BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1. Sejarah Perusahaan
PT. Mahohany Lestari semula bernama CV. Mahogany Arts & Crafts dan berlokasi di Medan Binjai dengan akta notaris Ibu Sundari Siregar, SH No. 10 tanggal 27 November 1991.
Namun pada tanggal 2 Juni 1994 CV. Mahogany Arts & Crafts mengadakan perubahan pengurus dan anggaran dasar, sehingga muncul gagasan pada tanggal tersebut dengan akta No. 29 perusahaan diadakan pergantian nama menjadi PT. Mahogany Lestari dan berlokasi di Medan – Binjai, Jl. Bintang Terang Gg. Bintang No. 7 Km. 13,8 sampai sekarang ini, dengan kantor pusat yang juga berada di lokasi pabrik, dimana diharapkan dengan samanya lokasi pabrik dan kantor pusat akan dapat memudahkan aktivitas komunikasi di dalam menunjang kelancaran usaha mencapai tujuan perusahaan.
PT. Mahogany Lestari Medan adalah salah satu perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan kayu untuk menghasilkan produk daun pintu dan kusen (door jamb). Hasil produksi ini diekspor ke negara-negara di benua Afrika dan sebagian didistribusikan di daerah Jambi dan Riau. Dalam pemasarannya PT. Mahogany Lestari dikoordinir oleh suatu badan tersendiri yang bernama ISA (Indonesian Sawmill Association) yang bertujuan untuk menjaga persaingan sesama perusahaan daun pintu dan kusen.
2.2. Organisasi dan Manajemen
Organisasi adalah sekumpulan orang-orang yang melakukan tugas-tugas yang berbeda yang dikoordinir untuk mencapai suatu tujuan tertentu dari organisasi tersebut. Manajemen adalah cara pengelolaan dan pengaturan sumber daya yang ada dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Jadi, organisasi merupakan suatu alat manajemen.
Hubungan dan kerja sama dalam organisasi dituangkan dalam suatu struktur organisasi. Struktur organisasi menunjukkan suatu susunan yang berupa bagan, dimana terdapat hubungan-hubungan diantara berbagai fungsi, bagian, status ataupun orang-orang yang menunjukkan tanggung jawab dan wewenang yang berbeda dalam organisasi tersebut.
Berikut ini akan diuraikan tentang struktur organisasi perusahaan, uraian tugas dan tanggung jawab, tenaga kerja dan jam kerja, dan sistem pengupahan, fasilitas dan jaminan sosial.
2.2.1. Struktur Organisasi Perusahaan
PT. Mahogany Lestari memiliki struktur organisasi campuran yang berbentuk lini dan fungsional. Struktur organisasi bentuk lini dapat dilihat dengan adanya pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab dari pimpinan tertinggi kepada unit-unit organisasi yang berada di bawahnya secara langsung vertikal ke bawah. Sedangkan hubungan fungsional dijumpai pada hubungan antara kepala bagian, dimana kepala bagian yang satu tidak berhak memerintah kepala bagian
yang lainnya tetapi dalam melakukan pekerjaannya saling terhubung, artinya bahwa pekerjaan yang satu akan mempengaruhi pekerjaan yang lain.
Struktur organisasi PT. Mahogany Lestari dapat dilihat pada Gambar 2.1.
2.2.2. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab
Pembagian tugas pada PT. Mahogany Lestari dibagi menurut fungsi yang telah di tetapkan. Adapun tugas dan tanggung jawab serta wewenang di PT. Mahogany Lestari adalah sebagai berikut :
1. Direktur Utama
Merupakan pimpinan tertinggi perusahaan yang bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan operasional pabrik dan kelangsungannya serta pengembangan dari organisasi.
Adapun tugas Direktur adalah sebagai berikut :
a. Bertugas mengawasi kebijaksanaan dan tindakan setiap kepala bagian dan menjalin hubungan baik.
b. Melaksanakan kontrak-kontrak dengan pihak luar.
c. Mempunyai wewenang dalam merencanakan, mengarahkan dan menganalisa dan mengevaluasi serta menilai kegiatan-kegiatan yang berlangsung pada perusahaan.
2. Kepala Bagian Personalia
Kepala Personalia memiliki tanggung jawab mengelola kegiatan bagian personalia dan umum, mengatur kelancaran kegiatan ketenagakerjaan, hubungan industrial dan umum, serta menyelesaikan masalah yang timbul.
Direktur Utama Kabag. Personalia Satpam/ Umum Seksi Personalia Kabag. Produksi Seksi Proses Seksi Pengeleman Seksi Perakitan Kabag. Finishing Seksi QC Seksi Finishing Kabag.Pembelian Bahan Baku Seksi Persediaan Seksi Pembelian Kabag. Pemasaran Pemasaran Ekspor Kabag. Keuangan Kabag. Teknik Akuntansi Seksi Listrik Seksi Perawatan Mesin Kasir Kabag. Lap. & KD Seksi Lapangan Seksi KD Seksi Pengetaman& Pemotongan Keterangan: = Lini = Fungsional
Adapun tugas dari Kepala Bagian Personalia adalah sebagai berikut: a. Mengatur hal-hal yang berhubungan dengan pekerjaan karyawan
b. Mengadakan pengangkatan dan pemberhentian karyawan dan menyelesaikan konflik antara sesama karyawan antara atasan dan bawahan.
c. Membantu pimpinan dalam promosi dan mutasi karyawan
d. Melaporkan keadaan personalia dan kemudian bertanggung jawab kepada direktur utama.
