• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS SEMANTIK SLOGAN-SLOGAN DI LINGKUNGAN SEKOLAH (STUDI KASUS DI MI TARBIYATUL AULAD JOMBOR, KECAMATAN TUNTANG, KABUPATEN SEMARANG) TAHUN 2017 - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "ANALISIS SEMANTIK SLOGAN-SLOGAN DI LINGKUNGAN SEKOLAH (STUDI KASUS DI MI TARBIYATUL AULAD JOMBOR, KECAMATAN TUNTANG, KABUPATEN SEMARANG) TAHUN 2017 - Test Repository"

Copied!
146
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS SEMANTIK SLOGAN-SLOGAN

DI LINGKUNGAN SEKOLAH

(STUDI KASUS DI MI TARBIYATUL AULAD

JOMBOR, KECAMATAN TUNTANG,

KABUPATEN SEMARANG)

TAHUN 2017

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Oleh:

AYU PUJI RAHAYUNI NIM: 11513016

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

(2)
(3)

ANALISIS SEMANTIK SLOGAN-SLOGAN

DI LINGKUNGAN SEKOLAH

(STUDI KASUS DI MI TARBIYATUL AULAD

JOMBOR, KECAMATAN TUNTANG,

KABUPATEN SEMARANG)

TAHUN 2017

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Oleh:

AYU PUJI RAHAYUNI NIM: 11513016

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

(4)

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

Imam Mas Arum, M. Pd. Dosen IAIN Salatiga NOTA PEMBIMBING Lamp : 4 eksemplar Hal : Naskah skripsi Saudara : Ayu Puji Rahayuni

Kepada:

Yth. Dekan FTIK IAIN Salatiga Di Salatiga

Assalamu’alaikum. Wr. Wb.

Setelah Kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudara:

Nama : Ayu Puji Rahayuni NIM : 11513016

Jurusan : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan/ PGMI

Judul : Analisis Semantik Slogan-Slogan di Lingkungan Sekolah, (Studi Kasus di MI Tarbiyatul Aulad Jombor, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang)

Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di atas supaya segera dimunaqosyahkan.

(5)
(6)

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN DAN PUBLIKASI KARYA

ILMIAH

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Ayu Puji Rahayuni

Nim : 11513016

Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtida’iyah (PGMI)

(7)

MOTTO

Mikul Dhuwur Mendem Jero

(Menjunjung Tinggi Kehormatan dengan Mengemukakan Keunggulan dan

Menutupi Keburukan)

(8)

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirobbil’alamin dengan rahmat Allah yang Maha Kuasa, penulisan skripsi ini telah selesai. Skripsi ini saya persembahkan kepada:

1. Kedua orang tua saya, Ayahanda Kumaidi dan Ibunda Sugimah, yang telah mendidik serta membesarkan penulis dan selalu memberikan doa tanpa henti untuk menjadi pribadi yang lebih baik dari hari ke hari.

2. Saudara-saudara tercinta, Mas M. Susiyanto, Mbak Nita Puspita Sari, Mas solikin, Mbak Anik Khoiriyah, Mas Nur Wakhid, Mbak Ina, Mas Nurul, Mbak Wahyu Putri Rahayu yang selalu mendoakan dan memberikan motivasi sehingga skripsi ini bisa selesai tepat waktu.

3. Keponakan-keponakan tersayang, Darin, Adi, Vino, Ivan, Indra, Wahyu, yang selalu membangkitkan semangat penulis.

4. Keluarga besar Mbah Ismail dan Mbah Muhdi yang selalu memberi semangat dan dukungannya.

5. Sahabat-sahabatku seperjuangan yang saling memberikan dukungan semangat dan doa: Wiwik Syarifah, Siti Muslikah, dan teman-teman seperjuangan.

6. Keluarga Besar PGMI 2013

(9)

KATA PENGANTAR

Assalammu’alaikum wr.wb.

Segala puji bagi Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, taufik, hidayah, dan inayah-Nya kepada kita semua. Sehingga penulis bisa menjalani kehidupan ini sesuai dengan Ridho-Nya. Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada Nabi besar kita Nabi Muhammad SAW. atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi hasil analisis yang berjudul “Analisis Semantik Slogan-slogan di Lingkungan Sekolah (Studi Kasus di MI

Tarbiyatul Aulad Jombor, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang) Tahun

2017” sesuai dengan rencana.

Selanjutkan penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu pembuatan skripsi ini, kepada yang terhormat:

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M. Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Suwardi, M. Pd., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga.

3. Ibu Peni Susapti, M. Pd., selaku Ketua Jurusan PGMI IAIN Salatiga yang telah memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian dan kemudahan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

(10)

5. Bapak Jaka Siswanta, M. Pd., selaku Dosen Pembimbing Akademik.

6. Teman-teman seperjuangan PGMI 2013, yanng selama empat tahun ini telah berjuang bersama.

7. Ibu Nur Hidayati, S.Pd., beserta dewan guru MI Tarbiyatul Aulad Jombor, yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian.

8. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Atas jasa mereka penulis hanya dapat memohon doa semoga amal mereka mendapatkan balasan yang lebih serta mendapatkan kesuksesan baik di dunia dan akhirat.

Semoga skripsi ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas bagi kita semua dan dapat menjadi sumbangan pemikiran kepada para pembaca khususnya para mahasiswa-mahasiswi IAIN Salatiga. Penulis sadar bahwa skripsi ini masih banyak kekuragan dan jauh dari sempurna. Untuk itu, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan untuk perbaikan skripsi ini.

(11)

ABSTRAK

Rahayuni, Ayu Puji. 2017. Analisis Semantik Slogan-slogan di Lingkungan Sekolah, (Studi Kasus di MI Tarbiyatul Aulad Jombor, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang). Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtida’iyah (PGMI). Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK). Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Imam Mas Arum, M. Pd. Kata kunci : Semantik, leksikal, gramatikal, kontekstual, slogan

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah (1) mengetahui jenis slogan yang terdapat di MI Tarbiyatul Aulad Jombor, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang, (2) mengetahui makna semantik dalam slogan-slogan yang terdapat di MI Tarbiyatul Aulad Jombor, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang.

Jenis penelitian yang digunakan yaitu kualitatif. Sedangkan metode pengumpulan data yang digunakan untuk menjawab semua permasalan yang ada yaitu metode dokumentasi dan wawancara. Proses analisis data dalam penelitian ini dilakukan dalam suatu proses yaitu penganalisisan data telah mulai dilakukan sejak pengumpulan data dan dikerjakan secara intensif sampai berakhirnya penelitian.

(12)

DAFTAR ISI

SAMPUL ... i

JUDUL ... ii

LEMBAR BERLOGO ... iii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv

PENGESAHAN KELULUSAN ... v

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN DAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH... vi

MOTTO ... vii

PERSEMBAHAN ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

ABSTRAK ... xi

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR BAGAN……….. xvii

DAFTAR TABEL...………. xviii

DAFTAR LAMPIRAN……….…. xix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

(13)

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Metode Penelitian ... 7

F. Penegasan Istilah ... 15

G. Sistematika Penulisan Skripsi ... 17

BAB II Kajian Pustaka ... 19

A. Slogan. ... 19

1. Ciri-ciri Slogan... 20

2. Jenis-jenis Slogan... 21

3. Tujuan Slogan... 21

B. Semantik... 22

1. Sejarah Semantik... 24

2. Jenis Semantik... 27

3. Manfaat Semantik... 31

(14)

BAB III Paparan Data dan Hasil Penelitian... 41

A. Gambaran Umum Subjek Penelitian ... 41

1. Profil MI Tarbiyatul Aulad Jombor ... 41

2. Sejarah Berdirinya MI Tarbiyatul Aulad Jombor... 42

3. Letak Geografis ... 44

4. Visi, Misi, dan Tujuan MI Tarbiyatul Aulad Jombor... 45

a. Visi... 45

b. Misi... 45

c. Tujuan... 45

5. Peraturan Siswa MI Tarbiyatul Aulad Jombor... 46

a. Tata Tertib... 46

b. Sanksi... 46

c. Hadiah... 46

d. Lain-lain... 47

6. Keadaan Guru, Penjaga, dan Siswa... 47

a. Keadaan Guru dan Penjaga MI Tarbiyatul Aulad Jombor 47 b. Keadaan Siswa MI Tarbiyatul Aulad Aulad Jombor... 47

7. Daftar Prestasi... 48

(15)

9. Struktur Organisasi MI Tarbiyatul Aulad Jombor... 50

B. Subjek dan Objek Penelitian... 51

C. Temuan Penelitian... 52

1. Slogan Hasil Temuan... 52

2. Jenis Slogan... 52

a. Slogan Pendidikan... 52

b. Slogan Motivasi/ Nasehat... 53

3. Manfaat Slogan Bagi MI Tarbiyatul Aulad Jombor... 53

BAB IV Pembahasan... 57

A. Hasil Penelitian... 57

B. Pembahasan... 58

1. Makna Semantik Leksikal ... 58

2. Makna Semantik Gramatikal... 79

3. Makna Semantik Kontekstual... 84

4. Pendapat Para Guru... 89

BAB V PENUTUP ... 97

A. Kesimpulan ... 97

B. Implikasi... 98

(16)

DAFTAR PUSTAKA ...

