingkungan, pendidikan kondusif, membimbing, mengajar, dan melatih serta mendorong siswa untuk membaca. Hal ini termasuk dorongan eksternal bagi siswa untuk meningkatkan minatnya pada membaca.

Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya untuk mengarahkan siswa ke dalam proses belajar mengajar sehingga mereka dapat memperoleh tujuan belajar sesuai dengan apa yang mereka harapkan. Bimbingan belajar hendaknya memperhatikan kondisi individu anak karena merekalah yang akan belajar. Siswa merupakan individu yang berbeda satu sama lain, memilik keunikan masing-masing yang tidak sama dengan orang lain. Oleh karena itu pembelajaran hendaknya memperhatikan perbedaan-perbedaan individu anak, sehingga bimbingan belajar benar-benar dapat merubah kondisi siswa dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak paham menjadi paham serta dari yang berperilaku kurang baik menjadi baik.

Kondisi riil siswa seperti ini, selama ini kurang mendapat perhatian di kalangan pendidik. Hal ini terlihat dari perhatian sebagai guru yang cenderung memperhatikan kelas secara keseluruhan, tidak perorangan atau kelompok siswa, sehingga perbedaan individual kurang mendapat perhatian. Gejala lain terlihat pada kenyataan banyaknya guru yang menggunakan metode bimbingan belajar yang cenderung sama setiap kali pertemuan kelas berlangsung.

(22)

7

mengantarkan siswa ke arah pencapaian tujuan belajar. Kondisi inilah yang pada umumnya terjadi pada bimbingan belajar konvensional. Konsekuensi dari pendekatan bimbingan belajar seperti ini adalah terjadinya kesenjangan yang nyata antara siswa yang cerdas dan siswa yang kurang cerdas dalam pencapaian tujuan belajar. Kondisi seperti ini mengakibatkan tidak diperolehnya ketuntasan dalam belajar, sehingga sistem belajar tuntas terabaikan. Hal ini membuktikan terjadinya kegagalan dalam proses belajar di sekolah.

Menyadari kenyataan seperti ini para ahli berupaya untuk mencari dan merumuskan strategi yang dapat merangkul semua perbedaan yang dimiliki oleh anak didik. Strategi pembelajaran yang diberikan adalah Quiz Team. Metode Quiz Team dimaksudkan untuk mengoptimalkan pengguna semua potensi yang dimiliki oleh siswa, sehingga semua siswa dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan karakteristik pribadi yang mereka miliki. Selain itu bimbingan belajar dengan menggunakan metode Quiz Team juga dimaksudkan untuk menjaga perhatian siswa agar tetap tertuju pada proses belajar.

(23)

8

minat yang ada pada dirinya. Penelitian terkait mengenai bimbingan belajar menggunakan metode Quiz Team sebelumnya pernah diangkat oleh Rostrieningsih Maisaroh pada buku yang berjudul “Peningkatan Hasil

Belajar Siswa dengan menggunakan Metode Pembelajaran Active Learning Tipe Quiz Team pada mata pelajaran Keterampilan Dasar Komunikasi di SMK Negeri 1 Bogor” tahun 2010. Menurut hasil

penelitian tersebut menyatakan bahwa penerapan metode bimbingan belajar Quiz Team telah memberikan pengaruh yang positif terhadap peningkatan hasil belajar siswa.

Menurut hasil studi pendahuluan yang dilakukan tutor pada tanggal 13 Januari 2015, minat baca siswa kelas XI IPS tergolong rendah. Rendahnya minat baca siswa kelas XI IPS yang terbukti dari angket kuosioner yang dihasilkan dari 81 siswa, didapatkan 45 anak minat bacanya tergolong kurang dengan persentasi 55,6 %, 31 anak minat bacanya tergolong cukup dengan persentasi 38,3 %, dan 5 anak minat bacanya baik dengan persentasi 6,2 %. Terdapat rendahnya minat baca siswa pada mata pelajaran sosial seperti Sejarah, Geografi maupun Sosiologi yang memiliki sangat banyak materi untuk dipelajari.

(24)

9 B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan paparan latar belakang masalah di atas, maka muncul berbagai permasalahan di SMA Negeri 1 Seyegan sebagai berikut.

1. Rendahnya minat baca siswa pada mata pelajaran IPS. 2. Rendahnya antusias siswa pada mata pelajaran IPS.

3. Menurunnya prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS.

4. Munculnya kesenjangan antara siswa yang cerdas dan kurang cerdas. 5. Belum teratasi upaya meningkatkan minat baca pada buku pengetahuan

khususnya bagi siswa yang gemar pada media elektronik modern. 6. Belum terciptanya suasana belajar yang melibatkan keaktifan seluruh

siswa.

7. Belum terpecahnya berbagai faktor penyebab kurangnya minat baca pada siswa.

8. Belum digunakan metode Quiz Team dalam bimbingan klasikal.

9. Rendahnya rasa kepedulian pengajar akan metode bimbingan belajar yang diinginkan siswa.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka dapat dibatasi permasalahan dalam penelitian ini yaitu, rendahnya minat baca siswa kelas XI SMA Negeri 1 Seyegan khususnya pada mata pelajaran IPS.

D. Rumusan Masalah

(25)

10

Efektivitas metode Quiz Team terhadap minat baca siswa kelas XI jurusan IPS di SMA Negeri 1 Seyegan?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh metode Quiz Team terhadap minat baca siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Seyegan. F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun praktis kepada berbagai pihak, antara lain sebagai berikut.

1. Secara Teoritis

Meningkatkan minat baca siswa siswa kelas XI IPS khususnya pada mata pelajaran IPS. Sehingga dapat meningkatkan prestasi akademik. 2. Secara Praktis

a. Bagi sekolah

Memberikan manfaat apabila prestasi siswa di SMA meningkat, maka secara otomatis prestasi sekolahpun akan ikut terangkat, dan hal ini akan berdampak pada tingginya minat orang tua untuk menyekolahkan anaknya di sekolah tersebut.

b. Bagi guru BK

(26)

11 c. Bagi siswa

Memberikan pengalaman belajar dengan sebuah metode bimbingan belajar Quiz Team sehingga dapat menjadi wadah belajar yang mungkin lebih sesuai bagi perkembangan mereka, yang otomatis akan berdampak pada peningkatan prestasi belajar para siswa. d. Bagi jurusan PPB

Untuk menambah referensi mengenai upaya meningkatkan minat baca siswa menggunakan metode Quiz Team.

e. Bagi peneliti selanjutnya

(27)

12 BAB II KAJIAN TEORI

A. Kajian Minat Baca

1. Pengertian Minat Baca

Minat baca merupakan suatu keinginan yang timbul dari diri seseorang untuk membaca. Keinginan ini muncul didorong oleh suatu kebutuhan yang dapat memberikan kepuasan kepada dirinya. Setiap manusia memiliki kecenderungan untuk selalu berhubungan dengan segala sesuatu yang dianggapnya dapat memberikan kesenangan. Didasari oleh perasaan senang maka akan timbul minat untuk memperoleh, mengembangkan, sekaligus mempertahankan sesuatu yang dianggapnya dapat mendatangkan kesenangan dan kepuasan. Seseorang akan menaruh minat terhadap suatu bacaan apabila bacaan itu dapat memuaskan kebutuhan dirinya. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Syaiful Jamarah (2005: 24) yang mengatakan minat baca adalah keinginan dan kemauan kuat untuk selalu membaca setiap kesempatan atau selalu mencari kesempatan untuk membaca.

