• Tidak ada hasil yang ditemukan

KATA PENGANTAR. Puji dan Syukur kehadirat Allah S.W.T yang telah melimpahkan Rahmat dan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "KATA PENGANTAR. Puji dan Syukur kehadirat Allah S.W.T yang telah melimpahkan Rahmat dan"

Copied!
109
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kehadirat Allah S.W.T yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah - Nya, sehingga tugas penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kabupaten Tebo Tahun 2014 sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2011 – 2016 dapat kami selesaikan.

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) disusun sesuai dengan amanat Peraturan Pemeirntah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan Preseiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja.

Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kabupaten Tebo Tahun 2015 ini merupakan upaya Pemerintah untuk menginformasikan pertanggungjawaban kinerja yang telah dilakukan organisasi perangkat daerah selama Tahun 2015 sebagai konsistensi Pemerintah terhadap komitmen untuk menciptakan transparansi yang merupakan pilar terwujudnya tata pemerintahan yang baik. dalam rangka mewujudkan visi dan misi Pemerintah Kabupaten Tebo periode 2011-2016. LKjIP Tahun 2015 ini juga merupakan salah satu bentuk

(3)

DAN MERATA”, sebagaimana telah ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Tebo Tahun 2011-2016.

Dengan segala kekurangan dan keterbatasan yang ada diharapkan masukan dan saran dari berbagai pihak guna perbaikan dalam kinerja maupun dalam penyusunan laporan ini di masa mendatang. Pada akhirnya, kepada tim penyusun LKjIP dan semua pihak yang telah terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan LKjIP Tahun 2015 ini diucapkan terima kasih.

Mudah-mudahan segala upaya yang telah dilakukan ini dapat bermanfaat dalam membangun Birokrasi Pemerintah Kabupaten Tebo yang akuntabel, efektif dan efisien di masa datang seiring dengan pencapaian reformasi birokrasi Pemerintah Kabupaten Tebo. 1

BUPATI TEBO

H. SUKANDAR, S.Kom, M.Si

(4)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……… ... i

DAFTAR ISI ... iii

IKHTISAR EKSEKUTIF ... iv

BAB I PENDAHULUAN A. KEDUDUKAN ……… 4

B. KONDISI EKONOMI ……… 9

C. PEMERINTAHAN DAN STRUKTUR ORGANISASI ……… 13

D. TINJAUAN SECARA POLITIK ... 15

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA 1. PERENCANAAN A. VISI DAN MISI ……… 19

B. TUJUAN DAN SASARAN ……… 22

C. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN ……… 30

D. PRIORITAS DAN PROGRAM PEMBANGUAN………... 40

2. PERJANJIAN KINERJA BAB III AKUNTABILITAS KINERJA A. PENCAPAIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN TEBO………… 52

B. AKUNTANSI KEUANGAN ……… 95 BAB IV PENUTUP

(5)

Laporan Kinerja (LKjIP) Pemerintah Kabupaten Tebo disusun dengan maksud memberi gambaran mengenai pelaksanaan program dan kegiataan berbasis kinerja dalam Penetapan Kinerja Pemerintah Tahun 2015 yang merupakan Tahun ketiga pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Tebo 2011-2016.

Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Tebo Tahun 2011-2016 sebagaimana tertuang dalam Perda Kabupaten Tebo Nomor 8 Tahun 2012 telah ditetapkan dituangkan visi, misi, tujuan, sasaran dan strategi pembangunan. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran serta strategi tersebut disesuaikan dengan materi sosialisasi dan kampanye pasangan Bupati dan Wakil Bupati H. Sukandar, S.Kom, M.Si – Hamdi, S.Sos, MM.

Adapun yang menjadi visi Pemerintah Kabupaten Tebo adalah MENUJU TEBO SEJAHTERA (MTS) : AMAN, HARMONIS DAN MERATA. selanjutnya, dalam upaya mencapai Visi Menuju Tebo Sejahtera (MTS) Aman, Harmonis dan Merata ditetapkan misi, sebagai berikut: 1). Meningkatkan kuantitas dan kualitas infrastruktur dan ketersediaan sarana prasarana layanan umum, 2). Meningkatkan mutu pendidikan, layanan kesehatan, tatanan kehidupan beragama dan berbudaya 3). Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang cepat, tepat, bermutu, dan bersih KKN serta jaminan kepastian dan perlindungan hukum, 4). Mendorong

(6)

tumbuhnya perekonomian daerah dan pendapatan masyarakat berbasis agrobisnis dan agroindustri 5). Meningkatkan peran serta TOGA, TOMA, TODA dan kesetaraan Gender dalam pembangunan, 6). Melestarikan lingkungan hidup dengan cara mempertahankan dan memelihara flora dan fauna yang masih tersisa di hutan Tebo.

Berdasarkan rumusan misi di atas, maka telah ditetapkan tujuan dan sasaran pembangunan Pemerintah Kabupaten Tebo 5 (lima) tahun ke depan. Dan masing-masing sasaran tersebut telah ditetapkan indikator kinerja dan target kinerja jangka menengah selama tahun 2011-2016.

Pemerintah Kabupaten Tebo pada Tahun Anggaran 2015 mengalokasikan belanja daerah sebesar Rp.1.012.872.216.626,88 yang dialokasikan pada 30 SKPD, 12 Kecamatan, dan 5 Kelurahan, dari jumlah alokasi anggaran tersebut sebelum diaudit BPK dapat direalisasikan sebesar Rp.917.213.069.621,00 atau sebesar 90,55%

Berdasarkan realisasi penyerapan anggaran tersebut, dapat disimpulkan bahwa hampir semua sasaran dari lima misi yag ditetapkan dapat tercapai, hanya sebagian kecil yang tidak memenuhi target yang ditetapkan pada tahun 2015, tidak terpenuhinya tersebut disebabkan beberapa hal, antara lain keterbatasan waktu keterkaitan dengan Juklak/Juknis untuk melaksanakan kegiatan yang

(7)

sebagaimana diharapkan. Kondisi seperti ini mengindikasikan adanya komitmen dari Pemerintah Kabupaten Tebo untuk mewujudkan visi “MUNUJU TEBO SEJAHTERA (MTS): AMAN, HARMONIS DAN MERATA”.

(8)

BAB - I

PENDAHULUAN

Reformasi untuk mewujudkan Sistem Pemerintahan yang baik (good governance) sebagaimana dimanatkan TAP MPR XI Tahun 1998 dan Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme disebutkan bahwa salah satu asas umum penyelenggaraan negara adalah akuntabilitas. Asas akuntabilitas adalah asas yang menetukan bahwa setiap hasil akhir dari kegiatan penyelenggaraan negara harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Dalam rangka pembangunan good governance, kebijakan umum pemerintah adalah ingin menjalankan pemerintahan yang berorientasi pada hasil (result oriented government). Orientasi pada input, terutama uang seperti yang selama ini

dijalankan, hendaknya ditinggalkan. Pemerintahan yang berorientasi pada hasil pertama-tama akan fokus pada kemaslahatan bagi masyarakat, berupa upaya untuk menghasilkan output dan outcome yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

(9)

mencerminkan berfungsinya keluaran dari kegiatan-kegiatan dalam satu program.

Output dan outcome inilah yang selayaknya dipandang sebagai kinerja, bukan kemampuan menyerap anggaran seperti persepsi yang ada selama ini. Namun demikian uang tetap merupakan faktor penting untuk mencapai kinerja tertentu baik berupa output maupun outcome.