LAMPIRAN-LAMPIRAN ...

(17)

DAFTAR BAGAN

1. Bagan 2.1 Tataran Analisis Semantik... 28

2. Bagan 2.2 Tataran Semantik Gramatikal... 29

3. Bagan 2.3 Tanda Linguistik... 37

4. Bagan 2.4 Keterkaitan Antara Kata, Makna, Realisasi, dan Referen... 38

5. Bagan 2.5 Semantik... 39

6. Bagan 2.6 Hubungan Tanda Linguistik... 40

(18)

DAFTAR TABEL

(19)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Izin Penelitian

2. Surat Persetujuan Penelitian

3. Profil MI Tarbiyatul Aulad Jombor 4. Lembar Wawancara

(20)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengetahuan akan adanya hubungan antara lambang atau satuan bahasa dengan maknanya sangat diperlukan dalam berkomunikasi dengan bahasa itu (Chaer, 1995). Selanjutnya, makna sesungguhnya merupakan isi yang terkandung di dalam suatu bentuk atau lambang, yaitu hubungan antara lambang atau satuan bahasa dengan dunia luar yang disepakati bersama oleh para pemakai bahasa sehingga dapat saling dimengerti. Dengan kata lain, mempelajari makna kata pada hakikatnya berarti mempelajari bagaimana para pemakai bahasa dalam suatu masyarakat bahasa menafsirkan lambang-lambang bahasa untuk dapat saling mengerti. Salah satu media untuk menyampaikan maksud adalah dengan menggunakan tulisan. Bahasa terbagi dalam dua jenis, yakni bahasa tulis dan bahasa lisan. Bahasa memiliki beragam makna yang dapat diinterpretasi oleh setiap orang yang mendengar atau membacanya. Tulisan yang digunakan untuk menyampaikan maksud tertentu dapat ditulis yang menarik dan mencolok seperti slogan.

(21)

Slogan merupakan tulisan yang digunakan untuk menyampaikan maksud yang ingin disampaikan oleh pembuat slogan. Slogan di lingkungan sekolah adalah kalimat ringkas dan sederhana yang berisi peringatan, himbauan dan ajakan yang sengaja dibuat oleh lembaga sekolah yang mengandung makna tujuan agar mudah diingat para warga sekolah. Slogan di lingkungan sekolah tersebut bertujuan untuk menambah kedisiplinan. Penulisan bahasa slogan di lingkungan sekolah dibuat secara tegas agar para warga anggota sekolah membudayakan tertib dan taat pada peraturan sekolah.

Semantik sebagai pelafalan lain dari istilah “la semantique” yang

diukir oleh M. Breal dari Prancis merupakan satu cabang studi linguistik general. Oleh karena itu, semantik adalah satu studi dan analisis tentang makna-makna linguistik (Parera, 2004 : 42).

Aspek tujuan ditemukan dalam slogan di lingkungan MI Tarbiyatul Aulad Jombor, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang, yang dibuat oleh pihak lembaga sekolah tersebut. Slogan di lingkungan sekolah ini dibuat bertujuan untuk menyampaikan berbagai aspek makna tujuan terhadap para warga anggota sekolah.

(22)

tertentu, asal mula dan perkembangan arti suatu kata dapat diketahui melalui semantik.

Hampir disetiap lingkungan sekolah pastilah memiliki slogan-slogan yang tertempel di dinding-dindingnya. Namun di MI Tarbiyatul Aulad Jombor, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang, memiliki slogan-slogan yang berjumlah tidak sedikit, yaitu 12 buah slogan. Setiap slogan pastilah memiliki makna ataupun maksud yang berda-beda. Akan tetapi tidak sedikit pula yang memahami makna maupun maksud dari kandungan dari slogan-slogan yang ada. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, penulis tertarik untuk mengkaji penelitian mengenai “Analisis Semantik Slogan-slogan di Lingkungan Sekolah (Studi Kasus di MI Tarbiyatul Aulad Jombor, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang)”.

(23)

Demikian pula dampaknya akan dirasakan oleh pihak lain yang berada di sekitar sekolah. Sebagai contoh ketika seorang warga sekolah yang melanggar salah satu tata tertib yang terdapat dalam sebuah slogan “Buang

Sampah pada Tempatnya!”, tetapi orang tersebut membuang sampah

sembarangan yang akhirnya akan menimbulkan terjadinya permasalahan yang merugikan banyak pihak.

Melihat kondisi seperti ini salah satu cara untuk mengantisipasinya adalah melalui hukuman yang memberatkan bagi warga sekolah yang melanggar aturan yang tertera dalam slogan tersebut. Hukuman adalah cara yang paling bijak ketika terjadi pelanggaran aturan yang tertera dalam slogan. Bagaimanapun juga tertib itu sendirilah yang menjadi cermin budaya warga sekolah pada umumnya.

Pemahaman makna tujuan slogan di lingkungan sekolah perlu dikuasai oleh warga sekolah, agar tidak terjadi pelanggaran yang dapat merugikan diri sendiri maupun orang di sekitar sekolah. Warga sekolah harus mengindahkan membudidayakan tertib pada peraturan dengan mengambil hikmah di setiap slogan di lingkungan sekolah yang ada.

(24)

Slogan di lingkungan sekolah ini memiliki berbagai tujuan di dalam maknanya, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor. Tidak hanya lingkungan, akan tetapi kesadaran untuk tertib di lingkungan sekolah, agar aspek makna tujuan deklaratif, persuasif, naratif, politis, dan pedagogis atau pendidikan dapat dipahami oleh para warga sekolah.

Penelitian ini mengfokuskan permasalahan pada aspek makna tujuan pada slogan dilingkungan sekolah MI Tarbiyatul Aulad oleh karena itu, penelitian ini mengambil judul “Analisis Semantik Slogan-slogan di Lingkungan Sekolah (Studi Kasus di MI Tarbiyatul Aulad Jombor, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang) Tahun 2017. Slogan yang terdapat di lingkungan sekolah ini menjadi sasaran dalam penelitian ini karena tidak jarang penulis melihat ada banyak slogan di lingkungan sekolah, khususnya di MI Tarbiyatul Aulad Jombor, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan konteks penelitian tersebut, maka peneliti akan menjabarkan pokok permasalahan yang akan dijabarkan dalam fokus penelitian adalah:

1. Apa saja jenis slogan yang terdapat di MI Tarbiyatul Aulad Jombor, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang?

(25)

C. Tujuan Penelitian

Setiap penelitian atau dalam rumusan masalah selalu memiliki tujuan. Dalam penelitian ini tujuan yang ingin dicapai yaitu:

1. Untuk mengetahui jenis slogan yang terdapat di MI Tarbiyatul Aulad Jombor, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang.

2. Untuk mengetahui makna semantik slogan-slogan di MI Tarbiyatul Aulad Jombor, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dalam penelitian ini adalah manfaat teoritis dan praktis, yaitu:

1. Teoritis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai penambah wawasan dan pengetahuan bagi peneliti untuk mengetahui makna semantik yang terkandung pada slogan-slogan di lingkungan sekolah, yang ingin menganalisis bahasa slogan dengan menggunakan metode semantik dan kualitatif dalam mengupas kandungan makna bahasa pada slogan serta mengetahui keterkaitan dengan kehidupan warga sekolah.

2. Praktis

(26)

informasi bagi penelitian selanjutnya mengenai kebahasaan yang digunakan dalam berkomunikasi. Penelitian ini juga dapat diharapkan menjadi sumber informasi tentang makna semantik yang terkadung pada slogan-slogan yang terdapat dilingkungan yang masih belum diketahui sebelumnya oleh warga sekolah.

E. Metode Penelitian

Menurut Neuman (1997) dalam buku Menulis Ilmiah Metode Penelitian Kualitatif (Santana, 2007: 15) metode yang digunakan dalam

penelitian yang sesuai dengan tujuan penelitian yaitu dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif.

Menurut Sumanto (2014: 179) kegiatan penelitian deksriptif melibatkan mengumpulan data untuk menguji hipotesis yang berkaitan dengan status atau kondisi objek yang diteliti pada saat dilakukan penelitian. Penelitian deskriptif berusaha mendeskripsikan dan menginterpretasi apa yang ada. Pada penelitian deskriptif, apabila masalah penelitian telah didefinisikan, kajian pustaka dan hipotesis telah dibuat, selanjutnya peneliti harus hati-hati dalam memikirkan pemilihan sampel dan pengumpulan data.