(28)

13

dan (2) minat baca terpola, yaitu kegiatan membaca yang dilakukan murid sebagai hasil atau akibat pengaruh langsung dan disengaja melalui serangkaian tindakan dan program yang terpola terutama kegiatan program belajar mengajar di sekolah, sedangkan Hasanah, dkk (2011: 34) menyatakan bahwa minat baca merupakan hasrat yang kuat seseorang baik disadari ataupun tidak yang terpuaskan lewat perilaku pembacanya. Minat menentukan kegiatan dan frekuensi membaca, mendorong pembaca untuk memilih jenis bacaan yang akan dibaca.

(29)

14

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Baca

Kuat atau tidaknya minat baca dalam diri seseorang bergantun pada ada dan tidaknya kemauan seseorang untuk mencapai tujuan. Dengan adanya niat untuk mencapai suatu tujuan pastinya seseorang sudah mengantongi kemauan yang kuat, dalam hal ini adalah kemauan untuk membaca. Untuk mendorong minat baca adalah dengan meningkatkan jumlah bacaan serta presepsi siswa terhadap peranan bahan bacaan yang sesuai dengan kebutuhan siswa.

Seseorang akan tumbuh minat untuk membaca bahkan menguatkan minatnya apabila didasari oleh keingin tahuan yang kuat serta seberapa besar tujuannya mencari berbagai informasi melalui bacaan. Semakin kuat minat membaca akan semakin kuat pula komitmen diri bahwa membaca merupakan kegiatan yang dianggapnya sebagai kebutuhan. Crow and Crow (Anik Tri Rahayu, 1999: 31) mengemukakakn faktor-faktor yang mendasari adanya minat baca adalah sebagai berikut.

a. Faktor dorongan dari dalam yaitu yang berhubungan erat dengan dorongan fisik yang merangsang individu untuk mempertahankan dirinya yang berkaitan dengan kebutuhan fisik.

b. Faktor motif sosial yaitu faktor yang dapat membangkitkan minat untuk melakukan aktivitas tertentu demi memenuhi kebutuhan sosialnya.

c. Faktor emosional yaitu faktor emosi perasaan yang erat hubungannya dengan obyek tersebut dan kemudian berhasil sehingga dapat menimbulkan perasaan senang dan puas.

(30)

15

diekspresikan dalam suatu kegiatan, minat tersebut akan semakin kuat. Sebaliknya jika minat membaca tidak disalurkan tentunya minat baca akan menjadi padam. Hal ini dikarenakan seseorang mengalami rasa bosan karena tidak dirangsang oleh suatu kegiatan yang dianggapnya menantang.

Banyak sekali faktor yang sangat mempengaruhi minat membaca baik itu dari dalam diri maupun dari lingkungan, karena itulah keadaan sekitar perlu diperhatikan karena dapat berdampak pada diri sendiri. Seperti halnya seseorang yang dikenalkan pada buku-buku bacaan sejak dini maka akan lebih mengenal betapa luasnya wawasan yang ada pada setiap buku bacaan sehingga akan menjadikan membaca adalah sebagian penting dari hidupnya. Jelas sekali bahwa kebiasaan akan mengubahnya menjadi sebuah kegemaran.

Faktor-faktor yang dapat meningkatkan minat baca pada umumnya dan minat baca pada khususnya menurut Abu Ahmadi (1992: 150-151) adalah sebagai berikut.

a. Pembawaan

Bila pembawaan minat siswa itu tinggi, maka siswa itu akan memiliki dorongan dan semangat tinggi dalam melaksanakan kegiatan membaca. Bigitu pula sebaliknya.

b. Latihan dan kebiasaan

(31)

16 c. Kebutuhan

Adanya kebutuhan tentang sesuatu memungkinkan timbulnya perhatian terhadap objek tersebut.

d. Kewajiban

Membaca adalah sebuah perintah dari langit. Pentingnya membaca dalam pandangan Islam tergambar dalam ayat yang pertama kali turun kepada Rosulullah.

e. Keadaan jasmani

Sehat jasmani juga merupakan faktor yang dapat mempengaruhi minat baca. Jika kondisi jasmani terganggu kesehatannya maka secara otomatis yang bersangkutan tidak dapat beraktivitas banyak dan minat akan berkurang.

f. Suasana jiwa

Jiwa adalah daya hidup rohaniyah yang bersifat abstrak yang menjadi penggerak dan pengatur bagi sekalian perbuatan-perbuatan. g. Suasana sekitar

Suasana sekitar yang kondusif secara absolute diakui sebagai stimulus dalam meningkatkan minat secara umum.

h. Kuat tidaknya rangsangan

Adanya rangsangan yang membangkitkan gairah dan memotivasi siswa menumbuhkkan semangat dan antusiasme sehingga akan berpengaruh pada peningkatan minat seseorang.

(32)

17

lingkungan masyarakat, pemerintah dan paling utama adalah dukungan keluarga. Sebagai pendidik tidaklah semata-mata mendidik siswa dalam membaca saja tetapi menimbulkan minat siswa untuk membaca, karena seorang pendidik sekaligus pembimbing hendaklah menanamkan sikap gemar membaca sejak masih dini. Minat baca yang tinggi adalah suatu keadaan yang dapat memberikan harapan besar terhadap prestasi dan kesuksesan anak pada masa itu ataupun masa yang akan datang.

Minat baca seseorang dipengaruhi oleh berbagai faktor. Menurut Hasanah, dkk (2011: 54), minat baca dipengaruhi oleh aspek-aspek internal yang menyebabkan tumbuhnya motivasi instrinsik dan aspek-aspek eksternal yang berkaitan dengan tingkat sosial pembaca, kerakteristik bacaan itu sendiri, asal usul tempat tinggal pembaca. Ada dua kelompok besar faktor yang mempengaruhi minat baca anak yaitu faktor personal dan institusional yang dijabarkan sebagai berikut.

a. Faktor Personal

Faktor personal yaitu faktor-faktor yang ada dalam diri anak, yaitu meliputi usia, jenis kelamin, intelegensi, kemampuan membaca, sikap, dan kebutuhan.

b. Faktor Institusonal

(33)

18

Sebagaimana dikemukakan oleh Dawson dan Bourman (dalam Rachman,dkk. 1985: 6-8) bahwa :

a. Seseorang dapat menemukan kebutuhan dasarnya lewat bahan-bahan bacaan jika topik, isi, pokok persoalan, tingkat kesulitan, dan carapenyajian sesuai dengan kenyataan individunya.

b. Kegiatan dan kebiasaan membaca dinyatakan atau dianggap berhasil atau bermanfaat jika murid memperoleh kepuasan dan dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasarnya.

c. Tersedianya sarana buku bacaan kehidupan keluarga atau rumah tangga merupakan salah satu faktor pendorong terhadap pilihan bahan bacaan dan minat setiap individu murid.

d. Jumlah dan ragam bacaan yang disenangi oleh anggota-anggota keluarga (ayah, ibu, dan saudara kandung) juga berfungsi sebagai salah satu pendorong terhadap pilihan bahan bacaan dan minat baca setiap individu murid.

e. Tersedianya sarana perpustakaan sekolah yang relative lengkap dan yang mendorong terhadap pilihan bahan bacaan minat baca murid.

f. Adanya program khusus kurikuler yang memberikan kesempatan murid membaca di perpustakaan sekolah sangat mendorong perkembangan dan meningkatan minat baca murid. g. Saran-saran temaan sekelas sebagai faktor eksternal dapat

mendorong timbulnya minat baca murid.

h. Faktor guru yang berupa kemampuan mengelola kegiatan dan interaksi belajar-mengajar, khususnya dalam program pengajaran membaca, kejelian guru dalam memperhatikan perbedaan selera dan minat baca murid sangat mendorong pembinaan, pegembangan dan peningkatan minat baca murid. i. Faktor jenis kelamin juga berfungsi sebagai pendorong

perwujudan pemilihan buku bacaan dan minat baca murid. Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulan bahwa minat baca secara garis besar dipengaruhi oleh dua faktor :

a. Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam diri anak antara lain kecerdasan, pengetahuan bahasa yang dimiliki, kebutuhan dasar anak, jenis kelamin dan faktor psikologi anak dan lain sebagainya. b. Faktor Eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar diri anak antara

(34)

19

pemberian layanan belajar, lingkungan sekolah anak, dan lain sebagian.

