• Tidak ada hasil yang ditemukan

Etos Kerja Islami.doc 33KB Jun 13 2011 06:28:12 AM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Etos Kerja Islami.doc 33KB Jun 13 2011 06:28:12 AM"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

Etos Kerja Islami Oleh : Syaiful Nu’man

Agama diturunkan di dunia ini untuk membawa rahmat bagi umat manusia, misi ini diperuntukkan kepada seluruh lapisan masyarakat, sebagaimana tertuang dalam (Al-Hujurat :13) dengan harapan agar menjadi umat yang “kuntum khaira umah ukhrijat linnasi” (Ali Imran: 104). Dengan memotivasi untuk menjadi pemberontak terhadap kemiskinan, kemunafikan, membuat kekhilafahan dalam peradaban umat manusia. Rasul mengajarkan “tangan yang di atas lebih baik dari tangan yang di bawah”, “mukmin yang kuat lebih di cintai daripada mukmin yang lemah”. Allah SWT. Lebih menyukai mukmin yang bekerja keras. Ini merupakan indikator bahwa Allah memerintahkan kepada umat manusia untuk membangun etos kerja yang Islami yang dapat membawa keselamatan di dunia dan akhirat.

Namun bila ditilik fenomena saat ini. Di negara-negara maju banyak para pekerja keras mereka siang malam malang melintang mencari nafkah untuk meng-hidupi dirinya dan berusaha berprestasi, mengumpulkan harta sebanyak–banyaknya, namun setelah mendapat yang diinginkan dengan perolehan uang yang banyak tidak mencapai kepuasan sebagai bukti tatanan kehidupan ekonomi semakin melebar antara kaya dan miskin, dominasi tehnologi komunikasi telah melebar merampas nilai-nilai budaya lokal yang plural, budaya global telah mewarnai gaya hidup bangsa ini, seperti gaya suporter pertandingan sepakbola, yang ditiru etos kerja yang tak membawa keberkahan hidup seperti para suporter wajahnya dicoreng-coreng, begitu ada seorang wanita yang mempertontonkan auratnya mereka begitu bangga dengan apa yang dilakukan ia mengira semangat yang dilakukan dapat membawa keberkahan, para pemuda melakukan pentas sex, melakukan penyalahgunaan obat terlarang, laki-laki menyerupai wanita begitu juga wanita menyerupai laki-laki. Sehingga umat Islam kehilangan identitas diri karena etos kerja yang dibangun keluar dari aturan Allah SWT.

Ini menunjukkan bahwa antara keinginan Allah dan RasulNya berbeda jauh dengan kenyataan kondisi masyarakat ini. Manusia seringkali tidak sejalan dengan petunjuk Allah SWT. Maka dalam melakukan tugas hidup ini etos kerja yang dibangun tidak membawa kemuliaan dan keagungan pada sendiri dan dihadapan Allah SWT, sehingga walaupun kekayaan melimpah ruah dengan fasilitas yang lengkap tetap mengalami penderitaan kekeringan spiritual.

Etos kerja Etos.

(2)

Islam aspek ikhsan yang ditemukan dalam Al-Qur’an kata “itqan” yang berarti proses pekerjaan yang sangat bersungguh, akurat, dan sempurna (An-Naml :88) akibatnya, seorang muslim yang memiliki kepribadian Qur’ani pastilah akan menunjukkan etos kerja yang bersikap dan berbuat serta menghasilkan segala sesuatu secara sangat sungguh-sungguh dan tidak pernah mengerjakan sesuatu setengah hati. Dengan etos kerja yang bersumber dengan keyakinan Qur’ani ada semacam keterpanggilan yang sangat kuat dari lubuk hati, “Aku ini seorang muslim, aku ini wakil Tuhan di muka bumi, apakah pantas kerja setengah-setengah, apakah pantas seorang khalifah menun-jukkan hasil kerja yang tidak berkualitas. Bila Allah berbuat ikhsan juga. Sebagaimana firman Allah SWT,” dan berbuat baiklah (ikhsan) sebagaimana Allah telah berbuat baik (ikhsan) kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka bumi), sesungguhnya Allah tidak menyukai orang orang yang berbuat kerusakan (Al-Qasas: 77).

Kerja

Makna kerja bagi seorang muslim adalah sesuatu upaya yang sungguh-sungguh, dengan mengerjakan seluruh aset, pikir dan zikir untuk mengaktualisasikan arti dirinya sebagai bahagian dari hamba Allah yang terbaik bagi masyarakat yang terbaik dalam Al-Qur’an diuraikan : “Sesungguhnya, kami telah menciptakan apa yang dilangit dan yang ada di bumi sebagai perhiasan baginya, supaya kami, menguji, mereka siapakah yang terbaik amalnya.” (Al-Kahfi : 7).

