• Tidak ada hasil yang ditemukan

MASUK DAN BERKEMBANGNYA AGAMA KATOLIK DI KECAMATAN PANGURURAN KABUPATEN SAMOSIR (1936-2011).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MASUK DAN BERKEMBANGNYA AGAMA KATOLIK DI KECAMATAN PANGURURAN KABUPATEN SAMOSIR (1936-2011)."

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

MASUK DAN BERKEMBANGNYA AGAMA KATOLIK

DI KECAMATAN PANGURURAN KABUPATEN

SAMOSIR (1936 - 2011)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Syarat Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

LUSI LUSIA SITUMORANG

NIM : 309121039

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)

ABSTRAK

Lusi Lusia Situmorang. NIM. 309121039. Masuk dan Berkembangnya Agama Katolik di Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir. Skripsi.Fakultas Ilmu Sosial.Universitas Negeri Medan. Medan 2013.

Untuk mengetahui Bagaimana Kepercayaan masyarakat Samosir sebelum masuknya agama Katolik, Untuk mengetahui Tokoh-tokoh perintis atau pembawa agama Katolik di Kecamatan Pangururan, Untuk mengetahui Perkembangan jumlah umat/jemaah Katolik di Kecamatan Pangururan (1936-2011), Mengetahui perkembangan Rumah Ibadat dan Sekolah-sekolah Katolik di kecamatan Pangururan (1936-2011).

Penelitian merupakan penelitian Heuristik sebuah kegiatan mencari sumber-sumber untuk mendapatkan data-data, atau materi sejarah, baik sumber primer maupun sumber seunder. Selain itu untuk mendukung data penulis juga melakukan penelitian lapangan (Field Research) dengan observasi, wawancara dan data dokumentasi yang berhubungan dengarn Masuk dan Berkembangnya Agama Katolik di Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir 1936-2011. Dalam penelitian penulis mendatangi dan memwawancarai orang-orang yang kemungkinan mengetahui kendala penyebaran awal agama katolik di Samosir seperti Pastor, Dewan Stasi, Pengurus Gereja serta masyarakat.

(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena kasih setianya penulis akhirnya dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini disusun sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan dengan judul “ Masuk dan Berkembangnya Agama Katolik di Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir 1936-2011.

Sebelumnya penulis ingin mengucapkan terimakasih banyak kepada Ayahanda (alm J.Situmorang) dan Ibunda tercinta (P.Tamba) yang selalu setia menyemangati, mendidik, menasehati serta membantu penulis dalam doa maupun materi untuk penyelesaian skripsi dan dalam banyak hal lainnya. Kalau ada ucapan diatas terimaksih itulah yang akan penulis ucapkan kepada ayah dan ibu, tetapi hanya ucapan terimakasih dan doa yang bisa penulis ucapkan. Semoga Mama sehat selalu dan panjang umur dan selalu dalam lindungan Tuhan. Serta Kapada Ibu Dra. Flores Tanjung M.A selaku dosen pembimbing skripsi penulis yang telah banyak memberikan bimbingan, arahan, masukan, saran dan kritikan mulai dari awal hingga akhir penulisan skripsi ini.

Dalam melaksanakan penelitian maupun dalam menyelesaikan skripsi ini penulis banyak mendapat dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada:

(6)

3. Ibu Dra. Lukitaningsih, M.Hum, selaku ketua jurusan dan sekaligus penguji skripsi penulis yang menberikan saran, masukan dan memotivasi dalam penyelesaian skripsi ini.

4. Ibu Dra. Hafnita Sari Dewi Lubis, M.Si selaku sekretaris jurusan yang telah banyak meluangkan waktu untuk kelancaran pembuatan skripsi dan mempermudah kelengkapan berkas skripsi serta sebagi dosen penguji skripsi penulis.