3. Indikator Minat Baca

Minat baca merupakan suatu perhatian dan kesadaran peserta didik untuk membaca buku-buku pelajaran sebagia medianya dalam belajar, menerima tugas-tugas yang menuntut siswa untuk harus membaca yang ditandai rasa senang dan bersungguh-sungguh. Dengan adanya tuntutan dan keinginan untuk mendapatkan informasi atau pengetahuan tentunya hal ini menjadi sebuah kewajiban dan tanpa disadari disitulah minat baca terlahir. Siswa akan memanfaatkan waktu luangnya untuk mencari buku disertai harapan akan memperoleh pengetahuan dan hasil.

Indikator minat baca sebagaimana dinyatakan oleh Anik Tri Rahayu (1999: 32) adalah sebagia berikut.

a. Senang membaca buku-buku pelajaran.

b. Membaca merupakan kebutuhan, bukan paksaan.

c. Menggunakan sarana perpustakaan sekolah untuk membaca atau meminjam buku- buku pelajaran.

d. Melaksanakan tugas mendiskusikan atau mempelajari suatu buku bacaan.

e. Manfaatkan waktu luang untuk membaca. f. Adanya kegiatan utnuk endapatkan informasi.

g. Adanya keinginan untuk membuktikan informasi atau pengetahuan yang telah dipelajarinya belajar yang tinggi.

4. Faktor yang Menghambat Minat Baca

(35)

20

dengan berbagai macam alasan. Faktor lingkungan juga merupakan ancaman kuat yang sering dijumpai dapat menghambat minat membaca misalnya kurangnya perhatian orang tua maupun pendidik yang mendorong anak untuk mengenali berbagai buku pengetahuan. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Rosidi (1972: 24) beberapa faktor penghambat minat baca antara lain :

a. Tidak adanya atau kurangnya kegemaran membaca yang dicontohkan oleh orang tua atau guru.

b. Tidak ada atau kurangnya bahan-bahan bacaan yang baik yang dapat memuaskan anak-anak.

c. Tidakadanya pendidikan dan pembinaan membaca, termasuk pendidikan teknik membaca di sekolah.

Menurut Hurlock (1990: 47), semua anak menemukan bahwa kondisi yang sangat membantu penerimaan social adalah minat yang sama dengan anggota kelompok teman sebaya. Bila anggota kelompok teman sebaya misalnya berminat pada bacaan, anak yang ingin diterima sebagai anggota kelompok harus menunjuikan minat terhadap bacaan, begitu juga sebaliknya.

5. Ciri-Ciri Minat Baca

(36)

21

mengemukakan bahwa seorang anak yang mempunyai minat baca tinggi mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.

a. Senantiasa berkeinginan untuk membaca

Buku itu gudangnya ilmu, membaca adalah kuncinya. Sejatinya membaca nyaris identik dengan ilmu pengetahuan, suatu aspek peradaban manusia yang utama mengantarkan manusia dapat mengembangkan kehidupannya. Budaya membaca merupakan salah satu penentu utama yang membuat ilmu pengetahuan berkembang pesat dan mengantarkan manusia ke dalam kehidupan dinamis, serta berwawasan luas sehingga manusia gampang dalam menjalankan kehidupannya.

b. Mempunyai kebiasaan dan kontinuitas dalam membaca

Pada saat ini minat dan kegemaran membaca masyarakat kita masih tumbuh pada lapisan tertentu, yaitu kalangan akademisi, tokoh masyarakat dan yang karena kedudukan dan tugasnya dituntut untuk membaca. Bagi sebagian besar masyarakat termasuk peserta didik, kegiatan membaca belum merupakan kebiasaan bahkan mereka masih menganggap bahwa tanpa membaca sekalipun seseorang dapat mencapai sesuatu yang diinginkan. Untuk itu harus ada upaya yang sungguh-sungguh dan konsisten dalam membudayakan gemar membaca.

c. Memanfaatkan setiap peluang waktu dengan membaca

Kesempatan dan peluang untuk membaca banyak dimiliki oleh setiap orang, namun sedikit yang dapat memanfaatkan setiap peluang tersebut untuk membaca. Membaca adalah satu hal yang kurang diminati oleh masyarakat umum bahkan cendrung ditakuti karena dianggap membosankan dan menjemukan. Hanya kalangan tertentu yang mempunyai minat baca yang tinggi sajalah yang akan menggunakan setiap peluang waktu untuk membaca.

6. Tujuan dan Manfaat Minat Baca

Menurut Heilman (dalam Rachman 1985: 9) menyebutkan bahwa minat baca memiliki tujuan dan manfaat sebagai berikut.

a. Menambah atau memperkaya diri dengan berbagai informasi tentang topik-topik yang menarik.

b. Memahami dan menyadari kemajuan pribadinya sendiri.

c. Membenahi atau meningkatkan pemahamannya tentang masyarakat dan dunia atau tempat yang dighuninya.

(37)

22

e. Memahami lebih cermat dan lebih mendalam tentang kehidupan pribadi orang-orang besar atau pemimpin terkenal dengan jalan membaca biografinya.

f. Menikmati dan ikut merasakan liku-liku pengalaman petualangan dan kisah percintaan orang-orang lain.

B. Kajian Tentang Remaja 1. Pengertian Remaja

Istilah Adolescence atau remaja berasal dari kata latin adolescere (kata Belanda, adolescentia yang berarti remaja) yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa (dalam Hurlock, 1980: 206). Istilah adolescence, seperti yang dipergunakan saat ini mempunyai arti luas mencangkup kematangan mental, emosional dan fisik. Pendapat lain dijelaskan pula oleh Piaget (dalam Hurlock, 1980: 206) bahwa secara psikologis masa remaja adalah usia individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa, anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada di dalam tingkatan yang sama, sekurang-kurangnya dalam masalah hak.

(38)

23

Berdasarkan yang telah diuraikan di atas maka dapat disimpulkan bahwa remaja adalah individu yang berusia 12-21 tahun yang sedang mengalami masa peralihan.

2. Karakteristik Remaja

Menurut Havighurst (dalam Hurlock, 1980: 207) karakteristik masa remaja anatara lain :

a. Masa remaja sebagai periode yang penting. Remaja mengalami perkembangan fisik dan mental yang cepat dan penting dimana semua perkembangan itu menimbulkan perlunya penyesuaian mental dan pembentukan sikap, nilai, dan minat baru.

b. Masa remaja sebagai periode peralihan. Peralihan tidak berarti terputus dengan atau berubah dari apa yang telah terjadi sebelumnya. Tetapi peralihan merupakan perpindahan dari satu tahap perkembangan ke tahap perkembangan berikutnya, dengan demikian dapat diartikan bahwa apa yang telah terjadi sebelumnya akan meninggalkan bekas pada apa yang terjadi sekarang dan yang akan datang, serta mempengaruhi pola perilaku dan sikap yang baru pada tahap berikutnya.

