• Tidak ada hasil yang ditemukan

ARSIP DPR RI DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH RAPAT PANITIA KHUSUS DPR RI RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG ADVOKAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ARSIP DPR RI DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH RAPAT PANITIA KHUSUS DPR RI RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG ADVOKAT"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

RISALAH RAPAT PANITIA KHUSUS DPR RI

RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG ADVOKAT

Tahun Sidang Masa Persidangan Jenis Rapat Sifat Rapat Hari/Tanggal Waktu Dengan Tern pat Ketua Rapat Sekretaris Acara

Anggota Hadir

: RAPAT PANJA RUU ADYOKAT

: 26 FEBRUARl 2002

PIMPINAN PANSUS RUU TENTANG ADVOKAT DPR RI :

ARSIP DPR RI

(2)

RISALAH RAPAT PANJA RUU TENTANG ADVOKAT TANGGAL 26 FEBRUARI 2002

KETUA RAPAT :

Bapak Ibu, Anggota Dewan yang saya hormati,

Juga dari Departemen Kehakiman serta wakil Pemerintahan khususnya pada Badan Hukum Nasional.

Kemudian pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kepada Tuhan YME karena atas perkembangannya pada siang ini kita melanjutkan Rapat Panitia Kerja Komisi II dalam rangka penambahan RUU Tentang Profesi Advokat, pada hari ini sehat walafiat, dan sesuai dengan laporan dari Sekretariat, daftar hadir sudah ditanda tangani. 9 orang dari 5 Fraksi dan 3 orang izin. Dan sekali lagi bahwa di absen, bahwa ini adalah melanjutkan rapat kemarin yang kita skors dan demikian kita bisa melanj utkan Rapat Panitia Kerja pada siang hari ini. Dan perkenaan kami selaku Pimpinan rapat untuk membuka Rapat Panitia Kerja dan Rapat dinyatakan tertutup untuk umum.

Saudara dari wakil Pemerintah dan Anggota Komisi D yang saya hormati, sebelum kita membahas materi RUU, Pimpinan perlu menyampaikan sebagai berikut, yang pertama adalah bahwa pada Rapat Panitia Kerja kemarin Sen in 25 Februari kita telah menyelesaikan DIM sampai dengan DIM No.3, namun pembahasannya ada cairan yang terpenting, yang antara lain bahwa DIM No. I kata profesi sepakat dihilangkan dengan catatan kata Advokat pembahasannya di pending menunggu masukan dari organisasi Profesi Advokat disamping adanya usulan perubahan dari semula yang usulan menjadi dari Advokat menjadi penasehat hukum, tapi prinsipnya subtansi sudah kita setujui, tetapi kita untuk mengkonfirmasi terakhir, tetapi besok bisa kita mendengarkan pandangan dari teman-teman dari Profesi Advokat. Kemudian PANJAjuga Pemerintah sepakat DIM No.2 tetap, sesuai dengan naskah kemudian DIM No.3 penambahan kata-kata setelah kata Profesi Advokat yang bebas, ditambah kata bebas, mandiri dan bertanggungjawab. Dan kemudian dijelaskan kata bebas, mandiri dan bertanggung dijelaskan dalam penjelasan umum.

Selanjutnya maka sebagai bahan acuan dalam pembahasan RUU tentang

· Profesi Advokat,juga telah disusun sebuah daftar invenderasi masalah yang meliputi 13 Bab dan 35 Pasal 201 butir DIM, jadi permasaiah yang

ARSIP DPR RI

(3)

menyangkut subtansi itu sebanyak 128 butir, permasalahan yang bersifat redaksional atau penyesuaian penulisan perdasarkan usulan Fraksi-fraksi itu terdiri dari 54 butir DIM, sedangkan tetap semua Fraksi-fraksi menyatakan pendapatnya tetap itu ada 19 butir yang nanti disampaikan lebih jauh oleh Sekretariat. Daftarnya saya kira bisa dicopy dibagikan, ya sudah. Kemudian hal penting lain adalah bahwa sesuai dengan rapat kesepakatan kita, bahwa besok Panitia Kerja akan mengadakan rapat dengan pendapat umum, dengan pendapat umum pembahasan RUU Profesi Advokat.

Profesi Advokat ini dengan mengadakan rapat dengan pendapat umum, dengan organisasi Profesi Advokat yang tergabung dalam Komite Kerja Advokat Indonesia, yang antara lainnya adalah IKADIN, IPHI, AAI, SPI, HAPI, APHI dan HKPI, Himpunan Konsultan Hukum Pasar Modal, topiknya adalah yang kita bairns besok pukul 14.00 adalah kesiapan keordinasi Advokat rumusan kode etik dalam rangka menyongsong RUU Advokat. Kemudian kita sebelum memulai pada rapat ini barangkalijuga rnelanjutkan pembahasan ada selain daftar nama-nama organisasi Profesi Advokat yang akan diundang kembali, dan saya kira sekali lagi saya mohon Pimpinan mengingatkan barangkali mintajasa baik Bapak, Ibu sekalian, bahwa untuk bisa menghubungi yang hadir itu adalah Tokoh-tokoh yang cukup reflelinsitatif, seniorlitasnya dan sebagainya. Ya dalam kita membahas kesiapan keordinisasian Advokat serta rumusan kode etik Advokat dalam rangka menyusun RUU Advokat.

Baiklah Bapak, Ibu sekalian, sebelum kita melanjutkan pada DIM No.4, maka Rapat pada hari ini kita akan, saya minta kesepakatan kita akhiri pukul I 6.00 atau I 7.30 kalau jadi, diakhiri pada pukul 16.00. Dan sesuai dengan kesepakatan kita kemarin, saya mengatakan, kita meminta sebelum kita melanjutkan DIM itu adalah, kami persilahkan Pemerintah untuk segera menjelaskan konstruksinya. Konstruksi dari RUU dari Advokat ini. Kemudian juga yang disana kita akan tergambarkan barangkali nanti dari pokok subtansi-

subtansi dari RUU ini, dan yang merupakan hal-hal yang berupa pengaturan baru terhadap dari RUU ini. Sesuatu baru yang nanti mungkin barn kita sampaikan atau komunikasikan dengan kalangan teman-teman Profesi Advokat.

Silakan Pemerintah.