5. Ibu Dra. Flores Tanjung, M.A selaku dosen pembimbing skripsi penulis yang telah banyak memberikan bimbingan, arahan ,masukan, dan pemikiran dalam menyelesaikan skripsi ini. Segala arahan dan bimbingan Ibuakan saya ingat hingga saya terjun di dunia pekerjaan. Sekali lagi terimakasih,Buk

6. Bapak Dr.Phil Ichwan Azhari, M.Si selaku dosen pembimbing akademik penulis yang telah banyak memberikan bimbingan, arahan ,masukan, dan pemikiran dalam menyelesaikan skripsi ini. Segala arahan dan bimbingan Bapak akan saya ingat hingga saya terjun di dunia pekerjaan. Sekali lagi terimakasih,pak.

(7)

8. Bapak Drs.Yushar Tanjung, M.Si selaku pembanding bebas yang sudah banyak juga memberikan masukan dan saran bagi penulis agar penulisan skripsi ini baik dan selesai dengan nilai yang bagus.

9. Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan Sejarah, terima kasih atas ilmu yang diberikan selama penulis duduk di bangku kuliah.

10.Kepada ibu Mina selaku tata usaha jurusan Sejarah yang banyak membantu dalam kelengkapan berkas yang dibutuhkan penulis.

11.Terkhususnya kedua orang tua, Ayahanda (Alm Johansen Situmorang) dan Ibunda tercinta Poibe Tamba yang telah memberikan kasih sayangnya tanpa batas, dukungan moril dan matril serta doa agar penulis lancar dalam menjalani perkuliahan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dan meraih gelar Sarjana Pendidikan. Semua ini penulis persembahkan buat kedua orang tua.

12.Kepada kakak penulis Jenni Situmorang, Anita Situmorang, Eva Benedikta dan adik-adik penulis Pimpin Situmorang, Rico Situmorang, Simon Situmorang terimakasih penulis ucapkan atas dukungan, bantuan dan semangat yang diberikan sehingga penulis dapat semangat menyelesaikan skripsi ini. Terimakasih saudara-saudaraku.

(8)

yang relevan. Penulis juga mengucapkan terimakasih atas senyuman, dukungan dan nasehat kepada penulis disaat penelitian dan memudahkan penelitian penulis.

15.Kepada Pastor Togar Nainggolan selaku informan penulis dan seluruh pengurus paroki St. Mikhael Pangururan terimakasih atas dukungan dan informasi yang telah diberikan kepada penulis dalam melakukan penelitian.

16.Kepada Seluruh informan penulis terimakasih atas informasi yang telah diberikan kepada penulis dalam melakukan penelitian sehinnga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

17.Sahabat penulis yaitu Theresia, Febri Yana Sinuraya, Leli Vera Sinaga, Leli Novrida, Sarah Marina Napitupulu, Devita, Dian Lestari terimakasih buat kebersamaan kita selama ini, dukungan, canda dan tawa bahkan sedih telah kita lalui. Semangat dan dukungan yang diberikan satu sama lain. Semoga persahabatan ini berjalan sampai tua nanti dan semoga kita mendapatkan segala cita-cita dan impian masing-masing.

(9)

19.Teman-teman satu PPL Setia Budi Abadi Parbaungan khususnya Reny, Elvi, Nova, Fitri, Putri, terimakasih buat dukungan, semangat, canda dan tawa yang telah diberikan kepada penulis. Semoga kita semua dapat meraih cita-cita yang kita impikan.

Skripsi ini bisa terselaikan berkat bantuan dan doa dari semua pihak. Dan kepada teman-teman dan pihak yang tidak bisa sebutkan satu-persatu namanya. Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih dan semoga skripsi ini bisa bermanfaat bagi semua pembaca.

Medan, Juli 2013

(10)

DAFTAR ISI

3.1. Metodologi Penelitian... 14

(11)

3.4.5. Dokumentasi... 18

3.5. Teknik Analisis Data ... 18

BAB IV PEMBHASAN... ... 20

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian... ... 19

4.1.1. Kecamatan Pangururan... ... 19

4.1.3. Mata Pencaharian Masyarakat Kecamatan Agama Katolik ke Kecamatan Pangururan... 36

5.1.1. Masa-masa Sulit Dalam Penyebaran Agama Katolik ke Kecamatan Pangururan... 37

5.1.2. Berkembangnya Agama Katolik di Kecamatan Pangururan... 38

6.1. Perkembangan Jumlah Stasi dan Umat... 40

6.1.1. Sejarah Pendirian, Perkembangan Stasi-Stasi dan Rumah Ibadat di Kecamatan Pangururan... 42

6.1.2. Sekolah Katolik di Kecamatan Pangururan... 60

6.1.3. Rumah Sakit Katolik di Kecamatan Pangruran... 62

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 63

A. KESIMPULAN... 63

B. SARAN... 66

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Luas Wilayah, Jumlah Penduduk, dan Kepadatan Penduduk