(39)

24

Perubahan fisik menurun, maka perubahan sikap dan perilaku juga menurun.

d. Masa remaja sebagai usia bermasalah. Setiap periode mempunyai masalah sendiri-sendiri, namun masalah pada remaja sering menjadi masalah yang sulit diatasi baik oleh anak laki-laki maupun anak perempuan. Ada dua alasan bagi kesulitan itu, yaitu :

1) Sepanjang masa kanak-kanak, masalah anak sebgaian diselesaikan oleh orang tua dan guru-guru, sehingga kebanyakan remaja tidak berpengalaman dalam mengatasi masalah.

2) Remaja merasa dirinya mandiri, sehingga mereka ingin mengatasi masalahnya sendiri, menolak bantuan dari orang tua dan guru-guru.

e. Masa remaja sebagai masa mencari identitas. Pencarian identitas dimulai pada akhir masa kanak-kanak, penyesuaian diri dengan standar kelompok lebih pentinga daripada bersikap individualis. Penyesuaian diri dengan kelompok pada remaja awal masih tetap penting bagi anak laki-laki dan perempuan, namun lambat laun mereka mulai mendambakan identitas diri dengan kata lain ingin menjadi pribadi yang berbeda dari orang lain.

(40)

25

g. Masa remaja sebagai masa yang tidak realistik. Remaja pada masa ini melihat dirinya sendiri dan orang lain sebagaimana yang ia inginkan dan bukan sebagaimana adanya, terlebih dalam hal cita-cita. Semakin tidak realistik cita-citanya ia semakin menjadi marah. Remaja akan sakit hati dan kecewa apabila orang lain mengecewakannya atau kalau ia tidak berhasil mencapai tujuan yang ditetapkannya sendiri.

Masa remaja sebagai ambang masa dewasa. Semakin mendekatnya usia kematangan, para remaja menjadi gelisah untuk meninggalkan sterotip belasan tahun dan untuk memberikan kesan bahwa mereka sudah hampir dewasa, remaja mulai memusatkan diri pada perilaku yang dihubungkan dengan status dewasa yaitu merokok, minum minuman keras, menggunakan obat-obatan dan terlibat dalam perbuatan seks. Mereka mengaggap bahwa perilaku ini akan memberi citra yang diinginkan.

3. Tahap Perkembangan Remaja

Berdasarkan Santrock (2003: 23) remaja dalam perkembangannya akan mengalami perubahan-perubahan dalam tiga aspek yang dijelaskan sebagai berikut.

a. Proses biologis, mencangkup perubahan-perubahan dalam hakikat fisik individu. Misalnya gen yang diwariskan dari orang tua, perkembangan otak, pertambahan tinggi dan berat badan, keterampilan motoric, dan perubahan hormon.

b. Proses kognitif, meliputi perubahan dan pikiran, intelegensi, dan bahasa individual.

(41)

26

Perubahan-perubahan tersebut dan transisi dalam bidang pendidikan dapat berpengaruh terhadap kebiasaan anak dalam belajar terutama membaca. Sehingga salah satu masalah yang muncul adalah rendahnya minat baca.

4. Tugas Perkembangan Remaja

Tugas perkembangan merupakan tugas yang muncul pada saat atau di sekitar periode tertentu dari rentang kehidupan individu. Individu yang berhasil menyelesaikan tugas perkembangan dalam suatu periode, maka akan membantu individu kepada keberhasilan menyelesaikan tugas perkembangan pada periode selanjutnya. Namun apabila individu gagal menyelesaikan tugas perkembangannya, maka individu akan mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugas perkembangan periode selanjutnya. Tugas-tugas perkembangan masa remaja menurut Havinghurt (Hurlock, 1980: 209) sebagai berikut.

a. Mencapai hubungan baru dan yang lebih matang dengan teman sebaya baik pria maupun wanita.

b. Mencapai peran sosial pria dan wanita.

c. Menerima keadaan fisiknya dan menggunakan tubuhnya secara efektif.

d. Mengharapkan dan mencapai perilaku sosial yang bertanggung jawab.

(42)

27 f. Mempersiapkan karier ekonomi.

g. Mempersiapkan perkawinan dan keluarga.

h. Memperoleh perangkat nilai dan system etis sebagai pegangan untuk bertingkah laku.

Dari tugas-tugas dan perkembangan remaja tersebut bertujuan untuk memberikan petunjuk kepada remaja untuk mengetahui harapan masyarakat terhadap dirinya pada usia-usia tertentu sehingga memberikan motivasi untuk melakukan apa yang diharapkan dari mereka oleh kelompok sosial pada usia tertentu sepanjang kehidupan mereka.

5. Perkembangan Minat Baca Pada Remaja

(43)

28

supaya menyenangi membaca dan menjadikan membaca adalah kebiasaan yang menyenangkan.

C. Layanan Bimbingan Belajar

Bimbingan belajar merupakan salah satu bentuk layanan bimbingan yang penting diselenggarakan di sekolah. Pengalaman menunjukkan bahwa kegagalan yang dialami siswa dalam belajar tidak selalu disebabkan oleh kebodohan. Sering kali siswa mengalami kegagalan dalam belajar disebabkan mereka tidak mendapatkan layanan bimbingan yang memadai.

Prayitno dan Amti (1994: 279) mengemukakan layanan bimbingan belajar belajar dilaksanakan melalui tahap-tahap: (a) pengenalan siswa yang mengalami masalah belajar, (b) pengungkapan sebab-sebab timbulnya masalah belajar, dan (c) pemberian bantuan pengentasan masalah belajar.

1. Pengenalan Siswa yang Mengalami Masalah Belajar

Disekolah sering dijumpai adanya siswa yang gagal dalam belajar, seperti angka raport yang rendah, tidak naik kelas, tidak lulus ujian akhir. Siswa yang mengalami hal tersebut adalah siswa yang mengalami masalah dalam belajar, seperti yang disebutkan oleh Prayitno dan Amti (1994: 279-280) masalah belajar memiliki bentuk yang banyak ragam diantaranya sebagai berikut.

a. Keterlambatan akademik, yaitu keadaan siswa yang diperkirakan memiliki intelegensi yang cukup tinggi, tetapi tidak dapat memanfaatkan secara optimal.

(44)

29

lebih, tetapi masih memerlukan tugas-tugas khusus untuk memenuhi kebutuhan dan kemampuan belajarnya yang amat tinggi itu.

c. Sangat lambat dalam belajar, yaitu keadaan siswa yang memiliki bakat akademik yang kurang memadai dan perlu dipertimbangkan untuk mendapat pendidikan atau pengajaran khusus.

d. Kurang memotivasi dalam belajar, yaitu keadaan siswa yang kurang bersemangat dalam belajar, mereka seolah-olah tampak jera dan malas.

e. Bersikap dan berkebiasaan buruk dalam belajar, yaitu kondisi siswa yang kegiatan atau perbuatan belajarnya sehari-hari antagonistik dengan yang seharusnya, seperti suka menunda-nunda tugas, mengulur-ulur waktu, membenci guru, tidak mau bertanya untuk hal-hal yang tidak diketahuinya.

2. Upaya Membantu Siswa yang Mengalami Masalah Belajar

Siswa yang mengalami masalah belajar perlu mendapatkan bantuan agar masalah belajar yang dihadapi tidak berlarut-larut yang nantinya akan mempengaruhi proses perkembangan siswa. Prayitno dan Amti (1994: 284) mengemukakan beberapa upaya yang dapat dilakukan adalah dengan (a) pengajaran perbaikan, (b) kegiatan pengajaan, (c) peningkatan motivasi belajar, dan (d) pengembangan sikap dan kebiasaan belajar yang efektif.