Sehubungan dengan itu maka sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah yang telah dibangun dalam rangka mewujudkan good governance dan sekaligus result oriented government, perlu terus di kembangkan dan informasi kinerjanya

diintegrasikan ke dalam sistem penganggaran dan pelaporan sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara serta berbagai peraturan perundangan dibawahnya. Dengan demikian ke depan anggaran negara baik pusat maupun daerah menjadi anggaran berbasis kinerja, yaitu anggaran yang dihitung dan disusun berdasarkan perencanaan kinerja atau dengan kata lain dihitung dan disusun berdasarkan kebutuhan untuk menghasilkan output dan outcome yang diinginkaan masyarakat. Dengan anggaran berbasis kinerja ini akan dapat dilakukan penelusuran alokasi anggaran ke kinerja yang direncanakan dan pada setiap akhir tahun anggaran juga dapat dilakukan penelusuran realisasi anggaran dengan capaian kinerjanya. Hal ini akan memudahkan evaluasi untuk mengetahui cost efficiency dan cost effectiveness anggaran instansi bersangkutan, sekaligus memudahkan pencegahan dan deteksi kebocoran anggaran.

(10)

Sehubungan dengan hal tersebut diperlukan pengembangan dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur dan legitimate sehingga penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan dapat berlansung secara berdayaguna, berhasilguna, bersih dan bebas korupsi, dan nepotisme dalam rangka mewujudkan aspirasi masyarakat dalam mencapai tujuan serta cita-cita bangsa dan negara.

Wujud akuntabilitas pemerintah yang selama ini digunakan adalah Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) ditetapkan dalam Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 29 Tahun 2014 dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Pelaporan Kinerja Instansi Pemerintah.

adalah kewajiban suatu instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan tujuan–tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam mencapai misi organisasi. Ruang Lingkup Kinerja Instansi Pemerintah dilakukan pada semua aspek kegiatan, umumnya meliputi aspek managerial, teknis dan keuangan. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) merupakan media pertanggungjawaban yang berisi informasi mengenai kinerja instansi pemerintah untuk menyelenggarakan tugas umum pemerintahan dan membangun secara baik dan benar (Good Governance) yang didasarkan pada

(11)

pemerintah yang akuntabel sehingga dapat beroperasi secara efektif, efisien dan responsif terhadap aspirasi masyarakat dan lingkungan, menjadikan masukan dan umpan balik bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam rangka meningkatkan kinerja instansi pemerintah, serta terpeliharanya kepercayaan masyarakat kepada pemerintah.

Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia telah mengeluarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

A. KEDUDUKAN

Sebagai salah satu Kabupaten pemekaran berdasarkan Undang-Undang Nomor 54 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Sarolangun, Kabupaten Tebo, Kabupaten Muaro Jambi dan Kabupaten Tanjung JabungTimur (Lembaran Negara Indonesia Nomor 3969 Republik Indonesia Nomor 182), Tambahan Lembaran Negara Nomor 3903 Tahun 1999), maka pada tanggal 12 Oktober 1999 resmi berdirinya Kabupaten Tebo. Semakin meningkatnya penyelenggaraan Pemerintahan, pelaksanaan Pembangunan dan pembinaan masyarakat sehingga pada tahun 2000 Undang-Undang 54 Tahun 1999 diubah dengan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2000 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 54 Tahun 1999 tentang

(12)

Jambi dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 81, Tambahan Lembaran Negara Republik Nomor 3969)

Secara geografis Kabupaten Tebo terletak diantara 0º 52’ 32” - 01º 54’ 50”

LS dan 101º 48’ 57” - 101º 49’ 17” BT, Iklim Kabupaten Tebo dipengaruhi oleh iklim tropis dan wilayah Kabupaten Tebo berada pada ketinggian antara 50 – 1.000 mdpl. Kabupaten Tebo memiliki luas wilayah 646.100 Ha atau 11,86% dari luas wilayah Provinsi Jambi. Secara administrasi Kabupaten Tebo memliki batas-batas wilayah sebagai berikut :

(13)

Sebelah Barat : Kecamatan Jujuhan, Tanah Sepenggal (Kabupaten Bungo) dan Kabupaten Dharmasraya (Provinsi Sumatera Barat)

Sebelah Timur : Kecamatan Tungkal Ulu (Kabupaten Tanjung Jabung) dan Kecamatan Sebo Ulu (Kabupaten Batang Hari)

Wilayah Kabupaten Tebo terdiri atas 12 kecamatan dan 107 desa dan 5 kelurahan. Luas kecamatan terbesar adalah Kecamatan Sumay seluas 129.695,95 Ha atau 20,1% dari luas wilayah seluruh Kabupaten Tebo

Tabel. 1

Pembagian Luas Wilayah Administrasi Kabupaten Tebo

No Kecamatan Luas Wilayah (Km2)

Persentase

(%) Desa Kelurahan

1 Muara Tabir 509.30 7,88 8 -

2 Rimbo Bujang 406,92 6,30 7 1

3 Rimbo Ilir 214,34 3,32 9 -

4 Rimbo Ulu 295,74 4,58 6 -

5 Serai Serumpun 315,70 4,89 8 -

6 Sumay 1,268.00 19,63 12 -

7 Tebo Ilir 708,70 10,97 10 1

8 Tebo Tengah 983,56 15,22 10 2

9 Tebo Ulu 410,30 6,35 16 1

10 Tengah Ilir 221,44 3,43 5 -

11 VII Koto 658,79 10,20 10 -

12 VII Koto Ilir 468,21 7,25 6 -

J U M L A H 6,461 100 107 5

Sumber : BPMPD, 2015

(14)

Perkembangan Jumlah penduduk Kabupaten Tebo dari tahun 2011 s/d tahun 2014 peningkatan tidak begitu cepat pertumbuhannya sebagaimana tabel 2 dibawah ini :

Tabel. 2

Jumlah Penduduk Kabupaten Tebo Menurut Umur

No Kelompok Umur (Tahun) 2011 2012 2013 2014 2015

1 0 – 14 Tahun

Laki-laki 43.688 50.684 53.351 51.080 47.741

Perempuan 41.422 47.841 50.246 47.969 44.403

2 15 – 64 Tahun

Laki-laki 117.625 125.768 133.295 132.158 114.213

Perempuan 110.536 117.957 125.047 124.342 107.726

3 65 + Tahun

Laki-laki 6.426 6.551 7.168 7.077 6.009

Perempuan 5.487 5.642 6.213 5.847 4.824

4 Jumlah

Laki-laki 167.739 183.003 193.971 190.315 167.963

Perempuan 157.445 171.440 181.740 178.158 156.953

Total 325.184 354.443 375.320 368.473 324.916

Persentase

kenaikan/penurunan -- 8,9% 5,9% -1,82% -13,40%

Sumber : Dukcapil Kab. Tebo, 2015

20,000 30,000 40,000 50,000 60,000

Laki-laki Kel. Umur 0-14 Tahun

40,000 60,000 80,000 100,000 120,000 140,000

Laki-laki Perempuan Kel. Umur 15-64 Tahun

(15)

Peningkatan jumlah penduduk pada tahun 2012 sebesar 8,9% atau 354.443 jiwa, jika dibandingkan pada tahun 2011 sebanyak 325.184, peningkatan jumlah penduduk di Tahun 2013 sebesar 5,9%, atau 375.320 jiwa, jika dibandingkan pada tahun 2012 sebanyak 354.443 jiwa, sedang untuk tahun 2014 mengalami penurunan sebesar (-1,82%) atau 368.473 jiwa bila dibanding dengan tahun 2013 sebanyak 375.320 jiwa, sedangkan untuk Tahun 2015 mengalami penurunan juga sebesar (-13,40) atau 324.916 jiwa

(50,000)50,0000 100,000 150,000 200,000 250,000 300,000 350,000 400,000 450,000 500,000