3. Kepala Bagian Lapangan dan Kiln Dryer
Adapun tugas Kepala Bagian Lapangan dan Kiln Dryer adalah sebagai berikut: a. Mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan dan hasil kerja dari seksi
produksi.
b. Mengkoordinir dan mendelegasi tugas di lapangan pada seksi lapangan dan grader.
4. Kepala Bagian Produksi
Kepala Bagian Produksi memiliki tanggung jawab membantu memastikan kegiatan produksi berlangsung secara lancar dan efisien dalam memenuhi target produksi yang telah ditetapkan.
Adapun tugas Kepala Bagian Produksi adalah sebagai berikut :
a. Bertugas mengawasi semua kegiatan yang berlangsung di pabrik baik kegiatan produksi, pengendalian mutu maupun gudang.
b. Mengawasi dan mengevaluasi kegiatan produksi untuk mengetahui kekurangan dan penyimpangan sehingga dapat dilakukan perbaikan
c. Mempunyai wewenang untuk mengkoordinir dan mengarahkan setiap bagian bawahannya serta menentukan pembagian tugas bagi setiap bawahannya.
d. Menerima order dari bagian marketing dan mempunyai standar model, lalu dibuat dalam bentuk SPKP (Surat Perintah Kerja Produksi) kemudian disampaikan ke bagian bahan baku untuk melihat persediaan bahan baku yang ada.
5. Kepala Bagian Finishing
Adapun tugas Kepala Bagian Finishing adalah sebagai berikut : a. Bertugas mengawasi semua hasil produksi
b. Bertanggung jawab atas mutu proses di bagian finishing 6. Kepala Bagian Pembelian Bahan baku
Adapun tugas Kepala Bagian Pembelian Bahan Baku adalah sebagai berikut :
a. Bertugas menyediakan bahan baku yang diminta oleh bagian perencanaan sesuai dengan ukuran kebutuhan order.
7. Kepala Bagian Pemasaran
Adapun tugas Kepala Bagian Pemasaran adalah sebagai berikut :
a. Bertugas untuk melakukan analisis pasar, meneliti persaingan dan kemungkinan perubahan permintaan serta mengatur distribusi produksi. b. Mengidentifikasikan kebutuhan konsumen dan tingkat persaingan
c. Menentukan kebijaksanaan dan strategi pemasaran perusahaan yang mencakup jenis produk yang akan dipasarkan, harga pendistribusian dan promosi.
d. Bertanggung jawab atas segala yang berhubungan dengan pemasaran produk dalam perusahaan sampai ke konsumen.
8. Kepala Bagian Keuangan
Adapun tugas Kepala Bagian Keuangan adalah sebagai berikut : a. Bertugas merencanakan annual budget dan perkiraan penyaluran dana. b. Mempunyai wewenang dalam mengawasi penggunaan dana, barang dan
peralatan pada masing-masing departemen dalam perusahaan.
c. Bertanggung jawab atas semua hal yang berhubungan dengan administrasi dan keuangan perusahaan.
d. Mengkoordinir seksi pembukuan dan kasir 9. Kepala Bagian Teknik
Adapun tugas Kepala Bagian Teknik adalah sebagai berikut :
a. Mendelegasikan dan mengkoordinir tugas-tugas di bagian perawatan mesin dan listrik.
b. Bertanggung jawab atas tersedianya mesin, peralatan dan kebutuhan listrik demi kelancaran produksi.
10. Seksi Lapangan
Adapun tugas Seksi Lapangan adalah sebagai berikut : a. Menyusun bahan baku agar dapat dikeringkan secara merata
b. Mentransfer hasil pengeringan alami atau bahan yang belum dikerjakan namun sudah memenuhi syarat dimasukkan ke KD (Kiln Dryer)
c. Menyortir dan menentukan grade kayu atau bahan baku 11. Seksi KD (Kiln Dryer)
Adapun tugas Seksi KD adalah sebagai berikut :
a. Mengangkut atau mentransfer bahan baku untuk dikeringkan di ruangan KD sehingga kadar airnya 12%.
b. Memberikan hasil pengeringan kepada bagian pemotongan 12. Seksi Pemotongan dan Pengetaman
Adapun tugas Seksi Pemotongan dan Pengetaman adalah sebagai berikut : a. Bertugas menyortir bahan-bahan dan Kiln Dryer
b. Mengetam / blanking kasar 2 sisi
c. Memotong bahan yang diketam sesuai order
d. Menyortir ukuran yang dipotong-potong dan mengelem serta mengepres dengan manual dan mesin.