Prosedur-prosedur yang dapat dilakukan konselor atau guru bimbingan dan konseling dalam membantu memotivasi siswa dalam belajar seperti yang dikemukakan oleh Prayitno dan Amti (1994: 286) diantaranya sebagai berikut.

(45)

30

b. Guru meneyesuaikan pengajaran sesuai dengan bakat dan minat siswa.

c. Guru menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, menantang, serta merangsang antusias siswa.

d. Memberikan apresiasi kepada siswa sehingga siswa merasa puas akan hasil belajar yang dilaksanakannya.

e. Menciptakan suasana yang hangan antara guru dan siswa. f. Guru menghindari suasana belajar dengan tekanan-tekanan

untuk menghindari siswa dari rasa takut atau bingung dalam belajar.

D. Kajian Metode Quiz Team

1. Pengertian Quiz Team

Menurut Hisyam Zaini,dkk (2008: 14) menyatakan metode Quiz Team merupakan salah satu metode pembelajaran bagi siswa yang membangkitkan semangat dan pola piker kritis. Teori ini sejalan dengan metode Quiz Team yang dikemukakan oleh Dalvi (2006: 68) yang mengungkapkan bahwa metode Quiz Team merupakan salah satu tipe pembelajaran yang mampu meningkatkan keaktifan siswa dalam proses belajar.

(46)

31

jawaban singkat, dan tim yang lain menggunakan waktunya untuk memeriksa catatan, sedangkan Dalvi (2006: 53) menyatakan bahwa metode Quiz Team dapat menghidupkan suasana dan mengaktifkan siswa untuk bertanya ataupun menjawab.

Berdasarkan pendapat ahli tentang pengertian Quiz Team, dapat diartikan bahwa Quiz Team adalah cara yang digunakan guru dalam bimbingan klasikal dengan prosedur siswa dibentuk dalam kelompok dengan masing-masing anggota kelompok mempunyai tanggung jawab yang sama atas keberhasilan kelompoknya dalam memahami materi dan menjawab soal. Dalam Quiz Team ini diawali dengan guru menyampaikan materi kemudian siswa dibagi kedalam tiga kelompok besar. Semua anggota kelompok mempelajari materi, saling mengarahkan dan saling tanya jawab untuk memahami materi tersebut, kemudian dilanjutkan dengan kompetisi akademis antar kelompok dengan tujuan mendorong siswa untuk saling memperebutkan nilai tertinggi dan meningkatkan belajar siswa.

2. Prosedur Metode Quiz Team

Berikut merupakan prosedur Metode Quiz Team diantaranya adalah sebagai berikut.

a. Memilih topik yang dapat disajikan dalam tiga segmen. b. Membagi peserta didik menjadi tiga tim, yaitu tim A, B, C. c. Menjelaskan proses kegiatan dan memberikan topik materi yang

akan digunakan untuk pertandingan akademis serta meminta siswa untuk membaca materi dalam waktu 10 menit.

(47)

32

persiapan. Sedangkan Tim B dan Tim C memanfaatkan waktu untuk meninjau materi mereka.

e. Pada segmen pertama Tim A ditugaskan sebagai pemandu kuis, apabila Tim B tidak bisa menjawab, maka Tim A memberi kesempatan kepada Tim C untuk menjawab.

f. Tim A melanjutkan ke pertanyaan selanjutnya kepada Tim C, apabila Tim C tidak dapat menjawab maka Tim A memberi kesempatan kepada Tim B untuk menjawab.

g. Meminta Tim B sebagai pemandu kuis pada segmen kedua. h. Meminta Tim C sebagai pemandu kuis pada segmen ketiga.

(Silberman dalam Komarudin Hidayat 2002: 163) 3. Prinsip Penggunaan Metode Quiz Team

Menurut Arief Budiman (2014: 24) penggunaan Metode Quiz Team memiliki beberapa prinsip, diantaranya sebagai berikut.

a. Menumbuhkan semangat motivasi untuk berkompetisi antar kelompok.

b. Membuat siswa aktif bekerja sama baik secara emosional maupun sosial.

c. Melatih keterampilan daya ingat atau berfikir kritis siswa. d. Memberikan stimulus siswa belajar aktif.

e. Membuat proses belajaran lebih menarik 4. Kelebihan dan Kekurangan Metode Quiz Team

Menurut Arief Budiman (2014: 24) metode Quiz Team memiliki kelebihan dan kelemahan sebagai berikut.

a. Kelebihan

1) Dapat meningkatkan keseriusan. 2) Dapat menghilangkan kebosanan. 3) Mengajak siswa untuk terlibat penuh. 4) Meningkatkan proses belajar.

5) Membnagun kreatifitas diri.

6) Meraih makna belajar melalui pengalaman. 7) Memfokuskan siswa sebagai subyek belajar. 8) Menambah semangat dan minat belajar siswa. b. Kelemahan

1) Memerlukan kendali yang ketat dalam mengkondisikan kelas saat keributan terjadi.

(48)

33

permainan yang dituntut cepat dan memberikan kesempatan diskusi yang singkat.

E. Penelitian Relevan

Penelitian yang relevan oleh Eva Nurhayati (2007), dalam penelitiannya “Pengaruh Penggunaan Metode Belajar Aktiv Tipe Quiz Team Terhadap Minat Belajar dan Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas X Ak SMK Negeri 3 Jepara Tahun 2006/2007”. Dari hasil analisis data awal kedua kelompok mempunyai kemampuan awal yang relatif sama, tidak ada perbedaan kemampuan awal dari kedua kelompok. Untuk minat baca kedua kelompok mempunyai dua varian yang sama. Hasil uji ketuntasan belajar kelompok eksperimen (83,18) hasil belajarnya lebih dari 70% atau telah mencapai ketunntasan belajar. Sedangkan untuk kelompok kontrol hasil belajar (79,60) telah mencapai ketuntasan belajar. Minat belajar siswa setelah pembelajaran antara kelas eksperimen dan kelas konrol terdapat perbedaan, minat belajar kelompok eksperimen lebih baik dari pada kelompok kontrol.

Nita Septiningsih (2009), dalam penelitiannya yang berjudul “Eksperimentasi Pembelajaran Matematika Melalui Metode Pembelajaran

Tipe Quiz Team dan Metode Pembelajaran Aktif Tipe Learning Start With A Question (LSQ) Ditinjau dari Aktivitas Belajar Siswa (Pada Kelas VIII Semester II MTs Negeri Surakarta II TA 2009/2010).” Dari hasil analisis

(49)

34

dengan tipe LSQ, (2) Terdapat pengaruh aktivitas belajar terhadap prestasi belajar siswa, ini berarti bahwa semakin tinggi belajar siswa, maka semakin baik prestasi yang dicapai dan sebaliknya jika semakin rendah aktivitas belajar siswa, maka semakin rendah juga prestasi belajarnya, (3) Tidak terdapat interaksi antara Metode pembelajaran dan aktifitas belajar terhadap prestasi belajar siswa. Ini berarti jika dilihat pada masing-masing tingkat aktifitas (tinggi, sedang, dan rendah), Metode pembelajaran aktif tipe Team Quiz memiliki prestasi yang lebih baik daripada Metode pembelajaran aktif tipe LSQ. Pada sisi lain, jika dilihat dari penggunaan Metode pembelajaran, pada siswa yang mempunyai aktifitas lebih tinggi memiliki prestasi yang lenih baik.

(50)

35

Metode Pembelajaran Aktif Tipe Quiz Team berpengaruh terhadap hasil belajar di SDN 1 Karanggeneng Kecamatan Kunduran Kabupaten Blora.