PEMERINTAH:

Teri ma kasih saudara-saudara dan saudara yang lainnya,jadi ini konstruksi mengcnai sebagaimana yang kita ketahui, ini baru untuk pertama kalinya kita mencoba adanya satu UU mengenai Profesi Advokat ini. Kai au lembaga lain

ARSIP DPR RI

(4)

ataupun yangterlrait di dalam masalah peradilan sudah mempunyai UU sendiri, seperti AKIN, Polisi dan Kejaksaan, maka ini baru pertama kali kita akan menyusun UU Advokat ini_ Dan kita menyusunnya ini pun sudah di dalam suasana adanya organisasi beberapa Advokat. Nah justru karena itulah kita menginginkan UU ini nanti merupakan landasan bagi organisasi Advokat, yang kita harapkan juga nanti pada suatu wak'tu itu akan ada satu organisasi Advokat. Nah di dalam UU ini, ya memang pertama urusan Advokat diserahkan I 00% kepada organisasi Advokat, ini yang strong. kalau tadinya ada ikut campurnya Pemerintah, sekarang Pemerintah sudah hams off mengenai masalah Advokat ini jadi mulai dari Recordmen sampai pengawasan pada "vaktu mereka melakukan Profesinya dan sampai pemberhentian, itu semua dilakukan organisasi Advokat itu.

Jadi kira-kira organisasi ini kita kalau analogkan, dia lahir, dia hidup, lahir, dia lahir hams mendapat, dia bekerja, dan dia mati ini yang mengurus adalah organisasi ini. UU ini mengatur masalah itu. Nab hanya pada waktu dia sudah lahir dan dia organisasi ini hanya menyampaikan kepada MA.

Mengenai inilah orang yang harus akan disumpah, jadi penyumpahan akan dilakukan di depan MA, itu di dapat beracara. Ini kira-kira pokoknya. Nah pemikiran ini tentu dituangkan di dalam pasal-pasal mengenai masalah syarat- syarat untuk menjadi Advokat. Nah yang berwenang disini adalah, saya katakana organisasi Advokat. penyusun sadar, sesadar-sadamya bahwa sekarang ini di Indonesia terdapat beberapa organisasi Advokat. Ada yang menamakannya predikatAdvokat, ada yang menamakan dirinya predikat itu penasehat hukum, ada lagi saya dengan pangacara. Nah pada waktu UU ini, RUU ini disiapkan itu kita sepakat hanya 4 organisasi, tapi sekarang sudah ada 7 organisasi sekarang.

Dan syukur Alhamdullilah saya baru mendapatkan satu kesepakatan pertama. organisasi Profesi Advokat Indonesia yang terdiri dari, Ikatan Advokat Indonesia, Asosiasi Advokat Indonesia, lkatan Penasehat Hukum Indonesia, Asosiasi lkatan Konsultan Hukum Indonesia, Himpunan Konsultan Hukum Pasar Modal, Serikat Pengacara Indonesia, Himpunan Advokat dan Pengacara Indonesia. tentu kita tidak dapat menutup mata, bahwa ada diluar 7 organisasi ini, yang anggotanya itu tidak merupakan daripada 7 organisasi.

Nah dengan adanya UU dan dengan diakuinya nanti 7 organisasi ini, maka UU ini hanya mengakui adalah yang menjadi patokan itu adalah yang merupakan Anggota dari ke 7 ini. Nah di dalam UU ini juga hams ada yang namanya itu kode etik, dan kode etik adalah yang membuat organisasi Advokat ini, ini sudah diatur di dalam ini, walaupun yang tadi di dalam

ARSIP DPR RI

(5)

rancangan semula, kode etik hanya dipunyai oleh 4, sekarangkode etik dipunyai 7 ini.

Nah organisasi inilah yang mempunyai kewenangan yang terhadap organisasinya dan nanti ada satu badan yang namanya Dewan Kehormatan yang mempunyai kewenangan dalam melaksanakan apakah Anggota itu melanggar atau tidak kode etik Dewan Kehormatan ini. Nah juga UU ini mengatur mengenai AdvokatAsing,jadi kitajuga sadar bahwaAdvokatAsing itu tidak mungkin ia dapat kita larang, tetapi yang kita larang dia itu bukan datang ke Indonesia, tapi beracara di depan pengadilan, dia tidak bisa. kalau dia melakukan sebagai Konsultan bekerja di Indonesia, maka ia akan tunduk kepada ketentuan baik ketentuan UU ini maupun ketentuan Menteri Tenaga Kerja mengenai tenaga asing. Sekarang inikan masih diatur dengan mengenai Loyal Asing ini, diatur dengan 2 peraturan, satu diatur Menteri Kehakiman dan HAM, dan satu lagi diatur izin bekerjanya itu oleh di atur Menteri Tenaga Kerja. Jadi mereka tidak dapat melakukan beracara di depan pengadilan.

Lantas juga yang diatur mengenai Pengacara Negara, jadi kita tidak mengenal lagi Pengacara Negara dalam arti yang dikatakan bahwa Jaksa itu Pengacara Negara, Pengaracara Negara adalah Pengacara ini, Advokat ini, yang diangkat oleh Negara, terserahlah siapa yang mau diangkat oleh Negara di antara Advokat tergantung mereka bersaing itu nanti yang akan Negara menunjuk, apakah itu namanya si A, Apakah namanya si B,jadi tidak lagi di monopoli bahwa Jaksa itu yang dikatakannya Pengacara Negara. Jaksa bukan pengacara negara, kalau dulu ada khusus mengenai keputusannya. Sepanjang pengetahuan saya dulu bahwa orang tuanya Pak Husein ini, Pak Lukman Wiradinata itu Pengacara Negara, Pak Taksrif dulu itu Pengacara Negara, ini juga kita atur mengenai masalah masalah itu.

Jelas kalau mengenai hak dan kewajiban Advokat, tentu mulai diatur di dalam ini, saya kira itulah saudara Ketua, pokok-pokok mengenai aturan main di dalam Profesi Advokat itu, kira-kira itu dan ini dijabarkan didalam ketentuan- ketentuan ini, dan yang mernang betul-betul yang merupakan yang paling organisasi sebetulnya ada satu kode etik, dan ini rnereka hasilkan, kode etik oleh 7 ini, sehingga nanti yang di pasal peralihan pasal 32 itu nanti akan mereka yang menentukan, tinggal kita yang menambah 7 ini. Nah kita harapkan pertemuan besok, kita harapkan bahwa mereka itu, disini kalau kita baca dengan bergabungnya 7 organisasi Profesi Advokat Indonesia tersebut di atas KKI, maka FKAAI telah meleburkan diri dengan KKI, sehingga FKAI tidak ada lagi dan KKI adalah satu-satunya Forum Organisasi Profesi Advokat. Nah jadi nanti inilah Forum Organisasi Profesi Advokat.

ARSIP DPR RI

(6)

lnilah nanti yang akan mempunyai satu kode etik. Saya tidak tahu kode etik itu nanti yang bagaimana, kode etik yang sudah disusun sebelumnya, saya tidak tahu, nanti barangkali besok bisa akan mendengar dari mereka, Nah kalau kode etik sudah satu dan dilaksanakan baik dari 7 organisasi ini dan mempunyai Dewan Kehormatan, maka segala dan semua yang menarnakan diri Advokat harus rnerupakan anggota dari yang 7 ini. Dan di dalam UU KUHAP juga kita atur, tidak ada satu pun yang bisa beracara di depan pengadilan, kalau tidak merupakan anggota daripada 7 ini. Nah sehingga barangkali itu baru dapat kita awasi kelakuan-kelakuan atau PERDA yang nanti dengan kode etik, Pengawasannya itu dengan Dewan Kehormatan, kelakuan daripada Pengacara kita ini.