1. Pendekatan Penelitian

(27)

2. Kehadiran Peneliti

Subjek dari penelitian ini adalah slogan yang berada di sekitar lingkungan sekolah. Untuk wilayah penelitian, peneliti akan meneliti di MI Tarbiyatul Aulad Jombor, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang, di mana di sana adalah suatu lembaga pendidikan yang memiliki banyak tempelan slogan-slogan pada dinding bangunan. Untuk mendapatkan data-data yang valid dan objektif terhadap apa yang diteliti maka kehadiran penelitian di lapangan dalam penelitian kualitatif mutlak diperlukan. Kehadiran peneliti sebagai pengamat langsung terhadap kegiatan-kegiatan yang akan diteliti sangat menentukan hasil penelitian, maka dengan cara riset lapangan sebagai pengamat penuh secara langsung pada lokasi penelitian peneliti dapat menemukan dan mengumpulkan data secara langsung. Jadi, dalam penelitian ini, instrumen penelitian adalah peneliti sendiri yang sekaligus sebagai pengumpul data. Instrumen-instrumen yang lain merupakan instrumen pendukung atau instrumen pelengkap oleh karena itu kehadiran peneliti di lapangan sangatlah diperlukan.

(28)

3. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di MI Tarbiyatul Aulad Jombor, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang yang tepatnya terletak di Desa Jombor. Pertimbangan peneliti memilih sekolah tersebut karena terdapat banyaknya slogan-slogan yang tertempel di sekitar sekolah. Selain itu, lokasi strategis untuk dijangkau dan jarak dari rumah tidak terlalu jauh.

Waktu penelitian dilaksanakan mulai bulan Agustus 2017. Peneliti melakukan wawancara, mengamati dan mengambil gambar sebagai dokumentasi serta lampiran untuk laporan.

4. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah slogan-slogan yang tertempel di sekitar area sekolah MI Tarbiyatul Aulad Jombor, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang. Sedangkan objek dalam penelitian ini yaitu semantik yang ada dalam slogan.

a. Jenis dan Sumber Data

1). Data Primer

(29)

a). Observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui suatu pengamatan, dengan disertai pencatatan-pencatatan terhadap keadaan atau perilaku objek sasaran. Orang yang melakukan observasi disebut pengobservasi (observer) dan pihak yang diobservasi disebut terobservasi (observe). Dalam penelitian ini, peneliti mengobservasi slogan-slogan yang ada di MI Tarbiyatul Aulad Jombor.

b). Dokumenasi

Dokumenasi adalah sebuah cara yang dilakukan untuk menyediaan dokumen-dokumen dengan menggunakan bukti yang akurat dari pencatatan sumber-sumber informasi khusus dari karangan / tulisan, wasiat, buku, undang-undang, dan sebagainya. Dokumentasi yang peneliti lakukan yaitu dengan dokumentasi slogan-slogan yang tertempel di MI Tarbiyatul Aulad dan buku-buku yang terkait dengan penelitian.

c). Wawancara

(30)

guru di MI Tarbiyatul Aulad dan 1 siswa yang dijadikan sebagai perwakilan dari seluruh siswa MI Tarbiyatul Aulad Jombor mengenai manfaat dan kandungan makna pada slogan-slogan yang tertempel di lingkungan MI Tarbiyatul Aulad Jombor.

2). Data sekunder

Data sekunder adalah data tambahan. Dalam penelitian ini data tambahan yang digunakan yaitu literatur buku, jurnal, internet, dan lain-lain yang bersangkutan dengan tema penelitian.

a). Literatur buku

Literatur buku adalah bahan bacaan atau dasar yang bisa dijadikan rujukan dalam sebuah penulisan karya ilmiah.

b). Internet

Internet adalah jaringan komunikasi global yang terbuka dan menghubungkan jutaan bahkan milyaran jaringan komputer dengan berbagai dan jenis, dengan menggunakan tipe komunikasi seperti telepon, satelit, dan lain sebagainya.

b. Tahap-Tahap Penelitian.

(31)

1). Mencari Topik yang Menarik.

Mencari topik yang menarik merupakan langkah awal yang dilakukan dalam penelitian. Dalam hal ini peneliti mencoba untuk mengeksplorasi topik yang dianggap menarik sehingga peneliti memutuskan untuk mengungkapkan makna bahasa pada slogan di lingkungan sekolah.

2). Membangun Kerangka Konseptual

Salah satu komponen penting dalam dalam penelitian adalah adanya kerangka teoritis. Kerangka teoritis adalah kumpulan teori dari literatur yang menjelaskan hubungan dalam masalah tertentu.

3). Merumuskan Masalah

Masalah dirumuskan berdasarkan sisi menarik topik yang akan dikaji oleh peneliti beserta dengan kehendak yang akan dicapai.

4). Merumuskan Manfaat

(32)

dijadikan referensi bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian mengenai makna kata yang terkandung dalam slogan yang terdapat pada lingkungan sekolah.

5). Menentukan Metode Penelitian

Pada tahap ini penulis memutuskan metode yang sesuai dengan fenomena yang akan dikaji. Pada penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian analisis semantik. Dikarenakan tujuan dari penulis adalah untuk mengetahui makna kata dalam slogan yang berada disekitar lingkungan MI Tarbiyatul Aulad Jombor, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang.

6). Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini pengumpulan data melalui buku, dokumentasi, dan lain-lain.

7). Menganalisis Data

(33)

8). Menarik Kesimpulan

Menarik kesimpulan dengan membuat laporan penelitian yang sudah dianalisis dan disusun sistematis. c. Tahapan Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

1). Studi literatur, dengan meneliti sejumlah literatur yang relevan berkaitan dengan makna slogan di sekitar sekolah.

2). Observasi lapangan, melakukan pengamatan, dokumentasi dan pencatatan secara langsung untuk mencari gejala atau

fenomena yang diselidiki dan untuk memperoleh data yang valid.

3). Penelusuran data online, menelusuri data dari media online seperti internet, sehingga peneliti dapat memanfaatkan data informasi online secepat dan semudah mungkin.

d. Teknik Analisis Data

(34)

Analisis data pada penelitian ini lebih menggunakan analisis semantik. Analisis semantik merupakan penelitian yang bersifat pembahasan mendalam tentang sistem makna atau isi suatu informasi tertulis atau tercetak dalam media massa.

Analisis semantik dapat digunakan untuk menganalisis segala bentuk komunikasi baik surat kabar, berita radio, iklan televisi maupun semua bahan-bahan dokumentasi yang lain.

F. Penegasan Istilah

Untuk menghindari salah penafsiran pada pokok persoalan, maka perlu peneliti adakan pembatasan dan penjelasan dari judul “Analisis Semantik Slogan-slogan di Lingkungan Sekolah, (Studi Kasus di MI Tarbiyatul Aulad, Desa Jombor, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang)”. Adapun hal-hal yang perlu dijelaskan sebagai berikut:

1. Bahasa

Bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan oleh masyarakat. Alat komunikasi tersebut berupa lambang bunyi serta suara. Suara tersebut dihasilkan oleh alat ucap manusia (Kurniasari, 2014: 2).

2. Slogan

(35)

larangan). Biasanya slogan ditemui pada poster, imbauan, atau iklan (reklame). Kalimat slogan bersifat sugesti (menyadarkan) dan tidak mengandung larangan.

3. Semantik

Semantik sebagai pelafalan lain dari istilah “la semantique

yang diukir oleh M. Breal dari Prancis merupakan satu cabang studi linguistik general. Oleh karena itu, semantik adalah satu studi dan analisis tentang makna-makna linguistik (Parera, 2004 : 42).

4. Makna

Keraf (1984: 25), makna adalah segi yang menimbulkan reaksi dalam pikiran pendengar atau pembaca karena rangsangan aspek yang diserap pancaindra.

5. Kualitatif

(36)

Sedangkan menurut Sujanto, dkk (1979: 85) hasil kualitatif adalah hasil yang dinyatakan dalam bentuk pernyataan-pernyataan yang merupakan kesimpulan, atau hasil interpretasi terhadap berbagai data baik data kuantitatif maupun data kualitatif.

G. Sistematika Penulisan Skripsi

Sistematika pembahasan merupakan urutan sekaligus kerangka berfikir dalam penulisan penelitian, untuk mudah memahami penulisan penelitian ini, maka disusun sistematika pembahasan yang terdiri dari tiga kategori, yaitu:

1. Bagian awal meliputi: sampul, judul, lembar berlogo, persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan keaslian tulisan, motto, persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar bagan, daftar tabel, daftar lampiran.

2. Bagian inti meliputi: BAB I: PENDAHULUAN

(37)

BAB II: KAJIAN PUSTAKA

Dalam bab ini diuraikan tentang memperkuat kajian teori yang berasal dari pada ahli maupun buku yang dijadikan sebagai sumber kutipan.

BAB III: PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

Paparan data penelitian, berisikan profil data dan deskripsi hasil.

B IV: PEMBAHASAN

Interpreasi hasil penelitian, berisikan analisis data dan konfirmasi dengan teori.

BAB V: PENUTUP

Penutup, berisikan tentang kesimpulan dan rekomendasi.

(38)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Beberapa teori yang digunakan untuk mengkaji makna slogan di sekitar lingkungan sekolah, antara lain pengertian slogan, jenis-jenis slogan, tujuan slogan, pengertian semantik, sejarah semantik, jenis-jenis semantik, manfaat semantik. Berikut akan diuraikan teori-teori yang terkait dengan penelitian.