Berdasarkan penelitian penelitian yang relevan, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh metode Quiz Team terhadap minat baca siswa IPS kelas XI SMA Negeri 1 Seyegan Kabupaten Sleman Yogyakarta.

F. Keefektifan Metode Quiz Team Terhadap Minat Baca Siswa

Suatu pekerjaan dikatakan efektif apabila pekerjaan itu memberikan hasil yang sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan semula. Efektif merupakan landasan untuk mencapai tujuan baik secara eksplisit maupun implisit, yaitu seberapa jauh tujuan tersebut dicapai. Seperti yang telah dinyatakan oleh Arikunto (2004: 51) bahwa efektifitas adalah taraf suatu tujuan yang telah ditentukan.

Minat baca merupakan suatu kebutuhan siswa, baik dalam belajar maupun dalam hal rekreasi atau hiburan. Minat baca pada siswa sangat dipengaruhi oleh lingkungan termasuk guru dan teman sebaya. Oleh karena itu guru memberikan pengajaran sesuai karakteristik kebutuhan siswa yaitu dengan pengajaran dengan metode Quiz Team.

(51)

36

(52)

37 G. Kerangka Pikir

MINAT BACA SISWA RENDAH

PENGARUH METODE QUIZ TEAM TERHADAP MINAT BACA SISWA

KELOMPOK EKSPERIMEN

HASIL EKSPERIMEN PENINGKATAN MINAT BACA SISWA QUIZ TEAM

KELOMPOK KONTROL

(53)

38

Minat baca siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Seyegan diketahui rendah, dari 81 siswa didapatkan 45 anak minat bacanya tergolong kurang dengan persentasi 55,6 %, 31 anak minat bacanya tergolong cukup dengan persentasi 38,3 %, dan 5 anak minat bacanya baik dengan persentasi 6,2 %. Berdasaarkan masalah tersebut dlakukan penelitian eksperimen terhadap peningkatan minat baca siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Seyegan. Penelitian ini dilaksanakan pada dua kelas yaitu kelas kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Bagi kelas eksperimen diberikan treatment dengan menggunakan metode bimbingan klasikal yang belum pernah digunakan oleh guru sebelumnya. Dari berbagai macam metode bimbingan klasikal, tutor memilih menggunakan metode Quiz Team, Sedangkan kelas kontrol hanya mengikuti bimbingan klasikal bersama Guru BK seperti biasanya. H. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :

(54)

39 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian 1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen. Mulyani Sumantri dan Johar Permana (1999: 157-159) menyatakan bahwa metode eksperimen adalah suatu tuntutan dari perkembangan ilmu penegtahuan dan teknologi agar mengahasilkan suatu produk yang dapat dinikmati masyarakat secara aman. Metode eksperimen diartikan sebagai cara belajar mengajar yang melibatkan peserta didik dengan mengalami dan membuktikan sendiri hasil dari percobaan itu.

2. Desain Penelitian

(55)

40

visual, bentuk quasi-experimental dengan desain nonequivalent control group design dapat dilihat pada gambar berikut:

Desain Nonequivalent Control Group Design Keterangan:

Kelompok A : Kelompok Treatment yaitu siswa yang mengikuti layanan bimbingan klasikal dengan metode Quiz Team.

Kelompok B : Kelompok Pembanding yaitu siswa yang mengikuti layanan bimbingan klasikal seperti biasa dengan Guru Bimbingan dan Konseling.

O1 : Pre Test

X : Quiz Team

O2 : Post-Test

B. Prosedur Penelitian Eksperimen

Dalam penelitian eksperimen terdapat prosedur atau tahap yang perlu dilakukan. Prosedur penelitian yang digunakan dalam penelitian ini tediri dari 3 tahap, yaitu:

1. Pra eksperimen

(56)

41 2. Ekperimen

Pada tahap eksperimen terdiri dari pre-test, pemberian treatment atau perlakuan, dan post-test.

a. Tes awal atau pre-test

Tes ini dilakukan untuk mengetahui tingkat minat baca siswa sebelum diberi pengajaran dengan metode Quiz Team. Pre-test minat baca dilaksanakan pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Hasil pre-test dari kedua kelompok kemudian dianalisis untuk mengetahui kondisi awal tingkat minat baca kedua kelompok.

b. Perlakuan atau treatment

Pemberian Quiz Team dilakukan pada kelompok eksperimen dilakukan dalam tiga kali treatment pada layanan bimbingan klasikal adalah sebagai berikut.

1) Treatment I a) Tahap awal

(1) Membuka kegiatan dengan salam kemudian melakukan presensi kelas.

(2) Meminta siswa untuk tenang supaya kelas menjadi kondusif.

b) Tahap pelaksanaan

(57)

42

(2) Membagi siswa ke dalam tiga kelompok besar yaitu Tim A, Tim B, dan Tim C.

(3) Menjelaskan petunjuk kegiatan kepada siswa serta meminta siswa untuk membaca materi yang sudah dibagikan kepada masing-masing siswa. Siswa hanya diberi kesempatan membaca topik materi dalam waktu 10 menit.

(4) Setelah selesai membaca tim A diberi waktu 5 menit untuk menyiapkan pertanyaan sebagai pemandu kuis, sementara tim B dan tim C masih diberi kesempatan untuk menyimak kembali materi yang sudah dibaca. (5) Setelah 5 menit kemudian diawali oleh Tim A untuk

memberikan pertanyaan kepada Tim B, apabila Tim B tidak dapat menjawab maka kesempatan menjawab diberikan kepada Tim C

(6) Tim A melanjutkan ke pertanyaan selanjutnya kepada Anggota Tim C, apabila Tim C tidak dapat menjawab maka kesempatan menjawab diberikan kepada Tim B. kemudian ulangi prosesnya, kegiatan ini berlangsung selama 30 menit.

c) Tahap Penutup

(58)

43

(2) Menutup kegiatan dengan ucapan terimakasih kepada siswa, kemudian dilanjutkan dengan doa dan salam.

2) Treatment II a) Tahap awal

(1) Membuka kegiatan dengan salam kemudian melakukan presensi kelas.

(2) Meminta siswa untuk tenang supaya kelas menjadi kondusif.

b) Tahap pelaksanaan

(1) Masing-masing siswa diberi 3 lembar kertas berisi materi untuk Quiz Team dengan topik yang sudah ditentukan yaitu kekerasan.

(2) Meminta siswa untuk berkumpul sesuai kelompok besar yang sudah ditentukan pada pertemuan sebelumnya yaitu Tim A, Tim B, dan Tim C.

(3) Menjelaskan petunjuk kegiatan kepada siswa serta meminta siswa untuk membaca materi yang sudah dibagikan kepada masing-masing siswa. Siswa hanya diberi kesempatan membaca topik materi dalam waktu 10 menit.

(59)

44

sementara tim A dan tim C masih diberi kesempatan untuk menyimak kembali materi yang sudah dibaca. (5) Setelah 5 menit kemudian diawali oleh Tim B untuk

memberikan pertanyaan kepada Tim A, apabila Tim A tidak dapat menjawab maka kesempatan menjawab diberikan kepada Tim C.

(6) Tim B melanjutkan ke pertanyaan selanjutnya kepada Anggota Tim C, apabila Tim C tidak dapat menjawab maka kesempatan menjawab diberikan kepada Tim A. kemudian ulangi prosesnya, kegiatan ini berlangsung selama 30 menit.

c) Tahap Penutup

(1) Meminta siswa untuk menarik kesimpulan terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.