Terima kasih.

KETUA RAPAT :

Ya, terima kasih Pemerintah, masih ada yang ingin ditambahkan dari tersebut. baik kalau tidak ada saya buka kesernpatan kepada para-para anggota untuk menyampaikan pertanyaannya, Pak Amin Aryoso, Pak Didi, Pak Tatang, Pak Agum, Pak Andi.

Silahkan Pak Amin.

ANGGOTA (AMIN)

Saudara Pimpinan, saudara-saudara yang kami hormati. Menarik sekali perkembamgan dunia Advokat yang sudah melebur menjadi satu, seperti dijelaskan tadi, namun barangkali ada baiknya kalau saya diberikan kesempatan untuk rnendapat Copynya untuk dapat dipelajarinya.

Terima kasih.

KETUA RAPAT :

Ya nanti dicopy aja untuk semua anggotanya, silahkan Pak Didi.

DIDI:

Terima kasih Saudara Ketua.

Tadi yang sudah dipaparkan oleh Pak Natabaya. Memang merupakan satu kemajuan di dalam era organisasi Advokat ini sepanjang yang semula sebetulnya satu, tapi memang Pemerintah punya kepentingan untuk memecah ini, sehingga terpecah belah akhirnya kitajuga yang sekarang ini, kan begitu.

Nah dalam kaitan kepada konstruksi UU yang rancangannya ada di depan kita ini, bahwa UU ini diharapkan nanti akan mengatur segala hak dan kewajiban Advokat di Indonesia, baik itu Asing yang prktek di Indonesia dengan

ARSIP DPR RI

(7)

segala aturan nanti dibatasi, kemudian Advokat Indonesia sendiri, tadi dikatakana bahwa ada masih 7 organisasi yang masih saat ini eksis terdaftar yang kita anggap ada keberadaannya yang kemudian meleburkan diri menjadi satu dengan nama KKAI, Kornite Kerja Advokat Indonesia, yang semula dulu FKAAI baru 4 waktu itu saya ingat tadi di dalam paparan Pak Natabaya bahwa diharapkan nanti ada satu kode etik di dalam rnengatur Advokat ini yang ada di dalam 7 Organisasi Advokat.

Yang menjadi pertanyaan, apakah cukup dengan satu kode etik lalu Dewan Kehorrnatannya tidak diatur harus men jadi satu j uga, karena organisasi Advokat itu rnasing-masing mendudukan anggotanya sebagai Dewan Kehormatan. Nah kalau satu Kode etik lalu masih 7 organisasi, lalu ada 7 Dewan Kehormatan, bagaimana mengimplentasikan UU ini sehingga ini bisa berjalan dan adil diberlakukan kepada Advokat yang notabennya ada 7 organisasi tadi itu yang pertama, kemudian yang kedua, kaitannya kepada lalu bagaimana tentang Advokat yang tidak masuk di dalam organisasi yang notabennya masih 7 ini, tadi memang dikatakan dia tidak boleh praktik di pengadilan, tapi bagaimana dengan Advokat yang sudah mempunyai izin, sementara izin itu membenarkan melegalisasi dia untuk melakukan praktik di Pengadilan. Nah itu kan satu hal yang tidak adil kalau ada seorang Advokat yang tidak masuk di dalam organisasi, kemudian dia harus mendapat satu hak dari UU ini, sementara kewajiban Advokat itu tidak harus diperhitungkan karenadia tidak masuk di dalam Organisasi Advokat ini. Nah ini dua pertanyaan yang saya kira, iya buat saya prinsip.

Terima kasih.

KETUA RAPAT : Teri ma kasih Pak Didi.

Kita langsungkan dulu pertanyaan selanjutnya dari Pak Tatang.

ANGGOTA (TATANG) :

Ada suatu hal yang ingin disampaikan atau saya pertanyakan dalam forum ini, dari tujuh Organisasi Advokat yang nantinya akan diakui oleh UU ini pertanyaan serupa, bagaimanakah bagi mereka yang perorangan, yang mempunyai izin untuk memberikan satu Advokasi, yang pertama. Yang kedua bagi kelompok-kelompok yang mempunyai sesuatu filosofi atau profesi tertentu yang rnungkin tidak merasa konfinin diwadahi oleh Advokat yang inL yang 7 ini, organisasi Advokat yang 7 ini, sepe11i misalanya Organisasi Tentara atau Kepolisian, yang jelas Tentara disitu, lalu dimana kah siitem

ARSIP DPR RI

(8)

Advokasi buat mereka itu letaknya.

Selanj utnyaj uga, pertanyaan·in'i saya kembarigkan denga:n keberadaan Partai-partai yang inungkin

suatu

saat partainyaaka1i· kua:t dail mereka inerasa perlu bahwa partainya itu memponyai Orgahisasi Advokat 'tersendiri yang bernaung di partainya, yang tentu akan rriembela' partainya, lalu bagaimana ini kemungkinan potensi berketnbangnya da:n selanjutnya.

Juga masalah bahwa Otonomi Daerah itu, .bukan tidak mungkin di versi mendatang kalau Otonomi baerah. akan perke'rribang menjadi suatu administrasi yang kuat, sehingga mereka juga berdasarkan, kewilayahan merasa perlu punya system atau wadah untuk Advokasi sendiri, itu Otonomi Daerah, bahkan juga etnis Pak, kalu lihat berkembangan sosial sekarang ini bukan tidak mungkin juga etnis akan memerlukan yang mungkin Advokat.

Etnis Batak, Advokat Jawa, Sunda dan sebagainya, bukan tidak mungkin, karena melihat perkembangan, gejala-gejala perkembangan benturan-benturan antara etnis kadang yang kelihatannyajuga belum mampu kita redam. Jadi kalau ada kepentingan-kepentingan untuk mendirikan Advokasi sendiri, bagaimana yang lepas dari 7 itu, karena yang 7 ini dalam 7 organisasi ini sendiri dianggap tidak mewakili mereka, bagaimana wadahnya nanti hanya demikian pertanyaan saya.

Terima kasih.

KETUA RAPAT :

Selanjutnya saudaraAgum, silahkan.

ANGGOTA (AGUM) : Terima kasih Pak.