Kecamatan Pangururan Berdasarkan Desa/Kelurahan ... 21

Tabel 2. Penduduk Menurut Jenis Kelamin, Rasio Jenis Kelamin

Desa/kelurahan Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir ... 23

Tabel 3. Banyaknya Rumah Ibadat Menurut Jenis dan Desa Kelurahan

Kecamatan Pangururan Kabupateen Samosir ... 27

Tabel 4. Perkembangan/ Pertambahan Stasi-stasi Tahun 1941-2011

di Kecamatan Pangururan Kabupaten Saosir ... 40

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Daftar Wawancara ... 1 Lampiran 2. Daftar Informan ... 2 Lampiran 3. Foto-Foto Peneliti ... 3 Lampiran 4. Foto-foto peneliti saat melakukan wawancara dengan

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Agama merupakan kepercayaan yang di anut oleh manusia yang menjadi ungkapan hubungan manusia dengan yang Ilahi, yang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh hubungannya dengan diri sendiri, dengan sesama dan dengan dunia.

Berbicara agama sebagai kepercayaan masyarakat, di Indonesia terdapat 6 agama yang di akui oleh pemerintah yaitu Islam, Katolik, Kristen, Hindu, Budha, dan Conghucu.

Di Pangururan terdapat tiga agama yang dianut masyarakatnya yaitu: Katolik, Kristen, dan Islam. Namun sebelum masuknya agama ke Samosir khususnya di Kecamatan Pangururan, masyarakatnya menganut yang namanya “Ugama Sipelebegu”yang artinya masyarakat yang percaya kepada roh-roh Nenek Moyang dan kepada kekuatan gaib. Namun setelah masuknya agama Kristen sebagai agama pertama yang ada di Samosir danberhasil di sebarkan oleh kaum Zending maka masyarakat mulai meninggalkan yang namanya Ugama Sipelebegu.

Sejak misionaris Kapusin masuk sumatera (1911), kelompok orang-orang Batak telah menyatakan keinginannya untuk masuk agama katolik. Surat-surat maupun utusan-utusan dari berbagai tempat tak henti-hentinya mendatangi Pastor

(15)

dan Uskup di Padang. Tetapi ada kesulitan untuk masuk daerah Batak karena ada larangan dari pemerintah Hindia Belanda. Joosten ( 2008 : 46 )

Ketika missionaris Kristen tiba di antara orang-orang Batak, mereka berpendapat bahwa orang-orang ini adalah suatu suku bangsa yang sangat bergairah yang mempunyai suatu kesadaran yang hidup akan kekuatan agamaniah di dunia sekitar mereka. Pederesen ( 1975:18 )

Kemudian sekitar tahun 1936 mulailah masuk agama katolik di Palipi tepatnya desa Simbolon, merupakan tempat pertama Misionaris Katolik menjejakkan kakinya di Pulau Samosir. P. Chrysologus Timmermans OFM Cap, adalah Misionaris itu dan P.diego van Den Biggelar,OFMCap, menetap di Simbolon. Hal ini menyatakan bahwa pada tahun tersebut sudah ada beberapa keluarga Katolik di Samosir tepatnya di Palipi.

Di Pangururan sendiri merupakan paroki ke 2 setelah paroki Palipi. Belum satu tahun usia paroki Pangururan dia sudah menghadapi suatu tantangan yang sangat berat. Pada tanggal 5 April 1942 pastor Benyamin Dijkstra dari paroki Pangururan dan Pastor Radboud Waterreus dari paroki Palipi ditanggkap oleh tentara Jepang dan dibawa ke Pematang Siantar. Keadaan pada saat itu sangat kacau. Selama kependudukan Jepang di Indonesia para misionaris mendapat kesulitan untuk menyebarkan agama Katolik, karena banyaknya larangan-larangan dari Jepang itu sendiri. Namun semua itu tidak menjadikan para misionaris Katolik di Samosir menyerah untuk menyebarkan agama Katolik.