(2) Menutup kegiatan dengan ucapan terimakasih kepada siswa, kemudian dilanjutkan dengan doa dan salam. 3) Treatment III

a) Tahap awal

(1) Membuka kegiatan dengan salam kemudian melakukan presensi kelas.

(60)

45 b) Tahap pelaksanaan

(1) Masing-masing siswa diberi 3 lembar kertas berisi materi untuk Quiz Team dengan topik yang sudah ditentukan yaitu integrasi sosial.

(2) Meminta siswa untuk berkumpul sesuai kelompok besar yang sudah ditentukan pada pertemuan sebelumnya yaitu Tim A, Tim B, dan Tim C.

(3) Menjelaskan petunjuk kegiatan kepada siswa serta meminta siswa untuk membaca materi yang sudah dibagikan kepada masing-masing siswa. Siswa hanya diberi kesempatan membaca topik materi dalam waktu 10 menit.

(4) Setelah selesai membaca tim C diberi waktu 5 menit untuk menyiapkan pertanyaan sebagai pemandu kuis, sementara tim A dan tim B masih diberi kesempatan untuk menyimak kembali materi yang sudah dibaca. (5) Setelah 5 menit kemudian diawali oleh Tim C untuk

memberikan pertanyaan kepada Tim A, apabila Tim A tidak dapat menjawab maka kesempatan menjawab diberikan kepada Tim B.

(61)

46

kemudian ulangi prosesnya, kegiatan ini berlangsung selama 30 menit.

c) Tahap Penutup

(1) Meminta siswa untuk menarik kesimpulan terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.

(2) Menutup kegiatan dengan ucapan terimakasih kepada siswa, kemudian dilanjutkan dengan doa dan salam. d) Tes akhir atau post-test

Tes ini diberikan setelah berakhirnya pemberian Quiz Team dengan tujuan untuk mengetahui tingkat pencapaian minat baca siswa antara kelompok eksperimen yang diberi perlakuan berupa metode Quiz Team dengan kelompok kontrol yan tidak diberi Quiz Team.

3. Evaluasi Penelitian

(62)

47

menggunakan metode Quiz Team yang dilihat dari hasil observasi selama kegiatan berlangsung.

C. Variabel Penelitian

Menurut Saifuddin Azwar (2013: 59) variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat yang terdapat pada subjek penelitian yang dapat bervariasi secara kuantitatif maupun kualitatif. Selain itu, menurut Suharsimi Arikunto (2010: 169) variabel adalah gejala yang bervariasi, yang menjadi objek penelitian. Jadi, variabel adalah sebuah objek ataupun masalah yang akan diteliti yang di dalamnya memiliki variasi jenis dan tingkatan yang akan menjadi sasaran pada suatu penelitian. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Variabel bebas atau independent variable (X)

Variabel bebas adalah suatu variabel yang variasinya mempengaruhi variabel lain (Saifuddin Azwar, 2013: 62). Dapat pula dikatakan bahwa variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi varibel lain. Penelitian ini memiliki satu variabel bebas yaitu metode Quiz Team. 2. Variabel tergantung (terikat) atau dependent variable (Y)

(63)

48 D. Setting Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 1 Seyegan Kelas XI Jurusan IPS Semester 2 Tahun ajaran 2015. Peneliti memilih setting di SMA Negeri 1 Seyegan didasarkan pada observasi penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan angket kuesioner yang menunjukkan bahwa minat baca siswa SMA Negeri 1 Seyegan kelas XI IPS tergolong rendah. Dari 81 siswa didapatkan 45 anak minat bacanya tergolong kurang dengan persentasi 55,6 %, 31 anak minat bacanya tergolong cukup dengan persentasi 38,3 %, dan 5 anak minat bacanya baik dengan persentasi 6,2 %.

E. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Sukandarrumidi (2006: 47) menyatakan bahwa populasi merupakan keseluruhan obyek peneliti baik terdiri dari benda yang nyata, abstrak, peristiwa ataupun gejala yang merupakan sumber data dan memiliki karakter tertentu dan sama. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Seyegan terdiri dari 3 kelas.

2. Sampel

(64)

49 F. Teknik Pengumpulan Data

Penggunaan metode pengumpulan data dalam suatu penelitian berkaitan erat dengan tujuan, pelaksanaan, biaya, waktu, dan beberapa pertimbangan lain dalam penelitian yang bersangkutan. Jenis-jenis metode pengumpulan data yang digunakan sebagai alat pengumpul data dalam penelitian ini meliputi observasi, perekaman atau dokumentasi, dan kuesioner.

1. Skala Psikologi

a. Menurut Margono (Nurul Zuriah, 2006:184) untuk memperoleh data yang bersifat kuantitatif dapat dilakukan dengan menggunakan teknik pengukuran. Skala adalah seperangkat nilai angka yang ditetapkan kepada subjek, objek atau tingkah laku dengan tujuan mengukur sifat, skala dapat digunakan untuk mengukur sifat dan minat (Nurul Zuriah, 2006: 188). Sehingga dalam penelitian ini digunakan skala sebagai salah satu pengumpulan data. Jenis skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah modifikasi Skala Likert.

(65)

50 2. Perekaman atau Dokumentasi

Perekaman adalah kegiatan merekam atau mendokumentasikan serta meliput semua aktivitas yang terjadi selama proses pelaksanaan kegiatan penelitian berlangsung. Metode dokumentasi adalah pengumpulan data dengan cara menganalis atau mengambil data-data dari catatan, dokumentasi administrasi yang sesuai dengan masalah yang diteliti. Pengumpulan data dengan menggunakan teknik dokumentasi ditujukan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian. Suharsimi Arikunto (1987: 188), mengatakan metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau varibel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan sebagainya. Dalam kegiatan ini peneliti menggunakan kamera digital untuk mendokumentasikan semua aktivitas yang berlangsung selama penelitian di ruang Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Seyegan.

3. Kuesioner

(66)

51 G. Definisi Operasional

1. Minat baca merupakan suatu keinginan yang timbul dari diri seseorang untuk membaca. Keinginan ini muncul didorong oleh suatu kebutuhan yang dapat memberikan kepuasan kepada dirinya. Setiap manusia memiliki kecenderungan untuk selalu berhubungan dengan segala sesuatu yang dianggapnya dapat memberikan kesenangan. Didasari oleh perasaan senang maka akan timbul minat untuk memperoleh, mengembangkan, sekaligus mempertahankan sesuatu yang dianggapnya dapat mendatangkan kesenangan dan kepuasan tanpa adanya paksaan. Seseorang akan menaruh minat terhadap suatu bacaan apabila bacaan itu dapat memuaskan kebutuhan dirinya, karena itulah seseorang akan bersemangat dan menganggap bahwa membaca adalah hal yang penting sehingga akan memanfaatkan waktunya sebaik mungin untuk membaca. 2. Metode Quiz Team merupakan salah satu metode bimbingan klasikal

(67)

52 H. Instrumen Penelitian

Instrument penelitian ini adalah suatu alat untuk digunakan dalam pengumpulan data dengan berbagai cara (Soekidjo Notoadmodjo, 2002). Alat ukur penelitian yang digunakan adalah kuesioner menggunakan skala minat baca dengan model likert. Model skala likert ini menilai sikap atau tingkah laku responden dalam penelitian melalui beberapa pertanyaan (Nurul Zuriah, 2006: 146). Dalam hal ini siswa diminta untuk memilih salah satu jawaban terjadap pertanyaan yang diajukan. Untuk jawaban yang bersifat positif (favorable) menggunakan skor berupa sangat sesuai (SS) = 1, sesuai (S) = 2, tidak sesuai (TS) = 3, sangat tidak sesuai (STS) = 4. Untuk jawaban yang bersifat negative (unfavorable) menggunakan skor berupa sangat sesuai (SS) = 4, sesuai (S) = 3, tidak sesuai (TS) = 2, sangat tidak sesuai (STS) = 1.