Tahun 2011

Tahun 2012

Tahun 2013

Tahun 2014

Tahun 2015

Laki-laki Perempuan Total

%Naik/Turun

0 1,000 2,000 3,000 4,000 5,000 6,000 7,000 8,000

Tahun 2011 Tahun

2012 Tahun 2013 Tahun

2014 Tahun 2015

Laki-laki Perempuan Kel. Umur 65 + Tahun

(16)

B. KONDISI EKONOMI

Salah satu alat yang digunakan untuk mengetahui keberhasilan pembangunan ekonomi adalah melalui pengukuran pencapaian indikator makro ekonomi, yang masing-masing indikatornya terdiri dari beberapa komponen. Komponen-komponen Indikator makro tersebut diantaranya adalah : Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE).

a. Produk Domestik Bruto (PDRB)

PDRB merupakan pencerminan dari nilai barang dan jasa yang telah diproduksi oleh unit-unit produksi/ perusahaan selama satu tahun di daerah oleh sebab itu PDRB dapat memberikan gambaran tentang kemampuan suatu daerah dalam memberikan sumber penghidupan dan penghasilan kepada berbagai golongan dalam masyarakat atau dapat dikatakan sebagai penggambaran pendapatan penduduk suatu wilayah baik secara menyeluruh maupun secara sektoral

Berdasarkan data yang diperoleh dari BPS, PDRB Kabupaten Tebo tiap tahun mengalami kenaikan secara signifikan, dimana tahun 2014 atas dasar harga berlaku mengalami kenaikan sebesar 2,50% atau sebesar 10.562.338,90 juta rupiah bila dibanding dengan PDRB Kabupaten Tebo tahun 2013 sebesar 8.696.957,40 juta rupiah dengan tahun 2012

(17)

Tabel. 3

Pertumbuhan PDRB Atas Harga Berlaku Kabupaten Tebo Tahun 2010 – 2014

No Sektor

Kontribusi Atas Laju Pertumbuhan

2010 2011 2012 2013 2014

1. Pertanian, peternakan, kehutanan

dan perikanan 2.841.820,00 3.173.431,10 3.249.973,50 4.320.987,40 5.454.759,50 2. Pertambangan dan penggalian 561.940,10 682.933,60 811.700,40 882.236,00 846.687,60

3. Industri pengolahan 396.397,20 435.926,90 479.515,40 523.489,40 563.704,20

4. Pengadaan Listrik dan Gas 3.669,80 3.613,20 5.054,90 4.863,00 5.821,80

5 Pengadaan air, pengolahan

sampah, limbah dan daur ulang 2.857,00 3.123,50 3.263,20 3.523,10 4.057,60

6. Konstruksi 379.791,80 436.871,50 518.107,90 622.071.30 700.156,10

7. Perdagangan Besar dan eceran,

reparasi mobil dan sepeda motor 477.282,30 573.353,90 650.306,00 702.084,90 805.899,80 8. Transportasi dan Pergudangan 8.392,50 94.825,10 103.131,30 118.207,40 143.057,30

9. Penyediaan akomodasi dan

makan minum 19.308,60 20.713,80 21.996,00 23.095,60 26.453,20

10. Informasi dan komunikasi 201.219,40 219.797,70 253.660,80 287.159,10 329.525,30 11. Jasa Keuangan dan Asuransi 77.513,80 104.969,40 123.486,80 148.984,70 161.708,10

12. Reasl Estate 126.259,90 144.317,90 159.690,40 175.541,70 192.733,40

13. Jasa perusahaan 4.651,30 5.065,10 5.738,50 6.224,20 6.875,40

14. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan social wajib jasa pendidikan

215.872,10 362.459,00 384.487,00 406.496,10 713.017,60

15. Jasa pendidikan 152.211,60 166.868,80 202.812,40 23.571,30 330.962,30

16. Jasa kesehatan dan kegiatan

sosial 48.033,00 53.603,80 63.845,70 72.712,70 96.204,50

17. Jasa lainnya 132.464,30 140.403,10 148.831,40 162.692,50 172.781,20

PDRB dengan Migas 5.728.684,60 6.623.809,20 7.187.747,60 8.696.957,40 10.562.338,90 PDRB 5.218.099,80 6.071.022,70 6.607.967,20 8.041.500,40 9.926.884,0 Sumber : BPS Tebo 2015

(18)

b. Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE)

Secara keseluruhan laju pertumbuhan ekonomi pada tahun 2014 berdasarkan data dari BPS mengalami kenaikan sebesar 1,95% dimana pada Tahun 2014 laju pertumbuhan sebesar 9,28% jika dibandingkan dengan laju pertumbuhan di tahun sebelumnya atau Tahun 2013 yakni sebesar 7,33%. Laju pertumbuhan pada tahun 2014 sektoral tertinggi dimiliki oleh pertanian, kehutanan dan perikanan (15,75), sektor jasa kesehatan dan kegiatan social (15,71), sektor penyedia akomodasi dan makan minum (14,54), sektor pengadaan gas dan listrik (9,85), sektor informasi dan komunikasi (8,98), sektor pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang (4,01), yang mengalami penurunan adalah sektor dan sektor pertambangan dan penggalian (-0,45), sektor industry pengelohan (3,35), sektor konstruksi (3,80), sektor perdagagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor (3,64), sektor transportasi dan pergudangan (4,34), sektor jasa keuangan dan asuransi (3,59), sektor real estate (2,98), sektor jasa perusahaan (1,01) sektor jasa pendidikan (1,05).

(19)

Tabel. 4

Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Tebo Tahun 2012 – 2014

No Sektor Kontribusi Atas Laju Pertumbuhan

2012 2013 2014

1. Pertanian, peternakan, kehutanan

dan peikanan 7.36 7.32 15.75

2. Pertambangan dan penggalian 9.01 5.13 -0.45

3. Industri pengolahan 7.04 6.75 3.35

4. Pengadaan Listrik, dan Gas 4.35 8.22 9.85

5 Pengadaan air, pengelolaan sampah,

limbah dan daur ulang 2.30 2.29 4.01

6. Bangunan (Konstruksi) 12.24 17.25 3.80

7. Perdagagangan besar dan eceran,

reparasi mobil dan sepeda motor 8.28 4.84 3.64

8. Transportasi dan Pergudangan 6.68 7.50 4.34

9 Penyedia akomodai dan makan

mimun 6.19 5.00 14.54

10 Informasi dan komunikasi 8.33 6.84 8.98

11 Jasa keuangan dan asuransi 6.33 6.84 8.98

12 Real estate 8.10. 3.19 2.98

13 jasa perusahaan 3.32 2.00 1.01

14 Administrasi pemerintahan

pertahanan dan jaminan social wajib 3.35 4.25 4.05

15 Jasa pendidikan 6.50 6.96 1.05

16 Jasa kesehatan dan kegiatan sosial 10.69 6.96 15.71

17. Jasa lainnya 3.19 6.81 2.65

(20)

No Sektor Kontribusi Atas Laju Pertumbuhan

2012 2013 2014

PDRB dengan Migas 7.70 7.33 9.28

PDRB 8.12 7.61 9.89

Sumber : BPS Tebo 2015

b.1 Indek Daya Beli

Komponen ketiga dalam penentuan IPM (indek pembangunan manusia) adalah standar hidup layak atau dapat digambarkan dalam daya beli rill masyarakat yang diperoleh dari pengeluaran rill masyarakat Kabupaten Tebo pertahunnya. Pada tahun 2013 pengeluaran rill perkapita Kabupaten Tebo meningkat dari 63.747.000 menjadi 64.112.000 hal ini menunjukkan bahwa pengeluaran masyarakat Kabupaten Tebo meningkat tiap tahunnya dengan adanya peningkatan ini menunjukkan pendapatan per kapita secara keseluruhan juga meningkat (Data BPS, 2014).