13. Seksi Proses
Adapun tugas Seksi Proses adalah sebagai berikut :
a. Bertugas mengawasi semua jalannya proses pembutan profil, pengeboran dan pemasangan dowel
14. Seksi Pengeleman
Adapun tugas Seksi Pengeleman adalah sebagai berikut :
15. Seksi Perakitan
Adapun tugas Seksi Perakitan adalah sebagai berikut :
a. Merakit komponen-komponen pintu dari proses moulding dan proses laminating kemudian diproses di mesin door press dan master shander. 16. Seksi Finishing
Adapun tugas Seksi Finishing adalah sebagai berikut : a. Merevisi atau memperbaiki pintu yang kerusakannya sedikit b. Memasang label
c. Pembungkusan dengan menggunakan plastik 17. Seksi Quality Control
Adapun tugas Seksi Quality Control adalah sebagai berikut : a. Memeriksa proses pengerjaan komponen pintu
b. Memeriksa mutu (grade) 18. Seksi Persediaan
Adapun tugas Seksi Persediaan adalah sebagai berikut :
a. Memeriksa persediaan material (control stock) sehingga pada saat diperlukan selalu tersedia
b. Mencatat jumlah persediaan material yang masuk dan keluar 19. Seksi Pembelian
Adapun tugas Seksi Pembelian adalah sebagai berikut :
a. Mencari calon penjual material yang diperlukan apabila kepala bagian menyatakan untuk membeli suatu material tertentu.
c. Melakukan negosiasi harga material dan meminta persetujuan kepala bagian pembelian bahan baku.
20. Seksi Perawatan Mesin
Adapun tugas Seksi Perawatan Mesin adalah sebagai berikut :
a. Melakukan pengecekan dan mencatat keadaan mesin/perawatan secara berkala (rutin) atau pada saat-saat diperlukan dan melaporkannya kepada kepala bagian teknik.
b. Melakukan perawatan dan perbaikan secara berkala atau saat-saat yang diperlukan.
c. Membuat mata pisau untuk mesin-mesin sesuai dengan bentuk-bentuk kayu yang akan dibuat sesuai order.
21. Seksi Listrik
Adapun tugas Seksi Listrik adalah sebagai berikut :
a. Bertugas melakukan pemeriksaan kebutuhan listrik secara berkala yang dipakai untuk produksi.
22. Seksi Ekspor
Adapun tugas Seksi Ekspor adalah sebagai berikut :
a. Bertugas melakukan koordinasi penjualan langsung dengan konsumen 23. Akuntansi
Adapun tugas bagian Akuntansi adalah sebagai berikut :
a. Bertugas membantu Kepala Bagian Keuangan dalam hal kegiatan administrasi dan keuangan
24. Seksi Personalia
Adapun tugas Seksi Personalia adalah sebagai berikut :
a. Bertugas mencetak daftar absensi yang ditujukan dalam time recorder card untuk menentukan jumlah jam kerja biasa dan jam kerja lembur serta mencatatnya dalam slip gaji.
25. Kasir
Adapun tugas Kasir adalah sebagai berikut :
a. Memberikan secara langsung upah atau gaji karyawan yang telah ditetapkan oleh atasan.
b. Mencairkan kwitansi dan mencatat kwitansi yang telah disetujui oleh atasan.
26. Satpam
Adapun tugas Satpam adalah sebagai berikut :
a. Melakukan tugas-tugas yang berhubungan dengan keamanan dan kebersihan.
b. Melakukan hal-hal yang berhubungan dengan izin-izin untuk perusahaan. c. Melakukan tugas-tugas yang berhubungan dengan transportasi.
2.2.3. Tenaga Kerja dan Jam Kerja
Tenaga kerja pada PT. Mahogany terdiri atas tenaga kerja tetap dan tenaga kerja harian. Tenaga kerja tetap terdiri dari staff dan kepala seksi, sedangkan tenaga kerja harian biasanya bekerja pada bagian produksi. Tenaga kerja harian
jumlah dan hari kerjanya tidak tetap karena tergantung kepada banyaknya pekerjaan yang akan dikerjakan.
Agar perusahaan dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai maka diperlukan peraturan jam kerja yang baik pula. Sesuai dengan ketentuan peraturan Departemen Tenaga Kerja bahwa kerja seorang karyawan adalah 40 jam/minggu selebihnya diperkirakan sebagai lembur. Jam kerja untuk tenaga kerja setiap hari adalah sebagai berikut :
1. Karyawan Kantor (Tenaga Kerja Tidak Langsung)
Tabel 2.1. Sistem Pembagian Jam Kerja Karyawan Administrasi Kantor
Hari Jam Kerja Keterangan
Senin - Kamis 08.00 – 12.00 WIB Bekerja 12.00 – 13.00 WIB Istirahat 13.00 – 16.00 WIB Bekerja Jumat 08.00 – 12.00 WIB Bekerja 12.00 – 13.30 WIB Istirahat 13.30 – 16.00 WIB Bekerja
Sabtu 08.00 – 13.00 WIB Bekerja
Sumber : Bagian Personalia PT. Mahogany Lestari 2. Karyawan Bagian Produksi
Karyawan ini mulai bekerja pukul 08.00-16.00 WIB dan istirahat pukul 12.00-13.00 WIB (Senin-Kamis), Jumat jam istirahat pukul 12.00-13.30, Sabtu hanya bekerja 5 jam mulai (08.00-13.00).