Yang ingin karni perdalam, dari apa yang sudah disampaikan oleh Pemerintah dalam RUU Advokat ini. Yang pertama saya ingin mempertanyakan kembali, apakah Profesi yang dimaksud dengan seperti konsultan hukum di lingkungan-lingkungan perusahaan dan lain sebagainya, apakah juga ini merupakan bagian dari RUU tau tidak kan ini jangan nanti timbul persoalan di kemudian hari kepada aspek legitimasi yang bersangkutan, walaupun mungkin dari posisi kepentingan dari sebuah atau sebuah organisasi yang memang membutuhkan nasehat hukum, dia mungkin pada posisi kepentingan itu saya. Nah tapi ketika itu terjadi persoalan yang cukup muncul ke katakana sebuah menjadi Keys, maka landasan~Iandasan kebijakan- kebijakan itu pun akan menimbuikan persoaian ketika aspek iegitimasi daripada pihak yang terlibat di sana, s ebagai konsultan hukum, katakanlah dia tidak

ARSIP DPR RI

(9)

melakukan praktik-praktik di pengadilan tapi dia bukah tidak terkait di dalam RUU ini karena saya juga melihat banyak yang berprofesi sebagai seorang penasehat hukum, yang istilahnya pun hari ini cukup banyak, ada penasehat hukum, ada Advokat, ada pengacara dan sebagainya. mereka juga melakuka n praktek - praktek konsultasi hukum, penasehat hukum dilingkungan perusahaan bahkan kadang-kadang dia pun juga tampil begitu.

Nah tapi ada hal-hal nanti di kemudian hari mereka tidak masuk dalam ruang lingkup ini, tapi mereka tidak mendapatkan legitimasi, karena tidak termasuk dalam kompetisi RUU ini, itu yang pertama, itu bagaimana sebetulnya? lalu yang kedua, menyangkut masalah organisasi Advokat ini, pengacara ini tentunya menyangkut masalah kode etik, apakah kode etik itu disebabkan kepada organisasi itu masing-masing organisasi itu membentuk katakanlah kode etiknya sendiri-sendiri dan berlaku hanya di lingkungan anggota yang menjadi kelompok organisasinya itu saya atau bagaimana itu,jadi tidak bisa dilepaskan diserahkan begitu saja kepada organisasi masing-masing, tapi harus ada organisasi kode etik Advokat begitu ya, yang memang berlaku menyeluruh terhadap seluruh organisasi apapun dan dia hanya tunduk kepada kode etik itu.

Oleh karena itu hal-hal yang menjadi persoalan, apakah rumusan kode etik itu bisa kita tuangkan secara lengkap dalam RUU ini, atau kalau tidak katakanlah itu dituangkan dalam bentuk mendeligasikan dari RUU ini, apakah dalam bentuknya itu peraturan Pemerintah atau dalam bentuk apa, yangjelas bahwa kode etik berlaku menjadi kode etik yang menyeluruh terhadap seluhuh anggota organisasi advokat itu, yang ketiga, juga yang harus kita clearkan adalah bagaimana dengan para advokat, para penasehat hukum apakah juga masih kita sahkan menurut UU ini, ketika mereka bisa bergerak mandiri begitu Pak, tanpa terorganisasi lewat wadah sebuah organisasi gitu, karena ini menimbulkan kesulitan dalam penegakan kode etiknya gitu.

Nah mekanisme-mekanisme ini juga harus mendapatkan kesempatan, karena hari ini bersama, saya melihat banyak pengacara itu yang tidak menjadi anggota organisasi-organisasi profesi apapun, dia sendiri aja gitu, dan dia berjalan sampai dengan hari ini, sampai juga di pengadilan dan sebagainya.

Nah terhadap yang seperti ini mau diapakan dalam RUU kita. Saya kira demikian Pak, Terima kasih.

KETUA RAPAT :

Selanj utnya Pak Andi dulu, barn selesai makan biar tu run <lulu Pak Aki!, Pak Andi.

ARSIP DPR RI

(10)

ANGGOTA (ANDI):

PakAkil, pertanyaan hanya satujadi nggak perlu menunggu karena, dan pertanyaan saya ini pertanyaan yang betul Pak. Karena memang saya ingin tau apa yang ada dibalik pemerintah, kalau tadi kita menjelaskan konstruksi RUlJ ini yang akan menyalurkan sebuah profesi Advokat yang bisa-bisa 1nenjadi ekslusif, mulai dari lahir, penata pelaksanaan tugasnya, hidup mati semuanya diatur. Padahal Advokat itu dalam bekerja dia tidak hanya berhubungan dengan internal anggota, tapi juga dia berhubungan dengan masyarakat luas, berhubungan dengan Klien, kalau kita bandingkan dengan organisasi-organisasi profesi yang lain yang seluruhnya juga mempunyai semacam kode etik dan dewan kehormatan untuk menegakkan kode etik itu, hampir tidak pernah kita temukan kalau ada itu sangat sedikit.

Sebuah dewan kehormatan dari organisasi profesi tang mempersalahkan angptanya karena terjadinya mal praktek, itu terjadi karena apa, karena ekslusifnya organisasi tersebut, ikatan dokter seperti itu dan lain sebagainya.

Nah dalam rangka perlindungan terhadap klien atau konsumen sepe1ti ini khususnya, dalam proses penegakan kode etik apa yang tidak ada pikiran kita, kalau toh nanti yang menegakkan kode etik adalah dewan kehormatan, anggotanya itu tidak seluruhnya menjadi Advokat sendiri, tapi ada unsur-unsur masyarakat disitu. Sebagai perbandingan misalnya di dalam amandemen konstitusi yang barn kita lakukan, yang diusulkan dan diangkat oleh dewan perwalian dan itu lah yang memantau proses peradilan. Apakah tidak dipikirkan hal seperti itu, Pak, atau sekalian saja yang menegakkan dewan etik itu adalah komisi nasional itu yang anggota-anggotanya bukan hanya para Advokat tapi ada masyarakat lain yang bisa menjamin adanya femest di dalam penegakkan kode etik itu, kalau seumpamanya saya ditipu oleh pengacara saya, mau mengadu ke dewan kehormatan, dewan kehormatan seluruhnya pengacara yang secara subjektif pasti semuanya mereka akan melindungi, dan seperti yang saya katakan tadi banyak praktik yang kita lakukan di kedokteran misalnya, apakah ada pasien yang dimenangkan kalau berpekara dengan dokter yang melakukan malpraktik, apalagi kalau dia sudah mengkaji ilmu- ilmu kedokteran yang orang tidak bisa tembus kesitu Pak.

Ini suatu masalah yang barangkali kita pertimbangan bersama-sama karena Advokat inikan tidak hanya mengatur internal ke1ja mereka tapi hubungan-hubungannya terutaina hubungan dengan masyarakat kecil yang harusjugadiperhitungkan hak-hak dan kewajibannyadi dalam hubungan dunia kepengacaraan.

ARSIP DPR RI

(11)

Sekian, terima kasih. Wasalamualaikum, Wr. Wb.

KETUA RAPAT :

Ya tadi telah terima, sekarang ada pengkajian lagi dari Akil, kemudian siapa lagi, silakan.

ANGGOTA (AKIL):

Terimakasih Pimpinan.