C. PEMERINTAHAN DAN STRUKUR ORGANISASI

Struktur organisasi Pemerintah Kabupaten Tebo Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan

(21)

(lima) Staf Ahli, 3 (tiga) Asisten, 1 (satu) Sekretariat DPRD, 1 (satu) Sekretariat KORPRI, 6 (enam) Badan, 1 (satu) Inspektorat, 14 (empat belas) Dinas, 4 (empat) Kantor, 1 (satu) Kesatuan, 1 (satu) RSUD, 12 (dua belas) Kecamatan dan 5 (lima) Kelurahan.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, disebutkan bahwa yang menjadi urusan pemerintahan dan menjadi kewenangan pemerintahan daerah terdiri atas urusan wajib dan urusan pilihan. Penyelenggaraan urusan pemerintahan yang bersifat wajib dibagi menjadi 2 katagori yaitu urusan wajib yang berkaitan dengan pelayanan dasar dan urusan wajib tidak berkaitan dengan pelayanan dasar.

Adapun urusan wajib yang berkaitan dengan pelayanan dasar meliputi : 1. Pendidikan

2. Kesehatan

3. Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

4. Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman

5. Ketentraman, Ketertiban Umum dan Perlindungan Masyarakat dan 6. Sosial

Urusan wajib yang tidak berkaitan dengan pelayanan dasar meliputi : 1. Tenaga Kerja

2. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak 3. Pangan

4. Pertanahan

(22)

6. Adminsitrasi Kependudukan dna Pencatatan Sipil 7. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

8. Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana 9. Perhubungan

10. Komunikasi dna Informatika

11. Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah 12. Penanaman Modal

13. Kepemudaan dan Olahraga 14. Statistik

15. Pesaingan 16. Persandian 17. Kebudayaan 18. Perpustakaan 19. Kearsipan

Sedangkan yang menjadi urusan yang bersifat pilihan meliputi urusan pemerintahan yang secara nyata ada dan berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan kondisi, kekhasan, dan potensi unggulan daerah yang bersangkutan.

D. TINJAUAN SECARA POLITIK

Keberhasilan pelaksanaan pemilihan kepala daerah secara langsung oleh

(23)

yang patut dicatat, bahwa pembangunan dibidang politik merupakan syarat mutlak untuk menuju keberhasilan pembangunan disegala bidang, maka untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam memelihara persatuan dan kesatuan bangsa serta menciptakan iklim kehidupan berpolitik yang kondusif perlu disingkronkan berbagai kegiatan yang berhubungan dengan sosial politik ini.

Situasi politik di Kabupaten Tebo turut mengalami perubahan, dimana proses demokratisasi tumbuh dengan pesat untuk membangun kehidupan politik yang demokratis, stabil namun dinamis. Berbagai upaya telah dilakukan dalam rangka membina pembangunan dibidang mental dan spiritual masyarakat melalui beberapa pelaksanaan sosialisasi kesadaran berpolitik, sosialisasi hukum dan wawasan kebangsaan

Pelaksanaan ketentuan pasal 28 UUD 1945, tentang kebebasan berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pendapat dengan lisan dan tulisan dalam kehidupan politik di Kabupaten Tebo sebagaimana halnya didaerah lain, telah diwujudkan dalam sistem multi parta, pembentukan organisasi kemasyarakatan, interest group, pers yang bebas dan sebagainya.

Masalah yang dihadapi adalah bagaimana piranti demokrasi ini dapat memenuhi fungsinya dalam usaha mempercepat proses terwujudnya kesejahteraan masyarakat, untuk diperlukan pendidikan politik yang lebih intensif.

Untuk sisi keamanan di Kabupaten Tebo relatif dalam kondisi baik, tetapi masalah-masalah yang berpotensi menimbulkan gangguan keamanan tidak

(24)

dapat diabaikan misalnya : tindak kejahatan pencurian ternak, sengketa tanah dan lahan serta masalah tapal batas wilayah. Untuk itu peran masyarakat terus diupayakan, sehingga peningkatan keamanan bukan merupakan tanggung jawab pemerintah dan aparat keamanan saja akan tetapi disadari oleh masyarakat bahwa keamanan merupakan milik bersama dan merupakan kewajiban setiap orang untuk memelihara dan menjaganya sehingganya visi dan misi Kabupaten Tebo dapat diwujudkan secara optimal.

(25)

BAB - II

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

1. PERENCANAAN

enurut ketentuan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;

Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelpaoran Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah dan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Nasional. Pemerintah Kabupaten Tebo telah menyusun Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Daerah Tahun 2011-2016. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah merupakan rencana lima Tahunan yang menggambarkan visi, misi, tujuan dan sasaran, kemudian dijabarkan dalam kebijakan program dan kegiatan daerah.

(26)

Prinsip dasar pemerintahan yang baik dan transparan, RPJMD yang disusun oleh Pemerintah Kabupaten Tebo ini diharapkan mampu menyerap aspirasi dan keinginan masyarakat. Disamping itu, RPJMD harus dapat memberikan gambaran pertanggungjawaban secara utuh, yang dalam implementasinya disusun berdasarkan pelaksanaan program/kegiatan-kegiatan dan capaian kinerja sasaran dalam bentuk akuntabilitas seluruh unit kerja dilingkungan Pemerintah Kabupaten Tebo.

Dalam upaya pencapaian RPJMD secara maksimal, maka RPJMD diderivasi kedalam Perencanaan Strategis (Renstra) yang dilaksanakan oleh masing-masing Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).

A. VISI DAN MISI 1) Visi

Visi Pembangunan Kabupaten Tebo yang telah dirumuskan sebagaimana yang dituangkan dalam Peraturan Bupati Tebo Nomor 08 Tahun 2012 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Tebo Tahun 2011 – 2016 adalah

“MENUJU TEBO SEJAHTERA (MTS):

(27)

Makna dari visi tersebut adalah:

Sejahtera : Terpenuhinya hak-hak dasar semua lapisan masyarakat baik itu dibidang sosial, ekonomi dan budaya, serta dibidang pangan, sandang dan perumahan.

Aman : Keadaan yang menggambarkan perwujudan perasaan aman dan kepercayaan yang tinggi kepada pemerintah sehingga dapat menikmati kehidupan yang lebih bermutu dan maju; serta memilliki pilihan yang luas dalam seluruh kehidupannya yang dilandasi supremasi hukum dan Hak Azazi Manusia yang tinggi.

Harmonis : Suatu kondisi kehidupan masyarakat dimana masing- masing komponen dan anggota masyarakat saling menghormati dan menghargai perbedaan dan keragaman budaya, suku, adat, agama dan kepercayaan.

Merata : Masing-masing anggota masyarakat mendapat hak yang seharusnya mereka terima terutama hak akan keamanan, pendidikan, layanan kesehatan, hidup layak,

(28)

hak berpolitik dan hidup bermasyarakat secara layak tanpa perbedaan.

2) MISI

Untuk mewujudkan visi “TEBO SEJAHTERA (MTS): AMAN, HARMONIS DAN MERATA”, maka ditetapkan 6 (enam) misi Kabupaten Tebo sebagai berikut:

1. Meningkatkan kuantitas dan kualitas infrastruktur dan ketersediaan sarana prasarana layanan umum.

2. Meningkatkan mutu pendidikan, layanan kesehatan, tatanan kehidupan beragama dan berbudaya.

3. Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang cepat, tepat, bermutu, dan bersih KKN serta jaminan kepastian dan perlindungan hukum.