A. Slogan

Prihantini (2015: 182) mengungkapkan bahwa slogan ialah perkataan atau kalimat pendek yang menarik dan mudah diingat untuk memberitahukan atau menyampaikan sesuatu (imbauan, ajakan, atau larangan). Biasanya slogan ditemui pada poster, imbauan, atau iklan (reklame). Kalimat slogan bersifat sugesti (menyadarkan) dan tidak mengandung larangan.

Slogan menurut situs ensiklopedia online terbesar wikipedia adalah sebuah frase, kata-kata, kalimat atau motto yang digunakan individu maupun kelomppok dalam berbagai macam konteks seperti politik, komersial, agama, pendidikan, lingkungan dan lain sebagainya sebagai ekspresi sebuah ide dan tujuan yang mudah diingat. Perlu diketahui bersama bahawa kata “slogan” berasal dari kata

(39)

Dari rentetan istilah di atas dapat diketahui makna bahasa slogan adalah suatu istilah yang terkandung dalam ucapan pikiran atau perasaan manusia yang terbentuk kalimat atau kata-kata sebagai ekspresi sebuah ide dan tujuan yang mudah diingat. Slogan adalah suatu kalimat yang singkat, menarik, mencolok. Walaupun kalimatnya singkat, tetapi didalamnya terkandung makna yang luas Umumnya kita melihat sebuah bahasa slogan dalam bentuk iklan, dimana penjual atau produsen membuat slogan untuk menjelaskan dan mempromosikan produk dan jasanya kepada masyarakat luas. Saat ini penggunaan slogan sudah meluas kepada hal-hal lain seperti peringatan mengenai aturan membuang sampah, tepat waktu, nasehat belajar, dan salah satunya pada penelitian ini yaitu makna slogan di sekolahan.

1.Ciri-ciri Slogan

a. Berupa kalimat pendek.

Tujuannya ialah agar mudah dibaca sambil lalu.

Contoh: Untuk Anda, kami ada. (slogan kantor POS Indonesia).

b. Pilihan kata menarik atau mencolok

(40)

Contoh: Mengatasi masalah tanpa masalah. (slogan pegadaian).

c. Mudah diingat

Tujuannya ialah agar masyarakat selalu mengingat anjuran yang disampaikan sehingga melakukan apa yang dianjurkan. Contoh: berani jujur itu hebat (Prihantini, 2015: 182).

2.Jenis-jenis Slogan

Menurut KBBI jenis-jenis slogan sebagai berikut:

a. Slogan kesehatan, isinya ajakan untuk selalu hidup sehat. b. Slogan pendidikan, berhubungan dengan dunia pendidikan. c. Slogan kebersihan, berisi ajakan untuk hidup sehat.

d. Slogan produk, ajakan untuk membeli atau menikmati jasa (http://www.kitapunya.net/2015/12/pengertian-slogan-ciri-ciri- macam-contoh-slogan.html?m=1).

3. Tujuan Slogan

Untuk menyampaikan informasi. Informasi yang disampaikan terwakili oleh kalimat pendek dari slogan dan masyarakat bisa menyimpulkan pesan atau informasi apa yang terkandung dari kalimat slogan tersebut.

a. Untuk mempengaruhi orang lain melalui informasi yang disampaikan.

(41)

c. Untuk memotivasi orang lain dengan pesan-pesan yang disampaikan oleh kalimat slogan.

d. Untuk menyadarkan masyarakat

(http://www.google.co.id/amp/s/berkelakar.wordpress.com/201

4/12/09/mengenal-pengertian-slogan-tujuan-serta-ciri-cirinya/amp/). B.Semantik

Palmer dalam Aminuddin (2001: 15) menyatakan bahwa semantik yang semula berasal dari bahasa Yunani, mangandung makna to signifity atau mamaknai. Sebagai istilah teknis, semantik mengandung pengertian “studi tentang makna”. Dengan anggapan

bahwa makna menjadi bagian dari bahasa, maka semantik merupakan bagian dari linguistik. Seperti halnya bunyi dan tata bahasa, komponen makna dalam hal ini juga menduduki tingkatan tertentu. Apabila komponen bunyi umumnya menduduki tingkat pertama, tata bahasa pada tingkat kedua, maka komponen makna menduduki tingkatan paling akhir.

Semantik adalah cabang linguistik yang membahas arti atau makna. Contoh jelas dari perian atau “deskripsi” semantis adalah

leksikografi, masing-masing leksem diberi perian artinya atau maknanya (Verhaar, 2006: 13).

(42)

linguistik general. Oleh karena itu, semantik adalah satu studi dan analisis tentang makna-makna linguistik (Parera, 2004 : 42).

Tarigan (1985: 5) semantik ialah menelaah lambang-lambang atau tanda-tanda yang menyatakan makna, hubungan makna yang satu dengan yang lain, dan pengaruhnya terhadap manusia dan masyarakat. Oleh karena itu, semantik mencakup makna-makna kata, perkembangannya dan perubahannya.

Djajasudarma dalam Bahroni (2013: 39), semantik di dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Inggris semantics, dari bahasa Yunani sema (kata benda, nomina) yang berarti “tanda”. Atau, dari

kata kerja/ verba semaino = “ menandai”. Istilah tersebut digunakan

para pakar bahasa untuk menyebut bagian ilmu bahasa yang mempelajari makna.

Chaer (1995:2) mengungkapkan bahwa kata semantik dalam bahasa Indonesia (Inggris : semantics) berasal dari bahasa Yunani sema (kata benda) yang berarti “menandai” atau “melambangkan”. Yang dimaksud dengan tanda atau lambang di sini sebagai padanan kata sema itu adalah tanda linguistik (Perancis : signe linguistique) seperti yang dikemukakan oleh Ferdinand de Saussure

(43)

ditandai atau dilambanginya adalah sesuatu yang berada di luar bahasa yang lazim disebut referen atau hal yang ditunjuk.

Semantik merupakan penghubung bahasa dengan dunia luar, sesuai dengan kesepakatan para pemakainya sehingga dapat saling dimengerti, sebagai manusia yang bermasyarakat kita tidak bisa lepas dari bahasa sebagai alat komunikasi dan tanpa “makna” bahasa yang berbentuk ujaran-ujaran tersebut tidak akan berarti sama sekali.

1. Sejarah Semantik

Aristoteles, sebagai pemikir Yunani yang hidup pada masa 384-322 SM, adalah pemikir pertama yang menggunakan istilah “makna” lewat batasan pengertian kata yang menurut Aristoteles adalah “satuan terkecil yang mengandung makna”. Dalam hal ini,

Aristoteles juga telah mengungkapkan bahwa makna kata itu dapat dibedakan antara makna yang hadir dari kata itu sendiri secara otonom, serta makna kata yang hadir akibat terjadinya hubungan gramatikal menurut Ullman dalam Aminuddin (2001: 15). Bahkan plato (429-347 SM) dalam Aminuddin (2001) mengungkapkan bahwa bunyi-bunyi bahasa itu secara implisit mengandung makna-makna tertentu. Hanya saja memang, pada masa itu batas antara etimologi, studi makna, maupun studi makna kata, belum jelas.

(44)

yakni (1) semasiologi, ilmu tentang tanda, (2) sintaksis, studi tentang kalimat, serta (3) etimologi, studi tentang asal-usul kata sehubungan dengan perubahan bentuk maupun kata. Pada masa ini, istilah semantik itu sendiri belum digunakan meskipun studi tentangnya sudah dilaksanakan. Sebab itulah, masa tersebut oleh Aminuddin disebut sebagai masa pertama pertumbuhan yang diistilahkannya dengan underground period.

Masa kedua pertumbuhan semantik telah ditandai dengan kehadiran karya Michel Breal (1883), seorang kebangsaan Prancis, lewat artikelnya berjudul “Les Lois Inteilectuelles du Langage”. Pada masa itu,meskipun dengan jelas Breal telah menyebutkan semantik sebagai bidang baru dalam keilmuan, dia seperti halnya Reisig, mesih menyebut semantik sebagai ilmu yang murni-historis. Dengan kata lain, studi semantik pada masa itu lebih banyak berkaitan dengan unsur-unsur diluar bahasa itu sendiri, misalnya bentuk perubahan makna, latar belakang perubahan makna, hubungan perubahan makna dengan logika, psikologi maupun dengan kriteria lainnya. Karya klasik Breal dalam bidang semantik pada akhir abad ke-19 itu adalah Essai de Semantique.

(45)

kajian itu, sudah melakukan studi makna secara empiris dengan bertolak dari satu bahasa, yakni bahasa Inggris. Beberapa puluh tahun sebelum kehadiran karya Stern itu, di Jenawa telah diterbitkan kumpulan bahan kuliah seorang pengajar bahasa yang sangat menentukan arah perkembangan linguistik berikutnya, yakni buku Cours de Linguistique Generale (1916), karya Ferdinand de Sausure.