(16)

protestan melarang banyak hal yang berhubungan dengan adat batak sedangkan katolik tidak melarang adat Batak dengan keras/ketat bahkan menerima sebagian dari unsur-unsur adat Batak tersebut di dalam Gereja. Beberapa contohnya,yaitu memasukkan simbol-simbol adat dalam liturgi,pakaian liturgi,ritus sakramentalia,seni,literatur,arsitektur,musik,dan tarian. Alasan mereka adalah adat dan Religi harus dapat dibedakan dalam tingkat tertentu. Togar (2012:197)

Dengan masuknya agama ini, perubahanpunterjadi baik dalam kepercayaan,pendidikan,maupun sistem sosial kemasyarkatan. Dalam bidang pendidikan para misionaris yang datang ke Pangururan membangun sekolah Katolik, bahkan juga membagun Rumah Sakit,dan bidang-bidang yang mendukung sosial ekonomi di Samosir.

Dari uraian di atas dapat kita lihat bahwa masuknya agama Katolik di Pangururan membawa banyak perkembangan bagi masyarakat sampai sekarang. Khususnya dalam bidang sosial dan Pendidikan. Hal ini di buktikan dengan berdirinya Sekolah-Sekolah, Gereja, dan Rumah Sakit. Dan para misionaris tidak hanya menyebarkan agama saja melainkan juga ikut berperan dalam menjalankan pendidikan sebagai tenaga pengajar, dan tenaga kesehatan. Dengan adanya perhatian yang sangat besar dari para misionaris terhadap perkembangan masyarakat maka agama Katolik dengan cepat berkembang di Pangururan Kabupaten Samosir Untuk itulah penulis membuat judul “Masuk dan

Berkembangnya Agama Katolik di Kecamatan Pangururan Kabupaten

(17)

1.2. Identifikasih Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dalam penelitian ini dapat di identifikasikan beberapa permasalahan yaitu sebagai berikut :

1. Kepercayaan masyarakat Samosir sebelum masuknya agama Katolik

2. Tokoh-tokoh perintis atau pembawa agama Katolik di Kecamatan Pangururan.

3. Perkembangan jumlah umat/jemaah Katolik di Kecamatan Pangururan (1936-2011)

4. Rumah Ibadat dan Sekolah-sekolah Katolik di kecamatan Pangururan (1936-2011)

1.3. Pembatasan Masalah

Mengingat luasnya pembahasan masalah yang ada di atas maka peneliti melakukan batasan terhadap penelitian yang akan dilakukan. yaitu terpokus dengan membatasi masalah tentang “ Masuk dan berkembangnya Agama

Katolik di Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir (1936-2011)”

1.4. Perumusan Masalah

Untuk lebih mendekatkan tujuan penulis dan mempermudah pembahasan maka peneliti merumuskan masalahnya sebagai berikut:

(18)

2. Siapa Tokoh-tokoh perintis atau pembawa agama Katolik di Kecamatan Pangururan ?

3. Bagaimana Perkembangan jumlah umat/jemaah Katolik di Kecamatan Pangururan (1939-2011) ?

4. Bagaimana perkembangan Rumah Ibadat dan Sekolah-sekolah Katolik di kecamatan Pangururan (1936-2011) ?

1.5. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui Bagaimana Kepercayaan masyarakat Samosir sebelum

masuknya agama Katolik

2. Untuk mengetahui Tokoh-tokoh perintis atau pembawa agama Katolik di Kecamatan Pangururan.

3. Untuk mengetahui Perkembangan jumlah umat/jemaah Katolik di Kecamatan Pangururan (1936-2011)

4. Mengetahui perkembangan Rumah Ibadat dan Sekolah-sekolah Katolik di kecamatan Pangururan (1936-2011)

1.6. Manfaat Penelitian

Dengan terciptanya tujuan penelitian di atas, diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

(19)

juga sebagai bahan masukan bagi peneliti selanjutnya dalam usaha pengembangan pengertahuan sejarah lokal.