4. Mendorong tumbuhnya perekonomian daerah dan pendapatan masyarakat berbasis agrobisnis dan agroindustri.

5. Meningkatkan peran serta TOGA, TOMA, TODA dan kesetaraan Gender dalam pembangunan.

6. Melestarikan lingkungan hidup dengan cara mempertahankan dan memelihara flora dan fauna yang masih tersisa di hutan Tebo

(29)

B. TUJUAN DAN SASARAN

Tujuan dan sasaran adalah sesuatu yang strategis untuk dapat dicapai dan memiliki prioritas tertinggi dalam perencanaan pembangunan jangka menengah daerah. Fungsi tujuan dan sasaran adalah sebagai dasar dalam penyusunan kinerja pembangunan daerah secara keseluruhan atau rujukan utama dalam perencanaan pembangunan daerah secara keseluruhan dan sekaligus menjadi landasan perumusan visi, misi, tujuan dan sasaran Renstra SKPD untuk periode 5 (lima) tahun.

Perumusan tujuan dan sasaran merupakan salah satu tahap perencanaan kebijakan (policy planning) yang memiliki kritikal poin dalam penyusunan RPJMD. Dalam konteks ini, tujuan dan sasaran merupakan dampak (impact) keberhasilan pembangunan daerah yang diharapkan akan diperoleh dari pencapain berbagai program prioritas terkait.

Sesuai dengan pengertian tujuan dan sasaran tersebut, perumusan tujuan dan sasaran dalam RPJMD ini mengintegrasikan dan memperhatikan upaya yang sungguh-sungguh untuk melaksanakan 6 (enam) misi pemerintahan Kabupaten Tebo periode 2011 - 2016, serta komitmen-komitmen lainnya yang bersifat global (MDG’s) dan implementasi Standar Pelayanan

(30)

Minimal (SPM) yang merupakan arahan kebijakan nasional.

Dihadapkan dengan kendala sumber daya pembangunan yang dimiliki terutama kemampuan fiskal daerah, maka tujuan dan sasaran yang direncanakan untuk dicapai dalam RPJMD ini telah disesuaikan dengan kebutuhan berdasarkan masalah pembangunan yang mendesak, aspirasi masyarakat dan kemampuan nyata daerah.

1) TUJUAN

Rumusan Tujuan menjabarkan visi dan misi yang telah ditetapkan secara teknokratis dan partisipatif untuk memudahkan mengoperasionalisasikan visi dan misi yang telah ditetapkan dalam system penyelenggaraan pemerintahan.

Bupati dan Wakil Bupati Tebo periode 2011 - 2016 telah memberikan visi yang merupakan tujuan yang ingin dicapai Kabupaten Tebo untuk 5 (lima) tahun kedepan, yaitu menuju Tebo sejahtera; aman, harmonis, merata.

Untuk mewujudkan visi dan misi Kabupaten Tebo 5 (lima) tahun kedepan, Bupati dan Wakil Bupati periode 2011 - 2016 menetapkan tujuan pembangunan daerah Kabupaten Tebo .

(31)

Tabel. 1

Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Pembangunan Kabupaten Tebo Tahun 2011 – 2016

Visi : Sejahtera, Aman, Harmonis dan Merata

No Misi Tujuan Sasaran

1 Meningkatkan kuantitas

dan kualitas

infrastruktur dan ketersediaan sarana prasarana layanan umum

Mewujudkan ketersediaan infrastruktur dan sarana prasarana layanan umum yang berkualitas dan merata

Terwujudnya percepatan pembangunan infrastruktur dan sarana prasrana umum

Terciptanya kualitas dan kesediaan jaringan irigasi dan air bersih

Penyediaan sarana dan prasarana perekonomian

Penyediaan dan peningkatan kualitas perumahan yang terjangkau bagi seluruh masyarakat terutama yang tidak mampu

Terwujudnya pembangunan Ruang Terbuka Hijau

2 Meningkatkan mutu pendidikan, layanan kesehatan, tatanan kehidupan beragama dan berbudaya

Meningkatkan mutu pendidikan dan layanan kesehatan

Terwujudnya pemerataan akses terhadap pendidikan berkualitas Terwujudnya pemerataan akses layanan kesehatan serta peningkatan derajat kesehatan masyarakat

Terwujudnya kualitas kehidupan beragama

Terciptanya peran pemuda dan prestasi olahraga dalam pembanguan daerah

Terkendalinya pertumbuhan penduduk dan meningkatnya keluarga kecil berkualitas serta penataan administrasi kependudukan

3 Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang cepat, tepat, bermutu, dan bersih KKN serta jaminan

Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang cepat, tepat, bermutu dan bersih KKN serta jaminan kepastian dan perlindungan

Meningkatnya kualitas penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan desa

Meningkatnya tertib administrasi pengelolaan keuangan dan aset

(32)

kepastian dan perlindungan hukum

hukum Meningkatnya efektifitas kinerja pelayanan aparatur pemerintah Meningkatnya akuntabilitas Pemerintahan Daerah

Terwujudnya penyelenggaraan administrasi kependudukan dan Pencatatan Sipil secara terintegrasi melalui SIAK

Peninngkatan pertisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan

4 Mendorong tumbuhnya perekonomian daerah dan pendapatan masyarakat berbasis pada agrobisnis

Mewujudkan Kabupaten Tebo dengan struktur ekonomi yang kokoh dengan berbasis pada agrobisnis dan agroindustri

Terwujudnya iklim investasi yang sehat dengan reformasi kelembagaan ekonomi di berbagai tingkatan pemerintahan yang mampu mengurangi praktek ekonomi tinggi

Tercapainya stabilitas makro ekonomi dengan tetap mendukung tercapainya pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi dan berkualitas serta peningkatan kemampuan pendanaan pembangunan

Meningkatnya kinerja dan daya saing BUMD dalam rangka memperbaiki pelayanannya kepada masyarakat dan memberikan sumbangan terhadap pendapatan daerah

Meningkatnya kesejahteraan masyarakat pedesaan yang ditandai dengan berkurangnya jumlah penduduk miskin serta meningkatnya taraf pendidikan kesehatan masyarakat

Perbaikan iklim ketenagakerjaan dengan upaya menurunkan tingkat pengangguran

Terwujudnya peningkatan produksi

(33)

5 Meningkatkan peran serta Tokoh agama (TOGA), Tokoh Masyarakat (TOMA), Tokoh Adat (TODA) dan kesetaraan Gender dalam pembangunan

Terwujudnya peran serta TOGA, TOMA, TODA dan kesetaraan Gender dalam pembangunan

Adanya peran serta TOGA, TOMA, TODA dan kesetaraan Gender dan pembangunan

6 Melestarikan

lingkungan hidup

dengan cara

mempertahankan dan memelihara flora dan fauna yang masih tersisi di hutan Tebo

Terwujudnya sumberdaya alam yang lestari dan dapat

diolah secara

berkelanjutkan

Terwujudnya pengelolaan sumberdaya alam pertambangan secara berkelanjutan

Terwujudnya limbah domestik dan industri yang aman

Terwujudnya hutan ekonomis dan ekologis

Menciptakan pola pengembangan perkebunan non monokultur

Terrwujunya kesimbangan tata ruang

2) SASARAN

Sasaran adalah hasil yang diharapkan dari suatu tujuan yang diformulasikan secara terukur, spesifik, mudah dicapai, rasional, untuk dapat dilaksanakan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun ke depan. Berdasarkan masing-masing tujuan yang telah disepakati dibuat sasaran untuk kualifikasi lebih lanjut dan lebih teknis, agar dapat dikelola pencapaiannya.

Untuk mewujudkan tujuan dari pembangunan Kabupaten.