Dengan adanya skala minat baca tersebut peneliti bisa mendapatkan data mengenai tingkat minat baca baca. Skala minat baca yang disusun berdasarkan aspek-aspek minat baca. Berikut ini langkah-langkah dalam penyusunan pedoman skala minat baca :

1. Mengidentifikasi variabel peneltian.

Variabel dalam penelitian ini adalah metode Quiz Team dan minat baca. Skala yang dibuat adalah skala minat baca, sehingga variabel untuk skala dalam penelitian ini adalah minat baca.

2. Mencari sub variabel dari aspek-aspek minat baca

(68)

53

a. Kognitif berupa persepsi, sikap, maupun tanggapan mengenai minat baca.

b. Afektif berupa perasaan mengenai minat baca. c. Psikomotorik berupa berbuatan dan tingkah laku. 3. Dari setiap sub variabel di deretkan menjadi indikator

a. Kognitif berupa sikap positif terhadap kegiatan membaca dapat dinyatakan dengan kesukaan dan setuju terhadap aktivitas membaca, kesadaran akan manfaat kegiatan membaca, dan memiliki sikap yang selektif terhadap kegiatan membaca

b. Afektif berupa perasaan senang bahagia terhadap kegiatan membaca, membaca memberikan energi positif sehingga terdapat kepuasan dan membaca memiliki arti penting bagi individu

c. Psikomotorik berupa berbuatan dan tingkah laku untuk terlibat dalam kegiatan membaca.

4. Merumuskan setiap indikator menjadi butir-butir penyataan.

(69)
[image:69.595.114.511.93.647.2]

54 Tabel 1. Kisi-Kisi Skala Minat Baca

Variabel Aspek Indikator Deskriptor No Item Jml

+ - Minat Baca Kognitif Persepsi Positif Persepsi positif dapat dinyatakan dengan setuju terhadap aktivitas membaca 1, 2,

3 4, 5 5

Sukarela Melakukan kegiatan

membaca atas kemauan sendiri dan tanpa paksaan

6, 7 8, 9 4

Mampu memilih

Mampu menilai suatu bacaan yang berkualitas 10, 11 12, 13 4

Afektif Kesenangan Merasa senang saat

membaca 14, 15, 16 17, 18 5

Bersemangat Memiliki gairah

terhadap aktivitas membaca

19 20,

21 3

Berharga Menganggap

bacaan merupakan sesuatu yang bernilai

22 23,

24 3

Penting Merasa membaca

merupakan aktivitas yang harus dilakukan 25, 26 27, 28, 29 5

Psikomotorik Durasi Membaca dalam

waktu yang lama

30, 31

32, 33

4

Intensitas Sering melakukan

aktivitas membaca

34 35 2

Berkualitas Dapat melakukan

kegiatan membaca dengan focus dan memahami isi bacaan 36, 37 38, 39, 40 5

Tabel 2. Skor Penilaian Minat Baca

Pilihan Jawaban Skor Favorable (+) Skor Unfavorable (-)

SS 4 1

S 3 2

KS 2 3

[image:69.595.150.490.610.732.2]
(70)

55

Berdasarkan skor tersebut, maka akan diketahui tinggi rendahnya minat baca siswa. Semakin tinggi skor yang diperoleh, maka semakin tinggi minat baca siswa. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah skor yang diperoleh siswa, maka semakin rendah pula minat baca.

5. Melengkapi instrumen dengan instruksi, dan kata pengantar.

Tahap akhir dalam membuat instrumen adalah dengan melengkapi pedoman instrumen dengan cara: melengkapi data diri atau identitas subjek, bahasa yang digunakan jelas dan mudah dipahami, pernyataan tidak terlalu panjang, dan dilengkapi dengan contoh sehingga siswa paham dalam mengerjakan skala dalam penelitian ini.

I. Uji Validitas dan Reabilitas Instrumen

1. Uji Validitas Instrumen

(71)

56

mendalam. Butir-butir instrument dinyatakan valid (logically valid) apabila setelah mencermati isi butir-butir yang ditulis telah menunjukkan kesesuaian dengan kisi-kisi. Penguji validitas isi pada penelitian ini dengan meminta pertimbangan ahli (expert judgement). Orang yang memiliki kompetensi dalam suatu bidang dapat dimintakan pendapat untuk menilai kesepakatan isi butir instrument (Purwanto, 2007: 126). 2. Uji Reabilitas Instrumen

Reabilitas sama dengan konsistensi atau keajekan, suatu instrument penelitian dikatakan mempunyai nilai reabilitas yang tinggi apabila tes yang dibuat dapat menghasilkan pengukuran yang konsisten. Dalam penelitian ini perhitungan uji reabilitas instrument menggunakan rumus Alpha Chronbach (Purbayu Budi Susanto dan Ashari, 2005: 251). Instrumen dikatakan reliable jika Chronbach Alpha lebih besar dari 0,60. J. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis data kuantitatif. Dibawah ini dijelaskan teknik analisis pada penelitian yang dilakukan.

1. Uji Normalitas

(72)

57

(pre-test) dan tes kemampuan akhir (post-test) kedua kelompok. Kriteria uji normalitas adalah bila harga p > α (signifikansi 5%), maka data berdistribusi normal. Hasil perhitungan melalui komputer dengan menggunakan program SPSS ver. 16.00 menunjukkan bahwa hasil perhitungan apabila dikonsultasikan nilai Asym sig (2-tailed) lebih besar, maka sebaran berdistribusi normal.

2. Uji Hipotesis

(73)

Gambar

Tabel 2. Skor Penilaian Minat Baca Pilihan Jawaban Skor Favorable
Tabel 4. Kategori Skor Pre-test Skor Maksimal 4
Gambar 1. Grafik Perbedaaan Kategori Hasil  Pre-test Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Tabel 6. Tendensi Nilai Sentral Minat Baca setelah pre-test Parameter Kel. Eksperimen Kelompok Kontrol
+7

Referensi

Dokumen terkait

Bahwa industri farmasi PT Kalbe Farma, Tbk., melalui surat nomor 010/QO/KF/II/2015 tanggal 25 Februari 2015 perihal Tanggapan terhadap

Diffusion bonding : Mono filament diperkuat AMCs terutama dihasilkan oleh ikatan difusi (foil-serat-foil) rute atau oleh penguapan lapisan yang relatif tebal dari

Berikut adalah dua figur yang menggambarkan penelitian linguistik terapan yang ideal dan kenyataan yang ada (Krashen, 2009: 6):.. Hal yang ideal apabila ada hubungan

mengetahui apakah peningkatan keterampilan proses sains siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model Inkuiri Terbimbing lebih tinggi daripada

Kegiatan yang akan dilakukan adalah menghimpun ibu-ibu dalam satu kelompok industri jamu rumahan dan diberikan pelatihan higienitas, penjelasan tentang perijinan BPOM, serta

Dalam hal Pembeli kemungkinan besar tidak dapat melepaskan kewajibannya dalam ini, atau setelah pelanggaran oleh Pembeli atas seluruh atau setiap Syarat dan Ketentuan yang

Kisi Kisi Materi Soal Biologi SNMPTN tahu se oga ber a faat sobat… _1. Histologi Hewan dan Tumbuhan

Setelah diberi penjelasan sebelumnya, guru mengulang lagi pertanyaan : “bagaimana pipa yang semakin sempit dapat menaikkan air semakin tinggi?” Siswa menjawab,