Ayat ini mengetuk hati setiap pribadi muslim untuk mengaktualisasikan etos kerja dalam bentuk mengerjakan segala sesuatu dengan kualitas yang tinggi, mereka sadar bahwa untuk berjumpa dengan Allah dengan hanya melakukan perbuatan amal sebagaimana firmannya ;

“...Barangsiapa mengharapkan perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaknya dia mengerjakan amal saleh dan jangan dia mempersekutukan Tuhan dalam beribadah dengan sesuatu apapun “ (Al-Kahfi : 10).

Ada sebuah yang menarik di simak kisah pada suatu saat, Sa’ad bin Muadz al-Ansyari berkisah bahwa ketika Nabi saw. Baru kembali dari perang Tabuk, beliau melihat tangan Sa’ad yang melepuh kulitnya gosong kehitam-hitaman karena diterpa sengatan matahari kanapa tanganmu? Rasulullah saw. bertanya: karena aku me-ngolah tanah dengan cangkul ini tidak untuk mencari nafkah keluarga yang menjadi tanggunganku. Rasullulah saw, mengambil tangan Sa’ad dan menciumnya seraya berkata, inilah tangan yang tidak akan pernah disentuh api neraka. Dalam riwayat lain, setelah mencium tangan seorang pekerja beliau bersabda hasdzihi yadun yuhi-bbuhullahu wa rasulullahu, inilah yang dicintai Allah dan RasulNya. (At-Tabrani).

Bahwa dalam etos kerja yang Islami ada semacam kandungan spirit atau semangat untuk mengubah sesuatu menjadi lebih bermakna lebih dalam orang yang mempunyai etos kerja ia tidak mungkin membiarkan dirinya untuk menyimpang atau membiarkan penyimpangan yang akan membinasakan kebaikan.

Sabda Rasullah:

(3)

dan apabila tidak sanggup dengan lidah, cegahlah dengan hati, tetapi yang terakhir ini adalah selemah-lemah iman (HR. Muslim).

Etos kerja muslim semangat untuk menapaki jalan lurus dengan mengambil peran pemimpin sebagai pemegang amanah termasuk para hakim harus berlandaskan pada etos kerja yang diridhoi oleh Allah SWT (jalan lurus). Sebagaimana Daud di amanat pertanggungjawaban untuk mengambil keputusan secara adil dan berdasarkan pada nilai-nilai kebenaran. Berkaitan dengan ini Allah SWT mendekritkan “Maka berilah keputusan (hukumlah) di antara kami dengan adil dan janganlah kamu me-nyimpang dari kebenaran dan petunjuk (pimpinlah) kami ke jalan yang benar.” (Shaad: 22).

Etos kerja Islam mempunyai implikasi pada setiap manusia untuk selalu konsisten terhadap ajaran Al-Qur’an dan Al-Hadist walaupun dalam keadaan gembira atau susah untuk mengejar dan memburu sebagai manusia yang bertaqwa bila hal ini bisa dilakukan, maka tidak ada adanya penindasan kekerasan, kerusuhan, perpecahan, perusakan, perampokan, pemerkosaan, pembunuhan pelanggaran HAM dan KKN.

Sumber:

Referensi

Dokumen terkait

Bagi peserta Pengadaan Jasa Konsultansi yang berkeberatan atas penetapan ini, dapat mengajukan sanggahan secara tertulis dan disampaikan kepada Panitia Pengadaan

Pop-up store tersebut dapat didirikan di luar ruangan (misal lapangan, taman) ataupun di dalam ruangan (misal pusat perbelanjaan). Umumnya, setiap kali produsen

[r]

Sekolah Minggu Tadeus (B) bertempatkan didalam bangunan Gereja Katolik Gembala Yang Baik. Jumlah anak secara keseluruhan berjumlah 25 orang. Dari hasil analisa diketahui

melakukan penelitian ilmiah dengan judul “ Laba Per Lembar Saham dan Pengaruh Rasio Pengembalian Modal Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Sektor Pertambangan

Sistem pencernaan berpengaruh dengan pemenuhan nutrisi, dikarenakan nutrisi yang didapatkan oleh sapi berasal dari sumber makanan yang di makan oleh sapi dan pemrosesan saat

Sebaiknya diadakan perundingan atau penyelesaian masalah ini dengan duduk bersama dan mencari solusi terhadap permasalah-permasalahan tersebut adalah hal yang wajib dilakukan

Pekerjaan : Pengadaan Bahan Makanan Penerima Manfaat Pada PSBD Wirajaya Makassar Periode Bulan Maret s/d Desember 2013. Lokasi