Tebo 5 (lima) Tahun kedepan, Bupati dan Wakil Bupati periode 2011 - 2016 menetapkan sasaran pembangunan:

(34)

1. Terwujudnya percepatan pembangunan infrastruktur dan sarana prasrana umum

2. Terciptanya kuialitas dan ketersediaan jaringan irigasi dan air bersih

3. Penyediaan sarana dan prasarana perekonomian

4. Penyediaan dan peningkatan kualitas perumahan yang terjangkau bagi seluruh masyarakat terutama yang tidak mampu

5. Terwujudnya pembangunan Ruang Terbuka Hijau

6. Terwujudnya pemerataan akses terhadap pendidikan berkualitas

7. Terwujudnya pemerataan akses layanan kesehatan serta peningkatan derajat kesehatan masyarakat.

8. Terwujudnya kualitas kehidupan beragama

9. Terciptanya peran pemuda dan prestasi olahraga dalam pembangunan daerah

10. Terkendalinya pertumbuhan penduduk dan meningkatnya keluarga kecil berkualitas serta penataan administrasi kependudukan

11. Meningkatnya kualitas penyelenggaraan pemerintahan dan

(35)

12. Meningkatnya tertib administrasi pengelolaan keuangan dan asset

13. Meningkatnya efektifitas kinerja pelayanan aparatur pemerintah

14. Meningkatnya akuntabilitas Pemerintahan Daerah

15. Terwujudnya penyelenggaraan administrasi kependudukan dan Pencatatan Sipil secara terintegrasi melalui SIAK 16. Peningkatan partisipasi masyarakat dalam perencanaan

dan pembangunan

17. Terwujudnya iklim investasi yang sehat dengan reformasi kelembagaan ekonomi di berbagai tingkatan pemerintahan yang mampu mengurangi praktek ekonomi tinggi

18. Tercapainya stabilitas makro ekonomi dengan tetap mendukung tercapainya pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi dengan berkualitas serta peningkatan kemampuan pendanaan pembangunan

19. Meningkatnya kinerja dan daya saing BUMD dalam rangka memperbaiki pelayanannya kepada masyarakat dan memberikan sumbangan terhadap pendapatan daerah 20. Meningkatnya kesejahteraan masyarakat pedesaan yang

ditandai dengan berkurangnya jumlah penduduk miskin

(36)

serta meningkatnya taraf pendidikan kesehatan masyarakat

21. Perbaikan iklim ketenagakerjaan dengan upaya menurunkan tingkat pengangguran

22. Terwujudnya peningkatan produksi dan produktivitas produk pertanian

23. Terwujudnya peningkatan produksi dan produktivitas produk pertanian

24. Terwujudnya peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani

25. Adanya peran serta TOGA, TOMA, TODA dan kesetaraan Gender dan pembangunan

26. Terwujudnya pengelolaan sumberdaya alam pertambangan secara berkelanjutan

27. Terwujudnya limbah domestik dan industri yang aman 28. Terwujudnya hutan ekonomis dan ekologis

29. Menciptakan pola pengembangan perkebunan non monokultur

30. Terrwujunya kesimbangan tata ruang

(37)

C. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

Untuk mewujudkan visi dan misi tersebut, telah ditetapkan strategi dan arah kebijakan yang akan ditempuh, untuk menjamin konsistensi antara tujuan yang ingin dicapai dengan langkah konkrit yang dilaksanakan. Strategi dan arah kebijakan tersebut adalah :

1. Pemenuhan fasilitas infrastruktur dan sarana prasarana pelayanan umum

a) Meningkatkan akses antara pusat-pusat permukiman dengan pusat perekonomian dan produksi serta meningkatkan akses kedesa/wilayah potencial dan sentra produksi

b) Meningkatkan sarana dan prasarana rekreasi dan ruang terbuka publik

2. Menyediakan jaringan irigasi dan upaya peningkatan produktifitas lahan pertanian terutama tanaman pangan dan pemenuhan kebutuhan air bersih yang merata

a) Pembangunan dan peningkatan kualitas insfrastruktur irigasi terutama untuk lahan pangan dan tadah hujan

b) Penyelenggaraan operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi berbasis partisipasi masyarakat

(38)

3. Menyediakan dan meningkatkan sarana dan prasarana ekonomi seperti pasar dan insfrastruktur penunjang lain

a) Pemenuhan kebutuhan insfrastruktur ekonomi seperti pasar dan insfrastruktur ekonomi lain

4. Menciptakan kualitas dan kuantitas kebutuhan umum perumahan dan pemukiman

a) Pemenuhan dan peningkatan kualitas perumahan dan pemukiman

b) Meningkatkan kualitas pelayanan prasarana dan sarana lingkungan pada kawasan kumuh perkotaan danpedesaan c) Meningkatkan penyediaan prasarana dan sarana dasar bagi

kawasan rumah sederhana dan rumah sederhana sehat d) Meningkatkan pola kemitraan antara pemerintah, swasta

dan masyarakat dalam investasi dan pengelolaan bersama terhadap penyediaan air berisi dan sanitasi bagi masyarakat 5. Menyediakan ruang terbuka hijau dalam pencapaian rekreasi

masyarakat

a) Pembangunan dan peningkatan kualitas dan keindahan insfrastruktur kota yang berkelanjutan

6. Pemenuhan terhadap sarana dan prasarana pendidikan dan

(39)

a) Menambah tenaga pendidik yang berkualitas untuk pendidikan dasar dan menengah baik umum maupun kejuruan

b) Meningkatkan penyediaan dan pemerataan sarana pendidikan

c) Meningkatkan penyediaan tenaga pendidik yang berkualitas serta tersebar merata pada semua wilayah sesuai dengan kebutuhan

d) Memberikan akses yang lebih besar kepada kelompok masyarakat miskin, daerah terpencil/penyandang cacat untuk mengikuti pendidikan

e) Menata sistem pembiayaan pendidikan yang berprinsip keadilan, efisiensi, transparan dan akuntabel untuk melanjutkan usaha-usaha pemerataan dan penyediaan layanan pendidikan yang berkualitas.

f) Menyempurnakan manajeman pendidikan dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam proses perbaikan mutu pendidikan

g) Meningkatkan pelayanan pendidikan non formal seperti pelatihan, dan kursus serta pendidikan formal kejuruan pada tingkat menengah dan tinggi untuk meningkatkan kualitas dan daya saing tenaga kerja

(40)

7. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui peningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan

a) Pengembangan jaminan kesehatan terhadap masyarakat miskin dan tidak mampu

b) Peningkatkan pendidikan kesehatan pada masyarakat sejak usia dini

c) Pemerataan dan peningkatan kualitas fasilitas kesehatan dasar

d) Peningkatan sosialisasi terhadap kesehatan lingkungan dan pola hidup sehat pada masyarakat

e) Peningkatan kualitas dan kuantitas serta penyebaran tenaga medis secara merata

8. Mengembangkan fungsi dan peran fórum kerukunan umat bergama (FKUB)

a) Revitalisasi FKUB sehingga dapat menjadi lembaga yang optimal bagi para tokoh agama, masyarakat dan pemerintah untuk menyelesaikan berbagai permasalahan dalam kerukunan hidup umat beragama

b) Optimalisasi lembaga sosial keagamaan dan pengaktifan

(41)

9. Meningkatkan partisipasi pemuda dalam pembangunan dengan menumbuhkan budaya olahraga guna meningkatkan kualitas manusia

a) Meningkatkan sarana dan prasarana olahraga dalam memacu prestasi olahraga

b) Mengembangkan sistem penghargaan dan meningkatkan atlit, pelatih dan tenaga keolahragaan

10. Meningkatkanya keserasian kebijakan kependudukan dalam rangka peningkatan kualitas, pengendalian pertumbuhan dan kuantitas, pengarahan mobilitas dan persebaran penduduk yang serasi dengan daya dukung alam dan daya tampung lingkungan

a) Menata kebijakan administrasi kependudukan guna mendorong terakomodasinya hak-hak penduduk dan meningkatkan kualitas dokumen, data dan informasi penduduk dalam mendukung perencanaan dan pelaksanaan pembangunan berkelanjutan serta pelayanan publik

b) Memperkuat kelembagaan dan jaringan KB dalam meningkatkan kepedulian dan peran serta masyarakat dalam upaya pengendalian jumlah dan laju pertumbuhan penduduk