Sekarang ini diberikan kesempatan, Pemerintah besertaanggotadewan yang saya hormati, pertama saya menyoroti yang berkaitan dengan organisasi pengacara. Sebab organisasi profesi pengaca:ra ini kalau kita lihat berdasarka:n UU ini mempunyai peran yang strategis, pertama ia mempunyai hak yang mengangkat seorang Advokat, kedua dia mempunyai peran melakukan pendataan dan segala registrasi jumlah Advokat yang ada, ketiga dia juga punya peran untuk melakukan pengawasan bersama-sama dengan, tapi dewan kehormatan itukan merupakan organ daripada organisasi itu sendiri, diajuga melakuka:n pengawasan terhadap Advokat itu sendfri. Oleh sebab itu karena organisasi profsi Advokat ini mempunyai peranan yang strategis tentunya kita hams secarajelas dan tegas dulu, sekarang inikan berdasarkan RUU ini yang disetujui da:H disepakati adalah 3 organisasi Advokat, walaupun belakangan muncul beberapa, dan itu belum disebutkan dalam RUU ini, yang resmi disini adalah 3.

Ketika kita mengidentifikasi itu maka kita akan melihat permasalahan yang terjadi, satu diantaranya adala:h yang disahkan UU ini dengan diakuinya organisasi Advokat, tentu tidak ada Advoka:t yang tidak bergabung kepada organisasi Advokat, kenapa kalau dia tidak bergabung tentu ia,tidak akan mendapat izin.

Organisasi Advokat mana yang akan memberikan izi11 kepada yang bersangkutan, itu satu problemnya. Oleh sebab itu harus ada sebuah jalan keluar juga di dalam UU ini walaupun kita melihat ada masa transisi selama 5 tahun berlakunya UU ini kemudian dibentuklah organisasi Advokat, tapijuga organisasi Advokat di dalam UU inikan apakah satu wadahnya, apakah ba:nyak juga tidak tegas.

Menurut saya, dalam membentuk organisasi Advokat berdasarkan UU ini, itu di dalam ketentuan peralihan. lnilah berkaitan dengan pembicaraan teman-teman terdahulu juga, saya kira harus ada hal-hal yang juga diatur munurut RUU ini, misalnya mereka yang melakukan bantua:n hukum atau melakukan pekerjaan yang dilakukan oteh seorang Advokat atau pengacara,

ARSIP DPR RI

(12)

tapi ia bukan seorangAdvokat atau pengacara, contoh tadi misalnya seorang konsultan hukum di perusahaan walaupun ia mewakili kepentingan kliennya artinya bukan hukumnya, perusahaannya tetapi kan di dalam praktek juga masih ditemukan adanya peraturan yang harus memberikan izin incidental kepada yang bersangkutan. Itu semua juga harus diatur kalau memang kita menertibkan, karena saya beranggapan bahwa karena belum adanya satu organisasi Advokat yang menurut UU ini diakui berdasarkan ketentuan ada beberapa maka itu akan melahirkan berbagai macam kebijakan dan variasi- variasi dimana si advokat itujuga akan sulit apabila dilakukan pangawasan oleh organisasi.

Olch sebab itu saya mengusulkan didalam proses transisi itu adalah kita pertama harus mengidentifikasikan berupa organisasi Advokat, setelah itu harus ada sebuah ayat yang menyatakan semua Advokat wajib bergabung dengan organisasi Advokat berdasarkan UU ini, kalau tidak nanti jadi tidak diberikan karena disini yang menertibkan adalah para asosiasinya atau organisasi Advokat itu, kemudian terhadap mereka yang melakukan pekerjaan tetapi ia tidak berprofesi sebagai Advokat berdasarkan UU ini dimana syaratnya adalah ini, itu juga harus menjadi bagian yang harus diperhatikan menurut UU, karena kita memberikan sebuah perlindungan, memberikan sebuah kebebasan, memberikan kemandirian, membentuk profesionalisme, tetapi istilah bekennya itu ladangnya Advokat itu dicangkuli orang lain. Itu juga di lapangan menimbulkan persoalan-persoalan, Di dalam praktik itu harus ada sebuah ketegasan disana. Apakah, belum lagi kalau misalnya kita menyatakan konsultan hukum saya dalam pengerjaan saya tidak perlu izin advokat, tetapi ketika saya menjadi advokat, saya bisa juga menjadi konsultan hukum kan begitu, sebab organisasi konsultan hukum itu tidak perlu izin dia, izin Advokat tidak perlu, karena dia tidak melakukan litigasi ke pengadilan, ini sebabnya Advisor atau memberikan pendapat-pendapat. ya kalau di pakai, kalau tidak, tetapi izin Advokat itu bukan hanya ketika dia beracara saja yang penting, tapi adalah melakukan penindakan, pengawasan, apakah dia terdaftar atau tidak.

Kalau misalnya seorang itu melakukan praktek kepengacaraan atau praktek Advokat tetapi dia tidak mempunyai izin, siapa yang menindak padahal dia sudah mencemarkan perbuatan-perbuatan yang dilakukan oleh tindakan- tindakan yang dilakukan Advokat itu sendiri. Saya kira itu beberapa catatan yang harus menjadi pemikiran kita bersama.

Terima kasih.

ARSIP DPR RI

(13)

KETUIA RAPAT :

ANGGOTA (TllAlllR) :

~:a a~ 11.emm-1lemmruu 11.erid:mllmlllll, bmii llllllem~ ~iiS'a'Si

Adv@bltiillruJ_ Ymg~sooll mima, iillllii arutymngatll~ruliay"Jil!lllg~at

llnilllbmn, illlllla y.miglkmmllffital!ll Bmmikllllllll1l, ;ayJilllllg~aira, ibm'aimgbllii lkiitta~

s:ajj;a $lilitiiJJ mlllllll'llL Y:amg ltaa:llii bnu P:alkAlkiiil, tadii llllm.inyillltlilbllll illlllellIDllOOdl:mllcaml mtmra Adv@blta lkm>lils1lllllltallll Bnllllllrum, bllu kii:ta mem::ari $lilitiiJJ 11mmt ymng ~iillllya

<dllllla, lberifilllJlll~ii :sm~ lko:ms!lllbn Rnlllllkrutm"Jillllg<a lberliumu~ii Adw@llv'2lt.