Terdapat dua konsep baru yang ditampilkan Saussure dan merupakan revolusi dalam bidang teori dan penerapan studi kebahasaan. Dua konsep ini adalah (1) linguistik pada dasarnya studi kebahasaan yang berfokus pada keberadaan bahasa itu pada waktu tertentu sehingga studi yang dilaksanakan haruslah menggunakan pendekatan sinkronis atau studi yang bersifat deskriptif. Sedangkan studi tentang sejarah dan perkembangan suatu bahasa adalah kajian kesejarahan yang menggunakan pendekatan diakronis, (2) bahasa merupakan suatu gestal atau suatu totalitas yang didukung oleh berbagai elemen, yang elemen yang satu dengan yang lain mengalami saling kebergantungan dalam rangka membangun keseluruhannya. Wawasan kedua ini, pada sisi lain juga menjadi akar paham linguistik struktural.

(46)

tersebut adalah Teori Medan Makna. Dengan diadabtasikannya teori Saussure dalam bidang semantik, maka dalam perkembangan berikutnya kajian semantik memiliki ciri (1) meskipun semantik masih membahas masalah perubahan makna, pandangan yang bersifat historis sudah ditinggalkan kerena kajian yang dilakukan bersifat deskriptif, serta (2) struktur dalam kosakata mendapat perhatian dalam kajian sehingga dalam kongres para linguis di Oslo (1957) maupun di Cambridge (1962), masalah “semantik struktural” merupakan satu masalah yang hangat dibicarakan (Ullmann, 2009:10).

2. Jenis Semantik

Chaer (1995: 6) mengungkapkan bahwa objek kajian semantik adalah makna bahasa. Lebih tepat lagi, makna dari satuan-satuan bahasa seperti kata, frase, klausa, kalimat, dan wacana.

(47)

Bagan 2.1: Tataran Analisis Sematik

(Verhaar, 1978)

Bagan tersebut memperlihatkan kedudukan serta objek studi semantik, yaitu makna dalam keseluruhan sistematika bahasa. Tampak tidak semua tataran bahasa memiliki masalah semantik. Leksikon dan morfologi memiliki, tetapi fonetik tidak.

Dari bagan itu dapat pula dibedakan adanya beberapa jenis semantik, yaitu dibedakan berdasarkan tataran atau bagian dari bahasa itu yang menjadi objek penyelidikannya.

a. Semantik Leksikal

(tak ada semantik: tetapi tiap-tiap fonem berfungsi sebagai pembeda

(Tak ada semantik)

(48)

kata). Satuan dari leksikon adalah leksem lazim yang didefinisikan sebagai satuan gramatikal bebas terkecil yang memiliki makna. Kumpulan dari leksem-leksem suatu bahasa adalah leksikon.

Objek studi dari semantik leksikal adalah leksikon pada suatu bahasa. Semantik leksikal menyelidiki makna yang ada pada leksem-leksem disebut makna leksikal.

b. Semantik Gramatikal

Tata bahasa atau gramatikal dibagi menjadi dua subtataran, yaitu morfologi dan sintaksis. Semantik gramatikal objek studinya adalah makna-makna gramatikal dari tataran morfologi dan sintaksis. Morfologi adalah cabang dari linguistik yang mempelajari struktur intern kata-kata serta proses pembentukkannya. Sementara, sintaksis adalah studi mengenai hubungan kata dengan kata dalam membentuk satuan yang lebih besar, yaitu frase, klausa dan kalimat.

(a). Fungsi

(b). kategori (c). Peran

Bagan 2.2: Tataran Semantik Gramatikal

(Verhaar, 1978)

(49)

Fungsi gramatikal berupa “kotak-kotak kosong” yang diberi nama subjek (S), predikat (P), objek (O), dan keterangan (K), sebenarnya tidak ada maksudnya sebab semuanya Cuma berupa kotak atau tempat yang kosong. Yang memiliki makna adalah pengisi kotak-kotak itu yang disebut kategori gramatikal seperti nomina, verba, atau adjektiva. Kategori-kategori ini yang sesungguhnya sudah memiliki makna leksikal, kini sebagai pengisi kotak-kotak itu memiliki peran gramatikal seperti peran agentif, pasien, objek, benafaktif, instrumental dan sebagainya.

c. Semantik Kontekstual

Munculnya makna bisa disebabkan oleh situasi, tempat, waktu, dan lingkungan. Dalam semantik, hal tersebut dapat dikaji berdasarkan makna kontekstual. Menurut Verhaar (1978: 130) makna kontekstual berhubungan dengan pemakaian bentuk- bentuk gaya bahasa, atau dapat diartikan sebagai bidang studi semantik yang mempelajari makna ujaran yang sesuai dengan konteks situasi pemakaiannya. Makna ini akan menjadi jelas jika digunakan dalam kalimat. Makna kontekstual berlaku sebagai akibat hubungan antara ujaran dan situasi. Di samping itu, Catford (2005) berpendapat ”contextual meaning is similarly language bound,since the grouping of relevant situational features that a

(50)

konteks yang sesuai dengan makna kata tersebut. Makna kontekstual adalah unsur yang paling penting dalam setiap tindakan komunikasi linguistik. Makna kontekstual adalah makna yang dimiliki oleh sebuah leksem terlepas dari konteks atau asosiasi apa pun. Kata “kuda‟ memiliki makna kontekstual “sejenis binatang

berkaki empat yang biasa dikendarai”, dan kata “rumah‟ memiliki makna kontekstual “bangunan tempat tinggal manusia”

3. Manfaat Semantik

Manfaat apa yang dapat kita petik dari studi semantik sangat tergantung dari bidang apa yang kita geluti dalam tugas kita sehari-hari. Bagi seorang wartawan, seorang reporter, atau orang-orang yang berkecimpung dalam dunia persuratkabaran dan pemberitaan, mereka barang kali akan memperoleh manfaat praktis dari pengetahuan mengenai semantik. Pengetahuan semantik akan memudahkannya dalam memilih dan menggunakan kata dengan makna yang tepat dalam penyampaian informasi kepada masyarakat umum. Tanpa pengetahuan akan konsep-konsep polisemi, homonimi, denotasi, konotasi, dan nuansa-nuansa makna tentu akan sulit bagi mereka untuk dapat menyampaikan informasi secara tepat dan benar.

(51)

Sedangkan bagi seorang guru atau calon guru, pengetahuan mengenai semantik, akan memberi maanfaat teoritis dan juga manfaat praktis. Manfaat teoritis karena dia sebagai guru bahasa harus pula mempelajari dengan sungguh-sungguh akan bahasa yang diajarkannya. Teori-teori semantik ini akan menolongnya memahami dengan baik “rimba belantara rahasis” bahasa yang akan diajarkannya itu.

Sedangkan manfaat praktis akan diperolehnya berupa kemudahan bagi dirinya dalam mengajarkan bahasa itu kepada murid-muridnya. Seorang guru bahasa, selain harus memiliki pengetahuan dan keterampilan yang luas mengenai segala aspek bahasa, juga harus memiliki pengetahuan teori semantik secara mamadai. Tanpa pengetahuan ini dia tidak akan dapat dengan tepat menjelaskan perbedaan dan persamaan semantis antara dua buah bentuk kata, serta bagaimana menggunakan kedua bentuk kata yang mirip itu dengan benar.

(52)

mungkin mereka bisa hidup tanpa memahami alam sekeliling mereka yang berlangsung melalui bahasa (Chaer, 1995: 11-12).

Semantik dapat bermanfaat untuk menganalisis dan penyelidikan makna serta arti suatu bahasa atau bahasa pada umumnya. Semua informasi yang ada di sekeliling manusia sebagai makhluk sosial harus mereka serap melalui bahasa, melalui dunia lingual. Sebagai manusia bermasyarakat tidak mungkin mereka bisa hidup tanpa memahami alam sekeliling mereka yang berlangsung melalui bahasa. Bahasa yang berisi informasi itulah yang kaya akan makna.

4. Kaidah Umum Semantik

Berikut ini adalah beberapa kaidah umum yang perlu diperhatikan berkenaan dengan studi semantik (Chaer, 1995).

a. Hubungan sebuah kata/ leksem dengan rujukan atau acuannya bersifat arbitrer. Dengan kata lain, tidak ada hubungan wajib diantara keduanya.

(53)

c. Bentuk-bentuk yang berbeda akan berbeda pula maknanya. Maksudnya, jika ada dua buah kata/ leksem yang bentuknya berbeda, meskipun perbedaannya sedikit, tetapi maknanya pasti akan berbeda. Oleh karena itu, dua buah kata yang disebut bersinonim pasti kesamaan maknanya tidak persis seratus persen. Secara operasional hal ini dapat dibuktikan. Misalnya kata kini dan sekarang dalam frase istrinya yang sekarang tidak dapat diganti dengan kata kini. Kontruksi istrinya yang kini tidak dapat berterima.

d. Setiap bahasa memiliki sistem semantik sendiri yang berbeda dengan sistem semantik yang lain. Sistem semantik berkaitan erat dengan sistem budaya masyarakat pemakai bahasa, sedangkan sistem budaya yang melatar belakangi setiap bahasa itu tidak sama.

e. Makna setiap kata/ leksem dalam suatu bahasa sangat dipengaruhi oleh pandangan hidup dan sikap anggota masyarakat yang bersangkutan. Misalnya, makna kata babi pada kelompok masyarakat Indonesia yang beragama Islam, tidak sama dengan masyarakat yang tidak beragama Islam.