2. Bagi Guru, sebagai refrensi untuk bahan mengajar tentang sejarah lokal khususnya mengenai penyebaran agama.

3. Bagiasyarakat, untuk menambah wawasan dan pengetahuna masyarakat supaya dapat mempertahankan dan melestarikan peninggalan-peninggalan para misionaris yang menyebarkan agama Katolik ke Pangururan Kabupaten Samosir

4. Bagi pembaca, untuk menambah pengetahuan pembaca bagaimana masuk dan berkembangnya agama Katolik di Pangururan Kabupaten Samosir 5. Bagi UNIMED, untuk menambah pembendaharaan karya ilmiah bagi

(20)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, maka pada bab ini penulis mencoba menyimpulkan Masuk dan Berkembangnya Agama Katolik di Kecamatan Pangururan kabupaten Samosir(1936-2011) sebagai berikut:

1. Sebelum masuknya agama ke Samosir masyarakatnya menganut yang namanya “Ugama Sipelebegu”yang artinya masyarakat yang percaya kepada roh-roh nenek moyang dan kepada kekuatan gaib. Namun setelah masuknya agama Kristen sebagai agama pertama yang ada di Samosir yang berhasil di sebarkan oleh kaum Zending maka masyarakat mulai meninggalkan yang namanya Ugama Sipelebegu.

2. Sejak misionaris-misionaris kapusin masuk kesumatera pada tahun 1911, kelompok-kelompok orang batak telah menyatakan keinginannya untuk masuk agama katolik. Surat-surat maupun utusan-utusan ari berbgai tempat tak henti-hentinya mendatangi pastor dan uskup di padang. Tetapi ada kesulitan untuk masuk daerah batak karena ada larangan dari pemerintah Hindia Belanda dengan alasan tidak boleh dobelzending masuk ke satu daerah misalnya misi Katolik dan Zending Protestan. 3. Pada tanggal 1 april 1936 seorang “Hamba Tuhan” tiba dan menetap di

(21)

kedatangan Pater Diego van den Biggelar ke Simbolon merupakan cikal bakal tumbuh dan mekarnya iman katolik di tengah-tengah masyarakat Samosir.

4. Tokoh-tokoh perintis atau pembawa agama katolik ke kecmatan Pangururan yaitu:

1. Pater Chrysologus Timmermans adalah pionir pwartaan injil di samosir. Sejak tahun 1928 beliau mengadakan kunjungan ke beberapa tempat di Samosir.

2. Pater Sybrandus van Rossum juga berkali-kali mengunjuungi amosir untuk mlayani orng-orang yang sudah beragama katolik, khusunya yang ada di kecamatan Pangururan.

3. Pater Dioego van den Biggelar OFM Cap .

4. Pastor Wendelinus Willems pada tanggal 24 jini 1940 di pindahka dari Palipi dan bertugas ke Paroki Pangururan.

5. Pastor Benyamin Dijksatra OFM Cap pada tahun 1937 adalah misionaris yang pertama kali menginjakkan kakinya ke pangururan. 5. Ketika berdiri sebagai paroki pada tanggal 1 Agustus 1941, di pangururan

baru terdapat 7 stasi yang ketika itu termasuk dalam paroki Palipi. Dalam jangka waktu lebih kurang satu tahun yaitu sebelum kedatangan tentara Dai Nippon, jumlah stasi sudah menjadi 18 stasi.

(22)

paroki dapat dilihat bahwa selama 50 tahun paroki ini berdiri seudah lebih kurang 54.160 orang menerima sakramen permandian

5. Dalam hal pendidikan para missionaris mendirika sekolah katolik. Dan sekolah katolik yang pertama yaitu seolah SMP Budi Mulia Pangururan pada tahun 1953, beberapa orang bruder dari kongregasi Budi Mulia ditempatkan di Pangururan.