(42)

c) Mengendalikan tingkat kelahiran penduduk melalui peningkatan kualitas dan aksesbilitas pelayanan KB

11. Terwujudnya kualitas manajemen pemerintahan yang demokratis

- Peningkatan kapasitas aparatur dan kesimbangan pemerintah

12. Mewujudkan inplementasi regulasi pengelolaan keuangan, aset dan akuntabilitas organisasi pemerintah

- Meningkatkan efisiensi dan efiktifitas penggunaan anggaran yang seimbang dan peningkatan pengelolaan keuangan dan aset daerah yang berorientasi pada kependitingan publik

13. Peningkatan kemampuan Sumber Daya Aparatur pemerintah - Melaksanakan TOT, pelatihan, bintek, orientasi, koordinasi,

monitoring dan evaluasi

14. Mewujudkan penerapan regulasi penyelenggaraan pemerintahaan daerah dengan keteladanan pimpinan

- Meningkat pengawasan penyelenggaraan pemerintahan daerah

15. Perbaikan sistem pendataan dan pengumpulan data

(43)

- Menerapkan mekanisme koordinasi, integrasi, singkronisasi dengan instansi terkait serta pengelolaan administrasi kependudukan dan pencatatan sipil yang berbasis teknologi informasi

16. Mewujudkan Good Governance

- Peningkatan sinergi antara pemerintah, masyarakat dan swasta dalam perencanaan pembangunan

17. Menciptakan kondusifitas iklim investasi danpendapatan daerah serta ekonomi daerah yang lebih baik

- Penyederhanaan prosedur, perjanjian yang menghambat kelancaran arus barang dan pengembangan kegiatan jasa perdagangan dan pasar

18. Tercapainya kondisi makro ekonomi yang stabil dengan peningkatan sector ekonomi secara merata

a) Menjaga pelaksanaan kebijakan fiscal yang mengarah pada kesinambungan fiscal (fiscal sustainbility) dengan tetap memberi ruang gerak bagi peningkatan kegiatan ekonomi b) Menjaga stabilitas perekonomian daerah yang didasari oleh

capaian indikator kinerja

c) Menciptakan inovasi baru dalam rangka memperkuat struktur perekonomian daerah dengan berbasis pada agro industri dan agribisnis dengan mengedepankan IPTEK

(44)

19. Peningkatan daya saing BUMD dalam pembangunan daerah - Memantapkan penerapan prinsip Good Corporate

Governance (GCG), transparasi akuntabilitas, keadilan dan responsibilitas) dalam pengelolaan BUMD

20. Meningkatkan produktifitas usaha kecil dan menengah dengan laju pertumbuhan lebih tinggi dari laju pertumbuhan produktifitas

a) Meningkatkan perpaduan antara tenaga kerja terdidik dan terampil dengan adopsi penerapan teknologi

b) Mengembangkan UKM dengan pendekatan klaster pada sektor agribisnis dan didukung adanya pemberian kemudahan dalam pengelolaan usaha, sebagai wadah organisasi kepentingan usaha bersama untuk memperoleh efisiensi kolektif

c) Mendorong perkuatan struktur industri pada sub sektor yang memiliki potensi keuntungan kompetitif

d) Mengembangkan UKM untuk makin berperan dalam proses industrialisasi, perkuatan keterkaitan industri, percepatan pengalihan teknologi peninkatan kualitas SDM

e) Meningkatkan sistem dan strategi dalam menumbuhkan

(45)

21. Menciptakan konstribusi kawasan perdesaan sebagai basis pertumbuhan ekonomi nasional yang diukur dari meningkatnya peran sektor pertanian dan non pertanian yang terkait dalam mata rantai pengolahan produk-produk berbasis perdesaan a) Mendorong terciptanya lapangan kerja berkualitas di

perdesaan dengan meningkatkan produktivitas dan nilai tambah usaha pertanian, merangsang pertumbuhan aktivitas ekonomi non pertanian (industria pedesaan), dan memperkuat keterkaitan kawasan perdesaan dan perkotaan b) Memperluan akses masyarakat, terhadap sumberdaya

produktif untuk pengembangan usaha

c) Meningkatkan promosi dan pemasaran produk-produk pertanian di perdesaan melalui peningkatan kualitas dan kontinuitas suplai berbasis sumber daya lokal

22. Terselengranya upaya-upaya untuk penurunan tingkat pengangguran

a) Menciptakan kesempatan kerja melalui investasi

b) Meningkatkan kualitas SDM ketenagakerjaan melalui pembekalan teknis dan peningkatan wawasan kerja

23. Peningkatan produksi dan produktivitas produk pertanian

- Peningkatan penyediaan sarana produksi dan bibit unggul pertanian bagi petani di pedesaan

(46)

24. Terwujudnya peningkatan pemasaran hasil produksi pertanian - Peningkatan pemasaran dan promosi produk pertanian

tenaman pangan hortikultura 25. Koordinasi TOGA, TOMA, TODA

a) Dukungan pembentukan Forum Komunikasi antar Umat beragama

b) Dukungan pertemuan-pertemuan koordinasi

26. Terwujudnya kualitas dan kelestarian Sumber daya Alam lahan tambang

a) Menyelenggarakan pengawasan reklamasi tambang

b) Menyelenggarakan pengelolaan pasca tambang berkelanjutan

27. Terwujudnya pengelolaan limbah domestik dan industri yang lestari

a) Menyelenggarakan pengolaan limbah domestik secara terpadu, di TPA dan diolah

b) Mendorong penylenggaraan pegolahan limbah industri berwawasan lingkungan

28. Terwujudnya perlindungan pengolaan kehutanan yang mempunyai nilai ekonomi dan ekologis

(47)

b) Menyelenggaraan pengolaan eco tourism pada kawasan konservasi yang strategis

c) Menyelenggarakan pemanfaatan tanaman obat pada kawasan koservasi

29. Terwujudnya perlindungan diversifikasi tanaman

a) Menyelenggarakan penanaman dengan tanaman beragam b) Menyelenggarakan pengawasan terhadap perlindungan

sempadan sungai dengan tanaman lokal

30. Terwujudnya keseimbangan pada tata ruang wilayah Kabupaten Tebo

a) Menyelenggarakan kajian pada kesimbangan ruang, HP, HTI, HTR dan Ruang Terbuka Hijau Kabupaten Tebo

b) Mengimplementasikan kebutuhan ruang sesuai kesimbangan

D. PRIORITAS DAN PROGRAM PEMBANGUNAN

Dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan di Kabupaten Tebo, tentunya akan tepat memperhatikan Visi, Misi, Strategi dan arah kebijakan pembangunan, Kabupaten Tebo mendefinisikan fokus utama pembangunan pada prioritas pembangunan Kabupaten Tebo 2011- 2016 sebagai berikut :

(48)

1. Meningkatkan kuantitas dan kualitas infrastruktur dan ketersediaan sarana prasarana layanan umum, dengan prioritas :

a) Percepatan pembangunan Infrastruktur jalan dan jembatan, pemanfaatan transportasi sungai, serta infrastruktur Listrik dan air bersih.

b) Meningkatkan dan menjaga kualitas infrastruktur jalan dan jembatan

c) Meningkatkan Kualitas dan Ketersediaan Jaringan Irigasi guna mendukung pengembangan pertanian tanaman pangan.

d) Percepatan Pembangunan Infrastruktur ekonomi seperti pasar, dan tempat pelelangan

e) Percepatan penyediaan infrastruktur Pendidikan, Kesehatan dan Perumahan.