(54)

2.Kereta api.

3.Kereta api ekspres.

4.Kereta api ekspres malam.

5.Kereta api ekspres malam luar biasa.

Makna kereta pada (1) sangat luas, dan lebih luas dari (2) makna kereta pada (2) lebih luas daripada (3) sedangkan (3) masih lebih luas daripada (4) maka makna (4) masih lebih luas dari makna (5).

C.Makna dan Masalahnya

Makna adalah persoalan bahasa, tetapi keterkaitan dan keterikatannya dengan segala segi kehidupan manusia sangatlah erat. Padahal segi-segi kehidupan manusia itu sendiri sangtlah kompleks dan luas. Oleh karena itu sampai saat ini belum ada yang mendeskripsikannya secara tuntas (Chaer, 1995: 28).

1. Makna

Untuk dapat memahami apa yang disebut makna atau arti, kita perlu menoleh kembali kepada teori yang dikemukakan oleh Ferdinand de Saussure, bapak linguistik modern yang namanya sudah disebut-sebut mengenai tanda linguistik (Perancis: signe’ linguistique). Menurut de Saussure setiap tanda linguistik terdiri

(55)

tidak lain dari pada konsep atau makna dari sesuatu tanda bunyi. Sedangkan yang mengartikan (signifian atau signifier) itu adalah tidak lain dari pada bunyi-bunyi itu, yang terbentuk dari fonem-fonem bahasa yang bersangkutan. Jadi, dengan kata lain setiap tanda-linguistik terdiri dari unsur bunyi dan unsur makna. Kedua

unsur ini adalah unsur dalam-bahasa (intralingual) yang biasanya merujuk/ mengacu kepada sesuatu referen yang merupakan unsur luar-bahasa (ekstralingual). Kalau dibagankan hubungan antara tanda-lingual (bersama unsur bunyi dan makna).

Umpamanya tanda linguistik yang dieja <meja>. Tanda ini terdiri dari unsur makna atau yang diartikan ‘meja’ (Inggris:

(56)

‘makna’

Yang diartikan

Tanda linguistik referen

[bunyi]

Yang mengartikan

Yang menandai yang ditandai (intralingual) (ekstralingual)

Bagan 2.3: Tanda Linguistik (Saussure, 1974)

Kalau kata <meja> adalah sebagai hal yang menandai (tanda-linguistik), maka sebuah <meja> sebagai perabot ini adalah hal yang ditandai. Dalam bagan berikut sekali lagi secara lengkap

(57)

‘meja’

<meja> (sebuah meja)

[m, e, j, a]

Intralingual ekstralingual

Bagan 2.4: Keterkaitan Antara Kata, Makna, Realisasi dan Referen

(Orden dan Richard, 1923)

Pada contoh di atas tanda linguistik itu diwujudkan dalam bentuk sebuah kata, yaitu kata <meja>. Sebuah tanda linguistik dapat juga berwujud sebuah gabungan kata (yang dalam dunia pengajaran dikenal dengan nama kata majemuk), misalnya meja hijau yang bermakna ‘pengadilan’ sampul surat yang bermakna ‘amplop, dan mata sapi yang bermakna ‘telur yang digoreng tanpa dihancurkan’.

(58)

yang dirujuk oleh makna itu disebut hubungan referensial: biasanya dibagankan dalam bentuk segitiga semantik sebagai berikut:

(b) konsep/ makna

(referens)

(a) kata/ leksem (c) sesuatu yang dirujuk

(referen) Bagan 2.5: Semantik

(Ogden dan Richard, 1923)

Untuk sudut (a) Ogden dan Richard menggunakan istilah symbol, untuk sudut (b) digunakan istilah thought atau reference dan untuk sudut (c) digunakan istilah referent. Hubungannya adalah symbol melambangkan thought atau reference itu, sedangkan thought atau reference merujuk kepada referent. Oleh Lyons (1977) istilah symbol diganti dengan sign, istilah thought atau reference diganti dengan concept, dan istilah referent diganti dengan significatum atau thing. Kemudian Lyons menyatakan sign sama dengan leksem. Jadi, mernurut peristilahan Lyons leksem melambangkan konsep, dan konsep menandai sesuatu.

(59)

berhubungan sebagai satu lawan satu. Dalam arti kata, setiap tanda linguistik hanya memiliki satu makna. Adakalanya hubungan itu berlaku sebagai satu lawan dua atau lebih. Ada juga hubungan yang berlaku dua atau lebih lawan satu. Ketiga hubungan itu tampak dalam bagan berikut ini:

1) O O

O 2) O

O 3) O

O O

Contoh: 1) becak- ‘kendaraan umum tak bermotor beroda tiga’ 2) pacar ‘inai’

‘kekasih’

3) buku ‘lembaran kertas berjilid’ kitab

Bagan 2.6: Hubungan Tanda Linguistik

(60)

BAB III

PAPARAN DATA DAN HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Subjek Penelitian 1. Profil MI Tarbiyatul Aulad Jombor

1. NAMA SEKOLAH MI TARBIYATUL AULAD

2. NPSN 60712901

3. NSM 111233220074

4. PROVINSI JAWA TENGAH

5. KABUPATEN SEMARANG

6. KECAMATAN TUNTANG

7. DESA / KELURAHAN JOMBOR

8. ALAMAT Jl. JAWA NO. 10 JOMBOR,

KEC. TUNTANG, KAB. SEMARANG, JAWA TENGAH.

9. KODE POS 50773

10. TELEPON 085865381353

11. E-MAIL mitajombor@yahoo.co.id

12. DAERAH PEDESAAN

13. STATUS SEKOLAH SWASTA

14. KELOMPOK SEKOLAH INTI

(61)

16. SURAT KEPUTUSAN NOMOR: Dd. 044808

17. PENERBIT SK KETUA BAN-SM

18. TAHUN BERDIRI 01 FEBRUARI 1959

19. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR

PAGI

20. BANGUNAN SEKOLAH MILIK SENDIRI

21. LUAS BANGUNAN 971 M 2. Sejarah Berdirinya MI Tarbiyatul Aulad Jombor

(62)

oleh K. H Dimyati. Beliau merintis madrasah ini sekitar tahun 1950. Pada masa itu mengumpulkan anak-anak usia sekolah dengan lagu-lagu jawa yang berisikan anjuran pendidikan. Setelah anak-anak terkumpul, dimasukkan di pondok Al Masykur asuhan beliau pula.

Semakin lama siswanya semakin banyak dan beliau sudah mulai kewalahan sehingga kemudian memandang perlu untuk mencari tenaga pengajar. Kemudian beliau dibantu oleh Bapak Imam Supardi yang pada masa itu sudah menjabat sebagai guru formal. Perkembangan semakin pesat dan siswanyapun semakin bertambah, sehingga bertambah pula gurunya, tempatnyapun semakin dirasa kurang mencukupi.

K. H Dimyati mempunyai gagasan untuk membangun Madrasah Diniyah yang masih jadi satu dengan pondok itu. Gagasan itu didengar oleh seorang agniya’ di Desa Jombor yang bernama H. Arif. Dan beliau menawarkan agar pembangunan madrasah ini dilaksanakan di tanahnya.

Sekitar tahun 1958 K. H Dimyati menyetujui tawaran H. Arif. Beliau merangkul beberapa tokoh masyarakat. Diantaranya: H. Yasin (tokoh masyarakat) sebagai bendahara dan H. Syafi’i (tokoh pemerintahan / lurah). Maka berdirilah madrasah itu dengan swadaya masyarakat Jombor.

(63)

Madrasah Ibtidaiyah Tarbiyatul Aulad dan diserahkan pengelolaannya kepada NU. Sedangkan beliau hanya memonitor dari jarak jauh. Pengelolaan dilaksanakan oleh NU di bawah pengaruh dan pengawasan Ttiga Serangkai tersebut (K. H Dimyati, H. Yasin dan H. Syafi’i). Merekalah yang mengupayakan segala sesuatu yang menjadi kebutuhan madrasah. Tahun 1959 MI Tarbiyatul Aulad dinyatakan berdiri.

3.Letak Geografis

MI Tarbiyatul Aulad Jombor terletak di Dusun Krajan, Desa Jombor, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang, berdiri di atas tanah seluas 910 m2. Jika dilihat dari situasi lokasi Madrasah sangat jauh dari keramaian kota, udara masih sejuk atau belum terkena polusi karena terletak di lingkungan pedesaan yang disitu masih banyak tumbuhan pertanian. Selain itu, jarak antara Madrasah dengan kota kecamatan tidak terlalu jauh sehingga transportasi sangat mudah.

Adapun lingkungan sekitar Madrasah adalah sebagai berikut: a. Sebelah utara berbatasan dengan perkampungan penduduk. b. Sebelah selatan berbatasan dengan jalan kampung.

(64)

4. Visi, Misi, dan Tujuan MI Tarbiyatul Aulad Jombor. a. Visi

Menjadi Lembaga Pendidikan Ma’arif NU yang terbuka dan berkualitas guna menyiapkan generasi muda yang cerdas, kreatif, dan inofatif berdasarkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT serta berakhlakul karimah.

b. Misi

1). Melaksanakan pembelajaran secara efektif sehingga setiap siswa berkembag optimal.