3. Satuan Keamanan
Tabel 2.2. Sistem Pembagian Jam Kerja Karyawan Bagian Keamanan
Shift Jam Kerja
I 07.00 - 19.00 WIB
II 19.00 - 07.00 WIB
2.2.4. Sistem Pengupahan, Fasilitas dan Jaminan Sosial
Adapun sistem pengupahan yang ada pada PT. Mahogany Lestari diatur berdasarkan status karyawan, yakni karyawan harian, bulanan dan borongan. Dimana upah pada dasarnya ditetapkan berdasarkan jabatan, keahlian, kecakapan, prestasi kerja, dan sebagainya dari karyawan yang bersangkutan. Pajak atas upah menjadi tanggung jawab masing-masing karyawan. Pengupahan pada perusahaan ini terdiri atas :
a. Upah pokok b. Insentif
c. Tunjangan makan
Bagi karyawan yang melakukan kerja lembur dan mendapatkan tambahan yang dihitung berdasarkan tarif lembur (TUL).
Disamping upah pokok yang diterima karyawan, perusahaan memberikan jaminan sosial dan tunjangan kepada karyawan. Adapun tunjangan yang diberikan antara lain :
a. Tunjangan Hari Raya dan Tahun Baru b. Biaya pengobatan
c. Tanggungan kecelakaan kerja d. Tunjangan kemalangan, dll.
Apabila karyawan sakit dan dapat dibuktikan dengan surat keterangan dokter, maka upahnya akan dibayar. Apabila sakit dalam jangka waktu yang lama dan dapat dibuktikan dengan surat keterangan dokter, maka upahnya dibayar sesuai dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Tiga bulan pertama dibayar sebesar 100% b. Tiga bulan kedua dibayar sebesar 75% c. Tiga bulan ketiga dibayar sebesar 50% d. Tiga bulan keempat dibayar sebesar 25%
Dan apabila setelah lewat 12 bulan ternyata karyawan yang bersangkutan belum mampu untuk bekerja kembali, maka perusahaan dapat memutuskan hubungan kerja yang dilaksanakan sesuai dengan prosedur UU No. 12/1964.
Usaha-usaha lain yang dilakukan PT. Mahogany Lestari untuk meningkatkan kesejahteraan karyawan seperti :
a. Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK) b. hak cuti.
2.3. Proses Produksi 2.3.1. Bahan Baku
Bahan baku adalah bahan yang digunakan sebagai bahan utama dalam suatu proses produksi, dimana sifat dan bentuknya akan mengalami perubahan fisik maupun kimia yang langsung ikut didalam proses produksi sampai dihasilkannya barang jadi.
Adapun bahan baku yang digunakan untuk produk pintu dan kusen adalah kayu setengah jadi atau kayu belahan. Bahan baku PT. Mahogany Lestari saat ini menggunakan jenis kayu durian. Sumber bahan baku utama produksi PT.
2.3.2. Bahan Tambahan
Bahan tambahan adalah bahan yang ditambahkan ke dalam produksi sehingga dapat meningkatkan mutu dan kualitas secara lebih baik.
Adapun bahan tambahan dan fungsinya adalah : a. Label
Label digunakan untuk menunjukkan spesifikasi dari produk yang akan dikirim.
b. Karton Pengaman Siku
Karton ini digunakan untuk melindungi produk dari goresan pada sisi daun pintu saat pengiriman.
c. Plat Baja/Plat Plastik
Digunakan untuk mengikat bundelan daun pintu yang telah dibungkus plastik. d. Plastik
Plastik ini digunakan untuk membungkus daun pintu yang telah selesai dirakit.
e. Lem Syntheco
Lem ini digunakan sebagai bahan perekat antara komponen-komponen profil untuk penyambung rail, mullion dan style dengan menggunakan dowel. f. Tepung Dempul
Tepung dempul digunakan untuk menutupi sambungan dari kayu supaya produk yang terbentuk kelihatannya satu bagian. Untuk pemakaian tepung dempul biasanya dicampur dengan air sebelum digunakan.
Bahan penolong adalah bahan-bahan yang dapat menunjang proses produksi yang tidak nampak pada produk akhir. Bahan penolong yang digunakan adalah kertas ampelas, kertas ini digunakan untuk menghaluskan permukaan kayu dari produk yang dihasilkan dengan tujuan supaya mutu produk lebih baik.
2.3.4. Tingkatan Mutu Bahan Baku dan Produk
Pembagian tingkatan mutu ini adalah berdasarkan cacat kayu atau produk yang dilihat dari warna, keretakan, lubang, perenggangan dan ukuran komponen-komponen yang akan digunakan walaupun pada dasarnya tingkatan mutu pada bahan baku dan produk adalah sama.
Warna yang tidak baik atau adanya noda-noda disebabkan oleh jamur. Untuk mencegahnya dilakukan pengeringan secara cepat sehingga persentase air harus secepatnya diturunkan 20%. Pengeringan seperti ini sukar dilakukan secara alami karena proses pengeringan lambat. Jadi diperlukan pengeringan yang lebih cepat yang dapat dilakukan dengan alat pengering (kiln dryer).
Pecah-pecah dan celah-celah juga mengurangi mutu kayu. Pecah dan celah ada 3 jenis yaitu :
a. Pecah pada muka kayu
Pecah pada muka kayu ini terjadi karena permukaan kayu gergajian mengering lebih cepat daripada bagian dalamnya. Permukaan kayu menyusut sedangkan bagian dalam tetap berada pada keadaan normal. Serat-serat kayu dipaksa meregang oleh renggangan yang tidak merata dipermukaan.
Hal ini karena cara pengeringan yang kurang baik. Ada kalanya gergajian akan mengering tapi menunjukkan perubahan lebar pada permukaan kayu.
d. Pecah di bagian ujung
Yaitu pecah pada permukaan kayu yang dikeringkan secara alami.