(23)

B. SARAN

1. Peranan pemuka jemaat sangat penting dalam menumbuhkembangkan gereja kita. Mereka berperan sebagai pengajar, pengudus, dan pemimpin yang paling dekat dengan umat. Untuk itu mutu para pengurus kita harus ditingkatkan dari segi intelektual, keterampilan dan daya panling utama peghayatan spritual panggilan awam dalam kerasulan gereja.

2. Umat gereja katolik merupakan bagian utuh dari masyarakat. Untuk membangun kesejahteraan bersama kita membutuhkan kerjasama dengan pemerintah setempat.

(24)

DAFTAR PUSTAKA

Budiyono. 2009. Pengetahuan Praktis Tentang Gereja Kristen Katolik. Yogyakarta: Pustaka Nusatama

BPS Samosir. 2012. Kecamatan Pangururan Dalam Angka. Pangururan: Badan Pusat Statistik Kabupaten Samosir

Ismantono. 1993. Kuliah Agama Katolik. Jakarta : Obor

Joosten, Leo. 2011. Awal Gereja Katolik Di Samosir 1936-2011. Berastagi: Pastoran

Joosten, Leo. 2008. Sejarah Pendirian, Pertumbuhan, dan Kehidupan Stasi-stasi

Paroki Pangururan. Berastagi: Perpustakaan Ordo Kapusin

Joosten, Leo. 1992. Gereja Katolik Paroki St. Mikhael Pangururan. Pangururan: Keuskupan Agung Medan

Joosten, Leo. 2008. Mukjizat di Tanah Batak Awal Misi Katolik di Tanah Batak

1934-1959. Kabanjahe: Keuskupan Agung Medan

Joosten, Leo. 1997. Pemberkatan Gereja Katolik Inkulturatif Paroki St. Mikhael

Pangururan. Pangurura: Keuskupan Agung Medan

Joosten, Loe. 2008. Pendirian Pertumbuhan dan Kehidupan Paroki Pangururan. Kabanjahe: paroki Pangururan

Joosten, Leo. 2008. Tali Pengukur Jatuh ke Tanah Permai. Medan. Bina Media perintis

Monks, dkk. 2006. Psikologi perkembangan.yogyakarta: Gajah mada university press

Nainggolan, Togar. 2012. Sejarah dan transformasi religi. Medan: Bina Media Perintis

Perderesen, Paul. 1975. Darah Batak dan Jiwa Protestan. Jakarta: BPK Gunung

Mulia

Raho, Bernard. 2013. Agama Dalam Perspektif Sosiologi. Jakarta: Seksama Katolik Indosesia

Sjamsuddin, Helius. 2007. Metodologi Sejarah. Yogyakarta : Ombak

Gambar

Tabel 1. Luas Wilayah, Jumlah Penduduk, dan Kepadatan Penduduk

Referensi

Dokumen terkait

Analisis nilai ekonomi pada Desa Parbaba Dolok, Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir mendapatkan jenis – jenis produk hutan rakyat yaitu alpukat, aren, jahe, cokelat,

Tabel Regresi Pengaruh Pola Asuh Orang tua Terhadap Perilaku Kesehatan Remaja Pada Keluarga Batak Toba di Kecamatan Pangururan Kabupaten

Distribusi Proporsi Kejadian Kecacingan Berdasarkan Jenis Infeksi Cacing Anak Sekolah Dasar di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mengenai makna simbolik upacara adat mangulosi (pemberian ulos) pada siklus kehidupan masyarakat Batak Toba khususnya di kecamatan

Telah dilakukan penelitian tentang penentuan kadar Pb dan Fe masing-masing pada akar enceng gondok tua dan muda yang berasal dari Pantai Putri Lopian Pangururan Kabupaten

di Paroki Metro sudah dimulai pada masa penjajahan Belanda tahun 1935-1941 melalui peran para misionaris yang giat mengajar agama berkeliling ke kampung-kampung

Strategi Bertahan Hidup Masyarakat Petani pada Musim Kemarau di Desa. Hutatinggi Kecamatan Pangururan

Pada gardu induk di Desa Parbaba Dolok Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir menggunakan transformator daya 20/150 kV lihat Gambar 6., di jaringan distribusi listrik menggunakan