J;a<dil ymg lkiita m.alksmllik-m Adwoilrait diisiiDllii miillllya lbiisa me1ila~ii­

mernmgaJ111ii JlnililB-haJ1 ymg lbersiifaJt llqgiislla'Sii

mm

jllllp :OO:rsiifalt llll~1ll J~giisihitsii, itlllllilalh saya ibegnllrul.. Selniiimggm lkiitt<a jilllililgaJlll ikdiiru ~j:au.llii lko:mS!lllllttmiln llnllllik!lllm jjllllga ma~:mk

mll:amrn iOOgiimil iim. foiijjllllg;a :peJrSoollm lk:mi1awi o:r-,gaunii:scasiiAmvokatt: iillllii s:ampaii Bebiiiln oclhmrii oclilllla, illlllii jllllp iJYer:sm:mlJ311n pe~ngawa<Saim jjllll,~ tiocll:alk rnllm :peirsiis :sepertii dii DPR diisnonii lb:rrumya!k JIMil!l1tllL1 !Jmlliiltiikjmga, peir.Somifarum jjll!lg<a ilililemiillllnlb:mllbim bmnya!k persrn:i!!M,

a:pmll~ :sepertii Aocilw10kait ya11ng lkaj<llli111ya bmnyalk llllgoml}Jilfg. Saya lk~m !flU!lililttii, pll!Siillllg llil<a!IIlti ikuta :p>eilil1le:riilliltmllil ~ DPR mii, !k:arelll<a iiru memnmt llnemmiait S'ay;:;t oob-a lldta cairii jjallM lkeBllll:alf, :sieJlnii@gga orgmniism;ii Arrilvob1t iillllii jjmgm 1tierll<lilBllll bm.lllly:aik,, lk:a1tllllkrunll:alfu iiililbllll:lilit ;arura.1111 iJYeralliillnm atra'lll lk;allallll !OJrMg Aocllvl(l)lka!LiJ: ii!l1lii~ (()lmpll

'.S<eJk.<ilil1f:tlDfg iillilll da'.S'aihlJvm lJHlff iillilll, btaik-'l!lilil 1tuljj!lllilll, Jkiifta lberi W:alkJt!Jll S:il!IDJPall ik~l1l

lliliYereb ilumus !llliYemib\UUil11: i!n,'2lllily.ii $lilitiiJJ Q~llliisasiiAdv~ :se\lniiimgga me:ndka ]JMilililJ'ill

!k((!Yde e1J:iilk sendiri dm jjilllga mrere!ka JfMllllily;lil Dewoo KellnolliJW.attm seiilldiiri, s-atllll Dewailil Ke!lnoliililllaltallll du sa1t!l!I lkl(l)'de etilk. 11tul y:a1111g per31lll lk-ami Uiillnau:.

Daiiin lbe:riik.llllltruly;a iiilllii m:enymngilnmt deiillgan sr~au :rallilgkap jj:mlb:atlrurn Advolkait illlli, iinnii saya blirca ikeGiilln'lllttm ~lk, iiilili 'kiita re:rau perte~, sebab lkada!l,llll kita lib'l!lt dii mnegara-neg;ara ~:aiiilll, ijltJlil rngik;~ jralbatamt diibiidanugjabl!ltaim--jabmim vo~iirik iru lbiSa!l memllllHDg'klHDJkallll jilllga,jat!Ja ani verha ibwaugik;l:Mii per'~IU !kiitt;a jper'OiiillC1:\ilngikM OOIS-amlil- 'S'.all.1llla, jjaibatm :m:raima y;mg tidak ooleh t!lin1in,gbi;p o~,eh srooraJlilg Advokat dan jjaiba1ta:m mana yang bisa dir.m,gkap, s~u lkiita sreorang Advolkiait iru dapat mdilillkllllkoo rugasnya rl1engai111 baiik jangau Slilllililpai dia menelanUUrilvan ldiennya.

Kalan seandainya dia merangkap jabatan tapi dahun :ranglka untuk mem:perjuangkan ke:pentillilgaJJD klien, saya rasa tidilillk ada mascaiah. ltu hal yang pedu kami suroti.

Terima kasih.

ARSIP DPR RI

(14)

KETUA RAPAT :

Beginilah pemerintah sampai sekarang untuk menyampaikan tanggapan dan jawaban.

PEMERINTAH

Terima kasih Saudara Ketua.

Izinkan kami mencoba menjawab satu persatu pertanyaan maupun urung rembuk, walaupun barangkali nanti tidak memuaskan, karena saya memang bukan memang alat pemuas. Ini memang pertama dari Pak Didi ini menjadi persoalan, tapi yang kita maksud itu hanya ada satu Dewan Kehormatan, nanti ada satu Dewan Kehormatan kita, ini yang dibentuk oleh 7 ini. Tapi kita tidak membubarkan organisasi yang ada itu, tapi Dewan Kehormatannya satu, jadi kalau dibaca dalam pasal terakhir itu, dalam pasal 25 itu ayat (3), dewan kehonnatan organisasi profesi advokat memeriksa dan mengadili pelanggaran kode etik berdasarkan tata cara dewan kehormatan organisasi profesi Advokat, juga ketentuan mengenai tata cara memeriksa dan mengadili pelanggaran

kode etik Advokat diatur oleh, lebih Ian jut dengan Dewan Kehormatan.

Jadi ini memang Dewan Kehormatan kita inginkan oleh 7 yang tadinya 4. Yang katanya Pak Aki I disini ada 4, itu sepertinya kalau kita memang besok ini, ini nanti kita minta mereka itu hanya satu Dewan Kehormatan, yang terdiri dari mereka itu tadi. Dengan satu kode etik, kedua memang mengenai masalah Advokat yang bagaimana merupakan anggota, sebab kita ini kan di dalam sesuatu, ini sudah menghadapi sesuatu keadaan memang ada yang tidakjadi pengacara atau Advokat yang tidak tergabung. Tapi oleh karena itu dengan UU ini, UU ini mengatakan dengan berlakunya UU ini maka semua orang itu harus merupakan Advokat menurut UU ini harus dianggap, jadi dalam pasal 3 1 Advokat, penasehat hukum, pengacara praktek dan konsultan hukum yang telah diangkat pada saat UU ini berlaku, dianggap sebagai Advokat, sebagai diatur dalam UU ini, karena mereka itu sudah diakui menurut UU inilahAdvokat dan maka mereka harus tentu perlu pada ketentuan menurut UU ini. Ini tentu kewaj iban daripada organisasi Advokat itu, yang 7 itu untuk menundai mendata.

Siapa yang merupakan Advokat di Indonesia ini dan mereka itu menurut UU ini diakui Advokat dan mereka akan menjadi anggota daripada 7 ini, terserah mereka mau yang mana. Kira-kira ini yang mengapa, walaupun ini adalah bukan hal yang mudah saya akui, karena nanti memang sebab kalau umpamanya ini sudah, ini tentu harus diinikan dengan pengadilan, sebab

ARSIP DPR RI

(15)

kalau pengadilan sudah ikut dia akan terikat juga, tentu ia hams dapat meoolak untuk menyatakan bahwa kalau mereka merupakan salah satu anggota ini yang tunduk kepada kode etik., sebab pasti kalau tidak mempunyai mganisasi tidak ada kode etik., bagaimana menertibkan mereka. Jadi mereka itu hams menjadi anggota, sehingga kode etik bisa berjalan, kalau mereka tidak menjadi anggota bagaimana menggunakan kode etik_ Jadi itu adalah satu pihak mereka hams tunduk kepada kode etik, akibatnya juga mereka hams menjadi salah satu anggota.