Lubang kayu adalah cacat kayu yang disebabkan oleh serangga-serangga kayu. Lubang paling banyak terjadi adalah lubang jarum yang ukurannya sangat kecil namun sangat berpengaruh sekali pada mutu kayu.
Cacat lain yang juga mempengaruhi mutu kayu adalah mata kayu. Mata kayu timbul pada dahan-dahan bersambung pada batang pohon.
Ada beberapa jenis mutu produk daun pintu, antara lain : 1. Grade A dengan ciri-ciri sebagai berikut :
a. Pin hole (lubang jarum)
Pada Grade A tidak diizinkan adanya Pin hole. Artinya kondisi kayu harus benar-benar baik.
b. Shot hole (lubang korek)
Shot hole (lubang korek) juga tidak diperbolehkan. c. Colour Matching
Colour matching harus bagus, diupayakan sewarna pada 1 pintu. d. Konstruksi pintu tidak diperbolehkan renggang.
e. Tidak diperbolehkan terdapatnya sap wood (gubal) f. Jenis kayu harus sesuai dengan kontrak.
g. Moisture Content (MC) harus sesuai dengan kontrak. h. Compression failure (patah tebu) tidak boleh.
i. Any unsound defect (setiap cacat unsound) tidak diperbolehkan seperti pecah dalam, retak memanjang, mata kayu mati dan lain-lain.
j. Decay (busuk) tidak diperbolehkan 2. Grade B
a. Pin Hole (lubang jarum)
Lubang jarum untuk 1 pintu maksimum 3 buah dan tidak boleh menumpuk pada satu tempat. Pin Hole ini harus didempul dengan baik sehingga warna dempulan sama dengan warna kayu.
b. Shot Hole (lubang korek)
Banyaknya maksimum 3 buah untuk 1 pintu dan harus disisip dengan kayu sehingga warna sama dengan warna kayu
c. Colour Matching
Colour Matching harus bagus diusahakan satu warna dengan pintu. d. Konstruksi pintu tidak diperbolehkan renggang
e. Sap Wood (glubal) yang terang (tidak mati warna) maksimum 20% dari lebar komponen
f. Jenis kayu harus sesuai dengan kontrak
g. Moisture Content (MC) harus sesuai dengan kontak h. Compression Failure (patah tebu) tidak boleh
i. Any unsound defect (setiap cacat unsound) tidak diperbolehkan, seperti: pecah dalam (honey combing), retak memanjang, mata kayu mati dan lain-lain. j. Decay (busuk) tidak diperbolehkan
3. Grade C
a. Pin Hole (lubang jarum)
Pin hole yang terdapat pada satu pintu maksimum 50 buah dan tidak boleh menumpuk pada satu tempat. Pin hole ini harus didempul dengan baik sehingga warna dempulan sama dengan warna kayu
b. Shot Hole (lubang korek)
Maksimum 30 buah untuk 1 pintu dan harus disisip dengan kayu sehingga warna sama dengan warna kayu
c. Colour Matching
Colour matching boleh mendekati (little match), diupayakan sewarna pada 1 pintu.
d. Konstruksi pintu tidak diperbolehkan renggang
e. Sap Wood yang terang (tidak mati warna) maksimum 50% dari lebar komponen, biru, dan hitam diperbolehkan
f. Jenis kayu harus sesuai dengan kontrak
g. Moisture Content (MC) harus sesuai dengan kontak h. Compression Failure (patah tebu) tidak boleh
i. Any unsound defect (setiap cacat unsound) tidak diperbolehkan, seperti: pecah dalam (honey combing), retak memanjang, mata kayu mati dan lain-lain. j. Decay (busuk) tidak diperbolehkan
Saat ini, produk daun pintu yang diproduksi oleh PT. Mahogany Lestari adalah produk dengan grade C.
2.3.5. Uraian Proses Produksi
Produk yang diproduksi oleh PT. Mahogany Lestari adalah daun pintu, dan door jamb yang biasanya disebut dengan kusen. Namun yang menjadi produk utama adalah pintu. Pintu yang diproduksi mempunyai model-model yang beragam. Model pintu yang sering menjadi permintaan konsumen adalah model Colonial 8P, Pattern 10, Colonial 4P, Colonial 10P, dan Napoleon 6P.
Proses pembuatan daun pintu dan kusen hampir sama, hanya saja untuk kusen tidak melewati proses pemboran dan juga perakitan.
Untuk menggambarkan uraian proses produksi daun pintu, disini diambil contoh model Napoleon 6P yang dianggap dapat memberikan gambaran proses produksi model daun pintu lainnya. Gambar daun pintu dapat dilihat pada Gambar 2.2. dibawah ini.
Keterangan untuk setiap komponen-komponen daun pintu tersebut adalah sebagai berikut:
1. Style adalah bingkai yang paling luar dari sebuah pintu sebelah kiri dan kanan. Pada sebuah pintu terdapat 2 buah style yang masing-masing beralur dan sudah dibor pada kedua ujungnya sebagai tempat pasak yang disebut dowel.