2). Menanamkan dasar-dasar akhlakul karimah.

3). Menumbuhkembangkan penghayatan terhadap ajaran agama dan budaya bangsa, sehingga menjadi sumber kearifan dalam bertindak.

4). Menerapkan menejemen partisipatif dengan melibatkan seluruh warga sekolah dan kelompok kepentingan yang terkait dengan sekolah.

c. Tujuan

1). Melaksanakan pembelajaran secara efektif, sehingga setiap siswa berkembang optimal.

2). Menanamkan dasar-dasar akhlakul karimah.

(65)

4). Menerapkan menejemen partisipasif dengan melibatkan seluruh warga sekolah dan kelompok kepentingan yang terkait dengan sekolah.

5.Peraturan Siswa MI Tarbiyatul Aulad Jombor. a. Tata Tertib

1). Hadir 5 menit sebelum jam masuk sekolah.

2). Memakai seragam sekolah yang bersih, rapi, dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

3). Memberi salam dan berjabat tangan ketika bertemu dengan warga sekolah.

4). Tidak diperkenankan makan dan minum di dalam kelas. 5). Siswa yang hendak meninggalkan sekolah harus mendapat izin dari wali kelas.

6). Siswa yang tidak masuk sekolah harus izin secara tertulis. 7). Berperilaku sopan santun terhadap warga sekolah.

8). Wajib menjaga ketertiban, keindahan, dan kebersihan sekolah. 9). Dilarang membawa handphone, pornografi, senjata tajam,

dan MIRASANTIKA (minuman keras, narkotika, dan psikotropika).

b.Sanksi

(66)

d.Lain-lain

Hal-hal yang belum diatur dalam peraturan siswa diatas, akan diatur di kemudian hari.

6. Keadaan Guru, Penjaga dan Siswa.

a. Keadaan Guru dan Penjaga MI Tarbiyatul Aulad Jombor.

Guru dan penjaga yang bertugas di MI Tarbiyatul Aulad Jombor berjumlah 10 (sepuluh) orang yang berdiri dari 5 (lima) orang laki-laki dan 5 (lima) orang perempuan. Tingkat pendidikan para guru rata-rata strata satu (S-1) sedangkan yang lain berpendidikan Diploma Dua (D-II) baru menempuh pendidikan strata satu (S-1).

b. Keadaan siswa MI Tarbiyatul Aulad Jombor.

Setiap tahun keadaan jumlah siswa MI Tarbiyatul Aulad Jombor selalu mengalami perubahan, kadang bertambah dan kadang berkurang. Pada angkatan tahun pembelajaran 2017/ 2018, jumlah seluruh siswa mencapai 127 anak yang terdiri dari 70 siswa laki-laki dan 57 siswa perempuan.

7. Daftar Prestasi

No Event Tingkat Cabang

Juar

a

1

(67)

Perpusdes Buku

Perpusdes Desa Menulis Kembali Isi Buku II

5

Lomba

Perpusdes Desa Menulis Kembali Isi Buku III

6

Festifal

Drumband Kecamatan Gitapati I

7

Porsema &

OSK 2017 Kecamatan Senam Islam Nusantara I

8

Porsema & OSK 2017

Kecamatan Lari Sprint Putri I

9

Porsema &

(68)

OSK 2017

11

Porsema &

OSK 2017 Kecamatan Olimpiade IPA Putra I

12

Porsema & OSK 2017

Kecamatan

Bulutangkis Tunggal Putra II

13

Porsema &

OSK 2017 Kecamatan Pagar Nusa Putri II

14

Porsema &

OSK 2017 Kecamatan Lari Sprint Putra II

15

Porsema &

OSK 2017 Kecamatan Kaligrafi II

16

Porsema &

OSK 2017 Kecamatan Tenis Meja Ganda Putra III

17

Porsema &

OSK 2017 Kecamatan Tenis Meja Ganda Putri III

18

Porsema &

OSK 2017 Kecamatan Lari Jauh Putri III

(69)

20 Pramuka Kecamatan Pesta Siaga Putra II

21

Porsema &

OSK 2017 Kabupaten Senam Islam Nusantara I

22

Porsema &

OSK 2017 Kabupaten

Lari Sprint Putri

I

23

Porsema &

OSK 2017 Kabupaten Pagar Nusa Putra I

Tabel 1.2: Prestasi yang Pernah Diraih

8. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana sangat dibutuhkan dalam kegiatan belajar mengajar sebab tujuan pembelajaran tidak akan tercapai apabila tidak didukung oleh sarana dan prasarana. Namun, tidak semua sarana dan prasarana di MI Tarbiyatul Aulad Jombor ini dalam keadaan baik, ada beberapa sarana dan prasarana yang dianggap kurang baik. Namun masih tetap di gunakan dalam proses belajar mengajar.

9. Struktur Organisasi MI Tarbiyatul Aulad Jombor

(70)

Bagan 3.1: Struktur Organisasi MI Tarbiyatul Aulad Jombor B. Subjek dan Objek Penelitian

Yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah slogan-slogan di MI Tarbiyatul Aulad Jombor, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang pada tahun 2017 dengan jumlah 12 slogan, yaitu dengan mendokumentasikan dan menganalisis slogan-slogan tersebut. Objek dalam penelitian ini yaitu semantik yang ada dalam slogan. Peneliti sangat tertarik untuk menganalisis slogan-slogan tersebut, karena di MI Tarbiyatul Aulad memiliki jumlah slogan yang cukup banyak dibandingkan pada sekolah lain.

Dengan demikian, peneliti ingin menganalisis makna-makna yang terkandung didalam slogan-slogan yang ada di sekitar MI Tarbiyatul Aulad Jombor supaya mengetahui maksud dan makna yang terkandung

(71)

didalamnya. Sehingga slogan-slogan tersebut tidak hanya sekedar di tempel, melainkan memiliki maksud dan tujuan tertentu.

C. Temuan Penelitian

Sesuai dengan hasil wawancara dan dokumentasi di lokasi penelitian yaitu MI Tarbiyatul Aulad Jombor, peneliti mendapatkan 12 slogan yang tertempel pada dinding-dinding sekolah. Berikut paparannya:

1. Slogan Hasil Temuan

a. Orang yang berilmu terlihat besar, meskipun ia masih remaja. b. Alam iki sejatining guru.

c. Mengoreksi diri sendiri adalah modal dari tindakan. d. Ambeg utomo, andhap asor.

e. Knowledge is the adornment and protector of the empire.

f. Tujuan pendidikan bukan hanya pengetahuannya, akan tetapi juga tingkah laku dan perbuatannya.

g. When you know better, you do better.

h. Adigang, adigung, adiguno. i. Bagi pelajar waktu adalah ilmu.

j. Manungso mung ngunduh wohing pakerti.

(72)

2). Ilmu adalah investasi berharga untuk masa depan. 3). Bagi pelajar waktu adalah ilmu.

4). Tujuan pendidikan bukan hanya pengetahuannya, akan tetapi juga tingkah laku dan perbuatannya.

5). Orang yang berilmu terlihat besar, meskipun ia masih remaja. 6). Knowledge is the adornment and protection of the empire. b. Slogan Motivasi/ Nasehat

1). Mengoreksi diri sendiri adalah modal dari tindakan. 2). Ambeg utomo, andhap asor.

3). Adigang, adigung, adiguno.

4). Manungso mung ngunduh wohing pakerti. 5). Alam iki sejatining guru.

6). When you know better, you do better.

3. Manfaat Slogan Bagi MI Tarbiyatul Aulad Jombor

Dalam subbab ini peneliti hanya akan mendeskrisipsikan beberapa warga sekolah mengenai mafaat slogan di MI Tarbiyatul Aulad Jombor. Data ini diperoleh dari hasil wawancara dan pengamatan peneliti pada bulan Agustus 2017.

a. Bu Nur Hidayati, S.Pd. I

(73)

Berikut adalah pemaparan Bu Nur Hidayati mengenai alasan adanya banyak slogan di MI Tarbiyatul Aulad Jombor: “Slogan merupakan suatu inspirasi bagi setiap orang. Entah itu mengenai nasehat, larangan, motivasi, pendidikan ataupun lainnya. MI Tarbiyatul Aulad Jombor, memiliki banyak slogan yang tertempel di setiap dinding depan kelas, bertujuan agar siswa-siswa MI Tarbiyatul Aulad Jombor terinspirasi akan kata-kata yang ada pada slogan. Sehingga, dengan adanya slogan pihak sekolah akan merasa terbantu dalam meningkatkan kesadaran para siswa. Slogan itu simpel, namun kata-kata yang ada di dalamnya sangat bermanfaat”.