ANGGOTA (DIDI) :

Ketua bisa diintruksikan, bisa menanggapi ini.

KETUA RAPA'T : Ya, langsung

ANGGOTA (DIDI) :

Justru itu Pak Natabaya yang ada dalam benak saya bahwa kalau nanti UU ini berlakukan kemudian ada seorang Advokat yang belum terdaftar, kemudian si dia tidak mau mendaftarkan, ini kan hams ada sanksi temadap Advokat ini, sehingga UUJ ini juga hams mengatur,jangan hanya kepada hak.

dia yang harus diatur tapi sanksi kepadaAdvokat yang tidak man bergabung, kita harus jelas sanksi misalnya dicabut izinuya atau tida_k boleh beracara atau apa ini hams jelas.

Kemudian tadi kaitan kepada satu Dewan Kehormatan, kita berharap seperti itu, tapi kelihatannya agak sulit itu terjadi, karena memang masing- masing organisasi ini kalau masih keukeuh dengan pendiriannya, tidak melebur di dalan1 satu wadah, walaupun ada komite kerja tadi, mereka masing-masing jasa menempatkan orang-orang yang bebas ini anggota dewan kehormatan, orang IKADJN dia punya Dewan Kehonnatan, anggotanya orang IKADIN, orang AAI dia punya Dewan Kehormatan, anggotanya orang AAI, kalau nanti dijadikan Dewan Kehormatan, ini memang harusnya seperti itu, tapi kalau ini tidak terjadi di bentuk satu Dewan Kehom1atan Jalu bagaimana UU ini, ini yang masuk problem buat saya

Terima kasih PEMERINTAH :

Justru karena itulah dengan ini, ya tentu akan ada tindak lanjutnya, apakah kita akan atur ta."Ilbahan pasaL tapi dengan ini yangjelas karma meugatakan bahwa diakui sebagai advokat, itu salah satu keberuntungan bagi mereka

ARSIP DPR RI

(16)

menurut UU ini, tapi tentu mempunyai akibat, akibat dia merupakan diakui sebagai UU dia akan tunduk, karena UU inijuga mengatur mengenai masalah kode etik dan mengenai organisasi Advokat, maka mutatis-mutandis mereka juga harus menjadi salah satu dari itujadi tidak perlu mengarahkan terserah dia. Kepada Pak Tatang, Advokasi untuk tentara, inikan hanya merupakan, kita disini, disini tidak mengatur mengenai orang melakukan Advokasi, tapi yang diatur mengatur profesi Advokat, jadi umpamanya kalau tentara menginginkan adanya bantuan, maka dia untuk (inforter di pengadilan) tidak mau lagi dia tidak bias menggunakan hak, harus menggunakan ini, UU ini terserah dia, mau memilih siapa untuk membantu dia, itu kita tidak tahu, apakah si A, si B,juga nanti dia bilangnya dia begini nggak tahu,jadi tidak ada.

Kita sekarang ini justru sebetulnya untuk menghilangkan kerancuan, semua orang bisa berpraktek menamakan dirinya sebagai Advokat, Pengacara, apapun namanya itu. Jadi nanti kalauAdvokasi dalam arti bukan berletigasi.

Ini masalah lain, itu boleh saja, tapi kalau bukan berletigasi di pengadilan tidak lain harus menguasai kepada pengacara, Advokat yang ada di Republik kita ini. Jadi, begitujuga Partai, boleh saja dalam partai itu dia ada namanya segala macam. Umpamanya itu Golkardiadulu umpamanya itu ILPI, sebab itu artinya Golkar dulu rnasih sarna dengan sekarang.

ANGGOTA (THAHIR) :

Sekarang dia sudah berani sarna Golkar, dulu tidak berani. Saya ini rnernang Golkar.

PEMERINTAH :

Ya, tapi bukan anggota Partai Golkar, kan lain dulu Golkar, kan sekarang Partai. Begitujuga, otonomi daerah ini tidak ada kaitannya, dan tidak rnungkin dia kita nanti ada pengacara, Etnis Batak, Etnis Jawa. Kalau kebetulan nanti ada perkara orang Batak dibela orang Batak, tapi karena diakan etnisnya barangkali, karena kebanyakan yangjadi pengacara itu orang Batak, itu kan tidak ada pilihan lain kan. Coba lihatlah hampir sarna semuanya, apakah Lubis, apakah Panjaitan, apakah Sirotong, apakah Sitompul. Jadi sernua kan milih itu, Gus Dur milih Pangaribuan, Pak Harto Tampubolon, Pak Akbar Sitornpul, ada yang Ruhut, ada yang Hotma Sitompul semua itu.

ANGGOTA (THAHIR) :

Pimpinan bisa minta sedikit, saya menyambung tadi apa yang ditanyakan oleh Pak Tatang tadi, kan Bapakjawab bahwa untuk Kepolisian dan TNI itu harus juga dengan adanya UU ini nanti yang tidak mau harus kalau ingin

ARSIP DPR RI

(17)

bahwa acara harus menggunakan Advokat yang termasuk didalam 7 ini, pertanyaan kami masih menyambung kesitu, apakah dari ke- 7 ini membuka peluang tidak anggota TNI dan POLRI yang ingin masuk kedalam organisasi

1111.

PEMERINTAH :

Kalau dia memenuhi syarat untuk menjadi anggotaAdvokat boleh saja.

ANGGOTA (THAHIR) :

UU nya dinyatakan atau tidak, Pak, PNS, TNI.

PEMERINTAH : TNI tidak boleh itu.

ANGGOTA (THAHIR) :

Itu masalahnya, UU menyatakan tidak.

PEMERINTAH :

Jadi disini memang tidak usah TNI, PNS juga tidak boleh,jadi ini bukan Partainya, jadi dia itu tidak boleh Pegawai Negeri dan itu dia, tapi kalau memenuhi syarat sebagai mana syarat yang ditentukan, itu boleh saja siapa saja, dan dia harus warga Indonesia, ini harus, tidak bisa orang asing jadi Advokat Indonesia. Bahwa agama, etnis. Jadi yang dilarang Pegawai Negri, TNI. Bahwasanya didalam lingkungan itu ada semacam grup untuk mengadakan Advokasi boleh saja, tapi pada waktu mau beracara dia harus menggunakan itu, kalau untuk otonomi daerah ini tidak ada kaitannya dengan otonomi daerah, Pak Agum, konsultan hukum. Begini Pak Agum, Advokat itu adalah genes ... pengertian um um, bahwa melakukan konsultan hukum itu adalah salah satu pekerjaan daripada Advokat, .speciesnya. Di dalam UU RUU ini Advokat kita bedakan antara,jadi kalau diajadi Advokat dia boleh Ietigasi dan boleh non letigasi. Tapi dia boleh melakukan menjadi konsultan hukum saja,jadi orangnya nanti karenaada persyaratan,jadi orang yang sudah karena ini menjadi Advokat yang di letigasi itu hanya diperbolehkan ada batas umur menurut UU ini. Jadi bagi Advokat yang non litigasi hanya menjadi konsultan hukum, umurnya itu tidak diperbatasi mulainya.