ST ST TR BR MR MR M M M P P P P P P
Gambar 2.2. Pintu Jenis Napoleon 6P
2. Rail (pen) adalah balok beralur yang dipasang pada bagian atas (TR), tengah (MR) dan bawah (BR) dari sebuah pintu. Komponen ini berfungsi untuk menghubungkan panel-panel pintu. Pada sebuah pintu model Napoleon 6P terdapat 3 jenis rail.
3. Mullion adalah balok beralur pada kedua sisinya yang berfungsi sebagai penyangga rail dengan menghubungkan panel kiri dengan kanan. Pada sebuah daun pintu model Napoleon 6P terdapat 3 buah mullion dengan panjang yang sesuai dengan panjang panelnya.
4. Panel adalah lembaran kayu berbentuk segi empat yang telah diberi profil bentuk sudut. Pada sebuah daun pintu Napoleon 6P ini terdapat 3 pasang
Proses pembuatan dari daun pintu dan kusen dapat dilihat dari block diagram pada Gambar 2.3 dan Gambar 2.4 berikut.
Laminating Pemotongan Bersih Pengeringan Rolling Cutting Blanking Moulding Packing Pembuatan Profil Pengeboran Assembly Finishing
Pemotongan Bersih Pengeringan Rolling Cutting Blanking Moulding Pembuatan Profil Finishing Packing
Gambar 2.4. Block Diagram Pembuatan Kusen 1. Pengeringan
Pengeringan merupakan tahap awal yang dilakukan pada proses produksi kayu menjadi barang jadi menjadi pintu ataupun kusen. Tujuan proses pengeringan dalam pengolahan kayu adalah sebagai berikut:
a. Memperkecil kadar air pada kayu menjadi 11-12%
b. Mencegah serangan jamur dan serangga-serangga pengerek kayu
PT. Mahogany Lestari melakukan 2 jenis pengeringan yaitu pengeringan secara alami di lapangan dan pengeringan dalam tungku-tungku pengeringan. Pengeringan alami memang lambat dan tergantung udara sekitar yang dipanaskan oleh matahari juga sirkulasi udara di sekeliling dan di sel-sel susunan kayu. Namun pengeringan di lapangan ini sangat perlu karena selain murah biayanya, penguapan air yang terjadi tidak terlalu cepat sehingga penyusutan yang tiba-tiba dan tidak merata tidak terjadi. Pengeringan di lapangan dilakukan selama ± 3 hari. Apabila mutu kayu ada yang tidak sesuai atau rusak yang disebut dengan mutu afkir (lokal) maka kayu tersebut disusun tersendiri untuk menunggu pelelangan atau penjualan langsung dengan menegosiasikan harganya. Setelah 3 hari kayu kemudian diangkut ke KD dengan forklift untuk pengeringan lebih lanjut. Proses pengeringan alami ini berlangsung selama ± 3 hari dan mampu mengurangi kadar air samapi sekitar 30%-50%. Setelah itu, kayu-kayu kemudian dibawa ke Kiln Dryer (KD) untuk proses pengeringan lebih lanjut dengan tujuan mengurangi kadar air sampai 12%. Kiln Dryer (KD) berjumlah 8 kamar dengan ukuran tiap kamar ± 80 m3. Proses pengeringan yang dilakukan di Kiln Dryer ± 20 hari. Selain untuk mengurangi kadar air, di KD juga dilakukan pemberian anti rayap.
Untuk mengukur kadar air digunakan alat ukur jenis tokok yang bentuknya seperti jarum suntik yang dimasukkan ke kayu sehingga kadar air dapat diketahui. Kayu hasil pengeringan di KD kemudian diangkut ke bagian Blanking untuk proses selanjutnya.
2. Blanking (Pengetaman awal)
Bahan kayu yang dari KD dibawa ke penumpukan sementara menunggu untuk diketam. Pada bagian blanking ini, pengetaman hanya dilakukan pada dua sisi saja yaitu sisi atas dan sisi bawah. Mesin yang digunakan pada proses ini adalah Blanking Planner. Pengetaman awal ini bertujuan untuk melihat mutu (grade) dari bahan kayu. Dalam pemilihan grade ini ada istilah yang disebut dengan jatuh grade yang terjadi apabila grade yang dinyatakan semula tidak sesuai atau turun grade. Kayu-kayu hasil pengetaman awal ini disusun menjadi dua bagian yaitu disatu sisi merupakan kayu yang memenuhi syarat-syarat grade
dan di sisi lain adalah kayu yang jatuh grade. Bahan kayu hasil pengetaman awal ini kemudian dibawa ke bagian Cutting.
3. Cutting
Selanjutnya bahan-bahan kayu yang telah diketam masuk ke proses pemotongan. Pada bagian ini bahan-bahan kayu dipotong menjadi komponen-komponen pintu dan kusen dengan ukuran yang dilebihkan sebanyak 2cm-3cm per komponen. Proses cutting ini menggunakan mesin Under Cut.
4. Rolling
Setelah bahan kayu dipotong kasar, kemudian bahan kayu dibawa ke bagian rolling. Proses rolling ini memakai mesin jointer yang mana berguna untuk meluruskan kayu-kayu yang bengkok.
5. Laminating
Proses laminating ini dilakukan untuk panel ataupun untuk komponen-komponen yang lebarnya kurang dari bahan baku. Dalam proses ini kayu yang
telah dipotong dan diluruskan digabungkan dan dilakukan proses penyambungan yang disebut dengan laminating. Peralatan yang digunakan adalah hot press. Pada proses ini kayu yang digabungkan adalah kayu yang grade dan warnanya adalah sama sehingga tidak mengurangi mutu kayu tersebut.