Dengan alasan itulah mengapa MI Tarbiyatul Aulad Jombor memiliki banyak slogan di dinding-dinding sekolahnya. b. Pak Amin Rohadi, S.Pd.I

Pak Amin merupakan guru kelas ll di MI Tarbiyatul Aulad Jombor. Beliau berperan menjadi seorang guru dari tahun 2005 silam. Namun beliau bertugas di MI Tarbiyatul Aulad Jombor kurang lebih semenjak tiga tahun yang lalu. Walaupun belum begitu lama bertugas di MI Tarbiyatul Aulad Jombor, tetapi beliau sangat mendukung dengan adanya banyak slogan di dinding sekolah. Berikut pemaparan beliau:

(74)

c. Bu Nasikhatul. U, S.Pd.I

Beliau merupakan guru yang belum lama di MI Tarbiyatul Aulad Jombor. Dua tahun yang lalu, tepatnya tahun 2015 Beliau resmi menjabat menjadi guru mata pelajaran Agama, khususnya Pendidikan Agama Islam. Bu Nasikhatul adalah guru termuda dijajaran para guru lainnya di MI Tarbiyatul Aulad Jombor. Berikut paparan beliau mengenai manfaat slogan di MI Tarbiyatul Aulad Jombor:

“Slogan itu kata-kata yang simpel, ringkas dan padat, slogan itu ibarat kata seperti kecil-kecil cabai rawit. Maksudnya kecil tapi sangat bermanfaat. MI Tarbiyatul Aulad Jombor sudah merasakan hal itu. Siswa-siswi MI Tarbiyatul Aulad Jombor sangat terinspirasi dengan adanya slogan-slogan di dinding-dinding sekolah. Pesan dalam slogan tersebut seperti sudah merasuk pada diri mereka hingga menjadi kebiasaan untuk lebih maju. Mereka menjadi lebih menghargai waktu dan memanfaatkan waktu sebaik mungkin. Slogan bisa menjadi wakil para guru dalam memberikan motivasi, peringatan dan lainnya. Namun slogan tersebut tidak hanya dihimbaukan kepada para siswa, aka tetapi guru dan seluruh warga sekolah”.

d. Helmy Natasya Arifa

Helmy merupakan salah satu siswi kelas V yang menjadi target penulis dalam penelitian yang juga salah satu warga yag tinggal di Dusun Krajan, Desa Jombor dimana wilayah itu ialah wilayah sekitar sekolah MI Tarbiyatul Aulad Jombor. Helmy memaparkan sebagai berikut:

(75)

Begitulah ungkapan dari Helmy mengenai manfaat slogan-slogan di MI Tarbiyatul Aulad Jombor dimana ia menuntut ilmu untuk bekal masa depan.

(76)

BAB IV

PEMBAHASAN

Pada bab ini akan disajikan pembahasan mengenai analisis semantik pada slogan di lingkungan MI Tarbiyatul Aulad Jombor, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang. Dalam hasil penelitian dipaparkan tabel slogan yang tertera di Mi Tarbiyatul Aulad Jombor, beserta makna yang terkandung di dalamnya.

A. Hasil Penelitian

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, penulis memperoleh data mengenai slogan diambil dari papan slogan di MI Tarbiyatul Aulad Jombor, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang. Tujuan dari slogan adalah menghimbau serta memotivasi warga sekolah, siswa-siswi utaman. Dari data yang dikumpulkan di bulan Agustus 2017 terdapat 12 slogan dari 6 slogan pendidikan dan 6 slogan motivasi/ nasehat.

No Jenis Slogan Slogan

1. Slogan Pendidikan 1. Ilmu tidak akan habis jika dibagi, tidak seperti harta.

2. Ilmu adalah investasi berharga untuk masa depan.

3. Bagi pelajar, waktu adalah ilmu.

(77)

5. Orang yang berilmu terlihat besar, meskipun ia masih remaja.

6. Knowledge is the adornment and

protection of the empire.

2. Slogan Motivasi/ Nasehat

1. Mengoreksi diri sendiri adalah modal dari tindakan.

2. Ambeg utomo, andhap asor. 3. Adigang, adigung, adiguno.

4. Manungso mung mungguh wohing pakerti.

5. Alam iki sejatining guru.

6. When you know better, you do better.

Tabel 2.1: Data Slogan

B. Pembahasan

Data slogan sekolah dianalisis dengan ragam makna semantik yang terdiri dari makna leksikal, makna gramatikal, dan makna kontekstual. Adapun uraiannya sebagai berikut:

1. Makna Semantik Leksikal

Semantik leksikal adalah bentuk adjektif yang diturunkan dari bentuk nomina leksikon (vokabuler, kosa kata, perbendaharaan kata).

a. Slogan Pendidikan

(78)

1). Ilmu tidak akan habis jika dibagi, tidak seperti harta.

Slogan tersebut terdiri atas kata ilmu, tidak, akan, habis, jika, dibagi, tidak, seperti, harta.

Kata ilmu memiliki arti:

a). Pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala tertentu di bidang (pengetahuan) itu. b). Pengetahuan atau kepandaian (tentang soal duniawi, akhirat,

lahir, batin, dan sebagainya) (KBBI, 2007: 423) Kata tidak memiliki arti:

a). Partikel untuk menyatakan pengingkaran, penolakan, penyangkalan, dan sebagainya (KBBI,2007: 1189).

Kata akan memiliki arti:

a). Untuk menyatakan sesuatu yang hendak terjadi, berarti hendak. b). Sebagai kata perangkai untuk menghubungkan verba dan

sebagainya dengan pelengkapnya yang berarti (kepada). c). Mengenai, tentang, tedrhadap (KBBI, 2007: 19)

Kata habis memiliki arti:

a). Tidak ada yang tinggal lagi (karena sudah digunakan, dibagikan, dimakan, dan sebagainya), tidak tersisa b). Selesai.

c). Tamat.

(79)

e). Keluar biaya. f). Sesudah, setelah.

g). Kalau begitu, (tidak begitu), maka. h). Akhir (KBBI, 2007: 379).

Kata jika memiliki arti:

a). Kata penghubung untuk menandai syarat (janji), kalau (KBBI, 2007: 473).

Kata dibagi memiliki arti: a). Pecah (KBBI, 2007: 86) Kata tidak memiliki arti:

a). Partikel untuk menyatakan pengingkaran, penolakan, penyangkalan, dan sebagainya (KBBI, 2007: 1189). Kata seperti memiliki arti:

a). Serupa dengan, sebagai, semacam. b). Sama halnya dengan, tidak ubahnya. c) Sebagaimana, sesuai dengan, menurut. d). Seakan-akan, seolah-olah.

e). Misalnya.

f). Adapun yang sebagai (KBBI, 2007: 1043). Kata harta memiliki arti:

a). Barang (uang dan sebagainya) yang menjadi kekayaan,

(80)

Makna leksikal secara keseluruhan adalah pengetahuan yang dibagikan tidak akan pernah ada habisnya.

2). Ilmu adalah investasi berharga untuk masa depan.

Slogan tersebut terdiri atas kata ilmu, adalah, investasi, berharga, untuk, masa, depan.

Kata ilmu memiliki arti:

a). Pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara

bersistem menurut metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala tertentu di bidang (pengetahuan) itu.

b) pengetahuan atau kepandaian (tentang soal duniawi, akhirat, lahur, batin, dan sebagainya) (KBBI, 2007: 423).

Kata adalah memiliki arti: a). Identik dengan.

b). Sama maknanya dengan.

c). Termasuk dalam kelompok atau golongan (KBBI, 2007: 6). Kata investasi memiliki arti:

a). Penanaman uang atau modal dalam suatu perusahaan atau proyek untuk tujuan memperoleh keuntungan (KBBI, 2007: 441).

Kata berharga memiliki arti:

Gambar

Tabel 1.1: Identitas Sekolah
Tabel 1.2: Prestasi yang Pernah Diraih
Tabel 2.1: Data Slogan

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini difokuskan pada objek warung makan, yaitu meneliti tentang makna implisit penamaan warung makan yang terletak di sekitar lingkungan kampus Universitas

Unit penelitian ini adalah kelas V di dua sekolah yaitu MI Ma’arif Sraten sebagai kelas eksperimen yang berjumlah 27 siswa yang menggunakan simulasi dan MI Ma’arif

Pembentukan karakter peduli lingkungan di sekolah pada program Jumat bersih di Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Desa Jombor Kecamatan Ceper Kabupaten Klaten diamati

materi adzan dan iqamah di kelas II MI Tarbiyatul Islam Genuk Semarang semester I tahun pelajaran 2015/2016 dilakukan dengan dengan mempersiapkan skenario

Jajanan yang dijual di sekitar sekolah MI Darul Ulum dapat dikatakan secara umum masih belum sesuai indikator makanan sehat Penjual jajanan umumnya belum

Berdasarkan hasil penelitian di Panti Asuhan Tarbiyatul Yatim Semarang pada pola asuh pengasuh terkait penangan saat anak panti sakit, hasil uji hubungan

Pengaruh Pembinaan Keagamaan Islam Terhadap Pengamalan Ibadah Shalat (Studi Kasus Pada Anak-Anak Keluarga Petani Di Dusun Kerep Desa Jombor Kec. Kata kunci: Keagamaan

Pernyataan utama yang akan dijawab melalui penelitian ini adalah apakah dengan menggunakan metode Story Telling dan Media Audio Visual Gerak dapat Meningkatkan Hasil