Jadi kita mau 45 tahun; umpamanya Bapak sudah tidak jadi anggota DPR, ya boleh. Saya umpamanya pensiun, ya boleh, tapi bisa dilitigasi, saya bisa kerja di PAPRET saja, dengan Pak Husein. Jadi itu salah satu. Jidi ini mernang kita mengadakan Advokat memang dimana-mana yang kalau Advokat itu boleh mau menjadi konsultan hukum,jadi kalau di Advokat boleh

ARSIP DPR RI

(18)

mengadakan, tapi di dalam misalnya kalau kelihatan dia nanti ada di dalam UU in i, ka>la u umur yang sekian anda ·bo leh Ad:vokatrtapi Advokat itu Advokat yang non litigasi; Lantas_mengenai kode etikmeinangkode etiksatu dari 7 itu, · akan jadi · 1 dan nanti kalau ada 1 organ isasi Advokat memang·hanya.ada satu kode etik, sebab .ciri daripada suatuorganisasLprofessional itu adanya satu.

kode etik, justru itu saya sangat menentang di Republik ini kalau dipecah~

pecah suatu organisasi professkmal itumenjadi beberapa organisasi.Kalau organisasi politik bolehsaja dipecah, JadiIPPiada PDidan PAPI, PPP kasih . REFORMASl, MASYUMl ada beberapa, MASYUMl ada 2 ya boleli, tapi·

kalau umpamanya notaries itu harus satu, Advokat harus satu; dokter harus . satu, karena diaada kode etik, karena nanti segala saya mau menjawab juga itu, ada yang namanya Professional Responbi I ity.

Jadi Professional Responbility menjadi Professional Liability, disitulah masalah malpraktik, disitu dia akan,jadi itu harus betul-betul mandiri, mandi senciri dia .. Kepada Pak Andi Dewan Kehormatan ini memang betul, ini . memang betul-betul Dewan Kehormatan yang mempunyai format; karenairii yang akan menegakan.kode etik dan ini agak lain,jadi kalau.Bapak analogkan tadi dengan kedokteran agak lain; kalau dunia kedokteran itu selain ada kode etik,.ada Dewan Kehormatan ada yang namanya.majelis kode etik dan ada lagi satu, ada 3 tingkatan,jadi dia mengatakan untuk di kedokteran itu apakah orang ini betul-betul melaksanakan secara professional dokter atau tidak, ini ada majelis. Kalau disini tidak ada, disini adakode etik, sebab diumpamakan di kedokteran itu, umpamanya seorang dokter umumtentu mempunyai keahlian yang berbeda dengan seorang dokter spesialis, atau lagi doktersuper spesialis, kalau terjadi kesalahan yang dilakukan si dokter umum tentu penilaiannya agak lain, kalau waktu itu dilakukan dokterspesialis atau super spesialis, sehingga itu adaDewan, kalau disini dia tidak, ada malpraktik, itu langsung bisa digugat secara perdata, tidak ada persoalan sebetulnya, jadi tidak ada majelis seperti apa yang di kedokteran itu, sebab ini agak berlainan terus terang dengan kedokteran.

Jadi kedokteran Iiidonesia ini memangagak spesifik pengaturan ini karena kita mengacu kepada profak continental tidak sepe1ii kedokteran di Amerika, jadi di Amerika sepe1ii ini juga, kalau melanggar itu, oleh karena itu dokter di Amerika paling takut kalau melakukan suatu pembedahan, karena itu dia, paling banyak isu mengenai dokter di Amerika itu dia. Kita juga kalau umpamanya sudah banyak, Pengacara atau Advokat yang digugat mengenai malpraktik ini. Jadi memang apalagi kita juga dengan Dewan Kehormatan

ARSIP DPR RI

(19)

dan ldengan kode etik ini juga akan mengawasi p<Jla 'tingkrih faku daripada advokat-advokatyang nakal. Dengan 'PakAldl irii.

ANGGOTA :(AKIL) ·:

Iadleh say-a terusi sedikit P'ak, ijadi hegirii Pak, Lbagaimana menghindari 'eksklusifisme ,daripada .orgariisasi ini, karena riia yaqg membuat peratur.an, kade etikdia kan yang hikin sendiri, dia menegakkan, dimana 'FernestdaJam proses penegakkan kode~tik, itu saja ..

PEMERINTAH :

Jadi sebetulnya dia terdapat irii itu, pelanggarannya itu juga meregak ke dalam, administrasinya,jadi kalau memang urnpamanyaada yang rnenimbulkan kerqgian terhadap orang lain, itu keluar bisa digugat ke .pengadi Ian, jadi apa namanya 39, 45 tidak menghambatkedalarn merekaapakah dia mau dipecat, apakah dia diperingati, apakah segala macam.

ANGGOTA (THAHIR) :

Penyelesaian secara kode etik tidak rnenghambat.

PEMERINTAH :

Pidanajuga bisa dia,jadi tidak menghambat proses pengadilan, tidakseperti di kedokteran tadi, kalau kedokteran betul adakemungkinan di dalam majelis yang itu ada dia yang menentukan, oleh karena itu tadi saya katakana ada perbedaan regradasi keahlian seseorang yang bukan ahli dengan yang ahli walaupun datangnya itu juga umparnanya itu.

ARSIP DPR RI

Referensi

Dokumen terkait

Kasdan birkaç soru daha sordu, ama çocukça cevaplardan başka bir şey

Ada yang memandangnya sebagai suatu proses sosial, atau proses sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dan negara di dunia makin terikat satu sama

Perubahan terminologi atau istilah anak berkebutuhan khusus dari istilah anak luar biasa tidak lepas dari dinamika perubahan kehidupan masyarakat yang berkembang saat ini,

Setiap manusia memiliki hak dan kewajiban yang harus dilaksanakan secara seimbang. Setiap orang tidak bisa menggunakan haknya secara semena-mena karena dibatasi oleh hak

Pengembangan dari penelitian ini diantaranya adalah mencari digraph eksentrik dari graf buku [7], graf barbel [3], graf music [5], graf gear [4], hasil kali kartesian antara dua graf

Dengan menggunakan CVP analysis ini perusahaan dapat mengetahui bagaimana pengaruh pada perubahan biaya, harga jual, dan sales mix terhadap pencapaian target laba

Tampilan Form yang digunakan untuk mendefinisikan sistem yang dilakukan dalam akan melakukan olah data basis kasus yang ditunjukkan pada gambar IV.6:... Gambar IV.6 Tampilan

Hasil penerapan model pembelajaran Mastery Learning terhadap penguasaan kompetensi dasar mengaktualisasikan kemerdekaan mengemukakan pendapat secara bebas dan