6. Pemotongan Bersih
Pada bagian ini, kayu dipotong sesuai ukurannya, panjang maupun lebarnya sudah disesuaikan dengan spesifikasi produk yang ditetapkan untuk diproduksi. Kemudian dari bagian ini, bahan kayu dibawa ke bagian moulding
untuk proses selanjutnya. 7. Moulding
Pada bagian ini, kayu diketam pada keempat permukaan sisinya. Hal ini untuk mencegah adanya permukaan yang tidak rata akibat pemotongan pada kayu. Namun proses pengetaman pada moulding ini berbeda dengan pengetaman awal pada Blanking, selain menggunakan mesin yang berbeda juga mempunyai tujuan yang berbeda, pengetaman awal hanya bertujuan untuk menghaluskan dua sisi permukaan saja sedangkan pada moulding ini bertujuan untuk menghaluskan keempat sisinya.
8. Pembuatan Profil
Pembuatan profil ini hanya pada komponen kusen dan daun pintu Pembuatan profil ada dua yaitu pembuatan profil panjang dengan menggunakan mesin Shaper dan profil pendek dengan menggunakan mesin Double End.
9. Pengeboran
Pada proses pengeboran komponen-komponen yang dikerjakan adalah ST, TR, MR, BR, dan M. Pengeboran pada ST menggunakan mesin Six Bor atau biasa disebut dengan bor 6 kepala, sedangkan pada komponen-komponen lain pengeboran dilakukan dengan menggunakan mesin Double Bor atau bor 2 kepala dan Single Bor yang biasa disebut dengan bor 1 kepala.
10. Assembly (Perakitan)
Komponen-komponen MR, M, BR, panel, dan dowel dirakit secara manual. Setelah itu dilanjutkan dengan penyatuan komponen-komponen diatas dengan ST dan TR dengan menggunakan mesin Door Press.
11. Shanding
Pada proses finishing dilakukan penghalusan terhadap permukaan pintu dengan menggunakan mesin Shanding. Selain itu juga dilakukan pembersihan abu dengan menggunakan air gun.
12. Finishing Manual
Finishing ini dilakukan dengan pendempulan bagian yang kasar atau untuk menutupi lubang-lubang kecil yang ada dipermukaan pintu.
13. Pengepakan
Proses pengepakan diawali pemberian label dan karton pengaman, kemudian penyatuan pintu ke dalam satu bundelan (10 pintu) lalu pemberian plastik yang dibungkus secara manual.
2.3.6. Mesin ,Peralatan dan Sarana Pendukung Produksi 2.3.6.1. Mesin dan Peralatan
Adapun mesin-mesin dan peralatan yang digunakan dalam kegiatan produksi pada PT. Mahogany Lestari antara lain:
1. Blanking Planner
Merek : Wellsaw
Dimensi : 950 mm x 830 mm x 1230 mm Lebar maksimum ketam : 500 mm
Tebal maksimum ketam : 200 mm Tebal minimum ketam : 8 mm Panjang minimum ketam : 220 mm Jumlah pisau : 4
Berat : 476 kg
Jumlah : 3 unit
Fungsi : Mengetam kedua sisi komponen pintu 2. Under Cut
Merek : Forester-900
Dimensi : 1020 mm x 180 m x 90 mm Kecepatan putar : 4700 rpm
Diameter pisau maximum : 200 mm
Berat : 77 kg
Jumlah : 4 unit
3. Radial Arm Saw
Merek : Scromab-Italy
Dimensi : 1110 mm x 1000 mm x 1665 mm Kecepatan putar pisau : 2840 rpm
Jangkauan maksimum : 620 mm
Berat : 220 kg
Jumlah : 3 unit
Fungsi : Memotong komponen pintu sesuai ukuran 4. Rip Saw
Merek : Kuang Yung
Dimensi : 1669 mm x 1045 mm x 1356 mm Panjang minimum : 200 mm
Ketebalan : 10-85 mm
Berat : 924 kg
Jumlah : 4 unit
Fungsi : Membelah komponen pintu 5. Spinder Moulder Merek : CMP-523 Dimensi : 3200 mm x 1520 mm x 1542 mm Lebar maksimum : 160 mm Lebar minimum : 25 mm Tebal maksimum : 100 mm Tebal minimum : 10 mm
Panjang meja depan : 1475 mm
Berat : 2125 kg
Jumlah : 3 unit
Fungsi : Mengetam komponen di empat sisi 6. Shaper Panel Merek : ABE-CN Ukuran Meja : 480 mm x 690 mm Daya : 5 Hp Voltase : 380 V Jumlah : 2 unit
Fungsi : Membuat profil pada panel 7. Shaper komponen Merek : ABE-CN Ukuran meja : 900 mm x 700 mm Dimensi : 900 mm x 700 mm x 995 mm Daya : 5 Hp Voltase : 380 V Jumlah : 3 unit
Fungsi : Membuat profil pada panel 8. Double End
Merek : Thai Chan Taiwan
Daya : 5 Hp
Jumlah : 1 unit
Fungsi : Membuat profil pendek pada komponen 9. Six Head Bor
Merek : Champ Fond
Daya : 1 Hp