2. Meningkatkan mutu pendidikan, layanan kesehatan, tatanan kehidupan beragama dan berbudaya, dengan prioritas:

a) Penyusunan database tingkat pendidikan masyarakat b) Peningkatan pelayanan pendidikan yang berkualitas

c) Pemerataan jangkauan Akses Terhadap Pendidikan

(49)

d) Peningkatan pendidikan gratis yang berkualitas terutama bagi masyarakat yang kurang mampu dari tingkat SD sampai SLTA.

e) Peningkatan kualitas dan kompetensi pendidikan kejuruan, terutama pendidikan perkebunan dan pengembangan ternak.

f) Peningkatan sarana dan prasaran ibadah g) Peningkatan kualitas keimanan

h) Peningkatan peran serta tokoh agama dalam pembangunan daerah

i) Meningkatkan prestasi pemuda di tingkat provinsi, nasional dan internasional

j) Peningkatan jangkauan pelayanan kesehatan ke semua wilayah Kabupaten Tebo.

k) Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan yang prima bagi semua penduduk.

l) Meningkatkan pelayanan berobat gratis yang berkualitas sesuai standar pelayanan kesehatan.

3. Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang cepat, tepat, bermutu, dan bersih KKN serta jaminan kepastian dan perlindungan hukum, dengan prioritas :

a) Peningkatan Tata Pemerintahan yang Baik

(50)

b) Peningkatan Jaminan Kepastian dan Perlindungan Hukum c) Mendorong pelaksanaan anggaran yang transparan,

akuntabel dan berbasis kinerja pada semua SKPD dan level Pemerintah Kabupaten Tebo

d) Peningkatan kompetensi birokrasi sehingga dapat bekerja lebih profesional.

e) Kemandirian desa dalam rangka pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan sesuai dengan hukum yang berlaku 4. Mendorong tumbuhnya perekonomian daerah dan

pendapatan masyarakat berbasis agrobisnis dan agroindustri, dengan prioritas :

a) Peningkatan produktivitas sektor pertanian, perkebunan, peternakan, perdagangan, pariwisata dan sektor jasa lainnya yang berbasis ekonomi kerakyatan

b) Pengembangan komoditas unggulan pada sektor pertanian, perkebunan, peternakan, dan perikanan

c) Menciptakan kawasan sentra produksi yang berdaya saing d) Pengembangan usaha agroindustry

(51)

5. Meningkatkan peran serta TOGA, TOMA, TODA dan kesetaraan Gender dalam pembangunan dengan fokus:

a) Peningkatan peran serta TOGA, TOMA dan TODA dalam pembangunan di Kabupaten Tebo.

b) Memberdayakan TOGA, TOMA dan TODA sehingga mampu berperan aktif dalam menjaga harmonisasi kehidupan masyarakat yang beragam

6. Melestarikan lingkungan hidup dan mengoptimalkan pengelolaan sumberdaya alam secara berkelanjutan dalam mendukung pembangunan untuk mendukung kebutuhan generasi dengan cara mempertahankan dan memlihara flora dan fauna yang masih tersisa di hutan Tebo dengan prioritas:

a) Peningkatan pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya alam secara berkelanjutan dengan meminimalkan resiko dampak lingkungan dan kerusakan sumberdaya alam.

b) Peningkatan kualitas sumberdaya alam terutama hutan sebagai ekosistem yang kompleks dan habitat bagi flora dan fauna yang memiliki nilai ekonomi, sosial dan ekologi yang tinggi.

c) Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan sumberdaya alam berkelanjutan

(52)

2. PERJANJIAN KINERJA

Penetapan indikator kinerja atau ukuran kinerja akan digunakan untuk mengukur kinerja atau keberhasilan organisasi. Pengukuran kinerja organisasi akan dapat dilakukan dengan mudah, cepat, tepat dan akurat jika terlebih dahulu ditetapkan indikator kinerja yang telah disepakati bersama. Penetapan indikator kinerja merupakan syarat penting untuk menetapkan rencana kinerja sebagai penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah. Hal ini mengingat rencana kinerja akan merupakan gambaran sosok tampilan organisasi di masa yang akan datang.

Indikator kinerja daerah sebagai alat untuk menilai keberhasilan pembangunan secara kuantitatif maupun kualitatif, merupakan gambaran yang mencerminkan capaian indikator kinerja program (outcomes/ hasil) dari kegiatan (output/ keluaran). Indikator kinerja program adalah sesuatu yang mencerminkan berfungsinya keluaran kegiatan pada jangka menengah (efek langsung). Pengukuran indikator hasil lebih utama dari pada sekedar keluaran, karena hasil (outcomes) menggambarkan tingkat pencapaian atas hasil lebih tinggi yang mungkin mencakup kepentingan banyak pihak. Indikator kinerja akan dapat dijadikan sebagai media

(53)

perantara untuk memberi gambaran tentang prestasi organisasi yang diharapkan di masa mendatang.

Secara rinci, penetapan indikator kinerja utama program pembangunan daerah Kabupaten Tebo Tahun 2011-2016 ”MENUJU TEBO SEJAHTERA (MTS): AMAN, HARMONIS DAN MERATA” Tahun 2015 dapat diuraikan sebagai berikut :

Tabel.2 : Misi 1. Meningkatkan kuantitas dan kualitas infrastruktur dan ketersediaan sarana prasarana layanan umum

No Sasaran Indikator Kinerja Target

1 Terwujudnya percepatan pembangunan infrastruktur dan sarana prasrana umum

 Panjang jalan

 Persentase jalan baik

 869,27 km

 67,50 %

2 Terciptanya kualitas dan ketersediaan jaringan irigasi dan air bersih

 Persentase rumah tangga dengan akses air bersih

 80,60%

3 Penyediaan dan

peningkatan kualitas

perumahan yang

terjangkau bagi seluruh masyarakat terutama yang tidak mampu

 Jumlah Bedah Rumah bagi masyarakat yang tidak mampu

 Jumlah rumah tangga dengan akses listrik

 24 unit

 52,60 %

4 Terwujudnya perbangunan Ruang Terbuka Hijau

 Persentase ruang terbuka hijau yang tersedia dan terpelihara dengan baik

 100%

Referensi

Dokumen terkait

 Panteisme : Panteisme, berasal dari kata pan (seluruh) dan teisme (paham ketuhanan), suatu kepercayaan bahwa Tuhan berada dalam segala sesuatu, dan bahwa segala sesuatu adalah

Komunikasi hasil penelitian mempunyai arti tersendiri, karena bagaimanapun baiknya suatu penelitian yang telah dilakukan, tapi tanpa dilakukan komunikasi kepada orang

Menurut Houglum (2005), prinsip rehabilitasi harus memperhatikan prinsip- prinsip dasar sebagai berikut: 1) menghindari memperburuk keadaan, 2) waktu, 3) kepatuhan, 4)

Capaian indikator kinerja sasaran Dinas Pertanian Kabupaten Magetan merupakan tingkat pencapaian target dari indikator kinerja sasaran yang dicapai pada Tahun 2015,

Khususnya pada program jangka menengah (Tahun 2014), dalam implementasinya, berbagai rencana kegiatan pembangunan perkebunan tersebut dioperasionalkan dalam beberapa

Selanjutnya pengukuran kinerja terhadap indikator kinerja yang telah dicapai pada tahun 2015 dan membandingkan antara target dan realisasi pada indikator sasaran dari 3 sasaran

Puji Syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Pengalaman Kerja Praktek

yang terjadi akibat gesekan antara drillstring dan formasi. Sumur X-01 merupakan sumur vertikal pada lapangan X yang akan dilakukan pemboran horizontal re-entries dengan membuat