Voltase : 220 V
Jumlah mata bor : 6 unit
Dimensi : 700 mm x 1005 mm x 950 mm
Jumlah : 1 unit
Fungsi : membuat lubang pada komponen ST 10.One head bor
Merek : Kin Kong
Daya : 1 Hp
Voltase : 220 V
Jumlah mata bor : 1 unit
Dimensi : 576 mm x 520 mm x 876 mm
Berat : 98 kg
Jumlah : 1 unit
Fungsi : Membuat lubang di sisi komponen 11.Double head bor
Merek : Thai Chan Taiwan
Daya : 1 Hp
Jumlah mata bor : 2 unit
Jumlah : 1 unit
Fungsi : Membuat lubang di sisi komponen 12.Door Press Merek : CMP-523 Daya : 1,5 KW Voltase : 220 V Dimensi : 200 cm x 210 mm x 100 cm Jumlah : 2 unit
Fungsi : Perakitan daun pintu 13.Automatic Round Dowell Machine
Merek : LCS
Daya : 3 Hp
Voltase : 380 V
Dimensi : 56 cm x 41 cm x 25 cm
Jumlah : 2 unit
Fungsi : Membuat dowell
14.Master Shander Merek : SbF Daya : 9,4 HP Voltase : 220 V Dimensi : 3860 mm x 1530 mm x 1430 mm Berat : 300 kg
Jumlah : 2 unit
Fungsi : Menghaluskan permukaan pintu 15.Rolling Machine Merek : ABE-CN Dimensi : 710 mm x 570 mm x 560 mm Daya : 9,4 HP Voltase : 220 V Jumlah : 4 unit
Fungsi : Untuk meluruskan kayu 16.Band Saw
Merek : Kuang Yung
Kedalaman potong : 155 mm Lebar pemotongan : 300 mm Panjang pisau : 2085 mm Ukuran meja : 355 mm x 355 mm Berat : 68 kg Jumlah : 1 unit
Fungsi : Membentuk panel
17.Hot Press
Jumlah : 5 unit
Dimensi : 2950 mm x 2715 m x 550 mm Fungsi : Mengelem komponen produk
18.Meja pendempulan
Jumlah : 35 unit
Fungsi : Untuk pendempulan pintu
2.3.6.2. Sarana Pendukung Kegiatan Produksi PT. Mahogany Lestari
Adapun spesifikasi sarana pendukung yang digunakan dalam kegiatan produksi pada PT. Mahogany Lestari dapat dilihat pada Tabel 2.3.
Tabel 2.3. Spesifikasi Sarana Pendukung Kegiatan Produksi
No Keterangan Merk Tipe Daya Kapasitas
Pengangkutan
Tinggi
Pengangkutan Ukuran Fungsi
1 Forklift Nissan CPCD 3000kg 3000mm 3765 x 2090 mm Mengangkut bahan baku 2 Hand Lift 600 x 1600x 1000 mm Mengangkut bahan baku 3 Listrik (PLN) 600 KVA Sumber Arus Listrik 4 Generator Set Dongwa DW7000DX 690 KW 680 x 510 x 590 mm Sebagai pembangkit listrik
5 Air Gun Membersihkan
debu Sumber : PT. Mahogany Lestari
2.3.7. Pemeliharaan dan Perawatan Mesin
Perawatan merupakan kegiatan yang diarahkan pada tujuan untuk menghindari breakdown (kerusakan) yang tidak terencana dan mencegah kegagalan fungsi suatu alat produksi.
Pelaksanaan perawatan terhadap mesin-mesin dan peralatan yang ada dilakukan pada suatu periode waktu tertentu dan teratur sesuai dengan yang dijadwalkan. Reparasi akan dilakukan bila ditemukan kerusakan selama pemeriksaan. Tindakan-tindakan preventif dari kerusakan dilakukan dengan
harapan mesin-mesin dan peralatan akan lebih terjamin kondisi kemampuan kerjanya serta menghindari terjadinya pembongkaran secara besar-besaran terhadap mesin dan peralatan tersebut. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan tindakan pemeliharaan dan perawatan operasional yang dilakukan secara kontinyu, sementara pengecekan terhadap kondisi mesin dilakukan secara berkala.
Pemeliharaan pada mesin dilakukan dengan cara sebagai berikut: 1. Perbaikan Langsung
Hal ini dilakukan bila terdapat kerusakan pada proses produksi. Di sini pihak
maintenance dari bengkel pabrik langsung memperbaiki mesin tersebut supaya proses produksi dapat berjalan kembali.
2. Pemeliharaan Terencana Pemeliharaan ini meliputi:
a. Pemeriksaan yaitu pemeriksaan terhadap peralatan produksi yang dilakukan satu kali dalam seminggu, jika ditemui kerusakan/kelainan dilakukan perbaikan.
b. Pemeliharaan, yaitu membersihkan mesin-mesin setelah selesai beroperasi dari kotoran-kotoran seperti serbuk-serbuk kayu
c. Pelumasan, yaitu memberi minyak pelumas pada mesin berdasarkan jadwal pelumasan, cara-cara pelumasan dan jenis minyak pelumas yang sudah ditentukan menurut petunjuk-petunjuk dari mesin dengan tujuan memelihara komponen-komponen mesin dan memperlancar kerja mesin.